LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ERGONOMI WORK SAMPLING
Disusun Oleh :
Syafrizal Carnov
(0514040003) (0514040003)
Kezia Grace
(0514040011) (0514040011)
Vivi Saroyini
(0514040016) (0514040016)
TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Untuk
mengetahui
menyelesaikan
waktu
perkerjaannya
yang
perlu
didbutuhkan
dilakukan
pekerja
pengukuran
untuk waktu.
Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu-waktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah disiapkan. Pengukuran yang ideal adalah pengukuran dengan data yang sangat banyak untuk memperoleh jawaban yang pasti. Tetapi hal ini tidaklah mungkin karena adanya keterbatasan waktu, biaya dan tenaga. Namun sebaliknya bila pengukuran hanya dilakukan beberapa kali saja, hasilnya tidaklah memuaskan. Oleh karena itu dibutuhkan pengukuran kerja dengan jumlah yang tidak terlalu memakan waktu, biaya dan tenaga, tetapi hasilnya dapat dipercaya,yaitu pengukuran yang disesuaikan dengan tingkatkepercayaan dan keyakinan yang dipergunakan (Rachman, 2013). Pada Tukang cuci motor di daerah keputih memiliki antrean yang cukup banyak. Pekerjaan yang dilakukan oleh tukang cuci motor dapat dibagi menjadi 4 kegiatan utama yaitu menyemprot, menyabuni, membilas dan mengeringkan. Oleh sebab itu agar dapat mengetahui performance dari tukang cuci motor maka dilakukan praktikum pengukuran Work Sampling. Metode yang kami gunakan adalah metode work sampling. Pemilihan metode tersebut lantaran, metode ini tidak memakan waktu, biaya dan tenaga. Tetapi, hasil yang didapat dengan metode work sampling cukup dapat dipercaya karena memiliki derajat ketelitian dan tingka kepercayaan. Setelah melakukan praktikum ini diharapkan dapat mengetahui siklus kerja dan idle time dari pekerja. Jika sudah mengetahui hal tersebut, maka dapat memperbaiki siklus kerja agar pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan maksimal.
1.2
Rumusan Masalah
Berikut ini adalah rumusan masalah dari praktikum kali ini : a. Bagaimana cara menghitung jumlah sample kerja yang dibutuhkan dalam pengamatan suatu proses kerja? b. Bagaimana membreakdown sebuah siklus kerja menjadi elemen-elemen kerja? c. Bagaimana cara menjadikan work sampling sebagai salah satu pengukuran kerja secara langsung/bagian dari time study? study? d. Apa saja faktor-faktor yang dapat menyebabkan idle/proses menunggu? e. Bagaimana cara menentukan suatu metode kerja yang efektif pada sebuah sistem/proses kerja yang berlangsung? 1.3
Tujuan
Berikut ini adalah tujuan dari praktikum kali ini : a. Mampu menghitung jumlah sample kerja yang dibutuhkan dalam pengamatan suatu proses kerja. b. Dapat membreakdown sebuah siklus kerja menjadi elemen-elemen kerja. c. Mampu memahami work sampling sebagai salah satu pengukuran kerja secara langsung/bagian dari time study. d. Mampu mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan idle/proses menunggu. e. Dapat menentukan suatu metode kerja yang efektif pada sebuah sistem/proses kerja yang berlangsung. 1.4
Ruang Lingkup
Berikut ini adalah ruang lingkup dari praktikum kali ini : a. Praktikum kali ini dilaksanakan oleh Kelompok 6 dengan anggota Syafrizal Carnov, Kezia Grace, Vivi Saroyini b. Praktikum kali ini dilaksanakan di Laboratorium Ergonomi. c. Praktikum kali ini dilaksanakan dila ksanakan pada tanggal 22 Nopember 2017
1.5
Manfaat
Berikut ini adalah manfaat dari praktikum kali ini :
a. Memenuhi tugas Praktikum Ergonomi yang diampu oleh Haidar Natsir dan Wiediartini. b. Memberikan informasi kepada pembaca tentang prosedur work sampling yang benar dan tepat.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Asumsi dasar, tujuan, keuntungan dan kerugian dari sampling kerja 2.1.1 Asumsi Dasar
Pekerjaan yang digunakan dalam pengamatan bukan merupakan proses kerja repetitif, di mana terdapat te rdapat pekerjaan utama (Fotocopy) dan pekerjaan yang lain atau sampingan.
Minimal terdapat empat aktivitas elemen kerja dan pengamatan terhadap dua operator.
Menentukan sample kerja dengan menggunakan tabel angka acak dalam penentuan waktu pengamatan.
Dalam suatu pekerjaan yang dilakukan pekerja atau operator pasti terdapat suatu kejadian dimana operator tersebut menganggur. Hal ini jika terjadi secara terus-menerus tentu akan berpengaruh pada efisiensi operator tersebut. Maka dari itu perlulah sebuah pengkuran kerja untuk mengukur seberapa besar prosentase “ Ratio Delay” Delay ” dan menetapkan performance menetapkan performance rating dari dari pekerja tersebut
2.1.2 Tujuan Sampling Kerja
Secara garis besar tujuan dari metode sampling s ampling kerja ini digunakan untuk : 1. Mengukur
“ Ratio
Delay” Delay”
dari
sejumlah
mesin,
karyawan/operator, atau fasilitas kerja lainnya. Sebagai contoh ialah untuk menentukan prosentase dari jam atau hari dimana mesin atau orang benar-benar terlibat dalam aktivitas kerja, dan prosentase dimana sama sekali tidak ada aktivitas kerja yang dilakukan (menganggur atau idle ). idle ). 2. Menetapkan “ Performance Level ” dari seseorang selama waktu kerjanya berdasarkan waktu-waktu dimana orang ini bekerja atau tidak bekerja terutama sekali untuk pekerjaan pekerjaan manual.
3. Menentukan
waktu
baku
untuk
suatu proses/operasi
kerja
seperti halnya yang bisa dilaksanakan oleh pengukuran kerja lainnya. 2.1.3 Keuntungan dan Kerugian Sampling Kerja
Seperti pada metode pengukuran kerja langsung l angsung yang lain, pada metode sampling kerja juga memiliki keuntungan keuntungan dan kerugian yaitu : a. Keuntungan 1. Lebih efektif, karena dengan cepat & mudah dalam menghasilkan data. 2. Lebih efisien, karena informasi yang dikehendaki akan didapatkan dalam waktu relatif lebih singkat. 3. Biayanya tidak terlalu besar. 4. Cara pengukuran lebih sederhana & praktis. 5. Tidak
perlu
meneliti
semua operator, cukup dengan
sejumlah sample. 6. Output
yang
dihasilkan
cukup
baik (terutama
jika
digunakan derajat ketelitian rendah & tingkat kepercayaan tinggi). b. Kerugian 1. Tingkat ketelitiannya kurang baik. 2. Kurang cocok untuk mengukur kerja yang repetitive. repetitive. 3. Kurang
baik
untuk
mengukur
kerja
yang berlangsung
singkat, untuk setiap siklus kerjanya. 4. Karakteristik operator yang terpilih berbeda dengan kondisi sebenarnya. 5. Penetapan elemen kerja tidak bisa mendetail.
2.2 Definisi Work Sampling
Work Sampling adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator. Pengukuran kerja dengan metode sampling kera ini seperti seper ti halnya dengan pengukuran kerja dengan jam henti (stop-watch time study)
diklasifikasikan
sebagai
pengukuran
kerja
secara
langsung,
karena
pelaksanaan kegiatan pengukuran harus secara langsung di tempat kerja yang diteliti. Teknik ini pertama kali digunakan oleh L.H.C. Tippett. Metode ini terbukti lebih efektif karena dengan cepat dan mudah akan dapat menentukan waktu longgar (allowance time) yang tersedia untuk satu pekerjaan, pendayagunaan mesin sebaik-baiknya dan penetapan waktu baku untuk proses produksi dan lebih efisien karena informasi yang dikehendaki akan didapatkan dalam waktu relatif lebih singkat dengan biaya yang tidak terlalu besar. 2.3 Aplikasi Work Sampling
Metode sampling kerja pada umumnya merupakan salah satu cara yang sederhana, mudah dilaksanakan, serta tidak memerlukan biaya yang besar. Berikut adalah macam-macam aplikasi dari work sampling/metode sampling kerja : a. Untuk penetapan waktu baku. Seperti halnya dalam stop-watch time study maka disini juga harus diestimasikan terlebih dahulu performance rating dari operator yang diukur dan waktu longgar yang ada, s ehingga waktu baku penyelesaian suatu produk dapat din yatakan dalam rumus berikut
/ ) ( ) % (%) 100% ( 100%−% (Sumber : Sritomo, 1995) b. Untuk penetapan waktu tunggu. Apabila metode sampling kerja digunakan untuk menetapkan waktu longgar (allowance) maka satu hal penting yang harus ditetapkan terlebih dahulu adalah membakukan metode kerja yang digunakan (standardized method). Hal ini perlu dilakukan seperti halnya pada aktivitas stop-watch time study. Studi dengan metode sampling kerja pada dasarnya adalah mengamati fakta yang sebenarnya ada diatas area kerja. Sebagai bagian dari aktivitas pengukuran kerja, maka metode sampling kerja juga harus
dikaitkan dengan proses penyaderhanaan kerja (work (work simplification) simplification) dengan mengetahui waktu-waktu menganggur baik yang dialami oleh mesin, peralatan produksi, maupun pekerjaan maka tujuan utama dari aktivitas
ini
adalah
berusaha
menekan
aktivitas-aktivitas
yang
diklasifikasikan sebagai “non-productive “non-productive”” sampai prosentase yang terkecil. Hal ini bisa dilaksanakan dengan cara memperbaiki metode kerja, alokasi pembebanan mesin atau manusia secara tepat, dan lain-lain. (Sritomo, 1995) c. Untuk aktivitas maintenance. Untuk menentukan proporsi aktivitas yang umum dijumpai dalam suatu aktivitas maintenance, maka terlebih dahulu dilakukan penjabaran secara lebih detail.Setelah itu dikelompokkan berdasarkan elemen-elemen kerja relevan. Untuk kegiatan-kegiatan pemeliharaan pe ngelompokan kerja bisa dilaksanakan dalam 3 kelompok yaitu yaitu : - Kegiatan Langsung (Direct Work) - Kegiatan Tak Langsung (Indirect Work) - Kegiatan Berjalan (Travel) d. Untuk kegiatan perkantoran. Dirancang untuk mengukur prosentase waktu yang dikontribusikan untuk berbagai macam aktivitas perkantoran dengan hasil akhir berupa saransaran perbaikan ke arah peningkatan efisiensi kerja. e. Untuk pimpinan atau eksekutif perusahaan Aplikasi sampling kerja ini digunakan untuk memperoleh efisiensi yang sebesar-besarnya dalam komunikasi lisan. Analisa sampling kerja bagi para eksekutif/manajer akan membantu mengarahkan penggunaan penggunaan waktu secara efisien setiap set iap harinya dengan harapan target kerja yang direncanakan bisa tercapai.
2.4 Siklus Pelaksanaan Sampling Kerja Dalam melaksanakan sampling kerja/work sampling, maka diperlukan beberapa langkah-langkah l angkah-langkah sistematis sist ematis dari aktivitas sapling kerja yang dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut :
LANGKAH PERSIAPAN AWAL Catat segala informasi dari semua fasilitas yang ingin diamati. Rencanakan jadwal waktu pengamatan berdasarkan prinsip randomasi (aplikasi tabel tabel an ka random random). ).
PENGAMATAN AWAL (PRE-WORK SAMPLING) Laksanakan pengamatan awal sejumlah pengamatan tertentu secara acak (N pengamatan) Hitung pengamatan awal (%) untuk N pengamatan tersebut)
CEK KESERAGAMAN DAN KECUKUPAN DATA Keseragaman data : Batas kontrol :
±3√ (1− ) ′ (1− )
Common sense : Kecukupan data :
′ ≤
Tidak
Ya HITUNG DERAJAT KETELITIAN DARI DATA PENGAMATAN YANG DIPEROLEH Rumus :
√ (1− )
ANALISA KESIMPULAN Buat analisa terhadap hasil akhir yang berkaitan dengan % delay (p). Tarik kesimpulan dan saran perbaikan untuk mengeliminir% delay yang dianggap terlalu besar.
Gambar 2.1 Siklus Pelaksanaan Sampling Kerja
Sumber : Wignjosoebroto (1995)
2.5 Penggunaan Angka Acak/Bilangan Random
Untuk melakukan pengamatan dalam sampling kerja maka disini masing-masing kejadian yang diamati selama aktivitas kerja berlangsung harus memiliki kesempatan yang sama untuk diamati. Sehingga pengamatan seharusnya dilaksanakan dengan acak. Maka dari itu diperlukan tabel angka acak/bilangan random. 2.6 Performance Rating
Performance Rating adalah kegiatan evaluasi kecepatan atau tempo kerja operator pada saat pengukuran kerja berlangsung. Kecepatan usaha, tempo maupun performance kerja semuanya menunjukkan kecepatan gerakan operator pada saat bekerja. Tujuan diterapkannya performace rating adalah untuk menunjukkan kemampuan kerja operator pada saat bekerja agar bisa ditentukan waktu normal pada suatu operasi kerja. Waktu
normal
merupakan
waktu
yang
diperoleh
dari
suatu
pengukuran kerja berdasarkan waktu pengamatan pengamatan dan performance rating . Rumus menentukan waktu normal (WN ) adalah sebagai berikut :
× % 100%
Jika operator tidak bekerja dengan kecepatan yang wajar maka pekerja
dikatakan memiliki waktu normal yang tidak sebagaimana mestinya dengan kata lainnya tidak normal. Performance rating digunakan untuk mengukur waktu normal dari sebuah operator kerja, sehingga tinggi rendahnya performance rating akan sebanding dengan besar kecilnya waktu normal. Adapun tingkat performance rating operator dibagi menjadi tiga yaitu : a. Apabila operator dinyatakan terlalu cepat yaitu bekerja di atas kewajaran (normal) maka rating faktornya akan lebih besar daripada satu
1 > 10100%0%)
.
( >
b. Apabila operator dinyatakan bekerja terlalu lambat yaitu bekerja di bawah kewajaran (normal) maka rating faktor akan lebih kecil dari satu
( < 1 < < 100%) ( 1 100%) .
c. Apabila operator bekerja secara normal (wajar) maka rating factor-nya adalah sama dengan satu
.
Untuk kondisi kerja dimana operasi secara penuh dilaksanakan oleh mesin maka waktu yang diukur dianggap waktu normal. Ada berbagai macam sistem didalam menentukan performance rating yaitu : a. Skill And Effort Rating b. Westing House System’s Rating c. Syntetic Rating d. Performance Rating/Speed Rating 2.7 Derajat Ketelitian (Degree of Accuracy) dan Tingkat Kepercayaan (Confidence Level)
Penetapan jumlah pengamatan yang dibutuhkan dalam aktivitas teknik sampling selama ini dikenal lewat formulasi-formulasi tertentu dengan mempertimbangkan dua faktor utama yaitu : a. Derajat ketelitian (degree of accuracy) dari hasil pengamatan. Derajat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian penyelesaian sebenarnya. b. Tingkat kepercayaan (convidence level) dari hasil pengamatan. Tingkat kepercayaan menunjukkan seberapa besar keyakinan si pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi. Contohnya data dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5% artinya bahwa penyimpangan yang diperbolehkan dari ratarata sebenarnya adalah sebesar 5% dan pengukur yakin bahwa data yang diperoleh itu benar sebesar 95%. Dengan asumsi bahwa terjadinya kejadian seorang operator akan bekerja atau menganggur mengikuti pola distribusi normal, maka untuk mendapatkan jumlah sampel pengamatan yang harus dilaksanakan dapat dicari berdasarkan rumus berikut :
√ (1− )
Dimana :
1 2 3
derajat ketelitian
harga indeks yang tergantung dari tingkat kepercayaan yang diambil , jika tingkat kepercayaan 68% , jika tingkat kepercayaan 95% , jika tingkat kepercayaan 99%
persentase terjadinya kejadian yang diamati jumlah pengamatan yang harusnya dilakukan untuk sampling kerja
2.8 Perhitungan yang Digunakan
Pada praktikum kali ini, beberapa perhitungan yang digunakan antara lain : a. Menghitung % idle (total semua idle kumulatif)
% ( ) % + + % ( ℎ) ) × × ℎ % ∑( ∑ ℎ ℎ ×ℎ × ℎ ℎ % −× × − () = b. Menghitung % working (total working kumulatif)
c. Menghitung % performance
d. Menghitung Waktu normal
Waktu Normal elemen kerja ke-n :
e. Menghitung Waktu Standard
100% × 10100%0%−− % 1
f. Menentukan Output Standard
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1
Peralatan
Berikut peralatan yang digunakan pada praktikum kali ini : a. Tabel angka acak/bilangan random b. Observation sheet c. Jam 3.2
Diagram Alir Praktikum
Berikut diagram alir pada praktikum kali ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 :
Melaksanakan Work Sampling
Melakukan uji kecukupan data, % idle (total semua idle kumulatif), % working (total working kumulatif), % performance, waktu normal, waktu standar dan output standar.
Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum 3.3
Prosedur Praktikum
Berikut prosedur pada praktikum kali ini : a. Menentukan obyek pengamatan dengan ketentuan :
Kegiatan dikelompokkan menjadi WORKING dan NON WORKING.
Pekerjaan yang menjadi obyek pengamatan harus bisa dibagi kedalam minimal 4 elemen kerja dalam satu siklus kerja (WORKING).
Misalnya : Pekerjaan Memasak Nasi Goreng = Memasak
bahan
pelengkap,
memasak nasi/mi, menyajikan dan mengantar ke pembeli
Mendapat ijin dari pihak yang berangkutan.
Pekerjaan tersebut harus memiliki OTHERS. Misalnya : Pekerjaan Memasak Nasi Goreng OTHERSnya adalah mencuci piring dan mengganti LPG.
Delay (NON WORKING) dibedakan menjadi 4, yaitu : Personal time, Waiting, Fatigue dan Not available (selain ketiga jenis tsb).
Seluruh kegiatan operator tercatat (termasuk delay dan OTHERS).
b. Menyiapkan proposal penelitian work sampling yang menyebutkan :
Latar belakang penelitian.
Tujuan penelitian.
Permasalahan.
Manfaat penelitian.
Batasan dan asumsi.
Waktu dan tempat penelitian.
Elemen yang diamati.
Data yang diperlukan.
Hasil pre work sampling.
Objek penelitian harus layak untuk perhitungan laporan resmi dan berbeda untuk masing-masing kelompok dan proposal harus disetujui pada waktu yang telah ditentukan. Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih elemen adalah :
Pekerjaan yang dipilih bukan pekerjaan repetitif.
Operator yang dipilih tidak boleh operator dengan 1 spesialisasi pekerjaan, misal hanya membilas saja.
Dilakukan pada minimum 2 operator.
Elemen yang dipilih membentuk 1 siklus, misal membasahi sepeda motor sampai mengeringkan.
Minimal ada 4 elemen kerja.
Apabila operator melakukan suatu elemen kerja yang sama dengan elemen yang telah ditentukan dalam siklus tetapi pada kenyataannya tidak sedang melakukan siklus tersebut, maka pada observation sheet dianggap sebagai OTHERS.
Data work sampling yang diperlukan terdiri atas data delay, working, dan performance rating operator.
c. Pre Work Sampling
Menentukan
waktu
kunjungan
dengan
membuat
tabel
angka
acak/bilangan random dan konversinya pada lembar pengamatan, dengan ketentuan waktu pengamatan dalam satu hari adalah 2 jam.
Membuat observation sheet pre work sampling.
Melakukan pre work sampling untuk menentukan jumlah data yang dibutuhkan. Pengamat menilai performance dan memberi tally pada elemen kerja yang sedang dilakukan oleh operator sesuai dengan random waktu yang telah dibuat.
d. Menentukan performance rating. e. Melaksanakan work sampling. f. Merekap data work sampling g. Melakukan uji kecukupan data. h. Menghitung % idle (total semua idle kumulatif). i. Menghitung % working (total working kumulatif). j. Menghitung % performance. k. Menghitung Waktu Normal. l. Menghitung waktu standar dan output standar. m. Menganalisa data hasil praktikum. n. Menyimpulkan dan menganalisa hasil data yang telah diolah.