KATA PENGANTAR
Puji Puji syukur syukur atas kehadi kehadirat rat Allah Allah SWT atas atas berkat berkat rahmat rahmat dan hidaya hidayahny hnya-la a-lah h sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan menyelesaikan tugas ini dengan dengan baik. Tak Tak lupa pula penulis penulis ucapkan ucapkan sala salam m dan dan shal shalaw awat at kepa kepada da Nabi Nabi Muha Muhamm mmad ad SAW SAW, kare karena na beli beliau aula lah h yang ang tela telah h menghantarkan kita dari aman jahiliyah menuju aman yang penuh berkah. Adapun Adapun judul makalah makalah yang akan dibahas dibahas adalah !"A#ANT$%$& !"A#ANT$%$&M M '(#$), dan saya sangat berharap berharap sem*ga sem*ga dengan dengan adanya adanya makalah ini saya dapat dapat memberikan memberikan sedikit gambaran dan memperluas wawasan. %alam kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya ter selesainya makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Akhirnya kritik dan saran yang bersi+at membangun penulis harapkan dari semua pihak demi sempurnanya makalah ini. Sem*ga makalah ini berman+aat bagi semua pihak yang berkepentingan.
"anjar,
N*ember /0
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
1alaman sampul depan............................................................................................ i 2ata pengantar.......................................................................................................... ii %a+tar isi................................................................................................................... iii
"A" $ P3N%A1&AN /./ #atar belakang..................................................................................................... / /. 4umusan masalah................................................................................................ / /.0 Tujuan Penulisan55......................................................................................... / "A" $$ P3M"A1ASAN ./ Sejarah penemu55555555555555555555.5............... . 1*spes, nama penyakit dan habitat55555555555555555.. .0 M*r+*l*gi dan siklus hidup55555555555555555555.. .6 Pat*l*gi dan gejala klinis555555555555555555555. 0 .7 'ara penularan dan diagn*sis5555555555555555555.. 0 .8 3pidemi*l*gi55555555555555555555555555 6 .9 Peng*batan dan pencegahan55555555555555555555 6 .: Pengawasan penderita dan pengendaliaan55555555555555.. 7 "A" $$$ P3N&T&P 0./ 2esimpulan......................................................................................................... 8 %a+tar pustaka............................................................................................................ 9 iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parasit merupakan salah satu +akt*r penyebab penyakit pada manusia. Salah satu penyakit yang disebabkan parasit pada manusia adalah penyakit "alantidiasis yang disebabkan *leh parasit "alantidium '*li, sejenis penyakit bersel satu . "alantidiasis ini merupakan in+estasi pr*t**a bersilia yang menimbulkan gejala ganguan pencernaan. Penyakit ini tersebar luas, terutama didaerah yang tingkat kebersihan masih rendah. &mumnya parasit "alantidium '*li ini banyak terdapat pada daerah tr*pis. Pada manusia +rekuensinya rendah. Merupakan parasit yang terbanyak pada babi, dimana dalam hal ini babi merupakan muc*sa h*st. "iasanya parasit ini berhabitat pada muc*sa dan sub muc*sa usus besar. &ntuk itulah saya membahas tentang penyakit balantidias tersebut, guna melihat atau mengetahui +akt*r penyebab, bagaimana penularannya, gejala yang ditimbulkan serta pencegahan penyakit tersebut. 1.2 Rumusan masala 1. Apa yang menjadi penyebab penyakit "alantidiasis; 2. "agaimana penularan penyakit tersebut serta apa dampak dan gejalanya; !. "agaimana pencegahan serta penanganan dari penyakit tersebut; 1.! Tu"uan Penul#s &ntuk mengetahui lebih dalam tentang penyakait balantidiasis dan cara penularannya serta pencegahannya.
BAB II
PE$BAHASAN 2.1 Se"ara Penemu
Pertama yang mempelajari balantidiasis pada manusia dilakukan *leh 'assagrandi dan "arnagall* pada /:<8. Namun, perc*baan ini tidak berhasil menemukan pembuat in+eksi dan tidak jelas apakah ia Balantidium coli atau bukan. =ang pertama kasus dari balantidiasis di >ilipina, di mana ia adalah yang paling umum, dilap*rkan pada /<6. Saat ini, "alantidium c*li didistribusikan di seluruh dunia, namun kurang dari /? dari p*pulasi manusia yang terin+eksi. "abi adalah reser*ir utama dari parasit, dan in+eksi manusia lebih sering terjadi di daerah-daerah di mana babi banyak berinteraksi dengan manusia. $ni termasuk tempat-tempat seperti >ilipina, sebagaimana disebutkan sebelumnya, tetapi juga termasuk negara-negara seperti "*liia dan Papua Nugini.
2.2 H%s&es' Nama Pen(ak#t )an Ha*#tat
"alantidium c*li merupakan pr*t**a usus manusia yang terbesar dan satu-satunya g*l*ngan ciliata manusia yang pat*gen, menimbulkan balantidiasis atau ciliate dysenteri. Penyakit **n*sis yang sumber utamanya adalah babi sebagai reser*ir h*st, hidup di dalam usus besar manusia, babi dan kera. ".c*li dalam siklus hidupnya memiliki stadium, yaitu stadium tr*p**it dan kista. #ingkaran hidup ".c*li dan 3.hist*litica sama, hanya saja bentuk kista dari ".c*li tidak dapat membelah diri sebagaimana layaknya 3.hist*litica.
2.! $%r+%l%g# )an S#klus H#)u&
Tr*p**it berbentuk l*nj*ng, ukuran 8-9 @ 6-7 m. Tubuh tertutup silia pendek, kecuali di daerah mulut silia lebih panjang Badoral ciliaC. "agian anteri*r terdapat cekungan dinamakan perist*m dan terdapat mulut Bsit*st*mC, tidak memiliki usus namun dibagian p*steri*r memiliki anus BcyDcyt*C.yge Terdapat inti yang terdiri dari makr*nukleus BmaN Dberbentuk ginjalC dan mikr*nukleus BmiN Dberbentuk bintik kecilC yang terdapat pada cekungan makr*nukleus. Terdapat aku*le makanan Bberisi sisa makanan D bakteri, leuk*sit, erithr*sit, dllC dan aku*le k*ntraktil B cvC 2ista berbentuk bulat, ukuran 7-8 , dinding dua lapis, sit*plasma bergranul, terdapat makr* E mikr*nukleus serta sebuah badan re+raktil. Tr*p**it hidup dalam muk*sa dan sub muk*sa usus besar, terutama di daerah sekum bagian terminal daripada illeum. "ergerak ritmis dengan perantaraan cilia. Tr*p**it tidak dapat lama hidup di luar badan, tetapi kista tetap hidup selama beberapa minggu. 2ista yang dapat hidup di luar badan adalah bentuk in+ekti+. "ila tertelan *leh h*spes baru, maka dinding kista hancur dan tr*+**it yang dilepaskan masuk dinding usus, dan memperbanyak diri. Stadium kista dan tr*p**it dapat berlangsung di dalam satu jenis h*spes. 1*spes alamiah adalah babi, dan manusia merupakan h*spes insidentil. Fika kista in+ekti+ tertelan di dalam usus besar akan berubah menjadi bentuk tr*p**it. %i lumen usus atau dalam submuk*sa usus, tr*p**it tumbuh dan memperbanyak diri BmultiplikasiC. Fika lingkungan usus kurang sesuai bagi tr*p**it akan berubah menjadi kista. Stadium kista parasit yang bertanggung jawab dalam pr*ses penularan balantidiasis B/C. &mumnya kista tertelan melalui k*ntaminasi pada makanan dan air BC. Setelah tertelan, terjadi e@cystati*n pada usus halus, dan tr*p**it berk*l*ni di usus besar B0CTr*p**it dalam lumen usus besar binatang dan manusia, dimana memperbanyak diri
dengan cara pembelahan binary +issi*n B6C. Tr*p**it menjadi kista in+ekti+ B7C. "eberapa tr*p**it menginasi ke dinding usus besar dan berkembang, beberapa kembali ke lumen dan memisahkan diri. 2ista matang keluar bersama tinja. Re&r%)uks# "erlangsung secara binary transerse +issi*n Bbelah diri melintangC, yaitu tr*p**it melakukan pembelahan diri dan secara k*njugasi, dimana tr*p**it membentuk kista bersama, dan kemudian bertukar material dari inti dan berpisah kembali menjadi tr*p**it baru.
2., Pat%l%g# )an Ge"ala Kl#n#s
Pada umumnya balantidiasis tidak menampakkan gejala klinis, dan in+eksi pada manusia terjadi karena makan kista in+ekti+ yang tertelan bersama air atau makanan yang telah tercemar tinja babi atau penderita lainnya. Pada usus besar ButamanyaC menimbulkan ulserasi, sehingga menimbulkan perdarahan dan pembentukan lendir di tinja penderita. Penderita tidak mengalami demam pada kasus balantidi*sis usus besar. Muk*sa dan submuk*sa usus diinasi dan dirusak *leh jasad yang memperbanyak diri. $nasi berhasil dengan bantuan +ermen-+ermen sit*litik dan pener*b*san secara mekanik. Parasit memperbanyak diri dengan membentuk sarang dan abses kecil yang kemudian pecah menjadi ulkus yang l*nj*ng dan tidak teratur dengan pinggiran merah yang menggaung. %engan kelainan mulai dari hiperemi cataral yang sederhana sampai pada ulkus yang jelas. Masing-masing tukak mungkin terpisah dengan muk*sa yang n*rmal atau hiperemik di antaranya atau ulkus-ulkus itu menjadi satu dengan sinus-sinus yang saling berhubungan. Pada semua kasus berakibat +atal terdapat ulkus multipel dan di+us dan terdapat gangren. Sediaan hist*l*gik menunjukkan daerah-daerah hem*ragik, in+iltrasi sel bulat, abses, ulkus nekr*tik, dan terdapat inasi parasit, reaksi utama ialah sel inti satu yang meny*l*k kecuali bila ada in+eksi bakteri yang sekunder. Pada waktu eksaserbasi pada in+eksi yang kr*nis terdapat ulkus-ulkus kecil dan tidak jelas. Muk*sa mengalami peradangan merata dan mungkin terdapat daerah-daerah kecil yang diliputi suatu membran dan di bawahnya ada jaringan yang terkelupas. Pada in+eksi sedang yang akut mungkin terdapat tinja yang encer sebanyak 8 - /7 @ sehari dengan lendir, darah dan nanah. Pada keadaan kr*nis mungkin terdapat diare yang timbul-hilang diselingi *leh k*nstipasi, nyeri pada c*l*n, anemi dan cachexia. "anyak in+eksi berjalan tanpa gejala, dan pr*gn*sis tergantung pada hebatnya in+eksi dan reaksi terhadap terapi. Pr*gn*sis baik pada in+eksi tanpa gejala dan pada in+eksi kr*nis. Balantidiasis tidak berhasil menyerbu hati. Fumlah in+eksi yang kecil dan kegagalan untuk menimbulkan in+eksi secara eksperimen, menunjukkan kekebalan bawaan yang tinggi pada manusia.
2.- ara Penularan )an D#agn%s#s
Penularannya yaitu dengan cara menelan kista yang berasal dari k*t*ran inang yang terin+eksi, pada saat wabah, penularan terutama melalui air yang terk*ntaminasi. Penularan sp*radis terjadi karena masuknya k*t*ran kemulut melalui tangan atau melalui air dan makanan yang terk*ntaminasi k*t*ran binatang atau manusia. Masa penularan
terjadi selama in+eksi. Penularan pada manusia terjadi dari tangan kemulut atau melalui makanan yang terk*ntaminasi. misalnya, pada *rang yang memelihara babi dan yang membersihkan kandang babi, bila tangan ini terk*ntaminasi dengan tinja babi yang mengandung bentuk kista dan kista ini tertelan, maka terjadilah in+eksi. 2ebersihan per*rangan dan sanitasi lingkungan dapat mempengaruhi terjadinya penularan. Secara klinis balantidiasis dapat dikacaukan dengan disentri lain dan demam usus. %iagn*sis tergantung pada berhasilnya menemukan tr*p**it dalam tinja encer dan lebih jarang tergantung pada penemuan kista dalam tinja padat, dan tinja harus diperiksa beberapa kali, karena pengeluaran parasit dari badan manusia berbeda-beda. Pada penderita dengan in+eksi di daerah sigm*id-rectum, pemakian sigm*idisk*p berguna untuk mendapatkan bahan pemeriksaan. %iagn*sis lab*lat*rium dapat ditentukan dengan pemeriksaan tinja untuk menemukan bentuk kista atau tr*p**it.
2./ E)em#%l%g#
Pada manusia +rekuensi Balantidium coli rendah, sedangkan +rekuensi pada babi tinggi berkisar anatar 80 - ?. "abi mengandung Balantidium coli dan Balantidium suis. Spesies Balantidium coli dapat menular kepada manusia sedangkan Balantidium suis tidak dapat ditularkan kepada manusia. Tetapi babi tidak satu-satunya hewan dimana parasit ditemukan. Fepang dalam sebuah kajian yang menganalisis +ecal sampel di 78 spesies berhubung dgn 1ewan mamalia, Balantidium coli ditemukan tidak hanya dalam semua "abi liar diuji Bdengan b*ars liar dan babi yang dianggap spesies yang samaC, itu juga ditemukan dalam lima jenis spesies n*n manusiaG Simpanse B Pan troglodytesC, 1yl*bates lar, SHuirrelm*nkey BSaimiri sciureaC, 2udus yakis BComopithecus hamadryasC, dan Fepang macaHue B Macaca fuscataC. %alam studi lainnya, adalah Balantidium coli juga ditemukan di spesies dari pesanan 4*dentia dan 'arni*ra. "ukti epidemi*l*gi yang meny*k*ng pendapat bahwa babi bukan sumber utama daripada in+eksi manusia, dan ini bertentangan dengan pendapat dahulu. >rekuensi in+eksi rendah pada manusia yang bekerja di daerah-daerah yang ada hubungan erat antara mereka dengan babi dan manusia re+rakter terhadap in+eksi dengan !strain) babi. "ila terjadi suatu wabah maka manusia yang menjadi sumber in+eksi utama, di mana penularan terjadi dari tangan ke mulut dan dari makanan yang terkena k*ntaminasi.
2.0 Peng%*atan )an Penegaan
•
• •
•
•
(bat-*batan yang sering digunakan yaitu G idi*d*hydr*@yHuin, yang bekerja membunuh am*eba didalam lumen usus halus. %*sis 8 mg diberikan per *ral 0@ sehari selama hari. Tetracycline, penggunaan tetrasiklin akan menghambat sintesis pr*tein parasit >lagyl, sebagai anti pr*t**a dan anti bakteri. %engan d*sis 7 mg 0@ sehari selama hari diberikan per *ral Metr*nida*le, dengan d*sis 97 mg, diberikan 0@ sehari selama 7 hari. 'ara pencegahan G "eri penyuluhan pada masyarakat tentang higiene per*rangan.
•
• • •
#indungi tempat penampunganI sumber air untuk masyarakat dari k*ntaminasi k*t*ran babi. Penanganan makanan yang tepat. Memperhatikan pembuangan k*t*ran manusia. 2urangi k*ntak dengan babi dan k*t*rannya.
2. Penga3asan Pen)er#ta )an Pengen)al#an /. #ap*ran kepada instansi kesehatan setempat setiap kejadian balantidiasis yang terjadi guna mencegah wabah . %isen+eksi serentak dengan cara pembuangan k*t*ran yang saniter dan sehat 0. $nestasi k*ntak dan sumber in+eksi G pemeriksaan mikr*sk*pis tinja dari angg*ta rumah tangga dan k*ntak yang dicurigai. #akukan inestigas i terhadap
BAB III
PENUTUP
!.1 Kes#m&ulan "alantidiasis merupakan penyakit yang disebabkan *leh "alantidium '*li dapat didiagn*sa dengan menemukan parasit dalam tinja. "alantidiasis ini kebanyakan bersi+at asimet*matis, dapat di*bati dengan dii*d*hydr*@ycline, tetracyline, +lageyl, mentr*nid*e
DAFTAR PUSTAKA
333.g%%gle.%m