BAB I KONSEP MEDIS A.
Pengertian Hernia adalah merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalu melaluii defek defek atau bagian bagian lemah lemah dari dari dindin dinding g rongga rongga bersan bersangku gkutan tan.. (Brunner & Suddart, 2002) Hernia adalah penonjolan abnormal dari jaringan atau organ intra abdominal (sebagain atau seluruhnya) melalui lubang atau defek dinding abdomen. Hernia inguinalis lateralis (inderekta) adalah hernia yang keluar melalui annulus internus menuju ke kanalis inguinalis !nulus eksternus dan keluar ke dalam kantong "akar.(!rif #ansjoer, 200$) 200$) %ari %ari ketiga ketiga defini definisi si terseb tersebut ut dapat dapat disimp disimpulk ulkan an baha baha hernia hernia adalah penonjolan isi suatu organ seperti peritoneum, lemak, usus dan kand kandun ung g kemi kemih h mela melalu luii bagi bagian an yang yang lemah lemah dari dari dind dindin ing g abdo abdome men n sehing sehingga ga menimb menimbulk ulkan an kantun kantung g berisik berisikan an material material abnorm abnormal al dengan dengan penyebab 'ongenital ataupun yang didapat. Hernia terdiri dari bagian yaitu kantong, isi, dan 'in'in hernia. B. Etiologi aktor*faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis adalah + . -ead eadaan aan yang ang dap dapat meny enyebab ebabka kan n teka tekana nan n intr intraa aab bdom dominal inal di anatranya anatranya kehamilan, kehamilan, batuk kronis, kronis, pekerjaan pekerjaan mengangkat mengangkat benda berat, mengejan pada saat defekasi, dan mengejan pada saat miksi, hipertropi prostat. 2. !dany !danyaa prosesu prosesuss /agina /aginalis lis yang yang terb terbuka. uka. . -elema -elemahan han otot otot dindin dinding g peru perut. t. . !nulus !nulus intern internus us yang yang 'ukup 'ukup lebar. lebar. C. Patofisiologi Hernia Hernia inguin inguinalis alis adalah adalah hernia hernia yang yang melalui melalui anulus anulus inguin inguinali aliss inter internu nuss yang yang terle terleta tak k di sebala sebalah h later lateral al /asa /asa epig epigast astrik rikaa infer inferio ior, r, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut malalui anulus inguinalis eksternus. -analis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus.1ada bulan ke* kehamilan, kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. 1enurunan 1enurunan testis testis tersebut tersebut akan akan menari menarik k perito peritoneu neum m ke daerah daerah skrotum skrotum sehingga sehingga terjadi penonjolan penonjolan peritoneum peritoneum yang disebut disebut dengan dengan prosesus prosesus /aginalis /aginalis peritonei.
1ada 1ada bay bayi yang yang suda sudah h lahi lahir, r, umum umumny nyaa pros proses esus us ini ini tela telah h mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanal tersebut. tersebut. 3amun dalam beberapa hal,seringkali hal,seringkali kanalis ini tidak menutup menutup karena karena testis testis kiri kiri turun turun terlebi terlebih h dahulu dahulu,, maka maka kanali kanaliss inguin inguinali aliss kanan kanan lebih sering terbuka. bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka.%alam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutu menutup p pada pada usia usia 2 bulan bulan.. bila bila prosesu prosesuss terbuka terbuka terus terus (karen (karenaa tidak tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia inguinalis lateral kongenital D. Klasifikasi Hernia terbagi menjadi 2 kategori, yaitu hernia menurut letaknya dan hernia menurut sifat atau tingkatanya. . Hernia Hernia menuru menurutt letak letakny nyaa adaal adaalah ah + a. Hernia Hernia 4ngu 4nguina inalis lis 5ateral 5ateralis is (ind (indirek irek)) Hernia Hernia ini terjadi terjadi melalu melaluii anulus anulus inguin inguinalis alis intern internus us yang yang terletak di sebelah lateral /asa epigastrika inferior,menyusuri kanalis inguin inguinali aliss dan keluar keluar kerong kerongga ga perut perut melalui melalui anulus anulus inguin inguinali aliss eksternus. Hernia ini lebih tinggi pada bayi & anak ke'il b. Hernia 4nguinalis #edialis (direk) Hernia ini terjadi melalui dinding inguinal posteromedial dari /asa epigastrika inferior di daerah yang dibatasi segitiga Haselba'h. '. Hern Hernia ia fem femo orali raliss 6erjadi melalui 'in'in femoral dan lebih umum terjadi pada anita dibanding pria. Hernia ini mulai sebagai penyumbat dikanalis femoralis yang membesar se'ara bertahap menarik peritonium dan akibatnya kandung kemih masuk ke dalam kantung. d. Hern Hernia ia umb umbil ilik ikal alis is Batan Batang g usus usus mele meleati ati 'in'i 'in'in n umbi umbili li'al 'al.. seba sebagi gian an besar besar merupakan merupakan kelainan yang didapat. Hernia umbilikalis umbilikalis sering terjadi pada anita dan pada pasien yang memliki keadaan peningkatan tekanan tekanan intra intra abdome abdomen, n, seperti seperti kehami kehamilan lan,, obesita obesitas, s, asites, asites, atau atau dist disten ensi si abdo abdome men. n. 6ipe ipe hern hernia ia ini ini terj terjad adii pada pada insi insisi si beda bedah h sebelumnya yang telah sembuh se'ara tidak adekuat karena masalah pas'a operasi seperti infeksi dan nutrisi yang tidak adekuat. e. Hern Hernia ia sk skrota rotali liss #eru #erupa paka kan n hern hernia ia ingu inguin inal alis is late latera rall yang ang men'a en'apa paii skrotum. 2. #enuru #enurutt sifat sifat atau atau tingk tingkatan atannya nya + . Hern Hernia ia repo reponi nibe bel. l. 1ada hernia ini isi hernia dapat keluar masuk. 7sus akan keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau
di dorong masuk. 1ada hernia reponibel ini penderita tidak mengeluh nyeri dan tidak ada gejala obstruksi usus. 2. Hernia ireponibel. #erupakan kebalikan dari hernia reponibel ( hernia tidak masuk kembali ) biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantung pada peritoneum. . Hernia inkaserata. 1ada hernia ini isi perut atau usus yang masuk kedalam kantung hernia tidak dapat kembali disertai dengan gangguan aliran khusus. 8ambaran klinis obstruksi usus dengan gambaran keseimbangan 'airan elektrolit dan asam basa. -eadaan ini hernia bisa terjepit oleh 'in'in hernia. Sehingga isi kantung bisa terperangkap dan tidak dapat kembali ke rongga perut, akibatnya terjadi gangguan passase dan hernia ini lebih dimaksudkan hernia irreponibel . Hernia strangulata 1ada hernia ini pembuluh darah yang mempengaruhi usus yang masuk ke dalam kantung hernia terjepit sehingga usus kehilangan system perdarahannya sehingga mengakibatkan nekrosis pada usus. 1ada pemeriksaan lokal usus tidak dapat dimasukan kembali di sertai adanya nyeri tekan. E. Manifestasi Klinik . 1ada orang deasa a. 5aki*laki ) Benjolan di daerah inguinal dapat men'apai skrotum. 2) Benjolan timbul bila berdiri atau mengejan dan bila berdiri lama9mengejan kuat maka benjolan makin membesar. ) 6erasa nyeri bila terjadi in'arserata dan terasa kram apabila benjolannya besar. b. :anita ; Benjolan dapat men'apai labium majus. 2. 1ada anak*anak Bila menangis, timbul benjolan pada abdomen bagian baah, dapat men'apai skrotum atau labium majus, bila berbaring benjolan akan hilang karena isi kantong hernis masuk ke dalam ka/um abdomen. F.
Komplikasi
. 6erjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat di masukan kembali.-eadan ini disebut hernia inguinalis ireponiblis.pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus. 4si hernia yang tersering menyebabkan keadaan ireponible adalah omentum, karena mudah melekat pada dinding hernia dan isisnya dapat menjadi besar karena infiltrasi lemak. 7sus besar lebih sering menyebabkan ireponibilis dari pada usu halus 2. 6erjadi penekanan terhadap 'in'in hernia akibat makin banyaknya usus yang masuk keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti dengan gangguan /askuler (proses strangulasi). -eadaan ini disebut hernia inguinalis strangulate. 1ada keadaan strangulata akan timbul gejala ileus, yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi. 1ada strangulasi nyeri yang timbul akan lebih hebat dan kontinyu, daerah benjolan menjadi merah, dan pasien menjadi gelisah G. Penatalaksanaan 1enatalaksanaan pada hernia dapat dilakukan dengan 2 'ara yaitu konser/atif dan pembedahan. . -onser/atif 1enggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara, misalnya pemakaian korset. 6api untuk hernia inguinalis pamakaian korset tidak dianjurkan karena alat ini dapat melemahkan otot dinding perut. 1ada terapi konser/atif dapat pula di berikan obat anti analgetik yaitu mengurangi nyeri. 2. 1embedahan 1rinsip dasar hernia terdiri dari herniotomy ( memotong hernia ) dan menjepit kantung hernia ( herniorafi ). 1ada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia dimasukan, kantong diikat, dan dilakukan bassiny plasty untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.1asien yang telah dilakukan tindakan pembedahan disarankan untuk tidak boleh mengendarai kendaran, aktifitas dibatasi, seperti tidak boleh mengangkat benda berat, mendorong atau menarik benda paling sedikit < minggu.
BAB II KONSEP KEPERAA!AN
!suhan keperaatan adalah suatu peme'ahan masalah yang dinamis dalam usaha memperbaiki atau memelihara klien sampai ke taraf optimum, melalui pendekatan yang sistematis untuk mengenal dan membantu klien untuk memenuhi kebutuhannya (sinopsis dasar*dasar keperaatan). 1elaksanaan asuhan keperaatan ini melalui pendekatan proses keperaatan yang terdiri dari empat tahap + 1engkajian, 1eren'anaan, 1elaksanaan dan =/aluasi. >ang masing*masing saling berkesinambungan dan berkaitan satu sama lain. A Pengka"ian 1engkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya sehingga dapat diketahui kebutuhan peraatan klien tersebut. Hal* hal yang perlu di kaji meliputi + . 4dentitas pasien + nama, umur, jenis kelamin, status perkainan, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan ala mat. . 4dentitas penanggung + nama, umur, jenis kelamin, status perkainan, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, ala mat, hubungan keluarga . ?. @iayat kesehatan, antara lain + meliputi riayat masa lalu dan riayat kesehatan masa lalu dan riayat kesehatan sekarang yang menyebabkan klien datang berobat ke rumah sakti, misalnya adanya keluhan nyeri pada perut bagian baah, nyeri bertambah bila melakukan akti/itas, dan nyeri bertambah bila melakukan akti/itas, dan adanya benjolan besar pada daerah skrotum. <. @iayat kesehatan keluarga, men'akup di dalamnya genogram tiga generasi dan riayat kesehatan anggota keluarga. $. 1emeriksaan fisik a. Status fisik 1asien yang baru selesai operasi, mungkin BB belum sepenuhnya terbebas dari pengaruh obat bius sehingga dapat timbul masalah* masalah seperti + kesadaran yang belum pulih, keadaan umum yang belum membaik, tanda*tanda /ital belum stabil. b. Status pernafasan. 1ada pasien post operasi dapat mengalami gangguan pernafasan sebagai efek dari obat anastesi dan tindakan pembedahan itu sendiri.
'. Sirkulasi darah. Sebagai efek dari obat anastesi, sering keadaan sirkulasi darah terganggu seperti terjadinya penurunan tekanan darah. d. @asa aman dan nyaman. !danya bekas luka operasi menyebabkan nyeri dan klien belum mandi selama dua hari sehingga menimbulkan perasaan kurang aman dan nyaman. e. -eadaan akti/itas dan gerak. 1asien biasa mengalami gangguan akti/itas dan gerak akibat adanya rasa nyeri pada luba post operasi.
f. -eadaan 'airan dan nutrisi. %engan adanya keluhan kurang nafsu makan, dapat mempengaruhi kebutuhan 'airan dan nutrisi pasien. B Diagnosa kepera#atan Berdasarkan dengan keadaan yang mungkin terjadi pada klien dengan post operasi hernia skrotalis a'reata seperti yang telah diuraikan pada bagian masalah maka dapat ditegakkan diagnosa keperaatan yang dapat mun'ul adalah + . 3yeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan 2. Hambatan mobilitas isik berhubungan dengan adanya luka operasi dan kelemahan . -erusakan integritas kulit berhubungan dengan tindakan operasi . @isiko infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan ?. -e'emasan berhubungan dengan kurang pengetahuan <. -urang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
C Inter$ensi Kepera#atan . 3yeri berhubungan dengan kontunuitas jaringan Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
* * * *
* *
*
*
*
*
*
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NOC :
Nyeri akut berhubungan dengan: Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis), kerusakan jaringan DS: Laporan secara verbal DO: Posisi unuk menahan n!eri "ingkah laku berhai#hai $angguan idur (maa sa!u, ampak capek, suli aau gerakan kacau, men!eringai) "erfokus pada diri sendiri %okus men!empi (penurunan persepsi &aku, kerusakan proses berpikir, penurunan ineraksi dengan orang dan lingkungan) "ingkah laku disraksi, conoh : jalan#jalan, menemui orang lain dan'aau akivias, akivias berulang#ulang) espon auonom (seperi diaphoresis, perubahan ekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilaasi pupil) Perubahan auonomic dalam onus oo (mungkin dalam renang dari lemah ke kaku) "ingkah laku ekspresif (conoh : gelisah, merinih, menangis, &aspada, iriabel, nafas panjang'berkeluh kesah) Perubahan dalam nafsu makan dan minum
Rencana keperawatan
NIC :
Pain Level,
pain conrol,
comfor level
•
Seelah dilakukan infakan kepera&aan selama * Pasien idak mengalami n!eri, dengan krieria hasil: +ampu mengonrol n!eri (ahu
•
pen!ebab n!eri, mampu menggunakan ehnik nonfarmakologi unuk mengurangi n!eri, mencari banuan) +elaporkan bah&a n!eri
•
berkurang dengan menggunakan manajemen n!eri +ampu mengenali n!eri (skala, inensias, frekuensi dan anda n!eri) +en!aakan rasa n!aman seelah n!eri berkurang "anda vial dalam renang normal
•
"idak mengalami gangguan idur
•
•
Lakukan pengkajian n!eri secara komprehensif ermasuk lokasi, karakerisik, durasi, frekuensi, kualias dan fakor presipiasi Observasi reaksi nonverbal dari keidakn!amanan anu pasien dan keluarga unuk mencari dan menemukan dukungan -onrol lingkungan !ang dapa mempengaruhi n!eri seperi suhu ruangan, pencaha!aan dan kebisingan -urangi fakor presipiasi n!eri -aji ipe dan sumber n!eri unuk menenukan inervensi Ajarkan enang eknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, disraksi, kompres hanga' dingin erikan analgeik unuk mengurangi n!eri: *** "ingkakan isiraha erikan informasi enang n!eri seperi pen!ebab n!eri, berapa lama n!eri akan berkurang dan anisipasi keidakn!amanan dari prosedur +onior vial sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik perama kali
2. Hambatan mobilitas isik berhubungan dengan adanya luka operasi dan kelemahan Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
* * * * * * * * *
* * * * * * * * * * * * *
* *
Gangguan mobilitas fisik erhubungan dengan : $angguan meabolisme sel -eerlembaan perkembangan Pengobaan -urang suppor lingkungan -eerbaasan keahan kardiovaskuler -ehilangan inegrias srukur ulang "erapi pembaasan gerak -urang pengeahuan enang kegunaan pergerakan fisik .ndeks massa ubuh diaas /0 ahun percenil sesuai dengan usia -erusakan persepsi sensori "idak n!aman, n!eri -erusakan muskuloskeleal dan neuromuskuler .noleransi akivias'penurunan kekuaan dan samina Depresi mood aau cemas -erusakan kogniif Penurunan kekuaan oo, konrol dan aau masa -eengganan unuk memulai gerak $a!a hidup !ang meneap, idak digunakan, decondiioning +alnurisi selekif aau umum DO: Penurunan &aku reaksi -esulian merubah posisi Perubahan gerakan (penurunan unuk berjalan, kecepaan, kesulian memulai langkah pendek) -eerbaasan moorik kasar dan halus -eerbaasan O+
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil NOC :
1oin +ovemen : Acive
+obili! Level
Self care : ADLs
"ransfer performance
Seelah dilakukan indakan kepera&aan selama*gangguan mobilias fisik eraasi dengan krieria hasil: -lien meningka dalam
akivias fisik +engeri ujuan dari
peningkaan mobilias +emverbalisasikan perasaan
dalam meningkakan kekuaan dan kemampuan berpindah +emperagakan penggunaan ala anu unuk mobilisasi (&alker)
Intervensi
NIC :
Exercise therapy : ambulation +onioring vial sign sebelm'sesudah laihan
dan liha respon pasien saa laihan -onsulasikan dengan erapi fisik enang
rencana ambulasi sesuai dengan kebuuhan anu klien unuk menggunakan ongka saa
berjalan dan cegah erhadap cedera Ajarkan pasien aau enaga kesehaan lain
enang eknik ambulasi -aji kemampuan pasien dalam mobilisasi
Laih pasien dalam pemenuhan kebuuhan
ADLs secara mandiri sesuai kemampuan Dampingi dan anu pasien saa mobilisasi
dan banu penuhi kebuuhan ADLs ps* erikan ala anu jika klien memerlukan*
Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan banuan jika diperlukan
* *
$erakan diserai nafas pendek aau remor -eidak sabilan posisi selama melakukan
. -erusakan integritas kulit berhubungan dengan tindakan operasi Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi Kerusakan integritas kulitberhubungan dengan : 2ksernal : *3iperermia aau hipoermia *Subsansi kimia *-elembaban *%akor mekanik (misaln!a : ala !ang dapa menimbulkan luka, ekanan, resrain) *.mmobilias fisik *adiasi *4sia !ang eksrim *-elembaban kuli *Oba#obaan .nernal : *Perubahan saus meabolik *"onjolan ulang *Defisi imunologi *erhubungan dengan dengan perkembangan *Perubahan sensasi *Perubahan saus nurisi (obesias, kekurusan) *Perubahan saus cairan *Perubahan pigmenasi *Perubahan sirkulasi *Perubahan urgor (elasisias kuli) DO: *$angguan pada bagian ubuh *-erusakan lapisa kuli (dermis) *$angguan permukaan kuli (epidermis)
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil NOC
Intervensi
NIC
:
"issue .negri! : Skin and +ucous +embranes 5ound 3ealing : primer dan sekunder Seelah dilakukan indakan kepera&aan selama** kerusakan inegrias kuli pasien eraasi dengan krieria hasil: .negrias kuli !ang
: Pressure Management Anjurkan pasien unuk menggunakan pakaian !ang longgar 3indari keruan pada empa idur 1aga kebersihan kuli agar eap bersih dan kering +obilisasi pasien (ubah posisi pasien) seiap dua jam sekali +onior kuli akan adan!a kemerahan Oleskan loion aau min!ak'bab! oil pada derah !ang erekan +onior akivias dan mobilisasi pasien +onior saus nurisi pasien
+emandikan pasien dengan sabun dan air hanga baik bisa -aji lingkungan dan peralaan !ang men!ebabkan ekanan diperahankan (sensasi, elasisias, Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka, karakerisik,&arna cairan, granulasi, jaringan nekroik, emperaur, hidrasi, anda#anda infeksi lokal, formasi rakus pigmenasi) "idak ada luka'lesi Ajarkan pada keluarga enang luka dan pera&aan luka -olaburasi ahli gi6i pemberian diae "-"P, viamin pada kuli
Perfusi jaringan baik
7egah konaminasi feses dan urin
+enunjukkan
Lakukan ehnik pera&aan luka dengan seril
pemahaman dalam erikan posisi !ang mengurangi ekanan pada luka proses perbaikan kuli dan mencegah erjadin!a sedera berulang +ampu melindungi
kuli dan memperahankan kelembaban kuli dan pera&aan alami +enunjukkan erjadin!a proses pen!embuhan luka
. @isiko infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi Risiko infeksi
* *
* * * *
* * * *
%akor#fakor risiko : Prosedur .nfasif -erusakan jaringan dan peningkaan paparan lingkungan +alnurisi Peningkaan paparan lingkungan paogen .monusupresi "idak adekua perahanan sekunder (penurunan 3b, Leukopenia, penekanan respon inflamasi) Pen!aki kronik .munosupresi +alnurisi Perahan primer idak adekua (kerusakan kuli, rauma jaringan, gangguan perisalik)
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NOC :
NIC :
.mmune Saus
•
Perahankan eknik asepif
-no&ledge : .nfecion
•
aasi pengunjung bila perlu
•
7uci angan seiap sebelum dan sesudah indakan
conrol isk conrol
•
kepera&aan $unakan baju, sarung angan sebagai ala pelindung
•
$ani leak .8 perifer dan dressing sesuai dengan peunjuk
•
umum $unakan kaeer inermien unuk menurunkan infeksi
•
kandung kencing "ingkakan inake nurisi
Seelah dilakukan indakan kepera&aan selama pasien idak mengalami infeksi dengan krieria hasil: -lien bebas dari anda
dan gejala infeksi +enunjukkan
kemampuan unuk mencegah imbuln!a infeksi 1umlah leukosi dalam
baas normal +enunjukkan perilaku
hidup seha Saus
imun,
gasroinesinal, geniourinaria dalam baas normal
erikan erapi anibioik:********************************* •
+onior anda dan gejala infeksi sisemik dan lokal
•
Perahankan eknik isolasi k'p
•
.nspeksi kuli dan membran mukosa erhadap kemerahan, panas, drainase +onior adan!a luka
•
Dorong masukan cairan
•
Dorong isiraha
•
Ajarkan pasien dan keluarga anda dan gejala infeksi
•
-aji suhu badan pada pasien neuropenia seiap 9 jam
•
?. -e'emasan berhubungan dengan kurang pengetahuan Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi Kurang Pengetahuan erhubungan dengan : keerbaasan kogniif, inerpreasi erhadap informasi !ang salah, kurangn!a keinginan unuk mencari informasi, idak mengeahui sumber#sumber informasi*
DS: +en!aakan secara verbal
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil NOC:
-o&l&dge : disease
process -o&ledge : healh
ehavior Seelah dilakukan indakan kepera&aan selama * pasien menunjukkan pengeahuan enang proses pen!aki dengan krieria hasil: Pasien dan keluarga
Intervensi
NIC : •
-aji ingka pengeahuan pasien dan keluarga
•
1elaskan paofisiologi dari pen!aki dan bagaimana
•
•
•
hal ini berhubungan dengan anaomi dan fisiologi, dengan cara !ang epa* $ambarkan anda dan gejala !ang biasa muncul pada pen!aki, dengan cara !ang epa $ambarkan proses pen!aki, dengan cara !ang epa .denifikasi kemungkinan pen!ebab, dengan cara !ang epa
adan!a masalah DO: keidakakuraan mengikui insruksi, perilaku idak sesuai
men!aakan pemahaman enang pen!aki, kondisi, prognosis dan program pengobaan Pasien dan keluarga
mampu melaksanakan prosedur !ang dijelaskan secara benar Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa !ang dijelaskan pera&a'im kesehaan lainn!a
•
Sediakan informasi pada pasien enang kondisi,
•
dengan cara !ang epa Sediakan bagi keluarga informasi enang kemajuan
•
pasien dengan cara !ang epa Diskusikan pilihan erapi aau penanganan Dukung pasien unuk mengeksplorasi aau mendapakan second opinion dengan cara !ang epa aau diindikasikan 2ksplorasi kemungkinan sumber aau dukungan, dengan cara !ang epa
•
•
<. -urang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi Kecemasan berhubungan dengan %akor keurunan, -risis siuasional, Sress, perubahan saus kesehaan, ancaman kemaian, perubahan konsep diri, kurang pengeahuan dan hospialisasi
* * * * * * * * * * * * * * * * *
DO'DS: .nsomnia -onak maa kurang -urang isiraha erfokus pada diri sendiri .riabilias "aku !eri peru Penurunan "D dan den!u nadi Diare, mual, kelelahan $angguan idur $emear Anoreksia, mulu kering Peningkaan "D, den!u nadi, -esulian bernafas ingung loking dalam pembicaraan Suli berkonsenrasi
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NOC :
NIC :
-onrol kecemasan * % -oping Seelah dilakukan asuhan selama klien kecemasan eraasi dgn krieria hasil: mampu -lien
Anxiety Reduction penurunan kecemasan!
mengidenifikasi mengungkapkan cemas +engidenifikasi,
mengungkapkan dan menunjukkan ehnik unuk mengonol cemas 8ial sign dalam baas
normal Posur
ubuh,
dan gejala
ekspresi
&ajah, bahasa ubuh dan ingka akivias menunjukkan berkurangn!a kecemasan
•
$unakan pendekaan !ang menenangkan
•
!aakan dengan jelas harapan erhadap pelaku
•
pasien 1elaskan semua prosedur dan apa !ang dirasakan selama prosedur "emani pasien unuk memberikan keamanan dan mengurangi aku erikan informasi fakual mengenai diagnosis,
•
indakan prognosis Libakan keluarga unuk mendampingi klien
•
•
•
.nsruksikan pada pasien unuk menggunakan ehnik relaksasi Dengarkan dengan penuh perhaian
•
.denifikasi ingka kecemasan
•
anu pasien mengenal siuasi !ang menimbulkan
•
•
•
kecemasan Dorong pasien unuk mengungkapkan perasaan, keakuan, persepsi -elola pemberian oba ani cemas:********
Diagnosa Kepera#atan &ang Ber'()(ngan *engan Efek Anestesi +. @esiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kondisi pernafasan efek sekunder anestesi. ,. 1enurunan perfusi perifer berhubungan dengan depresi mekanisme regulasi sirkulasi normal, perdarahan pas'aoperatif, penurunan 'urah jantung, hipo/olemia, pengumpulan darah perifer, dan /asokontriksi. -. 3yeri berhubungan dengan 'edera jaringan lunak bedah urogenital, kerusakan neuromus'ular pas'abedah. . -onstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas lambung dan usus selama periode intraoperatif. /. 1erubahan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan akti/itas, efek medikasi, dan penurunan masukan 'air. 0. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan efek depresan dari anestesi, penurunan intoleransi aktifitas, dan pembatasan akti/itas yang diresepkan. 1. -erusakan integritas kulit berhubungan dengan tempat insisi bedah dan drainase. 2. @esiko terhadap infeksi berhubungan dengan kerentanan terhadap in/asi bakteri. 3. -e'emasan berhubungan dengan diagnosis pas'aoperatif, kemungkinan perubahan dalam gaya hidup, dan perubahan dalam konsep diri. IN!ER4ENSI KEPERAA!AN +. Resiko tinggi pola nafas ti*ak efektif )er'()(ngan *engan pen(r(nan 5ontrol pernafasan efek sek(n*er anestesi. !("(an 6 mengefektifkan jalan nafas, mempertahankan /entilasi pulmonal, dan men'egah hipoksemia (penurunan oksigen dalam dara) dan hiperkapnea (kelebihan karbondioksida dalam darah) Criteria e$al(asi 7 •
rekuensi pernafasan dalam batas normal (2*20A9menit)
•
1asien tidak menggunakan otot bantu nafas
•
6idak terdengar bunyi nafas tambahan
•
ral airay dapat dilepas tanpa komplikasi Inter$ensi !tur tempat pasien dengan didekatkan pada akses oksigen dan su'tion -aji dan obser/asi dalan nafas
Rasional 1asien biasanya masih mendapat okigenisasi pemeliharaan sampai sadar penuh %eteksi aal untuk interpretasi
selanjutnya.Salah satu 'ara untuk mengetahui apakah pasien bernafas atau tidak adalah denga menempatkan telapak tangan di atas hidung dan mulut pasien untuk merasakan hembusan nafas. 8erakan toraks dan diafragma tidak selalu menandakan pasien bernafas. 1ertahankan kepatenan jalan nafas
!tur posisi kepala untuk mempertahankan jalan nafas
Beri oksigen liter9menit
Bersihkan se'ret pada jalan nafas
Calan nafas oral atau oral airay tetap terpasang untuk kepatenan jalan nafas sampai ter'apai pernafasan yang nyaman dengan ke'epatan normal.apabila fungsi pernafasan sudah kembali normal, bantu pasien membersihkan jalan nafas dengan 'ara meludah. -emampuan melakukan hal tersebut menandakan kembalinya refleA muntah normal. 6indakan terhadap obstruksi hipofariangus termasuk mendongakkan kepala ke belakang da mendorong ke depan pada sudut rahang baah, seperti jika mendorong gigi baah di depan gigi atas. 1emenuhan oksigen dapat membantu meningkatkan pa2 di'airan otak yang akan mempengaruhi pengaturan pernafasan. -esulitan pernafasan dapat terjadi akibat sekresi lendir yang berlebihan.membalikkan pasien dari satu sisi ke sisi lainya memungkinkan 'airan yang terkumpul untuk keluar dari sisi mulut. Cik gigi pasien mengatup, mulut dapat dibuka se'ar manual dan berhati*hati dengan spatel lidah yan dibungkus kasa. Cika terjadi muntah, pasien dibalikkan miring dan /omitus dikumpulkann dalam basin emesis. :ajah diusap dengan kasa atau kertas tisu . kemudian sifat serta jumlah muntah di'atat. #u'us atau muntah yang menyambut faring ata trakea dihisap dengan ujung penghisnap faringeal atau kateter nasal yang dimasukkan ke dalam nasofaring atau orofaring.
,. 8alan napas ti*ak efektif )er'()(ngan *engan pen(r(nan 5ontrol kepatenan "alan napas 9li*a':; pen(r(nan 5ontrol )at(k efektif *an m(nta' efek sek(n*er anestesi;
efek *epresan *ari me*ikasi *an agens anestesi. !("(an7 1ola napas kembali efektif sesuai dengan berkurangnya efek anestesi umum dan pasien mampu melakukan laatihan pernapasan pas'abedah. Kreteria e$al(asi7 •
rekuensi peranapasan dalam batas normal (2*20 A9menit)
•
1asien tidaka menggunakan otot bantu napas.
•
Saturasi oksigen 00D
•
Oral airway sudah bisa dilepas saat pasien keluar ruang pemulihan. Intre$ensi Rasional -aji dan monitor 'ontrol pernapasan bat anestesi tertentu dapat menyebabkan depresi pernapasan. leh karena itu, peraat harus measpadai pernapasan yang dangkal dan lambat serta batuk yang lemah. #onitor frekuensi, irama, kedalaman %eteksi aal adanya perubahan terhadap /entilasi pernapasan, kesimetrisan gerakan 'ontrol pola pernapasan dari medulla dinding dada, bunyi napas, dan arna oblongata untuk inter/ensi selanjutnya. membrane mukosa. 1astikan fungsi pernapasan sudah optimal. 6indakan e/aluasi untuk menentukan dimulainya latihan pernapasan sesuai yang diajarkan pada saat praoperatif. 4nstruksikan pasien untuk napas dalam. #eningkatkan ekspansi paru. 7ntuk memperbesar ekspasnsi dada dan pertukaran gas. Sebagai 'ontoh, meminta pasien untuk menguap atau untuk melakukan inspirasi maksimal. 4nstruksikan untuk melakukan batuk efektif. Batuk juga didorong untuk melonggarkan sumbatan mu'us. 1embebatan dengan 'ermat pada abdomen atau insisi toraks membantu pasien mengatasi ketakutannya baha eksresi dari batuk dapat menyebabkan insisi bedah terbuka. -. Pen(r(nan perf(si perifer )er'()(ngan *engan *epresi mekanisme reg(lasi sirk(lasi normal; per*ara'an pas5aoperatif; pen(r(nan 5(ra' "ant(ng; 'ipo$olemia; peng(mp(lan *ara' perifer; *an $asokontriksi. !("(an7 %alam aktu ? menit pas'abedah perfusi perifer menjadai optimal. Kriteria e$al(asi7
•
%enyut nadi perifer teraba.
•
!kral hangat
•
1engisian kapiler E detik
•
6idak terlihat adanya sianosis sentaral atau perifer.
•
66F dalam batas normal.
•
-ulit perifer tidak pu'at.
•
Output urine ?0 ml9jam. Inter$ensi #onitor tandaa dan gejala penurunan perfusi jaringan.
Beri inter/ensi sesuai dengan penyebab penurunan perfusi.
Rasional 1asien dipantau terhadapa segala tanda dan gejala yang menandakan menurunnya perfusi jaringan, yaitu+ penurunan tekanan darah satursi 2 yang tidka adekuat pernapasan 'epat atau sulit peningkatan frekuensi nadi G 00 A9menit gelisah respons melambat kulit dingin, kusam, dan sianosis denyut perifer menurun atau tak teraba output urine kurang dari 0 ml9jam. Salah satu dari tanda dan gejala ini harus dilaporkan. 6indakan dilakukan untuk •
mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat, tergantung pad penyebab tidak adekuatnya perfusi jaringan. 6indakan yang dilakukan dapat men'akup penggantian 'airan, terapi komponen darah, medikasi untuk mendukung atau memperbaiki fungsi jantung (misalnya+ /asodilator koroner, antidisritmia, dan agen inotropik), dan pemberian oksigen. •
5akukan per'epatan mobilisasi akti/itas.
@espons pasien terhadap tindakan ini
dipantau dan didokumentasikan. Selain itu, suhu ruangan dijaga agar nyama, kemudian pasien diberi pakaian yang men'ukupi dan slimut untuk men'egah menggigil yang menyebabkan /asokontriksi. =fek daraia terapi 'airan dan komponen darah dipantau. !kti/itas sepertai latihan tungkai dilakukan untuk menstimulasi sirkulasi dan pasien didorong untuk berbalik dan mengubah posisi dengan perlahan dan untuk menghindari posisi yang megganggu arus bali /ena.
. Risiko ter'a*ap 5e*era $as5(lar 9t'rom)osis $ena prof(n*a
kompresi posisi )e*a'. !("(an7 %alam :aktu 2 Cam 6idak 6erjadi 6F1. Kriteria e$al(asi7 6idak terdapat tanda*tanda Hormans. Inter$ensi Rasional #onitor tanda dan gejala thrombosis /ena 8ejala pertama 6F1 bisa berupa nyeri atau profunda (6F1). keram pada kaki seperti yang ditunjukkan oleh tanda Homan. 5akukan latihan tungkai 7paya yang diarahkan pada pen'egahan pembentukan thrombus temasuk tindakan seperti latian tungkai yang dapat diajarkan sebelum pembedahan. Hindari posisi kaki yang menggantung. %uduk di tepi tempat tidur dan kaki menggantung dapat membahayakan dan tidak dianjuran pada pasien yang rentan, karena tekanan di baah lutut dapat membahayakan sirkulasi. -olaborasi pemberian heparin. Heparin dosis rendah dapat diresepkan dan diberikan melalui subkutan sampai pasien bisa ambulasi. :arfarin dosis rendah adalah antikoagulan lain yang mungkin dibeikan. %eAtran 0 dan %eAtran $0 (dengan berat molekul rendah dan tinggi) adalah plasma ekspander yang mengurangi pembentukan bekuan mikroskopik yang di'etuskan oleh hemokonsentrasi.
/. N&eri )ern()(ngan *engan 5e*era "aringan l(nak )e*a' (rogenital; ker(sakan ner(om(sk(lar pas5a)e*a'. !("(an7 %alam aktu A 2 jam nyeri berkurnag atau teradaptasi. Kriteria e$al(asi7 •
66F dalam batas normal.
3yeri di tingkat 0 atau dari skala 0*. Iter$ensi -aji kemmpuan 'ontrol nyeri pasien. •
-aji persiapan pengelolaan nyeri peroeperatif.
Rasional Banyak fa'tor fisiologi (moti/asi, afektif, kognitif, dan emosional) yang dapat memengaruhi persepsi nyeri. 1ersiapan praoperatif yang diterima oleh pasien (termasuk informasi tentang apa yang diperkirakan dan dukungan psikologis) adalah fa'tor yang signifikan dala
-aji skala nyeri.
menurunkan ansietas dan nyeri yang dialami dalam periode pas'aoperatif. Saka nyeri pas'aoperatif tergantung pada persepsi fisiologis dan psikologis indi/idu, toleransi yang ditimbulkan untuk nherim letak insisi, sifat prosedur, dan kedalaman trauma bedah.
5akukan manajemen nyeri keperaatan. 4stirahatkan se'ara fisiologis akan menurunkan kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk memnuhi kebutuhan metabolism basa. #eningkatkan asupan 2 sehingga !jarkan tekni relaksasi pernapsan dalam • menurukan nyeri sekunder dari iskemia saat nyeri mun'ul. spina. %istraksi (pengalihan perhatian) dapat !jarkan tekni distraksi pada saat nyeri. • menurunkan stimulus internal. 5ingkungan tenang akan menurunkan #anajemen lingkungan+ lingkungan • tenang, batasi pengunjung dan istirahatkan stimulus nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung akan membantu meningkatkan pasien. kondisi 2 ruangan yang akan bekurnag apabila banyak pengunjung yang berada di ruangan. 4stirahat akan menurunkan kebutuhan 2 jaringan perifer. #anajemen sentuhan pada saat nyeri berupa 5akukan manajemen sentuhan. • sentuhan dukungan psikologis dapat membantu menurunkan nyeri. #asase ringan dapat meningkatkan aliran darah dan membantu suplai darah dan oksigen ke area nyeri. Salah satu metode distraksi untuk 5akukan teknik stimulasi perkutaneus. • menstimulasi pengeluaran endorphin* enkefalin yang berguna sebagai analgetik internal untuk memblok rasa nyeri. 1engetahuan membantu mengurangi 6ingkatkan pengetahuan tentang • nyerinya dan mengembangkan kepatuhan penyebab nyeri dan menghubungkan pasien terhadap rern'ana teraupetik. berapa lama nyeri akan berlangsung. -olaborasi dengan dokter untuk pemberian !nalgesik memblok lintasan nyeri, sehingga analgesik. nyeri akan berkurang. •
4stirahatkan pasien.
0. Konstipasi )er'()(ngan *engan pen(r(nan motilitas lam)(ng *an (s(s selama
perio*e intraoperatif. !("(an7 %alam :aktu 2 Cam ungsi 1eristalik #enjadi 3ormal. Kriteria e$al(asi7 •
66F dalam batas normal
•
1eristaltik usus normal
•
1asien mampu B!B. Inter$ensi -aji kemampuan peristalti' setiap * jam.
Rasional !nestesi umum akan memengaruhi •
penurunan peristalti' usus. 1enilaian bunyi bising usus merupakan parameter penting yang dilakukan peraat untuk mengetahui fungsi intestinal sudah optimal. •
1eraat mengkaji peristalti' usus setiap
* jam. 1eraat se'ara rutin mengaustulasi abdomen untuk mendeteksi kembalinhya bising usus normal. !danya suara seperti berkumur yang nyaring sebanyka ?*0 kali per menit pad setup kuadran abdomen menunjukkan baha peristalti' telah kembali normal. Bunyi gemerin'ing bernada tinggi yang disertai dengan distensi abdomen menunjukkan usus belum berfungsi dengan baik. 1eraat menanyakan apakah pasien sudah mengeluarkan gas (flatus). Hal ini merupakan tanda penting yang menunjukkan baha fungsi usus telah kembali normal. Berikan asupan nutrisi dan tingkatkan se'ara Beberapa jam pertama setelah pembedahan, bertahap. pasien hanya menerima 'airan melalui 4F. !pabila dokter memprogramkan pemberian diet normal pada malam pertama setalah pembedahan, pertama*tama peraat memberikan 'airan yang en'er, seperti air, jus apel, atau the, setelah mual pasien hilang. Cumlah 'airan yang terlalu banyak dapat menyebabkan distensi dan muntah. !pabila pasien dapat menoleransi 'airan tanpa rasa
5akukan dan tingkatkan ambulasi dan latihan.
1ertahankan asupan 'airan yang adekuat.
-olaborasi dengan dokter untuk pemberian obat supositoria.
mual, diet terus diberikan sesuai program. 1asien yang telah menjalani bedah abdomen biasanya berpuasa selama 2* jam pertama setelah pembedahan. apabila peristalti' sudah kembali, peraat memberikan 'airan yang en'er, dilanjutkan dengan 'airana yang kental, diet ringan makanan padat, dan akhirya diberikan diet regular. !kti/itas fisik merangsang kembalinya pertistaltik. 1asien yang mengalami distensi abdomen dan Inyeri karena gasJ akan merasa lebih nyaman ketika berjalan. Kaiaran menjaga feses tetap lembut sehingga mudah dikeluarkan. Cus buah dan air hangat biasanya sangat efektif. 1eraat memberikan enema, supositoria re'tal, dan selang re'tal sesuai instruksi. !pabila terjadi konstipasi atau distensi, dokter men'oba memasang peristalti' melalui katarik atau enema. Selang re'tal atau enema aliran balik meningkatkan keluarnya flatus.
1. Per()a'an elimanasi (rine )er'()(ngan *engan pen(r(nan akti$itas; efek me*ikasi; *an pen(r(nan mas(kan 5airan. !("(an7 %alam aktu *2 jam pasien mampu berkemih. Kriteria e$al(asi 7 pasien mampu berkemih se'ara spontan dan tanpa bantuan selang kateter Inter$ensi Rasional -aji kemampuan 'ontrol berkemih =fek depresan dari anestesi dan analgesi' dapat mengganggu sensasi penuhnya kandung kemih. !pabila tonus kandung kemih menurun, pasien akan mengalami kesulitan untuk memulai berkemih, namun, pasien harus berkemih dalam aktu *2 jam setelah pembedahan. pasien yang menjalani pembedahan pada system perkemihan biasanya akan dipasang kateter tetap untuk mempertahankan kelan'aran aliran urine sampai 'ontrol /olunteer berkemih kembali normal. Bantu pasien untuk berkemih dalam posisi 1eraat membantu pasien untuk berada pada normal posisi normal selama berkemih, pasien laki*
#onitor keinginan berkemih dari pasien
-aji adanya distensi kandung kemih
#onitor asupan dan keluaran 'airan tiap jam
laki akan membutuhkan bantuan untuk berdiri saat berkemih, pispot menyebabkan pasien sulit berkemih. 1asien anita akan berkemih dengan baik jika ia dapat berkemih di toilet. 1eraat memeriksa pasien dengan sering untuk mengetahui adanya kebutuhan untuk berkemih. 1asien bedah yang diharuskan berbaring di tempat tidur memerlukan bantuan untuk memegang dan menggunakan pispot atau urinal. 1asien sering merasa baha tiba*tiba kandung kemihnya penuh dan perlu segera berkemih, dan peraat harus berespons dengan 'epat jika pasien meminta bantuan. 1eraat mengkaji adanya distensi kandung kemih, apabila pasien tidak berkemih dalam aktu jam setelah pembedahan, mungkin pasien perlu dipasang kateter urine , untuk itu diperlukan instruksi dari dokter. 1eraat memantau asupan dan keluaran 'airan. Cumlah keluaran urine untuk deasa minimal 2 ml9kg9jam. !pabila urine berarna gelap, pekat dan /olumenya sedikit, maka dokter harus diberitahu. 1asien mudah mengalami dehidrasi akibat 'airan yang hilang dari luka bedah.peraat mengukur asupan dan keluaran 'airan selama beberapa hari setelah pembedahan sampai ter'apai asupan 'airan dan keluaran urine yang normal.
2. Ke5emasan )er'()(ngan *engan *iagnosis pas5aoperatif; kem(ngkinan per()a'an *alam ga&a 'i*(p; *an per()a'an *alam konsep *iri !("(an 7 dalam aktu A2 jam tingkat ke'emasan pasien berkurang atau hilang Kriteria e$al(asi 7 •
1asien menyatakan ke'emasan berkurang
•
1asien mampu mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab atau fa'tor yang mempengaruhinya.
•
1asien kooperatif terhadap tindakan
•
:ajah rileks
Inter$ensi -aji tanda /erbal dan non/erbal ke'emasan, dampingi pasien dan lakukan tindakan bila menunjukkan perilaku merusak.
Hindari konfrontasi
6ingkatkan 'ontrol sensasi pasien
rientasikan pasien terhadap prosedur rutin dan akti/itas yang diharapkan
Rasional @eaksi /erbal9non/erbal dapat menunjukkan rasa agitasi, marah dan gelisah yang akan mempengaruhi posisi pasien pada brankar sehingga mempunyai resiko jatuh. !pabila peraat mendapatkan gejala aal perubahan dari non/erbal, maka peraat meminta bantuan dari peraat lain di ruang pemulihan untuk melakukan fiksasi pada pasien. -onfrontasi dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan kerjasama, dan memperlambat penyembuhan. Kontrol sensasi pasien (dalam menurunkan ketakutan) dengan 'ara memberikan informasi tentang keadaan pasien, menekankan pada penghargaan terhadap sumber*sumber koping (pertahanan diri) yang positif, membantu latihan relaksasi dan tehnik*tehnik pengalihan, dan memberikan respons balik yang positif. rientasi dapat menurunkan ke'emasan.
DAF!AR P=S!AKA
!rief #ansyur, 200$, Kapita Selekta Kedokteran. Cakarta+ =8K Brunner & Suddarth, (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah !lih bahasa !gung :aluyo, dkk. =ditor #oni'a =ster, dkk. =d. . Cakarta + =8K. Doenges M E. 2002. Rencana asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan pasien edisi 3 , Jakarta : EGC
1ri'e &:ilson, (200$). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit . =disi <, Folume. Cakarta+ =8K.
:ilkinson dan !hern. 20. Buku Saku Diagnosa KeperawataN Diagnosis Nanda !nter"ensi N!# Kriteria $asil NO# %disi &. Cakarta+=8K
22