Pengertian Dislokasi Material TeknikDeskripsi lengkap
bdsjkcldnllnrgbrtjbrgvnDeskripsi lengkap
Pengertian Dislokasi Material TeknikFull description
bdsjkcldnllnrgbrtjbrgvnFull description
btpFull description
mekanismeDeskripsi lengkap
Mekanisme Lapar Dan KenyangDeskripsi lengkap
Mekanisme apomiksis terbagi menjadi dua yaitu gametofitik dan sporofitik. Apomiksis sporofitik, terjadi perkembangan kantong embrio yang mengikuti jalur seperti angisosprema pada umunya, namun selama mitosis megaspora fungsional dan diploid somatic mengelilingi kantong embrio dan berdeferensiasi menjadi sel embriogenik. Sel embriogenik memulai proses mitosis dan membentuk beberapa embrio bentuk globular yaang dapat berkembang menjadi dewasa jika dibuahi secara seksual. Apomiksis sporofitik menyebabkan benih mengandung banyak embrio (Luo et al., 1999). Apomiksis gametofitik berhubungan dengan pembentukan kantung embrio secara mitotic dari sel diploid ovule dengan melewati meiosis (apomeiosis). Apomiksis gametofitik di bagi menjadi apospori, diplospori dan embryogenesis adventif. Apospori merupakan apomiksis gametopitik dimana kantung embrio tereduksi yang timbul dari nuselus somatic yang berkembang dari megaspora fungsional yang berada dijaringan ovular. Diplospori adalah pembentukan kantung embrio dari sel induk megaspora dengan modifikasi proses meiosis. Embrigenesis adventif berasal dari sel somatik ovul, sel-sel nuselus atau sel integumen. Sel-sel ini berkembang dan membentuk embrio dan berkompetisi dengan embrio seksualyang terbentuk setelah pembuahan. Setelah 2n gametofit dan gamet betina terbentuk (apomeiosis), kemudian terjadi embryogenesis tanpa pembuahan oleh gamet jantan, sedangkan pembentukan endoserperma terbentuk dari endoseperma otonom atau memerlukan pemupukan (endosperm pseudogamous).
(Hand & Koltunow, 2014)
Apomiksis dikendalikan oleh protein yang biasanya berfungsi untuk memulai reproduksi seksual tetapi diubah sehubungan dengan aktivitas distribusi spasial dan temporal selama masa perkembangan. aktivitas distribusi spasial dan temporal terjadi akibat konsekuensi dan ekpresi heterokronik karena hibridisasi. Apomiksis pada P. partensis terjadi akibat deregulasi reproduksi seksual yang secara khusus ditinjau dari aktivitas PpSERK dan APOSTART yang dianggap terlibat dalam pemberian sinyal anatar sel dan trafik hormon. PpSERK dianggap sebagai pemicu pengembangan kantung embrio dan dapat mengarahkan produk gen pada kompartemen lain. PpSERK dapat melakukan pemberian sinyal dan memediasi dengan auksin/ jalur hormonal yang dikendalikan oleh APOSTART yang didasari oleh ekspres spasial dan temporal. APOSTART menunjukan keterlibatan pada proses parthenogenesis dan kematian sel terprogram dalam megaspora nonfungsional dan degenerasi sel nukleat yang memungkinkan pembesaran kantung embrio yang matang.