BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota – sia jika keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan keperawatan di rumah r umah sakit dapat menjadi sia – sia tidak menjadi tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau sangat signifikan. Keluarga menempati menempati posisi di antara individu dan masyarakat, sehingga sehingga dengan memberikan pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan kepada keluarga, keluarga, perawat mendapat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, – nilai dan budaya keluarga, sehingga keluarga dapat perawat harus memperhatikan nilai – nilai menerima. Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan di tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal – hal yang terkait dengan masalah masalah kesehatannya. kesehatannya. Perawat Perawat yang melakukan keperawatan keperawatan di rumah bertanggung bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Namun, di Indonesia belum ada lembaga ataupun organisasi perawat yang mengatur pelayanan keperawatan di rumah secara administratif. Perawatan yang diberikan di rumah – rumah – rumah khususnya oleh perawat komunitas masih bersifat sukarela, belum ada pengaturan terhadap imbalan atas jasa yang diberikan. Pengalaman belajar klinik me mberikan kemampuan kemampuan kepada kepada mahasiswa mahasiswa untuk memperoleh pengalaman nyata asuhan keperawatan keluarga pada keluarga yang mengalami masalah kesehatan dengan penerapan berbagai konsep dan teori keperawatan keluarga serta proses keperawatan sebagai pendekatan. B. Tujuan. 1. Tujuan umum :
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mampu menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan sesuai tugas dan perkembangan perkembangan keluarga. 2. Tujuan khusus : Setelah menyelesaikan menyelesaikan belajar belajar klinik mmpu : a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan keluarga b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan maslaha kesehatan keluarga c. Merencanakan Merencanakan tindakan t indakan sesuai dengan diagnosa keperawatan d. Melaksanakan Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan e. Mengevaluasi Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan f. Mendokumentasikan Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga
BAB 2 TINJAUAN TEORI KONSEP ASKEP KELUARGA
1. Konsep dasar keluarga a. Pengertian keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terrdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan(depkes,RI)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perawnan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Berdasarkan pengertian diatas
yang dmaksud dengan keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat terdiri atas dia atau lebih orang yang terkabung di dalam ikatan perkawinan dan pertalian darah serta hidup dalam satu rumah tangga dibawah asuhan kepala rumah tangga dan saling berinteraksi satu sama lain dimana setiap anggota keluarga memilki peran masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. b. Struktur keluarga 1) Patrilineal
Keluarga yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generaasi dimana hubungan itu disusun memlaui jalur garis ayah 2) Matrilineal
Yaitu keluarga terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa general , dimana hubungan disusun melalui jalur garis ibu 3) Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri 4) Patrilokal
Sepaang suami istri yang tinggal bersama keluarrga searah 5) Keluarga kawinan
Hubungan suami istri sebagi dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena hubungan dengan suami istri
Cirri-ciri struktur keluarga menurut aderson:
Terorganisasi; saling berhubungan saling ketergantungan anatara anggota keluarga
Ada keterbatasan; setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugas masing-masing
Ada perbedaan dan kekhususan setiap anggota keluarga mempunyai pernan dan fungsinya masing-masing
c. Tipe/bentuk keluarga 1) Keluarga inti( nuclear – family)
Merupaan keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak 2) Keluarga besar(extended family)
Merupakan keluarga ditambah sanak saudara, misalnya nenek kakek, keponakan , saudara sepupu, paman ,bibi dll 3) Keluarga berantai(serial family)
Merupakan keluarag terdiri dari wanita dan pria yang, brenikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga intim 4) Keluarga duda atau janda(single family)
Meurpakan keluarga yang teradi karena perceraian atau kematia 5) Keluarga berkomposisi(coposisy)
Merupakan keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama. 6) Keluarga kabitas(cohabitation)
Merupakan keluarga yang terdiri dari dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga d. Fungsi keluarga 1) Fungsi biologis 2) Fungsi psikologis 3) Fungsi social 4) Fungsi ekonomi 5) Fungsi pendidikan e. Ciri-ciri keluarga 1) Diikat suatu tali perkawinan 2) Ada hubungan darah 3) Ada ikatan batin
4) Ada tanggung jawab masing-masing anggota keluarganya 5) Ada pengambilan keputusan 6) Ada kerja sama diantara anggota keluarga 7) Komunikasi interaksi diantara anggota keluarga 8) Tinggal dalam suatu rumah f.
Tugas-tugas keluarga 1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya 2) Pemeliharaa sunber-sumber yang ada dalam keluarga 3) Pembagian
tugas
masing-masing
anggota
keluarganya
sesuai
dengan
kedudukannya masing-masing 4) Sosialisasi antara anggota keluarga 5) Pengaturan jumlah anggota keluarga 6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga 7) Penempatan anggota – anggota keuarga dalam masyarakat yang lebih luas 8) Membangkitka dorongan dan semangat para anggota keluarga 2. Konsep asuhan keperawatan keluarga
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah eksehatan dan keperawatan keluarga. Merencanakan asuhan keperawatan dan melasanakan intervensi keperawtan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan terhadap keluarga. Tahap-tahap proses keperawatan: a. Pengkajian
Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan ole perawaat untuk engukur keadan klien ( keluarga dengan memakai norma-norm kesehatan keluarga maupun social, yang merupakan system yang terintergrasi an kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. Dasar pemikiran pengkajian adalah suatu perbandingan , suatu epngukuran atau suatu peilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggnakan norma-norma yang diambil dari kepercayaan , nilai-nilai prinsip aturan dan harapan, teori ,konsep berkaitan degan permasalahan yang dhadapi oleh keluarga. 1. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Hal – hal yang dikaji dalam keluarga adalah : a. Data umum : Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masing – masing anggota keluarga serta genogram. Type keluarga. Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tiper keluarga tersebut. Suku bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan. Status social ekonomi keluarga. Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan – kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang yang dimiliki oleh keluarga. Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama – sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi. b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya. Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing – masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga. c. Pengkajian lingkungan
Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan, peletakan perabotan rumah, dan denah rumah. Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan. Mobilitas
geografis
keluarga.
Mobilitas
geografis
keluarga
yang
ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluaarga yang ada. System pendukung keluarga. Yang termasuk system pendukung adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis, atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas social atau dukungan masyarakat setempat. d. Struktur keluarga Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga. Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku. Struktur peran. Menjelaskan peran dari masingg – masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal. Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatna. e. Fungsi keluarga Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap salingg menghargai. Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau huubungan dalam keluarga dan sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan perilaku. Fungsi perawatan kesehatan. Sejauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga
mengenai sehat – sakit, kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu : -
mengenal masalah kesehatan : sejauhmana keluarga mengenal fakta – fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah.
-
mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat : sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.
-
merawat anggota keluarga yang sakit : sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber – sumber yang ada dalamn keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial), mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
-
memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauhmana mengetahui sumber – sumbver
keluarga
yang
dimiliki,
keuntungan/manfaat
pemeliharaan
lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antar anggota keluarga. -
menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat : apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga. Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah
anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga. Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga. f. Stres dan koping keluarga
Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka panjang yaitu yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan. Kemampuan keluargaa berespon terhadap situasi atau stressor. Mengkaji sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor. Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. Strategi
adaptasi
disfungsional.
Dijelaskan
mengenai
adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. g. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa. Metode yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik. h. Harapan keluarga Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada. 2. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga. Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkana pada pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan : a. Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan). Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan. b. Resiko (ancaman kesehatan) Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan. c. Potensial (keadaan sejahtera atau “wellness”) Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Dalam satu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan. Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas. 3. Perencanaan keperawatan keluarga. Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkap dengan criteria dan standar. Criteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
4. Tahapan tindakan keperawatan keluarga. Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal – hal dibawah ini : a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah. b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan, mengidentfikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan. c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakait dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga melakukan perawatan. d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan sumber – sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin. e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara mengenakan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada. 5. Tahap evaluasi Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
BAB 3 TINJAUAN TEORI RHEUMATOID ARTRITIS
1. Definisi
Rheumatoid arthritis adalah peradangan yang kronis sistemik, progreif dan lebih banyak, terjadi pada wanita , pada usia 25-35 tahun 2. Patofisiologi
Inflamasi mua-mula mengenai sendi-sendi sinovil seperti edema, kongesti vaskuler, eksudat fibrin dan infiltrasi seular. Peradangan yang berkelanjutan, synovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sedi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutu kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikular. Kartilago menjadi nekrosis. Tngkat erosi dari kartilago menentukn tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankliosis). Kerusakan kartilag dan tulang menyebabkan tendon dan ligament jadi lemah dan bisa menimbulkan subkulasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebabkan oseoporisi setempat. Lamanya arthritis rheumatoid berbeda dari tiap orang, ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan, sementara ada orang yang smebuh dari seranga pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi yang lain. Terutama yag memunyai factor rheumatoid( seropositif gangguan rheumatoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif 3. Etiologi
Penyebab dari arthritis reuamtoid belum dapat ditentukan secara pasti tetapi dapat dibagi dalam 3 bagian , yaitu: a. Mekanisme imunitas (antigen antibody) seperti interaksi dari immunoglobulin dengan rheumatoid factor b. Factor metabolic c. Infeksi dengan kecendrungan 4. Tanda dan gejala
a. Tanda dan gejala setempat
Sakit persendian disertai dengan kaku dan pergerakan terbatas
Lambat laun membengkak, panas , merah dan lemah
Semua sendi bisa terserang , panggul, lutut m pergelangan tangan, siku rahang dan bahu
b. Tanda dan geala sistemik Lemah , demam tahcikardi. Berat badan menurun, anemia 5. Pemeriksaan diagnostic
1) Tes serologi
Bse positif
Darah bisa terjadi anemia dan leukositosis
Rheumatoid factor, terjadi 50-90% penderita
2) Pemeriksaan radiologi
Periarticuler osteoporosis, permulaan persendian erosi
Kelanjutan penyakit;ruang sendi menyempit, ub luksasi dan ankilosis
3) Aspirasi sendi
Cairan synovial menunjukkan adanya proses radang aseptic, cairan dari sendi dukultur dan bisa diperiksa secara makroskopik
6. Penatalakanaan
Bila rheumatoid progresif dan menyebabkan kerusakan sendi pembedahan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi, pembedahan dan diindikasinya sebagai berikut: a. Sinovektomi, untuk mencegah arthritis pada sendi tertetu, untuk mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi b. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian c. Arhrodesis , sering dilaksanakan pada lutu, tumit dan pergelangan tangan d. Arthoplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran paa p ersendian 7. Diagnose keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh dengan arthritis ditambah dengan adanya data dari pemeriksaan diagnostic , maka diagnose keperawatan yang sering muncul, yaitu: a. Gangguan citra tubuh b/d perubahan penampilan tubuh, sendi benkok, deformitas b. Nyeri b/d erubahan patologis oleh arthritis rheumatoid c. Resiko cedera b/d hilangnya kekuatan otot , rasa nyeri d. Gangguan aktifitas sehari-hari b/d terbatasnya gerakan e. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi
BAB 4 LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn“A” DENGAN ANGGOTA KELUARGA ARTRITRIS REUMATOID DI
JELITI DUSUN GONDANG TIMUR DESA GONDANG KECAMATAN LOMBOK UTARA
Kasus: Keluarga Tn.A (42 tahun) mempunyai seorang istri Ny.N(35 tahun) dan 3 orang anak yaitu An1 (16 tahun), An 2 (14 tahun), An 3(9 tahun), dari anamnesa yang dilakukan bahwa Tn A dan Ny.H didapatkan data bahwa klien sering mengeluh nyeri dibagian lutut dan pinggang, serta kesemutan jika terlalu lama duduk serta pada musim digin. Klien pernah memeriksakan penyakitya e puskesmas sekitar setahun yang lalu dan dinyatakan rheumatoid, saat ini klien tidak pernah lagi mengeluh penyakitnya kambuh,namun Ny H sejak beberapa bulan ini mengeluh hal yang sama karena keterbatasan waktu dan kesibukan klien mengatakan tidak ernah memeriksakan keluhan istriya ke puskesmas, hal ini juga didukung jarak puskesmas dengan tempat tinggal cukup jauh.
A. PENGKAJIAN I. Data Umum
1. Kepala Keluarga
: Tn. A
2. Alamat
: Jeliti dusun gondang timur desa gondang
3. Pekerjaan KK
: Pedagang
4. Pendidikan KK
: SMA
5. Komposisi Keluarga : Anak Status Imunisasi Nama
Jenis Hub. Kel KK Umur Pendd
BCG
Pol i o
DPT
Hepa ti ti s
Camapak
Ket
Tn.A
L
suami
42
SMA
Sehat
Ny.H
P
istri
35
SMA
reumatik
Anak
L
anak
16
belum
sehat
anak
L
anak
14
belum
Sehat
anak
L
anak
9
Belum
Sehat
Genogram :
Keterangan : : Laki-laki dan Perempuan : Laki-laki telah meninggal : Garis perkawinan : Garis Keturunan : Tinggal serumaha : Klien 6. Tipe Keluarga
: Keluarga Besar
7. Suku Bangsa
: Sasak – Indonesia
8. Agama
: Islam
9. Status Sosial ekonomi : Bapak bekerja 10. Aktivitas rekrereasi
II.
:-
Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga .
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga berada pada tahap perkembangan anak sekolah 2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tugas perkembangan Keluarga saat ini adalah mempertahankan kesehatan Tn A dan Ny H terutama untuk mencegah kekambuhan nyeri pada daerah persendian akibat reumatik. 3. Riwayat kesehatan keluarga inti : Anak Tn. A
sudah diimunisasi lengkap,jika sakit Tn A membawa anak ke
puskesmas. Ny. H (Ibu) beberapa bulan terakhir sering mengeluh nyeri di daerah persendian dan sering merasa kesemutan,
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya Keluarga Tn. A mengatakan kalau Ny. H tidak mengalami penyakit lainnya, kadang badan pegal – pegal sesudah beraktivitas. Dan sebelumnya tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti yang diderita Ny.”H”. III. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah Luas rumah yang ditempati Tn“A” adalah 8 x 7 meter dam merupakan rumah sendiri dengan 2 kamar tidur , satu ruang tamu, 1 ruangan yang di fungsikan sementara untuk gudang, satu ruangan yng di fungsikan untuk tempat ibadah. Tipe rumah Tn“A” adalah permanen, dengan menggunakan lantai semen biasa, ruangan mempunyai ventilasi dan jendela yang terletak dibelakang kamar tidur setiap pagi dibuka. Sumber air untuk kebutuhan keluarga Tn”A” menggunakan air pam untuk minum dan mandi,Keluarga Tn.”A” mengatakan air minum yang diambil dari pam selalu dimasak. Tn A mengatakan menimbun sampah dan membuangnya di kebun .
KT
KT
Tanah kosong
RT
dapur
KM
kios
teras
Jalan
Keterangan : DP : Dapur KT : Kamar Tidur RT : Ruang Keluarga 2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW a. Kebiasaan Keluarga Tn. “A” biasanya warga jeliti dusun gondang timur beraktivitas pada pagi hari sebagai penjual sayur keliling, selain itu warga selalu berusaha membantu tetangga bila ada masalah. b. Aturan/kesepakatan di lingkungan tempat tinggal Aturan yang berlaku di tempat tinggal keluarga Tn”A” disesuaikan dengan
aturan dan perintah Agama Islam seperti menghormati yang lebih tua, dan saling menyayangi. c. Budaya Di jeliti dusun gondang timur bila ada anggota masyarakat yang menikah, sunatan dan lain-lain, masyarakat yang lain memberikan bantuan berupa sembako,dan bantuan lain seperti tenaga dan pikiran. 3.Mobilitas Geografis Keluarga Keluarga Tn “A” mengatakan sudah lama menempati rumahnya dan tidak pernah berpindah rumah. 4.Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Keluarga Tn. ”A” mengatakan anggota keluarganya tetap berinteraksi dan mengikuti kegiatan yang sudah ada. 5.Sistem pendukung keluarga Keluarga Tn.”A” mengatakan jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, maka anggota keluarga yang lain membantu menangani di rumah sebelum dibawa ke Puskesmas. IV. Struktur Keluarga
1. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga) Keluarga Tn “A” mengatakan ; Tn “A”
tetap sebagai kepala keluarga yang harus
bertanggung jawab terhadap keluarganya dan mengambil keputusan dalam memutuskan masalah keluarga dan harus melibatkan anggota keluarga yang lain, sementara Ny. ”H” sebagai ibu rumah tangga yang selalu menjalankan tugasnya seperti mengurus rumah selain itu Ny H juga memiliki usaha membuka kios di rumah untuk membantu suami dan menjaga kehormatan diri sebagai istri bila bekerja diluar rumah, kemudian anak- anak Tn A selalu menghormati dan mematuhi perintah orang tua. 2. Nilai dan Norma Keluarga Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga disesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat dan menurut agama yang dianut yakni agama Islam. 3. Pola/cara Komunikasi Keluarga Keluarga Tn. “A” berkomunikasi dengan bahasa sasak dan apabila keluarga Tn“A” mempunyai masalah maka dengan cepat dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan keluarga yang lain sampai memperoleh pemecahan masalah. 4. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Tn “A” mengatakan kebersamaan sangat penting bagi keluarga. V.
Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif Keluarga cukup rukun dan saling mendukung serta saling menghargai antara anggota yang satu dengan yang lain. 2. Fungsi sosialisasi a. Kerukunan hidup dalam keluarga Keluarga Tn”A” mengatakan bahwa keluarga cukup rukun dan memperhatikan pembinaan hubungan rumah tangga dan adanya saling keterbukaan. b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga: Interaksi keluarga baik dan keluarga Ny ”H” selalu menjaga keharmonisan dalam hubungan keluarga mereka. c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: Tn ”A” sebagai suami dan sebagai kepala keluarga. d. Kegiatan keluarga waktu senggang Berkumpul bersama anggota keluarga sambil nonton TV dan berkumpul bersama tetangga disekitarnya. e. Partisipasi dalam kegiatan sosial Keluarga ikut serta dalam kegiatan gotong royong kebersihan lingkungan namun sudah jarang di lakukan oleh warga sekitar karena kesibukan berkebun dan menjadi buruh, namun pada acara besar seperti mauled masyarakat tetap bergotong royong 16. Fungsi perawatan kesehatan a. Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan keluarganya
Ny “H” mengatakan bahwa keluhan yang dirasakannya tidak
diketahui penyebabnya namun keluarga menggap itu penyakit biasa karena kecapean setelah bekerja .Ny. “H” mengatakan bahwa keluhan yang sering dirasakannya adalah kesemutan dan teradang nyeri pada daerah persendian. b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat Keluarga mengatakan dalam mengambil keputusan disesuaikan dengan keadaan masalah yang dihadapi. Jika tidak terlalu parah maka hanya ditangani di rumah saja. c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Keluarga Tn. “A” mengatakan setiap anggota keluarga yang sakit selalu
diberikan perawatan di rumah, kalau sudah dirasakan parah baru kemudian dibawa berobat ke pustu atau ke puskesmas. d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat Keluarga Tn. “A” mengatakan selalu membersihkan rumah setiap hari setelah berdagang dan tampak lingkungan dalam rumah cukup bersih. e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat Keluarga Tn. “A” mengatakan selalu membawa anggota keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan terdekat apabila sudah tidak bisa ditangani sendiri oleh anggota keluarga. 3. Fungsi reproduksi Ny “H” berusia 35 tahun dan suaminya sudah berusia 42 tahun meraka masih bisa memreproduksi anak lagi, dan Ny H mengatakan ingin memiliki anak lagi. 4. Fungsi ekonomi a. Upaya pemenuhan sandang pangan Ny “H” mengatakan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari diberikan oleh suami dan di bantu dari hasil penjualan barang seperti sembako di kios. b.
Pemanfaatan sumber di masyarakat Ny “H” dan keluarga mengatakan tidak ada sumber di masyarakat yang dimanfaatkan oleh keluarga.
VI.
Stres Dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek Keluarga Tn. “A” mengatakan selain masalah kesehatan keluarganya, yang menjadi pikiran adalah masalah kebutuhan biaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari
dan
biaya sekolah anak-anaknya. 2. Stressor jangka panjang Persiapan atau pemenuhan kebutuhan hari – hari tua, selain itu keluarga juga memikirkan keluhan yang sering dirasakan oleh Ny H 3. Respon keluarga terhadap stressor Tn. “A” selalu berusaha memenuhi kebutuhan sehari – hari. 4. Srategi koping Keluarga selalu berdiskusi dalam menyelesaikan masalah dalam keluarga. 5. Strategi adaptasi disfungsional Ny. ”H” menerima keadaan tantang penyakit yang dialami sekarang dan selalu meminta bantuan pada keluarga yang lain jika sudah tidak mampu mengatasinya.
VII.
Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga
1. Tn”A” mengatakan setahun yang lalu pernah mengalami gejala reumatik namun sekarang tidak mengalami keluhan seperti nyeri dan kesemutan, hanya terkadang merasakan nyeri lutut apabila sudah melakukan aktivitas yang berat.Saat ini Tn”A” dalam keadaan sehat.Saat pengkajian tekanan darah Tn”A” 120/80 mmhg Keadaan umum :baik Kesadaran : composmentis Pemeriksaan head to toe:
Kepala Rambut hitam, tipis, tidak adda lesi, tidak berketombe, benjolan tidak ada
Mata Simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus, penglihatan normal,
Hidung Simetris, tidak ada sekret, tidak ada lesi dan tidak ada cuping hidung
Mulut Mukosa mulut lembab, varies gigi(+), gigi tampak putih
Telinga Simetris, tidak ada serumen, pendengaran norma,
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar turoid dan vena jugularis, tidak ada lesi
Dada Simetris, tidak ada lesi, tidak ada tarikan dinding dada
Abdomen Tidak ada lesi, tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas atas Edema(-), kuku tampak panjang,
Ekstremitas bawah Tidak edema,
2. Ny”H” sering kesemutan dan sakit pinggang terutama setelah melakukan aktivitas yang berat.Ny”H” .Saat pengkajian tekanan darah Ny ”H” 130/80mmHg Keadaan umum :baik Kesadaran : composmentis Pemeriksaan head to toe:
Kepala Rambut hitam, tipis, tidak adda lesi, tidak berketombe, benjolan tidak ada
Mata Simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus, penglihatan normal,
Hidung Simetris, tidak ada sekret, tidak ada lesi dan tidak ada cuping hidung
Mulut Mukosa mulut lembab, varies gigi(+), gigi tampak putih
Telinga Simetris, tidak ada serumen, pendengaran norma,
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar turoid dan vena jugularis, tidak ada lesi
Dada Simetris, tidak ada lesi, tidak ada tarikan dinding dada
Abdomen Tidak ada lesi, tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas atas Edema(-), kuku tampak panjang,
Ekstremitas bawah Tidak edema,
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA I. Analisa Data No
1
D a t a
Masalah
Data subjektif
Gangguan
Ny
nyaman(nyeri)
H
mengatakan
sering nyeri
mengalami pada
daerah
persendian Data objektif
Skala nyeri 0-3 Sering didaerah
mngeluh persendian,
Penyebab
rasa
Gejala reumatik
keluhan paling sering dirasakan ketika
terutama
berdiri
dari
duduk lama
2
Data Subyektif :
kurang pegetahuan tentang
Kurangnya
a. Ny H mengatakan
proses penyakit
informasi
tidak
mengetahui
penyebab keluhan.
kesehatan
oleh
keluarga Tn. A
Data Obyektif :
Klien tampak banyak bertanya
tentang
penyakit
II.
Diagnosa Keperawatan.
1. gangguan rasa nyaman nyeri dengan tanda-tanda dan gejala penyakit rheumatoid atritis ditandaim dengan klien mengeluh nyeri pada bagian lutut, siku dan punggung, dan klienn menggambarkan rasa nyeri pada bagian tubuhnya. 2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit
III. Perencanaan.
Untuk menentukan prioritas masalah dalam rencana perawatan keluarga Ny.H maka terlebih dahulu dibuat skor untuk menentukan prioritas masalah kesehatan sebagai berikut : Diagnosa keperawatan.:
gangguan rasa nyaman nyeri dengan tanda-tanda dan gejala penyakit rheumatoid atritis ditandaim dengan klien mengeluh nyeri pada bagian lutut, siku dan punggung, dan klienn menggambarkan rasa nyeri pada bagian tubuhnya. Kriteria
Perhitungan
Skor
Pembenaran
Sifat masalah : Aktual
3/3 x 1
1
Masalah sudah aktual karena data subyektif dan data obyektif telah mendukung dan dampaknya terhadap kesehatan keluarga sangat besar bila tidak segera ditangani
Kemungkinan
masalah
2/2 x 2
2
untuk diubah : mudah
Keluarga memiliki kemampuan untuk merawat anggota keluarganya, perlu sedikit motivasi. Penyakit kulit sendiri dapat diubah karena berhubungan dengan perubahan perilaku kebersihan diri
Potensi
masalah
untuk 2/3 x 1
0.6
dicegah : cukup
Masalah sudah terjadi. Namun masih cukup dapat dicegah untuk anggota keluarga yang belum terkena penyakit kulit
Menonjolnya
masalah
:
2/2 x 1
1
segera ditangani
Perlu segera ditangani agar tidak terjadi komplikasi lebih serius
TOTAL
4.6
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit No
Kriteria
1.
Sifat masalah
Perhitungan
2/3 x 1
Skor
2/3
Pembenaran
Pada penderita reumatik bila tidak mendapat kan perawatan dan pengobatan secara
xs
teratur
berdampak
akan kepada
komplikasi edema
terjadinya pada
daerah
persendian. 2.
Kemungkinan masalah
2/2 x 2
2
dapat
dapat
diubah.
3.
Potensi masalah
Sumber
dan
tindakan
dijangkau
oleh
keluarga.
2/3 x 1
2/3
untuk dicegah.
Keluarga mempunyai dana dan
kemampuan
intelektual bila diberikan penyuluhan
tentang
reumatik
4.
Menonjolnya
2/2 x 1
1
masalah.
Keluarga adanya
menyadari masalah
tetapi
kurang menyadari dampak bila anggota keluarga yang sakit tidak dikontrol secara teratur.
Total skor
C. NO
1
4 1/3
RENCANA KEPERAWATAN DIAGNOSA
TUJUAN
gangguan rasa
Untuk
nyaman nyeri
mengurangi
dengan tanda-
rasa
tanda dan gejala
yang
penyakit rheumatoid
KRITERIA -Klien dapat
INTERVENSI
menyebutka
Kaji skala,
RASIONAL
Untuk
durasi,
menentukan
intensitas
intensitas
yang
durasi, skala,
dan lokasi
dirasakan
klien
dirasakan
intensitas
nyeri pada
dan
klien
nyeri yang di
Ny H
tindakan
Jelaskan
berikutnya
nyeri n lokasi,
atritis ditandaim
rasakan.
dengan klien
Klien mau
pada klien
menentukan
Untuk
mengeluh nyeri
melakukan
tentang
mengurangi
pada bagian
tindakan
penyebab
nyeri
lutut, siku dan
yang
nyeri yang
punggung, dan
diajarkan
di rasakan
klienn
perawat
menggambarkan
untuk
tehnik
rasa nyeri pada
mengurangi
distraksi dan
bagian
rasa nyeri
relaksasi
tubuhnya.
Ajarkan
Ajarkan pada klien untuk stimulasi penghilang rasa nyeri dengan cara merendam kaki di air hangat.
Motivasi keluarga untuk berobat ke puskesmas terdekat jika terjadi nyeri hebat, bengkak pada tungkai dan demam.
rasa
2
Kurang
Keluarga
pengetahuan
mampu
mampu
penjelasan
n
berhubungan
mengenal
menyebut
kepada
rasa nyaman pada
dengan
tentang
kan secara
klien
kurangnya
proses
sederhana
keluarga
informasi
penyakit
pengertian
tentang
penjelasan
reumatik
reumatik
pengertian
menimbulkan
2) Keluarga
reumatik,
persepsi
Ditandai dengan
dapat
penyebab,
positif
Klien
memaham
tanda
dan
diharapkan dapat
banyak bertanya
i
gejala dari
memberi motivasi
tentang penyakit
tanda dan
reumatik
kepada
keluarga
gejala,
serta faktor
untuk
mengenal
penyebab
resiko.
masalah
tentang
proses
penyakit
tampak
1) Keluarga
1) Beri
tentang
1) Meningkatkan da
dan
memberikan
klien 2) Dengan diberikan
dan faktor
yang sehingga
penyakitnya
resiko dari reumatik
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN No
1
Hari / tgl /
Diagnosa
waktu
keperawatan
Senin
21
februari 2011 11.05
1
Implementasi
Paraf
Mengkaji skala, durasi, intensitas dan lokasi nyeri pada Ny
jam
Menjelaskan
pada
klien
tentang
penyebab nyeri yang di rasakan Mengajarkan
tehnik
distraksi
dan
relaksasi Mengajarkan pada klien untuk stimulasi penghilang rasa nyeri dengan cara merendam kaki di air hangat.
Memotivasi keluarga untuk berobat ke puskesmas terdekat jika terjadi nyeri hebat,
bengkak
pada
tungkai
dan
demam.
2
Memberi penjelasan kepada klien dan keluarga
tentang
pengertian
reumatik,
penyebab, tanda dan gejala dari reumatik serta faktor resiko.
E. No Dx. 1
EVALUASI Hari/tanggal
Evaluasi
Selasa 22 februari
S : klien mengatakan nyeri masih sering
2011
muncul di daerah lutut /persendian dan pinggang terutama ketia duduk lama
O : - klien tampak menyeringai saat klien bangun ari duduk - Skala nyeri sedang 0-3
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi di hentikan
2
Selasa 22 februari S : klien dan keluarga mengatakan sudah
Paraf
2011
mengerti
tentang
penyakitnya,
penyebab, tanda dan gejala serta faktor resiko O
:
klien
dan
memperhatikan
keluarga penjelasan
diberikan A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dipertahankan
tampak yang