Pengertian Teori Adh-Dhororu Yuzalu, Dasar Hukumnya, dan Kaidah Minor Di Dalamnya.
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Kaidah Fiqhiyah”
Oleh : . Mu!id A"dillah
#$%&'%%()
&. *il+is
#$&'%)
. l/i l/in n Mahar Maharii 0irma 0irmans nsya yah h #$ #$& &' '&% &%))
Dosen Pengam1u : H. M. 2hu!ron, 3$., M.H4.
P5OD4 H6K6M K36A52A 0AK63TA7 7YA54AH DA8 H6K6M 6849574TA7 473AM 8254 768A8 AMP3 765A*AYA &%(
KATA KATA P82A8TA5 P82 A8TA5
Alham Alhamdul dulil illa lah, h, berka berkatt rahm rahmat at,, hiday hidayah ah dan inaya inayahh Allah llah kami kami dapat dapat meram merampun pungka gkann maka makalah lah ini. ini. Walaupu laupunn bany banyak ak hal hal yang yang harus harus ditem ditempuh puh sebelumnya, namun hasil akhirnya sudah membanggakan kami secara pribadi. Shalaat dan salam sem!ga tetap tercurah limpahkan kepada "abi Muhammad SAW SA W seba sebaga gaii pemb pemba aaa agam agamaa isla islam. m. Sh Shal ala aat at dan dan sala salam m juga juga sem! sem!ga ga tercu tercura rahka hkann kepad kepadaa sahaba sahabatt dan keraba kerabatt yang yang telah telah memb membant antuu perju perjuan angan gan penyebaran agama islam. isla m. #ada #ada kesem kesempat patan an ini sesuai sesuai denga dengann tugas tugas yang yang diber diberika ikan, n, maka maka kami kami membuat dan menyusun makalah yang berisikan tentang $#%"&%'TIA" T%('I AD)*D)('('U +UA-U, DASA' )UKUM"+A, DA" KAIDA) MI"(' DI DA-AM"+A. Dalam pr!ses membuat dan menyusun ada kiranya kiranya terdapat kesalahan, kesalahan, baik dalam teknik hal penulisan, penyampaian materi, ataupun dalam hal isi. Semuanya tak lebih dari pr!ses belajar bersama menuju sesuatu yang baik ke depannya. Sem!ga makalah ini dapat berman/aat dan mungkin juga dapat diperbaiki !leh penyaji berikutnya.
ii
DA0TA5 474
KATA P82A8TA5...................................................................................ii DA0TA5 474................................................................................................iii *A* 4 Pendahuluan......................................................................................
A. -atar 0elakang.................................................................................1 0. 'umusan Masalah.............................................................................1 2. Tujuan...............................................................................................1 *A* 44 Pem"ahasan..................................................................................... &
A. #engertian Adh*Dh!r!ru +u3alu.......................................................4 0. Dasar )ukum Adh*Dh!r!ru +u3alu..................................................5 2. Kaidah Min!r Di Dalam Adh*Dh!r!ru +u3alu.................................6 *A* 444 Penutu1.........................................................................................(
A. Kesimpulan.....................................................................................17 Da!tar Pustaka............................................................................................
iii
*A* 4 P8DAH636A8
A. 3atar *elakang
Sebagaimana diketahui baha syariat yang diaa !leh nabi Muhammad SAW, adalah syariat yang bersi/at tidak memberatkan dan mudah untuk dilaksanakan, kemudian apabila ada hal*hal yang dapat dikateg!rikan sebagai sesuatu yang memberatkan umat dalam menjalankannya, maka hal*hal tersebut harus dihindari atau dihilangkan. Sesuai dengan p!k!k bahasan kali ini, yaitu8 $Kemudharatan Itu )arus Dihilangkan, sebagai kaidah p!k!k /i9ih yang ke* empat dari lima kaidah p!k!k yang ada, penulis akan berusaha menyajikan pembahasan sekitar dalil yang mendasari kaidah ini, perincian kaidah :kaidah* kaidah yang berada dalam lingkup kaidah asal ini;, dan beberapa c!nt!h masalah yang berhubungan dengannya. *. 5umusan Masalah
1. Apa pengertian Adh*Dh!r!ru +u3alu < 4. 0agaimana dasar hukumnya Adh*Dh!r!ru +u3alu < 5. 0agaimana kaidah min!r di dalam Adh*Dh!r!tu +u3alu < $. Tu;uan
1. Untuk Mengetahui pengertian Adh*Dh!r!ru +u3alu. 4. Untuk Mengetahui dasar hukum Adh*Dh!r!ru +u3alu. =. Untuk Mengetahui kaidah min!r di dalam Adh*Dh!r!ru +u3alu.
*A* 44 PM*AHA7A8 A. Pengertian Adh-Dhororu Yuzalu.
Makna dari kaidah
adalah “Kemudharatan harus
dihilangkan”. Maksudnya ialah jika sesuatu itu dianggap sedang atau akan
bahkan memang menimbulkan kemadharatan, maka keberadaanya ajib dihilangkan.1 Menurut etim!l!gi, kata >?@ :dharar ; berarti kekurangan yang terdapat pada sesuatu, batasan >?@ adalah keadaan yang membahayakan yang dialami manusia atau masyaqqah yang parah yang tak mungkin mampu dipikul !lehnya.4 Dalam Kamus 0esar 0ahasa Ind!nesia disebutkan baha kemudaratan adalah sesuatu yang tidak menguntungkan, rugi atau kerugian secara adjectia ia berarti merugikan dan tidak berguna. Maka kemudharatan dapat dipahami sebagai sesuatu yang membahayakan dan tidak memiliki kegunaan bagi manusia. Dan, kata dharar sendiri, mempunyai tiga makna p!k!k, yaitu laan dari man/aat :dhid al-naf’i;, kesulitanBkesempitan : syiddah wa dhayq;, dan buruknya keadaan : su`ul haal ;. Sedangkan, kata dharurah, dalam kamus Al Mu’jam Al-Wasith mempunyai arti kebutuhan :hajah;, sesuatu yang tidak
dapat dihindari :laa madfa’a lahaa ;, dan kesulitan :masyaqqah;.5 EF G H : yuzaal ; berasal dari kata zaala-yaziilu-zaalatan kata ini dalam Kata C bentuk majhul dengan a3an fu’al yang berarti dihilangkan. Maka setiap kemudharatan yang ada harus dihilangkan.= adi k!nsepsi kaidah ini memberikan pengertian baha manusia harus dijauhkan dari idhrar :tindak menyakiti;, baik !leh dirinya maupun !rang lain, ::
)) dan tidak semestinya ia menimbulkan bahaya
:menyakiti; pada !rang lain.J Menurut istilahnya, dharurah :darurat; mempunyai banyak de/inisi yang hampir sama pengertiannya, beberapa pengertian diantaranya yaitu8 1. Dharar ialah p!sisi sese!rang pada suatu batas dimana kalau tidak mau melanggar sesuatu yang dilarang maka bisa mati atau nyaris mati. )al
1
Muchlis Usman, Kaidah-kaidah ushuliyah dan fqhiyyah, !a"a#$a% &' (aa*#a+n- ./#saa, 00), hal2130 0 4u5uli, Kaidah-Kaidah Fikih, 6/$20, !a"a#$a% 7/ncana, 08), hal29: 3 7amus ;lasi$h hal2 ?3: @ ;hma >a#s-n MunaAAi#, ;l-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, c/$2 1@, Bu#aCaDa% &/n/#Ci$ &us$a"a -E#/ssiF, 1GG8), hal2 :1G ? Muchlis Usman, Op.cit , hal2 133
&
seperti ini, memperb!lehkan ia melanggarkan sesuatu yang diharamkan dengan batas batas tertentu. 4. Abu 0akar Al ashas, mengatakan $Makna Dharar disini adalah ketakutan sese!rang pada bahaya yang mengancam nyaanya atau sebagian angg!ta badannya karena ia tidak makan. 5. Menurut Ad Dardiri, $Dharar ialah menjaga diri dari kematian atau dari kesusahan yang teramat sangat. =. Menurut sebagian ulama dari
Mad3hab
Maliki,
$Dharar
ialah
mengkhaatirkan diri dari kematian berdasarkan keyakinan atau hanya sekedar dugaan. J. Menurut Asy Suyuti, $Dharar adalah p!sisi sese!rang pada sebuah batas dimana kalau ia tidak mengk!nsumsi sesuatu yang dilarang maka ia akan binasa atau nyaris binasa. 0erdasarkan pendapat para ulama di atas dapat diambil kesimpulan baha Dharar adalah kesulitan yang sangat menentukan eksistensi manusia, karena jika ia tidak diselesaikan maka akan mengancam agama, jia, nasab, harta serta keh!rmatan manusia.7 *. Dasar Hukum Adh-Dhororu Yuzalu.
Kaidah ini menunjukkan baha kemadharatan yaitu jika sesuatu itu dianggap sedang atau akan bahkan memang menimbulkan kemadharatan, maka keberadaanya ajib dihilangkan. Kaidah ini mengambil dalil dari /irman Allah SWT dan )adist "abi Muhammad SAW, yaitu sebaagai berikut86
12 irman Allah SWT dalam surat al*ALra/ ayat J78
H JI K L^ L X Y L ZL [I V\] L VW L NK OPL HQRST j kRL _`\b L L _d e f g j HW J
Artinya8 dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah !Allah" mem#erbaikinya dan $erd%alah ke#ada-&ya dengan rasa takut !tidak akan diterima" dan hara#an !akan dikabulkan"' (esungguhnya rahmat Allah amat dekat ke#ada %rang-%rang yang berbuat baik' !)'( ala’raf* +,"'
4. Surat al*ashash ayat 668
9 Ibid, hal2 13@ 8 Much$a# 7amal, Ushul Fiqh ! -EDa"a#$a% 6o pmai 6i.$a, 1GG?), hal203
j xH^y H`I z{XL qr` t L ^ v wL jV z r q ` L ^ L j _ \RL| H} _ L \RL| H`tLV _d j _ V\] L L eb j Y L ZL [I PH\] L
Artinya8 an .arilah #ada a#a yang telah dianugerahkan Allah ke#adamu !kebahagiaan"
negeri
akhirat
dan
janganlah
kamu
melu#akan
bahagianmu dari !kenikmatan" duniawi dan berbuat baiklah !ke#ada %rang lain" sebagaimana Allah telah berbuat baik ke#adamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di !muka" bumi' (esungguhnya Allah tidak menyukai %rang-%rang yang berbuat kerusakan' !)'( al-)ashash* //"'
5. irman Allah SWT S al*0a9arah8 165
H d L ~ L • b L €V j SI ƒPH O „ƒH X ` L … j † L • f `R
{` L L •‚` L O € j R Htj j ` j ‰| _I L ‡ X ˆ j j ` L O •ŠL f K]…
Artinya* (esungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai darah daging babi dan binatang yang !ketika disembelih" disebut !nama" selain Allah' 0eta#i barangsia#a dalam keadaan ter#aksa !memakannya" sedang dia tidak menginginkannya dan tidak !#ula" melam#aui batas maka tidak ada d%sa baginya' (esungguhnya Allah Maha 1engam#un lagi Maha 1enyayang' !)'( al-$aqarah* 2/3"'
=. irman Allah SWT S al*0a9arah8 451
j _ L L rI H \ Ž • { j ‰K‚ \dL‹I _ j QŒ| _ ‡ _ ‘ ƒ W L X _ ƒ W L X L ^ j ‰K‚ \ j ‰KR Ž ’ L | ‘ L W] \] Lt • “ LV I q ” ˆ L _ L { J L d V{W j k W j ^ L t }L J ‰ j H y – ~{ L b L —H {‚ L _ d • ‚ L O tL| H d • L O L ‚` L ‚` j j K^j X • Ž ‚X ƒ[ j | KOL L ‚™W L ˜ ˆ • f `O
Artinya* A#abila kamu mentalak isteri-isterimu lalu mereka mendekati akhir iddahnya maka rujukilah mereka dengan .ara yang ma4ruf atau .eraikanlah mereka dengan .ara yang ma4ruf !#ula"' 5anganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan karena dengan demikian
<
kamu menganiaya mereka' $arangsia#a berbuat demikian maka sungguh ia telah berbuat zalim terhada# dirinya sendiri' 5anganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah #ermainan dan ingatlah nikmat Allah #adamu dan a#a yang telah diturunkan Allah ke#adamu yaitu Al Kitab dan Al 6ikmah !As (unnah"' Allah memberi #engajaran ke#adamu dengan a#a yang diturunkan-&ya itu' an bertakwalah ke#ada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu' !)'( al-$aqarah* 732"'
J. irman Allah S ath*Thalaa98 7.
• L ‚’ š` L R _ L| L }VŒL _ L { L d • L d _ j ‰K‚’ ˆ L _ L O K` Ž { _ L R | _ ƒ j } j Q` j ‰ H ^ _W Q` j R _ L L| L ›I _ L œ{ L O K]tL‹I L R _W j Q j L ‘ ƒ W L X • L X ^|L _ L ‚` L ‚ j ‰ KŒ| _ j ‰K^I • ž L| Ÿ L {\I • L ^ L ’HW^
Artinya* 0em#atkanlah mereka !#ara isteri" di mana kamu bertem#at tinggal menurut kemam#uanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyem#itkan !hati" mereka' an jika mereka !isteri-isteri yang sudah ditalaq" itu sedang hamil maka berikanlah ke#ada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin kemudian jika mereka menyusukan !anak-anak"mu untukmu maka berikanlah ke#ada mereka u#ahnya dan musyawarahkanlah di antara kamu !segala sesuatu" dengan baik8 dan jika kamu menemui kesulitan maka #erem#uan lain b%leh menyusukan !anak itu" untuknya' !)'( al-0alaq* ,"'
7. )adits nabi SAW yang diriayatkan !leh imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas8 90idak di#erb%lehkan membuat kemadharatan #ada diri sendiri dan kemadharatan #ada %rang lain9'
82 Sabda 'asulullah SAW.
j ˜ j ˜ _ L d N j j _ L d
'
2 ` L O
“0idak b%leh memudharatkan dan di mudaratkan barang sia#a yang memudharatkan maka Allah akan memudharatkannya dan barang sia#a saja yang menyusahkan maka Allah akan menyusahkannya'” :)'.Imam
Malik; Istilah mudharat dalam ayat*ayat tersebut bermakna kemudharatan, kesempitan, kesengsaraan dan setiap hal yang mendatangkan bahaya. Ayat* ayat tersebut juga menjadi sumber hukum yang menunjukan bahasanya kemudharatan itu harus dihindari dan dihilangkan dalam kehidupan sehari* hari. Apalagi jika kemudharatan tersebut mengancam kehidupan manusia maka ia harus dihilangkan. Dalam ayat yang lainnya Allah taLala telah memberikan batasan*batasan yang harus diikuti !leh umat Islam, namun jika dalam keadaan darurat atau terpaksa maka hal tersebut b!leh saja dilakukan sebagaimana /irman"ya8
` L • L O € j R Hdj •‚ ˆ L ^ L † L Hd j • L ‚` j I LV g “Allah telah menjelaskan ke#ada kamu a#a yang diharamkan-&ya atasmu ke.uali a#a yang ter#aksa kamu memakannya'” S. Al*AnLam8 11N.
Adapun hadits "abi yang menjadi dasar kaidah ini diantaranya 8
_ L O Hd dP _` L d ¡ _d € j R j ™ ` L ~ “Allah mengharamkan dari %rang mukmin darahnya hartanya dan keh%rmatannya dan tidak menyangka ke.uali dengan sangkaan yang baik'”
:)'. Muslim.; Dalam riayat lainnya 'asulullah bersabda8
€f R •‚ O • j L ‚ KdL • L }HdP “(esungguhnya darah-darah kamu semua harta-harta kamu semua dan keh%rmatan kamu semua adalah haram di antara kamu semua'” :)'.
Muslim.;
(
Kedua hadits tersebut menunjukan bahasanya harta, darah dan keh!rmatan se!rang muslim itu tidak b!leh untuk dilanggar sehingga memunculkan kemudharatan kepada se!rang muslim yang sangat dilarang dalam Islam. $. Kaidah Minor Di Dalam Adh-Dhororu Yuzalu.
aidah ke empat ini merupakan pembina dasar /i9h*islami. Sebagai mana kita ketahui baha dalam bagian muamalat, jinayat dan munakahat jia dari 9aidah tersebut memegang peranan utama. #engembalian sesuatu barang yang telah dibeli karena terdapat cacat, diadakan khiar dalam jual*beli karena adanya perbedaan si/at*si/at yang telah disepakatinya, adanya peralian bagi !rang*!rang yang tidak cakap mentransaksikan harta milik, adanya hak syu/Lah :jual*beli utama; bagi se!rang tetangga dan lain sebagainya adalah sekian c!nt!h*c!nt!h untuk menghindarkan kemudharatan para pihak yang mengadakan muLamalat bersama.O SyaraL mengadakan hukuman 9ishash, hudud, ka/arat, ganti rugi, menghalalkan kepada penguasa untuk memerangi kaum pember!ntak dan lain sebagainya untuk membuat kemaslahatan
bersama dan menghindari
kemudharatan. Islam memb!lehkan adanya perceraian dalam keadaan yang sangat diperlukan demi ketentraman rumah tangga yang sudah begitu kacau dan memberikan kuasa kepada hukum untuk mem/asakhkan nikah ses!rang lantaran suami sudah tidak dapat menunaikan tugas berumah tangga dengan baik, demi untuk menghilangkan kemudharatan bagi mereka yang tersiksa. Sebagai kaidah p!k!k, ada beberapa kaidah yang menginduk pada kaidah ini, yaitu8N 1.
K L L ¢`r^ L j L ™b
:
;Cu £u#ai#ah ;aDlami, "awaid Fiqhiyah, Ba./"/n% &/san$#/n &¤(BpB ;Cu £u#ai#ah, 1GG1), hal2 08 G M2 ahDa 6husnan Manshu#, Ats- #samarot Al-Mardliyyah Ulasan $adhom "owaid Fiqhiyyah al-Faroid al-%ahiyyah, !-mCanE% &us$a"a ;l
=
Keadaan dl%rur%t da#at mem#erb%lehkan ses%rang melakukan #erkara yang asalnya dilarang'
Dasar nash dari kaidah di atas adalah /irman Allah8
` L • L O € j R Hdj • L ^ L † L Hd j • L ‚` L ‚ ˆ j I LV g “an sesunguhnya Allah telah menjelaskan ke#adamu a#a yang diharamkan-&ya
atasmu
ke.uali
a#a
yang
ter#aksa
kamu
memakannya'” :S. al*AnLam811N;1P
` L O •ŠL ¥I ƒPHO j „ƒHX ` L … j † L _I “Maka barangsia#a dalam keadaan ter#aksa !memakannya" sedangkan ia tidak menginginkannya serta tidak melam#aui batas maka tiada d%sa baginya”' :S.Al*0a9arah8165;11
Melihat ayat di atas, tidak semua keterpaksaan itu memperb!lehkan yang haram, namun keterpaksaan itu dibatasi dengan keterpaksaan yang benar*benar tidak ada jalan lain kecuali hanya melakukan itu, dalam k!ndisi ini maka yang haram dapat diperb!lehkan memakainya. Misalnya sese!rang di hutan tiada menemukan makanan sama sekali kecuali babi hutan dan bila ia tidak memakannya akan mati, maka babi hutan itu dapat dimakan sebatas keperluannya. 0atasan kemadharatan adalah suatu hal yang mengancam eksistensi manusia, yang terkait dengan panca tujuan yaitu8 memelihara agama, memelihara jia, memelihara akal, memelihara keturunan, dan memelihara keh!rmatan atau harta benda. Dengan demikian Dharar itu terkait dengan dharuriyah, bukan hajiyah dan tahsiniyah. Sedangkan hajat :kebutuhan; terkait dengan hajiyah dan tahsiniyah.14 2!nt!h*c!nt!h 8
1 Al "ur&an dan ter'emahan ! ¦anunE% &'2 BDamil 6i.$a M/ia, 0?) 11 Ibid. 10 ;Cul >ahaC 7hallaF, Kaidah-Kaidah (ukum Fiqih), !a"a#$a% &' (aa *#a+n-, 0), hal2 89
Islam
!Ilmu
Ushulul
a. (rang yang di landa bahaya kelaparan di perkenankan makan binatang*binatang yang di haramkan, misalnya 8 babi dan anjing. b. Diperb!lehkan merusak gedung dan alat*alat perlengkapan perang milik musuh dalam suatu pertempuran. c. Diperb!lehkan memb!ngkar kuburan untuk memandikan atau menghadapkan kiblat mayat yang berada di dalamnya yang ketika di kubur belum di mandikan atau belum di hadapkan kiblat. d. 0aha darah para pejuang Islam ketika perang dianggap suci untuk dipakai shalat, tetapi bila mengenai !rang lain dianggap najis, dan sebagainya. Di kalangan ushul /i9ih yang dimaksud dengan keadaan darurat yang memb!lehkan sese!rang melakukan hal*hal yang dilarang adalah keadaan yang memenuhi syarat sebagai berikut815 a. K!ndisi darurat itu mengancam jia dan angg!ta badan. b. Keadaan darurat hanya dilakukan sekedarnya dalam arti tidak melampaui batas. c. Tidak ada jalan lain yang halal kecuali dengan melakukan yang dilarang. Kiranya perlu ditegaskan disini baha ada tiga hal yang menjadi pengecualian kaidah ini, yakni kufur membunuh, dan ber3ina. Ketiga jenis perbuatan tersebut tidak b!leh dilakukan dalam k!ndisi apapun termasuk k!ndisi dl%rur%t . Artinya, ketiga hal tersebut dalam k!ndisi apapun tetap diharamkan. Keb!lehan berbuat atau meninggalkan sesuatu karena darurat adalah untuk memenuhi pen!lakan terhadap bahaya, bukan selain ini. Dalam kaitan ini Dr. Wahbah a3*uhaili membagi kepentingan manusia akan sesuatu dengan J klasi/ikasi, yaitu 8 1= a. Darurat, yaitu kepentingan manusia yang diperb!lehkan menggunakan sesuatu yang dilarang, karena kepentingan itu menempati puncak
13 Ibid hal2 8: 1@ ;Cul MuiC, Kaidah-kaidah Ilmu !a"a#$a% 7alam Mulia, 0:), hal2 1:
Fiqih !al-"owaidul al-Fiqhiyyah),
kepentingan kehidupan manusia, bila tidak dilaksanakan maka mendatangkan kerusakan. K!ndisi semacam ini memperb!lehkan segala yang diharamkan atau dilarang, seperti !rang yang sudah sangat lapar, dia tidak b!leh tidak harus memakan apa yang dapat dimakan, sebab kalau tidak, dia akan mati atau hampir mati. b. )ajat, yaitu kepentingan manusia akan sesuatu yang bila tidak dipenuhi mendatangkan kesulitan atau mendekati kerusakan. K!ndisi semacam ini tidak menghalalkan yang haram. Misalnya, sese!rang yang tidak mampu berpuasa maka diperb!lehkan berbuka dengan makanan halal, bukan makanan haram. c. Man/aat, yaitu kepentingan manusia untuk menciptakan kehidupan yang layak. Maka hukum diterapkan menurut apa adanya karena sesungguhnya hukum itu mendatangkan man/aat. Misalnya, makan makanan p!k!k seprti beras, ikan, sayur*mayur, lauk pauk, dan sebagainya. d. inah, yaitu sesuatu yang dimaksudkan untuk mencari suatu kepuasan dan kesenangan :tingkatannya berlebihan namun tetap halal;, seperti ingin membeli pakaian sutra padahal pakaian biasa sudah cukup, dan ingin membeli perhiasan. e. udlul, yaitu kepentingan manusia hanya sekedar untuk berlebih* lebihan, yang memungkinkan mendatangkan kemaksiatan atau keharaman. K!ndisi semacam ini dikenakan hukum Saddud D3ariah, yakni menutup segala kemungkinan yang mendatangkan kerusakan. 4.
H‰ LV X jV v L j ¢` L X Hd 6al-hal yang di#erb%lehkan karena dl%rur%t diukur dengan kadar !minimal" dl%rur%t tersebut' 2+
2!nt!h kaidah di atas adalah8 keb!lehan memakan bangkai bagi sese!rang hanya sekadar dalam ukuran untuk mempertahankan hidup, tidak b!leh melebihi. Sulitnya shalat jumat untuk dilakukan pada satu
1? ;Cul >ahaC 7hallaF, Op.cit , hal2 :
%
tempat, maka shalat jumat b!leh dilaksanakan pada dua tempat. Ketika dua tempat sudah dianggap cukup maka tidak diperb!lehkan dilakukan pada tiga tempat. Dan, jika sese!rang dimintai pendapat tentang !rang yang dilamar, maka ia tidak b!leh mengatakan yang sebenarnya bila sudah cukup dengan sindiran saja.
5.
j HX
jL
Kesulitan tidak da#at dihilangkan dengan kesulitan baru' 2,
Kaedah ini semakna dengan kaedah8
L L X § $Kemudharatan tidak b!leh dihilangkan dengan kemudharatan yang sebanding Maksud kaedah itu adalah kemudharatan tidak b!leh dihilangkan dengan cara melakukan kemudharatan lain yang sebanding keadaannya. Misalnya, sese!rang debit!r tidak mau membayar utangnya padahal aktu pembayaran sudah habis. Maka dalam hal ini tidak b!leh kredit!r mencuri barang debit!r sebagai pelunasan terhadap hutangnya. 2!nt!h lain se!rang d!kter tidak b!leh melakukan d!n!r darah dari satu !rang ke !rang lain jika hal itu menyebabkan si pend!n!r menderita sakit lebih parah dari yang menerima d!n!r. 2!nt!h lain juga, I9bal dan Subekti adalah dua !rang yang sedang kelaparan, keduanya sangat membutuhkan makanan untuk meneruskan na/asnya. I9bal, saking tidak tahannya menahan lapar nekat mengambil getuk Manis kepunyaan Subekti yang kebetulan dibeli sebelumnya di Kantin. Tindakan I9bal alaupun
dalam keadaan
yang
sangat
menghaatirkan baginya tidak bisa dibenarkan karena Subekti juga mengalami nasib yang sama dengannya, yaitu kelaparan.
19 Ibid hal2 :0
Atau, Dua !rang terapung*apung di atas lautan akibat kapal yang ditumpangi pecah. Salah se!rang dari mereka mendapatkan sekeping papan untuk mengapung di atas air sekedar bertahan sampai ada team pen!l!ng datang. Tetapi kaannya juga ingin sekali menyelamatkan jianya dari bahaya maut merebut papan tersebut dan karena papan itu tidak dapat menampung dua !rang ia harus meng!rbankan kaannya yang sudah berada di atas papan. Tindakan !rang yang merebut karena darurat terhadap sesuatu yang dianggap darurat pula !leh kaan yang direbutnya tidak dibenarkan !leh syariLat.16 =.
¨ V – ¨HŒ Hd L O ˆ†X ƒ L W (esuatu yang di#erb%lehkan karena “udzur” batal lantaran hilangnya “udzur”'2:
Misalnya 8 Tayammum itu batal, lantaran diketemukan air sebelum aktu sh!lat. J.
L Œ œO €fjV d V’H] L LP ¢ H L e Men%lak mafsadah !kerusakan" itu lebih diutamakan dari#ada menarik kemaslahatan !kebaikan"' 2;
Kandungan 9aidah ini menjelaskan baha jika terjadi perlaanan antara kerusakan dan kemaslahatan pada suatu perbuatan, dengan kata lain jika satu perbuatan ditinjau dari satu segi terlarang karena mengandung kerusakan dan ditinjau dari segi yang lain mengandung kemaslahatan, maka segi larangannya yang harus didahulukan untuk di tinggalkan. )al itu disebabkan karena perintah untuk melaksanakan kemaslahatan, sesuai dengan sabda 'asulullah sa8
_O •‚{`Qt ©•{W†{’ Hd d K^‹I d‹X •‚^ d| ƒ •\d ª H~r N ) NKr{ŒHI «`˜ 18 Ibid2 1: ;Cul >ahaC 7hallaF, Op.cit , hal2 :@ 1G (achma$ BDaF/=i, Ilmu U*(U+ FI"I( Untuk ¦anunE% 6o &UB';7; B¤'p;, 01), hal2 9:
&
UI$ *#AI$ ,#AI* etakan I.
$Apabila aku memerintahkan kepadamu suatu perintah, kerjakanlah semampumu dan apabila aku melarang kamu sesuatu perbuatan tinggalkanlah. :)'.0ukhari dan Muslim; Disyaratkan adanya kesanggupan dalam menjalankan perintah, sedang dalam meninggalkan larangan tidak disyaratkan demikian, menunjukkan baha tuntutan meninggalkan larangan itu adalah lebih kuat dari pada tuntutan menjalankan perintah. 2!nt!h*c!nt!h 8 a. 0erkumur dengan meng!c!k air yang berada didalam mulut sampai kepangkal tengg!r!kan dan menghirup air leat hidung dalam melaksanakan udhu adalah disunnahkan. Tetapi hal itu dilakukan !leh !rang yang sedang berpuasa dimakruhkan, sebab untuk menjaga jangan sampai air tersebut terus masuk sampai keperut hingga membatalkan puasa. b. 0ersuci dengan menekan*nekankan jari basah di sela*sela pangkal rambut disunnahkan. Tetapi hal itu dimakruhkan bagi !rang yang sedang
menjalankan
ihram,
untuk
menjaga
jangan
sampai
menggugurkan rambut yang menjadi pantangan dalam ihram.
7.
L L Y H W^ J H Q™OL| [ OL H^V \] HQ] Ž| —H‚^ LHX A#abila dua buah kerusakan saling berlawanan maka haruslah di#elihara yang lebih berat mudharatnya dengan melaksanakan yang lebih ringan dari#adanya' 7<
Menurut 9aidah ini jika satu perbuatan mempunyai dua kemudharatan
atau
lebih,
hendaklah
dipilih
manakah
diantara
kemudharatan*kemudharatan itu yang lebih ringan. Walaupun sebenarnya
0 Ibid hal2 80
kemudharatan itu ringan maupun berat harus dihindarkan, sesuai dengan /irman Allah SWT :S. Al*ALra/8 J7;. RQ Ÿw w w (#ww‰wwwwww †ww www‘w $Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi. "amun karena tidak ada jalan lain untuk menghindarkannya selain dengan memilih yang paling sedikit mudharatnya, maka itulah yang tepat. 2!nt!h*c!nt!h8 a. Se!rang d!kter diperb!lehkan membedah perut se!rang mayat, apabila ia berkeyakinan baha didalam perut itu terdapat se!rang bayi yang diharapkan akan hidup apabila ia berhasil dikeluarkan. Membedah perut adalah perbuatan merusak sebagaimana halnya membiarkan mati bayi didalam perut. Tetapi kerusakan akibat dari membedah perut masih dipandang lebih ringan dibandingkan membiarkan bayi mati lantaran tidak dikeluarkannya. b. Se!rang mem!t!ng p!h!n !rang lain adalah perbuatan merusak. Tetapi seandainya hal itu tidak dilakukannya, maka p!h!n yang meliuk dijendelanya akan mengganggu bergantinya udara di kamarnya hingga membuat kelembaban udara yang sangat membahayakan kesehatan. (leh karena itu, mem!t!ng tanaman !rang lain yang mengganggu diperkenankan. 6.
J T J djHO v L j L d Ž ^ ŒHb L L tH} j HL | k Kebutuhan itu terkadang ditem#atkan #ada tem#at darurat baik kebutuhan itu bersifat umum atau khusus' 72
Kehajatan yang mendesak, menurut 9aidah ini, dapat disamakan dengan keadaan darurat. Apalagi jika kebutuhan itu bersi/at umum, niscaya berubah menjadi darurat. 2!nt!h kebutuhan yang bersi/at umum8 a. (rang laki*laki diperkenankan berhadapan muka dengan anita yang bukan
muhrimnya
dalam pergaulan
hidup
sehari*hari
dalam
bermuLamalah, seperti8 berjual beli, bekerja dikant!r*kant!r atau
01 (achma$ BDaF/=p, Op.cit , hal2 8@
<
mengajar. Karena semuanya itu merupakan kebutuhan umum dalam bermasyarakat. b. Untuk menjaga kebutuhan !rang banyak dalam menghindari spekulasi para pedagang, pemerintah diperb!lehkan membatasi atau menetapkan harga barang*barang p!k!k yang diperjual belikan, alaupun sebenarnya tindakan perintah ini membuat kerugian kepada pihak* pihak tertentu. 2!nt!h yang bersi/at khusus 8 a. Se!rang perempuan membutuhkan satu*satunya d!kter laki*laki yang ahli untuk meng!bati penyakitnya yang terletak pada bagian tubuhnya, adalah diperb!lehkan. b. Karena suatu hajat yang mendesak dan bukan karena hiasan semata, sese!rang diperkenankan menambal bejananya yang retak dengan bahan dari perak. c. Sea
kamar
mandiBW2
tanpa
ditentukan
aktu
dan
jumlah:banyaknya; air yang digunakan.
*A* 444 P86T6P A. Kesim1ulan
1. #engertian Adh*Dh!r!ru +u3alu. Adalah “Kemudharatan harus dihilangkan” . Maksudnya ialah jika sesuatu itu dianggap sedang atau akan bahkan memang menimbulkan kemadharatan, maka keberadaanya ajib dihilangkan. 4. Dasar )ukum Adh*Dh!r!ru +u3alu. Terdapat dalam /irman Allah SWT surat al*ALra/ ayat J7, surat al*ashash ayat 66, surat al*0a9arah ayat 165, surat a*0a9arah ayat 451, surat ath* Thalaa9 ayat 7, hadits "abi SAW yang diriayatkan !leh imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas, dan Sabda 'asulullah SAW yang diriayatkan !leh Imam Malik.
'
5. Kaidah Min!r di Dalam Adh*Dh!r!tu +u3alu. Ada 6 kaidah yang didasarkan pada 9!idah ini, yaitu8
K L L ¢`r^ L j L ™b
¬
Keadaan dl%rur%t da#at mem#erb%lehkan ses%rang melakukan #erkara yang asalnya dilarang'
H‰ LV X jV v L j ¢` L X Hd ¬® 6al-hal yang di#erb%lehkan karena dl%rur%t diukur dengan kadar !minimal" dl%rur%t tersebut'
j HX
j L ¬¯
Kesulitan tidak da#at dihilangkan dengan kesulitan baru'
¨ V – ¨HŒ Hd ¬° L O ˆ†X ƒ L W
(esuatu yang di#erb%lehkan karena “udzur” batal lantaran hilangnya “udzur”'
L Œ œO €fjV d V’H] L LP ¬± ¢ H L e Men%lak mafsadah !kerusakan" itu lebih diutamakan dari#ada menarik kemaslahatan !kebaikan"'
J
HQ™OL| [OL H^V\] L L Y HW^ ¬² HQ] Ž| —H‚^ LHX
A#abila dua buah kerusakan saling berlawanan maka haruslah
di#elihara yang lebih berat mudharatnya dengan melaksanakan yang lebih ringan dari#adanya'
J T J djHO v L j L d Ž ^ ŒHb L ¬³ L tH} j HL | k
Kebutuhan itu terkadang ditem#atkan #ada tem#at darurat baik kebutuhan itu bersifat umum atau khusus'
(
DA0TA5 P67TAKA
Addaylami, Abu )urairah. 1NN1. )awaid =iqhiyah . Sapeken8 #esantren #%'SIS Abu )urairah. Al )ur’an dan terjemahan' 4PPJ. 0andung8 #T. Syamil 2ipta Media.
Dju3uli. 4PP6. Kaidah-Kaidah =ikih, 2et.4. akarta8 Kencana. Kamal, Muchtar.1NNJ. >shul =iqh' +!gyakarta8 2 Imaji 2ipta. Kamus Al*MuLjam Al*Wasith. Khalla/, Abdul Wahab. 4PPP. Kaidah-Kaidah 6ukum ?slam !?lmu >shulul =iqih" . akarta8 #T 'aja &ra/ind!. Manshur, M. +ahya 2husnan. 4P11. Ats-0samar%t Al-Mardliyyah >lasan &adh%m )%waid =iqhiyyah al-=ar%id al-$ahiyyah . !mbang8 #ustaka Al*Muhibbin.
Mudjib, Abdul. 4PPO. Kaidah-kaidah ?lmu =iqih !al-)%waidul al-=iqhiyyah" . akarta8 Kalam Mulia. Munair, Ahmad Wars!n. 1NN6. Al-Munawwir Kamus Arab-?nd%nesia , cet. 1=. Surabaya8 #enerbit #ustaka #r!gressi/. Sya/eLi, 'achmat. 4P1P. Ilmu US)U- II) Untuk UI", STAI", #TAIS 2etakan I. 0andung8 2. #ustaka Setia. Usman, Muchlis. 4PP4. Kaidah-kaidah ushuliyah dan fiqhiyyah . akarta8 #T 'aja&ra/ind! persada.
=