LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN TINJAUAN KHUSUS OBAT ANTASIDA DOAEN SEBAGAI OBAT MAGG DI APOTEK ASSILMI PADA TAHUN T AHUN 2011
NAMA : LENIAWATI DEWI NISN : 9943538786
Subang April 2011 Disetujui oleh:
Pembimbing
( Yeni Nuryani, S.si,Apt.)
Pembimbing Apotek Assilmi Subang
Pembimbing
( Erna Juherna, S.farm,Apt) Pembimbng SMK Kes, Bhakti Kencana Subang
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN TINJAUAN KHUSUS OBAT ANTASID DOEN SEBAGAI OBAT MAGG DI APOTEK ASSILMI PADA TAHUN T AHUN 2011
Diajukan untuk memenuhi salah satu sat u syarat menempuh ujian sidang ko,petensi keahlian farmasi SMK Kes, Bhakti Kencana Subang
NAMA : LENIAWATI DEWI NISN : 9943538786
YAYASAN ADHI GUNA KENCANA SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA SUBANG 2011
KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyalesaikan tugas Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di Apotek Assilmi Subang, yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional. Dalam pengerjaan tugas ini saya banyak sekali mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu saya ucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Unib sumarna, S.pd selaku kepala sekolah SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang.
2.
Kepada
kedua
orang
tua
saya
yang
telah
mendukung
dalam
menyelesaikan tugas ini. 3.
Kepada semua guru produktif khususnya dalam program farmasi di Smk Kesehatan Bhakti Kencana Subang.
4.
Kepada guru pembimbing yang ada didalam sekolah yaitu Ibu Erna Juherna, S.farm,Apt dan yang ada diluar sekolah yaitu Ibu Yeni Nuryani, S.si,Apt.
5.
Kepada rekan-rekan dan adik kelas yang telah ikut membantu dalam penyelesaian tugas ini. Laporan ini ditujukan agar siswa/I Sekolah Menengah Kejuruan
mempunyai ilmu yang bersifat universal disamping mempunyai keterampilan atau kemampuan sesuai dengan program yang dipilihnya. Laporan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini disusun berdasarkan kur ikulum yang berlaku, dan saya yakin dalam laporan ini masih sangat jauh dari sempurna namun harapan saya semoga tugas Laporan Praktek Kerja industri (PRAKERIN) ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca umumnya. Amin. Subang,«««««««..2011 Penyusun
Leniawati Dewi BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus diwujudkan oleh setiap orang, dengan adanya pembangunan kesehatan diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Kesehatan
merupakan
hal
penting
bagi
kehidupan,
dalam
pembangunan kesehatan dilakukan upaya promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan) dan rehabilitative (pemulihan), semua itu harus dilaksanakan secara menyeluruh terpadu dan berkesinambungan serta dilaksanakan bersama. Apotek sebagai salah satu sarana penunjang kesehatan turut berperan dalam mewujdkan upaya kesehatan yang dilaksanakan pemerintah sebagai sarana distribusi obat dan perbekalan farmasi yang aman, bermutu dan berkhasiat dan terjangkau harganya oleh masyarakat secara meluas. Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Pentingnya dilakukan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) agar dapat berperan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan misalnya dalam hal informasi obat kepada masyarakat tentang penggunaan obat yang aman tepat dan rasional. Obat sebagai salah satu zat yang digunakan dalam upaya kesehatan, pada dasarnya merupakan zat berbahaya bagi tubuh jika penggunaannya tidak dilakukan secara tepat, apalagi sampai disalahgunakan. Obat lokal ialah zat yang kerjanya berdasarkan aktifitas local secara fisika atau kimia, seperti antaisda yaitu obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk menghilangkan nyeri akibat kelebihan asam lambung. Antasid merupakan
basa lemah yang bereaksi dengan asam lambung untuk membentuk air dan garam, dengan demikian dapat menghilangkan keasaman lambung.
1.2 Tujuan Prakerin Adapun tujuan diadakannya Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) diapotek adalah: 1.
Agar dapat mengetahui penggolongan obat berdasarkan Undang-Undang.
2.
Agar dapat mengetahui obat Antasid doen sebagai obat untuk mencegah kelebihan asam lambung.
3.
Agar dapat mengetahui bagaimana cara kerja obat Antasid doen.
4.
Dapat mengetahui macam-macam obat Antasida doen.
1.3 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Praktek
Kerja
Industri
(PRAKERIN)
dlaksanakan
diapotek Assilmi yang terletak di jalan MT. Haryono No.05 Subang dari tanggal 01 Maret sampai dengan 11 April 2011.
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 TINJAUAN TENTANG TEMPAT PRAKERIN (APOTEK) 2.1.1 Pengertian Apotek Apotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Pengertian ini didasarkan pada keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002 Tentang perubahan atas
peraturan
Mentri
Kesehatan
Republik
Indonesia
nomor
922/MENKES/PER/1993 apotek dan ketentuan tata cara perizinan apotek. Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan yang perlu mengutamakan kepentingan masyarakat dan bekewajiban menyediakan. Menyiapkan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu dan terjamin.
2.1.2 Visi Dan Misi Apotek Sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh apotek Assilmi maka dapat mengeluarkan Visi dan Misi yaitu Dengan adanya swamedikasi kita dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
2.1.3 Tujuan Menciptakan apotek yang tidak hanya melayani resep tetapi, Apoteker, Asisten Apoteker dan karyawan dapat juga melakukan konseling kepada pasien.
2.1.4 Kegiatan a. Konseling oleh Apoteker Pengelola Apot ek (APA) b. Swamedikasi oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) atau karyawan c. Melayani Resep d. Melayani pembelian obat ataupun sediaan farmasi lainnya 2.1.5 Personalia Apotek a. APA/PSA
: Yeni Nuryani, S.si,Apt.
b. Asisten Apoteker
: Dian Novianti S,farm.Apt
c. Karyawan
: Eka yulianti dan Riska
2.2 Tugas Dan Fungsi Apotek Berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek adalah: a. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker. b. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian. c. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional dan kosmetik. d. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengamanan, pengadaan penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. 2.3 DEFINISI OBAT a. Obat ialah semua zat baik kimiawi, hewani maupun nabati yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut gejala-gejalanya. ( Wati Lenia dan kawam-kawan 2011). b. Menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan.
c. Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan,
kesehatan
dan
kontrasepsi
(Kebijakan
Obat
Nasional,
Departemen Kesehatan RI, 2005).
2.4 PENGGOLONGAN OBAT Penggolongan
obat dimaksud untuk peningkatan keamanan dan
kecepatan penggunaa serta pengamanan distribusi , pengertian terseut tercantum dalam peraturan mentri kesehatan republik Indonesia nomor 917/MENKES/PER/X/2003. Yang kini telah diperbaharui dengan permenkes RI nomor 949/MENKES/PER/VI/2000. Penggolongan obat ini terdiri dari: obt bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat narkotika, obat psiktoprika dan obat wajib apotek.
2.4.1 Obat Bebas Dalam peraturan daerah tingkat II Tangerang yakni nomor 12 tahun 1994 tentang izin pedagang eceran obat memuat pengertian obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter tidak termasuk dalam daftar narkotika, psikotoprika, obat keras dan sudah didaftar didepartemen kesehatan Republik Indoesia. Penandaan obat bebas diatur berdaarkan S.K MENKES RI nomor 2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas terbatas. Tanda khusus untuk obat bebas yaitu bulatan berwarna hijau de ngan garis tepi warna hitam,
2.4.2 Obat Bebas Terbatas Obat bebas terbatas atau obat yang termasuk dalam daftar ³W´ menurut bahasa
Belanda yaitu singkatan dari ³Waarschuing´ artinya
peringatan. Jadi maksudnya obat yang pada penjualannya disertai dengan tanda
peringatan.
Berdasarkan
keputusan
Mentri
Kesehatan
RI
No.
2380/A/SK/VI/83 tanda khusus untuk obat bebas terbatas adalah berupa lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam,
Menurut keputusan mentri kesehatan republik Indonesia yang menetapkan obat kedalam daftar obat ³W´ memberikan pengertian obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan pada pemakainya tanpa resep dokter, bila penyerahannya memenuhi persyaratan berikut: a. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya atau pembuatnya. b. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda peringatan sesuia contoh. Tanda peringatan tersebut berwarna hitam, berukuran panjang 5 cm, lebar 2cm dan membuat pemberitahuan sebagai berikut:
2.4.3 Obat Keras Obat keras atau obat daftar G menurut bahasa belanda ³G´ singkatan dari ³Gevaarlijk´ artinya berbahaya maksudnya obat dalam golongan ini bebahaya jika pemakaiannya tidak berdasarkan resep dokter. Menurut keputusan menkes RI yang menetapkan/memasukan obat kedalam daftar
obat
keras,
memberikan
pengertian
obat
keras
adalah
obat-
obatyangditetapkan sebagai berikut: a. Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat disebutkan bahwa obat itu hanya boleh diserahkan dengan resep dokter b. Semua obat
yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata-nyata untuk
dipergunakan secara parentral, baik dengan suntikan maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek rangkaian asli dari jaringan c. Semua obat baru, terkecuali apabila oleh departemen kesehatan telah dinyatakan secara tertulis bahwa obat baru itu tidak membahayakan kesehatan manusia d. Semua obat yang tercantum dalam daftar obat keras: obat itu sendiri dalam substansi dan semua sediaan yang mengandung obat itu, terkecuali apabila
dibelakang nama obat disebut ketentuan lain, atau ada pengecualian obat bebas
terbatas.
Contoh: Acetanilidum, Andrenalidum, Antibiotika dan Apomorphinum. Berdasarkan
keputusan
mentri
kesehatan
republic
Indonesia
No.02396/A/SK/VIII/1986 Tentang tanda khusus obat keras daftar G adalah lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi. Seperti yang terlihat pada gambar berikut:
2.4.4 Obat Psikotoprika Obat psikotropika menurut UU No.5 tahun 1997 adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Obat ini juga diperoleh harus dengan resep dokter dan obat ini memiliki efek ketagihan, contohnya : diazepam phenobarbital. Pembeli harus melengkapi alamat ketika membeli obat jenis ini (biasanya ketika menebus resep akan ditanya oleh pegawai apotik). Penandaan obat psikotoprika sama dengan obat keras yaitu sebagai berikut:
2.4.5 Obat Narkotika
Obat narkotika menurut UU No.22 tahin 1997
adalah obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Penandaan obat narkotika yaitu:
Contoh : Morfin, Petidin
2.4.6 Obat Wajib Apotek (OWA) OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien. Walaupun APA boleh memberikan obat keras, namun ada persayaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan OWA. 1. Apoteker wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai data pasien (nama, alamat, umur) serta penyakit yang diderita. 2. Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang boleh diberikan kepada pasien. Contohnya hanya jenis oksitetrasiklin salep saja yang termasuk OWA, dan hanya boleh diberikan 1 tube. 3. Apoteker wajib memberikan informasi obat secara benar mencakup: indikasi, kontra-indikasi, cara pemakain, cara penyimpanan dan efek samping obat yang mungkin timbul serta tindakan yang disarankan bila efek tidak dikehendaki tersebut timbul. 2.4.7 Jenis OWA
Tujuan
OWA
adalah
memperluas
keterjangkauan
obat
untuk
masayrakat, maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat ang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB hormonal. Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan: 1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun. 2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit. 3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. 4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia. 5. Obat
dimaksud
memiliki
rasio
khasiat
keamanan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri. Contoh OWA: Asam mefenamat salep, hidrokortison dll. 2.5 Alkes Dan PKRT 2.5.1
ALKES (Alat Kesehatan) Menurut undang-undang kesehatan RI Nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, Alkes adalah bahan, instrument, mesin, implant yang tidak mengandung
obat
yang
digunakan
untuk
mencegah
mendiagnosa
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan atau struktur dan fungsi tubuh.
Pengertian alkes yang lebih rinci dijabarkan menurut permenkes nomor: 1184 tahun 2004, sebagai berikut: Alat kesehatan adalah instrument, apparatus, mesin, alat untuk ditanamkan, reagens atau produk diagnostic in vitro atau barang lain yang sejenis atau yang terkait termasuk komponen, bagian dan perlengkapan. Contoh alat kesehatan: a. Dispo atau suntikan b. Tensi darah c. Thermometer d. Kursi roda e. Stetoskop dll.
2.5.2
PKRT (Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga) Perbekalan kesehatan rumah tangga, terdapat dalam peraturan mentri
kesehatan
RI
nomor
140/MENKES/PER/III/1991
Yang
kini
telah
diperbaharui dengan permenkes nomor 1184 tahun 2004. Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) adalah alat, bahan atau campuran bahan untuk memelihara dan perawatan kesehatan manusia, hewan peliharaan, rumah tangga dan tempat umum. Contoh PKRT: a. Kapas kecantikan b. Toilet article tissue c. Sabun cuci d. Pembersih alat rumah tangga e. Alat perawatan bayi seperti botol susu, dot dll f.
Pembasmi serangga rumah
g. Obat nyamuk bakar cair dan erosol dll.
BAB III TINJAUAN KHUSUS
3.1 Sistem Pencernaan Sistem pencernaan makanan dimulai dalam mulut dimana makanan dihaluskan sambil diaduk dengan lidah yang mengandung suatu enzim amylase yaitu petialin yang berfungsi menguraikan karbohidrat setelah ditelan, dilanjutkan dengan gerakan peristaltic kelambung dengan bantuan getah lambung yang terdiri dari asam lambung dan pepsin, yaitu suatu enzim proteolitik yang disekresi oleh selaput lendir lambung sehingga terbentuk chymus. Pencernaan dilanjutkan dalam usus yang dibantu oleh enzim-enzim pencernaan yang dihasilkan oleh pancreas dan mukosa usus setelah terbentuk zat gizi yang sangat halus dan mudah diserap oleh tubuh, maka sisa makanan masuk ke usus besar dan diolah oleh floranormal usus sehingga siap dibuang oleh anus.
Disaluran lambung usus inilah dapat timbul gangguan penyakit baik yang disebabkan oleh terganggunya produksi enzim pencernaan maupun yang disebabkan oleh infeksi usus oleh kuman dan cacing. Yang termasuk obat gangguan sistem pencernaa n yaitu: 1. Antasida yaitu obat yang digunakan untuk menetralisir asam lambung atau mengurangi produksi asam lambung yang dapat menyebabkan timbul tukak lambung atau magg. 2. Digestive yaitu obat yang digunakan untuk membantu proses pencernaan lambung usus terutama pada keadaan devisiensi zat pembantu pencernaan. 3. Antidiare yaitu obat yang digunakan untuk menanggulangi amengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, kuman atau cacing dan keracunan makanan. 4. Pencahar (Laksativa) yaitu obat atau zat yang dapat mempercepat peristaltis usus sehingga mempermudah buang air besar 5. Antispasmodic yaitu obat atau zat yang digunakan untuk melawan kejangkejang. 6. Kolagoga yaitu zat atau obat yang digunakan sebagai peluruh atau penghancur batu empedu. 7. Hepatoprotektor (protector hati) yaitu obat yang digunakan sebagai vitamin tambahan untuk melindungi meringankan atau menghilangkan gangguan fungsi hati. 3.2 Antasida Antasida berasal dari kata anti atau lawan dan acidus atau asam yaitu digunakan untuk menetralisir kelebihan asam lambung, merupakan basa lemah yang bereaksi dengan asam lambung untuk membentuk air dan garam, dengan demikian dapat menghilangkan keaaman lambung. Tujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala mempercepat penyembuhan dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
3.3 Penggolongan Obat Antasida Berdasarkan mekanisme kerjanya obat-obat antasida dapat digolongkan menjadi: 1. Antihiperasiditas Obat dengan kandungan alumunium dan atau magnesium bekerja secara kimiawi dengan mengikat kelebihan Hcl dalam lambung. 2. Perintang reseptor Semua antagonis reseptor H2 menyembuhkan tukak lambung dan duodenum dengan cara mengurangi sekresi asam lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2. Contoh obat: simetidin, ranitidine, famotidin, nizatidin Obat yang dikombinasikan dengan antasida yaitu: a. Antikolonergik yaitu zat yang menekan produksi getah lambung dan melawan kejang-kejang. Contoh obatnya yaitu exstrakbelladonae b. Obat penenang atau sedative yaitu untuk menekan stress karena dapat memicu sekresi asam lambung, contoh obatnya yaitu flordiazepoksida c. Spasmolitika yaitu untuk melemaskan ketegangan otat lambung usus dan mengurangi kejang-kejang, contoh obat papaverine d. Dimetikon berfungsi memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga mudah diserap. 3.4 Antasida a. Komposisi:
Tiap tablet kunyah atau tiap 5 ml suspensi mengandung : - Gel Aluminium Hidroksida kering 258,7 mg (setara dengan Aluminium Hidroksida) 200 mg
b.
Magnesium Hidroksida 200 mg
Cara kerja o bat Kombinasi Aluminium Hidroksida dan Magnesium hidroksida merupakan antasid yang bekerja menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin sehingga rasa nyeri ulu hat i akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang. Di samping itu efek laksatif dari Magnesium hidroksida akan mengurangi efek ko nstipasi dari Aluminium Hidroksida.
c.
Indikasi Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak pada duodenum dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung dan perasaan penuh pada lambung.
d. Kontra Indikasi Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen o bat.
e. Dosis:
Tablet : - Anak-anak 6-12 tahun : sehari 3-4 kali 1/2 tablet. - Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 tablet. Diminum 1-2 jam setelah makan dan menjelang tidur.
Syrup : - Anak-anak 6-12 tahun : sehari 3-4 kali 1/2 sendokteh -1 sendok teh. - Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh. Diminum 1 - 2 jam setelah makan dan menjelang tidur.
f. Efek samping
Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-gejala tersebut akan hilang bila pemakaian obat dihentikan.
g. Peringatan
-
Jangan diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal yang
-
-
h.
berat karena dapat menimbulkan hipermagnesia. Tidak dianjurkan digunakan terus menerus lebih dari 2 minggu kecuali atas petunjuk dokter. Bila sedang menggunakan obat tukak lambung lain seperti Simetidin atau antibiotika Tetrasiklin harap diberikan dengan selang waktu 1-2 am. Tidak dianjurkan pemberian pada anak-anak di bawah 6 tahun kecuali atas petunjuk dokter karena biasanya kurang jelas penyebabnya. Hati-hati pemberian pada penderita diet fosfor rendah dan pemakaian lama karena dapat mengurangi kadar fosfor dalam darah.
Interaksi Obat
Pemberian bersama Simetidin atau Tetrasiklin dapat mengurangi absorpsi obat tersebut.
http://www.farmasiku.com/index.php?target=products&product_id=30043
3.5 Tablet Antasida
3.5.1
Pengertian Tablet Tablet adalah Bentuk sediaan padat farmasetik yang mengandung satu atau lebih bahan obat dengan atau tanpa zat tambahan yang cocok dalam bentuk pipih, sirkuer, permukaannya datar atau cembung, yang dibuat dengan metode pengempaan atau pencetakan atau dengan cara lain sesuai dengan 2
punch dan die,dibawah tekanan beberapa ratus kg/cm . 3.5.2
Keuntungan dan kerugian 1.
a.
Keuntungan tablet
Tablet dipasaran mudah diberikan dalam dosis yang tepat jika dosis dapat dibagi rata dan akan memberikan efek yang akurat.
b.
Tablet tidak mengandung alcohol
c.
Tablet dapat dibuat dalam berbagai do sis.
diinginkan
d.
Sifat alamiah dari tablet yaitu tidak dapat dipisahkan, kualitas bagus dan dapat dibawa
kemana-mana,
bentuknya
kompak,
fleksibel
dan
mudah
pemberiannya. e.
Secara umum, bentuk pengobatan dangan menggunakan tablet lebih disukai karena bersih, praktis dan efisien.
f.
Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan yang terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling lemah.
g.
Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah.
h.
Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal ditenggorokan, terutama bila tersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi.
i.
Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti pelepasan diusus atau produk lepas lambat.
j.
Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-besaran.
k.
Tablet oral mungkin mudah digunakan untuk pengobatan tersendiri dengan bantuan segelas air.
l.
Untuk anak-anak dan orang-orang secara kejiwaan, tidak mungkin menelan tablet, maka tablet tersebut dapat ditambahkan penghancur, dan pembasah dengan air lebih dahulu untuk pengolahannya.
m.
Dapat dibuat tablet kunyah dengan bahan mentol dan gliserin yang dapat larut dan rasa yang enak, dimana dapat diminum, atau memisah dimulut.
2. Kerugian tablet a. Orang yang sukar menelan atau meminum obat. b. Keinginan konsumen beda dengan yang kita buat/produk. c. Beberapa obat tidak dapat dikepek menjadi padat dan kompak. d. Tablet dan semua obat harus disimpan diluar jangkauan anak-anak untuk menjaga kesalahan karena menurut mereka tablet tersebut adalah permen. e. Warnanya cenderung memberikan bahaya.
obat dari udara dan kelembapan serta member rasa atau untuk menghindarkan gangguan dalam pemakaiannya akibat rasa atau bau bahan obat. (http://medicafarma.blogspot.com/2008/2009/tablet.html)
3.6 Perundang-Undangan Antasida Antasid doen termasuk kedalam golongan obat bebas yaitu obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter tidak termasuk kedalam daftar narkotika, psikotofrika dan obat keras jiga sidah terdaftar didefartemen kesehatan Republik Indonesia. Penandaan
obat
diatur
berdasarkan
SK.Menkes
RI
No.2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan bebas terbatas, tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas terbatas yaitu bulatan berwarna hijau dengan garis tepi warna hitam.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Daftar Obat Antasida Doen
Nama Generik
Nama Paten
Alumunium hidroksida Antasida doen dan
Nama Pabrik Errita pharma
magnesium
hidroksida Alumunium hidroksida Citramag dan
Afi Fharma
magnesium
hidroksida Alumunium hidroksida Aictral dan
Interbat
magnesium
hidroksida, simetikon Alumunium hidroksida Aludonna D dan
Armoxindo
magnesium
hidroksida, simetikon Alumunium hidroksida Adimag
Aditama
dan
Farmindo
magnesium
Raya
hidroksida, simetikon Alumunium hidroksida Atmacid dan
Graha Fharma
magnesium
hidroksida, dimetikon Alumunium hidroksida Berlosid dan
Berlico
magnesium
hidroksida, dimetikon Alumunium hidroksida Biomag mps dan
Erlimpex
magnesium
hidroksida, metillpolisiloksan Alumunium hidroksida Bufantacid dan
magnesium
Bufa Aneka
hidroksida, metillpolisiloksan Alumunium hidroksida Carsida
Shamparindo
dan
Perdana
magnesium
hidroksida, simetikon Alumunium hidroksida Dexanta dan
Dexa Medika
magnesium
hidroksida, dimetillpolisiloksan Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida dan Simetikon Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, dimetillpolisiloksan Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, dimetilpollisiloksan Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon Alumunium hidroksida dan magnesium
Estasid
Erita
Gastrucid
Nufarindo
Gestabil
Combiphar
Kemomag
Phyto Kemo Agung
Lambucid
Hexpharma Jaya
Lampracid
Pharos
Maagmeta
Inti Jaya
Maalok
Aventis
Madrox
Konimex
Magnidicon
Tunggal Idaman
hidroksida, simetikon Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, metylpollisiloksan Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, dimetillpolysiloksan Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, dimetikon Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon Alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida, simetikon
Magtral
Otto
Mylanta
Pfizer
Mylacid
Emba Mega Farma
Myloxan
Melosin
Obamag
First Medifarma
Polyanta
Dankos
Ranacid
Rama Farma
Samtacid
Samco Farma
Stomach
Mutifa
Stop-Mag
Medikon Prima
Stomag
Guardian Pharmatama
Ticomag
Solos Langgeng
Triocid
Zenith
Ultramag
Heuson Farma
4.2 Pembahasan Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran sedian farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat . pengertian berdasarkan keputusan ME NKES RI Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang perubahan atas peraturan MENKES RI Nomor 922/MENKES/PER/X/1993. Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan perlu mengutamakan kepentingan masyarakat dan berkewajiban menyediakan, menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu dan terjamin kualitasnya. Seperti halnya yang telah dilaukan oleh apotek Assilmi yaitu apotek yang dapat melaksanakan upaya kesehatan dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh apotek Assilmi meliputi pelayanan informasi obat, konseling, kepada pasien, melayani resep dokter dan melakukan swamedikasi, disamping sebagai sarana pelayanan kesehatan pada masyarakat apotek Assilmi juga berfungsi sebagai sarana bagi pendidikan dan pelatihan terbukti dengan adanya jalinan kerja sama dengan program PRAKERIN ( Praktek Kerja Industri) Sekolah SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang. Apotek Assilmi terdiri dari 4 tenaga kerja yang dida lamnya terdiri dari apoteker, PSA, Asisten apoteker, karyawan juga penanggung jawab. Sediaan farmasi yang terdapat diapotek Assilmi selain obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat wajib apotek, obat narkotika dan psikoto prika tersedia juga seperti Alkes dan juga PKRT, namun belum dilengkapi dengan kosmetik karena terbatasnya ruangan apotek juga anggaran dana yang tersedia di apotek. Apotek Assilmi melakukan penyimpanan barang digudang berdasarkan bentuk sediaan seperti sediaan t ablet/kapsul/kaplet, sirup/drop, krim/salep, dan infuse yang disusun secara alfabet is, khusus untuk golongan psikotoprika dan narkotika disimpan dalam lemari khusus dan terkunci sedangkan untuk penyimpanan yang memerlukan suhu tertentu seperti sediaan supositoria disimpan dalam lemari pendingin yang disesuiakan denga n kesetabilan obat. Sistem distribusi perbekalan farmasi diapotek Assilmi untuk kebutuhan pasien dapat diberikan sewaktu-waktu kepada pasien dalam jumlah dan jenis tertentu, sedangkan system distribusi perbekalan farmasi dari apo tek Assilmi ke PBF melalui surat pesanan, faktur pener imaan, faktur pengiriman dan penyerahan. Masalah fasilitas yang ada diapotek Assilmi meliputi ruas gudang yang masih terbatas, hal ini berakibat pada pengadaan barang, sarana dan
prasarana diruang apotek sudah cukup memenuhi persyaratan dimana dilengkapi dengan buku-buku yang lengkap, hanya saja belum ada fasilitas computer sarana dan jaringan internet, sehingga sulit untuk mencari sumber informasi maka jaringan internet ini harus dilengkapi. Pelayanan resep individual untuk pasien menggunakan resep asli khususnya untuk setiap resep yang didalamnya tercantum obat psikotoprika, narkotika, obat keras dan obat-obat untuk penyakit tuberculosis, terkecuali obat-obat lain seperti obat bebas, obat bebas terbatas dan obat wajib apotek dapat diberikan dengan copy resep ataupun tanpe resep dokter. Dalam pngerjaan resep terkadang resep tidak dapat dimengerti atau diterima, maka dapat dilakukan diskusi dengan dokter penulis resep. Apotek Assilmi menjalin kerja sama dengan praktek d okter umum, dalam pengerjaan resep yaitu resep harus d ianalisa terlebih dahulu, dilihat obat apa yang dibutuhkan dalam resep tersebut kemudian diberikan harga, dan segera diinformasikan kepada pasien jumlah harga obat yang harus ditebus dalam resep tersebut, tidak lupa juga dengan pemberian informasi cara penggunaan obat kepada pasien agar obat tersebut dapat dikonsumsi dengan baik dan benar. Setiap kali sebelum obat keluar atau masuk ketempat penyimpanannya dilakukan pencatatan pada kartu stok obat dan pencatatan pada buku defekta untuk obat yang persediaanya mulai menipis, sering kali terjadi ketidak sesuaian antara jumlah barang dan jumlah yang tertulis pada kartu stok, hal ini disebabkan barang yang keluar sering kali tidak ditulis pada kartu stok ataupun kesalahan dalam penjumlahan. Pada Praktek Kerja Industri (Prakerin) saya mendapatkan Tinjauan Khusus Obat Antasdia Doen. Antasida Doen ada lah obat yang digunakan untuk menetralisir kelebihan asam lambung atau obat magg yang mempunyai efek samping kadang-kadang konstipasi dan diare.
Sesuai dengan keadaan di tempat PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) yang tepatnya Di Apotek Assilmi obat Antasid dijual secara bebas t anpa harus dengan resep dokter karena termasuk obat bebas. Antasid doen tidak dibuat racikan tetapi kebanyakan dijual secara swamedikasi (Pengobatan Sendiri ). Swamedikasi merupakan pengobatan sendiri yaitu penggunaan obat atau menenangkan diri dalam bentuk perilaku untuk mengobati penyakit yang
dirasakan. Pengobatan diri sendiri sering disebut dalam konteks orang mengobati diri sendiri untuk meringankan penderita. Dasar hukumnya Permenkes No 919/Menkes/per/X/1993 secara sederhana swamedikasi adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu namun bukan berarti asal mengobati justru pasien harus mencari informasi obat yang sesuai dengan penyakitnya dan apotekerlah yang bias berperan disini. Apoteker bias memberikan informasi obat yang objektif dan rasio nal. Swamedikasi boleh dilakukan untuk kondisi penyakit yang ringan, umum dan tidak akut. Setidaknya ada Lima Komponen informasi yang diperlukan untuk swamedikasi yang tepat menggunakan obat modern yaitu pengetahuan tentang kandungan aktif obat (Zat nya apa?), Indikasi (Untuk mengobati apa ), dosage (Seberapa banyak ?, seberapa sering ?)efek samping dan kontra indikasi ( Siapa dan kondisi apa yang tidak boleh minum obat itu?). Syarat suatu obat Swamedikasi : a. Obat harus aman, kualitas, dan efektif. b. Obat yang digunakan harus mempunyai indikasi, dosis, bentuk sediaan yang tepat. c. Oba yang diserahkan harus disertai informasi yang jelas dan lengkap.
Keuntungan Swamedikasi : Tersedia obat yang dapat digunakan di rumah kita dan akan menghemat waktu yang diperlukan untuk pergi ke dokter yang jauh dari tempat tinggal. Kerugiannya : Bila keluhan yang dialami dinilai salah dan bila penggunaan obat kurang tepat, terlalu lama, atau dalam dosis yang terlalu besar.
(http://www.scribd.com/doc/swamedikasi)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan a. Apotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. b. Kegiatan di apotek Assilmi seperti melayani obat dengan dan tanpa resep dokter, melayani konseling, dan swamedikasi. c. Obat-obat yang tersedia di apotek Assilmi yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat wajib apotek, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, psikotoprika dan narkotika. d. Menurut Ansel (1985), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. e. Antasida Doen yaitu obat yang digunakan untuk menetralisir asam lambung atau mengurangi produksi asam lambung yang dapat menyebabkan timbul tukak lambung atau magg.
f.
Tujuan pengobatan untuk obat Antasida Doen adalah menghilangkan gejala mempercepat penyembuhan dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
g. Obat Antasida Doen dapat dikombinasikan dengan Antikolonergik, obat penenang atau sedative, spasmolotika dan dimetikon. h. Cara kerja obat Antasida Doen ada lah menetralisir asam lambung setelah larut dalam isi lambung. i.
Antasid merupakan basa lemah yang bereaksi dengan asam lambung untuk membentuk air dan garam, dengan demikian dapat menghilamgkan keasaman lambung.
j.
Antasid doen termasuk kedalam golongan obat bebas yaitu obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter.
k. Swamedikasi merupakan pengobatan sendiri yaitu penggunaan obat atau menenangkan diri dalam bentuk perilaku untuk mengobati penyakit yang dirasakan. 5.2 Saran a. Semoga dengan diadakannya PRAKERIN ini siswa siswi dapat membedakan antara keadaan sekolah dengan keadaan yang ada dilapangan. b. Semoga laporan yang sekarang dapat dijadikan pembelajaran yang lebih baik untuk kedepannya.