Modul Baja 3

Modul KBJ. PLK.004.A

1

Membuat Gambar Kerja (Shop Drawing) Konstruksi Baja

Penyusun Drs. Ahmad Nurul Huda

2005


2

Kata Pengantar Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul manual untuk Bidang Keahlian Grafika, khususnya Program Keahlian Persiapan dan Produksi Grafika. Modul ini disusun menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan kompetensi, sebagai konsekuensi logis dari Kurikulum SMK Edisi 2004 yang menggunakan pendekatan kompetensi (CBT: Competency Based Training). Sumber dan bahan ajar pokok Kurikulum SMK Edisi 2004 adalah modul, baik modul manual maupun interaktif dengan mengacu pada Standar Kompetensi Nasional (SKN) atau standarisasi dunia kerja. Modul ini diharapkan digunakan sebagai sumber belajar pokok oleh peserta diklat untuk mencapai komptensi kerja standar yang diharapkan dunia kerja. Penyusunan modul ini dilakukan melalui beberapa tahap, yakni dari penyiapan materi modul, penyusunan naskah secara tertulis, setting dengan bantuan komputer, serta divalidasi dan diujcobakan empirik secara terbatas. Validasi dilakukan dengan teknik telaah ahli (expert-judgment), sementara ujicoba empirik dilakukan pada beberapa peserta didik SMK. Harapannya, modul yang telah disusun ini merupakan bahan dan sumber belajar yang sesuai untuk membekali peserta diklat dengan kompetensi kerja yang diharapkan. Namun demikian, karena dinamika perubahan dunia kerja begitu cepat terjadi, maka modul ini masih akan selalu diminta masukan untuk bahan perbaikan atau revisi agar supaya selalu relevan dengan kondisi lapangan. Pekerjaan berat ini dapat terselesaikan, tentu dengan banyaknya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang perlu diberikan penghargaan dan ucapan terima kasih. Dalam kesempatan ini tidak berlebihan bilamana disampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak, terutama tim penyusun modul (penulis, editor, tenaga komputer modul, tenaga ahli desain grafis) atas dedikasi, pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran untuk menyelesaikan penyusunan modul ini. Kami mengharapkan saran dan kritik dari para pakar di bidang psikologi, praktisi dunia usaha dan industri, dan pakar akademik sebagai bahan untuk melakukan peningkatan kualitas modul. Diharapkan para pemakai berpegang pada azas keterlaksanaan, kesesuaian, dan fleksibelitas dengan mengacu pada perkembangan IPTEKS pada dunia kerja dan potensi SMK serta dukungan kerja dalam rangka membekali kompetensi standar pada peserta diklat.


3

Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta diklat SMK Bidang Keahlian Grafika, atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK. Jakarta, Desember 2004 a.n. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan,

Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto, M.Sc. NIP 130 675 814


4

Kata Pengantar Modul dengan judul ”Membuat Gambar Kerja ( Shop Drawing ) Konstruksi Baja“ merupakan bahan ajar pokok untuk peserta diklat dalam proses pemelajaran praktek membuat gambar kerja (shop drawing) konstruksi baja sebagai konseksekwensi atas dilaksanakannya kurikulum 2004 yang menggunakan pendekatan kompetensi (Competency Based Training/CBT) pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Cakupan pemelajaran pada modul ini meliputi: Pendataan ukuran di lapangan, pembuatan gambar draf komponen struktur (Cutting Drawing), pembuatan gambar detail struktur dan sambungan (Assembly Drawing), pembuatan gambar pelaksanaan perakitan (Erection Drawing), dan pemeriksaan gambar kerja (shop drawing) pada konstruksi baja. Dengan adanya modul ini diharapkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar membuat gambar kerja (shop drawing) konstruksi baja secara lebih mandiri.

Penyusun


5

Daftar Isi



Halaman Sampul.......................................................................... Halaman Francis.......................................................................... Kata Pengantar............................................................................ Daftar Isi..................................................................................... Peta Kedudukan Modul................................................................. Daftar Judul Modul....................................................................... Mekanisme Pemelajaranl.............................................................. Glosary ......................................................................................

I.

PENDAHULUAN

      

A. B. C. D. E. F. II.

Deskripsi............................................................................... Prasarat................................................................................ Petunjuk Penggunaan Modul................................................... Tujuan Akhir.......................................................................... Kompetensi........................................................................... Cek Kemampuan....................................................................

1 2 3 6 8 9 11 12

14 14 14 15 15 19

PEMELAJARAN A. Rencana Belajar Peserta Diklat........................................

20

B. Kegiatan Belajar 1. Kegiatan Belajar 1....................................................... a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran...................................... b. Uraian Materi............................................................. c. Rangkuman............................................................... d. Tugas........................................................................ e. Tes Formatif.............................................................. f. Kunci Jawaban........................................................... g. Lembar Kerja ............................................................

21 21 21 35 35 36 36 36

2.

37 37 37 47 48 48

Kegiatan Belajar 2.......................................................................... a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran...................................... b. Uraian Materi............................................................. c. Rangkuman............................................................... d. Tugas........................................................................ e. Tes Formatif..............................................................


6

f. Kunci Jawaban .......................................................... g. Lembar Kerja ............................................................

48 49

3.

Kegiatan Belajar 3.......................................................................... a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran...................................... b. Uraian Materi............................................................. c. Rangkuman............................................................... d. Tugas........................................................................ e. Tes Formatif.............................................................. f. Kunci Jawaban .......................................................... g. Lembar Kerja ............................................................

50 50 50 57 57 57 58 58

4.


59 59 59 61 62 62 62 62

5.


63 63 63 68 69 69 69 70

III. EVALUASI A. Tes Tertulis........................................................................... B. Tes Praktik............................................................................

71 71

KUNCI JAWABAN A. Tes Tertulis........................................................................... B. Lembar Penilaian Tes Praktik..................................................

72 73

IV. PENUTUP..................................................................................

76

DAFTAR PUSTAKA............................................................................

77


7

Peta Kedudukan Modul KBJ.UM.001.A

KBJ.UM.006.A KBJ.PLK.001.A

KBJ.PRC.009.A

KBJ.PLK.007.A

KBJ.PLK.004.A KBJ.PLK.005.A

KBJ.PRC.010.A

KBJ.PLK.009.A

KBJ.PRC.011.A

KBJ.PLK.010.A

KBJ.PRC.012.A

KBJ.PLK.014.A

KBJ.PLK.008.A

LULUS

KBJ.PLK.015.A

KOMPETENSI PERENCANA

KBJ.PNW.001.A

KBJ.PLK.016.A

KBJ.PLK.017.A

KBJ.PNW.002.A

KBJ.PLK.002.A

KBJ.PLK.004.A

KBJ.PNW.004.A KBJ.PNW.005.A

KBJ.PLK.011.A

KBJ.PNW.007.A

KBJ.PLK.019.A

KBJ.PNW.011.A

KBJ.PLK.020.A

KBJ.PNW.010.A

KBJ.PRP.006.A

KBJ.PNW.012.A

KBJ.PRP.005.A

KBJ.PNW.009.A

KBJ.PRP.001.A

KBJ.PNW.013.A

LULUS KOMPETENSI PENGAWAS


LULUS KOMPETENSI PELAKSANA

LULUS KOMPETENSI PEMELIHARA

8

Daftar Judul Modul No

Kode Modul

Judul Modul

1.

KBJ. UM. 006.A

Membaca Gambar Teknik Bangunan Baja

2.

KBJ. PRC. 004.A

Melakukan Analisis Struktur Dengan Manual

3.

KBJ. PRC. 005.A

Melakukan Analisis Struktur Dengan Software

4.

KBJ. PRC. 006.A

Merencanakan Detail Struktur Pemikul Momen Biasa

5.

KBJ. PRC. 009.A

Membuat Gambar Rencana Secara Manual

6.

KBJ. PRC. 010.A

Membuat Gambar Rencana Dengan Software

7.

KBJ. PLK. 005.A

Membuat Gambar Kerja (Shop Drawing)

8.

KBJ. PRC. 011.A

Menyusun Spesifikasi Teknis

9.

KBJ. PRC. 012.A

Menyusun Estimasi Biaya

KBJ. PLK. 020.A

Melakukan Pekerjaan Membuat As Built Drawing

KBJ. PLK. 001.A

Mengidentifikasi Gambar Rencana & Spesifikasi Teknik

KBJ. PLK. 004.A

Melakukan Pekerjaan Pengukuran & Levelling Lapangan

KBJ. PLK. 007.A

Melakukan Pengadaan Material

KBJ. PLK. 008.A

Menerima, Menyimpan, Mendistribusikan Material & Peralatan

KBJ. PLK. 009.A

Melakukan Pekerjaan Persiapan Fabrikasi

.

1 0. 1 1. 1 2. 1 3. 1 4. 1


9

1 6. 1 7. 1 8. 1 9. 2 0. 2 1. 2 2. 2 3. 2 4. 2 5. 2 6. 2 7. 2 8.

KBJ. PLK. 010.A

Melakukan Pekerjaan Fabrikasi

KBJ. PLK. 014.A

Pekerjaan Persiapan Perakitan Konstruksi

KBJ. PLK. 015.A

Melakukan Pekerjaan Perakitan

KBJ. PLK. 016.A

Pekerjaan Pengelasan Dilapangan

KBJ. PLK. 017.A

Melakukan Pengencangan Sambungan Dengan Baut-Mur

KBJ. PLK. 019.A

Melakukan Pekerjaan Pembersihan Lokasi Kerja

KBJ. PL. 002.A

Pemasangan Rangka Atap Baja

KBJ. PL. 004.A

Pemasangan Portal Struktur Baja

KBJ.PNW. 001.A

Pengawasan Persiapan/Identifikasi Pekerjaan Kontraktor

KBJ.PNW. 002.A

Pengawasan Pekerjaan Pengukuran

KBJ.PNW. 004.A

Pengawasan Pengadaan Material dan Peralatan

KBJ.PNW. 005.A

Pengawasan Pekerjaan Fabrikasi Komponen

KBJ.PNW. 007.A

Melakukan Pengawasan Pekerjaan Merakit/ Assembling Komponen Baja di Lapangan


10

2 9. 3 0. 3 1. 3 2. 3 3. 3 4. 3 5. 3 6. 3 7.

KBJ.PNW. 009.A

Pengawasan Pekerjaan Finishing

KBJ.PNW. 010.A

Pengawasan/Inspeksi Pekerjaan Pembuatan As Built Drawing

KBJ.PNW. 011.A

Pengawasan Pembersihan Lapangan/Lokasi Kerja

KBJ.PNW. 012.A

Pengawasan/Inspeksi Pekerjaan Pemeliharaan

KBJ.PNW. 013.A

Pengawasan Progres Kerja Konstruksi Baja

KBJ.PLK. 011.A

Melakukan pekerjaan Shotblast Painting

KBJ.PRP. 001.A

Melakukan Pengecatan Ulang

KBJ.PRP. 005.A

Melakukan Pekerjaan Penggantian Elemen Struktur

KBJ.PRP. 006.A

Melakukan Pemeriksaan Bangunan Baja


11

Mekanisme Pemelajaran START Lihat Kedudukan Modul Lihat Petunjuk Penggunaan Modul

Kerjakan Cek Kemampuan

Nilai 7>=

Nilai <=7

Kegiatan Belajar 1

Kegiatan Belajar n

Nilai < 7

Evaluasi Tertulis & Praktik

Modul KBJ. PLK.005.A Nilai 7>=

Modul berikutnya/Uji Kompetensi

12

Glosary ISTILAH

KETERANGAN

A0

Gambar kerja (shop drawing)

Standar Internasional format kertas dengan ukuran 841 mm X 1189 mm Standar Internasional format kertas dengan ukuran 594mm X 841 mm Standar Internasional format kertas dengan ukuran 420 mm X 594 mm Standar Internasional format kertas dengan ukuran 297 mm X 420 mm Standar Internasional format kertas dengan ukuran 210mm X 297 mm Standar Internasional format kertas dengan ukuran 148 mm X 210 mm Bahan untuk menggabungkan dan mengencangkan batang-batang profil baja menjadi satu kesatuan bentuk konstruksi. Baja yang biasa dipakai untuk konstruksi bangunan Bagian konstruksi bangunan dengan dimensi tertentu yang berposisi horisontal/mendatar. Jarak sumbu ke sumbu antara tumpuan balok, gelagar atau rangka. Mengolah gambar kerja konstruksi (gambar kerja). Batang las yang akan mencair bersamaan terjadinya hubungan arus pendek antara benda kerja dan arus listrik. Gambar yang dibuat dengan skala (biasanya 1:10) dan diberi ukuran serta keterangan secara lengkap.


13

A1 A2 A3 A4 A5 Alat sambung baja Baja konstruksi Balok Bentangan Detail Elektroda

Kampuh las Kolom Pekerjaan pendahuluan Plat buhul Pons Portal Profil Rangka Struktur


Batang elektroda yang telah mencair dan membeku yang menempel pada bagian batang baja yang disambung Bagian konstruksi bangunan dengan dimensi tertentu yang berposisi vertikal/tegak yang mendukung balok atau rangka. Pekerjaan membentuk bagian ujung benda kerja yang akan dilas Plat penyambung yang dipakai untuk menyambung beberapa rangka Melubang dengan memaksakan perkakas tak berputar menembus bahan Konstruksi yang disusun dari batang-batang tunggal dengan maksud agar konstruksi lebih ringan dan hemat biaya Istilah konstruksi untuk baja gilas yang mempunyai sembarang penampang melintang (kecuali plat baja) Suatu konstruksi kerangka kokoh dalam bentuk seri segitiga yang berfungsi sebagai balok. Bagian pokok sebuah konstruksi yang diperhitungkan dan dikerjakan dengan teliti.

harus

14

BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul ini terdiri dari 5 (lima) kegiatan belajar yang meliputi Pendataan ukuran di lapangan, pembuatan gambar draf komponen struktur (Cutting Drawing), pembuatan gambar detail struktur dan sambungan (Assembly Drawing), pembuatan gambar pelaksanaan perakitan (Erection Drawing), dan pemeriksaan gambar kerja (shop drawing) pada konstruksi baja. Dari lima kegiatan belajar pada diklat Membuat Gambar Kerja (shop drawing) konstruksi baja, maka penggambaran akan ditekankan pada pekerjaan rangka portal, rangka batang, sambungan-sambungan pada balok dan kolom, konstruksi kaki kolom pada konstruksi bangunan gedung dan menara.

B. Prasarat Dalam usaha mempermudah pelaksanaan kegiatan diklat pada modul ini prasyaratnya adalah peserta diklat harus sudah melaksanakan unit kompetensi: 1. Komunikasi di tempat kerja. 2. Membaca gambar teknik bangunan baja. 3. Mengidentifikasi gambar rencana dan spesifikasi teknik. 4. Melakukan pekerjaan pengukuran dan levelling lapangan.

C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Bagi peserta diklat a. Pelajari isi modul dari halaman awal hingga akhir dengan sungguhsungguh. b. Kerjakan soal-soal dalam cek kemampuan untuk mengukur pengetahuan yang telah Anda miliki sebelumnya. c. Apabila dari soal dalam cek kemampuan telah Anda kerjakan dan 70% terjawab dengan benar, maka Anda dapat langsung menuju Evaluasi


15

d. e.

f. g. h. i.

untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Tetapi apabila hasil jawaban Anda tidak mencapai 70% benar, maka Anda harus mengikuti kegiatan pemelajaran dalam modul ini. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan dengan benar untuk mempermudah dalam memahami suatu proses pekerjaan. Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang dalam penguasaan suatu pekerjaan dengan membaca secara teliti. Kemudian kerjakan soal-soal evaluasi sebagai sarana latihan. Untuk menjawab tes formatif usahakan memberi jawaban yang singkat, jelas dan kerjakan sesuai dengan kemampuan Anda setelah mempelajari modul ini. Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik dan bilamana perlu konsultasikan hasil tersebut pada guru/instruktur. Catatlah kesulitan yang Anda dapatkan dalam modul ini, kemudian tanyakan pada guru pada saat kegiatan tatap muka. Bacalah referensi lainnya yang berhubungan dengan materi modul agar Anda mendapatkan tambahan pengetahuan.

2. Bagi Guru/Instruktur a. Gunakan modul ini sebagai pegangan pokok dalam melaksanakan kegiatan pemelajaran. b. Lengkapi modul ini dengan benda model dalam memberi penjelasan kepada peserta diklat. c. Bila memungkinkan ajaklah peserta diklat berkunjung ke industri yang pekerjaannya terkait dengan kegiatan modul ini.

D. Tujuan Akhir Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat dapat: 1. Mendata ukuran lapangan dan faktor terkait. 2. Membuat draft gambar komponen struktur (cutting drawing). 3. Membuat gambar detail struktur dan sambungan (assembly drawing). 4. Membuat gambar pelaksanaan perakitan (erection drawing). 5. Memeriksa gambar kerja (shop drawing) konstruksi baja

E. Kompetensi KOMPETENSI : Membuat Gambar Kerja (Shop Drawing) KODE : KBJ. PLK. 005.A DURASI PEMELAJARAN : 120 Jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI


A 2

B 2

C 1

D 1

E 1

F 2

G 2

16

1.

Pekerjaan ini meliputi gambar teknis dan gambar sambungan untuk pekerjaan:

 Rangka Portal, Rangka Batang, sambungan-sambungan pada

balok dan kolom, konstruksi kaki kolom pada konstruksi Bangunan Gedung dan Menara. 2. Unit Kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya:  KBJ. UM. 001.A Komunikasi Di Tempat Kerja  KBJ. UM. 006.A Membaca Gambar Teknik Bangunan Baja  KBJ. PLK. 001.A Mengidentifikasi Gambar Rencana & Spesifikasi Teknik  KBJ. PLK. 004.A Melakukan Pekerjaan Pengukuran & Levelling Lapangan

KONDISI KINERJA

3. 4. SUB KOMPE TENSI 1. Mendata ukuran lapangan dan faktor terkait

Dikerjakan dengan gambar secara manual atau dengan komputer Software AutoCad atau yang lain Ruang Kerja Gambar (Studio Gambar) dekat dengan Workshop/lokasi pekerjaan lapangan

KRITERIA KINERJA

LINGKUP BELAJAR

 Semua data hasil pengukuran lapangan dirangkum dan dibuat gambar sket  Material yang menjadi obyek pekerjaan didata dari daftar bahan  Adanya penyimpangan dilaporkan pada yang berwenang, dan dicari solusinya

 Pendataan ukuran dan kondisi di lapangan.  Pemilihan spesifikasi material yang menjadi obyek pekerjaan didata dari daftar bahan  Pendataan adanya penyimpangan dari gambar rencana





Dibuat daftar rekapitulasi ukuran konstruksi yang disetujui yang berwenang


Pembuatan rekapitulasi ukuran konstruksi

MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP  Melakukan pendataan untuk membuat gambar kerja dilakukan secara teliti, rapi, dan mengkomuni kasikan dengan pihak yang berwenang

PENGETA HUAN

KETERAM PILAN

 Mengenal jenis dan fungsi sambungan  Mengetahui jenis-jenis dan klasifikasi alat sambung dan perlengkapan dan peruntukanny a yang tepat



Melakukan persiapan data yang diperlukan untuk pembuatan gambar kerja (Shop Drawing ) di lapangan



Memahami sifat-sifat baja konstruksi dan kelemahannya  Mengetahui macammacam dan sifat struktural sambungan baja.

17

SUB KOMPE TENSI 2. Membuat Draft Gambar Komponen struktur (Cutting Drawing)

KRITERIA KINERJA  Skala gambar, ukuran kertas ditentukan sehingga komponen struktur tergambar dengan jelas



Perangkat/soft ware gambar yang akan digunakan diaktifkan  Bentuk dan susunan struktur digambar dengan memenuhi syarat kekokohan struktur keseluruhan



Gambar seluruh komponen struktur dibuat dengan dilengkapi ukuran yang jelas


MATERI POKOK PEMELAJARAN

LINGKUP BELAJAR  Pemilihan skala dan ukuran kertas gambar



Syarat kekuatan/ kekohon struktur bangunan baja



Prosedur penggambaran komponen struktur (Cutting Drawing) bangunan baja

SIKAP  Melakukan penggambar an komponen struktur dengan teliti, rapi, dan menghindari kesalahan



Mengoperasi kan perlatan menggambar/ komputer dengan prosedur yang benar.



Bertanggung jawab terhadap hasil kerjanya

PENGETA HUAN

KETERAM PILAN

 Memahami penerapan macammacam sambungan dalam konstruksi baja  Mengetahui perlengkapan sambungan konstruksi baja  Mengetahui cara membuat pola/mal.





Membuat gambar/ detail macammacam komponen struktur bangunan baja secara gambar manual atau menggunakan Software (AutoCAD)

Memahami prosedur penggambara n komponen struktur (Cutting Drawing ) bangunan baja

18

SUB KOMPE TENSI 3. Membuat

gambar detail struktur dan sambungan (Assembly Drawing)

KRITERIA KINERJA  Skala gambar, ukuran kertas ditentukan sehingga detail struktur dan sambungan tergambar dengan jelas.



Perangkat/software gambar yang akan digunakan diaktifkan  Bentuk dan susunan detail struktur digambar dengan memenuhi syarat kekokohan struktur keseluruhan  Bentuk dan susunan sambungan digambar dengan memenuhi syarat kekokohan struktur keseluruhan



MATERI POKOK PEMELAJARAN

LINGKUP BELAJAR  Pemilihan skala dan ukuran kertas gambar



Syarat kekuatan/ kekohon struktur bangunan baja



Prosedur penggambaran detail struktur dan sambungan (Assembly Drawing) bangunan baja

SIKAP  Melakukan penggambar an detail struktur dan sambungan (Assembly Drawing) dengan teliti, rapi, dan menghindari kesalahan






Bersikap positif dan terbuka terhadap penilaian hasil pekerjaan oleh pengawas

PENGETA HUAN

KETERAM PILAN

 Memahami pemilihan skala gambar yang tepat untuk Assembly Drawing.  Memahami prosedur penggambara n detail struktur dan sambungan (Assembly Drawing) bangunan baja  Mengetahui cara perakitan yang efektif



Membuat gambar detail struktur dan sambungan (Assembly Drawing) bangunan baja dengan gambar manual atau menggunakan Software (AutoCAD)

Gambar dilengkapi dengan ukuran, cara baca dan informasi gambar yang lengkap.


19

SUB KOMPE TENSI 4. Membuat

gambar Pelaksanaan perakitan (Erection Drawing)

KRITERIA KINERJA

LINGKUP BELAJAR

 Skala gambar dan ukuran kertas ditentukan sehingga detail struktur dan sambungan tergambar dengan jelas.  Sistem pelaksanaan dan perakitan ditetapkan  Bentuk komponen struktur dalam perakitan/ereksi digambar  Urutan proses perakitan disusun dalam bentuk gambar kerja

 Pemilihan skala dan ukuran kertas gambar  Sistem pelaksanaan dan perakitan  Penggambaran bentuk komponen struktur dalam perakitan/ereksi  Pembuatan gambar kerja yang menggambarka n urutan proses perakitan



5. Memeriksa gambar Shop Drawing



Gambar dilengkapi dengan cara baca gambar dan informasi gambar yang lengkap.

 Gambar dicocokkan dengan gambar desain.  Hasil gambar diinformasikan kepada pelaksana  Arsip diberi kode dan disimpan pada tempatnya


Gambar dilengkapi dengan cara baca gambar dan informasi gambar yang lengkap.

 Gambar kerja dicocokkan dengan gambar rencana



Penyimpanan gambar kerja (Shop Drawing)

MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP 

Membuat gambar pelaksanaan perakitan (Erection Drawing) dengan teliti, rapi, dan tidak terjadi kesalahan






PENGETA HUAN

KETERAM PILAN

 Memahami pemilihan skala dan ukuran kertas untuk gambar pelaksanaan perakitan (Erection Drawing)



Membuat gambar pelaksanaan perakitan (Erection Drawing) bangunan baja dengan gambar manual atau menggunakan Software (AutoCAD)



Memeriksa/ meneliti perbedaan antara gambar rencana (desain) dan gambar kerja (Shop Drawing)



Bersikap positif dan terbuka terhadap penilaian hasil pekerjaan oleh pengawas

Memahami prosedur pembuatan gambar pelaksanaan perakitan (Erection Drawing) bangunan baja



Mengetahui cara perakitan yang efektif

 Membuat gambar Sshop Drawing dengan teliti, rapi, dan tidak terjadi kesalahan.



Memahami perbedaan antara gambar rencana (desain) dan gambar kerja (Shop Drawing)



Memahami penyimpanan Shop Drawing sebagai arsip dengan diberi kode.



Mengoperasi kan perlatan menggambar/ komputer dengan prosedur yang benar.  Bersikap positif dan terbuka terhadap penilaian hasil pekerjaan oleh pengawas

20

F. Cek Kemampuan 1. 2. 3. 4. 5.

Sebutkan Jenis-jenis sambungan pada konstruksi baja! Jelaskan fungsi sambungan pada konstruksi baja! Sebutkan jenis alat sambung baja! Jelaskan keuntungan pemakaian baut untuk sambungan baja Jelaskan perbandingan keunggulan dan kelemahan antara paku keling, baut dan las untuk sambungan konstruksi baja!


21

BAB. II PEMELAJARAN A. Rencana Belajar Peserta Diklat 1. Kompetensi

:

Membuat gambar kerja (shop drawing) konstruksi baja.

2. Sub Kompetensi: a. Mendata ukuran lapangan dan faktor terkait b. Membuat draft gambar komponen struktur (cutting drawing) c. Membuat gambar detail struktur dan sambungan (assembly drawing) d. Membuat gambar pelaksanaan perakitan (erection drawing). e. Memeriksa gambar kerja (shop drawing) konstruksi baja. Jenis Kegiatan Tanggal


Waktu

Tempat Belajar

Alasan Perubahan

Tanda Tangan Guru

22

B.Kegiatan Belajar 1. Kegiatan Belajar 1 a.

Tujuan Kegiatan Pemelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, diharapkan peserta diklat dapat: - mengenal jenis dan fungsi sambungan konstruksi baja. - mengetahui jenis dan klasifikasi alat sambung dan perlengkapannya serta mengetahui peruntukannya yang tepat. - mengetahui sifat-sifat baja konstruksi. - mengetahui macam dan sifat struktur sambungan. - melakukan persiapan data yang diperlukan untuk pembuatan gambar kerja (shop drawing) di lapangan.

b.

Uraian Materi 1). Jenis-jenis sambungan baja Jenis sambungan pada konstruksi baja dibedakan dalam empat hal yaitu: a). Sambungan definitif merupakan sambungan yang tidak dapat dibuka kembali tanpa merusak alat-alat penyambungnya. b). Sambungan tetap merupakan suatu bentuk sambungan dimana bagian yang tersambung tidak dapat bergerak. c). Sambungan sementara berarti sambungan yang dapat dibuka kembali tanpa merusak alat-alat sambungnya. d). Sambungan bergerak merupakan bentuk sambungan yang memungkinkan pergerakan pada tempat tertentu menurut perhitungan statis. 2). Fungsi Sambungan Baja a). Menggabungkan profil-profil baja menjadi batang, kolom, balok, dan bagian konstruksi lainnya. b). Menggabungkan bagian-bagian konstruksi menjadi satu kesatuan bangunan. 3). Macam-macam Sambungan a). Sambungan beririsan tunggal (gambar I-1)

Gambar I-1


23

b). Sambungan beririsan ganda (double)

Gambar I-2 4). Alat-alat Sambung Baja a). Paku Keling Paku keling digunakan untuk menyambung bagianbagian dari suatu konstruksi baja yang sifatnya tetap, sekali pasang sambungan tersebut tidak dapat dibuka lagi. Paku keling terdiri atas: kepala, gagang dan penutup. Bentuk dari kepala paku keling dapat dilihat pada gambar (gambar I-3)

Gambar I-3 Keterangan: a dinamakan kepala bola, b dan c dinamakan kepala trapesium, d kepala setengah terbenam, dan e kepala terbenam. Untuk konstruksi bangunan sipil dipakai paku dengan kepala bola, setengah terbenam dan terbenam. b). Baut Baut digunakan untuk konstruksi sementara dan untuk sambungan-sambungan yang terbentuk dalam pemasangan di tempat. Seperti pekerjaan paku keling lubang-lubangnya harus sesuai benar. Baut terdiri atas: 1). Kepala yang berbentuk segi-empat atau segi enam. 2). Gagang yang mempunyai ulir 3). Cincin (gambar I-4)


24

Gambar I-4 Perhitungan dan ketentuan lain-lain sama dengan paku keling, akan tetapi pada umumnya baut hitam kekuatannya 20% lebih rendah. Baut mempunyai keuntungan terhadap paku keling: - Mudah dikerjakan di tempat. - Jika gagang panjang dan banyak pelat yang harus disambung maka baut lebih baik, sebab baut ditarik dengan memutar mur, sedang paku keling ditekan bisa menjadi bengkok di dalam lubang. (lihat gambar I-5, I-6)).

Gambar I-5

Gambar I-6

c). Las Lumer Sifat sambungan las sangat berbeda dengan sifat sambungan paku keling atau baut. Pada sambungan las, dalam kampuh-kampuh dengan bentuk yang tertentu dimasukkan benda cair. Pinggir-pinggir kampuh atau bagian pelat dalam hal ini dileburkan juga. Sesudah baja cair itu menjadi beku, kedua bagian tersebut menjadi satu. Dengan cara demikian terdapat


25

sambungan yang jauh lebih kaku daripada sambungan paku keling atau baut-baut sekrup. Hal ini memberi keuntungan besar, tetapi memerlukan juga penyelenggaraan yang istimewa. Dalam bangunan baja hampir senantiasa dipergunakn las busur cahaya listrik. Apabila kita memutuskan suatu arus listrik, maka terjadilah bunga api. Kita menahan bunga api itu dengan cara mendekatkan kedua kutub hingga jarak yang terkecil. Di situ akan terjadi peristiwa cahaya dan panas, karena arus listrik memancar melalui udara. Untuk mengadakan suatu busur nyala, kita hubungkan suatu batang las a (elektroda). Melalui batang las b dan kabel las c dengan perantara jepit penghubung yang satu, benda kerja dihubungkan dengan kabel benda kerja d pada jepit penghubung lainnya pada pesawat las. Selanjutnya arus ditutup dengan menyentuhkan sebentar elektroda pada benda kerja (hubungan singkat). Lalu dengan segera arus itu diputuskan lagi dengan menarik kembali elektroda sedikit. Busur nyala akan terjadi dengan sendirinya. Sesudah busur menyala, elektroda akan melebur dikarenakan panas yang terjadi. Jadi elektroda itu tidak hanya untuk menjalankan busur nyala, tetapi juga merupakan bahan las.(gambar I-7)).

Gambar I-7 5). Jenis, sifat-sifat dan bentuk baja konstruksi a). Jenis dan sifat baja Jenis baja konstruksi yang terpenting adalah St 37, sedang untuk konstruksi yang kurang penting dipergunakan St 00. Kedua baja tersebut termasuk kategori baja lunak. Untuk konstruksi bangunan yang berat misalnya jembatan dipakai baja yang bertegangan tinggi seperti baja St 52 dan disebut baja bermutu tinggi.


26

Yang dimaksud dengan St 37 ialah baja yang mempunyai kadar C berjumlah ± 0,12% dengan kekuatan patah antara 37 sampai 45 kg/mm. Batas lumer minimum σν= 22kg/mm, dan regangan patah R= 27%. Yang dimaksud St 52 ialah baja yang mempunyai kekuatan tarik antara 52 sampai 56 kk/mm. Batas lumer minimum σν= 36kg/mm, dan regangan patah R= ± 24 %. Bahan ini adalah bahan baja campuran yang mengandung 0,3–0,55% Cu ditambah suatu prosentase bahan lain Mn atau Cr, atau W (wolfram) tergantung pabrik pembuatnya. b). Bentuk baja Baja bangunan terdapat dalam bentuk: - Bentuk yang sudah jadi, dan tidak usah mengalami pengerjaan lagi misalnya; konstruksi tumpuan(landasan), takel-tekel dan konstruksi yang sudah dibuat di pabrik dan tinggala penyetelan. - Bentuk yang belum jadi, dan harus mengalami pengerjaan lagi misalnya; batang-batang, bilah-bilah dan plat-plat, dan profil-profil (gambar I-8)

Gambar I-8 6). Macam-macam dan sifat struktural sambungan baja a). Struktur sambungan paku keling Bahan untuk paku keling: - K St 34 Im untuk mengeling St 37 dan St 44 - LK St Im untuk mengeling St 52 - LK St 47 Im untuk mengeling St 56. Cara mengeling: Alat pengeling terdiri dari: - Alat penempa - Alat penutup kepala (dolly) - Alat penahan, dimana ujung gagang ke luar di tumpukan menjadi bola (snapper) (gambar I-9).


27

Gambar I-9

Pembuatan lubang paku keling: - Membuat lubang dengan pons dilarang, rengat-rengat yang terjadi akan mengurangi pengeluaran gaya 20 %, dibanding dengan mengebor - Setelah dibor, maka lubang tidak boleh lebih kecil dan lebih besar dari pada termuat dalam daftar - Sebelum pengelingan, minyak cat harus dibersihkan dengan terpentin atau yang sejenis dengan itu - Jika tumpuan plat tidak dapat dibor bersama, maka pengeboran harus dilakukan dengan garis tengah yang lebih kecil dan setelah digandeng disiapkan Langkah pengelingan: Pengelingan dapat dikerjakan dengan tangan, klinkpres, palu udara tekan (pneumatische hamer). Klinkpres adalah satu-satunya cara yang baik dan tekanan dikerjakan dengan mengepres air, minyak, atau listrik, dan ini dikerjakan dengan 4 orang. Pembakar 1 orang, pemegang dolly 1 orang, penahan paku 1 orang, pengeling 1 orang. Keuntungan cara ini adalah pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat dan kemungkinan terjadi longgar bisa dihilangkan. Cara ini baik untuk konstruksi berat dan ringan. Pengelingan dengan tangan dilakukan bila terpaksa misalnya kalau ada pengelingan setempat dan dengan tukang yang berpengalaman. Dengan palu udara tekan (pneumatische hamer) diperbolehkan bila klinkpres tidak ada, dan cara ini dilakukan untuk konstruksi yang agak berat. Menempatkan paku-paku keling Untuk dapat menahan kepala dan penutup, harus ada persediaan ruang untuk dolly dan snapper. Mengingat hal ini, maka apabila d adalah garis tengah paku, jarak minimum antara paku keling sedikitnya t = 2d + 5mm. Supaya


28

pekerjaan kelingan itu dapat dillaksanakan dengan baik. Jarak antara tengah-tengah lubang dan suatu pinggiran sekurangkurangnya 1,1 d+5 mm. (gambar I-10)

Gambar I-10 Oleh karena garis tengah a biasanya lebih kecil daripada 2,2 d + 10mm (lihat tabel I-1). Ruang bebas b dalam gambar (I-11) harus 2 sampai 5 mm.

Tabel I-1

Gambar I-11


29

Kalau dipasang sejumlah paku-paku keling gaya dalam satu baris, maka jarak t = 3 d, sedangkan ukuran akhir dalam arah gaya: e1 = 1,5 d jika ỡ s = 1,6 ỡ , e1 = 2 d jika ỡ s = 2 ỡ dan tegak lurus pada arah ini e2 = 1,5 d (gambar I-12).

Gambar I-12 Diwaktu merencanakan hendaknya ukuran-ukuran akhir hanya diambil lebih besar jika benar-benar diperlukan, oleh karena jika a terlampau besar pinggiran plat akan membuat sela, lekas berkarat kemasukan air (gambar I-13 ).

Gambar I-13 Untuk mendapatkan hasil-hasil yang baik hendaknya t mak. < 7 d atau 14 kali tebal terkecil plat. Dalam gambar I-13 digambarkan sebuah plat dengan t > 8 d ruang b dilukiskan diperbesar. Dalam konstruksi baja, kecuali apa yang dinamakan paku-paku keling gaya, terdapat pula paku-paku keling pelekat, yang menyambung plat-plat dan profil dengan tidak mengalihkan gaya-gaya, yang penting umpanya dua buah profil kanal dikeling satu sama lain, maka jarak antara terbesar pada sebuah batang tarik l = 10 d dan pada sebuah batang tekan t = 8 d (lihat tabel I-1). perhitungan-perhitungan, bila batang menerima gaya tarik, maka perhitungan batang didasarkan atas potongan yang terlemah (Fnetto). Untuk batang siku dilakukan perhitungan di mana ada paku kelingnya pada dua daun (gambar I-14 s.d I-19).


30

Gambar I-14

Gambar I-15

Gambar I-16

Gambar I-17


31

Gambar I-18

Gambar I-19 Untuk a < 3 d perlemahan dihitung 2 paku, untuk a > 3 d perlemahan dihitung 1 paku. Untuk batang tekan, paku keling dihitung F bruto, tetapi untuk baut hitam atau baut pas harus perhitungkan F netto. b). Struktur sambungan baut Cara kerja baut Baut tidak mengisi lubang dengan penuh, maka pembebanan diteruskan dengan geseran antara pelat dengan pelat. Baru setelah adanya geseran ini beban menekan secara penuh pada baut. Baut hitam hanya dipakai untuk konstruksi yang ringan misalnya kuda-kuda besi yang sederhana, sedang untuk konstruksi yang berat baut hitam tak dapat dipakai tetapi harus memakai baut pas, teristimewa untuk pembebanan yang bolak-balik antara tekan dan tarik. Konstruksi baut-baut yang istimewa (lihat gambar I-20.)


32

Gambar I-20 c). Struktur sambungan las Bahan benda kerja Semua jenis baja lunak yang tedapat dalam perdagangan untuk bangunan baja dapat dilas dengan baik. Kalau prosentase zat arangnya sedikit naik, maka baja itu akan tersepuh karena kubangan las mendingin dengan cepat. Pada kadar arang sampai 0,25% (St 37 rata-rata 0,12%) hal itu belum menimbulkan kesulitan. Kekuatan las dan bahan benda kerja St 37 terdapat perbedaan yang tidak berarti sehingga dalam praktek kekuatannya dianggap sama.


33

Pengelasan St 52 lebih sukar karena kadar arang tinggi dan mengandung campuran Cr+Cu Mn+Si atau MO, karena timbulnya retak-retak dalam lasnya. Jika baja St 52 dengan campuran Ni dan Cu dapat dilas dengan baik, tetapi dalam konstruksi baja biasanya dihindari. Bentuk las Dalam pekerjaan las pada konstruksi baja terdapat dua bentuk las yaitu: - Las sudut adalah dua bagian konstruksi baja yang berdiri tegak lurus pada yang lain disambung dengan las-las sudut tanpa pengerjaan permulaan. (gambar I-21).

Gambar I-21 Dilihat cara penempatannya las sudut dibedakan dalam 2 hal yaitu las kepala (gambar I-22) dan las sisi (gambar I-23).

Gambar I-22

Gambar I-23


34

- Las tumpul adalah dua bagian konstruksi baja yang sejajar satu dengan lainnya disambung dengan las-las tumpul melalui pekerjaan pendahuluan atau tanpa pekerjaan pendahuluan. Las tumpul tanpa pekerjaan pendahuluan ialah las I dan di bagi menjadi dua yaitu pengelasan dilakukan hanya sebelah sisi saja untuk keteblan plat sampai 4mm (gambar I24) dan pengelasan dilakukan kedua belah sisi untuk ketebalan plat sampai 8mm (gambar I-25).

Gambar I-24

Gambar I-25 Las tumpul dengan pekerjaan pendahuluan dilakukan untuk plat yang mempunyai ketebalan besar. Untuk plat dengan ketebalan 8-13mm dilakukan pengelasan dengan pekerjaan pendahuluan bentuk V (gambar I-26), sedang untuk ketebalan 12-30mm dengan X (gambar I-27), dan ketebalan 25-40m dengan bentuk U (gambar I-28).


35

Gambar I-26

Gambar I-27

Gambar I-28


36

7). Mendata ukuran lapangan Untuk memenuhi ketepatan dan keterlaksanaan gambar kerja (shop drawing), seorang juru gambar tidak boleh mengandalkan gambar rencana (desain) saja, tetapi harus memiliki data kondisi riil lapangan. Hal ini untuk menjaga agar gambar kerja dapat dipakai sebagai acuan pelaksanaan pembuatan benda kerja yang benar-benar sesuai kondisi lapangan yang ada, sehingga ketika benda kerja akan dipasang tidak mengalami kesulitan dan hambatan. Data lapangan yang diperlukan untuk membuat gambar kerja meliputi: a). Ukuran lapangan dimana benda kerja akan dipasang. Untuk mendata ukuran lapangan secara lengkap diperlukan gambar sketsa yang berfungsi untuk mengetahui secara detail ukuran lokasi baik tentang lokasi pekerjaan dan lokasi menuju pekerjaan. Sketsa ini diperlukan untuk perencanaan pemasangan, perakitan dan pengangkutan b). Kebutuhan material yang meliputi jenis material, jenis bahan, ukuran-ukuran masing-masing material, dan bila perlu lokasi dimana material itu ada. Pentingnya data material ini untuk memastikan bahwa semua material dan bahan yang akan digambar dalam gambar kerja ada dan tersedia di lapangan, sehingga pihak bengkel kerja pembuat benda kerja nantinya mudah melaksanakan Selanjutnya data hasil ukur lapangan di cek silang dengan gambar rencana yang ada dan direkapitulasi perbedaan-perbedaannya. Bila ada perbedaan segera dilakukan konsultasi dengan pihak-pihak yang terkait untuk menyatukan pendapat, sehingga penggambaran gambar kerja siap untuk dilaksanakan

c. Rangkuman Jenis sambungan baja meliputi sambungan definitif, sambungan tetap, sambungan sementara, dan sambunga bergerak Fungsi sambungan baja adalah untuk menggabungkan profil-profil baja menjadi bagian-bagian konstruksi dan menggabungkan bagian-bagian konstruksi menjadi satu kesatuan bangunan yang utuh Macam sambungan baja dibedakan dalam jenis yaitu sambungan beririsan tunggal dan sambungan beririsan ganda (double) Alat sambung baja pada umumnya menggunakan paku keling, baut, dan atau las


37

Dalam pekerjaan konstruksi baja bangunan biasanya menggunakan jenis baja lunak St 37 dan untuk keperluan konstruksi yang lebih berat dipergunakan baja bermutu tinggi jenis St 52 Bahan untuk paku keling: - K St 34 Im untuk mengeling St 37 dan St 44 - LK St Im untuk mengeling St 52 - LK St 47 Im untuk mengeling St 56 Alat pengeling terdiri dari: - Alat penempa - Alat penutup kepala (dolly) - Alat penahan, dimana ujung gagang ke luar di tumpukan menjadi bola (snapper) Baut hitam hanya dipakai untuk konstruksi yang ringan misalnya kudakuda besi yang sederhana, sedang untuk konstruksi yang berat baut hitam tak dapat dipakai tetapi harus memakai baut pas Kekuatan las dan bahan benda keja St 37 terdapat perbedaan yang tidak berarti sehingga dalam praktek kekuatannya dianggap sama Pengelasan St 52 lebih sukar karena kadar arang tinggi Dalam pekerjaan las pada konstruksi baja terdapat dua bentuk las yaitu las sudut dan las tumpul Sebelum menggambar gambar kerja perlu mendata ukuran lapangan yang meliputi lokasi kerja dan material yang digunakan

d. Tugas Buatlah data ukuran lapangan berupa sketsa lokasi dan kebutuhan material pada sebuah konstruksi baja (konstruksi jembatan atau rangka atap ataupun menara) yang ada di sekitar tempat tinggal anda. Lakukan pekerjaan ini seolah-olah tempat tersebut baru akan dipasang sebuah konstruksi baja.

e. Tes Formatif 1. Sebutkan Jenis-jenis sambungan pada konstruksi baja! 2. Jelaskan fungsi sambungan pada konstruksi baja! 3. Sebutkan jenis alat sambung baja! 4. Jelaskan keuntungan pemakaian baut untuk sambungan baja! 5. Sebutkan bentuk baja untuk konstruksi bangunan!

f. Kunci Jawaban


38

1. a. Sambungan definitif merupakan sambungan yang tidak dapat dibuka kembali tanpa merusak alat-alat penyambungnya b. Sambungan tetap merupakan suatu bentuk sambungan dimana bagian yang tersambung tidak dapat bergerak c. Sambungan sementara berarti sambungan yang dapat dibuka kembali tanpa merusak alat-alat sambungnya d. Sambungan bergerak merupakan bentuk sambungan yang memungkinkan pergerakan pada tempat tertentu menurut perhitungan statis 2. a. Menggabungkan profil-profil baja menjadi batang, kolom, balok, dan bagian konstruksi lainnya b. Menggabungkan bagian-bagian konstruksi menjadi satu kesatuan bangunan 3. Paku keling, baut, dan atau las 4. Baut mempunyai keuntungan terhadap paku keling: - Mudah dikerjakan di tempat. - Jika gagang panjang dan banyak pelat yang harus disambung maka baut lebih baik, sebab baut ditarik dengan memutar mur, sedang paku keling ditekan bisa menjadi bengkok di dalam lubang 5. Bentuk batang, bentuk bilah dan plat, bentuk profil.

g. Lembar Kerja Mempersiapkan data ukuran lapangan untuk membuat gambar kerja ( shop drawing ) 1). Alat - Alat-alat tulis dan gambar - Meteran 2). Bahan - kertas 3) Keselamatan Kerja - Pakailah pakaian kerja - Hati-hati dalam mengerjakan pengukuran, tidak boleh ceroboh - Lakukan pengukuran dengan seteteli dan sedetail mungkin - Gunakan alat sesuai fungsinya dan letakkan kembali pada tempatnya bila telah selesai digunakan


39

4). Langkah Kerja - Menyiapkan alat dan bahan - Mengunjungi bengkel konstruksi baja/proyek bangunan baja/ bangunan berkonstruksi baja - Membuat gambar sketsa lokasi dan konstruksi baja - Mendata ukuran dan kebutuhan material secara lengkap - Membuat rekapitulasi data - Membuat laporan kerja

2. Kegiatan Belajar 2 a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, diharapkan peserta diklat dapat dapat: - Memahami penerapan macam-macam sambungan dalam kostruksi baja - Mengetahui perlengkapan sambungan konstruksi baja - Mengetahui cara membuat pola/mal - Memahami prosedur penggambaran komponen struktur (cuttingdrawing) bangunan baja - Membuat gambar/detail macam-macam komponen struktur baja secara gambar manual atau menggunakan Software (AutoCAD).

b. Uraian Materi 1). Penerapan macam-macam sambungan Konstruksi baja sangat efektif dipakai sebagai konstruksi bangunan terutama untuk menyelesaikan masalah jarak bentang yang besar karena bahan lain tidak dapat mengatasi masalah dalam hal konstruksi titik buhul. Oleh karena itu banyak bangunan yang mempunyai bentang besar dan menahan beban yang besar menggunakan konstruksi baja misalnya kuda-kuda pada bangunan gedung, jembatan, dan menara. Berbagai macam penerapan sambungan konstruksi bangunan baja antara lain:


40

a). Sambungan pada konstruksi plat kaki kolom (gambar II-1).

Gambar II-1

b). Sambungan pada konstruksi kolom (gambar II-2).


41

Gambar ΙΙ−2 c). Sambungan pada konstruksi balok induk dan balok anak (gambar II-3).


42

Gambar ΙΙ−3 d). Konstruksi sambungan dan perletakan balok (gambar II-4).


43

Gambar ΙΙ−4 e). Sambungan pada konstruksi kuda-kuda (gambar II-5).


44

Gambar ΙΙ−5

g). Konstruksi tumpuan engsel dan rol (gambar II-6).


45

Gambar ΙΙ−6


46

2). Perlengkapan sambungan konstruksi baja Perlengkapan sambungan baja pada hakekatnya terdiri dari tiga bagian yaitu batang yang akan disambung, plat buhul/plat simpul, dan alat sambung (baut, paku keling, las, dll). Pemakaian plat buhul disyaratkan minimal mempunyai ketebalan 8mm, namun untuk posisi-posisi tertentu yang tidak terlalu penting konstruksinya bisa dipakai plat buhul dengan tebal 6 mm. 3) Membuat pola/mal Pembuatan pola/mal dimaksudkan untuk memenuhi ketepatan konstruksi baja dalam hal ketepatan ukuran, ketepatan penempatan lobang-lobang baut/paku keling, maupun ketepatan hubungan antar batang. Mengingat bahwa pekerjaan konstruksi baja memiliki tingkat ketelitian yang cukup tinggi, maka pembuatan pola atau mal merupakan suatu keharusan sebab bila terjadi ketidaktepatan, sudah pasti konstruksi baja tersebut tidak dapat dipasang. Pola/mal merupakan benda tiruan yang yang ukuran dan bentuknya disesuaikan dengan aslinya sehingga skala bendanya dibuat 1: 1. Bahan untuk pembuatan pola/mal biasanya menggunakan bahan yang mudah untuk digambar dan dibentuk seperti kertas, papan, plat aluminium dan lain sebagainya. Sebagaimana diketahui bahwa dalam sambungan baja, konstruksi yang paling menentukan terletak pada konstruksi plat buhul, karena kekuatan maupun bentuk akhir sambungan baja tergantung dari konstruksi pada plat buhul. Oleh karena itu pembuatan pola/mal lebih banyak dipakai dalam rangka membuat bentuk plat buhul. Langkah membuat pola/mal dimulai dengan menyiapkan bahan yang akan dipakai untuk pola/mal, kemudian menggambar pada permukaan bahan pola/mal dengan skala 1: 1 yang disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Selanjutnya dilakukan pembentukan berdasarkan gambar yang ada, dan setelah pola/mal terbentuk maka dapat dipakai untuk memproduksi barang jadi. 4) Prosedur penggambaran draft komponen struktur Menggambar draft komponen struktur konstruksi baja merupakan pekerjaan menindak lanjuti gambar rencana (desain) yang ada. Gambar ini dipakai untuk mendapatkan persetujuan awal dari berbagai pihak tentang detail, ukuran, bahan dan pemesanan material. Skala untuk menggambar draft komponen struktur bisa


47

menggunakan berbagai skala, namun biasanya sama dengan skala gambar detail. Tentang penunjukan ukuran dan data-data lain masih bersifat umum dan pokok-pokok saja. Gambar di bawah ini merupakan contoh gambar draft komponen struktur rangka atap baja (gambar II-7). Prosedur menggambar draft komponen struktur baja ialah: pertama, dengan skala yang telah ditentukan membuat garis sistem atau garis sumbu konstruksi sesuai bentuk rancangan (desain) yang ada. Kedua menggambar garis tampang batang dan menarik garis ruang bebas pada jarak yang disukai sebelah atas batang kukuhnya dan potong sudut diagonal tegak lurus pada sumbu sehingga pojokpojoknya jatuh pada garis ruang bebas. Ketiga Tempatkan sebuah paku keling awal dalam tiap-tiap diagonal dalam jarak tepi yang diinginkan dari tepi bagian yang digunting. Karena menjadi kebiasaan dalam gambar konstruksi untuk memberikan jarak dari titik kerja ke paku keling pertama sampai ¼ inci(8 mm) yang terdekat, maka biasanya dianggap perlu untuk merubah jarak tepi ataupun ruang bebas untuk memenuhi syarat ini. Tempatkan sisa paku dalam tiap-tiap diagonal dengan memakai renggang minimal (3 xGaris tengah paku keling) sehingga plat tidak akan menjadi lebih besar daripada yang benar-benar diperlukan. Keempat, Tarik garis tepi plat buhul setelah membuat suatu pertimbangan terhadap faktor yang terlibat dalam perlakuan ekonomis terhadap rancangan. Hal yang perlu diperhatikan adalah (1) jangan mengambil kurang dari jarak tepi minimum e dari titik pusat tiap-tiap paku keling sampai tepi plat yang terdekat (gambar II – 8). (2) Jangan membiarkan pojok plat menonjol melewati sudut. (3) Rancanglah plat sedemikian rupa sehingga banyaknya potongan menjadi minimum, sebab tiap-tiap potongan menambah biaya kerja. (4) Buatlah sedikitnya dua tipe sejajar yang terpisah sejauh suatu jarak, jarak ini selebar plat baku, sehingga dapat dihindari potongan yang tidak perlu serta kerugian bahan.


48

Gambar II-7


49

LANGKAH 1

Gambar II-8

c.

Rangkuman Penerapan sambungan pada konstruksi baja banyak dipakai pada: Konstruksi plat kaki kolom, Konstruksi kolom, Konstruksi pada sambungan balok induk dan balok anak, Konstruksi sambungan dan perletakan balok, Konstruksi sambungan pada kuda-kuda, Konstruksi ikatan angin pada kap, Konstruksi tumpuan engsel dan rol Pemakaian plat buhul disyaratkan minimal mempunyai ketebalan 8mm, namun untuk posisi-posisi tertentu yang tidak terlalu penting konstruksinya bisa dipakai plat buhul dengan tebal 6 mm Langkah membuat pola/mal dimulai dengan menyiapkan bahan yang akan dipakai untuk pola/mal, kemudian menggambar pada permukaan bahan pola/mal dengan skala 1: 1 yang disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Selanjutnya dilakukan pembentukan berdasarkan gambar yang ada, dan setelah pola/mal terbentuk maka dapat dipakai untuk memproduksi barang jadi Prosedur menggambar draft komponen struktur bangunan baja yaitu (1) dengan skala yang telah ditentukan membuat garis sistem atau garis sumbu/ garis kerja konstruksi sesuai bentuk rancangan (desain) yang ada,(2) menentukan ukuran serta pengukuran yang tepat menentukan ukuran serta pengukuran yang tepat, (3) mempatkan sebuah paku keling awal dalam tiap-tiap diagonal dalam jarak tepi yang diinginkan dari tepi bagian yang digunting Tempatkan sebuah


50

paku keling awal dalam tiap-tiap diagonal dalam jarak tepi yang diinginkan dari tepi bagian yang digunting, (4) menarik tepi plat buhul setelah membuat suatu pertimbangan terhadap faktor yang terlibat dalam perlakuan ekonomis terhadap rancangan

d. Tugas

Buatlah gambar draft komponen struktur rangka atap seperti gambar di atas secara manual dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Menggunakan kertas kalkir ukuran A1. 2. Skala gambar 1: 20 3. Alat sambung baut/paku keling dengan ukuran 13mm, 16mm, 19mm, dan 22mm.

e. Tes Formatif 1. Sebutkan perlengkapan sambungan konstruksi baja? 2. Sebutkan contoh penerapan sambungan konstruksi baja pada bangunan. 3. Jelaskan fungsi pola / mal pada pekerjaan konstruksi baja! 4. Jelaskan langkah membuat pola/mal! 5. Jelaskan langkah menggambar komponen struktur pada bangunan baja!

f. Kunci Jawaban 1. Perlengkapan sambungan baja pada hakekatnya terdiri dari tiga bagian yaitu batang yang akan disambung, plat buhul/plat simpul, dan alat sambung (baut, paku keling, las, dll).


51

2. Penerapan sambungan pada konstruksi baja banyak dipakai pada: Konstruksi plat kaki kolom, Konstruksi kolom, Konstruksi pada sambungan balok induk dan balok anak, Konstruksi sambungan dan perletakan balok, Konstruksi sambungan pada kuda-kuda, Konstruksi ikatan angin pada kap, Konstruksi tumpuan engsel dan rol 3. Pembuatan pola/mal dimaksudkan untuk memenuhi ketepatan konstruksi baja dalam hal ketepatan ukuran, ketepatan penempatan lobang-lobang baut/paku keling, maupun ketepatan hubungan antar batang 4. Langkah membuat pola/mal dimulai dengan menyiapkan bahan yang akan dipakai untuk pola/mal, kemudian menggambar pada permukaan bahan pola/mal dengan skala 1: 1 yang disesuaikan dengan gambar kerja yang ada. Selanjutnya dilakukan pembentukan berdasarkan gambar yang ada, dan setelah pola/mal terbentuk maka dapat dipakai untuk memproduksi barang jadi 5. menggambar komponen struktur bangunan baja yaitu (1) membuat garis sistem/garis sumbu/ garis kerjanya sesuai gambar rancangan ,(2) menggambar garis batang dan garis ruang bebas, (3) mempatkan sebuah paku keling awal dalam tiap-tiap diagonal dalam jarak tepi yang diinginkan dari tepi bagian yang digunting. (4) menarik tepi plat buhul

g. Lembar Kerja Membuat gambar draft komponen struktur bangunan pada rangka atap (cara manual).

1). 2). 3)

4).

baja

Alat Alat-alat tulis dan gambar Bahan - kertas kalkir ukuran A1 Keselamatan Kerja 1. Bersihkan meja gambar dan lingkungan sekitarnya. 2. Bersihkan penggaris dan alat-alat lain yang akan dipakai untuk menggambar. 3. Letakkan semua peralatan pada tempat yang aman. 4. Hati-hatii pada saat menggambar. 5. Setelah selesai menggambar simpanlah alat dan kertas gambar dengan baik. Langkah Kerja 1. Menyiapkan kertas kalkir yang dilengkapi dengan kolom keterangan gambar 2. Menggambar garis sistem/garis kerja dengan skala 1:20 3. Menggambar garis batang pada gambar garis sistem/garis kerja


52

4. Menggambar ruang bebas antara batang satu dengan lainnya. 5. Menggambar penempatan baut/ paku keling 6. Memberi keterangan ukuran dan keterangan lain pada gambar

3. Kegiatan Belajar 3 a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, diharapkan peserta diklat dapat dapat: -Memahami pemilihan skala gambar yang tepat untuk gambar detail (assembly drawing) -Memahami prosedur penggambaran detail struktur dan sambungan bangunan baja -Membuat gambar detail struktur dan sambunagan bangunan baja secara manual ataupun menggunakan Software (AutoCAD).

b. Uraian Materi 1). Skala gambar detail Gambar detail merupakan gambar yang dipakai sebagai acuan pokok produksi benda kerja sehingga kejelasan dan kelengkapan gambar menjadi faktor penentu apakah benda kerja yang dibuat sesuai rencana atau tidak. Dengan demikian pembuatan gambar detail harus menggunakan skala yang sesuai dan tepat. Skala gambar detail untuk konstruksi bangunan biasanya menggunakan 1:20, 1:10, 1:5 atau 1:1. Karena bersifat penjelas maka semua yang ada dalam gambar rancangan yang belum jelas harus dibuat gambar detail. 2). Prosedur membuat gambar detail konstruksi baja Pembuatan gambar detail merupakan langkah terakhir dalam proses menciptakan gambar bangunan. Gambar ini harus jelas dan ringkas, untuk memungkinkan proses produksi konstruksi berjalan lancar. Prosedur membuat gambar detail pada konstruksi baja sebenarnya sama dengan prosedur membuat gambar draft, namun karena gambar detail biasanya lebih terfokus pada penjelasan bagianbagian konstruksi tertentu saja maka langkah awalnya yang berbeda yaitu pertama membuat tanda-tanda pada gambar rancangan bagianbagian konstruksi yang akan di perjelas/didetailkan (gambar III-1).


53

Gambar III-1

Kedua membuat gambar detail bagian-bagian yang sudah diberi tanda dengan mengawali mengitung lereng bagian diagonal dan tarik garis kerjanya (gambar III- 2), (biasanya garis kerja akan berupa garis pengukur).

ketiga menggambar garis tampang batang dan ruang bebas pertemuan antar batang, keempat menggambar penempatan alat sambung, kelima menggambar bentuk plat buhu, keenam memberi ukuran dan keterangan gambar.. Contoh-contoh gambar detail dapat dilihat seperti gambar di bawah ini (gambar III-3)


54

DETAIL A

DETAIL B


55

DETAIL C

DETAIL D

DETAIL E


56

DETAIL F

DETAILG

DETAIL H


57

DETAIL I

DETAIL J

DETAIL K


58

DETAIL L

DETAIL M

DETAIL N


59

DETAIL TALANG GAMBAR III-3

c. Rangkuman Gambar detail merupakan gambar penjelas bagian-bagian sebuah konstruksi, sehingga harus memenuhi unsur tepat dan lengkap baik gambar maupun keterangannya. Penggunaan skala pada gambar detail biasanya menggunakan perbandingan 1:20, 1:10, 1:5, atau 1:1. Langkah menggambar detail yaitu memberi tanda bagian-bagian yang akan didetailkan, menentukan diagonal garis kerja, menggambar garis batang dan ruang bebas, menggambar penempatan alat sambung, menggambar bentuk plat buhul, dan memberi ukuran serta keterangan gambar.

d. Tugas Buatlah gambar detail pada gambar contoh (gambar III-1) secara manual dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Menggunakan kertas HVS ukuran A3. 2. Skala gambar 1: 5 3. Ketentuan lain sama seperti gambar contoh

e. Tes Formatif 1. Jelaskan tujuan pembuatan gambar detail!


60

2. Sebutkan skala yang biasa dipakai untuk gambar detail! 3. Jelaskan prosedur pembuatan dambar detail konstruksi baja!

f. Kunci Jawaban 1. Gambar detail merupakan gambar penjelas bagian-bagian sebuah konstruksi, sehingga harus memenuhi unsur tepat dan lengkap baik gambar maupun keterangannya. 2. Penggunaan skala pada gambar detail biasanya menggunakan perbandingan 1:20, 1:10, 1:5, atau 1:1. 3. Langkah menggambar detail yaitu memberi tanda bagian-bagian yang akan didetailkan, menentukan diagonal garis kerja, menggambar garis batang dan ruang bebas, menggambar penembatan alat sambung, menggambar bentuk plat buhul, dan memberi ukuran serta keterangan gambar.

g. Lembar Kerja Membuat gambar detail struktur dan sambungan bangunan baja menggunaknan Software ( AutoCAD ) 1). Alat Seperangkat alat komputer 2). Bahan -kertas HVS ukuran A3 3) Keselamatan Kerja 1. Bersihkan ruangan dan lingkungan sekitarnya 2. Kontrol perlengkapan komputer dan yakinkan bahwa semua komponen siap dipakai 3. Letakkan semua peralatan pada tempat yang aman 4. Hati-hati pada saat menggambar 5. Lakukan penyimpanan data sesering mungkin 4). Langkah Kerja 1. Menyiapkan seperangkat komputer yang siap pakai 2. Mengaktifkan komputer dan pilih program AutCAD 3. Menggambar garis sistem/garis kerja dengan skala 1:5 4. Menggambar garis batang pada gambar garis sistem/garis kerja 5. Menggambar ruang bebas antara batang satu dengan lainnya 6. Menggambar penempatan baut/ paku keling 7. Memberi keterangan ukuran dan keterangan lain pada gambar 8. Membuat print out gambar 9. Menyimpan data gambar.


61

4. Kegiatan Belajar 4 a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 4, diharapkan peserta diklat dapat dapat: - Memahami pemilihan skala gambar yang tepat untuk gambar pelaksanaan perakitan (erection drawing) - Memahami prosedur pembuatan gambar pelaksanaan perakitan (erection drawing) - Memahami cara perakitan yang efektif - Membuat gambar pelaksanaan perakitan (erection drawing).

b. Uraian Materi 1). Skala gambar perakitan Gambar perakitan bersifat mengurai sebuah konstruksi lengkap menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan sederhana sehingga pihak lain yang berkepentingan untuk pemasangan dan pengangkutan lebih mudah memahami dan melaksanakan. Gambar perakitan dapat di kalkir dari gambar perakitan rancangan, tetapi yang lebih sering ialah menggambarnya ulang dengan skala lebih kecil pada lembar terpisah. Pada konstruksi yang sederhana kadang-kadang langsung diperlihatkan pada gambar detail, maka skala yang dipakai tidak beda dengan skala gambar detail yaitu 1:20, 1:10, 1:5, atau 1:1. 2). Perakitan konstruksi bangunan baja Konstruksi baja bangunan biasanya terdiri dari banyak elemen yang terpisah, sehingga untuk membentuk suatu konstruksi lengkap diperlukan perakitan. Pekerjaan perakitan dapat dilakukan di dalam lingkungan benkel kerja atau di lapangan/lokasi pekerjaan, dengan mempertingkan faktor besar kecilnya unit konstruksi. Bila unit konstruksinya kecil dan kemungkinan pengangkutan serta kekuatan alat kran pemasangan di lapangan tercukupi maka perakitan dapat langsung dilakukan di bengkel kerja. Bila unit konstruksi besar, maka harus dibagi menjadi sub-sub unit yang dapat dilakukan perakitan di bengkel kerja, sehingga dapat diangkut dan dipasang dilokasi kerja. Sub-sub unit yang diangkut terpisah untuk dipasang dilapangan, diberi tanda pengangkutan atau diberi huruf serta angka pada gambar rencana pemasangan atau gambar perakitan, dan dapat pula pada gambardetail (gambar VI-1). Selain itu perlu dibuat daftar elemen perakitan yang mempermudah perakitan.


62

Gambar VI-1 3). Prosedur membuat gambar pelaksanaan perakitan (erection drawing). Rencana pemasangan, yang terutama diolah untuk dipakai dilapangan, terdiri dari diagram garis yang memberi ukuran, tanda pengangkutanserta catatan yang cukup terperinci untuk memberi tuntutan kepada ahli pasang dalam merakit elemen guna menyelesaikan konstruksi jadi. Hal-hal yang penting diperhatikan untuk membuat gambar perakitan: a. Menggambar dalam penampang. Elemen hendaknya digambar dalam penampang dengan memakai simbol-simbol yang terstandar (gambar IV-2).


63

Gambar VI-2 b. Tampang . Tampang utama yang biasanya terpasang penuh (in full section) sebaik mungkin memperlihatkan semua elemen secara tersendiri-sendiri. c. Garis tertutup. Garis tertutup supaya dihilangkan dari gambar perakitan, sebab garis tertutup hanya cenderung memadatkan dan membingungkan. d. Ukuran. Kadang-kadang dicantumkan ukuran menyeluruh serta jarak dari sumbu ke sumbu yang menunjukkan saling kaitan elemen secara menyeluruh. e. Identifikasi elemen. Elemen dalam konstruksi diidentifikasi dalam gambar perakitan lewat angka yang dipakai dalam detail dan daftar catatn material.

c. Rangkuman Skala gambar perakitan bisa sama dengan skala gambar detail, tapi biasanya lebih kecil dan digambar pada lembar terpisah. Gambar perakitan digunakan sebagai pedoman dalam pemasangan dan pengangkutan. Konstruksi yang dipasang dan diangkut secara terpisah-pisah harus diberi tanda huruf maupun angka untuk memudahkan pengangkutan dan pemasangan. Hal-hal yang diperhatikan dalam menggambar perakitan antara lain, penggambaran penampang menggunakan simbol-simbol standar,


64

Tampang utama diperlihatkan secara sendiri-sendiri, Tidak menggambar garis tertutup pada gambar perakitan, memberi ukuran pada tiap elemen untuk menunjukkan keterkitan antar elemen, mengidentifikasi elemen dengan memberi tanda huruf atau angka dalam daftar elemen perakitan.

d. Tugas Buatlah gambar perakitan pada gambar contoh (gambar II-7) secara manual dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Menggunakan kertas kalkir ukuran A3. 2. Skala gambar 1: 10 3. Ketentuan lain sama seperti gambar contoh

e. Tes Formatif 1. Jelaskan tujuan pembuatan gambar perakitan! 2. Sebutkan skala yang biasa dipakai untuk gambar perakitan! 3. Jelaskan hal penting dalam membuat gambar perakitan!

f. Kunci Jawaban 1. Gambar perakitan dimaksudkan untuk memberi pedoman bagi pihak yang berkepentingan dengan pemasangan dan pengangkutan akibat besarnya konstruksi yang tidak memungkinan dipasang langsung dalam satu unit konstruksi. 2. Penggunaan skala pada gambar perakitan biasanya sama dengan skala pembuatan gambar detail yaitu menggunakan perbandingan 1:20, 1:10, 1:5, atau 1:1. 3. Hal-hal yang diperhatikan dalam menggambar perakitan antara lain, penggambaran penampang menggunakan simbol-simbol standar, Tampang utama diperlihatkan secara sendiri-sendiri, Tidak menggambar garis tertutup pada gambar perakitan, memberi ukuran pada tiap elemen untuk menunjukkan keterkitan antar elemen, mengidentifikasi elemen dengan memberi tanda huruf atau angka dalam daftar elemen perakitan.

g. Lembar Kerja Membuat gambar pelaksanaan perakitan bangunan baja (erection drawing) dengan cara manual 1). Alat Alat-alat tulis dan gambar2). Bahan kertas kalkir ukuran A3 3) Keselamatan Kerja 1. Bersihkan meja gambar dan lingkungan sekitarnya. 2. Bersihkan penggaris dan alat-alat lain yang akan dipakai untuk menggambar.


65

4).

3. Letakkan semua peralatan pada tempat yang aman. 4. Hati-hatii pada saat menggambar. 5. Setelah selesai menggambar simpanlah alat dan kertas gambar dengan baik. Langkah Kerja 1.Menyiapkan kertas kalkir yang dilengkapi dengan kolom keterangan gambar. 2.Membuat gambar rancangan yang menunjukkan gambar kesuluruhan konstruksi. 3.Membagi gambar kesuluruhan menjadi elemen-elemen yang lebih kecil dengan memberi tanda huruf maupun angka. 4.Menggambar detail elemen-elemen konstruksi dengan skala 1:10

5. Kegiatan Belajar 5 a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 5, diharapkan peserta diklat dapat: - Memahami perbedaan antara gambar rencana (desain) dan gambar kerja (shop drawing). - Memahami penyimpanan shop drawing sebagai arsip dengan di beri kode. - Memeriksa/ meneliti perbedaan gambar rencana (desain) dan gambar kerja (shop drawing)

b. Uraian Materi 1). Golongan gambar konstruksi Sebagian besar dari pengusaha pabrik baja yang besar memiliki kantor desain serta kantor pendetail. Kantor yang pertama mempersiapkan gambar rancangan serta membuat taksiran biaya dalam mengolah tawaran. Kantor pendetail yang biasanya ditempatkan di pabrik (fabricating plant), memesan bahan dan mengolah rencana produksi dan rencana pemasangan dari lembaran desain. Gambar rancangan biasanya berupa diagram garis yang memperlihatkan bentuk konstruksi, ukuran utama, penampang konstruksi dan dalam beberapa hal tegangan untuk dipakai membuat gambar detail sambungan (gambar V-1). Sedangkan gambar kerja (shop drawing) terdiri dari gambar draft/ bagan susunan(gambar V-2) dan gambar detail(gambar V-3). Megenai gambar draft dan detail sudah dijelaskan pada kegiatan belajar 2.


66

Gambar V-1


67

Gambar V-2


68

Gambar V-3 2). Penyimpanan dan pengarsipan gambar kerja (shop drawing) Penyimpanan gambar maupun pengarsipan sangat diperlukan. Di sini ditunjukkan cara yang lazim digunakan. Kertas trnsparan biasanya tidak dilipat. Untuk penyimpanan digunakan almari gambar atau selongsung tabung yang dapat dilipat. a). Almari gambar(gambar V-4) Almari ini digunakan untuk menyimpan kertas dengan format A1-A4. Dengan pembagian yang sepadan, format A2 dan A4 dapat dikombinasikan. Ukuran kertas dalam beberapa format antara lain: A1 594 X 841 A2 420 X 594 A3 297 X 420 A4 210 X 297


69

Gambar V-4 b). Selongsong tabung yang dilipat (gambar V-5) Selongsong tabung ini dapat berbentuk segi tiga atau segi empat. Dengan cara ini gambar dapat disimpan dan dipindah ke tempat lain dengan mudah. Teks yang ditulis pada selongsong ini mudah dibaca.

Gambar V-5 c). Kotak arsip (gambar V-6) Dalam kotak ini disimpan gambar-gambar yang terlipat (format A4). Disamping itu juga semua keterangan penting seperti daftar bahan, pesanan, arsip pengiriman, surat menyurat, fotokopi tagihan, ataupun kontrak: menurut pesanan sesuai dengan nama pesanan dan pemesan. Menurut tahun, dan lain-lainnya.

Gambar V-6


70

3). Memeriksa/ meneliti perbedaan gambar rencana (desain) dan gambar kerja (shop drawing) Memeriksa/meneliti/mengecek yaitu kepastian akhir bahwa konstruksi dirancang dengan tepat. Petugas pemeriksa adalah orang yang mengetahui prinsip gambar rancangan yang mendalam dan memiliki p-engetahuan luas tentang praktek bengkel kerja dan metode perakitan. Gambar perakitan dicek terhadap gambar detail dan korensi ditunjukkan dengan pensil lunak ataupun dengan pensil berwarna. Seorang pemeriksa harus melakukan hal-hal berikut: a). Menyurvei konstruksi secara menyeluruh dari sudut operasi, mudah dirakit, dan dapat direparasi. b). Mencek tiap elemen dengan elemen di dekatnya untuk memastikan terpeliharanya rueng bebas yang pantas. c). Mempelajari semua gambar untuk mengetahui tiap bagian elemen telah digambar dengan tepat. d). Mencek ukuran dengan menskala dan menghitung. e) Mencek toleransi dengan memastikan bahwa kalkulasinya tepat, sehingga tidak adak biaya tambahan yang tak perlu. f). Memastikan bahwa garapan akhir seperti membor, meluaskan, membubut lubang, mentap dan menggerinda dinyatakan sebagaimana mestinya. g). Mencek spesikasi bahan. h). Memastikan bahwa elemen standar sesuai ukuran. i). Menambahkan catatan yang perlu. j). Mencek daftar catatan material. k). Mencek item-item dalam blok judul. l). Melakukan survei akhir terhadap gambar secara menyeluruh.

c. Rangkuman Gambar rancangan biasanya berupa diagram garis yang memperlihatkan bentuk konstruksi, ukuran utama, penampang konstruksi dan dalam beberapa hal tegangan untuk dipakai membuat gambar detail sambungan Untuk penyimpanan gambar digunakan almari gambar atau selongsung tabung yang dapat dilipat. Dalam kotak arsip disimpan gambar-gambar yang terlipat (format A4). Disamping itu juga semua keterangan penting seperti daftar bahan, pesanan, arsip pengiriman, surat menyurat, fotokopi tagihan, ataupun kontrak. Memeriksa/meneliti/mengecek yaitu kepastian akhir bahwa konstruksi dirancang dengan tepat. Petugas pemeriksa adalah orang yang mengetahui prinsip gambar rancangan yang mendalam dan memiliki


71

pengetahuan luas tentang praktek bengkel kerja dan metode perakitan.

d. Tugas Buatlah daftar pemeriksaan gambar rancangan dan gambar kerja. Isilah perbedaan-perbedaan yang ada antara gambar rancangan dan gambar kerja dengan mengunjungi sebuah bengkel kerja konstruksi baja.

e. Tes Formatif 1. Jelaskan bentuk gambar rancangan(desain)!. 2. Sebutkan alat penyimpanan gambar kerja! 3. Jelaskan tujuan pemeriksaan gambar rancangan dan gambar kerja!. 4. Sebutkan langkah-langkah yang harus dilakukan seorang pemeriksa gambar.

f. Kunci Jawaban 1. Gambar rancangan biasanya berupa diagram garis yang memperlihatkan bentuk konstruksi, ukuran utama, penampang konstruksi dan dalam beberapa hal tegangan untuk dipakai membuat gambar detail sambungan 2. Almari dan selongsong tabung 3. Memeriksa/meneliti/mengecek yaitu kepastian akhir bahwa konstruksi dirancang dengan tepat. 4. a). Menyurvei konstruksi secara menyeluruh dari sudut operasi, mudah dirakit, dan dapat direparasi. b). Mencek tiap elemen dengan elemen di dekatnya untuk memastikan terpeliharanya rueng bebas yang pantas. c). Mempelajari semua gambar untuk mengetahui tiap bagian elemen telah digambar dengan tepat. d). Mencek ukuran dengan menskala dan menghitung. e) Mencek toleransi dengan memastikan bahwa kalkulasinya tepat, sehingga tidak adak biaya tambahan yang tak perlu. f). Memastikan bahwa garapan akhir seperti membor, meluaskan, membubut lubang, mentap dan menggerinda dinyatakan sebagaimana mestinya. g). Mencek spesikasi bahan. h). Memastikan bahwa elemen standar sesuai ukuran. i). Menambahkan catatan yang perlu. j). Mencek daftar catatan material. k). Mencek item-item dalam blok judul. l). Melakukan survei akhir terhadap gambar secara menyeluruh.


72

g. Lembar Kerja Membuat daftar pemeriksaan gambar rancangan dan gambar kerja. 1). Alat Alat-alat tulis dan gambar 2). Bahan kertas HVS ukuran A4 3) Keselamatan Kerja a). Buatlah permohonan ijin kepada perusahaan konstruksi baja b). Lakukan pemeriksaan gambar secara teliti dan hati-hati. c). Gunakan alat sesuai fungsinya. d). Kembalikan alat-alat yang dipakai seperti kondisi semula. 4). Langkah Kerja a). Buatlah format daftar hasil pemeriksaan gambar. b). Lakukan kunjungan ke bengkel kerja konstruksi baja dan pinjamlah gambar rancangan dan gambar kerjanya. c). Isilah daftar tersebut dengan hasil-hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. d). Laporkan kepada guru untuk memperoleh penilaian.


73

BAB. III EVALUASI A. Tes Tertulis Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas! 1. Sebutkan Jenis-jenis sambungan pada konstruksi baja! 2. Jelaskan fungsi sambungan pada konstruksi baja! 3. Sebutkan jenis alat pengencang sambungan baja! 4. Jelaskan fungsi pola / mal pada pekerjaan konstruksi baja! 5. Jelaskan langkah menggambar komponen struktur pada bangunan baja 6. Jelaskan tujuan pembuatan gambar detail! 7. Jelaskan prosedur pembuatan dambar detail konstruksi baja! 8. Jelaskan tujuan pembuatan gambar perakitan! 9. Jelaskan hal penting dalam membuat gambar perakitan! 10. Jelaskan tujuan pemeriksaan gambar rancangan dan gambar kerja!.

B. Tes Praktik

1. 2.

Di sekitar anda ada jembatan kereta api yang sudah berumur ratusan tahun tapi masih kokoh. Anda penasaran mengapa bangunan jembatan baja yang dibuat sejak jaman belanda sampai sekarang masing bisa berfungsi. Untuk menjawab penasaran anda kerjakan tugas sebagai berikut. Datalah ukuran lapangan! Buatlah gambarlah draft komponen strukturnya dengan skala 1: 20!


74

KUNCI JAWABAN A. Tes Tertulis 1. a. Sambungan definitif merupakan sambungan yang tidak dapat dibuka kembali tanpa merusak alat-alat penyambungnya. b. Sambungan tetap merupakan suatu bentuk sambungan dimana bagian yang tersambung tidak dapat bergerak. c. Sambungan sementara berarti sambungan yang dapat dibuka kembali tanpa merusak alat-alat sambungnya. d. Sambungan bergerak merupakan bentuk sambungan yang memungkinkan pergerakan pada tempat tertentu menurut perhitungan statis 2. a. Menggabungkan profil-profil baja menjadi batang, kolom, balok, dan bagian konstruksi lainnya. b. Menggabungkan bagian-bagian konstruksi menjadi satu kesatuan bangunan. 3. paku keling, baut, dan atau las. 4. Pembuatan pola/mal dimaksudkan untuk memenuhi ketepatan konstruksi baja dalam hal ketepatan ukuran, ketepatan penempatan lobang-lobang baut/paku keling, maupun ketepatan hubungan antar batang. 5. Langkah menggambar komponen struktur bangunan baja yaitu (1) membuat garis sistem/garis sumbu/ garis kerjanya sesuai gambar rancangan ,(2) menggambar garis batang dan garis ruang bebas, (3) mempatkan sebuah paku keling awal dalam tiap-tiap diagonal dalam jarak tepi yang diinginkan dari tepi bagian yang digunting. (4) menarik tepi plat buhul . 6. Gambar detail merupakan gambar penjelas bagian-bagian sebuah konstruksi, sehingga harus memenuhi unsur tepat dan lengkap baik gambar maupun keterangannya. 7. Langkah menggambar detail yaitu memberi tanda bagian-bagian yang akan didetailkan, menentukan diagonal garis kerja, menggambar garis batang dan ruang bebas, menggambar penembatan alat sambung, menggambar bentuk plat buhul, dan memberi ukuran serta keterangan gambar. 8. Gambar perakitan dimaksudkan untuk memberi pedoman bagi pihak yang berkepentingan dengan pemasangan dan pengangkutan akibat besarnya konstruksi yang tidak memungkinan dipasang langsung dalam satu unit konstruksi. 9. Hal-hal yang diperhatikan dalam menggambar perakitan antara lain, penggambaran penampang menggunakan simbol-simbol standar, Tampang utama diperlihatkan secara sendiri-sendiri, Tidak menggambar garis tertutup pada gambar perakitan, memberi ukuran pada tiap elemen untuk menunjukkan keterkitan antar elemen, mengidentifikasi elemen dengan memberi tanda huruf atau angka dalam daftar elemen perakitan. 10.Memeriksa/meneliti/mengecek yaitu kepastian akhir bahwa konstruksi dirancang dengan tepat.


75

B. Lembar Penilaian Tes Praktik Nama Peserta No. Induk Program Keahlian Nama Jenis Pekerjaan

: : : :

PEDOMAN PENILAIAN No .

Aspek Penilaian

Skor Maks.

Skor Peroleha n

1

2

3

4

I

Perencanaan 1.1. Persiapan alat dan bahan 1.2. Perencanaan pendataan lapangan Sub total Membuat data lapangan 2.1. Kelengkapan data 2.2. Kebenaran data Sub total Proses (Sistematika & Cara Kerja) 3.1. Cara pemakaian peralatan gambar 3.2. Cara melakukan penggambaran 3.3. Cara menetapkan tata letak gambar Sub total Kualitas Produk Kerja 4.1. Hasil gambar sesuai dengan aslinya 4.2. Hasil gambar memenuhi standar spesifikasi gambar kerja 4.3. Pekerjaan diselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan Sub total Sikap/Etos Kerja 5.1. Tanggung jawab 5.2. Ketelitian 5.3. Inisiatif 5.4. Kemandirian Sub total Laporan 6.1. Sistimatika penyusunan laporan 6.2. Kelengkapan bukti fisik Sub total Total

II

III

IV

V

VI


Keterangan 5

5 5 10 5 5 10 10 10 10 30 10 10 10 30 2 3 3 2 10 4 6 10 100

76

KRITERIA PENILAIAN No . I

Aspek Penilaian

Kriteria Penilaian

Perencanaan 1.1. Persiapan alat dan bahan

•

Alat dan bahan disiapkan sesuai 5 kebutuhan

•

Alat dan bahan disiapkan tidak 1 sesuai kebutuhan

•

Perencanaan disusun tahapan yang benar

•

Tidak merencanakan tahapan/ 1 proses perencanaan pendataan

• •

Data dibuat secara lengkap

•

Data lapangan benar sesuai kebyataan

5

•

Data tidak sesuai kenyataan

1

•

Peralatan dipakai dengan benar sesuai fungsinya

10

•

Salah cara pemakaian peralatan

•

Langkah penggambaran memenuhi tata cara yang benar

10

•

Tata cara menggambar tidak sesuai langkah yang benar

1

•

Tata letak gambar baik dan menarik

1.2. Perencanaan pendataan lapangan

II

Membuat data lapangan 2.1. Kelengkapan data

2.2. Kebenaran data III

Proses (Sistematika & Cara Kerja) 3.1. Cara pemakaian peralatan gambar

3.2. Cara melakukan penggambaran

3.3. Cara menetapkan tata letak gambar

•


Skor

susuai 5

Data tidak lengkap

5 1

1

10 1

Tata letak gambar tidak beraturan

77

IV

Kualitas Produk Kerja 4.1. Hasil gambar sesuai dengan aslinya 4.2. Hasil gambar memenuhi standar spesifikasi gambar kerja

4.3. Pekerjaan diselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan

V

Sikap/Etos Kerja 5.1. Tanggung jawab

5.2. Ketelitian

5.3. Inisiatif

5.4. Kemandirian VI

Laporan 6.1. Sistimatika penyusunan laporan 6.2. Kelengkapan bukti fisik


10

•

Hasil gambar sesuai dengan aslinya

•

Hasil gambar beda dengan aslinya

•

Hasil gambar memenuhi spesikasi satandar gambar kerja

•

10

Hasil desain tidak memenuhi standar

1

•

Menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari waktu yang ditentukan

•

Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

•

Menyelesaikan pekerjaan melebihi waktu yang ditentukan

•

Membereskan kembali alat dan bahan yang dipergunakan

2

•

Tidak membereskan alat dan bahan yang dipergunakan

1

•

Tidak banyak melakukan kesalahan kerja

•

3

Banyak melakukan kesalahan kerja

1

• •

Memiliki inisiatif bekerja Kurang/tidak memiliki inisiatif kerja

1

• •

Bekerja tanpa banyak diperintah Bekerja dengan banyak diperintah

2 1

•

Laporan disusun sesuai sistimatika yang telah ditentukan

4

•

Laporan disusun tanpa sistimatika

•

Melampirkan bukti fisik hasil

1

8 10 2

3

1 6

78

penyusunan

•

Tidak melampirkan bukti fisik

2

BAB. IV PENUTUP

Setelah menyelesaikan modul ini, maka Anda berhak untuk mengikuti tes paktik untuk menguji kompetensi yang telah dipelajari. Dan apabila Anda dinyatakan memenuhi syarat kelulusan dari hasil evalusi dalam modul ini, maka Anda berhak untuk melanjutkan ke topik/modul berikutnya. Mintalah pada pengajar/instruktur untuk melakukan uji kompetensi dengan sistem penilaiannya dilakukan langsung dari pihak dunia industri atau asosiasi profesi yang berkompeten apabila Anda telah menyelesaikan suatu kompetensi tertentu. Atau apabila Anda telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka hasil yang berupa nilai dari instruktur atau berupa porto folio dapat dijadikan sebagai bahan verifikasi bagi pihak industri atau asosiasi profesi. Kemudian selanjutnya hasil tersebut dapat dijadikan sebagai penentu standard pemenuhan kompetensi tertentu dan bila memenuhi syarat Anda berhak mendapatkan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh dunia industri atau asosiasi profesi.


79

DAFTAR PUSTAKA Los Wikarya Darmawan, 1984, Konstruksi Baja 1, Badan Penerbi Pekerjaan Umum, Jakarta. Mashari dan Robby Tamba, 1980 Konstruksi Baja 2, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Indonesia Pr. Soedibyo dan Soeratman, Drs., 1980, Ilmu Bangunan Gedung 3, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Indonesia. Robert Koch, Willi Muller, Ueli Ruegg, Richard Stahli, Ernst Waber, 1997, Pedoman Gambar Kerja, Pika, Semarang. Saefudin,Drs., 2001, Konstruksi Baja, Angkasa, Bandung. Soetarmadji dan Mashari, 1980, Konstruksi Baja 1, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Indonesia. Warren J. Luzadder, 1999, Menggambar Teknik, Erlangga, Jakarta.


80

Modul Baja 3

Recommend Documents