KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas ridho dan limpahan rahmat-Nya Tugas Makalah Makalah ini dapat tersusun tepat pada waktunya. waktunya. Makalah Makalah ini merupakan salah satu prasyarat prasyarat dalam rangka menyelesaik menyelesaikan an Kepaniteraa Kepaniteraan n Klinik Klinik di SM !lmu Kedokteran Kedokteran orensik. orensik. Makalah ini "erjudul #Penyalahgunaan Psikotropika$. Maka Makala lah h
ini ini
akan akan
mem"a em"aha hass
meng mengen enai ai
jeni jeniss-je jeni niss
psik psikot otro ropi pika ka
yang yang
seri sering ng
disalahgunakan di masyarakat, "eserta %iri-%iri kera%unan yang ditim"ulkan dan pemeriksaan &orensiknya se%ara umum sesuai dengan tanda-tanda kera%unan pada se%ara umum Kami mohon maa& jika dalam penulisan re&erat ini terdapat kesalahan. Kritik dan saran yang mem"angun sangat diharapkan untuk dapat memper"aikinya pada kesempatan mendatang. Semog Semogaa tuli tulisa san n ini ini dapat dapat mem" mem"er erika ikan n sum" sum"an angan gan ilmi ilmiah ah dalam dalam masa masala lah h keseh kesehata atan n dan dan mem"erikan man&aat "agi masyarakat, khususnya dalam kaitannya dengan ilmu &orensik terkait narkotika.
Mataram, '( e"ruari )*'+ Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyalahgunaan psikotropika di !ndonesia, sekarang ini sudah sangat memprihatinkan, hal ini dise"a"kan dise"a"kan "e"erapa hal antara antara lain karena mengingat perkem"angan perkem"angan ilmu pengetahuan pengetahuan dan teknologi, pengaruh glo"alisasi, arus transportasi yang sangat maju. Pengaruh glo"alisasi terhadap suatu "angsa "aik se%ara langsung maupun tak langsung telah "anyak menim"ulkan peru"ahan-peru"ahan pada "er"agai sektor kehidupan masyarakat. Peru"ahan terse"ut tidak hanya ter"atas pada kemajuan !PTK dan pendapatan ekonomi semata, tetapi "erpengaruh juga pada perilaku meyimpang dalam masyarakat. Trend perkem"angan kejahatan Psikotropika di !ndonesia dalam tahun terakhir ini menunjukkan peningkatan yang sangat tajam. Psikot Psikotrop ropika ika merupak merupakan an suatu suatu at atau atau o"at, o"at, "aik "aik alamia alamiah h maupun maupun sinte sintetis tis "ukan "ukan narkotika, yang "erkhasiat psikoakti& melalui pengaruh selekti& pada susunan sara& pusat yang menye menye"a" "a"ka kan n peru" peru"aha ahan n khas khas pada pada akti/ akti/it itas as ment mental al dan dan peri perila laku ku.. Psik Psikot otro ropi pika ka apa"i apa"ila la digunakan se%ara tidak teratur menurut takaran0dosis akan dapat menim"ulkan "ahaya &isik) dan mental1 "agi yang menggunakannya serta dapat menim"ulkan ketergantungan pada pengguna itu sendiri. Psikotropika merupakan o"at atau "ahan yang "erman&aat di "idang pengo"atan atau pelayanan kesehatan dan pengem"angan ilmu pengetahuan, tetapi juga dapat menjadi at yang "er"ahaya "agi penggunanya apa"ila disalahgunakan. 2erdasarkan hasil sur/ei 2adan Narkotika Nasional 32NN4 "ekerjasama dengan Pusat Penelitian Penelitian Kesehatan Kesehatan 5ni/ersita 5ni/ersitass !ndonesia !ndonesia 35!4 memperkiraka memperkirakan n pre/alensi pre/alensi penyalahgunaa penyalahgunaan n NAP6A pada tahun )**( adalah ',((7 dari penduduk !ndonesia "erumur '*-( tahun. Pada tahun )*'*, pre/alensi penyalahgunaan NAP6A meningkat menjadi ),)'7. 8ika tidak dilakukan upaya penanggulangan penanggulangan diproyeksikan diproyeksikan kenaikan kenaikan penyalahgunaa penyalahgunaan n NAP6A dengan pre/alensi pre/alensi ),97 pada tahun )*' 32NN, )*''4.
2erdasarkan laporan :irektorat !; Narko"a dan KT 2A<SK
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Psikotroika
Penyalahgunaan at adalah pemakaian at atau o"at diluar indikasi medik tanpa petunjuk atau resep dokter, digunakan untuk pemakaian sendiri se%ara teratur atau "erkala, sekurangkurangnya selama satu "ulan dan dapat men%iptakan keadaan yang tidak terkuasai oleh indi/idu. ="at psikotropika ialah "ahan atau at 3su"stansi4 yang "ekerja pada atau mempengaruhi &ungsi &isik psikis, kelakuan atau pengalaman 3 W=, '(@@4.
Menurut 5ndang-5ndang
yang
mempunyai
potensi
mengaki"atkan
sindrom
ketergantungan.
Psikotropika
digolongkan menjadi B a. Psikotropika golongan ! Adalah psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, hanya di"erikan khusus untuk penelitian serta potensinya amat kuat mengaki"atkan sindrom ketergantungan. Termasuk o"at psikotropika golongan ! adalah 1-+ methylenedioCymethamphetamine 3M:MA4 3%ta%y4, Psilosi"in dan psilosin, >S: 3>ysergi% :iethylamide4, Mes%aline. 2erikut penjelasan golongan ekstasi se"agai psikotropika yang sering disalahgunakan.
Ekstasi
kstasi
atau
nama
lainnya
1,+-metilenedioksimetam&etamin
3M:MA4
dide&inisikan se"agai suatu at "ersi&at stimulan yang merupakan analogis dari am&etamin. 8ika ditinjau dari de&inisi se%ara kimia, ekstasi merupakan suatu sintetik yang analogis dengan am&etamin D'''N=) yang digunakan untuk meningkatkan mood seseorang dan agen hallusinasi 3Merriam-We"ster:i%tionary4. Dara kerja ekstasi kstasi
merupakan
deri/at
am&etamin
yang
dikenal
se"agai
1,+-
methylenedioCymethamphetamine 3M:A4. Seperti am&etamin yang lain, ekstasi merangsang pelepasan katekolamin dari presinaps. kstasi "ersi&at selekti& terhadap neuron serotonin yang menye"a"kan pelepasan serotonin yang "anyak dan mengham"at reuptake serotonin pada presinaps dengan re/ersal dari &ungsi serotonin transporter 3S
air seterusnya memi%u kepada hiponatremia yang "erat, kejang dan dapat "eraki"at &atal. Komplikasi lain seperti sindrom serotonin yaitu peru"ahan status mental, hiperakti/itas autonomik, dan a"normalitas neuromuskular . Penghentian ekstasi se%ara ti"a-ti"a pula dapat menim"ulkan withdrawal syndrome yang ditandai dengan depresi yang terjadi sehingga "e"erapa minggu. Selain itu, dilaporkan juga terjadinya aggresi&itas pada mereka yang E"erpuasaF dari mengam"il ekstasi 3Katung, )**?4. u"ungan kstasi dan otak -
kstasi dan neurotoksisitas kstasi merupakan monoaminergik agonis yang dapat mengham"at reuptake dan
merangsang pelepasan serotonin, dan juga menye"a"kan penurunan dopamin. Pada manusia, hasil yang didapati adalah terjadinya kerusakan pada akson terminal. Namun, "agaimana proses ini terjadi masih tidak diketahui. Penyalahgunaan ekstasi menye"a"kan kerusakan pada akson terminal pada neuron serotonin tetapi "adan sel pada neuron ini masih utuh . -
kstasi dan penurunan &ungsi kogniti& &ek ekstasi terhadap penurunan &ungsi kogniti& dapat terjadi se%ara direk dan
indirek. Terjadinya se%ara direk adalah aki"at dari si&at neurotoksin ekstasi yang mengaki"atkan kerusakan pada akson terminal neuron serotonin. Terjadinya se%ara indirek adalah ekstasi menye"a"kan penurunan sirkulasi sere"ral. kstasi juga menye"a"kan penurunan memori di mana ia menye"a"kan de&ek pada hipokampus, "agian otak yang "er&ungsi untuk konsolidasi memori jangka pendek kepada memori jangka panjang. -
kstasi dan gangguan tidur Salah satu &ungsi dari serotonin adalah mengontrol jam "iologi "adan 3circadian rhytms4 seperti rangsangan untuk tidur. =leh karena itu, "erkurangnya serotonin menye"a"kan de&ek pada pola tidur seseorang . ormon yang merangsang tidur adalah melatonin dalam proses %ir%adian rhythm. 2ahan "aku untuk sintesa melatonin ini adalah serotonin. Maka, apa"ila serotonin "erkurang, penghasilan melatonin turut "erkurang lalu menye"a"kan gangguan tidur.
-
kstasi dan hipertermia iperakti/itas autonomik merupakan gejala utama toksisitas ekstasi dan hal ini
"erkait langsung dengan dosis yang digunakan. Mekanisme terjadinya hipertermia ini dimulai apa"ila am&etamin merangsang pelepasan katekolamin dan serotonin ". Psikotropika golongan !! Adalah psikotropika yang "erkhasiat pengo"atan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat menim"ulkan sindrom ketergantungan apalagi di"erikan dalam jangka waktu yang lama. Dontoh antara lain Am&etamin, eno"ilina, Metakualin, 6ipepprol, Se%o"ar"ital. %. Psikotropika golongan !!! Adalah psikotropika yang "erkhasiat pengo"atan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mengaki"atkan sindrom ketergantungan. Dontoh 2utal"ital, Pentaosina, Amo"ar"ital, Pento"ar"ital, Glutetimide. d. Psikotropika golongan !; Adalah psikotropika yang "erkhasiat pengo"atan dan dapat digunakan dala terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi ringan yang mengaki"atka sindrom ketergantungan. ="at Golongan !; ini sering diresepkan oleh dokter umum maupun oleh dokter spesialis. Se"agian "esar o"at ini adalah depresan sistem sara& pusat 3SSP4 Dontoh antara lain Alpraolom, aminoreC, 2rotiolam, tinomat, 2romaepam, diaepam, Mepro"amate. Peresepannya hanya untuk short term therapy misalnya tidak "oleh digunakan le"ih dari satu minggu untuk tiap resep. 2ila sesudah satu rninggu ada indikasi untuk meneruskan maka dapat di"erikan resep untuk satu minggu. 8adi setiap kali resep jumlah o"at yang di"erikan hendaknya tidak "oleh di"erikan satu minggu pemakaian. Apa"ila dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap susunan sara& pusat manusia o"at psikotropika dapat dikelompokkan menjadi B '. :epresant
Haitu yang "ekerja mengendorkan atau mengurangi akti&itas susunan sara&pusat 3Psikotropika Go' +4, %ontohnya antara lain B. Sedatin ' Pil 2K,
S:4, psylo%i"ine, rni%raline. :isamping itu psikotropika dipergunakan karena sulitnya men%ariNarkotika dan mahal harganya. Penggunaan psikotropika "iasanya di%ampur dengan alkohol atau minuman lain seperti air mineral, sehingga menim"ulkan e&ek yang sama dengan Narkotika. 2erdasarkan penggunaan klinik psikotropik di"agi menjadi + golongan, yaitu 3'4 antipsikosis 3major trankuilier, neuroleptik4J 3)4 antimietas 3antineurosis, minor tranuilier4 314 antidepresan, dan 3+4 psikotogenik 3psikotornimetik, psikodisleptik, halusinogenik4
2.2 E!ek Pe"akaian Psikotroika
Pemakaian psikotropika yang tidak sesuai dengan aturan dapat menim"ulkan e&ek yang mem"ahayakan tu"uh di"edakan menjadi 1, yaituB '. :epresan :alam ilmu medis ="at-o"atan ini "iasa nya digunakan mem"uat pasien merasa tenang karena mengurangi %emas 3gelisah4 dan meredakan ketegangan emosi dan jiwa, mem"antu pasien memudahkan tidur, mem"antu dalam proses penyem"uhan darah tinggi, pengo"atan pasien dalam kasus epilepsi. :epesan yaitu menekan sistem sistem syara& pusat dan mengurangi akti&itas &ungsional tu"uh sehingga pemakai merasa tenang, "ahkan "isa mem"uat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. 2ila kele"ihan dosis "isa mengaki"atkan kematian. Dontoh psikotropika yang termasuk depresan adalah "ar"iturate, "enodiaepine dan metakualon. ). Stimulan
Stimulant merangsang &ungsi tu"uh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. 8enis stimulanB Amphetamin. Dontoh yang sekarang sering dipakai adalah Sha"u-sha"u dan kstasi. a. Amphetamin B memiliki e&ek menghilangkan rasa mengantuk, menam"ah tenaga atau kewaspadaan dan mengurangi na&su makan sehingga o"at-o"atan ini tidak di"erikan kepada pasien dengan anoreksia 3kehilangan na&su makan4, insomnia 3sulit tidur4 dan kepri"adian psikopat atau la"il. ". %stasy B mulut kering, kejang, jantung "erdenyut le"ih %epat dan keringat keluar le"ih "anyak, kemudian e&ek selanjutnya adalah penderita merasakan mata ka"ur, :emam tinggi, paranoid, sulit "erkonsentrasi dan seluruh otot tu"uh terasa nyeri yang "erlangsung seminggu atau le"ih. %. Sha"u B merasa "ersemangat karena kekuatan &isiknya meningkat, kemampuan "ekerja juga meningkat dan rasa lelah "erkurang, kewaspadaan yang meningkat, menam"ah daya konsentrasi, menye"a"kan rasa gem"ira luar "iasa dan kemampuan "esosialisasi meningkat, kuat jaga semalaman menye"a"kan insomnia, mengurangi na&su makan, malas makan dan diikuti rasa haus, peningkatan gairah seksual, hal ini "erke"alikan dengan opiate menurunkan li"ido, namun penggunaan jangka panjang justru menurunkan &ungsi seksual, penggunaan pada saat hamil, "isa menye"a"kan komplikasi pralahir, meningkatkan kelahiran premature atau menye"a"kan perilaku "ayi yang tidak normal. 1. alusinogen &ek utama halusinogen adalah mengu"ah daya persepsi atau mengaki"atkan halusinasi. &ek lain yang "isa ditim"ulkan adalah rasa khawatir yang akut, gelisah dan tidak "isa tidur, "iji mata yang mele"ar, suhu "adan yang meningkat, tekanan darah yang meningkat dan gangguan jiwa yang "erat. alusinogen ke"anyakan "erasal dari tanaman seperti mes%aline dari kaktus dan psilo%y"in dari jamur-jamuran. Selain itu ada juga yang diramu di la"oratorium seperti >S:. Hang paling "anyak dipakai adalah marijuana atau ganja.
2.# Pen$ala%g&naan Na'a (Psikotroika) Dan H&k&"
Pem"angunan kesehatan se"agai "agian integral dari pem"angunan nasional diarah-kan guna ter%apainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat "agi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang di-lakukan melalui "er"agai upaya kesehatan, diantaranya penyelenggaraan pelayan-an kesehatan kepada masyarakat. :alam penyelenggaraan pelayanan kesehatan terse"ut, psikotropika memegang peranan penting. :isamping itu, psikotropika juga digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan meliputi penelitian, pengem"angan, pendidikan, dan pengajaran sehingga ketersediaannya perlu dijamin melalui kegiatan produksi dan impor. Penyalahgunaan
psikotropika dapat mengaki"atkan sindroma ketergantungan apa"ila
penggunaannya tidak di "awah pengawasan dan petunjuk tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. al ini tidak saja merugikan "agi penyalahguna, tetapi juga "erdampak sosial, ekonomi, dan keamanan nasional, sehingga hal ini merupakan an%aman "agi kehidupan "angsa dan negara. Narkotika dan at psikotropika merupakan jenis at yang diperlukan dalam ilmu pengetahuan dan pengo"atan. Pengggunaan narkotika diatur dalam 55 No.))0'((? tentang Narkotika yang dapat menim"ulkan ketergantungan isik dan psikis dan merugikan apa"ila digunakan oleh seseorang tanpa pem"atasan dan pengawasan seksama. Sedangkan psikotropika diatur dalam 55 No.0'((? tentang Psikotropika merupakan o"at yang diperlukan dalam dunia kedokteran untuk pengo"atan dan ilmu pengetahuan. Penggunaannya dapat menim"ulkan ketergantungan &isik dan psikis. Narkotika dan psikotropika keduanya termasuk dalam at "er"ahaya. :alam 5ndang-5ndang Psikotropika telah diatur se%ara khusus ketentuan pidana se"agaimana ditetapkan pada 2A2 I!; pasal ( sampai dengan Pasal ?), seluruhnya merupakan delik kejahatan. Tindak pidana di "idang psikotropika, antara lain "erupa per"uatan per"uatan seperti memproduksi dan0atau mengedarkan se%ara gelap, maupunmenyalahgunakan psikotropika merupakan per"uatan yang merugikan masyarakat dan negara. :i antara ketentuan pidana yang diatur dalam 55 Psikotropika terdapat an%aman pidana yang di"atasi maksimal dan minimalnya se"agaimana dimaksud dalam pasal ( ayat 3'4, yaitu minimal pidana penjara + tahun dan maksimal ' Tahun serta pidana denda minimal
2.* Resiko Pen$ala%g&naan +,at Psikotroika
="at psikotropik, se"agai salah satu at psikoakti& , "ila digunakan se%ara salah 3misuses4 atau disalah-gunakan 3a"use4 "eresiko menye"a"kan tim"ulnya gangguan jiwa menurut PP:G8!!! termasuk kategori diagnosis '*-'( #Gangguan Mental dan Perilaku Aki"at Penggunaan at Psikoakti&$. Gangguan mental dan perilaku terse"ut dapat "ermani&estasi dalam "entuk se"agai "erikut B a) Intoksikasi Ak&t (tana ata& -engan ko"likasi) 2erkaitan dengan dosis yang digunakan 3e&ek yang "er"eda oada dosis yang •
•
"er"eda4 Gejala intoksikasi tidak selalu men%erminkan e&ek primer dari at 3dapat terjadi
e&ek paradoksa4 ,) Pengg&naan $ang "er&gikan (Har"!&l &se) Pola penggunaan at psikoakti&yang merusak kesehatan 3dapat "erupa &isik atau • mental4 2elum menunjukkan adanya sindrom ketergantungan • Sudah ada hendaya psikososial se"agai dampaknya • ) Sin-ro" Ketergant&ngan (Deen-ene s$n-ro"e) Adanya keinginan yang amat kuat 3dorongan kompulsi&4 untuk menggunakan at • psikoakti& se%ara terus-menerus dengan tujuan memperoleh e&ek psikoakti& dari •
at terse"ut. Terdapat kesulitan untuk menguasai perilaku menggunakan at, "aik mengenai
•
mulainya, menghentikannya, ataupun mem"atasi jumlahnya 3loss o& %ontrol4 Penghentian atau pengurangan penggunaan at menim"ulkan keadaan putus at, dengan peru"ahan &isiologis tu"uh yang sangat tidak menyenangkan, sehingga memaksa orang terse"ut menggunakan at terse"ut lagi atau yang sejenis untuk
•
menghilangkan gejala putus at terse"ut. Terjadi peningkatan dosis at psikoakti& yang diperlukan untuk memperoleh e&ek
•
yang sama 3gejala toleransi4 Terus menggunakan at meskipun indi/idu menyadari adanya aki"at yang merugikan kesehatannya.
-) Kea-aan P&t&s /at (0it%-raal state) Gejala-gejala &isik dan mental yang terjadi pada penghentian pem"erian at •
sesudah suatu penggunaan at yang terus menerus dalam jangka waktu panjang dan0atau dosis tinggi.
•
2entuk dan keparahan gejala terse"ut tergantung pada jenis dan dosis at yang
digunakan se"elumnya. Gejala putus at terse"ut mereda dengan meneruskan penggunaan at terse"ut • Salah satu indikator dari sindrom ketergantungan. • e) Gangg&an Psikotik (Ps$%oti Disor-er) Sekelompok gejala-gejala psikotik yang terjadi selama atau segera sesudah • •
penggunaan at psikoakti& :itandai oleh halusinasi, kekeliruan identi&ikasi, waham dan0atau #ideas o& re&eren%e$ 3gagasan yang menyangkut diri sendiri se"agai a%uan4 yang seringkali "ersi&at ke%urigaan atau kejaran, gangguan psikomotor 3eC%itement atau stupor4 dan e&ek yang a"normal yang terentang antara ketakutan yang men%ekam sampai
• •
kegem"iraan yang "erle"ihan. Pada umumnya keadaan kesadaran jernih ;ariasi pola gejala dipengaruhi oleh jenis at yang digunakan dan kepri"adian
pengguna at. !) Sin-ro" A"nesik (A"nesi S$n-ro") Terjadi hendaya atau gangguan daya ingat jangka pendek 3re%ent memory4 yang • menonjol, kadang-kadang terdapat gangguan daya ingat jangka panjang 3remote memory4, sedangkan daya ingat segera 3immediate re%all4 masih "aik. ungsi •
• •
kogniti& lainnya "iasanya relati& masih "aik. Adanyagangguan sensasi waktu 3menyusun kem"ali urutan kronologis, meninjau kejadian "erulangkali menjadi satu peristiwa, dll4 Keadaan kesadaran jernih Peru"ahan kepri"adian, yang sering disertai keadaan apatis dan hilangnya inisiati&, serta ke%endrungan menga"aikan keadaan.
2. Tatalaksana Terai Dan Re%a,ilitasi Psikotroika
- =utpatient 3rawat jalan4 - !npatient 3rawat inap4 -
A"sitensia atau Menghentikan sama sekali penggunaan Psikotropika. Tujuan ini tergolong sangat ideal, namun "anyak orang tidak mampu atau mempunyai moti/asi untuk men%apai tujuan ini, terutama kalau ia "aru menggunakan Psikotropika pada &ase- &ase awal. Pasien terse"ut dapat ditolong dengan meminimalisasi e&ek- e&ek yang langsung atau tidak langsung dari Psikotropika. Se"agian pasien memang telah a"stinesia terhadap salah satu Psikotropika tetapi kemudian "eralih untuk menggunakan jenis Psikotropika yang lain. 2. Peng&rangan !rek&ensi -an keara%an relas Sasaran utamanya adalah pen%egahan relaps. 2ila pasien pernah menggunakan satu kali saja setelah #%lean$ maka ia dise"ut #slip$. 2ila ia menyadari kekeliruannya, dan ia memang telah di"ekali keterampilan untuk men%egah pengulangan penggunaan kem"ali, pasien akan tetap men%o"a "ertahan untuk selalu a"stinensia. Pelatihan relapse pre/ention programe, Program terapi kogniti&, =piate antagonist maintenan%e therapy dengan naltreson merupakan "e"erapa alternati& untuk men%egah relaps. #. 4e"er,aiki !&ngsi sikologi -an !&ngsi a-atasi sosial. :alam kelompok ini, a"stinensia "ukan merupakan sasaran utama. Terapi rumatan 3mainten%e4 metadon merupakan pilihan untuk men%apai sasaran terapi golongan ini. Metadon adalah opiat sintetik yang "isa dipakai untuk menggantikan heroin yang dapat di"erikan se%ara oral sehingga mengurangi komplikasi medik. Program ini masih kontro/ersial, di !ndonesia program ini masih "erupa uji %o"a di
jawa"
pro&esi medis. Pro&esi medis memegang teguh dan patuh kepada etika medis, karena itu diperlukan keterampilan medis yang %ukup ketat dan tidak dapat didelegasikan kepada kelompok pro&esi lain. Salah satu komponen penting dalam keterampilan medis yang erat kaitannya dengan gawat darurat medik adalah keterampilan mem"uat diagnosis. :alam reha"ilitasi pasien ketergantungan psikotropika, pro&esi medis 3dokter4 mempunyai peranan ter"atas. Proses reha"ilitasi pasien ketergantungan psikotropika meli"atkan "er"agai pro&esi dan disiplin ilmu. Namun dalam kondisi emergen%y, dokter merupakan pilihan yang harus diperhitungkan. Gawat :arurat yang terjadi meliputi "er"agai gejala klinis "erikut B a. !ntoksikasi ". =/erdosis %. Sindrom putus NA>6A
d. 2er"agai ma%am komplikasi medik 3&isik dan psikiatrik4 Penting dalam kondisi Gawat :arurat adalah ketrampilan menentukan diagnosis, sehingga dengan %epat dan akurat dapat dilakukan inter/ensi medik. 2..2.1 Terai 4e-is ( Terai +rgano 5Biologi) a. Terai intoksikasi Pada intoksikasi amphetamine "erikan :iaepam '*- 1* mg oral atau pareteral,atau
Klordiaepoksid '*-) mg oral atau Dlo"aam 1C'* mg. :apat diulang setelah 1* menit sampai @* menit. 5ntuk mengatasi palpitasi "eri propanolol 1C'* - +* mg oral. ,. Terai Ter%a-a Kea-aan +6er Dosis '. 5sahakan agar pernapasan "erjalan lan%ar, yaitu B >urus dan tengadahkan 3ekstenikan4 leher kepada pasien 3jika diperlukan dapat
mem"erikan "antalan di"awah "ahu4 Kendurkan pakaian yang terlalu ketat ilangkan o"struksi pada saluran napas 2ila perlu "erikan oksigen ). 5sahakan agar peredaran darah "erjalan lan%ar 2ila jantung "erhenti, lakukan masase jantung eksternal, injeksi adrenalin *.'- *.)
%% !.M 2ila tim"ul asidosis 3misalnya "i"ir dan ujung jari "iru,hiper/entilasi4 karena
sirkulasi darah yang tidak memadai, "eri in&us * ml sodium "i kar"onas 1. Pasang in&us dan "erikan %airan 3misalnya B <> atau NaD' *.( 74 dengan ke%epatan rendah 3'*- ') tetes permenit4 terle"ih dahulu sampai ada indikasi untuk mem"erikan %airan. Tam"ahkan ke%epatan sesuai ke"utuhan,jika didapatkan tanda- tanda kemungki nan dehidrasi. +. >akukan pemeriksaan le"ih lanjut untuk melihat kemungkinan adanya perdarahan atau trauma yang mem"ahayakan. . ="ser/asi terhadap kemungkinan kejang. 2ila tim"ul kejang "erikan diaepam '* mg melalui !; atau perin&us dan dapat diulang sesudah )*menit jika kejang "elum teratasi. @. 2ila ada hipoglikemi, "eri * ml glukosa *7 !; . Terai a-a sin-ro" &t&s 'at - Terapi putus Kokain atau Am&etamin B
-
Terapi untuk waham dan delirium pada putus amphetamine B Pada gangguan waham karena am&etamin atau kokain "erikan inj. aloperidol ).- mg !M dan dilanjutkan peroral 1C),- mg0hari.
-. Terai ter%a-a ko"or,i- (o5 "or,i- s$%oat%olog$) Setelah keadaan intoksikasi dan sindroma putus psikotropika dapat teratasi, maka perlu
dilanjutkan dengan terapi terhadap gangguan jiwa lain yang terdapat "ersama - sama dengan gangguan
mental
dan
perilaku
aki"at
penggunaan
at
psikoakti&
3%o-
mor"id
psy%hopathology4, se"agai "erikut B Psiko&armakologis yang sesuai dengan diagnosis Psikoterapi indi/idual - Konseling B "ila dijumpai masalah dalam komonikasi interpersonal - Psikoterapi aserti& B "ila pasien mudah terpengaruh dan mengalami kesulitan dalam
mengam"il keputusan yang "ijaksan - Psikoterapi kogniti& B "ila dijumpai depresi psikogen Psikoterapi kelompok Terapi keluarga "ila dijumpai keluarga yang patologik Terapi marital "ila dijumpai masalah marital Terapi relaksasi untuk mengatasi ketegangan :irujuk atau konsultasi ke
e. Terai ter%a-a ko"likasi "e-is Terapi disesuaikan dengan "esaran masalah dan dilaksanakan se%ara terpadu me li"atkan
"er"agai disiplin ilmu kedokteran. Misalnya B Komplikasi Paru dirujuk ke 2agian Penyakit Paru Komplikasi 8antung di rujuk ke 2agian Penyakit 8antung atau !nterna0Penyakit :alam Komplikasi epatitis di rujuk ke 2agian !nterna0Penyakit :alam !;0A!:S dirujuk ke 2agian !nterna atau Pokdisus A!:S :an lain- lain. !. Terai 4aintenane (R&"atan) Terapi maintenan%e0rumatan ini dijalankan pas%a detoksi&ikasi dengan tujuan untuk
men%egah terjadinya komplikasi medis serta tidak kriminal. Se%ara medis terapi ini dijalankan dengan menggunakan B - Terapi psiko&armaka,menggunakan Naltrekson 3=piat antagonis4, atau Metadon - Terapi perilaku, diselenggarakan "erdasarkan pem"erian hadiah dan ukum, Sel&help group 2..2.2 Re%a,ilitasi
Setelah selesai detoksi&ikasi, penyalahguna psikotropika perlu menjalani
Pemeriksaan yang %epat harus dilakukan dengan penekanan pada daerah yang paling mungkin mem"erikan petunjuk ke arah diagnosis toksikologi, termasuk tanda /ital, mata dan mutut, kulit, a"domen dan sistem sara&. '. Tanda-tanda /ital /aluasi dengan teliti tanda-tanda /ital 3tekanan darah, denyut nadi, pernapasan dan suhu tu"uh4 merupakan hal yang esensial dalam kedaruratan toksikologi. ipertensi dan takikardia adalah khas pada o"at-o"at am&etamin, kokain, &ensiklidin, nikotin dan antimuskarinik. ipotensi dan "radikardia, merupakan gam"aran karakteristik dari narkotika, kionidin, sedati&-hipnotik dan "eta "loker. Takikardia dan hipotensi sering terjadi dengan antidepresan trisiklik, &enotiain dan teo&ihin. Pernapasan yang %epat adalah khas pada am&etamin dan simpatomimetik lainnya, salisilat, kar"on monoksida dan toksin lain yang menghasilkan asidosis meta"olik. ipertermia dapat dise"a"kan karena
o"at-o"at simpatomimetik,
antimuskarinik.
salisilat dan
o"at-o"at yang
menim"ulkan kejang atau kekakuan otot. ipotermia dapat dise"a"kan oleh o"at narkotik, &enotiain dan o"at sedati&, terutama jika disertai dengan pemaparan pada lingkungan yang dingin atau in&us intra/ena pada suhu kamar.' ). Mata Konstriksi pupil 3miosis4 adalah khas untuk kera%unan narkotika, klonidin, &enotiain, insektisida organo&os&at dan pengham"at kolinesterase lainnya, :ilatasi pupil 3midriasis4
umumnya terdapat pada am&etamin, kokain, >S:, atropin dan o"at antirnuskarinik lain. Nistagmus horiontal di%irikan pada kera%unan dengan &enitoin, alkohol, "ar"iturat dan o"at se%latit lain. Adanya nistagmus horiontal dan /ertikal mem"eri kesan yang kuat kera%unan &ensiklidin.' 1. Sistem sara& Pemeriksaan neurologik yang teliti adalah esensial. Kejang &okal atau de&isit motorik le"ih menggam"arkan lesi struktural 3seperti perdarahan intrakranial aki"at trauma4 daripada ense&alopati toksik atau meta"olik. Nistagmus, disartria dan ataksia adalah khas pada kera%unan &enitoin, alkohol, "ar"iturat dan kera%unan sedati& lainnya. Kekakuan dan hiperakti/itas otot umum ditemukan pada metakualon, haloperidol, &ensiklidin 3PDP4 dan o"at-o"at simpatomimetik. Kejang sering dise"a"kan oleh antidepresan trisiktik, teotilin, isoniaid dan &enotiain. Koma ringan tanpa re&leks dan "ahkan G isoelektrik mungkin terlihat pada koma yang dalam karena o"at narkotika dan sedati&-hipnotik dan mungkin menyerupai kematian otak.' 2.7.2 Langka%5Langka% Analisis Toksikologi 8orensik
Se%ara umum tugas analisis toksikolog &orensik dalam melakukan analisis dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaituB '4 Penyiapan sampel #sample preparation$, )4 Analisis meliputi uji penapisan #s%reening test$ atau dikenal juga dengan #general unknown test$ dan uji kon&irmasi yang meliputi uji identi&ikasi dan kuanti&ikasi, 14 >angkah terakhir adalah interpretasi temuan analisis dan penulisan laporan analisis. 2er"eda dengan kimia analisis lainnya 3sepertiB analisis senyawa o"at dan makanan, analisis kimia klinis4 pada analisis toksikologi &orensik pada umumnya analit 3ra%un4 yang menjadi target analisis, tidak diketahui dengan pasti se"elum dilakukan analisis. Tidak sering hal ini menjadi ham"atan dalam penyelenggaraan analisis toksikologi &orensik, karena seperti diketahui saat ini terdapat ri"uan atau "ahkan jutaan senyawa kimia yang mungkin menjadi target analisis. 5ntuk mempersempit peluang dari target analisis, "iasanya target dapat digali dari in&ormasi penye"a" kasus &orensik 3kera%unan, kematian tidak wajar aki"at kera%unan, tindak kekerasan di"awah pengaruh o"at-o"atan4, yang dapat diperoleh dari laporan pemeriksaan di tempat kejadian perkara 3TKP4, atau dari "erita a%ara penyidikan oleh polisi penyidik. Sangat
sering dalam analisis toksikologi &orensik tidak diketemukan senyawa induk, melainkan meta"olitnya. Sehingga dalam melakukan analisis toksikologi &orensik, senyawa mata"olit juga merupakan target analisis. Sampel dari toksikologi &orensik pada umumnya adalah spesimen "iologi sepertiB %airan "iologis 3darah, urin, air ludah4, jaringan "iologis atau organ tu"uh. 2er"eda dengan analisis kimia lainnya, hasil indenti&ikasi dan kuanti&ikasi dari analit "ukan merupakan tujuan akhir dari analisis toksikologi &orensik. Seorang toksikolog &orensik dituntut harus mampu menerjemahkan apakah analit 3toksikan4 yang diketemukan dengan kadar tertentu dapat dikatakan se"agai penye"a" kera%unan 3pada kasus kematian4. 2.7.# Pen$iaan Sa"el
Spesimen untuk analisis toksikologi &orensik dapat "erupa %airan "iologis, jaringan, organ tu"uh. :alam pengumpulan spesimen dokter &orensik mem"erikan la"el pada masingmasing "ungkus0wadah dan menyegelnya. >a"el seharusnya dilengkapi dengan in&ormasiB nomer indentitas, nama kor"an, tanggal0waktu otopsi, nama spesimen "eserta jumlahnya. Pengiriman dan penyerahan spesimen harus dilengkapi dengan surat "erita a%ara menyeran spesimen, yang ditandatangani oleh dokter &orensik. Toksikolog &orensik yang menerima spesimen kemudian mem"erikan dokter &orensik surat tanda terima, kemudian menyimpan sampel0spesimen dalam lemari pendingin #&reeer$ dan mengun%inya sampai analisis dilakukan. Prosedur ini dilakukan "ertujuan untuk mem"erikan rantai perlindungan0pengamanan spesimen 3chain of custody4. 2e"erapa hal yang perlu diperhitungkan dalam tahapan penyiapan sampel adalahB jenis dan si&at "iologis spesimen, &isikokimia dari spesimen, serta tujuan analisis. :engan demikian akan dapat meran%ang atau memilih metode penanganan sampel, jumlah sampel yang akan digunakan, serta memilih metode analisis yang tepat. Penanganan sampel perlu mendapat perhatian khusus, karena se"agian "esar sampel adalah materi "iologis, sehingga sedapat mungkin men%egah terjadinya penguraian dari analit. Penyiapan sampel umumnya meliputi hidrolisis, ekstraski, dan pemurnian analit. Prosedur ini haruslah mempunyai e&esiensi dan selekti&itas yang tinggi. Perolehan kem"ali yang tinggi pada ekstraksi adalah sangat penting untuk menyari semua analit, sedangkan selekti&itas yang tinggi diperlukan untuk menjamin pengotor atau senyawa penggangu terpisahkan dari analit. Pada analisis menggunakan GD0MS, penyiapan sampel termasuk deri/atisasi analit se%ara kimia, seperi salilisasi, metilisasi, dll.
:eri/atisasi ini pada umumnya "ertujuan untuk meningkatkan /olatilitas analit atau meningkatkan kepekaan analisis.
).@.+ 5ji Penapisan #S%reening test$ 5ji skrinning adalah pemeriksaan pendahuluan la"oratorium se"agai upaya penyaring untuk mengetahui ada atau tidaknya dan jenis o"at yang menim"ulkan e&ek toksis atau e&ek gangguan kesehatan. :alam deteksi penyalahgunaan narkotika dan psikotropika, uji skrining dilakukan untuk menentukan golongan analit 3narkotika dan psikotropika4 yang digunakan.',) asil dari uji skrining dapat dijadikan dasar dugaan atau hanya se"agai petunjuk dan "ukan merupakan "ukti yang kuat "ahwa seseorang telah mengkonsumsi narkotika dan psikotropika karena uji skrining "elum mampu mendeteksi jenis at narkotika dan psikotropika spesi&ik yang terkandung di dalam sampel .Pemeriksaan skrining positi& "erarti suatu o"at atau meta"olitnya terdapat dalam darah se"anyak atau le"ih "anyak dari "atas deteksi alat.),1 5ji penapisan untuk menapis dan mengenali golongan senyawa 3analit4 dalam sampel. :isini analit digolongkan "erdasarkan "aik si&at &isikokimia, si&at kimia maupun e&ek &armakologi yang ditim"ulkan. ="at narkotika dan psikotropika se%ara umum dalam uji penapisan dikelompokkan menjadi golongan opiat, kokain, kanna"inoid, turunan am&etamin, turunan "enodiaepin, golongan senyawa anti dipresan tri-siklik, turunan asam "ar"iturat, dan turunan metadon. a. Teknik immunoassay Teknik immunoassay adalah teknik yang sangat umum digunakan dalam analisis o"at terlarang dalam materi "iologi. Teknik ini menggunakan #anti-drug anti"ody$ untuk mengidenti&ikasi o"at dan meta"olitnya di dalam sampel 3materi "iologik4. 8ika di dalam matrik terdapat o"at dan meta"olitnya 3antigen-target4 maka dia akan "erikatan dengan #anti-drug anti"ody$, namun jika tidak ada antigentarget maka #anti-drug anti"ody$ akan "erikatan dengan #antigen-penanda$. Terdapat "er"agai metode 0 teknik untuk mendeteksi ikatan antigenanti"odi ini, seperti #enyme linked immunoassay$ 3>!SA4, enyme
multiplied
immunoassay
te%hniue
3M!T4,
&luores%en%e
polariation
immunoassay 3P!A4, %loned enyme-donor immunoassay 3D:!A4, dan radio immunoassay 3
asil dari immunoassay test ini dapat dijadikan se"agai "ahan pertim"angan, "ukan untuk menarik kesimpulan, karena kemungkinan anti"odi yang digunakan dapat "ereaksi dengan "er"agai senyawa yang memiliki "aik "entuk struktur molekul maupun "angun yang hampir sama. T4 K>T adalah metode analitik yang relati& murah dan mudah pengerjaannya, namun K>T kurang sensiti& jika di"andungkan dengan teknik immunoassay. Kom"inasi K>T dengan spektro&otodensitometri, analit yang telah terpisah dapat dideteksi spektrumnya 35; atau &luoresensi4. Kom"inasi ini tentunya akan meningkatkan derajat sensiti&itas dan spesi&isitas dari uji penapisan dengan metode K>T. Se%ara simultan kom"inasi ini dapat digunakan untuk uji pemastian.)
).@. 5ji kon&irmasi Analisis penyalahgunaan o"at diawali dengan pemeriksaan pendahuluan 3s%reening test4, yang kemudian dilanjutkan dengan uji kon&irmasi. 5ji kon&irmasi dalam analisis o"at meli"atkan metode kromatogra&i 3umumnya dengan deteksi se%ara spektroskopik4 untuk menentukan satu atau le"ih senyawa tunggal dan digunakan se"agai analisis lanjutan untuk memastikan hasil dari uji imunokimia. igh Per&orman%e >iuid Dhromatography-:iode Array :ete%tor 3P>D:A:4 merupakan salah satu metode kromatogra&i yang dapat digunakan dalam uji kon&irmasi.) Pemeriksaan kon&irmasi adalah suatu pemeriksaan lanjutan yang le"ih akurat karena hasil yang dikeluarkan sudah de&initi& menunjukkan jenis at narkotika psikotropika yang terkandung di dalam sampel terse"ut. Pemeriksaan dilakukan apa"ila hasil pemeriksaan pendahuluan
3s%reening test4 mem"eri hasil positi& 32NN, )**94. :ari hasil uji kon&irmasi ini akan diketahui jenis at golongan yang terdapat pada sampel, %ontohnya pada sampel darah diketahui positi& mengandung diaepam. 5ntuk mengetahui apakah pada saat kejadian kor"an "erada di "awah pengaruh o"at terse"ut, maka perlu dilakukan penetapan kadar.) 2ila uji skrining pada sampel menggunakan teknik immonoassay test 3M!T4 terdeteksi positi& golongan opiat dan "enodiaepine, maka perlu dilakukan uji kon&irmasi untuk menentukadar kadar at terse"ut. :ari penetapan kadar alkohol di darah dan urin terdapat alkohol *,' promil dan *,' promil.
Pada uji kon&irmasi dengan menggunakan alat GD-MS diperoleh hasilB - darah se"elum di hidrolisisB - mor&inB *,)** Lg0ml, - kodeinB *,*)@ Lg0ml - darah setelah hidrolisisB - mor&inB *,@@ Lg0ml, - kodeinB *,*++ Lg0ml - urin se"elum hidrolisisB - @-asetilmor&inB *,*@* Lg0ml, - mor&inB *,'?* Lg0ml, - kodeinB *,*+* Lgml - urin setelah hidrolisis B - mor&inB *,9** Lg0ml, - kodeinB *,'?* Lg0ml Golongan "enodiaepin yang terdeteksi di darah adalahB diaepamB ',+** Lg0mlJ nordaepamB *,*9@ Lg0mlJ oCaepamB *,?1* Lg0mlJ temaepamB *,+@* Lg0ml :alam menginterpretasikan hasil temuannya seorang toksikolog &orensik harus mengulas kem"ali e&ek toksik dan &armakologi yang ditim"ulkan oleh analit, "aik e&ek tunggal dari opiate dan "enodiaepin maupun e&ek kom"inasi yang ditim"ulkan dalam pemakaian "ersama antara opiat dan "enodiaepin. Menya%u in&ormasi konsentrasi toksik 3#lethal %on%entration$4 dapat diduga penye"a" kematian dari kor"an. &ek toksik yang ditim"ulkan oleh pemakaian heroin adalah dipresi saluran perna&asan. Kera%unan oleh heroin ditandai dengan adanya udema paru paru. Sedangkan pemakaian diaepam se%ara "ersamaan akan meningkatkan e&ek heroin dalam penekanan sistem perna&asan. al ini akan memper%epat kematian.
2erikut ta"el jenis pemeriksaan terdeteksi.
penunjang psikotropika "eserta jenis analit yang dapat
2.9 Pe"eriksaan a-a Ke"atian Aki,at Pe"akaian Psikotroika
Kematian dapat terjadi melalui mekanisme depresi pusat perna&asan yang menim"ulkan henti na&as. Komplikasi "erupa atelektasis, pneumonia hipostatik, pneumonia aspirasi dan edema paru. :iagnosis kera%unan "ar"iturat dapat sukar ditegakkan. 2unuh diri sering diikuti dengan meminum alkohol jumlah "anyak, sehingga "au alkohol pada perna&asan akan menga%aukan diagnosis. Pada penderita yang segera meninggal atau yang ditemukan setelah meninggal, pemeriksaan pada tempat kejadian perlu dilakukan. :itemukannya "otol o"at yang kososng,
sisa-sisa ta"let0kapsul pada tempat kejadian, sisa-sisa ta"let dengan warna khas pada mulut atau dalam lam"ung akan sangat mem"antu diagnosis.',),1 :iagnosis "anding tergantung dari hasil pemeriksaan toksikologi jenis at yang terdapat dalam tu"uh kor"an. 5ntuk ini diperlukan tersedianya pemeriksaan kromatogra&i yang dengan %epat dapat menentukan jenis dan jumlah o"at depresi SSP dalam tu"uh. Pada "ar"iturat tidak terjadi deposit masi& dalam organ tertentu, meskipun dalam hati kadarnya le"ih "anyak dari darah.) 8ika o"at dihirup, dapat ditemukan sejumlah ke%il "u"uk pada saat hidung di"uka atau melalui swa" methanol pada septum hidung. Pada injeksi "iasanya digunakan jarum insulin, dan "ekas suntikan "iasanya agak sulit dilihat. Ka%a pem"esar dapat digunakan untuk melihat "ekas suntikan terse"ut, "ekas suntikan terse"ut kemungkinan tidak terdapat perdarahan. Ketika pengguna %enderung untuk menggunakan "erulang kali untuk meningkatkan e&ek, "ekas tusukan %enderung "anyak dan "erkumpul disekitar /ena yang sering digunakan. Terkadang "ekas tato di atas /ena menyem"unyikan "ekas tusukan. 8ika o"at dihisap atau dikonsumsi se%ara oral, mungkin tidak ada mani&estasi eksternal yang ditemukan. :isamping in&ormasi lain, terdapat tanda ter"akar pada jari telunjuk "agian palmar
yang
digunakan
untuk
memegang
pipa
panas
pada
penggunaan
oral.
Sampel autopsi harus menyertakan darah peri&er, urin, jaringan hepar, empedu, isi lam"ung dan ram"ut. 5rin, %airan spinal dan jaringan dapat positi& untuk "e"erapa hari setelah penggunaan pertama, dan positi& untuk waktu yang le"ih lama pada penggunaan kronis.
Gam"aran post mortem pada kera%unan psikotropika
"iasanya tidak khas.Pada
pemeriksaan luar hanya tampak gam"aran as&iksia. Kera%unan psikotropika
menim"ulkan
depresi pusat pernapasan ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran udara pernapasan, mengaki"atkan oksigen darah "erkurang 3hipoksia4 disertai dengan peningkatan kar"on dioksida 3hiperkapnea4. :engan demikian organ tu"uh mengalami kekurangan oksigen 3hipoksia
hipoksik4 dan terjadi kematian. Gangguan terjadi di dalam jaringan sendiri, sehingga jaringan atau tu"uh tidak dapat menggunakan oksigen se%ara e&ekti&.
Anoksia dapat terjadi pada
ekstraselular dan intraselular. Pada kera%unan 2ar"iturat dan hipnotik lainnya, yang terjadi adalah anoksia ekstraselular, dimana enim sitokrom diham"at se%ara parsial sehingga kematian "erlangsung perlahan. Selama "e"erapa tahun dilakukan autopsi untuk mendiagnosis kematian aki"at as&iksia, telah ditetapkan "e"erapa tanda klasik,yaituB a. TardieuFs spot 3Pete%hial hemorrages4. TardieuFs spot terjadi karena peningkatan tekanan /ena se%ara akut yang menye"a"kan o/erdistensi dan rupturnya dinding peri&er /ena, terutama pada jaringan longgar, seperti kelopak mata, di"awah kulit dahi, kulit di"agian "elakang telinga, %ir%umoral skin, konjungti/a dan sklera mata. Selain itu juga "isa terdapat dipermukaan jantung, paru dan otak. 2isa juga terdapat pada lapisan /iseral dari pleura, perikardium, peritoneum, timus, mukosa laring dan å, jarang pada mesentrium dan intestinum. ". Kongesti dan =edema. !ni merupakan tanda yang le"ih tidak spesi&ik di"andingkan dengan ptekie. Kongesti adalah ter"endungnya pem"uluh darah, sehingga terjadi akumulasi darah dalam organ yang diaki"atkan adanya gangguan sirkulasi pada pem"uluh darah. Pada kondisi /ena yang ter"endung, terjadi peningkatan tekanan hidrostatik intra/askular 3tekanan yang mendorong darah mengalir di dalam /askular oleh kerja pompa jantung4 menim"ulkan perem"esan %airan plasma ke dalam ruang interstitium. Dairan plasma ini akan mengisi pada sela-sela jaringan ikat longgar dan rongga "adan 3terjadi oedema4. %. Sianosis. Merupakan warna ke"iru-"iruan yang terdapat pada kulit dan selaput lendir yang terjadi aki"at peningkatan jumlah a"solut " tereduksi 3" yang tidak "erikatan dengan =)4. d. Tetap %airnya darah. Terjadi karena peningkatan &i"rinolisin paska kematian. Pada pemeriksaan luar jenaah dengan as&iksia dapat ditemukanB a. Sianosis pada "i"ir, ujung-ujung jari dan kuku.
". Warna le"am mayat merah-ke"iruan gelap dan ter"entuk le"ih %epat. :istri"usi le"am mayat le"ih luas aki"at kadar kar"ondioksida yang tinggi dan akti/itas &i"rinolisin dalam darah sehingga darah sukar mem"eku dan mudah mengalir. %. Terdapat "usa halus pada hidung dan mulut yang tim"ul aki"at peningkatan akti/itas pernapasan pada &ase ' 3dispneu4 yang disertai sekresi selaput lendir saluran napas "agian atas. Keluar masuknya udara yang %epat dalam saluran sempit akan menim"ulkan "usa yang kadang-kadang "er%ampur darah aki"at pe%ahnya kapiler. d. Gam"aran pem"endungan pada mata "erupa pele"aran pem"uluh darah konjungti/a "ul"i dan palpe"ra yang terjadi pada &ase ) 3kon/ulsi4 . Aki"atnya tekanan hidrostatik dalam pem"uluh darah meningkat terutama dalam /ena, /enula dan kapiler. Selain itu, hipoksia dapat merusak endotel kapiler sehingga dinding kapiler yang terdiri dari selapis sel akan pe%ah dan tim"ul "intik-"intik perdarahan yang dinamakan se"agai TardieuFs spot. Pada pemeriksaan dalam jenaah dapat ditemukanB a. :arah "erwarna le"ih gelap dan le"ih en%er, karena &i"rinolisin darah yang meningkat paska kematian. ". 2usa halus di dalam saluran pernapasan. %. Pem"endungan sirkulasi pada seluruh organ dalam tu"uh sehingga menjadi le"ih "erat, "erwarna le"ih gelap dan pada pengirisan "anyak mengeluarkan darah. d. Petekie dapat ditemukan pada mukosa usus halus, epikardium pada "agian "elakang jantung "elakang daerah aurikulo/entrikular, su"pleura /iseralis paru terutama di lo"us "awah pars dia&ragmatika dan &isura interlo"aris, kulit kepala se"elah dalam terutama daerah otot temporal, mukosa epiglotis dan daerah su"-glotis. e. dema paru sering terjadi pada kematian yang "erhu"ungan dengan hipoksia. ="at-o"at psikotropika yang sering disalahgunakan adalah am&etamin dan "ar"iturat. 2erikut temuan post mortem o"at-o"at terse"ut B 1. Kera&nan A"!eta"in
•
Penemuan pada otak. Studi post mortem memperlihatkan peru"ahan le/el serotonin dan meta"olit utamanya pada otak pada pengguna jangka panjang am&etamine. >e/el serotonin "erkurang *79*7 pada regio yang "er"eda pada otak, pada per"andingan dengan yang tidak menggunakan am&etamine. :apat memperlihatkan gam"aran disseminated intra/askular %oagulation 3:!D4, edema dan degenerasi neuron nampak pada lokus %eruleus. Se"uah studi postmortem terhadap @ orang pengguna am&etamine, ) orang memperlihatkan &okal hemoragi pada otak. Pada salah satu kasus terdapat nekrosis
•
glandula hipo&isis, hal ini kemungkinan karena kurangnya suplai darah. Penemuan pada paru paru. Pada pemeriksaan internal, paru paru "erat, "iasanya "erat masing masing +** hingga ** gram, tapi "erat paru paru yang sampai '*** gram atau le"ih juga terkadang ditemukan. 8ika digunakan se%ara intra/ena, dapat ditemukan "enda asing pada paru. Se"uah studi postmortem terhadap @ orang pengguna a m&etamine, ditemukan in&ark pulmonar pada salah seorang pengguna. Pada dua orang lainnya
•
ditemukan hemoragi intra al/eolar. Pada salah satu kasus terdapat inhalasi isi gaster. Penemuan pada jantung. 8antung adalah target organ, terkadang terjadi penam"ahan "erat, terutama pada hipertro&i /entrikel kiri dan pem"esaran jantung "agian kanan. Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan kongesti dari organ dengan edema. 8uga dapat ditemukan peningkatan sejumlah partikel kar"on. 2isa juga terlihat nekrosis myo&i"ril. Sejak diketahui "ahwa o"at ini merupakan stimulator katekolamin, dan menye"a"kan terjadinya peningkatan katekol dalam darah, jantung sering terdapat area iskemi dan
•
mionekrosis yang dikelilingi oleh neutro&il dan makro&ag Penemuan pada hepar. :apat terdapat pem"esaran hepatosit dan pada sitoplasma "isa mengandung "anyak /akuola. Kasus intoksikasi yang menye"a"kan hipertermia dengan kegagalan &ungsi hati sering terdapat nekrosis hepatis massi&., Perlemakan, dilatasi
•
sinusoidal dan in&lamasi juga ditemukan. Penemuan pada ginjal. o Pada ginjal Am&etamine mengaki"atkan myoglo"inuri% tu"ular ne%rosis, sedangkan metam&etamine dapat menye"a"kan Proli&erati& Glomerulonephritis aki"at dari suatu systemi% ne%rotiing /as%ulitis. 2iasanya terjadi "ila am&etamine digunakan se%ara intra/ena, Merupakan keadaan yang jarang terjadi, dan tim"ul "ila terjadi o/erdosis. Hang paling sering adalah deri/at metam&etamin
•
Pemeriksaan darah.
o
Waktu paruh yang %ukup lama menye"a"kan o"at dapat dideteksi pada darah dalam waktu "e"erapa jam, "ergantung dari dosisnya. Meta"olisme menghasilkan am&etamin se"agai meta"olit pertama dari metam&etamin, dan rasio pada darah dan urin dapat mem"antu menentukan penggunaan akut atau kronis. Ke"anyakan tes skrining darah untuk am&etamin adalah menggunakan teknik imunoassay. :apat juga dengan menggunakan gas kromatogra&i dan analisis spektroskopi. !denti&ikasi am&etamine dengan menggunakan sali/a telah ada dan dapat digunakan untuk tes simpel yang non-in/asi&.
•
Tes 5rin. Pengguna M:MA akan memperlihatkan hasil positi& pada am&etamin 3metode o umum4 dan metam&etamin 3metode tes yang "aru dan le"ih jarang digunakan4. Periode deteksi am&etamin pada urin adalah )+-(@ jam setelah penggunaan 3rata rata ?) jam4. Periode deteksi am&etamin dipengaruhi oleh "e"erapa &aktor seperti p dan status hidrasi.
2. Kera&nan Bar,it&rat
Pada otopsi, diagnosis kematian aki"at kera%unan "ar"iturat akut terkadang tidak dapat ditentukan oleh karena tertutupi oleh se"a" kematian yang lain seperti perdarahan su"arakhnoid spontan, ruptur aneurisma aorta. Gam"aran post mortem padakera% unan "ar"iturat "iasanya tidak khas.Pada pemeriksaan luar hanya tampak gam"aran as&iksia "erupa sianosis, keluarnya "usa halus dari mulut atau paru, tardieau spot, dapat ditemukan /esikel atau "ula pada kulit daerah yang tidak tertekan. Pada pem"edahan jenaah, mukosa saluran %erna dan seluruh organ menunjukkan tanda-tanda per"endungan. so&agus mene"al, "erwarna merah %oklat gelap dan kongesti&.',)
2er%ak perdarahan pada mukosa konjungti/a "ul"i dan konjungti/a palpe"ra Penemuan lain adanya peru"ahan warna mukosa eso&agus dan lam"ung dengan lendir yang "erwarna merah muda pada kera%unan se%onal, kuning pada nem"utal, hijau ke"iruan pada amytal. Tapat pula ditemukan sisa ta"let di lam"ung. =leh karena "ar"iturat "ersi&at iritati& , mukosa lam"ung dapat menunjukkan tanda-tanda korosi& dengan atau tanpa perdarahan. Paru paru dapat menunjukkan tanda-tanda edema paru dan kongesti he"at, daerah "asal paru dapat mengalami deaerasi progresi& yang menim"ulkan atelektasis. Pada pleura dapat ditemukan "er%ak perdarahan. :alam saluran na&as terdapat %airan yang "er"usa "er%ampur sedikit darah. =tak menunjukkan tanda-tanda per"endungan, selain itu terdapat lesi di korteks dan "asal ganglia otak "erupa in&iltrasi sel-sel "ulat peri/askular, degenerasi neuron terutama di talamus dan putamen, small ring hemorrhages, nekrosis glo"us palidus yang simetris dan "ilateral.',)
Pada paru-paru kanan ditemukan adanya "uih. 5ntuk pemeriksaan toksikologi, "ahan yang harus dikirim ialah isi lam"ung, darah hati, urin, ginjal. !nterpretasi kadar "ar"iturat. Kadar o"at ini dalam serum kurang le"ih sama dengan kadar dalam darah. Kadar dalam hati + kali le"ih tinggi di"andingkan dengan kadar dalam darah. 2ila kadar le"ih dari + kali "erarti penelanan dalam waktu kurang drai jam se"elum orang
terse"ut mati. 5ntuk menentukan "ar"iturat dalam organ tu"uh perlu dilakukan ekstraksi le"ih dahulu. Ada ma%am metode ekstraksi dan yang mem"erikan hasil ter"aik ialah ekstraksi langsung dengan kloro&orm. :apat pula dilakuakan dengan metode Kopanyi yaitu memasukkan * ml urin atau isi lam"ung dalam se"uah %orong. :iperiksa dengan kertas lakmus, jika "ersi&at alkali tam"ahkan Dl sampai "ersi&at asam. Tam"ahkan '** ml eter, ko%ok selama "e"erapa menit. :iamkan se"entar, tampak air terpisah dari eter, lapisan air di"uang, "ar"iturat terdapat dalam lapisan eter. Saring eter ke dalam "eaker glass dan uapkan sampai kering. Kemudian tam"ahkan '* tetes kloro&orm. Am"il "e"erapa tetes larutan letakkan pada white po%elain spot plate. Tam"ahkan ' tetes ko"alt asetatdan ) tetes isopropilamin. 2ar"iturat akan mem"eri warna merah muda sampai ungu. Pemeriksaan semikuantitati& dan kuantitati& dapat dilakukan dengan kromatogra&i lapis tipis, kromatogra&i gas %air, dan spektro&otometri ultra /iolet.',)
Ba, # Si"&lan
' #.1
Si"&lan
:ari penja"aran yang telah dise"utkan se"elumnya, dapat kami simpulkan "ahwa psikotropika di"agi menjadi + golongan menurut undang-undang 5ndang - undang No. Tahun '((? , yaitu di"agi menurut potensinya menim"ulkan ketergantungan pada kor"an serta dalam penggunaannya. Penyalahgunaan psikotropika dapat mengaki"atkan sindroma ketergantungan apa"ila penggunaannya tidak di "awah pengawasan . Kera%unan pada psikotropika memiliki %iri tertentu dan dengan pemeriksaan &orensik serta pemeriksaan penunjang dapat di"edakan dari kera%unan pada at atau o"at-o"atan lainnya.