4
11
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia di antaranya meliputi ejaan, kaidah penggunaan dan penulisan huruf, penggunaan tanda baca, penulisan kata, penulisan unsur serapan, serta pelafalan huruf. Ejaan yang berlaku di Indonesia sekarang dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), yang selama ini penggunaannya sering tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku. Pemahaman tentang ejaan sangat penting karena dibuatnya kaidah dalam berbahasa Indonesia tentunya untuk memberi batasan penggunaan bahasa.
Rumusan Masalah
Dari pembahasan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana penulisan kata dalam kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)?
Bagaimana penulisan unsur serapan dalam kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)?
Seperti apa pelafalan huruf yang berlaku sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)?
Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan ini antara lain:
Untuk mengetahui macam-macam penulisan kata dalam kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Untuk mengetahui macam-macam penulisan unsur serapan dalam kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Untuk mengetahui macam-macam bunyi pelafalan huruf yang berlaku sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penulisan Kata
Penulisan kata terdiri atas kata dasar, kata ulang, gabungan kata, kata depan, penulisan partikel dan kata ganti. Kata dasar ditulis sebagai satu satuan yang berdiri sendiri, sedangkan pada kata turunan, imbuhan (awalan, sisipan, atau akhiran) dituliskan serangkai dengan kata dasarnya. Kalau gabungan kata hanya mendapat awalan atau akhiran, awalan atau akhiran itu dituliskan serangkai dengan kata yang bersangkutan saja.
2.1.1 Penulisan Kata Dasar
Penulisan kata dasar sering dikaitkan pada penulisan baku dan tidak baku. Penulisan di karangan ilmiah, skripsi, dan makalah.
Perhatikan contoh berikut:
Benar Salah Benar Salah
Aktivitas Aktifitas Karier Karir
Apotek Apotik Khotbah Khutbah
Analisis Analisa Lubang Lobang
Baut Baud Manajemen Managemen
Definisi Difinisi Motivasi Motifasi
Diesel Disel Nasihat Nasehat
Ekspor Eksport November Nopember
Ekstrem Ekstrim Objek Obyek
Februari Pebruari Psikotes Psikotest
Fiologi Phiologi Risiko Resiko
Film Filem Sekretaris Sekertaris
Hafal Hapal Syukur Sukur
Hakikat Hakekat Utang Hutang
Ijazah Ijasah Wujud Ujud
2.1.2 Penulisan Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Bahasan kata ulang mencakup: gabungan kata dasar, gabungan kata berimbuhan, gabungan kata dasar berubah bunyi, dan penggunaan gabungan kata harus ditulis berdasarkan pedoman baku sebagai berikut
Pengulangan Kata Dasar
Tidak menggunakan angka dua pada akhir kata, tetapi menggunakan tanda penghubung.
Contoh:
Benar: cakap-cakap, kota-kota, orang-orang, rumah-rumah, tinggi-tinggi, pandai-pandai, rajin-rajin
Salah: cakap2, kota2, orang2, rumah2, tinggi2, pandai2, rajin2
Pengulangan Kata Berimbuhan
Ditulis dengan kata penghubung, tidak menggunakan angka dua.
Contoh:
Benar: berhubung-hubungan, beramai-ramai, dipukul-pukul, melambai-lambai, perlahan-lahan
Salah: ber-hubung2-an, ber-ramai2-an, di-pukul2, me-lambai2, per-lahan2
Pengulangan Gabungan Kata
Gabungan kata terdiri atas dua kata atau lebih. Jika gabungan kata itu diulang, cukup mengulang kata pertama saja.
Contoh:
Benar: buku-buku berkualitas, gedung-gedung tinggi, meja-meja tulis, sumber-sumber daya berkualitas.
Salah: buku berkualitas-buku berkualitas, gedung tinggi-gedung tinggi, meja tulis-meja tulis, sumber daya-sumber daya berkualitas
Pengulangan Kata Berubah Bunyi
bolak-balik (pengulangan konsonan berubah vokal)
huru-hara (pengulangan konsonan berubah vokal)
lauk-pauk (pengulangan vokal berubah konsonan)
ramah-tamah (pengulangan vokal berubah konsonan)
2.1.3 Penulisan Gabungan Kata
Gabungan kata yang berupa kata majemuk, bagian-bagiannya dituliskan terpisah.
Contoh:
Benar: jasa marga, kereta api cepat, kerja sama, tanggung jawab, tata surya, uji coba, wesel pos
Salah: jasamarga, keretaapi cepat, kerjasama, tanggungjawab, tatasurya, ujicoba, weselpos
Gabungan kata serangkai
Gabungan kata yang sudah padu benar, sudah senyawa, tidak dapat dikembalikan ke bentuk dan makna asal dituliskan serangkai.
Contoh:
Benar: barangkali, bumiputra, daripada, hulubalang, padahal, sekaligus, tunawicara
Salah: barang kali, bumi putra, dari pada, hulu balang, pada hal, sekali gus, tuna wicara
Gabungan kata terikat dan kata bebas
Yaitu kata yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata yang bermakna penuh bersama kata bebas, ditulis serangkai. Misalnya: non, tuna, sub, peri, antar, maha, eka, pasca, dwi, catur, antar, dan lain-lain.
Misalnya:
Benar
antarkota
caturwarga
mahabijaksana
nonkeuangan
pascapanen
subunit
Salah
antar kota, antar-kota
catur warga, catur-warga
maha bijaksana, maha-bijaksana
non keuangan
pasca panen, pasca-panen
sub unit, sub-unit
Catatan:
Penggabungan kata terikat dengan kata beruhuruf awal kapital, disisipi tanda hubung.
Benar: Non-Asia, Non-Indonesia, Non-APBN
Salah: nonAsia, nonIndonesia, nonAPBN
Khusus penggabungan kata maha + esa yang terkait dengan sifat Tuhan ditulis terpisah, misalnya: Tuhan Yang Maha Esa. Kata maha + sifat Tuhan yang tidak diawali dengan imbuhan pe- ditulis menyatu, misalnya: Tuhan Yang Mahakasih. Kata maha+sifat Tuhan yang diawali dengan imbuhan pe- ditulis terpisah, misalnya: Tuhan Yang Maha Pengasih.
Gabungan kata dasar + kata berimbuhan: penggabungan kata + kata berawalan atau berakhiran, awalan atau akhiran itu dituliskan serangkai dengan kata terdekat dengannya. Sedangkan kata lain yang merupakan unsur gabungan dituliskan terpisah, tanpa tanda hubung.
Benar
bertanda tangan
hancur leburkan
kasih sayangi
menyebar luas
sebar luaskan
tanda tangani
Salah
bertandatangan, bertanda-tangan
hancurleburkan, hancur-leburkan
kasihsayangi, kasih-sayangi
menyebarluas, menyebar-luas
sebarluaskan, sebar-luaskan
tandatangani, tanda-tangani
Penggabungan kata dengan konfiks berawalan+berakhiran sekaligus, ditulis serangkai, tanpa tanda hubung.
Benar
Dibudidayakan
Ketidakadilan
Mencampuradukkan
Pertanggungjawaban
Salah
Dibudi dayakan, dibudi-dayakan
Ketidak adilan, ketidak-adilan
Mencampur adukkan, mencampur-adukkan
Pertanggung jawaban, pertanggung-jawaban
2.1.4 Kata Depan
Kata depan di diikuti kata benda (tempat), menyatakan arah atau tempat, sedangkan awalan di- diikuti kata kerja. Awalan di- diikuti kata benda, misalnya: dicangkul (dapat disertai akhiran –kan, misalnya: dicangkulkan, dirumahkan). Kata depan di dapat diganti dengan kata depan dari atau ke, sedangkan awalan di- tidak dapat. Ketiga, kata depan di tidak dapat diganti dengan awalan me-, sedangkan awalan di- dapat.
di (kata depan)
di kampus (kata benda) – dapat diubah menjadi dari kampus atau ke kampus – tidak dapat diubah menjadi mengampus
di rumahsakit – dari rumah sakit
di samping – dari samping
di- (awalan)
ditulis (kata kerja ) – dapat diubah menjadi menulis – bukan dari tulis – tidak dapat dibentuk ke tulis
dirumahsakitkan- merumahsakitkan
dikesampingkan-mengesampingkan
ke (kata depan)
Ke mana saja kamu pergi, selama ini?
Tolong pindahkan meja ini ke ruang tengah.
Geser tempat tidur ini agak ke samping kiri.
Catatan:
ke pada kata kemari dituliskan serangkai karena kata itu tidak dapat diganti menjadi dari mana atau dimari.
ke- (awalan)
Betulkan kamu sudah mempunyai kekasih?
Apa keluaran pembelajaran ini?
Tolong kemarikan pekerjaanmu, akan saya periksa.
2.1.5 Penulisan Partikel
Partikel kah, lah, dan tah, ditulis serangkai dengan kata yang mendahului.
Misalnya:
Apakah yang kaubaca itu ?
Apatah gunanya menyasali hal itu ?
Bacalah buku ini.
Partikel pun, per ditulis terpisah dengan kata yang mendahului.
Misalnya:
Apa pun makanannya, ia tidak pernah mengeluh .
Sekali pun ia belum pernah ke rumah aku.
Gajinya naik per 1 April 2004.
Buku itu seharga Rp 30.000,00 per eksemplar.
Kelompok kata yang sudah padu sebagai suatu kata, pun ditulis serangkai, yakni: (1) adapun, (2) andaipun, (3) bagaimanapun, (4) biarpun, (5) kalaupun, (6) kendatipun, (7) maupun, (8) meskipun, (9) sungguhpun, (10) walaupun, (11) sekalipun, (12) ataupun.
Contoh:
Bagaimanapun kamu harus pergi kuliah.
Sekalipun sakit ia tetap belajar.
Baik pagi maupun siang ia hanya makan roti.
Perhatikan contoh di bawah ini!
Benar
Jangankan dua kali, satu kali pun saya belum pernah menerima surat itu.
Apa pun alasanya, anda dilarang melakukan tindakan melanggar disiplin.
Salah
Jangankan dua kali, satu kali pun saya belum pernah menerima surat itu.
Apa pun alasanya, anda dilarang melakukan tindakan melanggar disiplin.
Kata sekali pun yang bermakna satu kali pun, ditulis terpisah, sedangkan sekalipun yang bermakna sungguhpun ditulis serangkai.
Misalnya:
Sekali pun belum pernah kerumahnya saya tidak kesulitan menemukanya.
Sekalipun kaya raya, sekali pun ia belum pernah memberikan santunan kepada orang miskin.
2.1.6 Penulisan Kata Ganti
Kata ganti dalam bahasa Indonesia, seperti aku, saya, kita, kau, kamu, engkau, dia, dan mereka yang digunakan secara lengkap seperti itu harus ditulis terpisah. Akan tetapi, kata ganti yang dipendekan: aku menjadi –ku , kamu menjadi-mu, engkau menjadi-kau, atau dia menjadi-nya harus ditulis rangkai. Kata ganti ku- dan kau- dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan –ku , -mu,dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh :
Benar : kauamati, kuperjuangkan, bukumu, bukunya
Salah : kau amati, ku perjuangkan, buku mu, buku nya
2.2 Penulisan Unsur Serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah. Dilihat dari taraf penyerapannya ada tiga macam kata serapan, yaitu:
Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia, misalnya: kab, sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, sekolah, dan ember.
Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya, penulisan dan pengucapan amsih mengikuti cara asing. Misalnya shuttle cock, knock out, time out, check in, built up, complete knock down, fitnes, chip, server, web, linux, microsoft word, gigabyte, dan lain-lain.
Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis sesuai dengan EYD. Misalnya komputer (computer), kalkulasi (calculation), matematika (mathematic), infiltrasi (infil-trasio), influensa (influenza), bisnis (bussines), dan karakter (character).
2.2.1 Penyesuaian Ejaan Kata Serapan
Penyesuaian ejaan unsur serapan dilakukan dengan kaidah yang sudah baku. Kurang lebih terdapat 53 jenis yang perlu diperhatikan. Berikut ini beberapa kasus penulisan yang perlu mendapat perhatian.
Kata Asing Kata Baku Kata Asing Kata Baku
acceleration akselerasi hydraulic hidraulik
acceptor akseptor iatrogenic iatrogenik
acculturation akulturasi iota iota
aerodynamics aerodinamika materiaal material
aquarium akuarium orthography ortografi
athlete atlet orthopne ortopne
barrier barier orthosthatic ortostatik
carrier karier pharmachology farmakologi
caustic kaustik physiology fisiologi
cavalry kavaleri psycologhy psikologi
charisma karisma quorum kuorum
chronic kronik quality kualitas
dystocia distocia scleritis skleritis
exclusivme ekslusif trailer trailer
fanatiek fanatik yeast yeast
gorghum gorgum yoghuurt yoghurt
haemmoglobhin hemoglobin zymology zimologi
2.3 Pelafalan Huruf
2.3.1 Pelafalan Bahasa Indonesia
Kata atau singkatan dalam bahasa Indonesia dilafalkan menurut pengucapan dan pendengaran orang Indonesia.
Singkatan Lafal Baku Lafal Tidak Baku
DPR de pe er di pi ar
KKN ka ka en ke ke en
LSM el es em el es em
Pelafalan Singkatan Asing
Kata atau singkatan dalam bahasa asing dilafalkan menurut pendengaran orang Indonesia, namun dalam pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Singkatan Asing Lafal Baku Lafal Tidak Baku
Unesco yu nes ko unesko
Unicef yu ni sef unisef
UNO yu en ou uno; yu no
WTC doubleyu ti si we te ce
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penulisan kata dibagi menjadi enam, yaitu: kata dasar, kata ulang, gabungan kata, kata depan, penulisan partikel dan kata ganti. Penulisan kata dasar sering dikaitkan pada penulisan baku dan tidak baku. Penulisan di karangan ilmiah, skripsi, dan makalah. Kata ulang mencakup; gabungan kata dasar, gabungan kata berimbuhan, gabungan kata dasar berubah bunyi, dan penggunaan gabungan kata harus ditulis berdasarkan pedoman baku. Penulisan gabungan kata terdiri dari; gabungan kata yang berupa kata majemuk, gabungan kata serangkai, dan gabungan kata terikat dan kata bebas. Kata depan di diikuti kata benda (tempat), menyatakan arah atau tempat, sedangkan awalan di- diikuti kata kerja. Kata depan di dapat diganti dengan kata depan dari atau ke, sedangkan awalan di- tidak dapat. Partikel kah, lah, dan tah, ditulis serangkai dengan kata yang mendahului. Sedangkan partikel pun, per ditulis terpisah dengan kata yang mendahului. Kata ganti dalam bahasa Indonesia, seperti aku, saya, kita, kau, kamu, engkau, dia, dan mereka yang digunakan secara lengkap seperti itu harus ditulis terpisah. Akan tetapi, kata ganti yang dipendekan: aku menjadi –ku , kamu menjadi-mu, engkau menjadi-kau, atau dia menjadi-nya harus ditulis rangkai.
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah. Dilihat dari taraf penyerapannya, penulisan unsur serapan ada tiga, yaitu: kata asing, kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya, dan kata asing yang berfungsi untuk memperkaya.
Pelafalan huruf terbagi menjadi dua, yakni: pelafalan dalam bahasa Indonesia dan pelafalan dalam bahasa asing. Kata atau singkatan dalam bahasa Indonesia dan asing sama-sama dilafalkan menurut pendengaran orang Indonesia. Bedanya, pelafalan dalam bahasa asing pengucapannya masih mengikuti cara asing.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal., S. Amran Tasai., 2008. Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Akademia Pressindo.
Hs, Widjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembang Kepribadian di Perguruan Tinggi, Jakarta: Grasindo.