IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM
Agi Nopriansya Kurniawan saputra
TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2013
Click here to download this powerpoint template : Brown Floral Background Free Powerpoint P owerpoint Template Template For more : Templates For Powerpoint
Page 1
Berdasarkan sudut sudut pandang f lsafat ilmu, pengetahuan dan ilmu pengetahuan mempunyai makna yang berbeda. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui pancaindra. Sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun, diklasifikasikan, dan diverifikasi sehingga menghasilkan kebenaran kebenaran objektif dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Dalam Al.Quran ilmu digunakan dalam proses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan. Teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi terletak sudut pandang budayanya karena teknologi termasuk salah satu unsur budaya dan hasil dari penerapan praktis ilmu pengetahuan. Sebuah teknologi dapat berdampak negatif berupa ketimpangan –ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta jika kita atau seorang ilmuan tidak menerapkannya secara fungsional. Sedangkan dampak positifnya berupa kemajuan
Pengertian Seni
Seni atau kesenian adalah manifestasi budaya(rasa, karya, dan karsa) manusia yang memenuhi syaratsyarat estetika. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang yang berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni selalu identik dengan keindahan yang bernilai kebenaran asal tidak berlebihan. Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi.
Secara garis besar, seni dibedakan menjadi:
Seni sastra (seni dengan alat bahasa) Seni musik (seni dengan alat bunyi atau suara) Seni tari (seni dengan alat gerakan) Seni rupa (seni dengan alat garis, bentuk, warna) Seni drama (seni dengan alat kombinasi di atas)
Tujuan Seni Menurut Islam Seni adalah bagian dari kehidupan kita sendiri. Oleh karena itu, tujuan kesenian sama dengan tujuan hidup itu sendiri dan bagi setiap muslim tujuan hidup itu adalah kebahagiaan material duniawi dan kebahagiaan spiritual serta menjadi rahmat bagi segenap alam atas keridhaan Allah
Fungsi Seni Menurut Islam Dari segi fungsi, seni merupakan media mensyukuri nikmat Allah yang telah menganugerahi manusia dengan berbagai potensi baik potensi diri maupun potensi indrawi(panca indra). Fungsi seni yang lain ialah menghayati kebesaran Allah baik yang terdapat di alam maupun yang terdapat pada kreasi manusia
contoh perkembangan keseniankesenian dalam islam
Pembacaan kitab suci Al.Quran sehingga menciptakan suatu cabang musik baru. Pemeliharaan naskah Al.Quran telah mengharuskan tulisan yang bagus dan penjilidan buku. Naskah-naskah Al.Quran telah dihiasi dengan warna. Pembangunan masjid telah mengembangkan ilmu pengetahuan dan kesenian hiasan. Mimbar didalam masjid telah disipakan untuk Nabi dengan dihias sedemikian rupa. Seni dapat dibilang sebagai kegiatan menyeimbangkan antara badan dan jiwa manusia. Dan islam telah mengembangkan suatu keseluruhan yang harmonis di dalam diri manusia.
Larangan allah tentang seni yang berlebih-lebihan
Islam menuntut untuk mengembangkan bakat-bakat kesenian manusia dengan jiwa kesedarhanaan, tidak berlebih-lebihan. Firman Allah SWT: “ Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan lampu-lampu”. “ Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya
Sumbangsi Islam dalam Dunia Seni
Dalam lingkup kesenian, orang-orang islam telah member ikan sumbangan berharga, mengembangkan aspek-aspek estetika dan menemukan hal-hal baru. Kesemuanya itu telah dipertimbangkan secara mendunia sampai akhirnya munculah seniman-seniman besar muslim diantaranya:
seniman-seniman besar muslim
Abu ‘I-Thayyib Al-Mutanabbi (915-965). Seorang penyair muslim Arab yang terkenal. Karya puisisnya
berjudul Diwan.
Firdausi (940-1020). Penyair epos terbesar dari Persia. Karyanya antara lain Syahnama, Yusuf dan Zulaikha sebuah roman lirik.
Abu ‘I- A’la Al-Ma’ari (973-1057). Penyair dan failasuf muslim kenamaan dari Persia. Karya
terpentingnya adalah Luzumiyat au Luzum ma lam Yal zam dan Risalatu ‘I -Ghufran(Risalah tentang Pengampunan).
Nizami (1140-1202). Pujangga besar Persia. Karangannya yaitu Laila dan Majnun;Khosran dan Syirin. Abu Bakrin Muhammad Ibn Ali Muhyi ‘d-Din Ibn Arabi. Karyanya yang terkenal adalah Al-Futuhatu ‘ ‘I -Makiyyah
dan Fususu ‘I -Hikam Permata Hikmat.
Muhammad Syamsuddin Hafiz As-Syirazi (1320-1390). Penyair ulung bangsa Persia.
Pengertian iptek
Berdasarkan sudut pandang flsafat ilmu, pengetahuan dan ilmu pengetahuan mempunyai makna yang berbeda. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui pancaindra. Sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun, diklasifikasikan, dan diverifikasi sehingga menghasilkan kebenaran objektif dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Dalam Al.Quran ilmu digunakan dalam proses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan.
Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni
Dalam pandangan Islam, agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni mempunyai hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem Dienul Islam (agama islam). Ada beberapa unsur pokok di dalamnya meliputi islam, iman, ilmu, dan amal. Unsur tersebut mengumpamakan bangunan Islam seperti sebatang pohon yang kokoh. Iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan cabangcabang ilmu pengetahuan. Sedangkan teknologi dan seni ibarat buah dari pohon itu
Pengembangan IPTEK yang terlepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam lingkungannya bahkan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri. Ilmuilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah akan memberikan jaminan kemanfaatan bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi lingkungannya serta mencerminkan suatu ibadah dalam prektiknya. Semua satu kesatuan tersebut tidak lepas dari sumber-sumber kebenaran ilmiah dimana ada sebuah keterkaitan Al.Qur’an dan Alam Semesta. Berikut kedudukan ketiga sumber kebenaran ilmiah:
ALLAH
‘ALAMIN
AS-SUNNAH AL-QURAN
AKAL MANUSIA
ILMU ALLAH untuk manusia
SYARIAT ISLAM
SAINS SCIENCE
TEKNOLOGI ENGINEERING
SENI ART
Tanggungjawab Ilmuan Terhadap Lingkungan
Pada hakikatnya manusia dan alam itu satu, dan berada dibawah hukum serta aturan yang satu yaitu hukum alam. Kemudian gunung, daratan, padang pasir, sungai, hutan, danau, semuanya itu hanyalah bagian dari alam saja. Ketika manusia berbuat baik terhadap lingkungannya berarti baik pula terhadap dirinya sendiri, dan sebaliknya. Para ilmuan tidak hanya memegang tanggungjawab terhadap permasalahan sosial namun juga tanggungjawab terhadap lingkungan sekitar. Dalam dimensi etis atau religious seorang ilmuan hendaknya tidak melanggar kepatutan berdasarkan keilmuan yang ditekuninya. Karena tanggung jawab ilmuwan merupakan ikhtiar mulia sehingga seorang ilmuwan tidak mudah tergoda, apalagi tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu yang dapat merusak kehidupan alam. Firman Allah QS. Al-Qoshosh ayat 77:
“Dan berbuat
baiklah kamu (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan
Peran Pendidikan Islam Dalam Perkembangan Teknologi Peran pendidikan islam dalam perkembangan teknologi, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek Inilah peran pertama pendidikan islam yang dimainkan dalam iptek, yaitu menjadikan aqidah Islam sebagai basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW. Syariah Islam sebagai Standar Pemanfaatan Iptek 2. Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam. Jika dua peran ini dapat dimainkan oleh umat Islam dengan baik, insyaallah akan ada berbagai berkah dari Allah kepada umat Islam dan juga seluruh umat manusia.
Dampak Negatif Iptek
Kemajuan iptek yang telah memberikan begitu banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia, bagi masyarakat sekarang sudah merupakan suatu kesakralan. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai penyelamat yang akan membebaskan mereka dari berbagai kesulitan. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kebahagiaan. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern, terlalu sering manusia terhenyak oleh dampak negatif iptek yang muncul. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sama dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalahmasalah kemanusiaan
Dalam peradaban modern, terlalu sering manusia terhenyak oleh dampak negatif iptek yang muncul. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sama dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan. Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan. Manusia telah meninggalkan essensi dari iptek itu sendiri bahwasanya iptek merupakan pengembangan dari keimanan, yaitu ketaatan kita kepada Sang Khalik yang memerintahkn manusia untuk mencari ilmu. Seharusnya iptek yang dikembangkan manusia itu mampu meningkatkan keimanan kepada Allah SWT dengan memanfaatkannya sebaik mungkin. Manusia harus mengendalikan dan mengarahkan perkembangan iptek kepada jalur yang digariskan Allah SWT. Akan tetapi realita yang ada ternyata perkembangan iptek membuat manusia lepas dari jalan-Nya, bahkan dikendalikan oleh penemuan manusia itu sendiri. Kelemahan inilah yang akhirnya menyebabkan iptek menjadi bumerang bagi kita. Berbagai dampak negatif pun hadir seiring dengan pesatnya perkembangan iptek, diantara dampak negatif yang muncul, yaitu:
Contoh dampak negatif iptek
Meningkatnya aksi terorisme yang memanfaatkan kemudahan akses komunikasi dan perakitan senjata atau bom. Penggunaan informasi dan situs tertentu, seperti kasus penyebaran pornografi yang semakin marak saat ini. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental "instant". Penyalahgunaan pengetahuan. Upaya Pendidikan Islam dalam Menghadapi Dampak Negatif Iptek Materi pendidikan Islam harus mampu menstimulir fitrah manusia, baik fitrah ruhani, akal, maupun perasaan sehingga dapat melaksanakan perannya dengan baik, entah sebagai hamba Allah SWT.. ataupun sebagai khalifah dimuka bumi.
Keutamaan Orang-Orang Yang Berilmu
Seringkali manusia melupakan segi etika atau segi moral dari hubungan timbal balik antara manusia dengan alam atau lingkungan. Seandainya manusia dapat berlaku adil dengan semua makhluk hidup di alam ini, maka disini letak kebenaran moral yang baik, dimana hubungan manusia dan alam saling memberi kemanfaatan bukan malah merugikan salah satu. Perilaku manusia merupakan pencerminan dari moral yang dimilikinya. Citra manusia hanya bisa dipandang jika dalam kehidupan bersama dalam kelompok masyarakat. Sebab dalam kehidupan berkelompok itulah terdapat sistem-sistem berprilaku yang selanjutnya berfungsi sebagai sumber nilai
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu , ‘ Berlapanglapanglah dalam majelis ’, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan , ‘ Berdirilah kamu, maka berdirilah ’, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa tingkat. Oleh karena itu Allah menyuruh manusia berpikir, menggali ilmu pengetahuan, membaca baik membaca ayat-ayat Allah maupun sumber-sumber ilmu pengetahuan yang lain. Jelas bahwa ilmu yang tanpa didasari iman, maka orang yang berilmu tersebut akan menggunakannya tidak sesuai aturan akibatnya merugikan sebab orang yang banyak tahu tetapi tidak mendalam disebut generalis tanpa berpikir akibat apa yang akan terjadi nantinya. Apabila suatu ilmu itu didasari keimanan yang kuat maka Allah telah menjamin bahwa ilmu yang dimiliki akan mendatangkan manfaat bagi siapapun yang mempergunakannya.