BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Critical Book Report adalah tugas kajian pustaka terkait pemecahan masalah atau pengkajian yang mendalaman tentang konsep dan prinsip ilmu yang dipelajari yang berisi deskripsi, analisis, bandingan, sintesis tentang isi buku, mengungkap kelebihan dan kelemahan, kesimpulan dan critical position mahasiswa, yang dapat terdiri dari 1 (satu) bab buku teks atau 1 (satu) buku teks secara keseluruhan, atau berbagai referensi buku yang digunakan sebagai sumber belajar pada mata kuliah tertentu. Meskipun kedua buku ini membahas topik yang sama, tetapi kita akan melihat dari berbagai segi pada ketiga buku tersebut. Per bedaan yang ada adalah wajar, karena pemikiran ataupun tujuan utama penulis pasti akan berbeda.
1.2 Permasalahan 1. Apakah isi materi cukup bermanfaat bagi mahasiswa sebagai salah satu sumber belajar. 2. Apakah metode yang digunakan pengarang sesuai derngan kondisi dan lingkungan yang sedang kita hadapi. 3. Apakah isi materi sama dengan isi materi pada buku lain yang sejenis. 1.3 Tujuan 1. Mengulas materi dengan cara membandingkan ketiga isi buku. 2. Mencari dan mengetahui informasi mengenai topik tersebut yang terkandng dalam ketiga isi buku tersebut. 3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan pada buku. 4. Membandingkan isi buku pada keadaan nyata dan lingkungan sekitar.
1
BAB II IDENTITAS BUKU BUKU I
1. Judul buku
: Filsafat Pendidikan
2. Pengarang
: Drs.Edward Purba,M.Si. Prof.Dr.Yusnadi,MS.
3. Penerbit
: Unimed Press
4. Tahun Terbit
: 2017
5. Kota Terbit
: Medan
6. Tebal Buku
: 180 halaman
BUKU II
1. Judul buku
: Filsafat Ilmu Pendidikan
2. Pengarang
: Drs.Redja Mudyahardjo
3. Penerbit
: PT Remaja Rosdakarya
4. Tahun Terbit
: 2004
5. Kota Terbit
: Bandung
6. Tebal Buku
: 246 Halaman
7. ISBN
: 979-692-027-1
BUKU III
1. Judul buku
: Filsafat Pendidikan ( Manusia,Fildafat,dan Pendidikan)
2. Pengarang
: Prof. Dr. Jalaluddin
3. Penerbit
: PT RajaGrafindo Persada
4. Tahun Terbit
: 2014
5. Kota Terbit
: Jakarta
6. Tebal Buku
: 244 Halaman
7. ISBN
: 978-979-769-372-5
2
BAB III ISI RINGKASAN BUKU
BUKU I ( FILSAFAT PENDIDIKAN ). BAB I PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Secara Etimologi,Filsafat berasal dari bahasa Yunani,yakni Philosophia ( philien,philae,phylos=cinta dan sophia artinnya kebijaksanaan jad secara etimologis filsafat adalah cinta kebijaksanaan 1) Plato:pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. 2) Aristoteles:ilmu yang meliputi kebenaran 3) Al faribi:ilmu pengetahuan tentang alam 4) Rena descartes:kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan,alam,dan manusia menjadi pokok penyelidikan 5) Immanuel kant:ilmu yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan 6) Langeveld:berfikir tentang masalah-masalah yang akhir dan yang menentukan,yaitu
masalah-masalah
yang
mengenai
makna
keadaan,Tuhan,keabadian,dan kebebasan Pengertian FILSAFAT PENDIDIKAN = Suatu proses,dimana pendidikan merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing,memimpin,dan mengarahkan peserta didik dengan problema atau persoalan dan pertanyaan yang timbul dalam pelaksanaannya. BAB II FILSAFAT PENDIDIKAN A.Filsafat Pendidikan sebagai sistem
Filsafat pendidikan sebagai sistem mencakup sekurang-kurangnya tiga cabang utama dari filsafat,yakni Ontologi(mempelajari tatanan dan strukter kenyataan dalam
arti
yang
luas),Epistemologi(menyelidiki
3
secara
kritis
hakikat,landasan,batas-batas dan patokan kesahihan pengetahuan),Aksiologi(nilai guna atau pun manfaat/fungsi) B.Substansi Filsafat Pendidikan
Berarti bahwa kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah bagian dari fundasi-fundasi pendidikan.Tujuan pendidikan semakin dipertegas dan diperjelas substansi dan arahnya yakni menjadikan manusia yang cerdas,berbudi luhur,berakhlak mulia dsb. C.Hubungan filsafat dengan Filsafat pendidikan
Filsafat merupakan pandangan hidup dari berbagai aspek kehidupan,termasuk pendidikan.Pendidikan berfungsi menanamkan dan mewariskan sistem-sistem norma berdasarkan filsafat yang dijunjungnya.Untuk menjamin agar pelaksanaan pendidikan
efektif,maka
dibutuhkan
lah
FILSAFAT,yaitu
FILSAFAT
PENDIDIKAN. BAB III ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat
Pendidikan
Idealisme=Kenyataan
tersusun
atas
gagasan-
gagasan(ide-ide) atau spirit.Inti yang penting dari aliran ini adalah manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibandingkan dengan materi kehidupan manusia,roh itu pada dasarnya dianggap suatu hakikat sebenarnya.
Filsafat Pendidikan Realisme=Percaya bahwa dengan sesuatu atau lain cara,ada hal-hal yang adanya terdapat di dalam dan tentang dirinya sendiri,dan yang hakekatnya tidak terpengaruh oleh seseorang
Filsafat Pendidikan Materialisme=Berisi tentang ajaran kebendaan,dimana benda
merupakan
sumber
segalanya,sedangkan
yang
dikatakan
materialistis mementingkan kebendaan menurut menurut materialisme
Filsafat Pendidikan Pragmatisme=makna dari segala sesuatu tergantung dari hubungannya dengan apa yang dapat dilakukan
Filsafat Pendidikan Eksistensialisme=filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu
4
Filsafat Pendidikan Progresivisme=kehidupan manusia terus menerus berkembang dalam suatu arah yang positif
Filsafat Pendidikan Perenialisme=menekankan perubahan dan sesuatu yang baru
Filsafat
Pendidikan
Esensialisme=peserta
didik
dipandang
sebagai
manusia yang memiliki kemampuan yang dapat berkembang dengan baik apabila dilibatkan secara aktif dan dengan penuh semangat dan motivasi dalam aktivitas pembelajaran
Filsafat pendidikan Rekonstruksionisme=kelanjutan yang logis dari cara berfikir progresifisme dalam pendidikan
BAB IV FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA
1.Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Manusia=pandangannya yaitu bahwa manusia adalah makhluk tertinggi ciptaan Tuhan yang dianugerahi kemampuan atau potensi untuk tumbuh dan berkembang. 2.Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Masyarakat=bahwasanya hakekat masyarakat
sebagai
warga
negara
menuju
masyarakat
madani
yang
aman,damai,sejahtera,terbuka,toleran,adil dan makmur. 3.Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Pendidikan=Bahwa sekolah merupakan sarana
mengembangkan
potensi,memiliki
kekuatan
religi,pengendalian
diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta keterampilan. 4.Pandangan Filsafat Pendidikan Tentang Nilai=pancasila menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri sebagai bangsa,landasan,arah,dan etos serta moral. BAB V HAKEKAT ILMU PENDIDIKAN
Hakekat ilmu pendidikan:
Hakekat pendidikan=merupakan pemberdayaan sumber daya manusia dalam bidang
pendidikan,dimana
diberi
kebebasan
kepada
seseorang
untuk
mengembangkan diri sesuai dengan potensinya masing2. Tujuan pendidikan=mengembangkan kemampuan nalar atau kognitif,afektif serta psikomotorik.
5
Pilar pendidikan=belajar Aliran-aliran Pendidikan=nativisme,naturalisme,empirisme,konvergensi Lingkungan Pendidikan=lingkungan keluarga,lingkungan sekolah,lingkungan masyarakat
Pendidikan Karakter
Karakter
adalah
sifat-sifat
kejiwaan,akhlak
atau
budi
pekerti
yang
membedakan seseorang dari yang lain;tabiat;watak. Pendidikan karakter yaitu pendidikan serta proses dimana kita dibentuk menjadi pribadi yang baik atau menjadi manusia pancasila dalam menjalani kehidupan.
Hakekat Manusia
Manusia
adalah
makhluk
ciptaan
Tuhan
yang
mempunyai
polah,nafsu,akal,pikiran,ulah dan tingkah laku yang membedakannya dengan makhluk lain
Hakekat Masyarakat
Hakekat Peserta didik
Hakekat Guru atau Pendidik
Hakekat Pembelajaran
Landasan-landasan
Pendidikan=Landasan
Agama,Landasan
Filsafat,Landasan Sosiologi,Landasan Hukum,Landasan Moral
Asas-Asal Pendidikan=Asas Pendidikan sepanjang Hayat( Life Long Education),Asas Kasih Sayang,Asas Demokrasi,Asas Keterbukaan dan Transparansi,Asas Tanggung Jawab,Asas Kualitas,Panca Darma Taman Siswa serta Dasar-Dasar Pendidikan Mohammad Sjafei.
6
BUKU II ( FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN ) BAB I PENGERTIAN DAN OBJEK FILSAFAT ILMU PENDIDIKAN
Filsafat Pendidikan merupakan Filsafat Khusus atau Filsafat Terapan,dimana terdapat objek kenyataan salah satu aspek kehidupan manusia yang penting (misal:hukum,sejarah,seni,ilmu,pendidikan,dsb.)
Cabang-cabang Filsafat Khusus :Filsafat Hukum,Filsafat Sejarah,Filsafat Seni,Filsafat Moral,Filsafat Sosial,Filsafat Olahraga,Filsafat Religi,Filsafat Logika,Filsafat Ilmu,Filsafat Pendidikan. Objek Filsafat Ilmu Pendidikan:
Ontologi (hakikat substansi dan pola)
Epistemologi (objek formal dan material)
Metodologi (cara-cara kerja/penyusunan)
Aksiologi (nilai kegunaan)
BAB II PENGERTIAN ILMU PENDIDIKAN
Ditinjau dari substansi atau isinya,Ilmu Pendidikan merupakan sebuah sistem pengetahuan tentang Pendidikan yang diperoleh melalui riset yang disajikan dalam bentuk konsep-konsep pendidikan.Keseluruhan konsep yang menjadi isi sebuah ilmu ditata secara sistematis menjadi satu kesatuan yang disebut skema konseptual. Bentuk isi Ilmu Pendidikan ada 3,yaitu : 1.generalisasi-generalisasi 2.hukum-hukum/prinsip-prinsip 3.teori-teori
Generalisasi:kesimpulan umum yang ditarik berdasarkan hal-hal khusus
7
Hukum/prinsip:Hukum Akibat,Hukum Latihan,Hukum Kesiapan
Teori:Teori Induk,Teori Formal,Teori Substantif Konsep-konsep yang terkandung dalam Ilmu Pendidikan tersusun dalam
sebuah struktur organisasi konsep yang hierarkis,didasarkan pada klasifikasi dan definisi.Senuah konsep pendidikan dikatakan baik apabila konsep ters ebut bermakna signifikan. BAB III OBJEK FORMAL ILMU PENDIDIKAN
Objek formal merupakan bidang yang menjadi garapan langsung riset pendidikan. Objek formal Ilmu Pendidikan adalah pendidikan,yang dapat diartikan secara maha luas,sempit,dan luas terbatas.
Dalam pengertian maha luas,pendidikan sama dengan hidup,segala situasi dalam hidup yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang disebut pendidikan.Oleh sebab itu pendidikan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan pengalaman belajar setiap orang sepanjang hidupnya,tidak ada batas waktu dan tempat.
Dalam pengertian sempit,pendidikan adalah sekolah atau persekolahan.Pengaruh yang diupayakan dan direkayasa sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mereka mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubunganhubungan dan tugas-tugas sosial mereka.
Dalam pengertian luas terbatas,pendidikan adalah usaha sadar dari keluarga,masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan,pengajaran,dan/atau latihan yang berlangsung seumur hidup,baik di sekolah maupun di luar sekolah
BAB IV OBJEK MATERIAL ILMU PENDIDIKAN
Objek Material adalah aspek-aspek atau hal-hal yang menjadi garapan langsung riset pendidikan.Objek material yang dimaksud disini yaitu berupa situasi pendidikan yang mencakup unsur-unsur :tujuan pendidikan,peserta didik,pendidik,hubungan pendidikan,alat pendidikan,dan lingkungan pendidikan.
8
BAB V METODOLOGI ILMU PADA UMUMNYA SEBELUM ABAD 19
Metode-metode riset pada umumnya dan pendidikan pada khususnya seperti yang kita kenal dewasa ini,merupakan hasil kumulatif dari perkembangan riset dari dulu hingga sekarang.Masalah dasar yang dihadapi metode riset sejak dulu hingga sekarang berkaitan erat dengan penggunaan metode induksi dan metode deduksi dalam menyusun batang tubuh ilmu. Aristoteles sebagai bapak ilmu menganggap riset sebagai suatu gerak maju dan kegiatan observasi menuju pada penyusunan prinsip-prinsip umum yang bersifat menerangkan dan kembali kepada OBSERVASI.Metode ini disebut juga metode Induksi-Deduksi. Tahap induksi=penjumlahan atau perhitungan sederhana deduksi=silogisme kategoris BAB VI METODOLOGI ILMU PADA UMUMNYA:ABAD 19 DAN 20
Filsafat Ilmu John Stuart Mill (1806-1873) merupakan contoh induktivisme,yaitu sebuah pandangan yang menekankan pentingnya penalar an induktif bagi ilmu.Dalam hubungannya dengan pola penemuan,posisi penganut induktivisme berada dalam garis pandangan bahwa penyelidikan ilmiah adalah generalisasi induktif dari hasil-hasil observasi dan eksperimen.Dalam hubungannya dengan pola pembenaran,posisi penganut induktivisme berada dalam garis pandangan bahwa sebuah hukum atau teori dinyatakan benar hanya jika evidensi sesuai dalam mendukung skema induktif BAB VII METODOLOGI ILMU PENDIDIKAN: RISET KUALITATIF
Riset masalah
kualitatif
yang
merupakan
terencana
dan
sekumpulan cermat
metode-metode
dengan
desain
pemecahan
yang
cukup
longgar,pengumpulan data lunak,dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan
melalui
induktif
langsung.Desain
riset
kualitatif
bersifat
berkembang(evolving ),lentur( flevible),dan umum ( general ). BAB VIII METODOLOGI ILMU PENDIDIKAN: RISET KUANTITATIF
9
Riset kuantitatif merupakan metode pemecahan masalah yang terencana dan cermat,dengan desain yang terstruktur ketat,pengumpulan data secara sistematis terkontrol,dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan secara induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis secara empiris ( Hypothetico Deductive Observational Produre). BAB IX AKSIOLOGI ILMU PENDIDIKAN:NILAI KEGUNAAN TEORETIS
Hasil ilmu pendidikan adalah konsep-konsep ilmiah tentang aspek-aspek dan dimensi-dimensi pendidikan sebagai salah satu gejala kehidupan manusia yang berguna untuk meningkatkan pemahaman kita tentang berbagai aspek dan dimensi pendidikan.Secara potensial hal ini dapat mengembangkan konsepkonsep ilmiah pendidikan,baik dalam arti meningkatkan mutu(validitas dan signifikan) konsep-konsep ilmiah pendidikan yang telah ada,maupun menciptakan atau melahirkan konsep-konsep baru secara langsung atau tidak langsung.Selain itu juga dapat membantu meningkatkan wawasan dan keyakinan diri kita,baik sebagai ahli pendidikan atau teoretikus pendidikan maupun sebagai praktisi pendidikan (pendidik dan pengelola pendidikan). BAB X AKSIOLOGI ILMU PENDIDIKAN:NILAI KEGUNAAN PRAKTIS
Pemahaman tenaga kependidikan turut serta dalam menumbuhkan rasa kepercayaan diri dalam melakukan tugas-tugas profesionalnya.Penguasaan yang mantap terhadap konsep-konsep ilmiah pendidikan memberikan pencerahan tentang bagaimana tentang tugas-tugas kependidikan profesional. Penguasaan terhadap
prinsip-prinsip
pendidik/pengelola
pendidikan
pendidikan
dalam
pendidikan/pengelolaan pendidikan.
10
dapat
meningkatkan
melaksanakan
kemampuan
praktek
kegiatan
BUKU III FILSAFAT PENDIDIKAN ( Manusia, Filsafat, dan Pendidikan ) BAB I PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN
Pada Bab I menjelaskan beberapa pengertian filsafat dari para ahli yaitu kata filsaft berasal dari bahasa yunani yaitu philosophia yang berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari dua kata yaitu philos yang beraryi cinta,senang dan suka, serta kata sophia beraryi pengetahuan, hikmah dan kebijaksanaan dengan demikian filsafat adalah cinta kebenaran. Dalam pengertian yang lebih luas, Harold Titus mengemukakan pengertian filsafat sebagai berikut : 1. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasannya diterima secara kritis. 2. Filsafat ialah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi. 3. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. 4. Filsafat ia;ah analisis logis dan bahasan dan penjelasan tentang arti konsep. 5. Filsafat ialah sekumpulan problema-problema yang langsung mendapat perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat. BAB II LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKAN
Pada bab II ini dijelaskan bagaimana awal dari petkembangan munculnya Filsafat dan pada bab ini dijelaskan bebrapa konsep yang digunakan dari pemikiran-pemikiran filsafat spritualisme kuno dimna pada bab ini juga dijelaskan bahwa filsafat berkembang sesuai perkembangan zaman dari zaman Timur Jauh yaitu Hindu, Budha, Taoisme, Shinto. Timur Tengah yaitu Yahudi, kristen dan bagaimana reaksi terhadap spritualisme pada zaman yunani pada bab ini juga dijelaskan bagaimana pemikran-pemikiran filsafat menurut para ahli yaitu Plato, Socrates dan Aristoteles
BAB III ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN MODERN DITINJAU DARI
ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI. Pada bab ini diungkapkan tentang aliran-aliran filsafat modern ditinjau dari persefektif ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Dan pada bab ini
11
dijelaskan juga bagaimana pandangan-pandangan aliran filsafta dilihat dari segi aliran progressivisme, yaitu asas belajar dan pandangan kurikulum progressivisme , pandangan progressive tentang budaya yang kedua aliran esensialisme mengenai pandangan ontologi esensialisme, pandangan epistemologime esensialisme, pandangan
akisologis
esensialisme,
pandangan
esensialisme
mengenai
belajar,pandangan esensialisme mengenai kurikulum dan yang ketiga yaitu mengenai aliran perenialisme sedangkan alira yang keempat yaitu aliran rekonstruksisme. BAB IV HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA DAN PENDIDIKAN
Pada bab ini dijelaskan bagaimana hubungan antar filsafat, manusia dan pendidikan dan pada bagian ini juga dijelaskan beberapa teori kebenaran menurut pandangan filsafat dalam bidang ontologi, epistemologi, dan aksiologi, pandangan filsafat tentang hakikat manusia dan bagiaman pandangan ilmu pengetahuan tenatng manusia, bagaimana nilai-nilai pendidikan dan tujuan pendidikan dan pada bab ini juga bagaimana sistem pendidikan menurut pandangan filsafat.
BAB V FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA
Pada bab ini dijelaskan bahwa ajaran filsafat yang komperensif telah menduduki status tinggi dalam kebudayaan manusia, yakni sebagai ideologi bangsa dan negara dan pancasila dikatakan sebagai filsafat hidup bangsa sesuai dengan ketepan MPR Nomo 11/MPR/1978,bahwa pancasila adalah jiwa dan seluruh rakyat indonesia, kepribafian bangsa indonesia, pandangan bangsa indonesia dan dasra negara.
BAB VI FILSAFAT PENDIDIKAN PENINGKATAN SUMBER DAYA
MANUSIA Pada bab ini diktakan bahwa filsafat pendidikan dan kepribadian sangat ketergantungan dilihat dari sudut pandang individu, bahwa oendidikan merupakna usaha untuk membimbing dan menghubungkan potensi individu , sementara dilihat dari sudut pandang kemasyarakatan bahwa pendidikan adalah
12
usaha pewarisan nilai-nilai budaya dari generasi tua kepada generasi muda, agar nilai-nilai budaya tesebut tetap terpelihara.
BAB VII PENDIDIKAN NASIONAL DAN PEMBINAAN KARAKTER
Pada bab ini dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinnya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta ketrampilan diperlukan dirinnya, masyarakat, bangsa dan negara sebagaiman tercantum dalam UU Nomor 23 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pada bab ini dijelaskan dua materi yaitu urgensi pembentukan karakter dan proses pemebnetukan karakter.
13
BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
4.1 Kelebihan isi Buku BUKU I Keunggulan dari buku ini adalah bahwa pada buku ini terdiri dari lima bab dimana setiap bab berisi penyajian materi yang dijelaskan secara rinci, dan setiap bagian dijelaskan masing-masing secara detail, penjelasan yang disampaikan lengkap. BUKU II Keunggulan dari buku ini adalah bahwa pada buku ini terdiri dari sepuluh bab lebih banyak dari kedua buku pembanding dan pada buku ini penyampaian materi juga jelas, rinci dan setiap bab berisi penjelasan materi yang luas dan banyak menggunakan kasus yang kita hadapi dikalangan masyarakat sehingga cara berpikir kita dilatih untuk berpikir kritis. BUKU III Keunggulan dari buku ini adalah bahwa pada buku ini terdiri dari tujuh bab
dimana
buku ini
juga
bagus
karena
setiap
bab
yang diberikan
berkesinambungan dan penjelasannnya juga lengkap dan rinci dapat dilihat buktinnya dari bagian perkembangan filsafat dibab ini juga dijelaskan bagaiman awal perkembangan pada zaman yunani kuno sampai pada zaman sekarang dan bagaimana awal pemikiran para ahli filsafat sehingga buku ini juga menarik untuk dibaca karena pada wawasan yang kita bertambah.
14
4.2 Kelemahan isi buku BUKU I Setiap dalam penulisan isi buku tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan. Buku yang direvisi penulis ini, telah menilainnya secara subjektif buku tersebut masih banyak terdapat kekeliruan dalam penulisannya. BUKU II Pada buku ini memang lebih sedikit kekurangan dibandingkan dari kedua buku hanya saja pada buku ini ada materi tentang phenomenologik dimana tujuan dan pengaruh brabagi pandangannya terhadap sekitar tidak dijelaskan. BUKU III Pada buku ini penyampaian kasus atau bagaimana pengaplikasiannya tidak dijelaskan pada bagian ini.
15
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Suatu buku akan selalu memiliki kekurangan dan kelebihan terhadap buku lain meskipun membahas hal yang sama. Buku II adalah buku yang lebih mudah say pahami karena selain dari isi materi lebih banyak terdapat juga bebrapa aplikasi digunakan pada buku ini sehingga kita lebih paham membaca buku ini. 5.2 Saran Sebaiknya pada buku-buku yang digunakan harus ada revisi-revisi baru setiap tahunnya dan sebaiknya kita harus banyak membaca bukan hanya satu sumber refrensi saja tapi harus lebih dari satu karena bebrapa hal yang dapat kita revisi kembali setelah kita memnaca lebih ari satu sumber.
16
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Edward. (2017 ). Filsafat Pendidikan. Medan : Unimed Press Jalaluddin, H. Dan Abdullah Idi. (1997). Filsafat Pendidikan. Manusia, filsafat dan pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Mudyahardjo, R. (2004). Filsafat Ilmu Pendidikan: Suatu Pengantar . Bandung : Remaja Rosdakarya.
17