150
alternatif pemecahan yang mungkin (tersedia) dengan cara menjumlahkan semua hasilnya kemudian membaginya dengan banyaknya kemungkinan hasil dari setiap alternatif. Setelah itu kita ambil hasil yang maksimum dari hasil rata-rata setiap alternatif. Metode ini disebut juga sebagai pengambilan keputusan yang moderat. Misalnya sebuah perusahaan akan membangun pabriknya di suatu negara dan dihadapkan kepada kondisi ( state of nature) pasar yang mungkin baik dan juga buruk. Ada tiga kemungkinan yang bisa diputuskan yaitu membangun pabrik yang besar, membangun pabrik yang kecil, atau membatalkan pembangunan pabrik tersebut. Kalau kondisi pasar bagus, hasl yang bakal diperoleh adalah untuk $200.000 atau rugi $-180.000 untuk pabrik yang besar dan untuk $100.000 atau rugi $-20.000 untuk pabrik yang kecil. Mana yang sebaiknya dipilih apabila menggunakan cirteria pengambilan keputusan di atas?
Tabel 9.3 Alternatif Keputusan Alternatif
Pasar baik
Pasar buruk
Mak. Baris
Min. baris
Rata-rata
Pabrik besar
$200.000
$-180.000
200.000
-180.000
10.000
Pabrik kecil
100.000
-20.000
100.000
-20.000
40.000
0
0
0
0
0
Batal
Dari hasil perhitungan di atas, bagi yang optimis akan memilih membangun pabriknya yang besar karena akan mendapat keuntungan sebesar $200.000. Bagi yang pesimis akan memilih tidak imembangun untuk menghindari kerugian yang minimal, sedangkan bagi yang moderat akan memilih untuk membangun pabriknya yang kecil karena rata-rata keuntungannya lebih besar yaitu $40.000. Bila kondisi pasar itu probabilitinya bisa diketahui secara pasti maka perusahaan berhadapan dengan pengambilan keputusan yang beresiko. Misalnya bahwa probabilityu pasar buruk adalah 0.5 itu berarti probability pasar bagus juga adalah 0.5. Dengan demikian expected value untuk masing-masing kondisi pasar adalah : EV(good)
= 0.5($200.000) + 0.5($-180.000)
= $10.000
EV(bad)
= 0.5($100.000) + 0.5($-20.000)
= 40.000
EV(null)
= 0%($0) + 0.5($0)
=0
151
10.ANALISIS SENSITIVITAS Para manajer operasi seringkali tidak hanya tertarik pada pemecahan yang optimal tapi juga ingin mengetahui pengaruh perubahan yang terjadi pada setiap keputusan. Suatu keputusan akan mencapai sasaran secara tepat apabila semua persyaratan yang ditetapkan pada saat pengambilan keputusan tidak berubah. Namun kenyataannya lingkungan selalu berubah dan seberapa besar kepekaan (sensitivity) dari setiap keputusan yang diambil dipengaruhi oleh perubahan yang bakal terjadi akan menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap manajer. Misalnya, apa yang terjadi jika semua koefisien input atau nilai-nilai konstraints dalam waktu yang relatif pendek berubah? Ini penting untuk dipertanyakan karena setiap keputusan yang hdiambil selalu didasarkan pada asumsi bahwa semua input adalah konstan, tidak akan ada perubahan. Analisis kepekaan ( sensitivity analysis) atau juga disebut postoptimality analysis. Analisis ini adalah kajian tentang seberapa jauh kepekaan suatu pemecahan (solutions) terhadap perubahan parameter setiap input. Ada 2 (dua) pendekatan yang bisa digunakan untuk menentukan kepekaan ini, yaitu : 1. Menggunakan pendekatan trial and error 2. Menggunakan metode analytic ipost optimality Pendekatan pertama merupakan pendekatan yang sederhana dimana keseluruhan masalah yang terlibat diuraikan kembali atau dipecahkan kembali (biasanya menggunakan seperangkat komputer). Setiap waktu input data dirubah parameternya untuk melihat perubahan hasilnya. Cara ini hanya bisa dilakukan pada persamaan yang sederhana dimana variabelnya hanya dua, tetapi akan memakan waktu yang lama untuk persoalan yang rumit dengan variabel yang banyak. Cara yang kedua umumnya lebihh disenangi karena seluruhnya dilakukan dengan komputer. Dalam perusahaan-perusahaan besar ini dilakukan dengan program Excel Solver atau sering disebut Production and Operation Management (POM) for Windows. Program ini diciptakan untuk membantu para manajer (decision maker ) untuk mengetahui apakah suatu pemecahan secara relatif peka terhadap perubahan yang masuk akal dalam satu atau lebih parameter input.
11.RESIKO NILAI TUKAR Ketika sebuah korporasi beroperasi melewati batas-batas negara, pertimbangan keputusan harus lebih diarahkan untuk kegiatan yang bersifat jangka panjang. Dalam hal kegiatan operasi hanya sebatas perwakilan dagang atau subsidiary. Resiko kerugian tidak begitu besar. Tapi apabila kegiatan operasi meliputi penciptaan produk yang berupa barang atau manufaktur, resiko kerugian akan sangat besar karena perusahaan harus menanamkan dananya dalam jumlah yang besar. Misalnya dalam pembuatan pabrik dimana mesinmesin dan peralatan ilainnya yang harganya mahal, apabila terjadi perubahan yang merugikan maka kerugiannya menjadi sangat besar. Ada dua hal yang harus
152
dipertimbangkan secara matang yaitu Resiko nilai tukar dan resiko politik. Dalam hal Resiko nilai tukar, perusahaan dihadapkan kepada tiga ciri yaitu : 1. Resiko nilai tukar ekonomi 2. Resiko nilai tukar saat bertransaksi 3. Resiko nilaii tukar saat kegiatan accounting Yang peratma mengukur perubahan nilai sekarang (net present value) dari cash flow yang dihasilkan karena terjadinya perubahan mendadak (tak diduga). Terjadinya kenaikan nilai tukar own currency atas foreign currency akan menyulitkan perusahaan dalam pemasaran apabila produk yang dihasilkannya dipasarkan di luar negeri. Demikian juga penurunan nilai tukar akan menyulitkan perusahaan kalau bahan bakunya hdidatangkan dari luar negeri (diimport). Perusahaan akan dipaksa untuki menyesuaikan harga produk yang dihasilkannya di sisi input atau di sisi output, keduanya akan menyulitkan perusahaan. Dalam kaitannya dengan capital budgeting. Resiko nilai tukar yang diakibatkan oleh perubahan ekonomi menjadi sangat penting. Ini biasanya terjadi karena perubahan yang tidak terduga sehingga perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk mengantisipasinya (kita telah membahasnya secara mendalam di atas. Contohnya adalah pada krisis ekonomi di Indonesia 1997 dimana nilai tukar rupiah yang asalnya $1 = Rp. 2500 melonjak menjadi $1 = Rp. 15.000. Akibat perubahan yang mendadak ini banyaki perusahaan yang hancur karena tidak mampu mengantisipasinya.
12.RESIKO POLITIK Resiko politik dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh pemerintah asing yang bisa menghancurkan (detriment) kegiatan operasional perusahaan. Penghancuran ini bisa terjadi melalui 4 (empat) hal, yaitu : 1. Peraturan (regulation) yang meliputi : a. Perpajakan b. Undang-Undang Perburuhan c. Gaji dasar minimum bagi pekerja d. Pengendalian harga 2. Diskriminasi (discrimination) yang meliputi : a. Pembatasan pada pengembalian dividend ke Negara asal b. Persyaratan tenaga kerja spesialis (experts) c. Hambatan tarif dan non tarif d. Aturan-aturan administrasi yang menimbulkan biaya tinggi
153
3. Perampasan (expropriation) yang meliputi : Pengambilalihan perusahaan oleh pemerintah asing dimana perusahaan beroperasi. Dari sisi negara yang mengambil alih disebut sebagai nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing. Di Indonesia, nasionalisasii perusahaan asing terjadi menjelang tahun 1960an. Perampasan atau nasionalisasi ini bisa terjadi melalui : a. Dengan kompensasi (compensation) yang memadai atau disebut juga sebagai fair compensation. b. Dengan kompensasi yang tidak memadai c. Tanpa kompensasi 4. Terjadinya kekacauan dalam negeri atau peperangan antar negara yang menghancurkan perusahaan. Meskipun sulit diprediksi, perusahaan harus berusaha untuk memperoleh informasi yang lengkap dan memperkirakanj kondisi yang bakal terjadi di negara dimana ia beroperasi. Informasi masalah-masalah investasi di negeri asing misalnya “The Political Risk Services Group (PSG) di Amerika Serikat. Lembaga ini (PRSG) menyusun peringkat Resiko Politik dari negara-negara di seluruh dunia. Dari 140 negara di dunia (November 2002), Somalia, Iraq, udan, Nigeria, dan Indonesia dimasukkan dalamj kategori negaranegara yang memiliki Resiko politik yang sangat tinggi (the five most politically risky countries). Sedangkan netherlands, Luxembourg, Finland, Denmark, and Switzerland merupakan lima negara yang dikategorikan memiliki resiko politik yang sangat rendah (Keat, 2003).
13.KESIMPULAN Bisnis muncul dan berada dalam lingkungan, karena itu kelangsungan hidupnuya (survival) dan pertumbuhannya (growth) tergantung kepada kemampuannya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Bisnis memperoleh faktor produksi yang diperlukannya seperti bahan baku, energi, informasi, dan tenaga kerja dari lingkungan. Bisnis juga menyerahkan produk yang dihasilkannya, baik barang maupun jasa, kepada lingkungan. Apabila lingkungan (pasar) tidak mau menerimanya, maka produknya akan menumpuk dan proses produksi terpaksa harus distop. Demikian juga bila lingkungan (supplier) tidak mau mengirimkan bahan baku atau faktor produksi lainnya, proses produksi tidak bisa melakukan kegiatannya. Lingkungan bisnis terdiri dari berbagai unsur. Ia bisa berupa budaya, politik, ekonomi, customer, supplier atau unsur lainnya. Semuanya akan mempengaruhi kegiatan bisnis. Apa yang terjadi pada salah satu unsur lingkungan itu akan berpengaruh terhadap kegiatan bisnis. Kegiatan operasi bisnis sangat peka terhadap ketidakstabilan oleh karena itu kestabilan lingkungan merupakan prasyarat dari berkembangnya bisnis. Bisnis akan
154
berjalan lancar manakala bahan tersedia secara memadai dan pasar mampu menyerap semua produk yang dihasilkannya. Akan tetapi ternyata tidak ada lingkungan yang tidak berubah, dan perubahan itu mungkin berasal dari kegiatan bisnis itu sendiri. Misalnya perubahan dalam teknologi yang diikuti oleh perubahan dalam kegiatan bisnis lainnya sehingga mampu merubah lingkungan sekitarnya. Dan karena perubahan itu sendiri maka bisnis bisa bertahan dan berkembang. Namun perubahan yang terjadi diharapkan tidak mendadak dan dalam jwaktu ucepat karena perubahan seperti itu akan menimbl ketidakpastian dalam beroperasi. Ketidakpastian akan menyulitkan pengambilan keputusan dan menimbl resiko yang memungkinkan bisnis menghadapi kehancuran. Selain dihadapkan kepada ketidakpastian lingkungan pasar dan teknologi, kegiatan operasi ;di negeri asing akan dihadapkan pula kepada resiko ekonomi secara umum jdan resiko politik. Resiko ini berkaitan dengan peraturan pemerintah setempat, hambatan tarif dan non tarif, perampasan perusahaan oleh pemerintah setempat (nasionalisasi), dan terjadinya kekacauan dalam negeri atau peperangan antar negara yang menghancurkan perusahaan.
14. BAHAN DISKUSI 1. Miengapa lingkungan begitu penting bagi perusahaan ? 2. Apakah ada kaitan lingkungan dengan efisiensi dan pertumbuhan perusahaan? 3. Mengapa perusahaan sangat mendambakan beroperasi dalam lingkungan yang tidak berubah-ubah? 4. Mengapa dalam jling yang cepat berubah memungkinkan perusahaan menjadi bangkrut? 5. Bagaimana kaitan perubahan lingkungan dengan ketidakpastian dan resiko? 6. Bagaimana tahapan pengambilan keputusan itu sebaiknya dilakukan? 7. Mengapa teknologi merupakan salah satu agen dalam perubahan lingkungan perusahaan? 8. Bagaimana cara mengukur resiko? 9. Mengapa dalam pengambilan keputusan diperlukan analisis sensitivitas? 10. Samakah dampak perubahan politik dengan perubahan ekonomi terhadap perkembangan perusahaan?
BACAAN LEBIH LANJUT Griffin, Ricky W., Ebert, Ronald J., 2004, “Business” Seventh Edition, Prentice Hall.
155
Radford, K.J., 1981, “Modern Managerial Decision Making”, terjemahan erlangga, Analisis Keputusan Manajemen, 1984. Salvatore, Dominick, 2001, “Managerial Economics in a Global Economy” Fourth Edition, Harcourt College Publishers.
156
BAB
SISTEM INFORMASI
10
MANAJEMEN
1. PENDAHULUAN Memasuki bisnis seperti memasuki hutan belantara. Dari kejauhan penuh dengan pemandangan indah, pohon-pohon yang menghijau subur, air yang mengalir jernih, dan udara yang bersih. Semuanya memberikan harapan yang menggembirakan kepada setiap yang memandangnya dan berhayal untuk mendapatkan buah yang lezat dan gampang dipetik. Begitu memasukinya, pemandangan indah itu berubah. Hutan belantara itu ternyata mengerikan, banyak jurang-jurang yang mengaga, dan duri-duri yang tajam. Kalau malam hari banyak suara-suara yang menakutkan, semuanya tidak jelas dan penuh ketidakpastian. Setiap jalan menurun atau menanjak, harus dilalui dengan langkah hatihati, tangan harus berpegangan kuat terhadap ranting yang ada, mata harus tajam melihat kedepan, pendengaran harus dipasang untuk menghadapi berbagai kemungkinan. Banyak bisnis yang hancur karena tidak mampu memahami bayang-bayang tersebut sehingga keliru dalam mengambil keputusan saat beroperasinya. Hutan belantara itu sesuatu yang nyata dalam kegiatan operasi apapun apalagi operasi internasional kalau orang yang memasukinya sama sekali belum mengenal medan. Apakah dalam hutan itu banyak binatang yang jinak dan lezat dagingnya seperti menjangan, atau malah penuh dengan binatang-binatang buas yang siap menerkam. Seseorang atau sekelompok orang atau bahkan sebuah organisasi yang ingin survive di tengah hutan belantara itu memerlukan informasi yang banyak sebelum memasuki kegiatan operasi internasional. Informasi merupakan salah satu sumberdaya (McLeod, 1986) yang diperlukan olehu perusahaan disamping sumberdaya lainnya seperti manusia, dana, peralatan, waktu, bahan baku dan sebagainya. seorang manajer operasi bertanggungjawab untuk mengumpulkan data tentang mesin, bahan mentah, tenaga kerja atau sumberdaya lainnya. Informasi yang diperlukan harus lengkap, mulai dari A sampai dengan Z, tidak setengahsetengah. Informasi dari berbagai sumber itu bagi perusahaan akan berubah menjadi data untuk kemudian diolah menjadi informasi yang bermanfaat untuk mengambil keputusan. Kekurangan informasi dalam jpengambilan keputusan akan menimbulkan ketidakpastian yang tinggi. Setiap orang yang ada dalam jorg seyogiyanya menerima informasi yang layak agar informasi itu bisa digunakan. Informasi juga harus disamipaikan tepat waktu, manakala informasi tersebut tidak diterima oleh yang memerlukannya pada waktu yang tepat, maka ia akan menjadi usang dan tidak terpakai. Manager harus mampu menyeleksi data yang sudah usang, dan
157
meng up-date nya dengan yang baru agar bisa terpakai oleh yang memerlukannya, baik itu untuk keperluan internal atau untuk keperluan eksternal. Karena informasi bisang usang, harus diseleksi, dibuang, dan harus di update, maka jelas bahwa informasi harus dikelola dengan baik dalam sebuah sistem, Sistem Informasi manajemen (Management Information System). Gambar 10.1 MIS dan Fungsi Organisasi
2. INFORMASI DAN LINGKUNGAN BISNIS Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kegiatan bisnis itu se ndiri da n yang mempengaruhi ke giatan op erasin ya. Menuru t Michael Porter, unsur-unsur lingkungan bisnis yang utama akan terdiri dari pelanggan (customer), pemasok, pendatang baru, produk substitusi. Intinya, lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang bisa mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan, baik yang ada di sisi input maupun yang ada di sisi output. Termasuk ke dalamnya politik, ekonomi dan sosial, teknologi, serikat pekerja, agama dan budaya. Semuanya mempengaruhi bisnis hanya sa ja ada yang lang sung sepe rti yang di gambarka n Porter, ada juga yang tida k langsu ng sepe rti ekon omi, po litik, dan agama.
158
Gambar 10.2 Lingkungan Bisnis
Pelanggan akan mempengaruhi perusahaan dalam hal pemintaan atas produk yang dihasilkannya. Bila pemintaan pelanggan naik, maka kegiatan operasi perusahaan akan meningkat, sebaliknya bila pemintaan menurun, kegiatan operasi diturunkan. Bahkan bila tidak ada pemintaan dari pelanggan, produksi terpaksa berhenti. Bila pemintaan terus tida k ada, perusaha an ak an bangkr ut. Pemasok juga sama, bila pemintaan naik disertai dengan kesanggupan pemasok dalam menyediakan bahan bakunya, maka kegiatan operasi perusahaan akan meningkat. Bila pemasok tidak ada yang bersedia untuk meningkatkan pengiriman bahan bakunya, bagaimanapun kegiatan operasi perusahaan tidak akan meningkat. Bila pemasoki sama sekali tidak mau mengirim bahan baku yang diperlukan, kegiatan operasi perusahaan harus berhenti karena tidak ada bahan yang bisa diolah, walaupun pemintaan meningkat. Bukan hanya customer dan pemasok saja yang mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan, tapi keseluruhan elemen lingkungan seperti politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Hanya saja pengaruhnya ada yang langsung dirasakan perusahaan, ada juga yang secara tidak langsung. Pemasok, pelanggan, pesaing, pemilik, manajer, dan karyawan adalah unsur-unsur lingkungan yang memiliki pengaruh langsung terhadap kegiatan operasi perusahaan. Karena itu disebut lingkungan langsung
159
perusaha an. Pereko no mian, politik, tekn ol ogi, dan or ganisa si lainnya disebut lingkungan perusahaan yang tidak langsung, karena tidak langsung berp engaruh. Kebijaka n pemerintah dalam hal ke naikan up ah buruh misalnya, tidak langsung berpengaruh terhadap operasi perusahaan. Demikian juga dengan penemuan teknologi baru tidak langsung berp engaruh te rhad ap operasi perusaha an karena salurann ya tidak langsung. Karena lingkungan berpengaruh terhadap kegiatan operasi perusaha an. Manajer harus memiliki ba nyak info rmasi tent an g apa -apa yang terjadi di lingkungannya. Baik internal maupun eksternal. Dalam kaitannya dengan operasi di luar negeri, informasi harus lebih banyak dikumpulkan bukan saja sumber pasokan dan pemasaran, tapi terlebih menyangkut dengan sosial kemasyarakatan. Orang-orang yang akan jadi partner perusaha an harus diketahu i sifatn ya, buda yanya, bahkan agamanya. Sekitar tahun 70-an, ada pengusaha Jepang yang akan melakukan usaha patungan ( joint venture ) dengan pribumi Indonesia untuk membuat perusahaan tekstil. Usaha patungan tersebut batal karena orang Jepang memperolehh informasi bahwa orang yang akan dijadikan partner itu memiliki dua orang istri. Batalnya kerjasama tersebut karena menurut orang Jepang bahwa orang yang memiliki dua orang istri akan disibukkan dengan permasalahan keluarganya.
3. DATA DAN INFORMASI Banyak orang menggunakan istilah data dan informasi dalam konteks yang sama, jterutama jdalam percakapan umum dan tidak formal. Data adalah sesuatu yang digunakan untuk melakukan perhitungan, pengukuran, diskusi atau terutama dalam pengambilan keputusan. Jumlah jam kerja dan tingkat upah per jam merupakan data yang digunakan untuk perhitungan jumlah up ah yang ha rus diba yarkan kepada buru h. Hasil perhit un gan tersebut berupa informasi yang harus dikirim kepada bagian keuangan untuk menentukan berapa uang harus disediakan untuk membayar buruh tersebut. Apabila personalia mengirimkan macam-macam upah buruh, dari mulai manajer sampai dengan cleaning service, informasi tersebut berubah menjadi data yang akan digunakan sebagai dasar untuk menghitung keseluruhan upah buruh. Berdasarkan informasi ini, bagian keuangan memutuskan berapa harus mengambil uang di bank.
160
Di pihak perbankan, jumlah uang yang akan diambil oleh sebuahu perusaha an merupaka n data yan g harus diolah bersamaan deng an da ta -dat a dari perusahaan lainnya. Berdasarkan data-data ini bank akhirnya akan memperkirakan berapa besarnya dana yang tersedia setiap hari atau setiap bulan un tuk mela yani nasabahn ya. Den gan demiki an in formasi yang dikirimkan oleh perusahaan akan berubah menjadi data bagi pihak bank untuk dijadikan dasar perhitungan dalam pengambilan keputusann ya. Sistem untuk mengolah data disebut sistem pengolahan data (data processing syst em ). Pengolahan data ini bisa secara manual atau menggunakan alat lain seperti kalkulator saku, mesin ketik, atau dengan sebuah komputer. Cara mengolahnya bervariasi, namun secara k eseluruhan bisa meliputi hal-h al se bagai be riku t : 1. Pencatatan data transaksi yang berupa arsip (file) 2. Pensortiran dan pengurutan data menjadi arsip tunggal 3. Penggabungan dan penyusunan ke dalam beberapa file 4. Penghitungan jumlah 5. Pengakumulasian 6. Penyimpanan data 7. Penarikan data apabila diperlukan 8. Penduplikasian bila diperlukan 9. Penyajian informasi Karena kegiatan dia tas, maka komputer berkembang kegunaannya bukan hanya sekedar alat untuki pengolahan data saja sebagaimana awalnya tapi berk embang menj adi penyajia n informasi. Pengolah an data menjadi informasi seperti ini diperlukan oleh setiap orang yang memerlukannya. Para manajer memerlukannya untuk membuat keputusan maka komputerpun berkembang menjadi sistemi pendukung dalam membuat keputusan (decision support sistem ).
4. PERUBAHAN YANG ABADI Pengaruh perubahan lingkungan terhadap kegiatan iusaha, bisa langsung bisa ju ga tida k lang su ng. Peru baha n dala m lingkung an intern al seperti pemo gokan buruh,I perubahan kebija kan pimpinan pe rusa haan , at au kerusakan alat-alat produksi akan berpengaruh terhadap perusahaan. Demikian juga dengan perubahan dari supplier, atau selera konsumen akan
161
secara langsung berpengaruh terhadap produksi. Namun perubahan politik dan ekonomi, demikian juga teknologi pengaruhnya bisa tidak langsung karena salurannya juga tidak langsung sehingga memerlukan waktu yang relatif lama. Apapun perubahan yang terjadi, di lingkungan luar atau lingkungan dalam, pengaruhnya pada operasi perusahaan akan tetap pada sisi input, dalam proses, dan pada sisi output. Dalam hal perubahan, ada tiga sifat perubahan, yaitu : 1. Perubahan yang bisa direncanakan 2. Perubahan yang bisa diprediksi 3. Perubahan yang terjadi secara mendadak Perubahan yang direncanakan adalah perubahan yang terjadi dalam lingkungan internal misalnya dalam struktur organisasi karena adanya perluasa n operasi perusaha an. Suatu ke pu tusa n yang diambil oleh pimpinan perusaha an atau oleh pe milik untu k mela kukan pe ruba han atas kegiatan operasional perusahaan merupakan sesuatu yang pasti terjadi karena diputuskan oleh pimpinan atauu pemilik perusahaan. Misalnya keputusan untuk menambah atau untuk mengurangi kapasitas produksi. Keputusan ini akan berpengaruh terhadap bahan yang akan diolah, peralatan yang akan di gunaka n, dan tena ga ke rja yang akan mengerjakannya. Perubahan yang bisa diprediksi adalah perubahan yang sifatnya musiman. Perubahan seperti ini memiliki pola tertentu dan hampir sama dari tahun ke tahun. Misalnya pemintaan jumlah produk pada musim pane n, at au lebaran, atau musim pe rnikah an. Pemintaan buku pa da tahun ajaran baru, dan sebagainya. walaupun jumlah pemintaannya tidak selalu sama, tetapi memiilki pola yang sama sehingga bisa diperkirakan. Misalnya pemintaan kain tekstil untuk lebaran yang akan datang diperkirakan 20 ton, atau hasil panen tahun ini diperkirakan 100 ton dan sebagainya. Pasti terjadi? Belum pasti. Karena itu disebut sebagai perkiraan. Perubahan yang mendadak adalah perubahan yang bisa terjadi sewaktu-waktu dan datangnya tidak pasti. Perubahan yang seperti ini sangat sulit dideteksi sehingga orang tidak tahu apa yang bakal terjadi. Ketidaktahuan ini karena tidak adanya informasi sama sekali. Ketiadaan informasi ini pula, maka orang atau organisasi tidak mampu mengantisipasi tentang apa yang harus dipersiapkan untuk menghadapi
162
kejadian itu. Dalam kebakaran rumah atau tabrakan sebuah mobil misalnya, orang tidak tahu kapan terjadinya, sehingga pada saat kebakaran memang betul-betul terjadi, orang yang mengalaminya hanya terbengong bengon g tida k tahu apa yang harus dila kukan. Kalau perubahan itu terus terjadi setiap saat kondisi menjadi tidak pasti. Bayang kan kala u pi mpinan perusahaan terus melakuka n pe rubahan. Saat ini bahan baku diganti, besok mesin dirobah, besoknya lagi karyawan dipindahkan ke bagian lain, besoknya lagi gantii lagi bahan bakunya, maka karyawan akan bingung. Karena itu kegiatan operasional apapun sangat alergi dengan perubahan. Setiap pimpinan perusahaan sadar akan pentin gn ya kest abil an, karena itu selalu dilakukan perencan aan untuk memastikan apa yang akan dikerjakan esok hari, minggu depan, bulan depan, bahkan tahun depan. Namun karena perusahaan juga merupakan bagian dari lingku ngan yang le bih luas, maka perusaha an tida k bisa menghindari diri dari perubahan. Misalnya hdalam hal memasarkan produknya, dalam mendap atka n ba han ba ku, atau dalam mene ntuk an teknologi yang akan digunakannya.
5. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Di Amerika Serikat, Sistem Informasi Manajemen (SIM) mulai diperkenalkan sejak tahun 60-an, namun di Indonesia istilah ini mulai populer ta hun 80 -an. Para ahli kesulitan da lam mendefinisik an SIM ini karena luasnya cakuipan yang bisa dilakukan oleh kegiatannya. SIM tidak hanya menyangkut pengolahan data untuk menghasilkan informasi bagi kepentingan manajer saja, tapi keseluruhan informasi yang diperlukan adlam organisasi ataupun luar organisasi. Menurut Raimond McLeod, (1986) SIM adalah sistem formal maupun informal yang menyediakan informasi yang lampau, sekarang, ataupun yang akan datan g, dalam bentuk tertulis ataupun oral untuk operasi internal perusahaan dan atau untuk lingkungannya, dengan tujuan mendukungh para manajer dan karyawan, dan elemen-elemen lingkungan kunci dalam waktu yang tepat untuk membantu pembuatan keputusan. Dari definisi di atas ada beberapa hal yang perlu dicatat, antara l ain : 1. Informasi yang disediakan meliputi semua sistem baik formal (misalnya terjadwal) dan informal (tidak terjadwal). 2. Informasi, baik yang telah lalu, sekarang maupun yang akan datang.
163
3. Tertulis maupun tidak tertulis (oral). Informasi tertulis biasanya meliputi angka-angka, kalimat, atau dalam bentuk gambar, dan grafik, tapi bisa juga dalam bentuk suara (audio response). 4. Internal ataupun eksternal. Informasi yang disediakan menyangkut keadaan atau kejadian-kejadian yang dialami perusahaan baik di dalam maupun di luar perusahaan. 5. Untuk para manajer ataupun karyawan. Informasi yang disediakan bukan han ya untuk pa ra manajer saja , tapi ju ga untu k keseluruha n karyawan untuk memperlancar kerja mereka. 6. Elemen-elemen lingkungan kunci. Perusahaan punya kewajiban untuk melaporkan maju mundurnya perusahaan kepada para pemegang sa ham dan ju ga kepada pemerint ah . Informasi ini bahk an sangat diperlukan untuk disampaikan kepada customern ya. 7. Waktu yang tepat. Informasi ini harus tersedia setiap saat, sewaktuwaktu diperlukan, terutama untuk kegiatan-kegiatan kritis seperti dalam menghadapi trouble operasi, kerusakan mesin, claim yang mendadak dari konsumen dan sebagainya. 8. Pembuatan keputusan. Pada akhirnya SIM dirancang untuk membantu para manajer untuk pembuatan keputusan. Bukan untuk membuat keputusan bagi manajer, tapi membantu menyediakan informasi untuk mendukung manajer dalam membuat keputusan ( decision support sistem ). Gambar 10.3 Aliran Informasi
164
6. PERTUKARAN INFORMASI Dalam kegiatan operasi ada dua hal penting yang harus diperhatikan yaitu aliran barang-barang dan aliran informasi. Aliran barang-barang biasanya sudah tertentu jalurnya dan horizontal. Aliran bahan baku misalnya mulai dari supplier, diterima di gudang bahan baku, kemudian dikirim ke bagian produksi . Di ba gian produksi baha n-bahan ini diolah pada sera ngkaian tahapan pengolahan untuk menjadi produk jadi. Setelah itu dikirim ke gudang barang jadi kemudian dikirim ke bagian pemasaran yang selanjutnya dikirim kepada pemesan. Aliran barang ini horisontal dan tertentu jalurnya dan kelihatan wujudnya. Aliran informasi tidak terlihat wujudnya tapi merambah bukan saja horizontal tetapi juga vertikal, ke atas dan ke bawah, tertulis atau juga tidak tertulis. Informasi tentang penerimaan bahan baku dari supplier oleh bagian gudang, tidak hanya dikirim ke bagi an prod uksi sa ja, tapi juga dikirim ke bagian keuangan, ke bagian administrasi gudang. Informasi ini dikirim juga ke kepala bagian, ke manajer, bahkan ke pimpinan puncak. Informasi yang dikirimnya tidak hanya jumlahnya saja, tapi juga h arganya, kualitasnya, jenisnya, waktu diterimanya dan sebagainya yang dianggap pentin g untuk disa mpai kan. Informasi yang mengalir tidak ha nya sa tu arah saja tapi bolak balik. Tidak hanya di dalam perusahaan saja tapi juga keluar perusahaan, misalnya ke pihak supplier, ke pihak bank, ke pihak customer, atau ke pihak pemerintahan. Gambar 10.4 Pertukaran Informasi antar Bagian
165
Dalam kaitannya dengan kelancaran operasi perusahaan, pertukaran informasi sangat penting. Pertukaraan ini terjadi baik di dalam perusahaan atau dengan pihak luar perusahaan. Di dalam perusahaan, pertukaranj informasi terjadi antar bagian produksi dengan bagian pemasaran atau antar bagian produksi dengan bagian engineering menyangkut kecacatan produk karena mesin yang di gunakan ru sak. Demiki an ju ga antar manajer produksi deng an su pp lier yang mengir imka n bahan informasi te rsebut diperlukan karena semua bagian memerlukan penjelasan, baik yang menyangkut jumlah maupun yang menyangkut kualitas atau harganya. Pertukaran informasi bisa dilakukan secara rutin ataupun secara tidak rutin. Secara rutin dilakukan melalui pertemuan-pertemuan rutin seperti harian, mingguan atau bulanan. Pada level bawah, di tingkat operasional pertukaran informasi dilakukan setiap hari sebelum melaksanakan pekerjaan. Informasinya meliputi kegiatan produksi yang telah dilakukan kemarin, masalah-masalah apa yang timbul dan bagaimana cara mengatasinya, siapa yang harus bertanggungjawab. Pada tingkat kepala bagian pertukaran informasi dilakukan seminggu sekali untuk mengevaluasi hasil kerja minggu yang lalu dan untuk menentukan rencana kerja minggu yang akan datang. Sedangkan pada tingkat manajer biasanya pertuk aran in formasi se bulan seka li deng an pihak -p ihak luar. Pihak-pihak luar itu antara lain dengan parra pelan ggan, para supplier bahan baku, atau instansi lainnya seperti bank atau instansi pemerintah. Pertukaran informasi dilakukan juga secara tidak rutin atau sewaktu-waktu manakala ada kejadian yang timbul secara mendadak. Misalnya tiba-tiba terjadi kerusakan mesin, atau terdapat hasil produksi yang cacat padahal tidak diketahui sebelumnya. Kalau adanya kelainan dalam produksi ini akibat dari pihak-pihak luar seperti dari supplier, kepala bagian cepat melaporkan kepada manajer. Setelah mendapat laporan manajer cepat mengontak supplier yang mengirimkan bahan tersebut agar segera diatasi. Dengan demikian pertukaran informasi dilakukan bukan saja untuk menjelaskan rencana-renacna yang akan datang, tapi juga untuk mengatasi masalah yang timbul secara mendadak, bahk an untu k meni ngka tkan prod uktifita s peru saha an.
166
7. KOMUNIKASI Dasar dari komunikasi apapun pada hakikatnya memiliki lima elemen dasar dan dapat ditunjukkan seperti gambar di bawah. Elemen itu adalah : 1. Sender 2. Code 3. Channel 4. Decoder, dan 5. Receiver Sender adalah orang yang ingin berkomunikasi dengan cara mengirimkan pesa n. Pesan ini kemudian diruba h menj adi code (diseb ut enco de, coding, atau coded). Sonder bisa menggunakan beberapa tipe encoder untuk menyimpan informasi sedemikian rupa sehingga bisa dimengerti dan dikomunikasikan. Code adalah symbol-symbol dengan apa informasi dikomunikasikan, baik secara rahasia ataupun secara terbuka. Simbol tersebut bisa berupa kata, suara, gerakan tangan, gambar-gambar dan sebagainya. Channel adalah saluran yang digunakan untuk menyamipaikan informasi ke tujuan yang diinginkan si sender. Saluran itu bisa berubah kertas seperti sebuah surat, telephone, kantor post, atau internet. Decoder adalah alat yang digunakan untuk merupakan code-code menjadi bahasa biasa yang bisa dimengerti oleh si penerima (receiver ). Receiver adalah si penerima pesan yang disampaikan oleh si sender, ia akan mendengarkan atau membaca pesan yang dikirim oleh si sen der. Gambar 10.5 Model Dasar Komunukasi SENDER
CODER
CHANNEL
DECODER
RECEIVER
Dalam perkembangan selanjutnya komunikasi media untuk komunukasi dua arah diciptakan dengan menggunakan jaringan komputer. Pesan diubah menjadi data atau informasi yang dialirkan dari terminal melalui jaringan yang sebelumnya dirubah oleh modem. Melalui saluran dan modem tersebut, terminal mengirim data ke CPU (Computer
167
Processing Unit) dan sebaliknya CPU dapat mengirim data ke terminal. Kemajuan teknologi informasi memungkinkan komunikasi dapat dilakukan tanpa menggunakan cable tetapi menggunakan sratelit. Dengan telekomunikasi atau data communication (datacom) dunia seolah-olah menjadi kecil karena seseorang dapat dengan mudah berkomunikasi pada saat itu juga dengan orang lain yang jauh berada di belahan dunia lainnya. Penggunaan satelit ini bukan hanya untuk berkomunikasi saja tapi juga untuk mencari data lain yang tersembunyi di dalam jlaut yang paling dalam. Dalam perusahaan besar seperti MNC (perusahaan multinasional) atau perusahaan yang beroperasi dalam pasar internasional memerlukan data-data untuk merancang dan memutuskan bahkan mengendalikan operasinya. Data komunukasi yang berdasarkan MIS membantu perusahaan dalam du a hal. Pertama, de ng an operasi peru saha an yang mendunia, data komunukasi dapat mempermudah manajemen untuk mengontrol perusahaan dengan baik. Kedua, dapat meng up-date data base setiap transaksi dii seluruh perusahaan yang tersebar di seluruh dunia, sehingga keakuratan data akan terus disesuaikan d engan kondisi fisiknya.
8. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Dalam pengambilan keputusan ada dua kategori keputusan, yaitu keputusan terprogram dan keputusan yang tidak terprogram (Simon, 1977). Keputusan yang terprogram adalah keputusan yang sifatnya rutin, terstruktur, dan berulang, sedangkan keputusan yang tidak terprogram adalah keputusan yang pengambilannya sewaktu-waktu. Klasifikasi keputusan ini terikat dengan kedudukan manajer dalam organisasi, yaitu top level management, middle management, dan lower level manajemen. Dalam top level manajemen, permasalahan yang dihadapi adalah hampir selalu permasalahan yang baru, sedangkan pada manajemen bawah ( low management ) yang dihadapi selalu permasalahan yang rutin. Bisa dimengerti karena pada low level management, yang dikerjakan berkaitan dengan kegiatan transaksi jual beli, penyampaian informasi, atau operasi produksi . Permas alah an yang diha dapi tentun ya berk aitan dengan ketepatan waktu penyamipaian produk kepada pelanggan, ketidaktepatan jadwal produk si, kualit as yang tidak standa r, atau pe ruba han pemi ntaan konsumen dari musim ke musim. Semua persoalan hampir pasti sama
168
karena merupakan perulangan (repetitive) sehingga pemecahannya juga hampir selalu sama. Karena persoalannya sama, maka tahapan-tahapan pemecahann ya sama, karena sama maka kepa stiann ya ting gi sehing ga bisa diprogram atau bisa dibuat formula. Contohnya dalam hal penyediaan baha n bisa di gunaka n formul a EOQ (economic order quanity ), atau MRP ( material requirement planning ) , dan sebagainya. Pada manajemen tingkat atas seperti direktur misalnya, ia harus selalu berhubungan dengan pihak luar seperti calon pelanggan, pihak bank, inst ansi peme rintah dan seba gain nya. Mereka be rkom unikasi kadang-kadang sering, kadang-kadang jarang, tempatnya juga seringkali berpin dah. Kadang pertemuan di la pangan golf , kada ng di se bu ah hotel, atau kadang di sebuah restoran, atau kadang-kadang pertemuan dibatalkan karena ada yang berhalangan. Makanya keputusannya juga disebut keputusan yang tidak terprogram. Dalam perencanaan pun demikian, untuk tingkat top management disebut perencanaan strategis ( st rategic planning ), untuk tingkat menengah disebut pengendalian manajemen ( management control ) , sedangkan untuki manajemen paling bawah disebut peng endalian op erasi (operational control ). Tabel 10.1 Sistem Informasi Manajemen dalam Keputusan Terstruktur Pengendalian Operasi (Lower Management)
Pengendalian Manajemen (Middle Management)
Perencanaan Strategis (Top Management)
Terstruktur
Account receivable pesanan
Penganggaran pera mala n J. Pendek
Pergudangan
Semi struktur
Pengendalian persediaan penjad wal an
Persiapan penganggar an
Merger & Aquisisi Pengemb. Produk
Tidak terstruktur
Manajemen cash
Produksi dan penjuala n
Penelitian dan pengembangan
Kegiatan yang berkaitan dengan keputusan yang terstruktur bisa dilakukan dengan langkah-langkahu yang distandarisir dan prosedur yang jelas. Info rmasi yang diperluk an nya disusu n dalam sistem keputu san yang terstruktur SDS ( structured decision system ). Dalam keputusan yang terstruktur, prosedur atau langkah-langkah yang dipolakan tidak ada. Sistem informasi yang diperlukannya hanya berupa dukungan untuk
169
membantu manajer dalam pengambilan keputusan, karena itu disebut sebagai sistem pendukung keputusan DSS (decision support system ).
9. STRUKTUR ORGANISASI DAN MIS Pada awalnya setiap organisasi (pencari laba atau nirlaba) disusun berd asarka n or ganisa si garis atau be rdasarkan fung si. Pada tipe organisasi seperti ini ada empat tiang penyanggah utama agar organisasi tetap bisa survive dan berkembang. Keempat tiang itu adalah pemasaran, produksi, keuangan, dan personalia (Gambar 6). Pemasaran berfungsi untuk mendistribusikan dan mengkomunikasikan hasil produksi kepada masyarakat. Produksi berfungsi untuk mengolah bahan-bahan untuk menciptakan produk baru yang bernilai tambah. Keuangan berfungsi untuk merancang dan mengendalikan pembiayaan serta penerimaan perusahaan. Sedangkan personalia berfungsi untuk mengatur penerimaan dan penempat an tu gas-tu gas bagi karyawan.
170
Gambar 10.6 Organisasi Fungsional Perusahaan PRESIDEN DIREKTUR
Direktur Keuangan
Direktur Produksi
Direktur Pemasaran
Controller
Manager Pabrik
Manager Penjualan
Manager Adm. Pers.
Manager SIM Keuangan
Manager Accounting
Manager PPC
Manager Promosi
Manager Pelatihan
Manager SIM Produksi
Manajer Keuangan
Manager Teknik
Manager Pen. Pasar
Manager Rekrutmen
Manager SIM Pemasaran
Manager QC
Manager Distribusi
Manager Penempatan
Direktur
Direktur SIM
Manager Persediaan Manager Pembelian
Dalam perkembangan selanjutnya struktur organisasi berkembang sesuai dengan perkembangan perusahaan. Strukturpun berubah sesuai dengan kebutuhan organisasi misalnya dengan penambahan staf atau beru bah total menj ad i or ganisa si matr ik. Akan tetapi ke empat tiang penyang gah utama itu akan te tap ada karena semuan ya merupa kan fung si utama yang tidak bisa dihilangkan. Walau masing-masing fungsi memilikii tugas dan tujuan yang berbeda akan tetapi secara bersama-sama membentuk sistem perusahaan karena itu disebut juga sebagai subsistem. Misalnya sub sistem pemasaran, subsistem produksi, subsistem keuangan, dan subsistem personalia. Sistem informasi dibutuhkan oleh masingmasing fungsi untuk membantu para manajer dalam pengambilan
171
keputusannya. Selain itu informasi dibutuhkan untuk menjelaskan aliran produk uapa yan g terj adi pada masing -masing fungsi. Misaln ya hdalam bagian keuang an alir an yang terlihat adalah berupa uang dan in fo rmasi tentang aliran uang, di bagian produksi menjelaskan aliran barang dan informasi tentang barang-barang tersebut.
10.
SISTEM INFORMASI PEMASARAN Gambar 10.7 Sistem Informasi Manajemen Pemasaran
Menurut Philip Kotler, ada tiga hal yang dibutuhkan berkaitan dengan informasi pemasaran, yaitu : (1) Intelijen pemasaran (marketing inteligence ) yaitu bagaimana mendapatkan pengetahuan tentang kondisii pasar dan sepak terjang para pe sain g. (2) Komunikasi pemasaran (marketing communication ) yaitu bagaimana mengkomunikasikan output perusahaan terhadap masyarakat. (3) Informasi pemasaran internal (internal marketing information ), yaitu bagaimana mend ap atka n informasi da lam peru saha an.
172
Salah satu tanggung jawab bagian pemasaran adalah bagaimana mendapatkan informasi tentang pelanggan dan tentang pesaing. Informasi tentang pelanggan meliputi tentang perilakunya mengapa pelanggan mau membeli suatu barang dan mengapa yang lain tidak? Seberapa tinggi daya beli masyarakat? Bagaiman a pertumbuha n ekonomi na sion al? Informa si tentang pesaing meliputi perilaku pesaing dalam menentukan harga, melayani konsumen, produk yang diluncurkan dan sebagainya. untuk itu bagian pemasa ran ha rus pasa ng mata da n teling a untuk mend apatkan informasi seperti itu, sehingga kegiatan ini sering disebut sebagai inteligence marketing atau industrial inteligence (McLeod, 1986). Bukan hanya informasi di lingkungan luar saja, tetapi iinf di lingkungan dalam perusahaan tentang produk-produk yang dihasilkan dan biaya- bi ayan ya. Bagaimana de ngan pers edia an yang harus dipe rtahankan untuk melayani konsumen. Dimana posisi produk itu dalam tahapan produk life cyclenya apak ah dalam pert umbuhan, sudah hdalam tahu ap decline, atau masih dalam tingkat kematangan. Lalu bagaimana produk itu dikomunikasikan dan didistribusikannya (promotion), dan dengan harga berapa . Semua in formasi itu ak an menj ad i masukan bagi ma najemen pemasa ran un tuk mene ntukan keputu san ap a yang ba kal diambiln ya.
11.
SISTEM INFORMASI PRODUKSI
Sistem informasi produksi berkenaan dengan aliran bahan dari supplier, saat penciptaan nilai tambah (proses), dan aliran produk yang dihasilkan kepada bagian pemasaran. Akan tetapi bukan han ya informasi aliran bahan saja, bagian produksi juga harus menyerap informasi dari luar yang berk enaan de ng an perkembangan teknologi ka rena ba gian pr oduksi bert anggun gjawab terh adap kualitas produk .
173
Gambar 10.8 Sistem Informasi Manajemen Produksi
Dalam hal kualitas, bagian produksi harus mampu mendesain produk dan kualitas yang bisa memenuhi harapan konsumen. Untuk itu informasi dari bagian pemasa ran yang melakuka n pe neliti an pasa r untuk meng un gkap kebutuhan dan keinginan pasar harus menjadi perhatian utama agar mampu mendesain produknya tentang perkembangan teknologi terutama yang digunakan oleh pesaing hal yang sangat penting. Tidak heran kalau teknologi ini menjadi hal yang sangat rahasia bagi setiap perusahaan karena sangat menentukan keberhasilan perusahaan. Tahun 1982 pernah terjadi persentase antara perusahaan Jepang, Hitachi dan Mitsubhishi Electric dituduh telah mencuri teknologi IBM. Input yang diperlukan dalam sistem informasi produksi meliputi penj gola han data (d ata pric essi ng), te knologi industri (industrial engineering ) , dan intelijen produksi ( manufacturing inteligence ). Pengolahan data mengumpulkan data internal keseluruhan pengolahan produksi tent an g bi aya ba han, biaya tena ga ke rja, dan bi aya -bia ya overhead. Demikian juga dengan data-data persediaan, penanganannya (material handling) serta jumlah supplier yang mensupplaynya. Informasi tentang biaya dan jumlah persediaan tersebut akan digunakan oleh manajer pabrik untuk melaku ka n perencan aan dan pe ngendali an pr oduksi . Output subsistem menggambarkan aliran produk dan aliran informasi tentang
174
produk yang diha silk an dala m pr oses produk si sehing ga akan dike tahui secara pasti berapa besarnya biaya pengolahan produk p er unit.
12.
SISTEM INFORMASI KEUANGAN
Jantung dari sistem informasi keuangan adalah pengolahan data (data proc essing ), menyediakan da ta -data yang ri nci berk enaan deng an seagla sesuatu yang menyangkut karakteristik keuangan seluruh perusahaan. Intelijen keuangan memonitor perubahan-perubahan atau naik turunnya keuangan yang terjadi dalam lingkungan luar perusahaan untuk kepentingan operasional jangka panjang. Manajemen keuangan tidak hanya bertanggungjawab atas pencarian sumber-sumber dana untuk kebutuhan perusahaan tapi juga bert anggun gjawab atas peng gunaan dan peng embali an data te rseb ut . Dana yang diinvestasikan dalam bentuk bangunan, atau dalam mesin dan peralatan yang dipasa ng hanya bisa dikembalikan dalam wakt u jangka panjan g. Namu n karena pe ruba han yang terjadi dala m ling kungan seringkali pengembalian itu penuh dengan resiko kegagalan. Karena suatu pantau an jangka panj an g harus dila kukan ol eh manaje r keuang an. Gambar 10.9 Sistem Informasi Manajemen Keuangan
175
ada tiga subsistem input yang diperlukan dalam sistem informasi keuangan, yaitu subsistem pengolah data, subsistem intelijen, dan subsistem audit internal. Pengolah data mengumpulkan data-data baik dari lingkungan luar seperti harga-harga bahan baku, maupun dari lingkungan dalam perusahaan seperti dokumen-dokumen pengeluaran biaya. Intelijen keuangan mengumpulkan data dari luar seperti dari pihak bank, pihak pemerintah, pa sar modal, dan seba gain ya. Sedangka n inte rnal audit memiliki tugas yang sama seperti marketing research dan industrial engineering. Data-data yang diolah dari subsistem input menghasilkan output beru pa forecastin g, in fo rmasi alir an dana , bagaimana peng awasan dana di dalam perusahaan dilakukan. Informasi tentang prakiraan pemintaan akan menjadi input yang berguna bagi pimkpinan perusahaan untuk memutuskanj kegiatan yang bagaimana yang akan dilakukan untuk bebe rapa tahu n yang ak an data ng. Demikian juga informasi tent ang aliran dana keluar (cash flow) atau masuk (cash flow) akan merupakan masukan yang berguna untuk pengambilan keputusan.
13.
KESIMPULAN
Memasuki bisnis terutama bagi yang baru sebenarnya seperti memasuki hutan belantara. Resiko kegagalannya sangat besar kalau tidak disertai dengan pengetahuan seluk beluk tentang bisnis. Daya tarik memasuki bisnis memang sang at besar ka rena menj anji kan ke untung an yang besa r dan kehidupan yang mewah sebagaimana yang selalu diperhatikan oleh orang-orang yang berhasil dalam bisnis. Selain itu, memasuki bisnis juga merupakan pelarian bagi orang yang mencoba keberuntungan bagi mereka yang belum berhasil dalam mencari kerja. Resiko kegagalan sebenarnya bisa dikurangi bahkan bisa dihindari kalau seseorang yang akan memasuki bisnis memiliki informasi yang lengkap tentang bisnis yang akan dimasukinya. Seseorang yang memiliki informasi yang lengkap akan melakukan berbagai antisipasi atau bahkan akan memutuskan untuk tidak memasuki bisnis manakala ia tahu bahwa bisnisnya ak an gagal. Penget ahua nn ya itu da tang dari in formasi. Ada kepercayaan memang, bahwa keberhasilan adalah nasib. Akan tektapi kita tidak itahu tentang nasib seseorang. Selain itu Tuhan memberikan nasib baik kepada seseorang tidak langsung tapi melalui
176
saluran, dan saluran itu adalah usaha. Dengan usaha itu kita ingin mengetahui nasib kita, baik atau buruk. Nasib baik dan buruk itu tergantung salah satunya kepada iinf yang kita miliki tepat waktu atau tidak. Memiliki informasi yang baik tapi tidak tepat waktu akan menjadi usang dan tidak terpakai.
BACAAN LEBIH LANJUT Mc Leod, R a ymond, 1986, “Management Information System”, Third Edition, Texas A&M University. Harry,
Mike, 1994, “Information Publishing, London
Systems
in
Business”,
Pitmann
Herbert A Simon, 1977, “The New Science of Management Decision”, Englewood Cliffs, Prentice-Hall.
177
BAB
ETIKA DALAM KEGIATAN
11
OPERASI INTERNASIONAL
1. PENDAHULUAN Ada suatu pendapat bahwa moral sangat menentukan keberhasilan suatu usaha baik dalam skala kecil, nasional bahkan skala Internasional (Satianugraha, 2003). Pembahasan tentang moral bermula timbul dari suatu pertanyaan tentang : 1. Mengapa ada masyarakat yang selalu kacau? 2. Mengapa ada masyarakat yang punah dan hanya meninggalkan bekasnya saja? 3. Mengapa ada masyarakat yang mampu memperathankan keberadaannya? Kajian mendalam tentang pertanyaan itu menunjukkan bahwa ada sesuatu yang setiap anggota masyarakat mau menerimanya dan mematuhinya. Penerimaan dan kepatuhan masyarakat tentang sesuatu itu mengakibatkan tidak terjadinya pertentangan diantara mereka sehingga mereka bisa bertahan dan berkembang. Sebaliknya ketidaktahuan anggota masyarakat terhadap sesuatu mengakibatkan timbulnya persentase bahkan peperangan yang satu sama lain saling meniadakan. Apa sesuatu itu? Sesuatu itu adalah berupa nilai-nilai atau norma-norma. Norma atau nilai-nilai ini memberikan pedoman kepada orang-orang atau anggota masyarakat, bagaimana harus hidup dalam masyarakat itu sendiri untuk mempertahankan keberadaannya. Tanpa ada norma-norma yang dipertahankan dan yang diterima oleh semua anggota masyarakat, maka keberadaan masyarakat itu akan terancam. Hal ini bisa terjadi karena tanpa norma-norma, setiap anggota masyarakat akan bertingkah laku seenaknya yang bisa merugikan anggota masyarakat lainnya. Kalau setiap anggota masyarakat bertingkah laku seperti itu maka akan timbul kekacauan. Satu sama lain saling menghilangkan dan hanya berpikir untuk dirinya sendiri, yang pada akhirnya akan mengakhiri keberadaan masyarakat itu sendiri. Norma-norma ini berkaitan dengan perilaku anggota masyarakat karena itu disebut norma moral (Keraf, 1998). Norma ini menuntun anggota masyarakat untuk berbuat kebajikan bagi dirinya dan bagi orang lain. Norma bahkan seringkali menuntun untuk bertindak mendahulukan kepentingan umum sebab pada hakikatnya kepentingan umum tersebut adalah untuk kepentingan pribadinya juga.
178
2. ETIKA DALAM BERBISNIS Dari sekian norma-norma moral yang ada, salah satu diantaranya adalah etika. Etika merupakan nilai-nilai moral yang membahas tentang: 1. Apa-apa yang akan menjadi baik bagi kehidupan masyarakat 2. Apa-apa yang akan menjadi buruk bagi kehidupan masyarakat 3. Apa-apa yang menjadi hak dan kewajiban seseorang sebagai anggota masyarakat. Etika merupakan bagian dari filsafat yang berkenaan dengan nilai-nilai perilaku manusia. Ia menunjuk kepada prinsip-prinsip dasar atau aturan-aturan yang menuntun perilaku manusia udalam berhubungan dengan yang lainnya. Apa yang pantas dilakukan dan apa yang tidak pantas dilakukan. Apa yang sebaiknya harus dilakukan dan apa yang sebaiknya tidak boleh dilakukan atau harus dihindari. Etika berhubungan dengan atuarnaturan sosial yang mempengaruhi manusia untuk menjadi jujur dengan yang lainnya. Aturan-aturan etika berbeda dengan aturan legal (hukum). Aturan hukum bersifat memaksa, misalnya aturan tentang pencemaran lingkungan. Apabila aturan itu dilanggar, baik oleh perusahaan ataupun perorangan, penguasa publik (pemerintah) akan memberi sangsi hukum kepada pelanggar tersebut. Aturan-aturan etika tidak dipaksa oleh kekuasaan publik, ia hanya menuntun anggota masyarakat untuk menilai mana tindakannya yang baik dan mana tindakannya yang buruk. Misalnya pamali untuk menyakiti anak yatim, pamali menebang pohon di hutan larangan, dan sebagainya. aturan-aturan etika ini diharapkan masyarakat untuk dilaksanakan pula oleh pengusaha, dan para pengusaha diharapkan bertindak secara etik dalam kegiatan bisnisnya. Termasuk ke dalam etika adalah persamaan (equity) yang berarti keadilan ( justice) yang menurut the Emperor Justinian (483) bertii hidup secara jujur, tidak menyakiti orang lain, dan membantu atau melayani setiap orang adalah kewajiban. Etika sama artinya dengan moral karena itu disebut sebagai moralitas, seseorang yang mengabdikan diri sepenuhnya kepada suatu kegiatan tertentu untuk kebajikan masyarakat disebut sebagai orang bermoral tinggi. Untuk menegakkan moral yang tinggi ini masing-masing kegiatan memiliki norma-norma tertentu yang berbeda satu sama lain yang disebut sebagai kode etik.
3. ETIKA DALAM KEGIATAN OPERASI Ada anggapan bahwa bisnis adalah kegiatan yang tidak bermoral. Bahwa seorang pebisnis akan melakukan berbagai cara (tanpa mengenal halal haram) agar ia menjadi orang sukses dalam materi. Anggapan ini timbul sejak zaman dahulu kala, dari zaman Yunani Kuno hingga para orang tua di Jawa, yang mengganggap bahwa pekkj bisnis adalah pekerjaan yang tidak terhormat atau hina. Bisnis dianggap tidak terhormat karena kegiatannya selalu dibarengi dengan tindakan yang tidak terpuji serperti tipu menipu,
179
sogok menyogok, berbuat curang atau perbuatan yang tidak terpuji lainnya yang bisa merugikan orang lain. Kondisi seperti ini memang banyak terjadi dalam bisnis yang tidak bermoral (immoral) dan yang selalu bertentangan dengan etika masyarakat, terutama dalam ekonomi kapitalis yang diterapkan secara murni. Sekedar untuk mereview kembali sistem ekonomi kapitalis murni memiliki ciriciri sebagai berikut : 1. Pemerintah sama sekali tidak ikut campur 2. Kegiatan ekonomi diserahkan sepenuhnya kepada anggota masyarakat 3. Masing-masing individu bebas menentukan produk apa yang akan dibuat dan dalam harga berapa produk itu akan dijual 4. Setiap individu bebas untuk mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin 5. Setiap anggota masyarakat secara indikator, bebas menguasa sumberdaya alam dan kekayaan sebanyak mungkin hasil jerih payahnya. Kondisi seperti di atas akan mengakibatkan :
1. Persaingan yang keras antar anggota masyarakat 2. Masing-masing individu akan berusaha dengan berbagai cara untuk mencapai tujuannya. 3. Tenaga kerja akan ditekan dengan upah yang kecil untuk mencapai efisiensi yang tinggi. 4. Pengusaha menerapkan peraturan yang keras terhadap tenaga kerja. 5. Munculnya perbudakan dan eksploitasi terhadap tenaga kerja sehingga menimbulkan kepedihan. 6. Timbulnya penguasaan sumberdaya alam, monopoli dan sebagainya yang merugikan orang lain. Akibatnya adalah terjadinya perpecahan pada anggota masyarakat. Anggota masyarakat terbagi menjadi kelas-kelas. Kelas penguasa modal (kapitalis) dan kelas buruh yang tertindas. Karena itu, menurut Marx, kepemilikan pribadi harus dibatasi untuk menghilangkan kelas-kelas tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya, terutama di negara maju, ekonomi kapitalis dengan perilaku bisnis yang seperti itu telah berubah. Monopoli usaha oleh individu dibatasi karena memang bukan hanya merugikan masyarakat, tetapi dengan monopoli kualitas hidup tidak menjadi lebih baik. Semuanya diikat oleh suatu aturan dan pemerintah pun ikut campur dalam menentukan kebijakan ekonomi. Misalnya “Sherman Antitrust Act(1890), Clayton Act (1914), Robinson-Patman Act (1936), Celler-kefauver Act (1950) dan banyak lagi peraturan lainnya (di USA). Industri-industri yang penting untuk kebutuhan orang banyak seperti listrik, air, transportasi dikuasai oleh negara. Upah
180
buruh diperbaiki dengan meningkatkan produktifitasnya. Buruh pun dianggap sebagai partner usaha karena buruh dengan keahliannya dapat meningkatkan produktifitas dan selanjutnya dapat mengembangkan perusahaan. Namun, dalam negara yang masih berkembang perilaku bisnis yang kotor masih tetap berlangsung. Suap menyuap, tipu menipu, penindasan terhadap buruh, dan penguasaan terhadap sektor tertentu oleh sekelompok individu masih terjadi. Bayangkan di Indonesia Komisi Pengawasan Persaingan Usaha KPPU baru dibentuk tahun 2000, padahal di Amerika Serikat yang pusatnya kapitalis, Undang-Undang anti mkonopoli telah diciptakan sejak 1890. Semua aturan-aturan itu diciptakan untuk membatasii perilaku rakus dan tidak terpuji dari para pebisnis sehingga mereka memiliki etika, etika bisnis. Konsep yang melandasi etika dalam bisnis adalah kenyataan bahwa bisnis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sebagai bagian dari kehidupan manusia yang tercermin dalam kegiatan masyarakat. Kegiatan bisnis bisa diarahkan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat itu sendiri. Karena itu kegiatan dalam bisnis harus bermoral, harus memiliki etika baik dalam level individu, makro, nasional maupun internasional. Bisnis idealnya tidak ditujukan untuk mencari keuntungan semata walaupun keuntungan memang merupakan alasan utama dalam melakukan bisnis. Keuntungan yang seharusnya diperoleh secara wajar-wajar saja dan manfaatnya harus dirasakan oleh masyarakat. Diharapkan demikian karena kegiatan bisnis akan ada karena adanya berbagai pihak yang terlibat untuk bekerjasama dalam memenuhi kepentingannya masing-masing. Wajar kalau semua yang terlibat memperoleh keuntungan dari kegiatan bisnis tersebut. Semua itu harus ditetapkan dengan pertimbangan keadilan, standar, bahkan aturan-aturan yang tertulis.
4. AGAMA, BUDAYA DAN PERILAKU BERETIKA Budaya berasal dari kata budi (Koencaraningrat, 1974) yang terdiri dari pikiran, rasa, dan kemauan, atau dengan kata lain terdiri dari cipta, rasa dan karsa (Ki Hajar Dewantara, 1950). Buah budi manusia itu disebut kebudayaan, atau dengan kata lain kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, karsa, dan ditambah dengan karya. Budaya merupakan ikatan keseluruhan termasuk di dalamnya : 1. Ilmu pengetahuan 2. Nilai-nilai yang dianut 3. Sistem kepercayaan 4. Seni 5. Moral dan hukum 6. Kebiasaan dan tradisi
181
Dalam pengalaman sejarahnya ada pandangan yang berbeda dalam cipta, rasa, karsa dan juga karya antar suku yang satu dengan suku lain atau bukan antar negara yang satu dengan negara lain. Karena perbedaan itu maka timbullah apa yang disebut dengan budaya Amerika, budaya Meksiko, budaya Jepang, atau budaya Eropa. Lain halnya dengan Indonesia yang menghadapi kesulitan dalam menentukan budayanya karena terbentuk dari berbagai etnis. Masing-masing etnis ini yang berasal dari berbagai daerah memiliki tata-cara dan nilai-nilai yang berbeda pula yang disebut sebagai budaya daerah. Untuk mempersatukannya para founding father mengumpulkannya dalam suatu wadah kebhinekaan yang disebut Bhineka Tunggal Ika. Kebudayaan merupakan wujud dari budaya itu sendiri, yaitu hasil karya cipta manusia dengan kekuatan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi, imajinasi, dan fakultasfakultas rohaniah lainnya) dan raganya, yang menyatakan diri dalam pelbagai kehidupan manusia (Anshari, 1982). Secara garis besar kebudayaan dapat dibedakan dari : 1. Kebudayaan immaterial dan 2. Kebudayaan material Kebudayaan immaterial meliputi : a) Filsafat, b) Ilmu pengetahuan, c) Kesenian, d) Bahasa, e) Kaidah-kaidah budaya, f)
Ekonomi dan pencaharian hidup,
g) Politik, h) Pendidikan, dan lain sebagainya. Kebudayaan material meliputi : a) Alat-alat penguasaan alam, b) Benda-benda kebutuhan hidup, dan c) Seluruh hasil karya d) Hasil karya tersebut (termasuk nilai-nilai yang terkandung di dalamnya) akan terus dipelihara karena menjadi simbol identitas bangsa itu sebagai alat pendorong dan pemersatu. Nilai-nilai yang oleh sebagian besar umat manusia dijadikan patokan dasar adalah nilai-nilai agama karena dipercayai berhubungan dengan kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sebagaimana dalam budaya, agama pun memiliki nilai-nilai atau norma-norma yang berbeda. dalam agama Kristen konservatif (right-wing Christianity) hak-hak individual menjadi lebih penting daripada hak-hak masyarakat (Plenert, 2002).
182
Keberhasilan individu diukur oleh keberhasilan dalam pencapaian usahanya bukan keberhasilan melalui kelompok. Masyarakat bahkan family dipandang sebagai penghalang dalam mencapai tujuan individu. Masing-masing individu dipandang sebagai yang bersifat unik namun sama-sama dipandang sebagai anak Tuhan. Namun dalam kenaytaan kehidupan masyarakat Barat bnyak juga yang menekankan keberhasilan usaha kelompok. Ini tercermin dalam kegiatannya dalam olah raga yang menilai kemenangan dalam pertan sebagai usaha kelompok (team) dan bukan usaha pribadi, demikian juga misalnya dalam keberhasilan bisnis yang menekankan adanya usaha kelompok. Dalam agama Islam, masyarakat secara keseluruhan dipandang lebih penting daripada individu. Nilai-nilai tertinggi individu hanya bisa dicapai melalui usaha kelompok atau organisasi. Sholat dalam ritual agamanya dipandang sebagai kegiatan usaha untuk mencapai nilai-nilai ritual keagamaan. Nilai tertingginya adalah 27 harkat yang hanya akan bisa dicapai oleh umat manusia bila dilakukan secara berjamaah. Hubungannya individu dalam masyarakat dipandang ;sebagai kegiatan sholat juga dimana nilai tertinggi hanya akan dicapai melalui bekerjasama atau berorganisasi. Individu dilahirkan sebagai abdi Tuhan yang tugasnya untuk melindungi dan menyayangi semua makhluk dan alam-lingkungannya. Setiap individu harus memberikan kontribusi yang maksimal kepada kelompok melalui ilmunya, amal perbuatannya yang ikhlas, dan kemampuan mendidik generasi yang lebih baik (anak yang shaleh). Tindakannya uharus dikaitkan dengan tanggung jawabnya kepada Tuhan (tanggung jawab secara vertikal) dan tanggung jawabnya kepada masyarakat (tanggung jawab secara horizontal). Sukses individu merupakan resultan dari besarnya nilai vektor vertikal (pengabdian kepada Tuhan) dan besarnya nilai vector horizontal (kontribusinya kepada perbaikan kehidupan masyarakat). Walau berbeda, nilai-nilai yang menuntun umat manusia untuk berbuat kebajikan selalu ada dalam setiap agama. Pengaruh agama pada moral atau sistem etika sangat besar, dadn bahkan segalanya. Nilai-nilai atau norma-norma yang diajakan oleh agama akan menentukan etika atau moral para penganutnya. Bagaimana seseorang harus berbuat kebajikan dan bagaimana ia harus menghindari larangan-larangan yang diajarkan agama. Norma-norma agama bukan saja mengajarkan kewajiban tapi juga pertanggungjawaban. Bagi orang yang beragama pertanggungjawaban itu adalah kepada Tuhan, sedangkan bagi orang yang tidak beragama pertanggungjawabannya adalah kepada masyarakat. Dalam suatu sistem pertanggungjawaban baik yang tertulis ataupun yang tidak tertulis setiap anggota masyarakat memiliki patokan untuk bertindak walaupun adakalanya bertentangan. Misalnya perkawinan antar agama (Islam dengan Kristen) dianggap sangat tidak bermoral oleh kaum muslimin tetapi menurut pertimbangan Kristen, kawin campur seperti itu tidak ada hubungannya dengan etika atau moralitas. Contoh lain, bila seseorang diundang makan malam di Meksiko pada jam 7.00 malam, kemudian orang yang diundang itu datang tepat jam 7.00 dianggap tidak etik karena yang mengundang baru melakukan persiapan untuk makan malam tersebut (Plenert, 2002). Jadi sebaiknya ia datang setelah satu atau satu setengah jam kemudian. Nilai-nilai seperti
183
itu jelas akan mempengaruhi kegiatan bisnis, karena itu sudah seyogianya menjadi pertimbangan dalam kegiatan bisnis.
5. ETIKA DALAM OPERASI INTERNASIONAL Konsep ekonomi pasar ternyata menimbulkan kegiatan usaha yang tidak bisa dibendung. Kegii usaha ini tidak terbatas hanya pada daerah tertentu saja tapi merambah ke seluruh dunia sehingga muncul istilah globalisasi. Dalam perkembangan selanjutnya globalisasi ternyata membawa berbagai konsekuensi ;bagi negara, bagi kehidupan masyarakat satu negara, bahkan bagi kehidupan masyarakat dunia pada umumnya. Konsekuensi ini, menunjukkan bahwa kegiatan operasi internasional tidak tunduk pada aturan lokal tapi tunduk pada aturan-aturan pasar bebas. Kegiatan operasi baik yang berkaitan dengan jasa seperti perdagangan, ataupun pembuatan barang seperti manufakturing tidak lagi terhalang oleh batas-batas teritorial suatu negara. Kegiatan operasi yang mendunia ini awalnya merupakan gagasan yang muncul dalam pertemuan rutin negara-negara maju berkaitan dengan persetujuan umum tentang perdagangan dan tarif (General Agreement on tarifs and trade, GATT). Didirikan di Jenewa (Geneva) 1947. Istilah kegiatan operasi yang mendunia ini selanjutnya disebut globalisasi. Ciri utamanya adalah munculnya perusahaan-perusahaan multinasional yaitu perusahaan-perusahaan yang beroperasi di berbagai negara. Cabang-cabang perusahaan yang beroperasi di negara lain biasanya disebut anak perusahaan subsidiaries ( ), sedangkan perusahaan yang berada di negara asalnya (host country) disebut induk perusahaan ( parent company). Kegiatan anak perusahaan tersebut bisa dalam bentuk kegiatan berproduksi atau melakukan penjualan produknya, atau kedua-duanya. Konsekuensinya bisa bersifat positif maupun yang negatif. Di satu sisi globalisasi meningkatkan kerjasama diantara negara-negara di dunia, terutama dalam bidang ekonomi. Kerjasama ini positif karena bisa saling menutupi kelemahan masing-masing. Kelemahan itu antara lain : 1. Negara maju memiliki tenaga kerja terampil yang tidak dimiliki oleh negara berkembang. 2. Negara maju memiliki teknologi yang canggih yang tidak dimiliki oleh negara berkembang. 3. Negara berkembang memiliki sumberdaya alam yang tidak dimiliki oleh negara maju. 4. Negara berkembang memiliki banyak tenaga kerja kasar dan murah yang tidak dimiliki negara maju. 5. Negara berkembang bisa membina teknologi dari negara maju untuk mengolah sumberdayanya. Namun di lain sisi memungkinkan timbulnya persentase antara negara-negara maju yang sudah siap dan negara-negara berkembang yang masih belum siap. Negara-negara berkembang yang minim dalam kemampuan teknologi dan infrastrukturnya tidak mampu
184
bersaing dengan negara maju padahal negara-negara berkembang memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Negara-negara maju dengan teknologinya mampu menciptakan produk yang lebih bagus dengan produktifitas yang lebih tinggi sehingga menjadi lebih efisien. Negara-negara berkembang dengan kemampuan teknologinya yang dimiliki menjadi sangat tidak efisiensi sehingga menciptakan harga produk yang mahal. Ujungujungnya adalah negara-negara berkembang akan disebu oleh updu-produk negara maju yang lebih murah dengan kualitas yang lebih bagus, sedangkan produk negara berkembang tidak laku di negara maju karena kalah bersaing. Perbedaan kemampuan ini memungkinkan munculnya jurang perbedaan dalam kesejahteraan yang makin lama makin lebar sehingga dirasakan tidak adil oleh negara-negara berkembang. Perbedaan kemampuan antara negara maju dan negara berkembang ini menimbulkan masalah moralitas dalam bisnis, karena perilaku bisnis sering menghalalkan berbagai cara (immoral). Misalnya perusahaan multinasional membayar upah tidak adil antara pekerja lokal dan pekerja asalnya walaupun posisinya sama atau bahkan dalam posisi lebih rendah dengan pekerja lokal. Perlakuan ini dianggap melakukan eksploitasi terhadap tenaga kerja. Perusahaan multinasional menggunakan teknologi yang lebih canggih dibanding dengan perusahaan lokal sehingga biaya tenaga kerja per unit produk di perusahaan multinasional menjadi lebih kecil daripada upah tenaga kerja di perusahaan lokal. Produk yang dihasilkannya pun menjadi lebih baik daripada hasil produksi perusahaan lokal sehingga mampu mengambil pasar yang dimiliki perusahaan lokal. Demikian juga dengan anggapan eksploitaasi sumberdaya alam, perusahaan multinasional membeli hak penambangan (darat, l aut, dan dalam tanah) dengan harga yang sangat murah dan menjualnya dengan harga yang tinggi di luar negeri. Karena fakta-fakta tersebut maka globalisasi dengan perusahaan multinasionalnya dianggap sebagai penyebab dari kemiskinan dan kerusuhan di negara-negara berkembang. Kelemahan infrastruktur di negara-negara berkembang juga merupakan penyebab timbulnya kegiatan bisnis yang immoral. Misalnya dalam hal penentuan upah minimal,I perusahaan multinasional memberikan upah yang sama dengan perusahaan lokal. Hal ini mengakibatkan tingkat upah per unit produk yang dihasilkan perusahaan multinasional menjadi lebih kecil dibanding perusahaan lokal karena penggunaan teknologi yang berbeda. demikian juga halnya dengan infrastruktur yang mengatur masalah-masalah lingkungan yang memungkinkan perusahaan multinasional melakukan bisnis yang rakus. Akan tetapi tentu saja bukan merupakan alasan bagi pelaku bisnis untuk bertindak immoral karena lemahnya infrastruktur seperti itu. Norma-norma moral yang bersifat universal seperti mencuri, menipu, memiperkosa, bisa diterapkan di negara manapun di dunia ini. Namun norma moral yang bersifat relatif seperti norma sopan santun, norma agama yang dianut oleh suatu masyarakat di negara lain harus juga diperhatikan. Setiap bisnis seyogyanya memadukan norma-norma universal dan norma-norma relatif untuk kelangsungan hidupnya bahkan untuki pengembangannya.
185
6. KELANGSUNGAN HIDUP USAHA DAN LINGKUNGAN Orang melakukan usaha (bisnis) tidak hanya untuk satu atau dua hari saja atau satu atau dua tahun saja tapi (kalau bisa) untuk selamanya. Demikian juga, setiap bisnis tidak hanya ingin mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya saja (survive) tapi juga ingin mendapatkan keuntungan (profitability) dan berkembang (growth). Keinginan ini bukan hanya ada pada pemilik saja (stockholder) tapi seluruh stockuholder yang terlibat seperti karyawan, konsumen, pemasok, dan masyarakat di lingkungannya. Pemilik ingin perusahaannya survive (mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya) agar ia tidak kehilangan modal yang diinvestasikannya. Para karyawan (manajer dan buruh) intin perusahaan survive agar perusahaan mampu menyediakan kebutuhan hidupnya dan menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih luas lagi untuk menyerap banyak tenaga kerja. Demikian juga dalam hal keuntungan (profit) dan pengembangan ( growth) yang tidak ihanya diharapkan oleh upemilik isaja tapi juga oleh para stockholder. Karyawan ingin mendapat bagian dari keunj yang diperoleh perusahaan sebagai imbalan kontribusi yang diberikannya. Keberadaan perusahaan dengan demikian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh stockholder, bukan hanya bagi pemiliki saja. Kelangsungan hidup perusahaan bisa diperathankan (survive) kalau perusahaan terus beroperasi. Untuk itu bahan-bahan harus tersedia terus sesuai dengan persyaratan kualitas, kuantitas, dan sesuai dengan waktunya. Karyawan dan peralatan yang dimiliki harus terus bekerja tidak ada yang menganggur. Produk yang dihasilkan harus bisa diserap oleh konsumen dan tidak terjadi penumpukan di gudang. Semua barang dan informasi harus mengalir dari supplier, IPS produksi, hingga ke konsumen tanpa adanya hambatan. Hubungan dengan para suppliernya, dengan para customernya, dengan serikat buruh, dengan lembaga pemerintah atau lembaga lainnya yang terkait, singkatnya dengan para stockholdernya, harus terjalin dengan baik. Mereka semuanya harus merasa dipuaskan. Customer dipuaskan bukan hanya dengan kualitas produk yang dihasilkannya tapi juga informasi tentang produk itu sendiri. Tentang manfaat dan mudharatnya produk yang digunakan konsumen, atau tentang cara-cara mengatasi permasalahan yang timbul pada produk yang digunakannya. Karyawan dipuaskan bukan hanya dengan bonus atas keuntungan yang diperoleh perusahaan saja, tapi juga kesejahteraannya. Ini meliputi pengobatan saat sakit, pemberian cutii dengan biaya rekreasinya, jaminan pendidikan bagi anak-anaknya, serta jaminan masa tuanya setelah ia pensiun. Masyarakat dipuaskan dengan keterlibatan perusahaan dalam memelihara lingkungan sekitarnya agar tidak tercemar, memberikan pendidikan kepada yang tidak mampu, membangun sarana peribadatan dan sebagainya. dengan keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial, citra perusahaan di masyarakat menjadi lebih baik yang selanjutnya akan menguntungkan perusahaan itu sendiri. Dengan demikian kelangsungan hidup perusahaan pada hakikatnya bukan karena peran dari pemilik saja tapi lebih-lebih
186
karena dukungan para stockuholder tersebut yang telah memberikan kontribusinya dalam bentuk gagasan, tenaga, pikiran, pembelian produk, dan penyediaan bahan baku. dengan demikian semua stockholder ikut terlibat dalam setiap keputusannya yang berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan. Dalam prakteknya ternyata tidak demikian. Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan seringkali berperilaku sebagai speculator yang berpikir hanya jangka pendek. Mereka seringkali hanya berpikir pada pengembalian investasi untuk kepentingan pribadinya dan tidak berpikir untuk kemaslahatan masyarakat. Bila harga harga saham turun dan psopek perusahaan dianggapnya tidak baik, maka mereka akan segera menjual sahamnya dan memidahkan investasinya ke perusahaan lain, baik di dalam atau di luar negeri. Karyawan dipaksanya agar loyal dan bekerja keras untuk perusahaan tapi tidak berpikir tentang nasibnya dan tentang masa depan keluarganya. Bagii para pemilik yang penting mereka selamat dan diuntungkan dalam kondisii apapun. Dii lain pihak, para pemilik saham beralasan bahwa karyawan seringkali hanya berpikir tentang kesejahteraannya saja dan tidak berpikir bagaimana kesulitan yang dihadapi perusahaan. Karyawan seringkali tidak memberikan kontribusi yang baik untuk kelangsungan hidup perusahaan, misalnya dengan bekerja berleha-leha, datang terlambat, sering absent, gaji ingin terus naik dan mendapatkan bonus. Para karyawan seringkali tidak berpikir bagaimana meningkatkan kualitas pelayanan kepada pihak-pihak lain terutama kepada customer melalui hasil kerjanya yang baik. Mereka hanya menuntut dan hanya bekerja dengan baik kalau terus diawasi. Alasan lain adalah bahwa masyarakatpun seringkali tidak mengindahkan akan keberlangsungan hidup perusahaan. Perusahaan seringkali dipusingkan dengan gangguan keamanan dalam menjalankan operasionalnya. Perusahaan bahkan digoda untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak bermkoral seperti meminta uang sogokan agar operasionalnya lancar. Selain kurangnya dukungan dari para stockholder, perusahaan juga harus dihadapkan dengan para pesaingnya yang juga seringkali berbuat tidak jujur. Misalnya dalam mengeksploitasi sumberdaya alam, dalam mengeksploitasi sumberdaya alam, dalam mengeksploitasi tenaga kerja, dalam penentuan harga, dalam melakukan promosi penjualan produknya. Para pesaing seringkali juga melakukan sogokan untuk kelancaran usahanya atau cara-cara lain yang membuat perusahaan lain hancur. Kondisi-kondisi seperti di atas memang menyulitkan bagii perusahaan untuk bertindak secara jujur karena godaan untuk bertindak tidak jujur datang bukan saja dari dalam perusahaan tapi juga terutama dari lingkungan luar perusahaan. Dari masyarakat itu sendiri dimana perusahaan beroperasi.
7. KEBIJAKAN SHORT-TERM vs LONG-TERM Kelangsungan hidup, keuntungan, pertumbuhan, persaingan, dan efisiensi merupakan alasan utama dan dapat dimengerti kejnapa kegiatan bisnis beroperasi ke negara-negara
187
asing. Manakala suatu perusahaan merasa terancam kelangsungan hidupnya ia akan berusaha untuk melepaskan diri dari ancamannya dengan berbagai cara. Salah satunya adalah mencari tempat beroperasi di negeri asing. Cara lain adalah dengan melakukan efisiensi karena ini merupakan satu-satunya cara yang bisa diandalkan untuk menangkalnya. Namun efisiensi seringkali diartikan secara sempit yaitu suatu cara untuk mencapai keuntungan yang maksimal dengan pengorbanan yang minimal dan dalam waktu yang singkat. Pemahaman seperti itu mendorong perilaku bisnis untuk berfikir jangka pendek. Keuntungan bisnis ditunjukkan dengan adanya keelbihan antara penerimaan perusahaan dengan ongkos-ongkos produksi yang dikeluarkannya. Hasil atau penerimaan penjualan ini merupakan kombinasi dari harga (price) dan jumlah produk yang terjual (quantity). Dalam meningkatkan penjualan inilah yang seringkali dilakukan secara tidak jujur olehh para pelaku bisnis. Misalnya dengan melakukan sogokan-sogokan kepada customernya agar produknya dibeli. Sogokan itu bisa berupa hadiah-hadiah atau mark up harga yang dicantumkan dalam nota pembelian customer tapi tidak termasuk dalam pembukuan perusahaan. Kemampuan untuk melakukan penjualan yang tidak jujur ini menimbulkan persaingan yang tidak sehat yang akan menyeret pebisnis lainnya melakukan hal yang sama. Kemampuan pelaku bisnis dalam menggoda aparat untuk menerima suap akan menjurus timbulnya praktek monopoli yang pada akhirnya akan merugikan pelaku bisnis itu sendiri karena akan merusak sistem pasar bebas. Ongkos produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabel ini terdiri dari biaya bahan-bahan dan biaya tenaga kerja. Untuk alasan efisiensi para pelaku bisnis tidak segan-segan melakukan eksploitasi sumberdaya alam tanpa memperhatikan kelestarian dan lingkungannya. Pelaku bisnis seringkali tidak mengindahkan kelanjutan sumberdaya alam tersebut, karena harus mengeluarkan biaya untuk perbaikan dan pelestariannya. Demikian juga dengan tenaga kerja, pelaku bisnis akan melakukan berbagai cara untuk menekan jbiaya tenaga kerja, misalnya dengan memberikan upah minimal atau upah di bawah minimal, mempekerjakan anak-anak, atau mempekerjakan wanita dengan peraturan yang sangat ketat. Dengan alasan efisiensi pula pelaku bisnis tidak mengindahkan kesejahteraan sosial karyawannya, atau lingkungan masyarakat dimana perusahaan itu beroperasi. Efisiensi seharusnya diartikan dalamj konteks jangka panjang. Dalam jangkai panjang efisiensi dianalogikan sebagai suatu keadaan dimana : 1.
Bahan-bahan yang diperlukan tersedia terus sesuai dengan kualitas, jumlah dan waktu yang dibutuhkannya (the right time, the right quantity, the right quality).
2.
Semua produk yang dihasilkan bisa diserap oleh konsumen (pasar) sehingga tidak ada mesin dan tenaga kerja yang menganggur.
Agar bahan-bahan tersedia terus dan konsumen mau menerima produk yang dihasilkan perusahaan terus menerus maka sumber bahan baku dan konsumen harus
188
dipelihara. Pemeliharaan sumber bahan baku bisa dilakukan dengan eksploitasi yang terencana dan melibatkan partisipasi masyarakat agar lingkungannya tidak rusak. Misalnya mendidik masyarakat bagaimana mengolah sumberdaya alam dan memeliharanya untuk kemudian hasilnya ditamkpung olehh perusahaan sebagai bagian untuk menghasilkan produk perusahaan. Dengan cara demikian, ada keterkaitan antara kehidupan anggota masyarakat dengan kelangsungan hidup perusahaan. Masyarakat akan berpartisipasi untuk memelihara perusahaan dan sumber bahan bakunya. Cara seperti ini akan lebih efisien dibanding dengan eksploitasi yang asal-asalan. Efisiensi dalam biaya produksi bisa dicapai dengan mengembangkan partisipasi karyawan. Karyawan yang tidak diperlakukan secara tidak manusiawi akan menganggap perusahaan sebagai lawan dan sewaktu-waktu bisa dikhianati. Pengkhianatan itu dilakukan misalnya dengan bekerja tidak sungguh-sungguh, sering mangkir, pura-pura sakit, atau bahkan melakukan sesuatu yang menimbulkan biaya yang besar seperti merusakan mesin atau peralatan lainnya. Karyawan yang diperlakukan dengan baik akan menganggap perusahaan sebagaii sumber kehidupannya. Perlakuan itu misalnya bukan memberikan gaji yang sangat besar tapi penghargaan lainnya seperti memperhatikan kesehatan dan pendidikan keluarganya, mengajak rekreas setiap tahun sekali, tunjangan hari tua dan sebagaiinya. Dengan cara seperti itu pekerjia/karyawan merasa sebagai bagian dari perusahaan dadn akan memelihara seluruh asset perusahaan karena kelangsungan hidupnya terkait dengan kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Cara yang seperti ini jauh lebih efisien dibandingkan dengan perlakuan yang keras terhadap karyawan. Hal yang sama berlaku juga dalam memelihara konsumen, misalnya dengan memberikan informasi yang lengkap tentang produk yang akan digunakannya. Konsumen tidak memiliki kemampuan untuk menganalisis manfaat dan mudharatnya dari pengguu produk perusahaan karena keterbatasan pengetahuan dan alat yang dimilikinya. Dengan memberikan informasi yang lengkap tentang produk yang akan digunakannya konsumen akan merasa terpuaskan dalam menentukan pilihannya. Kerelaan perusahaan dalam memberikan informasi akan dibalas konsumen dengan kerelaan konsumen untuk membeli produk perusahaan terus menerus karena konsumen merasa kelangsungan hidupnuya ditunjang oleh produk perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan terbukti bukan ditentukan semata-mata oleh pemilik perusahaan saja (stockholder). Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan berarti menetapkan kebijakan jangka panjang (long-therm policy). Namun dalam menentukan kebijakan ini perusahaan seringkali dihadapkan kepada pilihan-pilihan untung rugi (trade off ) antara kebijakan jangka panjang dan jangka pendek. Terlalu menekankan kebijakan jangka panjang perusahaan akan kehilangan peluang yang muncul dalam waktu dekat, sedangkan apabila menekankan kebijakan jangka pendek akan berarti kelangsungan hidup perusahaan akan terancam. Banyak yang berpendapat bahwa setiap keputusan selalu abu-abu, bukan hitam putih, bukan salah atau benar (black or white). Bahwa selalu terdapat sisi baik dan sisi buruk dari setiap keputusan tergantung pada perspektif masing-masing.
189
8. KESIMPULAN Etika atau disebut juga moralitas sangat erat kaitannya dengan keberhasilan operasi perusahaan, baik dalam skala kecil, nasional maupun skala internasional. Etika merupakan nilai-nilai moral yang membahas tentang apa yang baik dan apa yang buruk bagi kehidupan masyarakat. Apa yang menjadi hak dan apa yang menjadi kewajiban seseorang sebagai anggota masyarakat, baik perorangan atau kelompok. Sebagaii kumpulan orang-orang dan bagian dari masyarakat, perusahaan menerima input dari masyarakat, memelihara input-input tersebut dengan tujuan untuk kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Demikian juga output yang dihasilkan diserahkan kepada masyarakat untuk dikonsumsi, sehingga memberikan produk-produk yang tidak menimbulkan kerusakan agar masyarakat mau menerimanya. Ini bukan hanya untuk kebaikan masyarakat itu sendiri, tetapi juga untuk kelangsungan hidup perusahaan. Karena kenyataan bahwa kegii usaha merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Kegiatan usaha (bisnis) bisa diarahkan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat itu sendiri. Ada anggapan bahwa kegiatan usaha adalah kegiatan yang tidak bermoral. Seseorang akan melakukan berbagai cara (tanpa mengenal halal haram) agar ia menjadi orang sukses dalam materi. Kegiatan usahanya dibarengi dengan tindakan yang tidak terpuji seperti tipu menipu, suap menyuap, berbuat curang atau perbuatan yang tidak terpuji lainnya yang bisa merugikan orang lain. Kondisi seperti ini bisa muncul pada masyarakat ekonomi kapitalis murni yang menimbulkan praktek monopoli yang selanjutnya akan merembet ke tindakan lainnya yang merusak. Di negara maju, ekonomi kapitalis murni telah berubah. Monopoli usaha holeh individu dibatasi karena memang bukan hanya merugikan masyarakat, tetapi kualitas hidup tidak menjadi lebih baik. Semuanya diikat oleh uatu aturan pemerintah. Industriindustri yang penting untuk kebutuhan orang banyak seperti listrik, air, transportasi dikuasai oleh negara. Upah buruh diperbaiki dengan meningkatkan produktifitasnya. Buruh pun dianggap sebagai partner usaha karena buruh dengan keahliannya dapat meningkatkan produktifitas dan selanjutnya dapat mengembangkan perusahaan. Namun, dalam negara yang masih berkembang perilaku bisnis yang kotor masih tetap berlangsung. Nilai-nilai moral (etika) sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya, dan budaya ini sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai agama karena dipercayai memiliki hubungan dengan kekuasaan Yang Maha Tinggi. Walaupun agama berbeda-beda, nilai-nilainya menuntun umat manusia untuk berbuat kebajikan. Bagaimana ia harus menjauhi laanganlarangan yang diajarkan agama dan bagaimana ia harus menjauhi larangan-larangan yang diajarkan agama dan bagaimana ia harus menghindari kegiatan yang merusak kehidupan. Norma-norma agama bukan saja mengajarkan kewajiban tetapi juga pertanggungjawaban