LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2014 [Type the document subtitle] DINAS KESEHATAN KOTA PADANG [Pick the date]
[Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document. Type the abstract of the document here. The abstract is typically a short summary of the contents of the document.]
i
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT karena telah selesainya penyusunan Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Tahun 2015 Dinas Kesehatan Kota Padang ini. Dokumen ini memuat informasi Visi, Misi, Tupoksi, indikator kinerja, capaian program dan kegiatan yang dilaksanakan Tahun 2015. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan adanya berbagai hambatan baik dari segi data maupun sumber daya manusianya. Untuk itu kami mengharapkan tanggapan, saran dan masukan dari berbagai pihak dalam penyempurnaannya di masa yang akan datang. Dengan segala kerendahan hati, kami menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
i
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. ii i BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 BAB II GAMBARAN UMUM ............................................................................. 3 A. GEOGRAFI ................................................................................................. 3 B. DEMOGRAFI....................................... ....................................................... 3 C. SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN KESEHATAN ........................ 5 BAB III VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI ...................................................... 7 A. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN KOTA PADANG .......... 7 B. TUJUAN DAN SASARAN ........................................................................... 7 C. STRATEGI DAN KEBIJAKAN ................................... ................................. 9 BAB IV KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK .... 11 DAN FUNGSI ...................................................................................................... 11 A. KEDUDUKAN .......................................................................................... 11
B. STRUKTUR ORGANISASI........................................................................ 11 C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ............................................................... 13 BAB V PROGRAM DAN INDIKATOR KESEHATAN ............................... 35 A. PROGRAM KESEHATAN ........................................................................ 35 B. INDIKATOR KESEHATAN............................. .......................................... 40 BAB VI PEMBIAYAAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2015 ............ 42 A. PEMBIAYAAN BERSUMBER APBD KOTA PADANG ........................... 42 B. PEMBIAYAAN BERSUMBER SELAIN APBD KOTA PADANG ............. 43 BAB VII PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN ............................ 44 A. SEKRETARIAT ......................................................................................... 45 B. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ...... ................ 51 C. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN (PMK) ............... 81 D. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN....................... ............................. 134 E. BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN .......................... ....... 189 BAB VIII MASALAH DAN UPAYA YANG DILAKUKAN ....................... 204 BAB IX PENUTUP ........................................................................................... 225
ii
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
DAFTAR TABEL Nomor Tabel
Judul Tabel
Hal
Tabel 6.1
Anggaran Belanja APBD Kota Padang Tahun 2013- 2015
42
Tabel 6.2 Tabel 7.1
Sumber-sumber Lain Pembiayaan Kesehatan Tahun 2014- 2015 Indikator Kinerja SPM Kota Padang Tahun 2010-2015
43 44
Tabel 7.2
Kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa Tahun 2015
46
Tabel 7.3
Peserta Tugas Belajar BPPSDM Kemenkes RI Tahun 2015
51
Tabel 7.4
Data Pegawai yang sedang Melanjutkan Pendidikan di Lingkungan DKK Padang sampai Tahun 2015 Data Pasantren di Kota Padang tahun 2015
52
Jumlah Dan Tingkat Perkembangan Posyandu Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 205 Data D/S Posyandu Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015
63
Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) DKK Padang Tahun 2015 Data Persentase 10 Indikator PHBS Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015
65
Kegiatan Penyuluhan Keliling Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Pembinaan dan Pengawasan Ke Fasilitas Sarana Pelayanan Kesehatan Tahun 2015 Kejadian Luar Biasa Kota Padang Tahun 2015
68
Jumlah Penjaringan Penyalahgunaan Narkoba di Kota Padang Tahun 2013-2015 Lokasi Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan Pelaksanaan Narkoba Tahun 2015 Hasil Pemeriksaan Sampel Pabukoan Di Kota Padang
93
103
Tabel 7.18
Lokasi Pamsimas II Menurut Kecamatan Di Kota Padang Tahun 2015 Lokasi dan jadwal Pemicuan Pamsimas II Di Kota Padang Tahun 2015 Target Indikator Kinerja SPM dan MDGs Program KIA Dinas
Tabel 7.19
Kesehatan Kota Padang Tahun 2010-2015 Pencapaian Kinerja Program KIA Kota Padang Tahun 2015
Tabel 7.5 Tabel 7.6 Tabel 7.7 Tabel 7.8 Tabel.7.9 Tabel.7.10 Tabel 7.11 Tabel 7.12 Tabel 7.13 Tabel 7.14 Tabel 7.15 Tabel 7.16 Tabel 7.17
Tabel 7.20 Tabel 7.21 Tabel 7.22
59
64
66
71 85
93 97
104 152 153
Penyebab Kematian Pada Perihal di Kota Padang Tahun 20122015 Kunjungan Rawat jalan Puskesmas se Kota Padang Tahun 2015
166
Cakupan Kunjungan Indera di Puskesmas Kota Padang Tahun 2015
171
168
iii
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Tabel 7.23
Kunjungan Kasus Gangguan Jiwa di Puskesmas Tahun 2015
172
Tabel 7.24
Cakupan Program Kesehatan Gigi dan Mulut Tahun 2015
173
Tabel 7.25
Pembinaan Keluarga Tahun 2015
176
Tabel 7.26
Indikator Penilaian Output Kegiatan Puskesmas Tahun 2015
177
Tabel 7.27
Data Dasar Rumah sakit Pemerintah dan Swasta di Kota Padang Tahun 2015 Laporan Kegiatan Laboratorium Puskesmas di Kota Padang Tahun 2015 Jumlah Peserta JKN di Kota Padang Tahun 2014
178
Jumlah Kunjungan dan Rujukan Peserta JKN Se Kota Padang tahun 2015
199
Tabel 7.28 Tabel 7.29 Tabel 7.30
179 197
iv
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
DAFTAR GRAFIK Nomor Grafik
Grafik 7.1 Grafik 7.2 Grafik 7.3 Grafik 7.4 Grafik 7.5 Grafik 7.6 Grafik 7.7 Grafik 7.8 Grafik 7.9 Grafik 7.10 Grafik 7.11 Grafik.7.12 Grafik 7.13 Grafik 7.14 Grafik 7.15 Grafik 7.16 Grafik 7.17 Grafik 7.18 Grafik 7.19 Grafik 7.20 Grafik 7.21
Judul Grafik
Hal
Dokter Umum yang Mengurus SIP Berdasarkan Sarana Kepemilikan pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Dokter Gigi yang Mengurus SIP Berdasarkan Sarana Kepemilikan pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Dokter Spesialis yang Mengurus SIP Berdasarkan Sarana Kepemilikan pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Perawat yang Mengurus SIKP Berdasarkan Sarana Kepemilikan Pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Perawat Gigi yang Mengurus SIKP Berdasarkan Sarana Kepemilikan Pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Bidan yang Mengurus SIKB Berdasarkan Sarana Kepemilikan Pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Apoteker yang Mengurus SIPA Berdasarkan Sarana Kepemilikan Pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Apoteker yang Mengurus SIPA Berdasarkan Sarana Kepemilikan Pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Tenaga Gizi yang Mengurus SIKTGz Berdasarkan Sarana Kepemilikan Pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Rekam Medis yang Mengurus SIKRM Berdasarkan Sarana Kepemilikan Pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Fisioterapis yang Mengurus SIKF Berdasarkan Sarana Kepemilikan Pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Refraksionis Optisen yang Mengurus SIKRO Berdasarkan Sarana Kepemilikan Pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Tren Penemuan Kasus AFP Kota Padang 2010-2015 Perbandingan Kasus Campak Di Kota Padang Tahun 2014-2015 Penderita yang Mendapat Imunisasi Campak Tahun 2015 Jumlah Pemeriksaan IVA dan Payudara Pada Perempuan Usia 3050 Tahun di Kota Padang Tahun 2014-2015 Pemeriksaan IMT dengan Obesitas dari Kunjungan Penduduk usia>15 th Kota Padang Tahun 2014-2015
72
Jumlah Penderita Hipertensi di Kota Padang Tahun 2014-2015 Persentase TTU Yang Memenuhi Syarat Kesehatan di Kota Padang Tahun 2015 Persentase TPM Yang Memenuhi Syarat Kesehatan di Kota Padang Tahun 2015 Persentase Penduduk yang Mengakses Air Minum Berkualitas Di Kota Padang Tahun 2015
91 95
73 73 74 75 77 77 78 79 79 80 81 83 84 85 89 90
96 98
v
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.22 Grafik 7.23 Grafik 7.24 Grafik 7.25 Grafik 7.26 Grafik 7.27 Grafik 7.28 Grafik 7.29 Grafik 7.30 Grafik 7.31
Persentase Sampel Air Bersih yang Memenuhi Syarat Kesehatan di Kota Padang Tahun 2015 Persentase Sampel DAM yang Memenuhi Syarat Kesehatan Secara Bacteriologi di Kota Padang Tahun 2015 Persentase Cakupan Rumah Sehat sesuai SPL Menurut Puskesmas di Kota Padang Tahun 2015 Persentase SPAL yang Memenuhi Syarat Menurut Puskesmas Kesehatan di Kota Padang Tahun 2015 Persentase Pengolahan Sampah Rumah Tangga yang Memenuhi Syarat Menurut Puskesmas di Kota Padang Tahun 2015 Jumlah Medis Yang Dimusnahkan Melalui Incenerator Menurut Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2015 Cakupan Imunisasi Kontak Pertama HB-0 Di Kota Padang Tahun 2015 Cakupan Imunisasi Kontak Pertama BCG Di Kota Padang Tahun 2015 Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap DPT/HB-Hib 3 Di Kota Padang Tahun 2015 Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap Polio 4 Di Kota Padang Tahun 2015
99 100 107 108 109 110 114 115 115 116
Grafik 7.32
Cakupan Imunisasi Campak Di Kota Padang Tahun 2015
116
Grafik 7.33
Cakupan Imunisasi Lengkap Di Kota Padang Tahun 2015
117
Grafik 7.34
Cakupan Kelurahan UCI Di Kota Padang Tahun 2015
117
Grafik 7.35
Cakupan BIAS Campak per Puskesmas Kota Padang Tahun 2015
118
Grafik 7.36
Data Calon Jemaah Haji per Puskesmas Kota Padang Tahun 2015
119
Grafik 7.37 Grafik 7.38 Grafik 7.39 Grafik 7.40
Distribusi CJH Kota Padang Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2015 Persentase Pemeriksaan Kesehatan CJH Kota Padang Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2015 Persentase Pemeriksaan Kesehatan CJH Kota Padang Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2015 Sepuluh Penyakit terbanyak hasil skrening CJH Kota Padang Tahun 2014
120 120 121 121
Grafik 7.41
Penggolongan CJH Kota Padang Berdasarkan Kategori Tahun 2015
122
Grafik 7.42
Perbandingan Kasus Kegiatan HPR dan yang Mendapat VAR Tahun 2011 s/d 2015 Perbandingan Kasus Kegiatan HPR dan Yang di VAR per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2015 Perbandingan Kasus dan Kematian DBD Di Kota Padang Tahun 2011-2015 Perbandingan Kasus DBD per bulan Di Kota Padang Tahun 2012-2015
122
Grafik 7.43 Grafik 7.44 Grafik 7.45
123 124 124
vi
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.46 Grafik 7.47 Grafik 7.48 Grafik 7.49 Grafik 7.50 Grafik 7.51 Grafik 7.52 Grafik 7.53 Grafik 7.54 Grafik 7.55 Grafik 7.56 Grafik 7.57 Grafik 7.58 Grafik 7.59 Grafik 7.60 Grafik 7.61 Grafik 7.62 Grafik 7.63 Grafik 7.64 Grafik 7.65 Grafik 7.66 Grafik 7.67 Grafik 7.68 Grafik 7.69 Grafik 7.70 Grafik 7.71
Grafik 7.72
Jumlah Kasus DBD per Puskesmas Kota Padang Tahun 2015 Incidence Rate dan Case Fetality Rate DBD per Puskesmas Kota Padang Tahun 2015 Jumlah Kasus Malaria Positif per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2015 Jumlah Annual Parasite Indeks Malaria per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2015 Penderita Diare dan Cakupan Pelayanan Pada Balita per Puskesmas Kota Padang Tahun 2015 Presentase Pemakaian Zink per Puskesmas Kota Padang Tahun 2015 Persentase Pemakaian Oralit per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2015 Perbandingan Kasus ISPA Balita dan Pneumoni di Kota Padang Tahun 2015 Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2015 Data Kasus Kusta Kota Padang Tahun 2010 s/d Tahun 2015 Data Kasus Kusta Kota Padang per Puskesmas Tahun 2015 Proporsi Suspek yang Diperiksa Dahaknya per Puskesmas Kota Padang Tahun 2015 Pencapaian BTA + perpuskesmas di Kota Padang Tahun 2015
125
Pencapaian Tahun 2015Angka Konversi TB per puskesmas di Kota Padang Pencapaian Angka KesembuhanTB per puskesmas di Kota Padang Tahun 2015 Perbandingan Kasus HIV dan AIDs di Kota Padang Tahun 20132015 Kasus HIV Berdasarkan Faktor Resiko Kota Padang Tahun 2015 Kasus IMS Kota Padang Menurut Jenis Penyakit Tahun 2015 Cakupan D/S Balita per Puskesmaas Kota Padang Tahun 2015 Cakupan N/D Balita per Puskesmaas Kota Padang Tahun 2015 Cakupan Indikator SKDN (D/S, N/D dan BGM/D Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2011-2015) Cakupan Penimbangan Massal Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Indikator BB/U Cakupan ASI Eksklusif Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Cakupan Garam Beryodium Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun
132
2015 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Distribusi Tablet Fe Ibu Hamil Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Grafik Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil KEK Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015
125 126 126 127 127 128 129 129 130 130 131 131
132 133 134 134 137 138 138 139 140 141 143 144
145
vii
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.73
Cakupan Ibu Nifas Vitamin A Kota Padang Tahun 2015 Balita yang mempunyai KMS/Buku KIA Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Balita Bawah Garis Merah (BGM) Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Cakupan Pelayanan Kesehatan Lansia Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak Baru Masuk Sekolah Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2011 s/d 2015
146
Grafik 7.78
Cakupan K1 Ibu Hamil per Puskesmas se Kota Padang Tahun 2015
155
Grafik 7.79
Cakupan K4 Ibu Hamil per Puskesmas se Kota Padang Tahun 2015
156
Grafik 7.80
Cakupan K1 dan K4 Kota Padang Tahun 2011-2015
156
Grafik 7.74 Grafik 7.75 Grafik 7.76 Grafik 7.77
Grafik 7.81 Grafik 7.82 Grafik 7.83
Grafik 7.84 Grafik 7.85 Grafik 7.86 Grafik 7.87 Grafik 7.88
2015 Pencapaian Kunjungan Neonatus Pertama (KN 1) dan Neonatus Komplikasi yang tertangani di Kota Padang tahun 2011-2015 Pencapaian Kunjungan Bayi dan Kunjungan Balita ke Pelayanan Kesehatan di Kota Padang tahun 2011-2015 Cakupan SDIDTK Bayi Dan Balita Kontak I Puskesmas Se Kota Padang Tahun 2015 Pencapaian Pelaksanaan MTBS per Puskesmas Se Kota Padang Tahun 2015 Data Kasus Kematian anak di Kota Padang Tahun 20112015 –
Grafik 7.90
Data Kematian Ibu di Kota Padang Tahun 2015 2011 –
Grafik 7.91
Penyebab Kematian Ibu Kota Padang Tahun 2015
149
157 158 159
160 161 162 163 164
167
Kunjungan Puskesmas Berdasarkan Jenis Kelamin Puskesmas se
Grafik 7.95 Grafik 7.96
Indikator Penilaian Output Kegiatan Puskesmas Tahun 2015
Grafik 7.94
148
165
Kota Padang Tahun 2015 Sepuluh Penyakit Terbanyak Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2015 Cakupan Kunjungan Kasus Indera Puskesmas Kota Padang Tahun 2015 Cakupan Program UKK Puskesmas Tahun 2015
Grafik 7.93
148
Cakupan Deteksi Dini Resti Ibu Hamil Puskesmas Kota Padang Tahun 2015 Cakupan Ibu Bersalin oleh Nakes per Puskesmas se Kota Padang Tahun 2015 Cakupan Kunjungan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Lengkap(KF3) dan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap) di Kota Padang Tahun 2011 – 2015 Cakupan Peserta KB Aktif per Puskesmas se Kota Padang Tahun
Grafik 7.89
Grafik 7.92
147
167 169 170 172 175 177
viii
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.97
Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas Tahun 2015
181
Grafik 7.98
Jumlah Kematian di Puskesmas Tahun 2015
188
Grafik 7.99 Grafik 7.100 Grafik 7.101 Grafik 7.102 Grafik 7.103 Grafik 7.104
Jumlah Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Kunjungan Peserta JKN Per Puskesmas Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 Rujukan Peserta JKN Per Puskesmas Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2015 Rujukan Peserta JKN Per Puskesmas se Kota Padang tahun 2015 Sepuluh Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta JKN Puskesmas se Kota Padang Tahun 2015 Sepuluh Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta JKN Puskesmas se Kota Padang Tahun 2015
198 200 201 201 202 203
ix
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Undang-undang Dasar 1945 Pasal 34 menyatakan bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Dengan demikian, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya dapat terwujud. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dituangkan dalam berbagai program kesehatan melalui siklus perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta pertanggungjawaban secara sitematis, berjenjang dan berkelanjutan, sebagaimana yang terdapat dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Kita sadari bahwa sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih jauh dari kondisi ideal, yaitu belum mampu menyediakan data dan informasi kesehatan yang evidence based sehingga belum mampu menjadi alat manjemen kesehatan yang efektif. Berbagai masalah klasik masih dihadapi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan. Diantaranya adalah kegiatan pengelolaan data dan informasi belum terintegrasi dan terkoordinasi dalam satu mekanisme kerjasama yang baik. Salah satu alat transformasi data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kota Padang adalah laporan tahunan, yang berisi data tahunan dari hasil pembangunan kesehatan. Sedangkan pada pembangunan kesehatan adanya upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator yang meliputi indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat.
1
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Laporan Tahunan ini menampilkan capaian pelaksanaan Pembangunan bidang Kesehatan dalam rangka menjawab Visi Pembangunan Kesehatan Kota Padang yakni “Mewujudkan Masyarakat Kota Padang Peduli Sehat, Mandiri, Berkualitas dan Berkeadilan Tahun 2019”.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Tahunan disusun untuk memberikan gambaran dan informasi tentang hasil pembangunan kesehatan yang telah dicapai oleh Pemerintah Kota Padang khususnya Dinas Kesehatan Kota Padang selama tahun 2015. Laporan tahunan Dinas Kesehatan ini di susun dari data-data laporan kegiatan yang didapat dari masing-masing bidang dan bagian
yang ada di Dinas
Kesehatan Kota Padang.
2
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
BAB II GAMBARAN UMUM A. GEOGRAFI
Kota Padang secara geografis terletak pada bagian pantai Barat 0
0
Sumatera pada posisi 00 44 „ 00„‟- 01‟08” 35” Lintang Selatan dan 100 05‟ 2. 05” – 100‟ 34‟ 09” Bujur Timur dengan luas keseluruhan 694,96 Km . Secara geogafis Kota Padang merupakan perpaduan dataran rendah dan perbukitan serta aliran sungai dan pulau – pulau, dengan uraian 21 buah sungai (5 sungai besar dan 21 sungai kecil) dengan sungai terpanjang yaitu batang kandis sepanjang 20 km. Terdapat 19 buah pulau yang tersebar di 2
beberapa kecamatan dengan pemanfaatan lahan produktif 180 km sedangkan panjang pantai 68.126 Km. Curah hujan Kota Padang Tahun 2010-2014 rata o
o
rata adalah 289,85 sampai 332,17 mm per tahun. Temperatur 26,0 C – 27,0 C dengan kelembaban udara berkisar 79 – 87% (BPS Kota Padang, 2015). Wilayah Kota Padang memiliki ketinggian yang bervariasi menurut kecamatannya. Kecamatan Lubuk Kilangan merupakan wilayah yang paling 2
tinggi dari permukaan laut dengan luas 85,99 Km , diikuti dengan Kecamatan Koto Tangah, Kecamatan Pauh, dan Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Sedangkan wilayah yang paling rendah adalah Kecamatan Padang Barat, Nanggalo, Padang Timur dan Kecamatan Padang Utara dengan luas wilayahnya yang relative kecil. Secara administrasi Pemerintah Kota Padang terdiri dari 11 Kecamatan dan 104 Kelurahan. Kota Padang ini sebelah utara
berbatas dengan
Kabupaten Padang Pariaman, sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah timur berbatas dengan Kabupaten Solok, sebelah barat berbatas dengan Samudra Indonesia ( BPS Kota Padang, 2015).
B. DEMOGRAFI
Berdasarkan Proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035 oleh BPS, kemudian diolah oleh Pusdatin Kemenkes RI dan DKK Kota Padang, maka
3
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
jumlah penduduk kota Padang pada tahun 2015 sebanyak 902.413 jiwa yang terdiri dari 450.598 jiwa laki-laki dan 451.815 jiwa perempuan. Sex Ratio terbesar terdapat di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, yaitu 105,89 %. Hal ini berarti jumlah penduduk laki laki di Kecamatan Bungus Teluk Kabung 0,514 % lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan. Sementara Sex Ratio terkecil terdapat di Kecamatan Padang Utara, yaitu 90,16 %, dimana penduduk perempuan 52,6 % dan penduduk laki laki 47,4 %. Secara keseluruhan penduduk Kota Padang lebih banyak perempuan dibandingkan dengan penduduk laki laki. Rasio beban ketergantungan (Dependency Ratio) digunakan untuk mengetahui produktifitas penduduk. Rasio beban ketergantungan adalah angka yang menyatakan perbandingan banyak orang yang berada pada usia yang tidak produktif (dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun) dibandingkan dengan kelompok usia yang produktif (15 – 65 tahun). Angka ini juga menyatakan beratnya tanggungan kelompok usia produktif terhadap usia tidak produktif. Semakin banyak kelompok usia non produktif maka semakin berat beban usia produktif. Pada tahun 2015 ini penduduk Kota Padang paling banyak berumur 20 – 24 tahun dan paling sedikit berumur 70-74 tahun. Menurut BPS 2015 penduduk yang termasuk angkatan kerja sebanyak 55,69 % dan 48,31 % yang bukan angkatan kerja. Sementara
penduduk
angkatan kerja yang bekerja sebanyak 86,01 % dan 13,99 % mencari pekerjaan. Secara umum laju pertumbuhan penduduk selama 10 tahun terakhir (tahun 2003 – 2014) adalah sebesar 1,62 % (PDA 2015). Kecamatan yang tertinggi laju pertumbuhan penduduknya adalah Kecamatan Pauh sebesar 3,90% disusul kecamatan Kuranji yaitu sebesar 3,15 % sedangkan laju pertambahan penduduk yang paling rendah adalah kecamatan Padang Timur sebesar -0,06 %. Laju pertambahan penduduk sangat berguna untuk memperkirakan jumlah penduduk dimasa yang akan datang, sehingga pemerintah
dapat
membuat
kebijakan
pembangunan
sesuai
keadaan
kependudukan.
4
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Menurut PDA 2015 Kecamatan Padang Timur adalah daerah yang 2
paling tinggi kepadatan penduduknya yaitu 9.690/km dan daerah terendah 2
tingkat kepadatan penduduknya adalah Bungus Teluk Kabung yaitu 240 km .
C. SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN KESEHATAN
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu merupakan hal yang penting. 1. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada dikota Padang adalah : a.
Puskesmas
Fasilitas pelayanan yang tersedia di kota Padang saat ini, secara umum sudah memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat. Pada tingkat pelayanan dasar, saat ini terdapat 22 buah puskesmas yang terletak pada 11 kecamatan di Kota Padang termasuk diantaranya terdapat 7 buah puskesmas rawatan dan 15 puskesmas non rawatan. b.
Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu didirikan untuk meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan sampai ke daerah yang sulit dijangkau dan juga memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
sehingga
masyarakat
mendapatkan
pelayanan.
Total
Puskesmas Pembantu yang ada pada tahun 2015 adalah 62 buah. c. Poskeskel
Pada Tahun 2008 telah dibangun Poskeskel sebanyak 16 unit dan pada tahun 2009 dibangun 3 Poskeskel dan Tahun 2010 dibangun empat Poskeskel lagi sehingga menjadi 23 Poskeskel. Dan pada tahun 2011 ditambah lagi 6 Poskeskel, sehingga total Poskeskel berjumlah 29 unit. Jumlah Poskeskel yang di bangun sampai tahun 2015 adalah sebanyak 29 unit, sedangkan Poskeskel yang belum mempunyai
5
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
bangunan berjumlah 75 unit. Poskeskel yang belum mempunyai bangunan dan yang telah mempunyai bangunan beroperasi sebanyak 104 Poskeskel yang menyebar pada Kelurahan di Kota Padang. Poskeskel yang telah mempunyai bangunan dibangun dengan dana APBD,
Swadaya
masyarakat
dan
PNPM
mandiri,
sedangkan
Poskeskel yang belum ada bangunannya untuk sementara beroperasi pada pustu atau kantor lurah yang ada di Kota Padang. d. Puskesmas Keliling
Sarana transportasi pendukung pelayanan puskesmas antara lain puskesmas keliling (kendaraan roda 4) hingga tahun 2015 berjumlah 25 unit. Artinya setiap Puskesmas sudah didukung fasilitas Puskesmas keliling roda 4 sebanyak 1 unit. e. Sarana dan prasaran lain
1)
Rumah Sakit Umum
: 11 buah.
2)
Rumah Sakit Khusus
: 16 buah
3) 4)
Balai Pengobatan/ Klinik Praktek Dokter Perorangan
: 20 buah : 865 buah
5)
Praktek Pengobatan Tradisional
: 794 buah
6)
Posyandu
: 895 buah
7)
Apotek
: 213 buah
8)
Toko Obat
: 15 buah
9)
GFK
: 1 buah
2. Tenaga Kesehatan
Jumlah tenaga di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2015 adalah 1.268 orang yang terdiri dari 1.114 orang PNS dan 154 non PNS.
6
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
BAB III VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI A. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN KOTA PADANG
Visi Pembangunan kesehatan Kota Padang yakni “ Mewujudkan Masyarakat Kota Padang Peduli Sehat, Mandiri, Berkualitas dan Berkeadilan Tahun 2019” yang mengacu pada RPJP-K Tahun 2005-2025
dan rancangan awal RPJMD Kota Padang Tahun 2014-2019. Visi ini dituangkan menjadi empat misi yaitu : 1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani, 2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan yang berkualias 4. Menciptakan tata kelola keperintahan yang baik, bersih dan melayani.
B. TUJUAN DAN SASARAN 1.
Tujuan
Sebagai penjabaran dari visi maka tujuan yang akan dicapai adalah terwujudnya
kesejahteraan
masyarakat
melalui
peningkatan
upaya
kesehatan masyarakat yang dapat menjangkau semua lapisan masyarakat. 2.
Sasaran
Sasaran pembangunan kesehatan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati diatas adalah sebagai berikut : a) Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat 1)
Meningkatnya umur harapan hidup
2)
Menurunnya angka kematian ibu melahirkan
3)
Menurunnya angka kematian bayi
4)
Menurunnya angka kematian neonatal
5)
Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (terdiri dari gizi kurang
7
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
dan gizi buruk pada anak balita 6)
Menurunnya prevalensi anak balita yang pendek (stunting)
7)
Meningkatnya persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan PN)
b) Menurunnya angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit menular, dengan : 1)
Menurunnya prevalensi Tuberculosis
2)
Menurunnya kasus Malaria (Annual Paracite Index-API)
3)
Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa
4)
Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan
5)
Menurunnya angka kesakitan DBD dan penyakit menular lainnya
c) Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular d) Meningkatnya
surveilance
penyakit
berpotensi
wabah
dan
penanggulangan bencana e) Meningkatnya penyehatan lingkungan dan sanitasi dasar masyarakat 1)
Pengembangan lingkungan sehat
2)
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
f) Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender g) Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin h) Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat i) Meningkatnya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan 1) Cakupan kelurahan siaga aktif 2) Cakupan Posyandu aktif 3) Cakupan UKBM aktif
8
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
C. STRATEGI DAN KEBIJAKAN 1.
Strategi
Dinas Kesehatan sebagai unit kerja Pemerintah Kota Padang memiliki arah kebijakan pembangunan kesehatan untuk mencapai visi dan misi dalam upaya mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki dengan memanfaatkan peluang- peluang yang ada, mengatasi berbagai kelemahan dan meminimalkan faktor-faktor yang mengancam. Beberapa strategis yang dihasilkan adalah : a. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama nasional dan global b. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan serta berbasis bukti dengan pengutamaan pada upaya promotif–preventif. c. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional. d. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu. e. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan. f.
Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggung-jawab.
2.
Kebijakan
Untuk melaksanakan strategi tersebut diperlukan arah kebijakan pembangunan
yang
meliputi
pengembangan
Masyarakat, peningkatan pelayanan
Jaminan
Kesehatan
kesehatan di daerah yang kurang
diminati, ketersediaan, keterjangkauan obat di seluruh fasilitas kesehatan, pelaksanaan reformasi birokrasi, pemenuhan biaya operasional kesehatan (BOK), penanganan daerah bermasalah kesehatan. Arah kebijakan
9
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
pembangunan kesehatan mempunyai tema prioritas “Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan” melalui delapan fokus prioritas, yaitu: a. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, Balita dan Keluarga Berencana (KB); b. Perbaikan status gizi masyarakat; c. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan; d. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan; e. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan,
keamanan,
mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan; f.
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN);
g. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana & krisis kesehatan; h. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
10
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
BAB IV KEDUDUKAN, STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI A. KEDUDUKAN
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 5 tahun 2015, Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin dan mengatur penyelenggaraan urusan pengelolaan Dinas Kesehatan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan demi terwujudnya pengelolaan dinas yang akuntabel untuk mendukung keberhasilan pembangunan daerah. B. STRUKTUR ORGANISASI
Adapun Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari: 1. Kepala Dinas. 2. Sekretariat terdiri dari: a. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub. Bagian Keuangan dan Aset c. Sub. Bagian Penyusunan Program 3. Bidang Pelayanan Kesehatan, membawahi : a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan b. Seksi Kesehatan Ibu dan Anak c. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus 4. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, membawahi: a. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit b. Seksi Wabah dan Bencana c. Seksi Kesehatan Lingkungan 5. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, membawahi: a. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan SDM dan Diklat b. Seksi Promkes dan Peran Serta Masyarakat (PSM) c. Seksi Registrasi dan Akreditasi 6. Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan, membawahi: a. Seksi Jaminan Kesehatan b. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan c. Seksi Kefarmasian 11
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
12
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 5 tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
yang
dijabarkan melalui Peraturan Walikota Padang Nomor 27 Tahun 2015 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan, yaitu : Dinas Kesehatan Kota Padang merupakan unsur pelaksana Pemerintahan Daerah di bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Tu gas Pokok dan F ungsi Di nas Kesehatan K ota Padang adalah :
1.
Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan dan tugas pembantuan ;
2.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Kesehatan mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan ; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan ; c. Pembinaan dan pelaksanaan urusan di bidang kesehatan ; d. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas ; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dalam menjalankan fungsinya Kepala Dinas Kesehatan dibantu oleh bagian dan bidang sebagai berikut: 1.
Sekretariat
a. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Sekretariat
mempunyai
tugas
membantu
Kepala
Dinas
dalam
memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh satuan organisasi dilingkungan Dinas Kesehatan dalam urusan merumuskan kebijakan teknis, pembinaan, koordinasi pelaksanaan bidang, urusan umum dan kepegawaian, urusan keuangan dan aset, urusan penyusunan program, 13
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
evaluasi dan pelaporan, perlengkapan, kerumahtanggaan, kehumasan, dokumentasi, protokoler, perpustakaan, dan kearsipan. c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Sekretariat mempunyai fungsi : 1)
Menyusun administrasi umum, kepegawaian, keuangan, aset, penyusunan program, evaluasi, pelaporan, perlengkapan, peralatan, kerumahtanggaan dinas, kehumasan, dokumentasi, perpustakaan, dan kearsipan;
2)
Mengkoordinir peyusunan laporan akuntabilitas kinerja satuan kerja perangkat daerah;
3)
Menyusun anggaran, pembinaan organisasi dan tata laksana dinas, evaluasi dan pelaporan;
4)
Menyusun kebijakan teknis, pembinaan, dan koordinasi pelaksanaan program bidang;
5)
Memberikan bimbingan dan petunjuk pelaksanaan peraturan perundang-undangan pelayanan administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan penyusunan program
6)
Mengkoordinir proses rencana kerja anggaran dinas, daftar isian pelaksanaan
anggaran,
dokumen
pelaksanaan
anggaran,
dan
dokumen keuangan lainnya; 7)
Mengkoordinir program, kegiatan dan kebijakan teknis yang dilakukan bidang dilingkungan dinas; dan
8)
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
d. Masing-masing sub bagian sebagaimana dimaksud pasal 2 angka 2 huruf a dan b, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. 1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
a) Sub
Bagian
membantu
Umum Sekretaris
dan
Kepegawaian
melaksanakan
mempunyai
urusan
tugas
Pengelolaan 14
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Administrasi umum, kepegawaian, ketatausahaan, kehumasan, dokumentasi, kearsipan, serta urusan rumah tangga dinas b) Penjabaran
Tugas
Sub
Bagian
Umum
dan
Kepegawaian
sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah:
Menyusun rencana kegiatan subag berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan ;
Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijaksanaan teknis, pedoman, serta bahan lain yang berhubungan dengan urusan umum dan kepegawaian;
Menyiapkan
konsep
dan
administrasi
perkantoran
tata dan
naskah
dinas
kepegawaian
dibidang
berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan atasan;
Menyiapakan bahan pelayanan administrasi perkantoran, pengurusan
kerumahtanggaan,
perlengkapan,
perbekalan,
dokumentasi, perpustakaan, kearsipan, komunikasi, penggandaan, pendistribusian barang habis pakai, penerimaan tamu, kehumasan dan protokoler;
Melaksanakan
pengadaan
kebutuhan
peralatan
dan
perlengkapan kantor;
Mengumpulkan,
mengolah
data
dan
informasi,
menginertarisasi permasalahan serta melaksanakan pemecahan masalah yang berhubungan dengan urusan umum dan kepegawaian;
Melayani keperluan, kebutuhan serta perawatan ruang kerja, ruang rapat, ruang pertemuan, sarana dan prasarana kantor;
Melaksanakan pengurusan perjalanan dinas, kendaraan dinas, keamanan kantor, serta pelayanan kerumah tanggaan lainnya;
Melaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian, membuat daftar urut kepangkatan, bezetting, nominatif pegawai, peta kariri, dan pengusulan kebutuhan pegawai lainnya; 15
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Mengkoordinir dan melaporkan kehadiran pegawai;
Menerbitkan surat keputusan jabatan fungsional dan urusan kepegawaian pada jabatan tersebut;
Memfasilitasi usulan pengangkatan, kesejahteraan pegawai, pemberian penghargaan, pemberian sanksi atau hukuman, dan pelatihan penjenjangan pegawai;
Melayani keperluan dan kebutuhan administrasi kepegawaian dalam
hal
penataan
kinerja
pegawai
serta
pengurusan
administrasi angka kredit pegawai dan pelayanan lainnya;
Membina dan mengarahkan pelaksanaan tugas staf subag umum dan kepegawaian;
Melaporkan hasil pelaksanaan tugas staf subag umum dan kepegawaian pada atasan; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2) Sub Bagian Keuangan dan Aset
a) Bagian Keuangan dan aset mempunyai tugas membantu sekretaris melaksanakan urusan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penyusunan rencana program, anggaran pendapatan dan belanja dinas, verifikasi, perbendaharaan, pertanggungjawaban keuangan dinas, verifikasi dan aset b) Uraian tugas Sub Bagian Keuangan dan Aset sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah :
Menyusun
dan
megelola
keuangan
dinas
berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
Mempelajari dan menelaah peraturan tentang keuangan dinas;
Membuat rencana pendapatan dan belanja tidak langsung dinas;
Mengkoordinir pengadministrasian keuangan dinas terhadap belanja
administrasi
umum,
belanja
operasional
dan 16
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
pemeliharaan serta belanja modal, belanja aparatur dan publik;
Melakukan pertanggung jawaban pencairan dana;
Melakukan verifikasi Anggaran pendapatan belanja dinas;
Membuat dan menyiapkan laporan pertanggung jawaban keuangan/ anggaran pendapatan dan belanja dinas termasuk perhitungan anggaran;
Melaksanakan pembinaan dan pengendalian satuan pemegang kas;
Melaksanakan pengendalian administrasi barang, aset dan perlengkapan dinas;
Melaksanakan persiapan bahan pelaksanaan administrasi penggunaan dan pemakaian aset, barang inventaris, kenderaan dinas, rumah dinas serta penggunaan gedung kantor;
Membuat laporan terkait urusan keuangan, penganggaran, dan aset dinas; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya.
3) Sub Bagian Penyusunan Program
a)
Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas membantu Sekretaris
melaksanakan
urusan
pengelolaan
manajemen
penerapan norma, standar, prosedur dan kriteria dalam jangka perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan bidang jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. b)
Penjabaran Tugas Sub Bagian Peyusunan Program sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah:
Membuat rencana jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang untuk program dan kegiatan dinas;
Melaksanakan penyusunan program dengan menyiapkan bahan penyusunan rencana umum jangka pendek, jagka menengah dan jangka panjang; 17
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Menghimpun dan memfasilitasi penyusunan perencanaan program dan kegiatan di lingkungan dinas;
Menghimpun, menganalisa, dan menyusun laporan evaluasi program dan kegiatan dinas;
Melakukan pengelolaan system informasi kesehatan;
Menghimpun pelaksanaan pengelolaan program dan kegiatan masyarakat miskin;
Merekapitulasi laporan pencapaian program dan kegiatan dinas;
Melaksanakan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan dinas;
Membuat laporan sub bagian penyusunan program untuk disampaikan kepada atasan; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2.
Bidang Pelayanan Kesehatan
a. Bidang Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan, Kesehatan Ibu dan Anak, Anak Usia Sekolah, Pemantauan Gizi anak dan ibu
hamil
serta
pelayanan Kesehatan Khusus di
puskesmas, puskesmas pembantu, dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat. c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi : 1) Mengenal wilayah kerja dengan melakukan pendekatan kepada lintas sektor; 2) Menyusun rencana kerja tahunan berdasarkan rencana strategis dinas, analisa situasi, dan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan 18
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
tahunan tahun sebelumnya; 3) Membuat tata kerja di lingkungan bidang pelayanan kesehatan yang meliputi pendistribusian tugas kepada bawahan, penentuan target kinerja, dan bimbingan pelaksanaan tugas bawahan; 4) Menyelenggarakan urusan pelayanan kesehatan meliputi pembinaan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah, pemantauan gizi serta pelayanan kesehatan khusus berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan demi terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas; 5) Menyelenggarakan evaluasi program dan kegiatan melalui rapat bulanan; 6) Melaksanakan hasil pelaksanaan kegiatan; 7) Melakukan
evaluasi
masalah
yang
ditemui
dan
pemecahan
masalahnya serta perencanaan tahun berikutnya; dan 8) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. d. Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari tiga seksi : 1)
Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
a) Mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam pembinaan dan pengawasan mutu pelayanan kesehatan dasar, sistim rujukan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Rumah Sakit serta pembinaan pengelolaan manajemen dan pengembangannya. b) Penjabaran Tugas Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan sebagaimana yang tersebut pada butir (1) adalah :
Melaksanaakan pengelolaan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan lainnya;
Melaksanakan pembinaan dalam perencanaan program fasilitas kesehatan tingkat pertama melalui rencana strategis dan rencana kerja puskesmas; 19
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Melaksanakan akreditasi, standar mutu, dan badan layanan umum daerah untuk puskesmas;
Mengkoordinir
pelaksanaan
kegiatan
fasilitas
kesehatan
tingkat pertama dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjut;
Melaksanakan monitoring dan evaluasi capaian kinerja fasilitas kesehatan tingkat lanjut melalui lokakarya mini, laporan bulanan, dan laporan tahunan;
Mengawasi pelaksanaan standar pelayanan minimal di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas kesehatan tingkat lanjut;
Melaksanakan pembinaan program kesehatan jiwa, indera, upaya kesehatan kerja, kesehatan gigi dan mulut;
Merencanakan dan melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap peningkatan mutu pelayanan di Puskesmas dan
Rumah Sakit; Membina tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan tingkat pertama yang berprestasi;
Melakukan bimbingan teknis ke rumah sakit, puskesmas dan jaringannya; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2)
Seksi Kesehatan Ibu dan Anak
a) Mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam pembinaan pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin/nifas, menyusui, balita dan anak usia sekolah. b) Penjabaran tugas seksi Kesehatan Ibu dan Anak sebagaimana yang dimaksud butir (1) adalah :
Melaksanakan pembinaan pelayanan kesehatan ibu, anak, KB;
Melaksanakan pembinaan pelayanan kesehatan ibu hamil, 20
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
bersalin atau nifas dan menyusui di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan jaringannya;
Melaksanakan pembinaan pelayanan kesehatan anak di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan jejaring;
Melakukan
pembinaan
tenaga
kesehatan
dan
penolong
persalinan;
Melakukan Audit Maternal dan Perinatal;
Melaksanakan pembinaan pelayanan Keluarga Berencana;
Melakukan bimbingan teknis ke fasilitas kesehatan tingkat pertama
dan
jaringannya dalam
pelaksanaan
pelayanan
kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3)
Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus
a) Mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam pembinaan program gizi dan kesehatan khusus. b) Penjabaran tugas seksi Gizi dan Kesehatan Khusus sebagaimana yang dimaksud butir (1) adalah :
Melakukan pemantauan status gizi anak Balita dan ibu hamil di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan jaringannya, serta posyandu;
Melakukan pemantauan garam beryodium di masyarakat;
Melakukan pemantauan pendistribusian vitamin A kepada balita, ibu nifas dan penyakit tertentu;
Merencanakan pemberian makanan tambahan pada kasus KEP dan kekurangan energi kronis pada ibu hamil;
Pembinaan ASI eksklusif dan klinik laktasi;
Melakukan pembinaan kegiatan usaha kesehatan sekolah ditingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan atau kejuruan, panti dan lembaga 21
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
permasyarakatan;
Melakukan
pembinaan
dan
pengawasan
terhadap
penyelenggaraan kesehatan khusus meliputi keehatan olahraga dan kesehatan lanjut usia (Lansia);
Melaksanakan pembinaan program kesehatan lanjut usia;
Melakukan bimbingan teknis ke puskesmas dan Rumah Sakit; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3.
Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan
a. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam menyusun rencana penyelengaraan kegiatan Pengamatan, Pengawasan, Pemberantasan, Pencegahan Penyakit, penanggulangan wabah dan bencana serta kesehatan lingkungan. c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Bidang pengendalian Masalah kesehatan berfungsi: 1) Merencanakan program dan kegiatan yang berkaitan dengan bidang pengendalian masalah kesehatan. 2) Melaksanakan bimbingan operasional, pengawasan dan evaluasi program di Bidang pengendalian masalah kesehatan. 3) Melaksanakan pedoman dan standar pelayanan serta manajemen program dalam lingkup bidang Pengendalian Masalah Kesehatan. 4) Melaksanakan koordinasi dalam pengendalian wabah, bencana dan kesehatan matra. 5) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan kesehatan lingkungan pemukiman, kualitas air yang digunakan masyarakat, tempat-tempat umum; dan 22
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
6) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
d. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan terdiri dari tiga Seksi : 1) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
a) Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam Menyusun pembinaan dan Pengawasan Program Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit. b) Penjabaran tugas seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
Membuat rencana kegiatan pemberantasan penyakit menular;
Membuat rencana kebutuhan obat
dan
sarana program
penyakit;
Melakukan kordinasi
Pelaksanaan Pencegahan Penyakit,
termasuk imunisasi dengan fasilitas kesehatan tingkat pertama
dan fasilitas kesehatan tingkat lanjut beserta jaringannya; Melakukan Pembinaan dan Pengawasan mengenai kegiatan pencegahan penyakit dan Imunisasi kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas kesehatan tingkat lanjut beserta jaringannya;
Melakukan pengambilan dan pendistribusian logistik imunisasi secara berkala
ke
vaksin
dan
Dinas Kesehatan
Pemerintah Propinsi Sumatera Barat;
Melakukan pemantapan manajemen pencegahan penyakit dan imunisasi melalui pembuatan dan pegawasan pemantauan Wilayah Setempat daerah Universal Child Immunization;
Mengkordinasikan pelaksanaan kegiatan pengendalian dan pemberantasan pertama
dan
penyakit menular fasilitas kesehatan tingkat fasilitas
kesehatan
tingkat
lanjut
beserta
jaringannya;
Melakukan
monitoring
dan
bimbingan
tehnis
program 23
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Pengendalian dan pemberantasan penyakit menular fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas kesehatan tingkat lanjut beserta jaringannya;
Melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap calon jemaah haji;
Membuat laporan program penyakit menular; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2) Seksi Wabah dan Bencana
a) Seksi Wabah dan Bencana mempunyai tugas membantu kepala bidang
dalam
menyusun
perencanaan,
pembinaan
dan
pengawasan program penanggulangan wabah dan bencana. b) Penjabaran
tugas
seksi
Wabah
dan
Bencana
sebagaiman
dimaksud ayat (1), adalah :
Mengkordinasikan pelaksananan penanggulangan wabah dan bencana ke fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas kesehatan tingkat lanjut beserta jaringannya;
Merencanakan kegiatan sebelum, saat dan setelah terjadi wabah, bencana dan matra;
Melakukan penyelidikan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi
dan
penyakit
menular
lainnya
yang
berpotensi wabah serta keracunan;
Menghimpun dan menganalisa data survelans, kejadian luar biasa, wabah penyakit menular dan bencana dari rumah sakit dan puskesmas;
Melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi penyakit tidak menular;
Menyusun
dan
menyampaikan
laporan
program
penanggulangan wabah, bencana dan penyakit tidak menular; dan 24
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3) Seksi Kesehatan Lingkungan
a) Seksi kesehatan
Lingkungan
mempunyai tugas menyusun
perencanaan, pengkordinasian, Pembinaan dan terhadap
kesehatan
lingkungan
pemukiman,
pengawasan tempat-tempat
umum, tempat pengolahan /produksi, tempat penjualan makanan dan minuman serta berbagai fasilitas kesehatan lainnya. b) Penjabaran tugas seksi Kesehatan Lingkungan sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah:
Merencanakan
pelaksanaan
kegiatan
yang
berhubungan
dengan kesehatan lingkungan;
Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pencemaran lingkungan dan limbah rumah sakit dan tempat usaha lain;
Melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kualitas air PDAM, depot air minum isi ulang, dan sumber air lainnya yang meliputi sumur gali, badan air, kolam renang, pemandian umum, serta menerbitkan rekomendasi laik sehat;
Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap tempat pembuangan sementara dan tempat pembuangan akhir dengan bekerjasama dengan sektor terkait;
Melakukan pembinaan terhadap kelompok pemakai air, air minum dan penyehatan lingkungan, dan kader kesehatan;
Melakukan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum dan tempat pengolahan atau penyediaan makanan;
Melakukan pengawasan dan pembinaan sanitasi kawasan pemungkiman
kelurahan,
kecamatan,
kota
sehat
dan
lingkungan bersih dan sehat;
Melakukan koordinasi dengan lintas sektor dan lintas program yang menyangkut Amdal, UKL/ UPL dan upaya pemantauan 25
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
lingkungan hidup;
Membuat laporan tahunan kesehatan lingkungan; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yag diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4.
Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia
a. Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. b. Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia kesehatan mempunyai tugas
membantu
Kepala
Dinas
dalam
mengkoordinasikan,
melaksanakan perencanaan, pembinaan serta pengawasan kegiatan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat, serta Registrasi dan Akreditasi. c. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia Kesehatan mempunyai fungsi : 1) Melakukan
perencanaan,
pengkoordinasian
dan
pembinaan
kegiatan Perencanaan Pendayagunaan SDM, pendidikan, dan pelatihan tenaga kesehatan; 2) Melakukan
perencanaan,
pengkoordinasian
dan
pembinaan
kegiatan Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan melalui berbagai media serta pengembangan Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) ; 3) Melakukan
perencanaan,
pengkoordinasian,
dan
pembinaan
kegiatan budaya hidup bersih dan sehat; 4) Melakukan perencanaan, pengkoordinasian, dan pembinaan untuk mendorong tumbuhnya peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat; 5) Melakukan
perencanaan,
pengkoordinasian
dan
pembinaan 26
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
kegiatan Registrasi dan Akreditasi Sarana, Prasarana dan Tenaga Kesehatan ; 6) Melakukan pengawasan dan Pengendalian perizinan dibidang kesehatan ; 7) Melaksanakan evaluasi dan membuat laporan kegiatan untuk disampaikan kepada atasan ; 8) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. d. Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia terdiri dari tiga Seksi : 1)
Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklat
a) Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklat mempunyai tugas menyusun perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan
dan
pengendalian
Pendayagunaan
SDM,
pendidikan dan pelatihan. b) Uraian tugas seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM dan Diklat sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah : Membuat perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan upaya pendayagunaan SDM kesehatan ;
Membuat rencana kebutuhan dan pengembangan tenaga kesehatan termasuk tugas belajar / izin belajar secara linear sesuai
latar belakang pendidikan yang dilakukan secara
berkala;
Melakukan koordinasi dan pembinaan kepada Institusi Penyelenggara Pendidikan di Bidang Kesehatan dalam rangka optimalisasi pendayagunaan SDM Kesehatan ;
Melakukan koordinasi, pembinaan, dan pengembangan terhadap peningkatan kualitas sumber daya tenaga kesehatan agar siap bersaing dan berdaya guna dipasar kerja;
Melakukan koordinasi pendidikan dan pelatihan yang terkait dengan pendayagunaan sumber daya tenaga kesehatan;
Merencanakan dan melaksanakan pelatihan teknis dan 27
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
pelatihan fungsional kesehatan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas tenaga kesehatan sesuai persyaratan kompetensi, jenis dan jenjang jabatan fungsional masing - masing ;
Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor dalam menganalisa jabatan sumber kebutuhan sumber daya tenaga kesehatan;
Menghimpun dan menganalisa data untuk bahan perencanaan kegiatan dan laporan seksi;
Melakukan koordinasi pendayagunaan sumber daya tenaga kesehatan, pendidikan, dan pelatihan serta melakukan pencatatan dan pelaporan ; dan
Melaksanakan tugas lain kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya.
2)
Seksi Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat a) Seksi Promosi Kesehatan (Promkes) dan Peran
Serta
Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian,
pembinaan
dan
pengaawasan
kegiatan
promosi kesehatan (Promkes), peran serta masyarakat (PSM) dan
pengembangan
Upaya
Kesehatan
Bersumber
Daya
Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan diberbagai fasilitas kesehatan dengan menggunakan berbagai media. b) Uraian tugas seksi Promkes dan Peran Serta Masyarakat sebagaimana yang dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang perilaku hidup sehat pada masyarakat;
Menyebarluaskan informasi kesehatan melalui Poster, Radio, Televisi, Billboard, Leaflet, teknologi informasi dan Media lainnya; 28
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Menyediakan data yang berhubungan dengan seksi Promosi Kesehatan dan Peran Serta Masyarakat ;
Membuat
rencana
dan
melaksanakan
kegiatan
yang
berhubungan dengan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan;
Melakukan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan kegiatan peningkatan peran serta masyarakat di bidang kesehatan;
Menggerakkan partisipasi masyarakat di bidang kesehatan melalui organisasi kemasyarakatan, generasi muda, pramuka dan LSM;
Membina
dan
mengembangkan
Upaya
Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat;
Mengumpulkan bahan serta mengolah laporan dan evaluasi pelaksanaan
bimbingan
penyuluhan
kesehatan
pada
masyarakat;
Melakukan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan bimbingan penyuluhan kesehatan dengan instansi terkait;
Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor;
Menyusun dan menganalisa data untuk laporan kegiatan seksi promosi kesehatan dan peran serta masyarakat ;
Melakukan pencatatan dan memberikan laporan kepada atasan;
Melaksanakan tugas kedinasan lain
yang diberikan oleh
atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3)
Seksi Registrasi dan Akreditasi
a) Seksi Registrasi dan Akreditasi mempunyai tugas Menyusun perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan, pengawasan dan pengendalian tentang registrasi dan akreditasi tenaga dan sarana pelayanan kesehatan serta berbagai fasilitas kesehatan lainnya. b) Uraian tugas seksi Registrasi dan Akreditasi sebagaimana yang 29
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
Membuat
rencana
berhubungan
dan
dengan
pelaksanaan
registrasi
tenaga
kegiatan kesehatan
yang dan
akreditasi tenaga dan sarana pelayanan kesehatan ;
Melakukan pemantauan dan pembinaan
secara terpadu
bersama tim terkait ;
Melakukan pengumpulan data dan analisa data yang berhubungan dengan kegiatan seksi registrasi dan akreditasi ;
Melakukan
Pembinaan
dan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan akreditasi sarana dan tenaga kesehatan;
Mengeluarkan surat izin praktek tenaga kesehatan ;
Menyusun dan menganalisa data untuk laporan kegiatan seksi registrasi dan akreditasi;
Melakukan sertifikasi alat kesehatan dan PKRT Kelas I;
Melakukan izin sarana kesehatan meliputi puskesmas, Rumah Sakit kelas C dan kelas D, Praktek Berkelompok, Klinik umum/ Spesialis, Rumah Bersalin, Klinik Dokter Keluarga/ tradisional, serta sarana penunjang yang setara ;
Pemberian izin apotik dan toko obat;
Menjalin kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor;
Membuat laporan seksi Registrasi dan Akreditasi; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
5.
a.
Bidang Jaminan Dan Sarana Kesehatan
Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
b.
Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam pelayanan jaminan kesehatan, perencanaan, pengadaan serta monitoring evaluasi sarana dan peralatan kesehatan 30
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
dan kefarmasian. c.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (2), Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan mempunyai fungsi : 1) Melaksanakan
penyelenggaraan
Jaminan
kesehatan
meliputi
kepesertaan, pemeliharaan dan pembiayaan. 2) Memberikan pelayanan sarana dan prasarana kesehatan untuk dinas, unit pelaksana teknis dias, puskesmas pembantu, pos kesehatan keliling, serta sarana transportasi roda dua dan roda empat atau puskesmas keliling; 3) Melakukan penyelenggaraan kefarmasian yang meliputi obat, makanan, minuman, napza, kosmetika dan alat kesehatan; 4) Mengkoordinasikan pembinaan dan pengawasan pembangunan yang berwawasan kesehatan; 5) Melaksanakan evaluasi dan membuat laporan kegiatan untuk disampaikan kepada atasan; dan 6) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fugsinya. d.
Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan terdiri dari tiga Seksi : 1) Seksi Jaminan Kesehatan
a) Seksi Jaminan Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam perencanaan dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi jaminan pemeliharaan kesehatan. b) Uraian tugas seksi Jaminan Kesehatan sebagaimana yang dimaksud ayat
( 1 ) adalah :
Merencanakan
program
Jaminan
Kesehatan
berdasakan
ketentuan peraturan perundang-undang;
Mengelola
Jaminan
Kesehatan
Nasional
atau
Jaminan
Kesesehatan Masyarakat;
Mengelola Jaminan Kesehatan Daerah atau Jaminan Kesehatan Sumbar Sakato;
Menghimpun data kepesertaan dan pembiayaan jaminan 31
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
kesehatan nasional;
Melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait;
Melakukan sosialisasi jaminan kesehatan;
Melaksanakan
pembinaan,
pengawasan,
monitoring,
dan
evaluasi pelaksanaan jaminan kesehatan;
Membuat laporan seksi Jaminan Kesehatan untuk disampaikan kepada atasan; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2) Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
a) Seksi Sarana dan Prasarana Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melakukan perencanaan dan pengadaan sarana dan peralatan kesehatan untuk mendukung pelayanan kesehatan; b) Uraian tugas seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
Melakukan perencanaan, pengadaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana kantor kesehatan, puskesmas, puskesmas pembantu dan pos kesehatan keliling;
Melakukan perencanaan, pengadaan dan pendistribusian alat kesehatan ;
Melaksanakan pemeriksaan, monitoring dan pengawasan terhadap alat kesehatan di Puskesmas, Pustu dan pos kesehatan keliling;
Melaksanakan invenrarisasi, monitoring dan pengawasan terhadap kerusakan pada Puskesmas, Pustu dan pos kesehatan keliling;
Melakukan perencanaan dan pengadaan alat transportasi roda dua dan roda empat berupa ambulance atau puskesmas keliling sesuai kebutuhan; 32
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Membuat laporan pelaksanaan kegiatan seksi sarana dan peralatan kesehatan untuk disampaikan kepada atasan; dan
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3) Seksi Kefarmasian
a) Seksi
kefarmasian
menyelenggarakan
membantu kefarmasian
Kepala meliputi
Bidang obat,
dalam makanan,
minuman, napza, kosmetika dan alat kesehatan. b) Uraian tugas seksi Kefarmasian sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) adalah :
Melaksanakan perencanaan, pengadaan dan pengawasan obat;
Melaksanakan pembinaan manajemen pengelolaan obat di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu;
Melakukan pengawasan dan registrasi makanan dan minuman produksi rumah tangga.
Melakukan pembinaan, monitoring, pengawasan dan evaluasi penanggung jawab peredaran obat dan sediaan farmasi, napza, kosmetik, obat tradisional, dan alat kesehatan dirumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, apotik, toko obat dan toko obat tradisional;
Melakukan pembinaan, monitoring, pengawasan, dan evaluasi terhadap pengelola, toko makanan, minuman, dan sarana produksi industri rumah tangga;
Melakukan pengambilan sampel atau contoh sediaan farmasi dilapangan;
Merekapitulasi pemantauan pemakaian obat dan narkoba di Puskesmas, Apotik, Rumah Sakit dan kemudian dilaporkan per Pemerintah Propinsi Sumatera Barat;
Membuat laporan pelaksanaan kegiatan seksi Kefarmasian untuk disampaikan kepada atasan; dan
33
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
34
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
BAB V PROGRAM DAN INDIKATOR KESEHATAN
A. PROGRAM KESEHATAN
Program yang telah disusun dan ditetapkan sebagai strategi kebijakan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2015 terdiri dari 20 Program dan 96 Kegiatan: 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Tujuan
program
ini
adalah
untuk
memenuhi
kebutuhan
administrasi perkantoran dan pelayanan umum dilingkungan Dinas Kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain : a.
Penyediaan jasa surat menyurat
b.
Penyedian jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
c.
Penyedian
jasa
pemeliharaan
dan
perizinan
kendaraan
dinas/operasional d. e.
Penyedian jasa kebersihan kantor Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
f.
Penyedian Alat Tulis kantor
g.
Penyedian barang cetakan dan penggandaan
h.
Penyedian komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
i.
Penyedian bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
j.
Penyedian makanan dan minuman
k.
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
l.
Penyedian peralatan kebersihan
m. Peningkatan jasa pelayanan publik n.
Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran
o.
Penyediaan jasa pengamanan kantor
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Tujuan program ini adalah untuk pemeliharaan gedung dan kendaraan dinas dilingkungan dinas Kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain : 35
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
a.
Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
b.
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
c.
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
d.
Pemeliharaan rutin/ berkala alat listrik, air dan telepon
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan kualitas aparatur Negara melalui pertemuan dan bimbingan teknis ke puskesmas. Kegiatan yang dilakukan adalah pengolahan data kepegawaian tenaga kesehatan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini antara lain : a.
Pembinaan aset dan manajemen keuangan di Puskesmas
b.
Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur kesehatan
c.
Penilaian angka kredit jabatan fungsional kesehatan
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Tujuan program adalah untuk menunjang kegiatan entry data keuangan pada aplikasi SIPKD di DPKA balaikota yang menghasilkan laporan keuangan untuk mengetahui capaian kinerja dan keuangan Dinas Kesehatan Kota Padang. Kegiatannya adalah Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD 5. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Program ini bertujuan untuk menjamin ketersedian obat di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di Kota Padang. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan antara lain: a.
Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
b.
Pengadaan Bahan Logistik (Bahan Habis Pakai)
c.
Perencanaan serta pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan
6. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. 36
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program adalah: a. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan b. Skrining Narkoba c. Peningkatan perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) d. Penilaian Puskesmas dan tenaga kesehatan berprestasi e. Pelayanan kegiatan/ pelayanan P3K f.
Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
g. Sosialisasi dan pembinaan perizinan bidang kesehatan h. Peningkatan kesehatan olahraga dan kesehatan kerja 7. Program Pengawasan Obat dan makanan
Program ini bertujuan untuk memantau peredaran obat, kosmetik dan makanan di masyarakat, kegiatan yang dilaksanakan adalah pengawasan peredaran obat dan makanan, kegiatannya adalah: a) Pengawasan peredaran obat dan makanan b) Peningkatan pengawasan peredaran obat serta keamanan pangan dan bahan berbahaya c) Pemusnahan obat dan perbekalan kesehatan 8. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan dari program ini adalah untuk merubah perilaku masyarakat agar berperilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan melalui pemberdayaan masyarakat dan memanfaatkan media promosi. Kegiatannya meliputi : a.
Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
b.
Peningkatan fungsi pokjanal posyandu
c.
Pengembangan ORSOS kemasyarakatan (UKBM)
d.
Penerapan kawasan tanpa rokok
e.
Pembinaan pengobatan tradisional
f.
Penyelenggaraan Hari Kesehatan Nasional
9. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Program ini bertujuan untuk menanggulangi masalah gizi di kota Padang. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan 37
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
program adalah : a.
Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), kurang Vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya.
b.
Pendataan Balita Kurang Gizi
c.
Penyediaan PMT bagi Balita Gizi Buruk dan Ibu Hamil KEK
d.
Penanggulangan Balita Gizi Buruk Rawat Inap
10. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Program ini bertujuan untuk menurunkan kasus penyakit yang berbasis lingkungan. Kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan program tersebut adalah : a.
Pengawasan kualitas air dan lingkungan.
b.
Pengawasan Tempat-Tempat Umum/ Tempat Pengolahan Makanan (TTU/TPM)
c.
Penyediaan
Air
Minum
dan
Sanitasi
Berbasis
d.
(Pasmsimas) Sosialisasi dan Pembinaan penyehatan lingkungan
e.
Review studi EHRA
Masyarakat
11. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Tujuan dari program ini adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian
karena
penyakit
menular.
Kegiatan-kegiatan
yang
dilaksanakan dalam program ini adalah : a.
Penyemprotan / Fogging sarang nyamuk
b.
Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging
c.
Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
d.
Peningkatan imunisasi
e.
Peningkatan Surveilance Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah
f.
Pelayanan kesehatan jemaah haji
g.
Pencegahan penularan penyakit endemik/ epidemik
12. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Tujuan Program ini adalah menyusun laporan kesehatan dan 38
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
standar pelayanan minimal bidang kesehatan, dimana kegiatannya meliputi: a.
Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan
b.
Rapat Kerja Kesehatan Daerah (RAKESKESDA)
c.
The International Organization of Standarization (ISO) Puskesmas
d.
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas
13. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas / Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana
kesehatan
untuk
pelayanan
kesehatan
dasar
dengan
pembangunan dan rehabilitasi fasilitas kesehatan yang rusak akibat gempa tanggal 30 september 2009 lalu. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan program adalah sebagai berikut : a.
Pembangunan Puskesmas Pembantu
b.
Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas
c. d.
Rehabilitasi sedang/berat Puskesmas Pembantu Lanjutan pembangunan gudang farmasi kota
e.
Pengadaan alat kedokteran dan alat laboratorium
14. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin kota Padang, adapun kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan program adalah Kemitraan asuransi kesehatan jamkes sumbar sakato. 15. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu Balita tentang tumbuh kembang anak dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan anak Balita, kegiatan yang dilakukan dalam menunjang pencapaian tujuan program adalah pelayanan kesehatan kepada anak Balita. 16. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan 39
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
keselamatan ibu yang melahirkan dan anak. Kegiatannya adalah Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan AMP. 17. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan lansia. Kegiatan yang dilakukan adalah Peningkatan pelayanan kesehatan lansia 18. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi anak sekolah dengan melihat status gizi anak sekolah serta absensi sesuai dengan SKB 4 menteri dan Permenkes No 741/Menkes/PER/VII/2008. Kegiatan yang dilakukan dalam menunjang program tersebut adalah peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan anak sekolah, melalui kegiatan Peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan anak sekolah. 19. Program Asuransi Kesehatan
Tujuan dari program ini adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan nasional, melalui kegiatan Jaminan Kesehatan Nasional pada BPJS di Puskesmas Kota Padang. 20. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Tujuan dari program ini adalah meningkatnya kinerja dan kualitas aset Negara melalui pertemuan dan bimbingan teknis ke puskesmas. Kegiatan yang dilakukan adalah validasi data aset.
B. INDIKATOR KESEHATAN
Agar keberhasilan pembangunan kesehatan dapat diketahui dan terukur, ada beberapa indikator yang dijadikan acuan dalam melaksanakan program dan kegiatan di Dinas Kesehatan Kota Padang. Indikator tersebut merupakan indikator kunci pelayanan kesehatan yang terkandung dalam Tujuan MDGs yaitu : 1. Kasus kematian bayi dan balita Kasus kematian bayi pada tahun 2015 sebanyak 96 kasus/17.098 40
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
kelahiran hidup, dan
kasus kematian Anak Balita pada tahun 2015
sebanyak 26 kasus, sehingga total kematian Balita adalah 122 kasus. 2. Kasus kematian ibu Kasus kematian Ibu yang ditemukan pada tahun 2015 sebanyak 17 kasus/17.098 kelahiran hidup. Kematian ibu ini terdiri dari ibu hamil 3orang, ibu bersalin 4 orang dan ibu nifas 10 orang. Jika dilihat dari sisi umur maka ibu yang meninggal ini adalah ibu yang berumur diatas 20 tahun. 3. Prevalensi Gizi buruk Data pemantauan status gizi (PSG), prevalensi gizi buruk dengan indikator BB/TB pada tahun 2015 dilakukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi Sumbar. 4. Kasus HIV dan AIDS, Malaria Pada Tahun 2015 ditemukan kasus HIV sebanyak 213 kasus, AIDS sebanyak 81 kasus. Sementara untuk Malaria positif dengan pemeriksaan sediaan darah hanya 125 kasus. 5. Umur harapan hidup Umur harapan hidup tahun 2015 adalah 72 tahun
41
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
BAB VI PEMBIAYAAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2015 Selain pembiayaan APBD Kota, dalam pelaksanaan program kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Padang juga ditunjang oleh pembiayaan dari berbagai sumber antara lain APBN (DAK, Dekon) dan APBD Propinsi dan dana dari BNPB.
A. PEMBIAYAAN BERSUMBER APBD KOTA PADANG
Pembiayaan untuk Dinas Kesehatan Kota Padang yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Padang untuk tahun 2015 dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 6.1 Anggaran Belanja APBD Kota Padang Tahun 2013- 2015
N o 1.
2.
Kegiatan Belanja
Belanja Tidak Langsung a. Belanja Pegawai Belanja Langsung a. Belanja Pegawai b. Belanja
Barang
dan Jasa c. Belanja Modal
Realisasi Anggaran (Rp)
Jumlah (Rp) 2013
2014
55.261.871.656,63 59.439.147.716,5
2015
2013
68.282.018.021,35 54.318.152.828
2014
Persentase (%)
2015
2013
8.543.383.901 66.326.265.009 98,29
298.316.000
2014 2015
98,49
97,14
1.292.191.080
823.239.136
386.063.000
1.254.881.280
71.798.600
97,11
93,75
77,27
13.116.473.317
53.372.493.734
54.894.717.608
11.604.134.320
3.174.063.644 47.193.062.386 88,47
80,89
85,97
15.791.497.873
27.971.025.221,35 13.575.224.897
12.076.128.773
2.622.534.317 11.004.697.181 76,47
80,88
81,06
Sumber : DKK Padang Tabel di atas menggambarkan jumlah anggaran belanja kesehatan untuk
Dinas Kesehatan Kota Padang tiga tahun terakhir yang bersumber dari APBD. Secara umum terjadi peningkatan anggaran pada belanja langsung maupun belanja tidak langsung. Peningkatan jumlah belanja tidak langsung ini dikarenakan kenaikan gaji pada tahun 2015 sebanyak 6 %. Belanja barang dan jasa juga meningkat, sedangkan realisasi anggarannya mengalami peningkatan pada tahun sebelumnya dari 80,89% menjadi 85,97%, dan realisasi Belanja Modal dari 80,88% menjadi 81,06% pada tahun 2015. Sedangkan realisasi belanja pegawai mengalami penurunan yaitu dari 93,75% 42
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
pada tahun 2014 menjadi 77, 27% pada tahun 2015, ini dikarenakan banyak puskesmas yang tidak mencairkan honorarium panitia dan honorarium barang dan jasa.
A. PEMBIAYAAN BERSUMBER SELAIN APBD KOTA PADANG Pembiayaan untuk kesehatan pada Kota Padang, selain anggaran dari APBD Kota Padang terdapat anggaran yang bersumber selain APBD seperti pada tabel berikut ini: Tabel 6.2 Sumber-sumber Lain Pembiayaan Kesehatan Tahun 2014- 2015 No
Sumber
Jumlah
Kegiatan Belanja
2014 103.416.400
1.
GF
TB
Realisasi (%) 2015
2014
2015
75.056.000
100
100
477.360.800
100
100
145.337.000 AIDS 2.
ISS GAVI BLN
3.
5.
6.
APBN
APBD Prop. DBHCHT
Imunisasi Surveilance epidemiologi Peningkatan pelayanan kesehatan ibu Peningkatan pelayanan kesehatan anak Program perbaikan gizi Kesehatan Olahraga BOK Pembinaan Upaya Kes. Dasar Yankes Anak Gizi Promkes
64.645.000
-
-
18.190.000
-
100
-
4.840.000
-
100
-
57.455.000
-
100
-
42.990.000
-
93,11
100
-
32.250.000
-
1.994.100.000
2.399.030.000
100
100
1.750.000.000
3.800.000.000
24,5
93,8
3.400.000
-
100
-
40.030.000 170.583.334,-
-
93,31 100
-
4.394.986.734
6.783.696.800
-
-
Sumber :DKK Padang
43
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
BAB VII PENCAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator
pelayanan
kesehatan
dan
capaian
program
kesehatan
dengan
menggunakan tolok ukur target. Tabel berikut ini menggambarkan capaian indikator Standar Pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan dari tahun 20102015. Tabel 7.1 Indikator Kinerja SPM Kota Padang Tahun 2010-2015 Hasil Realisasi No
Nama Indikator 2015
Target 2015 (%)
2010
2011
2012
2013
2014
1
Cakupan kunjungan ibu hamil K4
90,30
94,04
92,2
92,15
93,20
95,61
95
2
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
77,81
100
97,9
37,17
34,76
41,71
80
92
91,42
92,88
96,68
95
88,45
86,27
Cakupan pertolongan persalinan 3
oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
90,57
93,12
4
Cakupan pelayanan nifas
90,57
86,38
5
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
97,30
82,68
100
21,59
36,02
55,51
89
6
Cakupan kunjungan bayi
88
95
91,15
96,75
77,37
81,4
91,67
90,60
92,89
95
7
Cakupan desa/ kelurahan Universal Child
100,00
95,19
75
69,23
75,96
68,27
100
8
Cakupan pelayanan anak balita
79,71
63,18
63,4
81,33
76,72
89,08
90
9
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 624 bln
100,00
100
100
100
100
100
100
10
Cakupan balita gizi buruk
100,00
100
100
100
100
100
100
11
mendapat perawatan Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
92,88
94,53
93,5
92,80
100
100
100
12
Cakupan peserta KB aktif
75,84
66,73
82,2
66,21
56,63
56,76
75
13
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 350
100
116,7
100
a. AFP Rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
100,00
270,50
120
44
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Hasil Realisasi No
14 15
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Target 2015 (%)
b. Penemuan penderita pneumonia balita
9,71
6,76
4
1,26
20,60
30,25
100
c. Penemuan pasien baru TB BTA positif
61,99
70,13
65,7
64,69
78,26
77,50
70
d. Penderita DBD yang ditangani
100,00
100
100
100
100
100
100
e. Penemuan penderita diare
35,16
35,74
48,7
23,53
41,15
49,79
100
121,91
91,37
52,2
58,56
31,68
34,15
100
Nama Indikator
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
0,92
11,34
8,9
15,80
11,68
3,55
100
16
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan RS di kab/kota
100,00
27,71
88
100
100
100
100
17
Cakupan desa/ kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 24 jam
100,00
96
100
100
100
100
100
18
Cakupan desa siaga aktif
23,08
27,88
100
100
98,08
100
80
Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari pencapaian standar pelayanan minimal (SPM bidang kesehatan) yang telah ditetapkan oleh kota masing- masing kota sesuai dengan kemampuan daerah. Dari tabel diatas dapat dillihat perkembangan capaian indikator yang cenderung meningkat, hal ini menunjukkan keseriusan Dinas Kesehatan Kota dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan di Kota Padang. Walaupun masih ada beberapa indikator yang masih belum bisa dilihat perbandingan capaiannya, dikarenakan penghitungan dan defenisi operasional yang kurang tepat dari indikator tersebut. Pencapaian program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015 berdasarkan bidang membawahinya dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut :
A. SEKRETARIAT Kedudukan Sekretariat Dinas Kesehatan Kota Padang sebagai unsur
membantu Kepala Dinas Kesehatan
Kota Padang
melaksanakan kewenangan dibidang sekretariat
dengan tugas pokok
mempunyai tiga
Sub.
Bagian Yaitu Sub.Bagian Umum & Kepegawaian, Sub. Bagian Keuangan 45
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
dan Sub. Bagian Penyusunan Program yang dipimpin oleh Sekretaris dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang.
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian a. Administrasi Umum Pada tahun 2015 Subbag umum dan kepegawaian mempunyai total dana program sebesar Rp. 4.697.072.150,-. Total dana program yang direalisasikan adalah sebesar Rp 4.087.218.613,- (87,02% ). Kegiatan yang telah diselenggarakan adalah: Selama tahun 2014 ada beberapa pengadaan barang yang berupa asset dan berupa barang pakai habis meliputi: Tabel 7.2 Kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa Tahun 2015 N o 1
Nama Kontrak
Pagu Dana
Pengadaaan
81.320.000
2
Barang Cetakan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Pengadaan Jasa Keamanan Pengadaan ATK
106.400.000
106.359.000
177.700.000
175.087.000
98.820.400
96.918.200
Pengadaan Bahan Habis Pakai Medis
50.550.000
50.105.760
3 4 5
Nilai Kontrak 80.410.000
Penyedia/Pelak sana PD. Super
Nomor Kontrak
PT Wiratama Jagat Perkasa PT Wiratama Jagat Perkasa PD. Teratai Jaya PT. Medisia Sainsindo
m-DKK/III/2015 820.21.43/Umu m-DKK/III/2015 820.21.47/Umu m-DKK/III/2015 820.29.91/Umu m-DKK/III/2015 820.91.48/Umu m-DKK/III/2015
820.31.77/Umu
Tanggal Kontrak 9 April 2015
Realisasi Pekerjaan 100%
1 Maret 2015
100%
1 Maret 2015
100%
12 Maret 2015
100%
16 September 2015
100%
b. Administrasi Kepegawaian Subbag Umum dan Kepegawaian juga bertugas mengurus administrasi kepegawaian
di lingkungan Dinas Kesehatan. Adapun
hasil kegiatan selama Tahun 2015 : 1) Sumber Daya Kesehatan yang ada pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 adalah 1.268 orang yang terbagi atas : a)
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 1.114 orang.
b)
Pegawai Honor Daerah sebanyak 10 orang.
c)
Pegawai Volunteer sebanyak 74 orang
d)
Pegawai Tidak Tetap ( PTT ) sebanyak 69 orang 46
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
e)
Pegawai titipan ke Luar Kota Padang sebanyak 5 orang
f)
Pegawai titipan dari Luar Ke Kota Padang sebanyak 3 orang
2) Administrasi kepegawaian yang dilaksanakan pada tahun 2015 adalah : a)
Pengurusan kenaikan gaji berkala sebanyak 497 orang
b)
Pengurusan kenaikan pangkat, terbagi dalam 2 (dua) periode, yaitu :
April sebanyak 106 orang (90 fungsional tertentu dan 16 orang fungsional umum )
Oktober sebanyak 119 orang ( 105 fungsional tertentu dan 14 orang fungsional umum )
c)
Pengurusan mutasi/pindah pegawai, yaitu 26 orang masuk ke kota Padang, 13 orang keluar kota Padang.
d)
Pengurusan pensiun sebanyak 2 orang
e)
Pengurusan Penetapan Angka Kredit (PAK) Fungsional tertentu
f)
sebanyak 1.061 PAK Penerbitan SK tenaga honorer dan Folentir sebanyak 84 orang
g)
Pengurusan perceraian pegawai sebanyak 1 orang
h)
Pembuatan Daftar Urut Kepegawaian (DUK) dan Bezetting/ semester
i)
Melaksanakan administrasi penegakan disiplin pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang
j)
Melaksanakan proses pelanggaran disiplin berdasarkan PP No.53 Tahun 2010 sebanyak 14 orang
k)
Melaksanakan pertemuan dengan Tata Usaha Puskesmas se Kota Padang dalam rangka pembinaan kepegawaian
l)
Memproses Cuti Pegawai sebanyak 694 dengan rincian sebagai berikut : -
Cuti Tahunan Cuti Alasan Penting Cuti Sakit
: 629 orang : 27 orang : 3 orang 47
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
-
Cuti Bersalin
: 35 orang
2. Sub Keuangan dan Aset
Pada tahun 2015 setelah mengalami beberapa perubahan sub.bag keuangan dan asset mempunyai total dana program sebesar Rp. 100.316.750,. Total dana program yang direalisasikan adalah sebesar Rp 88.715.250,(88,4% ). Kegiatan yang telah diselenggarakan adalah : Sub Bagian Keuangan dan Aset juga melaksanakan manajemen keuangan sesuai dengan bidang tugasnya, Bendaharawan di bawah lingkungan Dinas kesehatan telah melakukan pembukuan/administrasi keuangan serta pembuatan SPJ setiap bulan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sub.Bag Keuangan dan Aset
dalam
rangka melaksanakan
kegiatannya telah melakukan administrasi keuangan baik kegiatan langsung dan kegiatan tak langsung dengan perincian sebagai berikut : 1) Pendapatan / Penerimaan Di bidang penerimaan daerah Dinas Kesehatan sesuai dengan Peraturan daerah No. 3 tahun 2000 tentang retribusi pelayanan Kesehatan berperan memberikan dukungan bagi terlaksananya upaya kegiatan ektensifikasi dan intensifikasi penerimaan daerah. Kewajiban tugas Dinas Kesehatan Kota Padang untuk melakukan pemungutan secara operasional dilaksanakan melalui retribusi atas pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh Unit Pelaksana Teknis,
Adapun
penerimaan retribusi kesehatan di UPT Dinas Kesehatan Kota Padang berupa karcis Umum, Pelayanan Gigi, dan Laboratorium (sampai dengan maret 2009). Setelah Peraturan daerah No. 5 Tahun 2009 tanggal 18 Mei 2009 tentang “Pengobatan Gratis dan pemberian uang transportasi Rp.2000,- kepada pasien” dikeluarkan maka retribusi pelayanan kesehatan tidak dipungut lagi, kecuali surat keterangan kesehatan umum, suntik catin, pemeriksaan haji, visum, JKN Kapitasi, Non Kapitasi dan surat keterangan kesehatan pelajar.
48
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
2) Belanja /Pengeluaran Yang Berasal Dari : a) APBD Kota Padang : Belanja / pengeluaran yang berasal dari APBD Kota Padang yang dialokasikan ke Dinas Kesehatan Kota Padang sebanyak Rp.137.138.023.526,35,124.818.127.542,-
dan
terealisasi
sebesar
Rp.
(91,2% ). Anggaran ini alokasikan untuk
kegiatan – kegiatan belanja tak langsung dan belanja langsung. b) Dana APBN : Dana
APBN
untuk
Dinas
Kesehatan
Kota
Padang
bersumber dari dana Dekon dan dana Tugas Perbantuan yang berjumlah Rp.6.231.280.000,-. c) Dana – Dana Lainnya Program Dinas Kesehatan Kota Padang yang dianggarkan menggunakan dana lainnya:
GF TB
: Rp.75.056.000,-
GF AIDS
: Rp. 477.360.800,-
3) Belanja Tidak Langsung a) Belanja Pegawai /Personalia : Anggaran ini dialokasikan dalam rangka memenuhi kebutuhan gaji dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang. Tujuannya adalah memenuhi biaya gaji dan tunjangan – tunjangan lain berupa : Gaji pokok PNS, Tunjangan keluarga, Tunjangan jabatan, Tunjangan fungsional, Tunjangan fungsional umum, Tunjangan beras, Tunjangan PPh / tunjangan khusus, Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja dan Tunjangan penghasilan berdasarkan tempat kerja. Dari anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Padang Dinas Kesehatan Kota Padang, untuk belanja Aparatur (Tidak Langsung) mendapat sebesar Rp. 68.282.018.021,35,- terealisasi sebesar Rp. 58.809.229.834,- (86,1%) dan dana tersebut dialokasikan untuk biaya belanja Pegawai (Gaji/ Tunjangan PNS). 49
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
1) Aset Tahun 2015 tidak ada penghapusan asset. Dalam rangka tertib manajemen aset, baik yang ada di DKK dan di Puskesmas, telah dilakukan pemasangan KIR disetiap ruangan mulai dari DKK, Puskesmas dan Pustu yang sesuai dengan kartu inventaris barang. Selain itu telah dilakukan lebelisasi inventarisasi dan labelisasi asset dan juga dilakukan pembinaan asset ini diharapkan tertib asset baik yang ada di DKK terutama di Puskesmas sehingga terwujud WTP bagi Kota Padang.
3. Sub Bagian Penyusunan Program
Sub Bagian Keuangan dan Penyusunan Program selama tahun 2015 telah melaksanakan kegiatan yang yang bersifat perencanaan dan Pelaporan. Kegiatan yang berupa perencanaan, diantaranya adalah membuat Rencana Kerja, Rencana Kerja Anggaran, melaksanakan Proses Pembuatan RKA sampai menjadi DPA melalui proses entry data ke aplikasi SIPKD, Konsultasi RKA/DPA ke Bagian Keuangan Pemko Padang, Mengikuti Musrenbang, membuat Renstra, Penetapan Kinerja (Tapkin), Pembinaan perencanaan ke Puskesmas dan mengikuti kegiatan lain yang dilaksanakan oleh Pemda. Sedangkan kegiatan yang bersifat pelaporan adalah Pembuatan Laporan Tahunan Dinas Kesehatan, buku Profil Kesehatan Kota Padang dan LAKIP. Subbag penyusunan program telah menerapkan sistem satu pintu untuk manajemen data dimulai pada tahun 2010, dimana sumber data kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Padang telah dipusatkan di subag penyusunan
program.
Sehingga
kegiatan
pengolahan
data
dan
pendistribusian data dan informasi kesehatan dilaksanakan di sub bagian ini, baik itu data yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk penelitian maupun data untuk lintas program dan sektoral yang terkait.
50
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
B. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 1. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Diklat
a. Pemberian Surat Rekomendasi Tugas Belajar dan Izin Belajar Berdasarkan Undang-undang kesehatan Nomor 36 tahun 2009 pasal 27 ayat (2) menyebutkan bahwa tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sehingga mampu memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan pengetahuan dan teknologi baru. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan tenaga kesehatan ditempuh melalui pendidikan formal dan informal. Pendidikan formal ditempuh melalui pendidikan berkelanjutan. Bagi tenaga kesehatan Indonesia telah diatur ketentuan tentang program tugas belajar
SDM Kesehatan yang
ditetapkan dengan Permenkes nomor 28 Tahun 2015. Selama Tahun 2015 BPPSDM Kemenkes RI memberikan kesempatan kepada Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Kesehatan dan jajarannya untuk mengikuti pendidikan melalui jalur beasiswa untuk jenjang SI dan S2. Setelah mengikuti seleksi administrasi dan akademis selama beberapa tahap, didapat hasil seperti tersebut di bawah ini : Tabel 7.3 Peserta Tugas Belajar BPPSDM Kemenkes RI Tahun 2015
No
Seleksi
1 2
Administrasi Akademis
Jumlah peserta 13 orang 9 orang
Jumlah lulus 9orang 7 orang
Keterangan
Mengikuti pendidikan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa yang lulus seleksi akademik dan bisa melanjutkan pendidikan hanya 7 orang bisa melanjutkan pendidikannya. Seksi Tahun
2008
PPSDM sampai
dan Diklat Dinas Kesehatan Kota Padang sejak dengan
Tahun
2015
telah
mencatat
dan
mengkalkulasikan jumlah tenaga kesehatan yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sebagai terlihat pada tabel dibawah ini : 51
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Tabel 7.4 Data Pegawai yang sedang Melanjutkan Pendidikan di Lingkungan DKK Padang sampai Tahun 2015
D NO
a
Strata Pendidikan
Jumlah Izin Belajar
Jumlah Tugas Belajar
Jumlah
1
Spesialis
-
10
10
2
S2 Kes Masy
1
3
4
4
S2 Manaj. RS
1
-
1
5
S2 Manajemen
1
-
1
7
S2 Kebidanan
1
1
2
8
S2 Biomed
1
-
1
9
Profesi Ners
17
1
18
10
S1 Prodi Gigi Masyarakat
2
-
2
11
S1 Keperawatan
5
3
8
12
S1 Farmasi
-
5
5
13
S1 Kes Masy
3
4
7
14 15
S1 Gizi D IV Kebidanan
2
1 -
1 2
16
D III Kebidanan
6
-
6
17
D III Gigi Jumlah
-
1
1
39 orang
29 orang
68 orang
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pegawai yang melanjutkan pendidikan dengan status izin belajar yang paling banyak yaitu sebanyak 39 orang. b. Pemberian Izin Praktek Kuliah Lapangan, Izin Pengambilan Data dan Penelitian Bagi Mahasiswa 1) Dinas Kesehatan Kota Padang, Gudang Farmasi Kota (GFK) dan 22 Puskesmas se Kota Padang merupakan tempat lahan Praktek Kuliah Lapangan, pengambilan data dan penelitian bagi Institusi Pendidikan Kesehatan (negeri maupun swasta) dan Institusi Non Kesehatan yang ada di Kota Padang. Jumlah Institusi Kesehatan yang ada di Kota 52
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Padang sebanyak 19 (sembilan belas) institusi dengan program studi atau jurusan sebanyak 56 prodi. 2) Sepanjang Tahun 2015 seksi diklat telah membuat sebanyak 1103 surat izin pengambilan data/penelitian dan 63 surat izin praktek kuliah lapangan/magang.
Dalam
pemberian
izin
praktek
kerja
lapangan/magang, seksi diklat membagi berdasarkan kebutuhan institusi pendidikan dan disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan. c. Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung Perencanaan dan Pendayagunaan SDM dan Diklat pada Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1) Perjalanan Dinas dalam Daerah dalam Rangka Pemantauan Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi Petugas Puskesmas Berdasarkan Undang – Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 pasal 27 ayat (2) menyebutkan bahwa tenaga kesehatan dalam melaksanakan
tugasnya
berkewajiban
mengembangkan
dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sehingga memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan pengetahuan dan teknologi baru. Menurut Undang – Undang Tenaga Kesehatan Nomor 36 tahun 2014, pasal 9 ayat 1 disebutkan bahwa tenaga kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum diploma tiga kecuali tenaga medis. Untuk itu diperlukan peningkatan kualitas sumber daya Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kota Padang.
Upaya peningkatan mutu,
profesionalisme, sikap, pengabdian, kesetiaan dan pengembangan kompetensi serta wawasan Aparatur Sipil Negara tersebut dilaksanakan melalui lembaga Pendidikan Negeri atau swasta. Untuk itu dipandang perlu mengatur ketentuan pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi Aparatur Sipil Negara di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan Walikota Padang Nomor 29 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pemberian Tugas Belajar dan 53
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Izin Belajar bagi Aparatur Sipil Negara dan Pejabat Negara di Lingkungan Pemerintahan Kota Padang. Dinas Kesehatan Kota Padang merupakan perpanjangan tangan dari Pemerintah Kota Padang diharuskan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Aparatur Sipil Negara di Puskesmas yang akan dan sedang melanjutkan pendidikannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemantauan izin belajar dan tugas belajar dilakukan ke 22 Puskesmas
dengan
sasarannya
adalah
pegawai
yang
sedang
melanjutkankan pendidikan baik dengan status tugas belajar dan izin belajar. 2) Perjalanan Dinas dalam Daerah ke Institusi Pendidikan dalam Rangka Pencapaian Kompetensi Tenaga Kesehatan Dalam pencapaian kompetensi pendidikan,
maka institusi
tersebut memerlukan lahan praktek lapangan yaitu puskesmas yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kab/ Kota. Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa, merupakan wujud relevansi antara teori yang didapat selama di perkuliahan dengan praktek yang ditemui baik dalam dunia usaha swasta maupun pemerintah. Praktek Kerja Lapangan (PKL) memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengabdikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh di kampus. Dinas Kesehatan Kota Padang sebagai lahan praktek PKL perlu melakukan koordinasi dengan institusi pendidikan dalam hal pencapaian kompetensi. Koordinasi dengan institusi dilakukan ke 23 (dua puluh tiga) program studi pendidikan yaitu : STIFI Perintis, STIKes Perintis, Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
UNAND,
Fakultas
Kedokteran
UNAND, AKBID Mitra Husada, STIKes Amanah Padang, AKBID Putri Andalas,
STIKes
Ranah
Minang,
AKPER
Kesdam,
AKPER
Baiturrahmah, AKPER Aisyiyah, AKPER Poltekes Kemenkes Padang, AKBID Baiturrahmah, STIKes Alifah Padang, APIKES Dharma Landbouw, STIKes Syedza Saintika, Fak. Kes Masy UNBRAH, STIKes 54
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Indonesia,
Fak.
Kedokteran
Gigi
UNBRAH,
AKBID
Poltekes
Kemenkes Padang, Poltekes Siteba Padang, AKBID Alifah Padang, AKBID Dharma Landbouw 3) Pertemuan Penerapan Pelayanan Prima di Puskesmas Pelayanan prima (excellent service) merupakan suatu pelayanan yang telah memenuhi standar kualitas, artinya pelayanan yang telah sesuai dengan harapan dan kepuasan pelanggan. Pelayanan prima di bidang kesehatan sangat berarti karena merupakan faktor kunci dalam keberhasilan pencapaian tujuan program kesehatan, khususnya dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat. Konsep pelayanan prima bidang kesehatan didasarkan pada kepada 3 prinsip yaitu Attitude (sikap) yang benar, Attention (perhatian) dan Action (tindakan). Konsep Attitude meliputi : melayani dengan sopan dan serasi, berfikiran positif sehat dan logis serta bersikap selalu menghargai. Attention meliputi
memberikan pelayanan dengan
sungguh-sungguh dan perhatian yang penuh kepada pasien. Action meliputi tindakan atau kegiatan yang diberikan kepada pasien (masyarakat) dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan menggunakan sistem Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh suatu institusi yang bernama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial bidang Kesehatan (BPJS). Sebagai salah satu tempat pelayanan peserta BPJS, Puskesmas harus senantiasa meningkatkan kualitas pelayanannya,
baik dari sisi
sumber daya manusia kesehatannya (petugas) maupun dari sarana dan prasarana lainnya. Prinsip Attention, Attitude dan Action yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam tercapainya pelayanan prima di puskesmas. Mengacu pada hal tersebut maka diperlukan suatu kegiatan yang dapat memberikan arahan ataupun ilmu yang berhubungan dengan ketiga prinsip di atas. Dengan demikian
55
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
diharapkan tujuan pembangunan bidang kesehatan yaitu tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat terwujud. Pertemuan Penerapan pelayanan Prima dilaksanakan pada tanggal 16 dan 17 April 2015 dengan peserta 60 orang
petugas
puskemas ditambah petugas puskesmas pembantu bertempat di Aula Dinas Kesehatan Kota Padang. 4) Pertemuan
Fasilitasi dan Koordisani CI
Keperawatan Puskesmas
dengan Institusi Pendidikan Peran institusi pendidikan kesehatan dalam menghasilkan tenagatenaga
kesehatan
yang
dapat
memberikan
pelayanan
kesehatan
masyarakat dalam menjamin kualitas pelayanan dan perlindungan bagi masyarakat (penerima pelayanan) memerlukan beberapa upaya. Bidang PSDM adalah salah satu bidang yang ada dalam struktur organisasi, melalui seksi Diklat (Pendidikan dan Latihan ) memiliki tugas pokok dan fungsi antara lain berkoordinasi dengan Institusi Pendidikan Kesehatan dalam rangka optimalisasi kualitas sumber daya manusia kesehatan yang dihasilkan. Mengingat perkembangan yang terjadi saat ini maka perlu dilakukan koordinasi terhadap program pendidikan kesehatan khususnya antara Institusi pendidikan sebagai penghasil tenaga kesehatan dengan pengambil keputusan tentang kebijakan tenaga kesehatan. Pertemuan pembimbing klinik keperawatan di puskesmas dengan institusi pendidikan kesehatan di kota padang akan dilaksanakan tanggal 15 April 2015 tempat di Aula Dinas Kesehatan Kota Padang dengan peserta 22 orang
CI
Keperawatan dari Masing-Masing
Puskesmas dan 8 Orang Utusan Institusi Pendidikan. 5) Pelatihan Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga kesehatan
dalam memberikan pelayanan
di Puskesmas dan
Dinas
Kesehatan Kota Padang maka perlu dilakukan peningkatan kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan baik yang dilaksanakan oleh pusat 56
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
maupun daerah.
Berdasarkan Permenkes nomor 75 Tahun 2003
Pelatihan adalah proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan, kinerja, profesionalisme dan atau menunjang pengembangan karier tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Pelatihan diselenggarakan oleh intitusi yang telah memenuhi standar. Peserta akan diberikan
sertifikat sebagai bukti bahwa peserta
sudah berhasil
mengikuti pelatihan serta memiliki kompetensi tertentu. Pelatihan yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kota Padang diikuti oleh tenaga yang ada
pada Bidang Pelayanan Kesehatan, Bidang Sarana Kesehatan,
Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Bidang Pemberdayaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan dan Bagian Sekretariat dan Puskesmas. Pelatihan yang dilaksanakan oleh Seksi Diklat PSDM
pada
Tahun 2015 sebagai berikut: a) Pelatihan Komunikasi Organisasi Memandang begitu pentingnya komunikasi dalam organisasi maka perlu diadakan suatu pelatihan khusus tentang komunikasi organisasi ini terutama dalam dunia kesehatan dalam hal pemberian pelayanan langsung ke masyarakat, dimana dengan diadakannya pelatihan komunikasi organisasi ini diharapkan seluruh pegawai puskesmas yang melayani langsung masyarakat yang datang ke pelayanan puskesmas di kota Padang terpapar dengan komunikasi yang baik dan benar dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. b) Pelatihan Manajemen Puskesmas Manajemen Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada diwilayah kerja masing-masing puskesmas, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan penunjang. Disini PSDM sebagai salah satu bidang yang ada dalam struktur organisasi, melalui seksi Diklat (Pendidikan dan Latihan)
memiliki
mengoptimalisasi
tugas
pokok
dan
fungsi
kualitas
sumber
daya
manusia
antara
lain
kesehatan.
Mengingat perkembangan yang terjadi saat ini maka perlu dilakukan 57
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
regulasi berkesinambungan dalam manajemen puskesmas di Kota Padang.
2. Seksi Promkes dan Peran Serta Masyarakat (PSM) a.
Kelurahan Siaga
Kelurahan Siaga adalah kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Kelurahan Siaga dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:564/Menkes/SK/VIII/2006.
Pengembangan
Kelurahan
Siaga
dilaksanakan melalui pembentukan Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) yaitu salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk dalam rangka menyediakan/mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang meliputi kegiatan peningkatan hidup sehat
(Promotif),
pencegahan penyakit (Preventif) dan pengobatan (Kuratif) yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader dan tenaga sukarela lainnya. Perkembangan Kelurahan Siaga di Kota Padang adalah ditandai dengan dibangunnya 29 Poskeskel dari dana Pemerintah (APBN, APBD), PNPM dan swadaya masyarakat. Dari 104 kelurahan yang ada di Kota Padang terdapat 82 kelurahan (78%) yang sudah memiliki poskeskel. Dimana hanya 34,6 % (29 unit) poskeskel yang memiliki gedung permanen yang digunakan hanya untuk poskeskel, sedangkan 64,4 % (53 unit) gedung poskeskel masih menumpang pada pustu, kantor lurah, dan balai pemuda. Sedangkan dari 104 kelurahan yang ada di Kota Padang tahun 2015 sudah 100% kelurahan siaga terbentuk dengan tingkat perkembangan (strata) Kelurahan Siaga Aktif Pratama sebanyak 36 kelurahan (37,5%), Madya 28 kelurahan (26,9%), Purnama 22 kelurahan (21%), sedangkan untuk tingkat Mandiri 12 kelurahan (11,5%). Namun dalam pelaksanaan sebagian besar kelurahan belum memahami dan melaksanakan kelurahan siaga sesuai dengan 58
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
petunjuk teknis dan aturan yang ada. Untuk pelaksanaan UKBM yang seharusnya dikoordinir oleh kelurahan siaga seperti posyandu, PHBS, Gerakan Sayang Ibu (GSI), poskestren, pos UKK, posbindu, dan pembudidayaan toga
b.
Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
Pondok Pesantren merupakan kelompok masyarakat yang perlu dibina, yang mempunyai warga belajar yang disebut santri. Kelompok ini juga rawan dengan masalah kesehatan, oleh sebab itu perlu dibentuk Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren). Poskestren merupakan wujud partisipasi masyarakat pondok pesantrean dalam bidang kesehatan. Tabel 7.5 Data Pesantren Di Kota Padang Tahun 2015 No
Puskesmas
Jumlah Poskestr en
107 308 79
Jlh Guru yg sdh dilatih 4 4 -
Liga Dakwah Sabbihisma Tarbiah Islamiyah
79 181 369
1 1 1
15 18 0
Thawalif Cubadak Air PGAI Dar El Iman
80
1
24
565 13
1 -
40 -
1.811
14
167
Nama Pesantren
Air Dingin
3
1. 2. 3.
4
Ikur Koto Anak Air Lubuk Buaya
1 1 1
5
Ambacang
1
6 7
Andalas Air Tawar
1 1
Jumlah
9
1 2 3
Darul Ulum Arisalah Shine Al Falah
Jumlah Santri
Jlh Kader Poskestren
20 50 -
Jumlah Pesantren yang ada di Kota Padang sebanyak 9 unit dengan jumlah santri sebanyak
1.811 orang,
guru yang telah dilatih tentang
Poskestren sebanyak 14 orang dan Kader Poskestren yang telah dilatih sebanyak 167 orang. Adapun kegiatan yang dilakukan di Pesantren yaitu kegiatan penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan santri, pemeriksaan kesehatan lingkungan pesantren serta pembinaan PHBS di pesantren. Sedangkan untuk tingkat perkembangan pesantren yang ada di Kota Padang pada tahun 2015 sesuai hasil pembinaan dari 9 pesantren semuanya sudah memiliki poskestren dengan strata pratama 44,4% (4 pesantren), madya 44,4% (4 pesantren), dan mandiri 11,2% (1 pesantren). 59
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
c.
Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
Upaya kesehatan kerja menjadi penting pada era industrialisasi sekarang ini. Pertumbuhan industri yang pesat membuat tenaga kerja sector informal
lebih banyak daripada sector formal. Salah satu wujud kegiatan
UKK adalah dibentuknya Pos UKK untuk pekerja sektor informal dan pelaksanaan K3 di sektor formal. Pos UKK merupakan bentuk operasional dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja atau
Adanya kerjasama lintas sektoral
Adanya pelayanan dasar kesehatan kerja
Adanya peran serta masyarakat Kegiatan spesifik yang menjadi ciri pokok Pos UKK, sebagai berikut :
1) Adanya komunikasi, informasi, edukasi dan motivasi tentang ergonomi, pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, gizi kerja, kebugaran, penanggulangan stress, hipertensi, bahaya merokok, pencegahan penyakit menular, keracunan makanan dan lainnya yang berhubungan dengan keselamatan kerja. 2) Kegiatan yang bersifat lintas sektor, dengan peran masing-masing sesuai dengan profesi dan fungsi sektor yang berkaitan. 3) Pelayanan dasar kesehatan kerja antara lain meliputi P3K, P3P, pemantauan, penggunaan alat pelindung dan upaya penyehatan lingkungan kerja. Jumlah pekerja sector informal yang dilakukan pembinaan UKK yang ada di Kota Padang tahun 2015 adalah 1.667 pekerja yang dibina UKK yang terdiri dari berbagai jenis usaha antara lain : Pabrik Makanan minuman, bengkel , tukang jahit/border, perabot , batu merah dan lain-lain. Jumlah pekerja yang dibina UKK terdata pada 22 puskesmas sebanyak 1.667 orang, sedangkan Pos UKK yang baru terbentuk 14 Pos UKK dengan tingkat perkembangan strata pratama 78,6 %, Madya 21,4 % sedangkan Purnama dan mandiri belum ada. Frekuensi pembinaan sebanyak 141 kali 60
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
dengan lingkup kegiatan pemeriksaan kesehatan pekerja, pemeriksaan kesehatan lingkungan, penyuluhan dan pembinaan PHBS.
d.
Satuan Karya Bakti Husada (SBH)
Satuan Karya Bakti Husada (SBH) merupakan bentuk partisipasi generasi muda khususnya pramuka didalam bidang kesehatan. SBH merupakan bentuk wadah pramuka untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan kesempatan untuk membaktikan diri pada masyarakat dalam rangka mencapai masyarakat yang sehat. Pada tahun 2015 Dinas Kesehatan Kota Padang melakukan pelantikan pengurus Saka Bakti Husada periode 2015 – 2019 pada tanggal 13 Desember 2015 dan pelantikan dilakukan oleh ketua kwarcab Padang. Pengurus SBH denngan mellibatkan semua tenaga kesehatan baik di puskesmas, Dinas Kesehatan Kota Padang dan pengurus kwarcab Padang.
e. Tanaman Obat Keluarga (Toga) Tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan sebuah lahan atau pekarangan
yang dimanfaatkan untuk mananam tanaman yang berkhasiat sebagai obat. TOGA merupakan wujud peran aktif masyarakat dalam peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan obat tradisionil. Fungsi utama TOGA
adalah
menghasilkan
tanaman
yang
dapat
dipergunakan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan, mengobati gejala dan beberapa penyakit ringan, memperbaiki gizi masyarakat, memperindah pemandangan dan dapat menambah penghasilan keluarga. Hasil pendataan tanaman obat keluarga di Kota Padang tahun 2015, tingkat perkembangan TOGA pada umumnya masih strata Pratama yaitu sebanyak 89.8 %, Madya 5.8 % sedangkan Purnama 0.25 %.
f.
Pengobatan Tradisional (Battra)
Berkembangnya pengobat tradisional di Kota Padang, belum sepenuhnya dilakukan penataan secara menyeluruh, sehingga diperoleh pelayanan 61
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
pengobatan tradisional masih apa adanya dan belum sepenuhnya mendapat pembinaan, serta masih diragukan bila ditinjau dari segi hygienis, seyogianya dilakukan penataan yang menyeluruh dan bertahap agar pelayanan pengobatan tradisional
aman
digunakan,
bermutu,
bermanfaat,
dan
dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan hukum. Jumlah pengobat tradisional di Kota Padang sebanyak lebih kurang 696 orang dengan klasifikasi terdiri dari Akupuntur, Tabib, Sinshe, Hipnoterapis, Dukun Bayi Belum Terlatih, Battra patah tulang, Battra Ramuan /Tk Jamu, Battra Urut Pijat, Battra Becam, Battra SPA, Battra dgn pendekatan agama, Battra Paranormal, Battra tenaga dalam, Battra tusuk jari, Battra pijat refleksi dan Battra Mata. Adapun kegiatan pembinaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan kesehatan lingkungan Battra, pembinaan tentang kebersihan alatalat serta keamanan ramuan yang digunakan. Klasifikasi Battra yang yang bina umumnya Battra Urut Pijat 297 orang dan Battra Jamu Gendong 136 orang dan Batra SPA 75 orang.
g.
Posyandu
Posyandu merupakan bentuk UKBM yang paling populer dan memberikan konstribusi terhadap percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi. Kegiatan Posyandu dilaksanakan oleh petugas kesehatan dibantu oleh kaderkader Posyandu.
62
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Tabel 7.6 Jumlah Dan Tingkat P erkembangan Posyandu Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 N o
KEC
Puskesmas
Jumlah Pos yandu
Prat ama
%
Mady a
%
Purna ma
Seb. Padang
23
0
0
0
0
Padang
Pemancungan
37
0
0
0
0
Rawang Barat
25
0
0
10
40.0
Padang Pasir
69
0
0
26
37.7
UlK Karang
29
5
17.2
2
6.9
1 2 3 4
Selatan P. Barat
5 6
Padang Utara
%
Man diri
%
18
78.3
5
21.7
37
100.0
0
0
9
36.0
6
24.0
38
55.1
5
7.2
15
51.7
7
24.1
Alai
28
0
0
12
42.9
12
42.9
4
14.3
Air Tawar
24
0
0
3
12.5
16
66.7
5
20.8
Andalas
86
0
0
11
12.8
69
80.2
6
7.0
Lubuk Buaya
91
0
0
0
0
71
78.0
20
22.0
Air Dingin Anak Air
35 24
0 0
0 0
22 19
62.9 79.2
7 5
20.0 20.8
6 0
17.1 0
12
Ikur Koto
16
0
0
6
37.5
8
50.0
2
12.5
13
Nanggalo
44
0
0
15
34.1
18
40.9
11
25.0
Lapai
18
0
0
0
0
12
66.7
6
33.3
Kuranji
23
0
0
3
13.0
14
60.9
6
26.1
0 7
0.0 24.1
31 13
91.2 44.8
3 9
8.8 31.0
7 8
P. Timur
9 10 11
14
Koto Tangah
Nanggalo
15 16 17
Kuranji
Belimbing Ambacang
34 29
0 0
0 0
18
Pauh
Pauh
70
0
0
0
0
43
61.4
27
38.6
19
Luki
Luki
43
0
0
6
14.0
25
58.1
12
27.9
Lubeg
62
1
1.6
4
6.5
43
69.4
14
22.6
Pagambiran
47
0
0
12
25.5
25
53.2
10
21.3
Bungus
38
0
0
0
0
31
81.6
7
18.4
895
6
0.7
158
17.6
560
62.5
171
19.1
20 21 22
Lubeg Bungus
JUMLAH
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat perkembangan posyandu Pratama sebanyak 0,7 %, Madya 17,6 %, Purnama 62,5 % dan Mandiri 19,1 %. Sedangkan jumlah posyandu 895 unit. Adapun hasil tingkat partisifasi masyarakat menimbang balita setiap bulan seperti yang tertera pada tabel berikut :
63
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Tabel 7.7 Data D/S Posyandu Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 NO
1
KECAMATAN
Padang Selatan
PUSKESMAS
D/S
JUMLAH KADER AKTIF
Seb. Padang
53,90
80
Pemancungan
71,99
148
Rawang Barat
66,23
94
Padang Pasir
53,13
312
5
Ulak Karang
47,73
94
6
Alai
55,88
112
2 3 Padang Barat
4
Air Tawar
77,16
96
8
Padang Timur
Andalas
59,57
291
9
Koto Tangah
7
Lubuk Buaya
77,53
121
10
Air Dingin
62,81
136
11
Anak Air
66,44
52
12
Ikur Koto
77,17
59
Nanggalo
51,79
142
Lapai
74,92
72
Kuranji Belimbing
71,28 44,30
114 115
13
Nanggalo
14 15 16
Kuranji
Ambacang
91,59
91
18
Pauh
Pauh
78,39
274
19
Luki
Luki
61,73
163
20
Lubeg
Lubeg
75,19
248
45,34
141
Bungus
Pagambiran Bungus
68,72
141
65,71
3096
17
21 22
JUMLAH
Dari data diatas tingkat partisipasi masyarakat menimbang balitanya hanya 65,71 % dari target 85 %.
h.
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Pembinaan PHBS dilaksanakan dibeberapa tatanan antara lain : tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat kerja dan tatanan fasilitas kerja. Namun Dinas Kesehatan Kota Padang lebih memfokuskan pada tatanan rumah tangga. PHBS di Rumah 64
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat, dengan tujuan terciptanya Rumah Tangga Sehat. Berikut data PHBS rumah tangga tahun 2015 yaitu: Tabel 7.8 Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 RUMAH TANGGA NO
1 2
KECAMATAN
Padang Barat Padang Timur
3
PUSKESMAS
Padang Pasir Andalas
JUMLAH
JLH DIPANTAU
% DIPANTAU
BER PHBS
%
14039 18487
1380 390
9,83 2,11
912 12
66,09 3,08
Ulak Karang
4256
36
0,85
6
16,67
4 5
Padang Utara
Alai Air Tawar
4942 2828
820 360
16,59 12,73
298 187
36,34 51,94
6
Padang Selatan
Seb. Padang
3562
960
26,95
484
50,42
7
Pemancungan
4319
570
13,20
115
20,18
8
Rawang Barat
5669
536
9,45
362
67,54
9
Lubuk Buaya
21968
210
0,96
169
80,48 48,89
10
Air Dingin
9992
630
6,31
308
11
Anak Air
6501
420
6,46
372
88,57
12
Ikur Koto
3618
420
11,61
1400
33,33
13
Koto Tangah
Nanggalo
11163
360
3,22
52
14,44
14
Lapai
5719
630
11,02
454
72,06
15
Kuranji
5984
607
10,14
63
10,38
Belimbing
19579
1481
7,56
883
59,62
Ambacang
7051
1410
20,00
890
63,12
0
0
0
0
0
16
Nanggalo
Kuranji
17 18
Pauh
Pauh
19
Lbk. Kilangan
Lubuk Kilangan
11965
2003
16,74
1260
62,91
Lubuk Begalung
15056
2812
18,68
15,87
56,44
Pagambiran Bungus
13556 5882
6776 687
49,99 11,86
5323 255
78,56 37,12
20 21 22
Lubuk Begalung Bungus
JUMLAH (KOTA)
196.136
23498
11,98
15392
Berdasarkan hasil survey dan pembinaan PHBS pada masing-masing puskesmas dengan jumlah sampel dan KK yang dibina sebanyak 196.136 rumah tangga, maka diperoleh gambaran rumah tangga sehat di Kota Padang hanya 65,5 %. Sedangkan untuk gambaran persentase berdasarkan 10 indikator PHBS seperti pada tabel sebagai berikut :
65
65,50
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Tabel 7.9 Data Persentase 10 Indikator PHBS Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 MenimAir NO KECAMATAN PUSKESMAS Lina-ke ASI Eks bang Balit Bersih
CTPS
jamban
Makan Memberan Aktifitas Tidak buah & tas jentik Fisik merokok sayur
1
Padang
Seb. Padang
100
63
54,2
73,2
46,2
71
73,5
63
55,75
42,7
2
Selatan
Pemancungan
100
76,3
96,4
100
87
95,2
85
86
89
43,2
Rawang Barat
68,2
34,5
35,2
41
36,3
36,4
38,2
39,1
37,3
30,8
100
78,9
61,8
91
78,7
89,9
82,2
82
63,9
60,9
89
68,8
89
89,4
60
68,8
53,2
89
100
53,2
Alai
100
13,6
21,7
100
44,05
100
42,14
41,2
34,5
34,05
Air Tawar
100
69,1
71,6
100
99,1
93,8
75,8
91,5
90,8
55
Andalas
100
94,7
84
100
76,4
97,7
93,6
85,7
88,6
68,2
Lubuk Buaya
100
100
100
100
100
88,10
100
100
100
96,67
100
56
39,7
60
61
85,6
80
97,9
27,1
80
95,4
64,4
62,1
64
54,5
60,4
45,8
81,1
82,5
56,2
3 4
Padang Barat Padang Pasir
5
Padang Utara
6 7 8
Padang Timur
9 10
Koto Tangah Air Dingin
11
Anak Air
12 13 14 15 16
Nanggalo
Kuranji
17 18 19 20
Ikur Koto
100
63,5
73,8
57,3
56,9
56,9
59,1
60
75
36,5
Nanggalo Lapai
100 100
95,4
88,4
98,3
36,9
95,2
85,6
32,7
93,9
37,3
95,3
98,5
100
99
100
95
8,3
97
85,5
Kuranji Belimbing
100 99,8
73,45 95,8
74,44 83,2
80,37 88,1
81,54 99,9
80,3 73,9
86,41 97,3
76,23 92,5
76,35 100
49,81 0
Ambacang Pauh
Pauh
Luki Lubeg
21 22
UlK karang
Bungus
100
68,2
89,4
95,2
90,25
83,18
89,1
87,15
86,9
54,4
89,79
44,06
40,85
66,92
66,45
76,98
25,29
66,51
66,08
21,00
Luki
100
86,8
89,5
95,7
94,8
92,1
90,4
84,8
91,2
78,3
Lubeg
99,8
80,3
88,8
97,7
92,5
96
92,4
90,56
97,28
83,04
Pagambiran
96,8
83,7
68
82,8
36,6
76,2
46,8
42,4
29,2
16
Bungus
100
50
50
80
50
60
50
25
25
20
97,22
70,72
70,94
JUMLAH
84,59
70,39
80,80
72,13
69,21
Dari data 10 indikator PHBS diatas terlihat bahwa persentase paling rendah adalah tidak merokok di dalam rumah sebanyak 51,97 % serta Makan Buah dan Sayur sebanyak 69,21 %. i.
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan kepada masyarakat terbagi 2 lokasi yaitu dalam gedung dan luar gedung baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagai berikut :
66
73,06
51,97
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
1)
Penyuluhan dalam gedung Kegiatan penyuluhan dalam gedung di Puskesmas se Kota Padang
dilaksanakan sebelum jam pelayanan dimulai, dengan sasaran seluruh masyarakat
yang berkunjung ke puskesmas minimal 2 kali dalam
seminggu disesuaikan dengan hari dimana pasien ramai berkunjung ke puskesmas, yang kegiatannya dikoordinir oleh Promkes di masing-masing puksesmas. Berdasarkan hasil frekwensi kegiatan penyuluhan dalam gedung di atas sebanyak 2227 kali sudah mencapai target minimal sebanyak 2.112 kali, dengan topic penyuluhan Napza, PHBS, HIV/AIDS,m Bahaya rokok, DBD, Infeksi Menular Seksual, Penyakit Tidak Menular (DM,Hipertensi, DLL), Diare, gizi keluarga serta topic lainnya yang sesuai dengan kondisi di wilayah puskesmas dan kondisi Kota Padang dengan jumlah masyarakat yang disuluh sebanyak 47.664 masyarakat. 2)
Penyuluhan luar gedung secara langsung
Kegiatan penyuluhan kesehatan luar gedung adalah penyuluhan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan diluar gedung puskesmas seperti di Posyandu Balita, Posyandu Usila, Kegiatan UKS , Mushalla, Mesjid, Kantor Lurah dan lain-lain. Penyuluhan yang dilakukan di luar gedung sebanyak 11.994 dengan jumlah masyarakat sebanyak 435.788 masyrakat. Topic penyuluhan yang diberikan sesuai dengan kondisi puskesmas masing-masing. 3)
Penyuluhan HIV – AIDS Penyebaran informasi kesehatan tentang HIV – AIDS dilaporkan
satu kali per triwulannya, kegiatan penyuluhan dilaksanakan di dalam dan di luar gedung baik itu oleh petugas Puskesmas maupun dari bagian Promosi Kesehatan Dinas kesehatan Kota Padang, dengan sasaran usia 15 tahun sampai 25 tahun. Jumlah yang di suluh sebanyak 10.153 orang, lokasi penyuluhan di lakukan di Puskesmas, sekolah (SLTP/MTsN dan SLTA), Mesjid, Kelurahan,Mushala serta tempat lainnya. 67
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
4)
Penyuluhan Keliling Penyebarluasan informasi kesehatan melalui penyuluhan keliling
dilaksanakan baik oleh Puskesmas maupun dari bagian Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang dengan hasil kegiatan sebagai berikut : Tabel 7.10 Kegiatan penyuluhan Keliling Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 No.
Judul/Program Puskesmas
Frekwensi Penyuluhan
1 2 3
Napza PHBS HIV dan AIDS
6 30 5
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bahaya Rokok Flu Burung/Flu Babi DBD Rabies Malaria TB Paru Filariasis Kusta Infeksi Menular Seksual (IMS) Imunisasi
6 1 99 18 4 13 6 4 4 159
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Diare Gizi Keluarga Kekurangan Yodium Penyakit Mata Pemanfaatan Toga Kesehatan Ibu Kesehatan Anak dan DDTK Keluarga Berencana Diabetes Melitus Campak ISPA ASI Eksklusif Hipertensi Penyakit Kulit Difteri Materi Lainnya Jumlah
13 4 4 52 4 9 0 0 6 3 61 10 2 0 117 104 731
Frekwensi kegiatan penyuluhan keliling yang sudah dilaksanakan sebanyak
731
kali.
Kegiatan
penyuluhan
keliling
ini
belum
menggambarkan kegiatan seluruh Puskesmas di Kota Padang, karena ada beberapa Puskesmas yang tidak melaporkan hasil kegiatannya.
68
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
5)
Penyuluhan Tidak langsung melalui media Pada tahun 2015 media penyuluhan tidak langsung yang dibuat oleh
seksi promosi kesehatan yaitu berupa media cetak. Media cetak yang dibuat dan didistribusikan oleh seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padang berupa : Poster, Spanduk dan Leaflet.
3.
Seksi Registrasi dan Akreditasi
Seksi Registrasi dan Akreditasi Dinas Kesehatan Kota Padang mempunyai tugas
pokok
menyusun
perencanaan,
pengkoordinasian,
pembinaan,
pengawasan dan pengendalian tentang registrasi tenaga kesehatan serta berbagai sarana pelayanan kesehatan lainnya. Adapun pencapaian kegiatan Seksi Regitrasi dan Akreditasi Tahun 2015 adalah: a. Tercapainya Kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat
1) Sosialisasi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2014 untuk Rumah Sakit se Kota Padang Tahun 2014 Dalam rangka peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan Rumah Sakit serta pengaturan hak dan kewajiban masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan, perlu pengaturan Rumah Sakit dengan Undang-undang No 44 Tahun 2009 dan diperjelas di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014. Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat lanjutan di Kota Padang pada saat ini berjumlah 28 sarana yang akan memberikan pelayanan kesehatan dengan penduduk sebanyak 833.584 jiwa. Dari semua Rumah Sakit yang ada di Kota Padang yang mempunyai izin operasional dan klasifikasi hanya 12 sarana, disertai dengan
adanya
Program
Jaminan
Kesehatan
Nasional
yang
diselenggarakan oleh Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial yang bekerjasama dengan BPJS. Oleh karena itu Dinas Kesehatan Kota Padang telah melaksanakan Sosialisasi Permenkes RI No 56 Tahun 2014 tentang klasifikasi dan
69
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
perizinan Rumah Sakit yang berada di wilayah kota Padang pada tanggal 10 Maret 2015. Peserta Sosialisasi Permenkes RI No 56 Tahun 2014 berjumlah 30 orang yang terdiri dari Pimpinan/Direktur/Pemilik Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta yang ada di Kota Padang.Narasumber untuk pertemuan tersebut berasal dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang dan Kepala Dinas BMP2T Kota Padang. Metode yang digunakan adalah Sosialisasi dalam bentuk ceramah, diskusi dan tanya jawab. Sumber dana Sosialisasi ini dibebankan kepada Dokumen Pelaksana Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015. 2) Pertemuan Sosialisasi Permenkes No 9 Tahun 2014 tentang Klinik Dalam rangka peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan klinik serta pengaturan hak dan kewajiban masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan, perlu pengaturan klinik yang ditetapka di Peraturan Menteri Kesehatan RI Tahun 2014. Pada tahun 2015 penambahan perizinan sarana
klinik sangat
signifikan seiring dengan adanya Program Jaminan Kesehatan Nasional yang menyelenggarakan BPJS dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana saat ini berjumlah 82 sarana klinik. Berdasarkan hal di atas Dinas Kesehatan Kota Padang telah melakukan Sosialisasi Peraturan Menteri Kesehatan RI No 9 Tahun 2014 tentang Klinik yang berada di Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang. Peserta sosialisasi ini berjumlah 30 orang yang terdiri dari Pemilik/Penanggungjawab/ Pimpinan Klinik Pemerinah dan Swasta yang ada di Kota Padang. Pertemuan sosialisasi diadakan pada tanggal 13 Agustus 2015 di Aula Dinas Kesehatan Kota Padang. Narasumber berasal dari Kepala Bidang PSDM Dinas Kesehatan Kota Padang. Sumber dana pertemuan sosialisasi ini berasal dari dana APBD Pemko Padang Tahun 2015.
70
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
b. Pengawasan
dan
Pembinaan
Operasional
Fasilitas/
Sarana
Pelayanan Kesehatan di Kota Padang
Pada Tahun 2015 Seksi Registrasi dan Akreditasi Dinas Kesehatan Kota
Padang
telah
melakukan
pengawasan
dan
pembinaan
ke
fasilitas/sarana Pelayanan Kesehatan dan fasilitas umum lainnya seperti Laboratorium, Optik, Apotek, Toko Obat, Klinik Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus, Rumah Sakit Ibu/ Anak, Bidan Praktek Swasta (BPS), Layak Sehat Hotel, Katering, Restoran, Tukang Gigi dan Pest
Control. Tabel 7.11 Pembinaan dan Pengawasan Ke Fasilitas Sarana Pelayanan Kesehatan Tahun 2015 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Fasilitas/ Sarana Kesehatan/ Fasilitas Umum Lainnya Laboratorium Optik Apotek
Toko Obat Klinik Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Khusus Rumah Sakit Ibu dan Anak Bidan Prakek Swasta Hotel (Layak Sehat Hotel) Katering Restoran Tukang Gigi Pest Control Total
Frekuensi Pembinaan dan Pengawasan 1 1 19
1 56 7 8 7 7 4 1 2 1 1 120
c. Registrasi Tenaga Kesehatan
Pemerintah saat ini telah melakukan upaya strategis dalam penguatan pembinaan dan pengawasan mutu SDM Kesehatan yang dilakukan melalui proses registrasi tenaga kesehatan yang meliputi standarisasi, sertifikasi dan lisensi. Registrasi disamping sebagai bentuk perlindungan bagi masyarakat, juga merupakan perlindungan bagi tenaga kesehatan. Setiap Tenaga Kesehatan
yang akan menjalankan praktik 71
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
dan/atau pekerjaan keprofesiannya wajib memiliki izin dari Pemerintah. Dalam Perwako No 27 Tahun 2015 menyatakan bahwa tugas Seksi Registrasi dan Akreditasi Dinas Kesehatan Kota Padang adalah membuat rencana dan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan registrasi tenaga kesehatan dan akreditasi tenaga dan sarana pelayanan kesehatan. 1. Registrasi Surat Izin Praktek Dokter Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052 Tahun 2011 tentang izin praktik dan pelaksanaan praktik kedokteran menyatakan bahwa setiap Dokter dan Dokter Gigi yang menjalankan praktik kedokteran wajib memiliki Surat Izin Praktek (SIP) yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. SIP Dokter dan Dokter Gigi diberikan paling banyak untuk 3 (tiga) tempat praktek, baik fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah, swasta maupun praktik perorangan. Untuk memperoleh SIP Dokter da Dokter Gigi harus mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Pada tahun 2015 jumlah Dokter Umum yang mengurus SIP di Dinas Kesehatan Kota Padang adalah 455 orang dengan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 103 orang (22,64%) dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 352 orang (77,36%). Sarana kesehatan dokter umum yang mengurus SIP tersebut dapat dilihat pada diagram berikut: Grafik 7.1 Dokter Umum yang Mengurus SIP Berdasarkan Sarana Kepemilikan pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015
72
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Sedangkan jumlah Dokter Gigi yang mengurus SIP adalah 146 orang dengan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 24 orang (16,44%) dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 122 orang (83,56%). Sarana kesehatan dokter gigi yang mengurus SIP tersebut dapat dilihat pada diagram berikut: Grafik 7.2 Dokter Gigi yang Mengurus SIP Berdasarkan Sarana Kepemilikan pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015
Pada tahun 2015 jumlah Dokter Spesialis yang mengurus SIP di Dinas Kesehatan Kota Padang adalah 264 orang dengan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 146 orang (55,30%) dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 118 orang (44,70%). Sarana kesehatan dokter spesialis yang mengurus SIP tersebut dapat dilihat pada diagram berikut: Grafik 7.3 Dokter Spesialis yang Mengurus SIP Berdasarkan Sarana Kepemilikan pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015
73
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
2. Registrasi Surat Izin Kerja Perawat (SIKP) dan Praktek Perawat (SIPP) Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 menyatakan bahwa perawat dapat menjalankan praktik keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan meliputi fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktek mandiri dan / atau praktik mandiri. Perawat yang menjalankan praktek mandiri berpendidikan minimal Diploma III (D III) Keperawatan. Setiap perawat yang menjalan praktik keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktek mandiri wajib memiliki SIKP (Surat Izin Kerja Perawat) dan setiap perawat yang menjalankan praktik keperawatan di praktik mandiri wajib memiliki SIPP (Surat Izin Praktek Perawat). SIKP dan SIPP dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota dan berlaku untuk satu tempat. SIKP dan SIPP berlaku selama STR masih berlaku dan dapat diperbaharui kembali jika habis masa berlakunya. Pada tahun 2015 tidak terdapat perawat yang mengurus Surat Praktek Perawat (SIPP) sedangkan jumlah Perawat yang mengurus SIKP di Dinas Kesehatan Kota Padang adalah 1156 orang dengan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 118 orang (10,21%) dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 1038 orang (89,79%). Sarana kesehatan perawat yang mengurus SIKP tersebut dapat dilihat pada diagram berikut: Grafik 7.4 Perawat yang Mengurus SIKP Berdasarkan Sarana Kepemilikan Pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015
74
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
3. Registrasi Surat Izin Kerja Perawat Gigi (SIKPG) dan Surat Izin Praktek Perawat Gigi (SIPPG) Untuk melakukan pekerjaannya di fasilitas kesehatan setiap perawat gigi wajib memiliki Surat Izin Kerja Perawat Gigi (SIKPG), dan setiap perawat gigi yang melakukan pekerjaannya secara mandiri wajib memiliki Surat Izin Praktek Perawat Gigi (SIPPG). SIKPG atau SIPPG diberikan kepada perawat yang telah memiliki STRPG. SIKPG atau SIPPG dikeluarkan oleh pemerintah daerah/ kota dan berlaku hanya untuk fasilitas pelayanan kesehatan atau klinik mandiri yang bersangkutan. Pada tahun 2015 tidak terdapat perawat gigi yang mengurus Surat Praktek Perawat Gigi (SIPPG) sedangkan jumlah Perawat Gigi yang mengurus SIKPG di Dinas Kesehatan Kota Padang adalah 31 orang dengan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 3
orang (9,68) dan
berjenis kelamin perempuan sebanyak 28 orang (90,32 %). Sarana kesehatan perawat gigi yang mengurus SIKP tersebut dapat dilihat pada diagram berikut: Grafik 7.5 Perawat Gigi yang Mengurus SIKP Berdasarkan Sarana Kepemilikan pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015
4. Registrasi Surat Izin Kerja Bidan (SIKB) dan Surat Praktek Bidan (SIPB) Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung jawab dan
akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk 75
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan
lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat
daruratan. Bidan juga dapat melakukan tindakan di luar kewenangan tersebut sebagaimana
disebutkan
pada
Pasal
14
Permenkes
No.
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan yaitu bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki
dokter, dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan. Pada tahun 2015 jumlah Bidan yang mengurus Surat Izin Kerja Bidan (SIKB) di Dinas Kesehatan Kota Padang adalah 465 orang sedangkan Bidan yang mengurus Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) adalah 67 orang. Untuk jenis kepemilikan sarana kesehatan yang mengurus SIKB dapat dilihat pada diagram berikut: Grafik 7.6 Bidan yang Mengurus SIKB Berdasarkan Sarana Kepemilikan pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015
5. Registrasi Surat Izin Kerja Tenaga Kefarmasian Setiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian
wajib
memiliki
surat
izin
sesuai
tempat
tenaga 76
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
kefarmasiaan bekerja. Surat izin tersebut antara lain Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) atau Surat Izin Kerja Apoteker (SIKA) dan Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK) yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota tempat pekerjaan kefarmasian dilakukan. Pada tahun 2015 jumlah apoteker yang mengurus SIPA di Dinas Kesehatan Kota Padang adalah 90 orang dengan jenis kelamin laki-lak sebanyak 11 orang (12,22%) dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 79 orang (87,88%). Berdasarkan Sarana Kepemilikan dari 90 Apoteker yang mengurus SIPA pada tahun 2015 pada sarana kesehatan berikut ini: Grafik 7.7 Apoteker yang Mengurus SIPA Berdasarkan Sarana Kepemilikan pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015
Sedangkan Jumlah Tenaga Teknik Kefarmasian yang mengurus SIKTTK di Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 adalah 165 orang dengan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 10 orang (6,06%) dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 155 orang (93,94%). Berdasarkan Sarana Kepemilikan dari 165 tenaga teknik kefarmasian yang mengurus SIPA pada tahun 2015 pada sarana kesehatan berikut ini:
77
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.8 Apoteker yang Mengurus SIPA Berdasarkan Sarana Kepemilikan pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015
6. Registrasi Surat Izin Kerja Tenaga Gizi (SIK TGz) Setiap Tenaga Gizi Registered Dietisien yang melakukan praktik pelayanan Gizi secara mandiri dan bekerja di Fasilitas Pelayanan kesehatan wajib memiliki SIPTGz (Surat Izin Praktek Tenaga Gizi). Setiap Tenaga Gizi Technical Reigistered Dietisien dan Nutrisionis Registered yang melakukan pekerjaan Pelayanan Gizi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
wajib
memiliki
SIKTGz
(Surat
Izin
Kerja
Tenaga
Gizi).SIPTGz atau SIKTGz diberikan kepada Tenaga Gizi yang telah memiliki
STRTGz
dan
dikeluarkan
oleh
pemerintah
daerah
kabupaten/kota serta hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat. Pada tahun 2015 tidak terdapat tenaga gizi yang mengurus SIPTGz, sedangkan Tenaga Gizi yang mengurus SIKTGz berjumlah 67 orang. Dari 67 orang tersebut hanya 1 (satu) orang (1,49%) yang berjenis kelamin lakilaki dan 66 orang (98,51%). Untuk tenaga gizi yang mengurus SIKTGz berdasarkan kepemilikan sarana kesehatan dapat dilihat pada diagram berikut:
78
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.9 Tenaga Gizi yang Mengurus SIKTGz Berdasarkan Sarana Kepemilikan pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015
7. Registrasi Surat Izin Kerja Rekam Medis (SIKRM) Petugas Rekam Medis dan Informasi Kesehatan merupakan seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan formal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan sehingga memiliki kompetensi yang diakui oleh pemerintah dan profesi serta tugas, tanggung jawab, pemerintah dan profesi serta mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh untuk melakukan kegiatan pelayanan Rekam Medis dan Informasi pada unit Pelayanan Kesehatan (Permenkes RI, 2007). Pada tahun 2015 jumlah petugas Rekam Medis yang mengurus SIK Rekam Medis berjumlah 47 orang petugas yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 2 orang (4,26%) dan 45 orang (95,74%) berjenis kelamin perempuan. Jumlah rekam medis yang mengurus SIKRM berdasarkan kepemilikan sarana kesehatan dapat dilihat pada diagram berikut: Grafik 7.10 Rekam Medis yang Mengurus SIKRM Berdasarkan Sarana Kepemilikan pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015
79
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
8. Registrasi Surat Izin Praktek Fisioterapis Fisioterapis Profesi atau Fisioterapis Spesialis yg melakukan praktik Pelayanan Fisioterapi secara mandiri dan bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan wajib memiliki SIPF (Surat Izin Praktek Fisioterapis). Fisioterapi Ahli Madya atau Fisioterapis Sains Terapan yg melakukan pekerjaan Pelayanan Fisioterapi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib memiliki SIKF (Surat Izin Kerja Fisioterapis). SIPF atau SIKF diberikan kepada Fisioterapis yg telah memiliki STRF. SIPF atau SIKF dikeluarkan oleh pemerintah daerah kab/kota yang berlaku untuk 1 (satu) tempat. Pada tahun 2015 jumlah Fisioterapis yang mengurus SIKF di Dinas Kesehatan Kota Padang sebanyak 9 orang dengan 2 orang (22,22%) diantaranya berjenis kelamin laki-laki, dan 7 orang (77,78%) berjenis kelamin perempuan. Jumlah fisioterapis yang mengurus SIKF berdasarkan kepemilikan sarana kesehatan dapat dilihat pada diagram berikut: Grafik 7.11 Fisioterapis yang Mengurus SIKF Berdasarkan Sarana Kepemilikan pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015
9. Registrasi Surat Izin Kerja Refraksionis Optisien (SIK-RO) Refraksionis Optisien atau Optometris yang melakukan pekerjaannya di Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib memiliki SIKRO atau SIKO. SIKRO atau SIKO diberikan kepada Refraksionis Optisien atau Optometris yang telah memiliki STRRO atau STRO. SIKRO dan SIKO dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota. SIKRO dan SIKO sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk 1 (satu) tempat. 80
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Jumlah tenaga Refraksionis Optisien yang mengurus SIKRO di Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 adalah sebanyak 13 orang yang diantaranya berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1 (satu) orang (7,69%) dan 12 orang (92,315) berjenis kelamin perempuan. Jumlah Refraksionis Optisien yang mengurus SIKRO berdasarkan kepemilikan sarana kesehatan dapat dilihat pada diagram berikut: Grafik 7.12 Refraksionis Optisien yang Mengurus SIKRO Berdasarkan Sarana Kepemilikan pada Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015
C. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN (PMK)
1. Seksi Wabah Dan Bencana a. Surveilans
Beberapa kegiatan surveilans yang dilakukan selama tahun 2015 adalah Hasil kegiatan surveilans dalam bentuk laporan mingguan dapat dilihat rekapannya dalam kurun waktu setahun dari minggu 1 sampai dengan minggu ke 52 tahun 2015 serta pengamatan secara aktif ke rumah sakit di Kota Padang adalah sebagai berikut. 1) Surveilans Aktif Rumah Sakit Kegiatan surveilans aktif Rumah Sakit pada sebelas rumah sakit yang ada di Kota Padang, yaitu RSUP M Djamil, RSUD, RS Reksodiwiryo, RSI Siti Rahmah, RS Selaguri, RS Bhayangkara, Semen Padang Hospital, RS Ibnu Sina, RS BMC dan RS Aisyiah. Surveilans aktif rumah sakit dilakukan dengan mendatangi rumah sakit oleh petugas 81
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
surveilans DKK setiap minggu untuk mengumpulkan data penyakit menular dan PD3I. 2) Penemuan Kasus PD3I Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yang selanjutnya di singkat dengan PD3I. Penyakit yang dapat di cegah tersebut adalah TBC, Tetanus, Diptheri, Pertusis, Polio, Campak dan Hepatitis B. Penyakit ini disamping dapat menimbulkan kematian, kesakitan juga kecatatan, bahkan apabila tidak ditangani secara maksimal dapat menular dan mengakibat kejadian luar biasa (KLB). Salah satunya upaya pencegahan yang menyeluruh hanya dengan pemberian imunisasi. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi hanya bisa berhasil jika cakupan imunisasi bisa mencapai diatas 80 % sasaran. Keberhasilan ini akan dapat memberikan gambaran status kelangsungan hidup disamping cakupan dan angka-angka kematian ibu, bayi dan status gizi yaitu dapat memberikan gambaran keberhasilan pembangunan kesehatan kedepan terhadap kelangsungan hidup anak / generasi yang akan datang. Berikut ini penanggulangan KLB yang dilakukan : a) Difteria Pada tahun 2015 ditemukan 86 kasus difteri yang tersebar di Kota Padang.
Dari pemeriksaan kultur di Laboratorium 4 kasus
dinyatakan positif, dan satu kasus meninggal. b) Poliomielitis (Acute Flaccid Paralysis/AFP) Poliomielitis (Acute Flaccid Paralysis) Adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio type 1, 2, atau 3. Secara klinis penyakit polio menyerang anak di bawah umur 15 tahun yang menderita
lumpuh
layu
akut
(acute
flaccid
paralysis/AFP).
Penyebaran penyakit adalah melalui kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi. Kelumpuhan dimulai dengan gejala demam, nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit. Kematian bisa terjadi jika otot-otot pernapasan terinfeksi dan tidak segera 82
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
ditangani pencegahan terbaik penularan penyakit ini adalah dengan melakukan Imunisasi Polio. Pada tahun 2015 ditemukan 7 kasus AFP hal ini melebih dari target (6 kasus) di wilayah kerja Puskesmas Padang pasir 3 kasus, Ikur koto 2 kasus, dan puskesmas Lubuk kilangan dan pemancungan masing masing 1 kasus. Tren penemuan kasus AFP dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada grafik berikut: Grafik 7.13 Tren Penemuan Kasus AFP Kota Padang tahun 2010 - 2015
12
11
10
le it T si x A
8 6 4
8 6
5
7
6
2 0
2010 AFP 5
11
2011 6
2012 8
2013 6
2014
2015
7
c) Campak Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus measles, disebarkan melalui droplet bersin atau batuk dari penderita, gejala awal penyakit adalah demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, conjunctivitis (mata merah), selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ke tubuh, tangan serta kaki. Penularan campak sangat efektif dengan sedikit virus yang infeksius sudah dapat menimbulkan infeksi pada seseorang. Penularan campak terjadi melalui percikan ludah yang keluar dari batuk, bersin, atau pilek. Pasien campak tanpa komplikasi/ penyulit dapat berobat jalan, tanpa perawatan dirumah sakit. Anak harus diberi cukup cairan dan kalori sedangkan pengobatan bersifat simptomatik dengan pemberian antipiretik untuk menurunkan demam, obat batuk/pilek,. Sedangkan 83
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
campak dengan komplikasi perlu dirawat inap dirumah sakit. Pencegahan campak dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif pada bayi berumur 9 bulan atau lebih. Jumlah kasus campak pada tahun 2014 ditemukan 88 kasus, dan pada tahun 2015 meningkat banyak yaitu 170 kasus Grafik 7.14 Perbandingan Kasus Campak Di Kota Padang Tahun 2014 - 2015
30 20 10
18
17 8
12 12 11 11 4
3
87 6
14 2
21 20 14 15 12 9 8 67 6
2014 2015
0
Bila diperhatikan lebih seksama dari grafik di atas dapat diketahui bahwa bulan Januari kejadian kasus campak klinik tahun 2015 (17 kasus) meningkat 2 kali lipat dibandingkan tahun 2014 (8 kasus). Dan pada bulan juni dan juli terjadi peningkatkan kasus yang lebih ektrim dimana pada bulan juni tahun 2014 (6 kasus ) tahun 2015 (18 kasus), bulan Juli 2014 (2 kasus) tahun 2015 (14kasus). Berdasarkan kejadian peningkatan kasus campak tahun 2015 dapat dikatakan kasus campak dinyatakan KLB tersembunyi di tahun 2015. Untuk mengetahui apakah penderita campak di tahun 2015 sudah mendapat Imunisasi campak atau tidak dapat dilihat pada diagram berikut:
84
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.15 Penderita yang Mendapat Imunisasi Campak Tahun 2015 1%
39%
60% ADA TIDAK/ TDK TAHU BELUM
Dari diagram diatas maka diketahui bahwa 60% penderita campak tidak di Imunisasi campak, 39% di Imunisasi dan hanya 1% yang memang belum di Imunisasi. d) Penanggulangan KLB Pada tahun 2015 terjadi 3 kasus kejadian luar biasa yang di awali KLB difteri, campak dan Keracunan Makanan penanganan KLB dilakukan sesuai dengan pedoman penanganan kejadian luar biasa pada penyakit . berikut ini KLB yang terjadi di Kota Padang pada tahun 2015 Tabel 7.12 Kejadian Luar Biasa Kota Padang Tahun 2015 No
Jenis Kasus KLB
Jumlah
1
Difteria
82 suspek + 4 Positif
2
Campak
1 KLB
3
Keracunan
3 Kejadian
Dari 3 kasus kejadian luar biasa yang ditangani, kasus difteri dilakukan dengan spesifik karena kasus ini adalah kasus re emergensi Penetapan Kejadian Luar Biasa Berdasarkan kondisi ini, sesuai dengan Permenkes No. 1501 tahun 2010 dimana suatu 85
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
wilayah dikatakan KLB jika ditemukan satu kasus suspek yang dirawat di RS, puskesmas maupun di masyarakat, untuk itu kasus Difteria di maka Kota Padang dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa Difteri, Status Kejadian Luar Biasa ditetapkan oleh Walikota Padang pada tanggal 30 Januari 2014. Penetapan status Kejadian Luar Biasa dilakukan setelah mengamati perkembangan kasus difteri yang terjadi di Kota Padang. Untuk KLB campak pada tahun 2015 terjadi 3 kali pada pusk Padang Pasir, Lubeg dan Lubuk Kilangan. b.
Penyakit Tidak Menular
Pola penyakit yang sekarang berkembang telah menunjukkan terjadinya kecenderungan masalah kesehatan yang biasa disebut transisi epidemiologi. Secara garis besar transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan kematian yang ditandai dengan beralihnya penyebab kematian yang semula didominasi oleh penyakit infeksi yang masih tetap menjadi masalah kesehatan, bergeser ke penyakit non infeksi atau penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan baru. Penyakit tidak menular (PTM) secara umum meliputi penyakit jantung, stroke, kanker, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit sendi yang sebagian non infeksi, cedera berat yang disebabkan kecelakaan lalu lintas dan trauma serta penyakit-penyakit dan kelainan bentuk lain yang menyebabkan kecacatan. Penyakit tidak menular pada saat ini diperkirakan menjadi masalah kesehatan utama di Kota Padang demikian juga di masa akan datang. Hal ini karena meningkatnya umur harapan hidup dan semakin meningkatnya paparan faktor risiko dari penyakit tidak menular Oleh karena itu Dinas Kesehatan Kota Padang menganggap penting adanya program PTM di Puskesmas yang merupakan garda terdepan pelayanan kesehatan di Indonesia, Tujuan pelayanan PTM di Puskesmas adalah agar terselenggaranya PTM di pelayanan strata pertama pengendalian penyakit tidak menular . Harapannya adalah agar terselenggara upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilatif terhadap penyakit tidak menular di Puskesmas. Dan peran Dinas Kesehatan untuk selalu memonitor berjalannya program PTM di Puskesmas. Berikut ini 86
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
beberapa kegiatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Padang dalam pengendalian penyakit tidak menular. 1) Monitoring dan Evaluasi Program PTM Untuk mengevaluasi pelaksanaan program pengendalian PTM selama tahun 2014 dan merencanakan kegiatan pengendalian PTM tahun 2015, maka
dilakukan
penyelenggaraan
pertemuan
evaluasi
program
pengendalian PTM bagi kepala puskesmas se kota Padang. Diharapkan setelah pertemuan terjadi peningkatan pengetahuan kepala puskesmas untuk implementasi program pengendalian PTM sehingga mampu meningkatkan mutu pelayanan terkait penyakit tidak menular di masyarakat. 2) Peningkatan Kapasitas Pengelola Program Surveilans berbasis FKTP adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang penyakit tidak menular yang bersumber dari FKTP untuk memperoleh dan memberikan informasi dalam mengarahkan tindakan pencegahan dan pengendalian PTM secara efektif dan efisien. Aplikasi E monev isinya monitoring dan evaluasi Ketersediaan SDM, Alkes, obat, Jenis layanan, KIE, kegiatan PTM, anggaran PTM, Jumlah Posbindu PTM, Jumlah FKTP yang melaksanakan PANDU PTM, dll. 3) Pelatihan Kader Posbindu PTM Jumlah Posbindu di Kota Padang terjadi peningkatan dari 47 Posbindu menjadi 92 Posbindu dengan jumlah kader yang ada sebanyak 144 Pelaksanaan Posbindu PTM masih ada belum melaksanakan prinsip lima meja dikarenakan keterbatasan pengetahuan kader, untuk itu dipandang perlu dilakukan pelatihan kader Posbindu dengan harapan perwakilan kader yang akan dilatih akan
menginformasikan pada kader lainnya
sehingga akan terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam pelaksanaan Posbindu PTM .Untuk tahun 2015 dialokasikan pelatihan untuk 48 kelurahan Setiap kelurahan mengirimkan 4 orang
87
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
peserta. Peserta sebanyak lima orang, yang terdiri dari 3 orang kader (dari satu posbindu) dan 1 orang pembina wilayah. 4) Seminar Penyakit Tidak Menular Dinas Kesehatan Kota Padang melaksanakan seminar kesehatan bagi awam dengan 2 kali seminar 5) Hasil Diteksi Dini Faktor Risiko PTM Penyakit tidak menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor risiko yang sama (common underlying risk faktor) seperti kardiovaskuler, stroke, diabetes mellitus, penyakit paru obstruktif kronik,
dan
kanker
tertentu.
Faktor
risiko
tersebut
antara
lain
mengkonsumsi tembakau, konsumsi tinggi lemak kurang serat, kurang olah raga, alkohol, hipertensi, obesitas, gula darah tinggi, lemak darah tinggi. Berdasarkan hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2011, di kalangan penduduk umur 25 tahun ke atas menunjukkan bahwa 27% laki-laki dan 29% wanita menderita hipertensi, 0,3% mengalami penyakit jantung iskemik dan stroke, 1,2% diabetes, 1,3% laki-laki dan 4,6% wanita mengalami kelebihan berat badan (obesitas), dan yang melakukan olah raga 3 kali atau lebih per minggu hanya 14,3%. Laki-laki umur 25-65 tahun yang mengkonsumsi rokok sangat tinggi yaitu sebesar 54,5%, dan wanita sebesar 1,2%. Dinas Kesehatan Kota Padang melakukan pemeriksaan /Diteksi Dini Penyakit Tdak Menular dengan hasil sebagai berikut : a) Pemeriksaan IVA Deteksi dini penderita kanker mulut rahir (serviks) dapat dilakukan melalui IVA. IVA dilakukan dengan cara mengolesi leher rahim dengan asam asetat, untuk melihat tanda-tanda lesi. Hasil IVA bisa dilihat langsung saat itu juga sehingga dapat diambil keputusan cepat mengenai penatalaksanaannya. Selain mudah dan terjangkau, IVA juga memiliki akurasi yang sangat tinggi (90%) dalam mendeteksi lesi atau luka pra kanker. IVA harus dikerjakan oleh dokter atau bidan yang sudah mendapat training. Tahun 2015, semua puskesmas di lingkup 88
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
DKK Padang sudah melayani IVA dan pemeriksaan Payudara. Berikut ini grafik pemeriksaan IVA dan Payudara di Kota Padang tahun 2014 -2015 : Grafik 7.16 Jumlah Pemeriksaan IVA dan Payudara Pada Perempuan Usia 30 -50 Tahun di Kota Padang tahun 2014 – 2015 2500 2000 1500
Diperiksa IVA (+)
1000
Tumor
500 0 2 0 14
20 1 5
Data kunjungan IVA kota Padang menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. Adanya pelayanan IVA di puskesmas pada akhirnya akan menurunkan risiko kematian akibat kanker serviks. Oleh karena itu Dinas Kesehatan Kota Padang menindaklanjuti kegiatan deteksi dini kanker leher rahim ini dengan membuat kegiatan pemeriksaan IVA. Kegiatan ini merupakan bagian dalam mewujudkan masyarakat hidup sehat dan berkualitas, sesuai dengan tercapainya Nawacita kelima yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia. Dalam rangka peningkatan pengetahuan dalam pemeriksaan IVA maka dilakukan pelatihan, sasaran kegiatan ini adalah dokter dan bidan terlatih dari : 44 orang b) Obesitas Untuk mengetahui seseorang mengalami obesitas atau tidak, dapat dilakukan dengan mengukur berat badan dengan tinggi badan, yang kemudian disebut dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT memberikan gambaran tentang resiko kesehatan yang berhubungan dengan berat badan Disebut obesitas apabila melebihi Body Mass
89
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT). BMI untuk orang Indonesia adalah 25. Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut: Berat Badan (kg) IMT = ----------------------------------------------Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m) Di Kota Padang jumlah hypertensi dapat di ketahui sebagai berikut : IMT berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang berat badannya normal.
Berdasarkan Data dari Puskesmas se Kota Padang dapat
diketahui bahwa jumlah Obesitas pada tahun 2015 mengalami peningkatan , berikut grafik pemeriksaan Obesitas di Kota Padang: Grafik 7.17 Pemeriksaan IMT dengan Obesitas dari Kunjungan Penduduk usia >15 th Kota Padang Tahun 2014 – 2015
Dari grafik diatas ketahui bahwa kunjungan usia > 15 th ke Puskesmas pada tahun 2014 sebesar 564187 jiwa, meningkat pada tahun 2015 sebesar 0,83% atau 677714. Dari Kunjungan penduduk usia th
>15
pada tahun 2015 yang di ukur IMT sebesar 34.473 (5.06%).
Dengan yang mengalami Obesitas sebesar 13.581 (40%) c) Hipertensi Hipertensi
menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius,
karena jika tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Akibatnya bisa fatal karena sering timbul komplikasi, misalnya stroke (perdarahan otak), penyakit
jantung 90
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
koroner, dan gagal ginjal, Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer ), karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul, gejala tersebut seringkali dianggap gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat menyadari akan datangnya penyakit ini. penderita hipertensi sebagian besar mempunyai berat badan berlebih, tetapi tidak menutup kemungkinan orang yang berat badanya normal (tidak obesitas) dapat menderita hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan berat badannya normal. Data WHO tahun 2000 menunjukkan, di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang, temasuk Indonesia. Di Kota Padang jumlah hypertensi dapat di ketahui sebagai berikut : Grafik 7.18 Jumlah Penderita Hipertensi di Kota Padang Tahun 2014 – 2015 800000 600000 2014
400000
2015
200000 0 Umur >18 th
TD Di Ukur
Hypertensi
Bila dilihat dari grafik diatas maka diketahui bahwa jumlah penduduk usia >18 th pada tahun 2014 berjumlah 595.638 jiwa terjadi kenaikan 0.97% ditahun 2015 (612.994) dari jumlah penduduk usia 91
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
diatas 18 th yang diukur tekanan darahnya pada tahun 2014 sebesar 48060 dan terjadi penurunan pengukuran Tekanan Darah 1.0% dibandingkan tahun 2015 dan hasil pengukuran tekanan darah diketahui th
bahwa jumlah penduduk usia >18
yang mengalami hypertensi pada
tahun 2014 34473 menurun pada tahun 2015 sebesat 1.13% ( 30254) jiwa b) Penjaringan / Skrining Penyalahgunaan Narkoba
Pemakaian narkoba secara ilegal menjadi masalah kesehatan yang sangat serius pada saat ini. Berbagai dampak ditimbulkan akibat penyalahgunaan narkoba baik dampak langsung maupun tidak langsung, yang mana dampak tersebut sangat merugikan bagi pemakainya. Beberapa dampak langsung narkoba bagi tubuh diataranya akan mengakibatkan gangguan pada jantung, traktus urinarius, otak, tulang, pembuluh darah, endokrin, kulit, SSP, paruparu, gangguan pada sistim pencernaan, gangguan mental/ psikis, penyebaran penyakit menular ( HIV, TB paru) dan lain-lain. Sedangkan dampak tidak langsung diantaranya membutuhkan banyak uang untuk mendapatkan narkoba tersebut, dikucilkan oleh keluarga dan masyarakat, hilangnya kesempatan belajar dan tertangkap oleh pihak kepolisian. Dalam Tiga Tahun terakhir ini Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Badan Narkotika Propinsi Sumatera Barat, Polesek dari masing masing lokasi sekolah, dan Dinas Perhubungan Kota Padang melakukan penjaringan /skrining pengguna narkotik. Dari hasil skrining narkoba yang dilakukan oleh program narkoba DKK Padang dalam tiga tahun terakhir, didapatkan data sebagai berikut:
92
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Tahun
2013 2014 2015
Tabel 7.13 Jumlah Penjaringan Penyaalahgunaan Narkoba di Kota Padang Tahun 2013 – 2015 Hasil Test Jumlah Sasaran Ket Positif Negatif Sasaran (+) (-) Sopir oplet, barang, 1000 orang 18 982 Amp, THC AKAP, AKDP Siswa SMA & SMK 1000 orang 14 986 Mop, THC, Amp Siswa SMA/ SMK 822 orang 23 799 THC, AMP dan sopir oplet
Jlh thn 2013 s/d 2015 2.822 orang 48 2774 Pada tahun 2015 penjaringan/skrening pengguna narkotik dilakukan di sekolah menengah tingkat atas dan 2 di lakukan di Terminal Pembayaran Retribusi (TPR) yaitu Lubuk buaya dan Koto Lalang adapun hasil kegiatan skrining narkoba dapat diluhat sbb:
NO
Tabel 7.14 Lokasi Pelaksanaan dan Hasil Kegiatan Pelaksanaan Skrining Narkoba Tahun 2015 Lokasi Kegiatan Tanggal Jumlah Hasil Kegiatan
1 2 3 4
SMA N 12 Padang SMA N 2 Padang SMK N 1 Padang SMK N 2 Padang
5
SMA N 11 Padang
6
SMA PGRI 4
7
SMA N 5 Padang
8 9
TPR Koto Lalang TPR Lubuk Buaya
10
MA Alfurqon
Ket
Kegiatan
Sasaran
(+)
(-)
16 Okt 2015 5 November 2015 6 November 2015 12 November 2015 13 November 2015 26 November 2015 27 November 2015 2 Desember 2015 3 Desember 2015
150 Siswa 60 Siswa 60 Siswa 67 Siswa
0 0 3 5
150 60 57 63
Ke BNN Ke BNN
65 Siswa
2
63
Ke BNN
75 Siswa
0
75
75 Siswa
0
75
100 Sopir oplet 100 Sopir oplet
2 8
98 92
Ke BNN Ke BNN
70 Siswa
3
67
Ke BNN
822
23
799
30 November 2015 Jumlah
93
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Berdasarkan hasil penjaringan Narkoba, seluruh sasaran yang positif telah ditangani oleh BNN, dirujuk ke IPWL dan terus dipantau oleh petugas narkoba DKK Padang.
2. Seksi Kesehatan Lingkungan a. Pengawasan Sanitasi TTU dan TPM
Dalam rangka penyehatan Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengolahan
Makanan
(TPM),
maka
Dinas
Kesehatan
Kota
Padang
melaksanakan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan TTU dan TPM yang dilaksanakan
oleh
petugas
kesehatan
lingkungan.
Adapun
indikator
pemeriksaan TTU adalah : adanya jamban sehat, sarana air bersih, tempat sampah dan lingkungan bersih. Sedangkan bagi TPM yang menjadi indikator pemeriksaan adalah : adanya tempat air bersih, tempat penyimpanan bahan makanan, tempat penyimpanan bahan makanan siap saji, penyimpanan peralatan bebas pencemaran, ada tempat cuci tangan, ada tempat sampah, bebas lalat, tikus, dan binatang lainnya, ada SPAL dan lingkungan yang bersih. 1) Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat umum ( TTU ) Pengawasan
Sanitasi
Tempat-Tempat
Umum
ini
bertujuan
untuk
mewujudkan kondisi TTU yang memenuhi syarat agar masyarakat pengunjung terhindar
dari
kemungkinan
bahaya
penularan
penyakit
serta
tidak
menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat. Selain itu diharapkan agar pengunjung TTU menggunakan dan memelihara fasilitas sanitasi yang tersedia di TTU tersebut, dan pengelola/penanggung jawab TTU dengan upaya sendiri mampu menciptakan sanitasi TTU. Di Kota Padang terdapat sebanyak 3099 TTU yang terdiri dari hotel, kolam renang, pemandian umum, rumah sakit, pasar, sarana ibadah dan lain – lain. Sarana ini menyebar diseluruh wilayah kerja Puskesmas se Kota Padang. Kegiatan rutin pengawasan pada TTU tersebut dilakukan
oleh Puskesmas
sesuai dengan target dan jumlah sarana yang ada. Jumlah sarana TTU terbanyak terdapat di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir, disusul oleh Puskesmas Andalas dan Lubuk Buaya. 94
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Adapun pengawasan yang dilakukan, disamping pengawasan rutin oleh Puskesmas juga ada kegiatan pengawasan dan pemeriksaan yang dilakukan secara bersama dengan lintas program dan lintas sektor terkait sehubungan adanya permintaan pengurusan perizinan terhadap sarana dimaksud. Selama tahun 2015 telah dilakukan pemeriksaan terhadap 2711 (87.4 % TTU. Pemeriksaan dilakukan terhadap sarana TTU yang ada diwilayah kerja masing - masing Puskesmas. Dari hasil pengawasan dan yang diperiksa diketahui bahwa sebanyak
2086
(77%) sarana TTU memenuhi
syarat
kesehatan dan sebanyak 625 (23%) sarana dari yang diperiksa tidak memenuhi syarat kesehatan. Hal yang membuat tidak memenuhi syarat kesehatan umumnya adalah kurangnya sarana sanitasi dasar seperti tidak tersedianya jamban yang memenuhi syarat, kurangnya air bersih dan lingkungan sarana yang kotor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik 7.19 Persentase TTU Yang memenuhi Syarat Kesehatan Di Kota Padang Tahun 2015 120.0 100.0
100.0100.0100.099.1 99.0 98.7 98.5 97.7 97.6 96.9
95.5 95.2 93.9 92.4
87.8 87.2 87.2
87.5 78.0
80.0
74.2 65.9 56.8 55.2
60.0 40.0 20.0 L R
2)
I LB B B P L
I
L
I L
P I S P L B
K
B L
T J P
S B
Pengawasan Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan ( TPM )
Indikator pemeriksaan TPM adalah adanya tempat air bersih, tempat penyimpanan bahan makanan, tempat penyimpanan bahan makanan siap saji, penyimpanan peralatan bebas pencemaran, ada tempat cuci tangan, ada tempat sampah,
95
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Di Kota Padang terdapat sebanyak 3818 TPM yang terdiri dari rumah makan, restoran, jasa boga, warung kopi, kantin dan sebagainya yang menyebar diseluruh wilayah kerja Puskesmas. Kegiatan rutin pengawasan pada TPM tersebut dilakukan oleh Puskesmas sesuai dengan target dan jumlah sarana yang ada. Jumlah sarana TPM terbanyak terdapat di wilayah kerja Padang Pasir , disusul oleh Puskesmas Andalas dan Puskesmas Ulak Karang. Adapun pengawasan yang dilakukan, disamping pengawasan rutin oleh Puskesmas juga ada kegiatan pengawasan dan pemeriksaan yang dilakukan secara bersama dengan lintas program dan lintas sektor terkait sehubungan adanya permintaan pengurusan perizinan terhadap sarana dimaksud. Selama tahun 2015 telah dilakukan Pemeriksaan
pemeriksaan terhadap 3287 ( 86 % ) TPM.
dilakukan terhadap sarana TPM yang ada diwilayah kerja
masing-masing Puskesmas. Dari hasil pengawasan diketahui bahwa sebagian besar TPM yaitu sebanyak 2314 (70 %) TPM memenuhi syarat dan sebanyak 973 ( 29.6 % ) tidak memenuhi syarat. Hal yang membuat tidak memenuhi syarat umumnya adalah kurangnya sarana sanitasi dasar seperti tidak tersedianya air bersih dalam jumlah yang cukup, tidak tersedianya saluran pembuangan limbah dapur yang memenuhi syarat, kebersihan peralatan serta lingkungan sarana yang kotor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik 7.20 Persentase TPM Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Di Kota Padang Tahun 2015 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
90
87
I L P L
86 85 85 85
P
I L
T
81
79
75 74 74
P B G S S P R B
70 70
69 69
C K K B IP B K L
67
P
70 63
61
60
58
57
Y D LB IK JR P P B L B L K
55
P
96
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Disamping pengawasan rutin yang dilakukan terhadap TPM, juga dilakukan pengawasan terhadap penjual pabukoan. Pengawasan ini dilakukan setiap tahun pada bulan ramadhan yang bertujuan untuk melindungi masayarakat selaku konsumen dari makanan dan minuman yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan selama bulan puasa. Pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh Puskesmas dan juga secara terpadu antara lintas program dan lintas sektoral. Pengawasan pabukoan yang dilakukan pada tahun 2015 adalah pada seluruh tempat peadagang berjualan pabukoan pada seluruh wilayah kerja Puskesmas di Kota Padang. Hal yang dijadikan item pengawasan adalah mulai dari sumber air yang digunakan, bahan pewarna makanan, kondisi bahan mentah, kebersihan diri pribadi penjual pabukoan dan cara penyajian penjualan pabukoan. Bagi makanan yang dicurigai tidak memenuhi persyaratan kesehatan dilakukan sampling dan uji labor. Terhadap jenis makanan yang diperiksa dan diketahui tidak memenuhi syarat kesehatan di berikan penyuluhan dan peminaan terhadap penjual pabukoan tersebut. Selama tahun 2015 telah diambil sebanyak 13 sampel pabukoan seperti yang terlihat pada tabel berikut ini.
1 2 3 4 5 6 7 8
JENIS SAMPLING Kolang – Kaling Kolang – Kaling Cincau Tahu Isi Minuman Selasih Rakik Kacang Kolang – kaling Cincau
9 10 11 12 13
Agar – Agar Ikan Goreng Buah Tab Es Tebak Cincau
NO
Tabel 7.15 Hasil Pemeriksaan Sampel Pabukoan Di Kota Padang Tahun 2015 TANGGAL PARAMETER LOKASI SAMPLING YANG DI UJI 24-06-2015 Ps.Baru Pauh Rhodamin B 24-06-2015 Alang Laweh Rhodamin B 28-06-2015 Ps.Tarandam Formalin 28-06-2015 Ps.Spg Haru Borax 28-06-2015 Ps.Tarandam Sacharine 28-06-2015 Ps.Tarandam Plastik 28-06-2015 Ps.Tarandam Sacharine 30-06-2015 Pd.Pasir Borax
30-06-2015 01-07-2015 01-07-2015 01-07-2015 01-07-2015
Ps.Baru Pauh Ps.Lb.Buaya Ps.Lb.Buaya Ps.Lb.Buaya Ps Lb. Buaya
Borax Formalin Rhodamin B Rhodamin B Borax
HASIL LAB
Positif Tdk Terdeteksi Positif Positif Positif Dibakar api hidup Positif Positif Negatif Positif Tdk Terdeteksi Negatif Positif
97
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
b. Pengawasan Kualitas Air
Dinas Kesehatan Kota Padang bersama dengan Puskesmas sebagai UPT secara rutin selalu melakukan pengawasan yang terus menerus dan berkesinambungan terhadap air bersih masyarakat. Tujuan nya adalah agar air yang digunakan oleh penduduk
terjamin kualitasnya, sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan yang telah disebutkan dalam Permekes 416 tahun 1990. . Persyaratan kualitas bersih tersebut
meliputi persyaratan bakteriologis,
kimiawi, radioaktif dan fisik. Kegiatan pengawasan yang dilakukan tersebut meliputi: a)
Pengamatan lapangan atau inspeksi sanitasi
b)
Pengambilan sampel Cakupan masyarakat Kota Padang yang mengakses air minum yang
berkualitas
tahun 2015 adalah sebanyak 85.6 % seperti terlihat pada grafik
dibawah ini. Grafik 7.21 Persentase Penduduk Yang Mengakses Air Minum Berkualitas Di Kota Padang Tahun 2015
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
97.297.2 97 96.996.5 91.390.6 90 87.8 81.881.180.380.179.979.578.4 76.675.774.473.473.1 71.5
Sumber air bersih terbanyak yang digunakan oleh masyarakat adalah dari PDAM 55 % diikuti oleh air yang bersumber dari SGL 36.3 %, SPT3 % dan sisanya sebanyak 3 % terdiri dari PMA, PAH dan lain – lain. Selama tahun 2015 telah dilakukan pengamatan/Inspeksi Sanitasi ( IS ) terhadap sarana air bersih masyarakat sebanyak 21707 sarana. Jenis sarana 98
85.6
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
yang dilakukan IS terdiri dari PDAM 16014 sarana, SGL 3346 sarana SPT 62 sarana, PMA sebanyak 204 sarana, dan lain – lain seperti PAH, sungai dan danau sebanyak 190 sarana . Adapun hasil dari Inspeksi Sanitasi tersebut diketahui bahwa sarana dengan resiko rendah sebanyak 17293 (79.6%) sarana, resiko sedang sebanyak 8389 (38.6 %) sarana, resiko tinggi 292 (1.3%), dan resiko amat tinggi sebanyak 92 (0.4 %) sarana. Untuk tahun 2015 target pengambilan sampel air bersih adalah sebanyak 500 sampel, tetapi yang terealisasi sebanyak 477 (95.4 %) sampel yang terdiri dari PDAM 225 sampel, SGL/SPT sebanyak 157 sampel, dan sumur bor sebanyak 95 sampel.
Pemeriksaan sampel air bersih ini merupakan
pengawasan rutin yang dilakukan terhadap sarana sumber air bersih masyarakat. Pengambilan dilakukan secara random pada sarana yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas se kota Padang. Dari seluruh sampel air bersih yang diperiksa diketahui bahwa sumber air bersih yang memenuhi syarat bacteriologi sesuai Permenkes 416 tahun 1990 adalah sebanyak 97 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik 7.22 Persentase Sampel Air Bersih yang Memenuhi Syarat Kesehatan Di Kota Padang Tahun 2015 120 100
10010010010010010010010010010010010010010010096 96 95 95 95
97
90
80 60 60 40 20 0 P P
K P U S
C Y D LB P
I B S D G I J IK LG R LB C K B P K B B U G L L K L P B
T
I P L
H U P R
G D P
99
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Disamping melakukan sampling pada air bersih di Kota Padang, juga dilakukan sampling terhadap Depot Air Minum ( DAM )
yang ada di Kota
Padang. Jumlah DAM yang ada di Kota Padang adalah sebanyak 612 depot, dengan jumlah depot terbanyak terdapat di wilayah kerja Kecamatan Koto Tangah yaitu sebanyak 125
buah, disusul Kecamatan Padang Timur
55 buah dan
Kecamatan Pauh sebanyak 46 buah. Selama tahun 2015 telah dilakukan pengawasan dan sampling terhadap 605 ( 98.8% ) DAM. Pengawasan dan sampling ini tidak terealisasi 100% karena adanya depot yang tutup dan tidak beroperasi lagi. Hasil pemeriksaan sampel DAM sSecara Bacteriologi dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik 7.23 Persentase Sampel DAM Yang Memenuhi Syarat kesehatan Secara Bacteriologi Di Kota Padang Tahun 2015 120 100
10 0 1 00 97.2 95.2 94.1 92.2
91.1 91.3 89.5 89.2 88.9 88.1
87.5 85.3
80
83.3 81.8 81.3
88.3 80 77.3 77.3 66.7 57.1
60 40 20 0
IK P K
I P L
G T JR A K B L
Y LB
LB B
H A C U A B A A P
I D I K N A L U L A A
L S B G K P G G G U P N B P R
D C A P
P S
G N A D A P
c. Penyelenggaraan STBM dan PAMSIMAS
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ) merupakan pendekatan dan Paradigma Baru pembangunan sanitasi di Indonesia yang mengedepankan pemberdayaan
masyarakat
dan
perubahan
perilaku.
Adapun
tujuan
penyelenggaraan STBM adalah untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Diharapkan pada tahun 2025, Indonesia bisa mencapai sanitasi total untuk seluruh masyarakat sebagaimana
100
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasionla (RPJPN) Indonesia. Kemudian program
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Pamsimas) merupakan salah satu program pemerintah dalam rangka menciptakan masyarakat hidup bersih dan sehat melalui penyediaan layanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat. Hal ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia untuk mencapai 100 % akses masyarakat terhadap air minum yang aman dan sanitasi yang layak secara berkelanjutan pada tahun 2019 atau disebut juga dengan Universal Akses 2019. Program Pamsimas II ini merupakan kelanjutan dari Program Pamsimas I yang bertujuan untuk meningkatkan penyediaan sarana air minum dan sanitasi serta meningkatnya derajat kesehatan masyarakat terutama dalam penurunan angka penyakit diare dan penyakit lain yang ditularkan melalui air dan lingkungan. Komponen 2 atau Peningkatan Perilaku Higienis dan Sanitasi bertujuan untuk perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta peningkatan akses terhadap sanitasi. Program Pamsimas diutamakan bagi kabupaten/kota yang memiliki cakupan pelayanan air minum aman pedesaan yang berada dibawah rata-rata nasional. Pemilihan lokasi sasaran dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : a)
Belum pernah mendapatkan program Pamsimas.
b)
Cakupan akses air minum aman masih rendah
c)
Cakupan akses sanitasi aman masih rendah
d)
Prevalensi penyakit diare (atau penyakit yang ditularkan melalui air dan lingkungan tergolong tinggi berdasarkan data puskesmas.
e)
Memenuhi biaya per penerima manfaat yang efektif dan efesien.
f)
Adanya pernyataan kesanggupan mayarakat untuk menyediakan Kader
Pemberdayaan Masyarakat (KPM) bidang AMPL (selanjutnya disebut dengan kader AMPL) minimal 1 orang, menyedikan kontribusi sebesar 20 % dari kebutuhan biaya pembangunan, yang terdiri dari 4 % incash dan 16 % In Kind
101
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
serta masyarakat harus menghilangkan kebiasaan BABS (Buang Air Besar Sembarangan) Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam program Pansimas II tahun 2015 di Kota Padang adalah : 1) Pemicuan CLTS dan Kampanye CTPS
Kegiatan pemicuan merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui perubahan perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan pemicuan diharapkan masyarakat tidak buang air besar di tempat terbuka. Pemicuan masyarakat ini dilakukan dengan pendekatan Community Led Total Sanitation (CLTS) yang dilakuan untuk mengubah perilaku hidup tidak bersih dan sehat, khususnya mengubah perilaku buang air besar sembarangan menjadi tidak di sembarang tempat dan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun). Pelaksanaan kegiatan pemicuan harus segera dimulai setelah dilakukan pemetaan sarana sanitasi awal dan perilaku Buang Air Besar masyarakat pada tahap kegiatan identifikasi masalah dan analisis situasi. Pemicuan dilakukan oleh tim CLTS, yang terdiri dari Sanitarian Puskesmas, Kasi Kesling, pemegang program Pamsimas
serta Fasilitator CLTS yang telah mendapat
pelatihan CLTS. Lokasi Program Pamsimas Tahun 2015 Kota Padang adalah sebanyak 8 lokasi untuk APBN Dinas Kesehatan Propinsi dan 2 lokasi dari APBD Kota Padang sehingga total jumlah lokasi Pamsimas tahun 2015 adalah 10 lokasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
102
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Tabel 7.16 Lokasi Pamsimas II Menurut Kecamatan Di Kota Padang Tahun 2015 No
1
Kecamatan
Lubuk
Kelurahan
Nama Lokasi
Jumlah KK
Pendanaan
Batu Gadang
Laberi
304
APBN
2
Kilangan Nanggalo
Kurao Pagang
Janjang Panjang
80
APBN
3
Kuranji
Kalumbuk
Kalumbuk Bawah
195
APBN
4
Kuranji
Gng Sariak
Aru
119
APBN
5
Kuranji
Gng Sariak
Rimbo Tarok
60
APBN
6
Pauh
Cupak Tangah
Kp.Melayu & Sei Balang
175
APBN
7
Pauh
Cupak Tangah
Kp.Tanjung
78
APBN
Aie Pacah
Rimbo Cimateh
68
APBN
Piai Tanah Sirah
Simpang Tanah Sirah
152
APBD
Kalumbuk
Kalumbuk Atas
292
APBD
8 9 10
Koto Tangah Lb .Begalung Kuranji
Jumlah KK
1523
Kegiatan pemicuan dilakukan dilakukan di 10 lokasi Pamsimas yang didanai dari dana APBN dan APBD dimana
kegiatan ini dihadiri oleh
masyarakat penerima program Pamsimas tahun 2015 dengan tim pemicu berasal dari Dinas Kesehatan Kota Padang, sanitarian puskesmas, fasilitator STBM. Masing-masing lokasi biasanya diikuti oleh 10 sampai 15 orang masyarakat baik yang telah berperilaku hidup bersih dan sehat ataupun yang belum. Kegiatan pemicuan dilaksanakan mulai dari bulan Mei 2015 yang dilaksanakan pada lokasi- lokasi tersebut diatas, dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
103
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Tabel 7.17 Lokasi dan jadwal Pemicuan Pamsimas II Dikota Padang Tahun 2015 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Lokasi
Laberi Janjang Panjang
Jadwal
Peserta
12 Mei 2015 16 Mei 2015
10 orang 11 orang
9 orang 10 orang
Selesai Selesai
13 orang 20 orang 17 orang 16 orang
10 orang 16 orang 15 orang 14 orang
Selesai Selesai Selesai Selesai
Kalumbuk Bawah 25 Mei 2015 Aru 26 Mei 2015 Rimbo Tarok 30 Mei 2015 Kp.Melayu & Sei 01 Juni 2015 Balang Kp.Tanjung 02 Juni 2015 Rimbo Cimateh 04 Juni 2015 Spg. Tanah Sirah 06 Juni 2015 Kalumbuk Atas 08 Juni 2015 Untuk Kampanye Cuci Tangan Pakai
Terpicu
Ket
11 orang 9 orang Selesai 14 orang 11 orang Selesai 12 orang 10 orang Selesai 19 orang 17 orang Selesai Sabun (CTPS) juga dilaksanakan di
lokasi-lokasi seperti tersebut diatas dimana masih ditemui masyarakat yang masih rendah mengadopsi cuci tangan pakai sabun. Dari kegiatan CTPS yang dilaksanakan diketahui bahwa masih rendahnya kemauan masyarakat untuk melakukan cuci tangan pakai sabun, ini diseababkan masyarakat telah terbiasa mencuci tangan hanya dengan menggunakan air, masyarakat menjadikan tidak adanya sumber air yang bersih sebagai alasan mereka tidak mencuci tangan pakai sabun. 2) Kampanye Higiene Sanitasi di Sekolah
Promosi Higiene dan sanitasi juga ditujukan pada sekolah-sekolah, sehingga diharapkan akan menimbulkan kesadaran murid usia sekolah untuk tidak buang air besar di sembarang tempat atau tempat terbuka dan akan mendukung upaya pemerintah dalam peningkatan universal akses dan penyehatan lingkungan. Sedangkan kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun adalah upaya memobilisasi murid sekolah untuk
mencuci tangan mereka
dengan sabun. Kegiatan Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) telah dilaksanakan di 8 SD yang berada pada lokasi Pamsimas, yaitu: a) SDN 34 Kuranji Rimbo Tarok Gunung Sariak b) SDN 43 Sungai Sapiahng 104
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
c) SDN 37 Simpang Anduring d) SDN 20 Piai Tangah Piai Tanah Sirah e) SDN 13 Batu gadang Lakuak Kasumbu f) SDN 30 Batu Kudo Balai Gadang g) SDN 15 Limau Manis Selatan Ulu Gadut h) 3)
SDN 11 Kurao Pagang Kurao Gaduang
Survailans Kualitas Air
Dalam kegiatan Pamsimas II ini juga dilaksanakan kegiatan Survailance Kualitas Air terhadap sarana air minum komunal masyarakat yang dibangun di lokasi Pamsimas. Tujuan Surveilan Kualitas Air ini adalah agar terlindunginya masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat mengkonsumsi air minum yang berasal dari sumber yang digunakan oleh masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari kemungkinan terkena resiko penyakit yang bersumber dari air. Disamping itu juga bertujuan agar terlaksananya pembinaan dan pengawasan, memastikan terlaksananya higiene dan sanitasi serta perilaku hidup bersih dan sehat, dan teridentifikasinya sumber air minum yang bermasalah sehingga bias segera dilakukan pembinaan dan perbaikan. Kegiatan surveilan air dilaksanakan pada 8 lokasi Pamsimas, dengan melakukan pengambilan sampel pada saat pra konstruksi dan pasca kontruksi yaitu pada lokasi Pamsimas di : a) Rimbo Tarok Kelurahan Gunung Sariak b) Jalan Usang kelurahan Sungai Sapiah c) Anduring Kelurahan Anduring d) Piai Tanah Sirah Kelurahan Lubuk Begalung e) Lakuak Kasumbu Kelurahan Batu Gadang f) Batu kudo Kelurahan Balai Gadang g) Ulu Gadut Kelurahan Limau Manis Selatan h) Kurao Gaduang Kelurahan Kurao Pagang Kegiatan pengambilan pemeriksaan kualitas air (surveilan kualitas air) dilaksanakan di kelurahan lokasi Pamsimas. Kegiatan pengambilan sampel ini 105
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
dilaksanakan oleh sanitarian Puskesmas, DKK Padang, fasilitator dan masyarakat. 4)
Fasilitasi Implementasi
Kegiatan fasilitasi implementasi merupakan kegiatan pemantauan yaitu kegiatan pengumpulan data dan informasi yang dilakukan secara periodik untuk memastikan bahwa kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dan berjalan sesuai rencana. Tujuannya adalah memastikan bahwa kemajuan pelaksanaan Pamsimas tidak menyimpang dari jadwal yang telah ditentukan pada tahapan kunci dalam rencana induk Pamsimas, memastikan proses fasilitasi kegiatan pelaksanaan siklus Pamsimas sesuai acuan yang ada, serta memastikan setiap kerangka acuan yang disusun dilaksanakan sesuai dengan koridor yang telah ditentukan. Kegiatan fasilitasi implementasi dari hasil proses pemicuan CLTS yang telah dilaksanakan, ditindaklanjuti melalui kegiatan monitoring dan evaluasi dengan melihat langsung ke rumah masyarakat yang telah terpicu pada kontrak sosial yang telah mereka tanda tangani pada saat pemicuan. Dari kegiatan fasilitasi implementasi telah dilaksanakan pada lokasi program
Pamsimas
Tahun
2015, diketahui
bahwa
sangat
diperlukan
pendampingan yang kontiniu terhadap masyarakat yang terpicu sehingga masyarakat betul-betul konsisten untuk stop BABS. Disamping itu sangat diperlukan adanya peta sanitasi karena dengan adanya peta sanitasi dapat membantu masyarakat untuk mengetahui akses jamban di wilayah mereka dan memberikan informasi kepada masyarakat luar tentang perkembangan akses jamban di wilayah tersebut. d. Pengawasan Penyehatan Lingkungan Pemukiman
Keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik sehingga perlu menciptakan keadaan lingkungan perumahan yang baik atau bersih untuk kesehatan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam rangka peningkatan penyehatan lingkungan pemukiman di Kota Padang adalah : 106
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
1) Survey Perumahan dan Lingkungan ( SPL ) / Rumah Sehat
Survey Perumahan dan Lingkungan (SPL ) ini di laksanakan oleh seluruh Puskesmas di Kota Padang. Target SPL yang dilakukan adalah 85 % dari target perumahan dalam tahun berjalan. Jumlah seluruh rumah yang ada di kota Padang adalah 164.312 rumah yang merupakan sasaran/target pemeriksaan lima tahunan. Diharapkan pemeriksaan terhadap target seluruh rumah ini akan bisa dilakukan secara kumulatif dalam lima tahun kedepan secara bertahap. Sedangkan untuk target pemeriksaaan SPL tahun 2015 adalah sebanyak 32863 rumah. Jumlah rumah yang dilakukan SPL adalah sebanyak 54725 (33.3 %) sedangkan yang memenuhi syarat dari yang diperiksa adalah sebanyak 48460 ( 88.55% ). Item pemeriksaan minimal yang dilakukan dalam melaksanakan SPL ini adalah sumber air bersih, jamban keluarga, ventilasi, pengelolaan sampah, pencahayaan, dan pengelolaan limbah rumah tangga. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada grafik dibawah ini. Grafik 7.24 Persentase Cakupan Rumah Sehat sesuai SPL Menurut Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2015 120.0 100.0 80.0
99.898.3 96.695.894.7 92.591.7 89.386.8 82.6 76.273.5 72.472.372.071.970.2 67.867.265.864.8
60.0
88.6
48.2
% MS
40.0 20.0 0.0 G R
I P L
Y LB
L C G B N A
I LA A
P P
IK P K
D P N S A
J R K
G B L
B G P
S G B
D A
T A
C P
K B U LB
I A H K U U A A L P
G D P
2) Pembuangan Air Limbah
Didalam kegiatan SPL yang dilaksanakan
juga dilakukan pengawasan
terhadap sarana pembuangan air limbah rumah tangga masyarakat. Sistem saluran pembuangan air limbah yang memenuhi syarat akan memberi pengaruh positif terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Dan hal 107
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
ini akan mencerminkan tingginya kualitas sanitasi lingkungan pemukiman dan perumahan. Sebaliknya buruknya kualitas sanitasi akan
tercermin dari rendahnya
persentase penduduk yang terkoneksi dengan sistem pembuangan limbah (sewerage system ). Pegolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap pencemaran air limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaraan air limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya, sehingga air limbah perlu dibuang. Untuk tahun 2015 ini diketahui bahwa jumlah rumah tangga yang mempunyai
sistem pengolahan saluran pembuangan
air limbah yang
memenuhi syarat baru sebanyak 48.11 %. Memenuhi syarat disini adalah SPAL dengan riol tertutup dan mempunyai septik tank. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini . Grafik 7.25 Persentase SPAL yang Memenuhi Syarat Menurut Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2015 100.0 90.0
92.9 81.180.0
80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0
62.8 57.3
54.053.6
50.1 48.5
46.044.1
48.1 40.738.9
37.136.4 19.919.1
13.911.4
8.5
4.9 4.6
-
Dari grafik diatas terlihat bahwa Puskesmas Lapai mempunyai persentase tinggi dalam SPAL yang memenuhi syarat yaitu sebanyak 92.9 %, diikuti Puskesmas Rawang sebanyak 81.1 % dan Belimbing sebanyak 80 %. Persentase terendah terdapat pada Puskesmas Kuranji yaitu 4.57 %. Drai hasil SPL yang dilakukan masih banyak ditemui rumah tangga yang membuang 108
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
limbah nya pada riol terbuka, tidak dialirkan dan tidak mempunyai septik tank. 3) Pembuangan Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia, yang keberadaannya banyak menimbulkan masalah jika tidak dikelola dengan baik. Apabila dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia sedangkan apabila dibakar akan menimbulkan pengotoran udara. Kebiasaan membuang sampah disungai dapat mengakibatkan
pendangkalan
sehingga
menimbulkan
banjir.
Dengan
demikian sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber pencemar pada tanah, badan air dan udara. Untuk tahun 2015 ini diketahui bahwa jumlah rumah tangga yang mempunyai sistem pengolahan sampah yang memenuhi syarat baru 51.1 %. Memenuhi syarat disini adalah pembuangan sampah yang ditanam dan yang dibuang ke TPS. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel grafik dibawah ini : Grafik 7.26 Persentase Pengelolaan SampahRumah Tangga Yang Memenuhi Syarat Menurut Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2015 120.0 100.0 80.0 60.0
96.5
92.8 91.6
86.6 84.7 84.0 67.9
62.2 62.1 59.4
57.0 56.1
51.1 42.9
40.0
36.6 24.5 23.1
20.0
20.6 19.0
14.2 14.1 7.2
3.4
0.0
Dari grafik diatas terlihat bahwa Puskesmas Nanggalo mempunyai persentase tinggi dalam pengelolaan sampah
yang memenuhi syarat yaitu
sebanyak 96.5 %, diikuti Puskesmas Lubuk Kilangan 92.8 % dan Seberang Padang 91.6 %. Persentase terendah terdapat pada Puskesmas Kuranji yaitu 109
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
sebanyak 3.4 %. Masih banyak masyarakat yang melakukan pemusnahan sampah dengan cara dibakar. 4)
Pembuangan Sampah Medis
Untuk pembuangan sampah medis di seluruh Puskesmas di Kota Padang dimusnahkan ke incinetrator RSUD melalui kerjasama dan perjanjian (MOU) antara Dinas kesehatan Kota Padang dan RSUD. Setiap tahun MOU ini diperbaharui dan ditandatangani oleh kedua belah pihak. Selama tahun 2015 telah dimusnahkan sebanyak 5538 kg sampah medis yang berasal dari seluruh kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas di Kota Padang. Sampah medis terbanyak berasal dari Puskesmas Andalas sebanyak 594 kg, diikuti oleh Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 569 kg, dan Puskesmas Air Dingin 410 kg. Jenis sampah medis terbanyak adalah jarum suntik bekas pakai baik dari imunisasi rutin maupun dari pelayanan BP dan KIA Puskesmas. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada grafik dibawah ini . Grafik 7.27 Jumlah Sampah Medis Yang Dimusnahkan melalui Incenerator Menurut Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2015 700 594 600
569
500 410 400
354 337 303
300 200
279
251 248.5 248 204.5193.5 188 185 181 174 170 162
133.5 122 122 109
100 0
e.
Kegiatan Tambahan Kesling Disamping kegitan rutin program kesehatan lingkungan yang sudah
mempunyai indikator seperti di atas, seksi Kesling juga melaksanakan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan tambahan yang berintegrasi dengan lintas program dan lintas sektoral. Kegiatan – kegiatan tersebut adalah : 110
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
1) Pelaksanaan Studi EHRA
Pada tahun 2015 Dinas Kesehatan Kota Padang melakukan kegiatan studi Environment Health Risk Assesment (EHRA ). Studi Penilaian Risiko Kesehatan merupakan
Lingkungan/Envinronmental
Health
Risk
Assessment
ini
sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota untuk
memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Hasil studi EHRA ini sangat diperlukan oleh Bappeda dan Pokja Sanitasi untuk penyusunan Strategi Sanitasi Kota Padang. Dalam pelaksanaannya
studi EHRA menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan menerapkan 2 teknik pengumpulan data, yaitu wawancara dan pengamatan (observasi). Pewawancara dan pelaku pengamatan dalam EHRA adalah enumerator dimana untuk survey EHRA 2015 ini enumerator nya adalah mahasiswa yang direkrut dari berbagai perguruan tinggi. Sementara Sanitarian bertugas menjadi supervisor selama pelaksanaan survey dan kepala Puskesmas bertugas sebagai koordinator. Unit sampling utama (Primary Sampling) adalah RT (Rukun Tetangga). Unit sampling ini dipilih secara proporsional dan random berdasarkan total RT di semua RW pada 104 kelurahan yang ada di Kota Padang. Jumlah sampel RT kelurahan minimal 8 RT dan jumlah sampel per RT sebanyak 5 responden. Dengan demikian jumlah sampel kelurahan adalah minimal 40 responden. Sehingga secara keseluruhan jumlah sampel yang diambil dalam pelaksanaan survey EHRA di Kota Padang pada Tahun 2015 ini adalah sebanyak 4.160 sampel. Yang menjadi responden adalah ibu atau anak yang sudah menikah, dan berumur antara 18 sampai dengan 60 tahun. Dari hasil survey mengenai sampah diketahui bahwa sebanyak 39% melakukan pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara dibakar. Sebesar 7% rumah tangga melakukan pemilahan sampah, sedangkan 93% rumah tangga tidak melakukan pemilahan sampah. Rumahtangga yang memiliki sarana jamban pribadi adalah sebesar 91,6%, dimana sebanyak 73,9% rumah tangga memiliki saluran pembuangan 111
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
akhir tinja berupa tangki septik. Tetapi dari 73,9 % yang memiliki tangki septik tersebut, terdapat sebanyak 41,2% rumah tangga yang tidak pernah mengosongkan tangki septik. Sedangkan untuk saluran limbah, dari 4160 responden diketahui sebanyak 91,3% telah memiliki Saluran Pengelolaan Air Llimbah (SPAL), tetapi hanya sebesar 25,3% yang berfungsi. Untuk pengelolaan air bersih rumah tangga, diketahui bahwa sumber air dari 4160 responden adalah menggunakan air ledeng PDAM 39,6% dimana penggunaan air ledeng PDAM ini untuk memasak sebesar 36,6%. Sementara itu, yang menggunakan air ledeng PDAM untuk sumber air minum hanya sebesar 19% . Penggunaan air minum terbanyak adalah dari air isi ulang sebanyak 53,7% dan penggunaan AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) sebanyak 1 %. Untuk praktik Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di 5 waktu penting diketahui bahwa sebanyak 99,3% responden melakukan praktek CTPS, dan sisanya sebesar 0,7% tidak melakukan CTPS. Persentase tertinggi praktek CTPS dilakukan saat sebelum makan yaitu sebesar 55%, sementara saat setelah makan sebanyak 50,4%, dan saat setelah buang air besar juga sebanyak 50,4%. 2)
Kegiatan City Sanitation Summit (CSS)
Pada tahun 2015 ini di Kota Padang diselenggarakan kegiatan City Sanitation Summit (CSS). Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan
oleh APEKSI dan AKKOPSI. Dalam kegiatan ini
dilaksanakan seminar dan pameran yang berhubungan dengan upaya pemerintah
secara
nasional
untuk
peningkatan
sanitasi
di
seluruh
Kabupaten/Kota di Indonesia sesuai dengan Universal Akses 100 – 0 – 100. Dinas Kesehatan Kota Padang khususnya Seksi Kesling dalam kegiatan ini berpartisipasi
aktif
dan
berbekerjasama
dengan
lintas
sektor
untuk
memfasilitasi terselenggaranya kegiatan ini di Kota Padang, baik pada acara seminar dan pameran khusus sanitasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 – 20 November 2015. 112
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
3)
Adipura
Seksi Kesling DKK Padang bersama-sama dengan lintas sektoral maupun SKPD terkait, juga berperan aktif dalam upaya pengawasan dan pembinaan kebersihan Kota untuk mempertahankan Adipura. Adipura adalah sebuah penghargaan bagi kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan. Penilaian Adipura ini diselenggarakan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Pembinaan Adipura yang dilakukan adalah ke Puskesmas di Kota Padang yang meliputi beberapa indikator seperti : a) Kebersihan lingkungan area perkantoran b) Kebersihan drainase lingkungan kantor c) Keteduhan dan penghijauan d) TPS / tempat sampah e) Pemilahan dan pengolahan sampah
3. Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
a. Imunisasi Program Imunisasi telah terbukti efektif dalam mengendalikan penyakit, terbukti pada bulan April 1974 indonesia resmi dinyatakan bebas cacar oleh WHO. Dan dalam rangka eradikasi Polio Indoesia mau melaksanakan Pin Polio secara Nasional yang akan dilaksanakan pada bulan Maret 2016. Upaya imunisasi yang berkualitas perlu ditingkatkan untuk mencapai tingkat population inmunity (kekebalan Masyarakat) yang tinggi sehingga PD3I dapat dibasmi, dieliminasi atau dikendalikan. Pada tahun ini. Ada kegiatan ORI (Outbreak Respon Imunisation) dalam rangka penanggulangan KLB (Kejadian Luar Biasa Difteri yang terjadi di kota Padang, dimana kasus suspek Difteri dengan 82 kasus dan yang positif 4 kasus, meninggal 1 kasus. Pelayanan imunisasi dilaksanakan di seluruh unit pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Posyandu, klinik, Rumah Sakit, Rumah Bersalin, klinik, Dokter dan Bidan praktek swasta dengan sasaran bayi, Batita, anak SD kelas 1 113
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
s/d kelas 3, ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS). Jumlah sasaran imunisasi untuk bayi adalah 17089, sasaran balita 18 – 36 bulan ada 24923, sasaran Ibu Hamil : 18511 , Anak SD kelas 1 : 16262, Kelas 2 : 16700 dan kelas 3 : 16575 dengan target Kontak I = 95 % dan Kontak Lengkap = 92 %, target Cakupan UCI 92% dari imunisasi dasar lengkap dan UCI kelurahan 84 %, Target TT 2+ = 80%, Target BIAS = 95%.
120
1 0 9 . 4
1 0 9 . 1
1 0 2 . 5
Grafik 7.28 Cakupan Imunisasi Kontak Pertama HB-0 Di Kota Padang Tahun 2015 9 9 . 4
9 8 . 5
9 8 . 2
9 6 . 6
9 8
100
9 6
9 5 . 2
9 6
9 4 . 3
9 4 . 1
9 2 . 6
9 2 . 5
9 2 . 3
9 1 . 3
8 7 . 9
8 9
7 8 . 1
7 7 . 2
80
9 4
7 4 . 8
60 40 20 0 S U G N U B
I N K I U L G N I D . A
O L A G G N A N
G N A C A B M A
O T O .K I
G IN B IM L E B
N A G N U C N A M E P
A Y A U B . L
IJ N A R U K
G E B LU
N A R I B
I A P A L
M A G E P
R IR A A . W A A T . A
G N A R A .K U
S LA A D N A
IR S A .P P
G N A W A R
H U A P
G N A D A .P S
I A L A
G N A D A P
Hasil pencapaian HB-0 kota Padang tahun 2015 adalah 94% sudah mencapai target dimana target HB-0 adalah 90%. Puskesmas yang paling bagus pencapaiannya adalah puskesmas Bungus dengan 109,4% dan puskesmas Lubuk Kilangan 109,1%. Ada 5 puskesmas yang belum mencapai target, puskesmas Padang Pasir, Rawang, Pauh, dan Alai masing- masing pencapainya baru 89%, 87,9%, 78,1%, 77,2% dan 74,8%.
114
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.29 Cakupan Imunisasi Kontak Pertama BCG Di Kota Padang Tahun 2015 1 0 . 5
120 100
0 5 . 6
0 0 . 7
9 . 8
8 . 8
8 . 6
7 . 7
7 . 3
7 . 2
6 . 9
6 . 8
6 . 3
6 . 2
9 5 . 8
6 . 1
9 5 . 3
9 5 . 3
9 3 . 5
9 3 . 3
9 2 . 6
9 2 . 6
6 . 5
8 7 . 9
80 60 40 20 0 O T O K I.
I IJ K N U L A R U K
IN G N I D . A
LO A G G N A N
G N A C A B M A
S U G N U B
G N A R A K . U
N A R I B M A G E P
A Y A U B .L
N A G N U C N A M E P
R I .A A
I A P LA
R A W A .T A
G E B U L
S A L A D N A
G IN B M IL E B
G N A D A P . S
R I S A P . P
G N A W A R
H U A P
I A L A
G N A D A P
Pencapaian kontak pertama untuk imunisasi BCG tahun 2015 kota Padang sudah mencapai target yaitu sebesar 96,5% (target= 95%). Puskesmas yang paling tinggi pencapaiannya adalah puskesmas Ikur Koto sebanyak 110% dan puskesmas yang belum mencapai target sebanyak 5 puskesmas, puskesmas Belimbing 93,5%, Rawang 93,3%, Padang Pasir 92,6%, pauh 92,6% dan Alai 87,9%. Grafik 7.30 Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap DPT/ HB-HIb 3 Di Kota Padang Tahun 2015 2 6 . 2
0 7 . 9
G N A D A .P S
0 2 . 7
IN G N I D . A
1 0 1 . 1
0 1 . 6
G IN B IM L E B
I K U L
1 0 0 . 2
S U G N U B
1 0 0 . 1
IR A . A
9 8 . 5
G N A C A B M A
9 8 . 4
A Y A U B . L
9 7 . 6
G N A R A .K U
9 6 . 2
G E B LU
9 4 . 8
R A W A T . A
9 4 . 4
O T O .K I
9 4 . 3
IJ N A R U M K A G E P N A R I B
9 4 . 1
9 2 . 4
N A G N U C N A M E P
9 1 . 4
S LA A D N A
9 0 . 8
H U A P
9 0 . 1
O L A G G N A N
8 9 . 6
IR S A .P P
8 8 . 6
I A L A
9 6 . 7
8 8 . 2
G N A W A R
I A P A L
G N A D A P
115
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.31 Cakupan Imunisasi Kontak Lengkap Polio 4 Di Kota Padang Tahun 2015 120 100
1 0 . 4
1 0 3
0 3 . 8
0 1 . 9
9 9 . 8
0 1 . 3
9 9 . 3
9 8 . 3
9 7 . 6
9 7 . 5
9 6 . 8
9 5 . 7
9 5 . 6
9 5 . 5
9 5 . 1
9 4 . 2
9 2 . 9
9 2 . 5
9 0 . 3
8 8 . 2
8 7 . 7
8 5 . 7
9 6 . 8
80 60 40 20 0
I N I K G LU IN D . A
G N I B IM L E B
R I .A A
G N A R A .K U
G N A C A B M A
A Y A U B .L
G E B U L
N A G N U C N A M E P
JI N A R U K
S U G N U B
G N A W A R
R A W A T . A
H U A P
N A R I B M A G E P
G N A D A .P S
O T O .K I
S A L A D N A
O L A G G N A N
I A P A L
I R I S LA A A P . P
G N A D A P
Grafik 7.32 Cakupan Imunisasi Campak Di Kota Padang Tahun 2015 140 120
1 8 . 5
1 0 1 . 4
1 0 4
100
1 0 0 . 7
9 8 . 5
9 8 . 4
9 7
9 6
2 .
9 6
4 .
1 .
9 5 1 .
9 3 . 9
9 3 . 8
9 3 . 3
9 2 . 9
9 2 . 4
9 2 . 4
9 1 . 5
8 9 . 6
8 8
8 7 . 9
8 7 . 5
9 5
8 7 . 2
1 .
80 60 40 20 0 N I G IN .D A
G N A D A .P S
I G K N I U B L IM L E B
IR A . A
G N A C A B M A
A Y A U B .L
G N A R A .K U
N A R I B M A G E P
G N A W A R
G E B U L
N A G N U C N A M E P
O T O .K I
R A W A T . A
S LA A D N A
JI N A R U K
S IA H O IA U L U L P G A A A A N P G L G U B N A N
IR S A .P P
G N A D A P
116
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.33 Cakupan Imunisasi Lengkap Di Padang Tahun 2015 8 . 4
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
7 . 5
7
I A L A
R K .
P . S
6 . 5
C P
5 . 1
4 . 8
IR A . A
3 . 7
A Y A U B L.
3 . 7
3 . 3
2 . 7
L G N I N G A N I A .D R A
2 . 6
S L
1 . 5
B L B
9 . 8
9 0
B
9 . 6
I P L
IR S P . P
9 . 1
JI R K
8 8 . 1
T K .I
8 8
R
8 7 . 9
I K L
8 7 . 5
B P
E B L
.T
8 5
2 . 1
7 6 . 4
S P B
P
Pencapaian untuk imunisasi kontak lengkap kota Padang, untuk imunisasi DPT/HB-HIB3 96,7%, Polio 4 96,8%, Campak 95,1% (target 92%). Untuk imunisasi dasar lengkap kota padang sudah mencapai target sebanyak 92,1%, hanya 11 puskesmas baru yang mencapai target, 11 puskesmas lagi belum mencapai taget. Grafik 7.34 Cakupan Kelurahan UCI Di Padang Tahun 2015 120
1 0 0
1 0 0
1 0 0
1 0 0
1 0 0
1 0 0
1 0 0
1 0 0 8 3
100
8 0
7 5
80
6 7
6 7
6 0
60
6 8 5 0
5 0
5 0
5 0
4 4
4 0
4 0
3 0
40 20 0 R A W A T . A
G N A W A R
N I G IN D . A
O T O K I.
O L A G G N A N
G IK N U A L C A B M
S U G N U B
A Y A U B .L
R I S A P . P
G N A D A .P S
I A P A L
G N I B IM L E B
A
N A R I B M A G E P
G IA N L A A R A .K U
R I A . A
JI N A R U K
H U A P
N A G N U C N A M E P
G E B U L
S A L A D N A
G N A D A P
Pencapaian UCI (Universal Child Imunisation) kota Padang baru 68% dari 104 kelurahan yang ada di kota Padang, 27 kelurahan lagi belum mencapai UCI, untuk lebih jelas dapat dilihat tabel diatas. 117
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) sudah merupakan program rutin nasional yang dilaksanakan setiap tahun. BIAS dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu BIAS Campak yang diberikan hanya untuk murid kelas 1 SD dan yang sederajat, dan DT untuk kelas 1, Td diberikan untuk kelas II s/d klas III. Kegiatan BIAS Campak ini dilaksanakan setiap awal tahun ajaran baru setiap tahun. Target atau sasaran untuk BIAS Campak tahun 2014 sebanyak 16323 murid dengan hasil pencapaian 83,99% masih rendah dari target yang diharapkan yaitu 95%, tetapi hasilnya juga lebih rendah dibanding tahun 2013 yaitu 89,5%. Puskesmas yang paling tinggi pencapaiannya adalah Puskesmas Bungus 97,76 %, yang paling rendah adalah Puskesmas Padang Pasir hanya 53,33%, dikarenakan banyaknya sekolah swasta yang orang tua murid menolak untuk melakukan imunisasi. Untuk kegiatan BIAS DT/Td karena bersamaan dengan pelaksanaan ORI, hasilnya untuk puskesmas adalah 95%.
Untuk lebih jelas hasilnya
perpuskesmas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Grafik 7.35 Cakupan BIAS Campak per Puskesmas Kota Padang Tahun 2015 9 7 . 7
9 5 . 8
9 5 . 7
9 5 . 5
9 5
9 4 . 4
9 4 . 4
9 4 . 1
9 4 . 1
9 3 . 6
9 0 . 3
8 9 . 2
8 9
8 8 . 6
8 6 . 8
8 5 . 1
8 3 . 5
8 2 . 9
7 6 . 2
7 2 . 8
7 2 . 5
8 7 . 7 6 5 . 4
b. Pemeriksaan Kesehatan & Vaksinasi Meningitis Calon Jemaah Haji (CJH) Pelaksanaannya pemeriksaan jemaah haji
dilakukan dalam 3 tahap.
Pemeriksaan pertama dilakukan di puskesmas, sesuai dengan wilayah tempat 118
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
tinggalnya masing-masing jemaaah haji, dan pelaksanaan pemeriksaan tahap dua dilakukan oleh dinas kesehatan dan tahap terakhir nantinya dilakukan di embarkasi oleh dinas kesehatan kota pelabuhan. Jemaah terbanyak adalah perempuan 62 % dan laki – laki 38 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini . Jumlah jemaah haji yang meninggal sebanyak 5 jemaah. Grafik 7.36 Data Calon Jemaah Haji per Puskesmas Kota Padang Tahun 2015
160
5 9
140
1 0 1
120 100
8 0
7 6
80
7 0
6 8
6 8
6 7
6 5
60
4 6
4 5
40
2 9
2 8
2 4
2 3
2 3
2 1
1 8
20 0 Y A A U B K U B LU
A S L A D N A
N A G N A IL K . B L
H U A P
G N A C A B A
I A L A
G N U L A G E B . LB
G IN B IL E B
L O A G G N A N
G N A D A P . S
G N A R A K K A L U
I A P LA
IS R A P G N A D A P
I J N A R U K
R A A T R I A
IG N IN D R I A
G N A A R
N A R I B A G E P
5
N A G N U C N A
5
5
IA R K A N A
T O O K R U K I
0
U S G N U B
E P
Jumlah JH Kota Padang tahun 2015 sebanyak 1026 orang, sementara jumlah jemaah haji kota padang tahun 2014 sebanyak1401
CJH terjadi
penurunan. Hal ini tergantung kuota yang terdaftar di siskohat. Puskesmas yang paling banyak melayani pemeriksaan CJH adalah puskesmas Lubuk Buaya dan diikuti oleh puskesmas Andalas, dan puskesmas yang paling sedikit adalah puskesmas yang baru berdiri yaitu puskesmas ikur kota dan puskesmas Anak Air, dan untuk puskesmas bungus tidak ada pemeriksaan Jemaah Haji pada tahun ini.
119
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.37
Distribusi CJH Kota Padang Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2015 >70 THN 7%
0-39 TH 4%
40-49 TH 15%
61-70 TH 30%
50-60 TH 44%
Kelompok umur yang dominan adalah kelompok umur lansia 50 tahun keatas sebanyak 77%, masing-masing 50- 60 tahun sebanyak 44 %, disusul kelompok 61-70 tahun sebanyak 30 %. Grafik 7.38
Persentase pemeriksaan Kesehatan CJH Kota Padang Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2015 8% 12%
49%
PT SMA SMP SD
31%
Pendidikan jemaah haji sudah berada di tingkat SMA keatas, tingkat perguruan tinggi sebanyak 49% dan SMA 31 %.
120
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.39
Persentase Pemeriksaan Kesehatan CJH Kota Padang Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2015
PNS,TNI, POLRI
32% WIRASASTA/ PENGUSAHA KARY BUMN, SWASTA
44%
TANI, NELAYAN PEDA- GANG PENSIUNAN, RT
4% 16% 2%
2%
Sesuai dengan umur jemaah haji maka dilihat dari jenis pekerjaan yang paling banyak adalah pensiunan sebanyak 44%. Grafik 7.40
Sepuluh Penyakit terbanyak hasil skrening CJH Kota Padang Tahun 2015 300 250
289 216
212
200 150
109
100
100 50
26
25
22
13
5
5
0
Untuk 10 penyakit terbanyak yang paling banyak adalah hiperkolesterol sebanyak 289 kasus.
121
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.41
Penggolongan CJH Kota Padang Berdasarkan Kategori Tahun 2015 SEHAT 23%
RESTI 77%
c. Rabies Kasus HPR dan yang di VAR dari tahun ke tahun tidak begitu fluktuatif. Tahun 2011 kasus HPR sebanyak 398 sementara yang di VAR ada 278 kasus dan di tahun 2015 ini kasus HPR ada 497 kasus dan yang di VAR 259 kasus. Puskesmas yang paling tinggi kasus HPR adalah puskesmas Belimbing sebanyak 67 kasus dan yang diberikan VAR sebanyak 20 kasus, dan yang paling rendah kasusnya adalah puskesmas Ikur Koto , dimana kasus HPR 5 dan yang di VAR juga 3. Dan pada tahun ini ada 1 kasus positif rabies di puskesmas Pemancungan dengan riwayat digigit aning dan tidak mendapatkan VAR. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut. Grafik 7.42
Perbandingan Kasus Gigitan HPR dan yang Mendapat VAR Tahun 2011 s/d 2015 497 415
403
398 278
254
258
286
259 193
TH 2011
TH 2012
TH 2013
TH 2014
TH 2015
122
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.43
Perbandingan Kasus HPR dan Yang di VAR per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2015 80 70
67
60 50
42 41
40
33
30 20 10
20
36
2525 26 25 23 20 20 19 20 19 17 16 1717 161616 15 13 12 1113 11 10 12 9 9 8 6 54 75 5 5 5 3 3
KASUS VAR SAR
0
d.
DBD Berdasarkan data yang dikumpulkan seluruh rumah sakit kota Padang,
Pada tahun 2015, kasus DBD dan kasus kematian terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2014, kasus DBD tahun 2014 sebanyak 666 kasus dengan 6 kasus kematian, sedangkan tahun 2015 senyak 998 kasus dengan 8 kasus kematian. Kecamatan yang paling tinggi kasusnya adalah kecamatan Koto Tangah dengan 222 kasus dan 1 yang meninggal, dan untuk kecamatan yang paling rendah kasusnya adalah kecamatan Padang Barat dengan 30 kasus. Puskesmas yang paling tinggi kasusnya adalah puskesmas Belimbing sebanyak 105 kasus dan puskesmas yang paling rendah kasusnya adalah puskesmas Sebrang Padang dengan 7 kasus. Inciden Rate kota Padang tahun 2015 adalah 125, lebih tinggi dibandingkan tahun 2014 adalah 76 dengan Case Fetality Rare 0.9.Untuk inciden rate yang paling tinggi adalah puskesmas yaitu 361 . Untuk inciden rate yang paling rendah adalah puskesmas Sebrang Padang IR nya 39. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
123
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.44
Perbandingan Kasus dan Kematian DBD DI Kota Padang Tahun 2011 – 2015 1800 1600 1400 1200
1626
1000 800 600 400 200 0
1126
998
965
666
10
9
TH 2012
TH 2013
6 TH 2011
KS
6 TH 2014
8 TH 2015
MGL
Grafik 7.45
Perbandingan Kasus DBD per bulan Di Kota Padang Tahun 2012 – 2015 250 200
199 181 162
150
177 155 159
100 79 50
50
TH 2012
133 128
130
49
90
104
90
84
60
55 58 58
74 73 62
87
94 78
61 57
52
TH 2013 76 43
64 60
78 76 54
TH 2014 TH 2015
0
124
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.46
Jumlah kasus DBD per Puskesmas Kota Padang Tahun 2015 120 105 100 99 93 92 100 85 80
68
59
60
52 51 49
42
35 33 30 30 26 24
40 20
1
1
0
11
I K I U L G P I D .
S I L B IL B
2
1 Y U .B L
G E B U L
IJ
I L
R U K KASUS
18 16 12
1
S
B IR . G B E B P MENINGGAL
7
I R IR G T S P P L R P .K . I T P . .K P . R S
Grafik 7.47
Incidence Rate dan Case Fetality Rate DBD per Puskesmas Kota Padang Tahun 2015 IR
CFR
3 6 1 2 1 3
2 1 2
1 7 4
1 7 2
1 6 9
I
IJ
I
I .
1 3 6
1 2 1
4.81.01.9
1.1 I
1 5 1
S I I
1 1 9
1 1 1
1 0 5
1 0 2
9 8
9 1
8 6
8 3
8 1
3.81.5 I
8 0
6 8
1 2 5
6 4
3 9
1.2 I .
0.7
I .I .
.
.
. .
Untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran kasus, maka dilakukan fogging focus yang bertujuan untuk memutus mata rantai penularan. Disamping itu tetap di sarankan pada masyarakat untuk tetap melakukan PSN di rumah maupun kelurahan masing – masing . Untuk tahun 2015 dilakukan sebanyak 136 focus. e.
Malaria Berdasarkan data yang dikumpulkan dari puskesmas dan Rumah sakit.
Pada tahun 2015 terdapat 155 kasus malaria positif. , puskesmas yang paling 125
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
tinggi kasusnya adalah puskesmas Belimbing dengan 37 kasus, puskesmas yang paling rendah adalah puskesmas Pemancungan dengan 1 kasus, puskesmas sebrang Padang tidak ada kasus malria baik yang klinis maupun malaria positif Annual Parasite indeks kota Padang tahun 2015 adalah 0.17 sudah sesuai dengan target (target API< 1), puskesmas yang paling tinggi APInya adalah puskesmas belimbing sebanyak 0,61. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut : Grafik 7.48
Jumlah Kasus Malaria Positif Per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2015 klinis 40 30 20 10 0
ks
37 18 17
a y a k
i li
10 9 8 8 7 7 6 6 5 4 4 4 3 22222 ri ia s ri t r s r a l r La ir a l ri
i l
l
i i ri
ij
il
1 0 t
s
r r a k I la
.
L
Grafik 7.49
Jumlah Annual Parasite Indeks Malaria Per Puskesmas Di Kota Padang Tahun 2015 0.70 0.60 0.50 0.40 0.30 0.20 0.10 0.00
. 6 1
0 . 5 1
0 . 1 5
i li
0 . 2 6
i l i ri
0 . 1 6
0 . 1 3
il
0 . 3 3
i l ca a
0 . 2 5
0 . 2 2
0 . 2 6
i i j ri r k a
0 . 0 7
0 . 1 0
0 . 0 9
0 . 1 2
ls a ri sir rt a a
0 . 1 3
0 . 0 5
ra a l ri
0 . 0 3
0 . 1 0
0 . 1 4
0 . 0 8
t s ra a r k I la
0 . 0 5
0 . 1 7
0 . 0 0
.
126
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
f.
Diare Cakupan pelayanan diarenya pada balita kota Padang tahun 2015 adalah
48,3% dari 100% yang ditargetkan. Puskesmas Alai dan air dingin cakupan pelayanan yang mencapai target, masing-masing 107,4% dan 101,2%. Puskesmas yang paling rendah cakupannya adalah puskesmas Lubuk kilangan sebesar 24,3%. Pemberian Zink diberikan kepada Balita dimana targetnya adalah 100% dan untuk pemberian Oralit diharapkan juga semua penderita diberikan oralit, dimana targetnya adalah 1005. Hasil pencapaian untuk pemberian Zink baru 36,7% dan untuk pemberian oralit sudah 94,2% dan Zink 218 ,4% ( Target=100%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Grafik 7.50
Penderita Diare Dan Cakupan Pelayan Pada Balita per Puskesmas Kota Padang Tahun 2015 0 7 . 4
120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 0.0
0 1 . 2
i l
6 . 6
7 4 . 7
7 4 . 5
7 1 . 5
7 0 . 3
6 9 . 1
6 1 . 3
6 0 . 8
5 8 . 7
5 5 . 1
5 2 . 9
4 4 . 7
ri ri ij r s l r ri
i t tr s i r ri k I
4 3 . 6
3 7 . 2
3 3 . 5
2 9 . 8
2 8 . 7
s ri l l
i a a L
2 8 . 7
i
2 8 . 0
4 8 . 3
2 4 . 3
r il
li l
r
Grafik 7.51
Prosentase Pemakaian Zink per Puskesmas Kota Padang Tahun 2015 140 120 100 80 60
2 4 . 6
0 1 . 8
9 2
7 0 . 8
7 0 . 3
6 5 . 7
4 5 . 9
4 1 . 5
4 1 . 2
3 9 . 7
3 7 . 9
3 7 . 5
3 2 4 .
40 20 0
i s k s g k o la c a u l n l b ra a a a ib i g a a u L a g il L n a a e B
3 1 1 .
3 0 4 .
2 9 6 .
ri i a a k c a i r a a n ir k I t
2 6 . 5
2 3 . 6
1 8 . 5
1 5 . 6
1 4 . 3
3 6 . 7 5 . 3
ij r k i a a a a r a r a a r L L a ri k S la
L J
127
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.52
Persentase Pemakaian Oralit per puskesmas di Kota Padang Tahun 2015
120.0 100.0
0 0 . 4
0 0 . 4
0 0 . 0
0 0 . 0
0 0 . 0
0 0 . 0
0 0 . 0
0 0 . 0
0 0 . 0
0 0 . 0
0 0 . 0
0 0 . 0
9 . 6
7 . 8
7 . 0
4 . 9
8 7 . 5
4 . 1
8 4 . 2
8 1 . 1
4 . 2
7 4 . 9 4 7 . 1
80.0 60.0 40.0 20.0 0.0 i a p a L
g.
h u a P
g ia n l a r a K k la
r a a T ir
g n a d a P g n a r e b e S
n a g n u c n a e P
t a r a B g n a a R
a y a u B k u b u L
n i g n i ri
o t o K r u Ik
n a g n la i K k u b u L
ri k a n
g n u l a g e B k u b u L
ji n a r u K
g n a c a b
ri s a P g n a d a P
s la a d n
lo a g g n a
s u g n u B
g n i a b ir li a e
L J
ISPA Pneumonia masuk salah satu indicator untuk standar pelayanan minima
l(SPM) puskesmas. Penanganan kasus Pneumonia dan ISPA di puskesmas disesuaikan dengan protap penanganan yang sudah baku dan rasional. Jumlah kunjungan kasus ISPA yang paling tinggi tahun 2015 adalah puskesmas Andalas sebanyak 2469 kasus, dengan kasus Pneumonia sebanyak 407 kasus. Untuk puskesmas yang paling rendah adalah puskesmas Sebrang Padang dimana kasus ISPA 0 dan pneumonia 62 kasus. Untuk pencapaian cakupan Pneumonia tahun 2015 kota Padang baru 27,5% dari 100% yang ditargetkan. Puskesmas yang paling tinggi pencapaian cakupan Pneumonia adalah puskesmas Ikur Koto dengan capaian 141,7% . Puskesmas yang paling rendah pencapaiannya untuk cakupan Pneumonia adalah puskesmas Belimbing, baru 5,1% dari 100% yang ditargetkan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada table berikut ini:
128
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.53
Perbandingan Kasus ISPA Balita dan Pneumoni di Kota Padang Tahun 2015 2 4 6 9
ISPA
2 1 3 2
2500
1 6 5
2000
5
1 6 0 4
1 5
1
3 0
1500 1000 500
4 0 7
3 6 7
1 7 4
1 6 8
1 3 6 1
4 2 3
3 3
1 3 0 5
1 2 3 6
1 2 1 7
2 1 6
1 1 9
6 1
3 1
PNEUMONIA
1 2 1 2
3 1
1 1 7 1
1 1 2 7
1 1 8
2 7
1 1 2 7
9 1 4
2 0 5
2 4
9 0 9
1 0 0
5 7 8
3 4
5 5 3
2 6
4 0
3 4 9 6 7
63 54
1 4 32 9
6 2 0
0
Grafik 7.54
Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2015 160
4 1 . 7
140 120 100 7 . 8
80
9 . 4
60
7 . 5
3 9 . 4
3 5 . 2
7 . 2
40
4 . 7
3 . 1
2 5 . 6
3 . 7
8 . 5
1 4 . 4
7 . 1
20 0 O T O K R U K I
h.
S U G N U B
S LA A D N A
R A A T R I A
IN G N I D IR A
IR S A P G N A D A P
A Y A U B K U B U L
G N A D A P G N A R E B E S
H U A P
I LA A
G N A C A B A
G N U L A G E B K U B U L
G N A R A K K A L U
1 2 . 6
3
IJ N A R U K
N A G N U C N A M E P
N A G N A LI K K U B U L
7 . 5
1 0 . 7
1 . 1
I A P A L
. 6
T A R A B G N A A R
. 9
IR A K A N A
. 4
O L A G G N A N
. 1
N A R I B A G N E P
G IN B M IL E B
H LA M JU
KUSTA Jumlah kasus kusta di Kota Padang dapat di lihat pada tabel berikut ini:
129
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.55 Data Kasus Kusta Kota Padang Tahun 2010 s/d Tahun 2015 10 10 8
6
6
4
4 2
2
1
0
0 THN 2010 THN 2011 THN 2012 THN 2013 THN 2014 THN 2015
Berdasarkan data kasus yang dikumpulkan di DKK ada kecendrungan peningkatan kasus kusta dimulai tahun 2012, meningkat di tahun 2013, dari 2 kasus , menjadi 6 kasus, dan pada tahun 2014 kasus kusta meningkat cukup signifikan sebanyak 10 kasus, tetapi tahun 2015 ini terjadi penurunan hanya 4 kas. Kasus kusta ada di 3 puskesmas. 1 kasus PB di puskesmas Lubuk Buaya, 1 kasus MB di puskesmas Lubuk kilangan dan 2 kasus, masing masing 1 PB dan 1 MB di puskesmas Ikur Koto. Grafik 7.56 Data Kasus Kusta Kota Padang per Puskesmas Tahun 2015 2 2 2 1.5
1
1
1
1 PB
1
MB 0.5 0 LUKI
i.
L,BUAYA
I.KOTO
PADANG
TB Paru Perkiraan penderita TB Paru BTA ( + )dari 160/100.000 penduduk ,
untuk tahun 2015 dengan jumlah penduduk 902415 adalah 1440. Hasil penjaringan suspek baru
68,3 % dari 100% target.
Cakupan penemuan 130
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
penderita TB Paru BTA ( + ) tahun 2015 masih belum mencapai target, baru 1118 (77,2%) dari 85% target, Sedangkan untuk kasus TB Paru kambuh ditemukan sebanyak 39 kasus. Untuk angka kesembuhan untuk tahun 2015 ini 85,7 %, hal ini sudah mencapai target yang diharapkan yaitu ≥ 85% . Sedangkan angka konversi sampai dengan triwulan III tahun 2015 sudah melebihi target adalah 94,1 %. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini . Grafik 7.57 Proporsi Suspek yang Diperiksa Dahaknya per Puskesmas Kota Padang Tahun 2015 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0
5 . 0
7 0 . 3
6 2 . 4
6 2 . 0
IJ G S N N A A A L R D A D U P K A . N S A
5 9 . 1
S U G N U B
5 3 . 1
5 2 . 0
6 8 . 3
4 7 . 7
4 0 . 5
G G N IR E A S B N A G A U . L R N P A C U P .K U N A
3 9 . 0
3 8 . 9
3 7 . 0
3 2 . 4
I O R K T A U L O K . A I .T A
3 1 . 0
2 8 . 7
H G IA U IN L A B A P LIE B
2 8 . 1
G N A C A B A
2 7 . 8
I A P LA
2 6 . 7
2 4 . 2
2 3 . 3
IR IN G A G N A .A N I
2 0 . 4
4 0 . 0
2 0 . 2
A O N Y L A A A R U G IB L.B N G A A N G E P
.A A D R
E P
S R + G N A D A P
G N A D A P
Grafik 7.58 Pencapaian BTA + perpuskesmas di Kota Padang Tahun 2015 140.0 120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 0.0
2 7 . 5
1 1 . 3
G N A D A P . S
9 2 . 5
IJ N A R U K
8 1 . 2
S U G N U B
7 7 . 5
G N A R A K . U
7 2 . 7
S R + G N A D A P
7 2 . 7
R I .A A
6 5 . 0
S A L A D N A
6 3 . 3
G E B U L
5 8 . 5
N A G N U C N A M E P
5 4 . 0
O T O K .I
5 3 . 8
G IN B IM L E B
5 2 . 7
G N A D A P
4 8 . 0
R I S A .P P
4 4 . 3
A Y A U .B L
4 2 . 6
LO A G G N A N
4 2 . 5
4 0 . 5
G N A C M A B A M G E P A N A R I B
4 0 . 0
I A P LA
3 6 . 1
G N A A R
3 5 . 4
H U A P
3 4 . 2
R A A T . A
2 7 . 8
I A L A
2 4 . 7
IN G N I .D A
I K U L
131
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.59 Pencapaian Angka Konversi TB per puskesmas di Kota Padang Tahun 2015 0 0
102 100 98 96 94
0 0
0 0
9 6 . 8
9 6 . 6
9 6 . 5
9 6 . 4
9 6
9 5 . 5
9 5 . 4
9 5
9 4 . 8
9 5
9 4 . 4
9 3 . 7
9 2 . 8
9 2 . 3
9 1 . 6
9 1 . 6
92 90 88 86 84 82 80
9 4 . 8 9 0
8 9 . 2
9 2 . 1
9 4 . 1
8 7 . 5
Grafik 7.60 Pencapaian Angka Kesembuhan TB Per Puskesmas di Kota Padang Tahun 2015 100 90
4 . 8
2 . 3
80 70 60 50 40 30 20 10 0
2
I L L .L
0 . 9
0
0
0
S I P I L I .
8 . 8
0
E
8 . 4
IJ
L
7 . 5
6 . 3
6 . 2
4 . 9
3 . 3
3 . 3
1 . 8
1 . 4
I
I S .
5 . 2
L I .
. S
T K .I
I IL E
7 8 . 3
7 8 . 2
2 . 5
7 5
7 . 6
5 . 7
S S
IR S . L .
E E
j.
HIV AIDS Kota Padang merupakan penyumbang kasus terbanyak untuk HIV dan
AIDS. Berbagai
upaya
untuk
memerangi merebaknya HIV/AIDS dan
penyakit menular lainnya di Kota Padang terus
dilakukan antara
lain
dengan mengoptimalkan peran dan fungsi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dengan mengintegrasikan
lintas sektor
dan LSM Peduli AIDS,
mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA), mempercepat pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS pada 132
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
kelompok resiko tertular, ibu dan anak, memudahkan ODHA untuk memperoleh obat Anti Retroviral (ARV)
melalui
pelayanan
di Klinik
Voluntary Counseling and Testing (VCT) dan perawatan, dukungan serta pengobatan ( Care, Support and Treatment) baik di rumah sakit maupun di komunitas. Upaya yang dilakukan antara lain adalah menambah puskesmas LKB yang untuk saat sekarang sudah ada 10 puskesmas LKB dari 22 puskesmas yang ada di kota Padang. Dari data yang terkumpul , kasus HIV dan AIDS mengalami peningkatan setiap tahunnya. Data
kasus
didapat dari laporan rumah sakit dan di 10
puskesmas LKB didapatkan kasus HIV/AIDS tahun 2013 sampai tahun 2015. Untuk kasus HIV terjadi peningkatan dari 165 kasus tahun 2013, 225 tahun 2014 dan 227 kasus tahun 2015, dan untuk kasus AIDS terjadi penurunan pada tahun 2015 ada 81 kasus, dan tahun 2014 sebanyak 95 kasus.Untuk kasus HIV maupun AIDS berdasarkan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada perempuan, dan untuk kelompok umur untuk kasus HIV maupun AIDS kelompok umur yang paling banyak adalah kelompok umur 25-49 tahun, ini merupakan kelompok usia produktif. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut Grafik 7.61 Perbandingan Kasus HIV dan AIDs Di Kota Padang Tahun 2013 – 2015 AIDS
HIV 227
225 164 95 61
THN2013
2014
81
2015
133
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.62 Kasus HIV Berdasarkan Faktor Resiko Kota Padang Tahun 2015 75 54 27 17 4
7
21
8
Grafik 7.63 Kasus IMS Kota Padang Menurut Jenis Penyakit Tahun 2015 1466
276 268 241 182 165 131 129 59
56
49
14
12
11
8
D. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN 1. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus a. Penatalaksanaan kasus balita gizi buruk yang memerlukan perawatan Dinas Kesehatan Kota Padang mempunyai 2 puskesmas perawatan kasus
gizi buruk yaitu Puskesmas Nanggalo dan Bungus. Penanganan kasus dilaksanakan dengan tim yang ditetapkan dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Nomor 444/5A.44/Yankes/DKK/2015 tentang Penunjukan Tim Penanggulangan Balita Gizi Buruk di Puskesmas Rujukan Gizi Buruk di Kota Padang tahun 2015. Tim terdiri dari 1 orang dokter spesialis anak (dari RSUD
134
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
dr Rasidin Padang), 1 orang dokter umum, 1 orang tenaga gizi dan 1 orang perawat. Untuk kasus yang perlu dirujuk ke rumah sakit, maka Dinas Kesehatan Kota Padang telah bekerjasama dengan RSUD dr Rasidin Padang dalam menyelenggarakan kegiatan penanggulangan gizi buruk yang dirujuk dari Puskesmas Nanggalo dan Puskesmas Bungus. Jumlah kasus gizi buruk yang dirawat pada tahun 2015 sebanyak 4 orang, 3 orang di puskesmas Nanggalo dan 1 orang di Puskesmas Bungus. Kasus balita gizi buruk nyata dengan indicator BB/TB < -3 SD selama tahun 2015 dilaporkan sebanyak 104 orang. Sampai akhir Desember 2015 diperoleh data balita yang membaik artinya dari status gizi kurus sekali membaik menjadi kurus sebanyak 80 orang. Balita yang meninggal sebanyak 3 orang yang disebabkan oleh GEA (dehidrasi berat, hypo albumin), kecacingan dan demam tinggi. Intervensi yang dilakukan adalah promosi dan edukasi ke masyarakat baik pada waktu pelayanan di puskesmas, pelaksanaan posyandu ataupun acara tertentu yang bisa dilakukan penyuluhan, pelaksanaan Pos Gizi dan pemberian PMT Pemulihan bagi balita gizi buruk dari keluarga miskin, berupa pemberian susu dan MP-ASI berupa biscuit dan bubur, minimal selama 90 hari makan anak dari dana APBD dan pelatihan akselerasi penurunan kasus gizi buruk bagi kader. Kendala yang dihadapi petugas puskesmas dalam pemberian PMT ini adalah orang tua balita tidak mau menjemput MP-ASI ke puskesmas dengan berbagai alasan, sehingga perkembangan berat badan anak kurang terpantau. Untuk memaksimalkan pemberian maka dititip ke pembina wilayah ataupun kader posyandu. Disamping alasan tersebut kalau pemberian di posyandu menimbulkan kecemburuan bagi sasaran lain. Pos Gizi merupakan kegiatan pemberian makanan anak untuk balita gizi kurang yang tempatnya di pusatkan pada suatu tempat yang dikelola oleh kader dan ibu balita dengan didampingi oleh petugas gizi puskesmas, dengan dana dari APBD Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat. Tehnis pelaksanaan pos gizi adalah kader memasak makanan bersama ibu balita dan langsung diberikan 135
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
kepada anak dengan nilai kalori +- 300 kal dan protein 5 – 10 gr. Dilaksanakan selama 12 hari makanan anak berturut-turut. Di Kota Padang pos Gizi ini telah dilaksanakan pada 4 puskesmas yaitu Pauh, Lubuk Begalung, Padang Pasir dan Anak Air. Dari evaluasi pelaksanaan ternyata ada dampaknya terhadap perkembangan berat badan anak balita. Penambahan berat badan anak berkisar 0,5 s/d 0,7 kg selama pemberian makanan. Diharapkan program ini tetap berlangsung dari swadaya masyarakat. Kendala dari kegiatan pos gizi ini adalah seringnya ibu balita absen atau tidak membawa anaknya dan kesinambungan kegiatan ini tidak bisa terlaksana karena keterbatasan dana. b. Penimbangan balita Penimbangan balita dilakukan setiap bulannya di posyandu, di puskesmas
maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya. Hasil penimbangan balita di Kota Padang dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Dari 22 puskesmas yang ada hanya 1 puskesmas yang melebihi target 85 % sementara 21 puskesmas lainnya di bawah target yang ditetapkan. Cakupan penimbangan balita tertinggi di puskesmas Ambacang yaitu 92 % dan terendah di puskesmas Belimbing sebesar 44 %. Cakupan D/S yang rendah ini mungkin disebabkan karena cara pandang orang tua yang merasa anaknya tidak perlu lagi di bawa ke posyandu seiring dengan pertambahan umur anak (tidak mendapatkan imunisasi lagi). Kelangsungan posyandu tergantung dari partisipasi masyarakat itu sendiri. Rendahnya peran serta masyarakat untuk datang ke posyandu disebabkan adanya beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain, umur balita, jumlah anak, jarak dari rumah ke posyandu terlalu jauh, kurang menariknya sarana prasarana di posyandu, dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya berkunjung ke posyandu. Di samping itu juga pengelolaan posyandu oleh kader, diharapkan kader posyandu juga sebagai pengelola bukan hanya sebagai pelaksana posyandu, pemberian informasi dari kader terhadap tumbuh kembang anak, dukungan dari tokoh masyarakat dsb.
136
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.64 Cakupan D/S Balita per Puskesmas Kota Padang Tahun 2015 100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 g n i b il e B
n a ir b a g e p
g n a r a K k la U
o l a g g n a
irs a P g d P
g n a d a P b e S
i s la la A a d n A
n a g n la i K k u b u L
n i g n i D ri A
g n a d a P
g n a a R
ir A k a n A
s u g n u B
ji n a r u K
n a g n u c n a e P
i a p a L
g n u l a g e B k u b u L
r a a T ir
o t o K r u Ik
a y a u B . b L
h u a P
g n a c a b A
Dengan keaktifan masyarakat untuk datang dan memanfaatkan pelayanan kesehatan di posyandu dapat mencegah dan mendeteksi sedini mungkin gangguan
dan
hambatan
pertumbuhan
pada
balita.
Misalnya
pada
permasalahan gizi buruk anak balita, kekurangan gizi, dan masalah kesehatan lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindari melalui kegiatan posyandu. Sehingga posyandu sebagai layanan kesehatan yang sangat dekat
pada
masyarakat
sangat
berperan
penting
dalam
deteksi.dini.masalah.gizi. Untuk meningkatkan cakupan penimbangan balita ini telah dilaksanakan pelatihan Kadarzi (Keluarga Sadar Gizi) bagi kader. Pokok kegiatan Kadarzi ini adalah memantau berat badan secara teratur, makan beraneka ragam, mengkonsumsi garam beryodium, memberikan hanya ASI kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan dan mendapatkan suplementasi gizi bagi anggota keluarga yang membutuhkan.
137
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.65 Cakupan N/D Balita per Puskesmas Kota Padang Tahun 2015 120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 g n a d a P b e S
n a g n a li K k u b u L
to o K r u k I
lo a g g n a N
i a p a L
n a g n u c n a e P
g n a a R
in g in D ir A
s u g n u B
ij n a r u K
ri k a n
s a l a d n A
g n a d a P
h u a P
g n a c a b
g in b li e B
g n lu a g e B k u b u L
n ra i b a g e p
i a l
r a a T ri A
ri s a P g d P
a y a u B . b L
ra a k la
Grafik 7.66 Cakupan Indikator SKDN (D/S, N/D dan BGM/ D Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2011 - 2015 100 86.00
80 60
66.06
86.11
87.69
62.13
60.52
91.29
90.68
62.66
65.71
40 20 0
0.90 2011
0.91 2012
0.8 2013
D/S
N/D
0.73 2014
0.44 2015
BGM/D
Pada bulan Februari 2015 dilaksanakan Penimbangan Massal dengan dukungan dana APBD. Dasar dilaksanakannya penimbangan massal adalah banyaknya kasus balita gizi buruk dan gizi kurang pada tahun 2014. Sasaran penimbangan massal sebanyak 82.187 balita dengan target penimbangan adalah 85 %. Dari kegiatan yang dilaksanakan didapatkan hasil balita yang ditimbang sebanyak 59647 orang ( 72.6 %). Cakupan penimbangan massal hampir sama dengan D/S ( halnya dengan 138
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Penilaian status gizi dengan indicator BB/U yang dikonversikan dengan Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1995/Menkes/SK/XII/2010. Hasil pengukuran status gizi balita pada penimbangan massal dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Grafik 7.67 Cakupan Penimbangan Massal Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015
Dari diagram di atas dapat dilihat masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih, bahwa balita dengan gizi buruk 1.90 %, gizi kurang, 7.50 % dan gizi lebih 1.40 % c. Pemberian ASI Eksklusif Secara hukum ASI Eksklusif diartikan sebagai pemberian air susu ibu
kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain. Defenisi ini terdapat di dalam Pasal 1 ayat (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Lebih lanjut dalam Pasal 6 disebutkan bahwa setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya. Pasal ini menekankan keharusan pemberian ASI bagi semua ibu sebab ASI Eksklusif memang penting bagi bayi dengan umur di bawah 6 bulan. Meski mengharuskan, namun pada pasal selanjutnya terdapat beberapa pengecualian. Ibu tidak diharuskan memberi ASI Eksklusif jika terdapat indikasi medis yang tidak memperbolehkannya untuk itu, ibu tidak ada dan atau ibu terpisah dari bayi. 139
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Cakupan ASI Eksklusif di Dinas Kesehatan Kota Padang berdasarkan laporan Puskesmas pada Februari 2015 sebesar 70,5 % dari target yang ditetapkan yaitu 80 %. Berdasarkan hasil survey PHBS tahun 2014, dimana salah satu indicator survey adalah ASI Eksklusif sebesar 63,7 %. Untuk mendukung pencapaian cakupan ASI Eksklusif di Kota Padang, maka sudah lahir Perwako No 7 tahun 2015 tentang Penyediaan Ruang Menyusui dan atau Memerah ASI maka Dinas Kesehatan Kota Padang perlu mensosialisasikan kepada semua SKPD terkait, tempat-tempat pelayanan public seperti Rumah Sakit, Hotel, Plaza, Sekolah dan Universitas yang ada di Kota Padang. Grafik 7.68 Cakupan ASI Eksklusif Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 n i g n i D ri
s ir la a k d a n n
o l a g g n a
g n a c a b
a y a u B k u b u L
s ia u l g n u B
ji n a r u K
g n u l a g e B k u b u L
g n a d a P
n a g n u c n a e P
r a a T ir
h g u n a a P a R
i a p a L
n a ir b a g a P
n a g n la i K k u b u L
g o ir n i t sa b o K P il ru g e Ik n a B d a P
g n a r a K k la
g n a d a P g n a r e b e S
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat cakupan ASI Eksklusif di Kota Padang yaitu sebesar 70,5 %, hampir semua puskesmas tidak mencapai target 80 %, hanya puskesmas Ulak Karang dan Seberang Padang yang mencapai 80 %. Untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif ini telah dilaksanakan beberapa kegiatan seperti promosi dan edukasi masyarakat melalui posyandu, peningkatan kapasitas petugas gizi, bidan dan kader tentang ASI dengan mengadakan pelatihan, konseling ASI dengan dukungan dana APBD, Sosialisasi Perwako no 7 tahun 2015 tentang Ruang Menyusui dan Ruang Laktasi kepada SKPD yang melakukan pelayanan public, Sekolah, Universitas, 140
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Hotel dan Plaza, Pelatihan dan Pembentukan Kelompok Pendukung ASI bagi kader dan petugas gizi puskesmas. Kelompok Pendukung ASI diharapkan dapat dibentuk minimal 1 kelompok pada satu puskesmas. Beberapa puskesmas sudah membentuk KP-ASI ini seperti Puskesmas Anak Air, Lapai, Ambacang, Lubuk Kilangan dan Seberang Padang. Diharapkan puskesmas lain dapat membentuknya pada tahun 2016. Rendahnya cakupan ASI Eksklusif ini disebabkan karena ibu bekerja, kurangnya pengetahuan ibu dan kurangnya dukungan keluarga. Diharapkan dengan terbentuknya KP-ASI dapat meningkatkan cakupan ASI Eksklusif ini. d. Pemantauan Garam Beryodium Masalah kekurangan gizi mikro yang masih dihadapi adalah kekurangan
yodium atau lebih di kenal dengan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang mengalami GAKI akan terjadi deficit tingkat kecerdasan sampai 50 dibawah normal. Dampak selanjutnya adalah produktifitas rendah dan pada akhirnya akan mempengaruhi status ekonomi masyarakat. Salah satu upaya penanggulangan GAKI adalah fortifikasi yodium pada garam. Cakupan garam beryodium di Kota Padang pada tahun 2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Grafik 7.69 Cakupan Garam Beryodium Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00
a ia y l a u B k u b u L
s la a d n
o l a g g n a
g in b il e B
n a g n la i K k u b u L
g n a r a K k a l
ji n a r u K
h u a P
n a ir b a g a P
g n a d a P g n a r e b e S
n a g n u c n a e P
s u g n u B
r a a T ir
g ir n a k a a R n
g n a c a b
irs a P g n a d a P
n i g n i D ir
ia g o g p n to n a a l K d L u a r a g P e u k B I k u b Lu
141
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Disamping pemantauan yang dilakukan oleh petugas puskesmas, juga dilakukan pemantauan garam oleh Tim GAKY Kota Padang yang terdiri dari petugas Dinas Kesehatan Kota Padang, petugas Bappeda Kota Padang, petugas dari Dinas Pasar dan petugas dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Padang. Pemantauan garam dilaksanakan dengan sampel garam yang ditemukan di pasar-pasar yang ada di Kota Padang. Hasil pemantauan diperoleh hasil sbb: 1) Jumlah sampel garam
: 220 sampel
2) Hasil pemeriksaan a) Cukup
: 210 sampel
b) Kurang
:
8 sampel
c) Tidak ada sama sekali
:
2 sampel
Dari hasil pemeriksaan ada ditemukan pada 2 tempat penggilingan cabe bahwa garam yang dipakai berlabel mengandung yodium tetapi setelah dilakukan pengujian ternyata tidak ada mengandung yodium sama sekali. Kegiatan intervensi yang dilakukan pada tahun 2015 adalah pembuatan SK Walikota Padang tentang Pembentukan Kelompok Kerja GAKI Kota Padang dan Sosialisasi GAKI kepada Tim Pokja GAKI. e. Distribusi Vitamin A pada balita 6 -59 bulan Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat di
perlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan penyakit infeksi lain. Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Untuk bayi berusia 6 - 11 bulan, diberikan kapsul vitamin A bewarna biru dengan dosis 100.000 IU dan untuk usia 12-59 bulan diberikan kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis 200.000 IU. Cara pemberian dengan memotong dan memencet isinya kedalam mulut anak.
142
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.70 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 i li
r ir l a s a ir a a a l a a P a a a T g ri d a a P k S
a ra a la i k a l k
s a ir a y a k a la a a . L
s u g n u
i a p a L
L
L
Feb-15
ij n a g a ra n u c n a e P
i a l i i r ri k I t
a c a
Agust 2015
Dari grafik di atas dapat dilihat capaian distribusi vitamin A bervariasi. Untuk Kota Padang baik pada bulan Februari maupun Agustus tidak mencapai target 90 %. Kendala dalam pendistribusian Vitamin A ini adalah kurangnya partisipasi ibu untuk ke posyandu ataupun fasilitas kesehatan. Untuk meningkatkan capaian sudah dilaksanakan sweping, menitipkan kepada kader ataupun pembina wilayah namun belum juga meningkat cakupannya. f.
Distribusi Tablet Tambah Darah (TTD) pada Ibu Hamil Tablet tambah darah diberikan kepada ibu hamil minimal 1 tablet 1 hari
selama 90 hari selama kehamilan. TTD ini berfungsi untuk mencegah kejadian anemia pada ibu hamil . Anemia defisiensi besi pada wanita hamil merupakan problema kesehatan yang dialami oleh wanita diseluruh dunia terutama dinegara
berkembang.
Badan
Kesehatan
Dunia
( World
Health
Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang
mengalami defisiensi besi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Pendistribusian TTD tidak ada masalah selama ini, namun dampak dari pemberian TTD ini belum maksimal, masih tingginya angka anemia besi pada 143
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
ibu hamil 31,7 % berdasarkan Riskesdas 2013, masih ada kasus abortus dan BBLR. Hal ini disebabkan karena ibu hamil yang sudah mendapatkan TTD tidak mengkonsumsi TTD ini secara rutin dan sampai habis, mungkin disebabkan karena tingkat pengetahuan yang kurang, dukungan keluarga dan masyarakat tentang pentingnya TTD diwaktu hamil juga tidak optimal. Grafik 7.71 Distribusi Tablet Fe Ibu Hamil Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 120 100 80 60 40 20 0 L .P R S
IR B R LS D . LB K .
I R R I S T B P E L B .P P K P L L I.
g n a d . a P
J S G Y C .B R B L K P
R IK P T . L
B
g. Ibu Hamil KEK yang Mendapat Makanan Tambahan Ibu hamil KEK adalah ibu hamil dengan ukuran LILA (lingkar lengan
atas) < 23,5 cm. Ada beberapa cara untuk dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur LILA, mengukur kadar Hb. Bentuk adan ukuran masa jaringan adala masa tubuh. Contoh ukuran masa jaringan adala LILA, berat badan, dan tebal lemak. Apabila ukuran ini rendah atau kecil, menunjukan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Pertambahan otot dan lemak di lengan berlangsung cepat selama tahun pertama kehidupan. Lingkaran Lengan Atas (LILA) mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. Pengukuran ini berguna untuk skrining malnutrisi protein yang biasanya digunakan oleh DepKes untuk mendeteksi ibu hamil dengan resiko melahirkan BBLR bila LILA < 23,5 cm (Wirjatmadi B, 2007). Pengukuran LILA dimaksudkan untuk 144
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi Kronis. Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23.5 cm. Apabila ukuran kurang dari 23.5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah. Makanan tambahan adalah makanan yang dikonsumsi sebagai tambahan asupan zat gizi di luar makanan utama dalam bentuk makanan tambahan pabrikan atau makanan tambahan local yang diberikan minimal selama 90 HMI (hari makanan ibu). Makanan tambahan ibu hamil KEK di Kota Padang diberikan dalam bentuk biscuit dan susu ibu hamil. Kendala dalam pendistribusian makanan tambahan ibu hamil ini adalah beberapa ibu hamil tidak rutin dan tidak disiplin dalam mengkonsumsi dan menjemput ke puskesmas, sehingga pertambahan berat badan yang diharapkan tidak maksimal. Makanan tambahan ini diberikan untuk ibu hamil dari keluarga miskin. Sesuai dengan grafik di bawah ini, kasus ibu hamil KEK yang diberikan PMT adalah 119 orang dengan kasus tertinggi di wilayah kerja puskesmas Lubuk Kilangan (17 orang), Lubuk Buaya 12 orang, dan pada puskesmas Nanggalo dan Ambacang tidak ada kasus sama sekali. Grafik 7.72 Grafik Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil KEK Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 lo a g g n a N
g n a c a b A
to o K r u Ik
ris a P g n a d a P
g n a r a K k a l U
n a g n u c n a m e P
i a p a L
ijn a r u K
g n a d a P g n a r e b e S
g n h a u a w P a R
ri A k a n A
i la A
in g in D ri A
n ra i b a g a P
r a a T ri A
g n lu a g e B k u b u L
s u g n u B
s a l a d n A
g in b m li e B
a y a u B k u b u L
n a g n a il K k u b u L
145
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
h. Ibu nifas mendapatkan kapsul vitamin A Vitamin A adalah suatu vitamin yang berfungsi dalam sistem penglihatan,
fungsi pembentukan kekebalan dan fungsi reproduksi. Vitamin A perlu diberikan dan penting bagi ibu selama dalam masa nifas. Pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas dapat menaikkan jumlah kandungan vitamin A dalam ASI, sehingga pemberian kapsul vitamin A (200.000 unit) pada ibu nifas sangatlah penting, selain bermanfaat bagi ibu kapsul vitamin A juga bermanfaat pada bayi, karena pada masa nifas ibu menyusui bayinya sehingga secara tidak langsung bayi pun juga memperolehnya. Manfaat vitamin A selain untuk meningkatkan daya tahan tubuh dapat juga meningkatakan kelangsungan hidup anak serta membantu pemulihan kesehatan ibu nifas yang erat kaitanya dengan anemia dan mengurangi resiko buta senja pada ibu menyusui ini sering terjadi karena kurang vitamin A. Ibu nifas mendapatkan vitamin A adalah ibu nifas yang mendapatkan 2 kapsul vitamin A, satu kapsul segera setelah melahirkan dan kapsul kedua diberikan minimal 24 jam setelah pemberian pertama. Tujuan pemberian Vitamin A untuk ibu hamil adalah meningkatkan kandungan vitamin A untuk bayi, bayi lebih kebal dan jarang terserang penyakit infeksi dan kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan. Grafik 7.73 Cakupan Ibu Nifas Mendapatkan Vitamin A Kota Padang Tahun 2015 120.0 100.0 80.0 60.0 40.0 20.0 0.0
G I D L P . S
I S L D P L
L G G G G B E G R L B B U L
R H g Y G R G JR IK S U n B C B R K U a . B K .P L L P .U P P d a P
S C R R T I G U . T . G P . D K .I U B
146
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
i.
Balita yang mempunyai KMS/Buku KIA KMS adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak
berdasarkan indeks berat badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin. KMS digunakan untuk mencatat berat badan, memantau pertumbuhan balita setiap bulan dan sebagai media penyuluhan gizi dan kesehatan balita. Buku KIA adalah buku yang berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin, nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak balita) serta berbagai informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak. Grafik 7.74 Balita yang mempunyai KMS/Buku KIA Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00
j.
i l a a l i r a i a a k ir a l
a a
r ir i a k a a a a L T ir
s n a a a g n a u c n a e P
ij a y a ra a a . il L k L
g ir s n a s a l l c t a a a a r a P g b d k P I k S
g in ira b il e a B
L
Balita Bawah Garis Merah (BGM) Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) bukan menunjukkan keadaan
gizi buruk tetapi sebagai “warning” untuk konfirmasi dan tindak lanjutnya tetapi perlu diingat tidak berlaku pada anak dengan berat badan awalnya memang sudah dibawah garis merah. Naik-Turunnya berat badan balita selalu mengikuti pita warna pada KMS. Gizi buruk atau gizi kurang dapat dilihat dari status gizi balita yang dideteksi melalui kurva berat badan pada KMS. Balita sehat jika berat badan selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita warna di atasnya. Balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus bila berat badan balita di bawah garis merah (BGM).
147
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.75 Balita Bawah Garis Merah (BGM) Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 1.60 1.40 1.20 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00 n a ri b a g e p
i a p a L
r a a T ri
s u g n u B
i la
n a g n a il K k u b u L
g n a c a b
a y a u B . b L
g n u l a g e B k u b u L
to o K r u Ik
h u a P
n a g n u c n a e P
lo a g g n a
s a l a d n
g n a d a P b e S
g n a d a P
g n i b li e B
ji n a r u K
g n a r a K k la U
g n a a R
in g in D ri
ri s a P g d P
ri k a n
k. Pelaksanaan Program Kesehatan Lansia Jumlah posyandu lansia di Kota Padang sebanyak 212 pos dengan jumlah
kader 650 orang. Setiap pos dengan 3 orang kader. Cakupan pelayanan pada lansia tahun 2015 dapat di lihat pada grafik di bawah ini: Grafik Kesehatan 7.76 Cakupan Pelayanan Lansia Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015
Cakupan pelayanan lansia di Kota Padang pada tahun 2015 sebanyak 15,42 %. Cakupan ini menurun dari tahun 2014 (17,94%) dan tahun 2014 (17,94%). Penurunan cakupan ini karena menurunnya partisipasi lansia dalam memanfaatkan posyandu lansia. Hal ini disebabkan karena pelayanan pengobatan tidak dilaksanakan lagi di posyandu lansia karena posyandu bukanlah
tempat
pelayanan
pengobatan
tetapi
merupakan
wadah 148
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
pemberdayaan masyarakat dalam melakukan upaya kesehatan promotif dan prefentif. Pelayanan kesehatan lansia di puskesmas yang berbasis puskesmas santun lansia sangat berpengaruh terhadap cakupan pelayanan. Namun belum semua puskesmas bisa melaksanakan pelayanan santun lansia ini disebabkan karena keterbatasan ruangan, tenaga dan sarana. Meskipun demikian pelayanan terhadap lansia tetap mendapatkan prioritas di puskesmas. Di bawah ini dapat dilihat penyakit lansia yang ada. Penyakit lansia terbanyak adalah Hypertensi, diikuti Otot sendi, Ispa dll. l.
Pelaksanaan Program UKS Peningkatan pelayanan kesehatan anak sekolah bertujuan untuk memantau
status kesehatan dan status gizi anak sekolah melalui kegiatan screening kesehatan anak baru masuk sekolah (SD, SMP, SMU) dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Grafik 7.77 Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak Baru Masuk Sekolah Di Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2011 s/d 2015 2015 2014 SMA
2013
SMP 2012
SD
2011 0
20
40
60
80
100
120
Dari grafik di atas dapat dilihat cakupan penjaringan anak yang baru masuk sekolah baik tingkat SD, SMP maupun SMA dari tahun 2011 s/d 2015. Pada tahun 2015 cakupan penjaringan 100 % sekolah. Dari hasil penjaringan ada beberapa masalah pada anak sekolah baru masuk ini antara lain: caries, anemia dan tajam penglihatan. Masalah yang terbesar pada anak anak ini adalah caries gigi, diikuti anemia dan tajam penglihatan. 149
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
2. Seksi KIA a. Kegiatan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Dinas Kesehatan Kota Padang melalui Program Pelayanan Kesehatan khususnya Seksi Kesehatan Ibu dan Anak berupaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan, Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Kota Padang. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan Program Kesehatan Ibu dan Anak pada tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1)
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Kesehatan Ibu dan Anak di seluruh Wilayah kerja Puskesmas
2)
Melakukan pembinaan kepada pengelola KIA Puskesmas dan bimbingan tekhnis ke 22 Puskesmas, serta pertemuan di Dinas Kesehatan Kota Padang
3)
Membuat dan menganalisa laporan LB3 KIA
4)
Pemantauan dan pembinaan pengisian Kohor kesehatan Ibu, kesehatan bayi dan kesehatan anak balita
5)
Pendistribusian
dan
pemantauan
penggunaan
buku
KIA
ke 22
Puskesmas, Pustu, Posyandu, RSUD, RS Swasta, RSB, BPS dll 6)
Melakukan pembinaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta pemantauan pemasangan stiker P4K
7)
Pembinaan Kelas Ibu Hamil ke Puskesmas se Kota Padang
8)
Sosialisasi dan pembinaan Kelas Ibu Balita ke Puskesmas
9)
Pemantauan 10 Penyakit terbanyak pada Balita
10) Melakukan pemantauan dan pembinaan pelaksanan MTBS/MTBM di Puskesmas 11) Pemantauan dan pembinaan pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas 12) Pelaksanaan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada bayi baru lahir 13) Pelacakan kasus kematian ibu, perinatal/neonatus, bayi dan anak balita pada setiap kasus, serta melakukan Audit Maternal dan Perinatal (pembahasan kasus kematian ibu dan anak) dua kali dalam satu tahun 14) Pemantauan implementasi R/R KB 150
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
15) Bekerjasama dengan IBI, TNI dan PKK dalam rangka KB-Kes IBI,TNI, PKK Kota Padang. 16) Pembinaan Kesehatan Ibu dan Anak pada kegiatan P2WKSS Dalam rangka terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat perlu ditunjang dengan manajemen Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan yang sistematis dilaksanakan oleh Puskesmas dengan memperhatikan fungsi-fungsi manajemen. Pada tahapan fungsi pelaksanaan
dan
pengendalian
dilakukan
kegiatan
pemantauan
yaitu
penyelenggaraan kegiatan yang harus diikuti secara berkala. Salah satu kegiatan
adalah
penyelenggaraan
telaahan kegiatan
internal dan
hasil
yaitu yang
telaahan dicapai
bulanan oleh
terhadap
Puskesmas.
dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan. Data yang dipergunakan diambil dari Sistem Informasi Manajemen Puskesmas atau SIMPUS yang berlaku. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskesmas Sumber informasi dari SIMPUS adalah : a) Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas atau SP2TP terdiri dari catatan dari kartu individu, rekam kesehatan keluarga dan buku register, laporan bulanan, laporan tahunan dan KLB. b) Survei lapangan c) Laporan lintas sektor dan Laporan sarana kesehatan swasta. Pada fungsi Pengawasan dilakukan penilaian atau evalusi yaitu proses kegiatan untuk membandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan rencana yang telah ditentukan. Penilaian merupakan alat penting untuk membantu pengambilan keputusan sejak tingkat perumusan kebijakan maupun pada tingkat pelaksanaan program.
151
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Tabel 7.18 Target Indikator Kinerja SPM dan MDGs Program KIA Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2010– 2015 TARGET / TAHUN NO
JENIS PELAYANAN
2010 %
2011 %
2012 %
2013 %
I
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1
Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak - Cak. Kunjungan Bumil K1
2015 %
95 90 88
96 95 92
97 92 92
98 93 93
99 94 94
100 95 95
59
63
67
72
75
80
84
86
88
89
90
90
84
86
88
89
90
90
86
87
88
89
90
90
- Cakupan kunjungan Neonatus 86 87 88 Lengkap (KN3) - Cakupan neonatus dengan 60 65 70 komplikasi yang ditangani - Cakupan Kunjungan Bayi 90 91 92 - Cakupan Pelayanan Kesehatan 78 80 82 Anak Balita - % PUS yang menjadi peserta 73 74 75 KB Aktif (CPR) Pely. Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah - Cakupan penjaringan kesehatan 100 100 100 siswa SD dan setingkat
89
90
90
75
80
80
93 84
94 86
95 90
75
75
75
100
100
100
-Cakp.kunjungan Bumil K4 - Cakp. pertolongan persalinan oleh Bidan/Nakes yg memiliki kompetensi kebidanan - Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani - Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 1 (KF 1) - Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Lengkap (KF 3) - Cakupan Kunjungan Neonatus 1 (KN 1)
2
2014 %
Dari target yang telah ditetapkan, dapat dilihat pencapaian program Kesehatan Ibu Anak pada tahun 2015 serta kesenjangan yang masih ditemukan pada tabel berikut ini:
152
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Tabel 7.19 Pencapaian Kinerja Program KIA Kota Padang Tahun 2015 No I
1
2
Target Pencapaian 2015 2015 ABS % ABS % PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR Kinerja program
Kesenjangan ABS
%
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak - Cak. Kunjungan Bumil K1
18511
100
18562
100,3
51
+ 0,3
-Cakp.kunjungan Bumil K4
17585
95
17698
95,61
112
- Cakp. pertolongan persalinan oleh Bidan/Nakes yg memiliki kompetensi kebidanan - Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani - Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 1 (KF 1) - Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Lengkap (KF 3) - Cakupan Kunjungan Neonatus 1
17699/ 16814
95
17082
96,68
268
+ 1,61 + 1,68
3702/ 2961 17699/ 15929 17699/ 15929 16828/
80
3677
99,9
716
90
17066
96,6
1137
+ 19,9 +6,6
90
16105
91,15
176
+1,15
90
16652
99
+1507
+9
(KN 1) Cakupan kunjungan Neonatus Lengkap (KN3) Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Cakupan Kunjungan Bayi
15145 16828/ 15145 2635
90
15973
94,9
+828
+ 4,9
80
1401
55,5
1686
95
15874
92,9
360
14,5 - 2,1
90
57991
89,1
1497
- 0,9
75
97428
56,8
35523
-18.2
Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita % PUS yang menjadi peserta KB Aktif (CPR)
17089/ 16234 66098/ 59488 177268/ 132951
153
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Pencapaian kinerja program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak tahun 2015
sebagai Standar pelayanan minimal di pelayanan kesehatan dasar
mempunyai indikator kinerja. Hasil kegiatan Pelayanan kesehatan ibu dan anak sebagai indikator kinerja kesehatan ibu adalah cakupan K1 mencapai 100,3%, K4 mencapai 95,61%, Persalinan Nakes mencapaian 92.92%. Komplikasi kebidanan yang ditangani 99,9%. KF1 mencapai 96,6% dan KF3 91,15%. Dan Pencapaian Peserta Aktif KB (CPR) di Kota Padang baru mencapai 56.8% Pelayanan kesehatan anak dengan capaian kegiatan sebagai berikut Cakupan KN1 99%, KN lengkap 94,9%. Cakupan Neonatus komplikasi yang ditangani mencapai 55,5%, Kunjungan bayi 92,9%, Kunjungan Balita 89,1%.
b. Pemantauan Wilayah Setempat KIA (PWS KIA)
Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) harus dipantau secara berkesinambungan dan terpadu di tiap wilayah kerja Puskesmas melalui kegiatan PWS KIA, mulai dari Ante Natal Care (ANC) sampai persalinan, nifas, neonatus, bayi dan balita, serta untuk melihat derajat kesehatan anak. PWS juga berguna untuk melakukan tindak-lanjut yang cepat dan tepat terhadap wilayah kerja yang cakupan pelayanan KIA-nya masih rendah. 1. Kesehatan Ibu a. Kunjungan Ibu Hamil Kefasilitas Kesehatan ( K1 dan K4)
Pemantauan yang dilakukan adalah pemantauan kesehatan ibu hamil (K1, K4) Deteksi ibu hamil resiko tinggi oleh tenaga kesehatan/masyarakat, Cakupan pelayanan Ibu Hamil K1 adalah Kunjungan Ibu Hamil yang pertama kali pada masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan 10 T. Standar pelayanan 10 T tersebut mencakup: 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, 2. Ukur tekanan darah, 3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas), 4. Ukur tinggi fundus uteri, 5. Tentukan Presentase janin dan denyut jantung janin (DJJ), 6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, 7. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, 8. Test Laboratorium, 9. Tatalaksana kasus, 10. Temu wicara (konseling), termasuk perencaan persalinan dan pencegahan komplikasi 154
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
(P4K) serta KB pasca persalinan. Cakupan pelayanan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali. Pelayanan ibu hamil yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Untuk mengetahui hasil kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil dapat di lihat cakupan kunjungan palayanan ibu hamil di Puskesmas se Kota Padang pada tahun 2015 pada grafik berikut : Grafik 7.78 Cakupan KI Ibu Hamil per Puskesmas se Kota Padang Tahun 2015 106.0 104.0 102.0 100.0 98.0 96.0 94.0 92.0
5 . 4 0 1
9 . 3 0 1
5 . 2 0 1
.8 1 0 1
.7 1 0 1
6 . 1 0 1
.1 1 0 1
7 . 0 0 1
.3 0 0 1
.1 0 0 1
.8 9 9
.8 9 9
.7 9 9
.7 9 9
6 . 9 9
.2 9 9
.2 9 9
.0 9 9
.9 8 9
.3 8 9
.1 8 9
.0 8 9 2 . 4 9
KI
90.0 88.0 n a g n a li K . b L
ji n a r u K
n i g n i D ri A
a y a u B . b L
n a ir b m a g e P
s u g n u B
g n a c a b A
o t o k r u Ik
G N A D A P
irs a P . g d P
g n lu a g e B . b L
g in b m li e B
o l a g g n a N
ir A k a n A
h u a P
r ia a l w A a T ri A
i a p a L
n a g n u c n a e P
g n a r a K k la U
g n a d a P . b e S
s la a d n A
g n a w a R
Cakupan kunjungan pelayanan ibu hamil pada tahun 2015 di ketahui bahwa untuk kunjungan pertama ibu hamil (K1) di Kota Padang tahun 2015 sebesar 100,3%. Bila diperhatikan dengan seksama hasil tertinggi berada di Puskesmas lubuk Kilangan (104,3%) dan 12 Puskesmas diantarantya belum mencapai target. Pencapaian terendah yakni Puskesmas Rawang
(94,2%),
Puskesmas Andalas (98%) dan Puskesmas Seberang Padang (98,1%).
155
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.79 Cakupan K4 Ibu Hamil per Puskesmas se Kota Padang Tahun 2015 6 . 1 0 1
120.0
7 . 9 9
6 . 8 9
5 . 8 9
0 . 8 9
7 . 7 9
.1 7 9
100.0
.9 5 9
.7 5 9
.6 5 9
1 .6 5 9
.4 5 9
.3 5 9
.2 5 9
.0 5 9
.0 5 9
.0 5 9
.9 4 9
.5 4 9
.4 4 9
.1 4 9
5 . 1 9 6 . 7 6
80.0 60.0 40.0 20.0 0.0
Dari grafik didatas dapat dilihat bahwa kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan pada trimester tiga paling sedikit 4 kali (K4) Kota Padang (95,61%), hasil tertinggi berada di Puskesmas Lubuk Kilangan 101,6% sedangkan 6 puskesmas masih belum mencapai target antara lain Puskesmas Ulak Karang, Nanggalo, Belimbing, Air Tawar, Rawang dan cakupan terendah pada Puskesmas Seberang Padang (67,6%).
Puskesmas yang perlu menjadi
perhatian adalah Puskesmas Rawang , Seberang Padang dan Andalas. Diharapkan puskesmas tersebut lebih fokus dan dan lebih meningkatkan kepeduliannya untuk pelaksanaan program kesehatan Ibu. Grafik 7.80 Cakupan K1 dan K4 Kota Padang Tahun 2011 – 2015 102
99.8
100
100.3 98.6 97.2
98 96
98.6 95.61
94
94 92
KI
93.2 92.2
92.1
KIV
90 88 2011
2012
2013
2014
2015
Dari grafik diatas diketahui bahwa capaian kegiatan Kesehatan ibu hamil 156
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
dalam Lima tahun mulai tahun 2011 sampai 2015 rata-rata sudah diatas 90%, sementara pencapaian KI dan K4 tahun 2015 sudah mencapai target. Pencapaian kunjungan ibu hamil pertama kali (K1) terendah pada tahun 2013 (97.6%) Sedangkan pada tahun 2015 mencapai 100,3 %. b. Deteksi Ibu Hamil Resiko Tinggi dan Penanganan Komplikasi Kebidanan
Diteksi ibu hamil Risiko tinggi adalah ibu hamil yang beresiko terhadap kehamilan dan terdeteksi oleh Tenaga kesehatan. Tujuan dilakukan deteksi ibu hamil resiko tinggi agar dapat mengetahui apakah ibu hamil dalam kondisi pada saat hamil, bersalin maupun nifas tidak dalam kondisi komplikasi dan aman dalam persalinan. Sesuai dengan definisi operasional bahwa perhitungan ibu hamil resiko tinggi ibu 20% dari sasaran ibu hamil. Pencapaian perpuskesmas dapat dilihat pada grafik 4 dibawah ini. Grafik 7.81 Cakupan Deteksi Dini Resti Ibu Hamil Puskesmas Kota Padang Tahun 2015 160.0 140.0
0 .3 8 1
3 .1 3 1
1 . 5 2 1
7 . 3 2 1
.2 9 1 1
120.0
.9 5 0 1
9 . 2 0 1
8 . 1 0 1
.2 0 0 1
3 . 9 9
100.0
.6 4 9
0 . 4 9
9 . 1 9
9 . 1 9
.0 1 9
.5 0 9
.7 7 8
.1 7 8
6 . 5 8
n a ir b m a g e P
s a l a d n A
to o k r u Ik
80.0
4 . 6 7
.2 5 7
lo a g g n a N
ri A k a n A
.4 7 6
.5 3 6
g n a r a K k a l U
i a p a L
60.0 40.0 20.0 0.0 g n a w a R
in g in D ir A
h u a P
…
n u c n a m e P
a y a u B . b L
g n a c a b m A
n a g n a il K . b L
i la A
s u g n u B
G N A D A P
… . g b L n a d a P . b e S
ri s a P . g d P
r a w a T ir A
g n i b m li e B
ij n a r u K
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan cakupan penanganan kasus resiko tinggi sudah mencapai target, namun 4 puskesmas masih belum mencapai target yakni puskesmas lapai, Ulak Karang, Anak air dan Nanggalo. Untuk itu perlu puskesmas selain dari perlunya meningkatkan kunjungan petugas kesehatan ke wilayah kerja masing- masing juga perlu memaksimalkan kepatuhan, Rumah sakit, Kilinik Bersalin dan BPM dalam melaporkan kasus resiko tinggi. 157
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
c. Cakupan Persalinan
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan se Kota Padang dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik 7.82 Cakupan Ibu Bersalin olen Nakes per Puskesmas 120.0
4 . 2 1 1
8 . 8 0 1
6 . 4 0 1
3 . 3 0 1
100.0
8 Padang . se.0 Kota 8 9 1 . 0 .6 0 0 9 .7 .6 6 . 1 0 1 9 6 5 9 9 6 9 9
Tahun 2015 .4 5 9
.3 5 9
1 . 5 9
1 . 5 9
0 . 5 9
8 . 4 9
5 . 4 9
8 . 3 9
1 . 3 9
.3 1 9
.2 1 9
i a p a L
lo a g g n a N
80.0
.4 3 7
60.0 40.0 20.0 0.0 in g n i D ri A
n a g n u c n a m e P
ji n a r u K
s u g n u B
to o k r u Ik
a y a u B . b L
n a g n a il K . b L
n a ir b m a g e P
G N A D A P
g n a c a b m A
ri A k a n A
g n a r a K k la U
h u a P
r a w a T ri A
s la a d n A
g n lu a g e B . Lb
ri s a P . g d P
g ia l n i b A m il e B
g n a w a R
g n a d a P . b e S
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Puskesmas Air Dingin merupakan Puskesmas dengan cakupan tertinggi 112, 4 % dan 5 Puskesmas diantaranya belum mencapai target dan yang terendah adalah Puskesmas Seberang Padang 73,4%. Hal ini mengindikasikan bahwa belum maksimalnya peran tugas dan tanggung jawab pembina wilayah. d. Kunjungan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas dan Neonatus
Cakupan Pelayanan Nifas (KF) dan Cakupan Pelayanan Neonatus (KN) adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar. Pelayanan Nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan sampai dengan 3 hari; pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI termasuk pemberian Vitamin A 2 kali serta persiapan dan/atau pemasangan KB Pasca Persalinan. Cakupan kunjungan neonatal adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus pada masa 6 jam sampai dengan 28 hari setelah kelahiran sesuai standar yakni, mendapatkan suntikan Vit K, Hb O dan ASI Eksklusif di fasilitas kesehatan, posyandu maupun kunjungan rumah. Standar Pelayanan 158
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Minimalnya adalah satu kali pada 6 - 48 jam (KN 1), satu kali pada 3 - 7 hari (KN 2), satu kali pada 8 - 28 hari (KN 3). Pencatatannya dengan memakai Formulir Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan Register Kohort Bayi. Grafik 7.83 Cakupan Kunjungan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Lengkap (KF3) dan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap) di Kota Padang Tahun 2011 – 2015 98 96
96.6 94.9
95.6 93.9
92.8
94
91
92 90 88
86.4
88.3 87.3
88.4
KF 3 KN3
86 84 82 80 2011
2012
2013
2014
2015
Cakupan pelayanan ibu nifas Lengkap (KF 3) rata rata target 90% selama 5 tahun terakhir dengan tercapai terendah pada tahun 2011 dengan capaian 86,4% dan tertinggi pada tahun 2015 sebesar 96,6%, namun bila diperhatikan dari hasil KN Lengkap capaian terendah pada tahun 2012 sebesar 87,3% dan tertinggi pada tahun 2013 sebesar 95,8%. 2. Keluarga Berencana
Pelayanan Keluarga Berencana berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar dengan menghormati hak individu dalam merencanakan Kehamilan, sehingga diharapkan dapat berkontribusi menurunkan angka kematian Ibu dan menurunkan tingkat fertilitas bagi pasangan yang telah memiliki 2 anak. Walaupun program Berencana sudah lama mulai di Indonesia namun pasangan yang ber KB masih jauh dari target program. Pada grafik dibawah ini dapat kita lihat cakupan peserta KB Aktif per Puskesmas yang pada umumnya Pencapaian Puskesmas jauh dari target yang ditetapkan.
159
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.84 Cakupan Peserta KB Aktif per Puskesmas se Kota Padang Tahun 2015 100.0
4 . 6 8
.1 2 8
1 . 1 8
0 . 9 7
2 . 4 7
80.0
1 . 3 7
1 . 3 7
6 . 2 7
7 . 1 7
6 . 6 6
.8 2 6
.1 2 6
.5 1 6
.9 0 6
.8 0 6
.8 6 5
.4 3 5
60.0
5 . 4 4
.9 9 3
7 . 6 3
9 . 0 3
40.0
7 . 4 2
9 .3 1
o l a g g n a N
r a a T ri A
20.0 g n a r a K k la U
n a g n u c n a m e P
ji n a r u K
n i g n i D ri A
g n a c a b m A
s u g n u B
ri A k a n A
g in b m li e B
i a p La
n a g n a li K . b L
h u a P
o t o K r u Ik
n a ir b a g a P
g n a w a R
ri s a P g n a d a P
g n a d a P
i la A
s la a d n A
a y a u B k u b Lu
g n lu a g e B . b L
g n a d a P . b e S
Pada Grafik diatas dapat disimpulkan bahwa dari 22 Puskesmas di Kota padang hanya 4 Puskesmas diantaranya yang mencapai target peserta Aktif KB. Pencapaian tertinggi adalah Puskesmas Ulak Karang dan yang paling rendah adalah Puskesmas Air Tawar. 3. Kesehatan Anak a. Kunjungan Neonatus I dan Neonatus Komplikasi
Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan neonatus pertama (KN1) adalah Cakupan kunjungan neonatal yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), Pemeriksaan dan perawatan BBL, Pemeriksaan tanda bahaya, Pemberian Imunisasi, Memastikan Bayi mendapatkan Injeksi Vitamin K, salep mata antibiotika, Konseling dengan menggunakan Buku KIA, Penanganan dan rujukan kasus. Sedangkan Penanganan Neonatus Komplikasi adalah Neonatus dengan komplikasi di satu wilayah kerja pada satu tahun yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan. Neonatus dengan komplikasi
seperti
asfiksia,
ikterus,
hipotermia,
tetanus
neonatorum,
infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr ), sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning pada MTBS. 160
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.85 Pencapaian Kunjungan Neonatus Pertama (KN 1) dan Neonatus Komplikasi yang tertangani di Kota Padang tahun 2011 – 2015 99.1
94.7
100
97
96.6
99
80 55.1
60 40 20
KN1
39.1
NEO KOMP
21.6 4
4.6
0 201 1
2012
201 3
201 4
2015
Dari Grafik diatas dapat dilihat cakupan kunjungan pelayanan kesehatan neonatus pertama (KN1)
tahun 2011-2015 sudah mencapai target >90%.
Target dari neonatus komplikasi adalah 15% dari sasaran bayi,
bila
diperhatikan capaian pelayanan neonatus komplikasi yang tertangani setiap tahun terjadi peningkatan pada tahun 2011 baru mencapai 4 % setelah 4 tahun berjalan tiap tahunnya mengalami peningkatan sehingga pada tahun 2015 telah mencapai 55.1%, walaupun masih jauh dari target yang ditetapkan yakni 80 %. b. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak Balita Upaya Kesehatan Anak dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya yang ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang yang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki intelegensia majemuk sesuai dengan potensi genetiknya. Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi post neonatal yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pelayanan yang harus didapatkan oleh bayai antara lain mendapatkan Imunisasi dasar lengkap, SDIDTK, Vit A 100.000 IU, Konseling ASI Eksklusif, Perawatan bayi dgn Buku KIA, Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan. Sedangkan 161
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Kunjungan Pelayanan kesehatan Anak Balita Adalah Cakupan pelayanan anak balita adalah anak usia 12 – 59 bulan yang memperoleh pelayanan sesuai standar, pemantauan pertumbuhan minimal 8 x setahun. Pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian vitamin A 2 x setahun dan pelayanan balita sakit sesuai standar menggunakan pendekatan MTBS. Grafik 7.86 Pencapaian Kunjungan Bayi dan Kunjungan Balita ke Pelayanan Kesehatan di Kota Padang tahun 2011 – 2015 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
91.7 77.2 60
81.4
81.3
90.6
92.9 89.1
77.7
63.4
BAYI BALITA
2011
201 2
201 3
20 14
2 015
Dari grafik diatas diketahui bahwa Pencapaian kunjungan Bayi ke pelayanan kesehatan terendah terjadi pada tahun 2011 (77,2%) dan tertinggi pada tahun 2015 (92,9%) sedangkan Pencapaian kunjungan Balita ke pelayanan kesehatan terendah terjadi pada tahun 2011 (60% dan tertinggi pada tahun 2015 (89,1%). Cakupan pelayanan kesehatan Bayi dan Balita belum mencapai target program. c. Diteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Program Kesehatan Anak
tahun 2011 – 2015
masih berfokus kepada
Kunjungan Neonatus, Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita, Pelaksanaan Kelas Ibu Balita, serta meningkatkan derajat kesehatan anak usia prasekolah dan usia sekolah.
162
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas dapat diselenggarakan melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita melalui program SDIDTK di Puskesmas, Posyandu, PAUD, Kelas Ibu Balita dll. Memberikan stimulasi yang
memadai
berarti
kita
sudah
merangsang
otak
balita
sehingga
perkembangan, kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita bisa berlangsung secara optimal sesuai dengan umur anak. Melaksanakan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang artinya melakukan skrining atau mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orangtua terhadap permasalahan tumbuh kembang anaknya dengan menggunakan Instrumen Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan pada balita dan anak prasekolah. Instrument ini diuraikan dalam pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Hasil cakupan SDIDTK anak balita Kota Padang dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Grafik 7.87 Cakupan SDIDTK Bayi Dan Balita Kontak I Puskesmas Se Kota Padang Tahun 2015
Grafik di atas menunjukkan cakupan SDIDTK pada bayi yakni Puskesmas Padang Pasir dan terendah Puskesmas Anak Air. Cakupan SDIDTK Balita 163
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Kontak I tertinggi pada Puskesmas Air Tawar dan Puskesmas Belimbing, sedangkan Cakupan terendah yakni Puskesmas Ulak Karang dan dan Puskesmas Pengambiran. d. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Pencapaian manajemen terpadu Balita Sakit (MTBS) se Kota Padang tahun 2015 dpat dilihat pada grafik berikut: Grafik 7.88 Pencapaian Pelaksanaan MTBS per Puskesmas Se Kota Padang Tahun 2015 100.0
.0 0 0 1
.0 0 0 1
.0 0 0 1
.8 9 9
.7 9 9
.0 4 9
.0 3 9
.8 2 9
6 . 9 8
.7 8 8
9 . 4 8
.2 3 8
9 . 0 8
.9 8 7
.4 8 7
.1 8 7
80.0
3 . 5 7
2 . 5 7
.6 8 6
5 . 1 6
.1 0 6
6 . 7 5
i la
lo a g n a N
h u a P
60.0
.1 4 5
40.0 20.0 0.0
…
g n a d a P
…
k a l U
g n a a R
to K o r u Ik
i a p La
ir A k a n A
…
k u b u L
… . b L
s u n g u B
g n ca b A
r a a T ir A
g n a d a P
… . b e S
in g in D ir A
s a l a d n A
g in b li e B
… i b
a g e P
ij n ra u K
…
cu n a e P
A
…
g n ila .K b L
Grafik diatas menunjukkan bahwa 4 puskesmas dari 22 puskesmas merupakan Puskesmas dengan pencapaian terendah yakni Puskesmas Lubuk Kilangan yakni 54,1% dan berturut-turut Puskesmas Pauh, Nanggalo, dan Alai. Kedepan diharapkan agar Puskesmas lebih memaksimal pelaksanaan MTBS untuk seluruh Balita yang sakit yang datang berkunjung ke Puskesmas. 3. Pemantauan Kasus Kematian IBU dan Anak
Kematian Ibu dan Anak di Kota Padang cenderung masih tinggi, Sejalan dengan tingginya akses pelayanan, seharusnya kualitas asuhan antenatal juga harus
dimantapkan.
Ibu
hamil
perlu
mendapatkan
perlindungan
secara
menyeluruh, baik mengenai kehamilan dan komplikasi kehamilan. Pelayanan yang berkualitas dan sesuai standar dan tak kala penting adalah perlu dukungan kemampuan manajerial bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan.
164
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
a.
Kematian Anak Tingginya angka kematian anak menunjukkan masih rendahnya kualitas
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor kritis yang diharapkan menghasilkan keluaran dan dampak yang berarti, terutama jika akses dan kualitas pelayanan kesehatan ditingkatkan. Angka kematian bayi (kematian bayi pada 1000 kelahiran hidup), tidak berubah banyak dalam satu dekade terakhir. Kasus kematian Anak (Perinatal, Bayi dan Balita) di Kota Padang sangat bervariatif, berikut gambarannya. Grafik 7.89 Data Kasus Kematian Anak di Kota Padang Tahun 2011 – 2015 120
e tli T isx A
108
102
100
96
86 83
80
76
71 62
60
62
NEO BAYI
40 26
20 10 2011
12
7
0 2012
2013
BALITA
17
2014
2015
Pada grafik diatas menunjukkan bahwa kematian Anak dari tahun 2011– 2015
dapat di
interprestasikan
bahwa kematian balita memperlihatkan
peningkatan kasus, sampai dengan tahun 2015 kasus kematian pada anak balita sebanyak 26 kasus, sedangkan kematian bayi dan neonatus, tahun 2013-2014 mengalami
peningkatan
dan
tahun
2015
terjadi
penurunan
mengindikasikan bahwa manajemen audit kematian bayi dilaksanakan
berjalan
dengan
baik
dan
penolong
kasus,
yang sudah
persalinan
dapat
melaksanakan penatalaksanaan pertolongan persalinan dan penatalaksanakan manajemen asfiksia dengan baik walaupun belum maksimal. Pada tahun 2015 penyebab kematian neonatus adalah BBLR (24,1%) di susul dengan Asfiksia 29,%. Penyebab kematian dari tahun ke tahun paling banyak adalah Asfiksia dan BBLR. Untuk itu peningkatan akses pelayanan 165
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
berupa peningkatan kapasitas petugas dalam penangan kegawatdarutan bayi baru lahir serta penatalakasaan rujukan merupakan hal yang sangat penting untuk ditindak lanjuti. Tabel 7.20 Penyebab Kematian Pada Perinatal di Kota Padang NO
PENYEBAB
Tahun 2012-2015 2012 2013 2014 Jlm % Jlm % Jlm %
2015 Jlm %
1
Asfiksia
16
34,8
27
37
18
23,08
18
29
2 3 4
DLL BBLR Kelainan Kongenital Sepsis Ikterus Prematur TOTAL
16 8 4
34,8 17,4 8,7
18 14 8
24,7 19,2 11,0
15 32 7
19.23 41.03 8.97
22 15 6
35,8 24,1 9,6
1 1 0 46
2,2 2,2 0 100
6 0 0 73
8,2 0 0 100
2 1 0 78
2,56 1,28 0 100
1 0 0 78
1,6 0 0 100
5 6 7
b. Kematian IBU Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat kesehatan suatu wilayah. Untuk itu pemerintah berupaya bahu membahu membuat berbagai strategi untuk akselerasi menurunkan Angka Kematian Ibu. Kematian Ibu sangat ditunjang dengan pelaksanaan ANC yang berkualitas, Kelas Ibu Hamil, Persalinan yang aman serta pemantauan kasus kematian maternal yang akurat sebagai bahan pembelajaran bagi tenaga penolong persalinan. Untuk lebih lanjut berikut ini grafik jumlah kasus kematian ibu di Kota Padang tahun 2011– 2015
166
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.90 Data Kematian Ibu di Kota Padang tahun 2011 – 2015
Kasus kematian ibu di Kota Padang dari tahun 2011 sampai tahun 2015 mengalami kenaikan pada 5 tahun terakhir` yaitu 16 sampai 15 kematian ibu dan naik pada tahun 2015 naik menjadi 17 kematian ibu. Kematian terbesar ibu terjadi pada saat nifas di tahun 2013 dan 2015. Sedangkan penyebab dari kematian ibu tahun 2015 dapat dilihat sebagai berikut Grafik 7.91 Penyebab Kematian Ibu Kota Padang Tahun 2015
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari 17 kematian ibu penyebab kematian secara langsung sebesar 10 kasus dan bila dilihat penyebab langsung setiap tahunnya adalah Eklampsia 4 orang (23,5%) disusul oleh perdarahan 4 orang (23,5%) dan emboli ketuban 2 orang (11,7%). Kematian Ibu tahun 2015 cenderung meningkat bukan penyebab tak langsung (7 orang) hal ini perlu disikapi bahwa setiap ibu hamil pertama kali berkunjung ke fasilitas kesehatan harus dilakukan asuhan kebidanan yang adekwat sesuai dengan standar 10 T dan ibu yang beresiko tinggi saat hamil harus 167
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
tertatalaksana dengan baik dan benar selama masa kehamilan bersalin sehingga angka kematian ibu oleh penyebab langsung dapat diminimalkan. 3. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan a. Kunjungan Puskesmas Puskesmas dan jajarannya merupakan ujung tombak dari sistem
kesehatan di Indonesia yang berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Masyarakat Kota Padang sudah memanfaatkan pelayanan yang ada di Puskesmas Ini terlihat dari jumlah kunjungan Puskesmas pada tahun 2015 sebanyak 1.808.656 kunjungan dengan visite rate 2,0 ( jumlah penduduk Kota Padang 876.880 jiwa). Tabel 7.21 Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas se Kota Padang Tahun 2015 No
Puskesmas
Jenis kunjungan
Jum Penddk
Laki
Perempuan
Total
Visite rate
1
Seb Padang
17.386
21.428
26.785
48.213
2,7
2
Pemancungan
17.984
18.200
31.890
50.090
2,7
3 4
Rawang Padang Pasir
24.568 45.655
26.596 30.678
35.014 47.044
61.610 77.722
2,5 1,7
5
Ulak Karang
19.323
18.804
27.148
45.952
1,9
6
Alai
23.243
31.564
43.503
75.067
3,2
7
Air Tawar
29.119
24.013
33.257
57.270
1,9
8
Andalas
80.272
76.422
113.121
189.543
2,3 2,2
9
LB Buaya
101.643
104.273
120.454
224.727
10
Air Dingin
24.757
22.499
32.762
55.261
2,2
11
Nanggalo
37.186
27.639
44.949
72.588
1,9
12
Lapai
22.770
22.970
28.791
51.761
2,2
13
Kuranji
26.983
20.115
30.410
50.525
1,8
14
Belimbing
59.360
26.742
40.617
67.359
1,1
15
Pauh
63.624
52.150
81.510
133.660
2,1
16
Lb Kilangan
51.806
33.345
45.863
79.208
1,5
17
Lb Begalung
62.649
59.781
72.110
131.891
2,1
18
Pegambiran
50.251
29.649
41.822
71.471
1,4
19
Bungus
24.126
20.374
32.484
52.858
2,1
20
Ambacang
48.552
43.837
65.898
109.735
2,2
21
Anak Air
31.513
25.602
38.472
64.074
2
22
Ikur Koto
14.110
15.681
22.390
38.071
2,6
TOTAL
876.880
752.362
1.056.294
1.808.656
2,0
168
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Gambar 7.1 Cakupan Rawat Inap Puskesmas se Kota Padang
Mapping diatas memperlihatkan Kunjungan Rawat Inap Tahun 2015 sebanyak 605 orang Kunjungan Rawat Inap yang terbanyak adalah pada Puskesmas Pauh sebanyak 148 orang dan yang terendah adalah Puskesmas Air Dingin sebanyak 15 orang. Pada umumnya Puskesmas dengan fasilitas rawat inap ini melayani khusus untuk persalinan kecuali Puskesmas Nanggalo disertai dengan perawatan untuk pasien gizi buruk. Grafik 7.92 Kunjungan Puskesmas berdasarkan Jenis Kelamin Puskesmas se Kota Padang Tahun 2015
169
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
b. Penyakit Terbanyak Di Kota Padang Jenis penyakit terbanyak pada puskesmas se Kota Padang dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik 7.93 Sepuluh Penyakit Terbanyak Puskesmas di Kota Padang Tahun 2015
Dari penyakit terbanyak yang berkunjung ke Puskesmas tahun 2015, ISPA menduduki peringkat pertama, kemudian diikuti oleh gastritis dan penyakit kulit. Penyakit Diare tidak termasuk dalam penyakit terbanyak pada tahun 2014, pada Tahun 2015 peringkat 10 terbanyak dari jumlah kasus. Hal ini harus diwaspadai penyakit menular masih banyak sementara penyakit degeneratif juga mulai meningkat. c. Program Kesehatan Indera Program Kesehatan indera merupakan salah satu bentuk program
pengembangan yang dilaksanakan di puskesmas Kota Padang. Program ini dilaksanakan dalam rangka mencegah terjadinya kebutaan dan ketulian di masyarakat. Tabel berikut menggambarkan kunjungan penyakit kelainan refraksi menempati urutan terbanyak indera mata yaitu 12.484 kunjungan, dibanding tahun lalu kunjungan ini meningkat 90% hal ini bisa disebabkan dengan kemajuan tehnologi seperti penggunaan alat alat elektronik dll. Kelainan
170
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
refraksi terbanyak terdapat di puskesmas
Lubuk Buaya sebanyak 1317
kunjungan. Tabel 7.22 Cakupan Kunjungan Indera di Puskesmas Kota Padang Tahun 2015 INDERA MATA NO
PUSKESMAS
Katarak Kunj
1
Seb.Padang
180
Ops
0
INDERA THT
Kel.Refraksi Rjk
Kunj
Pgb
180
669
0
Gloukoma Rjk
Skr
Pgb
Xeroptalmia Rjk
Skr
Tuli Hantaran
Rjk
Skr
Pgb
Tuli Permanen
Rjk
669
16
0
16
0
0
13
11
2
Skr
Pgb
Rjk
6
3
3
2
Pemancungan
64
8
64
243
0
243
12
0
16
0
0
3
0
3
0
0
0
3
Andalas
373
14
373
1250
4
1246
29
2
27
0
0
0
0
0
0
0
0
Rawang
94
0
94
304
15
289
17
2
15
0
0
0
0
0
0
0
0
5
Bungus
51
0
51
318
0
318
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
6
Pdg.Pasir
291
0
291
1010
0
1010
31
0
31
0
0
0
0
0
3
0
0
7
Ulak Karang
149
20
149
675
0
675
21
0
21
0
0
2
0
0
0
0
0
8
Air Tawar
47
2
47
284
0
284
19
1
18
0
0
12
12
0
0
0
0
Lb.Buaya
431
0
431
1317
0
1317
71
0
71
0
0
0
0
0
0
0
0
Air Dingin
110
0
110
523
0
0
22
2
20
0
0
5
0
0
0
0
0
1
71
139
2
137
6
0
6
0
0
0
0
0
0
0
0
4
9 10 11
Anak Air
71
12
KPIK
29
0
29
197
0
197
3
0
3
0
0
1
0
0
0
0
13
Ambacang
153
0
153
617
0
617
38
0
38
0
0
112
63
49
0
0
14
Kuranji
94
19
94
242
50
192
25
0
25
0
0
0
0
0
0
0
0
0
222
423
0
423
14
0
14
0
0
0
0
0
128
0
0
0
2
0
0
15
Pauh
222
16
Belimbing
133
0
133
472
14
458
17
0
17
2
2
4
0
17
Lb.Kilangan
115
0
115
466
0
466
14
0
14
0
0
0
0
18
Lb.Begalung
246
36
246
926
0
926
35
0
35
0
0
0
0
0
19
Pagambiran
205
0
205
623
0
623
49
0
49
0
0
192
120
Nanggalo
214
18
214
691
14
677
32
0
32
1
1
0
0
32
0
32
274
0
274
11
0
11
0
0
0
Alai
311
0
311
741
0
741
89
0
89
2
2
28
TOTAL
3615
118
3615
12484
20 21 22
Lapai
0 0
99
12385
572
7
565
5
Penyakit katarak menempati urutan kedua yaitu 3615
5
372
0
0
0
0
0
0
0
72
0
0
0
0
46
0
0
0
0
1
0
0
2
26
10
0
208
152
kunjungan dan
kasus yang sudah dioperasi sebanyak 118 orang. Penyakit katarak yang terbanyak adalah di Puskesmas Lb.Buaya yaitu 431 kunjungan. Untuk Indera Telinga, Puskesmas Pegambiran dengan kunjungan Tuli Hantaran terbanyak yaitu sebanyak 192 kunjungan. Cakupan kunjungan kasus indera dapat dilihat pada grafik berikut:
171
196
0 0
3
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.94 Cakupan Kunjungan Kasus Indera Puskesmas Kota Padang Tahun 2015
d. Program Kesehatan Jiwa
Kesehatan
Jiwa adalah
program
pelayanan
kesehatan
jiwa yang
dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat, dalam rangka mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui kegiatan pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa dan konseling jiwa. Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain . Tabel 7.23 Kunjungan Kasus Gangguan Jiwa di Puskesmas Tahun 2015 TOTAL NO
JENIS PENYAKIT
BARU
P 205
LAMA L P 321 509
1
Neurotik
L 132
2 3
Psikotik
634
413
Epilepsi
153
138
623
492
4
Retardasi Mental
30
26
39
26
5
Napza
6
1
2
0
6
Gangguan Jiwa Lainnya
269
176
371
314
3105
1676
172
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Pada Tabel diatas dapat dilihat kasus gangguan jiwa terbanyak adalah psikotik, diikuti oleh gangguan jiwa lainnya. Data ini memberikan gambaran bahwa kesehatan jiwa perlu lebih diperhatikan lagi. e. Program Kesehatan Gigi dan Mulut
Program Kesehatan Gigi dan mulut yang dilaksanakan disemua Puskesmas yang ada di Kota Padang dengan tujuan agar masyarakat Kota Padang mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bermutu dengan kegiatan program seperti : Pelayanan BP Gigi di Puskesmas, Upaya Kesehatan Gigi anak Sekolah dan Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa. Tabel 7.24 Cakupan Program Kesehatan Gigi dan Mulut Tahun 2015 CAKUPAN
NO
PUSKESMAS
UKGS
Kunj.
Integrasi
DHE
5%
Bumil
90%
Skrining 90%
50%
RASIO Murid yg mendpt Perawatan
Tambal
Cabut
I:I
50%
1
Padang Pasir
6,00%
84%
32%
89,80%
0
5
455
1 : 91
2
Andalas
7,20%
41%
86%
95%
5%
326
702
1 : 2,1
3
Ulak Karang
8,40%
54%
61,50%
82%
76%
53
241
1:4
4
Alai
11%
69,80%
100%
100%
60%
133
215
1 : 1,6
5
Air Tawar
6
Seb.Padang
7
Pemancungan
8
Rawang
9
Lb.Buaya
3,90%
10
Air Dingin
13,80%
30,60%
98%
93%
85%
11
Anak Air
6,60%
14,80%
79,50%
96,60%
43%
12
Ikur Koto
10%
40,00%
98%
98%
31,60%
90
226
1:2
13
Nanggalo
7,70%
90%
77,80%
90%
0
92
197
1 : 2,1
14
Lapai
6,80%
94,50%
80,90%
94,40%
0
45
194
1 : 4,3
15
Kuranji
7,30%
18%
61%
92%
50,40%
157
290
1 : 1,9
16
Belimbing
4%
20,90%
60%
90%
41%
67
147
1:2
17
Ambacang
7,60%
85%
92%
96,50%
33,10%
238
365
1 : 1,5
18
Pauh
4,20%
1,50%
60%
95%
100%
120
318
1:2
19
Lb.Kilangan
4,10%
18%
70%
95%
50%
65
375
1 : 5,7
20
Lb.Begalung
21
Pagambiran
22
Bungus DKK
4,30%
87%
98,80%
95%
18%
84
123
1:4
11%
58%
32,90%
72%
29%
133
217
1 : 1,6
9,20%
18%
45%
82%
10%
42
358
1 : 8,5
6,60%
78,70%
62%
94%
90%
0
138
0
2,80%
97%
95%
91%
66
541
1:8
298
217
1 : 0,7
231
794
1:3
5%
54,60%
80,00%
100%
63%
95
224
1 : 2,5
5,20%
21,20%
20%
70%
4,30%
94
164
1 : 1,7
14,40%
29,80%
32,30%
70%
0
3
214
1 : 71
6,50%
46%
69,30%
90,20%
40%
2437
6715
1:3
173
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Dari tabel diatas dapat dilihat cakupan pelayanan kesehatan gigi dan mulut sudah melebihi target 5%, dimana cakupan pelayanan gigi di kota Padang sudah mencapai 6,5 % ,artinya program kesehatan gigi dan mulut sudah menyentuh masyarakat di kota Padang. Kegiatan gigi terintegrasi dengan KIA targetnya adalah 50%, dan yang sudah dicapai 46%, di bandingkan dengan tahun 2014 adanya peningkatan yaitu 37%. Dari tabel diatas dapat dilihat sudah hampir semua puskesmas dikota padang sudah melakukan kegiatan perawatan gigi di Puskesmas. Puskesmas yang tidak melaksanakan perawatan / penambalan gigi adalah Puskesmas Rawang hal ini disebabkan kursi gigi yang tidak berfungsi maksimal dan bahan penambalan tidak ada. f.
Program Upaya Kesehatan Kerja
Program
kesehatan
kerja
merupakan
suatu
upaya
pemberian
perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja bagi masyarakat pekerja yang bertujuan untuk memeliharan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja, mencegah timbulnya gangguan kesehatan, melindungi pekerja dari bahaya kesehatan serta menempatkan pekerja di lingkungan kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerja. Upaya kesehatan kerja mencakup kegiatan pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit termasuk pengendalian faktor resiko, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan termasuk pemulihan kapasitas kerja. Puskesmas di Kota Padang yang telah melaksanakan upaya Kesehatan Kerja sebanyak 19 Puskesmas. Implementasi pelaksanaan program di Puskesmas masih dalam tahap sosialisasi program, progam ini baru dilaksanakan pada bulan Maret 2015 dengan mengintegrasikan kunjungan program UKK dengan kunjungan Puskesmas untuk penjaringan kasus akibat kerja Optimalisasi kinerja program harus didukung oleh Sistem Upaya Kesehatan Kerja internal Puskesmas. Sistem kerja internal ini terdiri dari: 174
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
1) Struktur Tim UKK Puskesmas beserta uraian tugas 2) Rencana kerja UKK bulanan 3) Pemetaan pos UKK di ingkungan kerja Puskesmas 4) Analisis faktor resiko dan cara meminimalisir faktor resiko Pelayanan upaya kesehatan kerja secara eksternal berupa pelayanan kesehatan kerja pada Po-Pos UKK yang telah terbentuk. Jumlah pos UKK yang telah ada di wilayah kerja Puskemas Kota Padang adalah 12 Pos. Grafik berikut menggambarkan cakupan program UKK Puskesmas Tahun 2015. Pekerja sakit yang dilayani sebanyak 17.332 orang dengan kasus penyakit umum pada pekerja sebanyak 12.446 orang. Grafik 7.95 Cakupan Program UKK Puskesmas Tahun 2015
Konsep pelayanan kesehatan kerja dasar adalah upaya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat pekerja secara minimal dan paripurna meliputi upaya peningkatan kesehatan kerja, pencegahan, penyembuhan serta pemulihan PAK dan PAHK oleh institusi pelayanan kesehatan kerja dasar. Pelayanan kesehatan kerja yang diberikan Puskesmas masih bersifat kuratif. Upaya
pemeliharaan
dan
peningkatan
kesehatan
berguna
untuk
meniingkatkan kapasitas kerja dan preventif yang penting menurunkan prevalensi PAK / PAHK & KAK masih terabaikan.
Tujuan umum dari
program UKK di Puskesmas adalah terselenggaranya pelayanan kesehatan 175
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
kerja dasar oleh Puskesmas dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja. Tujuan khusus dari Usaha Kesehatan kerja adalah : 1) Meningkatnya kemampuan tenaga Puskesmas memecahkan masalah kerja di wilayahnya. 2) Teridentifikasinya permasalahan kesja di wilayah Puskesmas. 3) Teridentifikasinya potensi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas 4) Terlaksananya yan kesja yang berkualitas. 5) Terselenggaranya kemitraan dengan para pengandil dalam pelayanan kesja dasar. 6) Terselenggaranya koordinasi lintas program dan lintas sektor dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja 7) Terbentuknya unit pelayanan kesehatan kerja di kawasan industri. g.
Perkesmas
Program Perkesmas (Perawatan Kesehatan Masyarakat) dilaksanakan disetiap Puskesmas yang ada di Kota Padang dengan mengoptimalkan fungsi keluarga dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam menangani masalah kesehatan dan mempertahankan status kesehatan anggotanya.
No
Tabel 7.25 Pembinaan Keluarga Tahun 2015 KELUARGA YANG DIBINA
JUMLAH
1
Keluarga dengan kasus Maternal Risti/ Rawan kesehatan
142
2
Keluarga dengan kasus Anak Risti/ Rawan kesehatan
148
3
Keluarga dengan Masalah Gizi
137
4
Keluarga dengan kasus Penyakit Menular
651
5
Keluarga dengan Usia Lanjut Risti/ Rawan kesehatan
1059
6
Keluarga dengan Penyakit Tidak Menular Jumlah
1962
Table berikut menggambarkan KK bermasalah kesehatan yang dibina, keluarga yang dibina terbanyak adalah keluarga dengan permasalahan penyakit tidak menular,
keluarga dengan usia lanjut risti
dan keluarga
dengan kasus penyakit menular. 176
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Tabel 7.26 Indikator Penilaian Output Kegiatan Perkesmas Tahun 2015 No Tingkat Kemandirian Sebelum Dibina Setelah Dibina Keluarga 1 KM-I 1792 4 2 KM-II 1456 91
3 4 5
KM-III KMIV
191 111
1686 1769
Jumlah
3550
3550
Pada grafik berikut dapat dilihat setelah dilakukan pembinaan tingkat kemandirian keluarga pindah kearah tingkat kemandirian II, III, dan IV, namun masih ada keluarga yang berada pada tingkat kemandirian I, artinya butuh pendampingan yang intensif pada keluarga yang sulit untuk merubah tingkat kemandiriannya, misalnya dengan frekuensi kunjungannya yang diperbanyak. Grafik 7.96 Indikator Penilaian Output Kegiatan Puskesmas Tahun 2015
h.
Program Pelayanan Rumah Sakit
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dirumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang kompleks. 177
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Tabel 7.27 Data Dasar Rumah sakit Pemerintah dan Swasta di Kota Padang Tahun 2015 No
Rumah Sakit
Kelas
Akreditasi
Kapasitas TT
B
proses
800
Hankam/Umum
C
Sudah
187
Pemko/Umum Depkes/Khusus
C A
Sudah Sudah
153 316
Polisi/Umum
D
Belum
50
Swasta/Umum
C
Sudah
160
Swasta/Umum
C
proses
151
BMC
Swasta/Umum
-
Belum
78
Selaguri
Swasta/ Umum
-
Belum
62
10
Aisyiyah
Swasta/Umum
D
Sudah
60
11
Ibnu Sina
Swasta/Umum
C
proses
104
12
Siti Rahmah
Swasta/Umum
C
proses
126
13
RSK Bedah Kartika Docta
Swasta/Khusus
-
Belum
-
14
RSK Ropanasuri
Swasta/Khusus
C
Belum
29
15
RSJ Puti Bungsu
Swasta/Khusus
C
Belum
45
16
RSB Mutiara Bunda
Swasta/Khusus
-
Belum
14
17
RSB Annisa
Swasta/Khusus
D
Belum
17
18
RSB Siti Hawa
Swasta/Khusus
D
Belum
39
29
RSB Bunda
Swasta/Khusus
-
Belum
30
20
RSB Lenggogeni
Swasta/Khusus
-
Belum
-
21
RSB Tiara Anggrek
Swasta/Khusus
-
Belum
25
22
RSIA Cicik
Swasta/Khusus
-
Belum
25
23
RSB Ananda
Swasta/Khusus
-
Belum
-
24
RSB Restu Ibu
Swasta/Khusus
-
Belum
21
25
RSM Sitawa
Swasta/Khusus
-
Belum
21
26
RS Mata. PEC
Swasta/Khusus
C
proses
25
27
RS Mata Regina Eye Center
Swasta/Khusus
-
Belum
20
28
RSK Gigi dan Mulut Baiturrahmah
Swasta/Khusus
-
Belum
-
1
M Djamil
2
Reksodiwiryo
3 4
RSUD RSJ HB Saanin
5
Bhayangkara
6
Yos Sudarso
7
Semen Padang Hospital
8 9
Jenis Depkes/Umum
178
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
i.
Laboratorium
Pelayanan laboratorium yang dilaksanakan di Puskesmas adalah pelayanan laboratorium sederhana dasar yang merupakan pelayanan dasar esensial di bidang laboratorium kesehatan yang diperlukan di tingkat Puskesmas dan diselenggarakan secara khusus atau terpadu dengan kegiatan pokok Puskesmas lainnya, dilaksanakan oleh tenaga analis laboratorium dengan dukungan peran serta aktif masyarakat baik di dalam maupun di luar gedung. Fungsi laboratorium sederhana di Puskesmas antara lain untuk melaksanakan pemeriksaan laboratorium sederhana, mengumpulkan dan merujuk spesimen, melaksanakan pemeriksaan penyaringan (screening) ibu hamil, melaksanakan pemeriksaan laboratorium untuk mendukung program lain
(TB,
malaria),
melaksanakan
pencatatan
dan
pelaporan,
serta
melaksanakan penyuluhan kesehatan. Tabel 7.28 Laporan Kegiatan Laboratorium Puskesmas di Kota Padang Tahun 2015 NO
KEGIATAN
L
A 1 2 3 4 5 6 7
8
B 9
TOTAL NEGATIF
POSITIF P
L
MIKROBIOLOGI (Pemeriksaan Peny Menular) HIV 35 4 Gonorche/Klamidia/Sipilis 51 68 Kandida/Tinea 20 71 BTA/Tuberclusa 296 186 LEPRA Difteria Parasitologi : a. Malaria 5 2 b. Filariasis c. DHF 14 18 d. Campak Parasitologi Tinja : a. Amuba 2 b. Ancylostoma 3 2 c. Trichuris -
1.478 706 78 3.244 9 46 83 1 44 3 -
PEMERIKSAAN KLINIK Hematologi : a. Trombosit b. Gula Darah c. Haemoglobin d. Erytrocyt e. Laju Endap Darah f. Hitung Jenis Darah g. Leucocyt h. Golongan Darah
35 197 35 14 2
72 4 -
213 21 3 -
P
JUMLAH L
P
2.681 974 174 3.256 5 78 127 2 64 1 4 -
6.104 1.494 757 98 3.543 11 46 89 2 58 6 -
7.721 2.682 1.042 245 3.443 8 78 129 3 82 3 6 -
54 354 168 19 31
23.852 728 6.537 1.472 75 38 281 706
86.084 1.387 16.326 9.730 168 71 77 357 3.717
179
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
NO
KEGIATAN
L
10
C
TOTAL NEGATIF
POSITIF P
L
P
JUMLAH L
P
i. Cholesterol j. Hematokrit k. Asam Urat l. Widal AIR KEMIH/ URINE
72 60 -
231 5 132 -
49 14 80 3
110 68 246 7
3.485 399 4.243 52
9.442 1.237 10.218 111
a. Albumin b. Reduksi c. Urobilin d. Bilirubin e. Sedimen f. Erytrosit g. Leucocyt h. Cylinder i. Colli Monini j. Plano Test/GM Test k. Reaksi l. Protein m. Kejernihan n. Warna o. Epitel p. Lain-lain Serologi Kimia Darah , Body Fluit Sperma
71 671 3 22 8 10 7 2 152 44 45 57 3
428 1.791 38 17 16 27 17 27 1.572 559 291 159 182 4 2
746 1.590 227 396 51 78 76 66 9 335 399 374 335 6 4
5.621 8.181 775 1.693 89 158 146 168 48 1.652 1.632 2.892 2.413 2.448 55 2
794 2.239 254 439 59 88 83 68 12 501 443 433 417 6 456 7
5.947 9.943 856 1.865 106 174 173 185 75 3.234 2.205 3.183 2.586 2.652 59 1.037 4
30.412
94.842
Jumlah (A+B+C)..
Pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Tahun 2015 yang terbanyak adalah pada jenis kelamin perempuan yaitu 94.842 sedangkan laki-laki sebanyak 30.412. Pemeriksaan klinik berupa pemeriksaan darah dan pemeriksaan urine sebanyak 109.936, pemeriksaan mikrobiologi sebanyak 13.825 seperti pada grafik berikut ini:
180
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.97 Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas Tahun 2015
Jumlah pemeriksaan menurut jenis, jumlah pemeriksaan darah adalah pemeriksaan yang terbanyak yaitu sebanyak 70.857 sedangkan pemeriksaan urine sebanyak 39.079. Pemeriksaan BTA dilakukan sebanyak 6.986 kasus dan kasus dengan BTA positif ditemukan sebanyak 6.986. j. Pembentukan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD)
Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah
di
lingkunganpemerintah
daerah diIndonesia yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang/jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah, dengan status hukum tidak terpisah dari pemerintah daerah. Berbeda dengan SKPD pada umumnya, pola pengelolaan keuangan BLUD memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, seperti pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya. Sebuah satuan kerja atau unit kerja dapat ditingkatkan statusnya sebagai BLUD.
181
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Puskesmas sebagai BLU, diberikan kebebasan dalam meningkatkan pelayanannya
ke
masyarakat.
Puskesmas
akan
mengelola
sendiri
keuangannya, tanpa memiliki ketergantungan ke Pemkot seperti yang terjadi selama ini. Gagasan untuk menjadi BLUD sudah jelas secara institusional menjadi badan layanan umum. Dalam hal ini, layanan kesehatan diberikan keleluasaan dalam konteks mengelola baik dari sisi sumber daya manusia (SDM) hingga penganggaran. Dasar Hukum pembentukan PPK-BLUD adalah sebagai berikut: a. UU nomor 1 Tahun 2004 Ttg Perbendaharaan Negara, pasal 68 dan 69 b. PP 23/ 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. PP 74/2012 tentang Perubahan PP23/2005 d. Permendagri 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah e. Permenkeu nomor 7, 8, 9 dan 10/2006 dan penyempurnaannya ttg pengelolaan BLU f.
Permendagri no 61/2007 ttg Petunjuk teknis pengelolaan keuangan BLUD;
g. SE Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2759/SJ tentang Pedoman Penilaian Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah h. Permendagri No.61 Tahun 2007 tentang petunjuk teknis Pembentukan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Demi memberikan pelayanan yang yang lebih maksimal terhadap masyarakat, maka Dinas Kesehatan Kota Padang melalui Seksi Pelayanan Kesehatan dan Rujukan menfasilitasi perubahan status Puskesmas di Kota Padang menjadi BLUD dalam pengelolaan keuangan. Sumber pendapatan Puskesmas yang dikelola oleh Unit PPK-BLUD adalah dana Jaminan Kesehata Nasional (JKN) yang selama ini dikelola langsung oleh Puskesmas melalui pembinaan dari Dinas Kesehatan Kota Padang mengikuti sistem penganggaran dari APBD Pemerintah Kota Padang. Tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam pembentukan unit PPKBLUD Puskesmas Kota Padang adalah sebgai berikut :
182
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
1. Pembentukan tim pembina BLUD di Dinas Kesehatan kota Padang dan Kelompok Kerja BLUD di Puskesmas 2. Rapat Tim Pembina BLUD di Dinas Kesehatan kota Padang (Tanggal 5 Februari 2015) 3. Sosialisasi sistem PPK-BLUD ke Puskesmas dan Pejabat Struktural di dinas Kesehatan kota Padang (Tanggal 10 Februari 2015) 4. Pendampingan penyusunan dokumen administrasi oleh BPKP Perwakilan Sumbar kepala seluruh Puskesmas (Sistem BLUD per-Puskesmas) Tanggal 23 Februari-15 Mei 2015. 5. Penetapan Tim Penilai dan Tim Teknis BLUD melalui SK Walikota Padang 6.
Kaji terap BLUD ke Dinas Kesehatan Pekalongan dan Puskesmas Pasar Rebo Jakarta bersama Assisten Administrasi, Kabid Perbendaharaan BPKA, Bagian Pemerintahan Pemerintah Kota Padang Tanggal 2-6 Juni 2015
7.
Rapat Teknis DKK Padang dengan Tim Teknis BLUD yang menghasilkan perubahan sistem PPK-BLUD dari sistem per-Puskemsas menjadi satu unit manajemen (Unit PPK-BLUD Puskesmas Kota Padang) tanggal 19 Juni 2015
8.
Pembentukan Tim self Assesmen dokumen administrasi BLUD Dinas Kesehatan Kota Padang
9.
Rapat pembentukan tim pengelola BLUD Puskemsas Kota Padang Tanggal 06 Agustus 2015
10. Pendampingan penyusunan dokumen administrasi bagi tim pengelola BLUD puskesmas (satu manajemen) oleh narasumber dari BPKP perwakilan sumbar tanggal 18 dan 19 Agustus 2015 11. Penilaian dokumen administrasi oleh Tim Self Assesmen Tahap 1 dlaksanakan pada tanggal 30 September 2015 dengan nilai 59 (lima puluh sembilan) dan masih dibutuhkan banyak perbaiakn pada isi dokumen administrasi
183
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
12. Penilaian dokumen administrasi oleh Tim Self Assesmen Tahap 2 dlaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2015 dengan nilai 90 (sembilan puluh) dan diusulkan mendapatkan status BLUD penuh kepada tim teknis BLUD 13. Penilaian dokumen administrasi oleh Tim teknis BLUD Kota Padang tanggal 15 Oktober 2015 dan mendapatkan nilai 87 dan diusulkan mendapatkan status BLUD Penuh kepada Tim penilai BLUD Kota Padang 14. Penilaian dokumen administrasi oleh Tim Penilai BLUD Kota Padang yang dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2015 dan mendapatkan nilai 87,7 (delapan puluh tujuh koma tujuh) dan diusulkan mendapatkan status BLUD Penuh kepada Walikota Padang untuk ditetapkan. 15. Penetapan status BLUD Puskemsas Kota Padang melalui Perwako 16. Pencanangan Unit PPK-BLUD Puskesmas Kota Padang Tangal 31 Desember 2015 17. Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan dari pejabat Unit PPKBLUD Puskesmas Kota Padang pada Tanggal 26 Januari 2015. k. Kegiatan Sertifikasi ISO 9001:2008
Di masa atau era globalisasi puskesmas diharapkan menjadi instusi pelayanan kesehatan professional yaitu puskesmas yang berorientasi pada kualitas layanan yang kompeten, inovatif, berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Penerapan Standar Sistim Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008, Penyusunan Standar Pelayanan Publik (SPP) dan dilakukan Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) merupakan wujud penerapan Standar Pelayanan Prima yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik, meningkatkan kinerja sistim, dan citra instansi dengan diperolehnya pengakuan standar pelayanan secara internasional (Sertifikasi ISO 9001: 2008). Organisasi yang menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dijamin dapat memenuhi persyaratan baik yang ditetapkan oleh perundangundangan terlebih lagi persyaratan pelanggan. Organisasi yang menerapkan 184
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dituntut untuk meninjau semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan ruang lingkup pekerjaan organisasi tersebut. ISO 9001: 2008 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen kualitas. ISO 9001: 2008 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesiflk dari pelanggan, di mana organisasi yang di-kontrak itu bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk tertentu, atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh organisasi. Di bidang kesehatan, pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat merupakan produk utama. Tolok ukur kinerja dari pelayanan kesehatan yang diberikan adalah kepuasan masyarakat dalam menerima pelayanan kesehatan. Kepuasan berkaitan dengan mutu pelayanan yang diberikan serta komitmen dari pemberi pelayanan sehingga dapat memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat baik sehat maupun sakit. Dilatar belakangi hal tersebut maka Dinas Kesehatan akan meningkatkan status Puskesmas sebagai ujung tombak pemberi pelayanan kepada masyarakat menjadi Puskesmas yang bersertifikasi ISO (International Standarization Organization) 9001: 2008 pada Tahun 2015 ini. ISO merupakan turunan dari Konsep Total Quality Managemen tersebut, yang memiliki standar manajemen mutu bagi setiap organisasi, termasuk organisasi pelayanan publik. Penerapan ISO ternyata mampu membuahkan hasil yang cukup baik bagi organisasi pelayanan publik. Sebagai contoh adalah puskesmas, beberapa Puskesmas yang telah bersertifikat ISO, ternyata mampu menunjukkan sebuah perubahan. Sistem manajemen mutu ISO yang berorientasi pada kepuasan pelanggan ternyata mampu mendorong puskesmas
untuk
menyediakan
pelayanan
yang
memuaskan pasien / masyarakat. 185
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Penerapan Standarisasi ISO 9001:2008 dilaksanakan melalui proses lelang terbuka di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemko Padang dengan PT.Sucofindo Prima International sebagai pemenang lelang. Penerapan standarisasi ISO 9001:2008 dilaksanakan pada 4 lokasi yaitu di Dinas Kesehatan Kota Padang, Puskesmas Lapai, Puskesmas Padang Pasir, Puskesmas Padang Pasir dan Puskesmas Lubuk Buaya. Standarisasi ISO 9001:2008 mempunyai prinsip sebagai berikut : 1) Standar yang diakui secara internasional 2)
Mencakup seluruh aspek manajemen
3)
Merupakan sistem manajemen mutu yang siap pakai/generik.
4)
Dapat dibuktikan penerapan
Tujuan penerapan ISO 9001:2008 ini adalah antara lain: 1) Program dan pelaksanaan pelayanan publik berjalan dengan lancar dan konsisten; 2) Menghasilkan dan meningkatkan mutu pelayanan/jasa yang sesuai dengan standar mutu nasional dan internasional; 3) Meningkat efisiensi, efektifitas dan produktivitas
secara
berkesinambungan; Tahapan kegiatan yang dilaksanakan untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 adalah : 1) Penetapan komitmen menajemen puncak melalui sosialisasi kepada pejabat struktural di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang terutama Dinkes Kota Padang, Puskesmas Lapai, Puskesmas Padang Pasir dan Puskesmas Lubuk Buaya 2) Pembentukan Tim ISO pada masing- masing instansi yang akan di ISO kan 3) Identifikasi proses bisnis dan kaji awal pada Dinkes Kota Padang, Puskesmas Lapai, Puskesmas Padang Pasir dan Puskesmas Lubuk Buaya oleh tim konsultan pada tanggal 04 Agustus 2015 4) Pelatihan kesadaran mutu dan dokumentasi pada tanggal 11 dan 12 Agustus 2015 186
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
5) Disain sistem manajemen mutu dan dokumentasi pada Dinkes Kota Padang, Puskesmas Lapai, Puskesmas Padang Pasir dan Puskesmas Lubuk Buaya didampingi dan dibimbing oleh konsultan 6) Penandatanganan komitmen penerapan ISO 9001:2008 pada tanggal 28 september 2015 7) Penandatanganan dokumen sistem manajemen mutu dan dokumentasi pada tanggal 06 Oktober 2015 8) Penerapan sistem manajemen mutu dan dokumentasi pada Dinkes Kota Padang, Puskesmas Lapai, Puskesmas Padang Pasir dan Puskesmas Lubuk Buaya 9) Pelatihan audit internal yang diikuti oleh calon auditor dari Dinkes Kota Padang, Puskesmas Lapai, Puskesmas Padang Pasir dan Puskesmas Lubuk Buaya pada tanggal 07 – 09 Oktober 2015 10) Pelaksanaan audit internal terhadap sistem manajemen mutu dan dokumentasi pada Dinkes Kota Padang, Puskesmas Lapai, Puskesmas Padang Pasir dan Puskesmas Lubuk Buaya pada tanggal 08 Oktober 2015 11) Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) yang membahas hasil audit internal dan tindak lanjut menghadapi audit eksternal pada tanggal 02 November 2015 12) Pelaksanaan audit eksternal tahap 1 pada tanggal 10 November 2015 di Dinkes Kota Padang, Puskesmas Lapai, Puskesmas Padang Pasir dan Puskesmas Lubuk Buaya 13) Rapat koreksi hasil temuan audit eksternal tahap 2 pada tanggal 13 November 2015 14) Pelaksanaan audit eksternal tahap 2 pada tanggal 25 November 2015 di Dinkes Kota Padang, Puskesmas Lapai, Puskesmas Padang Pasir dan Puskesmas Lubuk Buaya 15) Pencanangan
dan
penerimaan
sertifikat
ISO
9001:2008
yang
dilaksanakan pada tanggal 31 Desember 2015 oleh Walikota Padang.
187
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
l. Laporan Kematian
Jumlah kematian di wilayah Puskesmas Kota Padang pada Tahun 2015 adalah 1.094 orang. Grafik 8 menggambarkan jemlah kematian berdasarkan jenis kelamin, kamtian laki-laki sebanyak 625 orang dan perempuan sebanyak 469 orang. Kasus kematian terbayak terjadi pada bulan Agustus 2015. Grafik 7.98 Jumlah Kematian di Puskesmas Tahun 2015
m.Pembinaan ke Puskesmas Pembantu
Pustu merupakan unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu memperluas jangkauan Puskesmas dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia. Puskesmas dan Pustu sangat berperan penting dalam meningkatkan akses
peningkatan
pelayanan
kesehatan
yang
merata,
seperti
pusat
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan kelarga dan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi; pelayanan kesehatan perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods). Untuk
melancarkan
pelaksanaan
fungsi
pelayanan
kesehatan
masyarakat, Puskesmas Pembantu merupakan bagian utama dalam jaringan 188
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
pelayanan puskesmas, dalam jaringan pelayanan Puskesmas di setiap wilayah Desa dan kelurahan pustu merupakan bagian integral dari Puskesmas, dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil dan derajat kecanggihan yang lebih rendah. Di wilayah pinggir kota masalah keterbatasan penduduk miskin untuk menjangkau pelayanan kesehataan juga sangat terasa. Dengan berbagai hambatan, letak geografis dan sarana transportasi seharusnya Pustu menjadi pilihan masyarakat untuk dimanfaatkan karena merupakan satu-satunya pelayanan kesehatan yang bisa di jangkau oleh masyarakat. Hasil Pembinaan yang dilakukan di Puskesmas Pembantu selama Tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Jumlah Puskesmas Pembantu yang aktif sebanyak 60 unit yang masih aktif. 2) Kondisi fisik bangunan dan sarana prasarana di Pustu pada beberapa Pustu masih butuh perhatian seperti kondisi banjir, keterbatasan sumber air, keterbatasan alat kesehatan, 3) Pemanfaatan alkes yang belum optimal sesuai kegunaanya (partus set dan bed ginecology) 4) Keterbatasan jumlah petugas kesehatan (1 orang) 5) Pencatatan dan pelaporan yang masih belum lengkap pada beberapa Puskesmas Pembantu 6) Jumlah kunjungan yang sedikit pada setiap Pustu (5-15 orang per hari) Jadwal kunjungan dokter ke Pustu yang kurang dikarenakan keterbatasan jumlah dokter umum di Puskesmas Induk.
E. BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN 1. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan
Adapun pencapaian program pada seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan tahun 2015 sebagai berikut:
189
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
a. Pembangunan Pustu Parak Karakah
Pembangunan Pustu Parak Karakah dilaksanakan agar tersedia bangunan puskesmas pembantu yang represen tatif untuk pelayanan kesehatan masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan di wilayah tersebut meningkat. Kegiatan pembangunan pustu parak karakah ini terlaksana 100% secara fisik maupun keuangan, dengan nilai kontrak
Rp.261.572.000.(pisik),
Rp.23.886.000.(perencanaan), Rp.15. 600.000.(pengawasan), total nilai asset Rp.301.064 000. b. Pengadaan Sarana Dan Prasarana Puskesmas
Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas bertujuan agar tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang kelancaran pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pengadaan sarana dan prasaran tersebut terdiri dari: 1) Pengadaan AC Floor Standing 5 PK Pengadaan AC ditujukan agar tersedianya sarana penunjang aula kantor Dinas Kesehatan Kota Padang dan tercipta kenyamanan bagi pengguna aula tersebut. 2) Pengadaan Meubiler dan Almari (almari, meja arsip, kursi kerja dan perlengkapan kantor). Pengadaan meubiler dan almari bertujuan agar tersedia sarana dan prasarana yang memadai guna menunjang pelayanan kesehatan di puskesmas dan tersedianya perlengkapan kantor yang baik seperti: meja resepsionis/counter kantor Dinas Kesehatan Kota Padang pada lantai 1 dan 2, meja ½ biro , meja rapat aula DKK lantai 2 sejumlah 20 unit. Untuk meja ½ biro sebanyak 46 unit, diserahkan ke Puskesmas Kota Padang. 3) Pengadaan komputer/PC, notebook dan printer Tujuan pengadaan komputer/PC, notebook dan printer adalah agar terpenuhinya kebutuhan computer/PC, notebook dan printer pada Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang untuk menunjang pelayanan kantor dan pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas 190
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Kota Padang. c. Rehabilitasi Sedang/Berat Pustu
Kegiatan rehabilitasi Puskesmas Pembantu untuk memperbaiki bangunan yang rusak dan menambah ruangan pelayanan kesehatan masyarakat. Dengan meningkatkan
kualitas pisik
bangunan
sarana pelayanan
Puskesmas
Pembantu ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pelanggan yang berkunjungn ke Puskesmas Pembantu dan meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pembantu tersebut. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat yang berobat ke Puskesmas Pembantu di wilayah kerja Puskesmas di Kota Padang. Rehabilitasi Pustu yang telah dilaksanakan adalah Pustu Taruko I, Tarok, Tanjung Aur Balai Gadang, Air Tawar Timur, Alai Parak Kopi, Pustu Dadok Tunggul Hitam, Kubu Dalam dan Pustu Lubuk Lintah. d. Lanjutan Pembangunan Gudang Farmasi Kota
Tujuan lanjutan pembangunan Gudang Farmasi Kota adalah agar tersedianya gudang farmasi kota yang representatif untuk Dinas Kesehatan Kota Padang. Kegiatan ini dilaksanakan melalui proses tender di ULP Kota Padang, dengan nilai kontrak sejumlah Rp. 919.493.000,-. Kegiatan ini terlaksana dengan baik secara fisik maupun keuangan. e. Pengadaan Alat-Alat Kedokteran Dan Alat Laboratorium
Tujuan Pengadaan Alat Kedokteran dan alat laboratorium adalah tersedianya peralatan yang memadai di seluruh Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang, sehingga bisa meningkatkan pelayanan. Sasaran kegiatan ini adalah Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang. Kegiatan ini terlaksana dengan baik secara fisik maupun keuangan, melalui proses e-purchasing dengan 3 (tiga) perusahaan, dengan total nilai kontrak sejumlah Rp. 3.021.949.200,f. Pengadaan Puskesmas Keliling
Tujuan pengadaan puskesmas keliling adalah tersedianya kendaraan bermotor roda 4 dalam mendukung pelayanan kesehatan dasar pada wilayah 191
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
kerja puskesmas dengan medan sulit yaitu Puskesmas Pauh dan Puskesmas Bungus. Kegiatan ini terlaksana 100% secara fisik dan keuangan, melalui epurchasing, dengan nilai kontrak Rp. 980.700.000,-. g. Pengadaan Alat Kesehatan
Tujuan pengadaan alat kesehatan adalah tersedianya alat kesehatan/ kedokteran dalam mendukung pelayanan kesehatan dasar di puskesmas, agar dapat meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas bagi masyarakat. Kegiatan ini terlaksana 100% secara fisik dan keuangan melalui epurchasing dan tender di ULP Kota Padang, dengan total nilai kontrak sejumlah Rp. 2.535.704.353,-. h. Layanan Perkantoran
Pendukung operasional perkantoran administrasi dan pelaporan dalam mendukung pengadaan puskesmas keliling dan alat kesehatan. Kegiatan ini terlaksana dengan baik secara fisik maupun keuangan, sejumlah Rp. 35.620.000,-.
2. Seksi Kefarmasian
Disamping kegiatan yang bersifat pengawasan dan pembinaan terhadap sarana pelayanan kefarmasian, Seksi Kefarmasian Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan juga melaksanakan kegiatan rutin seperti: a. Pemantauan penulisan resep Obat Generik di puskesmas dan jaringannya. Pada umumnya di puskesmas dan jaringannya telah melakukan Peresepan Obat secara Rasional (Rerata jumlah R/ dalam resep 2,47 penggunaan injeksi pada myalgia 0,0 %, penggunaan antibiotik pada Diare Non Spesifik 6,31%, dan penggunaan antibiotik pada Ispa Non Pneumonia (9,20%), Indikator Peresepan Obat Rasional adalah Rerata jumlah R/ dalam resep tidak lebih dari 2,8, penggunaan injeksi pada myalgia 0,0 %, penggunaan antibiotik pada Diare Non Spesifik tidak lebih 8%, dan penggunaan antibiotik pada Ispa Non Pneumoni tidak lebih 10%), Peresepan/penulisan obat generik di puskesmas 192
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
dan jaringan sudah diatas target yaitu 96,62%, sementara target nasional hanya 90 %. b. Pemantauan penggunaan obat narkotika dan psikotropika di Puskesmas Di puskesmas se-Kota Padang Obat Narkotika sudah tidak diresepkan lagi, sementara Obat Golongan Psikotropika yang banyak digunakan di puskesmas adalah Diazepam 2 mg tablet, Phenobarbital 30 mg tablet, Alprazolam 1 mg tablet. Pemantau Narkotika juga dilakukan rekapitulasi pemakaian narkotika dan psikotropika di 22 Puskesmas, 64 Apotik, 7 Rumah Sakit. c. Penyuluhan dan Investigasi Keracunan Pangan. Pada Tahun 2015 terjadi tiga kali kasus keracunan pangan di Kota Padang, yaitu karena murni kasus KLB Pangan ada 2 (dua) kasus dan 1 (satu) kasus lagi disebabkan oleh keracunan Gas Carbon Monoksida. Pada Tahun 2014 ada 3 (tiga) kasus, artinya jika dibandingkan dengan Tahun 2014 , maka kasus keracunan pangan tahun 2015 sudah berkurang 33,33 %. d. Pembinaan dan Pengawasan Pangan. Menjelang dan selama bulan puasa kegiatan ini dilakukan di 11 (sebelas) Pasar Tradisional terhadap penjaja makanan-minuman ( pelataran parker Lapangan Imam Bonjol, Pasar Alai, Pasar Nanggalo, Pasar Tabing, Pasar Simpang Haru, Pasar Lubuk Buaya, Pasar Pagi Lolong, Pasar Banda Buek, Pasar Belimbing, Pasar Baru Pauh, dan Pasar Tanah Kongsi ). Kegiatan ini bertujuan untuk melindungi masyarakat terhadap peredaran makanan-minuman/pangan pabokoan dari bahaya bahan kimia berbahaya yang tidak boleh dikomsumsi, sehingga makanan-minuman/pangan pabukoan yang dikonsumsi masyarakat
sehat, hygienis, bersih dan terbebas dari
penyakit atau pangan tersebut laik untuk dikonsumsi, dan masyarakat dapat terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh makanan-minuman. Pembinaan
dan
pengawasan
terhadap
makanan
pabukouan
ini
dilaksanakan dengan Tim Terpadu, yang terdiri dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makan
Padang, Dinas Perindustrian dan Pertambangan Kota 193
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Padang/Provinsi, Satuan Polisi Pamong Praja, dan dari Kepolisian Daerah Sumatera Barat. e. Pembinaan dan Pengawasan Kosmetik Pembinaan dan pengawasan dilakukan terhadap pedagang/distributor/penjual kosmetik yang disinyalir mengandung bahan berbahaya (Air Raksa, Hydroquinon diatas 2 %), juga pengawasan terhadap Izin Edar Kosmetik, Legalitas Kosmetik (yang telah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan), dengan dilakukan kegiatan pembinaan dan pengawasan terhadap kosmetik ini, diharapkan kosmetik yang beredar terbebas dari bahan berbahaya f.
Pembinaan dan Pengawasan Obat Tradisional Pembinaan dan pengawas ini dilakukan terhadap
pedagang Obat
Tradisional, dimana disinyalir masih ada obat tradisional yang beredar di pasaran masih
mengandung bahan kimia obat (Metampiron, Paracetamol,
Dexamethason, Prednison, Glibenclamid, Sildenafil, Surbutamin), dan obat tradisional yang tidak memiliki izin edar atau tidak terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia. g. Memberikan Penyuluhan Pangan Industri Rumah Tangga. Sasarannya difokuskan kepada produsen makanan-minuman Industri Rumah Tangga yang belum dan yang telah mengikuti pelatihan, serta menerbitkan Sertifikat P-IRT. Penerbitan Sertifikat ini dikeluarkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat & Makanan Republik Indonesia Nomor : HK.03.1.23.04.12.22.05 tanggal 05 April 2012 tentang Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT). Selama tahun 2015 Dinas Kesehatan Kota Padang telah
menerbikan
Sertifikat P-IRT untuk 148 sarana P-IRT (80 sarana untuk P-IRT baru dan 40 sarana untuk perpanjangan/ganti sertifikat karena masih menggunakan SP atau menggunakan angka 13 digit dianggarkan melalui APBD Kota Padang), 20 sarana untuk olahan ikan
kerja sama dengan Kementerian Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia), serta 8 sarana. 194
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Total Sertifikat P-IRT yang telah dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Padang dari Tahun 2005 sampai saat ini telah berjumlah 1143 sarana dengan rincian : 1) Tahun 2005 : 119 sarana 2) Tahun 2006 : 102 sarana 3) Tahun 2007 : 117 sarana 4) Tahun 2008 : 157 sarana 5) Tahun 2009 : 121 sarana 6) Tahun 2010
: 101 sarana
7) Tahun 2011
: 081 sarana
8) Tahun 2012 : 020 sarana 9) Tahun 2013 : 020 sarana 10) Tahun 2014 : 157 sarana 11) Tahun 2015 : 148 sarana h. Melakukan penyuluhan terhadap pedagang kaki lima sebanyak 80 orang, bekerjasama dengan Balai Besar Obat dan Makanan di Padang, dengan anggaran yang digunakan dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan. i.
Melakukan Pembinaan terhadap 4 (Empat) Desa yang telah ditunjuk sebagai Desa Aman Pangan Food Safety Masuk Desa (Kelurahan Lubuk Kilangan, Kelurahan Surau Gadang, Kelurahan Jati Parak Salai dan Kelurahan Air Tawar Barat). Pembentukan Desa Aman Pangan ini atau disebut juga dengan
Food
Safety Masuk Desa (FSMD) terbentuk dengan adanya kerjasama dengan Balai Besar Obat dan Makanan (BBPOM) di Padang, yang merupakan program baru dari BBPOM Padang, tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat tentang program keamanan pangan dengan memberdayakan semua unsur kelompok masyarakat di desa yang dibina (Penanggung Jawab Industri Rumah Tangga, Karang Taruna, Guru dan PKK). Diharapkan dengan terlibatnya semua unsur kelompok di desa tersebut menjadikan masyarakat lebih hati-hati dan bijaksana dalam memilih 195
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
makanan untuk dikonsumsi keluarganya. j.
Bekerjasama dengan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pertambangan Energi (Perindagtamben) dan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Padang melakukan Pengawasan Terhadap Bahan Berbahaya ke sarana distribusi
minuman beralkohol ke hotel Bintang 3 (tiga) dan
Bintang 4 (Empat). Juga pengawasan terhadap peredaran buah Appel jenis Smith dan Gala asal Kalifornia, Amerika Serikat yang diduga tercemar Bakteri Isteria Monocytogenes, yang dapat menyebabkan demam yang berkepanjangan, mual, muntah, dan diare, dan dapat merusak kehamilan. k. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pedagang/penjual di Pasar Alai, Pasar Tanah Kongsi, Pasar Ulak Karang dan Pasar Banda Buek. Dimana pasar tersebut di atas telah dicanangkan menjadi Pasar Aman, artinya pedagang/penjual yang ada di pasar tersebut tidak menyediakan atau menjual pangan yang mengandung bahan kimia berbahaya (Rhodamin B, Boraks, Formalin, dan Methanyl Yellow) 3. a.
Seksi Jaminan Kesehatan Kepesertaan
Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) meliputi Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan bukan PBI JKN dengan rincian sebagai berikut: 1) Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu. 2) Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin. Peserta Program Jaminan Kesehatan Kota Padang yang terdaftar pada Pemberi Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, setiap bulan ditetapkan dengan Keputusan Kepala BPJS Kesehatan Cabang Padang, yang mana jumlah pesertanya meningkat setiap bulan. Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional Kota Padang terdiri dari Peserta Jaminan Kesehatan Sumbar Sakato/Jamkesda, Jamkesmas, ASN, TNI/POLRI, Pegawai Swasta, Pekerja Penerima Upah (PPU) dan Mandiri. 196
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Adapun jumlah peserta JKN penduduk Kota Padang yang terdaftar di BPJS Kesehatan sebagai berikut : Tabel 7.29 Jumlah Peserta JKN di Kota Padang Tahun 2015 No
Bulan
PBI
Non
Panti
PBI
Jamkesmas/KIS
JKSS
Sosial
Jumlah
1
Januari
351.393
187.932
91.948
150
631.423
2
Februari
360.094
187.904
91.948
150
640.096
3
Maret
358.080
187.838
91.948
150
638.016
4
April
362.073
187.709
91.098
150
641.030
5
Mei
365.508
187.695
91.716
150
645.069
6
Juni
362.578
187.710
91.344
150
641.782
7
Juli
364.715
187.729
86.411
150
639.005
8
Agustus
364.666
187.756
86.411
150
638.983
9
September
368.657
187.752
86.411
150
642.970
10
Oktober
372.218
187.771
86.411
150
646.550
11
Nopember
376.627
187.790
86.411
150
650.978
12
Desember
379.310
187.786
86.411
150
653.657
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah Peserta JKN yang terdaftar di BPJS Kesehatan meningkat setiap bulannya, awal Januari jumlah peserta 631.423 jiwa sedangkan bulan Desember menjadi 653.657 jiwa. Sedangkan jumlah Peserta JKN yang terdaftar di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Milik Pemerintah di Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang setiap bulannya dapat dilihat pada grafik berikut ini :
197
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.99 Jumlah Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 428,000 426,000 424,000
426,518 426,207 425,700 424,804 425,090 423,801
422,000 420,000 418,000
419,272 418,424 418,353 417,955 418,341 416,948
416,000 414,000 412,000
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional meningkat setiap bulannya pada 6 (enam) bulan pertama. Sedangkan enam bulan terakhir terjadi penurunan, hal ini disebabkan adanya rekon data JKSS sehingga adanya pengurangan jumlah peserta karena ditemukan ada peserta ganda, pindah dan meninggal. Jumlah peserta JKSS awal tahun 2015 sebanyak 91.948 jiwa, setelah rekon pada bulan Juni jumlah peserta JKSS menjadi 86.411 jiwa.
b.
Kunjungan Peserta JKN
Jumlah kunjungan dan rujukan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berdasarkan jender perbulan se Kota Padang dapat dilihat pada tabel berikut :
198
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Tabel 7.30 Jumlah Kunjungan dan Rujukan Peserta JKN Se Kota Padang tahun 2015 Bulan
KUNJUNGAN
RUJUKAN
%
L
P
Jumlah
L
P
Jumlah
Rujukan
Januari
14,721
25,681
40,402
3,380
5,034
8,414
20.83
Februari Maret
15,063 17,127
26,019 28,268
41,082 45,395
2,772 3,066
4,525 4,848
7,297 7,914
17.76
April
16,772
26,514
43,286
3,137
4,966
8,103
18.72
Mei
14,366
25,892
40,258
2,949
4,385
7,334
18.22
Juni
14,174
25,398
39,572
2,894
4,132
7,026
17.75
Juli
12,387
21,589
33,976
2,408
3,511
5,919
17.42
Agustus
15,085
27,523
42,608
3,354
5,008
8,362
19.63
September
15,864
28,047
43,911
2,961
4,814
7,775
17.71
Oktober
17,709
29,779
47,488
3,244
4,914
8,158
17.18
November
16,950
26,006
42,956
3,281
4,673
7,954
19
Desember
16,841
27,588
44,429
3,546
5,152
8,698
20
JUMLAH
187.059
318.304
505.363
36.992
55.962
92.954
18
17.43
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan peserta JKN perempuan 318.304 kali lebih banyak dibanding jumlah kunjungan peserta laki-laki yaitu 187.059 kali. Demikian juga dengan jumlah rujukan peserta perempuan (55.962) kali lebih banyak jika dibanding dengan rujukan peserta laki-laki ( 36.962) kali. Sementara itu persentase rujukan dibanding dengan kunjungan sebanyak 18 %. Untuk kunjungan peserta JKN tahun 2015 yang berkunjung ke Puskesmas dapat di lihat pada grafik berikut :
199
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.100 Kunjungan Peserta JKN Per Puskesmas Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2015 60,000
52,609
50,000 40,000
42,663 31,608
30,000 20,000
34,905 32,279
26,377
19,064 17,096 17,223 16,477 15,022 13,061
25,280
25,481 20,423
21,825
19,829 17,982 13,625
14,352
12,059 11,591
h u a P
n a g n a li K k u b u L
10,000 0
irs a P g n a d a P
g ia n l a r a K k a l U
r a a T ir
g n a d a P g n ra e b e S
n a g n u c n a e P
t a r a B g n a a R
g n lu a g e B k u b u L
n ra i b a g a P
s la a d n
a y a u B k u b Lu
in g n i D ri
a b e ti S lo a g g n a
i a p a L
ij n a r u K
g in b li e B
g n a c a b
s u g n u B
ir k a n
o t o K r u k I
Grafik diatas menggambarkan kunjungan peserta JKN per Puskesmas, dimana
urutan teratas adalah Puskesmas Lubuk Buaya 52.609 kunjungan,
disusul Puskesmas Andalas
42.663 kunjungan dan Puskesmas Ambacang
34.905 kunjungan. Tingginya kunjungan di 3 (tiga) Puskesmas tersebut sangat berpengaruh terhadap besarnya jumlah kapitasi yang ada di masing-masing Puskesmas. Jika dibandingkan dengan tahun 2014, kunjungan Puskesmas Lubuk Buaya
mengalami peningkatan sebanyak 20.493 kunjungan. Sedangkan
tertinggi kedua yang juga mengalami peningkatan sebanyak 5.093 kunjungan dan Kunjungan Puskesmas Ambacang sebanyak 12.879 kunjungan.
c. Rujukan Peserta JKN
Jumlah rujukan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada Puskesmas se Kota Padang tahun 2015 dapat dilihat pada grafik berikut ini :
200
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.101 Rujukan Peserta JKN Per Puskesmas Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2015
Pada tahun 2015 ini, Puskesmas yang terbanyak memberikan rujukan pada peserta JKN adalah Puskesmas Andalas (4.752) rujukan dan disusul oleh Puskesmas Lubuk Buaya (4.300) rujukan dan Puskesmas Padang Pasir (4.278) rujukan. Di tahun 2014 Puskesmas yang tertinggi memberikan rujukan adalah Puskesmas Nanggalo, yaitu 35,7 %. Perbandingan kunjungan dengan rujukan per Puskesmas dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 7.102 Kunjungan dan Rujukan JKN Per- Puskesmas Sekota Padang Tahun 2015
201
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Dari grafik diatas rujukan tertinggi berdasarkan jumlah kunjungan yaitu Puskesmas Nanggalo sebanyak 16,2 % dan rujukan terendah Puskesmas Pemancungan sebanyak 5,6 %. d. Sepuluh Penyakit Terbanyak Kunjungan
Rekapitulasi sepuluh penyakit terbanyak kunjungan pada Puskesmas se Kota Padang tahun 2015 dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik 7.103 Sepuluh Penyakit Terbanyak Kunjungan Peserta JKN Puskesmas se Kota Padang Tahun 2015
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa penyakit yang paling banyak pada kunjungan peserta JKN Puskesmas se-Kota Padang adalah Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) sebanyak 53.120 kasus, penyakit terbanyak ke dua adalah Hypertensi (27.283) kasus dan terbanyak ketiga adalah Gastritis (14.997) kasus. Berberda dengan tahun sebelumnya dimana penyakit terbanyak adalah Hypertensi yaitu 33.647 jiwa. e. Sepuluh Rujukan Terbanyak Rujukan
Rekapitulasi sepuluh penyakit terbanyak rujukan pada Puskesmas se -Kota Padang tahun 2015 dapat dilihat pada grafik berikut ini :
202
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Grafik 7.104 Sepul uh Penyakit Terbanyak Rujukan Peserta JKN Puskesmas se-Kota Padang Tahun 2015
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa penyakit yang paling banyak di rujuk pada Puskesmas se Kota Padang tahun 2015 adalah Refraksi yaitu 8.380 kasus.
203
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
BAB VIII MASALAH DAN UPAYA YANG DILAKUKAN
A. SEKRETARIAT 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
a. Masalah 1) Pada kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/ Operasional tidak mencapai realisassi karena ada BPKB hilang dan ada kendaraan yang belum terbit BPKB 2) Pegawai kontrak pada kegiatan peningkatan pelayanan publik , pencapai tidak mencapai target karena SK Pegawai kaontrak baru diterbitkan akhir September 2015 3) Pelaksanaan
disiplin
pegawai
belum
maksimal
karena
belum
terbentuknya Tim Penegakan disiplin di DKK Padang. 4) Formasi dan penempatan pegawai belum sesuai dengan kebutuhan. 5) Pembuatan dan penilaian SKP belum maksimal. 6) Keterlambatan proses kenaikan pangkat karena terlambatnya penerbitan DP3 b. Pemecahan Masalah 1) Pengusulan penerbitan BPKB tahun anggaran 2017 2) Tahun anggaran 2017 gaji sudah diberikan dari awal tahun anggaran 3) Pembentukan Tim Penegak disiplin di tingkat DKK. 4) Menempatkan pegawai sesuai dengan analisa kebutuhan pegawai. 5) Memberikan penjelasan tentang cara penilaian SKP kepada pimpinan, TU dan pegawai yang bersangkutan. 6) Proses kenaikan pangkat sesuai dengan edaran yang diberikan oleh BKD dan penilaian DP3 sesuai dengan SKP.
2. Sub Bagian Keuangan dan Aset
a. Masalah 1) Deadline dari keuangan Pemko (DPKA) yang singkat 204
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
2) Masih ada SPJ yang diajukan belum sesuai dengan perencanaan triwulan yang ada di POA 3) Masih ditemukan penumpukan SPJ diakhir tahun. 4) Pembuatan Kwitansi masih terdapat kesalahan penulisan b. Pemecahan masalah 1) Diharapkan
kepada
pemegang
Program
maupun
Puskesmas
agar
memasukan SPJ sesuai triwulan sehingga pada akhir tahun SPJ tidak menumpuk. 2) Sebelum memasukan SPJ agar diperiksa dengan telilti sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam pembuatan kode rekening, tanggal, penulisan uang dan lain sebagainya dalam kwitansi13
3. Sub Bagian Penyusunan Program
a. Masalah 1)
Masih adanya beberapa bidang memasukkan Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan (RFK), data komdat tidak sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan yaitu sebelum tanggal 5 setiap bulannya untuk RFK dan tanggal 10 untuk data Komdat.
2)
Tidak tepat waktunya bidang memasukkan laporan tahunan dan profil kesehatan
3)
Tidak sinkronnya data puskesmas dan data pada seksi
4)
Belum terkoordinirnya data pada masing- masing bidang di lingkungan DKK Padang
b. Pemecahan Masalah 1)
Menetapkan komitmen waktu penyerahan data, RFK, laporan tahunan dan profil kesehatan dengan kasi dilingkungan DKK
2)
Data yang diberikan oleh puskesmas ke seksi harus lengkap dan tepat waktu
3)
Melakukan monitoring dan evaluasi program dengan masing- masing program dan mengaktifkan kembali petugas pengelola data pada masing- masing bidang. 205
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
B. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 1. Seksi Perencanaan Pendayagunaan SDM Kesehatan dan Diklat
a. Masalah : 1) Masih ada beberapa pegawai yang melanjutkan pendidikan
belum
memiliki SK tugas belajar dan izin belajar karena persyaratan akreditasi program studi yang dituju belum memenuhi ketentuan yang tercantum pada Perwako No 29 Tahun 2013 yaitu minimal B. 2) Belum semua puskesmas membuat analisa kebutuhan untuk pegawai yang akan melanjutkan pendidikan pada tahun berikutnya. 3) Masih
banyak ditemukan pegawai puskesmas yang pendidikan nya
dibawah D3. 4) Masih ada tenaga puskesmas yang tidak mau melanjutkan pendidikan kejenjang D3 karena terkendala umur. b. Pemecahan Masalah : 1) Melakukan
pembinaan
dan arahan kepada pegawai puskesmas yang
akan melanjutkan pendidikan agar pendidikan yang diikuti linier dengan pendidikan sebelumnya atau sesuai dengan tupoksi dan program studi harus terakreditasi minimal B dari BAN PT agar penerbitan SK Tugas Belajar dan SK Izin Belajar tidak terkendala. 2) Pegawai puskesmas yang berpendidikan masih dibawah D3 disarankan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang D 3, apabila umurnya masih dibawah 25 tahun dianjurkan melanjutkan pendidikan dengan status Tugas Belajar sedangkan bagi pegawai yang sudah berumur diatas 25 tahun disarankan Izin Belajar. 3) Diharapkan semua puskesmas di Kota Padang membuat prioritas bagi tenaganya untuk melanjutkan pendidikan. 2. Seksi Promosi Kesehatan a. Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel)
1) Permasalahan Permasalahan yang ditemui pada kegiatan Poskeskel sebagai berikut :
206
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
a) Kegiatan Kelurahan Siaga belum tergambar di Poskeskel, kegiatannya masih lebih berorientasi kepada pelayanan kesehatan dasar atau kegiatan dalam gedung. b) Pada umumnya forum kepengurusan kegiatan Kelurahan Siaga yang sudah terbentuk belum berjalan sesuai yang diharapkan. c) Masih ada bangunan Poskeskel yang belum ditempati d) Beberapa bidan Poskeskel (PTT) masih tugas rangkap di Poskeskel dan di Puskesmas. e) Pada umumnya belum ada pendanaan dari Pemerintah Kelurahan untuk kegiatan Kelsi. 2) Pemecahan masalah dan upaya yang dilakukan a) Melakukan bimbingan teknis langsung ke Petugas di Poskeskel. b) Mengadakan pertemuan dengan seluruh pengurus kelsi yang ada bangunan Poskeskelnya yang terdiri dari : Lurah, LPM dan bidan Poskeskel, serta membuat kesepakatan secara tertulis untuk mengaktifkan forum kelsi yang ditanda tangani oleh perwakilan dari Lurah, LPM dan bidan yang ada bangunan poskeskelnya. c) Memberikan masukan kepada Pimpinan Puskesmas pada saat bintek agar bangunan Poskeskel ditempati dan Bidan penanggungjawab Poskeskel tidak melakukan tugas rangkap, akan tetapi hanya bertugas di Poskeskel atau di Kelurahan saja. d) Memberikan masukan pada saat bintek terhadap Lurah agar membuat anggaran untuk kegiatan Kelurahan Siaga. b. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
1) Permasalahan Belum semua Puskesmas yang ada Pesantrennya membentuk Pos Kesehatan Pesantren. Dari 9 Pesantren yang ada di Kota Padang baru 5 Pesantren yang terbentuk poskestrennya. 2) Pemecahan masalah dan Upaya yang akan dilakukan Perlu peningkatan advokasi dan motivasi oleh Puskesmas terhadap Penanggung jawab Pesantren dan Instansi terkait (Kemenag dan Dinas 207
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Pendidikan)
oleh
Dinas
Kesehatan
Kota
Padang
dalam
upaya
pembentukan Poskestren. c. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
1) Permasalahan a) Ketersediaan data dasar jumlah dan jenis UKK di setiap wilayah Puskesmas belum lengkap dan akurat. b) Belum semua Puskesmas membentuk Pos UKK diwilayahnya karena terkendala
dengan
kurangnya
respon
dari
pemilik
usaha
untuk
membentuk Pos UKK 2) Pemecahan masalah a) Puskesmas melakukan pendataan kembali untuk mendapatkan jumlah dan jenis UKK yang ada diwilayah kerjanya. b) Puskesmas
dianjurkan
untuk
membentuk
Pos
UKK
dengan
memprioritaskan kepada jenis UKK /unit usaha yang mempunyai dampak lebih beresiko terhadap kesehatan serta perlu peningkatan advokasi dan motivasi terhadap pemilik usaha dalam upaya pembentukan Pos UKK. d. Saka Bakti Husada (SBH) 1) Permasalahan a) Belum seluruh Puskesmas melaksanakan pembinaan terhadap SBH di wilayah kerjanya b) Masih kurangnya koordinasi antara Dinas Kesehatan dan Puskesmas dengan pengurus kwarcab maupun kwartir tentang kegiatan SBH c) Pelantikan atau pengurus SBH berdasarkan kecamatan belum ada terbentuk 2) Pemecahan Masalah a) Memberikan
motivasi
kepada
Petugas
Promkes
Puskesmas
agar
melakukan pembinaan terhadap anggota pramuka (SBH) yang ada di wilayah kerjanya. b) Perlu upaya untuk pembentukan pengurus SBH di Dinas Kesehatan Kota Padang
208
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
c) Meningkatkan koordinasi baik terhadap kwarcab maupun kwartir untuk pembinaan SBH terhadap anggota pramuka yang ada di Kota Padang. e. Tanaman Obat Keluarga ( Toga )
1) Permasalahan a) Pendataan tentang jumlah KK yang mempunyai Toga belum optimal b) Masih minimnya pemanfaatan Toga bagi rumah tangga 2) Pemecahan Masalah a) Memberikan masukan serta arahan agar petugas puskesmas melengkapi data-data jumlah KK yang mempunyai Toga b) Mengadakan sosialisasi tentang manfaat TOGA bagi kesehatan pada tahun 2015 serta melakukan pembinaan secara langsung ke kelurahan yang ada TOGA percontohannya. f.
Pengobatan Tradisional ( Battra )
1) Permasalahan a) Belum maksimalnya pembinaan yang dilakukan terhadap Battra yang ada di wilayah masing-masing Puskesmas b) Pendataan batra sesuai dengan jenis dan keterampilan batra belum lengkap termasuk izin batra. 2) Pemecahan Masalah a) Perlu upaya peningkatan pembinaan terhadap Battra oleh Tim dari Dinas Kesehatan Kota Padang yang ada di wilayah kerja Puskesmas pada tahun 2015 b) Puskesmas untuk melakukan pendataan dengan melibatkan Pembina wilayah serta petugas promkes g. Posyandu
1) Permasalahan a) Cakupan D/S 65,71 % dari target 85 % b) Masih banyak Posyandu yang masih menumpang atau tempat yang tidak representatif. c) Jumlah kader aktif dibeberapa posyandu masih kurang disebabkan kurangnya reward terhadap kader posyandu 209
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
2) Pemecahan Masalah a) Memotivasi petugas agar lebih pro aktif terhadap sasaran posyandu dengan melakukan kunjungan rumah bersama kader, membuat kegiatan inovatif di posyandu dan penekanan terhadap pelaksanaan kegiatan DDTK serta memberikan penyuluhan di Posyandu setiap bulan. b) Puskesmas mengusulkan melalui musrembang kelurahan atau kecamatan agar menyediakan tempat yang representatif untuk kegiatan Posyandu c) Mengusulkan melalui instansi terkait agar diajukannya anggaran untuk pemberian reward kader posyandu setiap bulan serta melalui Puskesmas agar memberikan reward kader pada anggaran BOK puskesmas d) Mengupayakan pelaksanaan Bintek ke posyandu oleh Tim dari DKK Padang h. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
1) Permasalahan a) Persentasi beberapa indikator PHBS masih rendah yaitu tidak merokok di dalam rumah (53.97%) dan pemberian ASI Eksklusif 70.72 %) b) Kurangnya anggaran untuk melakukan survey PHBS rumah tangga c) Pendataan dilakukan oleh tenaga promkes saja dengan tidak melibatkan Pembina wilayah atau pemegang program lainnya d) PHBS masih terfokus pada PHBS rumah tangga sedangkan PHBS sekolah belum berjalan dengan optimal
2) Pemecahan Masalah a) Meningkatkan sosialisasi tentang PHBS baik terhadap lintas program maupun lintas sektor. b) Meningkatkan penyuluhan terhadap rumah tangga tentang indikator PHBS yang masih bermasalah, melalui penyuluhan individu maupun kelompok serta menyebarluaskan leaflet-leaflet yang berhubungan dengan indikator PHBS yang masih rendah cakupannya. c) Mengupayakan pengalokasian dana untuk mengadakan survey PHBS d) Mengoptimalkan kegiatan PHBS khususnya untuk PHBS anak sekolah 210
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
i.
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
1) Permasalahan a) Frekuensi penyuluhan terutama di luar gedung belum merata di setiap puskesmas b) Masih kurangnya pengadaan media penyuluhan baik media cetak maupun elektronik 2) Pemecahan masalah a) Memberikan motivasi serta pembinaan melalui koordinator Promkes Puskesmas agar frekuensi penyuluhan luar gedung ditingkatkan b) Membuat rencana penambahan anggaran untuk pengadaan media promosi.
3. Seksi Regitrasi dan Akreditasi
a. Masalah 1) Masalah yang kerap kali dihadapi oleh Dinas Kesehatan Kota Padang, khususnya mengenai perizinan adalah adanya badan usaha/ badan hukum yang mendirikan usahanya tidak disertai izin praktek dari dinas terkait. Selain itu ada pula badan usaha/badan hukum yang pindah lokasi dan tidak membuat izin praktek lagi. Hal ini akan menyulitkan pendataan bagi Dinas Kesehatan Kota yang fungsinya itu sendiri adalah sebagai pemonitoring kinerja badan usaha/badan hukum tersebut. 2) Untuk registrasi tenaga kesehatan yang dihadapi oleh seksi Registrasi Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2015 adalah belum memiliki data
base untuk pengurusan izin /kerja tenaga kesehatan dan masih kurangnya dana operasional untuk pemantauan dan pembinaan surat izin tenaga kesehatan yang dikeluarkan. b. Pemecahan Masalah 1) untuk mengatasi masalah dalam izin mendirikan dan operasional sarana kesehatan adalah melakukan koordinasi dengan BPMPTS Kota Padang dalam permasalahan izin sarana kesehatan yang ada
211
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
2) Padang dalam mengatasi maslah izin praktek dan atau kerja tenaga kesehatan adalah dengan melakukan pembuatan software aplikasi data tenaga kesehatan untuk penerbitan surat izin praktek dan atau kerja tenaga kesehatan yang dikeluarkan.
C. BIDANG PENGENDALIAN MASALAH KESEHATAN (PMK) 1. Seksi P2P
a. Masalah 1) Cakupan imunisasi kontak pertama hanya Hb-0 yang mencapai target. BCG belum mencapai target, baru 92,5%,
dan Kontak Lengkap semua belum
mencapai target, Polio 4 baru 88,8%, DPT/HB3, 89,4% dan Campak 87,5%. Untuk pencapaian UCI kelurahan baru 76%( 79 Kelurahan), dan tiga puskesmas pencapaian UCInya 0, puskesmas rawang, anak air dan air dingin. Cakupan imunisasi
pada anak sekolah
masih belum mencapai
target, untuk BIAS Campak baru 8% dan BIAS DT/Td sebanyak 86,7% (Target=100% ) .Permasalahan ini disebabkan masih ada kelompok masyarakat yang menolak imunisasi, karena isu halal dan haram, dan juga pemahaman masyarakat yang masih kurang, dan juga belum semua pemberi layanan yang ikut melaksanakan vaksinasi terhadap bayi, seperti BPS dan Rumah sakit swasta terutama , juga masih adanya beberapa sekolah dan orang tua murid yang menolak untuk pelaksanaan imunisasi ini. Untuk itu perlu sosialisasi dan koordinasi yang lebih intensif lagi dengan pihak pemberi layanan dan juga sekolah melalui komite sekolah dan dinas terkait. 2) Meningkatnya jumlah kasus HIV, tahun 2014 ada 225 kasus, dan/AIDS sebanyak 95 dan tahun 2015 meningkat lagi menjadi 227 kasus HIV dan dan 81 kasus AIDS. Untuk itu perlu perhatian serius dari berbagai baik lintas program dan lintas sektor terkait, lintas agama, LSM yang bergerak di bidang HIV/AIDS dan sebagainya. Sosialisasi tentang penyakit ini perlu lebih ditingkatkan lagi untuk kewaspadaan
dan pencegahan terjadinya
peningkatan kasus HIV/AIDS serta peningkatan jasa konseling bagi masyarakat ( ODHA ) yang membutuhkannya. 212
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
3) Rendahnya cakupan penemuan suspek Tb ( suspek = 68,3% ) , begitu juga pencapaian BTA + juga belum mencapai target 77,2% ( target =85 % ) . dan ada kecendrungan meningkatnya kasus TB Paru karena kasus HIV /AIDS meningkat dan juga dari penyakit Diabetes Militus. Begitu juga mulai adanya kasus TB MDR, . tahun 2016 ini ada kasus 9 orang. Kedepan penjaringan kasus TB Paru ini
akan lebih ditingkatkan lagi
melalui
peningkatan kerjasama dengan dokter praktek swasta,Klinik, Rumah Sakit, PKK, Aisyiah, BP4 dan melalui pemeriksaan awal Calon Jemaah Haji, sehingga penemuan kasus TB Paru dengan BTA + akan lebih banyak. Dengan demikian diharapkan akan terjadi penurunan penularan TB Paru BTA positif. 4) Penemuan penderita Pneumonia yang masih jauh dari target, 27,5% (target 100%), sudah lebih tinggi dari tahun 2014, yaitu 20,6% tetapi masih jauh dari target. hal ini disebabkan pelayanan tingkat pertama bukan hanya puskesmas dan sudah berbagi dengan klinik, DPS dan rumah sakit. Data dari swasta belum terlaporkan semuanya. Untuk itu perlu koordinasi dengan klinik, DPS dan rumah sakit sehingga semua kasus pneumonia bisa dilaporkan. 5) Adanya 1 kasus yang positif rabies di puskesmas pemancungan , kasus tidak mendapatkan VAR, untuk itu perlu peningkatan penyuluhan ke masyarakat kalau ada kasus HPR agar ke puskesmas untuk penanganan luka dan mendapatkan VAR, disamping itu perlu koordinasi dengan dinas pertenakan untuk mengeliminasi anjing liar dan mengvaksinasi anjing peliharaan 6) Masih adanya diptheri.
kasus – kasus PD3I seperti kasus
positif campak dan
Kedepan akan lebih di tingkatkan kan integrasi dan kerjasama
lintas program sehingga angka kasus bisa ditekan. b. Pemecahan Masalah 1) Melakukan sosialisasi dan koordinasi yang lebih intensif lagi dengan pihak pemberi layanan dan juga sekolah melalui komite sekolah dan dinas terkait. 2) Sosialisasi tentang penyakit ini perlu lebih ditingkatkan lagi untuk kewaspadaan
dan pencegahan terjadinya peningkatan kasus HIV/AIDS 213
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
serta peningkatan jasa konseling bagi masyarakat (ODHA)
yang
membutuhkannya. 3) Penjaringan kasus TB Paru lebih ditingkatkan lagi kerjasama dengan dokter praktek swasta, klinik,
melalui peningkatan Rumah Sakit, PKK,
Aisyiah, BP4 dan melalui pemeriksaan awal Calon Jemaah Haji, sehingga penemuan kasus TB Paru dengan BTA + akan lebih banyak. Dengan demikian
diharapkan akan terjadi penurunan penularan
TB Paru BTA
positif. 4) Melakukan koordinasi dengan klinik, DPS dan rumah sakit sehingga semua kasus pneumonia bisa dilaporkan. 5) Melakukan koordinasi dengan dinas pertenakan untuk mengeliminasi anjing liar dan mengvaksinasi anjing peliharaan 6) Lebih ditingkatkan kan integrasi dan kerjasama lintas program sehingga angka kasus bisa ditekan.
2. Seksi Wabah dan Bencana a. Masalah
1) Rendahnya capaian pengiriman specimen campak (20%) dari jumlah kasus klinik campak yang ditemui, hal ini disebabkan karena banyak orang tua yang anaknya mederita campak tidak mau darah anaknya diambil 2) Dalam kondisi KLB Difteria dibutuhkan pemantauan ketat terhadap kasus ke setiap RS dan Puskesmas namun tidak terlaksana dengan baik hal ini disebabkan karena tidak adanya dana khusus untuk penanggulangan kejadian wabah / KLB 3) Dalam pemantaun penyakit di rumah sakit masih ada beberapa rumah sakit yang tidak membantu mengumpulkan data kasus rumah sakit 4) Posbindu PTM di kelurahan belum mencapai target (60%) karena sarana kegiatan PTM tidak tersedia dan kader belum terlatih 5) Kegiatan yang ada di Program tidak tercapai target karena tidak semau petugas PTM puskesmas dapat melakukan laporan secara Online melalui Portam PTM 214
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
6) Target Penskriningan Narkoba tidak tercapai. b. Pemecahan Masalah 1) Agar pengiriman specimen sesuai target (100%) maka setiap orang yang sakit campak dan berobat kefasilitas kesehatan harus diambil Spesimen campak dengan tenaga yang terlatih dan trampil sehingga tidak ada specimen yang tidak terambil 2) Dibutuhkan Dana khusus untuk setiap ada Kejadian luar biaya sehingga penanganan dan penanggulangan KLB dapat terlaksana dengan SOP 3) Dilakukan Bimbingan
Bersama secara kontinyu sehingga permasalahan
dilapangan dapat berjalan dengan baik 4) Diadakan Pelatihan Kader Posbindu PTM secara berkala dan pengadaan Alat PTM oleh Puskesmas ataupun Dinkes 5) Pelatihan Petugas PTM puskesmas dalam pengisian laporan secara Online dan lainnya
3. Seksi Kesehatan Lingkungan a. Masalah
1) Masih rendahnya cakupan TPM yang memenuhi syarat kesehatan yaitu baru 70 % dari 75 % target yang diharapkan. 2) Baru 72,.9 % masyarakat yang menggunakan jamban sehat dari 75% target yang diharapkan. 3) Baru 71.5% penduduk yang melaksanakan CTPS di lokasi Pamsimas dari 85% target yang diharapkan. 4) Masih rendahnya rumah tangga yang melaksanakan PHBS yaitu baru 65.5% dari 80% target yang diharapkan. 5) Masih rendahnya rumah tangga yang memiliki SPAL yang memenuhi syarat yaitu baru 48.1% dari 85% target yang diharapkan. 6) Masih rendahnya rumah tangga yang memiliki pengelolaan sampah yang memenuhi syarat yaitu baru 51.5% dari 85% target yang diharapkan.
215
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
b. Pemecahan Masalah 1) Perlunya peningkatan pemicuan dan sosialisasi pada masyarakat dengan lintas sektoral terkait untuk peningkatan penggunaan jamban keluarga yang memenuhi syarat.dan sosialisasi pola hidup yang higienis dan saniter / PHBS
kemasyarakat dengan meningkatkan akses masyarakat yang
Buang Air Besar di jamban sehat dan peningkatan stop BABS melalui kegiatan MPA – PHAST dan pembangunan jamban sehat dengan tangki septik. 2) Perlu dilakukan pemicuan secara berkelanjutan bersama dengan sanitarian 3) Melaksanakan monitoring terhadap hasil pemicuan secara berkala. 4) Peningkatan pengawasan dan pemeriksaan ke TPM yang ada di kota Padang dengan meningkatkan kerjasama dengan lintas sektor
terkait
melalui tim pengamanan TPM Kota Padang. 5) Peningkatan kapasitas sanitarian dan pemantapan pengisian laporan pada sanitarian Puskesmas sehingga tidak ditemua kesalahan dalam pengisian laporan. 6) Peningkatan
pengawasan
kualitas
air
melalui
pengawasan
dan
pengambilan sampel air bersih dan DAM. 7) Pengalokasian anggaran pengawasan dan pembinaan Kesling terutama untuk TPM, air bersih, SPL maupun TTU melalui dan BOK Puskesmas sehingga kegiatan sanitarian kelapangan bisa berjalan lebih maksimal
D. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN 1. Seksi KIA
a. Masalah 1) Belum maksimalnya pemahaman petugas tentang konsep-konsep program dan konsep daerah binaan pada seluruh pembina wilayah. 2) Kurangnya kepedulian tenaga kesehatan dalam penjaringan kasus komplikasi dan bayi 3) Belum semua BPM mendapat pelatihan kegawatdaruratan BBL 4) Masih kurangnya kepatuhan petugas dalam pengisian kohor 216
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
5) Masih ditemukannya sarana pemeriksaan Ibu dan anak yang kurang dipustu dan poskeskel 6) Belum terdokumentasinya kasus komplikasi di fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan ibu dan anak 7) Manajemen terpadu bayi muda belum berjalan baik sehingga banyak neonatus komplikasi tidak terjaring 8) Kurang diberdayakannya kader sehubungan dengan keterbatasan pengetahuan kader tentang kasus komplikasi ibu dan anak serta melaporkannya ke Puskesmas. 9) Dukungan Lintas Program dan Lintas Sektor yang belum memadai terhadap Program KIA 10) Sistim Rujukan Maternal dan Neonatal belum berjalan dengan baik 11) Koordinasi lintas sektor masih kurang terutama program keluarga Berencana b. Pemecahan Masalah 1) Meningkatkan penjaringan Komplikasi kebidanan dan neonatus melalui kunjungan rumah oleh pembina Posyandu / wilayah. 2) Meningkatkan
pengetahuan
kader
khususnya
untuk
pelaksanaan
penjaringan komplikasi kebidanan dan neonatus. 3) Meningkatkan kualitas Kelas Ibu Hamil dan Ibu Balita di wilayah kerja masing- masing. 4) Meningkatkan kepedulian Lintas Sektor terhadap Program KIA melalui pendekatan dan sosialisasi yang bekelanjutan. 5) Bekerjasama dengan Lintas Sektor dan petugas PPKBD masing-masing kecamatan untuk pendataan awal peserta KB aktif. 6) Meningkatkan kepatuhan petugas dalam pengisian kohor 7) Membuat kesepakatan (MOU) antara Dinas Kesehatan Kota Padang dengan Rumah Sakit Rujukan dalam Penanganan Kasus Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal melalui sistim rujukan.
217
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
2. Seksi Gizi dan Kesehatan Khusus a. Masalah
Dalam pelaksanaan kegiatan program gizi masih ditemui beberapa masalah yaitu : 1) Perkembangan berat badan balita gizi buruk yang diberikan PMT Pemulihan tidak terpantau secara maksimal karena ibu balita tidak rutin menjemput ke puskesmas sesuai jadwal yang telah disepakati; 2) Ketidaksinambungan pelaksanaan Pos Gizi karena keterbatasan dana, perkembangan berat badan anak tidak maksimal karena ibu balita sering absen mengikuti kegiatan pos gizi; 3) Rendahnya partisipasi masyarakat untuk datang ke posyandu baik dalam penimbangan bulanan maupun pelaksanaan penimbangan massal; 4) Cakupan ASI Eksklusif masih di bawah target dan belum semua puskesmas membentuk kelompok pendukung ASI (KP-ASI); 5) Masih ditemukan garam berlabel mengandung yodium, tetapi setelah diuji ternyata tidak mengandung yodium; 6) Cakupan Vitamin A masih dibawah target yang ditetapkan; 7) Cakupan pelayanan lansia rendah disebabkan karena menurunnya
partisipasi lansia ke posyandu lansia dengan alasan mereka tidak mendapatkan pengobatan di posyandu lansia. b. Pemecahan Masalah
1) Petugas gizi ataupun petugas lain mengantarkan PMT Pemulihan langsung ke rumah sasaran, untuk pemantauan berat badan selalu diberikan edukasi kepada ibu untuk mau menjemput PMT ke Puskesmas sekaligus melakukan pemantauan perkembangan berat badan anak; 2) Petugas kesehatan membuat proposal baik ke perusahaan yang ada di wilayah kerja puskesmas, bekerjasama dengan perguruan tinggi dan PKPU Kota Padang; 3) Selalu
memberikan
edukasi
kepada
masyarakat,
meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan petugas maupun kader sebagai pelaksana kegiatan posyandu; 218
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
4) Mendorong petugas puskesmas untuk segera membentuk KP-ASI; 5) Memberikan edukasi kepada masyarakat dan pedagang agar selalu menggunakan garam berlabel yodium; 6) Mengkampanyekan bulan pendistribusian vitamin A yaitu bulan Februari dan Agustus; 7) Beberapa puskesmas melaksanakan pelayanan terintegrasi antara lain bekerjasama dengan Promkes, PTM, Laboratorium, Dr Gizi dan Jiwa. 3. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
a. Masalah 1) Belum tercapai visite rate puskesmas, pemanfaatan puskesmas rawat inap belum maksimal, dan puskesmas rawatan hanya digunakan untuk persalinan. 2) Kasus katarak masih banyak ditemukan dimasyarakat. 3) Gangguan kesehatan jiwa banyak ditemui pada usia anak dan remaja. 4) Pelayanan kesehatan gigi di puskesmas lebih banyak kuratif daripada promotif dan preventif. 5) Kegiatan perkesmas belum berjalan maksimal dari target 1 perawat 4 KK binaan belum tercapai. 6) Rumah sakit swasta yang ada dikota Padang, baru sebagian kecil yang sudah penetapan kelas dan akreditasi. 7) Pemeriksaan laboratorium sederhana di puskesmas belum berjalan maksimal. 8) Pemanfaatan Puskesmas Pembantu oleh masyarakat masih rendah terlihat dari jumlah kunjungan yang masih sedikit 9) Belum optimalnya pemanfaatan sarana dan prasarana di sebagian Pustu terutama untuk layanan persalinan. b. Pemecahan Masalah 1) Pemanfaatan puskesmas tidak maksimal dimasyarakat karena dikota Padang banyak terdapat sarana pelayanan kesehatan tingkat satu milik swasta.
219
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
2) Sarana dan prasarana untuk pelayanan kesehatan gigi tidak lengkap di puskesmas. 3) Alat-alat dan bahan laboratorium masih banyak yang tidak lengkap. 4) Pemahaman program masih kurang pada petugas kesehatan. 5) Tenaga medis tetap dirumah sakit swasta kurang, sehingga menjadi kendala dalam penetapan kelas. 6) Keterbatasan sarana fisik dan prasarana di Puskesmas Pembantu menyebabkan masyarakat kurang tertarik memanfaatkan Pustu 7) Kurangnya sosialisasi oleh Petugas kesehatan di Pustu ke masyarakat tentang layanan persalinan di Pustu.
E. BIDANG JAMINAN DAN SARANA KESEHATAN 1. Seksi Sarana Kesehatan Dan Alat Kesehatan
Pada seksi Sarana Kesehatan dan Alat Kesehatan tahun 2015 tidak ditemukan masalah yang berarti, kegiatan pada seksi Sarana Kesehatan dan Alat Kesehatan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. 2. Seksi Kefarmasian
a. Masalah 1) Pengelolaan obat di apotek swasta masih belum memenuhi ketentuan Kepmenkes No. 1332
Tahun 2002 Tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pemberian Izin Apotek. 2) Belum berjalannya Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pelayanan Kefarnasian, karena pada jam buka apotek tidak semua apoteker yang memberikan pelayanan kefarmasian (konseling) langsung kepada pasien, ada juga apotek tidak mempunyai tenaga teknis farmasi, bahkan pelayanan kefarmasian
dilakukan
oleh orang yang tidak
mempunyai wewenang (selain tenaga kefarmasian). 3) Masih ditemukan toko obat yang melanggar Kepmenkes No. 1331 Tahun 2002 Tentang Pedagang Eceran Obat, misalnya tidak mempunyai Asisten
220
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Apoteker sebagai penanggung jawab toko obat, menjual obat keras dan tidak mempunyai izin operasional. 4) Manajemen pengelolaan obat di puskesmas masih ada yang perlu ditertibkan misalnya cara penyimpanan obat (masih ada yang belum menggunakan sisten FIFO dan FEFO. 5) Masih ada makanan minuman yang tidak
mempunyai label Sertifikat
Pangan Industri Rumah Tangga ( P-IRT) yang beredar di masyarakat. 6) Masih ditemukan Sertifikat Industri Rumah Tangga Pangan dengan kode SP-IRT atau Sertifikat P-IRT yang masih menggunakan angka 13 digit. 7) Masih ada pangan jajanan yang disinyalir mengandung bahan berbahaya yang dilarang untuk dikomsumsi (Boraks dan Rhodamin B). 8) Masih ditemukan toko makanan-minuman / swalayan /distributor menjual makanan-minuman yang kurang memperhatikan tanggal kadaluarsa dan rusak / tidak layak dikonsumsi ataupun makanan-minuman yang tidak memenuhi syarat / tidak ada izin edar. 9) Di Pasar Aman, masih ditemukan pedagang/penjual pangan yang menyediakan atau menjual pangan yang mengandung bahan kimia berbahaya (Boraks dan Rhodamin). b. Pemecahan Masalah: 1)
Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pengelola obat di apotek swasta dan instalasi farmasi yang masih belum memenuhi ketentuan Kepmenkes No. 1332 Tahun 2002 Tentang Tata Cara Perizinan Apotek, serta melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap apotek, agar dalam memberikan pelayanan kefarmasian mengacu kepada PP No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
2)
Apotek
sebagai
tempat
melakukan
pekerjaan
kefarmasian
terus
diupayakan pengelolaan obatnya dilakukan oleh apoteker sebagai penanggung jawab penuh atau oleh tenaga teknis kefarmasian . Setiap mutasi obat harus selalu dipantau oleh apoteker. 221
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
3)
Pemesanan obat harus menggunakan surat pesanan yang ditanda tangani oleh apoteker, untuk menghindari pemesanan obat palsu (obat yang tidak punya izin edar).
4)
Dari hasil supervisi Seksi Kefarmasian, kurangnya kehadiran apoteker dan tenaga teknis kefarmasian sebagai penanggung jawab dan pelaksana teknis di apotek menyebabkan pengelolaan obat diambil alih oleh pemilik apotek ( PSA ) yang memiliki latar belakang non farmasi, terutama apotek yang dulunya berstatus sebagai toko obat.
5)
Untuk pemantauan apotek tersebut perlu pengawasan secara berkala, terutama menertibkan kehadiran apoteker dan tenaga teknis kefarmasian dan meningkatkan kinerja tenaga teknis farmasi tersebut agar membenahi manejemen apotek yang dikelolanya. Bagi Apotek yang melanggar ketentuan Kepmenkes tersebut diatas, diberikan Peringatan atau Teguran yang akhirnya sampai pada pencabutan Izin Apotek.
6)
Pada Tahun 2015, Dinas Kesehatan Kota Padang telah mengeluarkan BAP: 56 apotek dan memberikan Teguran/Surat Peringatan apotek, SP II: 4 apotek, dan Peringatan Keras: 3 apotek.
7)
SP1: 11
Asisten Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) sebagai penanggung jawab toko obat tidak memiliki legalitas (SIKTTK), sehingga pada jam buka toko obat pengelolaan toko obat diambil alih oleh pemilik obat, dan ini
melayani
menyebabkan
penjualan
terjadinya
obat
toko
keras (Obat Daftar G), dan hal
pelanggaran
yang tidak sesuai dengan
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Peraturan
Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasaian dan Kepmenkes
No. 1331
Tahun
2002
tentang
Pedagang Eceran
Obat. 8)
Pembinaan dan pengawasan dari Seksi Kefarmasi terutama mendata toko obat, dengan jumlah Toko Obat di Kota Padang: 30 sarana, dan telah membuat Berita Acara Pemeriksaan Toko Obat (BAP) terhadap: 3 sarana, juga telah memberikan Teguran/Peringatan I: 2 sarana, termasuk menegur
222
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
Asisten Apoteker/TTK penanggung jawabnya, supaya hadir ke toko obat untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian. 9)
Upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta sikap & motivasi serta upaya manajerial dengan memberikan tuntunan kepada pemberi pelayanan dalam melakukan praktek pengobatan. Misalnya dengan memberlakukan pedoman pengobatan dasar, daftar obat esensial untuk pemilihan obat, menerapkan sistem pemantauan dan supervisi serta umpan balik terhadap penggunaan obat generik.
10) Melakukan pembinaan dan pengawasan serta menyarankan kepada pengelola industri rumah tangga yang masih memiliki Sertifikat Industri Rumah Tangga Pangan dengan kode SP-IRT agar ditukar/diganti dengan (P-IRT), sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat & Makanan Republik Indonesia Nomor : HK.03.1.23.04.12.22.05 tanggal 05 April 2012 tentang Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT). 11) Melakukan penyuluhan dan menerbitan Sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT), bagi industri rumah tangga yang belum mempunyai label tetapi telah memenuhi syarat kesehatan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat & Makanan Republik Indonesia Nomor : HK.03.1.23.04.12.22.05 tanggal 05 April 2012 12) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap sarana distributor makanan-minuman yang masih mengedarkan telah
kadaluarsa,
makanan-minuman yang
rusak / tidak layak dikomsumsi ataupun makanan-
minuman yang tidak memenuhi syarat / tidak ada izin edar. 13) Secara
berkala
melakukan
pembinaan
dan
pengawasan
terhadap
pedagang/penjual pangan yang mengandung bahan kimia berbahaya (Boraks atau Rhodamin B), pada umumnya kedua bahan kimia ini terdapat pada Kerupuk Nasi dan Kanji Dalimo. 14) Khususnya di Pasar Alai terhadap pedagang/penjual yang masih menyediakan dan menjual kerupuk nasi dan kanji dalimo tersebut telah di berikan sanksi secara administrasi yaitu berupa Peringatan I (Pertama).
223
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
3. Seksi Jaminan Kesehatan
a. Masalah 1) Peserta Jamkesda/JKSS yang diusulkan dari kelurahan Ganda. 2) Data tidak bisa migrasi atau tidak memenuhi syarat 3) Adanya keluhan dari Peserta bahwa Kartu Tidak Aktif 4) Masih ada peserta yang berkunjung ke FKTP yang bukan PPK nya baik peserta PBI maupun Non PBI 5) Tingginya persentase jumlah rujukan yaitu sebanyak 18% dari target 15 %. b. Pemecahan Masalah 1) Upaya yang dilakukan untuk permasalahan data yang ganda dan data tidak bisa migrasi tersebut yaitu dengan melakukan rekonsiliasi data bersama seluruh Kabupaten/Kota se-Sumatera Barat. 2) Memberikan saran kepada peserta agar mengusulkan kembali melalui kelurahan untuk didaftarkan/diusulkan sewaktu rekon dan bagi peserta ganda dianjurkan ke pihak kelurahan agar kartu Jamkesda ditarik kemudian peserta hanya memakai satu kartu saja yaitu Jamkesmas 3) Upaya yang dilakukan oleh FKTP tetap melayani masyarakat baik peserta PBI dan Non PBI, akan tetapi memberikan KIE kepada peserta agar pelayanan selanjutnya sesuai PPK. Khusus Peserta Non PBI diberikan saran agar memindahkan PPK sesuai yang diinginkan melalui BPJS kesehatan. 4) Upaya yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan kompetensi dokter di FKTP melalui pelatihan-pelatihan baik yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan maupun BPJS Kesehatan, serta meningkatkan KIE terhadap pasien yang meminta rujukan atas permintaan sendiri bukan sesuai indikasi medis
224
LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2015 EDISI 2016
BAB IX PENUTUP
Dalam Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang ini, tersusun kebijakan yang selanjutnya dibuat Program dan dirinci dalam bentuk kegiatan yang dilakukan pada tahun 2015. Pada tahun ini, Dinas Kesehatan melaksanakan 96 kegiatan dalam 20 program untuk mencapai indikator yang telah ditetapkan. Berbagai kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, dan sebagian kegiatan lainnya dilaksanakan dengan menjalin kerja sama dengan organisasi lain serta pihak lain yang berkompeten. Pembangunan Kesehatan di Dinas Kesehatan tahun 2015 secara umum dapat berjalan dengan baik. Pelaksanaan kegiatan tahun 2015 mempunyai kendala dan hambatan dalam melaksanakan kegiatan salah satunya adalah terlambatnya pencairan anggaran, keterbatasan tenaga dan sarana yang secara umum dapat mengganggu pencapaian tingkat kinerja. Demikianlah laporan tahunan 2015 Dinas Kesehatan ini disusun semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
225