BAB I PENDAHULUAN
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari µalima ± ya¶lamu yang berarti tahu atau mengetahui. Dalam bahasa Inggeris Ilmu biasanya dipadankan dengan kata science, sedang pengetahuan dengan knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata science umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu pada makna yang sama. Untuk lebih memahami pengertian Ilmu (science) di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian : y
Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejalagejala tertentu dibidang (pengetahuan) (pengetahuan) itu (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Indonesia)
y
³Science
is knowledge arranged in a system, especially obtained by observation and
testing of fact (And English reader¶s dictionary) y
³Science
is a systematized knowledge obtained by study, observation, experiment´
(Webster¶s super New School and Office Dictionary) Dictionar y) Dari pengertian di atas nampak bahwa Ilmu memang mengandung arti pengetahuan, tapi pengetahuan dengan ciri-ciri khusus yaitu yang tersusun secara sistematis atau menurut Moh Hatta (1954 : 5) ³Pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan disebut Ilmu´.
1
BAB II PEMBAHASAN
a) Sejarah kelompok sekule r
Kata al-¶ilmaniyah, pada asalnya merupakan kata bentukan dari kata al-ilmu. Dengan mengangkat slogan ini, para propagandisnya menghendaki supaya undang-undang negara, media massanya, lembaga-lembaga peradilan dan semua institusinya berjalan menurut prinsip ilmiah, dasar pijakan rasio, aturan-aturan buatan manusia dan hukum positif tanpa ada campur tangan dan pengaruh apapun dari agama tanpa keterlibatan sama sekali dari para ahli fiqh Islam. Pengeritan kata al-ilmaniyah ialah umat berjalan di atas jalan yang tidak ada hubungannya dengan agama atau memisahkan agama dari negara, memberikan bagian kaisar untuk kaisar dan bagian Tuhan untuk Tuhan, mereka seringkali menutupi hal itu dengan slogan-slogan busuk. Tak diragukan lagi, bahwa tujuan pelemparan ide, pemikiran dan gagasan ini adalah untuk menolak tuduhan sekuler pada mereka dan untuk menunjukkan bahwa mereka bukan kaum atheis, atau minimal menunjukkan sikap lunak dan mencari simpati agar slogansloga kafir mereka tidak berbenturan dan melunaki perasaan umat Islam. Catatan sejarah menyatakan, paham ini muncul di negara-negara Barat pada abad pertengahan. Munculnya paham ini diakibatkan beberapa sebab dan kondisi yang mendorong para tokoh reformasi, para penulis, dan para penyeru ide pemikiran baru di Barat saat itu mengadopsi paham itu dan menyebarkannya serta mendesak para penguasa dan orang-orang yang berpengaruh supaya menerapkan dan mengimplementasikan paham ini semaksimal mungkin. Akan tetapi, apa sebenarnya penyebab dan kondisi yang mendorong kaum sekuler di negeri-negeri Barat mengusung slogan sekulerisme dan menuntut pemisahan antara negara dan agama? Diantara penyebab dan pendorongnya adalah sebagai berikut : a) Dalam sejarah, selama rentang waktu tiga abad setelah kelahiran Al-Masih, para penganut agama Nasrani menyeru manusia kepada ajaran Al-Masih, yang tercermin dalam sifat cinta kasih, kelembutan dan kasih sayang. Mereka berupaya memasukkan kaum paganis dan pemeluk agama Yahudi ke dalam kandang gembalaannya melalui dakwah secara damai dan penyampaian nasehat yang baik, dan mereka juga tidak mau ikut campur dalam masalah politik dan pemerintahan. Karena, dalam kitab mereka, Injil Matta (Mathius), dijelaskan, ³Berikan apa yang menjadi hak Kaisar kepada Kaisar dan apa yang menjadi hak Tuhan kepada Tuhan´. b) Sejak Kaisar Constantine memaklumatkan perlindungan pada agama Nasrani pada tahun 324 M dan gereja pun diberi kekuasaan, maka mulai tahun itu gereja memiliki pengaruh kekuasaan yang demikian transparan. Hal itu dapat dilihat dari lapangan politik, sosial, dan pemikiran ketika itu. Dengan pengaruh kekuasaan tersebut, gereja pada kala itu berani mengumumkan Perang Salib dan memerangi siapa saja yang enggan tunduk dibawah gereja. Akibat kekuasaan yang disalahgunakan oleh gereja, sedikitnya 9 juta jiwa manusia meninggal akibat mereka bunuh.
2
Akibat kekejaman gereja, bangkitlah para pemikir dan tokoh melakukan perlawanan terhadap dogma-dogma gereja. Sehingga pada tahun 1789, terjadilah Revolusi Prancis menuntut gereja supaya tidak ikut campur dalam urusan pemerintahan. Dalam seruan revolusi tersebut, ³Kembalilah ke posisi kalian semula, berdiamlah di tempat-tempat peribadatan kalian dan jangan melakukan hal-hal yang melebihi ajaran yang dibawa Al-Masih´. Maka sejak saat itu, diumumkanlah di negeri-negeri Eropa prinsip ³Pemisahan agama dari negara´. Prinsip tersebut lahir akibat pelanggaran dan penyelewengan yang telah dilakukan oleh gereja. Cara dan Metode Mensekulerkan Negara Cara-cara yang digunakan oleh orang-orang sekuler dalam mensekulerkan negara berkisar pada 5 hal berikut: a) Menyusupkan fikrah-fikrah ladiniyah Tak diragukan lagi bahwa pemerintahan-pemerintahan sekuler ini mempunyai jaringan kaki tangan dan lapisan propagandis yang cerdik dan pandai membuat tipu muslihat serta dibekali dengan berbagai cara penipuan dan penyesatan yang dapat mempengaruhi keyakinan dan moral anak bangsa. Diantara cara-cara utama yang ditempuh oleh para propagandis sekulerisme dalam melakukan perusakan dan penyesatan adalah: 1. Memikat orang yang menaruh kekaguman terhadap peradaban Barat atau prinsip prinsip dunia Timur dengan mengatakan bahwa dunia Barat atau Timur tidak mencapai puncak kejayaan dan kekuatan kecuali setelah melemparkan agama ke belakang dan mengungkungnya di antara dinding-dinding rumah peribadatan. 2. Memberikan iming-iming jabatan, pangkat kepada para pelajar setelah lulus sekolah, jika mau menerima pikiran-pikiran mereka dan bergabung dalam organisasi-organisasi mereka. 3. Meyakinkan genarasi umat bahwa Islam berlaku diskriminatif terhadap wanita dengan mewajibkan hijab, memerintah supaya tinggal di rumah, membedakan bagian warisan dengan kaum lelaki, dan lain sebagainya. 4. Mendorong kaum muda ke arah pergaulan bebas dan menjalin persahabatan dengan dalih bahwa dengan cara itu dapat menurunkan dorongan syahwat. Dan mereka menjadikan temu muka antara pria dan wanita sebagai suatu perkara yang biasa dan umum. 5. Membangun opini bahwa mengekang dorongan syahwat dan nafsu birah akan menimbulkan penyakit jiwa dan syaraf pada generasi muda, maka solusinya adalah dengan menyalurkannya di tempat-tempat pemuas syahwat dan tempat-tempat hiburan. 6. Selalu menggunakan slogan palsu setiap saat, terkadang nasionalisme,kebangsaan, revolusi, emansipasi wanita dan lainnya.
atas
nama
3
b) . Memadamkan gerakan-gerakan Islam Hal-hal yang mendorong mereka memusuhi dan memerangi harakah-harakah Islam adalah: 1. Agar harakah-harakah Islam itu tidak dapat mencapai tujuannya mengembalikan kejayaan Islam dan menegakkan hukum Islam di muka bumi. 2. Agar kekuatan super power dunia tidak kehilangan hegemoni politik ekonomi dan militernya di negeri-negeri Islam. 3. Agar kaum muslimin tidak dapat kembali menggalang kesatuan Islam yang saling mengokohkan dan mengembalikan kepemimpinannya atas dunia dan mengembalikan eksistensi politiknya yang besar. 4. Agar arus shahwah Islam tidak menyebar di kalangan generasi Islam seperti jalannya cahaya dalam kegelapan dan agar arus kebangkitan tersebut tidak tumbuh berkembang di berbagai penjuru negeri-negeri Islam. 5. Agar generasi Islam mau menerima ideologi Barat atau Timur tanpa sadar, tanpa penentangan, tanpa kritik dan tanpa jihad. Untuk merealisasikan itu semua, maka pemerintah-pemerintah sekuler bertekad dan berupaya gigih memerangi para da¶i yang menyeru ke jalan Allah, menumpas harakahharakah Islam yang mengajak berhukum kepada Islam dengan menggunakan berbagai macam cara dan dalih untuk menumpasnya dan melenyapkannya. Diantara cara-cara dan alasanalasan mereka yang paling populer adalah melemparkan tuduhan dan menyebarkan fitnah. Menuduh harokah-harakah Islam melakukan persekongkolan untuk merubah sistem negara, mencap sebagai gerakan radikal, teroris dan lain sebagainya. Akan tetapi Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya agama-Nya, meski orang-orang sekuler dan murtad tidak menyukainya. c) Memberlakukan Undang-Undang Positif Setelah
dihapuskannya khilafah tahun 1924 M melalui tangan antek musuh Islam, Kamal Ataturk; maka berakhirlah pemerintahan Islam di sebagian besar negeri-negeri Islam, dan pemerintahan-pemerintahan bonek berusaha mengarahkan negeri-negeri Islam menjadi sekuler dan menjauhkan perundang-undangan Islam dari panggung kehidupan, sehingga umat Islam pun terpecah belah. d) Menentukan Sistem Pendidikan Tujuan penentuan sistem pendidikan ini supaya generasi muda yang terpelajar mempunyai persepsi ladiniyah; untuk tujuan itu mereka berupaya menumbuhkan generasi Islam yang kosong dari aqidah dan akhlaq, hancur kepribadian dan eksistensinya, goyah kepercayaannya terhadap sejarah dan keagungan Islam.
4
b) ilmu
pengetahuan dala m pandangan islam
Ilmu pengetahuan mengalami kemajuan yang pesat di dunia Islam pada zaman klasik (670-1300 M), yakni sejak zaman Nabi Muhammad saw sampai dengan akhir masa Daulah Abbasiyah di Baghdad. Pada masa ini, dunia Islam telah memainkan peran penting, baik dalam bidang ilmu pengetahuan agama maupun pengetahuan umum. Dalam hubungan ini Harun Nasution (1979:71) mengatakan bahwa cendekiawan-cendekiawan muslim bukan hanya ilmu pengetahuan dan filsafat yang mereka pelajari dari buku-buku Yunani, tetapi menambahkan ke dalam hasil-hasil penyelidikan yang mereka lakukan sendiri dalam lapangan ilmu pengetahuan dan hasil pikiran mereka dalam ilmu filsafat. Para ilmuwan tersebut memiliki pengetahuan yang bersifat integrated, yakni bahwa ilmu pengetahuan umum yang mereka kembangkan tidak terlepas dari ilmu agama atau tidak terlepas dari nilainilai Islam. Konsep ajaran Islam tentang pengembangan ilmu pengetahuan yang demikian itu, menurut Syamsul Arifin (1996:21) didasarkan pada beberapa prinsip sebagai berikut: Pertama, ilmu pengetahuan dalam Islam dikembangkan dalam kerangka tauhid atau teologi. Yakni teologi yang bukan semata-mata meyakini adanya Tuhan dalam hati, mengucapkannya dengan lisan dan mengamalkannya dengan tingkah laku, melainkan teologi yang menyangkut aktivitas mental berupa kesadaran manusia yang paling dalam menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, lingkungan dan sesamanya. Lebih tegasnya adalah teologi yang memunculkan kesadaran, yakni suatu matra yang paling dalam, pada diri manusia yang menformat pandangan dunianya, yang kemudian menurunkan pola sikap dan tindakan yang selaras dengan pandangan dunia itu. Karena itu teologi pada ujungnya akan mempunyai implikasi yang sangat sosiologis, sekaligus antropologis. Kedua, ilmu pengetahuan dalam Islam hendaknya dikembangkan dalam rangka bertakwa dan beribadah kepada Allah swt. Hal ini penting ditegaskan, karena dorongan alQur¶an untuk mempelajari fenomena alam dan sosial tampak kurang diperhatikan, sebagai akibat dan dakwah Islam yang semula lebih tertuju untuk memperoleh keselamatan di a khirat. Hal ini mesti diimbangi dengan perintah mengabdi kepada Allah swt dalam arti yang luas, termasuk mengembangkan iptek. Ketiga, ilmu pengetahuan harus dikembangkan oleh orang-orang Islam yang memiliki keseimbangan antara kecerdasan akal, kecerdasan emosional dan spiritual yang dibarengi dengan kesungguhan untuk beribadah kepada Allah swt dalam arti yang seluasluasnya. Hal ini sesuai dengan apa yang terjadi dalam sejarah di abad klasik, di mana para ilmuwan yang mengembangkan ilmu pengetahuan adalah pribadi-pribadi yang senantiasa taat beribadah kepada Allah swt. Keempat, ilmu pengetahuan harus dikembangkan dalam kerangka yang integral, yakni bahwa antara ilmu agama dan ilmu umum walaupun bentuk formalnya berbeda-beda, namun hakikatnya sama, yakni sama-sama sebagai tanda kekuasaan Allah swt. Dengan pandangan yang demikian itu, maka tidak ada lagi perasaan yang lebih unggul antara satu dan lainnya. Dengan menerapkan keempat macam strategi pengembangan ilmu pengetahuan tersebut, maka akan dapat diperoleh keuntungan yang berguna untuk mengatasi problem kehidupan masyarakat modern sebagaimana tersebut di atas.
5
c) K eduduk a n ilmu
dalam Islam
Ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam , hal ini terlihat dari banyaknya ayat AL qur¶an yang memandang orang berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulya disamping hadis-hadis nabi yang banyak memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu. Didalam Al qur¶an , kata ilmu dan kata-kata jadianya di gunakan lebih dari 780 kali , ini bermakna bahwa ajaran Islam sebagaimana tercermin dari AL qur¶an sangat kental dengan nuansa nuansa yang berkaitan dengan ilmu, sehingga dapat menjadi ciri penting dariagama Islam sebagamana dikemukakan oleh Dr Mahadi Ghulsyani9(1995;; 39) sebagai berikut ; µ¶Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang lainnya adalah penekanannya terhadap masalah ilmu (sains), Al quran dan Al ±sunah mengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan kearifan ,serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat tinggi¶¶. ALLah s.w.t berfirman dalam AL qur;¶an surat AL Mujadalah ayat 11 yang artinya: ³ALLAH meninggikan baeberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang berirman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi ilmupengetahuan).dan ALLAH maha mengetahui apa yang kamu kerjakan´
ayat di atas dengan jelas menunjukan bahwa orang yang beriman dan berilmu akan menjadi memperoleh kedudukan yang tinggi. Keimanan yang dimiliki seseorang akan menjadi pendorong untuk menuntut ILmu ,dan Ilmu yang dimiliki seseorang akan membuat dia sadar betapa kecilnya manusia dihadapan ALLah ,sehingga akan tumbuh rasakepada ALLAH bila melakukan hal-hal yang dilarangnya, hal inisejalan dengan firman ALLAH: ³sesungguhnya yang takut kepada allah diantara hamba ±hambanya hanyaklah ulama (orang berilmu) ; (surat faatir:28).
Disamping ayat ±ayat Qur¶an yang memposisikan Ilmu dan orang berilmu sangat istimewa, AL qur¶an juga mendorong umat islam untuk berdo¶a agar ditambahi ilmu, seprti tercantum dalam AL qur¶an sursat Thaha ayayt 114 yang artinya ³dan katakanlah, tuhanku ,tambahkanlah kepadaku ilmu penggetahuan ³. dalam hubungan inilah konsep membaca, sebagai salah satu wahana menambah ilmu ,menjadi sangat penting,dan islam telah sejak awal menekeankan pentingnya membaca , sebagaimana terlihat dari firman ALLah yang pertama diturunkan yaitu surat Al Alaq ayat 1sampai dengan ayat 5 yang artuinya: ³bacalah dengan meyebut nama tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan Kamu dari segummpal darah . Bacalah,dan tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia ) dengan perantara kala . Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui.´
Ayat ±ayat trersebut , jelas merupakan sumber motivasi bagi umat islam untuk tidak pernah berhenti menuntut ilmu,untuk terus membaca ,sehingga posisi yang tinggi dihadapan ALLah akan tetap terjaga, yang berearti juga rasa takut kepeada ALLah akan menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk melakukan amal shaleh , dengan demikian nampak bahwa keimanan yang dibarengi denga ilmu akan membuahkan amal ,sehingga 6
Nurcholis Madjd (1992: 130) meyebutkan bahwa keimanan dan amal perbuatan membentuk segi tiga pola hidup yang kukuh ini seolah menengahi antara iman dan amal . Di samping ayat ±ayat AL qur´an, banyak juga hadis yang memberikan dorongan kuat untuk menuntut Ilmu antara lain hadis berikut yang dikutip dari kitab jaami¶u Ashogir (JalaludinAsuyuti, t. t :44 ) : ³Carilah ilmu walai sampai ke negri Cina ,karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagisetuap muslim¶´(hadis riwayat Baihaqi). ³Carilah ilmu walau sampai ke negeri cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim . sesungguhnya Malaikat akan meletakan sayapnya bagi penuntut ilmu karena rela atas apa yang dia t untut ³(hadist riwayat Ibnu Abdil Bar).
Rasulullah saw juga bersabda: ³Barangsiapa yang pergi menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali.´ (HR. Timidzi).
Rasulullah saw bersabda: ³Barangsiapa yang mendatangi masjidku ini, yang dia tidak mendatanginya kecuali untuk kebaikan yang akan dipelajarinya atau diajarkannya, maka kedudukannya sama dengan mujahid di jalan Allah. Dan siapa yang datang untuk maksud selain itu, maka kedudukannya sama dengan seseorang yang melihat barang perhiasan orang lain.´ (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah). Isnadnya hasan, dan disahihkan oleh Ibnu Hibban.
Dari hadist tersebut di atas , semakin jelas komitmen ajaran Islam pada ilmu ,dimana menuntut ilmu menduduki posisi fardhu (wajib) bagi umat islam tanpa mengenal batas wilayah. Mengingat kedudukannya yang penting itu, maka menuntut ilmu adalah ibadah, memahaminya adalah wujud takut kepada Allah, mengkajinya adalah jihad, mengajarkannya adalah sedekah dan mengingatnya adalah tasbih. Dengan ilmu, manusia akan mengenal Allah dan menyembah-Nya. Dengan ilmu, mereka akan bertauhid dan memuja-Nya. Dengan ilmu, Allah meninggikan derajat segolongan manusia atas lainnya dan menjadikan mereka pelopor peradaban.
7
d)
Tujua n ilmu
pengetahuan dalam Isla m dan pengaruhnya terhadap keimanan seseorang
Allah melengkapi manusia dengan pendengaran, penglihatan, akal dan hati. Jadi Ilmu dapat diperoleh dengan pendengaran penglihatan kemudian diproses dalam fikiran sedangkan hati untuk menimbang apakah ilmu itu dapat mendekatkan diri pada Allah atau bahkan menjauhkan. Dalam pendidikan Islam dapat dibuktikan bahwa perintah Al-Qur'an dan Hadist tentang menuntut ilmu tidaklah terbatas pada ajaran-ajaran syari'ah tertentu, tetapi juga mencakup setiap ilmu yang berguna bagi manusia bagi manusia. Untuk melakukan hal itu, harus ditunjukkan dan didefinisikan kewajiban tujuan seorang muslim dalam kehidupan di dunia ini. Allah melalui kitabNya Al-Qur'an telah menegaskan bahwa semuanya akan kembali kepada pencipta. Dengan demikian tujuan manusia adalah mendekatkan diri kepada Allah dan memperoleh ridho-Nya. Segala sesuatu yang mendekatkan kepada Tuhan dan petunjuk-petunjuk pada arah tersebut adalah terpuji. Ilmu hanya berguna jika dijadikan alat untuk medekatkan kepada Allah, jika tidak, maka ilmu akan menjadi penghalang besar. Jadi tujuan ilmu pengetahuan dalam Islam yang sebenarnya adalah bahwa Ilmu itu untuk medekatkan diri pada Allah, menambah keimanan seseorang kapada sang pencipta yaitu ALLAh SWT, contohnya melalui ilmu tentang bumi (bagimana langit diciptakan) membuat kita semakin menambah keimanan kita pada Allah bahwa ALLAH maha kuasa yang dapat menciptakan bumi dan seisinya dengan begitu sempurna. Namun ilmu saja tanpa amal adalah junun (gila) dan amal saja tanpa ilmu adalah takabbur (sombong). Junun berarti berjuang berdasarkan tujuan yang salah. Sedangkan takabbur berarti tanpa memperdulikan aturan dan kaedahnya, meskipun tujuannya benar. Maka dalam pendidikan Islam, keimanan harus ditanamkan dengan ilmu; ilmu harus berdimensi iman; dan amal mesti berdasarkan ilmu. Inilah sejatinya konsep integritas pendidikan dalam Islam yang berbasis ta¶dib. Ta¶dib berarti proses pembentukan adab pada diri peserta didik. Maka dengan konsep pendidikan seperti ini, akan menghasilkan pelajar yang beradab, baik pada dirinya sendiri, lingkungannya, gurunya maupun pada Penciptanya. Sehingga terjadi korelasi antara aktivitas pendidikan, orientasi dan tujuannya. Di dalam Al-Qur'an Allah juga berfirman bahwa derajat orang yang berilmu sangat tinggi melebihi seorang 'abid (orang ahli yang beribadah). Dalam Fathul Barri disebutkan bahwa: Allah meninggikan derajat orang mu'min yang 'alim dari pada orang mu'min yang tidak 'alim, Keutamaan disini dimaksud bahwa orang yang beribadah dengan ilmu dengan orang yang beribadah tanpa tahu ilmunya akan berbeda nilainya dari segi pahala yang diperoleh. Allah berfirman dalam surat al maidah ayat 11: ( Yang artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
8
e) Pent ingnya ilmu penget ahuan dala m mendek atk an seo ra ng musli m kepada ALLAH SWT
Ilmu pengetahuan sangat besar andilnya untuk mendekatkan diri seorang hamba kepada Tuhannya dalam hal ini adalah ALLAH SWT. Tanpa ilmu pengetahuan seorang hamba tidakkan tahu siapa yang menciptakannya,siapa yang menciptakan bumi, langit beserta isinya. Singkatnya seorang hamba tidak akan dekat kepada tuhannya jika tidak memiliki ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan, seorang hamba dapat mempelajari semua hal, termasuk siapa yang menciptakannya, hal ini dapat membuat hubungan seorang hamba dan penciptanya menjadi lebih dekat. Dengan ilmu pengetahuan, seorang hamba juga dapat menjadi seorang mujahid di jalan ALLAH sehingga di hari akhir nanti hamba dapat dekat dengan Tuhan. Rasulullah saw bersabda: ³Barangsiapa yang mendatangi masjidku ini, yang dia tidak mendatanginya kecuali untuk kebaikan yang akan dipelajarinya atau diajarkannya, maka kedudukannya sama dengan mujahid di jalan Allah. Dan siapa yang datang untuk maksud selain itu, maka kedudukannya sama dengan seseorang yang melihat barang perhiasan orang lain.´ (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah). Isnadnya hasan, dan disahihkan oleh Ibnu Hibban.
9
K ESIMPULAN
Ilmu adalah suatu yang sangat menonjol dalam agam Islam, hal ini dapat dilihat dalam Hadist maupun dalam Al-Qur'an, disana banyak sekali ungkapan afalatatafakkarun, hal ini menunjukkan bahwa manusia diwajibkan untuk mengembangkan ilmu baik ilmu agama maupun ilmu sosial. Bahwa orang yang berilmu dan orang yang tidak dalam islam kedudukannya sangat berbeda jauh Nabi juga bersabda "tuntutlah ilmu sampai kenegeri cina". Kenapa kenegeri cina? Karena pada masa itu cina sudah berkembang dengan pesat bahkan sudah menciptakan kertas. Nabi menganjurkan bahwa ilmu untuk mengembangkan agama boleh diambil dari orang selain islam asalkan untuk mendekatkan diri pada Allah. Dan islam sebagai filter (penyaring ilmu-ilmu tersebut). Maka itu bagaimankah islam itu memandang ilmu sebagai sesuatu yang pokok dalam ajaran islam, dan mejadi sesuatu yang wajib dimiliki oleh setiap muslim.
10
DAFTAR PUSTAK A
Heri Jauhari Muchtar. 2005. Fiqih Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Dwi Suheriyanto. 2004. Memadu Sains dan Agama: Menuju Universitas Islam Masa Depan . Malang: Bayumedia dan UIN-Malang Press. Said Aqil Husin al-Munawar. 2004. Al-Qur¶an: Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki . Jakarta: Ciputat Press. Harun Nasution. 1979. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek . Jakarta: UI Press. Syamsul Arifin dkk. 1996. Spiritualitas Islam dan Peradaban Masa Depan . Jakarta: SI Press. M. Shiddiq al-Jawi. 2007. Peran Islam dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. (Online) www.majelismujahidin.com, diakses 21 Januari 2007. Chabib Thoha, syukur dan Priyono, Reformasi Filsafat Pendidikan Islam , Yogyakarta: Pustaka pelajar, 1996 M. Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah ,Jakarta: Lentera Hati Basuki dan M. miftakhul ulum, Pengantar Pendidikan Islam, Ponorogo : stain Po PRE SS, 2007 Samsul
nizar, Filsafat Pendidikan Islam , Jakarta: Ciputat PRESS, 2002
11