1
TEORI
Aplikasi Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) PENDAHULUAN Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Saat ini timbul keinginan untuk mengubah sistem pemberian pelayanan kesehatan ke sistem desentralisasi. Dengan meningkatnya pendidikan bagi perawat, diharapkan dapat memberikan arah terhadap pelayanan keperawatan berdasarkan isu di masyarakat. Bertolak dari keadaan di atas, maka perlu dikembangkan model praktik keperawatan yang perlu dan pantas diujicobakan, dengan memberikan pengalaman belajar Praktik Klinik kepada mahasiswa (Ners, Spesialis), sehingga diharapkan mutu pelayanan kesehatan bisa meningkat.
1. PERUBAHAN MODEL SISTEM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses manajemen keperawatan yang meliputi data, analisis SWOT, dan identifikasi masalah. Sejalan dengan perkembangan dan perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi di Indonesia, maka model sistem asuhan keperawatan harus
2
berubah menuju praktik keperawatan profesional. Model sistem asuhan keperawatan yang dapat dikembangkan adalah 1) Tim, 2) Primer, dan 3) Kasus, dan 4) gabungan (moduler) (Penjelasan lebih lengkap diuraikan pada Bab sebelumnya pada buku ini).
2. PENGUMPULAN DATA, ANALISIS SWOT, DAN IDENTIFIKASI MASALAH Visi, Misi, Dan Motto VISI
Menjadi pusat rujukan dalam pelayanan prima MISI
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara professional dan bermutu, berdaya saing kuat serta serta terjangkau oleh masyarakat masyarakat umum. 2. Menyelenggarakan pengelolaan pelayanan kesehatan secara mandiri dengan memiliki SDM, sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan tekhnologi. 3. Menyelenggarakan manajemen rumah sakit berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan rumah sakit yang professional professional sehingga mampu tumbuh dan berkembang tanpa meninggalkan meninggalkan fungsi sosial sosial rumah sakit. MOTTO
Kepercayaan, kesehatan dan kepuasan anda adalah kebanggan kami.
3
LANGKAH PENGELOLAAN MAKP LANGKAH 1: PENGUMPULAN DATA CONTOH 2.1 Sumber Daya Manusia (M1-Man) A. Ketenagaan 1) Struktur Organisasi
Ruangan interna wanita dipimpin oleh kepala ruangan dan dibantu oleh wakil kepala ruangan dan 3 ketua tim, dan 8 perawat pelaksana, tata usaha bersama 5 POS atau yang difungsikan sebagai pembantu perawat serta tiga orang yang bertugas sebagai cleaning service. Adapun struktur organisasinya organisasinya adalah : Struktur Karyawan Perawatan Di Ruang Interna Wanita Rumah Sakit Y. Kepala Ruangan Wakil Karu
Tata Usaha
Katim 1
Katim 2
Katim 3
Perawat 3
Perawat 3
Perawat 2
POS
POS
POS
CS
CS
CS
2) Jumlah Tenaga Di Ruang Interna Wanita Rumah Sakit Y
a. Keperawatan No
Kualifikasi
Jmlh
Masa Kerja
Jenis
1.
S1 Keperawatan
2
2.
D3 Keperawatan
4
3. 4.
SPK Mahasiswa PSIK
7 10 4
5 tahun: 1 orang 3 tahun: 1 orang < 5 tahun: 2 orang 5-10 tahun:1 orang 4 bulan: 1 orang >25 tahun: 7 orang 1 bulan: 10 orang
PNS PNS PNS PNS Honorer PNS
4
b. Non-Keperawatan Non-Keperawatan No
1. 2. 3. 4. 2
Kualifikasi
Tata Usaha Cleaning service Ahli gizi POS
Jumlah
Jenis
1 orang 3 orang 2 orang 5 orang
PNS honorer PNS bervariasi
Pengaturan Ketenagaan Jumlah tenaga yang diperlukan tergantung dari jumlah pasien dan tingkat ketergantungannya. ketergantungannya. Klasifikasi derajat ketergantungan ketergantungan pasien dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: a.
Perawatan Perawatan minimal, memerlukan waktu 1 sampai 2 jam sehari.
b. Perawatan partial, memerlukan memerlukan waktu 3 sampai 4 jam sehari. c.
Perawatan Perawatan total, memerlukan waktu 5 sampai 6 jam sehari. Untuk
menentukan
tingkat
ketergantungan
pasien,
kelompok
menggunakan klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan Orem, yaitu teori Self Care Deficit . Sedangkan untuk mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan, kelompok menggunakan perhitungan tenaga menurut Ratna Sitorus (2006). 3) Tingkat Ketergantungan Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat Tingkat Ketergantungan Ketergantungan Jumlah Kebutuhan Tenaga Tingkat ktg Jml Pasien PAGI SORE MALAM
Minimal Parsial Total Jumlah
12 5 3 20
12x0,17= 2,04 5x0,27= 1,35 3x0,36= 1,08 4,47 4
Total Tenaga Perawat : Pagi : 4 orang Sore : 4 orang Malam : 2 orang ¯¯¯¯¯¯¯ + 10 orang Jumlah tenaga lepas dinas perhari :
12x0,14= 1,68 5x0,15= 0,75 3x0,36= 1,08 3,51 4
12x0,07= 0,84 5x0,10= 5x0,1 0= 0,5 3x0,2 = 0,6 1,94 2
5
86 10 297
860 297
2,89 3
Keterangan: Keterangan: 86 adalah jumlah hari libur l ibur atau lepas dinas dalam 1 tahun 297 adalah julah hari kerja efektif dalam 1 tahun
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan : 10 orang + 2 orang struktural (kepala ruangan, wakil kepala ruangan) + 3 orang lepas dinas = 15 orang Alur Pasien Masuk
Pasien
IGD
IRJ
MRS
Instala Instalasi si Rawat Rawat Ina `
1.
Pelayanan
2.
Terapi Medis
3.
Diagnostik Medis
4.
Keperawatan
5.
Penunjang Medis
6.
Gizi
7.
Rehab Medik
KRS
Diru Diru uk
Pulang Paksa
Dipulangkan
Meninggal
Instalasi Pemulasaran Jenazah
Gambar 2.3 Alur Pasien Masuk Rumah Rumah Sakit th 2010
6
Pengumpulan data dalam hal ketenagaan di ruang interna wanita RSUD Y dilakukan melalui observasi dan wawancara secara langsung dengan perawat ruangan maupun melalui kuesioner. Berdasarkan hasil angket maupun kuesioner di ruangan dengan responden adalah perawat di ruangan, didapatkan data bahwa: 69,2% perawat puas dengan struktur organisasi yang telah ada di ruangan, 65% perawat menyatakan bahwa pembagian tugas di ruangan secara structural sudah baik namun dalam pelaksanaanya pelaksanaanya masih belum jelas. Hasil wawancara dengan kepala ruangan menyatakan bahwa 60% kinerja perawat di ruangan sudah cukup baik namun 54% perawat masih berlatar pendidikan SPK. Setelah diberikan kuesioner didapatkan data bahwa ternyata 60% perawat merasa membutuhkan kesempatan dan beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan mengikuti seminar tentang pelatihan keperawatan. Kepala ruangan juga menyatakan bahwa R.S telah memberikan kebijaksanaan kepada perawat untuk mendapat beasiswa dan kesempatan untuk kuliah maupun seminar pelatihan keperawatan. Namun disisi lain menurut Kepala ruangan pemerintah telah mengeluarkan kebijakan tentang profesionalisme perawat mengingat tuntutan masyarakat akan kesehatan semakin meningkat, masyarakat juga membutuhkan pelayanan pelayanan yang baik, dan R.S mempunyai kebijakan untuk menerima pasien ASKESKIN dan memberi kesempatan perawat asing untuk masuk ke R.S. Berdasarkan hasil observasi, didapatkan data bahwa Ruangan interna wanita dipimpin oleh kepala ruangan dan dibantu oleh wakil kepala ruangan dan 3 ketua tim, dan 8 perawat pelaksana, tata usaha bersama 5 POS atau yang difungsikan sebagai pembantu perawat serta tiga orang yang bertugas sebagai cleaning service. 60% pasien di ruangan interna wanita dengan tingkat ketergantungan ketergantungan minimal, 25% dengan tingkat ketergantungan parsial dan 15% dengan tingkat ketergantungan ketergantungan total. Jumlah tenaga lepas dinas per hari di ruangan adalah 3 dan total jumlah perawat adalah 13 orang dengan 2orang berpendidikan berpendidikan S1, 4 orang orang DIII dan dan 7 orang SPK SPK yang dibagi menjadi menjadi 3 shift kerja kerja yakni, shift pagi (07.00-15.00), shift sore (15.00-23.00) dan shift malam (23.0006.30). perawat mendapatkan kesempatan kesempatan untuk mengambil cuti 1x dalam seminggu. Diagnosis penyakit terbanyak terbanyak
Data yang didapat pada bulan Mei 2010 sebagai berikut: DHF sebanyak 43 pasien, Dispepsia 15 klien, Diabetes Mellitus (DM) sebanyak 12 pasien, CVA Infark sebanyak 11 pasien, Observasi febris sebanyak 10 pasien, Thypoid sebanyak sebanyak 8 pasien.
2.2 Sarana dan Prasarana (M2-Material) 1. Lokasi dan Denah
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada ruang Interna Wanita Rumah Sakit Y dengan uraian denah sebagai berikut (gambar denah ada pada lamiran): Sebelah Utara berbatasan dengan Ruang Bedah. Sebelah Selatan berbatasan dengan Ruang Syaraf.
7
Sebelah Barat merupakan arah belakang ruangan. Sebelah Timur merupakan arah pintu masuk ke dalam ruangan. 2. Peralatan dan Fasilitas Fasilitas
a. Fasilitas untuk pasien No. Nama Barang Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Tempat Tidur Meja Pasien Kipas Angin Kursi Roda Branchart Jam Dinding Timbangan Kamar Mandi dan WC Dapur Wastafel
Kondisi
25 bed 25 buah 7 buah 3 buah 2 buah 2 buah 1 buah 4 buah
Cukup baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik Baik Baik Cukup baik
1 buah 2 buah
Cukup baik Baik
Ideal
Usulan
1 :1 1:1 4/ruangan 2-3/ruangan 1/ruangan 2/ruangan 1/ruangan Kls 2= 1:2 Kls 3= 1:5 1/ruangan 2/ruangan
Perlu dikurangi Perlu dikurangi Perlu ditambah 1 kamar mandi -
b. Fasilitas untuk petugas kesehatan Ruang kepala ruangan menjadi satu dengan ruang pertemuan perawat. Kamar mandi perawat/ WC ada 1. Ruang staff dokter ada di sebelah barat nursing station. Nursing station berada di tengah ruangan di sebelah ruang staff dokter dan ruang pasien kelas dua. Gudang berada di sebelah selatan ruang ganti. Ruang ganti berada di sebelah utara, didekat gudang.
c. Fasilitas dan bahan kesehatan yang ada di ruang Interna Wanita Rumah Sakit Y
8
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
Nama barang barang Stetoskop Hb meter Urometer Lemari Es Com stenlist Tabung O2 Senter Bak injeksi Ember sampah pasien Papan tulis/white board Lemari kaca Lemari besi Tensimeter Pinset anatomis Pinset cirurgis Gunting nekrotomi Gunting verban Korentang dan tempat Bengkok Suction Telepon Komputer Alat pemadam kebakaran Lemari obat Lampu darurat Spuit gliserin Kereta obat Standard baskom Standard infus Ambu bag Kursi Lipat Manometer O2 lengkap Standard O2 Termometer
Jumlah 5 buah 2 buah 2 buah 1 buah 4 buah 5 buah 2 buah 8 buah 3 buah 2 buah 2 buah 1 buah 5 buah 10 buah 10 buah 10 buah 3 buah 5 buah 10 buah 2 buah 1 buah 1 set 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 4 buah 5 buah 10 buah 1 buah 10 buah 2 buah 1 buah 5 buah
Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik 2 rusak Baik Baik 1 rusak
Ideal 2/ruangan 2/ruangan 2/ruangan 1/ruangan 3/ruangan 2/ruangan 2/ruangan 2/ruangan 1:1 1/ruangan 1/ruangan 1/ruangan 2/ruangan 2/ruangan 2/ruangan 2/ruangan 2/ruangan 2/ruangan 2/ruangan 2/ruangan 1/ruangan 1/ruangan 1/ruangan 2/ruangan 2/ruangan 2/ruangan 1/ruangan 2/ruangan 1:1 1/ruangan 5/ruangan 2/ruangan 2/ruangan 5/ruangan
Usulan dikurangi dikurangi dikurangi dikurangi dikurangi ditambah 22 dikurangi dikurangi dikurangi dikurangi dikurangi dikurangi dikurangi dikurangi dikurangi ditambah 1 dikurangi dikurangi ditambah 15 dikurangi ditambah 1 ditambah 1
3. Administrsi Penunjang
a.Buku a. Buku Injeksi b.Buku Observasi Observasi c.Lembar c. Lembar Dokumentasi d.Buku Observasi Suhu dan Nadi e.Buku e. Buku Timbang Tarima Sarana dan prasarana di ruang rawat inap Interna Wanita RSUD Y sudah cukup baik. Fasilitas penunjang seperti 4 kamar mandi, 1 tempat parkir, dan 1 kantin kondisinya cukup baik. Tetapi idealnya kamar mandi Kls 2= 1:2 dan Kls
9
3= 1:5,1 tempat parkir/ruangan, 1kantin/ruangan, sehingga perlu ditambah 1 kamar mandi. Ventilasi udara terdapat 10 jendela kondisinya cukup baik. Setiap pagi dan sore ruangan dibersihkan oleh petugas cleaning service dan kondisi ruangan cukup tenang. Jumlah tabung O 2 ada 5 buah, perlu dikurangi 3, sebab idealnya hanya ada 2/ruangan. Semua perawat ruangan mampu menggunakannya dengan baik. Kondisi administrasi penunjang cukup baik, yang terdiri dari: 1 buah buku injeksi, 1 buah buku observasi, observasi, 20 lembar dokumentasi, 1 buah buku observasi observasi suhu dan nadi, nadi, dan 1 buah buku timbang terima. Nurse Station ada 1 diruangan biasanya digunakan sebagai ruang pertemuan perawat, kadang-kadang perawat mengobrol mengobrol dan menggosip menggosip di Nurse Ststion. Tempat ruang Karu tersendiri di sebelah ruang staff dokter sebaiknya dipindah jadi satu dengan Nurse Station sebab idealnya Ruang Karu jadi satu dengan Nurse Station.
2.3 Metode Asuhan Asuhan Keperawatan (M3- Method) a. Penerapan MAKP Dari hasil wawancara dan angket tentang model asuhan kepera-watan yang digunakan saat ini didapatkan bahwa model asuhan keperawatan yang digunakan tim. 11 dari 13 perawat (84,6%) menyatakan mengerti/memahami model yang digunakan. 100% menyatakan cocok dengan model yang ada. Model yang digunakan sesuai dengan visi dan misi ruangan. Dari hasil wawancara dan angket dan observasi serta dari data sekunder tentang efektifitas dan efisiensi model asuhan kepera-watan saat ini didapatkan bahwa dengan menggunakan model yang sekarang ini digunakan rata-rata pasien rawat inap 7 – 14 hari. Perawat mengatakan bahwa kepercayaan pasien tidak ada penurunan ini dilihat dari banyaknya jumlah pasien rujukan dari puskesmas maupun klinik-klinik lain. 9 dari 11 perawat (81,8%) menyatakan bahwa model yang digunakan saat ini tidak terlalu membebani kerja. Masalah pembiayaan terpusat langsung, jadi bisa dikatakan tergantung dari alokasi anggaran yang disediakan rumah sakit untuk tiap-tiap ruangan. Kritikan yang diterima oleh ruangan terkait dengan masalah kurangnya sumber daya tenaga yang ada jadi pelayanan kurang optimal. Data yang diperoleh dari pengkajian tentang mekanisme pelaksanaan model askep didapatkan bahwa 7 dari 11 perawat (63,6%) mengatakan bahwa komunikasi antar profesi terlaksana cukup baik. Sedangkan Sedangkan rencana askep antar shift berkelanjutan. Hal ini didukung dengan adanya data dokumentasi. Semua perawat mengatakan bahwa pernah mendapat teguran dari ketua Tim tentang kinerja kinerja yang telah dilakukan. Hanya saja saja teguran tersebut berupa masukan-masukan. 8 dari 11 perawat (72,7%) mengatakan bahwa merasa telah melakukan tugasnya sesuai standart yang telah ditetapkan. Adapun data yang diperoleh dari pengakajian tentang tanggung jawab dan pembagian tugas didapatkan bahwa 8 dari 11 perawat (72,7%) mengatakan bahwa 6 dari 11 perawat (54,5%) mengatakan bahwa mendapatkan job yang kadang-kadang tidak berbeda dengan lulusan akademik yag berbeda tingkatannya. tingkatann ya. 5 dari 11 perawat (45,45%)
10
memberikan jawaban yang kurang sesuai dengan metode TIM yang telah digunakan. 6 dari 11 perawat (54,5%) mengatakan bahwa kurang mengertahui mengertahui kebutuhan perawatan keseluruhan pasien pasien yang sedang dialami.
b. Timbang Terima Timbang terima dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pergantian shift malam ke pagi (07.00) dan pagi ke sore (14.00). Selalu diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas, tetapi dari kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh data, 100% perawat menyatakan, pelaksanaan pelaksanaan timbang terima kadang-kadang tepat waktu dengan alasan 7 perawat (63,63%) mengatakan anggota tim belum lengkap, 4 perawat (36,36%) mengatakan data belum disalin. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala ruangan. Untuk hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam timbang terima, semua perawat dapat menyebutkan dengan benar & menyiapkan hal-hal yang akan dibutuhkan dalam timbang terima, meliputi catatan perkembangan kondisi pasien, buku timbang terima, dll. Sedangkan Sedangkan untuk hal-hal yang perlu disampaikan selama timbang terima, dari 11 perawat, hanya 5 perawat (45,45%) yang mencantumkan masalah keperawatan 6 perawat lainnya (54,54%) menyatakan agar lebih efisien mereka langsung menggunakan diagnosis dokter.Dalam setiap timbang terima selalu ada klarifikasi langsung, tanya jawab dan validasi terhadap semua hal yang ditimbang terimakan. 100% perawat mengetahui hal-hal prinsip tentang teknik penyampaian timbang terima ketika di depan pasien yang meliputi: penggunaan volum suara yang cukup sehingga tidak mengganggu pasien di sebelahnya, sesuatu yang dianggap rahasia disampaikan dengan bahasa medis, dll. Selalu ada interaksi dengan pasien saat timbang terima berlangsung, minimal menanyakan apa yang dirasakan pasien saat ini, semalam bisa tidur atau tidak, dll. Lama timbang terima bervariasi tergantung kondisi pasien, semakin banyak yang akan dilaporkan, semakin lama waktunya, menurut hasil kuesioner, biasanya tidak lebih dari lima menit untuk tiap pasien. Pelaporan timbang terima dicatat dalam buku khusus yang akan ditandatangani oleh perawat yang melaporkan, perawat yang menerima laporan dan kepala ruangan. Setelah pelaksanaan timbang terima, kepala ruangan mengadakan diskusi singkat untuk mengetahui sekaligus mengevaluasi kesiapan shift selanjutnya. Kemudian timbang terima akan ditutup oleh kepala ruangan. Adapun hambatan yang dikeluhkan perawat adalah 4 perawat (36,36%) mengaku kesulitan dalam mendokumentasikan laporan timbang terima (3 perawat (75%) (75%) mengeluhkan mengeluhkan tentang tentang proses proses pendokumentasian pendokumentasian yang kurang sistematis dan efisien, 1 perawat (25%) menjawab lebih suka menulis data pada secarik kertas), sedangkan 5 perawat lainnya (45,45%) menyatakan, menyatakan, hambatan dalam timbang terima adalah ketidakdisiplinan. 2 perawat lainnya (18,18%) menyatakan, dokumentasi masih terbatas sehingga rencana tindakan belum spesifik.
c. Ronde Keperawatan
11
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan, pelaksanaan ronde keperawatan di ruang interna wanita belum optimal (dari 81,8% perawat ruangan dan karu), hal ini dikarenakan jumlah pasien yang lebih banak dari jumlah perawat. Dan hanya 81,8% perawat yang tahu tentang ronde keperawatan. Tim yang dibentuk dalam pelaksanaan ronde keperawatan cukup mampu dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dikarenakan 81,8% perawat ruangan mau dan ingin berubah dalam pelaksanaan pelaksanaan ronde yang lebih optimal. Tim yang dibentuk berkisar 3-4 orang atau perawat yang dipimpin oleh karu. Topic dan kasus yang dibahs dalam ronde keperawatan sesuai dengan masalah yang ada di ruangan dan yang lebih memerlukan perhatian khusus, misalnya gangrene. Pelatihan dan diskusi yang berkaitan dengan masalah yang terjadi di ruangan telah dilksanakan tetapi hanya dilaksanakan oleh sebagian perawat sekitar 54,5%. Hal ini dikarenakan kegiatan ruangan yang cukup padat sehingga kesempatan yang ada hanya terbatas. Dari hasil observasi, ronde keperawatan dilaksanakan dan diikuti hampir 72,7% perawat ruangan dan 50% dari keluarga pasien yang terlibat. Ronde dilaksanakan sekitar sekitar 15-30 menit sekitar pukul p ukul 09.00 dan dibuka oleh karu.
d. Pengelolaan Logistik dan Obat Data yang diperoleh tentang pengadaaan sentralisasi obat adalah semua perawat mengemukakan jawaban mengerti tentang sentralisasi obat. Di ruangan tersebut sudah ada sentralisasi obat. ini bisa dilihat adanya ruangan khusus obat. Sedangkan pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal. Penugasan SO didapatkan data 8 dari 11 perawat (72,7%) memberi jawaban pernah mengurusi sentralisasi obat. Dan selama ini format yang ada masih obat oral dan injeksi. dan yang lain tercampur pada salah satu dari keduanya. Adapun data tentang alur penerimaan obat yang didapat obat yang diperoleh dari keluarga langsung dibawa ke ruang SO dan selama ini belum ada format persetujuan sentralisai obat untuk pasien. Data tentang cara penyimpanan obat meliputi adanya ruangan khusus obat sedangkan alat-alat kesehatan hanya sebagian ada dengan jumlah terbatas. Selama ini obat-obatan bagi pasien sendiri dengan etiket kepemilkikan. akan tetapi proses keluar masuknya tidak didokumentasikan. Dan semua perawat mengatakan bahwa selalu memberi etiket kepemilikan pada obat-obat obat-obat yang ada. ada. Adapun data yang diperoleh tentang cara penyiapan obat menunjukkan bahwa 8 dari 11 perawat (72,7%) memberi jawaban bahwa tidak menginformasikan jumlah kepemilikian sisa obat yang belum diberikan. Dan format yang ada hanya obat oral dan injeksi selain itu tidak ada.
e. Discharge Planning Dari hasil observasi yang dilakukan, discharge planning sudah dilakssanakan, akan tetapi hanya dilaksanakan oleh sebagian perawat dan hanya dilaksanakan saat pasien akan pulang dan isinya hanye bpenjelasan tentang penyakit yang diderita pasien dan cara mengatasi penyakitnya jika kambuh. Dalam melakukan discharge planning perawat ridak pernah
12
memberikan brosur maupun leaflet pada pasien, sehingga pasien kadang lupa tentang penjelasan yang sudah diberikan oleh para perawat. Dari hasil angket yang sudah disebarkan dan wawancara ytang sudah dilakukan pada perawat diruangan, didapatkan hasil bahwa 8 perawat (72,7%) mengatakan sudah memahami discharge planning dan sisanya belum memahami apa sebenarnya discharge planning yang benar, kemudian hanya 6 perawat (54,5%) yang bersedia melakukan discharge planning dan 8 perawat (72,7%) mengatakan bahwa discharge planning hanya dilakukan saat pasien akan pulang. Kemudian 7 perawat (63,6%) mengatakan bahwa mereka pernah diberi tugas untuk melakukan discharge planning, akan tetapi perintah untuk melakukan discharge planning hanya dilakukan berupa perintah lisan oleh kepala ruangan. Dari 7 perawat (63,6%) mengatakan mereka melakukan discharge planning dengan hanya menggunakan media lisan, yaitu hanya berbicara dengan pasien dan keluarga pasien. Sedangkan bahasa yang digunakan oleh perawat tersebut kebanyakan kebanyakan adalah bahasa Indonesia dalam memberikan discharge planning dan sisanya menggunakan bahasa jawa dalam memberikan discharge planning. Kemudian ada 8 perawat (72,7%) mengatakan bahwa mereka tidak pernah melakukan pendokumentasian pendokumentasian setelah melakukan discharge planning. Sedangkan dari hasil wawancara dengan kepala ruangan, didapatkan bahwa memang selama ini tidak pernah diberikan brosur maupun leaflet saat melakukan discharge planning dan juga tidak disediakan anggaran anggaran khusus dalam pelaksanaan pelaksanaan discharge planning.
f. Supervisi Dari observasi yang dilakukan mahasiswa PSIK saat melakukan praktek manajemen keperawatan, keperawatan, didapatkan data bahwa kelengkapan supervisi di ruangan belum memenuhi standar yang telah ditetapkan. Saat supervisi injeksi IV dengan Kepala Ruangan tidak tersedia alas untuk injeksi IV dan sebagian besar perawat mengabaikan persiapan yang harus dilakukan kepada pasien. Sedangkan format untuk supervisi ruanganmasih belum baku serta di ruangan hanya terdapat format supervisi untuk injeksi IV. Di Ruangan Interna Interna Wanita, Wanita, supervisi dilakukan setiap bulan oleh kepala ruangan. Kepala ruangan secara langsung melakukan supervisi kepada ketua tim dan ketua tim secara langsung melakukan supervisi kepada perawat pelaksana. pelaksana. Kemudian ketua tim melaporkan hasil supervisi perawat pelaksana kepada kepala ruangan (supervisi (supervisi tidak langsung) dan hasil ini dijadikan dokumentasi untuk ruangan. Dari wawancara dan angket dengan Kepal beserta Perawat Ruangan, di dapatkan data bahwa 8 orang (62%) perawat telah memahami tentang supervisi dan 4 orang (31%) perawat telah mendapat pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi. Mengingat perlunya perhatian ekstra untuk ruangan, maka kepala ruangan menyampaikan hasil penilaian dari supervisi kepada perawat secara fair sesuai dengan hasil yang di dapat. Sedangkan untuk feed back, sebagian perawat mengeluhkan mengeluhkan kurang kurang puas. Dan untuk pemecahan pemecahan masalah dari hasil supervisi belum dilaksanakan secara optimal. Dari angket yang diberikan mahasiswa didapatkan 7 orang (54%) perawat menyatakan kurang mempunyai motivasi untuk berubah.
13
g. Dokumentasi Dari Observasi yang dilakukan, model dokumentasi keperawatan yang digunakan di ruang interna wanita adalah model dokumentasi POR. Dokumentasi Keperawatan yang dilakukan meliputi pengkajian menggunakan system Head to Toe dan ROS, serta diagnosis keperawatan sampai dengan evaluasi menggunakan SOAP. Format pengkajian sudah ada dan dapat memudahkan perawat dalam pengkajian dan pengisiannya. pengisiannya. Sistem pendokumentasian pendokumentasian masih dilakukan secara manual (belum ada komputerisasi). Catatan keperawatan berisikan jawaban terhadap nasihat nasihat dokter dan tindakan mandiri perawat, tetapi belum semua tindakan didokumentasikan. Dari hasil angket yang sudah disebarkan, didapatkan 8 perawat (72,7%) mengatakan mengerti cara pengisian format dokumentasi yang digunakan ruangan dengan benar dan tepat. Namun pelatihan-pelatihan pelatihan-pelatihan tentang cara pendokumentasian keperawatan keperawatan yang benar masih terus diadakan. Dokumentasi asuhan keperawatan tidak dilaksanakan segera setelah pasien masuk atau terjadi masalah keperawatan, tetapi kadang-kadang kadang-kadang dilengkapi saat pasien mau pulang atau apabila keadaan ruang memungkinkan. memungkinkan . Dan dari hasil angket didapatkan didapatka n 6 perawat (54,5%) mengatakan melakukan dokumentasi segera setelah melakukan tindakan. Catatan perkembangan pasien kurang berkesinambungan dan kurang lengkap, serta respon dari pasien kurang terpantau dalam lembar evaluasi. Dari 20 rekam medis pasien yang ada hanya 12 rekam medis yang ditulis dengan lengkap dan tepat waktu. Sedangkan untuk efisiensi dan efektifitas model pendokumentasian dapat dilihat dari hasil angket yang menyebutkan bahwa 6 perawat (54,5%) mengatakan model dokumentasi yang digunakan menambah beban kerja perawat dan 5 perawat (45,4%) mengatakan model dokumentasi yang digunakan menyita banyak waktu, tetapi ada 8 perawat (72,7%) mengatakan format yang digunakan sangat membantu (memudahkan) dalam melakukan pengkajian pada pada pasien.
2.4 M4 – Money Money Biaya perawatan pasien diruang MELATI sebagian besar dari Umum/ Biaya Sendiri, Askes PNS, PNS, dan Pihak ke 3. Selama Selama bulan Mei 2010 didapatkan 87 pasien biaya sendiri/ umum, umum, 39 pasien askes PNS, PNS, 2 pasien pihak 3. Tabel 2.12 Jasa pelayanan untuk setiap tindakan yang diberikan di ruang MELATI RSU X Surabaya tanggal 22 Juni 2010 Jenis Tindakan
Tarif Umum
Tarif Swasta
Karcis IGD
Rp. 10.000
Sewa ruangan/ kamar
Rp. 56.000
Rp. 67.200
Administrasi ruangan
Rp. 7.500
Rp. 3.000
-
14
Ambil darah arteri/vena
Rp. 30.000
Rp. 36.000
Memasukkan obat IV Perawatan luka gangrene Perawatan luka post op Pasang infuse Pasang NGT Nebulizer Syring pump Infuse pump Suction Oksigen 3 L/mnt per jam Oksigen 4-8 L/mnt per jam Oksigen 9-10 L/mnt per jam Pasang kateter Lepas kateter urine Observasi USG EKG EEG Endoskopi GDA Lab K/Na/Cl Lab Widal Lab darah lengkap Lab darah lengkap CITO Lab SGOT Lab SGPT Visite dokter Konsultasi
Rp. 16.000 Rp. 20.000 Rp. 18.000 Rp. 31.000 Rp. 47.200 Rp. 12.000 Rp. 17.000 Rp. 19.000 Rp. 2.200 Rp. 4.500 Rp. 19.000 Rp. 9000 Rp. 9.000 Rp. 7.000 Rp. 90.000 Rp. 18.500 Rp. 90.000 Rp. 192.000 Rp. 23.000 Rp. 48.875 Rp. 17.000 Rp. 22.000 Rp. 23.375 Rp. 13.825 Rp. 13.825 Rp. 5.000 Rp. 15.000
Rp. 21.600 Rp. 58.800 Rp. 21.600 Rp. 6.000 Rp. 18.000
2.5 M5 – Marketing (Termasuk Mutu) Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di RSU X sebagian besar dari wilayah Jawa Timur, tetapi ada sebagian yang berasal dari luar jawa timur bahkan ada yang berasal dari luar jawa. Usia pelanggan bervariasi, bervariasi, kisaran usia antara 7-86 tahun. Mayoritas pelanggan, berusia >50 tahun (sebanyak 45 orang). RSU X merupakan rumah sakit tipe B sebagai RS pendidikan dengan fasilitas sarana dan prasarana yang menunjang. Di lain pihak perawat tidak
15
memiliki tugas khusus sebagai tim marketing secara langsung untuk mencari pelanggan dalam mencari pelayanan jasa kesehatan. Perawat memberikan pelayanan pelayanan seoptimal mungkin dengan memberikan perawatan secara paripurna, sehingga pelayanan di ruangan layak untuk dipromosikan sebagai bahan pemasaran pemasaran untuk mencari mencari pelanggan.
Berikut akan dipaparkan mengenai kepuasan pasien terhadap kinerja perawat, sebagai berikut: Pelaksanaan evaluasi kami lakukan adalah dengan mempersiapkan kuesioner yang berisi 20 soal pertanyaan berbentuk pilihan. Pertanyaan pilihan mencakup 1) Pemberian penjelasan orientasi ruangan, 2) Pemberian penjelasan setiap prosedur tindakan, 3) Sikap perawat selama memberikan asuhan keperawatan. Jawaban pada pertanyaan pilihan terdiri dari 3 jawaban yaitu “ya”, ”kadang-kadang”, dan ”tidak”. Adapun indikator kepuasan klien terhadap
pelayanan pelayanan keperawatan dinilai berdasarkan berdasarkan kuesioner yang berjumlah 20 item pertanyaan, pertanyaan, masing-masing item pertanyaan diberi nilai berdasarkan berdasarkan jawaban kemudian ditotal tiap-tiap responden dan di jumlah secara keseluruhan. Kriteria penilaian: jika menjawab “ya” bernilai 2, “kadang -kadang” bernilai 1, dan “tidak” bernilai 0. Penilaian kepuasan dilakukan berdasarkan berdasarkan range persentase yang mengadopsi kriteria Notoatmodjo, dimana < 56% menunjukkan “kurang puas”, 56-75% menunjukkan “cukup puas”, dan 75% -100% menunjukkan “puas”. Hasil pengkajian kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat sejumlah 17 responden. responden. Dapat dilihat pada pada tabel di bawah ini: 1) BOR Pasien Contoh BOR Pasien di Ruang X RS Z
Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur ruang Interna, yaitu 25 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut: No Shift
1. 2. 3.
Pagi Sore Malam
Kelas II
Kelas III
BOR
4 bed (2 kosong) 4 bed (2 kosong) 4 bed (2 kosong)
21 bed (3 kosong) 21 bed (3 kosong) 21 bed (3 kosong)
20/25x100= 20/25x10 0= 80% 20/25x100= 20/25x10 0= 80% 20/25x100= 20/25x10 0= 80%
BOR pasien di ruangan adalah 80%.
16
2) Mutu Pelayanan Keperawatan (secara lengkap Lihat pada Bab Mutu) Rumah Sakit Umum X Surabaya telah menerapkan upaya penjaminan mutu perawatan pasien, dimana terdapat beberapa aspek penilaian penting yang terdapat didalamnya, diantaranya: 1. Meningkatkan mutu pelayanan Indikator peningkatan mutu pelayanan dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain: a. Kejadian dekubitus Dari total 775 pasien MRS selama bulan April 2010 yang mengalami immobilisasi dari keseluruhan ruang rawat inap (IRNA), terdapat 9 pasien yang mengalami dekubitus (1%). b. Kematian pasien ≥ 48 jam
Dari 948 pasien MRS pada bulan April 2010, terda pat 25 kematian pasien ≥ 48 jam (2,6%). 2. Upaya pengurangan infeksi nosokomial (INOS) Indikator penilaian INOS adalah: a. Plebitis b. ILO (tidak (tidak terjadi) - luka bersih - luka bersih terkontaminasi - luka terkontaminasi c. ISK (tidak terjadi) d. Pneumonia (tidak terjadi)
Indikator Mutu 1) Tingkat kepuasan pasien
17
Gambar 2.2 Diagram Kepuasan Pasien Terhadap Kinerja Perawat Tanggal 22 Juni di Ruang MELATI RSU X Surabaya * keterangan: < 56%
= Kategori kurang puas
56-75%
= Kategori cukup puas
75%-100% = Kategori puas
Dari diagram di atas dapat di ketahui bahwa 47,05% responden menjawab puas, 29,42% responden menjawab menjawab cukup puas, 23,53 % reponden menjawab menjawab tidak puas. Namun, dari hasil penilaian tingkat kepuasan yang dilakukan secara menyeluruh di ruang MELATI menunjukkan nilai kepuasaan adalah 71,9%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasaan pasien di ruang MELATI terhadap kinerja perawat adalah “cukup puas”. 2) Pasien safety
Indikator penilaian peningkatan mutu pelayanan dapat dilihat dari: a. jumlah pengulangan KTD yang sama (tidak terjadi)
Dari hasil pengukuran indikator mutu pelayanan keperawatan klinik yang dilakukan pada pasien di ruang A dan G serta hasil rekap data 1 bulan sebelumya (bulan Mei 2010) di ruang MELATI didapatkan hasil: b. Kejadian dekubitus
Selama bulan Mei 2010 tidak teridentifikasi adanya kejadian dekubitus di ruang MELATI RSU X Surabaya. c.
Kejadian plebitis
18
Pada bulan mei 2010 tercatat 640 pasien yang terpasang IVL ( Intravena Intravena line). Dari 640 pasien yang terpasang IVL, terdapat 12 pasien yang mengalami kejadian plebitis sehingga didapatkan nilai 18,75 permil, artinya dari 1000 pasien yang terpasang IVL terdapat rata-rata 18-19 pasien yang mengalami plebitis. d. Kejadian kesalahan pemberian obat
Pemberian obat dilakukan secara benar sesuai dengan indikasi yang diberikan oleh dokter. e.
Kejadian jatuh
Didapatkan bahwa 100% pasien tidak mengalami resiko jatuh selama dilakukan perawatan oleh mahasiswa praktik manajemen keperawatan. Meskipun sebagian pasien mempunyai resiko untuk mengalami jatuh, akan tetapi dari hasil tabulasi menunjukan tidak ada pasien yang mengalami jatuh. Aver age l ong of stay 3) ALOS (Aver )
Lama rawat inap pasien di ruang MELATI bulan Maret 2010 rata-rata adalah 3 sampai 4 hari perawatan, pulang dengan kondisi membaik 23,17%, kondisi belum sembuh 12,58%. Sedangkan Sedangkan data bulan Mei 2010 untuk perhitungan perhitungan ALOS adalah 649 hari (jumlah hari perawatan total) dengan jumlah pasien total selama bulan Mei 2010 yang berjumlah 116 pasien. Dari hasil perhitungan rata-rata lama rawat inap, didapatkan hasil 5,59, atau setara dengan 5-6 hari untuk 1 pasien.
19
LANGKAH 2: ANALISIS SWOT Pada Analisis SWOT ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. 1. Pengisian Item IFAS dan EFAS:
Cara pengisian faktor IFAS dan EFAS disesuaikan dengan komponen yang ada dalam pengumpulan data (bisa merujuk pada data fokus dan contoh pengumpulan data pada bagian lain di dalam buku ini). Data tersebut dibedakan menjadi menjadi 2, yaitu IFAS (internal factors) yang meliputi aspek Weakneses dan Strength dan faktor EFAS (External factors) yang meliputi aspek Opportunity dan Threatened. 2. BOBOT:
Beri Bobot masing-masing masing-masing faktor faktor mulai 1,0 (paling penting) penting) sampai dengan dengan 0,0 tidak penting, penting, berdasarkan berdasarkan pengaruh pengaruh faktor faktor tersebut terhadap strategi perusahaan. perusahaan. 3. RATING :
Hitung rating, dgn masing-masing faktor dgn memberikan skala mulai 4 (sangat baik / outstanding) sampai dengan 1 (kurang / poor, berdasarkan pengaruh faktor tersebut. Data rating didapakan berdasarkan hasil pengukuran baik secara observasi, wawancara, pengukuran langsung. Faktor Strength dan Opportunity menggambarkan nilai kinerja positif, sebaliknya faktor Weakneses dan menggambarkan nilai kinerja yang negatif. Kemudian kalikan Bobot Threatened menggambarkan dengan rating untuk untuk mendapatkan nilai masing-masing faktor. 4. Setelah didapatkan nilai masing-masing faktor, maka untuk mendapatkan nilai IFAS adalah: S – W dan EFAS adalah O-T. Hasil dari nilai IFAS dan EFAS kemudian dimasukkan di dalam diagram layang (Kit Quadran) untuk= mengetahui masalah dan strategi perencanaan berdasarkan letak quadran. a. Pada quadran WO , strategi perencanaan adalah progressive / turn around dengan tujuan yang ingin dicapai adalah “meningkatkan” kelemahan internal utuk mendapatkan kesempatan (Opportunity).
b. Pada quadran SO , strategi perencanaan adalah agressive dengan tujuan yang utuk ingin dicapai adalah “megembangkan” kekuatan internal yang ada mendapatkan kesempatan (Opportunity) yang lebih dalam menghadapi persaingan. persaingan. c. Pada quadran ST , strategi perencanaan adalah diversification dengan tujuan yang ingin dicapai adalah “merubah” kekuatan internal
mengantisipasi mengantisipasi faktor Threatened (ancaman) dari luar.
yang ada
utuk
20
d. Pada quadran WT , strategi perencanaan adalah deffensive dengan tujuan yang ingin dicapai adalah “mempertahankan” eksistensi agar instiusi / perusahaan tetap
ada dan dapat menjalankan fungsinya secar minimal.
Contoh Analisis SWOT No. ANALISIS SWOT 1. M1 (Ketenagaan) a. Internal Factor (IFAS)
BOBOT
RATING
BOBOT X RATING
0,2
2
0,4
0,1
2
0,2
0,1
2
0,2
0,3
3
0,9
0,13
3
0,36
0,17
3
0,51
STRENGTH
1. 69,2% Perawat menyatakan bahwa struktur organisasi yang ada sesuai dengan kemampuan perawat 2.61,5% Perawat menyatakan pembagian tugas sesuai dengan struktur organisasi yang ada 3. 76,9% perawat menyatakan kepala ruangan sudah optimal dalam melaksanakan tugas-tugas nya. 4. Jenis ketenagaan di ruangan : S1 Kep = 2 Orang D-III = 4 Orang SPK = 7 Orang 5. Adanya perawat yang mengikuti seminar dan workshop. 6. Beban kerja perawat di ruangan tidak terlalu tinggi. TOTAL
1
S-W = 2,57-2,2= 0,37
2,57
WEAKNESS
1.Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien. 2. Sebagian perawat belum memahami peran dan dan fungsinya. 3. Kurang disiplin nya pegawai. 4. Pembagian tugas masih belum jelas. 5.54% perawat masih berlatar pendidikan berlatar berlatar pendidikan pendidikan SPK. TOTAL
0,25
2
0,5
0,19
2
0,38
0,2 0,2
3 2
0,6 0,4
0,16
2
0,32
1
2,2
OPPORTUNITY
1. 60% perawat mempunyai kemauan untuk melanjutkan pendidikan ke
0,28
3
0,84
O-T= 2,58-2,46
21
jenjang yang lebih tinggi 2. Rumah Sakit memberikan kebijakan untuk memberi beasiswa dan pelatihan bagi perawat perawat ruangan. 3. Jumlah pasien di ruang internal wanita 60% dengan tingkat ketergantungan ketergantungan minimal. 4. Adanya POS membantu pekerjaan 17 perawat ruangan. ruangan. 5. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisme profesionalisme perawat. perawat. TOTAL
=0,12
0,2
3
0,6
0,2
2
0,4
0,19
2
0,38
0,13
3
0,36
1
2,58
THREATENED
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat masyarakat untuk pelayanan yang lebih professional. professional. 2. Makin tingginya t ingginya kesadaran kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. 3. Persaingan dengan masuknya perawat asing. 4. Kebijakan pemerintah tentang askeskin. 5. Rendahnya kesejahteraan perawat. 6. Adanya pertanggung jawaban legalitas bagi pasien. TOTAL 2.
0,17
2
0,34
0,12
2
0,24
0,1
2
0,2
0,15
2
0,3
0,3 0,16
3 3
0,9 0,48
1
2,46
M2 (Sarana dan Prasarana) a. Internal Factor (IFAS) STRENGTH
1. Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan. 2. Mempunyai Mempunyai peralatan oksigenasi dan semua perawat ruangan mampu menggunakannya. 3. Terdapat administrasi penunjang. 4. Tersedianya Nurse Station. TOTAL
0,5
3
0,15
0,3
2
0,6
0,1 0,1
2 2
0,2 0,2 1,15
1
WEAKNESS
1. Belum terpakainya sarana dan
0,4
2
0,8
S-W = 1,15-2 = -0,85
22
prasarana prasarana secara optimal 2. Nurse Station belum termanfaatkan termanfaatkan secara optimal. 3. Kurangnya kamar mandi, ember sampah pasien, spuit gliserin, standard infus, standard O 2, dan termometer. TOTAL
0,3
2
0,6
0,3
2
0,6
2
1
b. Eksternal Faktor (EFAS) OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan menambah anggaran untuk pembelian dressing kit. 2. Adanya kesempatan untuk penggantian alat-alat yang tidak layak pakai. TOTAL
0,5
3
1,5
0,5
2
1
1
O-T = 2,5-2 = 0,5
2,5
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk melengkapi sarana dan prasarana. 2. Adanya kesenjangan antara jumlah pasien dengan dengan peralatan yang yang diperlukan.
TOTAL
1.
0,5
2
1
0,5
2
1
1
2
M3-METHOD (MAKP) Penerapan Model a. I nternal nternal F actor actor (IFAS) STRENGTH
1. sudah ada model asuhan keperawatan yang digunakan yaitu TIM. 2. Model yang digunakan sesuai dengan visi dan misi ruangan. 3. Kebanyakan/hampir semua perawat mengerti/memahami model yang digunakan dan menyatakan cocok
0,3
4
1,2
0,2
3
0,6
0,14
2
0,48
S – W W = 2,96-3,1 = - 0,14
23
dengan model yang ada. 4. Model yang digunakan cukup efisien. 5. Memiliki standart asuhan keperawatan. 6. Terlaksananya komunikasi yang cukup baik antar profesi TOTAL
0,10
2
0,20
0,14
2
0,24
0,12
2
0,24
1
2,96
WEAKNESS
1. Kurangnya kemampuan perawat dalam pelaksanaan model yang telah ada. 2. Hanya sedikit perawat yang mengetahui kebutuhan perawtan pasien secara secara komperehensif. komperehensif. 3. Job yang kadang-kadang tidak sesuai dengan lulusan akademik yang berbeda tingkatannya (kurang jelas). 4. Kurangnya jumlah tenaga yang membantu optimalisasi penerapan model yang digunakan TOTAL
0,4
4
1,6
0,3
3
0,9
0,15
2
0,3
0,15
3
0,3
1
3,1
Extern al F actor actor (EFAS) b. Extern OPPORTUNITY
1. Kepercayaan dari pasien dan masyarakat masyarakat cukup baik 2. Adanya kerjasama dengan institusi klinik-klinik independe i ndependen n 3. Ada kebijakan pemerintah tentang profesionalisme profesionalisme TOTAL
0,5
3
1,5
0,25
1
0,25
0,25
1
0,25
1
2
THREATENED
1. Persaingan dengan RS lain 2. Tuntuan masyarakat akan pelayanan yang yang maksimal 3. Kebebasan pres mengakibatkan mudahnya penyebaran informasi di dalam ruangan ke masyarakat
0,2 0,5
1 2
0,2 1,0
0,3
1
0,3
O – T T = 2 – 1,5 1,5 = 0,5
24
TOTAL
2.
1
1,5
Dokumentasi Dokumentasi Keperawatan Keperawatan a. Internal Factor (IFAS) STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan prasarana (administrasi penunjang) 2. Sudah ada sistem pendokumentasian POR 3. Dokumentasi keperawatan yang dilakukan meliputi pengkajian menggunakan sistem Head to Toe dan ROS, serta diagnosis keperawatan sampai dengan evaluasi dengan menggunakan SOAP 4. Format pengkajian sudah ada dan dapat memudahkan perawat dalam pengkajian dan dan pengisiannya. pengisiannya. 5. 8 perawat (72,7%) mengatakan mengerti cara pengisian format dokumentasi yang digunakan dengan benar dan tepat 6. 6 perawat (54,5%) mengatakan melakukan dokumentasi segera setelah melakukan tindakan 7. 8 perawat (72,7%) mengatakan format yang digunakan sangat membantu dalam melakukan pengkajian pada pada pasien TOTAL
0,2
2
0,4
0,13
2
0,26
0,25
3
0,75
0,15
2
0,3
0,17
2
0,24
0,05
2
0,1
0,05
2
0,1
1
2,15
WEAKNESS
1. Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual (belum ada komputerisasi) 2. Belum semua tindakan perawat di dokumentasikan 3. Dokumetasi tidak segera dilakukan setelah melakukan tindakan tetapi kadang-kadang dilengkapi saat pasien mau pulang atau apabila keadaan ruang memungkinkan
0,15
3
0,45
0,15
2
0,3
0,15
1
0,15
S-W= 2,15-2,35 = -0,2
25
4. Catatan perkembangan pasien kurang berkesinambungan dan kurang lengkap 5. Respon pasien kurang terpantau dalam lembar evaluasi 6. Dari 20 rekam medis pasien yang ada hanya 12 rekam medis yang ditulis dengan lengkap dan tepat waktu 7. 6 perawat (54,5%) mengatakan model dokumentasi yang digunakan menambah beban kerja perawat 8. 5 perawat (45,4%) mengatakan model dokumentasi yang digunakan menyita banyak waktu perawat TOTAL
0,2
2
0,4
0,1
3
0,3
0,1
3
0,3
0,1
3
0,3
0,05
3
0,15
1
2,35
b. Eksternal Factor (EFAS) OPPORTUNITY
1. Adanya program pelatihan tentang pendokumentasian pendokumentasian keperawatan keperawatan 2. Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan (Pengembangan SDM) 3. Adanya mahasiswa PSIK praktik manajemen keperawatan 4. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dan perawat ruangan TOTAL
0,3
3
0,9
0,3
2
0,6
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
1
O-T = 2,7-2= 0,7
2,7
TREATHENED
1. Adanya kesadaran pasien dan keluarga akan tanggung jawab dan tanggung gugat 2. Akreditasi rumah sakit tentang sistem dokumentasi TOTAL 3.
0,6
2
1,2
0,4
2
0,8
1
2
Ronde Keperawatan Keperawatan a. Internal Factor (IFAS) STRENGTH
1. Ruangan mendukung adanya kegiatan ronde keperawatan
0,18
2
0,36 S-W=
26
2. Adanya kemauan perawat untuk berubah 3. Adanya kasus yang memerlukan perhatian khusus oleh perawat ruangan dan kepala ruangan misalnya gangren 4. Adanya pembentukan tim dalam pelaksanaan pelaksanaan ronde keperawatan keperawatan TOTAL
0,18
2
0,36
0,4
3
1,2
0,24
1
0,24
1
2,16-2,45 = -0,29
2,16
WEAKNES
1. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum dapat dilaksanakan secara optimal di ruang interna wanita 2. Tim yang dibentuk cukup mampu dalam pelaksanaan ronde dan penyelesaian penyelesaian tugas 3. Jumlah perawat yang tidak seimbang dengan njumlah perawat TOTAL
0,45
3
1,35
0,26
2
0,52
0,29
2
0,58
1
2,45
b. External Factor (EFAS) OPPORTUNITY
1. Adanya pelatihan dan diskusi tentang masalah yang terjadi di ruang interna wanita 2. Adanya kesempatan dari kepala ruang dan perawat ruangan untuk mengadakan ronde keperawatan TOTAL
0,62
3
1,86
0,38
2
0,76
1
2.62
TREATENED
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari pasien dan keluarga pasien untuk mendapatkan pelayanan yang lebih professional 2. Persaingan antar ruang interna yang semakin kuat dalam pemberian pelayanan TOTAL
0,82
3
2,46
0,18
2
0,36
1
2,82
O-T= 2,62-2,82 = -0,2
27
4.
Sentralisasi Obat a. Internal F actor actor (IFAS) STRENGTH
1. Semua perawat mengemukakan jawaban mengerti mengerti tentang sentralisasi sentralisasi obat. 2. Di ruangan tersebut ada sentralisasi obat. ini bisa dilihat adanya ruangan ruangan khusus obat. 3. Sebagian besar perawat pernah berwenag mengurusi sentralisasi sentralisasi obat TOTAL
0,3
3
0,9
0,5
4
2,0
0,2
2
0,4
1
S – W W = 3,3 – 3,3 – 2,9 2,9 = 0,4
3,3
WEAKNESS
1. Pelaksanaan Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal 2. Selama ini format yang ada masih obat oral dan injeksi. dan yang lain tercampur pada salah satu dari keduanya. 3. Selama ini belum ada format persetujuan sentralisai obat untuk untuk pasien. 4. Alat-alat kesehatan hanya sebagian ada dengan jumlah terbatas. 5. Teknik sentralisasi obat belum jelas TOTAL
0,3
3
0,9
0,1
2
0,2
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
0,2
3
0,6
1
2,9
b. E xtern xtern al F actor actor (EFAS) OPPORTUNITY
1. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa 2. Adanya mahasiswa PSIK yang praktek manajemen manajemen keperawatan keperawatan TOTAL
0,4 0,6
2 3
1
0,8 1,8
3,6
THREATENED
1. Adanya tuntutan akan pelayanan yang profesional 2. Kurangnya kepercayaan pasien terhadap sentralisasi obat.
0,5
4
2,0
0,5
2
1,0
O – T T = 3,6 - 3,0 = 0,6
28
TOTAL
5.
1
3,0
Supervisi a. Internal factor (IFAS) STRENGTH
1. RSUD Y merupakan RS Pendidikan tipe B yang menjadi RS rujukan bagi wilayah setempat. setempat. 2. Ruang Interna Wanita merupakan ruangan yang memerlukan perhatian ekstra dari petugas kesehatan 3. Adanya kemauan perawat untuk berubah. 4. Kepala ruang Interna Wanita dan kepala ruangan mendukung kegiatan supervisi demi peningkatan mutu pelayanan mutu pelayanan keperawatan. TOTAL
0,15
3
0,45
0,15
3
0,45
0,4
2
0,8
0,3
2
0,6
1
S-W= 2,3-2,7= -0,4
2,3
WEAKNESS
1. Belum ada uraian yang jelas tentang supervisi. 2. Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan pelaksanaan supervisi supervisi 3. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi. TOTAL
0,3
3
0,9
0,4
3
1,2
0,3
2
0,6
1
2,7
b. External factor (EFAS) OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiwa PSIK yang praktek manajemen manajemen keperawatan. keperawatan. 2. Adanya jadwal supervisi keperawatan oleh pengawas perawat setiap bulan. 3. Terbuka kesempatan untuk melanjutkan pendidikan atau magang. TOTAL
0,5
4
2
0,3
3
0,9
0,2
1
0,2
1
3,1
O-T= 3,1-3= 0,1
29
TREATHENED
6.
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang profesional profesional dan bermutu sesuai sesuai dengan peningkatan biaya perawatan.
1
TOTAL
1
3
3
3
Timbang Terima I nternal nternal F aktor aktor (I F AS) AS) STRENGTH
1.
Timbang terima merupakan kegiatan rutin, yaitu dilaksanakan dua kali dalam sehari 2. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas 3. Timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan 4. Ada klarifikasi, tanya jawab, dan validasi terhadap semua yang ditimbang terimakan 5. Semua perawat tau hal-hal yang perlu dipersiapkan dipersiapkan dalam timbang terima 6. Selalu ada interaksi dengan pasien selama timbang terima 7. Semua perawat mengetahui prinsip-prinsip prinsip-prinsip tentang teknik penyampaian penyampaian timbang terima di depan pasien 8. Ada buku khusus untuk pelaporan timbang terima 9. Setelah dilaporkan, laporan ditandatangani oleh yang bersangkutan bersangkutan 10. Kepala Ruangan mengevaluasi kesiapan perawat yang akan dinas TOTAL
0,05
3
0,15
0,2
4
0,8
0,05
3
0,15
0,15
4
0,6
0,1
2
0,2
0,1
2
0,2
0,1
2
0,2
0,05
2
0,15
0,1
3
0,3
0,1
3
0,3
1
3
WEAKNESS
1. Perawat kurang disiplin waktu timbang terima 2. Masalah keperawatan lebih fokus pada diagnosis diagnosis medis 3. Perawat kesulitan
0,3
3
0,9
0,15
3
0,45
S-W= 3-2,3= 0,7
30
mendokumentasikan timbang terima karena form nya kurang sistematis 4. Data hanya ditulis di secarik kertas sehingga kadang hilang saat akan dilaporkan 5. Dokumentasi masih terbatas sehingga rencana tindakan belum spesifik
0,2
2
0,4
0,15
1
0,15
0,2
2
0,4
TOTAL 1
b. External Factor (EFAS)
2,30
OPPORTUNITY
1.
Adanya mahasiswa PSIK yang praktik profesi profesi di ruangan 2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa PSIK dengan perawat ruangan ruangan 3. Sarana dan prasarana penunjang cukup tersedia
0,3
3
0,9
0,3
3
0,9
0,4
3
1,2
O-T= 3-2,5= 0,5
TOTAL 1
THREATENED
Adanya tuntutan yang lebih tinggi t inggi dari masyarakat untuk mendapatkan mendapatkan pelayanan keperawatan keperawatan yang profesional 2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan tanggung tanggung gugat gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
3
1.
0,5
3
0,15
0,5
2
1
TOTAL
7.
Discharge Planning (Ditambahkan MRS dan Selama Perawatan) a. Internal Factor (IFAS)
1
2,5
STRENGTH
1. Adanya kemauan untuk memberikan pendidikan kesehatan kesehatan (Discharge (Discharge Planning) kepada pasien dan keluarga pasien. 2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga saat akan pulang. 3. Perawat menggunakan bahasa
0,3
3
0,9
0.2
3
0,6
S-W= 2,5-2,6 = -0,1
31
Indonesia saat melakukan Discharge Planning. 4. Adanya pembagian tugas secara lisan tentang pelaksanaan Discharge Planning. 5. Adanya pemahaman tentang Discharge Planning oleh perawat.
0.15
2
0,3
0.15
2
0,3
0.2
2
0,4
TOTAL 1
2,5
0,2
0,4
0,2
0,6
0,3
1,2
0,1
0,2
0,2
0,2
1
2,6
0,3
0,9
0,3
0,9
WEAKNESS
1. Pelaksanaan Discharge Planning belum optimal. 2. Tidak tersedianya brosur/leaflet untuk pasien saat melakukan Discharge Planning. 3. Tidak tersedianya anggaran untuk Discharge Planning. 4. Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan pada setiap pasien/keluarga. pasien/keluarga. 5. Belm optimalnya pendokumentasian pendokumentasian Discharge Planning. TOTAL b. External Factors (EFAS) OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa PSIK yang melakukan praktik 2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan perawat klinik. 3. Kemauan pasien/keluarga terhadap anjuran perawat.
0,4
1,2
1
3
0,3
0,3
0,4
1,6
0,3
0,9
TOTAL TREATHENED
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional. 2. Makin tingginya kesadaran masyarakat masyarakat akan pentingnya kesehatan. 3. Persaingan antar ruang yang semakin ketat.
O-T= 3-3,4= -0,4
32
TOTAL 1
3,4
33
Diagram Layang O
W
S
T
KETERANGAN : M1 : Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan M2 : Sarana dan Prasarana M3 : Metode-Penerapan Model DK : Metode-Dokumentasi Metode-Dokumentasi RK : Metode-Ronde Metode-Ronde Keperawatan SO : Metode-Sentralisasi Metode-Sentralisasi Obat SV : Metode-Supervisi Metode-Supervisi TT : Metode-Timbang Terima Discharge Planning DP : Metode- Discharge
34
LANGKAH 3: IDENDIFIKASI MASALAH CONTOH IDENTIFIKASI MASALAH 4.2.1 M1 (Ketenaga)
1. 2. 3. 4. 5.
Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien. Sebagian perawat belum memahami peran dan fungsinya. Kurang disiplinnya pegawai. Pembagian tugas masih belum jelas. 5.54% perawat masih berlatar pendidikan berlatar pendidikan SPK.
Penyebab: …… 4.2.2 M2 (Sarana dan Prasarana)
1. Belum terpakainya sarana dan prasarana secara optimal. 2. Nurse Station belum termanfaatkan secara optimal. 3. Kurangnya kamar mandi, ember sampah pasien, spuit gliserin, standard infus, standard O 2, dan termometer. 4. Penyebab: …… 4.2.3 M3 (Metode) a. Penerapan Model
1. Kurangnya kemampuan kemampuan perawat dalam pelaksanaan model yang telah ada. 2. Hanya sedikit perawat yang mengetahui kebutuhan perawtan pasien secara komperehensif. 3. Job yang kadang-kadang tidak sesuai dengan lulusan akademik yang berbeda tingkatannya (kurang (kurang jelas). jelas). 4. Kurangnya jumlah tenaga yang membantu optimalisasi penerapan model yang digunakan. Penyebab: …… b. Dokumentasi Keperawatan
1. Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual (belum ada komputerisasi). 2. Belum semua tindakan perawat di dokumentasikan. dokumentasikan. 3. Dokumetasi tidak segera dilakukan setelah melakukan tindakan tetapi kadang-kadang dilengkapi saat pasien mau pulang atau apabila keadaan ruang memungkinkan. 4. Catatan perkembangan pasien kurang berkesinambungan dan kurang lengkap. 5. Respon pasien kurang terpantau dalam lembar evaluasi. 6. Dari 20 rekam medis pasien yang ada hanya 12 rekam medis yang ditulis dengan lengkap dan tepat waktu. 7. 6 perawat (54,5%) mengatakan model dokumentasi yang digunakan menambah beban kerja perawat. 8. 5 perawat (45,4%) mengatakan model dokumentasi yang digunakan menyita banyak waktu perawat. Penyebab: …… c. Ronde keperawatan
35
1. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum dapat dilaksanakan secara optimal di ruang interna wanita. 2. Tim yang dibentuk cukup mampu dalam pelaksanaan ronde dan penyelesaian penyelesaian tugas. 3. Jumlah perawat yang tidak seimbang dengan njumlah perawat. Penyebab: …… d. Sentralisasi Obat
1. Pelaksanaan Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal. 2. Selama ini format yang ada masih obat oral dan injeksi. dan yang lain tercampur pada salah satu dari keduanya. 3. Selama ini belum ada format persetujuan sentralisai obat untuk pasien. 4. Alat-alat kesehatan hanya sebagian ada dengan jumlah terbatas. 5. Teknik sentralisasi obat belum jelas. Penyebab: …… e. Supervisi
1. Belum ada uraian yang jelas tentang supervisi. 2. Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan pelaksanaan supervisi. 3. Kurangnya Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi. Penyebab: …… f. Timbang Terima
1. Perawat kurang disiplin waktu timbang terima. 2. Masalah keperawatan lebih fokus pada diagnosis medis. 3. Perawat kesulitan mendokumentasikan timbang terima karena form nya kurang sistematis. 4. Data hanya ditulis di secarik kertas sehingga kadang hilang saat akan dilaporkan. 5. Dokumentasi masih terbatas sehingga rencana tindakan belum spesifik. Penyebab: …… g. Di scharge Planni ng
1. Pelaksanaan Pelaksanaan Discharge Planning belum optimal. 2. Tidak tersedianya brosur/leaflet untuk pasien saat melakukan Discharge Planning. 3. Tidak tersedianya anggaran untuk Discharge Planning. 4. Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan pada setiap pasien/keluarga. pasien/keluarga. 5. Belum optimalnya pendokumentasian pendokumentasian Discharge Planning. Penyebab: …… 4.3 Prioritas Masalah 1. Ketenagaan
1. Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien. 2. Kurang disiplinnya perawat ruangan. 3. Rendahnya kesejahteraan perawat. 2. Sarana prasarana
36
1. Sarana dan prasarana yang dimiliki ruangan belum terpakai secara optimal. 2. Jumlah peralatan tidak sesuai dengan rasio pasien.
3. Metode a. Penerapan Model
1. Kurangnya kemampuan perawat dalam pelaksanaan model MAKP yang telah ada. 2. Hanya sedikit perawat yang mengetahui kebutuhan perawatan pasien secara komperehensif. 3. Job yang kadang-kadang tidak sesuai dengan lulusan akademik yang berbeda tingkatannya (kurang (kurang jelas). jelas). 4. Kurangnya jumlah tenaga yang membantu optimalisasi penerapan model yang digunakan. Penyebab ……………. b. Dokumentasi
1. Pemahaman dan pengaplikasian perawat tentang format pendokumentasian pendokumentasian kurang benar dan kurang kurang tepat. 2. Kurang disiplinnya perawat dalam melakukan dokumentasi yang komprehensif. 3. Penyebab ……………. c. Ronde
1. Ronde keperawatan belum terlaksana secara optimal atau secara rutin karena kesempatan perawat yang terbatas. 2. Tim yang dibentuk hanya cukup mampu membantu dalam pelaksanaan ronde keperawatan dan penyelesaian tugas yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam ronde keperawatan. 3. Pelatihan dan diskusi yang berkaitan dengan masalah yang terjadi di ruangan telah dilaksanakan tetapi hanya diikuti oleh sebagian dari perawat (sekitar (sekitar 54,5%). 54,5%). 4. Penyebab ……………. d. Sentralisasi Obat
1. 2. 3. 4.
Pelaksanaan Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal Selama ini belum ada format persetujuan sentralisai obat untuk pasien. Alat-alat kesehatan hanya sebagian ada dengan jumlah terbatas. t erbatas. Teknik sentralisasi obat belum jelas
5. Penyebab ……………. e. Supervisi
1. Supervisi sudah berjalan namun belum optimal, belum ada uraian yang jelas mengenai mengenai supervisi. 2. Supervisi di ruangan belum mempunyai format yang baku. 3. Penyebab ……………. f. Timbang Terima
37
1. Perawat kurang disiplin waktu dalam timbang terima 2. Masalah keperawatan keperawatan lebih fokus pada diagnosis medis 3. Data hanya ditulis di secarik kertas sehingga kadang hilang saat akan dilaporkan 4. Perawat kesulitan mendokumentasikan timbang terima karena formatnya kurang sistematis 5. Dokumentasi timbang terima masih terbatas sehingga penyusunan rencana tindakan belum spesifik 6. Penyebab ……………. g. Discharge Planning
Discharge planning belum terlaksana sesuai dengan standart yang baku. Penyebab ……………. M4 – M4 – Keuangan? Keuangan?
M5 – M5 – Mutu Mutu
a. Keselamatan pasien (pasien jatuh, medication error, phlebitis, infeksi nosokomial, restrain, decubitus) b. Kepuasan pasien c. Kecemasan Kecemasan pasien d. Kenyamanan (nyeri) e. Perawatan diri f.
Pengetahuan Pengetahuan pasien
PENYEBAB ………………………….
38
39
LANGKAH 4: PERENCANA PERENCANAAN AN (RENCANA STRATEGIS) No 1.
Masalah
Tujuan
PROGRAM / Kegiatan
Indikator keberhasilan
1. Memenuhi Jumlah perawat sebanding dengan jumlah pasien. pasien.
1.a. Memodifikasi dan memanfaatkan tenaga yang telah ada di ruangan untuk tindakan non invasive misalnya POS atau pembantu perawat perawat maupun maupun mahasiswa yang praktek. b. Mengatur Mengatur dan menjadwalkan perawat yang akan mengambil cuti kecuali pada perawat yang punya urusan mendadak, sehingga tenaga yang ada di ruangan mencukupi.
1.a. Pemenuhan kebutuhan dasar pasien terpenuhi dan pasien menyatakan puas dengan pelayanan yang ada. b. Beban kerja kerja perawat perawat tidak terlalu tinggi karena ada tenaga yang membantu.
Waktu
M1 (Ketenagakerjaan)
1. Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien, pasien, sebab .........
Minggu I Keterangan jam kerja: Shift Pagi =06.30
2. Kurang disiplinnya perawat ruangan. ruangan.
2. Meningkatkan Perawat menjadi disiplin
2.a. Kepala ruangan memotivasi perawat untuk untuk meningkatkan kinerjanya dan memberikan penghargaan penghargaan bagi perawat perawat yang kompeten. b. Kepala ruangan ruangan harus tegas
2.a. Perawat tiba di ruangan tepat waktu sesuai shift. b. Kinerja perawat perawat baik baik dan memuaskan (pasien menyatakan puas) akan pelayanan pelayanan
Shift Siang =15.00 Shift Malam =23.00
PJ
40
dalam memberi sanksi pada perawat perawat yang terlambat dan mengingatkan agar tidak mengulangi ketidakdisiplinannya.
3. Rendahnya kesehjahteraan perawat
2.
3. Memenuhi Kebutuhan perawat
yang diberikan.
3.a. Kepala ruangan mengajukan permohonan kepada kepada Rumah Rumah Sakit untuk meningkatkan intensif perawat atau tunjangan pokok perawat. b. Kepala ruangan ruangan memberikan memberikan kesempatan pada perawat untuk melakukan usaha informal legal di ruangan misal : - Bersama-sama menjual minuman botol. - Menjual snack atau air mineral tanpa mengganggu kinerja perawat ruangan dalam melayani pasien.
3.a. Pendapatan perawat meningkat. b. Perawat menyatakan kebutuhan dasarnya dapat terpenuhi dengan baik.
1. Mensosialisasikan kepada semua perawat tentang ruangan
1.a Nurse Station digunakan sebagai
M2 (Sarana & Prasarana)
1. Sarana dan prasarana yang yang
1. Memanfaatkan Sarana dan
Minggu ke-2
41
dimiliki ruangan belum terpakai terpakai secara optimal.
2. Jumlah peralatan tidak sesuai dengan rasio pasien.
3. 3.1
prasarana ruangan seoptimal mungkin.
dan alat-alat yang masih belum difungsikan dengan memberikan data tentang ruangan dan alat-alat yang belum digunakan digunakan secara secara optimal
ruang pertemuan perawat, tidak tidak digunakan untuk mengobrol dan menggosip. b. Semua peralatan perawatan dapat digunakan dengan baik.
2. Mencukupi Jumlah peralatan
2. Membuat rencana anggaran dana untuk menambah atau memperbaiki sarana dan prasarana.
2. Semua pasien mendapatkan sarana dan prasarana perawatan perawatan yang sesuai.
Tergantung kebijakan institusi RS
1. Meningkatkan kemampuan perawat sesuai sesuai dengan model yang digunakan.
1.a. Mendelegasikan perawat 1. Perawat menggunakan a. Minggu I & III ruangan ke pelatihan maupun asuhan keperawatan jenjang pendidikan pendidikan yang yang TIM yang telah dipakai lebih tinggi ruangan dengan benar b. Diadakan Diadakan diskusi rutin rutin hal ini diobservasi dari b. Diskusi tiap tiap minggu antara Karu dan anggotanya pernyataan pernyataan dan tindakan tindakan hari ke- 3 c. Adakan fasilitas penunjang perawat akan akan c. Minggu I seperti buku maupun kemampuannya makalah tentang kasus-kasus yang ada di ruangan.
M3 (Metode) Penerapan Model
1. Kurangnya kemampuan perawat dalam dalam pelaksanaan pelaksanaan model MAKP yang telah ada.
42
2. Hanya sedikit perawat yang yang mengetahui kebutuhan perawatan pasien secara secara komperehensif.
2. Semua perawat mengetahui kebutuhan perawatan yang pasien butuhkan butuhkan secara holistic
2.a. Diadakannya evaluasi pemahaman perawat tentang tentang kebutuhan pasien secara holistic b. Adanya seminar/pela seminar/pelatihan tihan tentang kebutuhan dasar perawatan manusia manusia yang yang diikuti oleh perawat ruangan yang belum memahami hal tersebut. c. Sosialisasi model yang saat ini digunakan kepada semua perawat dengan dengan pemahaman pemahaman KDM pasien yang lebih diutamakan.
2. Perawat memahami kebutuhan holistic pasien dan perntaan perntaan yang dikemukaan dari pasien tentang tentang kepuasannya
Setiap Minggu pada hari ke-5
3. Job yang kadang-kadang tidak sesuai dengan lulusan akademik yang berbeda tingkatannya (kurang jelas).
3. Kejelasan job/tugas yang yang akan dilaksanakan setiap perawat dengan jenjang berbeda.
3. Membentuk rincian dan pembagian kerja antara antara masing-masing perawat dan disosialisasikan
3. Adanya kejelasan tugas masing-masing perawat
2 Hari setelah laporan hasil MAKP dari mahasiswa PSIK telah dipersentasikan
Perlunya lobi ke bagian ketenagakerjaan
4. Adanya tambahan tenaga keperawatan
Minggu ke-2
4. Kurangnya 4. Adanya jumlah tenaga tenaga tambahan yang membantu tenaga optimalisasi keperawatan penerapan model model maupu POS
43
yang digunakan. 3.2
Dokumentasi Keperawatan
1. Pemahaman dan pengaplikasian pengaplikasian perawat tentang tentang format pendokumentasia pendokumentasia n kurang benar dan kurang tepat.
1. Semua perawat mengerti dan bisa mengaplikasika n format pendokumentasian keperawatan dengan benar dan tepat
1.a. Terus dilakukan dilakukan sosialisasi format dan latihan-latihan pendokumentasian pendokumentasian yang benar dan tepat tepat terhadap terhadap semua perawat b. Kepala ruangan ruangan memberikan memberikan motivasi dan dukungan kepada semua perawat agar mampu melakukan dokumentasi keperawatan dengan benar
2. Kurang disiplinnya perawat dalam dalam melakukan dokumentasi yang komprehensif
2. Meningkatkan 2.a. Kepala ruangan melakukan kedisiplinan supervisi dan menganalisa perawat dalam dalam terhadap hasil pendokumelakukan mentasian asuhan pendokumentasi pendokumentasi keperawatan yang dilakukan an keperawatan oleh perawat setiap secara dilakukan timbang terima komprehensif serta memberikan masukan yang positif pada perawat
1.a. Format pendokumentasian keperawatan terisi dengan baik dan benar oleh semua perawat ruangan ruangan b. Meningkatnya Meningkatnya keinginan keinginan perawat untuk untuk terus belajar dan dan melakukan melakukan pendokumentasian pendokumentasian keperawatan yang benar dan tepat
2.a. Penilaian pendokumentasian pendokumentasian keperawatan didasarkan pada masalah masalah keperawatan klien, serta pendoku-mentasian pendoku-mentasian keperawatan segera dilakukan setelah melakukan tindakan sehingga respon klien dapat terpantau pada lembar evaluasi b. Kepala ruangan ruangan memberi-kan memberi-kan b. Meningkatnya Meningkatnya minat minat
Tanngal 7-9 April 2008
Setiap minggu pada hari ke-7
Setiap saat (insidental)
44
dukungan dan motivasi bagi semua perawat serta reward bagi perawat perawat yang telah telah melakukan pendokumentasian pendokumentasian keperawatan secara lengkap dan tepat waktu 3.3
semua perawat ruangan untuk melakukan pendokumentasian pendokumentasian keperawatan secara lengkap dan tepat waktu
Ronde Keperawatan
1. Ronde keperawatan belum terlaksana terlaksana secara optimal atau secara rutin karena kesempatan perawat yang yang terbatas.
1. Ronde keperawatan dapat terlaksana dengan optimal dan rutin sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kepala ruangan.
1. Ronde keperawatan baiknya dilaksanakan secara rutin dan telah ditetapkan jadwal tertentu agar ronde lebih terjadwal dan masalah yang terjadi di ruangan dapat lebih cepat teratasi, misalnya 2x dalam sebulan dan dilaksanakan minimal 30 menit dan dipimpin oleh kepala ruangan.
1. a. Pasien menyatakan kepuasannya dengan pelayanan yang telah telah diberikan oleh perawat dan dalam hal mengatasi masalah keperawatan yang dialami pasien b. Ronde keperawatan keperawatan dapat terlaksana sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan dipimpin oleh kepala ruangan.
2. Tim yang dibentuk hanya cukup mampu membantu dalam pelaksanaan pelaksanaan ronde keperawatan dan
2. Tim atau perawat yang yang terlibat dalam ronde keperawatan mampu menyelesaikan
2. Tim yang dibentuk harusnya tidak hanya cukup mampu saja tetapi harus mampu dalam menyelesaikan tugas yang ada khususnya yang berkaitan dengan ronde ronde keperawatan, agar
2. Tim yang dibentuk dalam pelaksanaan ronde keperawatan mampu mengatasi masalah keperawatan yang terjadi dan membantu dalam
15-45 menit setiap Minggu ke II dan IV: 1. 5 menit pra ronde 2. 30 menit pelaksanaan pelaksanaan 3. 10 menit pasca ronde
45
3.4
penyelesaian penyelesaian tugas yang berkaitan dengan dengan masalah yang dibahas dalam ronde keperawatan.
dan mengatasi masalah keperawatan sehingga ronde keperawatan dapat terlaksana dengan baik.
3. Pelatihan dan diskusi yang berkaitan dengan dengan masalah yang terjadi di ruangan telah dilaksanakan tetapi hanya diikuti oleh sebagian dari perawat (sekitar (sekitar 54,5%).
3. Pelatihan dan diskusi dapat terlaksana dengan baik, terjadwal dan semua perawat diharapkan turut serta dalam pelatihan dan diskusi.
pelaksanaan pelaksanaan ronde lebih lebih optimal dan masalah keperawatan yang terjadi di ruang interna wanita dan masalah yang perlu yang perhatian khusus di ruang ruang interna wanita dapat segera teratasi
pelaksanaan pelaksanaan ronde keperawatan agar lebih optimal.
3. a. Pelatihan sebaiknya diikuti oleh seluruh perawat agar perawat mengerti mengerti dan mampu mengatasi masalah yang terjadi di ruangan. b. Pelatihan Pelatihan dan diskusi sebaiknya dijadwalkan secara teratur agar perawat dapat membagi waktu dan kesempatan yang ada.
3. Pelatihan dan diskusi dapat terlaksana dengan baik dan diikuti oleh semua perawat ruangan sehingga perawat mengerti mengerti dan mampu mengatasi masalah keperawatan yang terjadi
Minggu II dan dilaksanakan selama 30-60 menit.
1. Optimalnya 1.a. Supervisi selalu mengontrol pelaksanaan pelaksanaan terlaksananya sentralisasi sentralisasi obat obat b. Pemahaman Pemahaman pentingnya pentingnya sentralisasi obat oleh semua perawat 2. Adanya format 2.a. Mengadakan inventarisasi
1. Pelaksanaan sentralisai obat berjalan dengan pengawasan supervisi secara optimal
Tanggal 10 April 2008
2. Adanya format
Tanggal 10 April 2008
Sentralisasi Obat
1. Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal optimal
2. Selama ini belum
46
ada format persetujuan sentralisai obat untuk pasien.
3.5
persetujuan sentralisasi obat bagi pasien
keperluan penunjang sentralisasi obat termasuk format persetujuan. persetujuan. b. Pelatihan Pelatihan kemampuan kemampuan komunikasi kepada pasien dalam penyampain persetujuan sentralisasi sentralisasi obat
persetujuan sentralisai sentralisai obat
3. Alat-alat kesehatan hanya sebagian ada dengan jumlah terbatas.
3. Alat-alat kesehatan tercukupi
3.a. Pengadaaan alat-alat penunjang kesehatan kesehatan pasien pasien b. Lobi kepada kepada pimpinan tentang penambahan alatalat kesehatan
3. Adanya alat-alat bantu kesehatan yang mencukupi
Tergantung kebijakan institusi
4. Teknik sentralisasi obat belum jelas
4. Teknik sentralisai obat jelas.
4. Membuat rincian teknis sentralisasi obat.
4. Adanya lampiran teknis sentralisasi obat
Tanggal 10-11 April 2008
1. Adanya uraian, program kerja, dan tujuan tentag kegiatan supervisi yang baku di ruangan. 2. Kegiatan supervisi menjadi kegiatan pokok dan rutin
Minggu ke I dan II selama mahasiswa PSIK praktek manajemen kep.
Supervisi
1. Supervisi sudah berjalan namun namun belum optimal, optimal, belum ada uraian uraian yang jelas mengenai supervisi.
1. Terciptanya a. program kerja dan uraian yang jelas sesuai standar yang telah ditetapkan b.
Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi dan menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap supervisi. Supervisor menetapkan uraian yang jelas tentang proses supervisi kepada
Indah S.Kep.
47
seluruh perawat mulai dari dilakukan di ruangan. persiapan hingga 3. Seluruh staf pembinaan (3F). keperawatan telah c. Memasukkan kegiatan medapatkan pelatihan supervisi dalam rencana dan sosialisasi kegiatan bulanan di tentang supervisi ruangan tersebut. d. Mengadakan kegiatan pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi kepada seluruh perawat agar memahami tentang supervisi. 2. Supervisi di ruangan belum mempunyai format yang baku.
2. Tersedianya
a. format supervisi yang baku di ruangan sesuai standar keperawatan untuk setiap tindakan. b.
Mensosialisasikan kepada kepala ruangan dan seluruh staf keperawatan tentang perlunya format baku supervisi untuk setiap tindakan keperawatan sesuai standar keperawatan. Membuat usulan format supervisi yang baku untuk setiap tindakan keperawatn di ruangan sesuai dengan standar keperawatan.
Adanya format supervisi yang baku di ruangan untuk setiap tindakan keperawatan.
Minggu I selama mahasiswa PSIK praktek manajemen.
48
c. Memberikan contoh
penerapan format baku untuk supervisi kepada perawat di ruangan. 3.6
Timbang Terima
1. Perawat kurang disiplin
Perawat dapat menggunakan waktu seefektif mungkin
a. Perawat yang akan mengikuti timbang terima harus siap maksimal 15 menit sebelum timbang terima dimulai b. Jika terlambat lebih dari tiga kali dalam sebulan,bonus akhir bulan tidak akan diberikan pada perawat yang bersangkutan bersangkutan
a. Perawat sudah siap 15 menit sebelum timbang terima dilaksanakan b. Pelanggaran maksimal 1 kali dalam 1 minggu
Minggu ke 1
2. Masalah keperawatan lebih fokus pada diagnosis medis
Perawat lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan dasar pasien
a. Penyediaan form yang berisi poin-poin tentang tentang kebutuhan kebutuhan dasar pasien b. Kepala Ruangan harus selalu menanyakan masalah keperawatan saat timbang terima dilaksanakan
Perawat mencantumkan masalah keperawatan dalam setiap laporannya
Setiap timbang terima
3. Data hanya ditulis di secarik kertas sehingga kadang hilang saat akan dilaporkan
Perawat dapat meminimalkan hilangnya data
a. Membiasakan diri untuk mendokumentasikan data langsung ditulis dalam buku timbang terima b. Kepala Ruangan membantu mengingatkan saat timbang
Perawat langsung menulis data pada buku timbang terima
Setiap timbang terima
Diana Aulia, S.Kep
49
terima
3.7
4. Perawat kesulitan mendokumentasi kan timbang terima karena form nya kurang sistematis
Perawat lebih mudah mendokumentasika n laporan timbang terima
a. Membuat polling tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam kegiatan timbang terima b. Menyusun hasil polling untuk membuat form yang lebih sistematis dan aplikatif
Dokumentasi timbang terima lengkap
Setiap timbang terima
5. Dokumentasi timbang terima masih terbatas sehingga penyusunan rencana tindakan belum spesifik spesifik
Perawat dapat menyusun rencana tindakan dengan spesifik
a. Perawat membiasakan diri untuk mendokumentasikan setiap hasil pemeriksaan b. Perawat harus membuat rumusan rencana tindakan dari hasil pengkajian yang didapat c. Perawat selalu mengevaluasi perkembangan perkembangan kondisi pasien untuk untuk merumuskan merumuskan rencana tindakan yang tepat
Rencana tindakan yang disusun tepat pada sasaran
Setiap timbang terima
Terlaksananya discharge planning sesuai dengan standard an meningkatkan kemampuan perawat dalam dalam memberikan pendidikan
1. Membuat perencanaan tentang discharge planning yang sesuai dengan standar. 2. Membuat jadwal untuk melakukan discharge planning yang yang dilakukan dilakukan oleh perawat. 3. Membuat brosur atau leaflet tentang pengertian penyakit,
1. Perawat melakukan discharge planning sesuai dengan perencanaan perencanaan melaksanakan discharge planning sesuai sesuai standar. standar. 2. Pasien dan keluarga pasien mengerti mengerti dan memahami penjelasan
Sesuai dengan respond an kondisi pasien saat itu.
Discharge Planning
Discharge planning belum terlaksana terlaksana sesuai dengan standart yang baku.
Fitria S.Kep.
50
kesehatan (discharge planning) saat pasien akan pulang.
pencegahan, pencegahan, perawatan, perawatan, nutrisi, aktivitas dan istirahat. 4. Membuat rencana anggaran dana yang disediakan untuk mendukung pelaksanaan discharge planning seperti untuk membuat pster dan leaflet. 5. Mendokumentasikan pelaksaan discharge planning
tentang penyakitnya, pencegahan, pencegahan, perawatan, perawatan, nutrisi, aktivitas maupunistirahatnya sesuai dengan brosur yang sudah diberikan. 3. Adanya brosur dan leaflet tentang penyakit yang di derita oleh masing-masing pasien. 4. Tercatatnya semua kegiatan discharge planning yang yang sudah dilakukan oleh para perawat.
51
CONTOH PERENCANAAN (BSC)
APLIKASI PERENCANAAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN BERDASAR METODE BSC DI RUANG INTERNA WANITA RUMAH SAKIT Y Ruang Interna RS Y
KEUANGAN
Peningkatan profitabilitas Peningkatan efisiensi biaya
PELANGGAN
KEUANGAN
Efisiensi biaya 95 % Alokasi anggaran dana digunakan sesuai dengan kebutuhan ruangan secara efisien Peningkatan pendapatan ruangan
PROGRAM
Pengadaan usaha kecil (penjualan soft drink, alat keperluan pribadi, pulsa, dll) Penyusunan rencana anggaran dana yang akurat
Adanya protap UP pada setiap tindakan invasive keperawatan Tercapainya standard pelayanan prima Inovasi produk dan layanan
TARGET
Mampu menciptakan kepuasan terhadap harapan pelanggan Menciptakan pelanggan yang loyal terhadap RS Pengembangan SI yang mendukung proses pelayanan
PROSES BISNIS
PELANGGAN
TARGET Penguasaan standard ASKEP 100 % Keluhan pasien (secara langsung, surat kaleng, dll)minimal Tersedianya info kebutuhan & harapan pelanggan dan up date setiap 6 bulan
Survey kepuasan pelanggan terhadap kinerja perawat Adanya protap yang jelas dan dilaksanakan dengan baik
Memberikan kesempatan belajar bagi perawat ke tingkat lebih tinggi Peningkatan produktivitas pegawai Mengikutsertakan perawat dalam berbagai seminar dan pelatihan
PROSES BISNIS
TARGET
PROGRAM
SDM
Penguasaan Penguasaa n askep Kelengkapan dok askep 100 % Respon time perawat < 5 mnt Inovasi layanan setiap 6 bl Perawat melakukan pelayanan sesuai protap dan system prosedur
SDM
TARGET
Penilaian SDM tahun 2008: 75 % baik, dan meningkat 5 % setiap tahun Penyusunan kebutuhan pendidikan dan pelatihan profesi bagi tenaga keperawatan Peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan oleh
PROGRAM
Penyusunan dan penerapan protap surveillance infeksi nosokomial Rekayasa produk pelayanan Bedside teaching Ronde keperawatan Evaluasi Sistem
PROGRAM
Peningkatan pelatihan dan seminar untuk meningkatkan kinerja perawat Penyusunan kebutuhan pendidikan dan pelatihan bagi
52
CONTOH KASUS 1. MAKP STUDI KASUS A: Di sebuah ruangan Rawat Inap dalam RSUD Y, Kepala ruangan ingin mencoba MAKP yang belum diketahui. Di ruang tersebut terdapat: 4 perawat lulusan DIII Keperawatan; 7 perawat lulusan SPK; dan 5 orang POS (penjaga orang sakit). Kepala ruangan ingin menerapkan MAKP yang sesuai di ruangan tersebut.
PERTANYAAN Lakukan pengelolaan dengan langkah pengumpulan data, analisis-SWOT, dan identifikasi masalah yang diperlukan untuk menentukan metode tersebut. Susun Renstra (Rencana Strategis) MAKP yang tepat dan berikan 5 alasan/pertimbangan. Buatkan suatu struktur atau bagan MAKP berdasarkan situasi di atas.
STUDI KASUS B: Suatu ruang rawat inap bedah mempunyai 24 perawat dengan latar belakang Ners 2 orang, DIII Keperawatan 10 orang, kemudian 14 perawat lulusan SPK. Kapasitas tempat tidur 40 TT dengan BOR 70%. Saudara ditunjuk oleh pimpinan Rumah Sakit untuk membuat perencanaan MAKP.
PERTANYAAN Jika Saudara ditunjuk sebagai Kepala Ruang di Ruang Rawat Bedah, apa yang harus Saudara lakukan dalam menghadapi situasi tersebut? Lakukan pengelolaan dengan pengumpulan data, analisis SWOT, identifikasi masalah, dan Renstra untuk kebutuhan tenaga yang diperlukan.
Studi Kasus C: Saudara baru 1 bulan ditunjuk sebagai Kepala Ruang di rawat inap penyakit dalam. Jumlah pasien yang ada rerata 40 pasien, dengan BOR 70%. Jumlah perawat 15 orang, 9 lulusan DIII, dan 6 lulusan SPK.
53
PERTANYAAN Buatlah suatu Renstra: pulta, analisis SWOT, identifikasi masalah, dan perencanaan dalam menetapkan model MAKP pemberian yang sesuai.
2. TIMBANG TERIMA STUDI KASUS Setiap pergantian dinas di ruang rawat inap bedah dilakukan timbang terima antar perawat. Masing-masing perawat berperan sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya.
PERTANYAAN Jika Saudara ditunjuk sebagai Kepala Ruang di Ruang Rawat Bedah, susun analisis SWOT, mekanisme timbang terima yang yang baik, dan apa yang harus Saudara Saudara lakukan lakukan dalam pengelolaan timbang terima terima yang ideal?
3. RONDE KEPERAWATAN KEPERAWATAN STUDI KASUS Saudara sebagai PP merencanakan Ronde Keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawab Saudara (Kasus ... pilih).
PERTANYAAN Buatlah suatu proposal pengelolaan pelaksanaan Ronde Keperawatan pada kasus yang Saudara pilih secara lengkap analisis SWOT (Mekanisme, kriteria pasien, pelaksanaan, dan lain-lain).
4. SENTRALISASI SENTRALISASI OBAT STUDI KASUS Saudara sebagai PP, akan melakukan pengelolaan obat pada pasien kelolaan.
PERTANYAAN Susun suatu langkah-langkah pengelolaan yang sesuai.
5.
DISCHARGE PLANNING
54
STUDI KASUS Saudara sebagai PP, akan melaksanakan discharge planning kepada pasien dengan PPOK. Pasien direncanakan pulang pada hari ini juga.
PERTANYAAN a. b.
6.
Analisis kasus di atas dengan pendekatan SWOT. Susun suatu pengelolaan discharge planning discharge planning .
DOKUMENTASI STUDI KASUS Saudara baru ditunjuk sebagai seorang kepala ruang rawat inap. Saudara akan melakukan suatu perubahan tentang manajemen ruangan yang ada untuk meningkatkan kualitas layanan keperawatan. Dari hasil analisis ditemukan tentang sistem pendokumentasian yang tidak sesuai, sehingga Saudara ingin mengadakan suatu perubahan.
PERTANYAAN Lakukan pengelolaan dokumentasi (pengumpulan data, analisis SWOT, identifikasi masalah dan susun Renstra tentang model dokumentasi yang sesuai standar, mudah diterapkan dan semua perawat bisa melaksanakan)!
55
DAFTAR PUSTAKA Marquis, BL. & Huston, CJ. (1998). Management Decision Making for Nurses. 124 Cases Studies. 3rd Ed. Philadelphia: JB Lippincott. Novuluri, RB. (1999). Integrated Quality Improvement Improvement ini . Patient Care Journal of Nursing & Health Sciences . 1 (4: 249 – 254). 254). Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan. Keperawatan. Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Keperawatan Profesional . Jakarta: Salemba Medika. Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam (2007). Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional . Edisi 2.Jakarta: Salemba Medika. Nursalam (2008). Proses dan dan Dokumentasi Keperawatan Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Ratna Sitorus (2002). Model Praktik Keperawatan Keperawatan Profesional . Seminar Nasional pada RAPIM PPNI di Malang. Februari. Rowland, HS. & Rowland, BL. (1997). Nursing Administration Administration th Handbook . 4 Ed. Maryland: An Aspen Publication.
56
57
58
CONTOH LAMPIRAN: ANGKET JAWABAN
1. Sangat kurang atau tidak tidak pernah pernah 2. Cukup atau kadang-kadang 3. Baik atau sering 4. Sangat baik atau selalu ANGKET M1 – M1 – KETENAGAAN KETENAGAAN
a. Bagaimana struktur organisasi yang telah berjalan di ruangan? Apakah anda merasa puas dan sesuai dengan kemampuan perawat di bidangnya? b. Bagaimana pembagian tugas yang dilakukan di ruangan? Apakah sudah sesuai dengan struktur organisasi yang telah ada? c. Apakah menurut anda kepala ruangan sudah optimal dalam mlaksanakan mlaksanakan tugas- tugasnya? d. Bagaimanakah kinerja ketua tim / PP …. menurut anda? Apakah kompeten dengan tugas- tugasnya? e. Apakah anda merasa membutuhkan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melalui pelatihan / pendidikan tambahan ? Berikan alasannya f. Bagaimana kebijaksanaan Rumah Sakit mengenai pemberian beasiswa atau pelatihan pendidikan keperawatan? keperawatan? Apakah anda merasa puas? g. Bagaimana jumlah pendapatan yang diterima oleh saudara sesuai dengan latar pendidikan anda? Apakah anda merasa puas? h. Berapa jamkah anda bekerja dalam 1 hari? i. Apakah ada kesempatan untuk mengambil cuti dalam waktu 1 minggu? j. Dengan tingkat ketergantungan pasien yang ada di ruangan, bagaimana tingkat beban kerja kerja di ruangan ruangan menurut anda? anda? k. Bagaimana peran POS / pembantu perawat di ruangan apakah membantu meringankan pekerjaan anda? l. Apakah jumlah perawat dan pasien di ruangan sudah sesuai menurut anda? m. Apakah menurut anda pembagian tugas di ruangan sudah jelas dan apakah anda puas?
59
ANGKET M2 - Sarana dan Prasarana
Petunjuk pengisian : Berilah tanda (
)
pada jawaban pilihan anda.
No. PERTANYAAN 1. Apakah lokasi dan denah ruangan anda sudah baik ? 2. Apakah anda berencana untuk merenovasi ruangan ? Kalau Ya, ruangan apa ... 3. Apakah peralatan di ruangan anda sudah lengkap untuk perawatan pasien ? 4. Apakah anda berencana untuk menambah peralatan perawatan ? 5. Apakah jumlah alat yang tersedia sesuai dengan rasio pasien ? 6. Apakah fasilitas di ruangan anda sudah lengkap untuk perawatan pasien ? 7. Apakah semua perawat mengerti cara menggunakan semua alat-alat perawatan ? 8. Apakah administrasi penunjang yang dimiliki sudah memadai? ANGKET M3 -1 MAKP No .
Pertanyaan
1.
Model asuhan keperawatan yang digunakan
Apakah model asuhan keperawatan yang digunakan perawat di ruangan saat ini? o Apakah Anda mengerti/memahami dengan model asuhan keperawatan yang digunakan saat ini? o Menurut anda, Apakah model tersebut cocok digunakan di rungan Anda? o Apakah model yang digunakan sesuai dengan visi dan misi ruangan? o
Efektifitas dan efisiensi model asuhan keperawatan 2.
o
o o o o
Apakah dengan menggunakan menggunakan model saat ini menjadikan semakin pendek lama rawat inap bagi pasien? Rata-rata berapa hari............... Apakah terjadi peningkatkan kepercayaan pasien terhadap ruangan? Apakah model yang digunakan saat ini tidak menyulitkan dan memberikan beban berat kerja bagi anda? Apakah model saat ini tidak memberatkan dalam pembiayaan? pembiayaan? Apakah model yang digunakan mendapat banyak kritikan dari pasien pada ruangan?
Pelaksanaan model askep
Apakah telah terlaksana komunikasi yang adekuat antara perawat dan dan tim kesehatan lain? lain? Jelaskan:.................................... o Apakah kontunuitas rencana keperawatan terlaksana? o Apakah Anda (PP/PA) sering mendapat teguran dari Ketua o
3.
Jawaba n
60
Tim? o
Apakah Anda menjalankan kegiatan sesuai standar?
Tanggung jawab dan pembagian tugas o Apakah Job Description untuk anda selama ini sudah jelas?
Jelaskan tugas Anda sesuai dengan model asuhan keperawatan yang saat ini digunakan ruangan? o Apakah Anda mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan? o
4. ANGKET M3 – M3 – 2 2 Timbang Terima
1. Berapa kali timbang terima dilakukan di ruangan Anda? a. 1 kali, pukul…………………….. b. 2 kali, pukul…………………….. pukul……………………..
2. Apakah timbang terima telah dilaksanakan tepat waktu? a. selalu tepat waktu b. kadang-kadang, kadang-kadang, alasan............................ alasan.................................................... .............................................. ................................. ........... 3. Apakah timbang terima dihadiri oleh semua perawat yang berkepentingan? berkepentingan? a. Ya, sebutkan............................ sebutkan.................................................. ............................................. ................................... ............ ............... b. Tidak 4. Siapa yang memimpin kegiatan timbang terima? a. Kepala Ruangan b. Perawat Perawat Primer 5. Adakah yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan timbang terima? a. Ya, sebutkan................................. sebutkan........................................................ ...................................... ............... b. tidak 6. Tahukah Anda, apa saja yang harus disampaikan dalam pelaporan timbang terima? a. Ya, sebutkan................................. sebutkan...................................................... .................................... ............... b. Tidak 7. Adakah buku khusus untuk mencatat hasil laporan timbang terima? a. Ya
61
b. Tidak, dimana mendokumentasikannya...... mendokumentasikannya............................ ......................... ...
Anda
8. Adakah kesulitan dalam mendokumentasikan laporan timbang terima? a. Ya, alasan............................ alasan.................................................... .............................................. .................................... .............. b. tidak 9. Apakah ada interaksi dengan pasien saat timbang terima berlangsung? berlangsung? a. Ya, sebutkan contohnya.............................................. contohnya...................................................... ........ b. Tidak 10. Tahukah Anda, bagaimana teknik pelaporan timbang terima ketika berada di depan pasien? a. Ya, jelaskan................................... jelaskan........................................................ ..................................... ................ b. tidak 11. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengunjungi masing-masing masing-masing pasien? a. < 5 menit b. > 5 menit (boleh memilih lebih dari 1 jawaban) j awaban) 12. Tahukah Anda, bagaimana persetujuan atau penerimaan timbang terima? a. Ya, siapa yang bertanggung jawab.................................. jawab........................................................ ......................... ... b. tidak 13. Apakah Anda (shift pengganti) dievaluasi kesiapannya oleh kepala ruangan? a. Ya, bagaimana bentuk evaluasinya.................... evaluasinya............................................ ....................................... ............... b. tidak
ANGKET M3 – M3 – 3 3 Ronde keperawatan keperawatan
1. Apakah ruangan ini mendukung adanya kegiatan ronde keperawatan? a. Ya b. Tidak
62
2. Apakah sebagian besar perawat diruang interna wanita mengerti adanya ronde keperawawatan? Sebutkan : 3. Apakah pelaksanaan pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan ini telah optimal? Jelaskan : 4. Berapa kali ronde keperawatan dilaksanakan dalam 1 bulan? Sebutkan: 5. Apakah keluarga pasien mengertitentang adandanya ronde keperawatan? Jelaskan : 6. Apakah tim dalam pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan telah dibentuk ? Jelaskan : 7. Apakah tim yang dibentuk telah mampu melaksanakan kegiatan ronde dengan optimal? a. Ya b. Tidak ANGKET M3 – M3 – 4 4 Sentralisasi Obat No. 1.
2.
Pertanyaan Pengadaaan Pengadaaan sentralisasi sentralisasi obat
1. Apakah yang anda ketahui tentang sentralisasi obat? 2. Apakah di ruangan anda ini terdapat sentralisasi obat? 3. Jika Ya, Apakah sentralisasi obat yang ada sudah dilaksanakan secara optimal? 4. Jika Tidak, menurut Anda apakah di ruangan ini perlu diadakan sentralisasi obat? (Untuk yang menjawab, ini pertanyaan terakhir) 5. Apakah selama ini Anda pernah diberi wewenang dalam urusan sentralisasi obat? 6. Apakah ada format daftar pengadaan tiap-tiap macam obat (Oral-InjeksiSupositosia-Infus-Insulin-O Supositosia-Infus-Insulin-Obat bat gawat darurat? Alur penerimaan obat
3.
1. Apakah selama ini ada format persetujuan sentralisai obat dari dari pasien/keluarga pasien/keluarga pasien? 2. Bagaimana proses penerimaan obat dari pasien/keluarga pasien? Cara penyimpanan obat
Jawaban
63
4.
1. Apakah di ruangan ini terdapat ruangan khusus untuk sentralisasi obat? 2. Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana pendukung sentralisai sentralisai obat? 3. Apakah selama ini Anda memisahkan kepemilikan antar obat-obat pasien? 4. Apakah selama ini Anda memberi etiket dan alamat pada obat-obat pasien? Cara penyiapan obat
1. Apakah selama ini sebelum memberikan obat kepada pasien Anda selalu menginformasikan jumlah kepemilikan obat yang telah digunakan? 2. Apakah ada format tiap jenis obat sebelum Anda memberikan obat ke pasien?
ANGKET M3 -5 Supervisi (bias menggunakan menggunakan penilaian 1 sd 4) Ya
Tidak
1. Apakah anda mengerti tentang supervisi? Jelaskan: 2. Apakah supervisi telah dilakukan di ruangan? 3. Berapa kali supervisi dilakukan? dil akukan? 1x/bulan 2x/bulan Tidak terjadwal 4. Siapakah yang melakukan supervisi? Jelaskan:……………………………………………………………………… …….
5. Bagaimana alur supervisi yang ada di ruangan? Jelaskan:……………………………………………………………………… …….
6. Adakah format baku untuk supervisi setiap tindakan? Sebutkan format yang ada:…………………………………………………………
64
7. Apakah format untuk supervisi sudah sesuai dengan standar keperawatan? Jelaskan:……………………………………………………………………… ……
8. Apakah alat (instrumen) untuk supervisi tersedia secara lengkap? Jelaskan jika tidak:…………………………………………………………………
9. Apakah hasil dari supervisi disampaikan kepada perawat? 10. Apakah selalu ada feed back dari supervisor untuk setiap tindakan? Jelaskan:……………………………………………………………………… ……
11. Apakah anda puas dengan hasil dari feed back tersebut? 12. Apakah ada follow up untuk setiap hasil dari supervisi? Jelaskan:……………………………………………………………………… ……
13. Apakah anda menginginkan perubahan untuk setiap Ya
Tidak
tindakan sesuai dengan hasil perbaikan dari supervise? supervise? 14. Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi? ANGKET M3 – M3 – 6 6 Discharge planning Ya
1. Apakah anda mengerti ttentang entang Discharge Planning? Jelaskan 2. Apakah yang anda berikan saat melakukan Discharge Planning? Jelaskan: 3. Apakah anda bersedia melakukan Discharge Planning? 4. Kapan anda melakukan Discharge Planning? a. Mulai pasien masuk RS sampai pasien akan keluar RS b. Saat pasien masuk RS c. Saat pasien akan keluar RS 5. Apakah sudah ada pembagian tugas tentang Discharge Planning? 6. Bagaimana operasional pemberian tugas
Tidak
65
Discharge Planning oleh kepala ruangan? Jelaskan: 7. Apakah sudah ada pemberian p emberian brosur/leaflet brosur/leaflet Saat melakukan Discharge Planning? 8. Bagaimana tehnik yang digunakan saat pemberian Discharge Planning pada pasien? a. Lisan b. Tertulis c. Lisan dan tertulis 9. Bahasa apa yang digunakan saat melakukan Discharge Planning? a. Bahasa Indonesia b. Bahasa Jawa c. Bahasa Lain, sebutkan 10. Apakah bahasa yang anda gunakan dalam melakukan Discharge Planning, mengalami kesulitan untuk dipahami pasien? 11. Apakah setiap selesai melakukan Discharge Planning, anda melakukan m elakukan pendokumentasian pendokumentasian dari Discharge Planning yang telah anda lakukan?
ANGKET M3 – M3 – 7 7 Dokumentasi Keperawatan Keperawatan
1. Model dokumentasi keperawatan apa yang digunakan di ruang interna wanita ini? Jelaskan! .......................................... ............................................................... ........................................... ............................................ ......................................... ................... .......................................... ............................................................... ........................................... ............................................ ......................................... ................... ........................ 2. Apakah sudah ada format pendokumentasian yang baku di ruang interna ini? a. Sudah ada format b. Belum ada format 3. Apakah anda sudah mengerti cara pengisian format dokumentasi tersebut dengan benar dan tepat? a. Sudah mengerti b. Belum mengerti Jika sudah mengerti, tolong anda jelaskan j elaskan dengan singkat .......................................... ............................................................... ........................................... ............................................ ......................................... ................... .......................................... ................................................................. ............................................ ........................................... ........................................ .................. ........................ 4. Apakah menurut anda format yang digunakan ini bisa membantu (memudahkan) (memudahkan) perawat dalam d alam melakukan pengkajian pada pasien? a. Bisa membantu b. Tidak membantu 5. Apakah anda sudah melaksanakan pendokumentasian dengan tepat waktu (segera setelah melakukan tindakan)?
66
a. Sudah
b. Belum
6. Apakah menurut anda model dokumentasi yang digunakan ini menambah beban kerja kerja peawat? a. Ya b. Tidak 7. Apakah menurut anda model dokumentasi yang digunakan ini menyita banyak waktu perawat? a. Ya b. Tidak ANGKETM4 ANGKETM5 (bisa dilihat pada bagian Kualitas pelayanan keperawatan)
67
LAMPIRAN: DATA FOKUS METODE PENGUMPULAN DATA No.
1
METODE Penerapan MAKP
DATA FOKUS Misalnya Metode TIM -
-
-
-
-
-
2.
Timbang Terima
-
Mekanisme pelaksanaan: a. Ketua Tim sebagai perawat professional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan. b. Komunikasi efektif agar kontunuitas rencana keperawatan terjamin. c. Anggota Tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim. d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model Tim akan berhasil bila didukung oleh kepala ruang. Tanggung jawab Ketua Tim: a. Membuat perencanaan b. Membuat penugasan, supervise, dan evaluasi c. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien. d. Mengembangkan kemampuan anggota e. Menyelenggarakan konferensi. Tanggung jawab Anggota Tim: a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya. b. Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim. c. Memberikan laporan. Tanggung jawab Kepala Ruang: a. Perencanaan b. Pengorganisasian c. Pengarahan d. Pengawasan Kepuasan Pasien: a. Sedikitnya kritikan kepada ruangan. b. Semakin pendek lama rawat inap. c. Meningkatkan kepercayaan pasien terhadap ruangan. Kualitas perawat: a. Menjalankan kegiatan sesuai standar. b. Meningkatkan asuhan keperawatan pada pasien. c. Meningkatkan kepuasan kerja. d. Mempertahankan eksistensi. Persiapan (Pra) a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift/operan. b. Semua pasien baru masuk dan pasien yang
68
-
-
3.
Ronde keperawatan
-
-
-
4.
Pengelolaan Logistik dan Obat
-
-
dilakukan timbang terima khususnya pasien yang memiliki memiliki permasalahan yang belum atau dapat teratasi. c. Perawat menyampaikan timbang terima pada perawat berikutnya. Pelaksanaan a. Kedua kelompok dinas sudah siap atau shift jaga. b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan. c. Kepala ruang membuka acara timbang ti mbang terima d. Perawat dapat melakukan klarifikasi, Tanya jawab, dan validasi. e. Kepala ruang menanyakan kebutuhan pasien f. Penakajian secara penuh. g. Mencatat perincian secara khusus. h. Lama timbang terima 5 menit Pasca a. Diskusi b. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan dit uliskan secara langsung. c. Ditutup oleh kepala ruangan. Persiapan (Pra) a. Menentukan kasus dan topik. b. Menentukan tim ronde c. Mencari sumber atau literature. d. Membuat proposal proposal (Studi Kasus / resume resume keperawatan) e. Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajian. f. Diskusi Pelaksanaan a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat yang berfokus pada masalah keperawatan. b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut c. Pemberian justifikasi oleh perawat tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan. Pasca a. Evaluasi, revisi, dan perbaikan. b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi keperawatan selanjutnya. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk. Format sentralisasi obat berisi: nama, no. register, umur, ruangan. Mekanisme penyimpanan:
69
5.
Discharge Planning
-
-
6.
Supervisi
-
-
-
7.
Dokumentasi
-
-
-
a. Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam kartu persediaan. b. Periksa persediaan obat, pemisahan antara obat untuk penggunaan oral dan obat luar. Persiapan: Mengidentifikasi kebutuhan pemulangan pasien, kebutuhan ini dikaitkan dikaitkan dengan masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang, antar lain: pengetahuan pasien/keluarga ttg penyakit; kebutuhan psikologis; bantuan yang diperlukan pasien, pemenuhan kebutuhan aktivitas aktivitas hidup seharihari seperti makan, minum, eliminasi, dll; sumber dan sistem yang ada di masyarakat; sumber finansial; fasilitas saat di rumah; kebutuhan perawatan dan supervise di rumah. Pelaksanaan: dilakukan secara kolaboratif serta disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada. Supervisi dilakukan oleh ketua tim terhadap kinerja dari anggotanya dalam melaksanakan ASKEP, sedangkan untuk keseluruhan proses ASKEP di supervise oleh Kepala Ruangan. Supervisi keperawatan sudah dilaksanakan, namun petunjuk pelaksanaan supervise belum ada, sehingga tidak ada program kerja supervise. Pasca-Supervisi-3F: a. Supervisor memberikan penilaian supervise (Fair) b. Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi c. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan Model dokumentasi yang diterapkan POR (Problem Oriented RecordP POR: Masalah, waktu melakukan perencanaan, rencana, waktu melakukan tindakan, dan tindakan. Kriteria data: Lengkap, akurat, relevan, baru (LARB) Data Biologis: pemfis melalui IPPA. Pemeriksaan diagnostik dan penunjang, laboratorium dan foto. Data Pskologis, sosial, dan spiritual melalui wawancara dan observasi. Observasi pengkajian data awal menggunakan model ROS (Review of System)
70
PENGUMPULAN DATA –5M
M1-Man 1. Struktur Organisasi 1
Sangat tidak sesuai struktur organisasi
2
Tidak sesuai organisasi
3
Sebagian sesuai organisasi
4
dengan
dengan struktur
dengan
struktur
Sesuai dengan struktur organisasi
2. Pendidikan 1
Pekerja Kesehatan
2
SPK
3
Akper
4
S-1 Keperawatan (Ners)
3. Beban Kerja 1
Berat
2
Ringan
3
Sedang
4
Sesuai
4. Pembagian Tugas 1
Sangat
tidak
sesuai
dengan
job
description
2
Tidak
sesuai
dengan
job
description
3
Sebagian
sesuai
dengan
job
description
4
Sesuai dengan job description
5. Jumlah Tenaga 1
1 perawat menangani seluruh pasien di ruangan
2
1 perawat menangani pasien ruangan
3
1 perawat menangani 10 pasien
4
1 perawat menangani 6 pasien
6. Sertifikasi
sebagian
71
1
Tidak pernah mengikuti pelatihan
2
Mendapatkan perawat lain
3
Mengikuti pelatihan pelatihan bedah
4
Mengikuti pelatihan bedah
pengetahuan
dari bukan
7. Tingkat Ketergantungan Pasien 1
Tidak ada yang membantu pasien
2
Total, segala kebutuhan dibantu
3
Parsial, sebagian kebutuhan pasien
dibantu 4
Minimal, kebutuhan dibantu sedikit
pasien
hanya
8. Alur Pasien Masuk 1
Tidak ada alur masuk pasien
2
Tidak ada alur masuk
2
Sebagian pasien mengikuti masuk dengan benar
4
Pasien mengikuti alur masuk dengan benar
pasien
yang
mengikuti alur
9. Gambaran Kasus 1
Kasus pasien bervariasi
2
Tidak ada pemisahan yang dirawat
2
Sebagian pasien dirawat dengan beberapa kasus
gabung
4
Seluruh pasien kasus yang sama
dengan
kasus
dirawat
pasien
10. Komunikasi 1
Tidak terkoordinasi
2
Hubungan sosial
3
Hubungan sosial dan struktural
4
Ada hubungan sosial, dan profesional
struktural,
M2-Material 1
Tidak ada alat
2
Ada alat, tetapi tidak lengkap
72
3
Ada alat, kebutuhan
jumlah
4
Sesuai kebutuhan
kurang
dari
M3-Metode 11. Model Asuhan Keperawatan Profesional 1
Metode Fungsional
4
Metode kasus
4
Metode Tim / Gabungan
4
Metode Primer
12. Discharge planning 1
Tidak pulang
ada
format
perencanaan
2
Ada format perencanaan tetapi tidak lengkap
pulang,
3
Ada format perencanaan tetapi tidak jalankan
pulang,
4
Ada format perencanaan pulang dan dijalankan setiap pasien pulang
13. Timbang Terima 1
Tidak dilakukan
2
Dilakukan tanpa mengunjungi pasien
3
Dilakukan dengan masalah medis
4
Dilakukan dengan masalah medis keperawatan
fokus
pada
fokus pada dan masalah
14. Supervisi 1
Tidak dilakukan
2
Dilakukan tidak terstruktur
3
Dilakukan dan sebagian didokumentasikan
4
Dilakukan dan didokumentasikan
15. Sentralisasi Obat 1
Diserahkan sepenuhnya pasien/keluarga
2
Sebagian sentralisasi
3
Sentralisasi
pada
73
4
Seluruhnya dikelola oleh perawat / farmasi
16. Ronde keperawatan 1
Tidak pernah keperawatan
melakukan
ronde
2
Tidak pernah melakukan mengenal ronde keperawatan
tetapi
3
Dilakukan ronde keperawatan tetapi tidak sesuai dengan kriteria ronde
4
Dilakukan ronde keperawatan sesuai dengan kriteria ronde
dan
17. Dokumentasi Keperawatan 1
Tidak ada dokumentasi
2
Ada dokumentasi, lengkap
3
Ada dokumentasi, tetapi tidak sesuai dengan perkembangan pasien
4
Ada dokumentasi dan sesuai dengan perkembangan pasien
tetapi
tidak
M4-Money 1
Pengelolaan dari ruangan sendiri
2
Sebagian besar dari unit
3
Sebagian besar dari institusi
4
Sebagian dipenuhi dari institusi
M5-Market BOR BO R 1
< 49 %
2
50-59 %
3
60-75 %
4
>75%
MUTU PELAYANAN: patient safety, kepuasan, kecemasan, perawatan diri, kenyamanan (nyeri), pengetahuan
74
REKAPITULASI-KUESIONER REKAPITULASI-KUE SIONER PENGUMPULAN DATA (5M) Lampiran 2: INSTRUMEN 2002)
KEPUASAN
PASIEN
(Nursalam,
Jawablah pertanyaan ini dengan memberikan tanda checklist (V) pada jawaban yang telah disediakan.
75
76
Keterangan:
STP
= Sangat Tidak Puas
TP
= Tidak Puas
CP
= Cukup Puas
P
= Puas
SP
= Sangat Puas
77
4.7 Jadwal Peran
Susunan Peran
Minggu I
Minggu II
Minggu III
Minggu IV
Minggu V
Kepala Ruangan Wakil Kepala Ruangan Tata Usaha Ketua Tim I Ketua Tim II Ketua Tim III Perawat I Perawat II Perawat III Penanggung Jawab Timbang Terima Penanggung Jawab Ronde Keperawatan Penanggung Jawab Pengelolaan Logistik dan Obat Penanggung Jawab Discharge Planning Penanggung Jawab Supervisi Penanggung Jawab Dokumentasi
Surabaya, ………,….200…..
Kepala Ruangan ……………………………….
Kepala IRNA Interna Wanita
Mengetahui, Atas Nama Kepala Bidang Keperawatan
…………………………..
……………………………………….
78
79
4.9 Gann Chart GannChart Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Manajemen Keperawatan
Bulan April – April – Mei Mei Minggu 1 (April) No .
nnnnnnKegiatan nnnnnn Kegiatannnnn nnnn nn
M1 KETENAGAAN 1.
2.
Mengatur dan menjadwalkan perawat yang akan mengambil cuti kecuali pada perawat yang punya urusan mendadak, sehingga tenaga yang ada di ruangan mencukupi. Memotivasi perawat untuk meningkatkan kinerjanya dan memberikan penghargaan bagi perawat yang kompeten yang dilakukan oleh kepala ruangan.
7
8
9
1 0
1 1
1 2
Minggu 2 (April) 1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
1 8
Minggu 4 (April – Mei)
Minggu 3 (April) 1 9
2 0
2 1
2 2
2 3
2 4
2 5
2 6
2 7
2 8
2 9
3 0
1
2
3
Minggu 5 (Mei) 4
5
6
7
8
9
1 0
1 1
80
M2 SARANA DAN PRASARANA 3.
4.
Mensosialisasikan kepada semua perawat tentang ruangan dan alat-alat yang masih belum difungsikan dengan secara optimal Membuat rencana anggaran dana untuk menambah atau memperbaiki sarana dan prasarana.
M3 Metode Penerapan model 5.
Mendelegasikan perawat ruangan ke pelatihan maupun jenjang pendidikan yang lebih tinggi
6.
Mensosialisasikan model KDM yang saat ini digunakan di ruangan kepada semua perawat.
Dokumentasi Keperawatan 7.
Melakukan sosialisasi format dan latihan-
81
latihan pendokumentasian yang benar dan tepat kepada semua perawat 8.
Kepala ruangan melakukan supervisi dan menganalisa hasil pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat serta memberikan masukan yang positif pada perawat.
Ronde Keperawatan 9.
Melaksanakan ronde keperawatan secara rutin dengan jadwal yang teratur.
10.
Melaksanakan Pelatihan dan diskusi yang berkaitan dengan masalah yang terjadi di ruangan
Sentralisasi Obat 11.
Mengontrol terlaksananya sentralisasi obat dan memberikan pemahaman pentingnya
82
sentralisasi obat oleh semua perawat 12.
Mengadakan inventarisasi keperluan penunjang sentralisasi obat termasuk format persetujuan dan pelatihan kemampuan komunikasi kepada pasien dalam penyampain persetujuan sentralisasi obat
13.
Membuat rincian teknis sentralisasi obat. Supervisi
14.
Supervisor menetapkan kegiatan, tujuan, dan uraian yang jelas pada tindakan yang akan disupervisi.
15.
Mensosialisasikan dan membuat usulan format supervisi yang baku untuk setiap tindakan keperawatn di ruangan sesuai dengan standar keperawatan.
Timbang Terima
83
16.
Perawat harus siap maksimal 15 menit sebelum timbang terima dimulai dan jika terlambat lebih dari tiga kali dalam sebulan,bonus akhir bulan tidak akan diberikan pada perawat yang bersangkutan
17.
Penyediaan form yang berisi poin-poin tentang kebutuhan dasar pasien dan kepala ruangan harus selalu menanyakan masalah keperawatan saat timbang terima dilaksanakan
18.
Mendokumentasikan data langsung ditulis dalam buku timbang terima.
Discharge Planning 19.
Membuat perencanaan dan jadwal tentang discharge planning yang sesuai dengan standar.
20.
Membuat brosur atau leaflet tentang pengertian penyakit, pencegahan, perawatan,
84
nutrisi, aktivitas dan istirahat. 21.
Mendokumentasikan pelaksaan discharge planning.
Kepala ruangan
Sekretaris,
...........................
............................ Mengetahui, Pembimbing
85