PENGELOLAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA UNTUK PEKERJA DALAM PROYEK KONSTRUKSI ( STUDI PROYEK : ONE G A L A X Y M I X E D U SE SE D D E V E L OP M E N T PH PH A S E 1, SURABAYA) Gema Anugerah Pakarti, N. Bambang Revantoro, Made Wena Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected];
[email protected];
[email protected]. ABSTRAK : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Data dari BPJS Ketenagakerjaan akhir tahun 2015 menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja sejumlah 105.182 kasus dan 31,9 % terjadi pada sektor konstruksi. Salah satu penyebabnya adalah pelaksanaan dan pengawasan K3 yang belum maksimal. Hal ini menunjukkan perilaku pekerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, belum optimal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam proyek konstruksi pada One Galaxy Mixed Used Development phase 1, 1, Surabaya. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif. Data penelitian yang berkaitan dengan penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja serta faktor penghambat penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Berdasarkan hasil analisis data, terdapat 6 kriteria sistem manajamen keselamatan dan kesehatan kerja berdasar OHSAS 18001:2007 yaitu sebagai berikut. Pertama tingkat keberhasilan pada persyaratan dan kebijakan K3 sebesar 89,39%. Kedua, tingkat keberhasilan Perencanaan K3 sebesar 91,34%. Ketiga, tingkat keberhasilan Operasi K3 staff sebesar 86,40%. Keempat, tingkat keberhasilan pemeriksaan K3 sebesar 86,07%. Kelima, tingkat keberhasilan tinjauan manajemen sebesar 87,56%. Keenam, tingkat keberhasilan operasi K3 untuk pekerja sebesar 81,26%. Sedangkan untuk faktor penghambat penerapan K3 adalah anggaran proyek, pemilik proyek dan pekerja. hasil pencapaian penerapan SMK3 pada proyek One Galaxy Mixed Used Development phase 1, 1 , Surabaya sebesar 87,00 %. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penerapan SMK3 dalam proyek One Galaxy Mixed Used Development phase 1, Surabaya masuk pada tingkat penerapan memuaskan. Sedangkan faktor – faktor yang mempengaruhi penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah kesadaran dari diri pekerja akan bekerja dengan aman, pengalamana kerja dan komunikasi. Kata kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Proyek Konstruksi, Faktor Penghambat
1
2
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: PER.09/MEN/2008, Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan
dan kesehatan
kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif K3 secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Data dari BPJS Ketenagakerjaan akhir tahun 2015 menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja sejumlah 105.182 kasus dan sebanyak 31,9 % terjadi pada sektor konstruksi. Seperti diberitakan oleh Surabaya Tribunews (23 November 2016) pekerja proyek bangunan TP 6 Surabaya Terjatuh dari Lantai 14, korban terjatuh ketika hendak memasang scafolding di tepi lantai 14, tiba-tiba scafolding yang hendak dipasang itu jatuh. Hal ini disebabkan tidak bekerjanya sistem manajamen keselamatan dan kesehatan kerja, jika korban menggunakan Alat Pelindung Diri berupa safety belt kecelakaan tersebut dapat dihindari. Peneliti mengangkat tema penelitian tentang pengelolaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk pekerja dalam proyek konstruksi dengan studi proyek pada One Galaxy Mixed Used Development phase 1, Surabaya yang pekerjaan utamanya dilakukan oleh PT. Tatamulia Nusantara Indah (Tata). Proyek pembangunan One Galaxy Mixed Used Development phase 1, Surabaya adalah proyek pembangunan apartemen yang terletak dipinggir jalan pada kawasan yang strategis didaerah Surabaya Timur. Mengingat besarnya luasan proyek yang dikerjakan sehingga unsur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam proyek konstruksi harus diperhatikan.
METODE
Desain penelitian ini menggunakan mixing method, yaitu berupa gabungan antara metode deskriptif kuantitaif dan deskriptif kualitatif. Desain deksriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil kuesioner sedangkan desain
3
deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil wawancara. Lokasi penelitian terletak di Kota Surabaya, sedangkan sampel penelitian mengambil pada proyek One Galaxy Mixed Used Development phase 1, Surabaya yang dilaksanakan oleh PT. Tatamulia Nusantara Indah. Sampel yang digunakan dalam peneltian ini berasal dari staff manajemen sebanyak 30 orang dan pekerja konstruksi sebanyak 35 orang.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tingkat keberhasilan penerapan untuk persyaratan dan kebijakan K3
sebesar 89,39% masuk pada tingkat penerapan memuaskan. Beberapa hal seperti kelengkapan dokumen K3 menjadi faktor tertinggi sedangkan faktor terendah adalah pemeriksaan kesehatan secara berkala, hal ini sejalan dengan penelitian
4
dari Setiawan (2016) bahwa kebijakan yang baik adalah yang terealisasai dan terencana dengan baik dan diketahui oleh pekerja dan pegawai. Tingkat keberhasilan pada variabel perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebesar 91,34% masuk pada kategori penerapan memuaskan. Berdasarkan uraian diatas atribut penyediaan jalur evakuasi menjadi nilai yang tertinggi karena dengan adanya jalur evakuasi yang aman ketika sedang dilakukan proses evakuasi karyawan mengerti harus menuju ke tempat yang aman, sedangkan untuk faktor terendah yaitu fasilitas P3K yang memadai. Hal senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Pangkey dan Malingkas (2012) bahwa perencanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja meliputi perencanaan identifikasi bahaya, peraturan, tujuan dan sasaran, idnikator kerja, perencanaan awal dan perencanaan kegiatan. Tingkat keberhasilan pada variabel operasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebesar 86,40% masuk pada kategori penerapan memuaskan, dengan faktor tertinggi adalah perusahaan telah memberi rambu – rambu K3 dengan jelas di lokasi yang strategis dan faktor terendah adalah perusahaan merawat kondisi dari alat pelindung diri. Tingkat penerapan operasi K3 se cara keseluruhan sudah sesuai dengan standart OHSAS 18001:2007 yang menyatakan bahwa “Organ isasi harus memastikan
bahwa
resiko – resiko
K3
dan
penetapan
pengendalan
dipertimbangkan saat membuat, menerapkan dan memeilihara sistem manajemen K3 perusahaan”. Tingkat keberhasilan pada variabel pemeriksaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebesar 86,07% masuk pada kategori penerapan memuaskan, dengan faktor tertinggi adalah perusahaan melakukan pencatatan untuk peralatan yang dikeluarkan dan dikembalikan dari gudang dan faktor terendah adalah waktu bekerja yang digunakan sudah efektif terlaksana. Hal senada dengan penelitian oleh Sanjaya dkk (2012) yang menyatakan bahwa pengawasan merupakan faktor yang memberikan pengaruh terbesar terhadap K3 pada proyek konstruksi. Tingkat keberhasilan pada variabel tinjauan manajamen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebesar 87,56% masuk kategori tingkat penerapan memuaskan dengan faktor tertinggi adalah perusahaan melakukan internal audit dengan jadwal yang sudah direncanakan dan faktor terendah adalah hasil tinjauan
5
dimasukkan dalam perencanaan tinjauan manajemen. Seperti diungkapkan oleh Pangkey dan Malingkas (2012) bahwa tinjauan ulang terhadap pelaksanaan SMK3 secara berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan demikian hasil yang didapat terhadap tinjauan manajemen tentang proram K3 sudah diterapkan dengan baik. Tingkat keberhasilan pada variabel operasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk pekerja sebesar 81,26% masuk pada kategori tingkat keberhasilan baik dengan faktor tertinggi adalah pekerja merasa aman dan nyaman menggunakan alat pelindung diri ketika bekerja di ketinggian dengan perolehan dan faktor terendah adalah suhu udara di ruangan kerja sudah sesuai dengan prosedur yang ada.
FAKTOR PENGHAMBAT PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK. Berdasarkan temuan hasil wawancara, faktor – faktor penghambat kese-
lamatan dan kesehatan kerja pada proyek one galaxy adalah sebagai berikut: (1) Kesadaran dari diri pekerja atau komitmen akan bekerja dengan aman sebagai faktor utama penghambat penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. (2) Pengalaman kerja berpengaruh terhadap penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek karena pekerja yang sudah memiliki pengalaman panjang di bidang konstruksi tentunya sudah lebih paham akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. (3) Komunikasi dan lingkungan kerja menjadi faktor selanjutnya yang berpengaruh dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja, pekerja yang sudah dalam lingkungan kerja yang tidak terbiasa bekerja dengan aman ketika bekerja di lingkungan yang memaksa untuk bekerja dengan aman maka pekerja tersebut tidak terbiasa sehingga membuat penerapan keselamatan dan kesehatan pada proyek one galaxy. Dari ketiga faktor penghambat tersebut hal senada diungkapkan oleh Suyono dan Nawawinetu (2013) bahwa faktor pembentuk budaya keselamatan dan kesehatan kerja yaitu komitmen, peraturan dan prosedur, komunikasi dan lingkungan.
6
PENUTUP Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa: (1)Hasil pencapaian penerapan SMK3 pada proyek One Galaxy Mixed Used Development phase 1, Surabaya sebesar 87,00 %. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penerapan SMK3 untuk pekerja dalam proyek One Galaxy Mixed Used Development phase 1, Surabaya masuk pada tingkat penerapan memuaskan. (2) Faktor – faktor yang mempengaruhi penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah kesadaran diri pekerja atau komitmen pekerja, pengalaman kerja serta komunikasi dan lingkungan kerja. Saran
Dari hasil kesimpulan ada beberapa saran yang dapat diberikan berdasar penelitian, antara lain: (1) Untuk Staff Tata dan Pekerja.Dari tingkat keberhasilan pada kesimpulan menunjukan bahwa kesadaran staff maupun pekerja untuk mematuhi dan menerapkan pedoman K3 sudah diterapkan dengan baik, tetapi sebaiknya selalu diingatkan pentingnya K3 sebelum, ketika dan setelah bekerja agar terciptanya rasa aman dan nyaman (2) Untuk perusahaan diharapkan PT. Tatamulia Nusantara Indah pada proyek One Galaxy Mixed Used Development phase 1, Surabaya terus melakukan audit internal untuk memperbaiki kekurangan dan meningkatkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. (3) Untuk peneliti selanjutnya (a) Menggunakan sampel yang lebih luas sehingga diharapkan penelitian
selanjutnya
dapat
memberikan
gambaran
tentang
pentingnya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk PT. Tatamulia Nusantara Indah dan perusahaan lainnya. (b) Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menguji hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan faktor – faktor lainnya.
7
DAFTAR RUJUKAN
Kani, Bobby Rocky., Mandagi R.J.M., Rantung, J.P & malingkas, G.Y. 2013. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Proyek Pt. Trakindo Utama). Jurnal Sipil Statik . 1 (6) : 430 – 433 Paramita, Catarina Cori Pradnya & Wijayanto, Andi. 2012. Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Pt. Pln (Persero) Apj Semarang. Jurnal Administrasi Bisnis. 1 (1) : 1 – 11 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan
dan
Kesehatan
(www.bphn.go.id/data/documents/-07pm001.doc),
Kerja. diakses
(online). tanggal
5
November 2016. Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja.
(online).
(jdih.bpk.go.id/wp-content/uploads-/2012/03/PP-Nomor-50-Tahun2012.pdf), diakses tanggal 5 November 2016. Pangkey, Febiyana., Malingkas, Grace Y., Walangitan, D.O.R. 2012. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3) Pada Proyek Konstruksi Di Indonesia (Studi Kasus: Pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno-Manado). Jurnal Ilmiah Media Engineering, 2(2): 100-113. Sanjaya, I Putu Indra., Widhiawati, Ida Ayu Rai & Frederika, Ariany. 2012. Analisis Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi Gedung Di Kabupaten Klungkung Dan Karangasem. Jurnal Ilmiah Elektornik Infrasturktur Teknik Sipil, VIII, 1-9. Setiawan, Indra Novri. 2013. Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada Departemen Jaringan Pt Pln ( Persero) Area Surabaya Utara. Jurnal Ilmu Manajemen. 1 (2) : 553 - 564
8
Setiawan, Margeri Andi Fajar. 2016. Penerapan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Serta Lindungan Lingkungan (K3ll), Studi Pada Proyek Engineering, Procurement And Construction (Epc) 5 Exxon Mobil Cepu Ltd. Banyu Urip Bojonegoro Pt. Hutama Karya (Persero). Skripsi. Malang. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Malang. Suyono, Karina Zain., Nawawinetu, Karina Zain. 2013. Hubungan Antara Faktor Pembentuk Budaya Keselamatan Kerja Dengan Safety Behavior Di Pt Dok Dan Perkapalan Surabaya Unit Hull Construction. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health, 2(1): 67-74. Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang.