LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN KAROTEN
HAIRUNNISA E1F109041
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2011
PENDAHULUAN Landasan Teori Dalam pembuatan kurva standar, digunakan suatu alat yang disebut spektrofotometer. Spektrofotometer merupakan alat untuk mengukur transmitan suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer terdiri dari dua buah instrumen, yaitu : spektrometer berfungsi untuk menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu, dan sebuah fotometer yang berfungsi untuk mengukur instensita cahaya. Instrumen ini diatur sedemikian rupa sehingga sebuah kuvet yang berisi cairan dapat ditempatkan diantara spektrometer dan fotometer untuk diukur nilai transmitannya (Anonim, 2008). Secara umum spektrofotometri dibedakan menjadi empat macam, yaitu : 1.
spektrofotometer ultraviolet,
2.
spektrofotometer sinar tampak,
3.
spektrofotometer infra merah,
4.
spektrofotometer serapan atom (Hadi, 2009). Spektrum elektromagnetik terdiri dari urutan gelombang dengan sifat-sifat
yang berbeda. Kawasan gelombang penting di dalam penelitian biokimia adalah ultra lembayung (UV, 180-350 nm) dan tampak (VIS, 350-800 nm). Cahaya di dalam kawasan ini mempunyai energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron valensi di dalam molekul tersebut (Keenan, 1992). Dari hasil pengukuran dari spektrofotometer, maka dapat dibuat suatu kurva standar dimana kurva tersebut adalah hubungan antara nilai konsentrasi larutan dengan nilai absorbansi larutan tersebut dengan panjang gelombang (λ) yang sudah ditentukan. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kurva standar dari larutan -karoten.
TATA CARA PENELITIAN Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium Kimia Analisis II Fakultas Pertanian Universitas Lambung
Mangkurat
Banjarbaru
pada hari Selasa
tanggal 26 April 2011 pukul 14.00 – 16.00 WITA. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan adalah larutan -karoten dan aquades. Alatalat yang digunakan adalah tabung reaksi, spektrofotometer, tissue, kuvet, dan aluminium foil. Prosedur Kerja Di hitung nilai absorbansi larutan dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang (λ) masing-masing 269 nm dan 446 nm Di catat nilai absorbansinya Di buat kurva standar Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
a.
Hasil Nilai absorbansi dengan panjang gelombang (λ) = 269 nm : Konsentrasi Larutan
Nilai Absorbansi
1000 ppm
0.044
1500 ppm
0.097
2000 ppm
0.094
2500 ppm
0.121
3000 ppm
0.159
3500 ppm
0.24
4000 ppm
0.236
Nilai absorbansi dengan panjang gelombang (λ) = 446 nm : Konsentrasi Larutan
Nilai Absorbansi
1000 ppm
0.078
1500 ppm
0.158
2000 ppm
0.183
2500 ppm
0.363
3000 ppm
0.514
3500 ppm
0.703
4000 ppm
0.733
Kurva standar dengan panjang gelombang (λ) 269 nm dan 446 nm :
Panjang gelombang (λ) 269 nm : y = 7E-05x – 0,024 y=7x
x – 0,024
Panjang gelombang (λ) 446 nm : y = 0,00002x – 0,2144 b. Pembahasan Spektrofotometri adalah sebuah metode analisis untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa berdasarkan kemampuan senyawa tersebut mengabsorbsi berkas sinar atau cahaya. Spektrofotometri adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu, sementara fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi (Riyadi, 2008). Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan konsentrasi sampel (karoten) dengan menggunakan kurva standar yang menghubungkan antara konsentrasi sampel dengan absorbansinya. Larutan -karoten yang digunakan memiliki tujuh konsentrasi yang berbeda. Tujuh konsentrasi tersebut diukur dengan panjang gelombang (λ) sebesar 269 nm dan 446 nm untuk mengetahui konsentrasi yang sebenarnya. Prinsip kerja spektrofotometer adalah mula-mula zat yang akan diukur diidentifikasi, berupa atom atau molekul. Radiasi dari sumber infra merah dipecah oleh pencacah sinar menjadi dua bagian yang sama dengan arah yang saling tegak lurus. Setelah itu, kedua radiasi tersebut dipantulkan kembali ke dua cermin sehingga bertemu kembali di pencacah sinar untuk berinteraksi. Sebagian sinar diarahkan ke sampel lalu ke detektor sedangkan sebagian lagi dibalikkan ke sumber gerak. Maju mundur cermin akan menyebabkan sinar yang menuju detektor berfluktuasi tetapi terkendali. Informasi zat yang ditransmisikan ke fotodetektor yang bertindak sebagai transduser yang merubah besaran tersebut menjadi besaran listrik agar mudah diidentifikasi (Cahyanto, 2008).
Konsentrasi larutan yang memiliki nilai absorbansi tertinggi dengan panjang gelombang 269 nm adalah 0.236 dan yang terendah adalah 0,044. Konsentrasi larutan yang memiliki nilai absorbansi tertinggi dengan panjang gelombang 446 nm adalah 0.733 dan yang terendah adalah 0,078. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi atau semakin besar konsentrasi larutan maka semakin tinggi juga nilai absorbansinya.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum di atas adalah : 1. Alat yang digunakan untuk membuat kurva standar adalah spektrofotometer. 2. Spektrofotometer merupakan alat untuk mengukur transmitan suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. 3. Kurva standar merupakan hubungan antara konsentrasi larutan dengan nilai absorbansi larutan tersebut yang diketahui melalui spektrofotometer dengan panjang gelombang yang sudah ditentukan. 4. Konsentrasi yang memiliki nilai absorbansi tertinggi dengan panjang gelombang 269 nm adalah 4000 ppm (0.236) dan yang terendah adalah 1000 (0,044). 5. Konsentrasi yang memiliki nilai absorbansi tertinggi dengan panjang gelombang 446 nm adalah 4000 ppm (0.733) dan yang terendah adalah 1000 ppm (0,078). 6. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi pula nilai absorbansinya. Saran Saran untuk praktikum mendatang adalah : 1. Semoga praktikum yang mendatang lebih baik, tertib, dan disiplin lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Spektrofotometer. http://panjicm.wordpress.com/2010/07/15/31/. Di akses tanggal 29 April 2011. Cahyanto. 2008. Tinjauan Spektrofotometer. http://xains-info.blogspot.com/ 2008/ 08/ tinjauan-spektrofototmeter. Html. Di akses tanggal 29 April 2010. Hadi Anim. 2009. Spektrofotometri. http://tjahkimiaunnes.blogspot.com/ 2009/ 03/ spektrofotometri. html Di akses tanggal 29 April 2010 Keenan, R. 1992. Kimia untuk Universitas. Erlangga, Jakarta. Riyadi
W.
2008.
Perbedaan
Spektrometri
dan
Spektrofotometri.
http://wahyuriyadi.blogspot.com/. Di akses tanggal 29 April 2010.