Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2 (1): 27-35 Maret 2013
ISSN: 2338-0950
Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas
I. Murwanti1, R. Ratianingsih1 dan A.I. Jaya1 1
Jurusan Matematika FMIPA Universitas Tadulako, Jalan Sukarno-Hatta Palu,
ABSTRAK Program vaksinasi unggas yang dilakukan untuk menghambat penyebaran penyakit flu burung dapat dikaji melalui model matematika. matematika. Dalam penelitian ini penyebaran penyakit tersebut di amati melalui revisi model endemik SIRS dengan memperhatikan pemberian vaksinasi pada unggas. Hal ini dilakukan dengan merevisi kompartemen penyebaran penyakit tersebut yang selanjutnya digunakan untuk menentukan menentukan persamaan pembangun model yang direpresentasikan direpresent asikan dalam sistem persamaan diferensial. diferensial . Sistem tersebut menggambarkan menggambarkan interaksi interaks i antara kelompok manusia dan kelompok unggas. Analisa kestabilan sistem di kedua titik kritisnya dilakukan dengan menentukan nilai eigen sistem yang diperoleh dari determinan matriks matriks jacobi linearisasi sistem di di masing-masing titik kritis. Kestabilan sistem selanjutnya diamati dibidang ( , ) yang dibagi oleh kurva parameter = . Kedua parameter tersebut secara berturut-turut menyatakan tingkat vaksinasi unggas dan tingkat kematian alami populasi unggas. Kestabilan di titik kritis kedua membutuhkan membutuhkan syarat bahwa tingkat kematian manusia karena flu burung ( ) harus lebih kecil dari tingkat kelompok manusia manusia yang telah sembuh sembuh dari flu burung terjangkit penyakit kembali ( ). Hasil simulasi memperlihatkan bahwa penyebaran penyakit flu burung dapat diturunkan dengan program vaksinasi bila tingkat vaksinasi unggas lebih besar dari tingkat kematian alami unggas. .
Kata kunci : Kestabilan, Kestabilan, M odel odel endemik ndemik SI RS, RS, Penye Penyebaran baran penyakit penyakit f lu buru ng,Ti tik . kritis
I.
PENDAHULUAN
Sedangkan yang berat seperti HIV/AIDS, Berbagai jenis penyakit saat ini semakin
banyak
Salah
satu
malaria, flu burung, SARS, dan sederet
hidup
dan
penyakit lainnya. Menular atau tidaknya
lingkungan yang semakin tidak sehat.
suatu penyakit tetap harus diwaspadai dan
Secara umum ada dua jenis penyakit, yaitu
tidak boleh dianggap remeh, karena ketika
penyakit menular dan tidak menular.
seseorang terkena suatu penyakit aktivitas
Dalam kelompok penyakit menular ada
kehidupannya akan terganggu. Apalagi
yang ringan dan ada yang berat. Yang
jika
ringan
mengakibatkan kematian.
penyebabnya
muncul
polio, demam berdarah, campak, TBC,
adalah
misalnya
gaya
influenza
dan
diare.
penyakitnya
sudah
Coresponding author :
[email protected],
[email protected],
parah,
bisa
Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2 (1): 27-35 Maret 2013
ISSN: 2338-0950
Laporan dari WHO Flu burung
Penyebaran
flu
diamati
masyarakat
Kestabilan dari model penyebaran flu
banyak
korban
telah
baik
menewaskan
unggas
maupun
burung
telah
model
dapat
telah menjadi perhatian yang luas dari karena
melalui
burung
dikaji
matematika.
melalui
model
manusia. Pada awal tahun 1918, wabah
penyebaran virus. Banyak metode yang
pandemik virus influenza telah membunuh
dapat
lebih dari 40.000 orang, dimana subtipe
automata, digunakan oleh Keeling dan
yang mewabah saat itu adalah virus H1N1
Gillingan, dan forest-fire lattices yang
yang dikenal dengan “Spanish Flu”. Tahun
digunakan
1957 virus bermutasi menjadi H2N2 atau
penelitian ini model penyebaran flu burung
“Asian
dibangun
Flu”
menyebabkan
100.000
digunakan,
oleh
diantaranya
Rhodes
dengan
cellular
dkk.
Dalam
memperhatikan
kematian. Tahun 1968 virus bermutasi
penyebaran virus pada populasi unggas
menjadi H3N2 atau “Hongkong Flu”
dan populasi manusia. Populasi manusia
menyebabkan 700.000 kematian. Akhirnya
dipisahkan menjadi empat kelas, yang
pada tahun 1997, virus bermutasi lagi
lebih dikenal dengan pendekatan SIRS,
menjadi H5N1 atau “ Avian influenza”
yaitu susceptible, preinfected,infected ,recov
kasus
Di Asia Tenggara kebanyakan
ered,dan susceptible. Populasi unggas juga
flu
jalur
dipisahkan menjadi tiga kelas melalui
unggas
pendekatan SIV. Pendekatan ini dipilih
burung
transportasi
atau
terjadi
pada
peternakan
sebagai jalur migrasi burung liar. Hingga 6
karena
Juni 2007, WHO telah mencatat sebanyak
diberikan vaksinasi sedemikian sebagian
310 kasus dengan 189 kematian pada
populasi suscepted pada unggas menjadi
manusia
populasi Vaccinated.
yang
disebabkan
virus
ini
pada
populasi
unggas
dapat
termasuk Indonesia dengan 99 kasus
Penyebaran penyakit flu burung
dengan 79 kematian. Hal ini dipengaruhi
akan dikaji melalui revisi model endemik
oleh mata pencaharian sebagian penduduk
SIRS dengan vaksinasi pada unggas.
Indonesia
sebagai
peternak
unggas,
Penyebaran penyakit flu burung tersebut
sehingga
Indonesia
rawan
terhadap
diukur melalui suatu parameter yang
penyebaran penyakit flu burung. Selain itu,
menyatakan rasio atau perbandingan yang
Kurangnya
menunjukan
pengetahuan
sebagian
banyaknya
individu
penduduk Indonesia tentang flu burung
susceptible yang menderita penyakit yang
ikut pula mempengaruhi laju penyebaran
diakibatkan oleh satu individu infected .
flu burung. Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas 65
Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2 (1): 27-35 Maret 2013
ISSN: 2338-0950
II. TINJAUAN PUSTAKA
Rahmalia, D diagram penyebaran penyakit
2.1 Flu Burung (Avian Influenza)
flu burung tipe SI digambarkan dalam bentuk kompartement sebagai berikut:
Mulai dari gejala yang ringan hingga ke penularan yang sangat tinggi Avian Influenza adalah penyakit infeksi pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza strain tipe A. Penyakit yang pertama diidentifikasi di Itali lebih dari 100 tahun yang lalu, kini muncul di seluruh dunia. Seluruh unggas diketahui rentan terhadap infeksi avian influenza,
Gambar 1. Kompartemen penyebaran penyakit flu
walaupun beberapa spesies lebih tahan
burung pada populasi unggas
terhadap virus ini dibandingkan yang lain.
Dimana, adalah Faktor kelahiran atau
Infeksi ini menyebabkan spectrum gejala
imigrasi pada populasi unggas, adalah
yang sangat luas pada unggas-unggas, dan
unggas yang mengalami kematian alami
cepat menjadi penyakit yang fatal sehingga
dan adalah unggas yang mengalami
mencapai kondisi epidemik yang berat . 2.2 Penyebaran Flu populasi Unggas.
Pada populasi
Burung
Melalui
Pada
dibagi
flu
namun
yaitu
menjadi
unggas
rentan
Banyaknya
terhadap
unggas
dinyatakan dengan
tersebut
flu burung pada populasi unggas sebagai
burung,
berikut :
tiga
kelompok. Yang pertama adalah unggas susceptible,
kompartemen
dibentuk model matematika penyebaran
penyebaran
unggas
kematian karena flu burung.
yang
sehat
penyakit.
susceptible
ini
= − ( 1 = 1
+ )
− + … . . 1
2.3 Penyebaran Penyakit Flu burung Pada Populasi manusia.
. Kedua adalah
unggas infectide, yaitu unggas yang telah terinfeksi
flu
burung,
dan
Pada
dapat
penyebaran
penyakit
flu
Banyaknya
burung, populasi manusia dibagi menjadi
unggas infectide ini dinyatakan dengan ,
tiga kelompok. Yang pertama adalah
sehingga banyaknya unggas dalam suatu
manusia susceptible, yaitu manusia yang
= + , Pada
sehat namun rentan terhadap penyakit.
menularkan
penyakitnya.
populasi adalah
Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas 66
Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2 (1): 27-35 Maret 2013
ISSN: 2338-0950
ini
menjadi sembuh (recovered ) dengan
. Kedua adalah
laju penyembuhan . Setelah sembuh
manusia infective, yaitu manusia yang
maka kekebalan akan berkurang dengan
terinfeksi flu burung yang telah bermutasi,
laju dan dapat terserang lagi dalam hal
dan dapat menularkan penyakitnya pada
ini penyebaran penyakit flu burung pada
manusia
Banyaknya
populasi manusia memiliki Tipe SIRS.
manusia infective ini dinyatakan dengan
Model penyebaran penyakit flu burung
. Ketiga adalah manusia recovered, yaitu
pada
manusia yang sembuh dan mendapat
melalui kompartemen sebagai berikut:
Banyaknya
manusia
dinyatakan dengan
sehat
susceptible
lainnya.
populasi
manusia
digambarkan
kekebalan setelah terkena flu burung. Banyaknya
manusia
recovered
dinyatakan
dengan
,
ini
sehingga
Banyaknya manusia dalam suatu populasi adalah = + + . Dalam
perkembangannya,
Gambar 2. Kompartemen Penyebaran Flu burung pada
populasi manusia
banyaknya populasi manusia bertambah karena faktor kelahiran atau imigrasi yang
Dimana adalah Faktor kelahiran atau
dinyatakan dengan . Manusia yang
imigrasi pada populasi manusia, 2 adalah
terinfeksi flu burung pada saat melakukan kontak
dengan
memberikan
manusia
infective
penambahan
terhadap
banyaknya manusia yang terinfeksi flu burung, adalah
kematian alami, adalah manusia yang
banyaknya manusia yang terinfeksi dengan
mengalami kematian karena flu burung,
laju sebesar 2 . Manusia susceptible dapat
adalah manusia yang telah sembuh dari
mengalami kematian secara alami atau
flu burung namun memiliki peluang untuk
migrasi yang dinyatakan dengan .
terjangkit kembali, dan adalah Laju
Namun pada manusia infective selain
penyembuhan.
mengalami kematian secara alami atau
Model matematika penyebaran flu
migrasi, manusia tersebut juga mengalami kematian
karena
flu
burung
burung pada populasi manusia adalah
yang
dinyatakan dengan . Setelah
terinfeksi
flu
manusia mengalami
burung,
manusia melakukan pengobatan sehingga
= − ( 2 = 2
+ ) +
− ( + + )
= − ( + ) …………..(2)
Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas 67
Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2 (1): 27-35 Maret 2013
ISSN: 2338-0950
= 1
Penyebaran
flu
burung
pada
populasi campuran adalah penyebaran flu burung
yang melibatkan
unggas
− +
= − ( 3 + 2 + ) +
2.4 Penyebaran Penyakit Flu Burung Pada Populasi Campuran.
= 3
− ( + + )
= − ( + + ) = − ( + )
……….( 3 )
dan Penyebaran
manusia. Secara teori, ketika manusia
burung
populasi
terinfeksi, virus yang belum bermutasi
dalam penelitian ini akan diamati dengan
tersebut sehingga belum dapat menularkan
membuat
pada manusia sehat lainnya namun sudah
matematika
menginfeksi
penyebaranya.
Penyakit
flu
burung
yang pada
terkontak. populasi
dengan
pada
melakukan kontak dengan unggas yang
manusia
campuran
flu
kompartemen yang
vaksinasi
dan
sesuai
model dengan
III. Hasil Dan Pembahasan
campuran tanpa vaksinasi digambarkan
3.1 Hasil Penelitian
sebagai berikut: Pada
penelitian
ini
model
matematika penyebaran flu burung yang dinyatakan dalam persamaan (3) akan didesain
kembali.
Redisain
dilakukan
dengan menambahkan faktor
vaksinasi
unggas. Dengan menambahkan faktor ini perlu dilakukan kembali pengkontruksian kompartemen model sebagai berikut:
Gambar 3. Kompartemen Penyebaran Flu burung pada populasi campuran
Model matematika penyebaran flu burung pada populasi campuran adalah :
= − ( 1
+ )
Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas 68
Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2 (1): 27-35 Maret 2013
ISSN: 2338-0950
+ +
2 = (0,0,0,
3
. ,
Gambar 4. Kompartemen Penyebaran Flu burung pada
populasi
campuran
dengan
pemberian
vaksinasi
Dari kompartement pada gambar 4 Untuk titik kritis 1 , matriks Jakobi
dibangun model matematika penyebaran
sistem persamaan (4) memberikan :
flu burung dengan vaksinasi pada unggas
(− − )− − − ( − − ) ( − − )
sebagai berikut:
= − 1
(− − − − )(− − − − ) − − − = 0.(5)
− −
Nilai-nilai eigen sistem diperoleh dari persamaan (5)
= 1 − + − 2
1 = − , 2 = − − , 3 = − ,
= − = + 2
= 3
+ − 3
6 = − − − , 7 = − −
−
Mengingat
− + +
3.3
mengingat
titik
kritis
1
3 bila
bukan titik kritis nol
maka dilakukan transformasi pada sistem
sistem
sehingga linearisasi sistem di titik kritis
tersebut pada keadaan stagnan, sehingga dua
TU (1994),
Analisis Kestabilan titik kritis
Mengingat 2
Titik kritis sistem persamaan (4) dengan
< .
3.2 Analisis Kestabilan titik kritis
diperoleh
, , , dan
memberikan syarat kestabilan
= − ( + ) … … … ..(4)
diperoleh
,
senantiasa bernilai positif,
= − ( + + )
4 = − , 5 = − − − ,
baru (0,0,0,0,0,0,0) memberikan nilai –
=
nilai eigen untuk 2 adalah:
(0,0,0,0,0,0,0)
Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas 69
Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2 (1): 27-35 Maret 2013
ISSN: 2338-0950
Persamaan (8) senantiasa terpenuhi
1 = −, 2 = − − , 3 = −
4
mengingat , , dan senantiasa bernilai positif. Hal ini memberikan bahwa
7 yang bernilai negatif tercapai untuk < . Hal ini memberikan arti bahwa tingkat kematian manusia karena flu burung
( ) harus lebih kecil dari tingkat kelompok manusia yang telah sembuh dari flu burung terjangkit penyakit tersebut kembali ().
7 =
3.4
6 = - − − ,
5 = 0,
− 2 − − 2 − −
Menetukan Kurva parameter
Kriteria
( + + )
kestabilan
titik
tetap
Nilai eigen 1, 2, 4, 6 bernilai
mensyaratkan bahwa agar sistem stabil
negatif dan 5 bernilai nol sedangkan 3
maka semua bagian real dari nilai-nilai
dan 7 benilai negatif bila
eigen harus bernilai negatif. Kriteria inilah yang dijadikan dasar dalam penentuan
− < 0 ………(6) dan 2 − − 2 − − −
( + + )
kurva parameter. 1 , 2 , 4 , 5 , 6 dan 7
< 0 ……..(7)
agar senantiasa bernilai negatif . Kedua
Persamaan (6) memberikan bahwa sistem dikatakan stabil bila dimana
titik kritis memberikan syarat yang sama
< ,
yaitu: >
syarat ini dimiliki pula untuk
Dari syarat yang diberikan oleh
kestabilan sistem dititi kritis 1 . Mengingat
, , ,
bernilai
positif
persamaan diatas dapat digambarkan kurva
maka
parameter
persamaan (7) memberikan syarat :
= yang menggunakan
software MAPLE-15, digambarkan dalam
−2 − − 2 − − <0
bidang , sebagai berikut:
⟹ −2 − − − − 2 <0 ⟹ −2 − − < − ⟹ − − − < −
…..(8)
Dalam hal − < 0 persamaan (7) diatas memberikan − − − <
− < 0 ………….(8) Gambar 6 Diagram parameter
Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas 70
Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2 (1): 27-35 Maret 2013
ISSN: 2338-0950
Kurva parameter yang merupakan garis = membagi bidang ( , ) atas dua daerah. Tepat pada garis tersebut nilai eigen 3 dan 7
bernilai nol. Daerah I
memberikan 3 dan 7 negatif sedangkan Gambar 7 Proporsi populasi unggas untuk =0.03 <
pada daerah II 3 dan 7 positif. 3.5
= 0.1
Simulasi
Pada
Dengan meningkatkan tingkat vaksinasi
bagian
ini
= , proporsi populasi , ,dan V
disimulasikan
dinyatakan dalam gambar (8).
sebuah kasus tentang penyebaran penyakit flu burung pada populasi campuran yang memuat populasi unggas dan populasi manusia, Dengan memperhatikan tingkat vaksinasi pada unggas dengan laju infeksi
1 = 0.4,
tingkat
kematian
=0.03
sedangkan tingkat kematian karena flu burung = 0.8. Kondisi awal rasio pada
Gambar 8 Proporsi populasi unggas untuk =0.4 =
=0.4
unggas kelompok suspectible, invected ,Vacinated berturut-turut adalah 1, 0.01
Bila
dan 0.1.
tingkat
vaksinasi
terus
ditingkatkan sedemikian sehingga =0.7
Pengamatan terhadap sistem untuk
tingkat vaksinasi > =0.5 proporsi , ,
nilai – nilai dan pada bidang ( , )
dan V dapat dilihat pada gambar 9.
dilakukan melalui plot terhadap kurva ,
dan V terhadap waktu pada gambar (7), (8), (9) dan kurva , , dan pada gambar (10),(11),(12),(13). Bila penyakit flu burung ini tidak dicegah
dengan
melakukan
program
vaksinasi. proporsi populasi , , dan V ditampilkan pada Gambar (7).
Gambar 9 Proporsi populasi unggas untuk =0.7 >
= 0.5
Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas 71
Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2 (1): 27-35 Maret 2013
Pengaruh
tingkat
vaksinasi
ISSN: 2338-0950
setiap waktu ( t ) gambar tersebut
terhadap proporsi manusia susceptible,
memperlihatkan
pre-infected,
recovered
vaksinasi unggas () lebih kecil dari
disetiap waktu ditampilkan pada gambar
tingkat kematian alami ( ) maka proporsi
(9), ( 10), (11), (12), (13).
unggas infected akan
infected, dan
bahwa
bila
tingkat
monoton
naik
terhadap waktu. Bila
tingkat
vaksinasi
unggas
dinaikan hingga mencapai = maka proporsi unggas infected akan konstan, Sedangkan bila tingkat vaksinasi unggas terus dinaikkan hingga Gambar 10 Proporsi populasi Manusia suspectible
> , tingkat
proporsi unggas infected akan menurun. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran penyakit flu burung dapat diturunkan dengan program vaksinasi
bila tingkat
vaksinasi unggas lebih besar dari tingkat kematian alami unggas. Gambar 11 Proporsi populasi manusia pre-infected
Sedangkan
Gambar
(10)
memperlihatkan bahwa proporsi manusia susceptible
menurun
seiring
dengan
pertambahan waktu. Hal ini disebabkan Gambar 12 Proporsi populasi manusia infected
populasi
manusia
Gambar
(11)
dianggap
memperlihatkan
konstan. bahwa
proporsi manusia pre-infected semakin meningkat seiring dengan pertambahan waktu. Perubahan kecekungan pada saat t = 1 berkaitan erat dengan kondisi yang
Gambar 13 Proporsi populasi manusia recovered
diperlihatkan pada gambar
interval waktu t (0,1) belum terdapat
3.5 Pembahasan
Gambar memperlihatkan
(12) dalam
(7),
(8),dan
Proporsi
manusia yang terinfeksi. Dalam interval
(9)
waktu
unggas
selanjutnya
proporsi
manusia
terinfeksi meningkat sampai t = 4,944
susceptible, infected dan vacinated untuk
Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas 72
Online Jurnal of Natural Science, Vol. 2 (1): 27-35 Maret 2013
setelah waktu tersebut populasi manusia
Kestabilan kedua titik kritis tersebut
yang terinfeksi akan menurun. Gambar
(13)
ISSN: 2338-0950
membutuhkan
memperlihatkan
syarat
tingkat
kematian
manusia karena flu burung ( ) harus lebih
peningkatan populasi manusia recovered
kecil dari
tingkat kelompok manusia yang
sampai waktu t = 6.111, Setelah itu
telah sembuh dari flu burung terjangkit
proporsi ini semakin menurun karena
penyakit kembali ( ).
populasi manusia diasumsikan konstan. DAFTAR PUSTAKA 3.6
Kesimpulan
Rahmalia. D . Permodelan matematika dan analisis stabilitas dari penyebaran penyakit flu burung .(http:/digilib. Its. ac.Id/public/ ITS-13409Paper.Pdf.), diakses 03 maret 2012.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,maka dapat disimpulkan bahwa : 1.
Penyebaran penyakit flu burung dapat diturunkan dengan program vaksinasi
bila
tingkat
Tu, P. N. V. 1994. Dynamical System An Introduction with Application in Economics and Biologi, SpringerVerlag, Germany.
vaksinasi
unggas lebih besar dari tingkat kematian alami unggas. 2.
Model
endemik
SPIRS
WHO, (http://www.who.int/diseasecontrol_emerg encies/EPR_DCE_2009_1.pdf), diakses 25 Januari 2012
pada
populasi campuran adalah
3.
− −
= −
= 3
+ − 3
−
− + +
= − ( + + )
= 1 − + − 2
= + 2
= − 1
= − ( + )
Model tersebut memiliki dua titik kritis
Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas 73