LAPORAN PRAKTIKUM
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
ACARA IV
NIRA
Kelompok 8
Penganggung Jawab:
Yuli Irnawati (A1F015018)
Ana Andiana (A1F015025)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Nira merupakan cairan manis yang terdapat di dalam bunga tanaman aren, kelapa dan lontar yang pucuknya belum membuka dan diperoleh dengan cara penyadapan. Cara menyadap nira adalah memotong bunga betina yang belum matang, dari ujung bekas potongan itu akan menetes cairan nira yang mengandung gula. Pohon kelapa yang sudah diambil nira tidak akan tumbuh buah kelapa.
Nira diambil dari tumbuhan dengan kandungan gula pada konsentrasi 7,5% sampai 20%. Nira pada umumnya memiliki kandungan gula yang sangat tinggi.Gula utama penyusun nira adalah sukrosa yaitu sekitar 13-17%.Nira juga mengandung glukosa dan fruktosa tetapi dalam jumlah yang sangat kecil. Nira yang baik bercirikan masi segar, rasa manis, harum, tidak berwarna dan derajat keasamannya (pH) sekitar 6,0-7,0.
Selain sukrosa, dalam nira juga terdapat vitamin C dalam jumlah tinggi.Selain itu juga terkandung thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), dan niacin, serta zat besi (FAO, 1995).Bermacam asam amino juga terkandung dalam nira seperti tryptophan.Lysine, histidine.
Pada umumnya masyarakat memanfaatkan nira aren dan nira kelapa untuk pembuatan gula merah / gula jawa dan gula semut, selain itu nira juga dapat digunakan sebagai minuman segar baik dari nira langsung atau nira yang dibuat sirup.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
Menetapkan sifat fisik nira, dan
Menetapkan sifat kimia nira.
TINJAUAN PUSTAKA
Nira adalah cairan yang disadap dari bunga jantan pohon aren.Cairan ini mengandung gula antara 10-15%. Nira dapat diolah menjadi minuman ringan, maupun beralkohol, sirup aren, gula aren dan nata de arenga.Penyadapan aren tidak sulit dilakukan. Kegiatan ini dapat dijadikan sumber nafkah utama ataupun sebagai nafkah tambahan di pedesaan.(Ghafar, 2012).
Nira aren yang mengandung gula antara 10-15% ini dihasilkan dari usaha penyadapan tongkol (tandan) bunga, baik bunga jantan maupun bunga betina (Hasbullah, 2001). Namun biasanya, tandan bunga jantan yang dapat menghasilkan nira dengan kualitas baik dan jumlah yang lebih banyak. Oleh karena itu penyadapan nira hanya dilakukan pada tandan bunga jantan. Nira aren cepat mengalami perubahan menjadi asam karena terjadi proses fermentasi. Proses fermentasi mulai terjadi pada saat nira keluar dari tandan pohon aren, karena nira memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Nira aren mengandung air 87,66%, gula 12,04%, protein 0,36%, serta lemak dan abu masing-masing 0,36% dan 0,21%., sehingga berpotensi untuk tempat tumbuh dan berkembangnya mikroba seperti jamur atau bakteri. Di samping itu biasanya wadah penampung nira tidak bersih dan sudah terdapat mikroba sehingga proses fermentasi berlangsung dengan cepat.
Nira yang masih segar adalah jernih, hampir tidak berwarna dan sangat manis. Komposisi kimia nira kelapa tertera pada table berikut:
Komposisi
Kandungan (%)
Kadar Air
84.84
Kadar Karbohidrat
14.35
Kadar Protein
0.10
Kadar Abu
0.66
Kadar Lemak
0.17
Sumber: (Suhardiyono, 1988)
Nira adalah cairan yang keluar dari bunga kelapa atau pohon penghasil nira lain seperti aren, siwalan dan lontar yang disadap. Dalam proses penyadapan, nira memerlukan penanganan, sebelum maupun sesudah penyadapan karena nira merupakan cairan yang mengandung kadar gula tertentu dan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri, kapang maupun khamir (Meylani, 2011).
Kerusakan nira terjadi pada saat dimulainya nira tersebut ditampung pada bumbung atau pada waktu nira tersebut disadap dari pohon dan pada waktu nira disimpan untuk menunggu waktu pengolahan, walaupun cairan yang ke luar dari bunga steril. Karenanya bila nira didiamkan beberapa waktu akan terjadi proses fermentasi sukrosa dalam nira oleh mikroorganisme dirubah menjadi alkohol dan lama kelamaan menjadi asam (Astuti, 2010).
Perubahan yang dapat terjadi dari gula di dalam nira karena aktivitas mikroorganisme adalah penambahan asam benzoat dengan konsentrasi 0,2% dapat menghambat fermentasi yang dilakukan baik oleh ragi maupun bakteri. (Grimwood,1961). Nira merupakan cairan manis yang terdapat di dalam bunga tanaman aren, kelapa dan lontar yang pucuknya belum membuka dan diperoleh dengan cara penyadapan. Pada umumnya masyarakat memanfaatkan nira aren dan nira kelapa untuk pembuatan gula merah dan gula semut, selain itu dapat digunakan sebagai minuman segar baik dari niranya langsung maupun nira yang dibuat sirup.Nira aren dan nira kelapa mempunyai beberapa perbedaan dari segi warna, aroma, rasa maupun kadar kotorannya. Nira aren terasa lebih manis, lebih jernih dan lebih segar daripada nira kelapa, namun jumlah padatan terlarut nira kelapa lebih tinggi daripada nira aren. (Ghafar, 2012).
Nira aren dapat diproses menjadi minuman nira segar dalam kemasan (semacam minuman isotonik). Minuman isotonik adalah salah satu produk minuman ringan karbonasi atau non karbonasi untuk meningkatkan kebugaran, yang mengandung gula, asam sitrat dan mineral. Menurut Nasution (2009) dan Itoh (1985), menyatakan bahwa nira aren mengandung senyawa sitrat sekitar 0,9 ppm. Sedangkan Herman (1988), melaporkan bahwa nira aren mengandung mineral dalam jenis dan jumlah yang cukup baik, jenis mineral tersebut diantaranya Fe, Ca, Mg, K, Na, Cu dan P; dengan kandungan berkisar 1,50 ± 0,23% (Nasution, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya (Suprapto, 2009) produk minuman nira yang dihasilkan masih dirasakan tingginya aroma asap dan masih mengandung zat tak larut yang cukup tinggi. Untuk itu perlu dikembangkan lebih lanjut teknologi proses pengolahan nira aren yang lebih optimal untuk mereduksi bau asap dan menurunkan zat tak larut. Pada penelitian ini dilakukan perlakuan proses ultrafiltrasi atau penyaringan dengan penggunaan membran ukuran tertentu dan deodorisasi dengan menggunakan peralatan steam boiler. Pada proses deodorisasi bahan-bahan yang volatil (sebagai sumber bau) dapat dipisahkan. Dalam standar mutu produk tentang minuman isotonik (SNI 01-4452- 1998) dinyatakan bahwa kadar gula minimum 5%, pH maksimum 4, keadaan bau dan rasa normal, serta cemaran logam Pb dan Hg masing-masing 0,3 mg/kg dan 0,03 mg/kg. Nira yang baik bercirikan masih segar, rasa manis, harum, tidak berwarna dan derajat keasaman (pH) nya antara 6,0 - 7,0. Nira yang jelek pHnya >6,0 dan bila digunakan, mutu gulanya akan ikut jelek (Nasution, 2009).
METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang diguakan untuk praktikum ini adalah:
nira kelapa (segar),
kapas,
kertas saring,
larutan NaOH 0,1%, dan
larutan indicator PP 1%.
Alat
Alat yang digunakan untuk praktikum ini adalah:
pH meter,
refraktometer,
thermometer,
desikator,
cawan petri,
timbangan,
buret, dan
alat-alat gelas.
Cara Kerja
Nira dituangkan ke dalam erlenmeyer 250ml.Nira dituangkan ke dalam erlenmeyer 250ml.Penetapan Sifat Fisik Nira
Nira dituangkan ke dalam erlenmeyer 250ml.
Nira dituangkan ke dalam erlenmeyer 250ml.
Dinilai secara inderawi.Dinilai secara inderawi.
Dinilai secara inderawi.
Dinilai secara inderawi.
Warna, kejernihan, aroma, dan tingkat kemanisan nira.kemanisan nira).Warna, kejernihan, aroma, dan tingkat kemanisan nira.kemanisan nira).
Warna, kejernihan, aroma, dan tingkat kemanisan nira.
kemanisan nira).
Warna, kejernihan, aroma, dan tingkat kemanisan nira.
kemanisan nira).
Adanya kotoran pada nira diamati dari kotoran yang menempel pada kertas saring yang digunakan untuk menyaring nira.setelah digunakan untuk menyaring nira.Adanya kotoran pada nira diamati dari kotoran yang menempel pada kertas saring yang digunakan untuk menyaring nira.setelah digunakan untuk menyaring nira.
Adanya kotoran pada nira diamati dari kotoran yang menempel pada kertas saring yang digunakan untuk menyaring nira.
setelah digunakan untuk menyaring nira.
Adanya kotoran pada nira diamati dari kotoran yang menempel pada kertas saring yang digunakan untuk menyaring nira.
setelah digunakan untuk menyaring nira.
Penetapan Sifat Kimia Nira
Nira secukupnya dimasukkan ke dalam beker glass 10 ml. Ditetapkan pH-nya dengan pH meter atau kisaran pH-nya.Nira secukupnya dimasukkan ke dalam beker glass 10 ml. Ditetapkan pH-nya dengan pH meter atau kisaran pH-nya.a. pH
Nira secukupnya dimasukkan ke dalam beker glass 10 ml. Ditetapkan pH-nya dengan pH meter atau kisaran pH-nya.
Nira secukupnya dimasukkan ke dalam beker glass 10 ml. Ditetapkan pH-nya dengan pH meter atau kisaran pH-nya.
Nira yang telah disaring diambil 20 ml dititrasi dengan indicator PP 1% dan larutan NaOH 0,1 N.Nira yang telah disaring diambil 20 ml dititrasi dengan indicator PP 1% dan larutan NaOH 0,1 N.b. Total Asam Tertitrasi
Nira yang telah disaring diambil 20 ml dititrasi dengan indicator PP 1% dan larutan NaOH 0,1 N.
Nira yang telah disaring diambil 20 ml dititrasi dengan indicator PP 1% dan larutan NaOH 0,1 N.
Total asam tertitrasi dinyatakan sebagai : ml NaOH 0,1 N / 100 ml nira.Total asam tertitrasi dinyatakan sebagai : ml NaOH 0,1 N / 100 ml nira.
Total asam tertitrasi dinyatakan sebagai : ml NaOH 0,1 N / 100 ml nira.
Total asam tertitrasi dinyatakan sebagai : ml NaOH 0,1 N / 100 ml nira.
Sedikit nira yang telah disarig diteteskan pada prisma refraktometer. Dibaca skala pada refraktometer dan kadar gula nira dinyatakan dalam brix.Sedikit nira yang telah disarig diteteskan pada prisma refraktometer. Dibaca skala pada refraktometer dan kadar gula nira dinyatakan dalam brix.c. Total Gula
Sedikit nira yang telah disarig diteteskan pada prisma refraktometer. Dibaca skala pada refraktometer dan kadar gula nira dinyatakan dalam brix.
Sedikit nira yang telah disarig diteteskan pada prisma refraktometer. Dibaca skala pada refraktometer dan kadar gula nira dinyatakan dalam brix.
Nira 2 gram (ditimbang dengan cawan porselin yang beratnya sudah diketahui), misal cawan + nira = A gram.Nira 2 gram (ditimbang dengan cawan porselin yang beratnya sudah diketahui), misal cawan + nira = A gram.d. Total Solid (Total Padatan)
Nira 2 gram (ditimbang dengan cawan porselin yang beratnya sudah diketahui), misal cawan + nira = A gram.
Nira 2 gram (ditimbang dengan cawan porselin yang beratnya sudah diketahui), misal cawan + nira = A gram.
Dimasukkan ke dalam oven (suhu 105 – 1100C) sampai berat konstan (B gram). Berat konstan yaitu selisihnya kurang dari 0,02 dan untuk menghasilkan berat kostan mengukur kadar air selama >12 jam, lalu 2 jam kemudian dan 2 jam selanjunya.Dimasukkan ke dalam oven (suhu 105 – 1100C) sampai berat konstan (B gram). Berat konstan yaitu selisihnya kurang dari 0,02 dan untuk menghasilkan berat kostan mengukur kadar air selama >12 jam, lalu 2 jam kemudian dan 2 jam selanjunya.
Dimasukkan ke dalam oven (suhu 105 – 1100C) sampai berat konstan (B gram). Berat konstan yaitu selisihnya kurang dari 0,02 dan untuk menghasilkan berat kostan mengukur kadar air selama >12 jam, lalu 2 jam kemudian dan 2 jam selanjunya.
Dimasukkan ke dalam oven (suhu 105 – 1100C) sampai berat konstan (B gram). Berat konstan yaitu selisihnya kurang dari 0,02 dan untuk menghasilkan berat kostan mengukur kadar air selama >12 jam, lalu 2 jam kemudian dan 2 jam selanjunya.
Kadar air nira = A-Bgramberat sample x 100%
Misal = X%
Kadar Total Padatan = (100 – X)%
= Y%
Keterangan : (A-B) gram = berat air yang diuapkan
100 = kadari air + kadat total padatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penentuan Sifat Fisik dan Nilai pH Nira
Sample
Sifat Fisik
Kejernihan
Tingkat Kemanisan
Aroma
Warna
Intensitas Kotoran
Total Sukrosa
pH
Nira
+
++
Tidak Sedap
Putih Kekuningan
Tidak Ada
8 brix
4,63
Keterangan:
a. Kejernihan: b. Tingkat Kemanisan :
+ = agak jernih + = agak manis
++ = sedikit jernih ++ = sedikit manis
+++ = jernih +++ = manis
++++ = sangat jernih ++++ = sangat manis
Total Asam Tertitrasi
Sample
Filtrat
ml NaOH
Nira
20 ml
0,33 ml
Total Solid (Total Padatan)
Waktu
Berat Cawan
Berat Sample
Berat Cawan + Berat Sample
Awal
41,7555 gram
2,2499 gram
44,0054 gram
>12 jam
----------------
----------------
41,7897 gram
+2 jam
----------------
----------------
41,7870 gram
+2 jam
----------------
----------------
41, 7884 gram
Kadar air nira = A-Bgramberat sample x 100%
= 44,0054-41,7870gram2,25 gram x 100%
= 98,6 %
Kadar Total Padatan = (100 – 98,6)%
= 1,4%
Keterangan : (A-B) gram = berat air yang diuapkan
100 = kadari air + kadat total padatan
Pembahasan
Dari praktikum nira yang dilakukan praktikan di Laboratorium Teknologi Peretania, pengujian kualitatif nira dapat dibagi menjadi dua yaitu penetapan sifat fisik dan sifat kimia. Penetapan sifat fisik nira dalam praktikum ini antara lain warna, kejernihan, aroma, tingkat kemanisan, dan intensitas kotoran pada nira. Sementara untuk penetapan sifat kimia nira antara lain mencakup pH, total asam tertitrasi,total sukrosa, dan total solid/padatan.
Penentuan Sifat Fisik
Kejernihan
Nira segar seharusnya jernih dan hampir tidak berwarna. Tingkat kejernihan pada bahan pemanis salah satunya ditentukan oleh jumlah kotoran dan kekeruhannya (Winarno, 2004). Dalam praktikum ini nira dalam keadaan agak jernih. Disebabkan karena beberapa faktor misalnya telah terjadinya poroses fermentasi. Mula-mula nira berwarna sangat jernih dan lama-kelamaan akan berubah menjadi tidak jenih.
Menurut Meylani (2011), protein atau pektin yang terkandung bereaksi dengan polifenol membentuk koloid yang menimbulkan kekeruhan. Tingkat kejernihan juga dapat ditunjukkan oleh volume bahan pemanis yang dibutuhkan untuk dituang pada gelas ukur hingga noktah yang diletakkan di bawah gelas ukur tidak nampak. Semakin banyak volume yang dibutuhkan, maka bahan tersebut makin jernih. Untuk menghilangkan kekeruhan dapat dipakai bahan penjernih.
Tingkat Kemanisan
Pada praktikum ini uji tingkat kemanisan dilakukan dengan memanfaatkan indra pengecap yaitu lidah praktikan dan diperoleh bahwa nira yang dianalisis mempunyai rasa yang sedikit manis. Nira yang digunakan untuk praktikum telah rusak, pernyataan ini sesuai dengan pendapat Erwinda (2014), kerusakan nira ditandai dengan rasa nira menjadi masam, berbuih putih dan berlendir. Kerusakan ini terjadi karena aktivitas mikroorganisme terhadap kandungan nira yaitu sukrosa. Cara untuk menghilangkan sifat asam larutan adalah dengan menambahkan bahan yang bersifat basa. Kapur merupakan bahan bersifat basa yang paling efektif sebagai pemurni yang mudah didapatkan dan memiliki harga yang murah. Pengaruh keadaan sekitarnya menyebabkan nira cepat mengalami fermentasi sehingga rasa manis nira cepat berubah menjadi asam.
Untuk mencegah keasaman nira telah dilakukan percobaan di laboatorium dengan penambahan zat-zat tertentu, yaitu garam Na/K metabisulfit 0.25-0.2%, Na benzoat 0.05-0.2% dan kapur 0.7-1.2% (Muchtadi, 2011).
Aroma
Pada praktikum ini uji aroma dilakukan dengan memanfaatkan indra penciuman yaitu hidung praktikan dan diperoleh bahwa nira yang dianalisis mempunyai aroma yang tidak sedap. Hal ini menunjukkan bahwa nira yang digunakan sudah tidak dalam keadaan segar dan terjadi proses fermentasi. Menurut Budiyanto (2012), fermentasi ini disebabkan oleh ragi liar maupun bakteri. Proses ini mengubah sukrosa pada nira menjadi alkohol yang menyebabkan nira berbau tidak sedap.
Warna
Dalam keadaan segar nira berasa manis, berbau khas nira dan tidak berwarna. (Budiyanto, 2004). Dari hasil pengamatan maka dapat diketahui warna dari nira yang dihasilkan adalah putih kekuningan dan itu menandakan nira telah mengalami kerusakan. Sesuai dengan pernyataan Budiyanto (2012), nira mudah mengalami fermentasi karena mengandung ragi liar yang amat aktif. Bila nira terlambat dimasak, biasanya warna nira berubah menjadi keruh dan kekuning-kuningan, rasanya masam, dan baunya menyengat. Hal ini disebabkan terjadi pemecahan sukrosa menjadi gula reduksi karna adanya senyawa mikroorganisme di dalam nira kelapa yang mengalami fermentasi.
Intensitas Kotoran
Pada praktikum ini uji intensitas kotoran dilakukan dengan memanfaatkan indra penglihatan yaitu mata praktikan dan diperoleh bahwa nira yang dianalisis tidak adanya kotoran. Hal ini tidak sesuai dengan Marsigit (2005), yang menyatakan nira mudah mengalami kerusakan karena dipengaruhi oleh kondisi lingkungan selama penyadapan dan pengangkutan ke tempat pengolahan dan kerusakan akibat fermentasi. Semakin tinggi jumlah kotoran maka semakin rendah tingkat kejernihannya. Namun dalam praktikum ini tingkat kejernihannya agak jernih namun tidak adanya kotoran, kesalahan praktikum ini bisa terjadi dikarenakan nira yang diambil hanya sebagain kecil saja atau kurangnya kejelian dari praktikan memperhatikan kotoran yang ada.
Total Sukrosa
Untuk mengatahui totsal sukrosa yang ada dilakukan pada skala refraktometer di baca dalam derajat brix. Brix menunjukkan total padatan terlarut dalam suatu bahan. Pada proses fermentasi nira kandungan brix akan menurun dengan cepat dan persyaratan brix agar nira dapat diolah menjadi gula aren, yaitu kadar brix diatas 15. Kandungan sukrosa sebagai sukrosa ditentukan oleh varietas aren dan perlakuan nira selama dalam penyadapan (Marsigit, 2005). Hasil dari praktikum total gula yang didapat dalah 8 brix dan itu menandakan nira yang ada tidak boleh digunakan untuk pembuatan gula aren. Perbedaan ini terjadi karena beberapa faktor, diantaranya nira yang sudah rusak karena terlalu lama didiamkan.
Penentuan Sifat Kimia
pH
Menurut Marsigit (2005), pH harus berada pada kisaran yang ditentukan agar nira dapat diolah menjadi gula merah, yaitu pH harus berkisar 6-7. Pada praktikum ini pH nira 4,63 dan ini menunjukan nira tidak boleh digunakan untuk pembuatan gula aren dan telah mengalami kerusakan. Penurunan pH ini dikarenakan lamanya penyimpanan nira didalam ruangan. Hal ini sesuai dengan Lubis (2013), yang menyatakan bahwa bahwa semakin lama penyimpanan maka pH nira semakin rendah karena nira mudah mengalami kerusakan yang dipengaruhi oleh fermentasi mikroba dimana nira merupakan media pertumbuhan yang subur bagi mikroorganisme seperti bakteri Acetobacter acetic dan sel ragi dari genus Saccharomyces.
Menurut Dyanti (2002), nira kelapa yang baru menetes dari bunga tandan mempunyai pH sekitar 7, akan tetapi pengaruh lingkungan sekitarnya nira mudah terkontaminasi dan mengalami fermentasi secara alami sehingga berubah menjadi asam pH menurun.
Total Asam Tertitrasi
Total asam adalah jumlah keseluruhan asam yang terkandung di dalam suatu bahan. Hasil total titrasi dalam praktikum ini adalah 0,33 ml NaOH 0,1 / 20ml dengan menitrasi 20ml nira ditambahkan indicator PP 1% kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1N sampai warna berubah menjadi ungu atau merah muda. Menurut Day (1996), analisis memanfaatkan perubahan besar dalam pH yang terjadi dalamtitrasi, untuk menetapkan kapan titik kesetaraan itu dicapai. Terdapat bayak asam dan basa organik lemah yang bentuk ion dan bentuk tak terdisosiasinya yangmenunjukkan warna yang berlainan. Molekul-molekul semacam itu dapatdigunakan untuk menetapakan kapan telah ditambahkan cukup titran dan disebut indikator tampak.
Total Solid (Total Padatan)
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil total solid nira yaitu 1,4% dan kadar air nira yaitu 98,6%. Menurut Muchtadi (2011), kandungan air pada nira sekitar 75 - 90% dan solid sekitar 10 – 25%. Hasil dari praktikum berbeda dengan referensi yang ada dikarenakan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor dari luar mempengaruhi total solid yang didapatkan, ketelitian praktikan menetapkan angka dalam proses penimbangan nira (tidak tepat 2 gram sesuai prosedur kerja), saat nira dimasukkan ke dalam oven dan beratnya belum benar-benar konstan, serta saat pemindahan nira dari oven ke desikator, karena adanya uap air yang menempel pada cawan atau air bebasnya menguap dari cawan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari praktikum penetapan sifat fisik dan kimia pada nira yang dilakukan oleh praktikan, dapat ditarik kesimpulan yaitu nira yang dianalisis memiliki sifat fisik berupa agak jernih, tingkat kemanisannya sedikit manis, aroma yang tidak sedap, warna yang putih kekuningan, dan tidak adanya kotoran. Sedangkan sifat kimia dari nira yaitu memiliki derajat keasaman (pH) 4,63 yang berarti tidak segar, total asam tertitrasinya yaitu 0,33 ml NaOH 0,1 N/ 20 ml, total gula pada nira yaitu 8 brix, dan total solid / padatan nira yaitu 1,4% serta kadar air nira yaitu 98,6%.
Saran
Dari praktikum nira yang dilakukan, praktikan menyarankan agar waktu pengambilan nira dengan pelaksanaan praktikum disesuaikan agar nira yang dianalisis sifat fisik dan kimianya yaitu nira yang segar.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Pebtri. 2010. "Pengaruh Variasi Starter Antara Nira Kelapa Dan Air Kelapa Terhadap Kualitas Nata De Coco". Jurnal Kimia. (2). 1.
Budiyanto, M. 2004. Mikrobiologi Terapan (Edisi 3). Malang: UMM Pess.
Budiyanto. 2012. "Efektivias Nira Aren Sebagai Bahan Pengembang Adonan Roti. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea. (1). 26-35.
Day, R.A. dan Underwood, A. L. 1986. Kimia Kuantitatif (Edisi Revisi, Terjemahan A.H. Pudjaatmaka). Jakarta: Erlangga.
Dyanti. 2002. Studi Kompratif Gula Merah Kelapa dan Gula Merah Aren. Skipsi FTP IPB.IPB: tidak diterbitkan.
Erwinda. et al. 2014. "Pengaruh pH Nira Tebu (Saccharum officinarum) dan Konsentrasi Penambahan Kapur Terhadap Kualitas Gula Merah". Jurnal Pangan dan Agroindustri. (2). 56 - 64.
Ghafar, P. A .2012. "Pengembangan Proses Pengolahan Minuman Nira Aren Dengan Teknik Ultrafiltrasi Dan Deodorisasi". Jurnal Hasil Penelitian . (25). 1.
Grimwood, B.E. 1961. Coconut Palm Products. Rome: Food and Agriculture Organization of the United Nations.
Hasbullah. 2001. Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat. Padang: Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat.
Herman, A. S. dan Yunus, M. 1988. "Kandungan Mineral Nira dan Gula Semut Asal Aren". Jurnal Warta IHP. (4).48 - 51.
Itoh, T. et al. 1985. "Compositional of Nira Palm Juice of High Sugar Content From Palm Tree". Jurnal Proceeding of the IPB-JICA International Symposium on Agriculture Product, Processing and Technology. (2). 233 - 240.
Lubis, R. F. et al. 2013. "Pengaruh Penambahan Konsentrasi Bahan Pengawet Alami pada Nira Aren selama Penyimpanan terhadap Mutu Gula Aren Cair". Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian. (4). 76 – 80.
Marsigit, W. 2005. "Penggunaan Bahan Tambahan pada Nira dan Mutu Gula Aren yang Dihasilkan di Beberapa Sentra Produksi di Bengkulu". Jurnal Penelitian UNIB. (11). 42 – 48.
Meylani. et al. 2011. Pembuatan Berbagai Jenis Gula Dari Nira Tebu, Gula Kelapa, Dangula Aren Serta Analisis Produk Gula. [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/91218764/Laporan-Teknologi-Pati. [28 April 2016].
Muchtadi, et al. 2011. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan (Edisi IV). Bandung: CV. Alfabeta.
Nasution, Z.A. 2009. Kajian Pengembangan Komoditi Gula Aren untuk Pemberdayaan Industri Rumah Tangga dan Industri Kecil (IRTIK) di Kabupaten Mandailing Natal. Laporan Penelitian. Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan. Medan: Kementerian Perindustrian.
Suhardiyono, L. 1988. Tanaman Kelapa Budidaya dan Pemanfaatannya. Yogyakarta: Kanisius.
Suprapto.et al. 2009. Pengembangan Teknologi dan Diversifikasi Produk Berbasis Nira Palma. Laporan Penelitian. Balai Besar Industri Agro. Bogor: Kementerian Perindustrian.
Winarno, F.G. 2004. Pangan Gizi, Teknologi, Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN