MAKALAH MANAJEMEN KOPERASI
MASALAH PELUANG DAN TANTANGAN KOPERASI DI INDONESIA
Disusun Oleh :
NURISNA KURNIAWATI (1702010013)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SEMARANG
PRA KATA
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena dengan berkah, Rahmat, karunia serta hidayah-Nyalah saya dapat menyalesaikan Makalah Tentang Koperasi dan tidak lupa pula saya berterima kasih kepada Beliau Drs.H.Triyanto, M.Si yang telah memberikan tugas makalah ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "MASALAH, PELUANG DAN TANTANGAN KOPERASI DI INDONESIA" yang saya sajikan berdasarkan dari berbagai sumber. Dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari-NYA yang pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Penyusun menyadari makalah ini mempunyai banyak kekurangan.
Semarang, 10 Oktober 2018
Nurisna Kurniawati
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Koperasi menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 ialah bidang usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Tujuan koperasi yaitu mensejahterakan para anggotanya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju. Koperasi di Indonesia dalam perkembangan nya mengalami pasang dan surut. Koperasi yang berkembang sejak jaman berdirinya koperasi indonesia sampai sekarang tidak ada yang tumbuh menjadi usaha besar yang seperti pelaku ekononomi yang besar. Padahal berbagai paket program bantuan dari pemerintah telah diberi untuk koperasi-koperasi di Indonesia. Seperti kredit program: KKop, Kredit Usaha Tani (KUT), pengalihan saham (satu persen) dari perusahaan besar ke koperasi, skim program KUK dari bank dan Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang merupakan kredit komersial dari perbankan, juga "paket program" dari Permodalan Nasional Madani (PNM), terus mengalir untuk memberdayakan gerakan ekonomi kerakyatan ini. Tak hanya bantuan program, ada institusi khusus yang menangani di luar Dekopin, yaitu Menteri Negara Urusan Koperasi dan PKM (Pengusaha Kecil Menengah),yang seharusnya memacu gerakan ini untuk terus maju.
Jumlah koperasi di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM jumlah koperasi tahun 2011 adalah 188.181 unit sedangkan tahun 2015 naik 12.7% menjadi 212.135 unit. Karena fasilitas yang disediakan untuk perusahaan masih lebih condong ke BUMN dan BUMS dibandingkan dengan koperasi. Pemerintah menyediakan KUR 9% dan berbagai macam paket kebijakan lainnya, namun hal tersebut masih belum cukup karena masyarakat juga masih awam terkait koperasi, belum lagi KKN. Faktanya sampai tahun 2014 jumlah koperasi yang tidak aktif terus meningkat dan Koperasi yang aktif mengadakan Rapat Akhir Tahun (RAT) hanya 38.6% dari total jumlah koperasi yang aktif pada tahun 2015. Jauh menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai 54%. Bahkan pemerintah pun masih menyatakan bahwa koperasi masih belum siap untuk menghadapi MEA.
MEA adalah sebuah revolusi ekonomi ASEAN dimana menjadikan sebuah wilayah regional yang tidak memiliki batas untuk melakukan pergerakan barang dan jasa serta tenaga kerja yang didukung oleh modal baik domestik maupun asing. Indonesia sebagai negara anggota ASEAN yang ikut mensetujui pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) harus menghadapi berbagai tantangan dibidang ekonomi khususnya domestik. Kesiapan Indonesia untuk membuka pasar ekonomi bebas di tingkat regional mau tidak mau memberikan perhatian serius bagi pihak pemerintah sebagai aktor negara dan pelaku-pelaku ekonomi lainnya atau aktor non negara yaitu pengusaha dan organisasi ekonomi. Dengan terciptanya integrasi kawasan dalam bentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) selain merupakan suatu tantangan yang akan dihadapi negara di kawasan tersebut, perlu diperhatikan masalah-masalah yang akan ditimbulkan. Masalah tersebut lebih kepada kesiapan negara anggota khususnya,Indonesia untuk menghadapi persaingan ekonomi global yang bersifat terbuka dan represif. Indonesia perlu segera memperhatikan faktor-faktor pendukung, baik internal maupun eksternal agar dampak yang ditimbulkan di kemudian hari akibat arus barang dan jasa yang bebas, memberikan dampak dan pengaruh yang positif.
Pembentukan MEA diharapkan akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, daya saing kawasan dalam perekonomian global melalui empat kerangka strategis yang meliputi pasar tunggal dan basis produksi internasional, kawasan ekonomi yang saling memiliki daya saing tinggi, pertumbuhan ekonomi yang merata, peningkatan kesejahteraan masyarakat ASEAN, mengurangi tingkat pengangguran dengan menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak dan hubungan kerjasama ekonomi yang erat dengan organisasi global lainnya. Hal ini tentunya akan memberikan manfaat yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi di negara ASEAN yang mayoritas merupakan negara berkembang.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana masalah yang dihadapi koperasi?
Apa peluang koperasi di Indonesia?
Tantangan apa saja yang dihadapi koperasi di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
MASALAH KOPERASI DI INDONESIA
Kurangnya partisipasi anggota, bagaimana mereka bisa berpartisipasi lebih kalau mengerti saja tidak mengenai apa itu koperasi. Hasilnya anggota koperasi tidak menunjukkan partisipasinya baik itu kontributif maupun intensif terhadap kegiatan koperasi itu sendiri. Kurangnya pendidikan serta pelatihan yang diberikan oleh pengurus kepada para anggota koperasi ditengarai menjadi faktor utamanya, karena para pengurus beranggapan hal tersebut tidak akan menghasilkan manfaat bagi diri mereka pribadi. Kegiatan koperasi yang tidak akan menghasilkan manfaat bagi diri mereka pribadi. Kegiatan koperasi yang tidak berkembang membuat sumber modal menjadi terbatas. Terbatasnya usaha ini akibat kurangnya dukungan serta kontribusi dari para anggotanya. Oleh karena itu, semua masalah berpangkal pada partisipasi anggota dalam mendukung terbentuknya koperasi yang tangguh, dan bermanfaat bagi seluruh anggotanya, serta masyarakat sekitar.
Sosialisasi Koperasi, tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi yang belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tau koperasi itu hanya untuk melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau pinjaman. Artinya masyarakat belum tau esensi dari koperasi itu sendiri, baik dari sistem permodalan maupun sistem kepemilikannya. Mereka belum tau betul bahwa dalam koperasi konsumen juga berarti pemilik dan mereka berhak berpartisipasi menyumbang saran demi kemajuan koperasi miliknya. Mereka juga berhak mengawasi kinerja pengurus, karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol dari anggota sendiri terhadap pengurus.
Selain masalah – masalah diatas, ada pula masalah lain yang menyebabkan koperasi di Indonesia sulit untuk maju, berikut masalah internal dan eksternal yang tengah dihadapi oleh koperasi di Indonesia.
Internal
Kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas
Sistem kerja, Re-generasi organisasi, system pengawasan kerja koperasi dll. bisa di karenakan system kerja yang salah penerapannya, lambatnya re-generasi pengurus dari yang tua ke yang muda dengan kriteria berwawasan luas, intelektual tinggi;
Pengurus koperasi juga tokoh dalam masyarakat, sehingga "rangkap jabatan" ini menimbulkan akibat bahwa focus perhatiannya terhadap pengelolaan koperasi berkurang sehingga kurang menyadari adanya perubahan-perubahan lingkungan;
ketidakpercayaan anggota koperasi menimbulkan kesulitan dalam memulihkannya;
Kebanyakan anggota kurang solidaritas untuk berkoperasi di lain pihak anggota banyak berhutang kepada koperasi;
Dengan modal usaha yang relative kecil maka volume usaha terbatas
Eksternal
Bertambahnya persaingan dari badan usaha yang lain yang secara bebas memasuki bidang usaha yang sedang ditangani oleh koperasi;
Tanggapan masyarakat sendiri terhadap koperasi; karena kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tanpa adanya pertanggungjawaban kepada masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan pada masyarakat tentang pengelolaan koperasi;
Tingkat harga yang selalu berubah (naik) sehingga pendapatan penjualan sekarangtidak dapat dimanfaatkan untuk meneruskan usaha, justru menciutkan usaha
PELUANG KOPERASI DI INDONESIA
Sebagai lembaga perekonomian. Koperasi harus mampu melihat berbagai peluang yang masuk, dan dapat menguntungkan bagi koperasi tersebut. Berikut ini saya akan memaparkan berbagai peluang yang bisa dicoba oleh koperasi di Indonesia :
Adanya aspek pemerataan yang diprioritaskan oleh pemerintah,
Undang-Undang nomor 25 tahun 1992, memungkinkan konsolidasi koperasi primer ke dalam koperasi sekunder,
Kemauan politik yang kuat dari pemerintah dan berkembangnya tuntutan masyarakat untuk lebih membangun koperasi,
Kondisi ekonomi cukup mendukung eksistensi koperasi,
Perekonomian dunia yang makin terbuka mengakibatkan makin terbukanya pasar internasional bagi hasil koperasi Indonesia,
Industrialisasi membuka peluang usaha di bidang agrobisnis, agroindustri dan industri pedesaan lainnya,
Adanya peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi,
Adanya investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi,
Potensi daerah yang mendukung dalam pelaksanaan kegiatan koperasi,
Dukungan kebijakan dari pemerintah,
Undang-Undang nomor 12 tahun 1992, tentang sistem budidaya tanaman mendorong diversifikasi usaha koperasi,
Daya beli masyarakat tinggi.
Koperasi masih saja terkesan sebagai proyek ekonomi pinggiran. Koperasi dibentuk karena dibutuhkan oleh para anggotanya dan bukan sebaliknya koperasi dibutuhkan oleh para anggotanya. Kalau hal terakhir itu yang terjadi, maka koperasi akan tumbuh dengan pola top-down dan akhirnya akan mengalami kegagalan seperti yang sudah banyak terjadi di Indonesia hingga saat ini.
TANTANGAN KOPERASI DI INDONESIA
Dengan semakin berkembangnya perekonomian menuju kearah globalisasi ekonomi seperti dengan adanya MEA,maka tantangan yang dihadapi kopeerasim di Indonesia sangat besar, antara lain:
Hilangnya pasar produk ekspor kita karena kalah bersaing harga dan kualitas produk kita kalah dibanding Negara lain
Contoh : di Asean. Semakin banyaknya produk impor dipasaran dalam negeri yang akan mematikan usaha dinegara kita, sehingga koperasi yang semakin harus dapat bersaing.
Masuknya SDM dari negara lain yang mungkin lebih berkualitas, yang akan menggusur tenaga kerja dalam negeri.
Masalah / tantangan yang dihadapi oleh koperasi di Indonesia dengan munculnya MEA.
Lemahnya kelembagaan koperasi
Lemahnya modal internal koperasi
Kurangnya inovasi dalam bisnis koperasi dan lambannya pemanfaatan IT
Lemahnya kualitas SDM dan kurangnya profesionalisme di koperasi
Selain itu Perkoperasian di Indonesia saat ini juga sedang menghadapi banyak masalah, baik dalam segi internal eksternal maupun dalam skala makro atau mikro. Perlu dukungan dari banyak pihak untuk lebih mengembangkan koperasi. Karena koperasi akan berkembang jika dari anggotanya dapat bergerak untuk mengaktifkan usaha koperasi. Maka perlu penumbuhan kesadaran akan pentingnya peran anggota dalam kemajuan koperasi. Dari sisi peluang, Lembaga per-koperasian di Indonesia harus lebih cermat dalam mendapatkan peluang yang bisa dicapai untuk kemajuan koperasi. Tak lupa dengan cukup banyaknya ancaman yang akan dihadapi oleh lembaga koperasi, haruslah lebih pintar memutar otak jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan oleh anggota maupun pengurus di dalam lembaga koperasi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/people/search?utf8=%E2%9C%93&q=tantangan+koperasi
http://kopmauns.ormawa.uns.ac.id/?p%3D7&ei=5PuXtRK3&lc=id-ID&s=1&m=621&host=www.google.co.id&ts=1509463871&sig=ANTY_L2wRyJDQ-TnQhQjcpXY4miYm8oRwA
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/17/07/21/nasional/daerah/14/09/06/ekonomi/keuangan/17/10/23/oya4oe415-ini-12-koperasi-bermasalah-dalam-pengawasan-kemenko-ukm
10