Makalah
PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN “ Kepribadian, Tempramen dan Watak ”
OLEH :
MAIRET OFIKA ( A 251 09 029 ) MAWAR ( A 251 09 008 )
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS TADULAKO 2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Kepribadian, Temperamen dan Watak”. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen mata kuliah Kewirausahaan yaitu ibu Sitti Nuriyanti yang telah memberikan kepada kami berbagai ilmu tentang Kewirausahaan khusunya kepada mahasiswa semester VII SBI- Reguler. Semoga apa yang beliau ajarkan kepada kami menjadi manfaat dan menjadi amal jariyah bagi beliau di Akherat kelak. Amiin. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan. Dalam makalah ini akan dibahas beberapa pembahasan mengenai definisi atau pengertian dari Kepribadian, Temperamen dan watak, serta perbedaannya. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim penulis khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Palu, 14 September 2012
DAFTAR ISI Kata Pengantar………………………………..……………………………………...............i Daftar Isi…………………………………………………………………………...................ii Bab I : A. Pendahuluan……………………………………………………………......................1 B. Tujuan Penulisan……………………………………………………….......................1 C. Rumusan Masalah…………………………………………………….........................1 Bab II : Pembahasan A. Pengertian 1. Kepribadian……..………………………………………............................….2 2. Kepribadian yang produktif..............................................................................4 3. Temperamen……..………………………………………...........................…7 4. Watak……..……………………………………….....................................….7 B. Perbedaan Tempramen, Watak dan Kepribadian…………….....................…............9 C. Keluarga Sebagai Pembentuk Utama Kepribadian…….……........................……….9 Bab III : Penutup A. Kesimpulan……………………………………......................………………………11 B. Saran…………………………………………..........................……………………..11 Referensi………………………………………………..................…………………………12
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Membicarakan
tentang
manusia
tidak
lepas
dari
membahas
tentang
kepribadiannya. Karena memang manusia bisa diterima atau tidaknya di lingkungannya masyrakatnya tergantung dengan kepribadiannya. Kalau kepribadiannya baik, maka orang-orang yang hidup di sekelilingnya akan menerimanya dan menyenanginya. Begitu juga sebaliknya, jika kepribadiannya tidak baik ia tidak disenangi atau bahkan tidak diterima untuk hidup di lingkungan mereka. Maka, untuk mengukur apakah kepribadian kita baik atau tidak baik sebaiknya kita mempelajari tentang kepribadian manusia itu sendiri.
B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mempelajari tentang kepribadian manusia 2. Untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang kepribadian manusia. 3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan.
C. Rumusan Masalah Adapun yang kami jelaskan di sini rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan Kepribadian, Temperamen, dan Watak itu? 2. Bagaimana cara mengukur Kepribadian itu? Dan siapa yang paling dominan dalam pembentukan Kepribadian seseorang?
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Kepribadian Menurut asal katanya, kepribadian atau personality berasal dari bahasa latin personare, yang berarti mengeluarkan suara. Istilah ini digunakan untuk menunjukan suara dari percakapan seorang pemain sandiwara melalui topeng yang dipakainya. Pada mulanya istilah personare adalah topeng yang dipakai pemain sandiwara, dimana suara pemain sandiwara itu diproyeksikan. Kemudian kata personare itu berarti pemain sandiwara itu sendiri. Dari sejarah pengertian tersebut tidak heran kita jika kata personare yang mulanya berarti topeng kemudian diartikan pemainnya itu sendiri yang memperankan peranan seperti yang digambarkan dalam topeng tersebut. Akhirnya kata personare itu menunjukan tentang kualitas dari watak atau karakter yang dimainkan dalam sandiwara itu. Kini kata personare atau dalam bahasa Indonesianya sering disebut dengan kata Personal itu oleh ahli Psikologi dipakai untuk menunjukan sesuatu yang nyata dan dapat dipercaya tentang individu untuk menggambarkan bagaimana dan apa sebenarnya individu itu. Adapun Gordon W. Allport (1937) memberikan definisi kepribadian sebagai berikut: Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophsical system
that
determine
his
unique
adjustment
to
his
environment.
“Kepribadian ialah organisasi sistem jiwa raga yang dinamis dalam diri individu yang menentukan
penyesuaian
dirinya
yang
unik
terhadap
lingkungannya.”
Namun kami menyimpulkan bahwa pengertian kepribadian adalah: keseluruhan pola (bentuk) tingkah laku, sifat-sifat, kebiasaan, kecakapan, bentuk tubuh serta unsurunsur psiko-fisik lainnya yang selalu menampakkan diri dalam kehidupan seseorang. Kepribadian seorang tidak persis sama dengan kepribadian orang lain. Kepribadian ini adalah sangat unik, demikian yang dikanyatakan oleh para ahli. Dengan kepribadian yang dimiliki oleh seseorang dia dapat memikat orang lain, orang menjadi simpati padanya, orang tertarik dengan pembicaraannya, orang terkesima
olehnya. Wirausahawan yang memiliki kepribadian seperti ini seringkali berhasil dalam menjalankan usahanya. Adapula wirausahawan yang secara fisik tidak meyakinkan, tidak menarik, tetapi setelah mengobrol (lobby) rasanya tersimpan suatu daya tarik, sehingga calon relasi tadi makin tertarik, akhirnya menjurus ke arah hubungan yang lebih dekat dan saling memberi harapan. Kepribadian semacam inilah yang perlu dikembangkan oleh wirausaha. Sekarang timbul pertanyaan, apakah kepribadian itu? Dapatkah kepribadian itu diperbaiki? Bagian-bagian manakah dari unsur kepribadian yang dapat diperbaiki dan manakah yang sudah pembawaan sejak lahir. Uraian ini kami kemukakan dengan menampilkan sebuah definisi kepribadian yang dalam bhasa inggris disebut personality dikemukakan oleh Erich Fromm (1975) : By personality I understand the totality of inherited aquired psycihic qualities which are charactteristic of one individual and which make the individual uniqe. Bila diartikan secara bebas diatas berbunyi : Kepribadian adalah merupakan keseluruhan kualitas psikis yang diwarisi atau diperoleh yang khas pada seseorang yang membawanya unik. Mengenai bagian mana dari kepribadian yang diwarisi dan bagian mana yang diperoleh akan dibahas pada bagian selanjutnya. Sutan Takdir alisyahbana mencoba membedakan pengertian personality dengan pengertian individu dan person. Perkataan individu berasal dari individu (latin) = Atomon yang diartikan sebagai indivisible entity, the living organism neutrally as a unit. Jadi, individu itu merupakan hal yang hidup suatu organisme yang bulat dan utuh sebagai suatu kesatuan. Person berasal dari persona yaitu a theatrical mask, atau merupakan topeng seperti orang main di panggung. Jadi, person ialah person behind the mask = orang yang dibelakang topeng. Sebagai kesimpulan tentang rumusan personality ini: Personality is the total of human mind (Sutan takdir Alisyahbana, 1975). Mind di sini diartikan sebagai keseluruhan karakteristik dari diri seseorang, bisa berbentuk pikiran, perasaan, kata hati, berupa temperamen, watak (karakter).
2. Kepribadian yang produktif Seorang wirausaha adalah soerang yang memiliki kepribadian yang produktif. Apakah yang dikatakan produktif? Produktif ialah kegiatan yang menimbulkan atau meningkatkan kegunaan (utility). Kita mengenal beberapa macam utility, yaitu : 1.
Utility of Place (kegunaan tempat)
2.
Utility of Time (kegunaan waktu)
3.
Utility of Form (keguanaan bentuk)
4.
Utility of Ownership/Possesion (kegunaan kepemilikan), dan sebagainya. Jadi segala bentuk kegiatan yang meningkatkan kegunaan suatu benda disebut
produktif. Misalnya beras diangkut dari desa ke kota (nilainya bertambah), kursi di ruang kuliah berserakan, lalu disusun rapih (nilai gunanya bertambah), ini disebut place utility. Bahan makanan disimpan untuk menghadapi musim paceklik (time utility). Karet mentah diubah bentuk menjadi ban mobil (form utility). Kepemilikan barang berpindah dari penjual ke pembeli (ownership utility). Gilmore menyatakan bahwa pribadi yang produktif (produktive person) ialah individu yang menghasilkan kontribusi bermanfaat bagi lingkungannya). Seorang wirausaha jelas selalu memberi kontribusi positif bagi lingkungannya, antara lain menampung tenaga kerja, memberi sumbangan sosial, menjaga kebersihan, bergaul dengan sesama, dan sebagainya. Seorang wirausaha memiliki perasaan tanggung jawab sosial yang tinggi terhadap lingkungannya. Ada dua dimensi pokok dari social responsibility, yaitu : 1. Skill of Social Interaction, yaitu adanya keterampilan berinteraksi dalam masyarakat. Qualities of Spontaneity Friendliness Tolerance Open Relationship 2. Value Structure, memiliki struktur nilai: Deep empaty Concern for Others
Seorang wirausaha memiliki tanggung jawab sosial, untuk itu ia harus senang berinteraksi, bergaul, toleransi, terbuka sesama teman. Dia harus memiliki rasa empati, menolong orang lain yang membutuhkan potolongannya. Tidak semua orang sama produktifnya,. Umumnya ada variasi:
Produktif tinggi
Produktif rata-rata
Produktif rendah
Pribadi produktif rendah ini adalah orang yang emotionally and mentally handicapped and whose relationship to society is essentially a dependent one (Gilmore). Jadi dia secara emosional dan mentalnya cacat
dan sangat tergantung
kepada orang lain. Lain halnya dengan seseorang yang produktif, ia memiliki sikap percaya diri, kapabilitas, self esteemnya tinggi. Self esteem is more basic and comprehenshive psychological traits which fundamental to the productive personality in general (Rosenberg). Gilmore menyatakan self esteem may be briefly defined as the individual’s evaluate attitude toward him self (Gilmore). Sebagai kesimpulan, pribadi yang produktif ialah seseorang yang memberikan kontribusi kepada lingkungannya, dia imajinatif, dan inovatif, bertanggung jawab dan responsif dalam berhubungan dengan orang lain. Seorang yyang produktif ini adalah individu yaang matang (maturiry). Matang disini bukan berarti dewasa secara fisik, tetapi lebih banyak mengandung aspek psikologisnya. Ciri-ciri pribadi yang matang ialah : 1. Tidak banyak tergantung pada orang lain. 2. Memiliki rasaa tanggung jawab. 3. Obyektif dan kritis (tidak asal terima issu). 4. Emosinya stabil 5. Sociability, artinya dalam lingkungan yang cocok ia akan tampil ke depan. Dalam lingkungan yang tidak cocok, ia akan menjaga jarak. 6. Keyakinan agama : yang terakhir ini adalah aspek paling tinggi dalam jenjang kematangan yang dicapai seseorang, yaitu pengakuan akan pertolongan dan kekuasaan Allah SWT.
Selanjutnya jika ada pribadi yang produktif, tentu ada pula pribadi yang non produktif. Ciri pribadi yang non produktif ialah: 1.
Pribadi yang hanya senang mendengar saja, dia pendengar yang baik. Tidak pernah mengemukakan ide. Dia tidak bisa mengatakan “tidak”, dia lebih senang mengatakan “ya”.
2.
Dia lebih senang mengeksploitasi orang lain untuk keuntungan pribadinya.
3.
Dia lebih senang menyimpan segala macam informasi yang pernah ia terima, tidak pernah ia keluarkan kembali informasi yang pernah ia terima
4.
Sifatnya sentimentil, suka merenung masa lalu.
5.
Dia banyak mengetahui segala sesuatu, tetapi tidak bisa mengungkapkan buah pikirannya.
6.
Dia suka memasarkan pribadinya dengan memperoleh imbalan/balas jasa/honor.
7.
Self esteemnya goyang, dia lebih senang mengikuti anggapan orang lain terhadapnya. I am as you desire me ! (Erich Fromm).
Tipe priibadi non produktif ini adalah pribadi yang immaturity (belum matang). Pribadi immaturity mempunyai ciri-ciri: 1.
Lebih bersikap pasif.
2.
Ketergantungan kepada orang lain.
3.
Tidak punya pandangan ke depan.
4.
Posisinya selalu dibawah
5.
Kurang menghargai dirinya, kurang mencintai dirinya. Seseorang tidak akan bisa mencintai orang lain apabila ia tidak respek dan tidak mencintai dirinya sendiri. Konsep cinta yang dikemukakan disini ialah konsep cinta yang disebut erotic love, maternal love, the feeling of human solidarity, and also self love. (Erich fromm). Jelas tipe pribadi yang non produktif ini bukan tipe seorang wirausaha. Pribadi
wirausaha adalah mutlak tipe pribadi produktif, sebagaimana yang telah diuraikan di atas.
3. Temperamen.
Istilah temperamen menunjukan cara bereaksi atau bertingkah laku yang bersifat tetap, sedangkan istilah watak dibentuk oleh pengalaman-pengalaman semasa kanak-kanak dan dapat berubah pada batas-batas tertentu karena diperolehnya pengalaman-pengalaman baru. Hippocrates membedakan 4 macam temperamen: 1. Ckoleric 2. Sanguine 3. Melancholic 4. Phlegmatic (Erich Fromm, 1975). Secara simbolik dapat disamakan : choleric = api, panas, cepat, dan kuat = easily angered = gampang marah. Sanguine = udara, panas dan lembab, cepat dan lemah, dalam istilah lain = over estimated = terlalu optimis. Melancholic disimbolkan dengan bumi, dingin, kering, lemah dan kuat, dan pendiam. Jadi tipe ini kuat dalam kelemahannya yang bersifat pendiam (depressed). Phleegmatic, simbolnya air, dingin, lembab dan lemah (too slow). Temperamen ini menunjukan pada cara bereaksi yang bersifat tetap dan tidak berubah. Temperamen ini akan diimbangi oleh watak, yaitu suatu pola tingkah laku yang khas yang terdapat pada seseorang. Seorang yang bertamperamen choleric cara bereaksinya sangat cepat. Bila ia berwatak produktif dan pecinta keadilan, maka ia akan mencintai dan berlaku adil. Tetapi bila wataknya sadistik maka iaa cepat menganiaya dan merusak.
4. Watak
Menurut ahli psikologi behavioristik, sifat-sifat watak dapat disamakan dengan sifat tikah laku (behavior). Sedangkan menurut socio-psikologis manusia selalu berhubungan dengan sesamanya, berhubungan dengan alam, dan berhubungan dengan dirinya sendiri. Cara manusia berhubungan itu bermacam-macam, senang, marah, kasihan, benci, sayang, cina, bekerja sama, bersaing, dan sebagainya. Dengan segala cara berhubungan itu, manusia berusaha menyesuaikan diri, mencoba berorientsi dengan sesama, dengan alam, bahkan dengan diri sendiri. Oleh sebab itu, dikatakan bahwa inti dari watak ialah orientasi.
Seorang wirausahawan yang sukses, sebagai salah satu kuncinya ia harus mempunyai kepribadian yang menarik. Dengan melihat adanya kekurangan yang terdapat pada dirinya, ia harus berusaha belajar dari sesama manusia atau lingkungannya. Bakat seorang wirausaha akan bertambah dan berkembang berkat pengetahuan, pengalaman yang diperoleh daari hasil interaksi dengan lingkungan.
Faktor-faktor yang dapat dipelajari untuk mengembangkan bakat yang kita miliki diantaranya: a. Pikiran. b. Perasaan c. Pertimbangan. d. Sikap. Dengan cara mengasah pikiran, diharapkan daya ingat menjadi tajam dan kreatif, berwujud menjadi cepat berpikir, sistematis, dan terarah pada tujuan di samping terbukanya kemungkinan bertaambahnya pengetahuan. Perasaan kan berkembang menjadi lapang dan leluasa, memiliki jiwa besar, sehingga tumbuh daya energi yang agresif, berani, sabar, dan penuh perhitungan daalam menguji perasaan orang lain. Setiap wirausaha harus dapat menberikan ketrangan-keterangan kepada relasi dengan jelas dan menarik. Setiap kata dan kalimatnya harus meyakinkan dan setiap keberatan orang lain harus dapt dijawab dengan tepat dan memuaskan. Memang seorang wirausaha itu perlu mempunyai kecakapan untuk memberikan pertimbanganpertimbangan kearah proses lancarnya pembicaraan. Sikap yang serius dibubuhi dengan humor pada tempatnya, maka seorang wirausaha sudah menempatkan dirinya untuk mendapatkan perhatian. Pada saat-saat menentukan ia harus dapat mengambil keputusan yang matang. Sehingga, setiap keputusan yang diambil dapat memuaskan kedua belah pihak dan hubungan dengan relasi akan semakin harmonis. Dengan demikian, wirausaha dapat membuka hati dan pikirannya lebar-lebar dalam menerima tambahan pengetahuan, kecakapan, dan ketrampilan sehingga membentuk pribadi yang betul-betul teruji dan menyenangkan.
B. PERBEDAAN TEMPERAMEN, WATAK, DAN KEPRIBADIAN
Tempramen adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan Emosi (perasaan), misalnya pemarah, penyabar, periang, pemurung, dan lain sebagainya. Sifat-sifat emosional adalah bawaan (warisan/turunan), sehingga bersifat permanen dan tipis kemungkinan untuk dapat berubah. Tempramen selalu menunjukkan hubungan/perpaduan yang erat antara rohaniah dengan jasmaniah. Seseorang yang memiliki temperamen tinggi adalah seseorang yang mudah emosi (naik darah/marah) diiringi dengan gerakan-gerakan tangan, kaki, mata, mulut serta raut muka marah, pucat dan sebagainya. Sedangkan orang yang penyabar dengan wajah tenang serta berbicara lambat serta irama yang mantap. Watak (karakter, tabiat) adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan nilai-nilai, misalnya jujur, pembohong, rajin, pemalas, pembersih, penjorok dan lain sebagainya. Sifat-sifat itu bukan bawaan lahir, tetapi diperoleh setelah lahir, yaitu hasil dari kebiasaan sejak dari kecil, atau sebagai hasil dari pengaruh pendidikan/lingkungan sejak kecil. Sifatr-sifat seperti ini terbentuk terutama pada masa-masa anak-anak sampai umur 5 tahun (balita), dan berkembang terus sampai masa sekolah dan remaja. Berbeda halnya dengan temperamen, yang sangat sukar dipengaruhi/ diubah, maka watak besar kemungkinannya untuk diubah. Sifat jujur, pembohong, rajin, pemalas, percaya pada diri sendiri (optimis), pesimis dan sebagainya, semuanya itu adalah hasil tempaan orang tua dan pengaruh lingkungan sejak kecil. Kepribadian adalah keseluruhan aspek yang terdapat di dalam diri seseorang, termasuk di dalam temperamen dan watak. Di samping itu, termasuk juga ke dalam kepribadian semua pola tingkah laku, kebiasaan, sikap kecakapan, serta semua hal yang selalu muncul dari seseorang. Dengan demikian, kepribadian mengandung arti yang lebih luas dari temperamen dan watak, karena temperamen dan watak adalah sebagian dari kepribadian.
C. KELUARGA SEBAGAI PEMBENTUK UTAMA KEPRIBADIAN
Kepribadian tumbuh dan berkembang sepanjang manusia, terutama sejak lahir sampai masa remaja yang selalu berada di lingkungan keluarga, diasuh hari berada di rumah dan hanya beberapa jam saja berada di sekolah atau tempat lainnya di luar rumah.
Karena itu, dapat dipahami cukup besar pengaruh dan peranan keluarga serta orang tua dalam membentuk pribadi seorang anak. Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani manusia, berlangsung dari bayi hingga remaja, terutama kanak-kanak yaitu masa yang paling baik dalam pembentukan kepribadian. Pada masa ini (usia 2-5 tahun) anak-anak sudah mulai dapat berkomunikasi secara lisan (bahasa inteligensinya mulai berkembang dan mengerti perintah dan larangan). Selain alasan berkomunikasi, pada usia yang sangat muda ini, kemampuan anak untuk membantah/menolak perintah relatif masih kecil dan sebaliknya sangat mudah dibujuk untuk melakukan sesuatu karena kondisi jiwanya yang sedang tumbuh dan masih lemah itu. Pada masa bayi (0,0 – 1.0 tahun), pembentukan kepribadian berlangsung dengancarapembiasaan-pembiasaan. Pembentukan kepribadian harus dilakukan dengan kontinu dan diadakan pemeliharaan sehingga menjadi matang dan tidak mungkin berubah lagi. Misalnya anak sewaktu masih kecil tergolong rajin belajar dan membantu orang tua di rumah, tetapi setelah remaja berubah menjadi pemalas. Hal ini mungkin karena kurangnya pemeliharaan, tidak pernah diberi imbalan atau dengan kata lain motivasi belajar anak dibiarkan rusak. Seharusnya, semua sifat atau kebiasaan yang baik harus dipelihara dan dipupuk terus sampai dewasa agar tidak berubah lagi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut asal katanya, kepribadian atau personality berasal dari bahasa latin personare, yang berarti mengeluarkan suara. Istilah ini digunakan untuk menunjukan suara dari percakapan seorang pemain sandiwara melalui topeng yang dipakainya. Pada mulanya istilah personare adalah topeng yang dipakai pemain sandiwara, dimana suara pemain sandiwara itu diproyeksikan. Kemudian kata personare itu berarti pemain sandiwara itu sendiri. Temperamen adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan Emosi (perasaan), misalnya pemarah, penyabar, periang, pemurung, dan lain sebagainya. Sifat-sifat emosional adalah bawaan (warisan/turunan), sehingga bersifat permanen dan tipis kemungkinan untuk dapat berubah. Watak (karakter, tabiat) adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan nilai-nilai, misalnya jujur, pembohong, rajin, pemalas, pembersih, penjorok dan lain sebagainya. Sifat-sifat itu bukan bawaan lahir, tetapi diperoleh setelah lahir. Kepribadian tumbuh dan berkembang sepanjang manusia, terutama sejak lahir sampai masa remaja yang selalu berada di lingkungan keluarga, diasuh hari berada di rumah dan hanya beberapa jam saja berada di sekolah atau tempat lainnya di luar rumah. Karena itu, dapat dipahami cukup besar pengaruh dan peranan keluarga serta orang tua dalam membentuk pribadi seorang anak.
B. Saran
Dari penjelasan tentang kepribadian di atas tadi, setidaknya kita sudah mengetahui sedikit tentang kepribadian manusia. Kita bisa mengukur bagaimana kepribadian diri kita dan kepribadian orang-orang yang ada di sekitar kita. Semoga dengan sedikit pengetahuan tentang kepribadian ini kita bisa merubah kepribadian kita yang kurang baik dan bisa mengingatkan orang yang kepribadiannya kurang baik.
REFERENSI
Drs. Abu Ahmadi dan Drs. M. Umar M.A. Psikologi Umum. PT. Bina Ilmu: Surabaya 2004. Tim Silabus Gontor. Psikologi Pendidikan. Darussalam Press: Ponorogo tt. Drs. H. Ahmad Fauzi. Psikologi Umum Untuk IAIN, STAIN, PTAIS Fakultas Tarbiyah. Pustaka Setia: Bandung 2008.