KAJIAN PUSTAKA
Daun paitan
Daun paitan dengan nama latin Tithonia diversifolia merupakan jenis tanaman berbunga dengan warna kuning keemasan memesona yang keluar pada akhir musim penghujan dengan penampilan mirip dengan bunga matahari. Sebagai anggota suku asteraceae. Spesies ini juga dijuluki The Tree Marigold, Mexican tournesol, Mexsican sunflower, Japanese sunflower ataupun Nitobe chrysanthemum. Diduga berasal dari Meksiko dan kini tersebar hampir di semua belahan dunia. Memiliki berbagai julukan lokal semisal paitan di daerah Jawa (paitan berasaln dari kata pahit). Tanama ini dapat bersifat emusim maupun tahunandengan ketinggian, 2-3 m membentuk semak. Tanaman ini jarang dibudidayakan secara sengaja sehingga sering dikategorikan sebagai gulma paitan.
Di beberapa negara tanaman ini digunakan sebagai obat tradisional semisal sebagai pengurang rasa sakit, didukung hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Ethnopharmacol kandungan asam chlorogenik dalam ekstrak daunnya patut diteliti lebih lanjut efektivitasnya. Juga ditengarai sebagai obat anti malaria maupun diare. Mengingat farmakologi diluar kompetensi, seyogyanya diperiksa ulang pada tautan terkait.
Tithonia diversifolia memiliki pertumbuhan yang sangat cepat cepat dengan kerapatan tajuk dan perakaran yang dalam, sehingga titonia dapat dijadikan sebagai tanaman pengendali erosi dan sekaligus sebagai sumber bahanorganik penyubur tanah pertanian. Batangnya berkayu dengan kandungan lignin yang cukup tinggi sering dipergunakan sebagai kayu bakar. Tajuknya mudah dipangkas dan rimbun kembali, hasil pangkasan untuk pakan maupun dikembalikan ke lahan untuk proses daur ulang menjadi pupuk.
Perkembangan tanaman paitan berasal dari biji dan stek batang. Tumbuhan ini banyak ditemukan pada lahan terbuka, pada lahan kosong yang tidak dipergunakan, tumbuh disekitar lahan pertanian, disekitar rumah dan disepanjang tepi jalan. Tanaman paitan adalah tanaman semak dengan kandungan N (nitrogen), P (fosfor) dan K (kalium). Tanaman paitan mempunyai kandungan nutrisi dan dikenal sebagai sumber potensi nutrisi bagi tanaman. Dalam 100 g ekstrak tanaman paitan mempunyai kandungan unsur hara, diantaranya 3,5% nitrogen, 0,37% fosfor dan 4,1% kalium. Tanaman ini mengandung bahan beracun yang disebut asam palminat. Senyawa asam palminat bersifat repellent (penolak serangga) serta berpengaruh terhadap saraf dan metabolisme serangga. Cara masuk pestisida ini kedalam tubuh serangga bisa secara kontak maupun perut (oral) (Nugroho, 2005). Tukimin (2002) menyebutkan bahwa pada konsentrasi 50 – 60 gr/l sudah efektif dalam mengendalikan serangga hama.
Hama Serangga
Sudah lama disadari bahwa "gangguan pada tanaman". Kini dan seterusnya akan tetap merupakan masalah dalam persaingan pemenuhan kebutuhan antara umat manusia dengan organisme lain berupa "pengganggu tanaman" baik yang berstatus hama, patogen penyebab penyakit maupun gulma. Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa persaingan antara manusia dengan serangga hama sesungguhnya sudah mulai jauh sebelum dimulainya peradaban, seperti dicatat dalam sejarah pada tahun 1400 sebelum masehi, di Mesir dilaporkan bahwa ulat – ulat telah merusak separuh tanaman gandum, dan banyak lagi contoh – contoh kerusakan yang ditimbulkan oleh berbagai jenis hama.
Serangga merupakan kelompok organisme yang paling beragam jenis dan selalu mendominasi populasi mahkluk hidup di muka bumi, baik yang hidup di bawah maupun diatas permukaan tanah. Oleh karena itu hampir semua jenis tanaman baik yang dibudidayakan maupun yang berfungsi sebagai gulma selalu diganggu oleh kehadiran hama serangga. Dengan demikian dalam proses produksi, masalah hama tersebut tidak bisa diabaikan, karena akan memengaruhi produksi secara kualitatif maupun kuantitatif dan mampu menurunkan produksi sebesar 20,7%, bahkan menyebabkan gagal panen, secara efektif. Oleh karena itu petani selalu melakukan upaya pengendalian terhadap gangguan hama tersebut dengan berbagai teknik pengendalian yang umumnya masih mengandalkan pestisida kimia. Demikian juga halnya pada tanaman tomat terdapat berbagai jenis hama serangga dari berbagai ordo dari tingkat gangguannya berbeda pada tiap fase pertumbuhan.
Misalnya penggerek batang, sudah dikenal di Indonesia sebagai hama utama pada tanaman padi karena larvanya memakan dan mematikan tunas. Selama fase vegetatif (stadia muda) larva penggerek batang merusak padi dengan cara memakan bagian dalam. Hal ini akan mematikan tunas tanaman dan gejala kematian tanaman pada fase ini umumnya disebut "sundep". Pengajian yang dilakukan menunjukkan bahwa adanya sundep yang terjadi pada fase vegetatif awal sampai mencapai 30% tidak akan menyebabkan kehilangan hasil terutama bagi varitas yang mampu membentuk anakan banyak selama fase vegetatif dan selanjutnya menjadi anakan produktif.
Sedangkan kerusakan yang terjadi pada fase reproduktif disebut dengan gelaja "beluk". Sering dilkupakan bahwa dalam upaya pengendalian hama perlu memperhatikan bioteknologi hama serangga tersebut agar dicapai hasil yang maksimal dengan metode pengendalian yang tepat.
Tomat (Solanum lycopersicum)
Tomat (solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi satu sampai tiga meter. Tomat merupakan keluarga dekat kentang.
Terdapat ratusan kultivar tomat yang dibudayakan dan diperdagangkan. Pengelompokan hampir selalu didasarkan pada penampilan atau kegunaan buahnya.
Berdasarkan penampilan
Terdapat buah tomat dengan kisaran warna dar hijau ketika masak, kuning, jingga, merah, ungu (hitam), serta belang – belang. Dari ukuran dan bentuk, orang mengenal kelompok tomat :
Granola yang berbentuk bulat dengan pangkal buah mendatar dan mencakup yang biasanya dikenal sebagai tomat buah (karena dapat dimakan langsung)
Gondol yang bisa dibuat saus dengan bentuk lonjong oval (biasanya yang ditanam di Indonesia adalah kultivar "Gondol Hijau" dan "Gondol Putih", dan keturunan dari kultivar impor "Roma") dan termasuk pula tomat buah
Sayur adalah tomat dengan buah biasanya padat dan dipakai untuk diolah dalam masakan
Ceri (tomat ranti) yang berukuran kecil dan tersusun berangkai pada tangkai buah yang panjang.
Berdasarkan kegunaan
Orang mengenal tomat buah, tomat sayur, serta tomat lalapan. Berdasarkan hal ini, fungsi tomat merupakan klasifikasi dari buah maupun sayuran, walaupun struktur tomat adalah struktur buah.
Perkembangan pengetahuan, sekarang tomat tidak hanya sebagai pelengkap untuk makanan melainkan juga sudah dikenal luas untuk kecantikan. Manfaat tomat untuk kecantikan antara lain adalah untuk mengecilkan pori – pori dan mencerahkan kulit karena tomat kaya dengan kandungan vitamin C.
Kandungan vitamin buah tomat sangat banyak, seprti vitamin A dan vitamin B yang mencapai 1600 IU sehingga dapat mencegah penyakit mata. Ada pula vitamin C dengan kadar 35 mg sebagai antioksidan yang mampu meningkatkan kekebalan tubuh. Kandungan gizi dan vitamin buah tomat sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Tomat terdiri atas lima sampai sepuluh persen berat kering tanpa air serta satu persen kulit dan biji.
Tomat memiliki kandungan vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan jeruk. Berdasarkan pada penelitian diketahui bahwa tanaman tomat yang berwarna merah sarat akan kandungan vitamin C dan vitamin A. Semakin matang buah tomat, semakin banyak kandungan vitaminnya. Tomat tidak hanya kaya akan vitamin C dan vitamin A saja, ternyata juga mengandung Lycopene, yaitu semacam antioksidan yang berguna untuk menghancurkan radikal bebas akibat polusi kendaraan, asap rokok, dan zat berbahaya lainnya yang masuk ke dalam tubuh. Lycopene juga diketahui berperan aktif dalam mencegah rusaknya sel yang bisa mengakibatkan kanker, seperti kanker prostat, kanker mulut rahim, dan sebagainya. Gel yang terdapat di luar biji tomat juga berguna untuk mencegah pembekuan darah yang bisa menyebabkan sakit jantung dan stroke.
BAB III
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini berjenis kualitatif ekperimental atau uji coba. Termasuk ke dalam kualitatif karena menitikberatkan pada kualitas hasil penelitian. Eksperimen dilakukan secara bertahap pada objek yang sama dengan cara yang berbeda.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium terbuka, yaitu taman rumah. Penelitian dilakukan dalam waktu delapan hari, dimulai tanggal 22 Agustus 2014 sampai tanggal 30 Agustus 2014.
Data dan Sumber Data
Data penelitian ini adalah hasil perkembangan tanaman berhama yang disemprot ekstrak daun paitan
Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen atau uji coba terhadap dua buah tanaman berhama. Tanaman pertama disemprot dengan campuran dua sendok makan bubuk ekstrak daun paitan dan tiga sendok makan bubuk ekstrak daun paitan. Instrumen yang digunakan adalah tabel hasil pengamatan terhadap objek eksperimen.
Langkah-langkah Penelitian
Menyiapkan dua buah tanaman berhama
Mengeringkan daun paitan
Menumbuk daun paitan yang sudah kering
Mencampur dua sendok makan bubuk daun paitan dengan 300 ml air
Mencampur tiga sendok makan bubuk daun paitan dengan 300 ml air
Menyemprotkan larutan pertama (dua sendok) ke tanaman I dan larutan kedua (tiga sendok) ke tanaman II
Penyemprotan dilakukan setiap hari selama lima hari
Melakukan pengamatan terhadap dua buah tanaman tersebut dan menuliskan hasilnya dalam tabel hasil pengamatan
Menganalisis data yang telah didapat
Menyimpulkan hasil analisis data cv
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan variabel bebas berupa Ekstrak Daun Paitan (Tithonia diversifolia) dan variabel terikat berupa tanaman Tomat (Solanum lycopersicum).
2 Sendok Bubuk Daun Paitan
3 Sendok Bubuk Daun Paitan
Hari ke-
Hasil
Hari ke-
Hasil
1
Belum terjadi perubahan.
1
Belum terjadi perubahan.
2
2
3
3
4
4
5
5
6
Cabuk pada tanaman sudah hilang dan tumbuh bunga.
6
Cabuk pada tanaman sudah hilang.
Berdasarkan tabel diatas, perubahan terjadi setiap harinya. Lha aku binuuun