LAPORAN TUTORIAL SKENARIO II: TEKNIK SAMPLING
Blok 9: Epidemiologi dan Biostatistika
OLEH KELOMPOK XI TUTOR : Dr. drg. Banun Kusumawardani, Kusumawardani, M. Kes.
Ketua
: Suci Hidayatur Rohmah
(161610101088) (161610101088)
Scriber Meja : Nailah Rahmadani
(161610101085) (161610101085)
Scriber Papan : Adilia Putri I.
(161610101090) (161610101090)
Anggota
(161610101083) (161610101083)
: Radin Ahmad H. Dara Kartika
(161610101084) (161610101084)
Savira Aulia Rachim
(161610101086) (161610101086)
Ni Luh Putu D. L. L.
(161610101087) (161610101087)
Tri Oktaviani
(161610101089) (161610101089)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2017
Skenario 2 TEKNIK SAMPLING
Drg Liana adalah dokter gigi yang bertugas di Pukesmas Majujaya. Wilayah kerja Pukesmas Majujaya terdiri dari daratan tinggi dan tebing-tebing yang curam, bahkan ada beberapa daerah yang sulit ditempuh dengan kendaraan mobil atau sepeda dan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Sebagian besar masyarakat disana terisolasi dengan lingkungan luar, mereka hanya bisa memanfaatkan sarana hiburan pada hari minggu di alun-alun kota yaitu musik, ketoprak ludruk, dan lain-lain, sehingga setiap hari minggu minggu alun-alun kota sangat ramai dikunjungi baik dari masyarakat kota maupun pelosod desa. Kebiasaan merokok dan minum kopi pada laki-laki adalah merupakan kebiasaan yang sudah mendarah daging, bahkan sering ditemukan stain pada laki-laki remaja yang berkunjung ke poli gigi Pukesmas. Drg Liana akan melakukan survei tentang kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerjanya. Beliau ingin melihat hubungan kebiasaan merokok dan minum kopi terhadap stain gigi remaja di wilayah tersebut. Drg Liana akan melakukan sampling pada hari minggu di alun-alun kota dengan
cara memberikan kuisoner dan pemeriksaan gigi pada orang yang
ditemui. Masyarakat di alun-alun dianggap sudah mewakili masyarakat wilayah kerja Pukesmas Majujaya. Diskusikan teknik sampling pada kasus di atas!
lar i fying Unfa U nfam mili ar Te T er ms) STEP 1 (C lar 1. Teknik Sampling: kegiatan untuk mengambil sampel dari suatu populasi untuk mempermudah suatu pengamatan. 2. Kuesioner
: daftar pertanyaan-pertanyaan dari peneliti guna untuk
menggali data. Jenis jenis kuesioner dapat dibagi menjadi 3, yaitu close question, open question, kuesioner langsung, dan kuesioner tidak langsung. 3. Stain Gigi
: perubahan warna pada gigi. Dapat terjadi karena merokok
karena zat-zat yang ada dala rokok masuk ke dalam rongga mulut, dan membutuhkan waktu yang lama untuk terbentuk stain tersebut.
4. Survey
: pengamatan/observasi pra-eksperimen yang meliputi 2
kegiatan, yaitu menentukan sampling frame, dan menentukan sampel atau melihat sampling frame. Survey dilakukan untuk menggali informasi (perilaku, sifat, dsb.)
lem defi nition) ni tion) STEP 2 ( P r oblem 1. Mengapa dibutuhkan adanya teknik sampling dalam sautu penelitian? 2. Bagaimana langkah-langkah dari teknik sampling? 3. Apa saja jenis-jenis dari teknik sampling? 4. Apakah jenis teknik sampling yang tepat pada skenario? 5. Selain memberi kuesioner, sampling dapat dilakukan dengan cara apa? STEP 3 (Brainstorming)
1. Teknik sampling merupakan salah satu cara yang dapat mewakili dari hal hal yang akan diteliti oleh peneliti. Tujuannya adalah untuk meminimalisir waktu dan biaya maka dilakukanlah sampling pada suatu populasi dengan harapan bahwa sampel yang didapat akan mewakili dari seluruh populasi. populasi. 2. Langkah-langkah untuk melakukan sampling adalah. Pertama, peneliti harus menentukan populasi mana yang akan diteliti. Kedua, peneliti melakukan survey untuk menggali informasi dari suatu populasi tersebut sekaligus untuk mengetahui sampel frame. Ketiga, peneliti menentukan sampel yang akan diambil, misal dari 1000 orang diambil 500 responden. Yang terakhir, peneliti menentukan metode sampling yang akan digunakan. 3. Jenis-jenis teknik sampling dibagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu probability sampling, non-probability sampling, dan mixed sampling. Teknik sampling probability terdiri dari: a. Simple random probability sampling: setiap anggota dari populasi berhak untuk menjadi sampel dalam penelitian. b. Sistematik random sampling: cara pengambilan sampel dimana hanya unsur pertama yang dipilih secara random, sedang unsur ‑unsur berikutnya dipilih secara sistematik menurut suatu pola tertentu.
c. Berstrata: Pada kasus di mana karakteristik populasi tidak homogen, maka populasi dapat distratifikasi atau dibagi‑ bagi ke dalam sub‑sub populasi sedemikian,
sehingga
satuan‑satuan
elementer
dalam
masing‑masing
subpopulasi menjadi homogen. Kemudian pengambilan sampel dengan cara random dapat dilakukan pada setiap sub‑ populasi. d. Cluster random sapling : teknik memilih sebuah sampel dari kelompokkelompok unit yang kecil. Sesuai dengan namanya, penarikan sampel ini didasarkan pada gugus atau cluster. Teknik cluster sampling digunakan jika catatan lengkap tentang semua anggota populasi tidak diperoleh serta keterbatasan biaya dan populasi geografis elemen-elemen populasi berjauhan. e. Multi-stage sampling : Multi-Stage Sampling adalah penggunaan berbagai metode random sampling secara bersama-sama dengan seefisien dan seefektif mungkin. Cara ini digunakan pada penelitian masal ah sosial yang kompleks Teknik non-probability sampling terdiri dari: a. Purposive sampling: dilakukan pengambilan sampel dengan terlebih dulu menetapkan tujuan dan perencanaan tertentu. Biasanya sudah ada predefinisi terhadap kelompok-kelompok dan kekhususan khas yang dicari. b. Quota sampling: dilakukan pemilihan secara tidak acak menurut kuota yang telah ditetapkan sebelummya. c. Snowball sampling: Dalam snowball Dalam snowball sampling , identifikasi dimulai dari seseorang yang mempunyai kriteria yang masuk dalam kesimpulan penelitian. Dari identifikasi permulaan ini selanjutnya akan ditemukan unit sampel berikutnya. Snowball sampling secara khusus digunakan untuk memperoleh suatu populasi yang sulit diakses atau didapatkan. d. Accidental sampling: teknik penentuan penentuan sampel berdasarkan kebetulan, kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
e. Concessive sampling: teknik sampling hanya dilakukan oleh suatu kelompok dalam sautu populasi, diharapkan akan mewakili semua penduduk dalam populasi. Dalam sampling ini dapat ditemui variasi kelompok populasi pada suatu tempat. 4. Teknik yang tepat dalam skenario adalah purposive, karena pada skenario menunjukkan bahwa sudah ada bahan yang akan diteliti. Anggota lain memberi jawaban teknik yang tepat dalam skenario adalah concessive karena penduduk di alun-alun diharapkan mencakup dan mewakili seluruh penduduk di populasi, karena masyarakat yang berada di alun-alun merupakan data yang heterogen sehingga ada variasi kelompok populasi dalam suatu tempat. 5. Selain dengan kuesioner , sampling dapat dilakukan dengan cara screening. STEP 4 (Mapping)
POPULASI
TEKNIK SAMPLING
NON-PROBABLITY SAMPLING SAMPLING SAMPLING CAMPURAN PROBABILITY SAMPLING
SAMPEL
PENELITIAN
STEP 5 (Learning objective)
1. Mahasiswa mampu memahami teknik sampling probability 2. Mahasiswa mampu memahami teknik sampling non-probability 3. Mahasiswa mampu memahami teknik sampling campuran 4. Mahasiswa mampu memahami teknik sampling yang tepat pada skenario
STEP 7 1. Mahasiswa Mampu Memahami Teknik Sampling Probability
Metode Simple Random Sampling adalah metode yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk diambil sebagai sampel. Seluruh anggota populasi menjadi anggota dari kerangka sampel. Simple Random Sampling biasa digunakan jika populasi bersifat homogen. Cara pengambilan
sampel
bisa
dilakukan
dengan
pengembalian
atau
tanpa
pengembalian. 1. Simple Random Sampling
Dalam teknik penarikan sampel dengan SRS terdapat tiga metode yang dapat digunakan untuk memilih elemen anggota sampel. Ketiga metode tersebut yaitu : 1) Undian (lotere), cara lotere dilakukan jika elemen populasinya sedikit (=100). 2) Tabel acak, tabel acak merupakan tabel yang memuat bilangan atau angka angka sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk memilih sampel secara acak, tabel acak dibuat sedemikian rupa sehingga angka 0 hingga 9 yang frekuensi kemunculan masing-masing angka sama. Setiap baris dan kolom dalam blok terdapat satu angka. Langkah-langkah penarikan sampel yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut : a) Mendefinisikan populasi yang akan diteliti, kemudian tentukan individuindividu yang termasuk anggota populasi tersebut serta karakteristik populasi yang akan diobservasi. b) Menentukan jumlah anggota anggota populasi yang akan dipilih sebagai sampel.
c) Memberikan nomor urut pada semua satuan sampel. d) Menggunakan tabel acak untuk memilih individu sampel yang akan digunakan untuk mewakili populasinya. 2. Stratified Random Sampling
Pengambilan sampel ini dilakukan pada populasi yang heterogenitasnya diwarnai dengan adanya beberapa kelompok atau kelas atau subjek dengan batas yang jelas antar kelompok tersebut. Tahap-tahap rancangan sampel acak stratifikasi adalah sebagai berikut: 1. Membagi subjek populasi dalam beberapa stratum beranggotakan subjek yang sama atau hampir sama karakteristisknya. 2. Membuat daftar subjek dari stratum (sub-populasi) 3. Memilihsubjek sampel dari masing-masing sub-populasi dengan teknik random murni atau teknik (random) sistematis. Pada saat menentukan jumlah sampel dalam setiap stratum, peneliti dapat menentukan secara (a) proposional, (b) tidak proposional. Yang dimaksud dengan proposional adalah jumlah sampel dalam setiap stratum st ratum sebanding dengan jumlah unsur populasi dalam stratum tersebut. Misalnya, untuk stratum manajer tingkat atas (I) terdapat 15 manajer, tingkat menengah ada 45 manajer (II), dan manajer tingkat bawah (III) ada 100 manajer. Artinya jumlah seluruh manajer adalah 160. Kalau jumlah sampel yang yang akan diambil seluruhnya seluruhnya 100 manajer, maka maka untuk stratum I diambil (15:160)x100 = 9 manajer, stratum II = 28 manajer, dan stratum 3 = 63 manajer.Jumlah dalam setiap stratum tidak proposional. Hal ini terjadi jika jumlah unsur atau elemen di salah satu atau beberapa stratum sangat sedikit. Misalnya saja, jika dalam stratum manajer kelas atas (I) hanya ada 4 manajer, maka peneliti bisa mengambil semua manajer dalam stratum tersebut , dan untuk manajer tingkat menengah (II) ditambah 5, sedangkan manajer tingat bawah (III), tetap 63 orang (Sugiyono,2010).
Sedangkan untuk tipe disproportionate, sampling ini hampir sama dengan sampling stratifikasi, bedanya proporsi subkategori-kategorinya tidak didasarkan atas proporsi yang sebenarnya dalam populasi. Hal ini dilakukan karena subkategori tertentu terlampau sedikit jumlah sampelnya. 3. Cluster Random Sampling
Area
sampling
ini
merupakan
sampling
menurut
daerah
atau
pengelompokannya. pengelompokannya. Teknik klaser ini memilih sample berdasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek secara alami berkumpul bersama. Langkah-langkah dalam menggunakan teknik klaser (Usman, 2006), yaitu: 1. Identifikasi populasi yang hendak digunakan dalam studi 2. Tentukan besar sampel yang digunakan 3. Tentukan dasar logika untuk menentukan klaser 4. Perkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada setiap klaser 5. Daftar semua objek dalam setiap klaser dengan membagi antara jumlah sampel dengan jumlah klaser yang ada 6. Secara random, pilih jumlah anggota sampel yang diinginkan untuk setiap klaser 7. Jumlah sampel adalah jumlah klaser dikalikan jumlah anggota populasiper klaser Teknik klaser atau yang sering disebut dengan area sampling ini mempunyai beberapa keuntgungan dan kelemahan (Kasiram, 2010), antara lain: Keuntungan: 1. teknik ini dapat digunakan peneliti yang melibatkan jumlah populasi yang besar dan tersebar didaerah yang luas, 2. pelaksanaanya lebih mudah, biaya yang digunakan lebih murah kerana berpusat pada daerah yang terbatas,
3. generalisasi yang diperoleh berdasarkan penelitian daerah-daerah tertentu dapat berlaku pada daerah-daerah diluar sampel. Kelemahan: jumlah individu dalam setiap daerah tidak sama 4. Sistematic Random Sampling
Metode
sampling
ini
mengambil
sampel
secara
sistematik
dengan
interval/jarak tertentu dari suatu kerangka sampel yang sudah diurutkan. Beberapa peneliti mengkategorikan metode ini sebagai mixed sampling (Kumar, 1999) karena pilihan selanjutnya sangat berdasar pada pilihan pertama (mengandung unsur non probability). Akan tetapi apabila setiap sampel pertama dipilih berdasarkan acak ac ak , prosedur ini dapat dikatakan probability sampling. s ampling. Metode ini memerlukan kerangka sampel yang memiliki nomor urut (ordered). Metode ini lebih mudah dan lebih menghemat biaya dibanding simple random sampling. Syarat agar baik adalah urutan kerangka sampel harus acak(missal daftar urut mahasiswa yang disusun berdasarkan ranking ujian masuk,menjadi tidak acak dan berpotensi menimbulkan bias). Tipe sampling ini biasa digunakan pada populasi homogen. Tipe ini sedikit berbeda dengan simple random r andom sampling . Tidak seperti simple seperti simple random sampling , pada tipe ini tidak ada kemungkinan yang sama untuk setiap responden untuk terpilih. Pada tipe ini sampling akan dippilih melalui interval, setiap urutan ke ”K” dari titik awal yang dipilih secara random, dimana:
K=
N: jumlah anggota populasi populasi n: jumlah anggota sampel Metode: 1. Sebelum mengambil sampel, populasi perlu didefinisikan. Dengan kata lain, satu. Harus tahu karakteristik apa yang merupakan populasi yang diminati.
2. Dalam hal daftar lengkap elemen populasi target tersedia, maka daftar disusun dan diberi nomor dalam urutan 1 sampai N. 3. Untuk menemukan interval yang tepat misalkan populasi mengandung jumlah N elemen dan kita butuh sampel sebesar n. 4. Bagi N dengan n. Jumlah yang diperoleh melalui divisi ini, katakan k, adalah
tepat
ukuran
interval
untuk
menghasilkan
sampel
yang
representatif. 5. Misalnya jika populasi terdiri dari 300 elemen dan kita membutuhkan sampel 30 peserta, maka ukuran intervalnya adalah 10 jadi kita perlu memilih setiap sepersepuluh elemen. 6. Kemudian elemen pertama, katakanlah 5, dipilih secara acak lalu setiap kelipatan 10 dipilih. 7. Dengan cara ini sampel akan terdiri dari 5, 15, 25 35 dan seterusnya elemen. 8. Elemen nomor terpilih kemudian didekati dan penyelidikan dilakukan. 9. Dalam kasus di mana daftar tidak mungkin untuk membuat ukuran interval diputuskan dan kemudian peserta tampil dengan interval yang mendekati. Kelebihan : 1. Ini memastikan perpanjangan sampel ke seluruh populasi. 2. Ini menyediakan cara untuk mendapatkan sampel acak dan perwakilan dalam situasi ini dimana daftar elemen sebelumnya tidak mungkin dilakukan. Kekurangan: 1. Ini mungkin sangat mahal dan memakan waktu terutama dalam kasuskasus ketika peserta tersebar luas secara geografis dan sulit didekati. 2. Perlu banyak usaha terutama untuk populasi yang besar. 3. Bisa menimbulkan bias dalam beberapa hal, kesalahan sistematis mungkin terjadi. 5. Multistage Random Sampling
Teknik ini adalah teknik pengambilan sampel dimana dua atau lebih teknik probabilitas yang digabungkan. Ini digunakan ketika elemen-elemen
populasi tersebar di wilayah geografis yang luas dan tidak mungkin untuk mendapatkansampel yang representatif hanya dengan satu teknik saja. Unit atau elemen akhir populasi yang digunakan dalam penelitian diperoleh setelah sampling dengan beberapa tahap. Metode: 1. Biasanya pada populasi target tahap pertama terbagi dalam kelompok. 2. Cluster dipilih secara random. 3. Cluster-cluster ini ini disebut sebagai unit tahap pertama atau unit utama. 4. Cluster-cluster ini homogen diantaranya mungkin ada yang heterogen. 5. Untuk mengatasi heterogenitas ini, sub kelompok homogen disebut strata terbentuk. 6. Jadi strata disebut unit tahap kedua atau sub unit. 7. Pembentukan strata ini dapat dilakukan dengan menggunakan cluster sampling atau stratified atau stratified random sampling terganting terganting pada sifat penelitian. 8. Di setiap strata unit mungkin perlu dibagi lagi. 9. Unit akhir yang diperoleh diteliti. Kelebihan: 1. Dapat meningkatkan efisiensi biaya dan waktu. 2. Membutuhkan usaha yang kecil, karena sampel diambil dari masingmasing cluster . 3. Berguna dalam mengatasi masalah hetergenitas dalam cluster . Kekurangan: 1. Prosedur estimasi sulit. 2. Jika cluster yang yang dipilih tidak menangkap keragaman karateristik populasi, sampel tidak mewakili populasi. 2. Mahasiswa Mampu Memahami Teknik Sampling Non-Probability
Non - Probability Sample (Selected Sample) adalah pegambilan sampel bukan acak, dimungkinkan untuk mengatasi kesulitan pengambilan sampel sampe l secara acak. Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability. Hasil yang diharapkan hanya merupakan gambaran kasar tentang suatu keadaan. Cara ini dipergunakan apabila biaya sangat sedikit , hasilnya
diminta segera, tidak memerlukan ketepatan yang tinggi karena hanya sekedar gambaran umum saja. Disamping itu penggunaan ini didasarkan atas tujuan tertentu (biasanya pada penelitian kualitatif). Pada non probability sampling terdiri atas : 1.
Volunteer Sampling
Volunteer Sampling adalah teknik pengambilan sample yang berdasarkan atas kemauan sendiri dari responden atau berdasar sukarela. Metode yang paling umum dari jenis sampling ini adalah sampling melalui telepon. Sampling semacam
ini
sering
digunakan
oleh
stasiun
televisi
dan
radio
untuk
mengumpulkan opini publik mengenai isu yang sedang hangat dibicarakan masyarakat seperti partai politik yang paling banyak didukung, capital punishment, dan sebagainya. Masyarakat diminta untuk menelepon dan memberikan suara mereka dalam jangka waktu tertentu, tanpa ada batasan jumlah orang yang dapat menelepon. Sayangnya tidak ada batasan berapa kali orang yang sama dapat memberikan suara mereka. Karena itu hasil dari sampling ini sering tidak representatif. Selain itu kemungkinan pendapat orang-orang yang menelepon berbeda dengan pendapat orang - orang yang tidak menelepon. Kemungkinan hasil sampling ini akan bias sangat besar, karena hanya orangorang yang punya telepon dan yang menyaksikan televisi atau mendengar radio pada waktu tersebut saja yang mengetahui adanya adanya survei. 2.
Purpose Sampling
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil. Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil. Teknik pengambilan sampel ini biasanya didasarkan oleh pertimbangan tertentu, misalnya keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Teknik ini dilakukan dengan mengambil sunjek bukan didasarkan atas strata,
random atau daerah tetapi didasarkan ata tujuan tertentu. Dalam buku Metode Penelitian oleh Sugiyono tahun 2012 menjelaskan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan buku Penelitian oleh Arikanto tahun 2010 menjelaskan bahwa syarat – syarat yang diperlukan dalam menetukan sampel berdasarkan purpose sampling, yaitu : 1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri – ciri, sifat – sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri – ciri – ciri ciri pokok populasi 2. Subjek yang diambil sebagai sampel benar – benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri – ciri ciri yang terdapat pada populasi 3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan Langkah dalam menerapkan teknik ini adalah sebagai berikut: 1. Tentukan apakah tujuan penelitian mewajibkan adanya kriteria tertentu pada sampel agar tidak terjadi bias 2. Tentukan kriteria-kriteria 3. Tentukan populasi berdasarkan studi pendahuluan yang teliti. 4. Tentukan jumlah minimal sampel yang akan dijadikan subjek penelitian serta memenuhi kriteria Dalam menggunakan teknik sampling dalam jenis apapun, pastinya terdapat kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dalam pengambilan sampel dengan menggunakan menggunakan teknik purpose sampling : Kelebihan : 1.
Sampel terpilih adalah sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian
2. Teknik ini merupakan cara yang mudah untuk dilaksanakan 3. Sampel terpilih biasanya adalah individu atau personal yang mudah ditemui atau didekati oleh peneliti Kekurangan:
1. Tidak ada jaminan bahwa jumlah sampel yang digunakan representatif dalam segi jumlah 2. Dimana tidak sebaik sample random sampling 3. Bukan termasuk metode random sampling 4. Tidak dapat digunakan sebagai generalisasi untuk mengambil kesimpulan statistik 3. Snowball
Metode ini merupakan bentuk khusus dari convenience sampling. Snowball sampling adalah salah satu bagian dari non-probability sampling dimana peneliti kontak dengan kelompok kecil yang relefan dengan topik penelitian, selanjutnya kelompok kecil inilah yang akan kontak dengan sampel yang lainnya, demikian seterusnya sampai sampel yang dibutuhkan mencukupi. Sering disebut juga dengan network sampling
atau chain sampling adalah bentuk variasi dari
convinioence sampling (Swarjana, 2012). Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding, makin lama semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball. Teknik sampel ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Gambar Nowball Sampling (Sugiyono, 2001)
Kelebihan : Biaya Survei bisa ditekan (murah) Kekurangan : Sampel mengelompok disatu titik sehingga kurang mewakili populasi (Eriyanto, 2007). 4. Consecutive Sampling
Pengambilan sampel penelitian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan baik kriteria inklusi maupun eksklusi. Semua sampel yang memenuhi syarat yang datang kesuatu tempat misalnya klinik atau rumah sakit akan dijadikan sampel penelitian sampai jumlah sampel yang dibutuhkan terpenuhi serta berdasarkan waktu pengumpulan data yang tersedia (Swarjana, 2012). Teknik ini merupakan non probability sampling yang paling mendekati probability sampling. Consecutive sampling menjadi pilihan peneliti yang tidak mendapatkan kerangka sampel. Caranya adalah dengan mengambil sampel yang memenuhi kriteria tertentu sampai diperoleh sejumlah sampel. Contoh seorang peneliti ingin meneliti kasus TB di poli TB RS ABC. Peneliti mengambil setiap kedatangan pasien TB dengan no urut ganjil (atau urutan dari urut pertama) sebagai sampel sampai dipenuhi sejumlah sampel. Kedatangan pasien dan nomor urut ganjil, dianggap mendekati prosedur acak (diacak oleh alam) (Jamil, 2007). 5. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penarikan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain dari sampling jenuh ini adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Lusiana, 2015). 3. Mahasiswa Mampu Memahami Teknik Sampling Campuran
Penelitian dengan metode pengampilan sampel campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis,
aplikasi
pendekatan-pendekatan
kualitatif
dan
kuantitatif,
serta
pencampuran (mixing) kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Pendekatan ini lebih kompleks dari sekadar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data; tetapi juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut
secara kolektif sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar daripada penelitian kualitatif dan kuantitatif (Teddly. 2007). Penelitian dengan metode pengambilan sampel campuran sudah dikenal sejak tahun 1950-an
ketika Campbell dan Fiske menggunakan metode
multimethods dalam kebenaran watak-watak psikologis. Mereka menggunakan multiapproach dalam pengumpulan data penelitian. Berawal dari sinilah banyak peneliti yang menggunakan metode ini, seperti tahun 2003, diterbitkan Handbook of mixed methods in the social and behavior sciences (Tashakkori and Teddlie) dan juga terdapat di dalam jurnal seperti: International Journal of Social Research Methodology, Qualitave Health Research, Quality and Quantity dan lain-lain. Penelitian metode campuran ini lebih sering digunakan dalam bidang humaniora. Adapun alasan secara umum, mengapa melakukan penelitian dengan metode pengmbilan sampel campuran ialah: a.
Untuk lebih memahami masalah penelitian dengan mentriangulasi data
kuantitatif yang berupa angka-angka dan data kualitatif yang berupa perincian perincian deskriptif. b.
Untuk mengeksplorasi pandangan partisipan (kualitatif) untuk kemudian
dianalisis berdasarkan sampel yang luas (kuantitatif). c.
Untuk memperoleh hasil-hasil statistik kuantitatif dari suatu sampel,
kemudian menindaklanjutinya dengan mewawancarai atau mengobservasi sejumlah individu untuk membantu menjelaskan lebih jauh hasil statistik yang sudah diperoleh, d.
Untuk mengungkap kecenderungan-kecenderungan dan hak-hak dari
kelompok atau individu-individu yang tertindas. Pada dasarnya, metode pengambilan sampel campuran ini untuk mencapai tujuan yang luas dan transformatif. Misalnya, dalam mengadvokasi kelompokkelompok marginal seperti perempuan, minoritas etnik/ras komunitas gay dan lesbian, orang-orang difabel, dan mereka yang miskin dan lemah (Mertens,2003). Istilah strategi metode pengambilan sampel campuran sampai pada saat ini masih
sangat beragam, seperti multi-metode, metode metode konvergensi, metode
terintegrasi, dan metode kombinasi (Creswell and Plano Cark, 2007). Secara
khusus strategi yang sering digunakan dalam metode pengambilan pengambilan sampel dengan campuran, yaitu: a.
Konkuren atau satu waktu (concurent mixed methods) Dalam strategi ini peneliti mengumpulkan dua jenis data dalam satu
waktu, kemudian menggabungkannya menjadi satu informasi dalam interpretasi hasil keseluruhan. Atau dalam strategi ini peneliti dapat memasukkan satu jenis data yang lebih kecil ke dalam sekumpulan data yang lebih besar untuk menganalisis jenis-jenis pertanyaan yang berbeda, misalnya jika metode kualitatif diterapkan untuk melaksanakan penelitian, metode kuantitatif dapat diterapkan untuk mengetahui hasil akhir . b.
Sekuensial atau bertahap (sequential mixed method) Dalam strategi ini peneliti mengumpulkan dua jenis data secara bertahap,
dengan melakukan interview kualitatif terlebih dahulu untuk mendapatkan penjelasan-penjelasan yang memadai, lalu diikuti metode survei kuantitatif dengan sejumlah sampel untuk memperoleh hasil umum dari suatu populasi. c.
Transformatif (transformatif mixed methods) Dalam strategi ini peneliti menggunakan kacamata teoretis sebagai
perspektif overacting yang di dalamnya terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif (Creswell and Plano Cark, 2007). d. basic mixed methods sampling strategies Basic mixed methods sampling sering disebut sebagai stratified purposive sampling atau kuota sampling. Suatu kasus dibagi menjadi dua kelompok besar kemudian dipisahkan berdasar karakteristik yang sama (Teddlie. 2007) 4.Mahasiswa Mampu Memahami Memahami Teknik Sampling Pada Skenario
Kelompok tutorial XI sepakat bahwa teknik sampling yang digunakan pada skenario adalah accidental acc idental sampling karena drg Liana memberikan kuisoner dan memeriksa gigi pada seluruh orang yang ditemuinya di alun-alun yang dianggap sudah mewakili populasi di wilayah tersebut.
Daftar Pustaka
AA Putra. 2006. “Efisiensi Tata Letak Fasilitas Fa silitas dan Sarana Proyek dalam Mendukung
Metode
Pekerjaan
Kostruksi”
.
http://eprints.undip.ac.id/33828/4/1624_preliminary.pdf. Jurnal http://eprints.undip.ac.id/33828/4/1624_preliminary.pdf. Jurnal Universitas. Alvi, Mohsin. 2016. A Manual for Selecting Sampling Techniques in Research. Research . University of Karachi: Iqra University. Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Budiarto, Eko. 2004. Metodologi 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran. Kedokteran. Jakarta: EGC. Cochran, W.G. 1977. Sampling Techniques. Techniques . New York: John Wiley & Sons. Creswell, John. 2010. Research 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarya: Mixed. Yogyakarya: Pustaka Pelajar. Eriyanto, Aindoble. 2007. Teknik Sampling Analisis Opini Publik . Yogyakarta: LkiS Yogyakarta. Kumar R. 1999. Research 1999. Research Methodology. Methodology. Malaysia: Sage Publication. Lusiana, Novita. 2015. Buku 2015. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kebidanan. Kebidanan . Yogyakarta: Budi Utama. Nasution, Rozaini. 2003. Teknik Sampling . Universitas Sumatera Utara: Sumatera Utara. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Penelitian (Peneliti an Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta. Supranto J, M.A. 2000. Teknik Sampling Untuk Survei & Ekperimen, terbitan ketiga. ketiga. Jakarta: Rineka Cipta. Swarjana, I Ketut. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.
Teddlie,
Charles.
2007. Journal
Of
Mixed
Methods
Research.
10.1177/2345678906292430. Walpole, R.E. 1995. Pengantar 1995. Pengantar Statistika. Statistika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
DOI: