HALAMAN JUDUL
BUKU PANDUAN SANITASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................ .......................................................................... ................................................... ................................ ....... 1 BAB I ...................................................................... ............................................................................................... .................................................. ................................ ....... 3 BAB II ..................................................................... .............................................................................................. .................................................. ................................ ....... 4 BAB III .................................................................... ............................................................................................. .................................................. ................................ ....... 5 1.
PENYEHATAN RUANG RUANG BANGUNAN DAN HALAMAN HALAMAN RUMAH SAKIT ............... ....... ........ 5
2.
HIGIENE DAN DAN SANITASI SANITASI MAKANAN MAKANAN MINUMAN MINUMAN ................................................. ................................................. 6
3.
PENYEHATAN PENYEHATAN AIR AIR .................................................. ............................................................................ ............................................. ................... 7
4.
PENGELOLAAN PENGELOLAAN LIMBAH ................................................ .......................................................................... ..................................... ........... 8
5.
PENGELOLAAN TEMPAT PENCUCIAN LINEN ( LAUNDRY ) ............................ 12
6.
PENGENDALIAN SERANGGA, TIKUS DAN BINATANG PENGGANGGU
LAINNYA....................... LAINNYA................................................ .................................................. ................................................... ........................................... ................. 14 7.
DEKONTAMINASI MELALUI DISINFEKSI DAN STERILISASI ................ ........ ................ .......... .. 15
8.
PERSYARATAN PERSYARATAN PENGAMAN PENGAMANAN AN RADIASI RADIASI ............................................... ........................................................ ......... 16
9.
PROMOSI KESEHATAN DARI ASPEK LINGKUNGAN ................ ........ ................ ................ ............. ..... 18
10.
PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT ............................................... ............................................... 19
BAB IV........................................... .................................................................... .................................................. .................................................. .............................. ..... 20 BAB V............................................ ..................................................................... .................................................. .................................................. .............................. ..... 29 BAB VI........................................... .................................................................... .................................................. .................................................. .............................. ..... 30
BAB I PENDAHULUAN
Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, dalam operasionalnya terdapat orang sakit maupun orang sehat, sehingga dapat terjadi penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan apabila rumah sakit tersebut tidak memenuhi berbagai aspek persyaratan. Untuk menghindari risiko dan gangguan kesehatan sebagaimana dimaksud maka perlu penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan Sebagai dasar Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular
(Lembaran
Negara
Tahun
1991
Nomor 49;
Tambahan
LembaranNegara Nomor 3447) 2. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 jo Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 31; TambahanLembaran Negara Nomor 381) 3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1493/Menkes/SK/2003 tentang Penggunaan Gas Medis Pada Sarana Pelayanan Kesehatan; 4. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 715 / Menkes / SK / V/ 2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasa Boga 5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/Vll/2002 907/Menkes/SK/Vll/2 002 tentang Syarat-Syarat dan PengawasanKualitas Air Minum. 6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. 7. Sesuai
dengan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor907/Menkes/SK/Vll/2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. 8. Permenkes RI N0.492/ Menkes / Per / IV / 2010 tentang Baku Mutu Air Bersih 9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. 10. Peraturan
Menteri
Lingkungan
Hidup
dan
Kehutanan
nomor
P56/MenlhkP56/Menlhk -
Setjen/2015 Tentang Tata dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan
BAB II RUANG LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup kegiatan penyehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar adalah : 1. Penyehatan Ruang Bangunan Dan Halaman Rumah Sakit Saki t 2. Persyaratan Higiene Higie ne Dan Sanitasi Makanan Minuman 3. Penyehatan Air 4. Pengelolaan Limbah 5. Pengelolaan Tempat Pencucian Linen ( LAUNDRY ) 6. Pengendalian Serangga, Tikus Dan Binatang Pengganggu lainnya 7. Dekontaminasi Melalui Disinfeksi Dan Sterilisasi 8. Persyaratan Pengamanan Radiasi 9. Upaya Promosi Kesehatan Dari Aspek Kesehatan Lingkungan 10. Penyuluhan Kesehatan Kesehat an Lingkungan
BAB III GAMBARAN UMUM SANITASI RUMAH SAKIT
1. Penyehatan Ruang Bangunan Dan Halaman Rumah Sakit
Ruang bangunan dan halaman rumah sakit adalah semua ruang/unit dan halaman yang ada di dalam batas pagar rumah sakit (bangunan fisik dan kelengkapannya) yang dipergunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan rumah sakit. Percahayaan,Penghawaan, Kebisingan, dan kebersihan
ruang bangunan
dan halaman adalah suatu keadaan atau kondisi ruang bangunan dan halaman bebas dari bahaya dan risiko minimal untuk terjadinya infeksi silang, dan masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Persyaratan ruang bangunan berikut : a. Lingkungan Bangunan Rumah Sakit 1) Mempunyai batas yang jelas, 2) Halaman harus disesuaikan dengan luas lahan keseluruhan, sehingga tersedia tempat parkir yang memadai dan dilengkapi dengan rambu parkir. 3) Kawasan bebas rokok. 4) Tidak berdebu, tidak becek atau tidak terdapat genangan air b. Konstruksi Bangunan Rumah Sakit 1) Lantai Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaanrata, tidak licin, warna terang, dan mudah dibersihkan, kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup ke arah saluran pembuangan air limbah, Pertemuan lantai dengan dinding harus
berbentuk konus/lengkung
agar
mudah dibersihkan. 2) Dinding Permukaan menggunakan
dinding cat
harus
yang
tidak
kuat, luntur
rata, serta
berwarna tidak
terang
dan
menggunakan
cat
yangmengandung logam berat. 3) Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar / ruang dengan baik 4) Atap Atap
harus
kuat,
tidak
bocor,
dan
tidak
menjadi
perindukanserangga, tikus, dan binatang penganggu lainnya. 5) Pintu
tempat
Pintu harus kuat, cukup tinggi, cukup lebar, dan dapat mencegah masuknya serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya. 6) Lalu lintas antar ruangan Pembagian
ruangan
dan
lalu
lintas
dilengkapi
petunjuk
sehinnga
memudahkan komunikasi mengurangi resiko kecelakaan Penggunaan tangga atau elevator dan lift harus dilengkapi alarm dan petunjuk penggunaan. Dilengkapi dengan pintu darurat yang mudah bila terjadi kebakaran atau kejadian darurat dan lengkapi ram untuk brankar. 7) Fasilitas Pemadam Kebakaran Bangunan rumah sakit dilengkapi dengan fasilitas pemadam kebakaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. c. Ruang Bangunan Penataan ruang bangunan dan penggunaannya harus sesuai denganfungsi serta memenuhi persyaratan kesehatan yaitu dengan mengelompokan ruangan berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit. Dengan pengelompokan : zona dengan risiko rendah,Zona risiko Sedang, Zona Tinggi,Zona Risiko sangan rendah d. Kualitas Udara Ruang -
Dengan indeks angka kuman menurut Fungsi Ruang atau Unit
-
Indeks Kadar gas dan Bahan Berbahaya dalam udara Ruang Rumah Sakit tidak boleh melebihi konsentrasi maksimum
e. Pencahayaan f.
Penghaawaan Beberapa ruang
pengaturan pencahayaan
dan penghawan
dengan
mengunakan alat ( ac dan lampu ) . Ruang tersebut : Kamar Operasi pada IBS, Gudang obat (farmasi), Ruang penyimpanan alat (CSSD), Ruang pemeriksaan (Radiologi ). g. Kebisingan h. Fasilitas Sanitasi Rumah Sakit i.
Jumlah Tempat Tidur
j.
Lantai dan dan Dinding
2. Higiene Dan Sanitasi Makanan Minuman
Makanan dan minuman di rumah sakit adalah semua makanan dan minuman yang disajikan dari dapur rumah sakit untuk pasien dan karyawan makanan dan minuman yang dijual di dalam lingkungan rumah sakit atau dibawa dari luar rumah sakit.
Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu. Misalnya, mencuci tangan, mencuci piring, membuang bagian makanan yang rusak. Fasilitas Hygiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman : air bersih, peralatan cuci, peralatan operasional gizi, Tempat sampah dll. Persyaratan Higiene dan Sanitasi Makanan a. Angka kuman E. Coli pada makanan jadi harus 0/gr sampel makanan dan pada minuman angka kuman E. Coli harus 0/100 ml sampel minuman. b. Kebersihan peralatan peral atan ditentukan dengan angka total
kuman sebanyaksebanyak -
banyaknya 100/cm 2 permukaan dan tidak ada kuman E. Coli. c. Makanan pada suhu yang ditetapkan d. Makanan kemasan tertutup e. Penyimpanan bahan mentah Fokus Higiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman diutamakan pada : a. Bahan makanan dan makanan jadi b. Bahan makanan tambahan c.
Penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi : bahan makanan kering, bahan makanan basah/mudah membusuk dan minuman, dan makanan jadi.
3. Penyehatan Air
Sumber penyediaan air untuk keperluan rumah sakit berasal dari sumur dan PDAM. Kegiatan pengawasan kualitas air dengan pendekatan surveilans
kualitas
air antara lain meliputi : -
Pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan sampel air; Melakukan
analisis
hasil
lnspeksi
sanitasi
pemeriksaan
laboratorium;dan -
Tindak lanjut berupa perbaikan sarana dan kualitas air
-
Pengambilan sampel sampel air pada sarana penyediaan air minum dan atau air bersih rumah sakit tercantum dalam tabel di bawah ini Tabel Jumlah Sampel Air untuk Pemeriksaan Mikrobiologik Menurut Jumlah Tempat Tidur Jumlah Minimum Sampel Air Perbulan untuk Pemeriksaan Mikrobiologik
Jumlah Tempat Tidur
Air Minum
Air Bersih Bersih
25 – 100
4
4
101 - 400
6
6
401 -1000
8
8
> 1000
10
10
Pemeriksaan kimia air minum dan atau air bersih dilakukan minimal 3(tiga) bulan
sekali
dan
titik
pengambilan
sampel
masing-masing
pada
tempat
penampungan ( reservoir ) dan kran terjauh dari reservoir . Pemeriksaan bakteriologis minimal 1 (satu) bulan sekali. Titik pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologik terutama pada air kran dari ruang dapur, ruang operasi, kamar bersalin, kamar bayi dan ruang makan, tempat penampungan ( reservoir ), ), secara acak pada kran-kran sepanjang sistem distribusi, pada sumber air, dan titik-titik lain yang rawan pencemaran. Pengambilan dan pengiriman sampel air dapat dilaksanakan sendiri oleh pihak rumah sakit atau pihak ketiga yang direkomendasikan oleh DinasKesehatan.
4. Pengelolaan Limbah
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas. a. Limbah Padat
Limbah padat dikategorikan menjadi : limbah B3 (non infeksius), limbah B3 (Infeksius), limbah padat non infeksius/ domestik 1) Limbah B3 (non infeksius)
Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme pathogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan. Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan dan stock bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lain yang telah diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius. Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksik untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup. Minimisasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce), menggunakan kembali limbah ( reuse) dan daur ulang limbah (recycle). Limbah padat B3 (non infeksius) sisa catrid printer dari unit dan ruangan dicatat oleh petugas di bagian (komputer) dengan buku pemantauan keluar masuk dan di buang di tong sampah yang disediakan.
a) Alur dan petugas pengelola pengelola limbah B3 Alur
Pengelolaan Pengelolaan
kesepakatan
limbah B3
dibuat berdasarkan berdasarkan
peraturan peraturan
dan
bersama dengan petugas pelayanan di RSUD Kabupaten
Karanganyar. Hal ini dimaksudkan supaya ada kesamaan persepsi dan kerjasama antar petugas pelayanan dan petugas pengelola sampah B3. Alur pengelolaan/pen pengelolaan/penanganan anganan limbah B3 yang diterapkan diterapkan di RSUD Kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut : 1. Petugas pelayanan memilah dan membuang sampah/limbah B3 sesuai dengan kategorinya. 2. Pengambilan limbah/sampah B3 dilakukan oleh petugas dari instalasi kesehatan lingkungan secara rutin pada pagi dan siang hari dan secara incidental/khusus.
-
Pengambilan rutin pada pagi hari untuk kategori jarum suntik, limbah infeksius, dan benda tajam di seluruh ruang pelayanan medis dan penunjang medis.
-
Pengambilan pada siang hari kategori sama dengan pengambilan pagi hari tetapi hanya khusus ruang IBS dan VK
-
Pengambilan incidental/khusus untuk limbah B3 kategori sampah farmasi, obat,tumpahan, dan bahan kimia kadaluarsa.
-
Dalam setiap pengambilan limbah/sampah limbah/sampa h B3 wajib dicatat pada buku ekspedisi khusus dan diketahui/diparaf/ditandangani oleh petugas pelayanan.
3. Setelah dilakukan dil akukan pengambilan
petugas pengelola
limbah B3
membawa ke TPS khusus limbah B3. Di ruangan TPS ini dilakukan :
-
Penimbangan dan pencatatan jumlah limbah sesuai kategori.
-
Pelabelan limbah B3 sesuai kategorinya
-
Penyimpanan sesuai kategorinya dalam container/bin tertutup dan kedap air.
b) Pengolahan limbah B3 Limbah B3 yang telah terkumpul di TPS selanjutnya diolah oleh rekanan yang telah ditunjuk. Pengambilan limbah B3 dilakukan 2 hari sekali dengan dilakukan penimbangan dan serah terima antara petugas RSUD Kabupaten Karanganyar dengan petugas dari rekanan. c) Pelaporan
2) Limbah padat non infeksius
Limbah padat non infeksius terdiri dari sampah organik dan anorganik. 1) Alur Pengelolaan sampah non infeksius : a) Sampah dari penghasil ditampung dalam 2 wadah ( organic dan non organic) b) Sampah diambil oleh petugas kebersihan kebun dan taman ( pengambilan 2 kali pagi dan siang) c) Perlakuan terhadap sampah padat non infeksius dibedakan menjadi 3 yaitu : sampah organik dijadikan kompos, sampah non organik di ditampung dalam TPS berupa container milik DKP, sampah yang masih memiliki nilai jual dikelola oleh bank sampah d) Mekanisme pengambilan kontainer diatur dalam Perjanjian Kerjasama (PKS) 2) Ketenagaan a) Dalam operasionalnya menggunakan tenaga harian lepas dengan sistem shift. b) Shift pagi mulai jam 04.30 : pengambilan sampah sampah sebanyak 4 orang c) Shift pagi mulai jam 5.30 : penyapuan 9 orang ( untuk 9 orang) d) Team pemotong mobile : 3 orang e) Pemilah sampah : 1 orang f) IPAL : 2 orang g) Shift siang mulai jam12.00 – 16.00 : 3 orang 3) Limbah Padat Infeksius
Pengkategorian, pemilahan dan pewadahan limbah Padat B3 Infeksius Kabupaten Karanganyar dibagi dalam 4 kategori : No 1
Jenis limbah B3 Jarum suntik
Isi Jarum suntik bekas pasien
(spuit) 2
Wadah Safety box warna kuning
Limbah/sampah
Kassa, kapas, NGT, masker,
Tempat sampah
infeksius
tupress, selang O2,
dan plastik warna
handscoon, urine bag/DC,
kuning
drain/tampon, kertas/plastic/pakaian/linen terkontaminasi. 3
Benda tajam
Vial, ampul, botol kaca, siringe,
Tempat sampah
scalpel, pisau, kaca, dan
dan plastik warna
limbah sejenis yang dapat
kuning
menusuk dan menimbulkan luka 4
Sampah
Obat dan bahan kimia
Tempat sampah
Farmasi, Obat,
kadaluwarsa
dan plastik warna
tumpahan, dan
coklat
bahan kimia kadaluarsa
b. Limbah Cair
Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan. Limbah Cair Rumah Sakit adalah air sisa buangan yang berasal dari operasional kegiatan semua ruang di RS baik ruang pelayanan maupun bukan pelayanan (wastafel, KM, cuci alat, cuci linen dll ) Alur pengelolaan pengelolaan imbah imbah cair di RSUD Kabupaten Kabupaten Karanganyar Karanganyar 1) Limbah dari ruang/ unit dialirkan melalui saluran ke IPAL. Beberapa unit/ ruang sebelum dialirkan ke IPAL di masuk dalam pre treatment, Unit tersebut adalah : Laundry, Gizi, Laboratorium 2) Proses pengolahan air limbah di IPAL;
- Ditampung di bak equalisasi ( sebagai bak untuk homogenisasi/ pencampuran ) terdapat 2 bak.
- Dialirkan ke Bak An aerob ( I & II ) - Dialirkan ke Bak aerob dengan system mekanik - Bak filter/ grafel - Bak pengendapan - Bak stabilisasi - Out let 3) Program maintenance
- Setiap hari membersihkan kotoran organic pada gastrap. - Seminggu sekali membersihkan endapan dan kotoran organic pada bak control
- Setiap hari membersihkan kotoran organic pada IPAL - Setiap hari memncatat volume pada flow meter dan pH. 4) Melakukan pengiriman sampel air limbah inlet dan out let ( sebulan sebulan sekali ) 5) Pengecekan peralatan 6) Laporan hasil pemeriksaan sampel sampel ke Dinas Lingkungan Hidup.
d. Limbah Gas Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insinerator, dapur,perlengkapan generator, anastesi dan pembuatan obat citotoksik. Alur Pengelolaan Pengelolaan Limbah Gas: Gas:
5. Pengelolaan Tempat Pencucian Linen Linen ( Laundry ) Laundry rumah sakit adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan
sarana penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan disinfektan, mesin uap ( steam ), pengering, meja dan mesin setrika. boiler ), Persyaratan 1.
Suhu air panas untuk pencucian 70 oC dalam waktu 25 menit atau 95 oC dalam waktu 10 menit.
2.
Penggunaan jenis deterjen dan disinfektan untuk proses pencucian yang ramah lingkungan agar limbah cair yang dihasilkan mudah terurai oleh lingkungan.
3.
Standar kuman bagi linen bersih setelah keluar dari proses tidak mengandung 6 x 10 3 spora spesies Bacillus per inci persegi.
Tata Laksana
1.
Di tempat laundry tersedia keran air bersih dengan kualitas dan tekanan aliran yang memadai, air panas untuk disinfeksi dan tersedia disinfektan.
2.
Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat dengan saluran pembuangan air limbah serta tersedia mesin cuci yang dapat mencuci jenis jenis linen yang berbeda. berbeda.
3.
Tersedia ruangan dan mesin cuci yang terpisah untuk linen infeksius dan non infeksius.
4.
Laundry harus dilengkapi saluran air limbah tertutup yang dilengkapi
dengan pengolahan awal ( pre-treatment ) sebelum dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah. 5.
Laundry harus disediakan ruang-ruang terpisah sesuai kegunaannya yaitu
ruang linen kotor, ruang linen bersih, ruang untuk perlengkapan kebersihan, ruang perlengkapan cuci, ruang kereta linen, kamar mandi dan ruang peniris atau pengering untuk alat-alat termasuk linen. 6.
Untuk rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersendiri, pencuciannya dapat bekerjasama dengan pihak lain dan pihak lain tersebut harus mengikuti persyaratan dan tatalaksana yang telah ditetapkan.
Perlakuan terhadap linen: 1. Pengumpulan, dilakukan : 1) Pemilahan antara linen infeksius dan non-infeksius non-infeksiu s dimulai dari sumber dan memasukkan linen ke dalam kantong plastik sesuai jenisnya serta diberi label. 2) Menghitung dan mencatat linen di ruangan. 2. Penerimaan 1) Mencatat linen yang diterima dan telah terpilah antara infeksius dan non infeksius. 2) Linen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya. 3. Pencucian 1) Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin cuci dan kebutuhan deterjen dan disinfektan. 2) Membersihkan linen kotor dari tinja, urin, darah, dan muntahan kemudian merendamnya dengan menggunakan disinfektan. 3) Mencuci dikelompokkan berdasarkan tingkat kekotorannya. 4. Pengeringan 5.
Penyetrikaan
6.
Penyimpanan 1) Linen harus dipisahkan sesuai jenisnya. 2) Linen baru yang diterima ditempatkan di lemari bagian bawah. 3) Pintu lemari selalu tertutup.
7. Distribusi dilakukan berdasarkan kartu tanda terima dari petugas penerima, kemudian petugas menyerahkan linen bersih kepada petugas ruangan sesuai kartu tanda terima. 8. Pengangkutan 1) Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan kantong yang digunakan untuk membungkus linen kotor. 2) Menggunakan kereta dorong yang berbeda dan tertutup antara linen bersih dan linen kotor. Kereta dorong harus dicuci dengan disinfektan setelah digunakan mengangkut linen kotor. 3) Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan bersamaan. 4) Linen bersih diangkut dengan kereta kereta dorong yang berbeda warna. 5) Rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersendiri, pengangkutannya dari dan ke tempat laundry harus menggunakan mobil khusus.
9. Petugas yang bekerja dalam pengelolaan laundry linen linen harus menggunakan pakaian kerja khusus, alat pelindung diri dan dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, serta dianjurkan memperoleh imunisasi hepatitis B.
6. Pengendalian Serangga, Tikus Dan Binatang Pengganggu Lainnya
Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya adalah upaya untuk mengurangi populasi serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi vektor penularan penyakit. Di rumah sakit pelaksanaannya melalui pihak ke 3 sesuai MOU Di rumah sakit fokus pengendalian pada : kucing, tikus, kecoa, nyamuk, lalat, dan binatang pengganggu lainnya. Persyaratan :
1. Kepadatan jentik Aedes sp. yang diamati melalui indeks kontainer harus 0 (nol). 2. Tidak ditemukannya lubang tanpa kawat kasa yang memungkinkan nyamuk masuk ke dalam ruangan, terutama di ruangan perawatan. 3. Semua ruang di rumah sakit harus bebas dari kecoa, terutama pada dapur, gudang makanan, dan ruangan steril. 4. Tidak ditemukannya tanda-tanda keberadaan tikus terutama pada daerah bangunan tertutup ( core) rumah sakit. 5. Tidak ditemukan lalat di dalam bangunan tertutup ( core) di rumah sakit. 6. Di lingkungan rumah sakit harus bebas kucing dan anjing. Tata Laksana Pengendalian Serangga, tikus, dan Binatang Pengganggu Lainnya meliputi : 1.
Surveilans
:
mengamati,
menemukan
keberadaan,
mengukur
kepadatan,
pengawasan zona potensial perkembangbiakan. 2. Pemberantasan : a. Nyamuk 1)
Pemberantasan dilakukan apabila larva atau jentik nyamuk
Aedes sp.
> 0 dengan cara abatisasi. 2)
Melakukan pemberantasan larva/jentik dengan menggunakan predator.
3)
Melakukan oiling untuk untuk memberantas larva/jentik culex.
4)
Bila diduga ada kasus demam berdarah yang tertular di rumah sakit, maka perlu dilakukan pengasapan ( fogging ) di rumah sakit.
b. Kecoa 1) Pembersihan telur kecoa dengan cara mekanis, yaitu yaitu membersihkan telur yang terdapat pada celah-celah dinding, lemari, peralatan dan telur kecoa dimusnahkan dengan dibakar/dihancurkan.
2) Pemberantasan Pemberantasan kecoa Pemberantasan kecoa dapat dilakukan secara fisik dan kimiawi. a) Secara fisik atau mekanis: -
Membunuh langsung kecoa dengan alat pemukul.
-
Menyiram tempat perindukan dengan air panas.
-
Menutup celah-celah dinding.
b) Secara
kimiawi
dengan
menggunakan
insektisida
dengan
pengasapan, bubuk, semprotan, dan umpan. c. Tikus Melakukan pengendalian tikus secara fisik dengan pemasangan perangkap, pemukulan atau sebagai alternatif terakhir dapat dilakukan secara kimia dengan menggunakan umpan beracun. d. Lalat Bila kepadatan lalat di sekitar tempat sampah (perindukan) melebihi 2 ekor per block grill maka dilakukan pengendalian lalat secara fisik, biologik, dan kimia. e. Binatang pengganggu lainnya Bila terdapat kucing dan anjing, maka perlu dilakukan : 1) Penangkapan, kemudian dibuang jauh dari rumah sakit 2) Bekerjasama
dengan rekanan reka nan penyedia
jasa pest
control
untuk
menangkap kucing.
7. Dekontaminasi Melalui Disinfeksi Dan Sterilisasi
Dekontaminasi
adalah
upaya
mengurangi
dan
atau
menghilangkan
kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang, peralatan, bahan, dan ruang melalui disinfeksi dan sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi. Disinfeksi
adalah
upaya
untuk
mengurangi/menghilangkan
jumlah
mikroorganisme patogen penyebab penyakit (tidak termasuk spora) dengancara fisik dan kimiawi. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara fisik dan kimiawi. Sterilisasi di RSUD Kabupaten Karanganyar a. Alat Medis Sterilisasi peralatan yang berkaitan dengan perawatan pasien secarafisik dengan pemanasan pada suhu + 121°C selama 30 menit atau padasuhu 134°C selama 13 menit dan harus mengacu pada petunjukpenggunaan alat sterilisasi yang digunakan.
b. Alat Non Medis Suhu pada disinfeksi secara fisik dengan air panas untuk
peralatan
sanitasi 80°C dalam waktu 45-60 detik, sedangkan untuk peralatanmemasak 80°C dalam waktu 1 menit. c.
Ruangan 1. Kamar/ruang
operasi
yang
telah
dipakai d ipakai
harus
dilakukan
disinfeksi dis infeksi
dandisterilisasi sampai aman untuk dipakai pada operasi berikutnya. 2. Pada akhir proses disinfeksi terhadap ruang pelayanan medis (ruangoperasi dan ruang isolasi) tingkat kepadatan kuman pada lantai dandinding 0-5 cfu/cm 2, bebas mikroorganisme patogen dan gas gangren.Untuk ruang penunjang medis (ruang rawat inap, ruang lCU/lCCU, kamarbayi, kamar bersalin, ruang perawatan luka bakar, dan laundry) sebesar5-10 cfu/cm
2
8. Pengamanan Radiasi
a. Definisi Radiasi adalah emisi dan penyebaran energi melalui ruang (media)dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel-partikel atauelementer dengan kinetik yang sangat tinggi yang dilepaskan dari bahanatau alat radiasi yang digunakan oleh instalasi di rumah sakit. Pengamanan dampak radiasi adalah upaya perlindungan kesehatan masyarakat dari dampak radiasi melalui promosi dan pencegahan risikoatas bahaya radiasi, dengan melakukan kegiatan pemantauan,investigasi dan mitigasi pada sumber, media lingkungan dan manusiayang terpajan atau alat yang mengandung radiasi. Nilai Batas Dosis (NBD) bagi pekerja yang terpajan radiasi sebesar 50mSv (milli Sievert ) dalam satu tahun, NBD bagi masyarakat yang terpajan sebesar 5 mSv dalam 1 (satu) tahun. b. Perizinan Setiap rumah sakit yang memanfaatkan peralatan yang memajankan radiasi dan menggunakan zat radioaktif, harus memperoleh izin dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (sesuai PP Nomor 64 Tahun 2000 tentang Perizinan Pemanfaatan Tenaga Nuklir, pasal 2 ayat 1). c. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion : 1.
Organisasi
Setiap pengelola rumah sakit yang mempunyai pelayanan radiasi harus memiliki organisasi proteksi radiasi dimana petugas radiasi tersebut telah memiliki surat ijin sebagai petugas radiasi dari Badan Pengawas.
2.
Peralatan Proteksi Radiasi
Pengelola rumah sakit yang mempunyai pelayanan radiasi harus menyediakan dan mengusahakan peralatan proteksi radiasi, pemantau dosis perorangan, pemantau daerah kerja, dan pemantau lingkungan hidup, yang dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan jenis sumber radiasi yang digunakan.
3.
Pemantauan Dosis Perorangan
Pengelola rumah sakit yang mempunyai pelayanan radiasi mewajibkan setiap pekerja radiasi untuk memakai peralatan pemantau dosis perorangan, sesuai dengan jenis instalasi dan sumber radiasi yang digunakan. Pengamanan terhadap bahan yang memancarkan radiasi hendaknya mencakup rancangan instalasi yang memenuhi persyaratan, penyediaan pelindung radiasi atau kontainer. Proteksi radiasi yang disediakan harus mempunyai ketebalan tertentu yang mampu menurunkan laju dosis radiasi. Tebal bahan pelindung sesuai jenis dan energi radiasi, aktivitas dan sumber radiasi, serta sifat bahan pelindung. Perlengkapan dan peralatan yang disediakan adalah monitoring perorangan, survei meter, alat untuk mengangkat dan megangkut, pakaian kerja, dekontaminasi kit, alat-alat pemeriksaan tanda-tanda radiasi. Pemantauan Dosis Perorangan Pengelola rumah sakit harus menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan awal secara teliti dan menyeluruh, untuk setiap orang yang akan bekerja sebagai pekerja radiasi, secara berkala selama bekerja sekurang-kurangnya sekali dalam 1 tahun. Pengelola rumah sakit harus memeriksakan kesehatan pekerja radiasi yang akan memutuskan hubungan kerja kepada dokter yang ditunjuk, dan hasil pemeriksaan kesehatan diberikan kepada pekerja radiasi yang bersangkutan. Dalam hal terjadi kecelakaan radiasi, pengelola rumah sakit harus menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan bagi pekerja radiasi yang diduga menerima pajanan berlebih. Pemantauan Dosis Perorangan Pengelola rumah sakit harus tetap menyimpan dokumen yang memuat catatan dosis hasil pemantauan daerah kerja, lingkungan, dan kartu kesehatan pekerja selama 30 tahun sejak pekerja radiasi berhenti bekerja.
4.
Jaminan Kualitas
Pengelola rumah sakit harus membuat program jaminan kualitas bagi instalasi yang mempunyai potensi dampak radiasi tinggi.
Untuk menjamin efektivitas pelaksaan Badan pengawas melakukan inspeksi dan audit selama pelaksanaan program jaminan kualitas.
5.
Pendidikan dan Pelatihan
Setiap pekerja harus memperoleh pendidikan dan pelatihan tentang keselamatan dan kesehatan kerja terhadap radiasi.
d. Kalibrasi Pengelola rumah sakit wajib mengkalibrasikan alat ukur radiasi scara berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali. Pengelola rumah sakit wajib mengkalibrasi keluaran radiasi (output) peralatan radioterapi secara berkala sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sekali. Kalibrasi hanya dapat dilakukan oleh instalasi yang telah terakreditasi dan ditunjuk oleh Badan Pengawas. e. Penanggulangan Kecelakaan Radiasi Pengelola
rumah
sakit
harus
melakukan
upaya
pencegahan
terjadinya
kecelakaan radiasi. Dalam hal terjadi kecelakaan radiasi, pengelola rumah sakit harus melakukan upaya penanggulangan diutamakan pada keselamatan manusia. Lokasi tempat kejadian harus diisolasi dengan memberi tanda khusus seperti pagar, barang atau bahan yang terkena pancaran radiasi segera diisolasi kemudian didekontaminasi. Jika terjadi kecelakaan radiasi, pengelola rumah sakit harus segera melaporkan terjadinya kecelakaan radiasi dan upaya penanggulangannya kepada Badan Pengawas dan instansi terkait lainnya. f. Pengelolaan Limbah Radioaktif Penghasil
limbah
radioaktif
tingkat
rencah
dan
tingkat
sedang
wajib
mengumpulkan, mengelompokkan, atau mengolah dan menyimpan semenatara limbah radioaktif sebelum diserahkan kepada Badan Pelaksana. Pengelolaan limbah radioaktif pada unit kedokteran nuklir dilakukan pemilahan menurut jenis yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah radioaktif yang berasal dari luar negeri tidak diizinkan untuk disimpan di wilayah Indonesia.
9. Promosi Kesehatan Dari Aspek Lingkungan
Promosi higiene dan sanitasi dapat dilaksanakan dengan menggunakancara langsung, media cetak, maupun media elektronik.
-
Secara langsung : konseling, diskusi, ceramah, demontrasi, partisipatif, pameran, melalui pengeras suara dan lain-lain.
-
Media cetak : penyebaran leaflet, pemasangan poster, gambar,spanduk, tata tertib, pengumuman secara tertulis, pemasangan petunjuk.
-
Media elektronik : radio, televisi (televisi khusus lingkungan rumahsakit), Eyecatcher .
Pelaksana promosi higiene dan sanitasi supaya dilakukan oleh seluruhkaryawan rumah
sakit
dibawah
koordinasi
tenaga/unit
organisasipenanggungjawab
penyelengara kesehatan lingkungan rumah sakit yangmenangani promosi kesehatan lingkungan rumah sakit. Sasaran
promosi
higiene
dan
sanitasi
adalah
pasien/keluarga
pasien,pengunjung, karyawan rumah sakit, serta masyarakat sekitarnya. Pesan promosi higiene dan sanitasi hendaknya disesuaikan dengansasaran.
10. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Melalui penyebaran leaflet yang ada di rumah sakit
BAB IV PROGRAM KERJA KESLING RSUD KAB KARANGANYAR
1.
Program Kerja Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman Rumah Sakit
Kegiatan program kerja penyehatan ruang bangunan dan
halaman Rumah
Sakit adalah sebagai berikut: a. Pembersihan ruang bangunan Pelaksanaan pembersihan ruang bangunan bekerjasama dengan penyedia jasa kebersihan. Program kerja atau tata laksana pembersihan sesuai dengan standar yang ditetapkan dari RSUD Kabupaten Karanganyar dan diatur dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) Waktu : Setiap hari terbagi dalam 3 shift disesuaikan dengan kebutuhan ruang. Tempat : Seluruh Ruang Bangunan di RSUD Kabupaten Karanganyar b. Pembersihan halaman Pembersihan halaman di RSUD Kabupaten Karanganyar dilaksanakan oleh Tenaga Harian Lepas (THL). Program ini juga berkaitan dengan pengelolaan limbah padat non infeksius (sampah). Program kerja atau tata laksana pembersihan sesuai dengan standar yang ditetapkan dari RSUD Kabupaten Karanganyar. Waktu : Setiap hari terbagi dalam 2 shift. Tempat : Seluruh halaman dalam pagar dan sekeliling luar pagar Rumah Sakit. c. Inspeksi Sanitasi (IS) Bangunan
-
Mengerjakan IS dengan Form terlampir dan jadwal yang ditetapkan
-
Hasil IS langsung diadakan kesimpulan apabila apabila ada item yang tidaksesuai langsung di komunikasikan kepada pihak III
-
Hasil IS selama 1 bulan direkap menjadi sebuah laporan
d. Program tindak lanjut terkait pemeliharaan fisik Apabila hasil IS terdapat item ke arah kegiatan pemeliharaan fisik ditindaklanjuti dengan swakelola e. Pemantauan Suhu, Pencahayaan, Kelembapan Ruang
-
Waktu : 1 minggu sekali
-
Tempat : Ruang khusus (IBS,Perinatologi,Laborat,Bank (IBS,Perinatologi,L aborat,Bank darah,CSSD)
-
Apabila terdapat hasil evaluasi evaluasi tidak sesuai ditindaklanjuti dalam rapat instalasi
f. Angka kuman 1. Lantai, Dinding,Udara dan Stapilococus Waktu
: dilaksanakan setahun 3 kali
Tempat
: Titik Sampel : a) Poliklinik Bedah b) Poliklinik Gizi c) Poliklinik Kandungan d) Ruang Perawatan Bedah ( 1 / 2 ) e) Ruang Perawatan Melati f) Ruang Perawatan Mawar 1 g) Perinatologi h) ICU i) IBS
Catatan untuk : Poli Bedah,Poli Gigi,Poli Kandungan angka kuman yang di periksa lantai dan dinding 2. Pemeriksaan Usap alat makan,linen dan minor set Waktu
: dilaksanakan setahun 3 kali
Tempat
: Titik sampel a) Instalasi gizi (piring,sendok,gelas,ma (piri ng,sendok,gelas,mangkok,plato ngkok,plato @ plato 1 sampel ) & Px E.coli b) Unit Laundry
(sprei 1 sampel )
c) CSSD (minor set & kasa 10 sampel ) d) Poliklinik /ruang perawatan yang memiliki steril ( 9 sampel ) 3. Pemeriksaan Filter AC Waktu
: setahun 3 kali
Tempat
: Titik sampel a) ICU
: 4 Sampel
b) IBS
: 5 Sampel
c) Perinatologi
: 3 Sampel
d) Laboratorium
: 3 Sampel
e) Ruang Perawata Anggrek
: 1 Sampel
f) Ruang Bersalin
: 3 Sampel
4. Pemeriksaan Usap Tangan Waktu
: Setahun 2 kali
Tempat
: Titik Sampel a) Perawat
: 36 sampel
b) Penjamah makanan
: 4 sampel
5. Pemeriksaan Ambient Waktu
: setahun 2 kali
Tempat
: Titik Sampel Lingkungan RSUD KAB KARANGANYAR ( 2 titik di zona rawat inap )
2.
Penyehatan Hygiene Dan Sanitasi Makanan Dan Minuman
Program Kegiatan : 1. Inspeksi Sanitasi Instalasi Gizi Waktu
: 1 bulan sekali,form terlampir
Tempat
: a. Ruang Bangunan b. Proses pengelolaan makanan c. Proses pembersihan peralatan makan
2. HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Point) atau Analisis bahaya dan Pengendalian Titik Kritis)
3.
Waktu
: 3 bulan sekali
Tempat
: Instalasi Gizi
Penyehatan Air
Program kegiatan : 1. Inspeksi sanitasi air bersih Waktu : setiap minggu dengan menggunakan form terlampir 2. Pemeriksaan sampel Waktu
: Setahun 4 kali
Tempat
: Titik Sampel
a. Sumber air tanah titik sampel pada kran tendon b. Ruang perawatan anggrek c. Ruang perawatan Mawar 2 d. Ruang perawatan Melati e. Depan instalasi gizi (bagian luar ) f. Instalasi gizi (Tempat pencucian bahan makanan) g. Ruang perawatan dahlia (perinatologi) h. Instalasi Bedah Sentral i. Ruang Perawatan kanthil j. Laboratorium Laboratorium k. Tandon Gedung Rawat Inap (Baru)
3. Pencatatan Volume air : Waktu
4.
: seminggu sekali hasil dilakukan setiap bulan
Pengelolaan Limbah
A. Limbah Cair Cair Program Kegiatan Inspeksi Sanitasi limbah cair dengan form terlampir Waktu : setiap minggu Pemeriksaan sampel Waktu : sebulan sekali Titik sampel Outlet dan Inlet IPAL dengan indikator sesuai terlampir B. Limbah padat Program Kegiatan 1. Inspeksi Sanitasi Limbah Padat dengan form terlampir 2. Pengelolaan Limbah Padat (Sampah) I.
Sampah Non Infeksius 1. Alur Pengelolaan Sampah Non Infeksius a) Sampah dari penghasil ditampung dalam 2 wadah (organik dan non organik) b) Sampah diambil oleh petugas kebersihan kebun dan taman (pengambilan 2 kali pagi dan siang) c) Sampah ditampung dalam TPS berupa container milik DKP d) Mekanisme
pengambilan
container
diatur
dalam
Perjanjian
Kerjasama (PKS) 2. Ketenagaan Dalam operasionalnya menggunakan tenaga harian lepas dengan sistem shift. Shift pagi mulai jam 04.30
: pengambilan sampah sebanyak 4
orang Shift pagi mulai jam 5.30
: penyapuan 9 orang ( untuk 9 orang)
Team pemotong mobile
: 3 orang
Pemilah sampah
: 1 orang
IPAL
: 2 orang
Shift siang mulai jam12.00 – 16.00 : 3 orang
II.
Sampah infeksius B3 di RSUD Kabupaten Karanganyar meliputi :
1. Pengkategorian, pemilahan dan pewadahan limbah B3 B3 Limbah B3 di RSUD Kabupaten Karanganyar dibagi dalam 4 kategori : No 1
Jenis limbah B3 Jarum suntik
Isi Jarum suntik bekas pasien
(spuit) 2
Wadah Safety box warna kuning
Limbah/sampah
Kassa, kapas, NGT,
Tempat sampah
infeksius
masker, tupress, selang O2,
dan plastik warna
handscoon, urine bag/DC,
kuning
drain/tampon, kertas/plastic/pakaian/linen terkontaminasi. 3
Benda tajam
Vial, ampul, botol kaca,
Tempat sampah
siringe, scalpel, pisau, kaca,
dan plastik warna
dan limbah sejenis yang
kuning
dapat menusuk dan menimbulkan luka 4
Sampah Farmasi,
Obat dan bahan kimia
Tempat sampah
Obat, tumpahan,
kadaluwarsa
dan plastik warna
dan bahan kimia
coklat
kadaluarsa
2. Alur pengelolaan/penanganan limbah B3 Alur yang diterapkan diterapkan di RSUD Alur Pengelolaan Pengelolaan limbah B3 dibuat berdasarkan peraturan dan kesepakatan bersama dengan petugas pelayanan di RSUD Kabupaten Karanganyar. Hal ini dimaksudkan supaya ada kesamaan persepsi dan kerjasama antar petugas pelayanan dan petugas pengelola sampah B3 Kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut : a. Petugas pelayanan memilah dan membuang sampah/limbah B3 sesuai dengan kategorinya. b. Pengambilan limbah/sampah B3 dilakukan oleh petugas dari instalasi kesehatan lingkungan secara rutin pada pagi dan siang hari dan secara incidental/khusus. c.
Pengambilan rutin pada pagi hari untuk kategori jarum suntik, limbah infeksius, dan benda tajam di seluruh ruang pelayanan medis dan penunjang medis.
d. Pengambilan pada siang hari kategori sama dengan pengambilan pagi hari tetapi hanya khusus ruang IBS dan VK e. Pengambilan incidental/khusus untuk limbah B3 kategori sampah farmasi, obat,tumpahan, dan bahan kimia kadaluarsa. f.
Dalam setiap pengambilan limbah/sampah B3 wajib dicatat pada buku ekspedisi khusus dan diketahui/diparaf/ditandangani oleh petugas pelayanan.
g.
Setelah
dilakukan
pengambilan
petugas
pengelola
limbah
B3
membawa ke TPS khusus limbah B3. Di ruangan TPS ini dilakukan :
-
Penimbangan dan pencatatan jumlah limbah sesuai kategori.
-
Pelabelan limbah B3 sesuai kategorinya
-
Penyimpanan sesuai kategorinya dalam container/bin tertutup dan kedap air.
3. Ketenagaan Dalam operasionalnya dilaksanakan oleh petugas khusus yang dibedakan dengan petugas pengambil sampah non infeksius. Pengambilan dibagi dalam 2 waktu : Pengambilan pagi seluruh ruang pelayanan mulai jam 04.30 WIB Pengambilan siang khusus IBS dan VK 4. Pengolahan limbah B3 Limbah B3 yang telah terkumpul di TPS selanjutnya diolah oleh rekanan yang telah ditunjuk. Pengambilan limbah B3 dilakukan 2 hari sekali dengan dilakukan penimbangan dan serah terima antara petugas RSUD Kabupaten Karanganyar dengan petugas dari rekanan. 5. Pelaporan
III. SAMPAH B3 NON INFEKSIUS Sampah B3 Non Infeksius dihasilkan dari sisa catrid dari unit unit dan ruangan yang ada di Rumah Sakit Umum Karanganyar a. Bak sampah ada di ruang IT (Komputer) b. Pelaporan
5.
Pengelolaan Tempat Pencucian Linen( Laundry)
a. Program Pengelolaan Tempat Pencucian Linen (Laundry) : 1. Pengambilan Linen Kotor di seluruh ruang perawatan: 2. Penyortiran linen kotor 3. Penyucian sesuai dengan karakteristik linen 4. Pengeringan linen bersih 5. Penyortiran linen bersih 6. Penyetrikaan linen bersih 7. Pemilahan linen bersih 8. Pendistribusian linen bersih
b. Ketenagaan : 1.
2.
Pengendalian Serangga, Tikus Dan Binatang Pengganggu
Program pengendalian serangga, tikus, dan binatang pengganggu dilaksanakan bekerjasama dengan penyedia jasa pest control yang diatur dalam perjanjian kerjasama. Pelaksanaan treatment dipandu oleh staf instalasi kesling. Waktu : Rutin berkala dan incidental
Pelaporan
3.
Dekontaminasi Melalui Disinfeksi Disinfeks i Dan Sterilisasi
Program dekontaminasi dan sterilisasi dilaksanakan secara komprehensip di masing-masing ruang pelayanan. Untuk monitoring dilaksanakan bersama oleh tim PPI dan Unit CSSD. Waktu : Rutin berkala dan incidental Pelaporan 4.
Pengamanan Radiasi
Program pengamanan radiasi di RSUD Kabupaten Karanganyar diantaranya : a. Pengurusan perijinan alat-alat radiologi b. Kalibrasi rutin c. Pemantauan dosis radiasi dengan film badge d. Pengecekan potensi kebocoran radiasi pada ruang-ruang instalasi radiologi e. Perbaikan alat alat radiologi dengan label kalibrasi merah Waktu : Rutin berkala dan incidental Pelaporan
5.
Upaya Promosi Kesehatan Dari Aspek Kesehatan Lingkungan
Program Promosi Kesehatan dari Aspek Kesehatan Lingkungan diantaranya : a. Penyuluhan hand hygiene kepada karyawan, pasien,dan pengunjung Untuk karyawan setiap apel pagi, pasien dan pengunjung seminggu sekali
b. Pemetaan zona resiko dengan masing-masing tingkat keamanan c.
Penetapan kawasan tanpa rokok di seluruh area rumah sakit.
d. Penyediaan handrub di ruang perawatan dan area strategis lalu lintas pengunjung e. Pemasangan poster poster dan leaflet di area strategis lalu lintas pengunjung f.
Pembatasan jam kunjung pasien
. a. Pemasangan liflet
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI KESLING
KA. INSTALASI
Pelaksana Umum
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Koordinator
Ruang Bangunan
Air Bersih Bersih
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Laundry
. Unit Pelaksana : Laundry, Kebersihan Ruang Bangunan, CSSD, Pemulasaraan Jenasah, IPAL, Kebersihan Taman dan Kebun, Pemeliharaan Fisik Swakelola.
BAB VI LAMPIRAN
Terdiri dari Fasilitas Sarana dan Prasarana di RSUD KAB KARANGANYAR : I.
RUANG PERAWATAN : 1.
Anggrek : 10 TT &a 10 kamar mandi, Utama 10 TT VIIP :10 kamar mandin dan 10 AC ,1 kamar mandi perawat
2.
Melati (Anak) :
3.
Cempaka (Dalam )
4.
Flamboyan (Dalam )
5.
Kanthil 1(Bedah )
6.
Kanthil 2 (Bedah )
7.
Mawar 1 (Penyakit Dalam )
8.
Mawar 2 (Penyakit Dalam )
9.
Mawar 3 (Penyakit Dalam )
10.
Teratai (Obsgin )
11.
Kenanga (Obsgin)
12.
Dahlia (Perinatologi)
13.
VK (Kamar Bersalin)
II. UNIT 1.IGD : 2. Poli Rawat Jalan 3.CSSD : alat sterilisasi terdiri dari Autoclave 2,kompresor 1 ,instalasi pengolahan air RO, Dekontaminan disinfektan kategori deterjen insimetik 4..Farmasi : Ruang Penyimpanan obat,R Peracikan ,Kamar mandi 5.gizi : 6.Laundry 7.laboratorium 8.Radiologi 9. IBS 10.KESLING 11. IPSRS Luas
: existing, Lahan : 7049 m2 terdiri dari bangunan :
22185 m2 dan lahan bebas :47864 m2