-PENDAHULUAN
Suatu kontrak konstruksi yang telah memenuhi syarat – syarat yang sah dan asas asas – asas suatu suatu kontrak kontrak,, tidak tidak menutu menutup p kemung kemungkin kinan an untuk untuk terjadi terjadinya nya kegagalan bangunan (Building Failure). Dalam pekerjaan konstruksi bangunan sering ditemukanny ditemukannyaa kegagalan kegagalan bangunan bangunan yang dapat diakibatkan diakibatkan oleh pihak penyedia jasa atau pengguna jasa. Berdas Berdasark arkan an UU No. ! "ahun ahun ### ### tentan tentang g $asa %onstru %onstruksi, ksi, Bab , &asal &asal ayat ayat ', kegaga kegagalan lan bangun bangunan an adalah adalah keadaan keadaan bangunan bangunan yang yang setelah setelah diser diseraht ahter erim imak akan an oleh oleh peny penyed edia ia jasa jasa kepa kepada da peng penggu guna na jasa, jasa, menja menjadi di tida tidak k berungsi baik seara keseluruhan maupun sebagian dan*atau tidak sesuai s esuai dengan ketentuan yang terantum dalam kontrak kerja konstruksi atau pemanaatannya yang menyimpang sebagai akibat kesalahan penyedia jasa dan*atau pengguna jasa. +enurut
&eraturan
&elaksanaan
Undang
–
Undang
$asa
%onstruksi, %onstruksi,&eratu &eraturan ran &emerintah &emerintah No.# "ahun ahun --- tentang tentang &enyelengg &enyelenggaraan araan $asa %onstru %onstruksi ksi,, Bab , &asal &asal /0, kegaga kegagalan lan bangun bangunan an merupa merupakan kan keadaa keadaan n bangunan yang tidak berungsi, baik seara keseluruhan maupun sebagian dari segi segi teknis teknis,, manaat manaat,, keselam keselamatan atan dan keseha kesehatan tan kerja, kerja, dan atau atau keselam keselamatan atan umum sebagai akibat kesalahan penyedia jasa dan atau pengguna jasa. Sedangkan 12%3 pada tahun -- menoba mengkaitkan dengan UU453 No.! "ahun "ahun ### tentang $asa %onstruksi memberikan deinisi kegagalan bangunan adalah suatu bangunan baik sebagian maupun keseluruhan dinyatakan mengalami kegagalan bila tidak menapai atau melampaui nilai – nilai kinerja tertentu (persyaratan minimum, maksimum dan toleransi) yang ditentukan oleh
peraturan, standar, dan spesiikasi yang berlaku saat itu sehingga bangunan tidak berungsi dengan baik. %emudian 12%3 mendeinisikan kegagalan bangunan akibat struktur yaitu suatu bangunan baik sebagian maupun keseluruhan dinyatakan mengalami kegagalan struktur bila tidak menapai atau melampaui nilai – nilai kinerja tertentu (persyaratan minimum, maksimum dan toleransi) yang ditentukan oleh peraturan, standar, dan spesiikasi yang berlaku saat itu sehingga struktur bangunan tidak memenuhi unsur – unsur kekuatan, stabilitas, dan kenyamanan layak pakai yang diisyaratkan. Dari deinisi – deinisi tersebut dapat dikatakan bah6a kegagalan bangunan adalah hal yang kompleks dan tidak sederhana untuk diselesaikan. %egagalan bangunan dapat menimbulkan kerugian harta benda dan korban ji6a. 7leh karena itu, kegagalan bangunan ini harus dapat diantisipasi dengan ermat dan baik. 2ntisipasi pertama dapat dilakukan dari tahap perenanaan itu sendiri. %egagalan bangunan tersebut dapat diprediksi dan tidak dapat diprediksi oleh manusia. 8ang dapat diprediksi oleh manusia adalah desain, spesiikasi teknis, material, tukang, dan pemeriksaan. %egagalan yang dapat diprediksi ini seharusnya dapat diatasi oleh pihak yang melakukan kesalahan. 8ang tidak dapat diprediksi oleh manusia ( at o 9od ) adalah sesuatu yang terjadi diluar dugaan seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, badai , banjir dan lain sebagainya. Semua pekerjaan konstruksi melakukan pergerakannya sesuai dengan tahapan (siklus) kegiatannya yaitu dia6ali dengan perenanaan, siat bahan bangunan
yang
digunakan,
pengujian
bahan
dan
bangunan*konstruksi,
pelaksanaan dan penga6asan serta pemeliharan bangunan. %egiatan – kegiatan
tersebut harus dilakukan seara bertahap agar memperoleh hasil yang baik dan memuaskan. "ahap – tahap tersebut harus dilakukan dengan baik, jika pada salah satu tahap terjadi kegagalan maka akan mempengaruhi kegiatan yang lainnya serta harus mengikuti ketentuan atau standar yang berlaku. %egagalan – kegagalan tersebut dapat diklasiikasikan menjadi kegagalan konstruksi, kegagalan pelayanan, kegagalan pemeliharaan. %egagalan konstruksi adalah hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesiikasi teknis baik sebagian ataupun keseluruhan yang diakibatkan oleh kesalahan pihak penyedia jasa atau pengguna jasa. +enurut 6aktu kejadiannya, kegagalan bangunan dan kegagalan konstruksi itu berbeda. %egagalan konstruksi terjadi selama masa konstruksi, dimana bangunannya belum selesai. Sedangkan kegagala bangunan terjadi setelah serah terima akhir pekerjaan ( F17 ) antara pihak penyedia jasan dan pengguna jasa. Didalam peraturan pemerintah, kedua kegagalan tersebut diakibatkan oleh kesalahan pihak penyedia jasa atau pengguna jasa. %egagalan bangunan dapat disebabkan oleh aktor kesalahan manusia itu sendiri. %esalahan manusia itu dapat diakibatkan dari ketidaktahuan,kesalahan kinerja (keerobohan dan kelalaian) dan keserakahan. %etidaktahuan dapat diakibatkan dari kurangnya pelatihan, pendidikan dan pengalaman. %esalahan kinerja ( keerobohan dan kelalaian) termasuk salahnya dalam perhitungan dan tidak terperini, tidak benar dalam membaa gambar dan spesiikasi dan aat konstruksi. :alaupun demikian, konsultan tersebut harus merenanakan segala sesuatunya dengan baik, sehingga mendapatkan hasil yang maksimal juga. Faktor penyebab terjadinya kegagalan bangunan yang dapat melibatkan perenana, penga6as, pelaksana, dan pengguna jasa.
&enanggung $a6ab %egagalan Bangunan %egagalan bangunan dari segi tanggung ja6ab dapat dikenakan kepada institusimaupun orang perseorangan, yang melibatkan keempat unsur yang terkait yaitu ; a) +enurut Undang4undang No. ! tahun ###, pasal ', ketiga unsur utama
proyek
yaitu;
&erenana,
&enga6as
dan
%ontraktor
(pembangun). b) +enurut Undang4undang No. ! tahun ### pasal <, jika disebabkan karena kesalahan pengguna jasa*bangunan dalam pengelolaan dan menyebabkan kerugian pihak lain, maka pengguna jasa*bangunan 6ajib bertanggung4ja6ab dan dikenai ganti rugi. %egagalan
&erenana
&enyebab
kegagalan
perenana
umumnya
disebabkan oleh ; a) "idak mengikuti "75, b) "erjadi penyimpangan dari prosedur baku, manual atau peraturan yang berlaku, ) "erjadi kesalahan dalam penulisan spesiikasi teknik, d) %esalahan atau kurang proesionalnya perenanadalam menasirkan data perenanaan dan dalam menghitung kekuatan renana suatu komponen konstruksi, e) &erenanaan dilakukan tanpa dukungan data penunjang perenanaan yang ukup dan akurat, ) "erjadi kesalahan dalam pengambilan asumsi besaran renana (misalnya beban renana) dalam perenanaan,
g) "erjadi kesalahan perhitungan arithmatik h) %esalahan gambar renana. %egagalan
&enga6as
&enyebab
kegagalan
penga6as
umumnya
disebabkan oleh ; a) "idak melakukan prosedur penga6asan dengan benar, b) "idak mengikuti "75, ) +enyetujui proposal tahapan pembangunan yang tidak sesuai dengan spesiikasi, d) +enyetujui proposal tahapan pembangunan yang tidak didukung oleh metode konstruksi yang benar, e) +enyetujui gambar renana kerja yang tidak didukung perhitungan teknis. %egagalan
&elaksana
&enyebab
kegagalan
penga6as
umumnya
disebabkan oleh ; a) "idak mengikuti spesiikasi sesuai kontrak, b) Salah mengartikan spesiikasi, ) "idak melaksanakan pengujian mutu dengan benar, d) "idak menggunakan material yang benar, e) Salah membuat metode kerja, ) Salah membuat gambar kerja, g) &emalsuan data proesi, h) +erekomendasikan penggunaan peralatan yang salah. %egagalan &engguna $asa*Bangunan &enyebab kegagalan penga6as umumnya disebabkan oleh ;
a) &enggunaan bangunanan yang melebihi kapasitas renana, b) &enggunaan bangunan diluar dari peruntukan renana, ) &enggunaan bangunan yang
tidak
didukung dengan program
pemeliharaan yang sudah ditetapkan, d) &enggunaan bangunan yang sudah habis umur renananya. &enyebab kegagalan perenana yaitu terjadinya penyimpangan dari prosedur baku, manual atau peraturan yang berlaku, terjadinya kesalahan dalam penulisan spesiikasi teknis, kesalahan gambar renana, dan kesalahan atau kurang proesionalnya perenana dalam menasirkan data perenanaan dan dalam menghitung kekuatan renana suatu komponen konstruksi. %egagalan yang disebabkan oleh penga6as adalah tidak melakukan prosedur penga6asan yang benar, menyetujui proposal tahapan pembangunan yang tidak sesui dengan spesiikasi, menyetujui proposal tahapan pembangunan yang tidak didukung oleh metode konstruksi yang benar, dan menyetujui gambar renana kerja yang tidak didukung oleh perhitungan teknis. &enyebab kegagalan pelaksana adalah tidak mengikuti spesiikasi sesuai kontrak, salah membuat metode kerja, tidak melaksanakan pengujian mutu dengan benar,dan salah mengartikan spesiikasi. Selain penyebab kegagalan dari pihak perenana, penga6as dan pelaksana ada juga dari pihak pengguna jasa. Faktor penyebab kegagalan pengguna jasa*bangunan adalah penggunaan bangunan yang melebihi kapasitas renana, penggunaan bangunan yang sudah habis umur renananya, penggunaan bangunan diluar dari peruntukkan renana dan penggunaan bangunan yang tidak didukung oleh program pemeliharaan. Faktor kegagalan bangunan tidak mudah untuk diidentiikasi kesalahannya. "erkadang kegagalan bangunan itu dapat dipengaruhi
oleh aktor alam dan perilaku manusia. &erilaku manusia memiliki peran yang ukup berarti dalam kegagalan bangunan. $ika proyek konstruksi tersebut berada di daerah yang berisiko (daerah yang ra6an gempa, kondisi tanah,perbedaan ketinggian tanah) maka harus dilakukan penyelidikan – penyelidikan terlebih dahulu dan teridentiikasi seara jelas sehingga risiko keruntuhan menjadi berkurang 6alaupun biaya yang dikeluarkan menjadi bertambah. %emudian adanya komunikasi yang baik antara pihak pengguna jasa dengan penyedia jasa sehingga hasil pekerjaannya sesuai dengan keinginan pengguna jasa tersebut.
-KESIMPULAN
Untuk mengidentiikasi kegagalan bangunan tersebut maka dilakukanlah penilaian terhadap kegagalan bangunan tersebut. &enilaian terhadap kegagalan bangunan tersebut dilakukan oleh orang – orang yang proesional dalam bidangnya, bersiat independen dan memberikan penilaian yang objekti.
-SARAN
Disarankan agar dalam pembangunan jalan dan jembatan dengan memperhatikan persyaratan dalam bentuk nilai nominal parameter parameter dari elemen4elemen bangunan jalan dan jembatan yang potensial memberi kontribusi terhadap kegagalan bangunan. Selain itu, untuk meminimalisasi kegagalan, harus sesuai dengan auan standar bangunan jalan dan jembatan yang berlaku. Standar yang dipergunakan adalah standar yang telah dikeluarkan oleh pemerintah 5epublik 3ndonesia yang sudah mendapat status =Standar Nasional 3ndonesia> (SN3), 5anangan Standar Nasional 3ndonesia (5SN3) dan Standar standar yang
telah dikeluarkan oleh Dit.$en. &rasarana :ilaya (Dit.$en. Binamarga) yang masih dalam proses menuju 5SN3 dan SN3. %husus untuk pekerjaan $alan dan $embatan, SN3 maupun 5SN3 yang sudah ada sebagian besar merujuk kepada Standar4 standar yang sudah dikenal seara internasional (6orld 6ide) mis. 22S1"7, 2S"+ , BS, 0 N22S52 dll. Standar standar tersebut dapat berupa =+etoda>, ="ata ?ara> dan =Spesiikasi>.