BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang Saki Sakitt meru merupa paka kan n keluh eluhan an yang yang dira dirasa saka kan n seseo seseoran rang g (ber (bersif sifat at
subj subjek ekti tif), f), berb berbed eda a deng dengan an peny penyak akit it yang yang terj terjad adii pada pada orga organ n tubu tubuh h (bersifat objektif). Upaya pengobatan yang biasa dilakukan masyarakat yang mengeluh sakit sebagian besar adalah pengobatan sendiri (87,37%). Sisanya menari pengobatan antara lain ke puskesmas, paramedis, dokter prakti praktik, k, rumah rumah sakit, sakit, balai balai pengob pengobat atan, an, dan pengob pengobata atan n tradisi tradisiona onal. l. !engo !e ngobat batan an sen sendir dirii ada adalah lah pen penggu ggunaa naan n oba obatt ole oleh h mas masyar yarak akat at unt untuk uk tujuan pengobatan sakit ringan ( minor
illnesses),
tanpa resep"inter#ensi
dokter.. !engobatan sendiri dalam hal ini dibatasi hanya untuk dokter untuk obat$obat modern yaitu obat bebas dan obat bebas terbatas. Sayangnya perilaku pemakaian obat dengan upaya pengobatan diri sendiri yang tidak dilakukan seara benar banyak memberikan kerugian pada pa da ma masy syar arak akat at it itu u
send se ndir iri, i, mi misa saln lnya ya se seri ring ngk kal alii
diju di jump mpai ai ba bah ha a
pengob pen gobata atan n sen sendir dirii men menjad jadii san sangat gat bor boros os ka kare rena na men mengk gkons onsums umsii oba obatt obatt yan oba yang g seb sebena enarn rnya ya tid tidak ak dib dibutu utuhk hkan an ata atau u mal malah ah bis bisa a ber berbah bahaya aya,, ontoh penggunaan yang tidak sesuai dengan aturan pakai. &asalah lain mengenai prilaku pemakaian obat pada pasien adalah kepatuhan pasien &asalah yang berkaitan dengan ketidak patuhan pasien pada instruksi telah bertahun$tahun diketahui. 'amun, masalah ini masih berl berlan anjut jut dan dan apot apotek eker er perl perlu u memb member erii perh perhat atia ian n yang yang pant pantas as pada pada keadaan ini. poteker perlu megajukan pertanyaan yang paling mendasar, berkaitan dengan penggunaan obat, yaitu apakah pasien mengerti ara menggunakan obatnya jika demikian apakah obatnya digunakan sesuai denga pentunjuk yang diberikan* +era erasio sional nalan an pen penggu ggunaa naan n ob obat at men menuru urutt ip ipoll ollee- ter terdiri diri dar darii beb bebera erapa pa aspek, diantaranya - +etepatan /ndikasi - +esesuaian 0osis - da tidaknya kontraindik kontraindikasi asi 1 2 armasi Sosial
-
da tidaknya efek samping dan interaksi dengan obat dan makanan da tid tidakn aknya ya pol polifar ifarmas masii (pe (pengg ngguna unaan an leb lebih ih dar darii dua oba obatt unt untuk uk
indikasi penyakit yang sama) !ada ada mak makalah alah ini ini pemb pembah ahas asan an lebi lebih h diut diutam amak akan an masa masala lah h peril perilak aku u pemakaian obat mengenai kepatuhan pasien 1.2Rumusan Masalah 1. !erilaku masyarakat terhadap pemakaian obat* 4. Upaya pengobatan diri sendiri* 3. +etidakpatuhan +etidakpatuhan pemakaian obat pada pasien* 1.3
Tuuan Untuk Untuk memahami memahami perilaku perilaku masyarak masyarakat at terhadap terhadap pemakaian pemakaian obat
serta memberikan informasi bagi pembaa mengenai upaya masyarakat dan
perilaku
masyarakat
dalam
pengobatan
diri
sendiri
dan
ketidakpatuhan ketidakpatuhan pasien.
4 2 armasi Sosial
BAB II PEMBAHA!AN
2.1
Pengertian Perilaku
Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun non fisik. Perilaku juga diartikan sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi 2, yakni dalam bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit), dan dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit), Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup (Soekidjo otoatmodjo, !"#$%!). &enurut 'nsiklopedi merika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu pula. obert *. +wick (!"$2) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari.
2.2 Per"laku Pemaka"an #bat
0easa ini masyarakat sudah lebih menyadari tanggung jaabnya atas kesehatan diri dan keluarga. 0i mana$mana dirasakan kebutuhan akan penyuluhan yang jelas dan tepat mengenai penggunaan seara aman dari obat$obatan yang dapat dibeli bebas di potek guna melakukan pengobatan sendiri. 5ebih dari -6% anggota masyarakat melakukan pengobatan sendiri, dan 86% mengandalkan obat modern (ulandari, 4616).
2.3U$a%a Peng&batan '"r" sen'"r"
3 2 armasi Sosial
!engobatan sendiri merupakan upaya pengobatan yang mengau pada kemampuan sendiri, tanpa petunjuk dokter atau tenaga medis, untuk
mengatasi
sakit
atau
keluhan
penyakit
ringan
dengan
menggunakan obat$obat yang di rumah atau membeli langsung ke toko obat atau apotek. 2.3.1 Pen"ngkatan kual"tas $enggunaan &bat %ang te$at
Strategi
untuk
memperbaiki
dan
meningkatkan
kualitas
penggunaan obat yang tepat, aman dan rasional khususnya pada pengobatan sendiri dapat ditempuh melalui peningkatan komunikasi (konseling) antara pasien dengan tenaga kesehatan serta melakukan penilaian indi#idu, kondisi sosial dan ekonomi yang menerminkan gaya hidup pasien (5ofholm +at9ung, 1::7). /nter#ensi
!engetahuan
!asien
dapat
juga
dilakukan
melalui
penyebaran brosur mengenai penggunaan obat seara tepat, aman dan rasional (rustiyono, 1:::). Strategi$strategi tersebut sangat penting dilakukan mengingat berhasilnya suatu terapi tidak hanya ditentukan oleh diagnosis dan pemilihan obat yang tepat, tetapi juga oleh kepatuhan pasien untuk mengikuti terapi yang telah ditentukan (&uliaan, 466;). Strategi$strategi tersebut antara lain a. Pen'"'"kan (E'u)at"&n*
!endidikan adalah upaya pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan$tindakan untuk memelihara dan meningkatkan peningkatan
kesehatannya. kesehatan
didasarkan
kepada
pemeliharaan pengetahuan
dan dan
kesadarannya terhadap proses pembelajaran. Sehingga perilaku tersebut diharapkan berlangsung lama dan menetap karena didasari oleh kesadaran. b. Paksaan atau tekanan
; 2 armasi Sosial
!aksaan dilakukan kepada masyarakat agar mereka melakukan tindakan$tindakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
tepat
sebagai
upaya
pemeahan
masalah
kesehatan
masyarakat melalui faktor perilaku ('otoatmodjo, 466>).
). Pr&m&s" kesehatan
!romosi kesehatan sebagai pendekatan terhadap faktor perilaku kesehatan, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor$faktor yang menentukan perilaku tersebut. da 3 faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu 1. aktor !redisposisi aktor $ faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang, antara lain $ !engetahuan $ Sikap $ +eyakinan $ +eperayaan $ 'ilai$nilai $
> 2 armasi Sosial
atau fasilitas untuk memungkinkan atau mendukung perilaku tersebut. 3. aktor penguat !engetahuan, sikap dan fasilitas yang tersedia belum menjamin terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. ?leh karena itu perlu adanya faktor penguat bagi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.
2.+ Per"laku $emaka"an &bat mengena" ke$atuhan $as"en
0ari hasil analisis uji statistik hubungan antara jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, tingkat pendapatan dengan perilaku pengobatan sendiri memberikan hasil yang signi@kan. 0engan hasil penelitian menyatakan jenis kelamin berhubungan dengan perilaku pengobatan sendiri. +etika kerumitan peyakit pasien dengan kerja obat terapi obat yang keras diperhitungkan, dokter dan professional kesehatan lain, disibukkan dengan diagnosa status penyakit. 0emikian juga seleksi dan dimaksud terapi obat dan mengangggap pasien akan mengikuti intruksi yang diberikan. alaupun, obat diberikan utnuk menyempurnakan dan atau memelihara kesehatan pasien, tetapi mengapa pasien akan mengikuti intruksi* Studi masih menunjukkan baha suatu persentase besar pasien untuk berbagai alasan tidak menggunakan obat sesuai dengan instruksi. +eluarga sebagai orang yang dekat dengan pasien, harus mengetahui prinsip lima benar dalam minum obat yaitu pasien yang benar, obat yang benar, dosis yang benar, cararute pemberian yang benar, dan waktu pemberian obat yang benar dimana kepatuhan terjadi bila aturan pakai dalam obat yang diresepkan serta pemberiannya di rumah sakit di ikuti dengan benar. ni sangat penting terutama pada penyakitpenyakit menahun. aktor pendukung pada klien, adanya keterlibatan keluarga sebagai pengawas minum obat pada keluarga dengan klien dalam kepatuhan pengobatan (/utar /utar, 20!2). Faktor-Faktor Utama yang mempengaruhi Ketidakpatuhan Pasien : +egagalan menebus resep " Aarga ?bat 1.
!enjelasan yang paling umum untuk tidak menebus resep obatnya ialah karena
mereka tidak merasa memerlukan
obat atau tidak - 2 armasi Sosial
menghendaki mengambilnya. da
juga
pasien
tidak
menebus
resepnya karena tidak mampu membelinya. 0alam banyak
situasi
seperti infeksi yang disertai dengan demam dan ketidaknyamanan lokal, pasien
telah
menggunakan
asetaminofen. +emampuan 9at ini
obat$obat
non
resep,
seperti
memberikan sesuatu, beberapa
pasien untuk menyimpulkan baha kondisi telah
membaik atau lebih
baik, dan oleh karena itu tidak perlu menebus resepnya. &elalaikan dosis 4. &elalaikan dosis obat dalam kondisi ini pasien dengan sengaja melalaikan
dosis yang telah ditetapkan. &isalnya pemakaian obat
yang tertulis pada etiket tertulis tiga kali sehari tetapi digunakan dua kali sehari sehingga mengurangi dosis yang telah ditetapkan. +esalahan dalam aktu pemberian"konsumsi obat 3. +esalahan pada aktu kosumsi obat, dapat menangkup situasi obatnya dikonsumsi tidak tepat dikaitkan dengan aktu makan. Banyak antibiotik harus
dikonsumsi
terpisah
( yaitu, 1 jam sebelum makan dan 4 jam
dari
setelah
aktu
makan
makan)
untuk
menapai absorpsi optimal. ;. !enghentian obat sebelum aktunya !engertian pemberian obat sebelum aktunya, pada umumnya terjadi dengan penggunaan antibiotik. !asien harus diberitahu pentingnya penggunaan obat antibiotik yang ditulis sampai habis selama terapi, bahkan alaupun gejala telah reda segara permulaan terapi. Faktor-Faktor lainnya yang mempengaruhi ketidakpatuhan Pasien :
1. !enyakit Sifat kesakitan pasien dalam beberapa keadaan, dapat berkontribusi pada ketidakpatuhan. !ada pasien dengan gangguan psikiatrik, kemampuan untuk bekerja sama, demikian juga sikap terhadap pengobatan mungkin dirusak oleh kesakitan, dan indi#idu$indi#idu ini lebih lebih mungkin tidak patuh dari pasien lain. Berapa studi dari pasien dengan kondisi seperti si9oprenia telah menunjukkan suatu ketidakpatuhan yang sangat tinggi. 4. Cegimen
!ada umumnya, makin banyak jenis dan jumlah obat yang digunakan
pasien,semakin
tinggi
risiko
ketidakpatuhan.
&isalnya,banyak pasien geriatrik menggunakan lima atau enam obat$obatan
beberapa
kali
dalam
sehari
pada
aktu
yang
berbeda.Selain itu,beberapa pasien geriatrik dapat mengalami hilang
daya
ingat
mungkin.+esamaan
yang
membuat
penampilan
ketidakpatuhan
lebih
(misalnya,ukuran,arna,atau
bentuk) obat$obat tertentu dapat berkontribusi pada kebingungan yang dapat terjadi dalam penggunaan multi obat.
rekuensi !emberian !emberian obat pada
jangka
aktu
yang
sering,
membuat
ketidakpatuhan lebih mungkin karena jadal rutin normal atau jadal kerja pasien akan terganggu untuk pengambilan satu dosis obat dan dalam banyak kasus pasien akan lupa,tidak mau susah atau malu berbuat demikian. Sikap pasien terhadap kesakitan dan regimen pengobatan mereka juga
perlu
diantisipasi
dan
diperhatikan.
0alam
kebanyakan
situasi,adalah ajar mengharapkan baha pasien akan setuju dan lebih enderung patuh dengan suatu regimen dosis yang sederhana dan menyenangkan. 'amun, beberapa profesional kasehatan dan beberapa pasien mungkin ragu$ragu tentang keefektifan regimen sekali dalam sehari.0ari suatu studi diamati baha pasien lebih menyukai menerima obat analgesik dalam multi dosis dalam sehari. Dfek &erugikan !erkembangan dari
efek
suatu
obat
tidak
menyenangkan
,memungkinkan menghindar dari kepatuhan. 0alam suatu sur#ei dari onkologis,lebih dari -6% ketidakpatuhan yang diidenti@kasi sebagai suatu masalah. Dfek merugikan (yaitu, mual, muntah dan rambut rontok) yang disebabkan penggunaan banyak obat antineoplastik ukup menyusahkan sejumlah pasien. Casa ?bat &asalah rasa obat$obatan adalah yang paling umum dihadapi
dengan penggunaan airan oral oleh anak$anak. &asalah kepatuhan 8 2 armasi Sosial
berkaitan dengan rasa obat$obatan tidak terbatas pada anak$anak. +eberatan terhadap rasa sediaan air kalium klorida sering di ajukan, sejumlah pasien menghentikan penggunaan obat ini karena alasan rasa. /nteraksi !asien dengan !ropesional +esehatan +eadaan sekeliling kunjungan seorang pasien kedokter dan" atau
apoteker, serta mutu dan keberhasilan (keefektifan) interaksi profesional kesehatan dengan pasien adalah penentu utama untuk pengertian serta sikap pasien terhadap kesakitannya dan regimen terapi. Salah satu kebutuhan terbesar pasien adalah dukungan psikilogis yang diberikan dengan rasa sayang. Selain itu, telah diamati bahaa pasien enderung untuk lebih mematuhi intruksi seorang dokter yang mereka kenal betul dan dihormati, serta dari siapa saja mereka menerima informasi dan kepastian tentang kesakitan dan obat$obat mereka.
&enunggu 0okter pabila seorang pasien mengalami suatu aktu menunggu yang signi@kan untuk bertemu dengan dokter atau untuk menulis resepnya, kejengkelen dapat berkontribusi pada kepatuhan yang lebih buruk terhadap intruksi yang diberikan. 0alam in#estigasi, setengah dari pasien mengundurkan diri dari klinik hipertensi.
jam. Selain itu, pasien harus menuggu rata$rata 1 E jam untuk memperoleh obatnya di /CS.
Sikap dan +eterampilan +omunikasi !ropesional +esehatan Berbagai studi menunjukkan ketidakpuasan pasien terhadap sikap pelaku pelayanan kesehatan. Uraian yang umum tentang pelaku pelayan
kesehatan
dirumah
sakit,
menakup
tertarik,tidak sopan,agresif,kasar dan otoriter. +etaatan pada pengobatan,berhubungan
dingin,
dengan
tidak
kejelasan
penjelasan dokter penulis resep, pasien sering merasa baha instruksi dinyatakan kurang jelas atau sama sekali tidak jelas. : 2 armasi Sosial
Fagal &engerti !entingnya
obat dan akibat yang mungkin, jika obat tidak digunakan sesuai dengan
instruksi
menetapkan
yang
pikiran
tidak
sendiri
mengesankan berkenan
pasien.
dengan
&ereka
kondisi
dan
pengharapan yang berkaitan dengan efek terapi obat. =ika terapi tidak memenuhi pengharapan, mereka lebih enderung tidak patuh. !asien
untuk menjelaskan kondisi kesehatan mereka atau pengobatan yang
diajukan.
+eragu$raguan
ini
dapat
dihubungkan
pada
ketakutan dianggap bodoh, perbedan status sosial, dan bahasa atau tidak di dorong dengan meningkatkan kepekaan pada pihak pelaku pelayan kesehatan. +etidak ukupan aktu +onsultasi !rofessional pelayan kesehatan kebanyakan
berinteraksi dengan pasien karena
bersifat
kurang
tekanan pekerjan. 0alam
beberapa bagian rumah sakit, aktu atau praktik sibuk, aktu konsultasi sangat terbatas dan ini jelas suatu masalah.jika seorang pasien diberi hanya satu atau dua menit untuk aktu konsultasi.
+etersediaan /nformasi
informasi teretak dalam bahasa yang sederhanan. 0i beberapa 'egara maju,semua /S/ harus mempunyai lembaran informasi untuk pasien, tersedia untuk setiap obat. /ntrksi sederhana untuk obat yang paling banyak digunakan dan obat yang paling banyak disalah gunakan dapat di etak pada kertas murah.
2.+.1 Masalah ke$atuhan %ang ser"ng tera'" !.
1erapipenggunaan bat pada Pasien nak
16 2 armasi Sosial
3alam pengobatan, anak-anak tidak dapat diperlakukan sebagai orang dewasa berukuran kecil. Penggunaan obat pada anak merupakan hal yang bersifat khusus yang berkaitan dengan perbedaan laju perkembangan organ, sistem dalam tubuh maupun en4im yang bertanggung jawab terhadap metabolisme dan ekskresi obat.Pemakaian obat harus dipantau secara ketat untuk memastikan bahwa keamanan pasien diutamakan. +epatuhan anak terhadap pengobatan sangat tergantung pada orang tua, atau pengasuh. Penyuluhan dapat dilakukan pada pasien usia #-!0 tahun. Penyuluhan kepada pasien anak-anak maupun pengasuhnya dalam bahasa yang mudah dimengerti akan membantu meningkatkan kepatuhan anak terhadap pengobatan.
&asalah rasa obat$obatan adalah yang paling umum dihadapi dengan penggunaan airan oral oleh anak$anak. !emberian obat kepada anak$anak mungkin merupakan suatu tugas yang sulit bagi orang tua melihat adanya tanta$tanda perbaikan. ?leh karena itu, dalam formulasi obat air oral bagi anak$anak, penambahan penaar rasa, dan 9at arna adalah praktik yang umum dilakukan olah industri
farmasi
untuk
daya
tarik
serta
pendekatan
formulasidemikian dapat mempermudah pemberian obat pada anak$ anak. 4.
+epatuhan penggunaan obat sering kali mengalami penurunan karena beberapa gangguan pada lanjut usia. +esulitan dalam hal membaa, bahasa, mendengar dan ketangkasan, semuanya dapat berperan dalam masalah ini. &asalah kepatuhan juga sering terjadi diantara pasien lanjut usia, sebab banyak dari mereka memperoleh regimen
terapi
yang
rumit.
!ada
pasien
usia
lanjut
usia,
ketidakpatuhan seara signi@kan berkaitan dengan penggunaan lebih dari lima obat yang ditulis, ketidakmampuan membaa resep etiket tambahan dan sesulitan membuka tutup adah. pasien pediatrik. ?rang tua memberikan obat kurang dari dosis yang tertulis dan penghentian obat belum aktunya. 3. !enggunaan obat pada remaja 11 2 armasi Sosial
&asa remaja berlangsung atara umur 14$4; tahun terjadi berbagai perubahan. !erilaku pemakaian obat pada remaja antara lain perilaku menyimpang mengenai penggunaan narkoba. !enyalah gunaan narkoka yang dilakukan tidak untuk dimaksud pengobatan, tetapinkarna ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih yang seara kurang teratur, dan berlangsung ukup lama, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan @sik, mental dan kehidupan sosial. Berbagai
penelitian
menunjukkan
baha
alasan
remaja
menngunakan obat terlarang antara lain ingin menoba, ingin tahu dan
ingin
kebebasan
menjajaki, dan
pembrontakan
penolakan
dan
terhadap
memperklamirkan,
standar
orang
deasa,
pelampiasan frustasi atau kemarahan dsb. ;. !enggunaan obat pada orang deasa +etidak patuhan pemakaian obat pada orang deasa seperti melalaikan dosis dengan sengaja melalaikan dari dosis yang telah ditetapkan, kesalahan dosis misalnya pasien mengira$ngira sendiri takaran obat yang akan diminum sehingga terjadi kesalahan dosis yang menyebabkan kelebihan atau kurangnya dosis yang ditentukan, kesalahan dalam aktu pemberian"konsumsi obat, dan penghentian obat sebelum aktunya. 2.+.2 Ak"bat ,et"'ak$atuhan Pemaka"an #bat
0alam banyak hal, ketidakpatuhan akan mengakibatkan penggunaan suatu obat yang kurang. 0engan ara demikian, pasien kehilangan manfaat terapi obat yang diantisipasi dan kemungkinan mengakibatkan kondisi yang diobati seara bertahap menjadi buruk. Berbagai ontoh dari masalah ini disebutkan. Seorang pasien meghentikan
penggunaan
antibioti
untuk
pengobatan
suatu
infeksi, jika rangkaian pengobatan selama terapi singkat, tidak ukup utnuk membasmi infeksi itu. 0alam pengobatan hipertensi, jika dokter tidak sadar baha pasien tidak menggunakan obatnya 14 2 armasi Sosial
sesuai dengan petunjuk dan menemukan tekanan darah yang tidak terkendali. 0okter itu dapat menulis resep 9at terapi yang sama dan lebih tinggi atau menulis obat anti hipertensi yang lebih keras. Aal ini akan memaparkan pasien terhadap resiko efek merugikan yang lebih besar. !enggunaan
suatu
obat
yang
kurang
sebenarnya
mengakibatkan respon berlebihan terhadap 9at lain yang diberikan bersamaan. Gat seperti digoksi dan hidroklotia9id sering digunakan bersamaan pada pasien dengan gagal jantung kongestif, dan kalium klorida juga sering juga sering dikonsumsi untuk menggantikan kalium yang dieksresikan sebagai akibat kerja diuretik. =ika pasien berhenti mengkonsumsi kalium klorida, pengosongan kalium klorida dapat
mengakibatkan
jantung
lebih
sensiti#e
terhadap
efek
digoksin. +etidakpatuhan juga dapat berakibat dalam penggunaan suatu obat dalam penggunaan suatu obat berlebih. pabila dosis berlebih digunakan atau apabila obat yang digunakan lebih sering daripada yang dimaksud , akan ada resiko reaksi merugikan yang meningkat.+etidakpatuhan juga dapat merupakan bentuk lain. &asalah yang berkaitan dengan salah satu penggunaan dan penyalahgunaan obat, baik tidak disengaja maupun disengaja.
2.+.3 Pen"ngkatan ,e$atuhan
0alam banyak situasi dokter dan apoteker mempunyai kesempatan untuk
berbiara langsung dengan pasien tentang obat
yang ditulis. +eefektifan komunikasi
ini akan menjadi penentu utama
kepatuhan pasien. poteker memiliki suatu
kesempatan
berharga
terutama
untuk
mendorong
kepatuhan,
yang nasehatnya
menyertai dispensing yang sebenarnya dari obat, dan ia biasanya adalah profesional
kesehatan yang terakhir menemui pasien sebelum
aktu obat digunakan.
13 2 armasi Sosial
0i baah ini diuraikan berbagai peranan apoteker dalam menghadapi masalah ketidakpatuhan , yaitu
/denti@kasi faktor resiko
!engembangan renana pengobatan
lat bantu kepatuhan
!emantauan terapi
komunikasi apoteker dengan pasien
1. I'ent"-kas" akt&r R"s"k&
Semua pasien harus dianggap sebagai seseorang
yang mungkin
tidak patuh. Suatu langkah pertama dalam upaya meningkatkan kepatuhan, perlu mengnal indi#idu yang paling mungkin tidak patuh, sebagaimana diduga oleh suatu pertimbangan berbagai faktor risiko yang telah diuraikan. 2. Pengembangan Ren)ana Peng&batan
Cenana pengobatan harus didasarkan pada kebutuhan pasien, apabila mungkin pasien harus menjadi pastisipan dalam keputusan berkaitan
dengan regimen terapi.
Untuk
membantu ketidak
nyamanan dan kelalaian, regimen harus disesuaikan ( dipaskan )
1; 2 armasi Sosial
agar dosis obat diberikan pada aktu yang
sesuai dengan
beberapa kegiatan tetap dalam jadal harian pasien. 3. Alat Bantu ,e$atuhan !engetiketan atau pemberian label !entingnya akurasi dan spesi@sitas informasi pada etiket adah •
obat resep telah diakui.label tambahan yang menantumkan informasi tambahan berkaitan dengan penggunaan, perhatian dan
atau penyimpanan obat juga akan berkontribusi pada
penapaian kepatuhan. •
+alender pengobatan dan kartu pengingat obat Berbagi bentuk, seperti kalender pengobatan
telah
dikembangkan dan didesain untuk membantu pasien dalam mengonsumsi
sendiri
obatnya,
sebagai
tambahan
pada
penggunaannya dalam membatu pasien mengerti obat yang digunakan dan kapan digunakan. +. Pemantauan Tera$" !emantauan Sendiri !asien perlu diberitahu pentingnya pemantauan sendiri regimen •
pengobatan dan dalam beberapa situasi, memantau parameter respons. 0alam menggunakan kalender pengobatan tertentu dan kertu pengingat obat yang diuraikan terdahulu, pasien mempertahankan perekaman berkelanjutan dari penggunaan obat yang ditulis. •
!emantauan poteker !eranan apoteker dalam meminimilkan ketidakpatuhan tidak berakhir apabila resep telah didispensing. =ika ia mengetahui baha
pasien
tidak
menggunakan
obat
sebagaimana
dimaksudkan, ia harus berupaya untuk menetapkan alasan dan memberi solusi pada setiap masalah yang mungkin ada. /. ,&mun"kas" A$&teker 'engan Pas"en 0alam mendiskusikan kesakitan atau terapi obat dengan
pasien, suatu perbedaan harus dibuat antara HinformasiI dan 1> 2 armasi Sosial
HedukasiI. !asien dapat menerima informasi, tetapi tidak mengerti dan
tidak
menggunakannya
dengan
benar,
sedang
edukasi
menunjukkan pengertian dan perubahan perilaku. !asien harus didorong untuk berpartisipasi dalam diskusi dan apabila mungkin, pasien diikutsertakan dalam proses pembuatan keputusan. &ereka juga harus didorong mengajukan pertanyaan dan diharapkan sekali agar
apoteker,
setelah
ia
selesai
menerangkan
petunjuk
penggunaan obat, hendaknya bertanya kepada pasien, jika pasien itu mempunyai pertanyaan tentang ara obat digunakan. Sasaran komunikasi dengan pasien adalah menyajikan informasi yang dapat dimengerti dan digunakan pasien. !endekatan komunikasi harus merupakan suatu yang akan menentramkan pasien, bukan malah menyebabkan kekhaatiran yang dapat terjadi. pabila suatu diskusi tentang efek merugikan sangat berlebihan,
dapat
menyebabkan
pasien
takut
menggunakan
obatnya. +omunikasi Jerbal"konseling. •
+omunikasi
pada
diinterpretasikan
komunikasi baha
#erbal,
komunikasi
hendaknya
tertulis
tidak
tidak pentig.
alaupun pada aktu kunjungan ke dokter dan apoteker, pasien dapat mengerti ara menggunakan obat, kemudian ia tidak dapat mengingat mengenai rinian yang berkaitan dengan pemberian"penggunaan obat. ?leh karena itu, instruksi spesi@k untuk penggunaan harus ditulis pada etiket adah obat resep adalah jelas. •
Bahan udio#isual !enggunaan bantuan audio#isual mungkin penting dalam situasi tertentu karena pasien mungkinlebih baik kemampuannya, untuk mem#isualisasi sifat kesakitannya atau ara obatnya bekerja atau ara menggunakan (misalnya, pemberian insulin). =umlah /CS, telah meningkat menggunakan alat audio#isual ini dan
1- 2 armasi Sosial
menyediakannya untuk ditonton di ruang tunggu atau di ruang konsultasi. •
yang
disarankan
ialah
membolehkan
pasien
menggunakan sendiri obanya di rumah sakit dan profesional kesehatan
bersedia
untuk
menjaab
pertanyaan
dan
mengindenti@kasi masalah. =uga adalah mungkin pada tahap dini dalam terapi pasien, untuk mengidenti@kasi situasi yang pada akhirnya dapat mengakibatkan ketidakpatuhan. •
&oti#asi !asien Studi memberi kesan baha meningkatnya pengetahuan pasien /nformasi harus diberikan kepada pasien dalam ara yang tidak memaksa, menganam, atau merendahkan. Upaya edukasi yang bertujuan paling baik dan paling komprehensif akan tidak efektif, jika pasien tidak dapat dimoti#asi untuk mematuhi instruksi penggunaan obatnya.
17 2 armasi Sosial
BAB III PENUTUP
3.1 ,es"m$ulan
!erilaku pemakaian obat dimasyarakat seara luas menakup Upaya !engobatan diri sendiri dan perilaku pasien itu sendiri mengenai kepatuhan pasien. !engobatan sendiri dide@nisikan sebagai tindakan penggunaan obat$obatan tanpa resep dokter oleh masyarakat atas inisiatif mereka sendiri. +erugiannya yaitu kurangnya pengetahuan tentang obat yang dapat menimbulkan efek samping dari obat (tidak mengetahui tidak memperhatikan peringatan dan kontra indikasi, interaksi obat ) salah diagnosa, salah memilih terapi. dapun situasi yang paling umum berkaitan dengan ketidakpatuhan pada terapi obat, a. b. . d. e.
menangkup beberapa hal, yaitu
+egagalan menebus resep &elalaikan dosis +esalahan dosis +esalahan dalam aktu pemberian"konsumsi obat !enghentian obat sebelum aktunya kibat
+etidakpatuhan,
ketidakpatuhan
akan
mengakibatkan
penggunaan suatu obat yang kurang. 0engan ara demikian, pasien kehilangan manfaat terapi obat yang diantisipasi dan kemungkinan mengakibatkan kondisi yang diobati seara bertahap menjadi buruk. 0alam banyak situasi dokter dan apoteker mempunyai kesempatan untuk
berbiara langsung dengan pasien tentang obat yang ditulis.
poteker memiliki suatu kesempatan yang berharga untuk mendorong kepatuhan,
terutama
nasehatnya
menyertai
dispensing
yang
sebenarnya dari obat, dan ia biasanya adalah profesional kesehatan yang terakhir menemui pasien sebelum aktu obat digunakan. !eranan poteker dalam menghadapi masalah ketidakpatuhan, yaitu 1. /denti@kasi faktor resiko 4. !engembangan Cenana !engobatan 3. lat Bantu +epatuhan ;. !emantauan . +omunikasi poteker dengan !asien 3.+ !aran 18 2 armasi Sosial
0alam penanganan penyembuhan penyakit yang sedang dialami sebaiknya mematuhi aturan$aturan obat yang diberikan dan disarankan oleh dokter, seseorang yang mengalami sakit memang tidak mudah merutinitaskan obat sesuai anjuran dokter, maka dari itu pengaasan lingkungan, keluarga berpengaruh bagi penderita untuk membantu mengingatkan agar tetap mematuhi penggunaan obat yang baik dan benar sesuai dengan anjuran oleh dokter.
1: 2 armasi Sosial
DATAR PU!TA,A
1.
nonim. 4667. !elayanan +onseling kan &eningkatkan +epatuhan !asien
!ada
http""indonesiasehat.
?bat,
diakses
no#ember
461;
dari
blogspot.om"4667"6-"pelayanan$konseling$
akanmeningkatkan:8--.html 4.
Siregar, harles.=.!. armasi +linik
3.
466>. sti,
;.
!?&"6>6-. Camadona, de 4611. !engaruh konseling obat terhadap kepatuhan pasien, diakses no#ember 461; dari http"" artikel$de$Camadona$ S.arm$pt$684141364-.pdf
46 2 armasi Sosial