NUTRISI DIET PADA PENYAKIT KANKER DAN HIV/AIDS
Disusun Oleh : KELOMPOK 5
FEBRI AMELIANTA MANTAU JUSAK P. LIRA MESTI LUSIANA DEWI MARIA ULFAH .R ROBI DARMINTO TINGKAT 1B
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES BENGKULU TAHUN AJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya , saya dapat menyelesaikan Makalah Nutrisi tepat pada waktunya. Makalah ini di buat dengan tujuan untuk memahami tentang Diet pada penyakit kanker dan HIV/AIDS dan juga sebagai tugas mata kuliah Nutrisi. Penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna. Tetapi, jika ada kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangatlah kami harapkan. Akhir kata , tak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini. Semoga dapat membantu para pembaca untuk memahami tentang Diet pada penyakit kanker dan HIV/AIDS.
Bengkulu, 05 April 2013
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................... DAFTAR ISI ............................................................... BAB I PENDAHULUAN ............................................................... BAB II ISI Diet pada penyakit Kanker .................................................... Diet pada penyakit HIV/AIDS .................................................... Diet AIDS I .................................................... Diet AIDS II .................................................... Diet AIDS III ...................................................
ii
i ii 1 2 5 6 8 10
BAB I PENDAHULUAN
Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh (Rock CL, 2004). Status nutrisi normal menggambarkan keseimbangan yang baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi (Denke, 1998; Klein S, 2004). Kekurangan nutrisi memberikan efek yang tidak diinginkan terhadap struktur dan fungsi hampir semua organ dan sistem tubuh (Suastika, 1992). Malnutrisi dan Cachexia sering terjadi pada penderit a kanker (24% pada stadium dini dan > 80% pada stadium lanjut), AIDS dan penyakit kronis lainnya. Malnutrisi dan Cachexia meningkatkan morbiditas dan mortalitas serta menurunkan kualitas hidup, “survival” penderita. Penderita dengan malnutrisi sering tidak dapat mentoleransi terapi termasuk radiasi khemoterapi dan lebih mempunyai kecenderungan mengalami “adverase effect” terhadap terapi kanker (Lutz, 1994; Denke, 1998, Bruera, 2003; Jakowiak, 2003; Trujillo, 2005; Watson, 2005). Cachexia adalah keadaan malnutrisi yang ditandai dengan anorexia, penurunan berat badan, muscle wasting, asthenia, depresi, nausea kronik dan anemia yang menyebabkan distress psikologis, perubahan dalam komposisi tubuh, gangguan dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, cairan jaringan, keseimbangan asam basa, kadar vitamin dan elektrolit (Trujillo, 2005). Anorexia adalah tidak adanya keinginan untuk makan dan menunjukkan bahwa seseorang tidak mempunyai ketertarikan (interest) terhadap semua makanan. Pengendalian terhadap asupan makanan adalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai organ, environment dan mekanisme perifer (dinding usus berperan terhadap regulasi apetite dan beraksi terhadap stimuli mekanis dan kemis seperti peptide yang diproduksi diusus antara lain cholecycstokinin, somatostatin, glucagons) dan sentral (jalur hipotalamaus: dipengaruhi oleh perciuman, rasa kecap, stimuli visual, temperature, stimuli gastrointestinal melalui N.vagus, kadar glukosa dan asam amino dalam darah dan pusat kortikal: dipengaruhi oleh environment, kultural, faktor ekonomi dan emosional) (Walsh, 1989; Woodruff, 1997, Strasser, 2002). Malnutrisi adalah hilangnya/ penurunan berat badan diatas 10% atau berat badan kurang dari 80% BB ideal, dalam kurun waktu 3 bulan (Suastika, 1992; Waller, 1996; Strasser, 2002, Trujillo, 2005). Ketika seseorang didiagnosis menderita kanker, maka nutrisi merupakan bagian dari terapi. Tujuan utama terapi nutrisi pada penderita kanker adalah mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi sehingga dapat memperkecil terjadinya komplikasi meningkatkan efektivitas terapi kanker (bedah, kemoterapi, radiasi) kualitas hidup dan survival penderita (Lutz, 1994; Bruera, 2003; Truji llo, 2005).
1
BAB II ISI Diet Pada penyakit kanker 1. Gambaran umum
Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara abnormal yang tidak dapat di control sehingga cepat menyebar. Sel-sel ini merusak jaringan tubuh sehingga menggangu fungsi organ tubuh yang terkena. Kanker juga disebut neoplasma maligna. Neoplasma adalah masa jaringan yang di bentuk oleh sel-sel kanker sedangkan maligna berarti ganas 2. Masalah gizi pada penyakit kanker
Disebabkan kurangnya asupan makanan, tindakan medic, efek psikologik, dan pengaruh keganasan sel kanker. Gejala kanker dalam keadaan berat dinamakan CACBEXIA yang manifestasinya secara klinis adalah anoreksia, penurunan berat badan, gangguan reflek, lemas, anemia, kurang energy protein dan keadaan deplesi secara keseluruhan Beberapa factor penyebab gangguan gizi yang dapat timbul pada penyakit kanker: 1. Kurang nafsu makan disebabkan factor psikologik dan lost respon terhadap kanker berupa cepat kenyak atau perubahan pada indra pengecap 2. Gangguan asupan dan gangguan gizi karena: a. gangguan pada saluran cerna b. gangguan absorbs zat gizi c. kehilangan cairan dan elektrolit 3. perubahan metebolisme protein, kabohidrat dan lemak 4. peningkatan pengeluaran energy 3. Tujuan diet
Untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan cara: a. Memberikan makannan yang seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta daya terima pasien b. mencegah atau menghambat penurunan berat badan secara berlebihan c. mengurangi rasa mual muntahdan diare d. mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan oleh pasien dan keluarganya
2
4. syarat diet
a. energy tinggi yaitu 36 kkal/kg BB untuk laki-laki dan 32kkal/kg BB untuk wanita. apabila pasien berada pada keadaan giza kurang, maka kebutuhan energy menjadi 40kkal/kgBB untuk laki-laki dan 36kkal/kgBB utuk wanita. b. protein tinggi yaitu 1-1,5gram/kgBB c. lemak sedang yaitu 15-20% dari kebutuhan energy total d. karbohidrat cukup yaitu sisa DARI KEBUTUHAN ENERgi total e. vitamin dan mineral cukup, terutama vit.A, B kompleks C dan E. f. rendah Iodium bila sedang menjalani meditasi radio aktif internal. g. Bila imunitas menurun( leukosit < 10 UL) atau pasien akan menjalani kemotrapi agresif, pasien harus mendapat makanan steril h. Porsi makan kecil dan sering diberikan 5. Jenis diet dan indikasi pemberian
Jenis diet untuk pasien penyakit kanker sangat tergantung pada keadaan pasien, perkembangan penyakit, dan kemampuan untuk menerina makanan, oleh sebab itudiet hengdaknya disusun secara individual. Jenis makanan atau diet yang diberikan hendaknya memperhatikan nafsu makan, perubahan indra pengecap, rasa cepat kenyang, mual, penurunan berat badan, dan akibat pengobatan. Sesuai dengan keadaan pasien, makanan dapa diberikan secara oral, enteral, maupun parenteral. Makanan dapat diberikan dalam bentu makananpadat, cair atau kombinaasi. Untuk makanan padat dapat berbentuk makanan biasa, makanan lunak atau makanan lumat. 6. Pedoman untuk Mengatasi Masalah Makan
a. b. c. d. e. f. g.
Makan makanan yang disukai dan dapat diterima walau tidak merasa lapar. Makan lebih banyak bila ada rasa lapar Hindari minum dekat dengan waktu makan. Memotivasi diri bahwa makan adalah bagian penting dalam program pengobatan. Porsi makanan kecil dan diberikan sering ( lebih dari 3 kali sehari). Olahraga sesuai kemampuan. Makan dalam situasi yang nyaman.
1. 2. 3. 4. 5.
Pasien dengan anoreksia atau cepat merasa kenyang, dianjurkan
Pasien dengan perubahan rasa pengecapan:
Makanan dan minuman diberikan pada suhu kamar atau dingin. Tambahkan bumbu yang sesuai untuk menambah rasa. Minuman segar misalnya sari buah atau jus. Gunakan alat makan plastik bila sering merasa makanan berbau logam. Berkumur dengan larutan soda (larutan 5 gram soda dalam 500 ml air).
3
Pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan dianjurkan:
1. Banyak minum, 8-10 gelas per hari. Bila perlu minum dengan menggunakan sedotan. 2. Makanan dan minuman diberikan pada suhu kamar atau dingin. 3. Bentuk makanan saring atau cair. 4. Hindari makanan terlalu asam atau asin 5. Sering berkumur. 6. Makan tiap 2 jam dengan diselingi minum.
1. 2. 3. 4.
Pasien dengan mulut kering dianjurkan
Makanan dan minuman diberikan dengan suhu dingin. Makanan sering berkuah atau berbentuk makanan cair. Minum yang hangat atau asam untuk meningkatkan produksi saliva. Kunyah permen karet atau hard candy.
Pasien dengan keluhan mual dan muntah dianjurkan:
1. Beri makanan bentuk kering 2. Hindari makanan yang beraroma tajam/ merangsang, berlemak tinggi dan minuman yang terlalu manis. 3. Batasi cairan pada waktu makan. 4. Makan dan minum perlahan-lahan. 5. Setelah selesai makan, tetap dalam posisi duduk selama 1-2 jam.
4
DIET PADA PENYAKIT HIV/AIDS
1. Gambaran umum
Aids (the acquired immuno deficiency syndrome) merupakan tahap akhir penyakit infeksi yang disebabkan oleh HIV(human immuno deficiency virus) yang dapat menimbulkan infeksi pada organ tubuh termasuk otak sehingga menyababkan rusaknya sistem kekebalan tubuh, gangguaan gizi pada pasien aids umumnya terlihat pada penurunan berat badan.ada dua tipe penurunan berat badan pada aids yaitu: penurunan berat badan yang lambat dan yang cepat. Penurunan berat badaanlebih dari 20% BB sulit diperbaiki dan sering mempunyai prognosa yang buruk. Karena gangguan gizi memegang peran penting dalam patogenesis penyakit HIV/AIDS, terapi diet dan terapi gizi memegang peran penting dalam upaya penyambuhan 2. Tujuan diet Tujuan Umum :
1. Memberikan intervensi gizi secara cepat dan optimal dengan memperhatikan seluruh aspek dukungan gizi pada semua tahap dini penyakit HIV. 2. Mencapai dan mempertahankan berat badan serta komposisi tubuh yang diharapkan. 3. Memenuhi kebutuhan energi dan semua zat gizi. 4. Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga, dan relaksasi.
Tujuan Khusus :
1. Mengatasi gejala diare, intoleransi laktosa, mual dan muntah. 2. Meningkatkan kemampuan untuk memussatkan perhatian, yang terlihat pada pasien dapat membedakan antara gejala anoreksia, perasaan kenyang, perubahan indera pengecap dan kesulitan menelan. 3. Mencapai dan mempertahankan berat badan normal. 4. Mencegah penurunan berat badan normal. 5. Memberikan kebebasan pasien untuk memilih makanan yang adekuat sesuai dengan kemampuan makan dan jenis terapi yang diberikan. 3. Syarat diet
a. Energy tinggi, tambahan energy sebanyak 13% untuk setiap kenaiikan suhu 10C. b. Protein tinggi, yaitu 1,1-1,5g/kgBB namun tidak lebih dari 20% total energy perhari untuk memelihara dan mengganti jaringan sel tubuh yang rusak. c. Lemak cukup 10-25% dari kebutuhan energy total. Bila terdapat malabsorpsi lemak gunakan MCT. Dapat pula diberikan omega 3 yang diberikan bersama MCT yang berfungsi meningkatkan fungsi kekebalan. d. Mengkonsumsi cukup serat terutama serat yang mudah larut. e. Diberikan elektrolit, kehilangan elektrolit disebabkan karena mual dan muntah sehingga perlu diganti. Elektrolit yang utama antara lain Na, K, Cl. 5
f. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan pasien. g. Hindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik, dan kimia. h. Vitamin dan mineral tinggi yaitu 1½ kali ( 150%) angka kecukupan gizi yang dianjurkan, terutama vitamin A, B12, C, E, asam folat, kalsium, Mg, Zn, Se. Hindari suplemen megadosis karena dapat menekan kekebalan tubuh i.
Kebutuhan Cairan cukup (disesuaikan dengan kondisi pasien, jika ada gangguan menelan àkonsistensi makanan harus sesuai dan bertahap). Cairan 30-35 cc/kg BBI/hari ( 20% dari makanan, 80% dari minuman)
j. makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering k. Hindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik, dan kimia
4. Jenis diet dan indikasi pemberian
Diet AIDS diberikan pada pasien akut setelah terkena infeksi HIV, yaitu kepada pasien dengan: 1. Infeksi HIV positif tanpa gejala 2. Infeksi HIV dengan gejala ( misalnya panas lama, batuk, diare, kesulitan menelan, sariawan, dan pembesaran kelenjar getah bening) 3. Infeksi HIV dengan gangguan syaraf 4. Infeksi HIV dengan TBC 5. Infeksi HIV dengan kanker dan HIV Wasting Syndrome. Makanan untuk pasien AIDS dapat diberikan melalui 3 cara yaitu secara oral, entral, dan parentral. Asupan makanan secara oral sebaiknya dievaluasi secara rutin. Bila tidak mencukupi, dianjurkan pemberian makanan entral atau parentral sebagai tambahan atau makanan utama. Ada 3 macam diet AIDS yaitu Diet AIDS I, II, III a. Diet AIDS I
Diberikan kepada pasien infeksi HIV akut, denagn gejala panas tinggi, sariawan, kesulitan menelan, sesak nafas berat, diare akut, kesadaran menurun, atau segera setelah pasien dapat diberi makan. Makanan berupa cairan dan bubur susu, diberikan selama beberapa hari sesuai dengan keadaan pasien, dalam porsi kecil setiap 3 jam. Bila ada kesulitan menelan, makanan di berikan dalam bentuk sonde atau dalam bentuk kombinasi makanan cair dan makanan sonde. Makanan dapat di buat sendiri atau menggunakan makanan entral komersial energy dan protein tinggi. Makanan ini cukup energy, zat besi, tiamin, dan vitamin.C. bila dibutuhkan lebih banyak energy dapat di tambahkan glukosa polimer misalnya Polyjoule
6
Bahan Makan Sehari
Makanan cair oral Bahan makanan Susu whole bubuk Tepung meizena/kacang hijau/beras/ havermout Telur ayam Margarine/ minyak Gula pasir
Berat (g) 200 100
URT 40 sdm 20 sdm
150 25 100
3 btr 2½ sdm 10 sdm
Makanan lewat Pipa atau sonde BUATAN SENDIRI Bahan makanan Susu whole bubuk
Berat (g)
urt
160
32 sdm
Susu skin bubuk Tepung maizena Telur ayam Gula pasir cairan
100
20 sdm
20
4 sdm
150 100 2000 ml
3 btr 10 sdm 8 gls
KOMERSIAL Bahan makanan Enteral energy dan protein tinggi Cairan
Berat (g)
urt
500
100 sdm
2000 ml
8 gls
Nilai GIZI
Makanan cair oral Energy (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Kalsium (mg) Besi (mg) Vitamin A (RE) Tiamin ( mg) Vitamin C (mg)
2207 73 103 251 190 6,4 1361 0.7 12
Makanan lewat pipa atau sonde Buatan sendiri komersial 2240 2100 95 90 83 61 284 306 280 320 6,3 42,5 1349 1800 1 4,1 66 540
7
Pembagian makanan Sehari
Makanan cair oral Pukul 06.00
susu
Pukul 07.00
susu
Pukul 10.00
bubur havermout
Pukul 13.00
bubur susu
Pukul 16.00
bubur susu
Pukul 20.00
bubur susu
Pukul 21.00
susu
Makanan sonde buatan sendiri atau komersial diberikan dalam 4 porsi
b. Diet AIDS II
Diet AIDS II diberikan sebagai perpindahan Diet AIDS I setelah t ahap akut teratasi. Makanan diberikan dalam bentuk saring atau cincang setiap 3 jam. Makanan ini rendah nilai gizinya dan membosankan. Untuk memenuhi kebutuhan energy dan zat gizinya diberiakan makanan enteral atau sonde sebagai tambahan atau sebagai makanan utama.
bahan makanan Sehari
Makanan saring oral Bahan makanan Berat (g) 90 Beras
Maizena Daging Telur ayam Tahu Sayuran Buah
15 100 100 75 100 200
Margarine Gula pasir Susu
30 60 800
urt 3 gls bbr
3 sdm 2 ptg sdg 2 btr ¾ bh bst 1 gls 2 ptg sdg ppy 3 sdm 6sdm 4 gls
Makanan entral komersial Bahan makanan Berat (g) Makanan enteral 500 energy dan protein tinggi Cairan 2000ml
8
urt 4 gls +4 sdm 8 gls
Nilai gizi Makanan saring oral Energy (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Kalsium (mg) Besi (mg) Vitamin A (RE) Tiamin (mg) Vitamin C (mg)
1900 72 83 223 1300 25.6 2940 0.8 176
Makanan enteral komersial 2100 90 61 306 32500 42.5 1800 4.5 540
Pembagian bahan makanan sehari Pagi
siang/malam
Beras
30 g=1 gls bubur
beras 30 g=1 gls bubur
Telur ayam
50 g=1 btr
daging 50 g=1 ptg sdg
Tahu
25 g=¼ bh bsr
tahu 25 g=½ bh bsr
Susu
200 g=1 gls
Gula pasir
sayuran 50 g=½ gls
10 g=1 sdm
papaya 100 g=1 ptg sdg Margarine 15 g=1½ sdm
Pukul 10.00
pukul 16.00
Telur ayam 50 g=1 btr
maizena 15 g=3 sdm
Susu
susu 200 g=1 gls
200 g=1 gls
Gula pasir 10 g=1sdm
gula pasir 30 g = 3 sdm
Pukul 20.00
Susu 200g = 1gls Gula pasir 10g = 1 sdm
9
3. Diet AIDS III
Diet AIDS II diberikan sebagai perpindahan dari Diet AIDS II at au kepada pasien dengan infeksi HIV tanpa gejala. Bentuk makanan lunak atau biasa, diberikan dalam porsi kecil atau sering. Diet ini tinggi energy, protein, vitamin, dan mineral apabila kemampuan makan melalui mulut terbatas dan masih terjadi penurunan berat badan maka di anjurkan pemberian makanan sonde sebagai makanan tambahan atau makanan utama.
Bahan makanan sehari
Bahan makanan
Berat (g) 350
Urt 5¼gls nasi
Daging Telur ayam Tempe Kacang hijau Sayuran Buah
100 100 100 25
2 ptg sdg 2 btr 4 ptg sdg 2½ sdm
200 150
Minyak Gula pasir Susu
25 40 200
2 gls 1½ ptg sdg ppy 2½ sdm 4 sdm 1 gls
Beras
Bahan makanan
Makanan biasa / lunak
Makanan enteral energy dan protein tinggi Cairan
Makanan enteral (sonde) Berat (g) urt 600 5 gls
2000 ml
8 gls
Nilai gizi Makanan biasa/ lunak Energy (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Kalsium (g) Besi (mg) Vitamin A (RE) Tiamin (mg) Vitamin C (mg)
2503 90 65 387 673 27,9 29502 1,2 145
Makanan sonde
2520 107 73 367 39000 50,9 2163 4,98 644
10
Pembagian bahan makanan sehari
Pagi Beras Telur ayam Sayuran Susu Gula pasir Minyak
Pukul 10.00 Kacang hijau Gula pasir
50g=¾gls nasi 50g=1btr 50g=½gls 200g=1gls 10g=1sdm 5gr=½sdm
25 g = 2½ sdm 20 g = 2 sdms
Siang/malam Beras Daging Telur ayam Tempe Sayuran Papaya Minyak
150g=2¼gls nasi 50g=1ptg sdg 50g= 1btr (siang) 50g=2 ptg sdg 75g=¾gls 75g=¾ptg sdg 10g=1sdm
Pukul 16.00 Gula pasir
10 g= 1 sdm
Contoh menu sehari Waktu Pagi
Makanan lunak Bubur havermout Telur ½ masak Susu
Makanan biasa Nasi Telur dadar Setup buncis +wortel susu
Pukul 10.00 siang
Pudding caramel Bubur nasi Semur daging Orak-arik telur Tumis tempe Setup wortel Air jeruk
Bubur kacang hijau Nasi Ikan goreng Telur bumbu rujak Sambal goreng tahu Sayur asam Papaya
Pukul 16.00 malam
Sirup bubur nasi sup daging + tomat tim tahu sayur bening bayam papaya
Sirup Nasi Empal daging Oseng-oseng tempe Sup syuran pisang
Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak di anjurkan
Bahan makanan Sumber karbohidrat
Dianjurkan Semua bahan makanan kecuali yang menimbulkan gas
Sumber protein hewani
Susu, telur, daging, dan ayam tidak berlemak, ikan
Tidak dianjurkan Bahan makanan yang menimbulkan gas seperti ubi jalar
Daging dan ayam berlemak, kulit ayam Kacang merah
Sumber protein nabati
Tempe, tahu, dan kacang
Sumber lemak
hijau
Sayuran
Minyak , margarine, santan, dan kelapa dalam jumlah terbatas
Buah-buahan
Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti labu kunung , wortel, bayam, kangkung, buncis, kacang panjang, dan tomat
Bumbu
Papaya, pisang, jeruk, apel, dan sebagainya
Minuman
Bumbu yang tidak merangsang, seperti, bawang merah, bawang putih, daun salam, ketumbar, laos, kecap Sirup, the, dan kopi
11
Semua makanan yang mengandung lemak tinggi ( digoreng,santan kental) Sayuran yang menimbulkan gas seperti kol, sawi, dan ketimun
Buah-buahan yang menimbulkan gas seperti nangka dan durian Bumbu yang merangsang seperti cabe, lada, asam, cuka, dan jahe
Minuman bersoda dan mengandung alkohol