EFISIENSI LAMANYA PERSALINAN KALA II DENGAN PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA PERSALINAN KALA I
Sri Handayani dan Istiqomah Risa Wahyuningsih
ABSTRAK
Asuhan persalinan pada kala I yang kurang adekuat menyebabkan terjadinya resiko pada lamanya persalinan kala II yang rata-rata 30-90 menit. Asupan nutrisi penting untuk mempertahankan cadangan glikogen yang dibutuhkan pada aktivitas fisik. Peningkatan glikogen otot akan menambah stamina 30-60 menit lebih lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi susu formula pada kala I terhadap lamanya persalinan kala II. Penelitian ini menggunakan rancangan Quasy-Experimental Design. Sampel penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin normal pada bulan Agustus-Oktober 2013 yang berjumlah 76 ibu bersalin. Analisis data menggunakan chi square test. Hasil analisis data diperoleh nilai X2 hitung sebesar 4,517 (X2 hitung > X2 tabel) dan nilai p = 0,034 (p < 0,05) sehingga menunjukkan bahwa ada pengaruh konsumsi susu formula oleh ibu bersalin kala I terhadap lamanya persalinan kala II dengan koefisien kontingensi sebesar 0,237 (C < 0.5) berarti pengaruh tersebut lemah. Simpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh konsumsi susu formula oleh ibu bersalin kala I terhadap lamanya persalinan kala II.
Kata Kunci : konsumsi susu formula, ibu bersalin, kala satu, lama, kala dua
EFFICIENCY TIME OF DELIVERY PHASE II WITH FORMULA MILK FEEDING IN DELIVERY PHASE I
Sri Handayani and Risa Istiqomah Wahyuningsih
ABSTRACT
Delivery care in the first phase which less to inadequate risk on the time of delivery phase II on average 30-90 minutes. Intake of essential nutrients to maintain glycogen reserves needed in physical activity. Increased muscle glycogen will increase stamina 30-60 minutes longer. This research aimed to determine the influence of formula milk feeding on delivery phase I to the time of delivery phase II. This research uses a Quasy-Experimental Design. The sample was all normal delivery on August-October 2013, amounting to 76 maternal. Data analysis using the chi square test . The results of the data analysis obtained X2 value of 4.517 count (X2count >X2table) and the value of p=0.034 (p<0.05) suggesting that there is influence of formula milk feeding on delivery phase I to the time of delivery phase II with a contingency coefficient of 0.237 (C<0.5) means that the effect is weak. The conclusions of this research is there influence of formula milk feeding on delivery phase I to the time of delivery phase II.
Keywords : formula milk feeding, phase I, time, phase II
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan penelitian yang berjudul “Efisiensi lamanya persalinan kala II dengan pemberian susu formula pada kala I” dengan baik dan lancar. Penulis sadar bahwa selama proses kegiatan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Mulyaningsih, M.Kep selaku Ketua STIKES „Aisyiyah Surakarta. 2. Indarwati, SKM., M.Kes selaku Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. 3. Direktur RSUD Surakarta. 4. Karomah, SST selaku kepala ruang dan clinical intructur ruang bersalin RSUD Surakarta. 5. Semua pihak yang terkait yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Penelitian ini ditulis berdasarkan pengamatan dan hasil studi pustaka mengenai proses persalinan. Berbagai upaya telah dilakukan penulis untuk mendapatkan hasil terbaik dalam penelitian ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini tak lepas dari kesalahan dan kekurangan dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca guna kesempurnaan penelitian ini. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat terselesaikan dengan sempurna dan bermanfaat serta menambah pengetahuan bagi pembaca.
Surakarta, Nopember 2013
A. PENDAHULUAN Masalah kesehatan ibu di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian utama karena mempunyai dampak yang besar terhadap kualitas generasi yang akan datang. Namun dalam penanganannya sangat sulit karena mencakup masalah yang komplek. Masalah tersebut menyebabkan upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu belum sesuai yang diharapkan. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 bahwa Angka kematian Ibu di Indonesia mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup dengan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup (Depkes R.I., 2001 : 1). Etiologi kematian ibu menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 yang- disebabkan karena perdarahan (28%), eklampsi (24%), infeksi (11%), komplikasi puerperium (8%), partus macet atau lama (5%), abortus (5%), trauma obstruksi (3%), emboli obstetrik (3%), lain-lain (11%). Sebab tidak langsung kematian ibu yaitu status gizi ibu hamil seperti anemia (51%), 4 terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, terlalu banyak anak) sebesar (60,6%), tingkat pendidikan rendah, sosial, ekonomi, sosial budaya yang merugikan kesehatan ibu dan bayi, faktor geografi 3 terlambat yaitu terlambat mengenali bahaya, terlambat untuk dirujuk, terlambat mendapat pertolongan yang memadai (Dinkes Jateng, 2004 : 9-10). Berdasarkan pengalaman yang ditemukan oleh peneliti di lapangan bahwa asuhan persalinan kala I dengan memberikan nutrisi secara adekuat dapat lebih mempersiapkan tenaga ibu, sehingga dengan tenaga yang cukup dapat mempercepat kala II. Sebaliknya apabila asuhan persalinan kala I dengan nutrisi yang kurang adekuat atau bahkan tidak ada perhatian terhadap input nutrisi akan mempengaruhi kesiapan ibu selama bersalin yang semakin mendekati komplikasi yang nantinya berdampak pada keselamatan jiwa ibu dan bayi.
Berdasarkan KepMenKes Nomor 900.MENKES/SK II/2002 Pasal 15(2) Pelayanan diberikan pada ibu masa pranikah, prahamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, menyusui dan masa antara. Disebutkan juga pada pasal 16 (1) Pelayanan kepada ibu meliputi: c.Pelayanan antenatal pada kehamilan normal, e. Pertolongan persalinan normal. Pada pasal 18: r.Pemberian minum dengan sonde/pipet (Revisi KepMenKes 900.PP.IBI.2003). Menganjurkan ibu untuk minum dan makan makanan ringan sepanjang ia menginginkan merupakan bagian dari asuhan sayang ibu dalam proses persalinan. Banyak hasil menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran serta mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka akan mendapatkan rasa aman dan hasil yang lebih baik, disebutkan pula bahwa hal tersebut dapat mengurangi terjadinya persalinan dengan vakum, cunam, dan seksio sesarea, dan persalinan berlangsung lebih cepat (Enkin, 2000 dalam APN Revisi 2007). Asuhan persalinan pada kala I yang tidak adekuat dapat menyebabkan terjadinya resiko pada persalinan kala II. Di Surakarta ditemukan 9,8% kehamilan dengan resiko tinggi, 7,6% ditemukan oleh petugas kesehatan dan 2,2% ditemukan oleh masyarakat (KIA-DKK Surakarta 2006). Di RSUD Surakarta jumlah persalinan tahun 2012 sebanyak 642 dengan rata-rata per bulan sebanyak 50 persalinan.Dari jumlah tersebut sebanyak 422 (66,7%) ibu harus dirujuk ke Rumah Sakit karena berbagai penyulit termasuk persalinan lama. Asuhan persalinan kala I khususnya pemenuhan cairan selama ini tidak dilakukan secara spesial atau diberikan cairan seadanya. Melihat permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang "Efisiensi lamanya persalinan kala II dengan pemberian susu formula pada persalinan kala I”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi susu formula oleh ibu bersalim kala I terhadap lamanya persalinan kala II. Tujuan khususnya adalah untuk
mengetahui karakteristik ibu bersalin, untuk mengetahui rata-rata lamanya persalinan kala II, dan untuk mengetahui pengaruh konsumsi susu formula oleh ibu bersalin kala I terhadap lamanya persalinan kala II.
B. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasy-Experimental Design (ekperimen semu) dengan desain penelitian Equivalent Time Sampel Design, sampel penelitian dipilih dalam rancangan ini adalah dua sampel yang equivalen waktunya. Sampel A diberikan perlakuan X dan sampel B tidak diberikan perlakuan, keduanya kemudian diobservasi dan dilakukan secara berulang-ulang. Bentuk ini adalah bentuk berulang dari one group experiment. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Agustus sampai dengan Oktober 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin pervaginam yang dimulai dari kala I yaitu 642 ibu bersalin. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel sebanyak 76 ibu bersalin dengan teknik Equivalent Time Sampel Design yaitu sampel A sebanyak 38 ibu bersalin diberi minum susu formula dan sampel B tidak diberikan minum susu formula, kemudian keduanya diobservasi dan dilakukan secara berulang-ulang. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik analisis kuantitatif atau disebut teknik statistik. Teknik stastistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Univariat dan Bivariat. Dalam melakukan analisis bivariat menggunakan uji statistik chi kuadrat (X²) dua sampel dalam hal ini peneliti menggunakan bantuan komputerisasi program SPSS for windows versi 15.0. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik statistik komperatif yaitu untuk menguji hipotesis komperatif dua sampel dengan data berbentuk nominal, yaitu perbedaan lamanya persalinan kala II baik yang mengkonsumsi susu formula maupun yang tidak mengonsumsi susu formula pada kala I.
C. HASIL Responden yang sudah terdata sebanyak 76 responden dengan rincian 38 ibu bersalin diberi susu formula pada kala I dan 38 ibu bersalin tidak diberi susu formula pada kala I, namun untuk yang tidak diberi pada kala I, susu diberikan setelah persalinan selesai. Dari data tersebut yang mengalami persalinan kala II lebih cepat (kurang dari 30 menit) sebanyak 47 ibu (62 %), dan yang lebih lambat (lebih dari 30 menit) sebanyak 29 ibu (38 %). Analisis Univariat
Gambar 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Berdasarkan gambar 1. di atas didapatkan bahwa responden terbanyak berumur 2040 tahun yaitu sebanyak 66 responden (87%) dan responden terkecil berumur > 40 tahun yaitu sebanyak 2 responden (1%).
Gambar 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas Berdasarkan gambar 2. di atas didapatkan bahwa responden terbanyak sudah mengalami persalinan 1-2 kali yaitu sebanyak 45 responden (59%) dan responden yang paling sedikit mengalami persalinan lebih dari 2 kali yaitu sebanyak 3 responden (4%).
Gambar 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Persalinan Berdasarkan gambar 3. di atas didapatkan bahwa responden terbanyak mengalami lama persalinan < 30 menit yaitu sebanyak 47 responden (62%) dan responden yang paling sedikit mengalami lama persalinan lebih dari 90 menit yaitu sebanyak 1 responden (1%). Analisis Bivariat Tabel.1 Pengaruh pemberian susu formula pada kala I dengan lamanya persalinan kala II Chi-Square Te s ts
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by -Linear A ss ociation N of V alid Cas es
V alue 4,517b 3,569 4,574
4,457
df 1 1 1
1
A sy mp. Sig. (2-s ided) ,034 ,059 ,032
Ex ac t Sig. (2-s ided)
Ex ac t Sig. (1-s ided)
,058
,029
,035
76
a. Computed only f or a 2x 2 table b. 0 cells (,0%) hav e ex pec ted count less than 5. The minimum expected c ount is 14,50.
Berdasarkan Tabel 1 di atas didapatkan bahwa responden yang tidak mengonsumsi susu formula mengalami persalinan lebih lambat ( > 30 menit ) sebanyak 19 ibu ( 50 %), sedangkan ibu bersalin yang mengonsumsi susu formula mengalami persalinan lebih cepat (< 30 menit ) yaitu sebanyak 47 responden (61,8 %).
Tabel 2. Analisis Data Chi Square Sus u Form ula * Lam a Pe rsalinan Cros stabulation
Susu Formula
,00
1,00
Total
Count Ex pected Count % w ithin Sus u Formula Count Ex pected Count % w ithin Sus u Formula Count Ex pected Count % w ithin Sus u Formula
Lama Pers alinan ,00 1,00 19 19 23,5 14,5 50,0% 50,0% 28 10 23,5 14,5 73,7% 26,3% 47 29 47,0 29,0 61,8% 38,2%
Total 38 38,0 100,0% 38 38,0 100,0% 76 76,0 100,0%
Dari tabel 2 di atas diperoleh nilai X2 hitung sebesar 4,517 (X2 hitung > X2 tabel) dan nilai p = 0,034 (p < 0,05) sehingga menunjukkan bahwa ada pengaruh konsumsi susu formula oleh ibu bersalin kala I terhadap lamanya persalinan kala II. Tabel 3. Koefisien kontingensi Pengaruh pemberian susu formula pada kala I terhadap lamanya persalinan kala II Sym m e tric Measure s
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Contingency Coef f ic ient
Value ,237 76
Approx. Sig. ,034
a. Not ass uming the null hypothes is. b. Using the as ymptotic standard error ass uming the null hypothes is .
Dari tabel 3 di atas diperoleh koefisien kontingensi sebesar 0,237 (C < 0.5) berarti pengaruh tersebut lemah.
D. PEMBAHASAN Asuhan sayang ibu selama persalinan persalinan berupapemberian cairan dalam hal ini berupa susu formula sesuai dengan teori APN, 2007: 52 yang menyebutkan bahwa Asuhan persalinan meliputi pemberian dukungan emosional, membantu pengaturan posisi ibu, memberikan cairan dan nutrisi, keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur, dan pencegahan infeksi. Enkin, 2000 dalam APN, 2007 juga menganjurkan ibu untuk minum dan makan makanan ringan sepanjang ia menginginkan merupakan bagian dari asuhan
sayang ibu dalam proses persalinan. Secara sederhana Hardjasasmita, 2006: 1-2 menggambarkan bagaimana transformasi makanan kita sehari-hari menjadi produk energi yang dimanfaatkan untuk aktivitas kehidupan kita sehari-hari. Intake makanan dicerna dari mulut sampai dengan intestin secara enzimatik dan diatur oleh sistem hormon pencernaan. Proses metabolisme ini merupakan proses anabolisme dan katabolisme.Anabolisme diantaranya merupakan pembentukan senyawa-senyawa yang vital untuk mempertahankan kehidupan organisme tersebut, sedangkan katabolisme merupakan pengadaan energi untuk memenuhi kebutuhan dalam melakukan aktivitas sehari-harinya. Menurut Varney, 1997: 3-1-3-4, selama persalinan, baik metabolisme karbohidrat aerobik maupun anaerobik akan naik secara perlahan dan terus.Kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh kecemasan serta oleh kegiatan otot kerangka tubuh.Berkaitan dengan perubahan Gastrointestinal, disini kemampuan pergerakan gastrik serta penyerapan makanan padat sangat berkurang.Hal ini dikombinasikan dengan pengurangan selanjutnya dari sekresi sari gastrik selama persalinan, akan membuat pencernaan menjadi hampir terhenti dan menghasilkan waktu pengosongan usus menjadi sangat diperlambat.Al Matsier, 2004.40 mengatakan bahwa peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh, yang kemudian diubah menjadi energi.Glukosa memegang peranan sentral dalam metabolisme karbohidrat.Jarigan tertentu hanya memperoleh energi dari karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian besar otak dan sistem syaraf. Menurut Hutagalung, 2004:10, Asupan karbohidrat yang adekuat, penting untuk mempertahankan cadangan glikogen yang dibutuhkan pada aktifitas fisik jangka panjang. Peningkatan glikogen otot dengan adanya proses penumpukan karbohidrat akan menambah stamina 30-60 menit lebih lama. Nurachmah, 2001: 36-45 mengatakan bahwa energi diartikan sebagai suatu kapasitas untuk melakukan pekerjaan. Energi merupakan bahan bakar utama manusia dalam
melakukan aktifitas. Menurut http://hamilpintar.com/persalinan/proses-melahirkan-normal/ yang diperoleh tanggal 12 Nopember 2013 lama persalinan kala II rata-rata 30-90 menit. Al Matsier, 2004.42-43 menyebutkan bahwa sumber energi diperoleh dari nutrisi yang esensial seperti protein, karbohidrat dan lemak. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera, sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jarinan lemak.Sistem syaraf sentral dan otak sama sekali tergantung pada glukosa untuk keperluan energinya. Simkin, 2005:70 menyebutkan bahwa dehidrasi dapat berperan terhadap distosia dengan menurunkan intensitas dan efisiensi kontraksi.Sebagian besar wanita, jika diminta untuk minum sesuai keinginannya dan sering memperoleh minuman ringan, akan terhindar dari dehidrasi. Pembatasan semua cairan oral terhadap wanita sehat pada persalinan normal jarang dilakukan, walaupun pembatasan jumlah dan pilihan cairan sudah sering dilakukan, khususnya pada para pemberi perawatan yang menganggap semua wanita bersalin sebagai pasien pra bedah.Salah satu langkah sederhana untuk mencegah dehidrasi adalah dengan mendorong wanita untuk minum jika haus dengan air atau jus buah, dan mencatatnya seberapa banyak ia minum. Menurut Almatsier, 2004 :289-290, susu merupakan makanan alami yang hampir sempurna.Sebagian besar zat gizi esensial ada dalam susu, yaitu protein bernilai biologi tinggi, kalsium, fosfor, vitamin A, dan tiamin.Susu merupakan sumber paling baik, karena disamping kadar kalsium yang tinggi, laktosa di dalam susu mambantu absorbsi susu di dalam saluran cerna. Balita, ibu hamil dan ibu menyusui dianjurkan paling kurang minum satu gelas susu sehari, atau hasil olahannya berupa yogurt, yakult, dan keju dalam jumlah yang equivalen.Susu diperoleh dalam bentuk segar, bubuk dan susu kental. Berdasarkan dengan temuan hasil penelitian terdapat kesesuaian bahwa pemberian susu
formula pada ibu bersalin kala I waktu persalinan kala II nya lebih cepat dibanding yang tidak diberikan susu formula pada kala I.
E. SIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Ada pengaruh yang signifikan pada ibu bersalin yang mengonsumsi susu formula pada kala I terhadap lamanya persalinan kala II. Pada ibu bersalin yang minum susu formula pada kala I rata-rata mengalami persalinan kala II lebih cepat, sedangkan pada ibu bersalin yang tidak minum susu formula pada kala I rata-rata mengalami persalinan kala II lebih lambat. 2. Saran a) Bagi tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan pelayanan yang optimal pada asuhan persalinan khususnya pemberian nutrisi pada kala I . b) Bagi pasien diharapkan mampu menambah informasi tentang penambahan energy pada waktu persalinan dengan memberikan susu formula pada kala I.
DAFTAR PUSTAKA Al Matsier S. (2004).Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia. DepKes RI.( 2002). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: EGC Enkin.(2007). Panduan dalam Acuan Persalinan Normal Revisi.JNPK-KR Hardjasasmita P. (2006).Ikhtisar Biokimia Dasar.Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hutagalung H. (2004). Karbohidrat. Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara: Digitized by USU digital library. Nurrachmah E. (2001). Nutrisi dalam keperawatan. Jakarta: Sagung seto. Simkin.(2005). Buku Saku Persalinan. Jakarta: EGC. Varney.H.(1997).Varney’s midwifery Physiological changes of stage I, Third edition. New York:Jones and Bartlett.