GAMBARAN WAKTU PERSALINAN KALA II PASIEN DI BAGIAN KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOLOK PERIODE 24 APRIL – 8 8 JULI 2017
OLEH: Murni Muhammad Delfin Zeniana Rahayu Novika Gemalasari Sila Walfadilia
PEMBIMBING:
Dr. Yufi Permana M, M. Ked (OG), Sp. OG(K)
BAGIAN / SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH RSUD SOLOK 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul
“
Gambaran Waktu Persalinan Kala II Pasien di Bagian
Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Solok Periode 24 April 2017
”
–
8 juli
. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih kepada dr.Yufi Permana M, M. Ked (OG) , Sp.OG selaku pembimbing kami dalam menyelesaikan penelitian ini. Kami
mengakui
bahwa
kami
adalah
manusia
yang
mempunyai
keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sempurna. Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Kami berharap penelitian ini bermanfaat bagi yang membacanya. Solok, April 2017
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR ....................................................................................i DAFTAR ISI................................................................................................ii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................iv DAFTAR TABEL........................................................................................v BAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................1 1.1. Latar Belakag ..........................................................................1 1.2. Tujuan ......................................................................................1 1.3. Manfaat ....................................................................................1 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA KALA DUA PERSALINAN ...................................................................... 10
Gejala dan Tanda Kala Dua Persalinan .................................................. 10 Penatalaksanaan Fisiologis Kala Dua .................................................... 11 Gerakan Utama Pengeluaran Janin Pada Persalinan Dengan Letak Belakang Kepala .....................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I PEDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. Persalinan normal terjadi dimana bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil dan berla ngsung dalam waktu kurang dari 18 jam. Sedangkan persalinan abnormal yaitu bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi/ekstraksi, cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau lahir per abdominam dengan sectio cesarea. Proses persalinan didefinisikan sebagai suatu kontraksi uterus yang mengakibatkan terjadinya pendataran/penipisan dan dilatasi serviks (Cunningham, 2010) Tanda dan gejala dimulainya persalinan antara lain adanya penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi uterus yang menyebabkan pembukaan serviks, dan keluarnya cairan lendir bercampur darah ( Bloody show) melalui vagina. (Wiknjosastro, dkk, 2008) Lama persalinan adalah panjangnya waktu yang dibutuhkan ibudalam proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Median durasinya kala II adalah 50 menit untuk nulipara dan 20 menit pada multipara, tetapi hal ini dapat sangat bervariasi. Pada umumnya, Kala II yang lebih lama dari 2 jam untuk nulipara atau 1 jam untuk multipara dianggap abnormal (Cunningham, 2010) Keberhasilan proses persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: faktor ibu ( power, passage, psikologis), faktor janin, dan faktor penolong persalinan. Hal ini sangat penting mengingat beberapa kasus kematian ibu dan bayi yang disebabkan oleh tidak terdeteksinya secara dini adanya salah satu dari faktor tersebut, sehingga akan mempersulit terjadinya suatu persalinan (sarwono, 2010) Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik pada ibu, baik pada kehamilan, persalinan maupun nifas. Berbagai penyakit dapat timbul akibat anemia, seperti abortus, Partus prematurus, hambatan tumbuh kembang janin
dalam rahim, gangguan his, partus lama karena inersia uteri, perdarahan postpartum karena atonia uteri, syok infeksi baik intrapartum serta anemik yang berat (Hb < 69/100 ml) dapat menyebabkan decompensasi cordis (Winkjosastro, 2007). Status gizi ibu sangat penting untuk tercapainya kesejahteraan ibu dan janin. Metode yang sering digunakan untuk mengetahui status gizi pada seseorang adalah dengan menghitung Indeks Massa Tubuh(IMT). Perbedaan antropometri ibu pada tiap populasi menyebabkan terjadinya masalah gizi kurang atau masalah gizi lebih secara epidemis dan mempengaruhi keluaran maternal dan perinatal. (Winkjosastro, 2007). Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung, selain itu gizi ibu hamil menentukan berat badan bayi yang dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Hal ini dapat dihubungkan dengan beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan persalinan yaitu passage (jalan lahir) dan passage (janin). (Winkjosastro, 2007).
1.2.Tujuan Penelitian
1. Melengkapi syarat tugas Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Obstetri dan Ginekologi. 2. Melengkapi syarat Kepaniteraan Klinis Senior di RSUD Solok.
1.3. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi parameter dalam menunjang pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan rekomendasi dalam penelitian-penelitian ilmiah yang berhubungan dengan waktu persalinan kala II waktu persalinan kala II yang normal akan memberi kontribusi yang besar dalam penatalaksanaan persalinan
yang lebih baik sehingga dapat mengurangi
morbiditas maupun mortalitas maternal dan perinatal.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PERSALINAN KALA DUA Gejala dan Tanda Persalinan Kala Dua
Gejala dan tanda kala dua persalinan adalah:
Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau vaginanya
Perineum menonjol
Vulva vagina dan sfingter ani membuka
Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
Tanda pasti kala dua ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya adalah:
Pembukaan servik telah lengkap
Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina
Persiapan Penolongan Persalinan: 1. Sarung tangan 2. Perlengkapan Pelindung diri 3. Persiapan tempat persalinan,peralatan dan bahan 4. Penyiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi 5. Persiapan ibu dan keluarga Penatalaksanaan Fisiologis kala dua
Proses fisiologi kala dua persalinan diartikan sebagai serangkaian peritiwa alamiah yang terjadi sepanjangn periode tersebut dan diakhiri dengan lahirnya bayi secara normal. Gejala dan tanda kala dua juga merupakan mekanisme alamiah bagi ibu dan penolongpersalinan bahwa proses pengeluaran bayi sudah dimulai.
Setelah terjadi pembukaan lengkap, pemberitahuan pada ibu bahwa hanya dorongan alamiahnya yang mengisyaratkan ia untuk meneran dan kemudian beristirahat diantara kontraksi. Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala
Mekanisme persalinan melalui beberapa tahap yang dikenal juga dengan 7 gerakan kardinal. Gerakan kardinal ini berlangsung secara sequensial atau berurutan, namun demikian juga berlangsung secara bersamaan dan tidak dapat berdiri sendiri-sendiri. Contohnya saat kepala mengalami engagement maka juga terjadi fleksi dan decent pada kepala janin, karena engagement tidak akan bisa komplit tanpa adanya fleksi dan decent (turunnya kepala janin). Proses gerakan kardinal ini juga dipengaruhi sikap badan janin yang akan semakin terjadi fleksi sehingga hampir membentuk silinder, sikap badan janin ini sangat dipengaruhi oleh adanya kontraksi uterus yang baik. 1. Engagement . Yaitu tahap masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul (PAP). Pada primigravida kepala sudah masuk PAP pada bulan terakhir kehamilan, sedangkan pada multigravida kepala masuk PAP pada awal persalinan. Menurut definisi, engagement terjadi bila diameter terbesar dari bagian terbawah janin telah masuk pintu atas panggul (pada letak kepala adalah diameter biparietal).
Gambar 2. Gerakan-gerakan pokok pada mekanisme persalinan dan pelahiran, posisi ubun-ubun kecil anterior kiri (kiri). Sinklitismus dan asinklitismus (kanan)
Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitismus ialah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Namun kepala janin dalam memasuki PAP dapat juga terjadi keadaan :
Asinklitismus anterior
arah
sumbu kepala membuat sudut lancip ke
depan dengan pintu atas panggul
Asinklitismus posterior
arah
sumbu kepala membuat sudut lancip ke
belakang dengan pintu atas panggul.
2. Penurunan.
Setelah kepala masuk PAP, kepala semakin turun ke bawah atau semakin maju. Pada primigravida kemajuan ini baru mulai pada kala II, sedangkan pada multipara masuk dan majunya kepala terjadi hampir bersamaan.
3. Fleksi.
Kepala janin masuk PAP dengan sedikit fleksi, maka dengan majunya kepala fleksi juga akan bertambah. karena adanya tahanan dari jalan lahir dan dorongan yang kuat dari HIS maka kepala janin akan tertahan dan terjadi fleksi maksimal dimana dagu akan menempel ke dada janin. Dengan fleksi, kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil yakni dengan diameter suboksipito- bregmatika (9,5 cm) dan dengan sirkumferensia suboksipito- bregmatika (32 cm). Sampai di dasar panggul kepala dalam fleksi maksimal.
Gambar 3. Kerja pengungkit menyebabkan fleksi kepala: konversi diameter oksipitofrontalis menjadi suboksipito bregmatika biasanya mengurangi diameter anteroposterior dari hampir 12 menjadi 9,5 cm
4. Putaran Paksi Dalam (Rotasi Dalam) .
Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam ialah putaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan
memutar ke depan ke bawah simfisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah adalah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan ke bawah simfisis. Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam tidak terjadi sendirinya tetapi bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai Hodge III, kadang-kadang baru terjadi setelah kepala sampai didasar panggul.
Gambar 4. Putaran paksi dalam (a. Engagement, b. Posterior asynclitismus, c. Setelah angagement, d. Rotasi dan ekstensi) 5. Ekstensi.
Ekstensi kepala terjadi setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar panggul. Ekstensi terjadi karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas. Setelah kepala berada di dasar panggul dengan ubun-ubun kecil di bawah simpisis
(sebagai hipomoklion), kepala akan ekstensi
berturut turut lahir bregma,
dahi, muka dan akhirnya dagu. 6. Putaran paksi luar
Gerakan
kembali
sebelum
putaran
paksi
dalam
terjadi,
untuk
menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak yang akan melewati pintu tengah panggul dengan bahu anterior dan posterior. 7. Ekspulsi
Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring menyesuaikan dengan bentuk panggul, sehingga di dasar panggul bahu berada dalam posisi depan-belakang, setelah kepala telah lahir bahu depan lahir lebih dahulu, baru kemudian bahu belakang dan diikuti oleh s eluruh badan bayi. Menolong Kelahiran Bayi
1. Posisi ibu saat melahirkan Ibu dapat melahirkan bayinya pada posisi apapun kecuali pada posisi berbaring telentang 2. Pencegahan laserasi Laserasi spontan pada vagina dan perineum dapat terjadi saat kepala dan bahu dilahirkan. Jalin kerjasama dengan ibu dan gunakan perasat manual yang tepat dapat mengatur kecepatan kelahiran bayi dan mencegah laserasi. Pada masa sekarang episiotomi secara rutin tidak dianjurkan karena tidak didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang cukup. Episiotomi rutin tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan:
Meningkatnya jumlah darah yang hilang dan risiko hematoma
Kejadian laserasi derajat tiga dan empat lebih banyak pada episiotomi rutin dibandingkan dengan tanpa episiotomi
Meningkatnya nyeri pasca persalinan di daerah perineum
Meningkatnya risiko infeksi
Indikasi untuk melakukan episiotomi untuk mempercepat kelahiran bayi bila didapatkan:
Gawat janin
Penyulit kelahiran pervaginan
Jaringan parut pada perineum atau vagina yang memperlambat kemajuan persalinan.
3. Melahirkan kepala Saat kepala bayi membuka vulva (5-6cm) letakan kain yang bersih dan kering yang dilipat 1/3 nya dibawah bokong ibu dan siapkan kain atau handuk diatas perut ibu. Lindungi perineum dengan satu tangan, ibu jari pada salah sisi perenium dan 4 jari tangan pada sisi lain dan tangan yang lain pada belakang kepala bayi. Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum. 4. Melahirkan bahu Tanda-tanda dan gejala-gejala distosia bahu adalah sebagai berikut:
Kepala seperti tertahan dalam vagina
Kepala lahir tetapi tidak terjadi puteran paksi luar.
Kepala sempat keluar tetapi tertarik kembali kedalam vagina
5. Melahirkan seluruh tubuh bayi
DAFTAR PUSTAKA
Winknjosastro, Gulardi, dkk. 2008 . Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal . Jakarta: Jaringan Pelayanan Klinik Reproduksi.JHPIEGO (MNH). Depkes RI. Cunningham, Gary. Et al. 2010 . William obstetrics.23th edition. USA: McGraw Hill Companies, Inc. Prawirohardjo, Sarwono. 2002 . Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sastrawinata, Sulaiman, Dkk. 2005 . Obstetri Patologi. Bandung: Bagian Obstetri dan Ginekologi Universitas Padjadjaran. Winkjosastro, 2007. Ilmu kebidanan, Jakarta`. Yayasan Bina Pustaka.