Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
PENGARUH TERAPI RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP TINGKAT NYERI AKUT PADA PASIEN ABDOMINAL PAIN DI IGD RSUD KARAWANG 2014 Nita Syamsiah1, Endang Muslihat2 1,2 STIKes Kharisma Karawangan, Email:
[email protected] ABSTRACT - Management
of pain in abdominal pain implemented in two ways, namely by pharmacological and non pharmacological. Pharmacological pain management implemented in collaboration with other health professionals in providing analgesic. While the non-pharmacological non-pharmacological therapy is one of them is to provide relaxation therapy. The objective of this study was to determine the effect of relaxation techniques (autogenic) on the level of acute pain in patients with abdominal pain. The study design using analytic quasi experiment, respondents were patients who come to the Emergency Room in RSUD Karawang hospitals with a diagnosis of abdominal pain, a number of 30 respondents. Data processing techniques were analyzed by independent t-test. The results showed there is a significant effect of relaxation techniques for acute pain in patients with abdominal pain in emergency hospitals Karawang. Results of the analysis (Pv = 0.000) <α (0.005). Under these conditions, the recommendations of the results of this study are to the health care unit to be able to implement procedures autogenic relaxation techniques as an alternative to reduce the level of pain in patients with abdominal pain in particular. Keywords: relaxation technique autogenic, acut pain, abdominal pain pain dilaksanakan dengan ABSTRAK - Penatalaksanaan nyeri pada abdominal pain dua cara yaitu secara farmakologis dan non farmakologis. Penatalaksanaan nyeri secara farmakologis dilakukan secara berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian analgetik. Sedangkan tindakan non farmakologis yaitu salah satunya adalah dengan memberikan terapi relaksasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui pengaruh tehnik relaksasi (autogenik) terhadap terhadap tingkat nyeri akut pada pasien dengan abdominal pain. Desain pain. Desain penelitian menggunakan metode analitik dengan pendekatan quasi eksperiment , responden penelitian adalah pasien yang datang ke IGD RSUD Karawang dengan diagnosa abdominal pain sebanyak pain sebanyak 30 responden. Tehnik pengolahan data dianalisis dengan uji independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh tehnik relaksasi yang signifikan terhadap nyeri akut pada pasien dengan abdominal pain di pain di IGD RSUD Karawang. Hasil analisa diperoleh (Pv= (Pv=0,000) 0,000) < α (0,005). Berdasarkan hal hal tersebut maka rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah kepada unit pelayanan kesehatan untuk dapat menerapkan menerapkan prosedur tehnik tehnik relaksasi autogenik sebagai salah satu alternatif untuk menurunkan tingkat nyeri pada pasien khususnya abdominal pain. pain . Kata kunci: tehnik relaksasi autogenik, nyeri akut, nyeri abdomen
ISSN: 2338-7246
11
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
berusia 18 tahun atau lebih, menderita A. PENDAHULUAN Abdominal Pain merupakan gejala nyeri minimal sekali sebulan, dan 42% utama dari acute abdoment yang terjadi merasakannya setiap hari. secara tiba-tiba dan tidak spesifik. Akut abdomen merupakan istilah yang Insiden nyeri abdomen akut dilaporkan digunakan untuk gejala-gejala dan berkisar 5 – 10% pada kunjungan pasien tanda-tanda dari nyeri abdomen dan ke unit gawat darurat. Kegawatan nyeri tekan yang tidak spesifik tetapi abdomen yang datang ke rumah sakit sering terdapat pada penderita dengan dapat berupa kegawatan bedah atau keadaan intraabdominal akut yang kegawatan non bedah. Penyebab berbahaya (catastrophe) (Cooper, tersering dari akut abdomen antara lain 1999). Abdominal Pain akan direspon appendisitis, kolik bilier, kolisistitis, oleh tubuh dengan meningkatkan divertikulitis, obstruksi usus, perforasi pankreatitis, peritonitis, pelepasan substansi kimia yang dapat viskus, menstimulus reseptor-reseptor nyeri salpingitis, adenitis mesenterika dan seperti histamin, prostaglandin, kolik renal. Di Unit Gawat Darurat Karawang pasien yang bradikinin dan substansi P yang akan RSUD berkunjung dengan keluhan nyeri menimbulkan persepsi nyeri. abdomen akut dengan berbagai Nyeri merupakan suatu perasaan atau penyebab mencapai 405 kasus (3,9%) pengalaman yang tidak nyaman baik dari total 10.453 kunjungan selama secara sensori maupun emosional yang tahun 2012 (Data Medikal Rekord dapat ditandai dengan kerusakan RSUD Karawang, Tahun 2012) jaringan ataupun tidak ( Association for the study of pain). Tipe dari nyeri Perawat sebagai komponen tim adalah: Cutaneous pain, Viseral pain, kesehatan berperan penting untuk Neuropathic pain, Acute pain dan mengatasi nyeri pasien. Perawat chronic pain. Asosiasi Nyeri berkolaborasi dengan dokter ketika Internasional (1997) menggambarkan melakukan intervensi untuk mengatasi nyeri sebagai perasaan yang tidak nyeri, mengevaluasi keefektifan obat menyenangkan dan pengalaman dan berperan sebagai advocate pasien emosional yang dihubungkan dengan ketika intervensi untuk mengatasi nyeri aktual atau potensial kerusakan menjadi tidak efektif atau ketika pasien jaringan tubuh. Selanjutnya Perry & tidak dapat berfungsi secara adekuat Potter (2005) menyatakan bahwa nyeri (Black & Hawk, 2005). Mereka juga seringkali merupakan tanda yang mengemukakan bahwa mendengarkan menyatakan ada sesuatu yang secara dengan penuh perhatian, mengkaji nyeri dan distress, fisiologis terganggu yang intensitas menyebabkan seseorang meminta merencanakan perawatan, memberikan pertolongan. Nyeri juga merupakan edukasi tentang nyeri, meningkatkan teknik nyeri nonmasalah yang serius yang harus penggunaan direspons dan di intervensi dengan farmakologi dan mengevaluasi hasil memberikan rasa nyaman, aman dan yang dicapai adalah tanggung jawab bahkan membebaskan nyeri tersebut. Perawat. Nyeri adalah salah satu alasan paling Manajemen nyeri meliputi pemberian umum bagi pasien untuk mencari terapi analgesik dan terapi bantuan medis dan merupakan salah nonfarmakologi berupa intervensi satu keluhan yang paling umum. perilaku kognitif seperti teknik Sembilan dari 10 orang Amerika relaksasi, terapi musik, imaginary dan ISSN: 2338-7246
12
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
biofeedback (Potter & Perry, 2005; AHCPR, 1992; Lemone & Burke, 2008; dalam Smeltzer et al, 2008). Intervensi perilaku kognitif dalam mengontrol nyeri dimaksudkan untuk melengkapi atau mendukung pemberian terapi analgesic (AHCPR, 1992) agar pengendalian nyeri menjadi efektif (Smeltzer et al., 2008; Black & Hawk, 2005). Managemen nyeri atau pain management adalah salah satu bagian dari disiplin ilmu medis yang berkaitan dengan upaya-upaya menghilangkan nyeri atau pain relief. Management nyeri ini menggunakan pendekatan multidisiplin yang didalamnya termasuk pendekatan farmakologikal (termasuk pain modifiers), non farmakologikal dan psikologikal. managemen nyeri non farmakologikal merupakan upayaupaya mengatasi atau menghilangkan nyeri dengan menggunakan pendekatan non farmakologi. Upaya-upaya tersebut antara lain relaksasi, distraksi, massage, guided imaginary dan lain sebagainya.
nyeri kronis dan penulis belum menemukan penelitian yang dilakukan terhadap nyeri akut pada abdominal pain. Studi pendahuluan terhadap 12 responden dengan diagnosa Abdominal Pain di IGD RSUD Karawang menunjukkan perbedaan penurunan skala nyeri yang signifikan, dimana hasil pretest terhadap 12 responden, skala nyeri beragam antara 7 sampai dengan 10, kemudian 6 responden yang pertama diberikan terapi standar dan 6 responden yang kedua diberikan kombinasi terapi standar dan tehnik relaksasi. Kelompok pertama ada penurunan nyeri setelah setengah jam pemberian obat analgetik dengan skala nyeri 6 – 3, sedangkan kelompok yang kedua penurunan skala nyeri rata-rata dibawah 4, tehnik relaksasi yang dilakukan adalah membimbing mengatur posisi yang nyaman, relaksasi otot-otot dan mengatur bernafas dalam.
Manajemen nyeri pada Abdominal Pain di IGD RSUD Karawang meliputi terapi farmakologi dan nonTeknik relaksasi merupakan intervensi farmakologi, terapi farmakologi keperawatan secara mandiri untuk meliputi pemberian analgetik non-opiat menurunkan intensitas nyeri, Teknik dan opiat, terapi non-farmakologi yang relaksasi memberikan individu kontrol dilakukan meliputi relaksasi dan diri ketika terjadi rasa nyeri serta dapat distraksi, teknik relaksasi secara digunakan pada saat seseorang sehat spontan dan tidak prosedural sering ataupun sakit. (Perry & Potter, 2005). diterapkan pada pasien-pasien yang Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat mengeluh nyeri dengan berbagai menurunkan nyeri dengan merilekskan penyebab dan respon yang dihasilkan tegangan otot yang menunjang nyeri. pada pasien-pasien dengan Abdominal Ada banyak bukti yang menunjukkan Pain relatif bervariasi, sebagian bahwa relaksasi efektif dalam keluhan nyeri pasien dapat teratasi dan meredakan nyeri (Smeltzer, 2008). dipulangkan serta sebagian lagi klien Relaksasi secara umum sebagai metode berlanjut kepada tindakan diagnostik yang paling efektif terutama pada dan medik lebih lanjut. pasien yang mengalami nyeri (National Safety Council , 2003), hasil penelitian Berbagai jenis teknik relaksasi untuk nyeri telah banyak diberbagai tempat membuktikan bahwa mengurangi terapi tekhnik relaksasi efektif diterapkan dalam tatanan pelayanan menurunkan respon nyeri, penelitian- keperawatan. Namun, penggunaan penelitian tersebut dilakukan terhadap teknik relaksasi di Indonesia masih belum optimal. Tehnik relaksasi yang ISSN: 2338-7246
13
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
paling sering digunakan yaitu bernafas Hasil analisis univariat dalam dan teknik distraksi. Akan tetapi menggambarkan karakteristik belum ada prosedur tertulis mengenai responden berdasarkan rata-rata, nilai teknik relaksasi untuk mengurangi rasa tengah, simpang baku, nilai terendah nyeri pada Abdominal Pain yang dan nilai tertinggi rasa nyeri dari kedua diterapkan menjadi standar pelayanan kelompok. keperawatan. Sementara itu belum ada penggunaan alat audio-visual yang Hasil analisis statistik univariat responden secara khusus disiapkan untuk karakteristik mempermudah pasien memahami dan menggambarkan distribusi responden melakukan prosedur teknih relaksasi berdasarkan skala nyeri pada kelompok dengan benar dan tepat, maka kontrol dan kelompok intervensi. berdasarkan latar belakang tersebut Semua karakteristik skala nyeri pasien penulis tertarik untuk melakukan dapat dilihat ditabel bawah ini. penelitian “Pengaruh Terapi Relaksasi Nilai Rerata Skala Nyeri pada Pasien ( Autogenic) Terhadap Tingkat Nyeri dengan Abdominal Pain pada Akut pada Pasien dengan Abdominal Kelompok Kontrol dapat dilihat dari Pain di IGD RSUD Kab. Karawang”. tabel 1 dibawah ini: B. METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan rancangan desain eksperimen semu (quasi experiment design) dengan equivalent time sample design. Desain ini bertujuan untuk membandingkan dua kelompok yang diberikan perlakuan dengan yang tidak diberikan perlakuan (Hidayat, 2007).
Pada penelitian ini kelompok A (eksperimen) diberikan intervensi terapi relaksasi autogenik sedangkan kelompok B (kontrol) tidak diberikan terapi relaksasi autogenik. C. HASIL PENELITIAN Besar sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 30 pasien selanjutnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu 15 pasien sebagai kelompok kontrol dan 15 pasien lainnya sebagai kelompok intervensi. Pengambilan data diperoleh selama rentang waktu dua minggu (17 Februari – 02 Maret 2014). Adapun analisis statistik data hasil penelitian akan ditampilkan sebagai berikut:
ISSN: 2338-7246
Tabel 1 Distribusi Frequensi Nyeri pada Pasien dengan Abdominal Pain pada Kelompok Kontrol di IGD RSUD Karawang Maret 2014 Kel. Intervensi Pretest Posttest
Mean
8,33 3,20
Standar Deviasi 1,113 1,082
Standar Eror 0,287 0,279
MinMax 5-10 1-5
Dari 15 responden kelompok kontrol bahwa nilai rata-rata pretest dari responden sebelum diberikan terapi analgetik adalah 8,33, dan nilai ratarata posttest setelah diberikan terapi analgetik adalah 3,20. Artinya terdapat penurunan skala nyeri dengan selisih 5,13.
14
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
Nilai rerata skala nyeri pada pasien dengan abdominal pain pada kelompok intervensi dapat dilihat dari tabel 2 dibawah ini: Tabel 2 Distribusi Frequensi Skala Nyeri pada Pasien dengan Abdominal Pain pada Kelompok Intervensi di IGD RSUD Karawang Maret 2014
responden sebelum dilakukan intervensi terapi relaksasi dan analgetik adalah 8,53, dan nilai rata-rata posttest setelah intervensi adalah 1,00. Artinya terdapat penurunan dengan selisih 7,53.
Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yaitu pengaruh tehnik relaksasi terhadap tingkat penurunan skala nyeri akut Kel. Mean Standar Standar Min pada pasien dengan Abdominal Pain. Intervensi Deviasi Eror Uji statistik yang digunakan yaitu: uji t Max independen, digunakan untuk mencari Pretest 8,53 1,407 0,363 5-10 Posttest 1,00 1,195 0,309 0-3 perbedaan skor kuesioner antara posttest pada kedua kelompok yang tidak Dari 15 responden kelompok intervensi berpasangan. bahwa nilai rata-rata pretest dari Tabel 3 Analisi Beda Pengaruh Kombinasi Tekhnik Relaksasi dengan Analgetik dan Terapi Analgetik Terhadap Tingkat Penurunan Nyeri Akut Pada Pasien Dengan Abdominal Pain di RSUD Karawang Maret 2014 (n=30) Variabel
n
MinMaks
Nyeri Post Perlakuan Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi
15 15
1 – 5 0 – 3
95% CI Lower – Upper
Mean Diff
t
df
Sig. (2tailed)
-3,05 – 1,34
-2,2
-5,284
28
0,000
Berdasarkan hasil uji analisis Berdasarkan hasil penelitian diketahui Parametric Independent t-test pada bahwa terdapat perbedaan pengaruh tabel 3 diatas dengan jumlah responden terhadap skala nyeri pada pasien n=30, diperoleh nilai sig (2-tailed) = dengan abdominal pain antara sesudah (0,000) < α (0,05) dengan perhitungan diberikan terapi relaksasi dan analgetik nilai “t” adalah sebesar -5,284. Hal ini dibandingkan sesudah diberikan terapi berarti Ho ditolak karena nilai p-value analgetik saja. Hasil uji analisis lebih kecil dari α (alpha) dan dapat parametric independent t-test pada disimpulkan secara statistik bahwa kedua kelompok diperoleh nilai p terdapat perbedaan pengaruh antara (0,000) < α (0,05) dengan t hitung ( skala nyeri sesudah diberikan terapi 5,284), hal ini menunjukkan bahwa Ho relaksasi dan analgetik dibandingkan ditolak, artinya bahwa terdapat terapi analgetik saja. perbedaan pengaruh antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol D. PEMBAHASAN terhadap skala nyeri. Dapat Analisi beda pengaruh kombinasi terapi disimpulkan bahwa kombinasi terapi relaksasi dengan analgetik pada relaksasi dengan analgetik lebih efektif kelompok Intervensi dan terapi menurunkan sekala nyeri pada pasien analgetik pada kelompok kontrol dengan abdominal pain. terhadap tingkat penurunan nyeri akut pada pasien dengan abdominal pain. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Dewi dkk, 2009. Yang ISSN: 2338-7246
15
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
menyimpulkan bahwa terdapat diterapi hanya mendengarkan pengaruh yang signifikan pada perkataan perawat hingga akhirnya pemberian tehnik relaksasi terhadap pasien fokus pada kata-kata perawat penurunan persepsi nyeri. Hal ini dan mau melakukan apa yang sesuai dengan teori yang diungkapkan dicontohkan oleh perawat, dalam hal oleh Bruner & Suddart (2013), bahwa ini perawat terlibat langsung untuk tehnik relaksasi napas dalam efektif member contoh kepada pasien dan untuk mengatasi nyeri, termasuk pada selanjutnya melatih pasien untuk pasien dengan abdominal pain. melakukannya secara mandiri untuk mengantisipasi nyeri yang sewaktuManajemen nyeri untuk mengendalikan waktu dapat terjadi. nyeri pada pasien dengan abdominal pain yang dilakukan secara E. SARAN multidisiplin sangat perlu dilakukan Berkaitan dengan kesimpulan di atas, mengingat manajemen nyeri termasuk saran yang dapat peneliti sampaikan indikator mutu pelayanan institusi berdasarkan hasil penelitian yang rumah sakit. Pengendalian rasa nyeri ditemukan sebagai berikut: pada pasien dengan abdominal pain a. Bagi Sarana Kesehatan: sangat penting dalam tatanan pelayanan keperawatan. Perawat berperan penting Terapi relaksasi autogenik dapat dalam menurunkan skala nyeri pasien dijadikan sebagai salah satu terapi dengan abdominal pain, Teori self-care alternatif untuk mengatasi nyeri dari Orem’s self -care deficit theory of khususnya abdominal pain. menjelaskan bagaimana nursing b. Bagi Institusi Pendidikan: tindakan self-care membantu individu Hasil penelitian ini dapat dijadikan untuk menghilangkan nyeri; 1) totally sebagai salah satu rujukan untuk compensatory, perawat menggantikan mendukung teori asuhan keperawatan klien dalam perawatan diri (membantu tentang manajemen nyeri dan terapi sepenuhnya), 2) partly compensatory, relaksasi serta perawatan pasien dengan adalah perawat dan klien bekerja sama abdominal pain. untuk memenuhi kebutuhan klien, dan 3) supportive-educative; klien sebagai c. Bagi Penelitian agens self-care tetapi memerlukan Penelitian ini dapat dijadikan data awal bantuan dalam mengambil keputusan, dan merupakan suatu hal yang perlu modifikasi perilaku dan meningkatkan diteliti lebih lanjut terutama mengenai pengetahuan dan keahlian, Perawat factor-faktor baik yang berhubungan bertindak sebagai pendukung dan maupun yang mempengaruhi persepsi pemberi pendidikan ketika nyeri pada pasien dengan abdominal menggunakan relaksasi untuk pain dan management nyeri dengan menghilangkan nyeri pada Abdominal teknik relaksasi dengan pendekatan Pain. Tehnik relaksasi untuk mengatasi metoda yang berbeda. nyeri ini dapat dilakukan dengan cara yang sederhana, biaya yang relative DAFTAR PUSTAKA murah dan dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien. Peneliti mencoba Perry, Anne Griffin & Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental melakukannya dengan cara Keperawatan; Konsep, Proses, dan membimbing pasien secara lisan Praktik, Vol.2 Alih Bahasa. Editor berdasarkan prosedur tehnik relaksasi Monica Ester Dkk, Jakarta : EGC yang sudah disusun. Pasien yang ISSN: 2338-7246
16
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015
Bruner & Sudart. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC Black Hawk (2005) Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Positive Outcome, 8 ed, St. Missouri: elsevier Sounders Kozier dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, Proses, dan Praktik , Ed. 7. Vol 2. Alih bahasa Pamilih Eko Karyuni. Jakarta : EGC Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar FIsiologi Kedokteran. Editor : Irawati Setiawan. Ed. 9. Jakarta : EGC Nurdin dkk, 2013. Pengaruh tehnik relaksasi terhadap intensisitas nyeri pada pasien post operasi fraktur di ruang IRNINA A BLU RSUP prof. Dr. R.d Kandou Manado. Skripsi. Universitas Sam Ratulangi. Manado Dewi dkk.2009, Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Persepsi Nyeri pada Lansia dengan Artritis Reumatoid . Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.
ISSN: 2338-7246
17