TUGAS KELOMPOK PENCEMARAN FISIK DAN KESEHATAN
Pengaruh Suhu Panas Terhadap Heat Stroke pada Jemaah Haji di Mekkah
disusun Oleh: Anggita Sawitri
0706272521
Rina Nur Fitriany
0706273871
Rouli Sonika
0706273940
Ruth Luciana
0706273966
Sandra Yossi
0706273972
Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Depok, 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul Pengaruh Suhu Panas Terhadap Heat Stroke pada Jemaah Haji di Mekkah dapat penulis selesaikan. Makalah ini dapat tersusun berkat kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis juga megucapkan megucapkan terima kasih kepada drg. Ririn Arminsih, Arminsih, M. Kes selaku dosen dosen mata mata ajaran ajaran Pencem Pencemaran aran Fisik Fisik dan Keseha Kesehatan tan yang yang telah telah membim membimbin bing g kami kami dalam menyelesaikan makalah ini. Tak lupa juga kami ucapkan kepada orang tua kami yang selalu memberikan semangat dan doa kepada kami. Ada pribaha pribahasa sa mengatak mengatakan an ”Tak ada gading gading yang tak retak”. retak”.
Penuli Penuliss juga juga
menyadari menyadari bahwa dalam pembuatan pembuatan makalah ini masih banyak terdapat terdapat kesalahan kesalahan dan jauh dari sempurna sempurna..
Untuk itu, itu, penulis sangat sangat mengharapkan mengharapkan kritik kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya sifatnya membangun demi demi kesempurnaan makalah makalah ini. Kiranya makalah ini bermanfaat bagi setiap pembaca. Selamat membaca.
Depok, Mei 2009
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang....................................... Belakang................................................................................... ............................................ . 1.2 Tujuan Penulisan ............................................. ................................................................................ ................................... 1.3 Perumusan Masalah ............................................ ........................................................ ........................ ................... ....... 1.4 Metode Penulisan .............................................. ............................................................................... ................................. 1.5 Sistematika Penulisan ............................................ ................................................................... ............................. ...... BAB II: LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Jenis Suhu ................................................................. ................................................................. 2.2 Sumber-sumber Panas ........................................... ....................................................................... ............................ 2.3 Mekanisme Perpindahan Panas .............................................. ......................................................... ........... 2.4 Indeks Pengukuran Panas di Lingkungan ......................................... 2.5 NAB Panas ............................................................... ....................................................................................... ........................ . 2.6 Mekanisme Fisiologis Pengaturan Suhu ........................................... 2.7 Gangguan akibat Panas .................................................................. .................................................................. ...
BAB III: KASUS 3.1 Penggambaran Kasus .............................................. ............................................................. .......................... ........... 3.2 Kerangka Konsep ............................................. .............................................................................. ................................. 3.3 Pencegahan .............................................. ..................................................................... .......................................... ................... BAB IV: PENUTUP 4.1 Kesimpulan ........................................... ............................................................................ ................................. ........... 4.2 Saran ............................................ .................................................................... ............................................... .............................. ....... DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Be Belakan lakang g
Salah satu masalah kesehatan pada manusia yang terjadi di lingkungan sekitar sekitar adalah masalah panas. Panas adalah suatu keadaan di lingkungan dengan suhu tinggi. Pada manusia, panas berkaitan dengan suhu tubuh. Suhu tubuh manusia yang dapat dirasakan tidak hanya berasal dari metabolisme tetapi dipengaruhi oleh panas lingku lingkunga ngan. n. Semaki Semakin n tinggi tinggi panas panas lingku lingkunga ngan, n, semaki semakin n besar besar pula pula pengar pengaruhn uhnya ya terhadap suhu tubuh. Beban panas dari lingkungan tersebut dapat menyebabkan beban fisiologis, misalnya meningkatnya kerja jantung. Jika peningkatan kerja jantung terjadi secara secara terus-me terus-mener nerus us dan tidak tidak dilaku dilakukan kan penang penangana anan n lebih lebih lanjut lanjut,, maka maka kondis kondisii tersebut dapat menyebabkan kematian. Adanya hubungan antara respon tubuh terhadap pen penin ingk gkat atan an suhu suhu hing hingga ga dapa dapatt meni menimb mbul ulka kan n kema kemati tian an meru merupa paka kan n alas alasan an yang yang melatarbelakangi penulis untuk membuat tulisan ini.
1.2 Tuju Tujuan an Penulisa Penulisan n
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui hubungan antara mekansime respon tubuh terhadap peningkatan suhu lingkungan dan melakukan pencegahan untuk mengurangi dampak negatif yang dapat ditimbulkan..
1.3 Perumusa Perumusan n Masalah Masalah •
Apakah pengertian suhu?
•
Apakah jenis-jenis suhu dan cara pengukurannya?
•
Apa saja sumber-sumber panas?
•
Bagaimana proses perambatan panas dari lingkungan ke tubuh manusia?
•
Bagaimana indeks pengukuran panas di lingkungan?
•
Bagaimana mekanisme fisiologi pengaturan suhu?
•
Apa saja gangguan yang ditimbulkan akibat panas?
•
Baga Bagaim iman anaa
lang langka kah h
gangguan akibat panas?
penc penceg egah ahan an yang yang dapa dapatt
dila dilaku kuka kan n
terh terhad adap ap
1.4 Metode Metode Penulisa Penulisan n
Metode penulisan yang penulis gunakan dalam penulisan ini adalah dengan studi pustaka dari buku-buku referensi yang berkaitan dan jurnal penelitian.
1.5 Sistemat Sistematika ika Penulisan Penulisan
Sistematika makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab pertama terdiri dari latar belakang penulisan, tujuan penulisan, rumusan maslah, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab ke dua terdiri dari pengertian suhu dan jenis-jenis suhu, sumber-sumber panas, mekanisme perpindahan panas, indeks pengukuran panas lingkungan, mekanisme fisiologi pengukuran suhu, dan gangguan atau kelainan akibat panas. Bab ke tiga terdiri dari gambaran kasus, kerangka konsep, dan pencegahan. Bab ke empat terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian dan Jenis
Suhu adalah ukuran kuantitatif terhadap temperatur (panas atau dingin) yang diukur dengan termometer (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005). Temperatur terbagi menjadi 2 (dua): 1. Panas Terdapat 2 pengertian ‘panas’:
Panas sebagai bentuk energi, dalam bentuk aliran energi panas
Alat ukur: kalorimeter atau bomb calorimeter Satuan: kalori
Panas sebagai derajat, yaitu temperatur/suhu suatu objek
Alat ukur: termometer Satuan: derajat 2. Dingin
2.2 Sumber Panas
Sumber panas: 1. Lingkungan •
Matahari
Matahari merupakan sumber panas terbesar di lingkungan. Menurut perhitungan para ahli, temperatur di permukaan matahari sekitar 6000 derajat Celsius namun ada juga yang menyebutkan suhu permukaan sebesar 5500 derajat Celsius. Jenis batuan atau logam apapun yang ada di Bumi ini akan lebur pada suhu setinggi itu. Temperatur terting tertinggi gi terleta terletak k di bagian bagian tengah tengahnya nya yang yang diperk diperkira irakan kan tidak tidak kurang kurang dari dari 25 juta juta derajat Celsius namun disebutkan juga kalau suhu pada intinya 15 juta derajat Celsius. Ada pula yang menyebutkan temperatur di inti matahari kira kira sekitar 13.889.000°C.
Menurut JR Meyer, panas matahari berasal dari batu meteor yang berjatuhan dengan kecepa kecepatan tan tinggi tinggi pada pada permuk permukaan aan mataha matahari. ri. Sedang Sedangkan kan menuru menurutt teori teori kontrak kontraksi si H Helmholz, panas itu berasal dari menyusutnya bola gas. Ahli lain, Dr Bothe menyatakan bahwa panas tersebut berasal dari reaksi-reaksi nuklir yang disebut reaksi hidrogen helium sintetis. •
Peralatan yang melepaskan panas
Banyak peralatan di sekitar kita yang mengeluarkan panas. Biasanya benda yang bisa mengeluarkan panas adalah benda yang bergetar. Contoh dalam kehidupan seharihari di antaranya televisi, kompor, setrika, dan lain-lain. •
Suhu udara
Udara adalah
3. Tubuh •
Proses metabolisme
Proses metabolisme dalam tubuh menghasilkan zat tepung dan energi. Energi yang dilepas oleh tubuh berupa panas. Semakin banyak dan cepat metabolisme yang dilakukan oleh tubuh, semakin banyak juga energi berupa panas yang dihasilkan.
2.3 Mekanisme Perpindahan Panas
Panas sebenarnya merupakan energi kinetik gerak molekul yang secara terus menerus dihasilkan dalam tubuh sebagai hasil samping metabolisme dan panas tubuh yang yang dikelu dikeluark arkan an keling kelingkun kungan gan sekita sekitar. r. Cara Cara perpin perpindah dahan an panas panas terbagi terbagi menjad menjadii 3 (tiga): •
Konduksi: perpindahan panas dengan media penghantar tanpa diikuti dengan
perpindahan media penghantar •
Konv Konvek eksi si:: perp perpin inda daha han n pana panass deng dengan an medi mediaa peng pengha hant ntar ar diik diikut utii deng dengan an
perpindahan media penghantar •
Radiasi: perpindahan panas tanpa melalui media penghantar (melalui pancaran) Agar tetap seimbang antara pengeluaran dan pembentukan panas maka tubuh
mengad mengadaka akan n usaha usaha pertuk pertukaran aran panas panas dari dari tubuh tubuh keling kelingkun kungan gan sekita sekitarr melalu melaluii kulit kulit dengan cara konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi (Suma’mur PK, 1996: 82).
(1)
Konduksi, merupakan pertukaran diantara tubuh dan benda-benda
sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksi akan menghilangkan panas dari tubuh apabila apabila benda-benda benda-benda sekitar lebih dingin dingin suhunya, suhunya, dan akan menambah panas kepada tubuh apabila benda-benda sekitar lebih panas dari tubuh manusia. (2)
Konveksi, adalah petukaran panas dari badan dengan lingkungan
melalui kontak udara dengan tubuh. Pada proses ini pembuangan panas terbawa oleh udara sekitar tubuh. (3)
Radias Radiasi, i, merupa merupakan kan tenaga tenaga dari dari gelomb gelombang ang elektr elektroma omagne gnetik tik
dengan panjang gelombang lebih panjang dari sinar matahari. (4)
Evaporasi, adalah keringat yang keluar melalui kulit akan cepat
menguap bila udara diluar badan kering dan terdapat aliran angin sehingga terjadi pelepasan panas dipermukan kulit, maka cepat terjadi penguapan yang akhirnya suhu badan bisa menurun.
2.4 Indeks Pengukuran Panas Lingkungan
Seperti telah disebutkan bahwa suhu dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu udara, kelembaban, gerakan/aliran udara dan radiasi. Efek keempat aktor tersebut pada suhu suhu tubuh tubuh merupa merupakan kan hasil hasil kompen kompensas sasii dari dari faktor faktor-fak -faktor tor tadi. tadi. Dapat Dapat saja saja terjad terjadii variasi dari faktor-faktor tersebut, tetapi efe yang dihasilkan tetap sama. Untuk mengetahui besarnya pengaruh panas lingkungan pada tubuh, para ahli telah beris berisaha aha untuk untuk mencari mencari metode metode penguk pengukura uran n sesede sesederha rhana na mungk mungkin in yang yang mencak mencakup up pengaruh keempat faktor di atas yang dinyatakan dalam bentuk skala atau indeks. Di bawah ini disebutkan beberapa indeks saja, yaitu: 1. Predic Predicted ted Four-S Four-Swea weatt Rate (P4SR) (P4SR) Skala Skala P4SR P4SR diranc dirancang ang secara secara empiris empiris berdas berdasark arkan an pengam pengamatan atan banyak banyakny nyaa keringat pada seseorang yang berada di lingkungan panas selama 4 jam. Pengamatan dilakukan dalam berbagai variasi lingkungan, pemakaian energi (perbedaan aktivitas) dan perbedaan pakaian (memakai pakaian lengkap/tidak). Sebagai objek pengamatan adalah orang muda, sehat, dan telah teraklimatisasi. 2. Heat Stress Stress Index Index (HSI) (HSI) Indeks ini diperolah dari koefisien pertukaran panas lingkungan melalui radiasi dan konveksi (R+C) dan produksi panas hasil metabolisme (M) yang bersama-
sama menghasilkan sejumlah panas yang harus disalurkan melalui evaporasi (E) untuk menjaga keseimbangan suhu tubuh. Pengukuran menjadi kurang tepat kare karena na di sini sini perlu perlu dipe diperh rhit itun ungk gkan an bahw bahwaa rang rang yang yang diob diobse serv rvas asii masi masih h memakai memakai pakaian pakaian (walaupun (walaupun minimal) dan ini mengurangi mengurangi proses pertuaran panas melalui R, C, dan E. 3. Wet Bulb Bulb Globe Globe Temperatu Temperature re Index (Index WBGT) WBGT) Alat yang dipakai disebut WBGT-meter yang merupkan suatu alat yang kompak yang secara sendiri-sendiri sendiri-sendiri diukur “dry bulb, wet bulb, da globe globe temperature” temperature”,, juga kecepatan gerakan udara. Kemudin, variabel yang diperoleh menghasilkan suatu nilai yang disebut indeks WBGT. Variabel yang dipakai, yaitu: a. Dry Dry bul bulb b tem tempe perat ratur uree (DB (DB)) b. b. We Wett bulb bulb tem tempe perat ratur uree (WB) (WB) c. Glob Globee bul bulb b tem tempe perat ratur uree (G) (G) Nilai dari pengukuran pengukuran ketiga alat tersebut tersebut menghasilk menghasilkan an suatu nilai indeks indeks yng merupakan penjumlahan dari 70% WB, 20%
2.5 NAB Panas
Screening Criteria for Heat Stress exposure (WBGT values in 0C) Acclimatized Work Demands
Ligh t
Moderat e
Heav y
100% work
29,5
27,5
75% work; 25% rest
30,5
50% work; 50% work 25% work; 75% rest
Unacclimatized Very Heav y
Ligh t
Moderat e
Heav y
26
27,5
25
22,5
28,5
27,5
29
26,5
24,5
31,5
29,5
28,5
27,5
30
28
26,5
25
32,5
31
30
29,5
31
29
28
26,5
Sumber: TLVs and BEIs 2004 ACGIH
Very Heav y
2.6 Mekanisme Fisiologi Pengukuran Suhu
Proses metabolisme dalam tubuh merupakan proses kimiawai dan proses ini ber berla lang ngsu sung ng supa supaya ya kehi kehidu dupa pan n manu manusi siaa dapa dapatt dipe dipert rtah ahan anka kan. n. Hasi Hasill dari dari prse prsess metabolisme ini antara lain adalah energi dan panas. Panas yang dihasilkan inilah yang merupakan sumber utama panas tubuh manusia. Dengan demikian, panas tubuh akan terus terus dibe dibent ntuk uk walau walaupu pun n dala dalam m kead keadaa aan n isti istira raha hat, t, sela selama ma pros proses es meta metabo boli lism smee berlangsung. Bila suhu tubuh perlu diturunkan, terjadi vasodilatasi pembuluh darah kulit yang menyebabkan suhu kulit mendekati suhu tubuh sehingga panas yang hilang melalui radiasi dn konduksi juga lebih banyak. Sebaliknya, pada suhu dingin, reseptor dingin pada pada kulit kulit terang terangsan sang. g. Impuls Impuls diteru diteruska skan n ke neuron neuron peka peka dingin dingin pada pada hipota hipotalam lamus us posterior. Sebagai respon, hipotalamus meningkatkan impuls konstriksi ke pembuluh darah perifer serta menghambat menghambat aktivitas aktivitas kelenjar kelenjar keringat. keringat. Tampak kulit pucat karena karena penyempitan pembuluh darah. Sebagai akibatnya, pelepasan panas tubuh melalui kulit berku berkuran rang. g. Impuls Impuls ini juga juga dapat dapat disalu disalurka rkan n melalu melaluii susun susunan an saraf saraf otonom otonom.. Proses Proses kehilangan panas tubuh ini tidak boleh terjadi secara berlebihan dan harus dicegah. Oleh kare karena na itu, itu, hipo hipota talm lmus us meng mengat atur ur agar agar pemb pemben entu tuka kan n pana panass meni mening ngka katt deng dengan an mengeluarkan hormon yang mempengaruhi metabolisme. Mula-mula hipotalamus akan memproduksi zat yang merangsang sekresi Thyroid Stimulating Hormon (TSH) oleh kelenjar pituitrin anterior. TSH TSH merangsang kelenjar troid untuk memproduksi memproduksi tiroksin yang mempengaruhi proses metabolisme bertambah sehingga panas yang dihasilkannya pun bertambah. Sebaliknya, kadar tiroksin yang meningkat, menghambat seksresi TSH sehingga kelenjar tiroid dihambat untuk berekskresi. Kehilangan cairan yang berlebihan menyebabkan penurunan volume plasma. Keadaan ini juga mempengaruhi “carsiac output”. Bila keadaan telah lanjut, cardiac output yang menurun diikuti oleh penurunan sirkulasi ke kulit dan akibatnya proses ber berke keri ring ngat at juga juga menu menuru run. n. Bila Bila kead keadaan aan tela telah h menc mencap apai ai taraf taraf ini, ini, berar berarti ti pros proses es berke berkerin ringat gat juga juga menuru menurun, n, atau berarti berarti proses proses penuru penurunan nan suhu suhu tubuh tubuh yang yang paling paling penting terhenti. Oleh karena panas teruss diproduksi dari proses metabolisme, suhu tubuh juga terus bertambah tanpa ada kesempatan turun, sampai akhirnya seluruh sistem kolaps.
Kemampuan tubuh untuk mengatur panas terbatas. Bila panas yang berlebihan ini tidak cepat dibuang, siklus berantai yang buruk akan timbul. Ini terjadi sebab proses metabolisme pun akan dipacu sesuai dengan kenaikan suhu, sama seperti kebanyakan reaksi kimia lainnya. Dengan meningkatnya metabolisme, panas yang dihasilkan juga bertambah dan ini akan meningkatkan suhu tubuh lagi. Bila tidak segera di atasi, dapat terjadi kegagalan sistem kardiovaskular, ginjal dan kerusakan ireversible dari sistem saraf dan jaringan otot. Siklus ini hanya akan dapat dihentikan bila kebetulan waktunya tepat dan dilakukan tindakan yang cermat.
2.7 Gangguan/kelainan akibat tekanan panas
Kelainan atau gangguan yag tampak secara klinis akibat gangguan mekanisme pengatur suhu, dibagi atas 4 kategaori dasar: 1. Milliria Rubra (Heat Rash) Sering Sering dijump dijumpai ai di kalang kalangan an militer militer atau pekerja pekerja fisik fisik lainny lainnyaa yang yang tingga tinggall didaerah beriklim panas. Tampak adanya bintik papulovesikal kemerahan pada kulit yang yang terasa terasa nyeri nyeri bila bila kepana kepanasan san.. Hal ini terjadi terjadi sebaga sebagaii akibat akibat sumbat sumbatan an kelenj kelenjar ar keringat dan terjadi retensi keringat disertai reaksi peradangan. Kelainan ini dapat mengganggu tidur sehingga efisiensi fisiologik menurun dan meningkatkan kelelahan kumulatif. Keadaan ini merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya terjadinya kelainan kelainan yang lebih serius. serius. Adanya Adanya kelainan kelainan kulit mengakibatkan mengakibatkan proses berkeringa berkeringatt dan evaporasi evaporasi terhambat, terhambat, sehingga sehingga proses proses pendigina pendiginan n tubuh terganggu. terganggu. Keadaan ini memudahkan sengatan panas. Pengobatan: a. Menjag Menjagaa agar kuli kulitt tetap tetap terlind terlindung ung dan dan tetap tetap kerin kering g b. Istrirahat di lingkungan yang sejuk.
2. Kejang Panas (Heat Cramps) Dapat terjadi sebagai sebagai kelainan kelainan tersendiri tersendiri atau bersama bersama dengan dengan kelelahan kelelahan panas. panas. Kejang otot timbul secara mendadak, terjai setempat atau menyeluruh, terutama pada otot otot-o -oto tott extr extrem emit itas as dan dan abdo abdome men. n. Keja Kejang ng otot otot yang yang bera beratt dala dalam m udar udaraa pana panas, s, menyebabkan keringat diproduksi banyak. Bersama dengan keluarnya keringat, hilang sejumlah air dan garam. Gejala:
a. Gelisa Gelisah, h, kadang kadang-kad -kadang ang berte berteria riak k kesakita kesakitan n b. Suhu Suhu tubuh tubuh norm normal al atau atau sedik sedikit it tinggi tinggi c. Suhu rektal 36,7 0 —37,80 C
d. Deny Denyut ut nadi nadi cepa cepatt e. Teka Tekana nan n dar darah ah norm normal al f. Kejang otot perut dan ekstremitas ekstremitas kadang-kada kadang-kadang ng sangat sangat hebat hebat Pemeriksaan laboratorium: a. Dara Darah h leb lebih ih pekat ekat b. b. Kada Kadarr NaCl NaCl men menur urun un c. Kada Kadarr P, kals kalsiu ium m meni mening ngka katt d. Gula Gula dar darah ah,, K nor norma mall Gejala dapat berlangsung terus sampai berjam-jam bila tidak segera diatasi. 3. Kelelahan Panas (Heat Exhausation) Kelelah Kelelahan an panas panas timbul timbul sebaga sebagaii akibat akibat kolaps kolaps sirkul sirkulasi asi darh darh perifer perifer karena karena dehidrasi dan defisiensi garam. Dalam usaha untuk menurunkan panas, aliran darah ke perifer bertambah. Penimbunan darah oeirfer menyebabkan darah yang dipompa dari jantung ke organ-organ lain tidak cukup sehingga timbul gangguan. Kelelahan panas dapat terjadi pada keadaan dehidrasi atau defisiensi garamgaram. Kelainan ini dapat dipercepat pada ornag-orang yang kurang minum, berkeringat banyak, muntah-mutntah, diare atau penyebab lain yang mengakibatkan pengeluaran air berlebihan. Gejala: a. Kulit Kulit pucat, pucat, dingi dingin, n, basah, basah, dan dan berkeri berkeringa ngatt banyak banyak b. b. Mera Merasa sa lem lemah c. Saki Sakitt kepa kepala la,, pusi pusing ng,, verti vertigo go d. Bada Badan n ter teras asaa pan panas as e. Sesak napas, kadang bernapas dengan kepala dan pundak diangkat ( Orthopneu)
f.
Palpitasi
g. Gejala gastrointest gastrointestinal: inal: anorexia, anorexia, muntah, muntah, mual h. Otot-o Otot-otot tot teras terasaa nyeri nyeri dan dan sediki sedikitt kejang kejang i.
Ganggu Gangguan an kesa kesadar daran an dari dari ringan ringan hingga hingga berat berat
Pada pemeriksaan didapati:
a. denyut denyut nadi nadi cepat cepat 120—20 120—200/ 0/ menit menit b. Tekanan Tekanan darah sistolik sistolik mula-mula mula-mula naik naik (180mmHg (180mmHg)) kemudian kemudian menurun menurun c. Suhu Suhu oral oral sub sub norm normal al atau atau sedi sedikit kit tinggi tinggi d. Suhu rektal 30—40 0 C tergant tergantung ung pada pada macam macam dan lamany lamanyaa aktivi aktivitas tas yang yang
dilakukan Laboratorium: a. Hema Hemato tokr krit it men menin ingg ggii b. b. Volu Volume me pla plasm smaa menu menuru run n c. Uremis d. Hipe Hiperk rkal alssemia emia e. NaCl urin dan keringat menurun
4. Sengatan panas (Heat Stroke, heat Pyrexia, Sun Stroke) Sengatan panas adalah suatu keadaan darurat medik dengan angka kematian yang tinggi. Pada kelelahan panas, mekanisme pengatur suhu bekerja berlebihan tetapi masih berfungsi, sedangkan pada sengatan panas, mekanisme pengatur suhu sudah tidak berfungsi lagi disertai pula dengan terhambatnya proses evaporasi secara total. Gejala prodormal seperti pada kelelahan panas (sakit kepala, malaise, badan terasa panas), setelah itu secara tiba-tiba terjadi: a. Penuru Penurunan nan kesada kesadaran ran atau deliriu delirium m b. b. Keja Kejang ng-k -kej ejan ang g c. Kuli Kulitt panas panas,, kemer kemerah ahan an,, kerin kering g d. Tida Tidak k ada ada keri kering ngat at e. Pernap Pernapasa asan n lebih lebih cepat cepat dan dalam dalam f.
Suhu rektal tinggi (>410C)
g. Nada Nadaii cepa cepatt dan dan penu penuh h h. Tekana Tekanan n sistol sistolik ik normal normal atau atau mening meninggi, gi, tekanan tekanan diastoli diastolik k menuru menurun n (60mmH (60mmHg g atau kurang) Pada keadaan lanjut: a. Sianosis Sianosis disertai disertai dengan dengan kegagala kegagalan n sirkulasi sirkulasi perifer perifer (nadi (nadi cepat, hipote hipotensi) nsi) b. Pernap Pernapasa asan n dang dangkal kal,, tak tak terat teratur ur c. Udem paru
d. Petechiae
e. Muntah Muntah dab dab diare, diare, seri sering ng dise disertai rtai adan adanya ya darah darah f. Gaan Gaangg ggua uan n tonu tonuss oto otott g. Nekr Nekros osis is miok miokar ardi diaa
h. Opist pisth hoto otonus i.
Meningismus
j.
Ikterus
k. Albu Albumi min nuria uria l.
Kegaga Kegagalan lan ginjal ginjal diikut diikutii hiperk hiperkalem alemia ia Suhu Suhu lebi lebih h dari dari 42,2 42,20C meny menyeb ebab abka kan n keru kerusa saka kan n otak otak yang yang irrev irrevers ersib ible le.. Penyembuhan dipersulit pada penderita penyaki jantung, ginjal, dan usia tua.
BAB III KASUS
3.1 Kasus
Heat stroke stroke secara secara klasik klasik digamb digambark arkan an sebaga sebagaii pening peningkat katan an ekstri ekstrim m suhu, suhu, gangguan system syaraf pusat, panas, dan kulit kering tanpa keringat. Pasien penderita heat stroke biasanya memiliki suhu tubuh sebesar 38—43oC bergantung onset dari gejala. Heat stroke berlanjut menjadi masalah kesehatan yang serius yang banyak terjadi pada jemaah haji. Heat stroke terjadi pada jumlah orang tertentu selama masa naik haji di puncak musim panas dengan suhu ambient mencapai 48oC. Jemaah haji memiliki mobi mobili lita tass yang yang ting tinggi gi deng dengan an berp berpin inda dah-p h-pin inda dah h temp tempat at untu untuk k melak melakuk ukan an ritu ritual al keagam keagamaan aan sepanj sepanjang ang hari. hari. Hal terseb tersebut ut membua membuatt para para jemaah jemaah haji haji kelela kelelahan han dan terpapar terpapar dengan dengan panas matahari secara langsung. langsung. Electrocardio Electrocardiographi graphicc (ECG) nonspesifik tertentu mengalami perubahan dan dihubungkan pada keabnormalan elektrolit. Riwaya Riwayatt klinis klinis pender penderita ita heat heat stroke stroke berdas berdasark arkan an hubung hubungann annya ya dengan dengan nyeri nyeri dada, dada, VARIABEL DEPENDEN tekanan tekanan darah tinggi tinggi (hipertensi (hipertensi), ), Diabetes Diabetes Mellitus, Mellitus, kebiasaan kebia saan merokok, merokok, gangguan gangguan
ischem ischemic ic hati, hati, dan infark infarksi si myocar myocardiu dium. m. Jemaah Jemaah haji haji yang yang mengal mengalami ami heat heat stroke stroke biasanya dikembalikan ke tempat tinggalnya setelah pemulihan.
VARIABEL INDEPENDEN 3.2 Kerangka Konsep
Karakteristik Individu Umur Berat badan Aktivitas Fisik Aklimatisasi Pekerjaan Jenis Pekerjaan Lama Bekerja Lingkungan Suhu Kecepatan Angin Kelembaban Udara
Aritmia atau gangguan irama jantung terjadi karena adanya gangguan suplai darah dan oksigen pada otot jantung akibat penyempitan arteri koroner, maka pacemaker dan jaring jaringan an konduk konduksi si jantun jantung g yang yang tergan terganggu ggu.. Aritmia Aritmia dipeng dipengaru aruhi hi oleh oleh karakt karakteris eristik tik individu, pekerjaan, dan lingkungan. Karakteristik individu meliputi: 1. Umur Sema Semaki kin n tua tua usia usia sese seseor oran ang, g, maka maka kema kemamp mpua uan n pemb pembul uluh uh dara darah h untu untuk k melakukan vasodilatasi semakin berkurang. Hal ini menyebabkan golongan ini berkurang kemampuannya untuk mengeluarkan keringat. 2. Berat badan Semakin besar berat badan seseorang, semakin tinggi metabolisme yang terjadi di dalam tubuh orang tersebut untuk menghasilkan tenaga. Jika panas di dalam tubuhnya tinggi dan ia juga terpajan oleh suhu lingkungan yang panas, maka berisiko untuk terkena heat stroke. 3. Akti Aktivi vita tass fisi fisik k Semakin banyak aktivitas seseorang, semakin tinggi metabolisme yang terjadi di dalam dalam tubuh tubuh orang orang tersebu tersebut. t. Jika Jika panas panas di dalam dalam tubuhn tubuhnya ya tinggi tinggi,, ia juga juga terp terpaj ajan an oleh oleh suhu suhu ling lingku kung ngan an yang yang pana panas, s, maka maka ia akan akan teru teruss-me mene neru russ mengeluarkan keringat dalam jumlah besar. Kondisi ini menyebabkan orang tersebut tersebut mengalami mengalami kekurangan kekurangan cairan elektrolit elektrolit sehingga sehingga tubuh tidak sanggup menegeluarkan keringat lagi. 4. Aklim klimat atis isas asii Jika Jika seseor seseorang ang belum belum menyes menyesuai uaikan kan diri diri sebelu sebelum m melaku melakukan kan pekerj pekerjaan aan di lingkungan panas, maka terjadi perubahan mendadak dalam tubuhnya sehingga sistem sistem yang yang terjadi terjadi di dalam dalam tubuhn tubuhnya ya pun tergan terganggu ggu tak terkec terkecuali uali denyut denyut jantungnya. Karakteristik pekerjaan meliputi: 1. Jeni Jeniss peke pekerj rjaa aan n Seseorang yang bekerja di luar ruangan lebih berisiko terserang heat stroke daripada orang-orang yangbekerja di dalam ruangan karena orang-orang tersebut lebih banyak terpajan sinar matahari langsung
2. Lama ama pek peker erja jaan an Semakin lama seseorang kontak baik langsung maupun tidak langsung terhadap suhu panas, maka ia semakin berisiko terserang heat stroke. Ole h sebab itu, TLV telah mengeluarkan pajanan maksimim yang diterima oleh seorang pekerja saat bekerja di lingkungan panas. Lingkungan meliputi: 1. Suhu Peningkatan suhu dilingkungan akan berpengaruh terhadap peningkatan suhu tubuh. tubuh. Suhu Suhu tubuh tubuh yang yang mening meningkat kat kemudi kemudian an akan akan berpen berpengar garuh uh terhad terhadap ap peningkatan pengeluaran keringat. 2. Kecepatan Angin
Angin dapat membawa suhu udara panas bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Jika kecepatan angin di suatu tempat meningkat, maka volum suhu udara panas yang dibawanya pun juga akan meningkat. 3. Kele Kelemb mbab aban an udar udaraa Keringat yang keluar akan cepat menguap bila kelembaban udara rendah. Jika panas yang diterima oleh tubuh lebih besar dibandingkan penguapan keringat yan yang terj terjad adii maka aka lamb lambat at lau laun tub tubuh tid tidak akan akan mamp ampu lagi lagi untu untuk k mengeluarkan panas.
3.3 Pencegahan
Untuk menghindari terjadinya gangguan/ kelainan yang tidak diinginkan, perlu diperhatikan beberapa hal: •
Air minum Air merupakan unsur pendingin tubuh yang penting dalam lingkungan panas.
Air diperlukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi akibat berkeringat dan pengeluaran urin. Pendapat bahwa seseorang dapat dilatih untuk mengurangi kebutuhan air adalah tidak benar. Pada keadaan keadaan banyak keringat, tiap orang memerlukan memerlukan 0,5L air atau lebih tiap jam. Air tersebut sebaiknya diberikan dala jumlah kecil tapi frekuensinya lebih sering, dengan interval 20—30 menit. Suhu optimum air minum 10—21 0 C.
•
Garam NaCl
Kebutuhan rata-rata tiap orang adalah 15—20 gr/hari dan biasanya sudah cukup dipenu dipenuhi hi dari dari makana makanan n sehari sehari-ha -hari. ri. Pada Pada pengel pengeluar uaran an kering keringat at yang yang banyak banyak,, perlu perlu mena menamb mbah ah pemb pember erian ian garam garam,, akan akan teta tetapi pi tida tidak k bole boleh h berl berleb ebih ihan an,, karen karenaa dapa dapatt menimbulkan haus dan mual. Penambahan dapat diberikan melalui makanan atau lebih mudah melalui air minum dengan konsentrasi 0.1%.
•
Makanan Sesudah makan, sebagian besar darah mengalir ke daerah usus untuk menyerap
hasil hasil pencern pencernaan aan.. Bila Bila latiha latihan n fisik fisik dilaku dilakukan kan segera segera sesuda sesudah h makan, makan, darah darah yang yang mengalir diperlukan juga untuk otot-otot. Akibatnya aliran darah menjadi tidak efisien kare karena na kebu kebutu tuha han n gand gandaa dan dan ini ini dapa dapatt meng mengga gang nggu gu fung fungsi si norm normal. al. Karen Karenaa itu itu sebaiknya, latihan dilakukan setelah cukup istirahat.
•
Istrirahat Aktivitas yang berat dilakukan pada lingkungan panas, terutama pada orang
yang belum terlatih, memerlukan istirahat yang diberikan singkat setiap sesudah latihan (juga singkat). Cara ini sangat bermanfaat untuk menghindari terjadinya efek kelelahan kumulatif.
•
Tidur Untuk menghindari efek kelelahan kumulatif diperlukan istirahat tidur sekitar 7
jam sehari. sehari. Selama tidur, tubuh tubuh diberi kesempatan kesempatan untuk untuk membersihk membersihkan an pengaruhpengaruh pengaruh atau zat-zat yang kurang baik bagi tubuh yang terdapat otot-otot dan organorgan lain. Jaringan saraf juga mendapat kesempatan istirahat. Sebaiknya, suhu ruang tidur diusahakan sejuk.
•
Pakaian Pakaian melindungi permukaan tubuh terhadap radiasi sinar matahari tetapi juga
merupakan penghambat terjadinya konveksi antara kulit dengan aliran udara. Untuk mendap mendapatk atkan an efek yang yang mengun menguntun tungka gkan, n, beju beju yang yang dipaka dipakaii harus harus cukup cukup longga longgar r terutama dibagian leher, ujung lengan, ujung celana, dan sebagainya. Selain itu jenis bahan juga harus yang tidak menghambat evaporasi (jangan jenis permeable).
•
Aklimatisasi
Akl Aklim imat atis isas asii pana panass adal adalah ah isti istila lah h yang yang dibe diberi rika kan n pada pada suat suatu u kead keadaa aan n penyesu penyesuaian aian fisiolog fisiologik ik yang terjadi pada seseorang seseorang yang biasanya biasanya hidup hidup di iklim dingin, kemudian berada di iklim panas (WHO 1969). Penyesuaian yang serupa ini terjadi pada seseorang yang biasa bekerja dalam sikap duduk (aktivitas fisik ringan) ke pekerjaan dengan aktivitas fisik yang lebih berat. Tubuh Tubuh yang yang telah telah mengal mengalami ami aklima aklimatis tisasi asi dapat dapat melaku melakukan kan kegiat kegiatan an fisik fisik dalam dalam lingkungan panas tanpa menimbulkan gejala yang merugikan. Perubahan karakteristik yang nyata dan menguntungkan adalah bertambahnya produksi keringat, disertai dengan denyut jantung dan suhu rektal yang tetap rendah. Bertambahnya produksi keringat dapat menimbulkan menimbulkan dehidrasi. Keadaan ini harus dihindarkan dihindarkan dengan minum lebih sering dalam jumlah sedikit (100—200ml) ( 100—200ml) tiap 15—20 menit. Dalam proses terbentuknya aklimatisasi terdapat perubahan 2 faktor penting, yaitu: a. Pembentuka Pembentukan n keringat keringat terjadi terjadi lebih lebih dini dan dalam dalam jumlah jumlah yang yang lebih lebih besar b. Kemampuan Kemampuan dalam dalam vasodi vasodilatasi latasi pembuluh pembuluh darah darah kulit kulit bertamba bertambah h Pencegahan lain untuk megurangi panyakit yang berkaitan dengan panas: 1. Bany Banyak ak minu minum m air air (non (non-a -alk lkoh ohol ol), ), jang jangan an tung tunggu gu hing hingga ga haus haus dan dan kura kurang ngii
ting tingka katt
akti aktivi vitas tasmu mu..
Perin Peringa gata tan: n: jika jika bias biasan anya ya dokt doktem emu u
membatasi jumlah cairan yang kamu minum, tanyakan kepadanya berapa banyak air yang harus kamu minum saat cuaca panas. 2. Jangan Jangan minum minum cairan cairan yang mengandun mengandung g alkohol alkohol atau gula dalam dalam jumlah jumlah yang besar. Hal tersebut dapt membuat kamu lebih banyak kehilangan caira cairan n tubu tubuh. h. Juga Juga hind hindar arii minu minum m minu minuma man n ding dingin in,, karen karenaa dapa dapatt membuat kejang perut 3. Tingga Tinggalla llah h di ruanga ruangan n tertutu tertutup, p, dan jika jika memun memungki gkinka nkan n tinggal tinggallah lah di ruangan yang memiliki air conditioner (AC). Jika tempat tinggalmu tidak memi memili liki ki AC, AC, data datang ngla lah h ke pusa pusatt perb perbel elan anjaa jaan n sepe sepert rtii mal-m mal-mal al,, per perpu pust stak akaan aan umum umum yang yang memi memili liki ki AC sela selama ma bebe bebera rapa pa jam. jam. Hal Hal ters terseb ebut ut dapa dapatt memb memban antu tu tubu tubuhm hmu u menj menjad adii lebi lebih h seju sejuk k saat saat kamu kamu kembali ke kondisi panas.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk menolong korban heat stroke: 1. Angkat Angkat korb korban an ke ke tempat tempat yang yang teduh teduh 2. Sejukk Sejukkan an korban korban secepatny secepatnyaa menggu menggunak nakan an metode metode apapun apapun yang yang kamu kamu bisa. bisa. Cont Contoh ohny nya; a; Celu Celupk pkan an korb korban an ke dalam dalam bak bak yang yang beri berisi si air yang yang seju sejuk, k, tempatkan korban di shower dengan air yang sejuk, semprot korban dengan air sejuk sejuk yang yang berasa berasall dari dari taman, taman, apabil apabilaa kelemb kelembaba aban n rendah rendah,, selimu selimuti ti korban korban dengan kain yang sejuk atau basah. 3. Amat Amatii temp tempera eratu turr tubu tubuh, h, lanj lanjut utka kan n untu untuk k memb membua uatt tubu tubuh h seju sejuk k hing hingga ga
temperatur tubuh menurun sebesar 101—102 0 F. 4. Jik Jika tind tindak akan an medis edis terl terlam amba batt dila dilaku kuk kan, an, hubu hubung ngii ruma rumah h saki sakitt bag bagian ian emergency untuk langkah selanjutnya 5. Jangan Jangan beri berikan kan korba korban n cairan cairan untuk untuk dimin diminum um 6. Dapatkan Dapatkan penang penanganan anan secara medis secepat secepat mungk mungkin in
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Selain menguntungkan menguntungkan,, panas juga memiliki memiliki kerugian kerugian apabila apabila tidak dikelola dengan baik. Salah satu kerugian yang ditimbukan akibat panas adalah menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia. Heat stress merupakan gangguan kesehatan akibat akibat berada berada pada pada lingku lingkunga ngan n panas. panas. Gejala Gejala heat heat stress stress melipu meliputi, ti, heat heat rash, rash, heat heat cramps, cramps, heat exhausation, exhausation, dan heat stroke. Heat stroke stroke merupakan merupakan gejala terparah terparah dari gejala-gejala heat stress yang ada. Salah satu gejala yang ditimbulkan dari heat stroke adal adalah ah arit arithm hmia. ia. Fakt Faktor or-fa -fakt ktor or yang yang memp mempen enga garu ruhi hi timb timbul ulny nyaa arhi arhitm tmia, ia, adal adalah ah karakteristik individu, lingkungan, dan pekerjaan. Sebenarnya heat stroke dapat dicegah melalu melaluii bebera beberapa pa cara, cara, sepert sepertii memper memperban banyak yak konsum konsumsi si air minum, minum, istirah istirahat at yang yang cuku cukup, p, mema memaka kaii paka pakaia ian n yang yang berw berwarn arnaa cerah cerah dan
meny menyer erap ap kerin keringa gat, t, sert sertaa
aklimatisasi individu.
4.2 Saran
Melak Melakuk ukan an tind tindak akan an penc penceg egah ahan an agar agar tida tidak k terja terjadi di heat heat stro stroke ke pada pada saat saat melakukan ibadah haji dengan cara:
Memperbanyak konsumsi air mineral,
Mengurangi aktivitas yang banyak mengeluarkan keringat,
Menggunakan waktu istirahat sebaik mungkin,
Menggunakan alat pelindung tubuh saat berada di luar area ibadah. Apabila telah timbul gejala-gejala yang mengarah kepada heat stroke, segera
laporkan kepada tenaga medis terdekat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahma Ahmadi di,, Umar Umar Fahm Fahmi, i, dkk. dkk. 1990 1990.. Upaya Upaya Keseha Kesehata tan n Kerja Kerja Sekt Sektor or Inform Informal al di
Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia http://www.bt.cdc.gov/disasters/extremeheat/heat_guide.asp#emerg. “Extreme Heat: A Prevention Guide to Promote Your Personal Health and Safety “ Kabo, Peter. 2008. Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama P.K., Suma’mur. 1976. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja . Jakarta: Gunung Agung TLVs and BEIs 2004 ACGIH