PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lokasi Daerah Perencanaan Lokasi kegiatan perencanaan drainase dan penyaluran air buangan adalah Desa Cosmic. 1.2 Latar Belakang Kegiatan Perencanaan Desa Cosmic belum memiliki sistem pembuangan air hujan dan air buangan. Sebelum dibangun sistem pembungan air perlu dibuat rancangan teknik yang sesuai dengan kondisi Desa Cosmic. 1.3 Kondisi Lokasi Kegiatan Perencanaan Desa Cosmic merupakan daerah landai dengan ketinggian 38 – 52 m dari permukaan laut. Curah hujan di Desa ini berkisar antara 100 - 200 mm/tahun. Tanah di Desa Cosmic merupakan tanah lempung berpasir dengan kedalaman air tanah 10 – 20 m serta laju infiltrasi sedang. Luas Desa Cosmic adalah 9,579 ha. Infrastruktur yang sudah ada di Desa Cosmic adalah jalan yang telah perkerasan, jaringan listrik, jaringan telepon dan pipa distribusi air bersih. Di Desa Cosmic air buangan domestik yang berasal dari toilet/wc umumnya dialirkan ke dalam septic tank. Sedangkan air buangan dari kegiatan MCK (mandi, cuci, kakus) dan aktivitas dapur langsung dialirkan ke lahan disekitar bangunan tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Jumlah penduduk Desa Cosmic sampai dengan tahun 2012 adalah jiwa dengan tingkat pertumbuhan 1 % per tahun. Saluran drainase alam yang ada di Desa Cosmic adalah sungai Supernova. Berikut ini adalah petasi situasi yang menggambarkan kondisi Desa Cosmic.
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Gambar 1.1 Peta Situasi Desa Cosmic 1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Perencanaan Perencanaan yang dibuat meliputi Desain teknik untuk saluran drainase dan lahan resapan serta Desain teknik untuk penyaluran air buangan. Desain teknik yang dimaksud selain terdiri dari nota perhitungan (design note) dan gambar perencanaan juga memuat spesifikasi teknis. Perencanaan sistem penyaluran air buangan dan pengolahan air buangan hanya untuk air buangan yang berasal dari rumah penduduk, sekolah, kantor, rumah ibadah dan pasar/ruko. Sedangkan air buangan yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan tidak termasuk dalam perencanaan ini karena memerlukan perencanaan dan sistem pengolahan yang berbeda.
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE 1.5 Sistematika Laporan Perencanaan Laporan perencanaan drainase dan penyaluran air buangan untuk Desa Cosmic akan disusun dengan urutan sebagai berikut: a. BAB I PENDAHULUAN berisi keterangan mengenai kenapa dan dimana perancangan dibuat, uraian singkat tentang kondisi lokasi kegiatan perancangan, cakupan pekerjaan perancangan dan tata urut isi laporan perancangan. b. BAB II
ANALISIS HIDROLOGI DAN SALURAN AIR
BUANGAN berisi tentang analisa curah hujan rencana, intensitas dan debit puncak limpasan hujan serta analisis debit air buangan. c. BAB III
RANCANGAN
SISTEM
PENYALURAN
SALURAN AIR BUANGAN berisi tentang uraian perencanaan sistem penyaluran air buangan yang akan dibuat serta analisis dimensi saluran air buangan. d. BAB IV DESAIN SALURAN DRAINASE berisi tentang uraian rancangan saluran drainase limpasan dan juga analisis dimensi saluran drainase. e. BAB V
PENUTUP berisi kesimpulan dan saran perencanaan yang telah dibuat.
BAB II ANALISIS HIDROLOGI DAN SALURAN AIR BUANGAN
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE 2.1
Analisis Hidrologi Analisa hidrologi bertujuan untuk memperoleh debit puncak limpasan hujan
(Qp) yang akan dialirkan dalam saluran drainase. Untuk daerah pengaliran kecil dan waktu konsentrasi aliran yang pendek, Qp dapat dihitung dengan menggunakan rumus rasional (Wanielista, 1990). Qp = 0,278 × C × i × A ……………………………………….. (2.1) Dimana : Qp
= debit puncak limpasan hujan (m3/detik)
C
= nilai koefisien C untuk sub daerah pengaliran
i
= intensitas hujan (mm/jam)
A
= luas daerah pengaliran (km2) Untuk dapat menggunakan rumus rasional perlu ditentukan terlebih dahulu
koefisien limpasan permukaan (C). Koefisien ini ditentukan sesuai dengan jenis penggunaan lahan dan periode ulang yang diinginkan, intensitas hujan (untuk curah hujan rencana dengan periode ulang yang diinginkan) dan luas daerah pengaliran. Rencana periode ulang hujan untuk saluran drainase berdasarkan struktur hidraulik dapat dilihat pada Tabel 2.1. 2.1.1 Periode Ulang Hujan (Tr) Periode ulang adalah waktu perkiraan di mana hujan dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau dilampaui. Besarnya debit rencana untuk fasilitas drainase tergantung pada interval kejadian atau periode ulang yang dipakai. Jika debit yang dipilih adalah debit dengan periode ulang yang panjang, berarti debit rencana besar, maka kemungkinan terjadinya debit banjir yang melampaui debit rencana dan resiko kerusakan menjadi menurun, namun biaya konstruksi untuk menampung debit yang besar menjadi meningkat begitu pula sebaliknya (Wanielista, 1990). Saluran drainase yang akan dibangun selain berfungsi untuk menyalurkan air hujan yang berlebih juga untuk melindungi lahan, bangunan dan badan jalan dari kerusakan akibat genangan air. Tr untuk berbagai jenis drainase adalah sebagai berikut:
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE Tabel 2.1 Periode Ulang Hujan (Tr) Untuk Perencanaan Drainase Struktur hidraulik Sistem drainase minor
Tr (tahun) 2 – 25
Sistem drainase mayor
10 – 50
Gorong-gorong minor
10 – 50
Gorong-gorong mayor
25 – 100
Kolam detensi/retensi kecil on-site
2, 10, 25, 100
Kolam detensi/retensi besar on-site
100 – PMF
Dataran banjir di sungai kecil
10 – 100
Dataran banjir di sungai besar
>100
Sumber : William S. Springer, Strom Drain Design in Land Development Handbook, The Drewberry Companies, McGraww-Hill, 2002
Berdasarkan Tabel 2.1, perencanaan drainase pada Desa Cosmic akan menggunakan sistem drainase minor karena itu periode ulang yang akan digunakan adalah 10 tahun. 2.1.2 Curah Hujan Rencana (RT) Data curah hujan yang digunakan untuk perhitungan debit puncak limpasan hujan (Qp) adalah data curah hujan harian maksimum dari stasiun hujan terdekat pada tahun 2003-2012 dengan panjang tahun pengamatan adalah 10 tahun. Tabel 2.2 Curah Hujan Maksimum (R) No.
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Sumber : Hasil analisis, 2014
32
Curah Hujan Max (mm) 184 120 127 134 129 109 133 129 100 118
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE Selanjutnya akan dihitung besarnya RT yaitu curah hujan rencana dengan Tr 10 tahun. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode analisis distribusi ekstrim Gumbel tipe I. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut (Gumbel, 1958 dalam Bedient dan Huber, 1992). Hasil perhitungan menghasilkan RT = 157,50 mm Rumus lengkap untuk mendapatkan nilai RT dapat dilihat di bawah ini : ´ K × SR RT = R+
…............................................................... (2.2)
n
´ =∑ R i ÷ n R …………………………………………... (2.3) i −1
SR=
√
n
∑ ( Ri− R´ ) i−1
2
………………………………………. (2.4)
n−1
(
K=−0,7797 0,5772+
TR T R −1
)
...………………………. (2.5) B
Dimana : R
= curah hujan harian maksimum (mm) ´ R
= rata–rata curah hujan harian maksimum (mm)
SR
= simpangan baku
n
= jumlah data
TR
= periode ulang (tahun) Berikut merupakan hasil perhitungan curah hujan rencana dengan Metode
Gumbel Tipe I. Tabel 2.3 Curah Hujan Rencana (RT) No . 1 2 3 4
32
Tahun 2003 2004 2005 2006
Curah Hujan Max (mm) 184 120 127 134
X-Xi
(X-Xi)²
55,7 -8,3 -1,3 5,7
3102 69 2 32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE 5 2007 6 2008 7 2009 8 2010 9 2011 10 2012 Jumlah CH Rata - Rata CH (Xi) Simpangan Baku (SR) K Curah Hujan Rencana (RT)
129 109 133 129 100 118 1283 128.3
0,7 -19,3 4,7 0,7 -28,3 -10,3
0 372 22 0 801 106 4508 451 22.38 1.30 157.50
Sumber : Hasil analisis, 2014
Dari hasil perhitungan dengan jumlah data (n) 10 didapatkan nilai RT = 157.50 dengan rata-rata x = 128,3 mm dan standar deviasinya yaitu 22,381. 2.1.3 Intensitas Hujan ( i ) Apabila data curah hujan yang tersedia adalah curah hujan harian maksimum dan daerah pengalirannya kecil maka i dapat dihitung dengan menggunakan rumus Mononobe (Mori et.al, 2006). Rumus Mononobe adalah sebagai berikut : I=
R 24 24 24 tc
( )
2 3
….………………………………………... (2.6)
Dimana : I
= intensitas curah hujan (mm/jam)
R24
= curah hujan maksimum dalam 24 jam
tc
= lamanya hujan (jam) Rumus Mononobe memerlukan data lamanya hujan (t). Untuk rumus
rasional, t yang menyebabkan Q sama dengan waktu konsentrasi aliran (tc) (Wanielista, 1990). Waktu konsentrasi aliran (tc) pada suatu daerah pengaliran dapat dihitung dengan menggunakan rumus Kirpich. Rumus Kirpich yang digunakan untuk menghitung tc adalah sebagai berikut (Springer, 2002): t c =0,0078 × L
0,77
Dimana : tc
32
−0,385
×S
= waktu konsentrasi (menit)
……………………………... (2.7)
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE L
= panjang aliran atau saluran (ft)
S
= kemiringan rata-rata daerah pengaliran atau saluran Menentukan tc perlu memperkirakan arah aliran di dalam setiap blok
pengaliran dan ruas saluran drainase. Setiap saluran berhubungan dengan blok pengaliran tertentu. Arah aliran dan hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar terlampir. Kemiringan saluran drainase didapat dari elevasi saluran tertinggi dikurang dengan elevasi saluran terendah, kemudian dibagi panjang saluran drainase. Kemiringan saluran (S) pada perencanaan ini adalah 0.00438. Berikut ini adalah tc pada setiap blok pengaliran dan ruas saluran drainase. Tabel 2.4 Waktu Konsentrasi Aliran (tc) Nama Ruas Salur an S1S2 S2S3 S3S4 S4S5 S6S7 S7S9 S8S9 S9S11 S10S11 S11S12 S12S5 S13-
Luas DPSal (ha)
DPSal (ha)
Luas
A;C1;C2
3,19;0,37;0,37
A
3,19
A
3,19
A
3,19
A;C2;C3
3,19;0,37;0,37
A;C3;C6
3,19;0,37;0,38
C3;C5;C6
0,37;0,38;0,38
C6;C10
0,38;0,375
C7;C9;C10
0,38;0,375;0,375
C5;C6;C9;C1 0;C11 A;C1;C2;C3; C5; C6;C7;C9;C1 0;C11 B;C4;C8;C12
0,38;0,38;0,375;0,3 75;0,375 3,19;0,37;0,37;0,37; 0,38; 0,38;0,38;0,375;0,3 75;0,375 1,90;0,37;0,38;0,37
32
Panjang RS (m)
Leqi v
3,9 3 3,1 9 3,1 9 3,1 9 3,9 3 3,9 4 1,1 3 0,7 6 1,1 3 1,8 9 6,5 7 3,0
L 894;188;78 894 894 894 894;78;188 894;188;100 188;152;100 100;100 152;150;100 152;100;150;1 00;150 894;188;78;18 8;152; 100;152;150;1 00;150 266;78;100;10
Le
Waktu Konsent rasi (jam)
tc
teqiv
10 90 89 4 89 4 89 4 10 90 11 12 37 0 20 0 40 2 65 2
0,5 7 0,4 9 0,4 9 0,4 9 0,5 7 0,5 8 0,2 5 0,1 6 0,2 7 0,3 9
0,5 7 0,4 9 0,4 9 0,4 9 0,5 7 0,5 8 0,2 5 0,1 6 0,2 7 0,3 9
20 12
0,9 2
0,9 2
54
0,3
0,3
qiv
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE S5
5
2
0
4
4
4
Sumber : Hasil analisis, 2014
Setelah memperoleh tc, selanjutnya akan ditentukan intensitas hujan ( i ). Berikut merupakan intensitas hujan setiap ruas saluran.
Tabel 2.5 Intensitas Hujan ( i ) Nama
Panjang RS (m)
Ruas Salura n
DPSal (ha)
L
Leqiv
tc
S1-S2
A;C1;C2
894;188;78
109 0
S2-S3
A
894
894
S3-S4
A
894
894
S4-S5
A
894
894
S6-S7
A;C2;C3
894;78;188
109 0
S7-S9
A;C3;C6
894;188;100
1112
S8-S9
C3;C5;C6
188;152;100
370
S9-S11
C6;C10
100;100
200
C7;C9;C10
152;150;100
402
C5;C6;C9;C10;C 11 C6;C7;C9;C10;C 11
152;100;150;100; 150 894;188;78;188;1 52; 100;152;150;100; 150
0,5 7 0,4 9 0,4 9 0,4 9 0,5 7 0,5 8 0,2 5 0,1 6 0,2 7 0,3 9
B;C4;C8;C12
266;78;100;100
S10S11 S11S12
A;C1;C2;C3;C5; S12-S5 S13-S5
32
Waktu Konsentra si (jam)
652
Intensit as (mm/ja m)
teqiv
Ieqiv
0,57
79,07
0,49
87,54
0,49
87,54
0,49
87,54
0,57
79,07
0,58
78,26
0,25
137,68
0,16
188,80
0,27
131,94
0,39
102,93
201 2
0,9 2
0,92
57,72
544
0,3 4
0,34
112,96
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE Sumber : Hasil analisis, 2014
2.1.4 Koefisien Limpasan Permukaan (C) Koefisien limpasan permukaan berhubungan dengan jenis penggunaan lahan. Penentuan nilai C harus memperhatikan kemungkinan perubahan penggunaan lahan. Sebagai rujukan digunakan daftar nilai C dari berbagai literatur. Daftar nilai C dari beberapa literatur dapat dilihat pada di bawah ini. Tabel 2. 6 Nilai Koefisien Limpasan Permukaan (C)
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Lahan yang terdapat pada daerah-daerah layanan ini dimanfaatkan untuk pemukiman, pertokoan, fasilitas umum lainnya dan semak. Luas lahan pada seluruh wilayah Desa Cosmic yaitu sebesar 9,579 ha atau . Nilai koefisien limpasan permukaan lahan pada setiap wilayah dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.7 Koefisien Pengaliran Setiap Blok
32
Nama Blok A B C1
A (km²) 0,0319 0,019 0,0037
C2
0,0037
C3
0,0037
C4
0,0037
C5
0,0038
C6
0,0038
C7
0,0038
C8
0,0038
C9 C10 C11 C12
0,00375 0,00375 0,00375 0,00375
Penggunaan Lahan pemukiman pemukiman pemukiman pemukiman padang rumput pemukiman perdagangan pemukiman padang rumput pemukiman perdagangan pemukiman padang rumput pemukiman padang rumput pemukiman padang rumput perdagangan pemukiman pemukiman pemukiman pemukiman
C 0,40 0,40 0,25 0,46 0,75 0,46 0,75 0,46 0,46 0,96 0,25 0,25 0,25 0,46
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE padang rumput Sumber : Hasil analisis, 2014
2.1.5 Debit Puncak Limpasan Hujan (Qp) Metode yang akan digunakan dalam menghitung debit puncak limpasan hujan pada perencanaan ini adalah metode rasional. Metode ini digunakan karena daerah pengaliran yang kecil yaitu < 320 ha dan waktu konsentrasi aliran yang pendek. Untuk menghitung debit limpasan hujan ini menggunakan rumus pada persamaan 2.1. Besar Qp untuk setiap blok pengaliran dan ruas saluran yang akan digunakan dalam perencanaan saluran drainase serta bangunan pelengkapnya ditampilkan pada tabel berikut:
32
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Tabel 2.8 Debit Puncak Limpasan Hujan (Qp) Pada Setiap Blok Pengaliran Nama
Luas DPSal (ha)
Panjang RS (m)
Waktu Konsentra si (jam)
Ruas Salur an
DPSal (ha)
Luas
Leqi v
L
Leqi v
teqiv
S1-S2
A;C1;C2
3,19;0,37;0,37
3,93
894;188;78
1090
0,57
S2-S3 S3-S4 S4-S5
A A A
3,19 3,19 3,19
3,19 3,19 3,19
894 894 894
894 894 894
0,49 0,49 0,49
S6-S7
A;C2;C3
3,19;0,37;0,37
3,93
894;78;188
1090
0,57
S7-S9
A;C3;C6
3,19;0,37;0,38
3,94
894;188;100
1112
0,58
S8-S9
C3;C5;C6
0,37;0,38;0,8
1,13
188;152;100
370
0,25
C6;C10
0,38;0,375
0,76
100;100
200
0,16
C7;C9;C10
0,38;0,375;0,375
1,13
152;150;100
402
0,27
S11S12
C5;C6;C9;C10; C11
0,38;0,38;0,375;0,375;0, 375
1,89
152;100;150;100; 150
652
0,39
S12S5
A;C1;C2;C3;C5 ;
3,19;0,37;0,37;0,37;0,38 ;
2012
0,92
S9S11 S10S11
6,57
894;188;78;188;1 52;
Koefisien Pengaliran C 0,40;0,25;0, 25 0,4 0,4 0,4 0,40;0,46;0, 75 0,40;0,75;0, 46 0,75;0,75;0, 46 0,46;0,5 0,46;0,25;0, 25 0,75;0,46;0, 25;0,25;0,2 5 0,40;0,25;0, 46;0,75;0,7 5
Intensita s (mm/ja m)
Qp (m3/det )
Ceqiv
Ieqiv
0,39
79,07
0,34
0,40 0,40 0,40
87,54 87,54 87,54
0,31 0,31 0,31
0,44
79,07
0,38
0,40
78,26
0,34
0,65
137,68
0,28
0,36
188,80
0,14
0,32
131,94
0,13
0,39
102,93
0,21
0,42
57,72
0,44
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
S13S5
C6;C7;C9;C10; C11
0,38;0,38;0,375;0,375;0, 375
B;C4;C8;C12
1,90;0,37;0,38;0,375
Sumber : Hasil analisis, 2014
100;152;150;100; 150 3,02
266;78;100;100
544
0,34
0,46;0,46;0, 25;0,25;0,2 5 0,40;0,46;0, 96;0,46
1,35
112,96
1,28
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE 2.2
Produksi Air Buangan Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang di buang yang berasal dari
rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup (Haryoto Kusnoputranto,1985). Air limbah atau air buangan berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dikelompokan menjadi air limbah domestik dan non domestik. Kondisi dan debit air limbah tiap wilayah tentu berbeda tergantung dari kepadatan penduduk dan tingkat aktivitas tiap penduduk tersebut. Pada perancanaan air buangan ini hanya untuk menentukan debit air buangan yang dihasilkan oleh kegiatan domestik dan non domestik saja, sedangkan untuk unit pengolahan air buangan akan dijelaskan lebih rinci pada laporan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan. Nilai debit buangan (Qw) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
(
Qw =3,8 ×10−3 50+
P 200
)
.......................................... (2.8)
Dimana : Qw
= rata-rata aliran limbah perhari (m3/hari)
P
= populasi (jiwa)
2.2.1 Proyeksi Penduduk Sebelum menghitung debit air buangan (Qw), perlu dilakukan perhitungan proyeksi penduduk sesuai dengan tahun rencana serta menghitung debit estimasi dari limbah domestik dan non domestik di Desa Cosmic terlebih dahulu. Dalam perencanaan ini pertambahan jumlah penduduk diproyeksikan berdasarkan blok – blok yang telah dibagi sebelumnya. Perhitungan proyeksi penduduk untuk Desa ini menggunakan Metode Geometri dengan ratio pertambahan penduduk per tahun adalah 5%. Berikut adalah persamaan untuk metode geometri : Pn = Po ( 1+ r ) dn ...................................................................... (2.9)
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE Dimana : Pn
= jumlah penduduk pada akhir tahun periode
Po
= jumlah penduduk pada awal proyeksi
r
= rata-rata presentase tambahan penduduk tiap tahun
dn
= kurun waktu proyeksi Berikut merupakan hasil proyeksi penduduk Desa Cosmic dengan tahun
proyeksi adalah 20 tahun. Tabel 2.9 Proyeksi Penduduk Blok A BLOK
Tahun
A
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032
Sumber : Hasil analisis, 2014
Penduduk Ekisting (jiwa) 176 185 194 204 214 225 236 248 260 273 287 301 316 332 348 366 384 403 424 445
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE Tabel 2.10 Proyeksi Penduduk Blok B BLOK
Tahun
B
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032
Penduduk Ekisting (jiwa) 92 97 101 107 112 117 123 129 136 143 150 157 165 173 182 191 201 211 221 232
Sumber : Hasil analisis, 2014
Tabel 2.11 Proyeksi Penduduk Blok C BLOK
Tahun
C
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Penduduk Ekisting (jiwa) 168 176 185 194 204 214 225 236 248 261 274 287
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032
302 317 333 349 367 385 404 425
Sumber : Hasil analisis, 2014
2.2.2 Perhitungan Limbah Domestik Air buangan (air limbah) domestik adalah air bekas pemakaian yang berasal dari aktivitas daerah pemukiman yang kontaminannya didominasi oleh bahan organik. Analisis produksi air buangan bertujuan untuk memperoleh debit air buangan (Qw) yang akan dialirkan dalam saluran air buangan. Qw dapat dihitung dengan mengalikan jumlah penduduk dengan standar debit limbah domestik yang dihasilkan berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No. 122 tahun 2005. Tabel 2.12 Standar Air Buangan Jakarta
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Sumber: Peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No. 122 Tahun 2005
Pada perhitungan debit air limbah domestik dan non domestik ini menggunakan tahun perencanaan selama 20 tahun kedepan. Dalam 20 tahun tersebut, dibagi kembali menjadi 5 tahun sehingga didapat perhitungan pada masing-masing tahun 2013, 2017, 2022, 2027 dan 2032. Tetapi debit air limbah domestik dan non domestik yang digunakan adalah pada tahun 2032 karena dalam perhitungan dimensi saluran air buangan, total limbah yang digunakan adalah pada tahun 2032. Pada debit air buangan domestik, diasumsikan bahwa air buangan tiap penduduk sebesar 120 L/orang/hari, sehingga diketahui debit air buangan domestik di Desa Cosmic setelah 20 tahun sebagai berikut: Tabel 2.13 Debit Air Buangan Sektor Domestik Tah un
Penduduk Eksisting Tiap Blok (jiwa) A B C
2013
176
92
168
120
214
112
204
120
273
143
261
120
348
182
333
120
445
232
425
120
2017 2022 2027 2032
Debit Air Buangan L/orang/hari
Total Rata-rata
Debit Air Buangan (L/hari) A B C 21.12 11.0 20.16 0 40 0 25.67 13.4 24.50 1 19 5 32.76 17.1 31.27 4 27 5 41.81 21.8 39.91 6 58 5 53.36 27.8 50.94 9 98 3 174.7 91.3 166.7 41 42 98 144.294
Sumber : Hasil analisis, 2014
2.2.3 Perhitungan Limbah Non Domestik Air buangan non domestik adalah air buangan yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan di luar kegiatan rumah tangga, seperti dari perkantoran,
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE perdagangan atau pendidikan. Berikut penjabaran lebih lanjut mengenai fasilitasfasilitas di Desa Cosmic yang berkontribusi dalam menghasilkan air buangan non domestik : a. Fasilitas Pendidikan Desa Cosmic memiliki fasiltas pendidikan berupa satu bangunan SD dan satu bangunan SMP. Menurut peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No. 122 Tahun 2005, debit buangan untuk Sekolah Dasar adalah 32 L/siswa/hari sementara untuk Sekolah Menengah Pertama 40 L/siswa/hari. Jumlah siswa/i SD dan SMP di Desa Cosmic ini bertambah 30 orang tiap lima tahun. Direncanakan pada tahun 2027 akan dibangun satu gedung SMA dengan jumlah siswa bertambah 30 orang dalam 5 tahun, dimana debit buangan untuk Sekolah Menengah Atas yaitu 64 L/siswa/hari. b. Fasilitas Perkantoran Fasilitas perkantoran di Desa Cosmic pada tahun 2013 berjumlah 4 unit dan diasumsikan jumlah akan bertambah 1 unit setiap 5 tahun dengan pegawai tiap unit bertambah 5 orang. Dari peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No. 122 Tahun 2005, debit buangan untuk fasilitas perkantoran 40 L/pegawai/hari. c. Fasilitas Perdagangan Desa Cosmic juga memiliki fasilitas perdagangan berupa ruko yang bertambah 1 unit tiap lima tahun. Jumlah pegawai ruko juga ikut bertambah pula sebanyak 6 orang tiap unitnya. Dari peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No. 122 Tahun 2005, debit buangan untuk fasilitas perdagangan 80 L/penghuni/hari. d. Fasiltas Peribadatan Fasilitas peribadatan yang ada di Desa Cosmic berupa satu unit bangunan masjid dan satu unit bangunan gereja, karena penduduk di Desa Cosmic beragama Islam dan Kristen. Dalam kurun waktu 5 tahun diasumsikan jumlah masjid yang ada akan bertambah satu unit, sedangkan gereja akan bertambah satu unit dalam kurun waktu 10 tahun. Dari peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No. 122 Tahun
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE 2005, debit buangan untuk masjid sebesar 5 L/orang/hari sementara debit buangan untuk gereja sebesar 4,5 L/orang/hari.
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Berikut merupakan analisis debit air buangan non domestik pada tiap blok : Tabel 2.14 Debit Air Buangan Sektor Non Domestik Tiap Blok Debit Air Buangan Blok
L/orang/hari
A
2013
Sektor Perkantoran Sekolah (SD) Peribadatan Perdagangan
40 32 5 80
unit orang 1 1 1 -
5 120 -
2017 Uni Oran t g 2 10 1
1 1 Total
Jumlah 2022
2032 Oran unit orang unit orang unit g 3 15 4 20 5 30
Debit Air Buangan L/hari
2027
2013 200
2017 400
2022 600
2027 800
2032 1.200
150
1
180
2
210
2
240
3.840
4.800
5.760
6.720
7.680
6
1 1
6
1 2
8
2 2
8
5 4.045
5 480 5.685
5 480 6.845
5 640 8.165
10 640 9.530
Sumber : Hasil analisis, 2014
Debit Air Buangan Blok
Sektor L/orang/hari
B
Perkantoran Sekolah (SD) Peribadatan Perdaganga n
40 32
2013 oran unit g 1 5
5
-
80
-
-
2017 Uni Oran t g 2 10
-
-
-
1
-
Jumlah 2022 uni oran t g 3 15
-
-
5
1
2027 uni oran t g 4 20
2032 uni oran t g 5 30
Debit Air Buangan L/hari 2013 200
2017 400
2022 600
2027 800
2032 1.200
-
1
120
2
150
-
-
-
3.840
4.800
-
-
-
1
-
-
-
-
-
5
5
2
6
2
6
-
400
400
480
480
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Total
200
800
1.000
5.120
6.485
Sumber : Hasil analisis, 2014
Debit Air Buangan Blok
Sektor L/orang/hari
C
Perkantoran Sekolah (SMA) Peribadatan Perdagangan
40
2013 uni oran t g 3 15
2017 uni oran t g 4 20
2027 uni oran t g 6 30
2032 uni oran t g 7 35
Debit Air Buangan L/hari 2013 200
2017 800
64
1
145
1
145
1
175
1
175
2
205
9.280
9.280
4.5 80
1 2
12
1 3
18
1 4
24
1 5
30
1 6
36
960 10.44 0
1.440 11.52 0
Total Sumber : Hasil analisis, 2014
Jumlah 2022 uni oran t g 5 25
2022 1.000 11.20 0 1.920 14.12 0
2027 1.200 11.20 0 2.400 14.80 0
2032 1.400 13.120 4,5 2.880 17.40 5
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE Debit buangan dari keseluruhan sektor, baik sektor domestik maupun non domestik dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.15 Estimasi Limbah Domestik dan Non Domestik Tiap Blok Blok
Sektor
A
Domestik Non Domestik Pendidikan Perkantoran Perdagangan Peribadatan
2013 21.120 3.840 200 5
Debit Buangan (L/hari) 2017 2022 2027 25.671 32.764 41.816 4.800 400 480 5 Total
5.760 600 480 5
6.720 800 640 5
2032 53.369
Total L/hari m3/detik 174.741 0,00202
7.680 1.200 640 10
28.800 3.200 2.240 30
2032 27.898
Total L/hari m3/detik 91.342 0,00106
0,00033 3,7E-05 2,6E-05 3,5E-07 0,00242
Sumber : Hasil analisis, 2014
Blok
Sektor
B
Domestik Non Domestik Pendidikan Perkantoran Perdagangan Peribadatan
2013 11.040 200 -
Debit Buangan (L/hari) 2017 2022 2027 13.419 17.127 21.858 400 400 Total
600 400 -
3.840 800 480 -
4.800 1.200 480 5
8.640 3.200 1.760 5
0,0001 3,7E-05 2E-05 5,8E-08 0,00121
Sumber : Hasil analisis, 2014
Blok
Sektor Domestik
C
Non Domestik Pendidikan Perkantoran Perdaganga n Peribadatan
2013 20.16 0
Debit Buangan (L/hari) 2017 2022 2027 24.505
31.275
39.915
5.0943
166.798
0,00193
9.280 200
9.280 800
11.200 1.000
11.200 1.200
13.120 1.400
54.080 4.600
0,00063 5,3E-05
960
1.440
1.920
2.400
2.880
9.600
0,00011
-
-
-
-
4,5
4,5
5,2E-08 0,00272
Total Sumber : Hasil analisis, 2014
2032
Total L/hari m3/detik
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE 2.2.4 Faktor Puncak Debit Limbah Domestik & Non Domestik Untuk menentukan dimensi saluran air buangan maka perlu diperhitungkan debit puncak air buangan. Hal ini berguna untuk menentukan ukuran atau dimensi fasilitas pengolahan serta saluran pembuangan agar dapat digunakan dan mengantisipasi keadaan dimana debit air limbah berada dalam keadaan maksimal. Dalam menghitung debit puncak maka perlu diketahui faktor puncak, dimana nilai faktor puncak yang didapat adalah 2,5. Berikut merupakan tabel perhitungan dari debit puncak air buangan : Tabel 2.16 Debit Puncak Air Limbah Blok
A
B
C
Sumber Air Buangan perumahan perkantoran Sekolah peribadatan perdagangan perumahan perkantoran Sekolah peribadatan perdagangan perumahan perkantoran Sekolah peribadatan perdagangan
Sumber : Hasil analisis, 2014
Jumlah (unit) 111 5 2 2 2 58 5 2 1 2 106 7 2 1 6
Debit Air Limbah (L/hari)
53.369 1.200 7.680 10 640 27.898 1.200 4.800 5 480 50.943 1.400 13.120 4,5 2880
Debit Air Limbah 3
m /detik 6,18E-04 1,39E-05 8,89E-05 1,16E-07 7,41E-06 3,23E-04 1,39E-05 5,56E-05 5,79E-08 5,56E-05 5,90E-04 1,62E-05 1,52E-04 5,21E-08 3,33E-05
FP
1,54E-03 3,47E-05 2,22E-04 2,89E-07 1,85E-05 8,07E-04 3,47E-05 1,39E-04 1,45E-07 1,39E-05 1,47E-03 4,05E-05 3,80E-04 1,30E-07 8,33E-05
Debit Puncak
m3/detik
0,00182
0,00099
0,00198
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE BAB III RANCANGAN SISTEM PENYALURAN AIR BUANGAN 3.1
Pendahuluan Air buangan terbagi menjadi dua sektor yakni air buangan domestik dan air
buangan non-domestik. Air buangan domestik merupakan air bekas pakai yang berasal dari aktivitas daerah pemukiman yang kontaminannya didominasi oleh bahan organik, sementara air buangan non-domestik merupakan air sisa dari aktivitas perdagangan, perkantoran atau dari rumah ibadah. Air buangan dapat diolah secar biologis. Adapun cara penanganannya dapat dilakukan dengan dua cara, yakni (Haryoto Kusnoputranto, 1985) : a. Sistem terpusat (off site) yaitu air buangan dari seluruh pelayanan dikumpulkan dalam saluran pengumpul (riol) kemjudian dialirkan menuju bangunan pengolahan air limbah. b. Sistem setempat (on site) yaitut air buangan diolah dengan membuat tanki septic dan bidang resapan. Air buangan juga dapat ditangani dengan sistem gabungan misalnya black water dengan sistem on site sementara grey water dengan cara terpusat. 3.2
Desain Saluran Air Buangan Sistem saluran air buangan yang direncanakan untuk melayani Desa Cosmic
di desain sesuai dengan total volume air buangan baik air buangan domestik maupun air buangan non domestik. Dalam menganalisis kecepatan aliran buangan di dalam pipa ini digunakan persamaan Manning berikut: 2
1
1 V = × R3 × S 2 n
.............................................................. (3.1)
Dimana : V
= kecepatan aliran didalam pipa (m/s)
n
= nilai koefisien manning
R
= jari-jari hidrolis
S
= kemiringan dasar saluran
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Berikut merupakan tabel nilai koefisien kekasaran Manning (n) Tabel 3.1 Koefisien Hazen-William Untuk Variasi Pipa Nilai n 140
Jenis Pipa Pipa sangat halus
130
Pipa halus, semen, besi tuang baru
120
Pipa baja dilas baru
110
Pipa baja dikeling baru
100
Pipa besi tuang tua
95
Pia besi dikeling tua
60-80
Pipa besi tua
Sumber : Data sekunder
Sebelum menganalisis kecepatan aliran buangan dalam pipa, perlu diketahui terlebih dahulu kemiringan saluran serta jari-jari hidraulik pipa. Menghitung kemiringan dasar saluran dapat menggunakan persamaan berikut : S=
( elevasi awal−elevasi akhir) p
……………………………….. (3.2) Dimana : S
= kemiringan dasar saluran
p
= panjang pipa (m) Mencari nilai R digunakan persamaan sebagai berikut :
R=
A P
....................................................................................... (3.3)
Dimana : R
= jari-jari hidrolis
A
= luas penampang (m2)
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE P
= keliling basah saluran (m)
3.3
Desain Saluran Air Buangan Desain penyaluran air buangan dalam perencanaan ini menggunakan
sistem terpisah dan tertutup dengan menggunakan gaya gravitasi. Sistem terpisah dipilih dengan alasan supaya lebih mudah dalam perawatan untuk mengefisienkan sistem pengolahan dan untuk membuat dimensi saluran menjadi lebih ekonomis. Sistem tertutup dipilih dengan pertimbanagn estetika lingkungan yaitu agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap serta tidak menjadi tempat berkembangbiak penyakit. Sistem ini digunakan karena pada daerah yang akan dilayani mempunyai kemiringan yang cukup sebagai syarat utama agar air dapat mengalir secara gravitasi. Di bawah ini merupakan hasil analisis kecepatan aliran dalam pipa, dimana setelah dihitung nilai Froude diketahui bahwa jenis aliran dalam pipa untuk semua saluran adalah sub kritis.
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Tabel 3.2 Kemiringan Saluran, Diameter Pipa & Kecepatan Aliran Dalam Pipa Blok
A
B
C
Saluran S1 S2 S3 S4 S5 S13 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12
Sumber : Hasil analisis, 2014
Debit Puncak m3/detik 0,00182 0,00182 0,00182 0,00182 0,00182 0,00099 0,00198 0,00198 0,00198 0,00198 0,00198 0,00198 0,00198
Elevasi
Panjang Pipa
Awal
Akhir
m
44,50 43,10 42,96 40,85 39,27 44,77 42,88 42,43 42,56 42,90 42,00 41,97 40,73
43,52 41,58 41,88 40,19 37,98 40,61 42,49 42,06 41,60 42,68 41,52 41,41 39,87
256 14 194 140 88 200 68 32 140 100 140 96 134
S
0,004 0,109 0,006 0,005 0,015 0,021 0,006 0,012 0,007 0,002 0,003 0,006 0,006
n
0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12
D
yn
0,58 0,31 0,54 0,56 0,45 0,38 0,55 0,48 0,53 0,66 0,61 0,55 0,54
A
P
m
Inchi
m²
m
0,07 0,04 0,07 0,07 0,05 0,04 0,07 0,06 0,06 0,08 0,07 0,07 0,07
3 1 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3
0,0020 0,0005 0,0017 0,0018 0,0011 0,0006 0,0018 0,0013 0,0017 0,0026 0,0022 0,0018 0,0017
0,11 0,06 0,10 0,11 0,08 0,06 0,11 0,09 0,10 0,13 0,12 0,11 0,10
R
V
Fr
Ket
0,17 0,90 0,20 0,18 0,33 0,36 0,21 0,29 0,23 0,13 0,16 0,21 0,22
Sub kritis Sub kritis Sub kritis Sub kritis Sub kritis Sub kritis Sub kritis Sub kritis Sub kritis Sub kritis Sub kritis Sub kritis Sub kritis
m/s
0,018 0,009 0,016 0,017 0,013 0,010 0,017 0,015 0,016 0,020 0,019 0,017 0,016
0,40 1,57 0,46 0,43 0,69 0,69 0,48 0,64 0,52 0,32 0,39 0,48 0,50
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE BAB IV DESAIN SALURAN DRAINASE 4.1
Saluran Drainase Drainase atau disebut juga saluran pembuangan memiliki
fungsi sebagai saluran untuk mengalirkan air buangan atau air kotor dan juga limbah yang berasal dari rumah. Dalam bidang ketekniksipilan, secara umum drainase diartikan sebagai suatu tindakan untuk mengurangi kelebihan air baik dari air hujan, rembesan, maupun irigasi. Drainase
yaitu mengalirkan, menguras,
membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.Saluran drainase diklasifikasikan menjadi dua bentuk yaitu saluran drainase tertutup dan saluran drainase terbuka (Suripin, 2004). 4.2
Kriteria Perencanaan Perencanaan saluran drainase di Desa Cosmic direncanakan menggunakan
sistem drainase minor dengan masa perencanaan 10 tahun. Saluran drainase ini melayani seluruh wilayah Desa Cosmic yang terbagi menjadi beberapa blok. Hal ini dilakukan karena aliran air yang masuk ke tiap saluran antar blok memiliki debit yang berbeda. Adanya debit aliran yang berbeda pada tiap blok menyebabkan dimensi di setiap saluran menjadi berbeda pula. Saluran drainase dirancang untuk memperoleh aliran sub kritis (aliran tenang). Aliran kritis dihindari karena tidak stabil sementara aliran superkritis dihindari karena berpotensi menyebabkan kerusakan. Kecepatan aliran dirancang tidak melebihi kecepatan izin. Kecepatan izin berfungsi untuk mencegah pengendapan dan tumbuhnya tumbuhan penganggu maka kecepatan aliran air di dalam saluran disarankan ≥ 0,6 m/detik. Untuk saluran drainase kota dengan
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE dinding dari batu atau beton kecepatan aliran di dalam saluran pada saat mengalirkan debit puncak disarankan antara 0,9 – 3 m/detik (Wesli, 2008). Penampang saluran yang digunakan dalam perencanaan ini berbentuk persegi dengan dinding beton kasar. Penampang saluran dengan bentuk persegi ini dipilih karena lebih mudah dalam tahap analisis. Berikut ini merupakan rumus yang digunakan untuk mencari dimensi saluran berbentuk persegi : A=by ..................................................................…………. (4.2)
P=b+ 2 y ............................................................…………. (4.3) R=
A P ..................................................................…………. (4.4)
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE
Tabel 4.1 Dimensi Saluran Drainase Saluran S1-S2 S2-S3 S3-S4 S4-S5 S6-S7 S7-S9 S8-S9 S9-S11 S10-S11 S11-S12 S12-S5 S13-S5
Qd mᵌ/de t 0.34 0.31 0.31 0.31 0.38 0.34 0.28 0.14 0.13 0.21 0.44 1.28
So m/m 0.005 0.004 0.003 0.005 0.003 0.003 0.004 0.008 0.004 0.004 0.002 0.007
Sumber : Hasil alasisis, 2014
n 0.014 0.014 0.014 0.014 0.014 0.014 0.014 0.014 0.014 0.014 0.014 0.014
Y
b
A
P
R
M
m
m²
m
m
0.332 0.329 0.356 0.324 0.385 0.372 0.324 0.218 0.243 0.286 0.432 0.520
0.663 0.658 0.712 0.648 0.770 0.744 0.648 0.436 0.486 0.572 0.864 1.040
0.503 0.491 0.608 0.473 0.749 0.684 0.472 0.165 0.219 0.338 1.017 1.666
1.327 1.315 1.425 1.297 1.540 1.489 1.296 0.873 0.972 1.143 1.728 2.079
0.379 0.374 0.427 0.365 0.486 0.459 0.364 0.189 0.226 0.296 0.588 0.801
C 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17 0.17
Fboard
y saluran
A
v
m
m
m²
m/detik
0.237 0.236 0.246 0.235 0.256 0.252 0.235 0.193 0.203 0.220 0.271 0.297
0.569 0.565 0.602 0.559 0.641 0.624 0.559 0.411 0.446 0.506 0.703 0.817
0.378 0.372 0.429 0.362 0.494 0.464 0.362 0.179 0.217 0.289 0.607 0.850
0.896 0.835 0.724 0.857 0.767 0.731 0.780 0.786 0.613 0.733 0.722 1.512
Ket Sub kritis Sub kritis Sub kritis Sub kritis Sub kritis Sub kritis Sub kritis Sub kritis Sub kritis Sub kritis Sub kritis Sub kritis
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE 4.3
Rancangan Saluran Drainase Limpasan Perencanaan saluran drainase air limpasan dan air buangan dilakukan di
Desa Cosmic dengan waktu perencanaan untuk 20 tahun mendatang. Saluran drainase dibuat berdasarkan peta wilayah yaitu : a. Gambar kondisi wilayah Desa Cosmic b. Gambar jalur aliran pada saluran drainase air limpasan c. Gambar jalur aliran gabungan pada saluran drainase air limpasan dan air buangan Adapun gambar tersebut dapat dilihat pada lampiran.
BAB V
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE PENUTUP
5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dalam perencanaan saluran drainase air limpasan hujan yaitu: a.
Perencanaan dilakukan berdasarkan data curah hujan dengan periode ulang 10 tahun dengan intensitas terendah adalah 57,72 mm/jam dan tertinggi yaitu 188,80 mm/jam serta didapatkan debit limpasan (Qp) untuk Desa Cosmic yaitu
4,48 m3/detik. b. Saluran drainase Desa Cosmic pada saluran 1 dengan penampang segi empat memiliki lebar (b) = 0,663 m, kedalaman (y) = 0,332 m dan kecepatan aliran air limpasan (v) yaitu 0,896 m/detik. Sedangkan pada saluran air buangan perencanaan menggunakan data debit buangan domestik dan non domestik berdasarkan proyeksi pertumbuhan penduduk. Contoh debit rencana didapat dari perhitungan pada blok A yaitu 0,00182 m3/detik.
5.2 Saran Pada perencanaan saluran drainase dan air buangan di Desa Cosmic ini, hasil yang didapatkan dari perhitungan belum optimal dikarenakan masih banyak kekurangan pada analisa desain saluran drainase limpasan dan air buangan terutama dari segi pemahaman kondisi wilayah dan kurangnya referensi. Sehingga pada perencanaan ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki.
DAFTAR PUSTAKA
PERENCANAAN PENYALURAN AIR BUANGAN DAN DRAINASE Hardjosuprapto,Kusnoputranto.1985.Desain Drainase Perkotaan Vol. 1, ITB, Bandung. Martin P. Wanielista, 1990, Hydrology and Water Quantity Control, Wiley and Sons, New York. Mori et al,2006. Mekanika Fluida Edisi Keempat Jilid 2 (Terj.).Erlangga, Jakarta. Peraturan Gubernur Provinsi Jakarta No.122 Tahun 2005 . Wesli, 2008. Drainase Perkotaan. Graha Ilmu. Yogyakarta William, S Springer, 1990. Storm Drain Design in Land Development Handbook, The Drewberry Companies