LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN KEMBAR
disusun oleh : Muhamad Ilham N P17420209027
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PURWOKERTO 2011
KEHAMILAN KEMBAR
A. PENG PENGER ERTI TIAN AN
Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih (Manuaba, 1998 : 265).
Kehamilan ganda adalah bila proses fertilisasi menghasilkan janin lebih dari satu (Saifuddin, 2001 : 311).
Kehamilan ganda adalah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih. (Mochtar, 1990).
Kembar siam adalah keadaan anak kembar dimana tubuh keduanya bersatu yang terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna.
Kehamilan ganda adalah suatu keadaan kehamilan dengan jumlah janin dua atau lebih.(Taber, 1994 : 282).
Kehamilan ganda adalah kehamilan dimana terdapat dua atau lebih janin dalam satu uterus uterus pada pada waktu waktu kehami kehamilan lan terseb tersebut ut (sewak (sewaktu tu hamil hamil). ). (Wikip (Wikipedi ediaa Indone Indonesia sia,, 2003).
B. KL KLAS ASIF IFIK IKAS ASII
Jenis kehamilan kembar menurut Manuaba dan Mochtar (1990) meliputi: 1.
Kehamilan kem kembar mon mono ozigot gote (id (identik).
Merupakan kehamilan kembar yang berasal dari satu ovum sehingga disebutkan jug jugaa hamil hamil kembar kembar iden identi tik k atau atau hamil hamil kemb kembar ar homol homolog og atau atau hami hamill kemb kembar ar uniovuler. Kehamilan kembar monozigote dapat terjadi karena: a.
Satu ovum dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula.
b.
Hambatan pada tingkat segmentasi.
c.
Hambatan setelah amnion terbentuk, tetapi sebelum primitive
strike (4 – 5 minggu kehamilan). Hamil kembar ini mempunyai ciri sebagai berikut: −
Jenis kelamin sama.
−
Biasanya kembar identik.
−
Mempunyai gen yang sama.
−
Pada kehamilan dalam rahim terdapat 1 plasenta, 1 korion, 2 amnion.
Pada hamil kembar monozigote dapat terjadi kelainan pertumbuhan seperti kembar siam.
2.
Kehamilan kembar dizigote Merupakan kehamilan kembar 2 ovum, heterolog, glovuler dan fraternal. Kedua telur dapat berasal dari: a. 1 ovari ovarium um dar darii 2 flik flikel el de gra graff ff.. b. 1 ovariu ovarium m dari dari 1 folike folikell de graf graff. f. c. 1 dari ovar ovarium ium kanan kanan dan dan satu lagi lagi dari dari ovariu ovarium m kiri. kiri. Ciri kehamilan kembar dizigote yaitu:
Jenis kelamin dapat sama atau berbeda.
Mempunyai 2 plasenta, 2 amnion, 2 korion.
Pada kehamilan kembar digizote:
Dapat terjadi satu janin meninggak dan yang lain tumbuh sampai cukup bulan.
Jani Janin n yang yang mati mati bisa bisa dire direso sorb rbsi si (kal (kalau au pada pada keham kehamil ilan an muda) muda) atau atau pada pada kehamilan agak tua janin jadi gepeng disebut fetus papyraseus atau kompresus.
Perbedaan kehamilan kembar monozigote dan dizigote
Perbedaan Plasenta
Kembar Monozigote 1 (70 %) 2 (30 %)
Khorion
2 (100 %)
1 (70 %) 2 (30 %)
Amnion
Kembar Dizigote
2 (100 %)
1 (70 %) 2 (30 %)
2 (100 %)
2 bersekutu
2 terpisah
Sekat kedua kantong
2 lapis
4 lapis
Jenis kelamin
Sama
Sama / tidak
Rupa dan sifat
Sama
Agak berlainan
Tali pusat
Mata, kuping, gigi, kulit
Sama
Berbeda
Ukuran antropologik
Sama
Berbeda
Sidik jari
Sama
Berbeda
Bisa sama, bisa satu
Bisa sama, bisa duanya
kidal, uang lain kanan
kanan
Sama
Sama / tidak
Cara pegangan
Golongan darah
3. Conjoined twins, suporfokundasi dan suporfotasi θ
Conjoined twins atau kembar siam ialah kembar dimana janin melekat satu dengan yang lainnya. Misalnya: - torakopagus (dada dengan dada) - dominopagus (perlengketan kedua abdomen) - kraniopagus (kedua kepala)
θ
Suporfokundasi ialah perbuahan 2 telur yang dikeluarkan pada ovum yang sama pada dua kali koitus yang dilakukan pada jarak waktu yang pendek.
θ
Suporfetasi Adal Adalah ah keha kehami mila lan n kedua kedua yang yang terj terjad adii pada pada beber beberapa apa mingg minggu u atau atau sete setela lah h kehamilan pertama.
Letak Janin
Pada kehamilan kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua janin. Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin pertama lahir, misalnya letak letak lintang lintang berubah jadi letak sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak, letak, presentasi dan posisi bisa terjadi; yang paling sering dijumpai adalah: 1. Kedua janin janin dalam dalam letak letak membuju membujur, r, presentas presentasii kepala; kepala; (44-47%); (44-47%); 2. Letak membujur, membujur, presentasi presentasi kepala bokong (37-38%); (37-38%); 3. Keduany Keduanyaa prese presenta ntasi si boko bokong ng (8-1 (8-10%) 0%);; 4. Letak Letak lintan lintang g dan present presentasi asi kepal kepalaa (5-5,3% (5-5,3%); ); 5. Letak Letak lintan lintang g dan present presentasi asi bokong bokong (1,5(1,5-2%) 2%);; 6. Dua-dua Dua-duanya nya letak letak linta lintang ng (0,2-0 (0,2-0,6% ,6%); );
7. Letak Letak dan presentas presentasii 69 adalah adalah letak letak yang berbaha berbahaya, ya, karena karena dapat terjad terjadii “kunci mengunci” (interlocking (interlocking ). ). C. ET ETIO IOLO LOGI GI
Dalam berbagai literatur disebut insiden kehamilan kembar adalah 1 kehamilan kembar dibanding 89 kehamilan tunggal. Sedangkan kembar tiga 1 berbanding 89 pangkat dua, dan kembar empat 1 berbanding 89 pangkat tiga, dan seterusnya. Beberapa faktor berik berikut ut menuru menurutt Marion Mariono o ikut ikut berper berperan an dalam dalam menyeb menyebabk abkan an terjad terjadiny inyaa kehami kehamilan lan ganda: 1.
Ras/bangsa
Menurut literatur, ras berwarna seperti bangsa Asia dan Afrika cenderung lebih besar mengalami kehamilan ganda ketimbang ras kulit putih/Eropa. Meski belum dapat dibuktikan secara empiris, tapi pada banyak kasus memang terlihat kehamilan ganda lebih sering dialami ibu-ibu hamil kulit berwarna dibanding mereka yang berkulit putih. 2.
Usia
Dengan bertambahnya bertambahnya usia, usia, kemungkinan kemungkinan terjadiny terjadinyaa kehamilan kehamilan ganda semakin semakin besar. besar. Akan tetapi selepas umur 40 tahun, probabilitas probabilitas terjadinya terjadinya kehamilan kehamilan ganda akan menurun lagi. 3.
Hereditas/keturunan
Hamil kembar biasanya diwariskan secara maternal (garis keturunan ibu). Bila dari garis keturunan ibu ada yang kembar, maka prosentase melahirkan anak kembar lebi lebih h besar besar.. Namu Namun n tida tidak k tert tertut utup up kemung kemungki kinan nan gari gariss ketur keturuna unan n ayah ayah bisa bisa menimbulkan kehamilan kembar. Yang pasti, insiden atau angka kejadian dari garis maternal lebih besar dibanding dari garis paternal. 4.
Obat-obatan
Ibu yang memakai obat pemicu ovulasi untuk mematangkan sel telurnya juga ikut meningkatkan peluang terjadinya kehamilan kembar. Soalnya, dengan obat tersebut sel telur yang matang pada setiap siklus jadi lebih dari satu. Obat ini biasanya diberi diberikan kan pada pada pasang pasangan an yang yang sulit sulit hamil hamil dengan dengan faktor faktor penyeba penyebab b infert infertil ilita itass indung indung telur. telur. Itulah Itulah mengapa mengapa,, pada pada kasuskasus-kas kasus us pasang pasangan an yang yang sulit sulit mendap mendapat at momongan kemudian menjalani terapi obat-obat penyubur ini, bila akhirnya terjadi kehamilan, biasanya merupakan kehamilan kembar.
5.
Prosedur fertilisasi in vitro
Di sini beberapa embrio yang sudah dibuahi diimplantasikan dalam rahim. Jika semua berkembang berkembang dengan baik, maka terjadi pertumbuhan pertumbuhan lebih dari satu. Di atas usia kehamilan 30 minggu, berat badan masing-masing janin ini umumnya lebih ringan ringan dibandi dibanding ng janin janin pada kehamil kehamilan an tungga tunggall di usia usia kehami kehamilan lan yang yang sama. sama. Perbeda Perbedaan an berat berat saat saat persal persalina inan n bisa bisa mencapa mencapaii 1000-1 1000-1500 500 gram. gram. Penyeb Penyebabny abnyaa diperk diperkira irakan kan adalah adalah regang regangan an berleb berlebih ih pada uterus uterus,, hingga hingga sirkul sirkulasi asi darah darah di plasenta mengalami penurunan.
D. PROSES TERJADINYA TERJADINYA KEHAMILAN KEHAMILAN GANDA
Pada Pada kembar kembar identi identik k atau atau kembar kembar monozi monozigot gote, e, proses proses terjad terjadiny inyaa yaitu yaitu pada pada saat saat pembu pembuaha ahan, n, satu satu ovum dibuahi dibuahi oleh oleh satu satu sel sperma sperma.. Kemudi Kemudian an terbent terbentuk uk zigote zigote.. Zigo Zigote te memb membel elah ah seca secara ra mito mitosi sis, s, dari dari 1 sel sel menj menjad adii 2, dari dari 2 sel sel menj menjadi adi 4 dan seterusnya yang disebut fase morula, blastula, gastula, dan neurula. Bila pembelahan pembelahan seperti seperti diatas diatas terjadi terjadi pada fase morula morula (1-3 hari setelah pembuahan), maka setiap embrio akan memiliki kantong ketuban yang berbeda dan satu plasenta. Kemudian pada fase primitif, akan terjadi pemisahan sempurna yang akan berkembang menjadi 2 (atau lebih) janin yang kembar identik. Bila pada fase primitif primitif terjadi terjadi gangguan, atau terdapat terdapat kegagalan kegagalan pembelahan, pembelahan, maka biasanya akan menimbulkan kecacatan fisik atau dempetnya bagian tubuh tertentu. Ketida Ketidakse ksempu mpurna rnaan an akibat akibat gangguan gangguan segmen segmentas tasii inilah inilah yang yang menyeb menyebabk abkan an proses proses pemisahan dua jabang bayi tak berlangsung sempurna dan disebut kembar siam. Pada kembar fraternal atau kembar dizigote, dimana terjadi dua ovum yang matang secara bersama – sama dibuahi oleh masing masing 1 sel sperma. Sehingga pada proses pembelahan selanjutnya akan terbentuk 2 janin dengan 2 plasenta, 2 amnion dan 2 korion yang terpisah, tetapi masih dalam satu rahim.
E. PATHWAY KEPERAWATAN
1 sel Sperma membuahi 1 ovum (1 zi ot
Bangsa, umur, peritas, keturunan, obat penginduksi ovulasi
Hambatan pada tingkat blastula, zigote mengalami pembelahan
2 zigote Kehamilan Ganda
2 ovum diabuahi 2 sperma Perubahan hormon Mual, muntah, anoreksia
Mal presentasi
Bayi prematur Presentasi janin normal
Pembedahan (SC) Persalinan pervaginam
Resiko tinggi infeksi Post operasi (SC)
Ketidakseimba ngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Kepekaan uterus meningkat Resting intoleransi aktivitas
Ancaman kematian ibu & janin Uterus membesar sesuai usia kehamilan
Ansiet as Kurang informasi
Tekanan abdomen meningkat
Kurang pengetahuan Perubahan eliminasi urine (sering berkemih)
F. GAMB GAMBAR ARAN AN KLI KLINI NIK K
Pada Pada kehami kehamilan lan ganda ganda dengan dengan disten distensi si uterus uterus yang yang berleb berlebiha ihan n dapat dapat terjad terjadii persalina persalinan n prematur. prematur. Kebutuhan ibu untuk pertumbuhan pertumbuhan janin lebih besar sehingga terjadi defisiensi nutrisi seperti anemia kehamilan yang dapat menggangu pertumbuhan janin dalam rahim. Frekuensi terjadinya hidramnion pada hamil ganda sekitar 10 kali lebih besar dari kehamilan tunggal. Keregangan otot rahim yang menyebabkan iskemik uteri dapat meningkatkan kemungkinan pre eklampsia dan eklampsia. Solusio plasenta dapat terjadi setelah persalinan anak pertama karena retraksi otot rahim yang berlebihan, berlebihan, perjalanan perjalanan persalinan persalinan dapat berlangsung berlangsung lebih lama, karena ketegan ketegangan gan otot otot rahim rahim yang yang melamp melampaui aui batas batas setela setelah h persal persalina inan, n, terjad terjadii ganggua gangguan n kontraksi otot rahim yang menyebabkan atonia uteri, menimbulkan perdarahan, retensio plasenta dan plasenta rest. Dengan janin yang relatif berat badannya rendah menyebabkan morbiditas yang tinggi. Keluhan pada kehamilan kembar diantaranya terasa sesak napas, sering ingin kencin kencing, g, edema edema tungkai tungkai,, pembes pembesara aran n pembul pembuluh uh darah darah (varis (varises) es).. Dalam Dalam perawa perawatan tan antenatal pada kehamilan kembar dapat di tingkatkan. (Manuaba, 1994)
G. KO KOMP MPLI LIKA KASI SI
Komplikasi potensial meliputi hal – hal berikut : 1.
Pers Persal alin inan an dan dan kel kelah ahir iran an pre prema matu tur, r, yang yang terj terjadi adi 5 sam sampa paii 10 kali kali lebi lebih h seri sering ng
dibangding kehamilan tunggal, dan merupakan ancaman terbesar bagi kehamilan kembar / ganda. 2.
Kela Kelain inan an leta letak k (mal (mal pres presen enta tasi si)) kemba kembarr yang yang pert pertam ama, a, dapa dapatt bokon bokong, g, obli oblik, k,
atau lintang dan diperkirakan diperkirakan terjadi pada 25 – 30 % kasus. 3.
Pers ersali alinan nan dis disfung fungssiona ionall, yang ang dise diserrtai tai deng dengan an per peregan eganga gan n uter uterus us yang ang
berlebihan. 4.
Malformasi ja janin.
5.
Prolaps tali pusat.
6.
Hidramnion.
7.
Anemia defisiensi besi esi pad pada bumil.
8.
Pre eklampsia atau eklampsia.
9.
Perd Perdar araha ahan n ante antepa part rtum um,, baik baik pla plase sent ntaa prev previa ia ata ataup upun un sol solus usio io pla plase sent nta, a, yan yang g
dapat terjadi pada hampir 5 % kehamilan kembar. 1 0.
Perdarahan po post pa partum.
11. 11.
Toxa oxaemia gravi avidarum, lebih sering terjadi pada keh kehamilan kem kembar
dibandingkan dengan kehamilan tunggal.
Komplikasi yang sangat jarang meliputi hal – hal berikut : 1.
Kolisi (collision), yaitu persentuhan bagian – bsgisn janin
kembar dengan kembarannya sehingga mencegah penurunan janin. 2.
Impaksi, perlekukan bagian janin dari salah satu kembar
kedalam permukaan kembarannya, sehingga memungkinkan penurunan keduanya secara bersamaan. 3.
Kompaksi, proses pengeluaran janin yang betul – betul
bersamaan dari kutub presentasi keduanya yang mengisi rongga pelvis sejati dan mencegah desensus lebih lanjut keduanya. 4.
Kembar te t erkunci (l ( locked tw t wins), pr p resentasi ke k embar
pertama bokong dan kembar kedua puncak kepala (verteks). Ketika kembar pertama menjalani desensus, dagunya mengenai leher dan dagu kembar kedua diatas pintu atas panggul, dan mencegah kemajuan selanjutnya. 5.
Kembar mo m onoamniotik,
angka
mortalitasnya
sangat
tinggi, hampir 50 %, mempunyai tali pusat yang kusut dan bersimpul. (Taber, 1994)
H. PEMERIK PEMERIKSAA SAAN N DIAGNO DIAGNOSTIK STIK
1.
Ultrasonografi
memudahkan
diagnosis
kehamilan
ganda,
evaluasi
pertumbuhan janin dan identifikasi presentasi janin. 2.
Foto Foto abdi abdime men n dap dapat at memb memban antu tu bila bila USG USG tid tidak ak ters tersed edia ia..
3.
Pema Pemant ntau auan an fre freku kuen ensi si jant jantun ung g jani janin n memb member erik ikan an peni penila laia ian n kese kesehat hatan an jan janin in
I. PEN PENATAL ATALAK AKSA SANA NAAN AN 1. Penan Penanga gana nan n dalam dalam Keha Kehami mila lan n
1) Prena renattal yang ang bai baik unt untuk menge engena nall keha keham milan ilan kem kembar bar dan dan mence encega gah h komplikasi yang timbul, dan bila diagnosa telah ditegakkan periksa ulang akan lebih sering (1 kali seminggu pada kehamilan 32 minggu ke atas). 2) Setelah Setelah kehamilan kehamilan 30 minggu, minggu, koitus koitus dan perjalanan perjalanan jauh jauh dilarang, dilarang, karena karena akan merangsang partus prematurus. 3) Pemaka Pemakaian ian gurita gurita korset korset yang tidak terlalu terlalu ketat ketat diperb diperbole olehkan hkan,, supaya supaya terasa terasa lebih ringan. 4) Pemeriksaan Pemeriksaan darah lengkap, lengkap, Hb dan golongan golongan darah. darah. 5) Makanan dianjur dianjurkan kan mengandung mengandung banyak banyak protein protein dan makan dilaks dilaksanakan anakan lebih lebih sering dalam jumlah lebih sedikit. 6) Bila Bila ada tanda-ta tanda-tanda nda partus partus premat prematuru uruss yang yang menganc mengancam am dengan pemberi pemberian an betamethason 24 mg per hari untuk pematangan janin. 7) Anju Anjurk rkan an rawat rawat ina inap p bila: bila: -
ada kelainan obstetri,
-
ada his/pembukaan serviks,
-
adanya hipertensi,
-
-
pertumbuhan salah satu janin terganggu, kondisi sosial yang tidak baik,
-
profilaksis/mencegah partus prematurus dengan obat tokolitik,
-
pemasangan jerat (Shirodkar’s (Shirodkar’s operation). operation).
2. Penan Penanga gana nan n dalam dalam Pers Persali alinan nan
1) Bila Bila anak I letakny letaknyaa membuj membujur, ur, kala I diawas diawasii sepert sepertii biasa, biasa, ditolon ditolong g sepert sepertii biasa dengan episiotimi ep isiotimi mediolateralis. 2) Setel etelah ah itu itu baru baru wasp waspad ada, a, lakuk akukan an peri periks ksaa luar, uar, peri periks ksaa dal dalam untu untuk k menentukan keadaan janin II. Tunggu, sambil memeriksa tekanan darah ibu dan lain-lain. 3) Biasan Biasanya ya dalam dalam 10-15 menit menit his akan kuat lagi. lagi. Bila janin janin II letak letak membujur membujur,, ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak deras mengalir keluar. Tunggu dan pimpin persalinan anak II seperti biasa. 4) Awas Awas atas atas kemung kemungkin kinan an terjad terjadiny inyaa perdar perdaraha ahan n postpa postpartu rtum, m, maka maka sebaik sebaiknya nya dipasang infus profilaksis.
5) Bila ada kelainan kelainan letak letak anak II, misalnya misalnya melintan melintang g atau terjadi terjadi prolaps talipu talipusat sat dan solusio plasenta, maka janin dilahirkan den gan cara operatif obstetrik; a) Pada Pada letak letak linta lintang ng coba coba versi versi luar luar dahulu. dahulu. b) Atau lahirkan lahirkan dengan dengan cara cara versi versi dan ekstrak ekstraksi; si; c) Pada Pada leta letak k kepal kepalaa persa persali linan nan dipe diperc rcepa epatt denga dengan n ekst ekstra raks ksii vaku vakum m atau atau forceps. d) Pada letak bokong atau atau kaki; kaki; ekstrak ekstraksi si bokong bokong atau atau kaki. kaki. 6) Indika Indikasi si secti sectio o caesare caesareaa hanya hanya pada: pada: a) Jani Janin n I leta letak k lin linta tang ng;; b) Terjad Terjadii prola prolaps ps tali talipus pusat; at; c) Plas Plasen enta ta pre previ via; a; d) Terjad Terjadii interloc interlockin king g pada pada letak kedua kedua janin 69; anak I letak sungsa sungsang ng dan anak II letak kepala.
J. PROGNOSIS
Mochtar (1998 : 265) menyatakan bahwa prognosis gemelli pada ibu dan janin adalah : 1. Pada Pada ibu prognos prognosis is jelek jelek dibandi dibandingka ngkan n kehami kehamilan lan tunggal tunggal karena karena sering sering terjadi terjadi taksan taksania ia gravid gravidaru arum, m, hidram hidramnio nion n anemia, anemia, pertol pertolong ongan an obstet obstetric ric operati operatiff dan perdarahan post partum. 2. Pada Pada jani janin n meny menyeb ebab abka kan n angk angkaa kema kemati tian an peri peri nata natall ting tinggi gi kare karena na prma prmatu ture re,, prolapsus tali pusat, solutio plasenta, tindakan obstetric karena kelainan letak janin.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEHAMILAN GANDA
A.
PENGKAJIAN
1.
Anamnesa
Pada anamnesa dapat diketahui adanya anak kembar dalam keluarga, umur dan paritas ibu hamil juga diperhatikan. Ibu merasa bahwa perutnya lebih besar dari semestinya kehamilan, dan pergerakan anak mungkin lebih sering terasa. Kaji keluhan subjektif seperti: perasaan berat, sesak napas, bengkak kaki dan lain – lain. 2.
Pemeriksaan fisik.
a. Inspeksi Perut lebih besar dari tuanya kehamilan. b. Palpasi Fundus uteri lebih tinggi tidak sesuai dengan usia kehamilan. Teraba 3 bagian besar janin, teraba 2 balotement, teraba gerakan – gerakan janin yang lebih banyak, serta teraba banyak bagian – bagian kecil c. Ausk uskult ultasi Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut permenit atau sama – sama dihitung dan berselisih 10. d. Vagi Vagina nall touc touche her r Mungki Mungkin n teraba teraba kepala kepala yang yang sudah sudah masuk masuk kedalam kedalam rongga rongga pinggul pinggul diatas diatas simphisis teraba bagian besar.
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PRE OPERASI
1.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual,
muntah, anoreksia.
2.
Perubahan eliminasi urine b.d pembesaran uterus dan peningkatan
tekanan abdomen. 3.
Resi Resiko ko tinggi nggi int intoler oleran ansi si akti aktivi vittas b.d b.d kepe kepeka kaan an uter uterus us meni mening ngka katt.
4.
Ansietas b.d b.d ke kemungkinan kel kelahir hiran pre prematur, anc ancaman ya yang di dirasakan
atau aktual terhadap janin dan diri sendiri. 5.
Kurang pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi b.d kurangnya
informasi.
POST OPERASI
1. Resiko Resiko tingg tinggii infeksi infeksi b.d prose prosedur dur pembed pembedaha ahan. n.
C.
INTERVENSI KEPERAWATAN
PRE OPERASI Diagnosa I: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah, anoreksia
Tujuan: kebutuhan nutrisi adekuat. Kriteria hasil: -
mual mual dan dan munt muntah ah berk berkur uran ang. g.
-
Berat Berat badan badan meni meningk ngkat at karena karena adany adanyaa kehamil kehamilan an ganda ganda dan dan sesuai sesuai denga dengan n usia kehamilan.
-
Naf Nafsu mak makan an meni mening ngka kat. t.
Intervensi: 1. Kaji Kaji pola pola makan makan klien klien saat saat ini dan dan masa masa lalu. lalu. Rasion Rasional: al: memast memastika ikan n status status nutri nutrisi si sebelu sebelum m konseps konsepsii adalah adalah penting penting untuk untuk manajemen manajemen perkembangan janin yang tepat, tepat, khususnya khususnya jaringan otak pada minggu awal kehamilan. 2. Timban Timbang g berat berat badan badan klien, klien, bandingkan bandingkan berat berat badan saat saat ini dengan berat berat badan kehamilan. Rasional: berat badan yang kurang beresiko terhadap anemia, defisiensi vitamin, mineral, protein. 3. Berika Berikan n inform informasi asi tentang tentang resiko resiko penuruna penurunan n berat berat badan selama selama kehamila kehamilan n dan tentang kebutuhan makanan klien dan janin.
Rasional: meningkatkan pengetahuan klien guna memperbaiki status gizi. 4. Anju Anjurk rkan an maka makan n sedi sediki kitt tapi tapi seri sering ng dan dan saji sajika kan n dala dalam m keada keadaan an hanga hangat, t, menu menu seimbang. Rasional: menghindari mual saat makan sehingga makanan dapat masuk ke tubuh. Diagnosa II: Perubahan eliminasi urine b.d pembesaran uterus dan peningkatan tekanan abdomen.
Tujuan: Pola elminasi BAK normal (frekuensi, jumlah). Kriteria hasil: -
Feku Fekuens ensii ber berke kemi mih h 6 – 7 kali kali/h /hari ari..
-
Dapat Dapat mengi mengiden dentif tifika ikasi si cara cara – cara untuk untuk menceg mencegah ah statis statis urun urunari arius. us.
Intervensi: 1. Berika Berikan n inform informasi asi tentang tentang peruba perubahan han perkem perkemiha ihan n sehubu sehubungan ngan dengan trimest trimester er ketiga. Rasional: membantu klien memahami alasan fisiologis dari frekuensi berkemih dan nokturia. Pembesaran uterus trimester ketiga menurunkan kapasitas kandung kemih, mengakibatkan sering berkemih. 2. Anjurk Anjurkan an klien klien untuk melakuakn melakuakn posisi posisi miring miring kiri kiri saat saat tidur, tidur, perhatik perhatikan an keluhan keluhan nokturia. Rasional: meningkatkan perfusi ginjal, memobilisasi bagian yang mengalami edema dependen, edema berkurang pada pagi hari (pada kasus edema fisiologis). 3. Berikan Berikan informasi informasi mengenai mengenai perluny perlunyaa masukan cairan cairan 6 sampai sampai 8 gelas gelas perhari. perhari. Rasional: mempertahankan tingkat cairan.
Diagnosa III: Resiko tinggi intoleransi aktivitas b.d kepekaan uterus meningkat.
Tujuan: Kebutuhan ADL klien terpenuhi. Kriteria hasil: -
Klien Klien dapat dapat menya menyatak takan an kesadar kesadaran an terha terhadap dap toler tolerans ansii aktivi aktivitas tas..
-
Klien Klien dapat dapat merenc merencanak anakan an peruba perubahan han yang yang perlu perlu pada pada gaya gaya hidup hidup / aktivi aktivitas tas setiap hari.
-
Beba Bebass dari dari kelel kelelah ahan an berleb berlebih ihan an atau atau kepeka kepekaan an / kont kontra raks ksii teru teruss mener menerus us dari uterus.
Intervensi: 1. Anjurkan Anjurkan klien klien melakukan melakukan aktivi aktivitas tas dengan dengan istira istirahat hat yang yang cukup. cukup. Rasional: menghemat energi dan menghindari pengerahan tenaga terus menerus untuk meminimalkan kelelahan. 2. Anjurkan Anjurkan istiraha istirahatt yang adekuat adekuat dan dan penggunaan penggunaan posisi posisi miring miring kiri. kiri. Rasional: meningkatkan aliran darah ke uterus dan dapat menurunkan kepekaan uterus. 3. Instru Instruksi ksikan kan klien untuk menghind menghindari ari aktivit aktivitas as / kerja kerja berat, berat, dan perjalan perjalanan an jauh jauh (dengan motor) lebih dari 1 – 2 jam. 4. Tekankan Tekankan pentingn pentingnya ya aktivitas aktivitas hiburan hiburan yang yang tenang. tenang. Rasional: mencegah kebosanan dan menigkatkan kerja sama dengan pembatasan aktivitas.
Diagno Diagnosa sa IV: Ansieta Ansietass b.d kemungk kemungkina inan n kelahira kelahiran n prematur prematur,, ancama ancaman n yang dirasakan atau aktual terhadap janin dan diri sendiri.
Tujuan: Ansietas berkurang / hilang. Kriteria hasil: -
Klien ta tampak ri rileks.
-
Klien Klien melapo melaporka rkan n ansieta ansietass berkura berkurang ng sampai sampai ting tingkat kat dapat dapat diata diatasi. si.
Intervensi: 1. Perh Perhat atik ikan an ting tingkat kat ansi ansiet etas as dan dan dera deraja jatt penga pengaru ruh h terh terhad adap ap kema kemamp mpuan uan untuk untuk berfungsi / membuat keputusan. Rasional: stress yang tidak diatasi dapat mempengaruhi penyelesaian tugas – tugas kehamilan. 2. Tinjau Tinjau ulang ulang kemungki kemungkinan nan kemungki kemungkinan nan sumber sumber ansietas. ansietas. Rasional: Rasional: kehamilan tidak lengkap lengkap dihubungkan dihubungkan dengan beberapa ansietas bagi klien. 3. Kaji Kaji ting tingkat kat stre stress ss klie klien n / pasa pasang ngan an berh berhub ubung ungan an deng dengan an komp kompli lika kasi si medi medis, s, hubungan hubungan pasang pasangan, an, hubunga hubungan n dengan dengan anggot anggotaa keluar keluarga, ga, dan keters ketersedi ediaan aan dan jaringan kerja pendukung. Rasional: pola hubungan yang buruk akan meningkatkan tingkat stress.
4. Anju Anjurk rkan an klie klien n / pasa pasang ngan an meng mengeks ekspr pres esik ikan an peras perasaa aan n frus frusta tasi si yang yang berke berkenaa naan n dengan aturan terapi dan atau perubahan gaya hidup. Jelaskan pada klien bahwa pengungkapan dapat diterima dan penting. Rasional: Rasional: Klien membutuhkan membutuhkan lebih banyak kesempatan kesempatan untuk mengungkapkan rasa marah/frustas marah/frustasii tentang tentang perubahan perubahan dalam hidup keluarga keluarga untuk meminimalkan meminimalkan ansietas. 5. Berikan Berikan informasi informasi yang yang tepat tepat secara indivi individu du mengenai mengenai intervensi intervensi atau atau tindakan tindakan dan dampak potensial kondisi pada klien dan janin. Rasional: membantu untuk menurunkan ansietas karena ketidaktahuan.
Diagnosa V: Kurang pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi b.d kurangnya informasi.
Tujuan: menyatakan pemahaman mengenai situasi resiko tinggi dari kehamilan ganda. Kriteria hasil: -
Klie Klien n dapat dapat mengun mengungka gkapk pkan an kesadar kesadaran an akan kondis kondisii yang yang membua membuatt klie klien n beresiko.
-
Klien Klien dapa dapatt menye menyebut butkan kan kemu kemungk ngkina inan n tinda tindakan kan pencega pencegahan. han.
-
Klien Klien berpart berpartisi isipas pasii untuk mencap mencapai ai kemungki kemungkinan nan kehami kehamilan lan dan persal persalina inan n terbaik.
Intervensi: 1. Berikan Berikan informasi informasi yang adekuat adekuat berhubunga berhubungan n dengan situasi situasi resiko resiko tinggi, tinggi, termasuk termasuk penjelasan yang singkat dan sederhana dari perubahan patofisiologis dan implikasi maternal dan janin. Rasional: Meningkatkan pemahaman klien. 2. Beri Berika kan n info inform rmas asii yang yang tepa tepatt berk berken enaa aan n deng dengan an skri skrini ning ng dan dan meto metode de tes tes sert sertaa prosedur. Rasional: Memberikan kepuasan pada pasien akan informasi. 3. Identifikas Identifikasii tanda –tanda –tanda bahaya bahaya yang memerl memerlukan ukan pemberita pemberitahuan huan segera segera terhadap terhadap pemberi perawatan kesehatan (misal: KPD, persalinan preterm, perdarahan vaginal). Rasional: Pengenalan situasi beresiko tinggi mendorong evaluasi / intervensi segera, yang dapat meningkatkan atau membatasi hasil.
POST OPERASI Diagnosa I: Resiko tinggi infeksi b.d prosedur pembedahan.
Tujuan: Tidak terjadi infeksi. Kriteria hasil: -
Tida Tidak k ter terda dapa patt tan tanda da gejal gejalaa inf infeks eksii
-
TTV dal dalam bat batas nor normal mal.
Intervensi: 1. Kaji Kaji suhu suhu dan dan pernapa pernapasan san klien klien Rasional: Peningkatan TTV dapat mennunjukkan terjadinya infeksi. 2. Perhatikan Perhatikan jumlah jumlah dan bau bau rabas lokhea. lokhea. Tinjau Tinjau ulang ulang kemajuan kemajuan normal dari dari rubra rubra ke serosa ke alba. Rasional: Rasional: Lokhea normal normal mempunyai mempunyai bau amis, namun ada endometritis, endometritis, rabas mungkin purulen dan bau busuk tidak menunjukkan perubahan normal. 3. Rawat Rawat luka post operas operasii SC dengan dengan teknik teknik aseptik aseptik secara secara rutin, rutin, dan laporkan laporkan bila terdapat tanda gejala infeksi. Rasional: Perawatan lukan secara aseptik dapat mengurangi resiko infeksi. 4. Kolaborasi Kolaborasi medis pemberian pemberian antibi antibiotika, otika, anti inflamasi inflamasi.. Rasional: Untuk penatalaksanaan mencegah infeksi. 5. Beri nutris nutrisii yang cukup cukup dan menu menu seimbang, seimbang, serta serta masukan masukan cairan cairan yang yang adekuat. adekuat. Rasional: Mempercepat penyembuhan luka.
\
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, F., Gary, et al., 1995, Obstetri Williams, Ed. 18, 18 , EGC, Jakarta.
Doengoes, Marilynn E, et al., 2001, Rencana 2001, Rencana Perawatan Maternal / Bayi: Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Ed. 2, 2, EGC, Jakarta.
Essential ial Obstetr Obstetrii dan Gineko Ginekolog logi, i, Ed. 2, Hacke Hacker, r, Nevi Nevill llee F, Moor Moore, e, J. G., G., 2001 2001,, Essent Hipokrates, Jakarta.
Manuaba, I.B.G., 2001, Kapita Selekta Pelaksanaan Rutin Obstetric Ginekologi & KB, KB, EGC, Jakarta.
Sinopsis Obstetri: Obstetri: Obstetri Obstetri Fisiologi Fisiologi Obstetri Obstetri Patologi Patologi,, EGC, Mochtar, Mochtar, Rustam, Rustam, 1990, Sinopsis Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono, 1984, Pengantar Ilmu dan Praktek Kebidanan Bag. I, FKUI, Jakarta.
Patologi, UNPAD, Bandung. Sulaiman, Sastrawinata, 1979, Obstetri Patologi,
2, EGC, Taber, Ben Zion, 1994, Kapita 1994, Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, Ed. 2, Jakarta.
Varney, Helen, 2001, Buku 2001, Buku Saku Bidan, Bidan, EGC, Jakarta.
Wikrojosastro, Hanifa, 1999, Ilmu 1999, Ilmu Kebidanan, Ed. 3, 3, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta