MAKALAH PENGAUDITAN II “PENYELESAIAN AUDIT DAN TANGGUNG JAWAB PASCA AUDIT ”
OLEH : REZKI AMALIAH
A31115008
INDAH MUTIARASARI US
A31115029
ANDI CAESARA MARSAWE
A31115304
A SITI ADLIYAH GHAISANI
A31115318
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
0
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Penyelesaian “ Penyelesaian Audit dan Tanggung Jawab Pasca Audit”. Audit ”. Makalah ini Makalah ini disusun sedemikian rupa sebagai tugas yang diberikan oleh dosen Pengauditan II. Harapan kami, semoga makalah ini dapat diterima dengan baik oleh dosen dan bermanfaat untuk semua pembaca. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Makassar, 16 April 2018
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................. ................................................................... ............................................ ......................... ... 1 DAFTAR ISI ................................................ ....................................................................... ............................................. .................................... .............. 2 BAB I: PENDAHULUAN .......................................... ................................................................ ............................................ ...................... 3 A. Latar Belakang ....................... ............................................. ............................................ ............................................ ............................. .......
3
B. Rumusan Masalah .................................... .......................................................... ............................................ ................................. ...........
4
Manfaat Penelitian .............................................................. .................................................................................... ............................. .......
4
C.
BAB II: PEMBAHASAN ........................................ .............................................................. ............................................ ......................... ... 5 A. Menyelesaikan Men yelesaikan Pekerjaan Lapangan ................................................... .............................................................. ...........
5
B. Mengevaluasi Temuan ..................................... ........................................................... ............................................. .......................
15
C. Komunikasi dengan Klien ............................................................ ............................................................................ ................
21
D. Tanggung Jawab Setalah Audit .......................... ................................................ .......................................... ....................
28
BAB III: PENUTUP ............................................ .................................................................. ............................................ ............................... ......... A. Kesimpulan .......................................... ................................................................. ............................................. .................................. ............
30
B. Saran ............................................. ................................................................... ............................................ .......................................... ....................
30
DAFTAR PUSTAKA .......................................... ................................................................ ............................................ ........................... ..... 3 1
2
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bab ini akan membahas 2 bidang tambahan yang penting dari aktivitas dalam audit laporan keuangan, yaitu penyelesaian audit dan tanggung jawab auditor setelah audit. Prosedur penyelesaian audit berbeda dengan prosedur audit sebelumnya, karena prosedur penyelesaian audit: 1) Tidak bersangkutan dengan siklus transaksi atau akun – akun spesifik 2) Dilaksanakan setelah tanggal neraca 3) Melibatkan banyak pertimbangan subjektif auditor 4) Dilaksanakan oleh manajer atau auditor senior lain dalam tim audit yang memiliki pengalaman yang luas dengan klien Prosedur penyelesaian audit tidak kalah penting dengan prosedur” yang dilakukan sebelumnya, karena keputusan yang diambil oleh auditor dalam penyelesaian audit sangat penting bagi hasil akhir dari audit yang dilakukan. Dalam menyelesaikan audit, auditor seringkali menghadapi kendala waktu yang ketat, terutama ketika klien berusaha mendapatkan tanggal yang paling cepat untuk penerbitan laporan audit. Auditor harus memanfaatkan waktu yang ada untuk membuat pertimbangan professional yang baik dan menyatakan opini yang tepat. Penyelesaian audit dibagi atas 3 kategori pembahasan: 1) Menyelesaikan pekerjaan lapangan 2) Mengevaluasi temuan 3) Berkomunikasi dengan klien Setelah prosedur penyelesaian audit selesai, auditor harus memberikan pertimbangan atas tanggung jawab auditor terkait peristiwa yang terjadi setelah tanggal penerbitan laporan auditor.
3
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Menyelesaikan Pekerjaan Lapangan? 2. Bagaimana Mengevaluasi Temuan? 3. Bagaimana Komunikasi dengan Klien? 4. Bagaimana Tanggung Jawab Setalah Audit?
C. MANFAAT PENELITIAN Ada pun manfaat penulisan ini adalah: 1. Mampu memahami Menyelesaikan Pekerjaan Lapangan 2. Mampu memahami Mengevaluasi Temuan 3. Mampu memahami Komunikasi dengan Klien 4. Mampu memahami Tanggung Jawab Setalah Audit
4
BAB II PEMBAHASAN
A. Menyelesaikan Pekerjaan Lapangan Dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, prosedur audit yang dilakukan untuk menemukan bukti audit tambahan adalah: o
Melakukan review atas peristiwa kemudian
o
Membaca notulen rapat
o
Mendapatkan bukti mengenai litigasi, klaim, dan penilaian
o
Mendapatkan surat representasi klien
o
Melaksanakan prosedur analitis
Nb: Prosedur” tersebut di atas tidak harus dilakukan berurutan. MELAKUKAN REVIEW ATAS PERISTIWA KEMUDIAN
Tanggung jawab auditor untuk menilai kewajaran laporan keuangan klien tidak terbatas pada pemeriksaan atas peristiwa dan transaksi yang terjadi hingga tanggal neraca. Dalam SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) SA Seksi 560 “peristiwa kemudian” menyatakan bahwa auditor j uga memiliki tanggung jawab spesifik atas peristiwa yang: 1) Mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan 2) Terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan dan laporan auditor Gambar berikut merupakan kerangka waktu untuk peristiwa kemudian ( subsequent events) dan periode peristiwa kemudian ( subsequent events period ). Peristiwa kemudian berlangsung dari tanggal akhir neraca klien sampai pada tanggal klien menerbitkan laporan keuangan. Sementara, periode peristiwa kemudian berlangsung dari tanggal akhir neraca klien sampai pada akhir pekerjaan lapangan, yaitu pada tanggal laporan audit. Selama periode peristiwa kemudian, berdasarkan GAAP, auditor diwajibkan
5
untuk menemukan peristiwa kemudian dan tidak bertanggungjawab untuk menemukan peristiwa kemudian yang terjadi setelah pekerjaan lapangan selesai atau setelah laporan audit diterbitkan.
Jenis Peristiwa
SA 560.02 menyatakan bahwa ada 2 tipe peristiwa kemudian yang dijelaskan dalam SA 560.03 dan 05, yaitu: 03 tipe pertama meliputi peristiwa yang memberikan tambahan bukti
yang berhubungan dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca/laporan posisi keuangan dan berdampak terhadap taksiran/estimasi yang melekat (inheren) dalam proses penyusunan laporan keuangan. 05 tipe kedua meliputi peristiwa – peristiwa yang menyediakan
tambahan bukti yang berhubungan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca/laporan posisi keuangan yang dilaporkan, namun kondisi tersebut ada sesudah tanggal neraca. Peristiwa tipe pertama memerlukan penyesuaian atas laporan keuangan, sementara peristiwa tipe kedua memerlukan pengungkapan dalam laporan keuangan agar tidak menyesatkan pembacanya.
6
Perbedaan antara kedua peristiwa tersebut terletak pada dampak dari bukti tambahan yang ditemukan, apakah berdampak pada tanggal neraca, atau sesudah tanggal neraca. Apabila bukti tambahan yang ditemukan mempengaruhi atau berdampak pada kondisi yang ada pada tanggal neraca dan melekat dalam proses penyusunan laporan keuangan, maka peristiwa tersebut tergolong dalam peristiwa tipe 1 dan harus dilakukan penyesuaian. Sebaliknya, apabila peristiwa tersebut terjadi setelah tanggal neraca dan tidak mempengaruhi estimasi yang digunakan pada proses penyusunan laporan keuangan, maka peristiwa tersebut tergolong baru dan termasuk peristiwa tipe 2 yang memerlukan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur Audit dalam Periode Setelah Tanggal Neraca
Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian sampai tanggal laporan audit atau akhir pekerjaan lapangan yang dilaksanakan dalam 2 cara: 1) Mewaspadai peristiwa kemudian dalam melaksanakan pengujian substantif akhir tahun melalui pengujian data untuk meyakinkan bahwa penentuan pisah batas (cut-off ) telah dilakukan dengan semestinya dan mencari kewajiban yang belum tercatat melalui pengujian data yang memberikan informasi yang dapat membantu auditor mengevaluasi aset dan kewajiban pada tanggal neraca 2) Melaksanakan prosedur audit berikut yang ditetapkan dalam SA 560.12 “prosedur audit periode kemudian”, yaitu: o
Membaca laporan keuangan interim terakhir yang tersedia serta membandingkannya dengan laporan keuangan yang akan dilaporkan dan melakukan perbandingan lainnya sesuai dengan kondisi yang ada
o
Menanyakan kepada manajemen yang bertanggungjawab atas hal – hal keuangan dan akuntansi mengenai:
7
Apakah ada utang bersyarat atau kewajiban kontinjen yang cukup besar atau komitmen yang terjadi pada tanggal neraca atau pada tanggal pertanyaan ini diajukan
Apakah ada perubahan yang signifikan dalam modal saham, utang jangka panjang, atau modal kerja sampai tanggal pertanyaan ini diajukan
Status saat ini mengenai unsur atau pos – pos sebelumnya dalam laporan keuangan yang dilaporkan dan
dipertanggungjawabkan
berdasarkan
data
sementara, awal, atau data yang tidak konklusif
Apakah penyesuaian yang tidak biasanya ada/ tidak biasa terjadi telah dibuat selama periode dari tanggal neraca sampai dengan tanggal pertanyaan ini diajukan
o
Membaca notulen rapat dewan komisaris, pemegang saham, dan komite lainnya. Apabila notulen tidak tersedia, auditor bisa
meminta
keterangan
mengenai
masalah
yang
hukum
klien
dibicarakan dalam rapat tersebut. o
Meminta
keterangan
kepada
konsultan
mengenai litigasi/tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan o
Mendapatkan surat representasi dari klien (pejabat yang berwenang
seperti
presdir,
direktur
keuangan,
yang
bertanggal sama dengan tanggal laporan audit) mengenai peristiwa kemudian yang menurut para eksekutif berwenang tersebut akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan o
Meminta keterangan tambahan atau melaksanakan prosedur tambahan berupa tanya jawab yang dianggap perlu terkait situasi saat itu.
Pengaruh terhadap Laporan Auditor
8
Kelalaian untuk mencatat atau mengungkapkan secara tepat peristiwa
kemudian
penyimpangan
dari
dalam
laporan
laporan
standar
keuangan auditor.
akan
menimbulkan
Tergantung
pada
materialitasnya, auditor harus menyatakan baik opini wajar dengan pengecualian atau tidak wajar karena laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan GAAP. MEMBACA NOTULEN RAPAT
Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya seperti komite keuangan dan komite audit dapat memuat hal – hal yang mempunyai signifikansi audit, seperti otorisasi penerbitan obligasi baru, pembelian saham treasuri, pembayaran dividen tunai, atau penghentian lini produk. Hal tersebut akan mempengaruhi asersi manajemen dalam laporan keuangan. Auditor harus menentukan bahwa semua notulen rapat dewan direksi yang diadakan selama periode audit dan periode peristiwa kemudian diserahkan kepada auditor untuk direview guna menilai signifikansi auditnya. Misalnya, informasi yang dipelajari dari catatan itu dapat menyebabkan
auditor
mengubah
pengujian
substantive
yang
telah
direncanakan, atau meminta klien untuk menyertakan pengungkapan peristiwa kemudian dalam laporan keuangan. Pembacaan notulen rapat harus didokumentasikan dalam kertas kerja audit. MENDAPATKAN BUKTI MENGENAI LITIGASI, KLAIM, DAN PENILAIAN FASB ( Financial Accounting Standards Board ) dalam PSAK
5 tentang akuntansi untuk kontinjensi mendefinisikan kontinjensi sebagai kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh apabila satu atau lebih peristiwa masa depan terjadi atau tidak. Keuntungan kontinjen seperti klaim oleh klien terhadap pihak lain atas pelanggaran paten, hanya akan menimbulkan masalah yang relatif kecil bagi auditor karena menurut GAAP hal itu biasanya tidak akan dicatat sampai terealisasi.
9
Sedangkan, kerugian kontinjen seringkali merupakan masalah yang signifikan bagi auditor. Hal ini tergantung pada evaluasi subjektif atas kemungkinan pembayaran masa depan. Menurut GAAP, kerugian kontinjen harus: 1) Dicatat sebagai kewajiban kontinjen 2) Diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan 3) Diabaikan Kontinjensi ini meliputi kewajiban yang potensial dari perselisihan pajak penghasilan, jaminan produk, jaminan kewajiban pihak lain, dan litigasi, klaim, serta penilaian. Kepentingan auditor terhadap kewajiban kontinjen tidak terbatas pada penyelesaian audit. Auditor harus waspada terhadap kemungkinan adanya kewajiban kontinjen selama melakukan audit, terutama dalam mencari kewajiban yang tidak tercatat. GAAS (Generally Accepted Auditing Standards) tidak merinci persyaratan audit atas semua kontinjen yang ada, namun GAAS telah memuat persyaratan untuk mengaudit litigasi, klaim, dan penilaian. Persyaratan ini biasanya dipernuhi oleh auditor pada saat melakukan penyelesaian audit agar bukti tambahan bisa diperoleh sedekat mungkin dengan akhir pekerjaan lapangan. Pertimbangan Audit
Dalam SPAP, tepatnya SA 337 “Permintaan Keterangan dari Penasihat Hukum Klien Tentang Litigasi, Klaim, dan Asesmen” ( Inquiry of a Client’s Lawyer Concerning Litigation, Claims, and Assessments ) khususnya pada 337.03 “Pertimbangan Audit” menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti tentang: a. Keberadaan suatu kondisi, situasi, atau serangkaian keadaan yang menunjukkan suatu ketidakpastian tentang kerugian yang mungkin terjadi bagi suatu entitas yang timbul dari litigasi, klaim, dan asesmen/penilaian ( Litigation, Claims, and Assessments-LCA)
10
b. Periode terjadinya penyebab yang mendasari tindakan hukum yang terjadi c. Tingkat kemungkinan terjadinya hasil yang tidak menguntungkan d. Jumlah atau kisaran kerugian yang potensial LCA biasanya berada dalam pengetahuan langsung manajemen. Oleh karena itu, auditor kemudian harus: 1) Melakukan tanya jawab dan diskusi dengan manajemen tentang arti dan identifikasi LCA 2) Mendapatkan suatu uraian dan evaluasi atas LCA yang terjadi pada tanggal neraca 3) Mendapatkan kepastian dari manajemen (lebih baik dalam bentuk tertulis) mengenai eksistensi setiap klaim yang belum ditegaskan dan memeriksa dokumen yang dimiliki klien mengenai LCA Auditor juga dapat memperoleh informasi tentang LCA melalui notulen rapat dewan komisaris, kontrak dan perjanjian pinjaman, serta jawaban konfirmasi bank mengenai jaminan pinjaman. Surat Pertanyaan Audit
Auditor biasanya tidak memiliki keahlian hukum yang mencukupi untuk membuat pertimbangan yang jelas mengenai semua LCA. Jadi, SA 337.07 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit ( Letter of Audit Inquiry) kepada ahli hukum klien merupakan sarana utama bagi auditor mendapatkan informasi pendukung tentang LCA yang diserahkan oleh manajemen. Surat itu harus dikirimkan oleh manajemen kepada setiap ahli hukum yang telah ditugaskan oleh klien dan telah memberikan perhatian yang cukup besar selama tahun berjalan kepada LCA atau klaim signifikan yang belum ditegaskan yang mungkin bersifat material. Surat itu harus meminta ahli hukum untuk menjawab langsung kepada auditor. Auditor dapat meminta kepada kliennya untuk meminta keterangan tentang hal – hal tambahan seperti beban yang belum dibayar atau beban yang belum ditagih oleh 11
pemasok atau informasi khusus tentang kewajiban yang dianggap timbul berdasarkan kontrak perusahaan, dan jaminan utang bagi pihak lain. Pengaruh Jawaban Terhadap Laporan Auditor
Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan auditor. Yaitu, auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Hal ini dapat terjadi apabila jawabannya menunjukkan bahwa berdasarkan penyelidikan yang layak atas masalah yang dihadapi, terdapat: 1) Probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkan 2) Masalah yang dihadapi adalah tidak material
12
MENDAPATKAN SURAT REPRESENTASI KLIEN
Auditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu dari manajemen dalam memenuhi sandar ketiga pekerjaan lapangan. Hal ini dapat dicapai melalui surat representasi klien, yang umumnya dikenal sebagai surat rep. AU 333, Management Representations, menjelaskan bahwa representasi merupakan bagian dari barang bukti tetapi bukan pengganti penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk mendapatkan dasar yang layak atas suatu pendapat. Representasi manajemen harus dapat :
Mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada auditor
Mendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi tersebut
Mengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi manajemen
Isi Surat Representasi
Menurut AU 333.06 terdapat empat kategori utama dari representsi spesifik yang harus termasuk dalam surat rep. Surat representasi itu harus mencakup representasi mengenai :
Laporan keuangan
Kelengkapan informasi
Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
Peristiwa kemudian
Pengaruh Terhadap Laporan Auditor
Apabila auditor menerima surat rep dan mampu mendukung representasi
manajemen,
maka
suatu
laporan
audit
standar
dapat
dikeluarkan. Tetapi, jika ada keterbatasan pada lingkup audit jika auditor tidak dapat : 1) Memperoleh surat rep
13
2) Mendukung representasi manajemen yang bersifat material bagi laporan keuangan dengan prosedur audit lainnya Pembatasan lingkup tersebut akan mengakibatkan penyimpangan dari laporan standar auditor baik melalui pendapat wajar dengan kualifikasi maupun penolakan pemberian pendapat.
MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai review keseluruhan atas laporan keuangan. SAS 56 (AU 329.22) menyatakan bahwa tujuan dari review keseluruhan adalah untuk membantu auditor menilai kesimpulan yang dicapai dalam audit dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Dalam melakukan review keseluruhan, auditor membaca laporan keuangan dan catatan serta mempertimbangkan kelayakan bukti yang diperoleh dalam menanggapi saldo dan hubungan yang tidak biasa serta tidak terduga yang : 1) Diantisipasi dalam perencanaan audit 2) Diidentifikasi selama audit dalam pengujian substantif Dalam melakukan review keseluruhan atas kewajaran penyajian laporan keuangan, data perusahaan dapat dibandingkan dengan (1) hasil yang diharapkan entitas berdasarkan dinamika bisnis yang mendasarinya, (2) data yang tersedia mengenai kinerja industri, dan (3) data nonkeuangan yang relevan seperti unit yang diproduksi atau dijual serta jumlah karyawan. Suatu review keseluruhan biasanya akan membandingkan kinerja keuangan entitas yang dilaporkan dengan sasaran strategisnya atas pendapatan, pelanggan, dan pangsa pasar atas efisiensi dari proses inti serta kesesuaian ukuran nonkeuangan dengan gambaran keseluruhan yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
14
B. Mengevaluasi Temuan Auditor mempunyai dua tujuan berikut dalam mengevaluasi temuantemuan: 1) Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan 2) Menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam audit Untuk mencapai tujuan ini, auditor menyelesaikan langkah-langkah berikut: MEMBUAT PENILAIAN AKHIR ATAS MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT
Dalam merumuskan sesuatu pendapat atas laporan keuangan, auditor harus menggabungkan semua bukti yang diperoleh selama audit. Prasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan dikeluarkan adalah penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak untuk melakukan proses ini adalah menjumlahkan salah saji-salah saji yang ditemukan ketika memeriksa semua akun yang belum dikoreksi oleh klien. Penentuan auditor atas salah saji dalam suatu akun dapat mencakup komponen berikut: a) Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui pengujian substantif atas rincian transaksi dan saldo b) Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik sampling audit c) Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi oleh prosedur audit lainnya Semua komponen yang terdapat dalam suatu akun dikenal sebagai salah saji yang mungkin, sementara jumlah salah saji yang mungkin dalam semua akun disebut sebagai salah saji agregat yang mungkin. Penilaian auditor atas salah saji agregat yang mungkin dapat mencakup pengaruh dari semua salah saji yang mungkin belum dikoreksi selama periode sebelumnya terhadap laporan keuangan periode berjalan.
15
Data yang telah diakumulasi kemudian dibandingkan dengan pertimbanga pendahuluan auditor mengenai materialitas yang dibuat ketika merencanakan audit. Dalam merencanakan audit, auditor menetapkan tingkat risiko audit yang dapat diterima. Jika salah saji agregat meningkat, maka risiko bahwa laporan keuangan mengandung salah saji yang material juga meningkat. Jika auditor merasa bahwa risiko audit tidak dapat diterima, maka auditor harus: a) Melaksanakan pengujian substantif tambahan b) Meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk mengurangi risiko salah saji yang material
Gambar 10-4 Analisis Kertas Salah Agregat yang Mungkin
MENGEVALUASI KELANGSUNGAN USAHA
AU 341, The Auditor’s Consideration of an Entity Ability to Continue as a Going Consern, menetapkan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi apakah ada keraguan yang substansial tentang kemampuan
16
klien untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama suatu periode waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu tahun di luar tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Biasanya, informasi yang akan menimbulkan keraguan yang substansial tentang asumsi kelanjutan usaha berkaitan dengan ketidakmampuan entitas untuk terus memenuhi kewajibannya ketika jatuh tempo tanpa diposisi aktiva yang besar di luar arah bisnis yang biasa, merestrukturisasi hutang, merevisi operasinya yang dipaksa dari luar, atau melakukan tindakan yang serupa. Jika auditor merasa yakin bahwa terdapat keraguan yang substansial mengenai kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelanjutan usahanya, maka auditor harus : a) Mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi pengaruh kondisi atau peristiwa tersebut b) Menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat diterapkan secara efektif Jika,
setelah
mengevaluasi
rencana
manajemen,
auditor
menyimpulkan bahwa terdapat keraguan yang substansial mengenai kelanjutan usaha, maka ia harus:
Mempertimbangkan kelayakan pengungkapan mengenai kemungkinan
ketidakmampuan
entitas
untuk
mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode waktu yang layak
Menyertakan suatu paragraf penjelasan dalam laporan audit untuk mencerminkan kesimpulannya.
Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial, maka auditor tetap harus mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan. Beberapa informasi yang mungkin diungkapkan mencakup:
Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang menimbulkan penilaian
atas
keraguan
yang
substansial
mengenai
17
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode waktu yang layak.
Kemungkinan pengaruh kondisi dan peristiwa tersebut.
Evaluasi manajemen atas signifikansi dari kondisi-kondisi dan peristiwa itu serta setiap faktor yang dapat mengurangi.
Kemungkinan penghentian operasi.
Rencana
manajemen
(termasuk
informasi
keuangan
prospektif yang relevan)
Informasi tentang pemulihan atau klasifikasi jumlah aktiva yang tercatat atau jumlaj atau klasifikasi kewajiban.
MELAKUKAN REVIEW TEKNIS ATAS LAPORAN KEUANGAN
Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan terbuka, review teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh partner yang bukan anggota tim audit. Daftar periksa tersebut mencakup hal-hal yang berkenaan dengan bentuk dan isi dari masing-masing laporan keuangan dasar termasuk pengungkapan yang disyaratkan.
MERUMUSKAN
PENDAPAT
DAN
MEMBUAT
NASKAH
LAPORAN AUDIT
Dalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuantemuan dengan mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk tujuan menyatakan pendapat ataslaporan keuangan secara keseluruhan. Tanggung jawab akhir atas langkah-langkah ini terletak pada partner yang melakukan penugasan itu. Sebelum mengambil keputusan akhir tentang pendapat, biasanya diadakan suatu konferensi dengan klien. Pada pertemuan ini, auditor melaporkan semua temuannya secara lisan dan berusaha memberikan dasar
18
pemikiran
untuk
melakukan
penyesuaian
yang
diusulkan
dan/atau
pengungkapan tambahan ataupun sebaliknya. Pada akhirnya, beberapa kesepakatan umumnya dapat dicapai tentang perubahan yang harus dilakukan dan auditor dapat meneruskan dengan mengeluarkan pendapat wajar tanpa pengecualian.
MELAKUKAN REVIEW AKHIR ATAS KERTAS KERJA
Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan, bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review tambahan atas kertas kerja dapat dilakukan pada akhir pekerjaan lapangan oleh anggota tim audit. Tingkatan review yang dapat dilakukan dalam penyelesaian audit ditunjukkan dalam table berikut: Tabel 10-3 Tingkatan dan Sifat Review Review
Manajer
Sifat Review
Mereview kertas kerja yang disiapkan oleh
auditor
senior
dan
mereview
beberapa atau semua kertas kerja yang direview oleh auditor senior. Partner
yang
bertanggung
jawab atas penugasan
Mereview kertas kerja yang disiapkan oleh manajer dan mereview kertas kerja lainnya atas dasar selektif. Sumber : Boynton, 2003
Review yang dilakukan partner atas kertas kerja dirancang untuk mendapatkan kepastian bahwa:
Pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan adalah akurat dan lengkap.
Pertimbangan yang dilakukan oleh bawahan adalah layak dan tepat pada situasi bersangkutan.
19
Penugasan audit telah diselesaikan sesuai dengan kondisi dan syarat yang ditetapkan dalam surat penugasan.
Semua
pertanyaan
tentang
akuntansi,
auditing,
dan
pelaporan signifikan yang timbul selama audit telah diselesaikan dengan tepat.
Kertas kerja mendukung pendapat auditor.
GAAS dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu kantor akuntan telah dipenuhi.
C. Komunikasi dengan Klien Komunikasi antar auditor dengan klien pada penutupan audit melibatkan komite audit dan manajemen. Komunikasi dengan komite audit membicarakan hal-hal berkenaan dengan (1) pengendalian internal klien dan (2) pelaksanaan audit. Sementara komunikasi dengan manajemen dilakukan melalui surat manajemen. MENGKOMUNIKASIKAN
HAL-HAL
YANG
BERKAITAN
DENGAN PENGENDALIAN INTERNAL
Selama melakukan audit, auditor mungkin menyadari hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal yang harus menjadi kepentingan dari komite audit klien atau pribadi dengan wewenang dan tanggung jawab yang sama. AU 325 Communication of Internal Control Related Matters Noted in an Audit, mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan kondisikondisi yang dapat dilaporkan (reportable conditions), yang didefinisikan
sebagai hal yang merupakan
kekurangan
yang
signifikan
dalam
perancangan
atau
operasi
pengendalian internal, yang dapat berpengaruh buruk terhadap kemampuan organisasi untuk mencatat, memproses, mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.
20
Kondisi yang dapat dilaporkan mungkin bersangkutan dengan setiap unsur pengendalian internal. Penentuan suatu kekurangan atau defisiensi sebagai kondisi yang dapat dilaporkan dipengaruhi oleh ha-hal seperti ukuran
entitas,
kerumitan
operasinya,
struktur
organisasinya,
dan
karakteristik kepemilikannya. Contoh kondisi-kondisi yang dapat dilaporkan disajikan dalam Lampiran 19A. AU 325.04 menunjukkan bahwa auditor tidak disyaratkan untuk mencari kondisi-kondisi yang dapat dilaporkan. Auditor dapat menyadari suatu kondisi yang dapat dilaporkan dalam memperoleh pemahaman atas pegendalian internal, melaksanakan pengujian pengendalian, melaksanakan pengujian substantif, atau sebaliknya selama audit. Komunikasi
itu
sebaiknya
dilakukan
dalam
bentuk
tertulis.
Pembagian laporan itu biasanya harus dibatasi kepada komite audit, manajemen, dan pihak lain di dalam organisasi. Akan tetapi, bila laporan tersebut disyaratkan oleh otoritas pemerintah, maka rujukan khusus harus dinyatakan dalam laporan itu. AU 325.11 menyatakan bahwa setiap laporan yang diterbitkan mengenai kondisi yang dapat dilaporkan harus:
Menunjukkan bahwa tujuan audit adalah melaporkan tentang laporan keuangan dan bukan memberikan kepastian tentang pengendalian internal.
Menyertakan definisi tentang kondisi yang dapat dilaporkan.
Menyertakan pembatasan pembagian.
AU 325.12 menggambarkan saksi laporan yang mencakup persyaratan ini:
21
dalam merencanakan dan melaksanakan audit atas laporan keuangan ABC Corporation
untuk
tahun
yang
berakhir
31
desember
20XX,
kami
mempertimbangkan pengendalian internalnya untuk menentukan prosedur audit yang akan kami lakukan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan, dan bukan untuk memberikan
kepastian tentang pengendalian
internalnya. Akan tetapi, kami mencatat
hal-hal tertentu yang melibatkan
pengendalian internal dan operasinya yang kami anggap sebagai kondisi yang dapat dilaporkan menurut standar yang ditentukan oleh American Institute of Certified Public Accountants. Kondisi yang dapat dilaporkan meliputi hal-hal yang menarik perhatian kami berkenaan dengan kekurangan yang signifikan
dalam perancangan atau operasi pengendalian internal yang, menurut pendapat kami, dapat berpengaruh buruk terhadap kemampuan organisasi untuk mencatat, memroses, mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. ( sertakan paragraf yang menguraikan kondisi yang dapat dilaporkan yang tercatat) Laporan ini hanya dimaksudkan untuk informasi dan penggunaan oleh komite audit (dewan komisaris, dewan trustee, atau pemilik perusahaan yang dikelola oleh pemilik), manajemen, dan pihak dalam organisasi (atau lembaga pemerintah tertentu atau pihak ketiga tertentu) Komunikasi ini harus dilaksanakan secara tepat waktu baik selama audit ataupun sesudah penutupannya. Faktor-faktor tambahan berikut dapat mempengaruhi isi laporan:
Karena potensi misinterpretasi dari tingkat kepastian yang sangat terbatas yang diberikan oleh laporan itu, maka auditor sebaiknya tidak menyatakan dalam laporan bahwa tidak ada kondisi yang dapat dilaporkan yang dicatat.
Dengan persetujuan klien, laporan itu mungkin (1) tidak memasukkan kondisi yang dapat dilaporkan yang sudah
22
diketahui oleh komite audit dan (2) memasukkan hal-hal yang tidak memenuhi syarat sebagai kondisi yang dapat dilaporkan. Suatu kondisi yang dapat dilaporkan bisa begitu besar sehingga merupakan kelemahan yang material. AU 325.15 mendefinisikan kelemahan yang material sebagai: Suatu kondisi yang dapat dilaporkan di mana rancangan atau operasi dari satu atau lebih komponen pengendalian internal tidak mengurangi risiko hingga tingkat yang relatif rendah, sehingga salah saji yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan dalam jumlah yang material dalam kaitannya deng
-an laporan keuangan yang sedang diaudit mungkin terjadi dan tidak te rdetaksi pada periode waktu oleh oleh GAAS karyawan ketika melaksanakansecara kegiatan Auditor yang tidak tepat disyaratkan untuk mengidentifikasi normal dan dari mengkomunikasikan fungsi yang telah dibebenkan kepadanya. terpisah kelemahan yang material dalam laporan kepada komite audit. Namun, apabila baik oleh permintaan klien atau pun pilihan auditor kelemahan yang material diidentifikasi dan diuraikan dalam laporan, maka dua paragraf tambahan akan diperlukan. Paragraf pertama harus memuat difinisi dari istilah “kelemahan yang material” dan suatu uraian tentang kondisi yang dapat dilaporkan yang merupakan kelemahan material. Seperti ditunjukkan dalam AU 325.16, paragraf tambahan kedua harus menguraikan keterbatasan pekerjaan auditor sebagai berikut: Pertimbangan kami atas pengendalian internal tidak perlu mengungkapkan semua hal tentang pengendalian internal yang mungkin merupakan kondisi yang dapat dilaporkan dan dengan demikian, tidak perlu mengungkapkan semua kondisi yang dapat dilaporkan yang juga dipertimbangkan sebagai kelemahan material seperti telah diidentifikasikan di atas. Akan tetapi, tidak satu pun kondisi yang dapat dilaporkan yang telah diuraikan di atas dianggap sebagai kelemahan yang material
23
Apabila paragraf sebelumnya disertakan dalam laporan dan tidak ada kondisi yang dapat dilaporkan yang dipandang sebagai kelemahan material, maka pernyataan mengenai pengaruh ini akan ditambahkan pada paragraf itu (lihat contoh di atas). MENGKOMUNIKASIKAN
HAL-HAL
YANG
BERKENAAN
DENGAN PELAKSANAAN AUDIT
AU 380, Komuniksi Dengan Komite Audit (SAS 61, SAS 90), mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan hal-hal tertentu berkenaan dengan pelaksanaan audit kepada mereka yang bertanggung jawab mengawasi proses pelaporan keuangan. Biasanya tanggung jawab ini dibebankan ke suatu komite audit dari dewan komisaris atau ke satu kelompok dengan wewenang yang sama seperti komite keuangan. Kominikasi ini bisa dilakukan secara lisan atau tertulis, dan hal ini dapat terjadi selama atau segera setelah audit. Apabila komunikasi itu dilakukan secara tertulis, maka laporan tesebut harus menunjukkan bahwa hal itu dimaksudkan untuk komite audit atau dewan komisaris dan, jika sesuai, untuk menajemen. AU 280.06-,14 menyatakan bahwa komunikasi dengan komite audit dapat mecakup hal-hal- berikut:
Tanggung jawab auditor menurut GAAS termasuk kepastian yang diberikan oleh suatu audit bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji material, konsep materialitas yang digunakan dalam audi, dan jenis pengujian audit yang dilaksanakan.
Kebijakan akuntansi yang signifikan seperti seleksi awal dan perubahan kebijakan manajemen, metode akuntansi yang digunakan untuk transaksi signifikan yang tidak biasa, dan pengaruh kebijakan terhadap bidang-bidang yang kurang memiliki pedoman atau konsensus berwenang.
24
Pertimbagan auditor tentang mutu prinsip akuntansi entitas. Pembahasan ini lazimnya akan menyertakan manajemen sebagai peserta aktif karena mereka mempunyai tanggung jawab utama untuk menetapkan prinsip-prinsip akuntansi. Pembahasan yang terbuka dan terus terang harus mencakup hal-hal seperti konsistensi penerapan kebijakan akuntansi. Kejelasan dan kelengkapan laporan keuangan entitas itu, serta pos-pos
yang
mempunyai
dampak
signifikan
terhadap
kelayakan veriabilitas, dan netrabilitas penyajian informasi, akuntansi juga harus dimasukkan dalam laporan keuangan. Contohnya mencakup (1) seleksi kebijakan akuntansi yang baru atau perubahannya, (2) estimasi pertimbangan, dan ketidakpastian, (3) transaksi yang tidak biasa, (4) kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos laporan keuangan yang signifikan, termasuk ketentuan waktu transaksi dan periode ketika hal itu dicatat, atau praktik akuntansi yang mungkin unik untuk industri bersangkutan
Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi mencakup dasar untuk pertimbangan dan proses membuat estimasi akutansi.
Penyesuaian audit yang signifikan yang secara tersendiri, atau secara agregat, mempunyai pengaruh penting terhadap proses pelaporan keuangan entitas itu.
Ketidaksepakatan
dengan
manajemen
yang signifikan
mengenai laporan keuangan atau laporan auditor, dan ketidaksepakatan
berkenaan
dengan
penerapan
prinsip
akuntansi serta dasar untuk pertimbangan manajemen tentang estimasi akuntansi.
Konsultasi dengan akuntan lain tentang masalah akuntansi dan auditing.
25
Masalah penting yang dibahas dengan manjemen sebelum penarikan diri termasuk yang bersangkutan dengan prinsip akuntansi dan standar auditing.
Konsultan yang dihadapi dalam pelaksanaan audit seperti penangguhan yang tidak semestinya oleh manajemen tentang izin pelaksanaan audit dan memberikan informasi yang diperlukan, tidak tersedianya personil klien, serta kelalaian klien untuk menyelesaikan skedul yang disiapkan klien secara tepat waktu.
Selain itu, seperti telah dijelaskan sebelumnya, auditor juga harus menyampaikan kondisi yang dapat dilaporkan dalam struktur pengendalian internal perusahaan kepada komite audit. MENYIAPKAN SURAT MANAJEMEN
Selama melaksanakan penugasan audit, auditor mengamati banyak segi tentang organisasi dan operasi bisnis klien. Ketika menyelesaikan suatu audit, banyak auditor menganggap bermanfaat untuk menulis surat kepada manajemen, yang dikenal sebagai surat manajemen (management letter ), yang memuat rekomendasi yang tidak termasuk dalam komunikasi yang disyaratkan dengan komite audit. Rekomendasi ini biasanya berkaitan dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Penerbitan surat tersebut telah menjadi bagian yang terpadu dari jasa yang diberikan auditor
kepada
klien
mereka.
Surat
manajemen
dengan
jelas
memperlihatkan kepentingan yang berkelanjutan dari auditor dalam hal kesejahteraan dan masa depan klien. Penyusunan surat manajemen ini tidak disyaratkan oleh GAAS. Hal-hal yang relevan dengan surat manajemen harus dicatat pada kertas kerja audit sedang berlangsung untuk memastikan bahwa hal itu tidak akan terlupakan. Berikutnya, kertas kerja audit harus memberikan dokumentasi yang memadai tentang komentar surat manajemen. Dukungan
26
semacam itu juga akan berguna dalam setiap pembahasan dengan manajemen tentang komentar yang harus diberikan. Surat manajemen harus disiapkan secara cermat, disusun dengan rapi, dan ditulis dengan nada membangun. Permintaan surat tersebut dengan segera akan menciptakan suatu kesan yang menguntungkan dan dapat mendorong tanggapan yang cepat serta positif dari manajemen. Surat manajemen dapat mencakup komentar tentang
Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalaian internal yang tidak
dipertimbangkan
sebagai
kondisi
yang
dapat
dilaporkan.
Rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya dan jasa bernilai tambah yang tercatat selama audit.
Hal-hal yang bersangkutan dengan pajak.
D. Tanggung Jawab Setelah Audit PERISTIWA KEMUDIAN YANG TERJADI ANTARA TANGGAL DAN PENERBITAN LAPORAN AUDITOR
SAS 1 (AU 530), menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk mengajukan pertanyaan atau melaksanakan suatu prosedur audit apapun selama periode waktu ini guna menemukan peristiwa kemudian yang material. Auditor dapat menggunakan tanggal ganda dalam laporan audit. Tanggal ganda merupakan praktik yang paling umum karena member tanggal kembali atas keseluruhan laporan akan memperluas tanggung jawab auditor secara keseluruhan di luar penyelesaian pekerjaan lapangan.
27
PENEMUAN FAKTA YANG ADA PADA TANGGAL LAPORAN
Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan fakta yang ada setelah audit pada tanggal laporan audit. Namun, SAS 1 (AU 561.04), menunjukkan bahwa jika (1) auditor menyadari adanya fakta tersebut dan (2) fakta itu mungkin mempengaruhi laporan yang telah dikeluarkan, maka auditor diwajibkan untuk memastikan reliabilitas informasi itu. Jika klien menolak untuk mengungkapkan fakta yang baru ditemukan, maka auditor harus memberi tahu setiap anggota dewan komisaris mengenai penolakan tersebut. Selain itu, AU 561.08 juga menyatakan bahwa auditor harus mengambil langkah-langkah berikut untuk mencegah ketergantungan lebih lanjut pada laporan itu: 1. Memberi tahu klien bahwa laporan audit ridak dapat lagi dikaitkan dengan laporan keuangan. 2. Memberi
tahu
lembaga
berwenang
yang
mempunyai
jurisdiksi terhadap klien bahwa lapran itu tidak dapat lagi diandalkan. 3. Memberi tahu setiap orang yang diketahui mengnadalkan pada laporan bahwa laporan audit itu tidak dapat lagi diandalkan.
28
Apabila klien tidak bersedia bekerja sama dan auditor tidak dapat melakukan penyelidikan yang memuaskan, maka tanpa mengungkapkan informasi spesifik, auditor harus (1) menunjukkan tidak adanya kerjasama itu dan (2) menyatakan bahwa jika informasi itu benar, laporan audit tidak dapat lagi diandalkan.
PENEMUAN PROSEDUR YANG DIHILANGKAN
Ketika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, auditor harus menilai kepentingan hal itu bagi kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat ini untuk mendukung pendapat yang dinyatakan atas laporan keuangan. AU 390.05 menunjukkan jika auditor memutuskan bahwa pendapatnya tidak dapat didukung dan auditor yakin bahwa orangorang saat ini mengandalkan pada laporan itu, maka auditor harus segera melaksanakan prosedur yang dihilangkan atau prosedur alternative yang akan memberikan dasar yang memuaskan atas pendapatnya. Apabila dasar yang memuaskan untuk menyatakan pendapat telah diperoleh dan bukti bukti mendukung pendapat yang dinyatakan, auditor tidak mempunyai tanggung jawab lagi. Tetapi, jika pelaksanaan prosedur yang dihilangkan mengungkapkan fakta yang ada pada tanggal laporan sehingga akan mengubah pendapat yang dinyatakan sebelumnya, auditor harus mengikuti prosedur pemberitahuan yang diuraikan dalam paragraph terakhir dari bagian terdahulu untuk mencegah ketergantungan selanjutnya atas laporan bersangkutan. Jika auditor tidak dapat melaksanakan prosedur alternatif atau yang dihilangkan, maka auditor dapat berkonsultasi dengan pengacara untuk menentukan tindakan yang tepat.
29
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tahap penyelesaian audit merupakan tahap yang penting untuk memastikan audit yang berkualitas. Dalam tahap ini, auditor menelaah kewajiban kontijensi dan peristiwa kemudian. Auditor juga mereview kecukupan bukti audit dan keputusan yang diambil untuk menentukan apakah hal itu mendukung pendapat audit. Kemudian auditor berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen mengenai temuan yang penting dan persoalan lainnya.Setelah
menjelaskan
aktivitas-aktivitas
yang
terlibat
dalam
penyelesaian audit, kemudian harus diberikan pertimbangan pada tanggung jawab auditor setelah audit.Tanggung jawab ini berkaitan dengan peristiwa yang terjadi sesudah tanggal laporan audit. Dan tanggung jawab setelah audit Mencakup pertimbangan atas : 1. Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal dan penerbitan laporan audit 2. Penemuan fakta yang ada 3. Penemuan prosedur yang dihilangkan
B. SARAN
Diharapkan pembahasan di makalah ini dapat membawa manfaat bagi pembaca. Adapun kekurangan di dalamnya agar bisa dijadikan pemeblajaran untuk menjadi lebih baik dari yang kami sajikan.
30