Laporan Kasus
Cedera Kepala Ringan
Penyusun : Herty Felicia 1261050107 Pemiming : dr! "ari#anty Learny$ %p!% K&P'()*&R''( KL)()K )L"+ P&(,'K)* %'R'F P&R)-.& 2/ %&P*&"&R 2017 Faultas Kedoteran +niersitas Kristen )ndonesia
0
P&(.'H+L+'(
Cedera kepala atau yang disebut dengan trauma kapitis adalah ruda paksa tumpul atau tajam pada kepala atau wajah yang berakibat disfungsi cerebral sementara. Cedera kepala meru merupak pakan an salah salah satu satu penyeb penyebab ab kemat kematian ian dan kecac kecacat atan an utam utamaa pada pada kelom kelompok pok usia usia produktif,
dan
sebagian
besar
karena
kecelakaan
lalu
lintas.
Di Indonesia kejadian cedera kepala setiap tahunnya diperkirakan mencapai 500.000 kasus. Dari jumlah di atas, 10 penderita meninggal sebelum tiba di rumah sakit. Dari pasien yang sampai di d i rumah sakit, !0 dikelompokkan dikelompo kkan sebagai cedera kepala ringan, 10 sebagai cedera kepala sedang, dan 10 sisanya di kategorikan sebagai cedera kepala berat. Cedera Cedera kepala kepala merupak merupakan an keadaan keadaan yang serius, serius, sehingga sehingga diharapk diharapkan an para dokter dokter mempunyai pengetahuan praktis untuk melakukan pertolongan pertama pada penderita.
1
P&(.'H+L+'(
Cedera kepala atau yang disebut dengan trauma kapitis adalah ruda paksa tumpul atau tajam pada kepala atau wajah yang berakibat disfungsi cerebral sementara. Cedera kepala meru merupak pakan an salah salah satu satu penyeb penyebab ab kemat kematian ian dan kecac kecacat atan an utam utamaa pada pada kelom kelompok pok usia usia produktif,
dan
sebagian
besar
karena
kecelakaan
lalu
lintas.
Di Indonesia kejadian cedera kepala setiap tahunnya diperkirakan mencapai 500.000 kasus. Dari jumlah di atas, 10 penderita meninggal sebelum tiba di rumah sakit. Dari pasien yang sampai di d i rumah sakit, !0 dikelompokkan dikelompo kkan sebagai cedera kepala ringan, 10 sebagai cedera kepala sedang, dan 10 sisanya di kategorikan sebagai cedera kepala berat. Cedera Cedera kepala kepala merupak merupakan an keadaan keadaan yang serius, serius, sehingga sehingga diharapk diharapkan an para dokter dokter mempunyai pengetahuan praktis untuk melakukan pertolongan pertama pada penderita.
1
%*'*+% %*'*+% P'%)&( '%)& ( 1! ).&( ).&(*) *)* *'% P'%)& '%)&( ( "ama # $enis kelamin # &mur # %ekerjaan # %endidikan # )tatus # +gama # +lamat # angsa # -arganegara # (anggal masuk ) # • • • • • • • • • • •
"y. " %erempuan 5' tahun %edagang (amat )*+ *enikah Islam %s. *inggu, $akarta )elatan $awa -arganegara Indonesia 0/ )eptember '01
2! '('"(&%)% +namnesis dilakukan pada tanggal 0/ )eptember a. eluhan uhan &tama # "yeri kepala bagian belakang b elakang
b. eluhan (ambahan (ambahan # 2uka terbuka di belakang kepala, mata buram c. iwa iwayat yat %enya %enyakit kit )eka )ekaran rang g# %asien datang ke instalasi gawat darurat )&D %asar *inggu diantar oleh suami dengan keluhan nyeri kepala. "yeri kepala terus menerus, berputar. +walnya os ingin naik motor tetapi terjatuh dan terbentur aspal. 3s terjatuh dengan posisi kepala kepala belakang belakang terbentur terbentur aspal. aspal. emudia emudian n os tidak tidak sadarkan sadarkan diri selama selama 4 '0 menit. )etelah sadar os muntah yang berisi makanan dan mengeluhkan nyeri kepala. %asien mengeluhkan pandangan yang buram. +kibat dari benturan pada bagian kepala belakang tersebut, pasien mengalami luka terbuka. emudian os dibaw dibawaa ke )&D )&D %s. %s. *ingg *inggu. u. (idak idak ada caira cairan n keluar keluar dari dari telin telinga ga pasie pasien. n. ele elema maha han n angg anggot otaa disa disang ngka kal. l. Di ruma rumah h saki sakitt ters terseb ebut ut pasi pasien en mend mendap apat at pertolongan pertama, dibersihkan lukanya dan
dilakukan rontgen dada,
pemeriksaan darah serta pemeriksaan C( )can kepala. )aat dipindahkan ke bangsal, pasien masih merasa nyeri pada bagian kepala. )aat kecelakaan, pasien tidak sakit atau panas. d. iwa iwaya yatt %en %enya yaki kitt Dah Dahul ulu u# iwayat alergi obat 67, iwayat hipertensi 87 4 1 tahun baru diketahui, iwayat gangguan jiwa9stress 67 iwayat diabetes melitus 67, iwayat asma 67, iwayat maag 67, iwayat sakit jantung 67, iwayat stroke strok e 67, iwayat sakit ginjal atau hati h ati 67.
2
e. iwayat %enyakit eluarga # iwayat hipertensi 67, iwayat diabetes mellitus 67, iwayat stroke 67, iwayat trauma 67, iwayat epilepsi 67, iwayat gangguan jiwa 67 f. iwayat %ola :idup dan ebiasaan %enggunaan tembakau 67 *inum alkohol 67 %enggunaan narkoba 67 ;. %<*<I)++" =I)I pada tanggal 0/60>6'017 a. eadaan &mum eadaan umum # (ampak )akit )edang esadaran
# Compos *entis
?C)@ *AB5@15
ooperasi
# ooperatif
eadaan gii
# Cukup
(ekanan Darah
# 1'09>0 mm:g
"adi
# 1009 menit, isi cukup, irama reguler, eEual
)uhu adan
# ;A,' 0 C
%ernafasan
# '0 9 menit, irama reguler tipe abdominotorakal %enggunaan otot nafas tambahan 67
b. eadaan lokal (rauma )tigmata
# Bulnus laceratum regio occipital sudah terjahit
ulit
# -arna sawo matang, sianosis 67, ikterik 67
epala
# "ormosefali, rambut hitam beruban, distribusi merata, tidak mudah dicabut, tidak ada alopesia, benjolan 67, Bulnus laceratum post hecting diperban pada regio parietal detra, nyeri tekan 67.
%ulsasi +a. Carotis
# (eraba cukup, irama reguler, kanan dan kiri eEual
elenjar getah bening
# (idak teraba membesar
Columna Fertebralis
# 2urus di tengah
*ata
# :ematoma kacamata rill hematom7 696, hematom palpebra 896, oedem palpebra 896, konjungtiFa anemis 696, sklera ikterik 696, ptosis 696, lagoftalmus 696, pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung 898, refleks cahaya tidak langsung 898 .
3
(elinga
# "ormotia 898, hematoma retroaurikuler attleGs sign7 696, perdarahan 696, otorea696
:idung
# DeFiasi septum 696, perdarahan 696, rhinorea 696
*ulut
# 2idah kotor 67, perdarahan67
(enggorok
# =aring hiperemis 67, tonsil (16(1.
?igi
# Caries 67, missing 67
2eher
# entuk simetris, trakea lurus di tengah, kelenjar getah bening tidak teraba membesar, tiroid di tengah, $B% 56' cm :'3
%emeriksaan jantung Inspeksi # Ictus cordis tidak tampak %alpasi # Ictus cordis teraba di IC) B, 1 cm medial dari linea midklaFikularis sinistra %erkusi
# atas jantung atas # IC) III garis sternalis kiri atas jantung kanan # IC) IB, 1 cm lateral linea sternalis kanan atas jantung kiri # IC) BI, 1 cm lateral linea midclaFikularis kiri +uskultasi # $ 1 $ ' reguler, murmur 67, gallop 67 %emeriksan paru Inspeksi # ?erakan nafas simetris statis dan dinamis %alpasi # Bocal fremitus simetris, krepitasi 67 %erkusi # )onor di kedua lapang paru +uskultasi # Besikuler 898, rhonki 696, wheeing 696 %emeriksaan abdomen Inspeksi # Datar %alpasi # 2emas, hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan 67 %erkusi # (impani di seluruh lapang abdomen +uskultasi # & 87 normal %emeriksaan
#
6
rudinski I
#
6
rudinski II
#
6 anan
iri 4
2aseEue
#
0J
2aseEue menyilang
#
6
ernig
#
0J 6
1;5J
1;5J
%eningkatan tekanan intrakranial o o o o
%enurunan kesadaran 67 %apil oedem 6tidak dilakukan pemeriksaan %upil anisokor 67 (rias cushing 67
b. ". ranialis (!)
# "ormosmia 898
(!))
#
Fisus 2apang pandang (es buta warna =unduskopi
# normal # normal A9A7 # normal # tidak dilakukan
(!))) 3 (!)4 3 (!4)
edudukan bola mata
# ortoforia 6 ortoforia
%ergerakan bola mata
#
"asal (emporal +tas awah (emporal bawah
# normal # normal # normal # normal # normal
# 696
"istagmus
# 696
%tosis
# 696
%upil o o o o o
entuk Diameter efleks cahaya langsung efleks cahaya tidak langsung eaksi akomodasi
# ulat 9 bulat # ; mm 9 ; mm # 898 # 898 # normal 5
o
eaksi konFergensi
# normal
(!4
Cabang motorik *embuka mulut o o *enggerakkan rahang o $aw refleks Cabang sensorik oftalmikus Cabang sensorik maksilaris Cabang sensorik mandibularis
# aik # aik # aik # aik9 aik # aik9 aik # aik9 aik
(!4))
*otorik orbitofrontal *otorik orbikularis okuli *otorik orbikularis oris ChoFstek %engecapan lidah *anis # aik o +sin # aik o o +sam # aik o %ahit # aik
# esan parese 67 # esan parese 67 # esan parese 67 # "egatif
(!4)))
Bestibular Bertigo "istagmus
# "egatif # 696
Cochlear (est inne
# 898 tuli sensorineural 67
-ebber
# (idak ada lateralisasi tuli konduktif 67
)chwabach
# )ama dengan pemeriksa
(!) 3 (!
*otorik
# aik9baik
)ensorik
# aik9baik
(!)
*engangkat bahu *enoleh
# aik9baik # aik9baik 6
(!))
%ergerakan lidah +trofi =asikulasi (remor
# 2idah di tengah #6 #6 #6
c. )istem motorik tubuh ekuatan otot #
5555 5555 5555 5555
d. ?erakan inFolunter
(remor
# 696
Chorea
# 696
+tetose
# 696
*iokloni
# 696
(ics
# 696
(rofik
#
(onus
# "ormotonus 9"ormotonus
)ensorik
# aik
=ungsi otonom
*iksi
# Inkontinensia 67
Defekasi
# Inkontinensia 67
)ekresi keringat
# aik
d. =ungsi cerebellar dan oordinasi +taia #6 (es omberg # aik Disdiadokokinesia #6 $ari 6 jari # aik $ari 6 hidung # aik (umit 6 lutut # aik ebound %henomenon # aik :ipotoni # 696
e. =ungsi 2uhur +stereognosia
#6 7
f.
+praksia +fasia Disgrafia
#6 #6 #6
=ungsi 3tonom *iksi Defekasi )ekresi keringat
# baik # baik # baik
g. efleks fisiologis ornea iseps (riseps remaster %atella (umit =issura ani
# 898 # "9" # "9" # tidak dilakukan # "9" # "9" # tidak dilakukan
h. efleks patologis :ofman (rommer # 696 abinski # 696 3ppenheim # 696 ?ordon # 696 )chaefer # 696 Chaddock # 696
i.
eadaan %sikis Intelegensia (anda regresi Demensia
# aik #6 #6
/. %<*<I)++" 2+3+(3I&* (anggal 0/60>6'01 :'(2# :b# 1',> , :ematokrit# ;A, (rombosit# ';>.000, 2eukosit# 10.'00 ?D) # 1;/ &r# ';, Cr# 0,!/ "a# 1/', # /,', Cl# 10'
5. %<*<I)++" +DI323?I ontgen (hora %osterior6+nterior (horaks simetris kanan dan kiri Dinding thoraks tidak ada massa (ulang klaFikula, costae, stenum tampak tidak ada diskontinuitas )ela iga dalam batas normal dan simetris $antung 6C( H50
8
%aru
6tidak ada infiltrat, kalsifikasi, maupun massa. 6corakan bronkoFaskular tidak meningkat Diafragma bentuk kubah kanan dan kiri )inus costo phrenicus lancip kanan dan kiri
esan# C( H 50 . %ulmo tenang. (ak tampak fraktur C( )can terdapat atrofi pada otak A. <)&*< %asien (n ), laki6laki 50 tahun, datang dengan keluhan utama nyeri kepala dibelakang yang terus menerus, awalnya sebelum naik motor pasien terjatuh dengan posisi kepala belakang membentur ke aspal. "yeri kepala terus menerus. Didapatkan riwayat pingsan selama 4 '0 menit. iwayat muntah berisi makanan. (erlihat kebingungan setelah tersadar dari pingsan. %ada pemeriksaan fisik didapatkan eadaan umum
# (ampak )akit )edang
esadaran
# Compos *entis
(ekanan Darah
# 1'09!0 mm:g
"adi
# 100 9 menit, isi cukup, irama reguler,
)uhu adan
# ;A,A0 C
%ernafasan
# 1! 9menit
(rauma )tigmata
# Bulnus laceratum regio occipital detra.
?C)@ *AB5@15
%ada hasil lab didapatkan leukositosis. oentgen thoraks dalam batas normal. C(6scan didapatkan atrofi pada otak
DI+?"3)I) <$+ Diagnosis klinis
# Bulnus laceratum regio occipital detra :ipertensi ?rade II 2eukositosis reaktif
Diagnosis patologis
# Commosio cerebri
Diagnosa etiologi
# Cedera kepala ringan
. %<"+(+2+)+"++" 9
"on6medikamentosa +CD< %osisi tidur, bagian kepala ditinggikan sekitar ;00 %erawatan luka Diet biasa# kalori 1!00 9hari *edikamentosa IB=D "acl 0,> 8 ketorolac9 1' jam Inj anitidine ' 50 mg Inj. 3ndancentron ; / mg Inj. Citicolin ' 50 mg apsul racik nyeri ; 1 etahistin ; ; tab Captopril ' 50 mg +mlodipin 1 10 mg +s. =olat ' 1 )tugeron ' 1 Cefiime ' '00mg 3*K tab ' 1
>. <"C+"+ %<*<I)++" 2umbal %ungsi
10. %3?"3)+ +d Fitam +d functionam +d sanationam
# ad bonam # ad bonam # ad bonam
10
C&.&R' K&P'L' .einisi
Cedera kepala adalah serangkaian kejadian patofisiologik yang terjadi setelah trauma kepala ,yang dapat melibatkan kulit kepala ,tulang dan jaringan otak atau kombinasinya )tandar %elayanan *edis ,) Dr.)ardjito7. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas .*ansjoer +rif ,dkk ,'0007
Penda8uluan
Cedera kepala adalah cedera yang mengenai kepala dan otak, baik yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung. (ulang tengkorak yang tebal dan keras membantu melindungi otak. (etapi meskipun memiliki helm alami, otak sangat peka terhadap berbagai jenis cedera. 3tak bisa terluka meskipun tidak terdapat luka yang menembus tengkorak. erusakan otak bisa terjadi pada titik benturan dan pada sisi yang berlawanan. Cedera percepatan6perlambatan kadang disebut coup contrecoup bahasa %erancis untuk hitcounterhit 7. Cedera kepala yang berat dapat merobek, meremukkan atau menghancurkan saraf, pembuluh darah dan jaringan di dalam atau di sekeliling otak. isa terjadi kerusakan pada jalur saraf, perdarahan atau pembengkakan hebat. %erdarahan, pembengkakan dan penimbunan cairan edema7 memiliki efek yang sama yang ditimbulkan oleh pertumbuhan massa di dalam tengkorak. arena tengkorak tidak dapat bertambah luas, maka peningkatan tekanan bisa merusak atau menghancurkan jaringan otak. arena posisinya di dalam tengkorak, maka tekanan cenderung mendorong otak ke bawah. 3tak sebelah atas bisa terdorong ke dalam lubang yang menghubungkan otak dengan batang otak , keadaan ini disebut herniasi. )ejenis herniasi serupa bisa mendorong otak kecil dan batang otak melalui lubang di dasar tengkorak foramen magnum7 ke dalam medula spinalis. :erniasi ini bisa berakibat fatal karena batang otak mengendalikan fungsi Fital denyut jantung dan pernafasan7. Cedera kepala yang tampaknya ringan kadang bisa menyebabkan kerusakan otak yang hebat. &sia lanjut dan orang yang mengkonsumsi antikoagulan obat untuk mencegah pembekuan darah7, sangat peka terhadap terjadinya perdarahan disekeliling otak hematoma subdural 7.
11
+natomi
3tak dilindungi dari cedera oleh rambut, kulit, dan tulang yang membungkusnya. (ampak perlindungan tersebut, otak yang lembut akan mudah sekali terkena cedera dan mengalami kerusakan. Dan begitu rusak, neuron tidak dapat diperbaiki lagi. (epat diatas tengkorak terletak galea aponeurotika yaitu jaringan fibrosa, padat, dapat digerakan dengan bebas, yang membantu menyerap kekuatan trauma eksternal. Diantara kulit dan galea terdapat lapisan lemak dan lapisan membran dalam yang mengandung pembulu6pembuluh darah besar yang bila robek, sukar mengadakan Fasokontriksi sehingga dapat menyebabkan kehilangan darah bermakna. (epat dibawah galea terdapat ruang subaponeurotik yang mengandung Fena emisaria dan diploika, pembuluh ini dapat membawa infeksi dari kulit sampai ke dalam tengkorak.
?ambar 1# (abula dan pembuluh darah di kepala.
(ulang tengkorak terdiri dari dua dinding atau tabula yang dipisahkan oleh tulang berongga. Dinding luar disebut tabula eksterna dan dinding bagian dalam disebut tabula interna yang mengandung alur6alur yang berisi arteria meningea anterior, media, dan posterior. +pabila arteria tersebut terkoyak maka akan tertimbun dalam ruang epidural.
12
*eningens terdiri dari tiga lapis dari luar ke dalam yaitu dura mater, arakhnoid, dan pia mater. Dura adalah membran yang liat, semitranlusen, tidak elastis dan melekat erat dengan permukaan dalam tengkorak.
?ambar ' # 2apisan meningens dan tempat perdarahan.
=ungsinya 17 melindungi otak, '7 menutupi sinus6sinus Fena, ;7 membentuk periosteum tabula interna. agian tengah dan poterior disuplai oleh a. *eningea media yang bercabang dari a. Bertebralis dan a. Carotis interna. +rakhnoid adalah membran fibrosa halus dan elastis, membran ini tidak melakat dengan dura mater, ruangan antara kedua membran disebut ruang subdural. Bena6Fena otak yang melewati ruangan ini hanya mempunyai sedikit jaringan penyokong sehingga mudah sekali terkena cedera dan robek pada trauma kepala. Diantara arakhnoid dan pia mater terdapat ruang subarakhnoid yang melebar dan mendalam pada daerah tertentu dan memungkinkan sirkulasi cairan serebrospinal. %ia mater adalah membran halus yang memiliki sangat banyak pembuluh darah halus dan merupakan satu6 satunya lapisan meningeal yang masuk ke dalam semua sulkus dan membungkus semua girus.
13
Patoisiologi
(rauma secara langsung akan menyebabkan cedera yang disebut lesi primer. 2esi primer ini dapat dijumpai pada kulit dan jaringan subkutan, tulang tengkorak, jaringan otak, saraf otak maupun pembuluh6pembuluh darah di dalam dan di sekitar otak. %ada tulang tengkorak dapat terjadi fraktur linier 40 dari fraktur tengkorak7, fraktur impresi maupun perforasi. =raktur linier pada daerah temporal dapat merobek atau menimbulkan aneurisma pada arteria meningea media dan cabang6cabangnyaL pada dasar tengkorak dapat merobek atau menimbulkan aneurisma a. karotis interna dan terjadi perdarahan lewat hidung, mulut dan telinga. =raktur yang mengenai lamina kribriform dan daerah telinga tengah dapat menimbulkan rinoroe dan otoroe keluarnya cairan serebro spinal lewat hidung atau telinga. =raktur impresi dapat menyebabkan peningkatan Folume dalam tengkorak, hingga menimbulkan herniasi batang otak lewat foramen magnum. $uga secara langsung menyebabkan kerusakan pada meningen dan jaringan otak di bawahnya akibat penekanan. %ada jaringan otak akan terdapat kerusakan6kerusakan yang hemoragik pada daerahcoup dan countre coup. ontusio yang berat di daerah frontal dan temporal sering kali disertai adanya perdarahan subdural dan intra serebral yang akut. (ekanan dan trauma pada kepala akan menjalar lewat batang otak kearah kanalis spinalisL karena adanya foramen magnum, gelombang tekanan ini akan disebarkan ke dalam kanalis spinalis. +kibatnya terjadi gerakan ke bawah dari batang otak secara mendadak, hingga mengakibatkan kerusakan kerusakan di batang otak. )araf otak dapat terganggu akibat trauma langsung pada saraf, kerusakan pada batang otak, ataupun sekunder akibat meningitis atau kenaikan tekanan intrakranial. erusakan pada saraf otak I kebanyakan disebabkan oleh fraktur lamina kribriform di dasar fosa anterior maupun countre coup dari trauma di daerah oksipital. %ada gangguan yang ringan dapat sembuh dalam waktu ; bulan. Dinyatakan bahwa 4 5 penderita tauma kapitis menderita gangguan ini. ?angguan pada saraf otak II biasanya akibat trauma di daerah frontal. *ungkin traumanya hanya ringan saja terutama pada anak6anak7, dan tidak banyak yang mengalami fraktur di orbita maupun foramen optikum. Dari saraf6saraf penggerak otot mata, yang sering terkena adalah saraf BI karena letaknya di dasar tengkorak. Ini menyebabkan diplopia yang dapat segera timbul akibat trauma, atau sesudah beberapa hari akibat dari edema otak. ?angguan saraf III yang biasanya menyebabkan ptosis, midriasis dan refleks cahaya negatif sering kali diakibatkan hernia tentorii. ?angguan pada saraf B biasanya hanya pada 14
cabang supraorbitalnya, tapi sering kali gejalanya hanya berupa anestesi daerah dahi hingga terlewatkan pada pemeriksaan. )araf BII dapat segera memperlihatkan gejala, atau sesudah beberapa hari kemudian. Mang timbulnya lambat biasanya cepat dapat pulih kembali, karena penyebabnya adalah edema. erusakannya terjadi di kanalis fasialis, dan seringkali disertai perdarahan lewat lubang telinga. anyak didapatkan gangguan saraf BIII pada. trauma kepala, misalnya gangguan pendengaran maupun keseimbangan.
?ambar ;# %atofisiologi cedera kepala.
15
Klasiiasi Cedera Kepala
16
?ambar /# lasifikasi cedera kepala.
erdasaran "eanisme
Cedera kepala secara luas diklasifikasikan sebagai tertutup
dan penetrans atau
terbuka. -alau istilah ini luas digunakan dan berguna untuk membedakan titik pandang, namun sebetulnya tidak benar6benar dapat dipisahkan. *isalnya fraktura tengkorak depres dapat dimasukkan kesalah satu golongan tersebut, tergantung kedalaman dan parahnya cedera tulang. )ekalipun demikian, untuk kegunaan klinis, istilah cedera kepala tertutup biasanya dihubungkan dengan kecelakaan kendaraan, jatuh dan pukulan, dan cedera kepala penetrans lebih sering dikaitkan denganluka tembak dan luka tusuk.
17
1! *rauma epala terua
(rauma kepala ini menyebabkan fraktur tulang tengkorak dan laserasi duramater. erusakan otak dapat terjadi bila tulang tengkorak menusuk otak. =raktur longitudinal sering menyebabkan kerusakan pada meatus akustikus interna, foramen jugularis dan tuba eustachius. )etelah '6; hari akan tampak battle sign warna biru dibelakang telinga diatas os mastoid7 dan otorrhoe liEuor keluar dari telinga7. %erdarahan dari telinga dengan trauma kepala hampir selalu disebabkan oleh retak tulang dasar tengkorak. =raktur basis tengkorak tidak selalu dapat dideteksi oleh foto rontgen, karena terjadi sangat dasar. (anda6tanda klinik yang dapat membantu mendiagnosa adalah # a. attle sign warna biru9ekhimosis dibelakang telinga di atas os mastoid 7 b. :emotipanum perdarahan di daerah gendang telinga 7 c. %eriorbital ecchymosis mata warna hitam tanpa trauma langsung 7 d. hinorrhoe liEuor keluar dari hidung 7 e. 3torrhoe liEuor keluar dari telinga7 omplikasi pada trauma kepala terbuka adalah infeksi, meningitis dan perdarahan.
?ambar 5# (anda Cedera epala.
2! *rauma epala tertutup
)ecara klasik kita kenal pembagian # komosio, kontusio dan laserasio serebri. %ada komosio serebri kehilangan kesadaran bersifat sementara tanpa kelainan %+. %ada kontusio serebri terdapat kerusakan dari jaringan otak, sedangkan laserasio serebri berarti kerusakan otak disertai robekan duramater. (rauma kepala dapat menyebabkan cedera
18
pada otak karena adanya aselerasi, deselerasi dan rotasi dari kepala dan isinya. arena perbedaan densitas antara tengkorak dan isinya, bila ada aselerasi, gerakan cepat yang mendadak dari tulang tengkorak diikuti dengan lebih lambat oleh otak. Ini mengakibatkan benturan dan goresan antara otak dengan bagian6bagian dalam tengkorak yang menonjol atau dengan sekat6sekat duramater. ila terjadi deselerasi pelambatan gerak7, terjadi benturan karena otak masih bergerak cepat pada saat tengkorak sudah bergerak lambat atau berhenti. *ekanisme yang sama terjadi bila ada rotasi kepala yang mendadak. (enaga gerakan ini menyebabkan cedera pada otak karena kompresi penekanan7 jaringan, peregangan maupun penggelinciran suatu bagian jaringan di atas jaringan yang lain. etiga hal ini biasanya terjadi bersama6sama atau berturutan. erusakan jaringan otak dapat terjadi di tempat benturan (coup), maupun di tempat yang berlawanan (countre coup). Diduga countre coup terjadi karena gelombang tekanan dari sisi benturan sisi coup) dijalarkan di dalam jaringan otak ke arah yang berlawananL teoritis pada sisi countre coup ini terjadi tekanan yang paling rendah, bahkan sering kali negatif hingga timbul kaFitasi dengan robekan jaringan. )elain itu, kemungkinan gerakan rotasi isi tengkorak pada setiap trauma merupakan penyebab utama terjadinya countre coup, akibat benturan6benturan otak dengan bagian dalam tengkorak maupun tarikan dan pergeseran antar jaringan dalam tengkorak. Mang seringkali menderita kerusakan6kerusakan ini adalah daerah lobus temporalis, frontalis dan oksipitalis.
'! Komusio sereri 9 egar ota ;
*erupakan bentuk trauma kapitis ringan, dimana terjadi pingsan kurang dari 10 menit 7. ?ejala lain mungkin termasuk pusing, noda6noda didepan mata dan linglung. onkusio adalah hilangnya kesadaran dan kadang ingatan7 sekejap, setelah terjadinya cedera pada otak yang tidak menyebabkan kerusakan fisik yang nyata. onkusio menyebabkan kelainan fungsi otak tetapi tidak menyebabkan kerusakan struktural yang nyata. :al ini bahkan bisa terjadi setelah cedera kepala yang ringan, tergantung kepada goncangan yang menimpa otak di dalam tulang tengkorak. onkusio bisa menyebabkan kebingungan, sakit kepala dan rasa mengantuk yang abnormalL sebagian besar penderita mengalami penyembuhan total dalam beberapa jam atau hari. eberapa penderita merasakan pusing, kesulitan dalam berkonsentrasi, menjadi pelupa, depresi, emosi atau perasaannya berkurang dan kecemasan. ?ejala6gejala ini bisa berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa minggu, jarang lebih dari beberapa minggu. %enderita bisa mengalami kesulitan dalam bekerja, belajar dan bersosialisasi. eadaan ini disebut sindroma pasca konkusio. 19
)indroma pasca konkusio masih merupakan suatu teka6tekiL tidak diketahui mengapa sindroma ini biasanya terjadi setelah suatu cedera kepala yang ringan. %ara ahli belum sepakat, apakah penyebabkan adalah cedera mikroskopi atau faktor psikis. %emberian obat6obatan dan terapi psikis bisa membantu beberapa penderita sindroma ini. Mang lebih perlu dikhawatirkan selain sindroma pasca konkusio adalah gejala6gejala yang lebih serius yang bisa timbul dalam beberapa jam atau kadang beberapa hari setelah terjadinya cedera. $ika sakit kepala, kebingungan dan rasa mengantuk bertambah parah, sebaiknya segera mencari pertolongan medis. iasanya, jika terbukti tidak terdapat kerusakan yang lebih berat, maka tidak diperlukan pengobatan. )etiap orang yang mengalami cedera kepala diberitahu mengenai pertanda memburuknya fungsi otak. )elama gejalanya tidak semakin parah, biasanya untuk meredakan nyeri diberikan asetaminofen. $ika cederanya tidak parah, aspirin bisa digunakan setelah ;6/ hari pertama.
! Kontusio sereri 9"emar ota ;
*erupakan perdarahan kecil 9 ptechie pada jaringan otak akibat pecahnya pembuluh darah kapiler. %ada jaringan otak akan terdapat kerusakan6kerusakan yang hemoragik pada daerah coup dan countre coup, dengan piamater yang masih utuh pada kontusio dan robek pada laserasio serebri. ontusio yang berat di daerah frontal dan temporal sering kali disertai adanya perdarahan subdural dan intra serebral yang akut. )ebagai kelanjutan dari kontusio akan terjadi edema otak.%enyebab utamanya adalah Fasogenik, yaitu akibat kerusakan ... (blood brain barrier). Disini dinding kapiler mengalami kerusakan ataupun peregangan pada sel6sel endotelnya. Cairan akan keluar dari pembuluh darah ke dalam jaringan otak karena beda tekanan intra Faskuler dan interstisial yang disebut ekanan perfusi. ila tekanan arterial meningkat akan mempercepat terjadinya edema dan sebaliknya bila turun akan memperlambat.
yang sangat hebat bisa menyebabkan herniasi otak . ?ejala dari kontusio adalah pusing, kesulitan dalam berkonsentrasi, menjadi pelupa, depresi, emosi atau perasaannya berkurang dan kecemasan. iasanya gejala berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa minggu. )indroma pasca konkusio yaitu kesulitan dalam bekerja, belajar dan bersosialisasi. ontusio serebri dan robekan otak lebih serius daripada konkusio. MRI menunjukkan kerusakan fisik pada otak yang bisa ringan atau bisa menyebabkan kelemahan pada satu sisi tubuh yang diserati dengan kebingungan atau bahkan koma.
C! Perdara8an intracranial
*erupakan penimbunan darah di dalam otak atau diantara otak dengan tulang tengkorak. :ematoma intrakranial bisa terjadi karena cedera atau stroke. %erdarahan karena cedera biasanya terbentuk di dalam pembungkus otak sebelah luar hematoma subdural 7 atau diantara pembungkus otak sebelah luar dengan tulang tengkorak hematoma epidural 7. edua jenis perdarahan diatas biasanya bisa terlihat pada CT scan atau MRI . )ebagian besar perdarahan terjadi dengan cepat dan menimbulkan gejala dalam beberapa menit. %erdarahan menahun hematoma kronis7 lebih sering terjadi pada usia lanjut dan membesar secara perlahan serta menimbulkan gejala setelah beberapa jam atau hari. :ematoma yang luas akan menekan otak, menyebabkan pembengkakan dan pada akhirnya menghancurkan jaringan otak. :ematoma yang luas juga akan menyebabkan otak bagian atas atau batang otak mengalami herniasi. %ada perdarahan intrakranial bisa terjadi penurunan kesadaran sampai koma, kelumpuhan pada salah satu atau kedua sisi tubuh, gangguan pernafasan atau gangguan jantung, atau bahkan kematian. isa juga terjadi kebingungan dan hilang ingatan, terutama pada usia lanjut.
Hematoma epidural
:ematoma epidural berasal dari perdarahan di arteri yang terletak diantara meningens dan tulang tengkorak. :al ini terjadi karena patah tulang tengkorak telah merobek arteri. Darah di dalam arteri memiliki tekanan lebih tinggi sehingga lebih cepat memancar. ?ejala berupa sakit kepala hebat bisa segera timbul tetapi bisa juga baru muncul beberapa jam kemudian. )akit kepala kadang menghilang, tetapi beberapa jam kemudian muncul lagi dan lebih parah dari sebelumnya. )elanjutnya bisa terjadi peningkatan kebingungan, rasa ngantuk, kelumpuhan, pingsan dan koma. Diagnosis dini sangat penting dan biasanya tergantung kepada CT scan darurat. %ada pemeriksaan dengan C(6)can akan tampak gambaran massa hiperdens dengan bentuk bikonFeks double conve sign7, atau ada pula 21
yang menyebutnya sebagai gambaran football shaped yang secara tipikal terletak di bagian temporal tengkorak. :ematoma epidural diatasi sesegera mungkin dengan membuat lubang di dalam tulang tengkorak untuk mengalirkan kelebihan darah, juga dilakukan pencarian dan penyumbatan sumber perdarahan.
Hematoma sudural
:ematoma subdural berasal dari perdarahan pada vena di sekeliling otak. %erdarahan bisa terjadi segera setelah terjadinya cedera kepala berat atau beberapa saat kemudian setelah terjadinya cedera kepala yang lebih ringan. :ematoma subdural yang bertambah luas secara perlahan paling sering terjadi pada usia lanjut karena Fenanya rapuh7 dan pada alkoholik. %ada kedua keadaan ini, cedera tampaknya ringanL selama beberapa minggu gejalanya tidak dihiraukan. :asil pemeriksaan C( scan dan *I bisa menunjukkan adanya genangan darah dan didapatkan gambaran hiperdens berbentuk konkaf atau menyerupai bulan sabit, atau sering disebut crescentic sign. :ematoma subdural pada bayi bisa menyebabkan kepala bertambah besar karena tulang tengkoraknya masih lembut dan lunak. :ematoma subdural yang kecil pada dewasa seringkali diserap secara spontan. :ematoma subdural yang besar, yang menyebabkan gejala6gejala neurologis biasanya dikeluarkan melalui pembedahan.
%etunjuk dilakukannya pengaliran perdarahan ini adalah# 17. )akit kepala yang menetap '7. asa mengantuk yang hilang6timbul ;7. 2inglung /7. %erubahan ingatan 57. elumpuhan ringan pada sisi tubuh yang berlawanan.
erdasaran eratnya '! Cedera epala ringan 9C% 1<=15;
iasanya terjadi penurunan kesadaran dan apabila ada penurunan kesadaran hanya terjadi beberapa detik sampai beberapa menit saja. (idak ditemukan kelaianan pada pemeriksaan C(6scan, 2C) normal, dapat terjadi amnesia retrograde.
22
! Cedera epala sedang 9C% >=12;
Dapat terjadi penurunan kesadaran yang berlangsung hingga beberapa jam. )ering tanda neurologis abnormal, biasanya disertai edema dan kontusio serebri. (erjadi juga drowsiness dan confusion yang dapat bertahan hingga beberapa minggu. =ungsi kognitif maupun perilaku yang terganggu dapat terjadi beberapa bulan bahkan permanen. C! Cedera epala erat 9C% ?/;
(erjadi hilangnya kesadaran yang berkepanjangan atau yang disebut koma. %enurunan kesadaran dapat hingga beberapa bulan. %asien tidak mampu mengikuti, bahkan perintah sederhana, karena gangguan penurunan kesadaran. (ermasuk juga dalam hal ini status Fegetatif persisten. (anpa memperdulikan nilai )?, pasien digolongkan sebagai penderita cedera kepala berat bila # 1. %upil tak ekual '. %emeriksaan motor tak ekual. ;. Cedera kepala terbuka dengan bocornya C)) atau adanya jaringan otak yang terbuka. /. %erburukan neurologik. 5. =raktura tengkorak depressed.
erdasaran "orologi Cedera ulit : ulnus$ laserasi$ 8ematom suutan$ 8ematom sugaleal
2uka dapat menimbulkan perdarahan, pembengkakan setempat, nyeri setempat, nyeri pada pergerakan dan dirawat sebagaimana mestinya. %erdarahan subgaleal dapat besar sekali hingga menimbulkan pembengkakan yang hebat dan bentuk kepala menjadi besar tidak teratur. %ada keadaan ini perlu diberi balut yang menekan dan bila teraba lunak dapat dipungsi untuk mengeluarkan darah yang cair.
Fratur tengora
23
%atah tulang tengkorak merupakan suatu retakan pada tulang tengkorak. *ungkin tampak pada kalFaria atau basis, mungkin linier atau stelata, mungkin terdepres atau tidak terdepres. =raktur tengkorak biasanya terjadi pada tempat benturan. ?aris fraktur dapat menjalar sampai basis cranii. %atah tulang tengkorak bisa melukai arteri dan vena, yang kemudian mengalirkan darahnya ke dalam rongga di sekeliling jaringan otak. %atah tulang di dasar tengkorak bisa merobek meningens. Cairan serebrospinal cairan yang beredar diantara otak dan meningens7 bisa merembes ke hidung atau telinga yang menandakan adanya fraktur basis cranii. Depresi pada kepala atau muka sunken eye7 menandakan terjadi fraktur maksila. akteri kadang memasuki tulang tengkorak melalui patah tulang tersebut, dan menyebabkan infeksi serta kerusakan hebat pada otak. )ebagian besar patah tulang tengkorak tidak memerlukan pembedahan, kecuali jika pecahan tulang menekan otak atau posisinya bergeser.
Cedera asonal diusa
erusakan akson oleh karena adanya proses akselerasi dan deserelasi yang terjadi pada otak sewaktu terjadinya trauma kepala. 3tak memiliki beberapa lapisan yang membentuknya. %ada saat terjadinya trauma, lapisan O lapisan ini akan ikut bergeser. %ergerakkan tiap lapisan ini akan berbeda O beda. Ilustrasi dibawah ini menunjukkan adanya penarikan neuron akibat perbedaan waktu pergeseran yang bias menyebabkan akson teregang, terpuntir, terputus, dan terjepit. +kibatnya cairan dan ionic akan masuk ke aon dan menyebakan pembengkakkan, yang nantinya akan menyebakkan kerusakkan neuron. +kson terputus dan akson bagian distal akan terpisah. %ada stadium lanjut, akan terjadi kematian akson pada ujung distal Pemerisaan neurologis
%emeriksaan neurologis pada pasien cedera kepala yang kesadarannya cukup baik mencakup pemeriksaaan neurologis yang lengkap, sedangkan pada penderita yang kesadarannya menurun dapat digunakan pedoman yaitu # 1. (ingkat kesadaran dengan mengitung nilai ?C) '. ekuatan fungsi motorik ;. &kuran pupil dan responnya terhadap cahaya /. ?erakan bola mata
24
Pemerisaan penun#ang
1. =oto polos cranium schullder 7 =oto polos tengkorak adalah prosedur mutlak yang dikerjakan pada setiap cedera kepala. =oto ini membantu mendiagnosa dini adanya fraktur pada tulang tengkorak. '. %emeriksaan C(6)can C( scan merupakan metode standar terpilih untuk cedera kepala baik ringan sampai berat terutama dikerjakan pada pasien O pasien yang mengalami penurunan kesadaran dan terdapat tanda O tanda peningkatan tekanan intrakranial. )elain untuk melihat adanya fraktur tulang tengkorak, C( scan juga dapat melihat adanya perdarahan otak, efek desakan pada otak dan bisa digunakan sebagai pemantau terhadap perkembangan perdarahan pada otak.
Penanganan Cedera Kepala )!
Cedera epala ringan
ila dijumpai penderita sadar dan berorientasi dengan ?C) 1; O 15. (erdiri atas # a. )imple head injury
(idak ada penurunan kesadaran
+danya trauma kepala pusing 7
b. Commotio cerebri gegar otak 7
+danya penurunan kesadaran pingsan 10 menit 7
+mnesia retrograde
%using, sakit kepala, muntah
(idak ada defisit neurologis
"ana#emen
1. +irway %eriksa dan bebaskan jalan nafas dari sumbatan.
2endir, darah,muntahan, benda asing # lakukan penyedotan dengan suction, pasang "?( 25
%osisi kepala dalam posisi netral, tidak miring ke kanan atau ke kiri. 2akukan intubasi endotrakeal terutama pada pasien ?C) P tetapi sebelumnya harus
diyakini tidak ada fractur cerFical. =oto rontgen cerFical lateral dapat menjadi pilihan sebelum melakukan tindakan
intubasi. +pabila didapatkan fractur cerFical, maka tindakan yang dilakukan adalah tracheostomi. '. reathing %erhatikan gerak napasnya, jika terdapat tanda O tanda sesak segera pasang oksigen. ;. Circulation %eriksa tekanan darah dan denyut nadi. $ika ada tanda O tanda syok segera pasang infuse. ila disertai dengan perdarahan yang cukup banyak bisa ditambah dengan tranfusi darah whole blood 7. %asang kateter untuk memonitoring balans cairan. /. )etelah kondisi pasien stabil, %eriksa tingkat kesadaran pasien, perhatikan kemungkinan cedera spinal. +danya cedera9 luka robek atau tembus. $ika ada luka
robek,
bersihkan
lalu di jahit. 5. =oto rontgen tengkorak. Dilakukan pada posisi +% dan 2ateral. A. C(scan kepala. %emeriksaan ini perlu dilakukan pada semua cedera kepala, kecuali pada pasien O pasien yang asimptomatik tidak perlu dilakukan. . 3bserFasi
riteria rawat # a!
+mnesia post traumatika lebih dari 1 jam
!
iwayat kehilangan kesadaran lebih dari 15 menit
c!
%enurunan tingkat kesadaran
d!
"yeri kepala sedang hingga berat
e!
C( scan abnormal adanya fraktur, perdarahan 7
!
3torrhea, rhinorrhea
g!
)emua cedera tembus
8!
Indikasi sosial tidak ada pendamping di rumah 7 26
%enderita yang tidak memiliki gejala seperti di atas diperbolehkan pulang setelah dilakukan pemantauan di rumah sakit dengan catatan harus kembali ke rumah sakit bila timbul gejala6gejala obserFasi 1 '/ jam 7 seperti #
*engantuk dan sukar dibangunkan
*ual dan muntah hebat
ejang
"yeri kepala bertambah hebat
ingung, tidak mampu berkonsentrasi
?elisah
!.
(erapi simtomatik
))!
Cedera epala sedang
%asien mungkin konfusi atau somnolen namun tetap dapat mengikuti perintah sederhana ?C) > O 1' 7. -alau dapat mengikuti perintah, namun dapat memburuk dengan cepat. arenanya harus ditindak hampir seperti halnya pasien cedera kepala berat tapi aspek kedaruratannya tidak begitu akut. %enanganannya sama seperti pada cedera kepala ringan ditambah dengan pemeriksaan darah. ila kondisi membaik,pasien boleh pulang dan control di poli. %emeriksaan C( scan perlu diulang apabila kesadaran pasien tidak membaik. %ada keadaan ini pasien harus dirawat untuk di obserFasi.
)))!
Cedera epala erat
%enderita kelompok ini tidak dapat mengikuti segala perintah sederhana karena adanya gangguan kesadaran ?C) ; O !7. Cedera kepala berat dapat dibagi menjadi # a. Contusio cerebri
%ingsan 10 menit
egelisahan motorik
)akit kepala, muntah
ejang
%ada kasus berat dapat dijumpai pernapasan cheyne stokes 27
+mnesia anterogard
b. 2aceratio cerebri iasanya didapat pada fraktur terbuka maupun tertutup. %enangan kasus ini mencakup #
)tabilisasi kardiopulmoner mencakup prinsip +C seperti pada cedera kepala ringan.
%emeriksaan umum untuk mendeteksi berbagai macam cedera atau gangguan di bagian tubuh lainnya.
%emeriksaan neurologis, meliputi # refle buka mata, refle cahaya pupil, respon motorik, respon Ferbal, respon okulo sefalik DollGs eye 7.
%emeriksaan penunjang # C(6scan, angiografi.
awat selama O 10 hari.
eri manitol '0 1 gr9 7 bolus dalam 5 menit.
=urosemid 0,; O 0,5 mg9 7 diberi bersama manitol.
+ntikonFulsan # fenitoin dan fenobarbital.
)ndiasi -perasi
Indikasi untuk tindakan operatif ditentukan oleh kondisi klinis pasien, temuan neuroradiologi dan patofisiologi dari lesi. )ecara umum digunakan panduan sebagai berikut # 6
Bolume massa hematom mencapai lebih dari /0 ml di daerah supratentorial
6
Bolume massa hematom lebih dari '0 ml di daerah infratentorial
6
ondisi pasien yang semula sadar semakin memburuk secara klinis
6
(anda fokal neurologis semakin berat
6
(erdapat gejala (I yang meningkat lebih dari '5 mm:g sakit kepala hebat, muntah proyektil7
6
%ada pemeriksaan C(6)can terdapat pendorongan garis tengah sampai lebih dari ; mm atau penambahan ukuran hematom pada pemeriksaan ulang
Prognosis 28
Cedera kepala bisa menyebabkan kematian atau penderita bisa mengalami penyembuhan total. $enis dan beratnya kelainan tergantung kepada lokasi dan beratnya kerusakan otak yang terjadi. erbagai fungsi otak dapat dijalankan oleh beberapa area, sehingga area yang tidak mengalami kerusakan bisa menggantikan fungsi dari area lainnya yang mengalami kerusakan. (etapi semakin tua umur penderita, maka kemampuan otak untuk menggantikan fungsi satu sama lainnya, semakin berkurang. emampuan berbahasa pada anak kecil dijalankan oleh beberapa area di otak, sedangkan pada dewasa sudah dipusatkan pada satu area. $ika hemisfer kiri mengalami kerusakan hebat sebelum usia ! tahun, maka hemisfer kanan bisa mengambil alih fungsi bahasa. erusakan area bahasa pada masa dewasa lebih cenderung menyebabkan kelainan yang menetap. eberapa fungsi misalnya penglihatan serta pergerakan lengan dan tungkai7 dikendalikan oleh area khusus pada salah satu sisi otak. erusakan pada area ini biasanya menyebabkan kelainan yang menetap. Dampak dari kerusakan ini bisa diminimalkan dengan menjalani terapi rehabilitasi. %enderita cedera kepala berat kadang mengalami amnesia dan tidak dapat mengingat peristiwa sesaat sebelum dan sesudah terjadinya penurunan kesadaran. $ika kesadaran telah kembali pada minggu pertama, maka biasanya ingatan penderita akan pulih kembali.
29