KARYA TULIS KEMERDEKAAN BUKAN HADIAH DARI JEPANG
N
NAMA : NI KOMANG DIANA PRATIWI KELAS : XI MIA 1 NO
: 16
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini ini dengan judul ” Kemerdekaan Bukan Hadiah dari Jepang ”. Makalah ini disusun yang merupak an tugas individu untuk menunjang nilai sehari-hari Di SMA Dharma Praja dikelas XI MIA I. Saya menyadari makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan, Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk menyempurnakan makalah ini.Terima kasih
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................i Daftar Isi........................................................................................................ii Bab I. Pendahuluan 1.1LatarBelakang.................................................................................1 1.2RumusanMasalah............................................................................2 1.3Tujuan.............................................................................................2
Bab II . Pembahasan 2.1 Latar belakang pelaksanaan proklamasi….....................................3 2.2 Perjuangan Bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan .................3
Bab III . Penutup 3.1 Kesimpulan.....................................................................................4 3.2 Saran...............................................................................................5 Daftar Pusaka..................................................................................................6
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
Karya tulis ini disusun guna memenuhi tugas dari guru mata pelajaran sejarah sesuai standar kompetensi. Karya tulis ini disusun berdasarkan tugas individu dan saya menyusun mengenai ” Kemerdekaan Bukan Hadiah dari Jepang” . Rumusan Masalah
1.Apakah kemerdekaan merupakan hadiah dari jepang? 2.Apa latar belakang dan tujuan bangsa Indonesia untuk melaksanakan proklamasi? 3.Apakah usaha bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan? Tujuan
1.Menambah wawasan sejarah kemerdekaan Indonesia 2.Mengerti latar belakang dan tujuan bangsa Indonesia untuk melaksanakan proklamasi 3.Mengetahui usaha para pejuang bangsa untuk mencapai kemerdekaan
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Latar Belakang Pelaksanaan Proklamasi Indonesia merupakan negara yang di kenal dengan negara agraria,yang merupakan daya tarik terhadap bangsa bangsa asing untuk datang menguasai segala kekayaan ke Indonesia. Indonesia pernah di jajah oleh beberapa negara diantaranya: portugis, spnyol, inggris, belanda dan jepang. Jepang adalah negara terakhir yang menjajah Indonesia. Pada awalnya jepang di sambut baik oleh rakyat Indonesia karena jepang menjajikan kemerdekaaan terhadap Indonesia, hingga pada akhirnya kepercayan itu hilang karena kemerdekaan tak kunjung tiba, bahkan rakyat merasa lebih sengsara karena perlakuan tentara jepang yang semena-mena. Pada tanggal 6 dan 9 agustus kota Hiroshima dan Nagasaki di jatuhi bom oleh sekutu, hal ini diketahui oleh syahrir melalui siaran radio amerika sehingga ia begegas mengamankan ir.soekarno dan moh.hatta dan di bawa ke rengasdengklok, pada tanggal 16 agustus mereka kembali ke Jakarta untuk mempersiapkan proklamasi kemerdekaan RI. dan akhirnya pada tanggal 17 agustus 1945 indonesia menyatakan merdekaannya.
2.2 Perjuangan Bangsa Indonesia Mencapai Kemerdekaan Seperti yang telah di kemukakan sebelumnya Indonesia merupakan negara agrarian yang menarik perhatian bangsa-bangsa lain untuk menguasai kekayaan hasil bumi Indonesia. Dimulai
dari penjajahan Portugis yang pertama kali tiba di Malaka pada tahun 1509 .Masa penjajahan Portugis berakhir pada tahun 1602 setelah Belanda masuk ke Indonesia. Belanda masuk ke Indonesia melalui Banten di bawah pimpinan Cornelius de Houtman. Belanda ingin menguasai pasar rempah-rempah di Indonesia dengan mendirikan Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Banten pada tahun 1602.VOC dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1800 setelah Belanda kalah dari Perancis. Masa pendudukan Jepang dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada 17 agustus 1945.
Pada awalnya jepang di sambut baik oleh rakyat Indonesia karena menjanjikan kemerdekaan atas Indonesia, namun lama-kelamaan mereka di sengsarakan dengan perlakuan tentara jepang yang semena-mena sehingga rakyat Indonesia melalukan perlawanan. Memasuki awal tahun 1944, kedudukan Jepang dalam perang Pasifik semakin terdesak. Angkatan Laut Amerika Serikat dipimpin Laksamana Nimitz berhasil menduduki posisi penting di Kepulauan Mariana seperti Saipan, Tidian dan Guan yang memberi kesempatan untuk Sekutu melakukan serangan langsung ke Kepulauan Jepang. Sementara posisi Angkatan Darat Amerika Serikat yang dipimpin oleh Jendral Douglas Mac Arthur melalui siasat loncat kataknya berhasil pantai Irian dan membangun markasnya di Holandia (Jayapura). Dari Holandia inilah Mac Arthur akan menyerang Filipina untuk memenuhi janjinya. Di sisi lain kekuatan Angkatan Laut Sekutu yang berpusat di Biak dan Morotai berhasil menghujani bom pada pusat pertahanan militer Jepang di Maluku, Sulawesi, Surabaya dan Semarang. Kondisi tersebut menyebabkan jatuhnya pusat pertahanan Jepang dan merosotnya semangat juang tentara Jepang. Kekuatan tentara Jepang yang semula ofensif (menyerang) berubah menjadi defensif (bertahan). Kepada bangsa Indonesia, pemerintah militer Jepang masih tetap menggembar gemborkan (meyakinkan) bahwa Jepang akan menang dalam perang Pasifik. Pada tanggal 18 Juli 1944, Perdana Menteri Hideki Tojo terpaksa mengundurkan diri dan diganti oleh Perdana Menteri Koiso Kuniaki. Dalam rangka menarik simpati bangsa Indonesia agar lebih meningkatkan bantuannya baik moril maupun materiil, maka dalam sidang istimewa ke-85 Parlemen Jepang (Teikoku Ginkai) pada tanggal 7 September 1944 (ada yang menyebutkan 19 September 1944), Perdana Menteri Koiso mengumumkan bahwa Negara-negara yang ada di bawah kekuasaan Jepang diperkenankan merdeka “kelak di kemudian hari”. Janji kemerdekaan ini sering disebut dengan istilah Deklarasi Kaiso . Pada saat itu, Koiso dianggap menciptakan perdamaian dengan Sekutu, namun ia tak bisa menemukan solusi yang akan menenteramkan
Jepang
atau
Amerika.
pemerintah Jepang memberi kesempatan pada bangsa Indonesia untuk mengibarkan bendera merah putih berdampingan dengan Hinomaru (bendera Jepang), begitu pula lagu kebangsaan Indonesia Raya boleh dinyanyikan setelah lagu Kimigayo. Di satu sisi ada sedikit kebebasan, namun di sisi lain pemerintah Jepang semakin meningkatkan jumlah tenga pemuda Sejak saat itu untuk pertahanan. Selain dari organisasi pertahanan yang sudah ada ditambah lagi dengan organisasi lainnya seperti: Barisan Pelajar (Suishintai), Barisan Berani Mati (Jikakutai)
beranggotakan 50.000 orang yang diilhami oleh pasukan Kamikaze Jepang yang jumlahnya 50.000 orang (pasukan berani mati pada saat penyerangan ke Pearl Harbour).
Pada akhir 1944, posisi Jepang semakin terjepit dalam Perang Asia Timur Raya dimana Sekutu berhasil menduduki wilayah-wilayah kekuasaan Jepang, seperti Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Kepulauan Marshall, bahkan Kepulauan Saipan yang letaknya sudah sangat dekat dengan Jepang berhasil diduduki oleh Amerika pada bulan Juli 1944. Sekutu kemudian menyerang Ambon, Makasar, Manado, Tarakan, Balikpapan, dan Surabaya. Pada tanggal 28 Mei 1945 dilangsungkanlah upacara peresmian BPUPKI bertempat di Gedung Cuo Sangi In, Jalan Pejambon Jakarta, dihadiri oleh Panglima Tentara Jepang Wilayah Ketujuh Jenderal Itagaki dan Panglima Tentara Keenam Belas di Jawa Letnan Jenderal Nagano. BPUPKI mulai melaksanakan tugasnya dengan melakukan persidangan untuk merumuskan undangundang dasar bagi Indonesia kelak. Hal utama yang dibahas adalah dasar negara bagi negara Indonesiamerdeka. Selama masa tugasnya BPUPKI hanya mengadakan sidang dua kali. Sidang pertama dilakukan pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 di gedung Chou Sang In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang sekarang dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada sidang pertama, Dr. KRT. Rajiman Widyodiningrat selaku ketua dalam pidato pembukaannya menyampaikan masalah pokok menyangkut dasar negara Indonesia yang ingin dibentuk pada tanggal 29 Mei 1945.
KEADAAN JEPANG MEJELANG AKHIR KEKUASAANNYA DI INDONESIA
Jepang yang awalnya hanyalah sebuah Negara biasa akhirnya mampu menjadi Negara besar bahkan mampu menunjukkan eksistenisnya dimata dunia terlebih setelah dia berhasil mengalahkan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbour. Hal ini membuat Jepang semakin leluasa untuk memperluas kekuasaannya. Negara barat yang merasa keadaan Jepang merupakan ancaman, bergabung membentuk front ABCD (Amerika, Belanda, Canada, Denmark) com. Tetapi ketika terjadi peperangan ternyata front ABCD com pun mengalami kekalahan sehingga secara otomatis daerah yang berada dibawah kekuasaan ABCD com jatuh ke tangan Jepang termasuk Indonesia yang saat itu dibawah kekuasaan Belanda. Meskipun begitu Belanda tidak
mau menyerah begitu saya mereka pergi menyingkir ke Australia untuk menghimpun kekuatan sebab bagi mereka Indonesia masih wilayahnya yang sewaktu-waktu dapat diambil kembali. Sejak saat itu Jepang terlibat dalam Perang di lautan Pasifik yang sering disebut dengan Perang Asia Timur Raya. Semakin lama kondisi Jepang semakin kurang menguntungkan disebabkan beberapa hal : 1. Kondisi Ekonomi dalam negeri Jepang semakin mengalami krisis sebab harus melakukan pembiayaan untuk setiap perang yang terjadi, yang membutuhkan biaya besar. Meskipun Jepang juga mengambil keuntungan dari negara jajahan tetapi tetap saja belum mampu menutupi kebutuhan untuk perang tersebut. 2. Keadaan Politik dalam negeri Karena terfokus akan ambisinya untuk menundukkan dan menguasai daerah lain maka keadaan politik di Jepang sendiri kurang diperhatian. 3. Keadaan Jepang semakin kurang menguntungkan terlebih karena pada Juli 1944 kepulauan Marina jatuh ke tangan sekutu ditambah lagi sekutu berhasil membom Pulau Saipan yang merupakan kota besar dan merupakan pusat kekuasaan Jepang di lautan Pasifik serta wilayah tersebut letaknya sangat strategis dengan pusat kota di Jepang yaitu Tokyo. Selain itu Papua Nugini, Kepulauan Salomon, dan kepulauan Marshall yang merupakan ben teng pertahanan pasukan Jepang jatuh pula ke tangan sekutu. Ambon, Makasar, Manado, dan Suraba ya serta Tarakan dan Balikpapan juga diserang oleh sekutu 4. Keadaan tersebut membuat posisi pasukan Jepang semakin terdesak di Asia Pasifik. Karena kedudukannya yang semakin sulit membuat Jepang senanjutnya menetapkan kebijakan yang lebih lunak bagi daerah jajahannya dan memberikan peluang usaha mempersiapkan kemerdekaan di daerah yang didudukinya. Akhirnya pada tanggal 17 Juli 1944, Jenderal Hideki Tojo meletakkan jabatannya sebagai perdana menteri dan digantikan oleh Jendral Kuniaki Koiso yang mempunyai tugas untuk memulihkan kewibawaan Jepang di mata bangsa Asia dengan menjanjikan kemerdekaan kepada sejumlah negara termasuk Indonesia. Pada tanggal 7 September 1944, Jendral Koiso memberikan janji kemerdekaan kepada rakyat Indonesia didepan Parlemen Jepang tujuannya adalah agar rakyat tidak mengadakan perlawanan terhadap Jepang dan bahkan mau membantu Jepang dalam berbagai peperangan. Sebagai bentuk keseriusan janji tersebut bendera merah putih boleh dikibarkan di kantor pemerintahan tetapi harus berdampingan dengan bendera Jepang.
5. Jepang perkembangannya semakin sering mengalami kekalahan seperti pada tanggal 7 Mei 1945 Jepang mengalami kekalahan dalam perang melawan negara yang tergabung dalam front ABCD di Laut Karang
6. Pada tanggal 6 Agustus 1945, Kota Hirosima dijatuhi bom atom oleh Sekutu, tiga hari kemudian tepatnya tanggal 9 Agustus 1945 Kota Nagasaki juga dijatuhi bom atom. Marsekal Terauci selaku panglima tentara Jepang di Asia Tenggara memanggil Ir. Soekarno, Drs. Mohamad Hatta, dan Dr. Radjiman Wediodiningrat(pimpinan BPUPKI) agar datang ke Markas besarnya di Dalath( Vietnam). Rombongan Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta dan Dr. Radjiman Widiodiningrat berangkat dari indonesia menuju Vietnam, Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman telah kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepan g setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan ‘hadiah’ dari Jepang. Setelah mendengar Jepang menyerah pada tanggal 14 Agustus 1945, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke rumah Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan. Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.pada peristiwa ini Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana berdiskusi dengan Ibrahim dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang
kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok . Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok . Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu – buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunak an rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia. Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 – 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor . Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional. Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S. Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian. Setelah itu Ir. Soekarno danDrs Moh.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpula Indonesia merupakan negara yang kaya sehingga mampu menarik perhatian bangsa-bangsa lain datang untuk menguasai wilayahnya.selain menguasai wilayah Indonesia para penjajah juga menyengsarakan rakyat indonesi. Setelah melalui perjuangan para pahlawan akhirnya berhasil mencapai kemerdekaan melalui proklamasi kemerdekaan republik Indonesia
3.2 Saran Kita sebagai generasi muda harusnya bangga terhadap nama NKRI, karena di balik nama tersebut tersimpan keringat bahkan darah hingga berujung pada kematian terhadap para pejuang kita tedahulu. Kita harus sadar diri, kita harus bangkit, kita harus melanjutkan perjuangan para pahlawan kita, tidak ada kata bermalas-malasan lagi dalam diri. Masih banyak masalah negri ini kita harus perangi kemiskinan, kebodohan, kesenjangan social, dan yang paling parah di negri ini kita harus perangi korupsi mulai saat ini dari dalam diri kita sendiri, kita anak indoneia harus memiliki karakter indonesi. Karena berbuat lebih baik dari pada menunggu. dan akhir kata mari kita dengungkan bersama HIDUP RAKYAT INDONESIA.
Daftar Pustaka
: http://amalnileutuan.wordpress.com/sejarah-indonesia/
http://tugasmarketing567.sosblogs.com/The-first-blog-b1/Penjelasan-Bahwa-KemerdekaanIndonesia-Bukan-Hadiah-Dari-Jepang-b1-p42.htm :
: http://biologidansejarah.blogspot.com/2014/08/latar-belakang-kekalahan-jepang-dan.html
: Buku sejarah untuk SMA Kelas IX
http://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia
: