LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH KULIAH KERJA NYATA PROFESI INTEGRAL TEMATIK POSDAYA ANGKATAN 67 SEMESTER ANTARA TAHUN AKADEMIK 2013/2014 UNIVERSITAS TADULAKO
PEMBUATAN ARANG BRIKET DARI LIMBAH ORGANIK (TONGKOL JAGUNG) DI DES A TAMPABATU KECAMATAN AMPANA TETE
DESA KECAMATAN KABUPATEN
: TAMPABATU : AMPANA TETE : TOJO UNA-UNA
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral Tematik Posdaya Universitas Tadulako Angkatan 67 Semester Antara Tahun Akademik 2013/2014 Disusun Oleh EKA NURUL KHORIDAH STB. G 301 10 019 PUSAT PENGEMBANGAN WILAYAH DAN KULIAH KERJA NY ATA LEMBAGA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT UNIVERSITAS TADULAKO
2013
Halaman Pengesahan
PEMBUATAN ARANG BRIKET DARI LIMBAH ORGANIK (TONGKOL JAGUNG) DI DES A TAMPABATU KECAMATAN AMPANA TETE
NAMA STAMBUK PROGRAM STUDI FAKULTAS DESA KECAMATAN KABUPATEN
: EKA NURUL KHORIDAH : G 301 10 019 : KIMIA : MIPA : TAMPABATU : AMPANA TETE : TOJO UNA-UNA
Laporan Karya Tulis Ilmiah ini diperiksa dan disetujui Sesuai saran-saran dosen pembimbing
Palu, 16
Mengetahui, Kepala Pusat Pengembangan Wilayah dan Kuliah Kerja Nyata Univ. Tadulako
Ir. RIDWAN, MP NIP. 19660310 199512 1 001
September 2013
Menyetujui Dosen Pembimbing
Mohammad Mirzan, S. Si., M. Si NIP. 19710526 200112 1 002
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke Hadirat Allah
SWT
yang
telah memberikanRahmat dan KaruniaNya, karena nikmat kesehatan dan kesempatan dari penulis dapat melaksanakan kegiatan
Allah-lah
KKN Profesi
Integral
Teamtik
Posdaya sertamenyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Shalawat serta salam Muhammad SAW,
Sang
kekasih
Allah, beserta keluarga dan para sahabat-Nya,
karena dengan syafaat dariBeliau-lah kita dapat terbebas dari zaman kejahiliyahan. Dalam
menjalani
Kuliah
PosdayaAngkatan 67 Semester
Kerja Antara
Nyata
(KKN)
Profesi
Integral Tematik
2013/2014 Universitas
Tadulako yang
berlangsung
dari
tanggal 2 Juli
Tampabatu KecamatanAmpana
2010 s/d 4 September
Tete
Kabupaten
Tojo
2013 bertempat Una-una,
di Desa
begitu
banyak
pelajaran berharga yang di dapatkan selama penulis berada di lokasi, bukan hanya ilmu yang selama ini didapatkan di bangku perkuliahan, namun penulis melihat dan merasakan
bagaimana bersosialisasi
dengan
bermasyarakat. Suka
dan
duka
pun penulis alami selama berada dilokasi. Karya tulis ilmiah ini penulis susun berdasarkan hasil yang didapatkan dari Program
Kerja
Mahasiswa
KKN
Profesi
Integral tematik
Posdaya Angakatan 67Semester Antara 2012/2013, yang berasal dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat, dimana laporan akhir kegiatan ini membahas mengenai masalah-masalah yang timbul di lingkungan masyarakat Desa Tampabatu, khususnya masalah di bidang disiplin ilmu Kimia. Pada kesempatan ini pula, secara tulus dan Ikhlas penulis haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya, baik langsung maupun tidak langsung sejak awal sampai pada proses pembuatan karya tulis ilmiah, antara lain kepada : 1.
Bapak Pror. Dr. Ir. Muhammad Basir, SE., MS. Selaku Rektor Universitas
Tadulako.Ketua
Lembaga
Pengabdian
Kepada
Masyarakat
Universitas
Tadulako. 2.
Ketua
P2WKKN
Universitas
Tadulako
sebagai
Kerja
Nyata
67 penyelenggara
pelaksanaanKuliah Kerja Nyata. 3.
Panitia
Pelaksana
Kuliah
(
KKN
)
Angkatan 67 Semester AntaraTahun 2012/2013. 4.
Ibu Dr.Vitayanti Fattah, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing Mahasiswa
Kuliah Kerja Nyata Angkatan 67 Semester antara Tahun 2013/2014 khususnya di Kecamatan Ampana Tete. 5. Bapak Mohammad Mirzan, S. Si., M. Si yang telah memberikan arahan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah. 6.
Bapak Ahdar Rifai selaku camat Ampana Tete dan seluruf staf
kecamatan Ampana Tete yang bersedia menerima kami dengan baik di kecamatan Ampana Tete. 7.
Bapak Iswanto S. arbi selaku Kepala desa beserta jajarannya termikasih
atas bantuan, perhatian dan kerjasama yang baik. 8.
Ketua-ketua RT, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Aparat Desa, Tokoh-tokah
Masyarakat, dan Tokoh pemuda yang berada Di desa Ampana Tete yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan program kerja kami. 9.
Seluruh Masyarakat Desa Tampabatu yang telah menerima kedatangan
kami dengan baik. 10.
Teman-teman
Mahasiswa
KKN
Profesi
Integral Tematik
Posdaya Angkatan 67, baik selama di lokasi hingga kembali ke Universitas. 11.
Beserta seluruh pihak yang telah banyak membantu kami dalam
penyusunan laporan hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Profesi Integral Tematik Posdaya, yang dalam kesempatan ini tidak dapat kami sebutkan namanya satu persatu.
Sebagai manusia, penulis menyadari bahwa isi karya tulis ilmiah ini masih banyak
kekurangan
dan
jauh
dari
kesempurnaan.Untuk itu,penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penyusunan karya tulis ilmiah dimasa yang akan datang. Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Palu, September 2013
Penyusun
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
i
LEMBAR PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ii
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1.2 RUMUSAN PERMASALAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PROGRAM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
vi 1 2 3
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 PENGERTIAN ARANG BRIKET. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 2.2 ARANG BRIKET DARI LIMBAH ORGANIK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 2.3 PRINSIP PEMBUATAN ARANG BRIKET DARI SAMPAH ORGANIK. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7 BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI KKN 3.1 SEJARAH SINGKAT DESA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 3.2 KONDISI GEOGRAFIS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 3.3 KONDISI DEMOGRAFIS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11 3.4 KONDISI SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI . . . . . . . . . . . . . . . . . .18 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 TIPE DAN DASAR PROGRAM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .26 4.2 PELAKSANAAN PROGRAM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26 4.3 BAGAN ALIR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29 BAB V PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30 BAB VI 5.2
KESIMPULAN
5.1 KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .32 SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 1. Hasil analisa kandungan briket arang tongkol 6 Tabel 2. Perbandingan kebutuhan bahan bakar untuk mendidihkan air 6 Tabel 3. Tabel 3. Nama-Nama Kepala Kampung dan Kepala Desa Tampabatu 8 Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur 12 Tabel 5. Jumlah Penduduk menurut Jenis KelaminDesa Tampabatu 14 Tabel 6. Jumlah penduduk menurut agama yang dianut 15 Tabel 7. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan 17 Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian 18 Tabel 9. Jenis Hasil dan Produktifitas Pertanian/Perkebunan 20 Tabel 10. Keadaan Peternakan 22 Tabel 11. Sarana Perekonomian 22 Tabel 12. Sarana Peribadatan 24 Tabel 13. Banyaknya Fasilitas Kesehatan Di Desa Tampabatu 25 Tabel 14. Sarana Pendidikan 26
BAB I PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANG Pada saat ini penggunaan bahan bakar minyak semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan pertumbuhan industri, hal ini menuntut suatu pemikiran dan gagasan untuk menggali serta mengembangkan potensi sumber-sumber energi alternatif, terlebih dengan semakin menipisnya cadangan minyak dunia / bahan bakar fosil yang terbatas cadangannya, maka perlu untuk merintis penggunaan energi alternatif / terbarukan. Yang dimaksud dengan energi terbarukan adalah energi yang didapat dari sumber-sumber atau bahan-bahan yang siklus pengadaan/ peremajaan atau pembaharuannya tidak memerlukan waktu yang terlalu lama. Sedangkan energi yang tak terbarukan adalah energi yang didapat dari sumber-sumber yang dapat mengalami kelangkaan/ habis, dan tidak dapat diperbaharui. Pembuatan
energi
alternatif
dalam
kondisi
energi
minyak
menipis
jumlah
cadangannya, serta mahal harganya merupakan langkah terobosan yang bermanfaat, baik dari segi pemanfaatan sampah juga sebagai upaya strategis melatih masyarakat menggunakan energi alternatif. Menurut Siteur (1996), bahwa peningkatan pemakaian energi sejak 1970-an telah menimbulkan krisis energi, hal ini dikarenakan suplai energi yang tidak dapat mengimbangi besarnya kebutuhan energi yang meningkat dari tahun ke tahun. Pemakaian energi dari kayu bakar yang selama ini dilakukan, akan berakibat pada penggundulan hutan yang mana ini akan membawa kerusakan hutan ( deforestration), hal ini memaksa kita untuk melakukan diversifikasi sumber energi antara lain, memanfaatkan sampah ataupun limbah sebagai sumber energi alternatif. Limbah pada dasarnya berarti suatu bahan yang terbuang, atau sengaja dibuang dari suatu sumber hasil atau aktivitas manusia maupun proses-proses alam dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif, karena
diperlukan biaya tambahan untuk pengumpulan, penanganan dan pembuangannya. Hal tersebut merupakan pengertian secara umum, sedangkan secara khusus untuk limbah padat disebut dengan sampah, yang memiliki pengertian suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
Pembuatan briket dari limbah sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak, bisa menjadi salah satu upaya kita sebagai masyarakat dalam menanggulangi dan mengurangi timbulan sampah, khususnya dalam sektor rumah tangga. Selain itu, pembuatan briket sebagai bahan bakar pengganti minyak juga dapat menjadi alternatif masalah krisis energi pada saat ini. Minyak tanah yang sudah mulai langka, harga gas elpiji yang melambung tinggi juga menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk segera menciptakan bahan bakar alternatif yang mudah didapat, ekonomis dan juga memiliki manfaat yang sama seperti bahan bakar minyak dan gas. Selain itu juga salah satu kelebihan briket dibanding dengan arang biasa yaitu daya panasnya lebih tinggi dan tahan lama. Kawasan desa Tampabatu, memiliki lahan yang cocok untuk tanaman pertanian dan perkebunan. Salah satu tanaman yang menjadi komoditas utama adalah jagung. Dalam mengolah jagung masyarakat desa Tampabatu hanya mengambil biji dari jagung tersebut sedangkan tongkol jagung yang telah tidak terpakai biasanya hanya terbuang begitu saja. Hal ini berpotensi meningkatkan limbah organik yang ada di desa tersebut. 1.2
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan
latar
belakang
yang
ada,
maka
dapat
dirumuskan
berbagai
permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah cara mengolah limbah tongkol jagung menjadi bahan alternative pengganti minyak tanah? 2. Bagaimanakah cara masyarakat dapat memahami cara pembuatan arang briket serta dapat memanfaatkan sampah menjadi produk yang bernilai ekonomis?
1.3
TUJUAN DAN MANFAAT Adapun tujuan dari pelaksanaan program ini yaitu : 1. Untuk mengolah limbah tongkol jagung sebagai alternative pengganti minyak tanah di desa Tampabatu. 2. Agar masyarakat dapat memahami cara pembuatan arang briket serta dapat memanfaatkan sampah menjadi produk yang bernilai ekonomis. Adapun manfaat dari pelaksanaan program ini yaitu untuk menambah pengetahuan dibidang pengembangan IPTEK bagi masyarakat. Selain itu, dengan adanya pelatihan pembuatan arang briket menunjang mahasiswa untuk lebih berinovasi dalam berkarya. Terlaksananya program
ini dapat m embantu dan memberikan pengetahuan kepada
masyarakat desa Tampabatu untuk dapat membuat arang briket dari limbah tongkol jagung serta membantu mengatasi permasalahan dalam pengolahan sampah khususnya sampah organik, yakni mengurangi jumlah timbunan sampah. Selain itu, dapat menjadi alternatif bahan bakar bagi masyarakat sekaligus bernilai ekonomis bagi masyarakat. Pemanfaatan limbah tongkol jagung dijadikan arang briket merupakan terobosan baru yang nantinya akan melahirkan karya yang lebih besar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
PENGERTIAN ARANG BRIKET Arang merupakan suatu produk yang dihasilkan dari proses karbonisasi dari bahan yang mengandung karbon terutama biomass kayu. Produk ini utamanya banyak digunakan sebagai sumber energi. Briket arang sampah merupakan salah satu jenis bahan bakar yang ramah lingkungan dan dapat diperbarui, dibuat dari aneka jenis sampah seperti ranting, daundaunan, rumput, jerami, sampah pasar, sampah pertanian dan sampah industri yang diolah melalui proses karbonisasi. Karbonisasi merupakan suatu proses untuk mengkonversi bahan organik menjadi arang, pada proses karbonisasi akan melepaskan zat yang mudah terbakar seperti CO, H2, formaldehid, asam format dan asetat serta zat yang tidak terbakar seperti seperti CO2, H2O dan zat cair. Gas-gas yang dilepaskan pada proses ini mempunyai nilai kalor yang tinggi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kalor. Briket arang sampah merupakan salah satu jenis bahan bakar alternatif dan dapat digunakan sebagai substitusi bahan bakar konvensional (Hendra, 2007).
2.2
ARANG BRIKET DARI LIMBAH ORGANIK Limbah pada dasarnya berarti suatu bahan yang terbuang, atau sengaja dibuang dari suatu sumber hasil atau aktivitas manusia maupun proses-proses alam dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatip, karena diperlukan beaya tambahan untuk pengumpulan ,penanganan dan pembuangannya. Hal tersebut merupakan pengertian secara umum, sedangkan secara khusus untuk limbah padat disebut dengan sampah, yang memiliki pengertian suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis (Nisandi, 2007). Tongkol jagung merupakan salah satu limbah bagian tanaman yang belum banyak dimanfaatkan. Tongkol jagung memiliki kandungan serat kasar yang cukup tinggi, yakni 33 %. Kandungan selulosa sekitar 44,9 % dan kandungan lignin 33,3 % memungkinkan tongkol jagung dijadikan energi alternative. Briket arang adalah arang yang dirubah bentuk, ukuran, dan kerapatannya dengan cara mengepres campuran serbuk arang dengan bahan perekat. Penggunaan bahan perekat dimaksudkan agar ikatan antar partikel semakin kuat. Teknologi pembuatan briket arang sudah dilakukan dengan menggunakan system kempa hidrolik secara manual dan semi manual. Proses pembuatan briket arang terdiri dari empat tahap pengerjaan yaitu pembuatan serbuk dan pengayakan, pencampuran serbuk arang dengan zat pengikat, pengeringan dan pengemasan. Perbandingan massa arang : massa bahan perekat adalah 9:1, 8:2 dan 7:3. Arang briket merupakan salah satu bahan bakar alternative yang cukup berkualitas. Bahan bakar ini dapat dimanfaatkan dengan teknologi yang sederhana, tapi panas (nyala api) yang dihasilkan cukup besar, cukup lama dan aman. Bahan bakar ini cocok digunakan untuk para pedagang atau pengusaha yang memerlukan pembakaran terus-menerus dalam jangka waktu yang lama. Keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan arang briket antara lain adalah biayanya sangat murah. Alat yang
digunakan dalam pembuatan arang briket cukup sederhana dan bahan bakunya pun sangat murah bahkan tidak perlu membelinya karena berasal dari sampah, daun-daun kering dan limbah pertanian yang sudah tidak berguna lagi. Bahan baku untuk membuat arang pada umumnya telah tersedia disekitar kita. Arang briket dalam penggunaannya menggunakan tungku yang relative kecil dibandingkan dengan tungku lainnya. Arang briket tongkol jagung merupakan arang briket yang terbuat dari limbah tongkol jagung. Briket ini banyak memiliki kelebihan diantaranya adalah mudah dibuat, murah, praktis, bahan bakunya mudah didapat dan melimpah, mudah digunakan, aman dan ringan. Sementara kekurangan briket ini tidak mudah dimatikan dengan cepat dan pijar api tidak mudah tampak walaupun panas sekali. Kandungan yang paling banyak dalam arang briket ini adalah silica (SiO 2). Tingginya presentase silica disebabkan karena tingginya kadar abu dalam arang briket, dimana zat yang terkandung dalam abu adalah silica. Briket tongkol jagung ini mengandung unsure sulfur yang rendah. Rendahnya persentase sulfur dalam briket ini dan juga tidak berikatan dengan oksigen, maka tidak menghasilkan polusi jika dijadikan sebagai bahan bakar rumah tangga pengganti bahan bakar fosil seperti minyak dan gas elpiji. Arang briket tongkol jagung digunakan untuk mendidihkan sebagai uji coba. Tiga liter air dididihkan dengan menggunakan 150 gram arang briket tongkol jagung. Briket menyala o
setelah empat menit pembakaran. Suhu awal air sebelum dipanaskan 20 C dan mendidih o
pada suhu 100 C selama 25 menit untuk briket dengan perekat kanji dan 30 menit untuk briket dengan perekat sagu. Sebagai pembanding, tiga liter air dididihkan juga dengan minyak tanah. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin banyak kalor yang dilepaskan bahan bakar untuk mendidihkan air, maka semakin cepat pula laju kenaikan temperature air. Semakin besar persentase bahan perekat, maka semakin tinggi pula kadar air dan kadar abunya, sehingga nilai kalornya menurun. Briket tongkol jagung dengan perekat kanji 10% mempunyai nilai kalor tertinggi, yaitu 5484,54 kkal/kg (Anonim, 2013). 2.3
PRINSIP PEMBUATAN BRIKET DARI SAMPAH ORGANIK
Membuat briket sampah tidaklah terlalu sulit. Proses pertama adalah proses membuat arang. Bahan baku yang berupa sampah dibuat arang dengan cara dibakar dalam tanah tertutup. Jika dibakar di dalam ruang atau tabung terbuka maka sampah yang dibakar akan menjadi abu.. Setelah menjadi arang, sampah bakar kemudian digiling atau ditumbuk hingga berbentuk bubuk arang. Selanjutnya, bubuk arang tersebut dicampur dengan adonan perekat yang terbuat dari kanji. Perbandingan campurannya, setiap satu kilogram adonan perekat, campuran bubuknya sebesar sepuluh kilogram (1 kg adonan perekat: 10 kg bubuk arang). Setelah itu barulah dilakukan pencetakan dan pengepresan. Pengepresan merupakan bagian sangat penting karena menyangkut kualitas kepadatan briket. Semakin padat briket, makin semakin tinggi daya nyala apinya. Proses pencetakan briket menentukan briket yang akan dibuat. Cetakan briket pun beragam, ada yang kotak dan ada juga yang bulat. Setelah proses pencetakan selesai, briket yang masih basah itu kemudian dikeringkan dengan cara dijemur selama kurang lebih 2 hari. jika tak ada panas, atau pada saat musim hujan, briket yang masih basah cukup didiamkan selama 4 hari. Setelah kering, briket pun siap digunakan.
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI KKN 3.1. SEJARAH SINGKAT DESA Menurut sejarahnya desa Tampa Batu telah ada sejak tahun 1945, dengan cikal bakal berdirinya adalah merupakan pindahan dari desa yang ada di pulau Una-Una sekaligus dengan masyarakat pindah di daratan Kecamatan Ampana Tete. Desa Tampa Batu sebelum bergabung dengan kecamatan Ampana Tete merupakan desa di wilayah kecamatan Una-Una yang akibat letusan gunung colo di Una-Una pada tanggal 23 Juli 1983 maka dengan secara otomatis desa ini bergabung dengan desa yang ada di daratan Ampana yaitu tepatnya di Padang Uloyo Kecamatan Ampana Tete. Terlepas dari sejarah panjang perkembangan Desa Tampa Batu nama Tampabatu diambil dari bahasa kaili yang berasal dari kata “tampo” yang berarti “tempat”. Sebelum Tampa Batu bergabung dengan Kecamatan Ampana Tete, tempat yang di huni bernama Padang Uloyo dan kemudian diubah menjadi desa Tampa Batu. 1. Pemimpin Desa Tampabatu Desa Tampabatu telah mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan, adapun nama-nama pemimpin Desa Tampabatu adalah sebagai berikut: Tabel 3. Nama-Nama Kepala Kampung dan Kepala Desa Tampabatu : No
Nama
Jabatan
Masa Jabatan
PJS
1983-1986
1.
Abdul Latif Suma
2.
Moh. Syahril Saini
1986-1999
3.
Edwar Rakib
1999-2000
4.
Djamal Matani
2000-2011
5
Iswanto S. Arbi
2011-2017
Dari tabel diatas menggambarkan bahwa Desa Tampabatu telah mengalami 5 kali pergantian kepemimpinan, baik dari masa kepemimpinan Kepala Kampung Tampabatu sampai dengan kepemimpinan Kepala Desa Tampabatu sekarang. Banyaknya pergantian kepemimpinan Desa Tampabatu merupakan satu bukti bahwa Desa Tampabatu terbentuk dengan proses yang panjang. 3.2. KONDISI GEOGRAFIS 1. Letak dan Batas Wilayah a. Letak Letak geografis Desa Tampabatu terletak di jalan poros sangat menguntungkan, karena jalur transportasi (jalan) menjadi perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten. Meski demikian, program-program pembangunan yang masuk di desa ini, kurang lebih sama dengan desa-desa lainnya, mendapat perhatian proporsional dari pemerintah kabupaten berdasarkan skala prioritas pembangunan. Desa Tampabatu secara struktural merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari sistem perwilayahan Kecamatan Ampana Tete. Desa Tampabatu adalah salah satu desa dari 17 desa yang ada di Kecamatan Ampana Tete yaitu Desa Urundaka, Borone, Tete A, Giri Mulyo, Balanggala, Bantuga, Longge, Kajulangko, BUlan Jaya, Balingara, Sabo, Uebone, Bulan Jaya, Wanasari, Pusungi, dan Mantangisi.
Untuk
melihat
secara
orbitasi
atau
jarak
Desa
Tampabatu dengan
pusat
pemerintahan adalah sebagai berikut: 1.
Jarak dari Ibu Kota Propinsi Sulawesi Tengah : 415 Km
2.
Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tojo Una-Una : 48 Km
3.
Jarak dari Ibu Kota Kecamatan Ampana Tete : 23 Km Dengan melihat letak dan jarak Desa Tampabatu dengan pusat pemerintahan Kabupaten Tojo Una-Una serta tersedia fasilitas akses dengan jalan darat, maka wilayah ini termasuk dalam kawasan yang yang mudah untuk dijangkau. Dengan kondisi ini, maka aksesibilitas transportasi dari dan ke desa ini cukup lancar, bahwa menjadi jalan lintas antar Kota antar Kabupaten.
b. Batas Wilayah Secara administratif Desa Tampabatu dibatasi dengan desa-desa sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Pegunungan 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sabo 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Balanggala c. Luas Wilayah 2
Luas wilayah Desa Tampabatu seluruhnya adalah 78 Km sekitar 9,80 % dari seluruh wilayah Kecamatan Ampana Tete Luas wilayah tersebut tediri atas pemukiman, areal pertanian dan perkebunan, kuburan, pekarangan, serta perkantoran dan fasilitas umum, dan selain itu adalah rawa, hutan, dan lahan kering. Perluasan areal (ekstensifikasi) pertanian dan perkebunan diperlukan untuk meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan. Untuk optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya lahan maka informasi dan data yang akurat tentang potensi, keragaan, ketersediaan, dan kebutuhan terhadap sumber daya lahan sangat penting. Untuk itu Pemerintah Desa sebaiknya melakukan pendataan tentang ketersediaan lahan untuk pengembangan pertanian dan perkebunan. Data tentang ketersediaan lahan untuk pengembangan pertanian dan perkebunan desa merupakan himpunan peta-peta ketersediaan lahan pada desa yang berisikan informasi wilayah-wilayah potensial tersedia untuk pengembangan komoditas pertanian tanaman semusim pada lahan basah (rawa dan non rawa), tanaman semusim lahan kering, dan tanaman tahunan pada lahan kering.
2. Keadaan Tanah dan Air Secara geografis Desa Tampabatu termasuk dalam dataran sekitar 60 %, perbukitan sekitar 25 % dan pegunungan sekitar 15 % dan pusat desa berada sekitar 8 m diatas permukaan laut. Keadaan tanah di Desa Tampabatu warna merah keabu-abuan dengan 0
0
tekstur berpasir dengan tingkat kemiringan 15 -25 . Dengan melihat kondisi tanah tersebut maka wilayah Desa Tampabatu memiliki kecenderungan cocok untuk tanaman pertanian dan perkebunanan komoditi coklat dan kelapa. 3. Keadaan Iklim dan Curah Hujan Desa Tampabatu termasuk kedalam golongan daerah yang curah hujannya sekitar 6 bulan atau bulan panasnya seimbang dengan musim hujan, sehingga desa ini termasuk 0
daerah beriklim dingin dan tropis dengan suhu rata-rata 30 C.
3.3. KONDISI DEMOGRAFIS 1. Jumlah Penduduk Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Jumlah penduduk Desa Tampabatu secara keseluruhan adalah 1.009 jiwa yang terdiri dari 535 jiwa laki-laki dan 474 jiwa adalah perempuan, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 249 KK. Dengan melihat jumlah penduduk serta luas wilayah Desa Tampabatu maka dapat dikatakan bahwa tingkat kepadatan Desa Tampabatu hanya sekitar 13 jiwa per 1 Km
2.
Bila
dibandingkan dengan desa lain termasuk masih cukup kecil tingkat kepadatannya, apalagi 2
bila dibandingkan dengan wilayah perkotaan. Artinya bahwa dalam 1 Km tanah yang ada di Desa Tampabatu hanya didiami sekitar 13 jiwa, Atas dasar itu maka wilayah ini masih sangat potensial untuk melakukan perluasan areal baik perkebunan maupun kawasan lainnya. Sedangkan bila dilihat dari jumlah jiwa per KK sekitar 4 jiwa per KK, bahwa setiap KK didiami sekitar 4 anggota keluarga. Dengan melihat tingkat kepadatan per jiwa dan per KK maka Desa Tampabatu masih cukup memberikan peluang untuk dapat dikembangkan dari aspek pertanian perkebunan bila dilihat dari tingkat kepadatannya. Gambaran tersebut menunjukan bahwa potensi sumber daya manusia yang memiliki peran yang cukup besar dalam menggerakan potensi sumber daya alam yang cukup melimpah di Desa Tampabatu Kecamatan Ampana Tete. Dengan ketersediaan sumber daya alam yang cukup luas, maka penduduk merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam keberhasilan pembangunan yaitu sebagai subyek dalam menggerakan potensi yang tersedia di Desa Tampabatu. 2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kebijakan pembangunan di segala bidang senantiasa ditujukan bagi kepentingan masyarakat umum. Oleh karena itu data kependudukan berdasarkan kelompok usia merupakan salah satu data dasar yang memegang peranan sangat penting dalam menentukan kelompok sasaran dan penerima manfaat kebijakan pembangunan. Salah satu penggunaan data penduduk berdasarkan kelompok umur adalah untuk menghitung jumlah angkatan kerja, rasio ketergantungan ( dependency ratio) produktivitas penduduk, tingkat fertilitas melalui pendekatan rasio ibu dan anak ( Child Woman Ratio), dll. Data ini untuk mendeskripsikan dengan lebih lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di Desa Tampabatu maka perlu diidentifikasi jumlah penduduk dengan menitikberatkan pada klasifikasi usia. Untuk memperoleh informasi ini maka perlulah dibuat tabel sebagai berikut: Tabel 4.Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur No.
Golongan Usia
Penduduk (Jiwa)
Presentase
1.
0
Bln
-
5
Thn
176
17,6
2.
6
Thn
-
16
Thn
383
38,3
3.
17
Thn
-
25
Thn
179
17,9
4.
26
Thn
-
40
Thn
389
38,9
5.
41
Thn
-
59
Thn
253
25,3
6.
60
Thn
-
Keatas
Jumlah
86
8,6
1.466
146,6
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu 2012 Dari data tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa distribusi penduduk yang pada usia sekolah tingkatan SD, SMP dan SMA sebesar 28,6 %. Dengan melihat kondisi tersebut diatas maka kecenderungan Desa Tampabatu cukup seimbang antara jumlah usia produktif dan usia non produktif. Namun perlu diingat bahwa pada umur usia tentunya masyarakat banyak terserap pembiayaan dalam memenuhi kebutuhan dasar dalam hal ini pendidikan. Banyaknya usia produktif akan berdampak pada pertama, semakin dekatnya emosional yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Bentuk emosional ini sangat erat dan dapat dilihat dalam aktifitas kehidupan sehari-hari mereka, misalnya: gotong-royong mingguan, pertemuan rutin RT, pertemuan rutin Dusun, pertemuan ibu-ibu, menjenguk tetangga yang sedang sakit, maupun pertemuan-pertemuan ritual dan lain sebagainya, dimana datang dalam forum-forum tersebut bagi masyarakat Desa Tampabatu adalah sebuah
„kewajiban‟
yang
tidak
bisa
ditinggalkan
sebagai
bentuk
rasa
solidaritas
persaudaraan. Kedua, dengan lebih banyaknya penduduk berusia produktif, mereka menjadi modal penggerak dalam proses pembangunan yang ada. Di sisi lain, antusiasme dan partisipasi perempuan dalam proses pembangunan di Desa Tampabatu dapat dilihat di berbagai bidang, mulai dari pertanian, produksi rumah tangga bahkan buruh pun banyak diantara mereka juga ikut terlibat. 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Persebaran penduduk Desa Tampabatu, cenderung tidak merata. Dominasi kepadatan
penduduknya
lebih
cenderung
bermukim
secara
berkelompok,
kawasan
permukiman lebih terkonsentrasi di kawasan jalan yang bisa dilalui seluruh jenis kendaraan. Namun selama ini yang menjadi kekurangan warga Desa Tampabatu adalah mereka lebih memposisikan perempuan berperan menjadi pelaksana dibandingkan menjadi inisiator, sebagai contoh ketika mereka diundang untuk melaksanakan kerja bakti atau posyandu, maka mereka akan datang dengan semangat, tetapi ketika mereka diundang untuk bermusyawarah mengenai apa yang akan dilakukan untuk mengembangkan Desa Tampabatu, mereka akan lebih banyak diam, dan tidak menuangkan ide-ide mereka dalam pertemuan tersebut. Padahal apabila kita melihat jumlah perempuan yang ada di Desa Tampabatu hampir sebanding dengan jumlah laki-laki. Untuk lebih jelasnya informasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Data ini merupakan data perbandingan jumlah penduduk menurut jenis kelamin. Tabel 5. Jumlah Penduduk menurut Jenis KelaminDesa Tampabatu No.
Jenis Kelamin
Penduduk
Persentase (%)
(Jiwa) 1.
Laki-Laki
746
74,6
2.
Perempuan
730
73,0
1.476
147,6
Jumlah
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu 2012 Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa Tampabatu menurut jenis kelamin ada perbedaan, jumlah laki-laki berjumlah 746 jiwa atau 74,6% sedangkan wanita berjumlah 730 jiwa atau 73,0%.
Gambar 1. Presentase jumlah penduduk Jumlah penduduk merupakan modal pembangunan tetapi juga bisa menjadi beban dalam pembangunan, oleh karena itu pembangunan sumber daya manusia dan pengarahan mobilitas penduduk perlu diarahkan agar mempunyai ciri dan karateristik yang mendukung pembangunan. 4. Jumlah Penduduk Menurut Agama Dari segi agama, Indonesia mengakui adanya perbedaan. Untuk tetap menjaga perbedaan yang ada, masing-masing warga negara perlu meningkatkan internalisasi terhadap ajaran agama yang dianutnya. Jika penganut agama memahami agamanya secara benar, maka kepekaan sosial budaya mereka terhadap kondisi masyarakat sekitar seharusnya lebih diutamakan. Atas dasar kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa maka perikehidupan beragama dan perikehidupan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa didasarkan atas kebebasan menghayati dan mengamalkan Ke-Tuhanan Yang Maha Esa sesuai dengan falsafah Pancasila. Pembangunan Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ditujukan untuk pembinaan suasana hidup rukun, di antara sesama umat beragama dan, semua penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta meningkatkan amal dalam bersama-sama membangun, masyarakat. Manusia adalah anggota masyarakat disamping harus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, masyarakat dan Negara maka harus bertanggung jawab pula kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan cara menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang menjadi laragan-Nya. Pemeluk agama di Desa Tampabatu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 6. Jumlah penduduk menurut agama yang dianut : Agama
No.
Penduduk
Persentase (%)
1.466
98,6
1.
Islam
2.
Kristen
5
0,5
3.
Hindu
4
0,4
4.
Budha Kepercayaan Kepada Tuhan YME
1
0,1
-
-
1.476
100
5.
Jumlah
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu 2012 Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa masyarakat penganut agama yang ada di Desa Tampabatu pada tahun 2012 dengan presentase penganut agama Islam 98,6% dan penganut agama Kristen 0,5%. Dengan melihat struktur sosial yang ada di Desa Tampabatu menunjukan bahwa masyarakatnya secara keseluruhan memeluk agama Islam. Dengan melihat kondisi ini maka ada kecenderungan tokoh sentral di dalam desa diperankan oleh tokoh agama. Sehingga tokoh ini memiliki peran yang kuat baik dalam proses perencanaan desa maupun dalam mekanisme kontrol atas pelaksanaan pembangunan dalam desa. Dengan homogenitas masyarakat Desa Tampabatu pada aspek relegius maka komunikasi yang paling efektif dalam melakukan sosialisasi program desa berada di tempat peribadatan. Sehingga peran
sarana ibadah selain sebagai tempat beribadat juga dapat diperankan dalam penyebaranpenyebaran informasi berkaitan dengan kepentingan publik. 5. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal Eksistensi pendidikan adalah
satu
hal
penting
dalam
memajukan
tingkat
kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan memacu tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru. Dengan sendirinya akan membantu program pemerintah dalam mengatasi pengangguran
dan
mengentaskan
kemiskinan.
Pendidikan
biasanya
akan
dapat
mempertajam sistematika berpikir atau pola pikir individu, selain mudah menerima informasi yang lebih maju dan tidak gagap teknologi. Pendidikan yang ditempuh oleh penduduk Desa Tampabatu memang berbeda-beda karena latar belakang keluarga yang berbeda-beda pula. Ada beberapa faktor yang menyebabkan mereka tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, antara lain yang paling utama yaitu faktor ekonomi, karena faktor ekonomi sangat mendukung terhadap kelangsungan pendidikan seseorang, sehingga tidak adanya biaya yang cukup membuat mereka tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Adapun tingkat pendidikan masyarakat Desa Tampabatu dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 7. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan No.
Jenis Pendidikan
Penduduk (Jiwa)
Persentase
1.
TK/Belum Sekolah/Tidak Sekolah
119
11,8
2.
Sedang Bersekolah
213
21,1
3.
Tidak Tamat SD
89
8,8
4.
Tamat SD
166
16,5
5.
Tidak Tamat SMP
98
9,7
6.
SMP/SLTP
187
18,5
7.
Tidak Tamat SMA
42
4,2
8.
SMA/SLTA
76
7,5
9.
AKADEMI/DI-D3
7
0,7
10.
SARJANA/S1-S3
15
1,5
Jumlah
1.009
100
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu 2012 Rentetan data kualitatif di atas menunjukan bahwa mayoritas penduduk Desa Tampabatu hanya mampu menyelesaikan sekolah di jenjang pendidikan wajib belajar sembilan
tahun
(SD
(SDM)yang memadahi,
dan
SMP).
keadaan
ini
Dalam
hal
kesediaan
sumber
daya
merupakan
tantangan
tersendiri.
manusia
Sebab
ilmu
pengetahuan setara dengan kekuasaan yang akan berimplikasi pada penciptaan kebaikan kehidupan. Rendahnya kualitas pendidikan di Desa Tampabatu, tidak terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang ada, di samping tentu masalah ekonomi dan pandangan hidup masyarakat. Sebenarnya ada solusi yang bisa menjadi alternatif bagi persoalan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa Tampabatu yaitu melalui pelatihan dan kursus. Misalnya pelatihan ketrampilan yang bekerja sama dengan instansi
terkait dengan gagasan tersebut nantinya Desa Tampabatu mampu menyiapkan tenagatenaga trampil sesuai kebutuhan. 3.4. KONDISI SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI 1. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah atau desa sangat dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusia dalam perlakukan pengelolaan sumber daya alamnya. Karena dari aspek itu akan berpengaruh terhadap perkembangan produksi pada berbagai komoditas yang diusahakan oleh masyarakat setempat. Bila melihat jumlah penduduk dari aspek mata pencahariannya maka hasil akhir adalah komoditas pertanian. Untuk
mempertahankan
kelangsungan
hidup
bagi
manusia
adalah
sangat
dibutuhkannya makanan. Untuk memperoleh makanan tersebut manusia berjuang demi kelangsungannya itu, usaha tersebut dilihat dari kegiatan manusia berjuang demi kelangsungannya itu, usaha tersebut dilihat dari kegiatan manusia itu dalam kehidupannya sehari-hari, setiap manusia mempunyai usaha yang berbeda-beda menurut kemampuan mereka. Kegiatan sehari-hari dalam mencari makanan tersebut sangat menentukan pola hidup diri manusia itu beseta keluarganya. Keadaan perekonomian masyarakat Desa Tampabatu tergolong menengah ke bawah. Hal ini tidak terlepas dari faktor pendidikan masyarakat desa tersebut yang tidak merata dan kebanyakan masyarakat warga Desa Tampabatu adalah petani. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai mata pencaharian penduduk maka dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Penduduk No. Mata Pencaharian (Jiwa)
Persentase
1.
Pegawai Negeri Sipil
25
2,5
2.
Guru Swasta
69
6,9
3.
Wiraswasta
2
0,2
4.
Petani
150
15,0
5.
Pertukangan
30
3,0
6.
Nelayan
59
5,9
7.
Peternak
56
5,6
8.
Lain-lain
203
2,3
659
100
menunjukan
bahwa
Jumlah Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu 2012 Dengan
melihat
data-data
tersebut,
desa
ini
memiliki
kecenderungan mengelola sumber daya alam lokal. Dimana sebagian besar masyarakat Desa Tampabatu adalah berprofesi sebagai petani atau sekitar 80,7%. Dengan demikian bahwa untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya masyarakat Desa Tampabatu bergantung pada kemampuan sember daya alam serta sumber daya manusianya. Perlakuan lain dapat diberikan dalam bentuk replikasi teknologi atas pola penataan produksi dari mata pencaharian sebagai petani. Selain itu juga dapat dilakukan perencanaan tentang inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi pertanian atau hasil kekayaan alam Desa Tampabatu. Dalam kelompok diskusi kecil dibahas pandangan masyarakat terhadap sebab-sebab kondisi masyarakat belum mencapai kondisi yang diharapkan. Mayoritas kelompok masyarakat menjawab bidang pendidikan, kesehatan dan perumahan disebut sebagai
permasalahan penting yang dihadapi oleh masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup. Namun, walaupun kadang-kadang ada keluhan dari masyarakat bahwa kondisi rumah tangga belum seperti diharapkan, informasi lain menunjukkan bahwa keadaan sebagian besar masyarakat relatif baik. Misalnya banyaknya rumah yang memakai atap seng dan telah menggunakan lantai dan dinding dari semen dan papan kayu atau sejenis. Selain itu sebagian masyarakat sudah dapat menikmati listrik. Kondisi ini juga disadari dan disyukuri oleh
masyarakat
yang
terlihat
dari
adanya
masyarakat
yang
mengatakan
bahwa
kesejahteraan mereka meningkat sejak terbentuk kabupaten baru yaitu Kabupaten Tojo UnaUna. Namun jaminan kesejahteraan masyarakat di masa mendatang perlu diperhatikan. Misalnya sebagian besar masyarakat menggantungkan penghidupan pada pengelolaan sumber daya alam, sedangkan tingkat produksi semakin berkurang. Sehingga kalau tidak ada usaha untuk meningkatkan produksi atau beralih ke usaha lain tidak menutup kemungkinan kesejahteraan masyarakat tersebut akan menurun. 2. Keadaan Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Tojo Una-Una secara umum memiliki sumberdaya pertanian yang luar biasa, utamanya lahan pertanian yang sangat luas. Tapi, potensi ini belum dimanfaatkan secara optimal. Banyak orang yang memiliki lahan sangat luas, tapi tidak dikelola dengan benar, dan sengaja hanya dijadikan sebagai objek investasi spekulatif. Sementara bila ada orang yang mengolah lahan pertanian, dia hanya sebagai buruh tani, bukan pemilik lahan. Jadi, ada begitu banyak orang yang mengelola lahan pertanian, tapi mereka tidak memiliki lahan itu. Mereka hanya membayar sewa kepada pemiliknya. Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi sumber pendapatan masyarakat yang ada didaerah pedesaan. Khususnya di Desa Tampabatu bahwa areal pertanian palawija dan perkebunan memiliki luas yang paling dominan. Dengan kondisi ini, memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap kemampuan wilayah dalam pembangunan desa seiring dengan kemampuan manusia sebagai masyarakat yang dominan sebagai masyarakat agraris. Singkronisasi antara sumber daya manusia dan sumber daya alam sangat berpengaruh dalam melakukan perencanaan pembangunan desa. Dari data di bawah menunjukan bahwa lahan pertanian perkebunan komoditi kelapa dalam, cengkeh dan coklat selain itu juga komoditi palawija antara lain Ubi kayu, vanili dan pisang. Informasi lain juga ada tanaman perkebunan lain seperti Durian, Mangga, Manggis, dan Duku. Namun komoditi ini merupakan tanaman sisipan atau tumpang sari diantara tanaman lainnya. Tabel 9. Jenis Hasil dan Produktifitas Pertanian/Perkebunan Jenis Pertanian/ Luas No. Produktifitas Perkebunan (Ha) 1.
Kelapa
36
2.
Coklat
6
3.
Kopi
8
4.
Jagung
145
5.
Kacang Tanah
13
9
Palawija
65
Jumlah
273
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu 2012
Dari data produktifitas pertanian dan perkebunan diatas jenis kelapa dan coklat merupakan tanaman pertanian dan perkebunan yang yang sangat dominan. Oleh sebab itu revitalisasi pertanian dan pembangunan pedesaan merupakan salah satu pilar pembangunan nasional harus didukung dengan pemenuhan kebutuhan pendukung produksi (khusunya pertanian) dan pemenuhan kebutuhan dasar petani dan keluarganya. Untuk mengembangkan pertanian menuju sistem pertanian berkelanjutan yang berorientasi pasar dan ramah lingkungan, maka diperlukan upaya-upaya berupa Reformulasi Paradigma Pengembangan Pertanian dan Restrukturisasi (menata kembali) Kelembagaan Pertanian. Reformulasi paradigma pengembangan pertanian merupakan proses yang bertujuan agar semua pemangku kepentingan ( stakeholders) di bidang pertanian memiliki kesatuan atau kesamaan dalam pola pikir dan cara pandang tentang pengembangan pertanian ke depan. 3. Peternakan Selain
Sub
Sektor
pertanian,
usaha
yang
dilakukan
penduduk Desa
Tampabatu adalah beternak. Namun dari data yang terlihat pada tabel sebelumnya bahwa masyarakat Desa Tampabatu tidak ada yang berprofesi sebagai peternak. Dengan demikian bahwa sub sektor pertanian peternakan bukanlah menjadi mata pencaharian pokok warga Desa Tampabatu. Artinya bahwa dalam kepemilikan ternak tidak dilakukan tatalaksana yang intensif dan lebih memiliki kecenderungan pemeliharaan tradisional. Walaupun demikian, data ini sangat penting sebagai sebuah informasi awal tentang jenis-jenis ternak yang di pelihara oleh masyarakat Desa Tampabatu. Dengan informasi awal tentang kesesuaian jenis ternak di Desa Tampabatu dapat dijadikan informasi awal kepada para pihak yang memiliki kepentingan serta ketertarikan untuk pengembangan sub sektor ini. Data tentang kepemilikan ternak di Desa Tampabatu dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 10. Keadaan Peternakan No.
Jenis Ternak
Jumlah (ekor)
1.
Sapi
150
2.
Kambing
300
3.
Ayam Kampung
750
4.
Bebek
325
Keterangan
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu 2012 Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa jenis ternak yang paling banyak dipelihara oleh penduduk Desa Tampabatu adalah sapi, kambing dan ayam kampung. Selain itu juga terdapat ternak ruminansia kecil seperti bebek dan itik. Berdasar pada data diatas, bahwa wilayah Desa Tampabatu bisa dimungkinkan untuk pengembangan ternak ruminansia besar maupun kecil (sapi, kambing, dan unggas) ini menunjukan adanya kesesuaian lahan untuk dapat dijadikan lokasi peternakan tradisional dengan sistem pengembalaan lepas di sekitar wilayah areal perkebunan, serta dapat menfaatkan limbah hasil panen petani setempat. 4. Sarana Perekonomian Sarana perekonomian di suatu desa sangat penting keberadaannya. Karena dengan ketersediaan sarana perekonomian masyarakat desa akan dapat mudah mengakses kebutuhan harian yang diperlukan baik dalam jumlah banyak maupun sedikit. Berikut ini dapat dilihat di tabel mengenai sarana perekonomian di Desa Tampabatu. Tabel 11. Sarana Perekonomian. No.
Jenis Sarana
Jumlah
Keterangan
1.
Pasar
1
Mingguan
2.
Toko
3.
Kios
14
Skala Kecil
4.
Warung
3
Jumlah
18 unit
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu 2012 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana ekonomi di Desa Tampabatu belum cukup memadai, karena belum tersedia pasar sebagai pusat pertukaran barang dan jasa. Namun dengan kekurangan sarana ini tidak menghambat masyarakat dalam memenuhi keperluan 9 bahan pokok sehari-hari. Hal ini memang sangat dimungkinkan karena Desa Tampabatu merupakan desa yang bisa dijangkau oleh seluruh jenis alat transportasi. Sehingga untuk dapat memenuhi kebutuhannya dalam jumlah besar dapat dilakukan setiap minggu sekali pada hari pasar di desa lain. 5. Agama Pola penghayatan dan pengamalan Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dimaksudkan pula untuk mewujudkan sikap hidup yang mampu mendorong usahausaha pembangunan bersama-sama membantu mengatasi berbagai problema sosial kultural yang timbul sebagai akibat dan menghambat proses kemajuan pembangunan itu sendiri. Di samping menumbuhkan dan mengembangkan motivasi yang hidup dikalangan masyarakat dan lembaga-lembaga keagamaan untuk dijadikan dasar dan modal kultural keikut-sertaan ummat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam proses dan gerak pembangunan. Sarana peribadatan sangatlah diperlukan dalam meningkatkan keimanan manusia kepada sang pencipta, ini juga dijelaskan dalam pembukaan UUD 1945 pasal 29 yang isinya masyarakat diwajibkan untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Begitupun masyarakat Desa Tampabatu yang tidak pernah lupa akan kewajibannya untuk melaksanakan ibadah menurut keyakinannya. Adapun jumlah sarana peribadatan sebagai berikut:
Tabel 12. Sarana Peribadatan No.
Jenis Sarana
Jumlah
Peribadatan
(Unit)
1.
Masjid
1
2.
Langgar/Musholah
1
3.
Gereja
4.
Pura/Vihara Jumlah
Keterangan Baik Baik
2 Unit
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu 2012 Dari tabel yang ada di atas menunjukkan bahwa Desa Tampabatu hanya memiliki satu jenis sarana peribadatan yaitu masjid sebanyak 1 unit. Hal ini karena penganut agama di Desa Tampabatu mayoritas beragama Islam. Penganut agama Islam yang mayoritas di desa ini menjadikan desa ini nam pak Religius.
Dengan jumlah sarana ibadah dan penganut agama yang ada di Desa Tampabatu, perlu adanya penambahan sarana-sarana yang diperlukan bagi pengembangan kehidupan keagamaan dan kehidupan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Penambahan tempat ibadah bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menghayati dan mengamalkan tatanan kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sehingga tercipta masyarakat dengan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sekaligus bakti dan cinta tanah air, Negara serta Bangsa Indonesia. 6. Sarana Kesehatan Dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat khususnya bidang kesehatan untuk Desa Tampabatu telah tersedia Puskesmas Pembantu, Poskesdes, dan Pos Keluarga Berencana (Pos KB). Dengan melihat ketersediaan fasilitas tersebut maka salah satu kebutuhan dasar yaitu kesehatan masyarakat Desa Tampabatu sudah dapat terlayani. Dengan tersedianya fasilitas Poskesdes maka pelayanan kesehatan bagi masyarakat Desa Tampabatu masih ditangani oleh tenaga medis bidan, serta peralatan medis yang sudah cukup memadai. Berikut data-data jenis sarana kesehatan masyarakat yang telah ada di Desa Tampabatu. Tabel 13. Banyaknya Fasilitas Kesehatan Di Desa Tampabatu No. 1.
Jenis Sarana
Jumlah
Keterangan
2.
Puskesmas Puskesmas Pembantu
3.
Poskesdes
4.
Posyandu
1
Aktif
5.
Pos KB
1
Aktif
Jumlah
1
3 Unit
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu 2012 Dari uraian tabel diatas bahwa di Desa Tampabatu telah tersedia sarana kesehatan yaitu Puskesmas Pembantu 1 unit, , Posyandu 1 unit, dan Pos KB 1 unit yang dibangun dan dijalankan oleh pemerintah. Selain itu ada tenaga dukun dan kader Posyandu. Dalam diskusi kelompok kecil seluruh lapisan masyarakat mengatakan bahwa mereka tidak bisa menjangkau biaya pengobatan. Sebagian warga menggunakan kartu sehat supaya ada keringanan biaya berobat, namun tidak semua rumah tangga dapat kartu sehat. 7. Sarana Pendidikan Kebutuhan dasar lainnya yang juga sangat penting adalah pelayanan unutuk mendapatkan pendidikan. Berbicara tentang kebutuhan dasar maka ini menjadi tanggung jawab Negara atas rakyatnya untuk mendapat pendidikan minimal pendidikan dasar 9 tahun. Berkaitan dengan hal tersebut maka fasilitas pendidikan menjadi sangat penting. Pendidikan di Desa Tampabatu Kecamatan Ampana Tete merupakan salah satu prioritas dan merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan dengan pendidikan
maka
akan membentuk sumber daya
manusia
yang
berkualitas
dimana
merupakan salah satu modal untuk meningkatkan pembangunan, dan untuk itu pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una membangun berbagai macam fasilitas pendidikan yaitu sekolahsekolah. Untuk melihat fasilitas pendidikan yang telah tersedia di Desa Tampabatu dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 14. Sarana Pendidikan No.
Jenis Sarana
Jumlah
Keterangan
1.
TK
1
Swasta
2.
SD
1
Negeri
3.
SLTP
1
Negeri
4.
SMA/SMK Jumlah
3 unit
Sumber : Data Monografi Desa Tampabatu 2012 Dari uraian tabel di atas menggambarkan bahwa di Desa Tampabatu telah tersedia fasilitas pendidikan Taman Kanak-Kanak berstatus Swasta, Sekolah Dasar berstatus Negeri, dan Sekolah Menengah Pertama yang berstatus Negeri. Dengan telah tersedianya Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan maka masyarakat Desa Tampabatu yang ingin melanjutkan ke jenjang sekolah lanjutan tidak perlu keluar dari Desa Tampabatu atau melanjutkan ke sekolah lanjutan di luar Desa Tampabatu. Dengan telah tersedianya prasarana pendidikan tersebut tentunya masyarakat Desa Tampabatu telah mudah untuk dapat akses pendidikan. Namun walaupun dengan telah tersedianya sarana fasilitas pendidikan tersebut animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya diharapkan semakin tinggi.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1
TIPE DAN DASAR PROGRAM Program kerja yang dilaksanakan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Profesi Integral
Tematik Posdaya Angkatan 67 berdasarkan masukan dari masyarakat. Masukan-masukan tersebut merupakan kebutuhan dari masyarakat sendiri. Dalam melaksanakan program tersebut, terlebih dahulu dibutuhkan beberapa strategi dan pendekatan kepada masyarakat dalam menggali dan menyusun program kerja. Adapun strategi dan pendekatan yang digunakan adalah : a. Observasi. Observasi dilakukan selama kurang lebih tujuh hari untuk meninjau secara langsung kondisi geografis maupun karakteristik masyarakat yang ada. Hal yang dilakukan adalah mengadakan silaturahmi baik pada pendekatan persuasif personal maupun kelompok masyarakat, sasarannya adalah seluruh masyarakat,tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat di lingkungan Tampabatu. Hal tersebut merupakan tahapan sosialisasi dan menggali informasi terutama yang berhubungan dengan keadaan desa Tampabatu. b. Wawancara dan dokumetasi Teknik pengumpulan data melalui tanya jawab responden maupun informan untuk mendapatkan informasi yang didapatkan. Serta mengumpulkan gambar-gambar yang ada. 4.2
PELAKSANAAN PROGRAM
a.
Waktu dan Tempat
Pembuatan arang briket ini dilaksanakan pada minggu ke dua Agustus2013. Kegiatan ini dilaksanakan di kantor desa Tampabatu.
b.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan arang briket antara lain :cangkul (untuk menggali tanah), Sekop (untuk memindahkan arang), ember, tongkat kayu (pengaduk), wadah (baskom/panci), cetakan briket (bambooatau gelas), dan lesung (penumbuk). Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah Sampah organik kering (tongkol jagung), tepung kanji dan minyak tanah, ranting dan dedaunan (untuk menutup lubang) c.
Cara Kerja
a) Siapkan lubang galian pada tanah dengan ukuran 1 × 1,5 m(untuk proses pembakaran/pengarangan sampah organik) b) Sampah organik (tongkol jagung) dimasukkan ke dalam lubang galian dan dibakar. Penyalaan awal dapat dilakukan dengan menggunakan minyak. Selanjutnya, setelah api menyala, tongkol jagung dapat dimasukkan ke dalam galian tanah sedikit demi sedikit agar nyala api tidak padam. c) Selama proses pembakaran harus dijaga agar tidak ada udara yang keluar masuk secara leluasa. Jika udara dapat keluar masuklubang galian maka pembakaran tidak akan menghasilkan arang melainkan abu. Sehingga pada saat pembakaran lubang dapat ditutup menggunakan ranting dan dedaunan. d) Agar proses pembakaran atau pengarangan merata, selama proses pembakaran tongkol jagung bisa diaduk aduk e) Bila proses pengarangan sudah selesai, api bisa dimatikan. Jika proses mematikan api agak susah bisa disiram dengan air sedikit. f) Kumpulkan arang yang terjadi dan simpan ditempat yang aman. g) Siapkan penumbuk, misalnya lesung, kemudian arang yang tersedia ditumbuk halus hingga menjadi bubuk arang. Selanjunya kumpulkan bubuk arang tersebut pada suatu tempat misalnya ember. h) Siapkan lem kanji dan encerkan dengan air panas. i)
Campurkan kanji tersebut dengan bubuk arang sehingga menjadi adonan yang lengket. Selanjutnya, adonan diaduk-aduk agar semua bahan tercampur rata dan cukup lengket.
j)
Siapkan cetakan briket. Bisa dibuat dari bambu yang dipotong-potong dengan ukuran secukupnya. Atau bisa menggunakangelas.
k) Setelah cetakan siap, masukkan adonan yang telah disiapkan ke dalamnya dengan cara dipadatkan, lalu setelah padat dan berbentuk, keluarkan dari cetakan.
l)
Setelah dikeluarkan dari cetakan, jemur briket yang masih basah dibawah sinar matahari sampai benar-benar kering.
4.3 BAGAN ALIR BAB V PEMBAHASAN
Arang briket merupakan bahan bakar alternatif yang terbuat dari hasil proses pembakaran limbah organik, dalam hal ini tongkol jagung. Pengubahan komponen kimia tongkol
jagung
menjadi
bentuk
karbon
(arang)
ternyata
dapat
memperbaiki
nilai
pembakarannya ditinjau dari nilai kalor bakar, mutu pembakaran dan kebersihan. Sifat pembakaran arang lebih menguntungkan dibandingkan dengan asalnya, serta asap dan kotoran tersisa lebih sedikit. Perubahan tongkol jagung menjadi arang akan lebih luas penggunaannya sebagai bahan bakar untuk rumah tangga dan industri. Pada pelatihan ini terlebih dahulu dilakukan pembuatan arang briket dan dilanjutkan dengan praktek kerja (pelatihan) pembuatan arang briket dari tongkol jagung. Dimana tongkol jagung yang
diambil dari
masyarakat telah mengalami
proses pengeringan karena
telahterjemur dibawah sinar matahari hingga cukup kering. Hal ini untuk mempermudah dalam
proses
pembakaran.
Pembakaran
tongkol
jagung
dilakukan
1 hari sebelum
pelatiahan,. Proses pembakaran dapat dilakukan dengan penambahan minyak tanah untuk awal pembakaran agar memepermudah proses pembakaran dan untuk selanjutnya tanpa menggunakan minyak tanah. Selama proses pembakaran harus dijaga agar tidak ada udara yang keluar masuk lubang galian secara leluasa, hal ini dilakukan dengan menutup lubang dengan ranting dan dedaunan. Jika udara dapat keluar masuk lubang galian maka pembakaran tidak akan menghasilkan arang melainkan abu. Agar proses pembakaran atau pengarangan merata, selama proses pembakaran tongkol jagung bisa diaduk aduk. Bila proses pengarangan sudah selesai, api bisa dimatikan. Jika proses mematikan api agak susah bisa disiram dengan air sedikit. Selanjutnya proses penumbukan, tongkol jagung yang telah menjadi arang ditumbuk halus hingga menjadi bubuk arang. Proses pencampuran dilakukan dengan penambahan kanji dengan bubuk arang sehingga menjadi adonan yang lengket. Selanjutnya, adonan diaduk-aduk agar semua bahan tercampur rata dan cukup lengket. Kemudian masuk pada proses pencetakan, cetakan dapat dibuat dari bambu yang dipotong-potong dengan ukuran secukupnya dan juga gelas. Memasukkan adonan yang telah disiapkan ke dalamnya dengan cara dipadatkan, lalu setelah padat dan berbentuk, keluarkan dari cetakan. Setelah dikeluarkan dari cetakan, jemur briket yang masih basah dibawah sinar matahari sampai benar-benar kering. Pelatihan pembuatan arang briket dari tongkol jagung. Pelatihan ini dilakukan untuk membahas metode pembuatan arang briket dari tongkol jagung dan mendiskusikan manfaat dari arang briket sebagai alternative minyak tanah. Mengingat prosedur pembuatan arang briket memerlukan waktu yang terbilang lama, maka pada pelatihan kami hanya cenderung simulasi yaitu terbatas pada pembakaran tongkol jagung hingga menjadi arang. Selanjutnya memberikan pemahaman kepada peserta prosedur selanjutnya dan menunjukkan produk arang briket yang dihasilkan yang telah kami lakukan pengolahan selama kurun waktu satuhari. Kegiatan ini dapat terlaksana sesuai dengan target program kerja yang kami susun dengan persentase terlaksananya 100%.
BAB VI PENUTUP 6.1
KESIMPULAN Berdasarkan
program
profesi
Mahasiswa
KKN
Profesi
IntegralTematik
Posdaya Angkatan 67 mengusung program kerja Pelatihan Pembuatan arang briket dibidang Teknologi Tepat Guna. Dalam kegiatan pelatihan pembuatan arang briket dari limbah organik (tongkol jagung), maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembuatan arang briket dapat dilakukan menggunakan peralatan sederhana yang mudah didapatkan disekitar tempat tinggal masyarakat Tampabatu. Arang briket merupakan bahan bakar alternatif yang terbuat dari hasil proses pembakaran limbah organik, dalam hal ini tongkol jagung. Pengubahan komponen kimia tongkol jagung menjadi bentuk karbon (arang) ternyata dapat memperbaiki nilai pembakarannya ditinjau dari nilai kalor bakar, mutu pembakaran dan kebersihan. Sifat pembakaran arang lebih menguntungkan dibandingkan dengan asalnya, serta asap dan kotoran tersisa lebih sedikit perubahan kayu menjadi arang akan lebih luas penggunaannya sebagai bahan bakar untuk rumah tangga dan industri. Pemanfaatan limbah tongkol jagung selain dapat mengatasi permasalahan mengenai membeludaknya sampah dosmetik dilingkungan masyarakat juga dapat menambah nilai ekonomis bagi masyarakat desa Tampabatu.
6.2
SARAN TINDAK Sebagai pengembangan program berikutnya, maka penyusun mengharapkan kepada masyarakat di desa Tampabatu agar dapat mengaplikasikan dalam skala yang lebih besar dan mampu membuat peralatan (teknologi) yang bersifat paten yang nantinya dapat digunakan secara kontinu, serta mengembangkan inovasi dengan memanfaatkan bahan baku yang kurang bernilai menjadi bernilai ekonomis.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. Teknologi Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung . file:///E:/teknologi-pemanfaatanlimbah-tongkol_10.html. Diakses pada 24 April 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Energi Sumber Daya Mineral, Energi Baru Terbarukan, Jakarta, 2004. Hendra,
Dj.
2007. Teknologi
tepat
guna
energi .Puslitbang Hasil Hutan. Bogor
pembuatan
arang,
briket
dan
tungku
hemat
Lestari, Citra, dkk (2010), Karya Tulis Ilmiah (Pemanfaatan Sampah Organik menjadi Briket Arang). SMAN 12 Makassar, Makassar. M. I. V. Batubara. Mempelajari Pembuatan Briket Kayu Dari Berbagai Jenis Serbuk Gergaj , tersedia di http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle, Jakarta, 1994.
Murtadho, Djuli, dkk (1997), Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Padat , PT. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta. Nisandi (2007), Karya Tulis Ilmiah (Pengelolaan dan pemanfaatan Sampah Organik menjadi Briket Arang dan Asap Cair) , FT. UGM, Magelang. Risma, R. Muhamad (2008), Kompos dan PressBio Sampah Padat Organik Skala Rumah Tangga , Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Jombang.