1. Pemeriksaan radiologi Foto toraks anteroposterior (AP) Hasil foto : a. Bentuk toraks yang sempit disebabkan hipoaerasi dan volume paru berkurang b.
Gambaran ground-glass ground-glass,, retikulogranuler menyeluruh serta perluasan ke perifer
c. Gambaran udara bronkus (air (air bronchogram) bronchogram) d. Gambaran granularitas, yaitu distensi duktus dan bronkiolus yang terisi udara dengan alveoli yang mengalami atelectasis e. Tatalaksana PMH yang semakin baik, seperti penggunaan surfaktan dan pemberian CPAP segera setelah bayi lahir menyebabkan gambaran tidak klasik pada foto toraks.
Gambar 1 CXR - menunjukkan fitur khas RDS; tampilan granular dengan air bronkogram dan hilangnya vaskularisasi.
Pada posisi AP dan lateral menunjukkan :
Gambar 2 dan 3: CXR AP dan lateral pada neonatus 2. Klasifikasi beratnya hyaline membrane disease dibagi disease dibagi atas 4 derajat (gambar 7), yaitu :
Gambar 4. Grading Hyaline membrane disease a. Derajat I: bercak retikulogranuler dengan air brochogram b. Derajat II: bercak retikulogranular menyeluruh dengan air bronchogram c. Derajat III: opasitas lebih jelas, dengan air bronchogram lebih jelas meluas ke cabang di perifer; gambaran jantung menjadi kabur. d. Derajat IV: seluruh lapangan paru terlihat putih (opak), Tidak tampak air bronchogram,, jantung tak terlihat, disebut juga “white bronchogram “white lung ”. ”. Keadaan hipoksemia pada PMH dapat menyebabkan terjadinya perdarahan intrakranial, perdarahan paru, dan gagal jantung kongestif akibat left to right shunt melalui PDA. Sedangkan komplikasi penggunaan bantuan ventilasi dapat terjadi pulmonary interstitial emphysema (PIE), pneumotoraks. pneumomediastinum, pneumopericardium, pneumoperitoneum, pneumatocele.
3. Diagnosis banding Keadaan yang memberikan gambaran klinis yang mirip atau sama :
a. Pneumonia sering terjadi sekunder akibat infeksi Streptokoki grup B beta hemolitikus
b. Transient tachypnoea of newborn (TTN)
Gambar 5 Transient tachypnea of newborn Temuan yang radilogik yang didapatkan pada TTN adalah hiperinflansi paru, cairan yang tertahan antara paru dan interstisial, cairan pada pleura dan fisura beserta meningkatnya corakan perihilar . pada kasus yang berat ditemukan alveolar yang opak akibat cairan yang tertahan. Kelainan radiologi bisa sama seperti kelainan pada gagal jantung. Kelainan radilogi pada ttn biasanya biasanya akan membaik dalam tempoh 24 jam kerana cairan paru fetus yang berlebihan sama ada diabsobsi atau dieksresi.
c. Meconium aspiration syndrome (MAS) yang dapat terjadi akibat aspirasi air ketuban atau meconium
Gambar 6 Meconium aspiration syndrome
Kelainan radiologi yang sering sering ditemukan adalah hiperinflasi pulmonal yang merupakan penyebab sekunder dari mekanisma pneumonitis kimia akan
air trapping.
mengakibatkan barotrauma
Air trapping dan
yang akan menyebabkan
pneumoithorak, pneumomediastinum dan pulmonal interstitial empisiema. Temuan radiologi lain adalah opacity perihilar dan atelaktasis interspersed. Pleura efusi bisa kelihatan, namun tidak sering.
d. Kebocoran udara pada paru (pneumothoraks, emfisema intertisial, pneumomediastinum, pneumoperikardium)
Gambar 7. Pneumopericardium Gambar 8 Pneumomediastinum
Gambar 9 Empisema intertisial
e. Kelainan paru kongenital (misalnya hernia diafragmatika, silototoraks, pembentukan kista adenomatoid paru kongenital, emfisema lobaris, kista bronko-genik, sekuesrasi paru)
f. Kelainan jantung kongenital g. Gejala sisa atau sekuel, termasuk perdarahan intrakranial dan atau lekomalasia periventrikulersering dihubungkan dengan keterlambatan perkembangan neurologis, septicemia, dysplasia bronkopulmoner, paten ductus arteriosus dan perdarahan paru.
Gambar 10 Paten ductus arteriosus Gambar 11 Bronkopulmoner dysplasia Daftar pustaka : 1. Antonius, dkk. Distres Pernapasan Neonatus. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ed 2. 2011. 2. Khosim MS, dkk. Gangguan Napas Pada Bayi Baru Lahir. Buku Ajar Neonatologi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Cetakan pertama. 2008. 3. Jonathan W, et al. Imaging of Neonatal Lung Disease. J Am Osteopath Coll radiol. Vol 4. 2015. 4. Uppoor R, et al. Imaging of Neonatal Respiratory Distress syndrome : Pearls and pitfalls. European Society off Radiology. 2015.