4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas kehendak-Nya, kami dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Kesalahan Penulisan Kata dalam Koran.
Karya tulis ini merupakan hasil pengamatan yang telah kami lakukan dengan menitikberatkan pada ketelitian pada saat penelitian berlangsung. Karya tulis ini kami susun dengan lengkap berlandaskan pada teori yang sudah ada serta bimbingan dari guru kami.
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada guru-guru dan teman-teman kami yang ikut memberi dukungan hingga Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Semoga apa yang kami tulis dalam karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Mataram, April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I 3
PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Ruang Lingkup Permasalahan 4
1.3 Manfaat Penelitian 4
1.4 Cara Penelitian 5
BAB II 5
KESALAHAN PENGGUNAAN KATA 5
2.1 Pengertian 5
2.2 Kesalahan Pemenggalan Kata 7
2.2.1 Pemenggalan Kata Dasar 7
2.2.2 Pemenggalan Kata Kompleks 14
2.3 Kesalahan Penulisan Kata 14
2.4 Penggunaan Huruf Kapital 15
2.5 Penggunaan Kata Depan 21
2.6 Penggunaan Tanda Baca 24
2.6.1 Titik 24
2.6.2 Koma 26
BAB III 31
PENUTUP 31
3.1 Kesimpulan 31
3.2 Saran 31
DAFTAR PUSTAKA 32
LAMPIRAN 34
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang dipergunakan oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seluruh manusia di dunia. Sebagai warga negara Indonesia yang baik hendaknya kita juga menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Bahasa tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi secara lisan tapi juga melalui tulisan. Ketika kita menulis, banyak hal yang sangat penting untuk kita perhatikan. Beberapa contohnya yaitu penggunaan tanda baca, huruf kapital, penulisan singkatan, imbuhan, struktur kalimat dan lain-lain. Jika kita tidak memperhatikan hal-hal tadi maka kemungkinan pesan yang kita berikan akan sulit atau bahkan tidak tersampaikan ke orang yang dituju.
Media massa merupakan salah satu alat untuk menyampaikan informasi, pemikiran, gagasan, berita, dan lain-lain kepada masyarakat. Salah satu media massa yang cukup digemari masyarakat adalah koran. Oleh sebab itu, dalam penulisannya koran harus memperhatikan aturan-aturan dalam penulisan kalimat agar informasi yang ingin disampaikan dapat diterima oleh pembaca.
Ruang Lingkup Permasalahan
Objek kajian penelitian ini difokuskan pada:
Kesalahan pemenggalan kata dasar
Kesalahan pemenggalan kata kompleks
Penulisan kata depan
Huruf kapital
Penggunaan tanda baca, dan
Kesalahan penulisan kata yang terdapat pada koran Lombok Post, dan Suara NTB secara keseluruhan.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat kita ambil dari analisis kesalahan kata dalam koran ini antara lain:
Untuk menambah pengetahuan mengenai pemenggalan kata dasar dan kata kompleks yang benar.
Untuk menambah wawasan tentang penulisan kata ulang yang tepat.
Untuk menambah wawasan mengenai penggunaan tanda baca, huruf kapital, kata depan yang benar.
Cara Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara membaca dan meneliti setiap berita yang ada dalam koran Lombok Post dan Suara NTB kemudian mengamati apakah dalam penulisannya terdapat kesalahan.
BAB II
KESALAHAN PENGGUNAAN KATA
2.1 Pengertian
Apa yang dimaksud kesalahan berbahasa? Untuk menjawab pertanyaan ini, menurut Djago Tarigan (1997:29) dapat dilihat dengan berpedoman pada semboyan "Pakailah bahasa Indonesia yang baik dan benar". Dalam semboyan itu, ada dua ukuran yang dapat dijadikan dasar.
Ukuran pertama berkaitan dengan faktor-faktor penentu dalam berkomunikasi. Faktor-faktor penentu dalam berkomunikasi itu ialah: siapa berbahasa dengan siapa, untuk tujuan apa, dalam situasi apa (tempat dan waktu), dalam konteks apa (peserta lain, kebudayaan, dan suasana), dengan jalur mana (lisan atau tulisan), media apa (tatap muka, telepon, surat, buku, koran, dsbnya), dan dalam peristiwa apa (bercakap-cakap, ceramah, upacara, laporan, lamaran kerja, pernyataan cinta dan sebagainya).
Sementara ukuran kedua berkaitan dengan aturan kebahasaan yang dikenal dengan istilah tatabahasa.
Dengan demikian bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan faktor-faktor penentu berkomunikasi dan benar dalam penerapan aturan kebahasaannya. Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan faktror-faktor penentu berkomunikasi bukanlah bahasa Indonesia yang baik. Bahasa Indonesia yang menyimpang dari kaidah bahasa jelas pula bukan bahasa Indonesia yang benar.
Menurut Tarigan (1997), kesalahan berbahasa dianggap sebagai bagian dari proses belajar mengajar. Langkah kerja analisis kesalahan berbahasa menurut Ellis dan Sridhar (dalam Tarigan, 1998) dapat dilakuan melalui lima langkah.
Mengumpulkan data
Mengidentifikasikan kesalahan
mengklasifikasikan kesalahan
menjelaskan frekuensi kesalahan
mengoreksi kesalahan.
Secara lebih detail, metode analisis kesalahan berbahasa itu dilakukan dengan mengumpulkan sampel kesalahan yang diperbuat siswa baik dalam karangan atau bentuk lainnya secara cermat dan detail. Kesalahan berbahasa yang sudah terkumpul ini dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, mengklasifikasikan kesalahan berbahasa itu berdasarkan tataran kebahasaan misalnya kesalahan bidang fonologi, morfologi, sintaksis, wacana atau semantik. Kedua mengurutkan kesalahan itu berdasarkan frekuensinya. Ketiga, menggambarkan letak kesalahan dan memperkirakan penyebab kesalahan. Keempat, memperkirakan atau memprediksi daerah atau butir kebahasaan yang rawan kesalahan. Kelima, mengoreksi kesalahan atau memperbaiki kesalahan.
2.2 Kesalahan Pemenggalan Kata
Pemenggalan yang dikenal juga dengan istilah hyphenation yakni tanda horizontal kecil yang memisahkan dua atau lebih elemen dari sebuah kata yang terpecah atau tanda pemisah di akhir baris. Ada beberapa penyebab dari pemenggalan kata dalam sebuah tulisan, seperti karena berpindah baris yang disebabkan oleh ruang untuk kata tersebut tidak cukup atau telah habis, sehingga harus berpindah ke baris setelahnya (Bahasa Indonesia Akademik Untuk Perguruan Tinggi. 2011 : 18).
2.2.1 Pemenggalan Kata Dasar
Pemenggalan kata dasar, baik kata Indonesia maupun kata serapan, dilakukan dengan prinsip ortografis, sebagai berikut :
a. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.
Misalnya:
ba-pak, ba-rang, su-lit, la-wan, de-ngan, ke-nyang, mu-ta-khir
Cataan:
Gabungan huruf ng pada kata bangun, kh pada kata akhir, dan ny pada kata
hanyut dianggap sebagai satu kesatuan kafena sesungguhnya gabungan
huruf-huruf itu melambangkan sebuah fonem. Oleh karena itu,
pemenggalannya dilakukan sebelum gabungan huruf tersebut.
Berdasarkan analisis kesalahan pemenggalan kata dalam Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 2:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
tan-gan ta-ngan
sep-erti se-per-ti
kat-anya ka-ta-nya
den-gan de-ngan
seh-ingga se-hing-ga
ad-alah a-da-lah
say-ang sa-yang
Mat-aram Ma-ta-ram
sak-it sa-kit
seg-era se-ge-ra
Berdasarkan analisis kesalahan pemenggalan kata dalam Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 3:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
bany-ak ba-nyak
leb-ih le-bih
den-gan de-ngan
up-aya u-pa-ya
strat-egis stra-te-gis
Berdasarkan analisis kesalahan pemenggalan kata dalam Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 11:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
mas-ing ma-sing
Pres-iden Pre-si-den
Cebon-gan Ce-bo-ngan
Berdasarkan analisis kesalahan pemenggalan kata dalam Koran Lombok Post Rabu, 9 Januari 2013 halaman 10:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
kura-ng ku-rang
Berdasarkan analisis kesalahan pemenggalan kata dalam Koran Lombok Post Rabu, 9 Januari 2013 halaman 9:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
or-ang o-rang
Berdasarkan analisis kesalahan pemenggalan kata dalam Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 4:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
ber-ita be-ri-ta
lah-an la-han
ban-yak ba-nyak
cuk-up cu-kup
ad-alah a-da-lah
Berdasarkan analisis kesalahan pemenggalan kata dalam Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 5:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
mis-al mi-sal
prib-adi pri-ba-di
up-aya u-pa-ya
car-anya ca-ra-nya
kabupat-en ka-bu-pa-ten
ak-ibat a-ki-bat
pen-garuh pe-nga-ruh
b. Jika di tengah ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan.
Misalnya:
man-di, som-bong, swas-ta, ca-plok, Ap-ril, bang-sa, makh-luk
Berdasarkan analisis kesalahan pemenggalan kata dalam Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 11:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
Yogy-akarta Yog-ya-kar-ta
Berdasarkan analisis kesalahan pemenggalan kata dalam Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 2:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
samp-ing sam-ping
Berdasarkan analisis kesalahan pemenggalan kata dalam Koran Lombok Post Rabu, 9 Januari 2013 halaman 20:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
ta-ngga tang-ga
ta-nggap tang-gap
Berdasarkan analisis kesalahan pemenggalan kata dalam Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 2:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
1) pent-ing pen-ting
c. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.
Misalnya:
in-stru-men, ul-tra, in-fra, bang-krut, ben-trok, ikh-las
d. Apabila di dalam kata terdapat dua huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan diantara dua huruf vokal tersebut.
Misalnya :
bu – ah, ma-in, bu-at, ke-lu-ar
Berdasarkan analisis kesalahan pemenggalan kata dalam Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 11:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
daer-ah da-e-rah
Pemenggalan kata pada kata yang berimbuhan, seperti imbuhan awalan, imbuhan akhiran dan imbuhan bersisipan, dapat dilakukan dengan melihat ketentuan-ketentuan sebagai berikut : (pedoman umum ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan. 2003:3-5).
a. Apabila di dalam kata tersebut kata dasarnya tidak mengalami perubahan, pemenggalan dapat dilakukan dengan melihat langkah-langkah di bawah ini :
1. Memisahkan imbuhan awalan, akhiran ataupun partikel dari kata dasar, kecuali imbuhan akhiran – i.
Misalnya :
~ Berasal menjadi ber – asal
~ Membantu menjadi mem – bantu
~ Tahunan menjadi tahun - an
~ Sambutan menjadi sambut – an
2. Setelah memisahkan imbuhan dari kata dasar, pemenggalan dapat dilakukan pada kata dasar tersebut sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebelumnya.
Seperti :
~ Ber – asal
~ Mem – ban – tu
~ Ta – hun – an
~ Sam – but – an
Berdasarkan analisis kesalahan pemenggalan kata dalam Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 5:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
pasan-gan pa-sang-an
keputu-san ke-pu-tus-an
kebai-kan ke-ba-ik-an
lap-oran la-por-an
tudu-han tu-duh-an
pen-gamanan peng-a-man-an
pen-gumuman peng-u-mum-an
men-gandalkan meng-an-dal-kan
Berdasarkan analisis kesalahan pemenggalan kata dalam Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 3:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
Bek-erja be-ker-ja
Beraw-al ber-a-wal
Set-empat se-tem-pat
Sep-anjang se-pan-jang
Men-gambil meng-am-bil
Ketidakstabi-lan ke-ti-dak-sta-bil-an
Berdasarkan analisis kesalahan pemenggalan kata dalam Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 4:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
pembic-araan pem-bi-ca-ra-an
perwak-ilan per-wa-kil-an
keputu-san ke-pu-tus-an
berkelanju-tan ber-ke-lan-jut-an
kemasyaraka-tan ke-ma-sya-ra-kat-an
mengupay-akan meng-u-pa-ya-kan
duku-ngan du-kung-an
b. Apabila di dalam kata tersebut kata dasarnya mengalami perubahan, pemenggalan dapat dilakukan dengan melihat langkah-langkah di bawah ini :
1. Memisahkan imbuhan dengan kata dasar yang telah mengalami perubahan, kecuali imbuhan akhiran -i.
Misalnya :
~ Menyapu menjadi me – nyapu
~ Memakai menjadi me – makai
~ Menutup menjadi me – nutup
~ Menolong menjadi me – nolong
2. Setelah memisahkan imbuhan dari kata dasa yang telah mengalami perubahan, pemenggalan dapat dilakukan pada kata dasar tersebut sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebelumnya.
Seperti :
~ Me – nya – pu
~ Me – ma – kai
~ Me – nu – tup
~ Me – no – long
Berdasarkan analisis kesalahan pemenggalan kata dalam Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 5:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
men-yangkut me-nyang-kut
meny-erang me-nye-rang
men-girim me-ngi-rim
Berdasarkan analisis kesalahan pemenggalan kata dalam Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 4:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
1) men-erima me-ne-ri-ma
2) penyalu-ran pe-nya-lur-an
3) men-ingkatkan me-ning-kat-kan
4) pengemban-gan pe=ngem-bang-an
2.2.2 Pemenggalan Kata Kompleks
Kata kompleks yaitu kata yang terdiri dari dua unsur atau lebih, pemenggalan berdasarkan pada unsur-unsur bentukan kata.
Contoh: fo-to-gra-fi, ten-si-me-ter
Berdasarkan analisis kesalahan pemenggalan kata dalam Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 2:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
1) div-iden di-vi-den
2.3 Kesalahan Penulisan Kata
Penulisan di media massa seperti Koran sebaiknya menggunakan Bahasa Indonesia yang baku dan terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Berdasarkan analisis penulisan kata pada Koran Lombok Post Rabu, 9 Januari 2013 halaman 10:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
1) melankan melainkan
Berdasarkan analisis penulisan kata pada Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 11:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
1) siskampling siskamling
2) berpakain berpakaian
Berdasarkan analisis penulisan kata pada Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 2:
Dalam Koran: Contoh yang benar:
1) mendidirkan mendirikan
2) ambulance ambulans
2.4 Penggunaan Huruf Kapital
Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh:
Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu belum selesai.
Berdasarkan analisis penggunaan huruf kapital pada Koran Lombok Post Rabu, 9 Januari 2013 halaman 4:
Dalam koran:
Zen menambahkan, memang dalam menjalankan Bisnis ini tergolong sangat mudah.
Contoh yang benar:
Zen menambahkan, memang dalam menjalankan bisnis ini tergolong sangat mudah.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh:
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
Bapak menasihatkan, "Berhati-hatilah, Nak!"
"Kemarin engkau terlambat," katanya.
"Besok pagi," kata Ibu, "dia akan berangkat."
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen.
Contoh:
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Contoh:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini ia pergi naik haji.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husen Sastranegara
Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian
Gubernur Irian Jaya
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Contoh:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage Rudolf Supratman
Halim Perdanakusumah
Ampere
Huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Contoh:
bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh :
bulan Agustus hari Natal
bulan Maulid Perang Candu
hari Galungan tahun Hijriah
hari Jumat tarikh Masehi
hari Lebaran
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Berdasarkan analisis penggunaan huruf kapital pada Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 11:
Dalam Koran :
selasa
Contoh yang benar:
Selasa
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh:
Asia Tenggara Kali Brantas
Banyuwangi Lembah Baliem
Bukit Barisan Ngarai Sianok
Cirebon Pegunungan Jayawijaya
Danau Toba Selat Lombok
Daratan Tinggi Dieng Tanjung Harapan
Gunung Semeru Teluk Benggala
Jalan Diponegoro Terusan Suez
Jazirah Arab
Berdasarkan analisis penggunaan huruf kapital pada Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 4:
Dalam koran:
kecamatan Lunyuk
Contoh yang benar:
Kecamatan Lunyuk
Berdasarkan analisis penggunaan huruf kapital pada Koran Lombok Post Rabu, 9 Januari 2013 halaman 4:
Dalam Koran:
belgia
gunung sari
Contoh yang benar:
Belgia
Gunung Sari
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Contoh:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972
Berdasarkan analisis penggunaan huruf kapital pada Koran Lombok Post Rabu, 9 Januari 2013 halaman 3:
Dalam koran:
dinas kelautan dan Perikanan
Contoh yang benar:
Dinas Kelautan dan Perikanan
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Contoh:
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Harto.
Adik bertanya, "Itu apa, Bu?"
Surat Saudara sudah saya terima.
"Silakan duduk, Dik!" kata Ucok.
Besok Paman akan datang.
Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.
garam inggris
gula jawa
kacang bogor
pisang ambon
Berdasarkan analisis penggunaan huruf kapital pada Koran Lombok Post Rabu, 9 Januari 2013 halaman 4:
Dalam koran:
ayam Arab
ayam Taliwang
Contoh yang benar:
ayam arab
ayam taliwang
Huruf kapital dipakai dalam singkatan/akronim
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)
KLU (Kabupaten Lombok Utara)
Berdasarkan analisis penggunaan huruf kapital pada Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 4:
Dalam koran:
pergantian antarwaktu (PAW)
PHK (pemutusan hubungan kerja)
Contoh yang benar:
Pergantian Antar Waktu (PAW)
PHK( Pemutusan Hubungan Kerja)
Berdasarkan analisis penggunaan huruf kapital pada Koran Lombok Post Senin, 7 Mei 2012 halaman 3:
Dalam koran:
kepemilikan perumahan rakyat (KPR)
Contoh yang benar:
Kepemilikan Perumahan Rakyat (KPR)
Berdasarkan analisis penggunaan huruf kapital pada Koran Lombok Post Rabu, 9 Januari 2013 halaman 3:
Dalam koran:
anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)
Contoh yang benar:
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Berdasarkan analisis penggunaan huruf kapital pada Koran Lombok Post Rabu, 9 Januari 2013 halaman 9:
Dalam koran:
dbl
indonesia
Contoh yang benar:
DBL
Indonesia
2.5 Penggunaan Kata Depan
Kata depan atau sering disebut preposisi merupakan kata yang merangkaikan kata dengan kata lain dalam kalimat, contohnya di, ke, pada, dari, kepada. Kata depan di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar memiliki porsi tertentu bahkan pada tahun 2011 mendapatkan porsi tersendiri di dalam Standar Kelulusan. Namun, di dalam pemahaman anak kata depan di dan keagak sulit dibedakan dengan imbuhan awalan (prefiks) di- dan ke-.
Untuk itu perlu kita kenali lebih dalam dan kita akan analisa perbedaan dari preposisi ke,di dan prefiks dari ke- dan di-. Berikut penjelasannya:
Kata depan di dan ke penulisannya terpisah seperti "di rumah" atau "ke sekolah" sedangkan imbuhan penulisannya digabung seperti "diajari" atau" kebersihan". Kesimpulannya penulisan kata depan dipisah dan penulisan imbuhan digabung.
Kecenderungan kata yang dihubungkan oleh kata depan merupakan kata benda. Kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian, contoh "di badan", "ke mesjid". Berbeda dengan kata depan imbuhan di- memberikan imbuhan kepada kata dasar yang cenderung merupakan kata kerja/ kata sifat. Kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan atau gerak benda,contoh imbuhan di- pada kata kerja "dipukuli".Kata sifat atau keadaan adalah kata yang menerangkan sifat atau keadaan suatu benda. Contoh di- pada kata sifat adalah dimusnahkan.Sedangkan imbuhan ke- memberikan imbuhan kepada kata sifat/keadaan. contoh "kepandaian". Kesimpulan kata depan menghubungkan kata dengan kata benda sedangkan imbuhan memberi imbuhan pada kata sifat/kerja.
Perbedaan yang ketiga adalah pada kata depan di dan ke menghubungkan kata yang merupakan kata benda dan cenderung tidak memiliki imbuhan akhiran (sufiks), contoh ke pasar. ditaman. Pada kata imbuhan ke- dan di- merupakan imbuhan dari kata dasar yang memiliki akhiran, seperti imbuhan ke- cenderrung memiliki pasangan akhiran -an, contoh kebenaran. Sedangkan imbuhan di- memiliki pasangan akhiran -i dan -kan, contoh dibekali dan diabadikan.Kesimpulan kata depan menghubungkan dengan kata benda tanpa imbuhan dan imbuhan memberi imbuhan pada kata dasar yang mempunyai akhiran (sufiks)pula.
Berdasarkan analisis penggunaan kata depan pada Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 4:
Dalam koran:
didesa-desa
Contoh yang benar:
di desa-desa
Berdasarkan analisis penggunaan kata depan pada Koran Suara NTB Senin, 25 Maret 2013 halaman 3:
Dalam koran:
disekitar daerah
dibagian lain
Contoh yang benar:
di sekitar daerah
di bagian lain
Berdasarkan analisis penggunaan kata depan pada Koran Lombok Post Rabu, 9 Januari 2013 halaman 20:
Dalam koran:
dibelakang
diwilayah
Contoh yang benar:
di belakang
di wilayah
Berdasarkan analisis penggunaan tanda baca pada Koran Lombok Post Rabu, 9 Januari 2013 halaman 10:
Dalam Koran:
disana
di warnai
ditengah-tengah
Contoh yang benar:
di sana
diwarnai
di tengah-tengah
2.6 Penggunaan Tanda Baca
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.
2.6.1 Titik
Titik atau perhentian akhir biasanya dilambangkan dengan (.). Tanda ini lazimnya dipakai untuk :
Menyatakan akhir dari sebuah tutur atau kalimat.
Contoh:
Hewan kurban itu telah di sembelih semua.
Jangan selalu mengikuti kehendak orang lain.
Berlari mengerjar layang – layang.
Karena kalimat tanya dan kalimat perintah atau seru mengandung pula pengertian perhentian akhir, yaitu berakhirnya tutur, maka tanda tanya dan tanda seru yang digunakan dalam kalimat-kalimat tersebut selalu mengandung sebuah tanda titik.
Contoh:
Apa yang hendak kamu cari?
Mengapa orang tersebut dapat sukses?
Dimana harta karun itu berada?
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan singkatan kata atau ungkapan yang sudah lazim. Pada singkatan kata yang sudah terdiri dari tiga huruf atau lebih yang dipakai satu titik.
Contoh:
a.n. (atas nama)
Dr. (Dokter)
H. (haji)
Ir. (Insinyur)
u.b (untuk beliau)
Kol. (Kolonel)
dkk. (dan kawan-kawan)
M.Sc. (Master of Science)
dll. (dan lain-lain)
S.H. (Sarjana Hukum)
dst. (dan seterusnya)
Drs.(Doktorandus)
tsb. (tersebut)
M.A.(Master of arts)
Yth. (yang terhormat)
Spd. (sarjana pendidikan)
Semua singkatan kata yang menggunakan inisial atau akronim tidak menggunakan titik : DPR, MPR, ABRI, Hankam, Kopkamtib, ampera, Lemhanas, dsb.
Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang menunjukkan jumlah; juga dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan titik .
Contoh:
10.000
125.000
pukul 5.45.42 (pukul lima 45 menit 42 detik)
pukul 02.00 (pukul 2 tepat)
2.6.2 Koma
Koma atau perhentian antara yang menunjukkan suara menarik di tengah-tengah tutur, biasanya dilambangkan dengan tanda (,). Disamping untuk menyatakan perhentian antara (dalam kalimat), koma juga dipakai untuk beberapa tujuan tertentu.
Dalam hal-hal berikut dapat digunakan tanda koma :
Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat, antara kalimat setara yang menyatakan pertentangan, antara anak kalimat dan induk kalimat, dan antara anak kalimat dan anak kalimat.
Contoh:
Amir sudah berangkat ke kampus pagi – pagi, tetapi ia masih saja tertinggal kereta. Mereka bukan mengerjakan apa yang diperintahkan, melainkan bermalas-malasan.
Ada berbagai macam sayuran di kebun di antaranya sawi, kangkung, bayam, brokoli.
Dari uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa dalam usaha penyempurnaan ejaan bahasa Indonesia, lebih dahulu harus ditentukan secara deskriptif tata fonem bahasa Indonesia sebelum dilakukan pemilihan huruf bagi fonem-fonemnya.
Koma digunakan untuk menandai suatu bentuk parentetis (keterangan-keterangan tambahan yang biasanya ditempatkan juga dalam kurung) dan unsur-unsur yang tak restriktif :
Contoh:
Pertama, tulislah nama, NPM dan kelas.
Kedatangannya, seperti yang diinginkan dari dulu, tidak disambut dengan upacara besar-besaran.
Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat mendahului induk kalimatnya, atau untuk memisahkan induk kalimat dengan sebuah bagian pengantar yang terletak sebelum induk kalimat.
Contoh:
Bila matahari terik ibu akan menjemur kerupuk.
Karena senang, ia pergi berkeliling menggunakan sepeda.
Sebagai pembaca doa, maka kami persilahkan untuk maju ke atas panggung
Koma digunakan untuk menceraikan kata yang disebut berturut-turut :
Contoh:
Pak Burno membeli segulung tali, selembar papan triplek dan 1 sak semen.
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan transisi yang terdapat pada awal kalimat, misalnya : jadi, oleh karena itu, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi, disamping itu, dlsb.
Contoh:
Walaupun sulit, tetap saja apabila belajar akan menjadi mudah dipahami.
Koma selalu digunakan untuk menghindari salah baca atau keragu-raguan.
Contoh:
Meragukan : Dijalan raya kelihatan ramai.
J e l a s : dijalan raya, kelihatan ramai.
Koma dipakai untuk menandakan seseorang yang diajak bicara.
Contoh:
Saya berharap, anak saya menjadi anak yang berbudi baik.
Koma dipakai juga untuk memisahkan aposisi dari kata yang diterangkan.
Contoh:
Presiden Soekarno adalah presiden pertama Indonesia, dia berjuang dengan sekuat tenaga.
Koma dipakai untuk memisahkan kata-kata afektif seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, dari bagian kalimat lainnya.
Contoh:
Aduh, betapa senangnya dapat nilai bagus.
Wah, sungguh indah pemandangan itu.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan sebuah ucapan langsung dari bagian kalimat lainnya.
Contoh:
Kata ayah, "saya akan menangani semua masalah yang ada".
k. Koma digunakan juga untuk beberapa maksud berikut:
a. Memisahkan nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tinggal.
b. Menceraikan bagian nama yang dibalikkan (untuk referensi, misalnya).
c. Memisahkan nama keluarga dari gelar akademik.
d. Untuk menyatakan angka desimal.
Contoh :
Apabila anda ingin bertemu dengan saya, harap melapor ke bagian personalia.
Veronia, Kamila ( namanya sebenarnya Kamila Veronika )
Berdasarkan analisis penggunaan tanda baca pada Koran Lombok Post Senin, 7 Mei 2012 halaman 4:
Dalam koran:
Drs Mustakim H Idris, MS
Ir H Subhan
Drs H Syamsuddin Anwar
Contoh yang benar:
Drs. Mustakim H. Idris, MS
Ir. H. Subhan
Drs. H. Syamsuddin Anwar
Berdasarkan analisis penggunaan tanda baca pada Koran Lombok Post Rabu, 9 Januari 2013 halaman 20:
Dalam koran:
Ir Fahruddin MSi
Drs H Bambang M Yasin
Drs Iksan
Contoh yang benar:
Ir. Fahruddin, M.Si
Drs. H. Bambang M. Yasin
Drs. Iksan
Berdasarkan analisis penggunaan tanda baca pada Koran Lombok Post Rabu, 9 Januari 2013 halaman 9:
Dalam koran:
Mau dibawa kemana seluruh tumpah darah bangsa ini?.
Contoh yang benar:
Mau dibawa kemana seluruh tumpah darah bangsa ini?
Berdasarkan analisis penggunaan tanda baca pada Koran Suara NTB Senin,25 Mataram halaman 11:
Dalam koran:
selasa 19 Maret
Contoh yang benar:
Selasa, 19 Maret
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut hasil analisis pada koran Lombok Post dan Suara NTB, terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan di antaranya:
Pemenggalan kata dasar, kata berimbuhan, dan kata kompleks
Penulisan kata yang tidak sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia
Penggunaan huruf kapital yang tidak sesuai
Penggunaan tanda baca terutama pada penulisan nama dan gelar seseorang
3.2 Saran
Berdasarkan analisis dan kesimpulan di atas terkait adanya kesalahan-kesalahan dalam Koran Lombok Post dan Suara NTB, penulis menyarankan agar jurnalis lebih memperhatikan kaidah-kaidah penulisan dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk melestarikan Bahasa Indonesia dan agar informasi yang ingin disampaikan dapat tersampaikan kepada para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
ant/bali post. "Asrama Mahasiswa NTT di Yogyakarta Dikosongkan," Suara NTB, 25 Maret 2013, hlm. 11.
ant/bali post. "Penyerangan Lapas Cebongan TNI-Polri Harus Investigasi Bersama," Suara NTB, 25 Maret 2013, hlm. 11.
smd. "Kembangkan Kerajinan Mutiara," Suara NTB, 25 Maret 2013, hlm. 2.
ham. "Penertiban Pendatang Ilegal Tidak Bersifat Musiman," Suara NTB, 25 Maret 2013, hlm. 2.
fit. "Pansus Pertanyakan Stagnannya Dividen dari PDAM," Suara NTB, 25 Maret 2013, hlm.2.
nas. "Mursinah Dirujuk ke RSUP NTB," Suara NTB, 25 Maret 2013, hlm. 2.
wir. "Soal Kenaikan Harga BBM Subsidi," Lombok Post, 9 Januari 2013, hlm. 3.
cr-ali. "Bisnis Ayam Arab Sangat Menjanjikan," Lombok Post, 9 Januari 2013, hlm. 4.
cr-wik. "Menguntungkan pada Telurnya," Lombok Post, 9 Januari 2013, hlm. 4.
cr-ton. "Sekolah Beri Dukungan Penuh," Lombok Post, 9 Januari 2013, hlm. 10.
cr-ton. "RPH Internasional Ditetapkan di Bali Bunga," Lombok Post, 9 Januari 2013, hlm. 20.
cr-hes. "DPPKAD Dapat Intensif Pusat," Lombok Post, 9 Januari 2013, hlm. 20.
cr-nk. "Curigai Suami Selingkuh, IRT Mengamuk," Lombok Post, 9 Januari 2013, hlm. 20.
oni. "BNI Syariah Gandeng UMM," Lombok Post, 7 Mei 2012, hlm. 4.
yan/ars. "Hari Ini, Penetapan Cagub-Cawagub," Suara NTB, 25 Maret 2013, hlm. 5.
ars. "Layanan Umrah, Haji Plus dan Usaha," Suara NTB, 25 Maret 2013, hlm. 5.
aan. "Pembenahan Semua Lini," Suara NTB, 25 Maret 2013, hlm. 5.
ars. "Polda Siapkan Pengamanan Kantor KPU," Suara NTB, 25 Maret 2013, hlm. 5.
ars. "Diancam UU Pencucian Uang," Suara NTB, 25 Maret 2013, hlm. 5.
ari. " Tindak TKA Ilegal," Suara NTB, 25 Maret 2013, hlm. 3.
her. "Perambahan Hutan di Pesisir Lembar Makin Marak," Suara NTB, 25 Maret 2013, hlm. 3.
bug. "Eks Anggota 'Security 911' Cabut Kuasa dari SPAT," Suara NTB, 25 Maret 2013, hlm. 4.
ula. "DPRD Surati KPU Dompu," Suara NTB, 25 Maret 2013, hlm. 4.
bug. "DPRD KSB Minta SKPD Baru Mulai 'Action'," Suara NTB, 25 Maret 2013, hlm. 4.
http://annebagus.blogspot.com/2012/04/kaidah-pemenggalan-kata.html pada tanggal 9 April 2013 pukul 19.33 WITA
http://rachmadanistain.blogspot.com/2013/01/ejaan-dan-tanda-baca.html pada tanggal 10 April 2013 pukul 21.48 WITA
http://sindikatpenulis.forumotion.com/t30-penggunaan-huruf-kapital-atau-huruf-besar pada tanggal 9 April 2013 pukul 20.18 WITA
LAMPIRAN