INFERTILITAS PADA PRIA DAN WANITA
2.1 Defnisi Inertilitas Inertilitas adalah tidak terjadinya kehamilan setelah menikah 1 tahun tahun atau atau lebih lebih dengan dengan catata catatan n pasang pasangan an terseb tersebut ut melaku melakuka kan n hubung hubungan an seksual secara teratur tanpa adanya pemakaian kontrasepsi. Mengingat aktor usia merupakan aktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan pengobatan, maka maka bagi bagi peremp perempuan uan berusi berusia a 3 tahun tahun atau atau lebih lebih tentu tentu tidak tidak perlu perlu harus harus menung menunggu gu selama selama 1 tahun. tahun. Minima Minimall enam enam bulan bulan sudah sudah cukup cukup bagi bagi pasien pasien deng dengan an masa masala lah h ine inert rtil ilit itas as untu untuk k data datang ng ke dokt dokter er untu untuk k mela melak kukan ukan pemeriksaan dasar. dasar. !"# memberi batasan$ 1. Inert Inertili ilitas tas primer primer adalah belum belum pernah pernah hamil hamil pada %anita %anita yang yang telah telah berkeluarga meskipun hubungan seksual dilakukan secara teratur tanpa perlindungan kontrasepsi untuk selang %aktu paling kurang 12 bulan. 2. Inert Inertili ilitas tas sekund sekunder er adalah adalah tidak tidak terdap terdapat at keham kehamila ilan n setelah setelah berusaha berusaha dala dalam m %akt %aktu u 1 tahu tahun n atau atau lebi lebih h pada pada seor seoran ang g %ani %anita ta yang yang tela telah h berkeluarga dengan hubungan seksual secara teratur tanpa perlindungan kontrasepsi, tetapi sebelumnya pernah hamil. 2.2 &pidemiologi Dipe Diperk rkir irak akan an '() '()*+ *+ pasa pasang ngan an yang yang meni menika kah h dala dalam m satu satu tahu tahun n pernikahannya akan menjadi hamil, dimana 1*(1 + pasangan tersebut akan mengal mengalami ami kesulita esulitan n untuk untuk menjad menjadii hamil hamil dan mereka mereka ini lah yang yang disebu disebutt sebagai sebagai pasangan inertil. inertil. re-alens re-alensii inertilitas inertilitas yang tepat tepat tidak diketahu diketahuii dengan dengan pasti, sangat sangat ber-ariasi ber-ariasi tergantung tergantung keadaan keadaan geografs, geografs, budaya dan status sosial negara tersebut. Di merika serikat persentase %anita inertil meningkat dari ',/ + pada tahu tahun n 1)'2 1)'2 dan dan 1)'' 1)'' menu menuru rutt 0ati 0ation onal al urur-ey ey o amily amily ro% ro%th th 40 405 5 menjadi menjadi 1*,2 + 46,2 46,2 juta5 juta5 pada tahun tahun 1)). 1)). Menurut Menurut penelitian penelitian tephen tephen dan 7han 7handr dra a dipe diperk rkir irak akan an 6,3 6,3 juta juta %ani %anita ta di mer merik ika a menj menjad adii ine inert rtil il dan dan diperkirakan akan meningkat menjadi ,/(8,8 juta pada tahun 2*2. 2.3 &tiologi 9erdapat 9erdapat aktor penyebab inertilitas yang mendasar, yaitu aktor pasangan pria, aktor ser-ikal, disungsi o-ulasi, adanya masalah pada rahim, atau organ pel-is pasangan %anita ataupun keduanya dan penyebab yang tidak dapat dijelaskan. Diperkirakan aktor(aktor yang menjadi penyebab inertilitas /* + dari aktor istri, /* + aktor suami dan 2* + kombinasi dari keduanya. yang menjadi penyebab
inertilitas adalah aktor tuba dan peritoneum 2(3 +, aktor pria 2*(3 +, aktor o-ulasi 1(2 +, une:plained aktor 1*(2* +, aktor ser-iks 3( +,
aktor lain4uterus, gaya hidup, ;MI, toksin, akti-itas dll5 1( +.
Menurut penelitian penelitian yang disampaikan oleh !"#, pasien yang diteliti dari dari 33 pusat kesehatan kesehatan di 2 negara termasuk didalamnya timur dan barat &ropah, &ropah, 7anada, ustralia, candina-ia, rika, sia, merika
7ollin dkk3/
melaporkan dari 1/.*** %anita yang di diagnosa
inertil, disebabkan oleh gangguan produksi oosit termasuk didalamnya ano-ulasi atau oligoo-ulasi 428 +5 , gangguan kualitas sperma sebanyak 42 +5, gangguan pada tuba 422 +5, endometriosis 4 +5, aktor uterus, cer-i: 4/ +5, inertilitas yang tidak tidak bisa dijelaskan penyebabnya 418 +5. +5.
=oupa dkk3
dari 11* %anita yang inertil, aktor(aktor yang
menjadi penyebab inertilitas adalah 28,/ + karena aktor tuba, 2/, +
karena aktor yang bisa dijelaskan, 2* + karena aktor gangguan o-ulasi,
),1 + karena aktor uterus, 2,8 + karena gangguan ungsi ungsi seks, 2,8 +
karena aktor usia.
Di merika erikat, dalam sebuah laporan disebutkan penyebab inertilitas adalah ano-ulasi, penyakit penyakit pada tuba, tuba, aktor ser-i:, endometriosis dan idiopatik dengan dengan persentase yang tidak tetap.36
enelitian yang dilakukan oleh ggie38 yang meneliti
di =
Immanuel ;andung , melaporkan bah%a yang menjadi aktor yang paling berperan penyebab terjadinya inertilitas pada seorang %anita adalah aktor tuba sebanyak /, + %anita, dan gangguan patensi tuba adalah penyebab gangguan ini.
elama 2* tahun terakhir terdapat pergeseran penyebab inertilitas, dari aktor o-arium dan uterus mengarah ke aktor tuba dan inertilitas pria. #bstruksi dan kerusakan tuba menjadi penyebab 3+ pasangan inertil.3' &rica dkk3), aktor pria penyebab inertilas sebanyak 3 + dan
aktor %anita sebanyak 6 +.
ambar. 1 45 enyebab inertilitas diantara kedua pasangan,4;5 enyebab inertilitas pada %anita
;erdasar jenis inertilitas, aktor(aktor penyebab inertilitas di cantumkan di tabel diba%ah ini $ 9abel 1 aktor(aktor penyebab inertlitas berdasarkan jenis inertlitas
enyebab inertil
Inertil rimer4+5
Inertil sekunder4+5
angguan #-ulasi
2*
1
aktor ria
2
2*
aktor 9uba
1
/*
&ndometriosis
1*
aktor tidak dijelaskan 3*
2*
;erdasarkan. 9empleton dkk /* Management o Inertlity or the M=7# and beyond 2***
2.3.1 aktor(aktor yang Menyebabkan Inertilitas
2.3.1.1 aktor ria /1
enyebab inertilitas pada pria di bagi menjadi 3 kategori utama yaitu $ a. angguan produksi sperma misalnya akibat kegagalan testis primer4 hipergonadotropik hipogonadisme5 yang disebabkan oleh aktor genetik 4sindrome >lineelter, mikrodelesi kromosom ?5 atau kerusakan langsung lainnya terkait anatomi 4crytorchidism,-arikokel5, ineksi 4mumps orchitis5, atau gonadotoksin. timulasi gonadotropin yang tidak adekuat yang disebabkan karena aktor genetik 4isolated gonadotropin defciency5, eek langsung maupun tidak langsung dari tumor hipotalamus atau pituitari, atau penggunaan androgen eksogen, misalnya Dana@ol, Metiltestoteron 4penekanan pada sekresi gonadotropin5 merupakan penyebab lain dari produksi sperma yang buruk. b. angguan ungsi sperma, misalnya akibat antibodi antisperma, radang saluran genital 4prostatitis5, -arikokel, kegagalan reaksi akrosom,
ketidaknormalan biokimia, atau gangguan dengan perlengketan sperma
4 ke @ona pelusida5 atau penetrasi.
c. umbatan pada duktus, misalnya akibat -asektomi, tidak adanya -as deerens bilateral, atau sumbatan kongenital atau yang didapat 4acAuired5 pada epididimis atau duktus ejakulatorius 4penanganan interil5.
2.3.1.2 aktor !anita
. angguan o-ulasi angguan o-ulasi jumlahnya sekitar 3*(/*+ dari seluruh kasus inertilitas %anita. angguan(gangguan ini umumnya sangat mudah didiagnosis menjadi penyebab inertilitas. >arena o-ulasi sangat berperan dalam konsepsi, o-ulasi harus dicatat sebagai bagian dari penilaian dasar pasangan inertil.8
9erjadinya ano-ulasi dapat disebabkan tidak ada atau sedikitnya produksi gonadotropin releasing hormon 4n="5 oleh hipotalamus 4 /* + kasus5, sekresi hormon prolaktin oleh tumor hipopise 42* + kasus5, 7# 4 3* + kasus5, kegagalan o-arium dini 41*+5.8 !"# membagi kelainan o-ulasi ini dalam / kelas $
1. >elas 1 $ >egagalan pada hipotalamus hipopise 4hipogonadotropin hipogonadism5. >arakteristik dari kelas ini adalah gonadotropin yang rendah, prolaktin normal, dan rendahnya estradiol. >elainan ini terjadi sekitar 1* + dari seluruh kelainan o-ulasi.
2. >elas 2 $ angguan ungsi o-arium 4normogonadotropin( normogonadism5. >arakteristik dari kelas ini adalah kelainan pada gonadotropin namun estradiol normal. no-ulasi kelas 2 terjadi sekitar ' + dari seluruh kasus kelainan o-ulasi. Maniestasi klinik kelainan kelompok ini adalah oligomenorea atau amenorea yang banyak terjadi pada kasus 7#. Delapan puluh sampai sembilan puluh persen pasien 7# akan mengalami oligomenorea dan 3* + akan mengalami amenorea. 3. >elas 3 $ >egagalan o-arium 4 hipogonadotropin hipogonadism5. >arakteristik kelainan ini adalah kadar gonadotropin yang tinggi dengan kadar estradiol yang rendah. 9erjadi sekitar /( + dari seluruh gangguan o-ulasi.>elompok %anita yang mengalami gangguan o-ulasi akibat gangguan cadangan o-arium 4premature o-arian ailureBdiminisshed o-arian reser-ed5. /. >elas / $ >elompok %anita yang mengalami gangguan o-ulasi akibat disungsi o-arium, memiliki kadar prolaktin yang tinggi 4hiperprolaktinemia5.
;. >elainan natomis/2
>elainan anatomis yang sering ditemukan berhubungan dengan inertili tas adalah abnormalitas tuba allopii dan peritoneum, aktor ser-iks, serta aktor uterus.
1. Inertilitas aktor tuba dan peritoneum
elama 2* tahun terakhir terdapat pergeseran penyebab inertilitas, dari aktor o-arium dan uterus mengarah ke aktor tuba. aktor tuba dan peritoneum menjadi penyebab kasus inertilitas yang cukup banyak dan merupakan diagnosis primer pada 3*(/*+ pasangan inertil.3) aktor tuba mencakup kerusakan atau obstruksi tuba allopii, biasanya berhubungan dengan penyakit peradangan panggul, pembedahan panggul atau tuba sebelumnya.3) danya ri%ayat ID, abortus septik, ruptur apendiks, pembedahan tuba, atau kehamilan ektopik sebelumnya menjadi aktor resiko besar untuk terjadinya kerusakan tuba. ID tidak diragukan lagi menjadi penyebab utama inertilitas aktor tuba dan kehamilan ektopik./,8 tudi klasik pada %anita dengan diagnosis ID setelah
dilaparoskopi menunjukkan bah%a resiko inertilitas tuba sekunder meningkat seiring dengan jumlah dan tingkat keparahan ineksi panggulC secara keseluruhan, insidensi berkisar pada 1*(12+ setelah 1 kali menderita ID, 23( 3+ setelah 2 kali menderita ID, dan /(8+ setelah menderita 3 kali episode akut ID./2 Ineksi pel-is subklinik oleh 7hlamydia 9rachomatis yang menyebabkan inertilitas karena aktor tuba. Meskipun banyak %anita dengan penyakit tuba atau perlekatan pel-is tidak diketahui adanya ri%ayat ineksi sebelumnya, terbukti kuat bah%a silent inectionE sekali lagi merupakan penyebab yang paling sering. enyebab lain aktor i nertilitas tuba adalah peradangan akibat endometriosis, InFammatory ;o%el Disease, atau trauma pembedahan./
2. aktor er-iks aktor ser-iks berjumlah tidak lebih dari + penyebab inertilitas secara keseluruhan. 9es klasik untuk e-aluasi peran potensial aktor ser-iks pada inertilitas adalah ost 7oital 9est 4795. Dibuat untuk menilai kualitas mukus ser-iks, adanya sperma dan jumlah sperma motil pada saluran genitalia %anita setelah koitus, serta interaksi antara mukus ser-iks dan sperma.8
er-iks berungsi sebagai barier terhadap mikrobiologi ineksius dan merupakan saluran sperma ke dalam uterus. er-iks akan me mberi respon secara immunologis bila bertemu dengan mikrobiologi ineksius namun tidak memberi respon secara immunologik bila bertemu dengan antigen permukaan [email protected] >elainan er-iks yang dapat menyebabkan inertilitas adalah 18 $
1. erkembangan ser-iks yang abnormal sehingga
mencegah
migrasi
sperma
dapat
atau
tidak
mampu
mempertahankan produk kehamilan
2. 9umor ser-iks 4polip,mioma5 dapat menutupi saluran sperma atau menimbulkan discharge yang mengganggu spermato@oa.
3. er-isitis yang menghasilkan asam atau sekresi purulen yang bersiat toksin terhadap spermato@oa. treptococcus,staphylococcus,gonococcus, tricomonas dan ineksi campuran merupakan penyebab terbanyak.
3. Inertilitas karena aktor Gterus
>elainan Gterus yang menyebabkan inertilitas antara lain $
1. eptum Gteri8
"al ini dapat menghambat maturasi normal embrio karena kapasitas uterus yang kecil. eptum uteri menurut tingkatan berdasarkan ukuran septum dibagi menjadi 3 kelompok yakni $ ( tadium I $ *(1 cm
( tadium II $ 1(3 cm
( tadium III $ H3 cm
2. Mioma Gteri./
aat ini, mioma uteri dapat dikaitkan dengan inertilitas pada (1*+ perempuan, dan mungkin menjadi satu(satunya penyebab inertilitas pada 2(3+, tergantung lokasi, jumlah dan besar dari mioma itu sendiri.
Mioma khususnya mioma submukosa mungkin mempengaruhi transportasi gamet dengan cara menghalangi ostium tuba. embesaran dari rahim dan distorsi dari kontur uterus mungkin mempengaruhi implantasi, menyebabkan disungsional kontraktilitas uterus, yang pada gilirannya bisa me ngganggu dengan migrasi sperma, transportasi sel telur atau mengganggu nidas 3. >elainan endometrium, seperti adanya polip, endometritis, hiperplasia dan perlengketean intrauterin 4indroma sherman5. Dalam 1 penelitian yang melibatkan grup %anita inertil dengan polip endometrium yang tidak direseksi 4lebih besar dari 2
cm5, keluaran I pada %anita yang diterapi 4 sebelumnya dilakukan polipektomi histeroskopi5 dan yang tidak diterapi tidak berbeda. re-alensi polip pada %anita inertil, ditaksir dari rentetan kasus dengan temuan diagnostik histeroskopi sekitar 3 J +.8 indroma sherman terjadi oleh karena dilakukannya dilatasi dan
kuretase yang merupakan blind procedure sehingga terjadi
intrauterine scar dan akhirnya menjadi sinekhia intrauterin.
;o@dag dkk, mengatakan bah%a penyebab utama dari si ndroma sherman adalah dilakukannya dilatasi dan kuretrade yang mana merupakan blind method, yang secara respekti persentase insiden terjadinya sindroma sherman akibat kuretase adalah 1/(36 +./2 D. &ndometriosis//
&ndometriosis klasik tampak sebagai pigmen hitam(kebiruan seperti lesi4 po%der(burnE5 pada permukaan kandung kemih, o-arium, tuba alopi, kantong rekto(uterina, dan usus besar. &ndometriosis non klasik tampak seperti lesi dan -esikel merah, coklat atau putih. &ndometriosis berat dengan kerusakan tuba alopi dan o-arium menyebabkan adhesi atau munculnya endometrioma, merupakan penyebab inertilitas. elain itu pada endometriosis yang ringanpun dapat menyebabkan inertilitas melalui beberapa mekanisme, yaitu $
1. roduksi prostaglandin sehingga mempengaruhi motilitas tuba atau dan ungsi korpus luteum. 2. Melalui makroag peritoneum, ditemukan peningkatan aktiftas makroag yang akan memagosit sperma.
3. Dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan olikel, disungsi o-ulasi dan kegagalan perkembangan embrio
2.3.1.3
Inertlitas yang tidak dapat dijelaskan 4Gne:plained
Inertility53/,/
Inertilitas yang tidak dapat dijelaskan merupakan keadaan kurang normal dari distribusi efsiensi reproduksi atau abnormal dari ungsi sperma atau oosit, ertilisasi, implantasi, atau perkembangan preembrio yang tidak dapat terdeteksi dengan metode e-aluasi standard.
Gne:plained Inertility dapat diartikan sebagai ketidak mampuan untuk hamil setelah 1 tahun tanpa ditemukannya suatu abnormalitas menggunakan prosedur pemeriksaan ginekologis rutin. Insidensi inertilitas ini berkisar dari 1*+ sampai paling tinggi 3*+ di antara populasi inertil, tergantung dari kriteria diagnostik yang digunakan. Minimal, diagnosis inertilitas tak teridentifkasi menunjukkan analisis semen yang normal, bukti objekti adanya o-ulasi, rongga uterus yang normal, serta patensi tuba bilateral. ebelumnya, diharapkan hasil 79 yang positi dan penanggalan endometrium in phaseE, tetapi kriteria ini tidak lagi digunakan Inertilitas pada %anita dapat disebabkan oleh beberapa aktor( aktor resiko antara lain$ 2.3.1./ aktor gaya hidup dan lingkungan
Dapat dimengerti, semua pasangan, terutama pasangan inertil, sangat tertarik mempelajari segalanya dimana mereka mungkin berbuat
maksimal agar mendapat kehamilan. aya hidup dan aktor lingkungan dapat mempengaruhi ertilitas dan harus dipertimbangkan dan dibicarakan./6 "ampir 62+ %anita merika kelebihan berat badan dan lainnya 33+ obesitas. >elebihan berat badan didefninsikan dengan indeks massa tubuh 4;MI5 lebih besar dari 2C dan yang besar dari 3* disebut obesitas./8 bnormalitas dari sekresi n=" dan gonadotropin relati sering pada berat badan lebih, obesitas dan yang berat badan kurang 4;MI kurang dari 185. "ubungan antara ;MI dan kesuburan pada pria belum diteliti secara rinci./8
rekuensi obesitas pada %anita dengan ano-ulasi dan suatu o-arium poliki stik telah dilaporkan adalah berkisar dari 3+ hingga 6*+. #besitas berkaitan dengan tiga perubahan yang mengganggu o-ulasi normal dan penurunan berat badan akan memperbaiki tiga keadaan tersebut $/8
a. eningkatan aromatisasi perier
dari androgen menjadi
estrogen.
b. enurunan kadar glubulin pengikat hormon seks 4e: "ormone ;inding lobulin K";L, menghasilkan peningkatan kadar estradiol dan testosteron bebas. c. eningkatan kadar insulin yang dapat merangsang produksi androgen oleh jaringan stroma o-arium ;eberapa hal yang dapat dikontrol pasangan adalah penyalahgunaan @atC merokok adalah yang terpenting. ;anyak yang tidak perduli sama sekali eek buruk yang ditimbulkan rokok terhadap
kesuburan dan kehamilan./' Moti-asi pasangan untuk memaksimalkan erlititas mereka memberikan kesempatan emas untuk mendidik mereka dan menetapkan strategi penghentian rokok./'
;entuk lain penyalahgunaan @at juga dapat mempengaruhi inertilitas. Marijuana menghambat sekresi dari n=" dan dapat menekan ungsi reproduksi dari pria dan %anita./6 ada %anita, marijuana dapat menganggu ungsi o-ulasi. engunaan kokain dapat merusak spermatogenesis dan berkaitan dengan peningkatan resiko penyakit tuba. >onsumsi alkohol yang berat pada %anita biasa menurunkan ertilitasC pada pria telah dikaitkan dengan penurunan kualitas semen dan impoten. supan alkohol dalam jumlah yang sedang juga mengurangi ekundabilits, %alaupun hasil penelitian masih bertentangan. ada pria dan %anita, %alau pada jumlah yang sedang, konsumsi alkohol berkaitan dengan angka kehamilan yang lebih rendah dengan =9. enelitian tidak berhasil memastikan dampak buruk kaein 4lebih dari 2*mgBhari, 2 minuman standard5 terhadap ertilitas, %alaupun kadar yang lebih tinggi dapat meperlambat kehamilan atau meningkatkan terhentinya kehamilan./,/6
Data yang ada menunjukkan bah%a dampak merokok pada ertilitas bergantung dosis. Mekanisme yang terlibat dapat meliputi akselerasi deplesi olicular, abnormal siklus atau mutugenesis gamet atau embrio yang diinduksi oleh to:in pada rokok. "ubungan kausal antara rokok dan inertilitas %anita belum dilakukan. enelitian menunjukkan 13+ %anita inrtil berhubungan dengan rokok./6
2.3.1. Gmur dan Inertilitas !anita
enelitian mengenai ertilitas pada populasi "utterite menunjukan kesuburan menurun sesuai dengan pertambahan umur. Dimana angka ertilitas rendah 2,/+,11+ %anita tidak melahirkan anak setelah umur 3/, 33+ inertil pada umur /*, dan '8+ inertil pada umur /./,2
Dengan meningkatnya usia, semakin sulit pula untuk mendapatkan anak. Gsia 2*(2/ tahun ertilitas %anita mencapai 1** +, Gsia 3*(3/ tahun, ertilitas %anita ' +. Gsia 3(3) tahun ertilitas %anita tinggal 6* +. ada usia /*(// tahun ertilitas %anita tinggal 2 +.18
2.3.2 Dampak osial ;udaya
pada erempuan yang Mengalami
Inertilitas ada tingkat sosial, dalam banyak kebudayaan inertilitas berhubungan dengan stigma sosial dan merupakan sesuatu hal tabu untuk dibicarakan, pasangan yang tidak bisa mempunyai anak, dianggap melanggar norma(norma sosial yang dapat mengakibatkan perceraian, sehingga pasangan yang subur kemungkinan memiliki anak dengan pasangan barunya./'
ada kebudayaan rika, perempuan harus menangguang beban kemunduran reproduksi, penyebab kegagalan reproduksi termasuk masalah inertilitas, kesedihan, rustasi, tekanan perka%inan, stigma sosial dan beberapa kasus yang mengancam ji%a. Inertilitas di budaya rika dihubungkan juga dengan domain kehidupan sosial, termasuk kekerabatan, %arisan, pola perceraian dan status ekonomi./)
Dampak psikologis yang dialami menyangkut kondisi internal, hubungan interpersonal dan seksual suami istri. ;erdasarkan beberapa penelitian mengungkapkan bah%a inertilitas yang dialami oleh seorang i stri akan menimbulkan dampak psikologis yang cukup berat. Dampak psikologis yang dialami yaitu munculnya perasaan rustasi, depresi, isolasi, marah, dan rasa bersalah perasaan tidak sempurna dan kurang berarti. elain itu inertilitas berdampak buruk terhadap hubungan suami istri. Mereka menjadi jauh satu sama lainnya, hubungan menjadi kurang harmonis, kehidupan seks antara suami tidak lagi hangat dan mesra.*
2./. Diagnosis Inertilitas In-estigasi inertilitas biasanya segera dilakukan ketika pasangan datang untuk konsultasi pertama kali. Nika pasangan tel ah melakukan usaha untuk memperoleh kehamilan selama kurang dari 1 tahun, maka pengajuan beberapa pertanyaan guna memastikan permasalahan utama sangatlah bermanaat, pertanyaan yang dapat diajukan antara lain mengenai ketidakteraturan siklus menstruasi, ri%ayat adanya bedah pel-is, atau orkidopeksi yang tidak bisa dihindari. Nika ri%ayat medis pasangan hasilnya normal, maka pasien harus diberi penjelasan mengenai harapan peluang kehamilan kumulati selama satu periode %aktu dan in-estigasi sebaiknya ditunda sampai pasangan telah mencobanya selama periode satu tahun.
a. 9ahap ertama 4ase I5
1. emeriksaan ri%ayat inertilitas 4anamnesis5.
namnesis masih merupakan cara terbaik untuk mencari penyebab inertilitas pada %anita. aktor(aktor penting yang berkaitan dengan inertilitas yang harus ditanyakan kepada pasien adalah mengenai usia pasien, ri%ayat kehamilan sebelumnya, panjang siklus haid, ri%ayat penyakit sebelumnya dan sekarang, ri%ayat operasi, rekuensi koitus dan %aktu koitus. erlu juga diketahui pola hidup dari pasien mengenai alkohol, merokok dan stress. "al ini semua dapat mempengaruhi terjadinya inertilitas.,1/
2. emeriksaan fsik
enghitungan indeks massa tubuh 4;ody Mass Inde: 4;MI55
dihitung dari tinggi dan berat badan 4kgBm25 J kisaran normal ;MI adalah 2*(2 kgBm2. enampilanBrupa pasien secara keseluruhan dapat memberikan petunjuk mengenai penyakit sistemik ataupun masalah endokrin . /
!anita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur dan tampilan fsik obesitas mungkin saja berhubungan dengan diagnosis #>. ada umumnya %anita dengan tampilan o-er%eight atau obesitas mengalami kelainan berupa resistensi insulin atau bahkan sindroma metabolik.. >eberadaan ciri(ciri seksual sekunder normal sebaiknya diamati./
9abel 2 >elainan isik yang enting pada emeriksaan Inertilitas
!anita22
>elainan fsik yang penting pada pemeriksaan inertilitas %anita
O 7iri(ciri gangguan endokrin (
canthosis nigrican
(
irilisasi
(
angguan lapang pandang
(
ondok, ciri penyakit tiroid
(
Nera%at, hirsutisme, kebotakan
O ;MI O 9ekanan Darah O ersyaratan >esehatan untuk tindakan anestesi O Grinalisis O emeriksaan payudara$ benjolan, galakthorrhea O Dapat dilakukan 7er-ical smear jika diperlukan O emeriksaan abdominal$ massa, luka, striae, hirsutisme O emeriksaan pel-is
(
erkembangan kelainanBanomali
(
0odul endometriosis -aginal
(
danya rasa sakit ketika disentuh
4tenderness5 (
Mobilitas uterus
(
Massa
(
&ndocer-ical s%ab
(
emeriksaan rectal jika diperlukan
3. enilaian o-ulasi /,
enentuan penyebab inertilitas merupakan kunci pengobatan karena hal tersebut akan menghasilkan laju kehamilan kumulati yang menyerupai laju kehamilan pada %anita normal di usia yang sama. angatlah penting untuk memastikan apakah o-ulasi terjadi 49abel 35. 7ara yang optimal untuk mengukur o-ulasi pada %anita yang memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur adalah dengan mengkombinasikan serangkaian pemindaian ultrasound dan pengukuran konsentrasi serum
" 4ollicle timulating "ormone5 dan <" 4luteini@ing hormone5 pada ase olikular dan progesteron pada ase luteal. 9abel 3 emeriksaan #-ulasi 22
9anda siklus o-ulasi
O #-ulasi dipastikan terjadi bila kehamilan terjadi O iklus teratur dengan -ariasi siklus tidak lebih dari 2 hari J )+ kemungkinan besar mengalami o-ulasi. O erum progesteron pertengahan luteal 4mid(luteal5 H 3* nmolB< O emantauan olikulogenesesis dan o-ulasi dengan ultrasound O Deteksi lonjakan <" 4<" surge5 pada urine O uhu tubuh basal 4;asal ;ody 9emperatureB;;95 4penuh tekanan5 O Mittelschmer@ O enipisan mukus ser-ik O endarahan pertengahan siklus 4mid(cycle5
/. Gji pasca senggama 4G5
Merupakan cara pemeriksaan yang sederhana tetapi dapat memberi inormasi tentang interaksi antara sperma dengan getah ser-iks. G dilakukan 2 J 3 hari sebelum perkiraan o-ulasi dimana spin barkeitE dari getah ser-iks mencapai cm atau lebih. engambilan getah ser-iks dari kanalis endo(ser-iks dilakukan setelah 2 J 12 jam senggama. emeriksaan dilakukan di ba%ah mikroskop. G dikatakan positi, bila ditemukan paling sedikit sperma perlapangan pandang besar 4<;5. G dapat memberikan gambaran tentang kualitas sperma, ungsi getah ser-iks dan keramahan getah ser-iks terhadap sperma.22
b.
9ahap >edua 4ase II5 "isterosalpingograf 4"5
Inertilitas tuba didiagnosa sekitar 1+(*+ pada pasangan subertil. "isterosalpingograf sinar(P 4"5 memberikan gambar rongga uterus dan tuba allopi. " merupakan uji pendahuluan yang paling sederhana untuk menggambarkan rongga uterus dan tuba allopi dan sedikit komplikasi. ada tahap ini dilakukan pemeriksaan " untuk menilai patensi tuba.22
ada suatu metaanalisis dari 2* studi yang membandingkan " dan laparoskopi ditemukan bah%a sensiti-itas dan spesi-isitas " untuk patensi tuba secara berturut(turut adalah *.6 dan *.'3.22
ambar 2 "asil pemeriksaan histerosonograf 45 "ydrosalping bilateral
4;5 9uba aten
"ysterosalpingo(contrast sonography 4"y7oy522,/3
aat ini " menggunakan ultrasonograf dan medium kontrasultrasound yang mengandung mikropartikel galaktosa mungkin untuk dilakukan dan demikian bebas dari kemungkinan risiko radiasi.
rosedur sebaiknya dilakukan dalam cara dan %aktu yang sama di dalam siklus seperti pada " kon-ensional. 9idak hanya patensi tuba saja yang dapat diperiksa tetapi juga sebelum diinjeksikan agen kontras, ultrasound dapat mem-isualisasikan morologi o-arium dan abnormalitas jaringan lunak, seperti fbroid atau kelainan cacat ba%aan uterus dan ser-ik. 22
c. 9ahap >etiga 4ase III5
ambar 3. emeriksaan patensi tuba dengan laparoskopi
2.5 Kerangka Konsep
>ebiasaanMerokok,alkohol
1. Faktor Pria (tunggal) 2. Faktor wanita (tunggal) - Faktor Gangguan Ovulasi - Faktor Tuba - Faktor Uterus
Infer tilitas
- Faktor serviks
1. Infertilitas
!ulti faktor (wanita) " .!ulti Faktor (wanita #an $ria
%. Faktor &ang ti#ak #a$at #i'elaskan(Une$laine#)
IM9H 0ormal
*ktifitas
$sikis
Primer