PLURALITAS MASYARAKAT INDONESIA
OLEH :
1. Amira Inas Wibowo
(02)
2. Ni Ketut Ayu Putri Premayanti
(08)
3. I Putu Mas Esa Mahendra
(19)
4. I Made Surya Anahata Putra
(23)
5. Ni Ketut Arista Ameliasari
(25)
Tahun Ajaran 2017/2018
“Pluralitas Masyarakat Indonesia” 1. Pengertian Pluralitas Masyarakat Indonesia
Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang religius. Beberapa agama dan kepercayaan dapat ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Indonesia juga memiliki banyak suku bangsa. Itulah sebabnya Indonesia kaya dengan budaya atau adat isitiadat. Kondisi geografis dan sosial Indonesia juga memengaruhi berbagai kegiatan ekonomi masyarakat. Karena itu dapat ditemukan berbagai pekerjaan masyarakat Indonesia di berbagai tempat. Kekayaan dan keanekaragaman masyarakat Indonesia baik suku, agama, ras, pekerjaan dan lain-lain menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia itu bersifat plural. Kata “plural” berasal dari Bahasa Inggris yang artinya “jamak”, sedangkan “pluralitas” berarti “kemajemukan”. Pluralitas masyarakat Indonesia memiliki arti yang sama dengan kemajemukan masyarakat Indonesia. Selain istilah pluralitas, istilah lain yang berhubungan dengan keragaman, yakni multikultural. multikultural berasal dari kata multi yang berarti banyak (lebih dari dua) dan culture yang berarti kebudayaan. Masyarakat multikultural adalalah masyarakat yang memiliki banyak (lebih dari dua) kebudayaan. Masyarakat multikultural tersusun atas berbagai budaya yang menjadi sumber nilai bagi terpeliharanya kestabilan kehidupan masyarakat pendukungnya. Keragaman budaya tersebut
berfungsi
untuk
mempertahankan
identitas
dan
integrasi
sosial
masyarakatnya. 2. Perbedaan Agama
Masyarakat Indonesia menganut berbagai agama. Terdapat enam agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia, yakni Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, Konghuchu. Meskipun terdapat perbedaan agama kita hendaknya saling menghargai dan menghormati antar pemeluknya. A. Agama Islam
Terdapat tiga teori mengenai proses masuknya agama Islam ke Indonesia. Yaitu teori Mekkah, Persia dan Gujarat. Menurut teori Mekkah, Islam dibawa ke Indonesia sekitar abad ke-7 oleh para pedagang arab. Berdasarkan teori ini, bukti yang mendukung adalah adanya permukiman Islam tahun 674 masehi di Baros, pantai sebelah barat Sumatera. Adapun
menurut teori Persia, Islam dibawa masuk ke Indonesia oleh orang-orang Persia sekitar abad 13. Menurut teori Gujarat, Islam dibawa ke Indonesia oleh pedagang Islam Gujarat, India, sekitar abad 13. Berdasarkan teori ini, buktinya adalah batu nisan Sultan Malik al-Shaleh (sultan Samudra Pasai) yang bercorak Gujarat dan tulisan Marcopolo yang menyatakan bahwa ia mendapati banyak penduduk di Perlak (Peureula), Aceh Timur, yang beragama Islam serta peran pedagang India dalam penyebaran agama tersebut. Pemeluk agama Islam pada tahun 2010 tercatat sebanyak 207,2 juta jiwa atau 87,2% dari seluruh penduduk Indonesia. Banyaknya agama Islam di Indonesia tidak lepas dari keberadaan kerajaan-kerajaan islam terdahulu. Adapun sejumlah hari besar yang dimiliki oleh umat islam yakni :
Idulfitri Dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal. Hari raya ini merupakan hari kemenangan bagi umat Islam setelah sebulan penuh puasa pada bulan Ramadan.
Iduladha Dilaksanakan pada tanggal 10 Zulhijah. Umat islam di Mekkah melaksanakan ibadah haji. Sementara itu, bagi yang tidak dapat melakukan dapat melakukan salat Iduladha dan penyembelihan hewan kurban.
Tahun baru Islam pada tanggal 1 Muharam
Isra Mi’raj Dilaksanakan pada tanggal 27 Rajab untuk memperingati perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsho sampai ke Sidratil Muntaha.
Maulid Nabi Dilaksanakan pada tanggal 12 Rabiul Awal untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Hari kelahiran ini diperingati agar umat Islam mempelajari kisah hidup Nabi Muhammad SAW.
B. Agama Hindu
Menurut catatan sejarah, agama Hindu sudah masuk ke Indonesia sejak sebelum abad ke- 5 masehi. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya prasasti
Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Agama Hindu berasal dari India. Terdapat 4 teori mengenai masuknya agama Hindu ke Indonesia, yaitu teori Brahmana, Ksatria, Waisya dan Arus Balik.
Teori Brahmana Teori ini diungkap oleh Jc.Van Leur. Dia mengatakan bahwa kebudayaan Hindu India yang menyebar ke Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana. Pendapatnya itu didasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak HinduBudha di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Karena hanya golongan Brahmanalah yang menguasai bahasa dan huruf itu maka sangat jelas di sini adanya peran Brahmana.
Teori Ksatria Ada tiga pendapat mengenai proses penyebaran kebudayaan Hindu yang dilakukan oleh golongan ksatria, yaitu: i.
C. C. Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria yang turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Para ksatria India ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang diberikan oleh para ksatria ini sedikit banyak membantu kemenangan bagi salah satu kelompok atau suku di Indonesia yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di antara mereka yang kemudian dinikahkan dengan salah satu putri dari kepala suku atau kelompok yang dibantunya. Dari perkawinannya itu, para ksatria dengan mudah menyebarkan tradisi Hindu kepada keluarga yang dinikahinya tadi. Selanjutnya berkembanglah tradisi Hindu dalam kerajaan di Indonesia.
ii.
Sama seperti yang diungkap oleh C. C. Berg, Mookerji juga mengatakan bahwa golongan ksatria dari Inilah yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia. Para Ksatria ini selanjutnya membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.
iii.
J.L. Moens mencoba menghubungkan proses terbentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia pada awal abad ke-5 dengan situasi yang terjadi di India pada abad yang sama. Ternyata sekitar abad ke-5, ada di antara para keluarga kerajaan di India Selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu kerajaannya mengalami kehancuran. Mereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.
Teori Waisya Teori Waisya dikemukan oleh NJ. Krom. Ia menyebutkan bahwa proses masuknya kebudayaan Hindu dibawa oleh pedagang India. Para pedagang India yang berdagang di Indonesia menyesuaikan dengan angin musim. Sambil menunggu perubahan arah angin, mereka dalam waktu tertentu menetap di Indonesia. Selama para pedagang India tersebut menetap di Indonesia, memungkinkan terjadinya perkawinan dengan perempuan- perempuan pribumi. Menurut NJ. krom, mulai dari sini pengaruh kebudayaan India menyebar dan menyerap dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Teori Arus Balik Pendapat ini menjelaskan peran aktif dari orang-orang Indonesia yang mengembangkan kebudayaan Hindu di Indonesia. Pendapat mengenai keaktifan orang-orang Indonesia ini diungkap oleh F.D.K Bosch yang dikenal dengan Teori Arus Balik. Teori ini menyebutkan bahwa banyak pemuda Indonesia yang belajar agama Hindu ke India. Setelah memperoleh ilmu yang banyak, mereka kembali ke Indonesia untuk menyebarkannya. Agama Hindu menyebar ke berbagai wilayah Indonesia, antara lain
Jawa, Sulawesi, Bali dan NTT. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, pemeluk agama Hindu sejumlah 4 juta jiwa atau kurang lebih1,7% dari seluruh penduduk Indonesia. Hari besar umat Hindu antara lain :
Nyepi Dirayakan setiap tahun baru Saka (tahun baru Hindu).
Saraswati Saraswati merupakan hari turunnya ilmu pengetahuan.
Galungan Hari raya Galungan merupakan hari kemenangan dharma (kebenaran) melawan adharma (kejahatan).
C. Agama Buddha
Sama seperti halnya agama Hindu, agama Buddha juga telah masuk sejak abad ke-5 masehi. Salah satu berita tertua tentang kehadiran agama Buddha di Indonesia berasal dari berita Tiongkok yang ditulis Fa-Hsien pada tahun 414 masehi. Disebutkan bahwa di kerajaan Tarumanegara terdapat para pemeluk Buddha walaupun tidak banyak. Selain itu, terdapat bukti lain yaitu kompleks percandian Buddha di Batujaya, Karawang, lokasi kerajaan Tarumanegara. Selain itu, Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat studi agama Buddha. Banyak sarjana Tiongkok dan bangsa Asia Timur yang mempelajari agama Buddha di Sriwijaya. Agama Buddha menyebar ke berbagai wilayah Indonesia antara lain Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, pemeluk agama Buddha sebanyak 1,7 juta jiwa atau 0,72% dari seluruh penduduk Indonesia. Hari besar umat Buddha antara lain sebagai berikut.
Waisak Waisak dirayakan untuk memperingati tiga hari penting yaitu lahirnya Pangeran Siddharta, Pangeran Siddharta menjadi Buddha, wafatnya Buddha. Ketiga peristiwa penting ini dinamakan Trisuci Waisak
Asadha Asadha dirayakan untuk memperingati tiga hari penting yakni khotbah pertama Buddha, terbentuknya sangha Bhikkhu (persaudaraan biksu Buddha)
yang
pertama
dan
lengkapnya
Tiratana/Triratna
atau
pelindung umat Buddha. D. Agama Konghucu
Agama Konghucu diperkirakan masuk ke Indonesia sejak ratusan tahun lalu. Terdapat klenteng-klenteng sebagai tempat ibadat umat Konghucu yang sudah ada di beberapa tempat Indonesia. Misalnya Klenteng Hong Tiek Hian di Surabaya yang diduga dibangun pada abad ke-13.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, pemeluk agama Konghucu sebanyak 117,1 ribu jiwa atau 0,05% dari seluruh penduduk Indonesia. Hari besar umat Konghucu antara lain :
Imlek (perayaan tahun baru Konghucu)
Cap Go Meh Cap Go Meh merupakan upacara persembahyangan kepada Tuhan dengan mengucapkan terima kasih dan memulai kehidupan baru.
E. Agama Kristen Protestan Pada abad XVI, bangsa Portugis dan kemudian bangsa Belanda datang ke Indonesia. Maksud kedatangan mereka ke Indonesia sebenarnya adalah mencari rempah-rempah yang akan mereka perdagangkan di Eropa. Yang pertama datang ke wilayah Nusantara ini adalah armada dagang Portugis yang sebelumnya telah merintis jalan melalui Tanjung Harapan. Kedua bangsa inilah yang memperkenalkan agama Kristen, yaitu Kristen Katolik dan Kristen Protestan di Indonesia. Pada dasarnya kedua agama tersebut sama, karena keduanya memiliki kitab suci yang disebut Alkitab yang terdiri dari perjanjian Lama dan Perjanjian Baru atau Injil . Akan tetapi keduanya mempunyai sejarah yang agak berbeda. Bangsa Belanda memperkenalkan agama Kristen Protestan untuk pertama kali di Indonesia. Mula-mula penyebaran itu di arahkan kepada orang yang berada di sekitar tempat perdagangan rempah-rempah, umumnya di Maluku dan kemudian meluas ke segala pelosok di tanah air. Pendeta-pendeta Protestan yang datang yang datang dari Negeri Belanda pada umumnya bekerja untuk bangsa Belanda, tetapi kemudian mereka juga mengajarkannya kepada penduduk asli. Dalam penyiaran ini pemerintah penjajahan sangat membatasi pekerjaan pengabaran agama kepada penduduk asli, karena takut mengganggu perdagangan yang mereka laksanakan. Namun, penyebaran agama tidak dapat dan tidak boleh disamakan dengan kepentingan dagang. Oleh karena itu, meskipun terdapat hambatan dari pemerintah penjajah, agama Kristen Protestan berkembang terus. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 pemeluk agama Kristen Protestan berjumlah 16,5 juta jiwa atau 6,96% penduduk Indonesia. Adapun hari besarnya yaitu :
Natal pada tanggal 25 Desember. Jumat Agung Untuk memperingati wafatnya Yesus Kristus
Paskah Merayakan kebangkitkan Yesus Kristus
F. Agama Kristen Katolik Ada pendapat yang menyatakan bahwa agama ini masuk ke Indonesia tepatnya di Sumatera Utara sekitar abad VIII. Namun pendapat tersebut belum didikung bukti yang kuat. Bukti yang paling kuat adalah kedatangan penjajah dari bangsa Portugis dan Spanyol. Berdasarkan sensus 2010 jumlah pemeluknya 6,9 juta jiwa atau 2,91% dari penduduk Indonesia. Adapun hari besarnya yaitu :
Natal pada tanggal 25 Desember. Jumat Agung Untuk memperingati wafatnya Yesus Kristus
Paskah Merayakan kebangkitkan Yesus Kristus