GURU PEMBELAJAR
PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016
Pedoman Penyusunan Modul | i
Pengarah: Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Tim Penyusun: 1. Sekretariat Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan 2. Direktorat Pembinaan Guru Dikdas, 3. Direktorat Pembinaan Guru Dikmen, 4. Direktorat Pembinaan Guru dan Tendik PAUD dan Dikmas, 5. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan 6. Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Bahasa Jakarta 7. Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Bisnis dan Pariwisata Sawangan 8. Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Bidang Penjas dan Bimbingan Konseling Parung 9. Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Pertanian Cianjur 10. Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang IPA Bandung 11. Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang TK dan PLB Bandung 12. Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri Bandung 13. Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Matematika Yogyakarta 14. Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Seni dan Budaya Yaogyakarta 15. Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang PKn/IPS Malang 16. Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan Elektronika Malang 17. Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Bangunan dan Listrik Medan 18. Lembaga Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan, Teknologi Informasi, dan Komunikasi Makassar
Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Copyright © © 2016 Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
Pedoman Penyusunan Modul | ii
KATA PENGANTAR Profesi guru dan tenaga kependidikan harus dihargai dan dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal ini dikarenakan guru dan tenaga kependidikan merupakan tenaga profesional yang mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting
dalam mencapai visi pendidikan 2025 yaitu “Menciptakan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif”. Untuk itu guru yang profesional wajib terus belajar dan melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Pedoman ini merupakan petunjuk bagi penyusun modul dalam menyusun Modul Guru Pembelajar. Pedoman Modul Guru Pembelajar disajikan untuk memberikan informasi tentang tata aturan penyusunan modul sebagai salah satu bentuk bahan dalam kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi Guru Pembelajar. Pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi secara maksimal dalam mewujudkan pedoman ini, mudah-mudahan pedoman ini dapat menjadi acuan dan sumber informasi bagi penyusun modul, pelaksanaan penyusunan modul, dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Modul Guru Pembelajar.
Jakarta, Februari 2016 Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Sumarna Surapranata, Ph.D, NIP 19590801 198503 1002
Pedoman Penyusunan Modul | iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................................................................iii DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................................... iv BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................................................................................. 1 B. Dasar Hukum ................................................................................................................................................... 2 C. Tujuan ................................................................................................................................................................. 2 D. Ruang Lingkup ................................................................................................................................................. 3 BAB II MODUL GURU PEMBELAJAR ..................................................................................................................... 4 A. Guru Pembelajar ............................................................................................................................................ 4 1. Pengertian Guru Pembelajar .............................................................................................................. 4 2. Perbedaan Guru Pengajar dan Guru Pembelajar ...................................................................... 5 B. Pengembangan Modul Guru Pembelajar ............................................................................................. 6 1. Pengertian ................................................................................................................................................. 6 2. Manfaat........................................................................................................................................................ 6 3. Prinsip Pengembangan Modul........................................................................................................... 7 4. Ciri-ciri Modul ......................................................................................................................................... 8 5. Kriteria Pengembangan Modul ......................................................................................................... 8 6. Tahapan Pengembangan Modul ...................................................................................................... 9 7. Ketentuan Penulisan Modul ............................................................................................................ 11 8. Sistematika Isi ...................................................................................................................................... 11 9. Teknis Penulisan Modul .................................................................................................................... 16 BAB III PENUTUP ...................................................................................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................................... 19 LAMPIRAN .................................................................................................................................................................... 20
Pedoman Penyusunan Modul | iv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Kunci kemajuan bangsa ini ada pada kualitas manusianya. Oleh sebab itu, Pemerintah mencanangkan guru sebagai pendidik profesional yang memiliki tugas mendidik anak bangsa untuk menjadi generasi baru yang merasakan pengajaran, pendidikan dan pencerahan. Guru sangat sadar atas manfaat langsung pendidikan dan karena itulah mencerdaskan kehidupan bangsa adalah sebuah amanah yang harus ditunaikan. Guru berada di garda terdepan mewakili seluruh bangsa dalam menjalankan amanah itu. Tiap tutur, tiap langkah dan tiap karya guru adalah i khtiar untuk mencerdaskan bangsa. Tugas dan tanggung jawab guru sangat besar, namun tanggung jawab tersebut bukan merupakan beban tetapi kehormatan bagi guru untuk menumbuhkan generasi baru yang tercerdaskan. Pemerintah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada guru untuk terus meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui kegiatan pengembangan keprofesian secara berkelanjutan. Peningkatan profesi guru dilakukan terus menerus, secara bertahap dan sesuai kebutuhan masing-masing guru agar kemampuan profesi guru dapat terpelihara sesuai standar atau bahkan melebihi standar yang ditetapkan. Kebutuhan
pelatihan
peningkatan
kompetensi
guru
disesuaikan
dengan
kondisi
kompetensi masing-masing guru. Untuk mengetahui kebutuhan pelatihan kompetensi guru tersebut, pada akhir tahun 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan telah melakukan uji kompetensi guru (UKG). Hasil UKG ini digunakan untuk memetakan kebutuhan pengembangan profesi bagi guru atau untuk menganalisis kebutuhan pelatihan (training need analysis). Soal UKG dikembangkan dari standar kompetensi guru (SKG). Oleh karena itu, dari hasil UKG dapat dilihat kompetensi mana yang harus ditingkatkan untuk masing-masing guru. Diklat Guru Pembelajar sebagai salah satu strategi pembinaan guru diharapkan dapat menjamin guru yang mampu secara terus menerus memelihara, meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi. Diklat Guru Pembelajar diharapkan dapat mengurangi kesenjangan kompetensi guru dengan tuntutan profesional yang dipersyaratkan. Pelaksanaan diklat Guru Pembelajar dapat dilakukan secara mandiri atau kelompok dengan moda pelatihan tatap muka, daring, atau campuran tatap muka dan daring. Untuk melaksanakan program Guru Pembelajar diperlukan modul sebagai salah satu sumber belajar bagi peserta pelatihan. Modul dikembangkan dari SKG dan indikator pencapaian kompetensi (IPK) yang dikelompokkan ke dalam 10 kelompok kompetensi, sehingga untuk masing-masing mata pelajaran disiapkan 10 modul. Untuk mendapatkan modul yang sesuai dengan kebutuhan, maka perlu disusun sebuah pedoman penyusunan modul. Pedoman Penyusunan Modul Guru Pembelajar ini disusun untuk digunakan sebagai acuan bagi Widyaiswara PPPPTK dan LPPPTK KPTK yang akan mengembangkan Modul Guru Pembelajar.
Pedoman Penyusunan Modul | 1
B.
Dasar Hukum 1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dos en.
3.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.
4.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013.
5.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
6.
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
7.
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya.
8.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
9.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor No 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. 11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. 12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus 13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2015 tentang Organisasidan Tata Kerja Kementerian dan Pendidikan dan Kebudayaan 14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2015 tentang Organisasidan Tata Kerja Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
C.
Tujuan Pedoman ini disusun untuk memberikan informasi teknis penulisan modul Guru Pembelajar kepada semua pihak terkait, yaitu: 1.
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan
2.
Unit Pelayanan Teknis (UPT) di 12 (dua belas) Pusat Pemberdayaan dan Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) serta 1 (satu) Lembaga
Pedoman Penyusunan Modul | 2
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan, Perikanan, Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPPPTK-KPTK). 3.
Tim pengembang modul yang berasal dari berbagai instansi antara lain Perguruan Tinggi, PPPPTK, LPPPTK-KPTK, dunia usaha dan industri (DUDI ) serta Guru.
D.
Ruang Lingkup Pedoman ini berisi tentang Latar Belakang, Dasar Hukum, Tujuan, Manfaat, Sasaran, Ruang Lingkup, pengertian guru pembelajar, petunjuk teknis pengembangan Modul Guru Pembelajar.
Pedoman Penyusunan Modul | 3
BAB II MODUL GURU PEMBELAJAR
A.
Guru Pembelajar 1.
Pengertian Guru Pembelajar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam sambutan pada Upacara Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2015 mengajak seluruh guru untuk menjadi Guru Pembelajar, guru yang selalu hadir sebagai pendidik dan pemimpin bagi anak didiknya. guru yang hadir mengirimkan pesan harapan, guru yang makin menjadi contoh tentang ketangguhan, optimisme dan keceriaan. Guru merupakan seorang pembelajar, maka saat guru melupakan kebiasaannya ini maka reduplah sebuah proses pendidikan. Guru harus terus belajar dan belajar untuk meningkatkan kualitas dirinya. Guru pembelajar adalah guru yang ideal yang terus belajar dan mengembangkan (upgrade) diri di setiap saat dan dimanapun. Guru terus belajar dan mengembangkan diri bukan untuk pemerintah atau kepala sekolah, tapi memang sejatinya setiap pendidik atau guru adalah pembelajar. Hanya dari guru yang terus belajar dan berkarya akan muncul generasi pembelajar sepanjang hayat yang terus menerus berkontribusi pada masyarakat dan lingkungannya. Guru merupakan role model atau contoh bagi para peserta didik, maka tampilan awal guru sangat berpengaruh terhadap kelanjutan pembelajaran parapeserta didik. Guru dapat menyajikan proses pembelajaran yang menarik, memberi motivasi dan menginspirasi, diperoleh dari pengetahuan dan pengalaman guru yang senantiasa diperbaharui dengan berbagai masukan positif yang didapat dari berbagai sumber belajar. Pengetahuan dan pengalaman dapat diperoleh dari buku-buku, televisi, dunia maya/internet, kegiatan seminar pendidikan, pengembangan dan pelatihan. Dalam proses belajarnya, guru menghasilkan karya dan inovasi yang mencerahkan untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran di kelas sehingga menumbuhkan semua potensi peserta didik dan mereka bukan sekadar bisa meraih, tapi bisa melampaui cita-citanya. Guru bukan hanya seorang pengajar tetapi lebih dari itu guru merupakan pendidik. Sebagai pendidik guru harus memiliki berbagai kemampuan sebagai kompetensi yang harus dimiliki sebagai pendidik yang profesional. Ada tiga alasan mengapa seorang guru harus terus belajar selama dia berprofesi sebagai pendidik, sebagai berikut. a. Seiring berjalannya waktu, ilmu pengetahuan juga senantiasa ikut berkembang. Artinya materi pembelajaran yang diajarkan di kelas akan berbeda dari waktu ke waktu. Mau tidak mau guru tersebut harus belajar beradaptasi dengan hal-hal baru yang berlaku saat ini. Selain itu, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka kurikulum sekolah pun ikut berubah dari waktu ke waktu. Dalam kondisi ini, seorang guru dituntut untuk bisa beradaptasi dengan kurikulum yang baru. Adapun kemampuan tersebut bisa diperoleh melalui pelatihan, seminar maupun melalui studi kepustakaan.
Pedoman Penyusunan Modul | 4
b. Karakter peserta didik yang senantiasa berbeda dari generasi ke generasi menjadi tantangan tersendiri bagi seorang guru. Metode mengajar yang digunakan pada peserta didik generasi terdahulu akan sulit diterapkan pada peserta didik generasi sekarang. Hal ini berkaitan antara lain dengan peran orang tua, media dan lingkungan dimana peserta didik berada. Ketiga faktor tersebut akan sangat mempengaruhi tingkat kedewasaan peserta didik yang pada akhirnya berpengaruh pada kesiapan mereka untuk belajar. Oleh karena itu, cara ataupun metode mengajar guru harus disesuaikan dengan kondisi siswa saat ini. c. Seiring dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran pun ikut berkembang. Saat ini, banyak sekali berbagai macam media pembelajaran yang berbasis ICT. Artinya seorang guru dituntut untuk mampu menyampaikan materi pembelajaran menggunakan perangkat keras yang berbasis ICT seperti Laptop, proyektor LCD dan CD Tutorial. Tidak hanya itu, seorang guru juga dituntut untuk mampu menggunakan perangkat-perangkat lunak yang berhubungan dengan dunia pendidikan, misalnya saja saat ini di beberapa sekolah sudah mulai diaplikasikan input nilai raport yang berbasis SIM (Sistem Informasi Manajemen ), bahkan untuk ujian pun dilakukan secara online. 2. Perbedaan Guru Pengajar dan Guru Pembelajar Kata pengajar dan pembelajar sama-sama berasal dari kata dasar ajar. Kata pengajar mengacu pada sebuah proses pengajaran, sebagai pelaku di dalamnya. Begitu juga pembelajar sebagai pelaku dalam proses pembelajaran. Pengajaran sendiri memiliki makna proses, cara, perbuatan mengajar atau mengajarkan. Sedangkan pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Guru pengajar adalah guru yang mengajar siswa, menempatkan diri sebagai satusatunya sumber informasi di dalam kelas, satu- satunya yang “paling tahu”. Ia sepenuhnya mengendalikan interaksi di dalam kelas. Guru pengajar menjalani tahaptahap penyampaian bahan ajar sesuai dengan rencana yang sudah disiapkan, terus melaju berusaha memenuhi target menyelesaikan materi yang sudah direncanakan, serta lebih memusatkan perhatian pada bagaimana dapat menyelesaikan bahan ajar yang telah disiapkan tanpa merasa perlu tahu apakah materi yang disampaikan dapat dipahami peserta didik atau tidak. Guru pembelajar adalah guru yang menjadikan siswa belajar, atau dengan kata lain
“membelajarkan peserta didik ”. Seperti halnya guru pengajar, guru pembelajar juga menyiapkan rencana penyampaian bahan ajar kepada peserta didik. Namun, perhatianya tidak hanya terfokus pada bagaimana bahan ajar dapat diselesaikan. Kepeduliannya lebih kepada kemampuan peserta didik untuk memahami apa yang ia sampaikan. Guru pembelajar tidak mendominasi interaksi di dalam kelas. Ia menempatkan diri sebagai teman, fasilitator dan konselor bagi siswa. Singkatnya, guru pembelajar memberikan peluang kepada peserta didik untuk mencoba belajar dengan kemampuan sendiri, atau dalam bekerja sama dengan temannya. Ia melatih peserta didik untuk tidak sepenuhnya bergantung kepada guru, memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengalami bahwa mereka juga memiliki kemampuan sendiri untuk memperbaiki kekurangan. Mereka dilatih untuk dapat belajar mandiri. Lebih
Pedoman Penyusunan Modul | 5
dari itu, peserta didik dipersiapkan agar belajar tidak semata-mata agar naik kelas atau lulus ujian. Karena hakikatnya, belajar adalah kegiatan sepanjang hayat, bukan di lingkungan sekolah saja dan karena itu guru menyadarkan akan potensi yang dimiliki oleh siswa. Baik guru sebagai pengajar maupun sebagai pembelajar sama-sama berkehendak baik. Apa yang dilakukan oleh kedua tipe guru ini dalam rangka ingin membantu peserta didik. Hanya, apa yang dilakukan dalam usahanya membantu siswa berbeda. Guru pengajar mengerahkan tenaganya sendiri, bertumpu pada dirinya sendiri dalam kegiatannya membantu peserta didik. Sedangkan guru pembelajar memperhitungkan tidak hanya kekhasan dan keanekaragaman dalam diri siswa (learners centered ), tetapi juga membuka peluang bagi peserta didik untuk terus menerus mencoba sendiri atau bersama temannya. Selain memaksimalkan potensi dalam diri peserta didik, ia juga memberi kesadaran bagi mereka akan pentingnya pendidikan sepanjang hayat.
B.
Pengembangan Modul Guru Pembelajar 1.
Pengertian Modul Guru Pembelajar adalah substansi materi yang dikemas guna membantu membantu guru mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, terutama kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Modul Guru Pembelajar berbeda dengan handout, buku teks, atau bahan tertulis lainnya yang sering digunakan dalam kegiatan pelatihan guru, seperti diktat, makalah, atau ringkasan materi/bahan sajian pelatihan. Modul Guru Pembelajar pada intinya merupakan model bahan belajar (learning material ) yang menuntut peserta pelatihan untuk belajar lebih mandiri dan aktif.
2.
Manfaat Terdapat beberapa manfaat penggunaan Modul Guru Pembelajar, yaitu: a. Mendukung guru menuju guru pembelajar Melalui Modul Guru Pembelajar diharapkan guru dapat mencari dan menggali sendiri informasi secara lebih aktif dan mengoptimalkan semua kemampuan dan potensi belajar yang dimilikinya untuk menjadi seorang guru pembelajar. b. Meningkatkan konsentrasi belajar peserta pelatihan. Konsentrasi belajar dalam kegiatan pelatihan guru menjadi amat penting agar peserta pelatihan tidak mengalami kesulitan pada saat harus menyelesaikan tugastugas atau latihan yang disarankan. Sistem pelatihan dengan menggunakan modul dapat mewujudkan proses belajar dengan konsentrasi yang lebih meningkat. c. Meningkatkan motivasi belajar peserta pelatihan. Dengan menggunakan modul kegiatan pembelajaran dapat disesuaikan dengan kesempatan dan kecepatan belajar masing- masing, sehingga peran motivasi belajar akan menjadi indikator utama yang dapat mendukung peserta pelatihan dalam mencapai kompetensi pelatihan secara tuntas (mastery ).
Pedoman Penyusunan Modul | 6
d. Meningkatkan kreativitas widyaiswara/instruktur/fasilitator/narasumber dalam mempersiapkan pembelajaran individual. Melalui penggunaan modul seorang instruktur/fasilitator/narasumber dituntut lebih kreatif dalam mempersiapkan rencana pembelajaran secara individual. Seorang instruktur/fasilitator/narasumber pelatihan guru harus mampu berfikir secara kreatif untuk menetapkan pengalaman belajar apa yang harus diberikan agar dapat dirasakan oleh peserta pelatihan yang mempelajari modul tersebut.
3.
Prinsip Pengembangan Prinsip pengembangan Modul Guru Pembelajar diharapkan memenuhi kebutuhan pengembangan profesi guru dalam pemenuhan peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional. Dalam pengembangan Modul Guru Pembelajar diwajibkan memenuhi prinsip sebagai berikut. a. Berorientasi pada kompetensi (competencies oriented ) Pencapaian kompetensi menjadi hal utama dalam bahan ajar modul, sehingga guru yang belum menguasai kompetensi diharapkan mengulang kembali kegiatan belajar sebelumnya sampai kompetensi tersebut tercapai. Guru dituntut untuk mencapai kompetensi dalam setiap kegiatan belajar secara tuntas. b. Pembelajaran mandiri (self-instruction) Modul
Guru
Pembelajar
dirancang
sedemikian
rupa,
agar
guru
dapat
mempelajarinya secara mandiri, melakukan berbagai aktivitas belajar, serta mengerjakan tugas-tugas atau latihan berdasarkan pemahaman sendiri. Guru dituntut untuk belajar secara mandiri tanpa harus memerlukan bantuan optimal dari instruktur atau fasilitator. Untuk itu, penyusunan Modul Guru Pembelajar hendaknya dibuat secara detail dengan menggunakan bahasa yang mudah dicerna disertai berbagai ilustrasi yang mendukung. c. Maju berkelanjutan (continuous progress) Prinsip ini mengarahkan guru yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dapat mencapai kompetensi lebih cepat. Modul yang di kembangkan harus memungkinkan guru yang telah menguasai materi pada kegiatan belajar pertama, secara individual dapat melanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya. Prinsip maju berkelanjutan ini menjadi prinsip yang paling penting dalam pembelajaran dengan modul. Dengan prinsip ini guru yang satu dengan yang lain akan memiliki perbedaan waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan satu mata diklat. d. Penataan materi yang utuh dan lengkap (whole-contained ) Modul Guru Pembelajar harus memuat materi yang disajikan secara utuh (tidak terpotong-potong) serta menyajikan seluruh substansi pembelajaran yang diperlukan peserta pelatihan.
Pedoman Penyusunan Modul | 7
e. Rujuk-silang antar isi mata Diklat (cross referencing) Dalam menyusun Modul Guru Pembelajar, penulis harus mencantumkan sumber rujukan yang relevan dan dapat dibaca oleh peserta pelatihan untuk pengayaan. Dalam modul perlu dimunculkan bahan-bahan belajar yang dapat dijadikan rujukan antar kegiatan belajar. Selain itu, peserta pelatihan dituntut untuk dapat mencari bahan/sumber yang relevan dengan materi yang dipelajari dalam setiap kegiatan belajar. f. Penilaian mandiri (self-evaluation) Melalui penilaian mandiri ini, guru dapat mengetahui tingkat ketercapaian hasil belajar, tingkat penguasaan materi, dan dapat memperbaiki kekurangan serta memperkaya materi secara mandiri. Untuk itu modul diklat harus memuat tes dan kunci jawaban sehingga guru dapat melakukan penilaian mandiri dengan mengerjakan tes dan mencocokkan jawaban yang ditetapkan dengan kunci jawaban yang telah disediakan serta menghitung sendiri perolehan nilai.
4.
Ciri-ciri Modul Ciri-ciri modul Guru Pembelajar adalah sebagai berikut. a. Smart
: sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, kebutuhan, dan kondisi target pengguna modul.
b. Up to date
:
c. Communicative :
sesuai perkembangan IPTEK dan keilmuan yang terbaru. pengungkapan esensi modul lugas, langsung, dan tidak berbelitbelit.
d. Self explanatory :
isi modul lengkap, tidak menimbulkan tafsir ganda, bisa dipahami tanpa batuan fasilitator.
e. User friendly
:
penataan isi, gambar, grafik, dan kaligarafi lain menarik dan memotivasi pengguna untuk membaca.
5.
Kriteria Pengembangan Modul Modul Guru Pembelajar diharapkan dapat mendorong dan memfasilitasi guru pembelajar dalam mengembangkan kompetensinya, baik kompetensi pedagogik maupun profesional. Untuk itu dalam pengembangan Modul Guru Pembelajar harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a. acuan dalam bentuk peraturan dan perundangan harus merujuk pada peraturan dan perundangan yang berlaku; b. mengacu pada standar Kompetensi Guru; c. disusun secara rasional atas dasar analisis, sesuai dengan tingkat kompetensi yang harus dicapai oleh peserta diklat setelah menguasai modul; d. memuat indikator keberhasilan agar peserta diklat dapat mengetahui secara jelas hasil belajar yang menjadi tujuan pembelajaran;
Pedoman Penyusunan Modul | 8
e. isi modul harus merupakan bahan yang terkini (up-to-date), sesuai dengan tuntutan perkembangan; f. Memuat contoh-contoh dan latihan-latihan yang relevan sehingga peserta diklat dapat menerapkan di lingkungan kerjanya; g. Sumber pustaka yang dipergunakan minimal 5 (lima) referensi yang terbaru, baik dalam bentuk buku atau karya tulis ilmiah; h. Ditulis oleh perorangan atau tim yang ditugaskan oleh pimpinan instansi/kepala PPPPTK dan LPPPTK-KPTK, dengan anggota yang kompeten dalam bidang yang ditulis; i. Penulisan modul harus mengacu pada kaidah penulisan karya tulis ilmiah.
6.
Tahapan Pengembangan Modul a. Tahap 1: Pemetaan Modul berdasarkan Analisis Regulasi Kompetensi Guru Langkah awal dalam pengembangan modul guru pembelajar adalah menganalisis regulasi yang terkait dengan kompetensi guru, mengembangkan indikator esensial dan pemetaan modul menjadi 10 kelompok kompetensi setiap mata pelajaran seperti yang tertera pada alur berikut.
Gambar 2.1 Alur Pemetaan Modul Guru Pembelajar
Pemetaan modul untuk guru paket keahlian berdasarkan analisis kompetensi pedagogik dan analisis kompetensi profesional. Pemetaan modul untuk kompetensi profesional fokus pada mata pelajaran yang diampu kelompok peminatan paket keahlian (C3).
Pedoman Penyusunan Modul | 9
Pemetaan kompetensi dihasilkan melalui analisis pencapaian kompetensi dengan membuat Diagram Pencapaian Kompentensi. Diagram pencapaian kompetensi merupakan tahapan atau tata urutan logis kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan kepada peserta diklat dalam kurun waktu yang dibutuhkan. Diagram pencapaian kompetensi dibuat untuk setiap kelompok muatan/objek kompetensi yang sejenis (mata pelajaran yang diampu). Setelah analisis dan diagram pencapaian kompetensi, maka dilakukan analisis untuk sinkronisasi pencapaian kompetensi antar kelompok kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik. b. Tahap 2: Penulisan Modul Guru Pembelajar Berdasarkan Hasil Analisis Regulasi Penulisan Modul Guru Pembelajar dapat digambarkan dalam alur berikut.
Penulisan Modul Modul dikembangkan oleh PPPPTK dengan melibatkan unsur widyaiswara, dosen dan kemudian direviuoleh pakar yang relevan
Reviu Modul
Editing Modul
Modul diujicobakan oleh PPPPTK dengan melibatkan unsur guru
Uji Keterbacaan Modul
Modul difinalkan oleh PPPPTK dengan melibatkan unsur widyaiswara, dosen, dan guru
Finalisasi Modul
Gambar 2.2 Alur Pengembangan Modul Guru Pembelajar
Tahapan di atas dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Penulisan
modul
didasarkan
pada
hasil
peta
kompetensi
guru
yang
dikelompokkan menjadi 10 kelompok kompetensi guru untuk masing-masing mata pelajaran. Modul dikembangkan oleh PPPPTK sesuai bidangnya. 2) Reviu modul dapat dilaksanakan secara bersamaan dengan penulis modul atau secara terpisah dengan melibatkan unsur widyaiswara, dosen dan guru yang kompeten di bidangnya; 3) Editing dilaksanakan untuk memperbaiki konten dan bahasa 4) Uji keterbacaan modul (validitas konstruk, konten, bahasa, dan grafis) dilaksanakan dengan melibatkan unsur pakar, yang relevan, dan guru.
Pedoman Penyusunan Modul | 10
5) Finalisasi modul dilaksanakan untuk merevisi modul berdasarkan hasil uji keterbacaan.
7.
Ketentuan Penulisan Modul a. Ketentuan Umum Ketentuan umum dalam penyusunan modul diklat untuk peningkatan kompetensi guru adalah sebagai berikut. 1) Modul diklat diperuntukkan bagi peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional guru. 2) Penyusunan modul diklat dilaksanakan oleh masing-masing PPPPTK/LPPPTKKPTK. 3) Koordinasi, monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan penyusunan modul diklat akan dilakukan secara periodik oleh Tim Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
b. Ketentuan Khusus Ketentuan khusus dalam penyusunan modul diklat untuk peningkatan kompetensi guru adalah sebagai berikut. 1) Modul ditulis berdasarkan standar kompetensi yang berlaku. Modul difokuskan pada pemenuhan kebutuhan pencapaian kompetensi sesuai dengan kelompok kompetensi yang telah ditentukan 2) Setiap modul menggambarkan 1 (satu) kelompok kompetensi yang memuat konten pedagogik dan profesional. 3) Setiap
modul
ditulis
sesuai
sistematika
disepakati/ditetapkan.
8.
Sistematika Isi Modul Berikut adalah sistematika isi modul Guru Pembelajar.
Pedoman Penyusunan Modul | 11
isi
modul
yang
telah
Sistematika Modul Guru Pembelajar Cover luar Cover Dalam Kata Pengantar Daftar Isi Daftar gambar Daftar tabel Daftar Lampiran Pendahuluan A. Latar Belakang B. Tujuan C. Peta Kompetensi D. Ruang Lingkup E. Cara penggunaan modul Kegiatan Pembelajaran 1 A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/ Kasus /Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran 2 A. Tujuan B. Indikator Pencapaian Kompetensi C. Uraian Materi D. Aktivitas Pembelajaran E. Latihan/Kasus/Tugas F. Rangkuman G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran ke-n (Sesuai jumlah kegiatan pembelajaran dalam setiap modul) Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas Evaluasi Penutup Daftar Pustaka Glosarium Lampiran
Pedoman Penyusunan Modul | 12
Penjelasan untuk setiap komponen isi modul diklat adalah sebagai berikut. No 1
Komponen Cover Luar
Penjelasan Memuat logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nama Mata Pelajaran (bagi jenjang umum), Nama Program Keahlian dan Paket Keahlian (bagi jenjang kejuruan), judul modul, jenjang pendidikan, kelompok kompetensi, tulisan Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan dan Kementerian Pendidikan dan Kebucayaan, nama modul Sampul dapat ditambah dengan ilustrasi lain menggambarkan konten modul.
2
Cover Dalam
Memuat data penyusun, reviewer dan editor dilengkapi dengan no HP dan email, institusi yang menerbitkan, dan hak cipta
3
Kata Sambutan
Kata Sambutan dari Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
dan Kata
Kependidikan dan Kata Pengantar dari Kepala institusi
Pengantar
masing-masing.
4
Daftar Isi
Memuat isi modul disertai dengan nomor halaman.
5
Daftar Gambar
Meliputi judul gambar disertai dengan nomor halaman
6
Daftar Tabel
Meliputi judul tabel disertai dengan nomor halaman.
7
Daftar Lampiran
Memuat lampiran-lampiran yang berfungsi untuk memperjelas konsep dalam modul.
8
Pendahuluan
Isi pendahulan terdiri dari: A. Latar Belakang Memuat gambaran umum isi modul, alasan yuridis, konseptual, dan faktual mengapa modul tersebut ditulis. B. Tujuan Tujuan penyusunan modul mencakup tujuan semua materi diklat yang dirangkum sehingga rumusan kalimatnya sederhana. Tujuan juga memuat spesifikasi kinerja yang diharapkan dikuasai setelah mengikuti seluruh kegiatan belajar. C. Peta Kompetensi Menguraikan kompetensi yang akan dicapai atau ditingkatkan melalui modul. Rujukan kompetensi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. D. Ruang Lingkup Ruang lingkup berisi materi kegiatan pembelajaran 1, kegiatan pembelajaran 2, dan seterusnya sampai materi ke-n disesuaikan dengan judul, mendeskripsikan secara
Pedoman Penyusunan Modul | 13
No
Komponen
Penjelasan singkat tentang isi modul. E. Cara penggunaan modul Memuat langkah-langkah penggunaan modul yang disajikan secara sistematis dan bersifat memotivasi peserta untuk belajar.
9
Kegiatan
A. Judul
Pembelajaran 1,
Memuat judul materi yang sesuai dengan materi
Kegiatan
pembelajaran
Pembelajaran 2, dan seterusnya
B. Tujuan Memuat tujuan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Rumusan tujuan setidaknya mencakup 4 hal, yaitu: 1) Audience: Guru Pembelajar sebagai subyek belajar 2) Behaviour: tujuan pembelajaran harus menyatakan secara eksplisit perilaku (behaviour) atau performansi yang akan dikuasai oleh Guru Pembelajar. 3) Conditions: tujuan pembelajaran hendaknya mempertimbangkan kondisi Guru Pembelajar dalam meraih perilaku yang telah ditetapkan (constraints). 4) Degree: tujuan pembelajaran hendaknya mensyaratkan suatu standar minimum/ derajat yang mesti dikuasai oleh Guru Pembelajar. (Standard of performance) C. Indikator Pencapaian Kompetensi Menunjukkan spesifikasi kompetensi atau kinerja yang harus dikuasai setelah mengikuti seluruh kegiatan belajar pada setiap kegiatan pembelajaran. D. Uraian Materi Uraian materi atau penjelasan (explanation), berupa paparan fakta/data, konsep, prinsip, dalil, t eori, prosedur, keterampilan, hukum, dan nilai- nilai (values) dalam upaya pengembangan karakter, yang disajikan secara naratif atau piktorial dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Uraian materi ini harus mampu merangsang dan mengkondisikan tumbuhnya pengalaman belajar, relevan dengan kompetensi dan indikator, sesuai dengan kemampuan peserta Diklat, berada dalam cakupan topik inti, serta informasi yang disajikan benar dan terkini (up to date). Uraian materi atau penjelasan disajikan secara logis dan sistematis dengan menggunakan bahasa komunikatif dan dialogis.
Pedoman Penyusunan Modul | 14
No
Komponen
Penjelasan Uraian materi menyertakan contoh dan ilustrasi, berupa angka, gambar, grafik, bagan, diagram, tabel, dan sebagainya. yang mewakili atau mendukung konsep untuk memantapkan pemahaman pembaca modul terhadap uraian materi yang disajikan. Contoh dan ilustrasi ini harus relevan dengan isi uraian, konsisten, jumlah dan jenisnya memadai, logis, sesuai dengan realita, dan bermakna. Contoh dan ilustrasi tidak mengganggu kesinambungan antar kalimat, antarparagraf, dan bagian dari keseluruhan isi modul. E. Aktivitas Pembelajaran Berupa berbagai bentuk kegiatan belajar yang harus dilakukan peserta pelatihan untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap yang terkait dengan uraian materi. Aktivitas pembelajaran disajikan secara kreatif sesuai dengan karakteristik materi disertai lembar kerja yang menghasilkan tagihan. Contoh terlampir. F. Latihan/Kasus/Tugas Isi latihan relevan dengan materi yang disajikan, sesuai dengan kemampuan Guru Pembelajar yang akan dicapai, bentuknya bervariasi, ada kasus kontekstual yang bisa dianalisis, bermakna, dan menantang untuk berpikir dan bersikap kritis. G. Rangkuman Komponen rangkuman merupakan sari pati dari uraian materi kegiatan pembelajaran yang disajikan di akhir kegiatan pembelajaran. Rangkuman berisi ide pokok materi, disajikan berurutan, ringkas, bersifat menyimpulkan, komunikatif, dan memantapkan pemahaman. H. Umpan Balik dan Tindak lanjut Memuat pernyataan deskriptif tentang hal-hal yang telah dipelajari/ditemukan selama pembelajaran, rencana pengembangan dan implementasinya, input terhadap pembelajaran berikutnya.
10
Kunci Jawaban
Komponen kunci jawaban latihan/kasus/tugas ini disajikan
Latihan/ Kasus/
di akhir modul dan hendaknya disertai alasan sebagai
Tugas
balikan ( feedback ) untuk mengukur tingkat pemahaman peserta Diklat. Kunci jawaban latihan/kasus/tugas juga digunakan untuk self assesment sekiranya diperlukan sebagai tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan diri sendiri.
Pedoman Penyusunan Modul | 15
No 11
Komponen
Penjelasan
Penutup
Memuat harapan kemanfaatan modul Guru Pembelajar dan meminta saran guna perbaikan dari Guru Pembelajar.
12
Evaluasi
Evaluasi akhir modul berupa seperangkat tes yang diberikan untuk mengukur penguasaan kompetensi Guru Pembelajar. Evaluasi akhir modul harus dapat mengukur indikator, materi tes harus benar dan logis, pokok-pokok yang ditanyakan cukup penting, dan memenuhi syarat penulisan butir soal. Bentuk tes disarankan berupa pilihan ganda dengan empat pilihan (option) atau uraian terstruktur. Evaluasi akhir modul disertai kunci jawaban.
13
Glosarium
Komponen glosarium merupakan daftar katakata/istilah/frase yang berhubungan dengan uraian naskah, yang dianggap sulit/sukar dimengerti Guru Pembelajar. Glosarium disusun secara alfabetis di akhir setiap modul, tidak bernomor urut, entri diawali dengan huruf kecil (kecuali nama diri), tidak diakhiri dengan titik (kecuali berupa kalimat).
14
Daftar Pustaka
Komponen daftar pustaka merupakan kumpulan sumbersumber informasi (rujukan) mutakhir yang digunakan dalam penulisan modul. Adapun syarat penulisan daftar pustaka adalah: a. Sesuai dengan sumber yang dikutip dalam uraian b. Mendukung/dipakai sebagai acuan c. Ditulis secara benar dan lengkap d. Disusun secara alfabetis e. Menggunakan aturan penulisan baku (terstandar)
9.
Teknis Penulisan Modul a. Penggunaan Bahasa 1) Menggunakan Bahasa Indonesia yang benar dan baku 2) Menggunakan transliterasi yang telah dibakukan 3) Mudah dicerna, enak dibaca, menarik dan merangsang rasa ingin tahu 4) Urutan sajian yang logis 5) Kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat kematangan dan perkembangan peserta pelatihan (orang dewasa) 6) Istilah, kosakata, dan simbol-simbol dapat mempermudah pemahaman peserta pelatihan. 7) Sapaan menggunakan kata “Anda”. b. Petikan/Kutipan dalam modul 1) Kutipan dapat berupa kata, ungkapan, bagian kalimat, paragraf, gambar,
Pedoman Penyusunan Modul | 16
ilustrasi, peta yang diambil dari sumber lain (orang, buku, dokumen, media massa dan elektronik, internet, dsb.) yang diambil secara langsung atau disadur. 2) Syarat kutipan harus bersifat menegaskan dan relevan dengan suatu ide, berasal
dari sumber pertama, mutakhir, sahih/valid, tidak lebih 1⁄2 halaman, dan gunakan tatacara penulisan kutipan yang baku. 3) Petikan/kutipan disertai pencantuman sumber sesuai aslinya (nama penulis, judul karangan). c. Penamaan Naskah Modul 1) Setiap modul diberi nama sesuai dengan Mapel/Paket Keahlian dan Kelompok Kompetensinya. 2) Setiap kegiatan pembelajaran (materi/Kompetensi) diberi nomor (Kegiatan Pembelajaran 1, Kegiatan Belajar 2, dst) dilengkapi dengan judul kegiatan belajar. 3) Pokok uraian materi ditulis judulnya dengan urutan abjad kapital dan sub pokok uraian ditulis berdasarkan nomor urut angka arab. d. Ketentuan lainnya: 1) Setiap modul terdiri dari 150 sampai 300 halaman. 2) Jenis huruf: Arial 3) Besar/ukuran huruf atau font
Judul Kegiatan Pembelajaran, ukuran 16 point, Bold.
Sub judul, ukuran 13 point
Sub sub judul, ukuran 12 point
Isi, ukuran 11 point
4) Spasi: 1,5 spasi 5) Paragraf tidak indent tetapi ada jarak 1 spasi antar paragraf. 6) Margin Batas/Margin
Halaman Isi
Atas ( Top )
4 cm
Bawah ( Botom )
3 cm
Kiri ( Left )
4 cm
Kanan ( Right )
3 cm
7)
Ukuran kertas : A4
8)
Nomor halaman Kata Pengantar dan Daftar Isi, Daftar Gambar, Daftar Tabel dan Daftar Lampiran apabila ada), menggunakan angka Romawi kecil. Halaman dalam Bab menggunakan angka Arab mulai dari nomor 1 dan seterusnya.
9)
Letak nomor halaman pada nomor halaman ganjil, terletak di kanan bawah Pada nomor halaman genap, terletak di kiri bawah.
Pedoman Penyusunan Modul | 17
BAB III PENUTUP
Buku Pedoman ini merupakan rambu-rambu umum bagi para penyusun modul agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas sesuai dengan ketentuan dan harapan berbagai pihak. Pedoman Penyusunan Modul Guru Pembelajar ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan penyusunan modul
Guru Pembelajar bagi guru. Melalui
pedoman ini selanjutnya semua pihak terkait dapat menemukan kemudahan penyusunan modul dan memilih modul-modul terkait sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
Pedoman Penyusunan Modul | 18
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, A., (1986).Social Condention of Thought and Action. Englewood Cliffs. Prentice Hall. Budiningsih, Asri, (2005).Belajar dan Pembelajaran, Jakarta. Rineka Cipta. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Pedoman Pengembangan Modul Pembelajaran DiklatPeserta diklatSMK . Jakarta. Slavin, Robert, E. (1994). Educational psychology, theories and practice. Fourth Edition. Masschusetts: Allyn and Bacon Publishers. _____________________. (1990). Cooperative Learning: Theory, research and practice. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall. Vygotsky, L. (1962). Thought and Language. Revised Edition. M.I.T. Press + John Willey & Sons, Massachusetts, New York and London, p.p. 82 -119.
Pedoman Penyusunan Modul | 19
LAMPIRAN
Pedoman Penyusunan Modul | 20
Lampiran 1
Contoh Cover Luar Modul
GURU PEMBELAJAR
MODUL Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Kelompok Kompetensi A Profesional Pedagogik
: ……………… : ………………
Penulis: Dr. Abcdefg Hijk, M.Ed, dkk
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementeian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016
Pedoman Penyusunan Modul | 21
Lampiran 2 Contoh Halaman Perancis
Penulis: 1. Dr. Kakak Adek, M.Ed, 0812345678, email:
[email protected] 2. Dr. Ayah Bunda, MA, 0823678901, email:
[email protected] 3. 4.
Penelaah: 1. Prof. Dr. Adek Kakak, MA, 0833345678, email:
[email protected] 2. Prof. Dr. Bunda Ayah, M.Ed, 0811123456, email:
[email protected] 3. 4.
Ilustrator: ....................... (no hp), email.................
Copyright © 2016 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Matematika, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.
Pedoman Penyusunan Modul | 22
Lampiran 3 Contoh Kerangka Isi
D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN Kegiatan Pengantar :
Mengidentifikasi Isi materi (Diskusi Kelompok, 1 JP)
Aktivitas 1
Mempelajari Pentingnya Silabus dan RPP (Berpikir Reflektif, 30
:
menit) Aktivitas 2
:
Mengkaji Prinsip-prinsip Pembelajaran (Kerja Kelompok, 30 menit)
Aktivitas 3
:
Mempelajari Pendekatan Pembelajaran (Diskusi Kelompok, 1 JP)
Aktivitas 4
:
Mengidentifikasi Komponen Silabus dan RPP (Puzzle, 1 JP)
Aktivitas 5
:
Memetakan Kompetensi Dasar (Kerja Kelompok, 1 JP)
Aktivitas 6
:
Mengidentifikasi Prinsip-prinsip Silabus/RPP yang Baik (Curah Pendapat, 1 JP)
Aktivitas 7
:
Mengkaji Silabus/RPP (Diskusi, 1 JP)
Aktivitas 8
:
Menentukan Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian (Diskusi, 1 JP)
Aktivitas 9
:
Menyusun Instrumen Penilaian (Praktik, 1 JP)
Aktivitas 10
:
Mengembangkan Silabus/RPP (Simulasi, 2 JP)
Aktivitas 11
:
Menyusun Rencana Tindak Lanjut (30 menit)
Pedoman Penyusunan Modul | 23
Contoh Uraian Aktvitas Pembelajaran
Pedoman Penyusunan Modul | 24