MAKALAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN
OLEH :
NAMA : I GEDE SARMITA
NIM : 17.1.1.3.1.41
JURUSAN : DHARMA ACARYA
PRODI : PGSD
SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU NEGERI
MPU KUTURAN SINGARAJA
KELAS PUPUAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga tersusunlah
makalah ini dengan judul Sosiologi Pendidikan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan yang
lebih mendalam tentang Sosiologi Pendidikan. Diharapkan Makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang berbagai hal tentang apa itu
Sosiologi Pedidikan dan penjabarannya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Pupuan, 24 April 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB I
Pendahuluan 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II
Pembahasan 2
2.1 Pengertian sosiologi pendidikan 2
2.2 Pengertian sosiologi menurut para ahli 3
2.3 Sejarah sosiologi pendidikan 6
2.4 Ciri – ciri sosiologi pendidikan 8
2.5 Tujuan dan kegunaan sosiologi 9
2.6 Perkembangan sosiologi dari abad ke abad 16
BAB III
Penutup 18
3.1 Kesimpulan 18
3.2 Saran 18
Daftar Pustaka 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Didalam kegiatan manusia sebagai mahluk sosial menimbulkan berbagai
ilmu pengetahuan sendiri. Termasuk disini ialah kegiatan manusia untuk
mendidik generasi-generasi mudanya, ialah dengan memberikan, menundakan
mewariskan kebudayaannya kepada anak cucunya. Didalam karya mendidik inilah
manusia berusaha untuk mengetahui bagaimanakah proses pendidikan itu
dilihat dari segi sosialnya, ditinjau dari konstelasi sosial, dimana
terjalin karya mendidik itu. Maka disini timbullah suatu cabang ilmu
pengetahuan ialah sosiologi pendidikan. Dewasa ini ilmu pengetahuan telah
berkembang pesat, terutama dalam bidang teknologi modern, Ilmu sosiologipun
tidak mau ketinggalan. Salah satu diantaranya adalah Sosiologi Pendidikan.
Ilmu ini masih sangat muda dan masih memerlukan pembinaan, terutama
dilingkungan akademis. Makalah ini adalah ringkasan dari buku sosiologi
Pendidikan yang ada, yang mengupas tentang pengertian, tujuan, ruang
lingkup, serta kegunaan dari Sosiologi Pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu sosiologi pendidikan ?
2. Apa itu pengertian sosiologi menurut para ahli ?
3. Bagaimana sejarah sosiologi pendidikan ?
4. Apa saja ciri – ciri sosiologi pendidikan ?
5. Apa tujuan dan kegunaan sosiologi ?
6. Bagaimana perkembangan sosiologi dari abad ke abad ?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui tentang sosiologi pendidikan
2. Untuk mengetahui pengertian sosiologi menurut para ahli
3. Dapat mengetahui tentang sejarah sosiiologi pendidikan
4. Untuk mengetahui ciri – ciri sosiologi pendidikan
5. Dapat mengetahui tujuan dan kegunaan sosiologi
6. Untuk mengetahui perkembangan sosiologi dari abad ke abad
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sosiologi Pendidikan
Sosiologi pendidikan terdiri dari dua kata, sosiologi dan pendidikan.
Keduanya secara etimologi tentu berbeda maksudnya, tetapi dalam sejarah
kehidupan manusia yang selalu bersentuhan dengan proses pendidikan kedua
istilah ini menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, artinya
sosiologi dalam arti masyarakat membutuhkan pendidikan dan sebaliknya
pendidikan juga membutuhkan masyarakat.Persoalan-persoalan pendidikan bisa
diselesaikan dengan menggunakan pendekatan sosiologis dan sebaliknya
persoalan-persoalan sosial juga bisa diselesaikan dengan menggunakan
pendekatan pendidikan.
Kata sosiologi pendidikan merupakan dua kata yang integral dalam
pengetahuan ilmiah ilmu pendidikan dan mengkaji hal-hal yang berkaitan
dengan usaha-usaha pencapaian tujuan pendidikan secara universal. Sosiologi
pendidikan menurut Dictionary of sociology adalah sosiologi yang diterapkan
untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental (Ary H.
Gunawan, 2000: 45).
George Payne, menjelaskan bahwa sosiologi pendidikan ialah studi yang
komprehensif tentang segala aspek pendidikan dari segi ilmu sosiologi yang
diterapkan. Bagi Payne sosiologi pendidikan tidak hanya meliputi segala
sesuatu dalam bidang sosiologi yang dapat bertalian dengan proses belajar
dan sosialisasi, akan tetapi juga segala sesuatu dalam pendidikan yang
dapat dikenakan analisis sosiologis. Tujuan utamanya adalah memberikan guru-
guru, para peneliti dan orang lain yang menaruh perhatian akan pendidikan
latihan yang serasi dan efektif dalam sosiologi yang dapat memberikan
sumbangannya kepada pemahaman yang lebih mendalam tentang pendidikan.
(George Payne dalam Nasution, 1994: 4) Lebih lanjut dijelaskan bahwa
sosiologi pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara
mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu
agar lebih baik.
Pengertian lain tentang sosiologi pendidikan disampaikan oleh F. G.
Robins dan Brown bahwa sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang
bertugas menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan.. Sosiologi
pendidikan adalah ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan
sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasikan
pengalamannya. Sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta
prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.
Charles A. Ellwood menjelaskan bahwa Education Sociology is the science
which aims to reveal the connections at all points between the educative
process and social process, Sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari/menuju untuk melahirkan maksud hubungan-hubungan antar
semua pokok masalah antara proses pendidikan dan proses sosial. (Muhyi
Batubara, 2005: 2)
Dari beberapa pengertian tentang sosiologi pendidikan tersebut di atas
dapat saya simpulkan bahwa sosiologi pendidikan ialah suatu ilmu yang
mengkaji masalah-masalah fundamental pendidikan dari perspektif sosiologis
atau dengan menggunakan pendekatan sosiologis.
2.2 Pengertian Sosiologi
Pengetian Sosiologi Sosiolog De Saint Simon bapak perintis sosiologi
(1760-1825) menjelaskan bahwa sosiologi itu mempelajari masyarakat dalam
aksiaksinya, dalam usaha koleksinya, baik spiritual maupun material yang
mengatasi aksi-aksi para peserta individu dan saling tembus menembus (lihat
"Traite de Sociologie 1962, dari Georges Gurvitch Jilid I hal. 32). Mayor
Polak (1979) memberikan komentarnya terhadap pandangan Simon tersebut bahwa
definisi itu agak samar-samar bagi para pendatang baru dalam bidang
sosiologi. Maka kemudian Polak menyampaikan pandangannya tentang sosiologi
yang diawali dengan penyataannya sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan adalah suatu kompleks atau disiplin pengetahuan tentang
suatu bidang realitas tertentu, yang didasarkan pada kenyataan (faktafakta)
dan yang disusun serta diantar-hubungkan secara sistematis dan menurut
hukum-hukum logika. Karena pengetahuan ilmiah didasarkan pada fakta-fakta
maka orang sering menamakannya "objektif". Pernyataan ini kurang tepat.
Pada hakekatnya tidak ada pengetahuan objektif. Hasil-hasil pengamatan kita
tentang dunia luar semuanya diolah dalam otak kita masing-masing, jadi
sifatnya subjektif. Tetapi panca indera kita adalah serupa dan tidak tunduk
kepada logika yang sama, sehingga kita dapat menemukan pengetahuan ilmiah
itu "antarsubjektif". Untuk lebih memperdalam pemahaman kita tentang
sosiologi berikut ini penulis sajikan pengertian sosiologi dari beberapa
pandangan para ahli tentang sosiologi.
Kata sosiologi mula-mula digunakan oleh Auguste Comte, bapak sosiologi,
dalam tuliasannya yang berjudul Cours de Philosopie Positive (Positive
Philosophy) tahun 1842. Sosiologi berasal dari bahasa latin yang dari dua
kata; Socius dan Logos. Secara harfiah atau etimologis kata socius berarti;
teman, kawan, sahabat, sedangkan logos berarti ilmu pangetahuan. Jadi
sosiologi berarti ilmu pengetahuan tentang bagaimana berteman, berkawan,
bersahabat atau suatu ilmu yang membicarakan tentang bagaimana bergaul
dengan masyarakat, dengan kata lain sosiologi mempelajari tentang
masyarakat/ilmu pengetahuan tentang hidup masyarakat.
Secara operasional menurut Auguste Comte (1789-1853) menjelaskan bahwa
sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan
pula hasil terakhir perkembangan ilmu pengetahuan. Didasarkan pada
kemajuankemajuan yang telah dicapai oleh ilmu-ilmu pengetahuan lainnya,
dibentuk berdasarkan observasi dan tidak pada spekulasi-spekulasi perihal
keadaan masyarakat serta hasilnya harus disusun secara sistematis. Emile
Durkheim (1858-1917) pernah menamakan sosiologi adalah ilmu tentang lembaga-
lembaga sosial, yakni pikiran-pikiran dan tindakan-tindakan yang sudah
"tertera" yang sedikit banyak menundukkan para warga masyarakat.
Pitirim Sorokin (terjemahan bebas dari Sorokin, Contemporary
Sociological Theories, 1928: 760-761, dalam Soejono Soekanto 1986: 15)
bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh
timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial, misalnya antara
gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi,
gerak masyarakat dengan politik dan lain sebagainya. Hubungan dan pengaruh
timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala non-sosial, misalnya
gejala geografis, biologis dan sebagainya. Dan ciri umum dari pada semua
jenis gejala-gejala sosial. Roucek dan Warren (terjemahan bebas dari Roucek
dan Werren, Sociology an Introduction, 1962: 3) bahwa sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok. William
F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff dalam bukunya yang berjudul "Sociology"
Edisi Keempat, halaman 39 dijelaskan bahwa sosiologi adalah penelitian
secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya berupa organisasai
sosial. J.A.A. Van Doorn dan C.J. Lammers, dalam bukunya yang berjudul
"Modern Sociology, Systematic en Analyze, (1964: 24) dijelaskam bahwa
sosiologi ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses
kemasyarakatan yang bersifat stabil. (Soerjono Soekanto, 1986:15-16)
Pengertian sosiologi dari ilmuwan sosial yang lain, misalnya Mayor
Polak (1979: 4-8) menjelaskan bahwa sosiologi adalah (1) suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari masyarakat, (2) sosiologi adalah suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan yakni antar
hubungan di antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, dan
kelompok dengan kelompok (3) sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan yakni antara hubungan di antara
manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok
baik formal maupun material, (5) sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan
yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni antarhubungan di
antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan
kelompok, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis.
Pengertian sosiologi yang lain disampaikan juga oleh Alvin Bertrand, ia
mengatakan bahwa sosiologi adalah studi tentang hubungan antar manusia
(human relationship). P. J. Bouwman, juga memberikan sumbangan pemikiran
tentang pengertian sosiologi adalah ilmu masyarakat secara umum. Sedangkan
menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan
sosial (Ary H. Gunawan, 2000: 3). Pengertian ini hampir sama dengan
pengertian sosiologi yang disampaikan oleh Soerjono Soekanto bahwa
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan prosesproses
sosial termasuk di dalamnya perubahan-perubahan sosial.
Dari beberapa definisi tentang sosiologi tersebut di atas terdapat dua
hal yang penting dalam memahami sosiologi. Pertama, masyarakat sebagai
keseluruhan dan kedua, masyarakat sebagai jaringan antar hubungan sosial.
Tugas sosiologi adalah untuk menyelami, menganalisa dan memahami jaringan-
jaringan antar hubungan itu.
2.3 Sejarah Sosiologi Pendidikan
Sejarah Sosiologi Pendidikan Perkembangan sosiologi pendidikan sebagai
ilmu pengetahuan dimulai sejak awal abad ke 20 yang merupakan bagian dari
sosiologi. Tetapi sebenarnya sosiologi pendidikan lahir bersamaan munculnya
persoalan-persoalan pendidikan yang tidak teratasi dan kemudian persoalan-
persoalan pendidikan tersebut diatasi dengan menggunakan pendekatan
sosiologis
Sebelum berakhirnya PD II sosiologi pendidikan sebagai suatu ilmu
pengetahuan sempat hilang dari peredaran dan tidak dianggap sebagai sesuatu
yang penting untuk diajarkan di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) di Amerika Serikat. Setelah PD II, perkembangan masyarakat mengalami
perubahan secara drastis. Dinamika masyarakat dunia menginginkan adanya
perubahan dalam menyahuti perkembangan dan kebutuhan baru terhadap
penyesuaian perilaku lembaga pendidikan, dalam menyikapi perlunya dimensi
pendidikan menjadi instrumen terpenting dalam memajukan masyarakat. Karena
itu, disiplin sosiologi pendidikan yang sempat tenggelam tersebut
dimunculkan kembali sebagai bagian dari ilmu penting di lembaga pendidikan
tenaga kependidikan (LPTK).
Lester Frank Word (1841-1913), salah seorang pelopor sosiologi di
Amerika dianggap sebagai pencetus gagasan lahirnya sosiologi pendidikan di
Amerika. Gagasan tersebut muncul dalam bukunya yang berjudul: Applied
Sociology (Sosiologi Terapan), yang mengkaji perubahan-perubahan masyarakat
karena usaha manusia. Gagasan Word tadi kemudian dikembangkan lebih lanjut
oleh John Dewey (1859-1952). Sebagai bapak pendidikan dan sekaligus sebagai
pelopor sosiologi pendidikan, dalam karyanya: School and Society (Sekolah
dan Masyarakat), Dewey memandang bahwa hubungan antara lembaga pendidikan
dan masyarakat sangat penting. Pemikiran Dewey itu kemudian dikembangkan
lagi dalam bukunya: Democracy and Education (Demokrasi dan Pendidikan) pada
1916 yang mendorong berkembang sosiologi pendidikan.
Pada tahun 1887 dibuka kali pertama kuliah sosiologi pendidikan di
Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1910 Henry Suzzaalo memberi kuliah
sosiologi pendidikan di Teachers Collage, University of Columbia. Tahun
1914 kuliah sosiologi telah disampaikan di 16 Lembaga Pendidikan Tinggi.
Tahun 1917 Buku Teks Sosiologi Pendidikan pertama: Introduction to
Educational Sociology diterbitkan oleh Walter R Smith. Tahun 1928 terbit
The Journal of Educational Sociology sebagai wadah pemikiran sociology
pendidikan di bawah pimpinan E. George Payne, dan tahun 1936 disusul
munculnya majalah: Social Education.
Perlu dicatat bahwa nama-nama sosiologi pendidikan sebagaimana yang
dipakai oleh Steward adalah Sociological Approach to Education, Educational
Sociology, dan Sociology of Education. Meighan dan Siraj-Blatchford
menggunakan istilah Sociology of Education.
W. Taylor menggunakan istilah Educational Sociology tekanannya terletak
pada pernyataan pendidikan dan sosial, sedangkan Sociology of Education
titik tekannya terletak pada permasalahan sosiologis. Dengan nada yang agak
berbeda R. J. Stalcut mengatakan bahwa Educational Sociology merupakan
aplikasi dari prinsip umum dan proses-proses sosiologi yang berlangsung
dalam lembaga pendidikan. Menurut G.E. Jansen Educational Sociology
membahas problema pendidikan, sedangkan Sociology of Education membahas
problema sosiologi dalam pendidikan.
2.4 Ciri Sosiologi Sebagai Pendidikan
Berikut inilah ciri khas dari sosiologi pendidikan, diantaranya sebagai
berikut;
Teoretis
Artinya sosiologi berusaha memberikan teori yang berasal dan abstraksi
hasil observasi dan penelitian sosial sehingga menunjukkan pernyataan atau
proporsi secara logis untuk menjelaskan hubungan sebab akibat kehidupan
dalam manusia.
Empiris
Makna sosiologi bersifat empiris artinya sosiologi merupakan ilmu
berdasarkan hasil observasi logis terhadap fakta sosial, bukan berdasarkan
hasil spekulasi semata. Alasan ini diungkapkan karena sosiologi dalam
perkembangannya selalu memberikan langkah penelitian yang sistematis dan
sesuai dengan realita.
Nonetis
Ciri khas sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang nonetis artinya
sosiologi tidak bertujuan menilai baik atau buruknya suatu fakta, tetapi
bertujuan menjelaskan fakta secara analitis. Selain itu, Sosiologi hanya
bertugas mengu ngkapkan atau menerangkan tindakan sosial sebagai bagian dan
fakta sosial.
Kumulatif
Ciri khas sosioogi ini artinya teori-teori dalam sosiologi dibentuk
berdasarkan teori yang sudah ada. Akan tetapi, teori tersebut selalu
mengalami perbaikan, perluasan, dan penguatan sesuai kondisi atau fakta
terbaru dalam kehidupan manusia.
2.5 Tujuan dan Manfaat Sosiologi Pendidikan
Tujuan pendidikan nasional harus bertolak pada falsafah hidup suatu bangsa.
Kita dapat merujuk pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 3. Disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman, bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis,
serta bertanggung jawab. Tujuan tersebut tentu saja menjadi tujuan umum
pada setiap disiplin ilmu tidak terkecuali sosiologi pendidikan.
Secara umum tujuan sosiologi adalah meningkatkan daya dan kemampuan manusia
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya, terutama lingkungan
sosial budaya dengan cara mengembangkan pengetahuan yang obyektif mengenai
gejala-gejala kemasyarakatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-
masalah sosial.
Sosiologi penting untuk dipelajari. Tujuan dari mempelajari sosiologi,
diantaranya:
1. Untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum karena
sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum-hukum
umum dari interaksi antar manusia dan juga perihal sifat, hakekat, bentuk,
isi, dan struktur masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan ilmu sosiologi
dapat memberikan wawasan akademis maupun praktis.
2. Untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri atau
beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
3. Meningkatkan pemahaman terhadap ciri-ciri dan sifat-sifat masyarakat
serta meningkatkan daya adaptasi diri dengan lingkungan hidupnya.
4. Memahami konsep-konsep sosiologi, seperti sosialisasi, kelompok sosial,
struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, konflik, dan integrasi
sosial.
5. Menumbuhakan sikap, kesadaran, dan kepedulian sosial dalam kehidupan
bermasyarakat.
6. Untuk menganalisis status pendidikan di masyarakat.
7. Untuk menganalisis partisipasi orang-orang terdidik/berpendidikan dalam
kegiatan sosial.
Karena sosiologi secara garis besar mengkaji masyarakat dan interaksi yang
terjadi di dalamnya, hasil studi sosiologi dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Data-data masyarakat
yang diperoleh dapat membantu kegiatan pembangunan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai dengan evaluasi hasil-hasilnya.
Dalam proses sosialisasi pendidikan bisa terjadi kendala atau hambatan, hal
ini dikarenakan terjadinya kesulitan komunikasi dan adanya pola kelakuan
yang berbeda-beda atau bahkan bertentangan. Setiap orang atau individu
harus berusaha menguasai kondisi semaksimal mungkin dengan tuntutan
lingkungannya termasuk di sekolah. Sebab kegagalan dalam proses sosialisasi
dapat menyebabkan gangguan kejiwaan.
Manfaat sosiologi, diantaranya :
1. Sudut pandang sosiologis membuat kita mampu menilai peluang dan hambatan
yang ada di dalam kehidupan kita. Cara berpikir sosiologis akan membantu
kita memahami proses yang sesungguhnya terjadi di masyarakat. Dengan
demikian, kita bisa menempatkan diri secara lebih tepat dan meraih tujuan
dengan lebih efektif.
2. Sudut pandang sosiologis membantu kita untuk menghargai perbedaan umat
manusia dan menyiapkan kita dalam menghadapi tantangan hidup dalam dunia
yang plural.
3. Sudut pandang sosiologis menantang pemahaman-pemahaman yang lazim
mengenai diri kita sendiri dan pihak lain. Hal itu menjadikan kita bisa
menilai secara kritis berbagai kebenaran yang didasarkan pada asumsi-asumsi
yang lazim. Dengan berpikir sosiologis kita bisa mengetahui bahwa gagasan-
gagasan yang selama ini kita terima sebagai kebenaran belum tentu benar.
4. Sudut pandang sosiologis membuat kita mampu menjadi partisipan yang
aktif dalam kehidupan masyarakat. Tanpa kesadaran mengenai bagaimana
sesungguhnya proses dalam masyarakat itu terjadi, akan sulit ikut
berpartisipasi dalam masyarakat.
Sedangkan beberapa manfaat sosiologi dari segi kehidupan bermasyarakat,
sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan kebhinekaan sosial seperti keragaman ras, suku, dan
agama
Sosiologi dapat menambah pengetahuan tentang keberagaman budaya yang
menyangkut sistem nilai dan norma, adat istiadat, kesenian, dan unsur-unsur
budaya lainnya. Melalui pembelajaran sosiologi, kita akan memperoleh
pengetahuan tentang karakteristik sosial individu maupun kelompok individu
dalam masyarakat.
2. Menumbuhkan kepekaan terhadap toleransi sosial
Sosiologi bermanfaat untuk menumbuhkan kepekaan tehadap toleransi sosial
dalam pergaulan sehari-hari, sehingga memungkinkan terjadinya hubungan
saling pengertian dan saling menguntungkan. Manusia pada hakikatnya
merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan mandiri tanpa
pertolongan orang lain, sehingga manusia pasti membangun kerjasama yang
saling menguntungkan antara umat manusia yang satu dengan yang lainnya.
3. Menghindari konflik sosial
Pengetahuan sosiologi bermanfaat untuk menghindari konflik sosial terutama
konflik horizontal yang melibatkan pertikaian antar golongan, antar suku,
maupun antar ras. Pada dasarnya konflik sosial itu terjadi jika antara dua
kubu mempunyai prinsip atau pola pikir yang berbeda.
4. Menghindari dominasi sosial
Memahami sosiologi bermanfaat untuk menghindari terjadinya dominasi sosial.
Dominasi sosial pada hakikatnya merupakan suatu bentuk penjajahan oleh
kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lebih lemah secara terselubung.
Dengan tumbuhnya solidaritas sosial sebagai hasil dari pemahaman terhadap
nilai-nilai karakteristik sosial dan individu melalui sosiologi, maka
dominasi sosial, dominasi politik, dominasi ekonomi, maupun dominasi budaya
dapat dihindari, atau paling tidak dapat dikurangi.
5. Ketertiban dan pengendalian sosial
Dalam suatu sistem kemasyarakatan, pola hubungan dan kebiasaan yang
berjalan lancar digunakan untuk mencapai tujuan masyarakat. Hal ini dapat
terwujud apabila kegiatan berlangsung dengan menyenangkan. Pada masyarakat
sederhana, sosialisasi menciptakan ketertiban sosial dengan cara
mempersiapkan individu-individu agar bersedia berperilaku sebagaimana yang
diharapkan. Masyarakat yang teratur hanya dapat tercipta jika kebanyakan
orang melaksanakan sebagian besar kewajiban mereka kepada orang lain dan
mampu menuntut hak mereka dari orang lain.
6. Meningkatkan integritas nasional
Memahami sosiologi bermanfaat untuk meningkatkan integritas nasional dalam
rangka mewujudkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju dan yang
memiliki standar hidup yang tinggi. Sebagai bangsa yang majemuk, yang
memiliki keberagaman ras, suku, dan agama seringkali menimbulkan suatu
akses-akses yang negatif. Untuk menghindari hal tersebut, diperlukan adanya
saling pengertian dan kerja sama yang erat di antara unsur-unsur sosial
yang berbeda dalam masyarakat yang majemuk, sehingga semua itu dapat
meningkatkan integritas sosial bagi masyarakat tersebut.
7. Interaksi sosial
Interaksi sosial merupakan hal penting dalam sosiologi karena merupakan
syarat terjadinya aktivitas sosial dalam masyarakat. Interaksi sosial
merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang di dalamnya menyangkut
hubungan antara individu, kelompok, maupun individu dengan kelompok.
8. Sosiologi sebagai ahli riset
Seperti semua ilmuan lainnya, para sosiolog menaruh perhatian pada
pengumpulan dan penggunaan data. Untuk itu, para sosiolog melakukan riset
ilmiah untuk mencari data tentang kehidupan sosial suatu masyarakat. Data
itu, kemudian diolah menjadi suatu karya ilmiah yang berguna bagi
pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah-masalah dalam masyarakat.
Dalam kaitan dengan hal ini, seorang sosiolog harus mampu menjernihkan
berbagai anggapan keliru yang berkembang dalam masyarakat. Dari hasil
penilitiannya, sosiolog harus dapat menghadirkan kebenaran-kebenaran agar
dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh kekeliruan dalam masyarakat
dapat dihindari. Berdasarkan hal itu pula, seorang sosiolog bisa
menghadirkan ramalan sosial yang didasarkan pada pola-pola, kecenderungan,
dan perubahan yang paling mungkin terjadi.
9. Sosiologi konsultan kebijakan
Ramalan sosiologi dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial
yang mungkin terjadi. Setiap kebijakan sosial adalah suatu ramalan.
Artinya, kebijakan diambil dengan suatu harapan menghasilkan pengaruh atau
dampak yang diinginkan. Namun sering terjadi bahwa kebijakan yang diambil
tidak memenuhi harapan tersebut. Salah satu faktornya adalah
ketidakakuratan kesimpulan atau dugaan yang salah terhadap permasalahannya.
10. Menujang sebuah proses-proses kesuksesan
Manfaat yang dapat mewujudkan pada hakikat yang benar-benar nyata, dimana
masyarakat menilai dari sebuah titik nol menuju puncak buah karirnya.
Siapapun tidak akan bisa sukses dengan sendirinya tanpa ada peran orang
lain dimana harus tahu dan selalu mengerti kehidupan di masyarakat,
kehidupan di dunia kerja serta menempatkan dirinya pada bidang yang mungkin
orang lain menjadi yakin bahwa diri kita mempunyai potensi besar dan
mempunyai kualitas tanggung jawab dalam melakukan apapun dengan komitmen
yang kuat.
11. Keteraturan pada pola hidup di lingkungan
Manusia dalam mencapai pola hidupnya dihadapkan pada dua pilihan yaitu
ingin lebih baik ataukah sebaliknya. Di dalam ilmu sosiologi bermasyarakat
dengan berdampingan tidak hanya asal kumpul, asal mengikuti dalam hal apa
saja. Di sini sosiologi memberi manfaat bagaimana seseorang di beri batasan
di beri aturan-aturan yang cenderung mutlak secara umum maupun dari sisi
spiritual dalam tanda kutip. Seseorang terlihat mempunyai pola hidup yang
baik apabila ia memberlakukan, menghormati, dan melaksanakan dari aturan-
aturan yang ada, serta poin jelas yang perlu di garis bawahi tidak
menganggap aturan itu menjadikan arti dilarangnya hak kebebasan pola hidup
di lingkungan masyarakat menjadi bekal serta ciri dari setiap pribadi
seseorang di manapun ia berada, ia sudah mengerti aturan yang seimbang dan
dapat mengatur diri.
12. Menghormati pada sebuah perbedaan
Sosiologi memberikan manfaat bagaimana seseorang dapat saling menghormati
dari semua bukti-bukti yang teruji memberikan pengertian perbedaan apapun
dapat disatukan dan saling menguatkan dari sisi-sisi yang berbeda.
Contohnya, dalam sebuah perbedaan pendapat pada forum yang sangat penting
untuk mewujudkan satu persamaan yang saling dibutuhkan satu dengan yang
lainnya tanpa ada sikap dan perilaku yang membuat perbadaan itu seakan-akan
yang menjadikan diri seorang rendah dan merasa tidak adil. Karena memang
hak asasi manusia adalah mutlak pada siapapun itu.
13. Menciptakan kerjasama antar pihak
Pengetahuan sosiologi menciptakan macam-macam ide sosial pada pembangunan
sebuah kemajuan ilmu-ilmu sosial keterkaitan akan kerjasama antar pihak
tertentu untuk mencapai sesuatu yang saling menguntungkan dan tidak
merugikan pihak lain. Pada proses kerjasama pun terdapat interaksi dan
timbal balik yang di inginkan oleh orang-orang yang terlibat kerjasama.
Kerjasama memerlukan standar mutu yang ditentukan pada manfaat kerjasama
yang baik, seperti apa yang menjadi ciri penelitian terapan.
14. Penyesuaian diri pada lingkungan
Sosiologi juga memberi manfaat penuntun, pengarah pada setiap diri
seseorang dalam menempatkan diri pada suatu lingkungan masyarakatnya serta
pemahaman pada setiap karakterisasi lingkungan tempat kita sedang berdiri.
Sebagaimana pada sosiologi, kontak langsung dengan seseorang tidak dapat
dihindari. Dimana dapat memberikan pengetahuan cara bersosialisasi kumpul
dengan khalayak dengan hanya mendahulukan ego sendiri termasuk penghambat
untuk kita lebih menyesuaikan lingkungan. Karena rasa ke-akuan tidak bisa
membuat proses-proses berbaur lebih baik pada pihak manapun.
15. Perbaikan diri menanggapi masalah
Sosiologi juga tak jauh dari pengendalian, adapun termasuk pengendalian
diri dalam melihat satu titik masalah yang tidak bisa dikeluarkan dan
dipecahkan dengan amarah, merasa benar dan seolah-olah kesalahan selalu di
pihak lain. Musyawarah dengan saling mengakui dan saling meraba diri atau
introspeksi diri, bukan hanya berselisih satu sama lain, karena kita saling
berdampingan untuk saling mengisi dengan tanggung jawab serta langkah
dewasa untuk tidak terpuruk pada masalah.
Seorang guru mempunyai peran yang amat penting dalam dunia pendidikan. Guru
merupakan salah satu faktor utama bagi terlaksananya suatu pendidikan. Oleh
karena itu, guru perlu mengetahui karakteristik dari masing-masing peserta
didiknya agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan tujuan
pendidikan tercapai secara maksimal. Agar guru dapat memahami karakteristik
setiap peserta didiknya, tentu saja guru harus pandai bergaul dan
menyesuaikan diri terhadap peserta didiknya, sehingga dalam melaksanakan
suatu pembelajaran, guru perlu memahami sosiologi pendidikan. Tujuan
mempelajari sosiologi pendidikan bagi guru, diantaranya:
1. Untuk menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga,
sekolah, maupun masyarakat.
2. Memahami seberapa jauh pembinaan yang sudah dilakukan pada kegiatan
sosial peserta didik untuk mengembangkan kepribadiannya.
3. Memberikan kepada guru latihan-latihan yang efektif dalam bidang
sosiologi sehingga dapat memberikan sumbangannya secara cepat dan tepat
kepada masalah pendidikan.
4. Untuk mengadakan integrasi kurikulum pendidikan dengan masyarakat
sekitarnya agar pendidikan mempunyai kegunaan praktis di dalam masyarakat,
dan negara seluruhnya.
5. Untuk menyelidiki faktor-faktor kekuatan masyarakat, yang bisa
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak.
6. Memberi pegangan terhadap penggunaan prinsip-prinsip sosiologi untuk
mengadakan sosiologi sikap dan kepribadian anak didik.
Selain berbagai tujuan di atas, berikut ini ada beberapa manfaat dari
mempelajari sosiologi pendidikan bagi guru yaitu :
1. Guru mampu mengetahui karakteristik dari setiap peserta didik, meliputi
keadaan sosialnya maupun keadaan psikologisnya, sehingga guru dapat
menerapkan teknik mengajar yang tepat kepada peserta didik.
2. Guru mampu menempatkan dirinya sebagai seseorang yang memiliki
kewibawaan. Kewibawaan perlu bagi seorang guru karena dengan adanya
kewibawaan, maka pengaruh yang akan diberikan oleh guru dapat diterima
dengan baik oleh siswa karena siswa beranggapan bahwa pengaruh tersebut
memang pantas untuk ditiru.
3. Guru mampu memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan ilmu
pendidikan.
4. Mengetahui pembinaan ideologi pancasila dan kebudayaan nasional
Indonesia di lingkungan pendidikan dan pengajaran.
5. Guru dapat memahami karakteristik proses belajar dan pembelajaran
sehingga guru dapat menentukan sistem pembelajaran yang tepat untuk
diterapkan.
6. Guru mampu memahami lingkungan sekitar siswa untuk dimanfaatkan dalam
peningkatan proses dan hasil pendidikan, sehingga dapat memberikan prinsip-
prinsip untuk digunakan dalam membuat keputusan yang baik dalam pendidikan.
2.6 Perkembangan sosiologi dari abad ke abad
Perkembangan pada Abad Pencerahan
Banyak ilmuwan besar di zaman kuno, seperti Socrates, Plato dan Aristoteles
berpikir bahwa manusia terbentuk begitu saja. Dan tidak ada yang bisa
mencegah pertumbuhan dan penurunan masyarakat.
Pendapat itu kemudian dikonfirmasi lagi oleh pemikir abad pertengahan,
seperti Agustinus, Avicenna, dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa
sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi
menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakat. Pertanyaan dan
perubahan akuntabilitas dalam komunitas ilmiah belum terjadi selama periode
ini.
Gejolak Abad Revolusi
Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari revolusi benar-benar
mencengangkan. Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak.
Bangsawan dan bersinar asli pendeta kekayaan dan kekuasaan, disamakan
dengan hak-hak orang-orang biasa. Raja kekuatan penuh asli, sekarang
dipimpin oleh hukum di set. Banyak kerajaan besar Eropa jatuh dan
perpecahan.
Revolusi Perancis Berhasil Mengubah Struktur Masyarakat Feodal ke
Masyarakat yang Bebas
Gejolak revolusi mulai membangkitkan para ilmuwan pada premis bahwa
perubahan masyarakat harus dianalisa. Mereka telah menyakikan seberapa
besar perubahan sosial telah membawa banyak korban perang, kemiskinan,
pemberontakan dan kerusuhan. Bencana dapat dicegah jika saja orang telah
mengantisipasi perubahan di awal.
Perubahan drastis yang terjadi selama pandangan abad revolusi bagaimana
kebutuhan untuk memperkuat penjelasan rasional dari perubahan besar dalam
masyarakat. Itu berarti:
Perubahan dalam masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu
saja, tetapi diketahui penyebab dan konsekuensi.
Untuk menemukan metode ilmiah yang jelas bahwa alat untuk menjelaskan
perubahan dalam masyarakat dengan bukti yang kuat dan masuk akal.
Dengan metode yang tepat ilmiah (penelitian berulang kali, penjelasan
menyeluruh dan merumuskan teori berdasarkan bukti), perubahan masyarakat
sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat
dicegah
Kelahiran Sosiologi Modern
Sosiologi modern tumbuh pesat di Amerika Serikat, terutama di Amerika
Serikat dan Kanada. Mengapa tidak di Eropa? (yang notabene merupakan tempat
sosiologi muncul untuk pertama kalinya).
Pada awal abad ke-20, gelombang besar imigran datang ke Amerika Utara.
Gejala yang mengakibatkan pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota-
kota industri baru, meningkatkan kejahatan dan lain-lain. Konsekuensi
gejolak sosial, perubahan besar dalam masyarakat tidak dapat dihindari.
Perubahan dalam masyarakat yang menggiurkan para ilmuwan sosial untuk
berpikir keras, untuk datang ke realisasi bahwa gaya lama pendekatan
sosiologis Eropa tidak lagi relevan. Mereka mencoba untuk menemukan
pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka
lahirlah sosiologi modern.
Bertentangan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologis modern yang
cenderung mikro (lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya,
perubahan masyarakat dapat dipelajari dari fakta sosial demi fakta sosial
yang muncul. Berdasarkan fakta-fakta sosial dapat disimpulkan perubahan
masyarakat secara keseluruhan. Menyadari pentingnya penelitian (riset)
dalam sosiologi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari beberapa pengertian tentang sosiologi pendidikan tersebut di atas
dapat saya simpulkan bahwa sosiologi pendidikan ialah suatu ilmu yang
mengkaji masalah-masalah fundamental pendidikan dari perspektif sosiologis
atau dengan menggunakan pendekatan sosiologis serta dari beberapa definisi
tentang sosiologi tersebut terdapat dua hal yang penting dalam memahami
sosiologi. Pertama, masyarakat sebagai keseluruhan dan kedua, masyarakat
sebagai jaringan antar hubungan sosial. Tugas sosiologi adalah untuk
menyelami, menganalisa dan memahami jaringan-jaringan antar hubungan itu.
3.2 Saran
Dari dafenisi dan penjabaran tentang apa itu Sosiologi dan Sosiologi
Pendidikan yang telah di jelaskan. Sosiologi pendidikan sangatlah penting
kususnya bagi kalangan pendidik. Karena di era pendidikan saat ini banyak
kasus terjadi di karenakan kurangnya pemahaman lebih dalam dari para
pendidik tentang sosiologi pendidikan, saran saya adalah agar sosiologi
pendidikan dapat di terapkan dengan secara baik oleh para pendidik agar
pendidikan di indonesia dapat menjadi lebih maju.
DAFTAR PUSTAKA
Tjipto Subadi,209,Sosiologi dan Sosiologi Pendidikan,
( publikasiilmiah.ums.ac.id )
Gurupendidikan, 2016, Perkembangan sosiologi pendidikan,
( http://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-perkembangan-sosiologi-dari-abad-
ke-abad-lengkap/ )
Tintapendidikanindonesia, 2017, Tujuan dan manfaat Sosiologi
Pendidikan,
( http://www.tintapendidikanindonesia.com/2017/04/tujuan-dan-manfaat-
sosiologi-pendidikan.html )
-----------------------
Dosen Pengajar : Drs. I Nengah Westra, M.Ag