MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ANALISIS KASUS KECELAKAAN KERJA KEBAKARAN PT MANDOM
BAB III ANALISIS KASUS III.1. Kasus Kebakaran PT Mandom Indonesia Ruang Deodorant Perfume Spray (DPS) milik PT Mandom Indonesia di Jalan Irian, Blok PP, Kawasan Industri MM 2100, Cikarang, Bekasi, terbakar hebat pada Jumat 10 Juli 2015 sekitar pukul 09.30. Kebakaran disebabkan tersulutnya uap gas (LPG) yang bocor di bagian ujung selang flexible menuju 1 unit mesin Deodorant Perfume Spray (DPS) filling line pada line 2. Sebanyak 28 karyawan tewas dan 31 lainnya mengalami luka bakar dalam insiden tersebut.
Gambar 1. Kebakaran PT Mandom Indonesia Tbk (Sumber : http://www.youtube.com)
Kasubdit Keamanan Negara (Kamneg) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Fadli mengatakan, percikan api kebakaran mulai muncul pada salah satu mesin untuk memanaskan plastik bernama dryer. Di mesin itu, sejumlah petugas pabrik tengah melakukan pengepakan
produk.
Tiba-tiba, lanjut Fadli, muncul percikan api dari mesin dryer karena ada kebocoran gas yang akhirnya memicu ledakan hebat.
1
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ANALISIS KASUS KECELAKAAN KERJA KEBAKARAN PT MANDOM
Pada saat ada titik api, alarm baru berbunyi setelah 18 detik. “Tapi dalam waktu 3,4 detik titik api sudah menyebar. Karyawan tidak bisa menyelamatkan diri. Alarm di dalam ruangan itu sebenarnya ada. Tetapi baru bereaksi ketika 18 detik kemudian dari kebakaran menyala, ditambah kondisi cuaca yang panas terik, menambah nyalanya api semakin membesar” tambah Fadli. Dari hasil penyidikan yang dilakukan, ditemukan fakta bahwa kebakaran tersebut dipicu kebocoran pipa gas flexible tube di mesin konveyor hingga menimbulkan ledakan dahsyat. Perusahaan vendor, PT Iwatani yang dipercaya melakukan pemasangan gas di pabrik PT Mandom diduga lalai dalam menjalankan tugasnya. pemasangan flexible tube yang dilakukan PT Iwatani Industrial Gas Indonesia tersebut menyalahi prosedur yang diminta PT Mandom Indonesia hingga berakibat fatal pada terbakarnya pabrik milik perusahaan kosmetik itu. Penyidik Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah menetapkan 2 tersangka atas kasus kebakaran di PT Mandom di Jalan Irian, Blok PP, Kawasan Industri MM 2100, Cikarang, Bekasi., yaitu AH selaku petugas yang measang flexible tube dan ST selak General Manager PT Iwatani. Di ruangan tempat pemasangan pipa gas tersebut, diketahui terdapat delapan buah flexible tube yang terhubung dari instalasi pipa gas dengan filling machine yang dipasang oleh AH. Polisi juga menetapkan ST sebagai tersangka karena memerintahkan penggantian tak sesuai permintaan perusahaan kepada AH. PT Mandom telah meminta kepada ST agar 8 buah flexible tube di ruang DPS diganti baru semua. Namun PT Iwatani hanya mengganti separuh dari jumlah tersebut dengan selang fleksibel baru sedangkan empat buah lainnya bekas pindahan dari pabrik PT Mandom Indonesia yang dulunya berada di Sunter.
2
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ANALISIS KASUS KECELAKAAN KERJA KEBAKARAN PT MANDOM
III.2. Faktor Penyebab Kebakaran PT Mandom Indonesia Kebakaran disebabkan karena adanya segitiga api, yang biasa disebut sebagai triangle of fire, melalui teori itu dapat dilihat bahwa kebakaran di PT Mandom terjadi karena seluruh mata rantai dari triangle of fire telah terpenuhi. Adapun penjelasanya yaitu :
Gambar 2. Segitiga Api (Sumber : Bahan Ajar MK3)
Pada saat sebelum terjadi peristiwa kebakaran di PT Mandom Indonesia, dapat diketahui bahwa terdapat segitiga api yang menyebabkan terjadinya kebakaran. Pada ruangan deodorant perfume spray (DPS) sudah dipenuhi oleh gas yang berasal dari karet flexible tube yang mengalami kebocoran, dimana gas yang bocor bertindak sebagai sumber energi yang masuk menjadi bahan bakar. Dalam ruangan tentu sudah mengandung oksigen, karena oksigen merupakan gas wajib yang harus dihirup manusia. Pada saat itu kegiatan produksi sedang berlangsung, dimana muncul panas (heat) yang bersumber dari mesin dryer yang panasnya mencapai 300oC. Tersulutnya uap gas (LPG) yang bocor di bagian ujung selang flexible menuju 1 unit mesin Deodorant Parfum Spray (DPS) filling line pada line 2. Oleh karena seluruh elmen yang terdapat pada segitiga api (triangle of fire) terpenuhi, maka terjadilah kebakaran yang terjadi di PT Mandom Indonesia Tbk.
3
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ANALISIS KASUS KECELAKAAN KERJA KEBAKARAN PT MANDOM
Dalam Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) juga terdapat 3 hal yang menjadi faktor penyebab terjadinya kecelakan kerja, yaitu manusia, mekanis (mesin dan peralatan) dan lingkungan. 1. Faktor Manusia Pada faktor manusia, kebakaran yang terjadi di PT Mandom Indonesia Tbk disebabkan karena adanya faktor kelalaian dan kecerobohan pada pihak manajemen PT Mandom Indonesia karena pada proses pemasangan flexible tube yang tidak layak tersebut dapat lolos dari pengawasan manajemen. Selain itu, pihak manajemen tidak membuat suatu prosedur (SOP) khusus yang mengatur mengenai pengawasan kegiatan maintenance dan instalasi perangkat produksi. Pekerja juga tidak mendapat pelatihan penanggulanganan kecelakaan kerja. 2. Faktor Mekanis Pada faktor mesin dan peralatan, kebakaran yang terjadi di PT Mandom Inedonesia Tbk ini disebabkan oleh peralatan produksi yang bernama flexible tube tidak sesuai dengan standar yang seharusnya. Apabila mengikuti prosedur sesuai standar yang ada, maka dalam satu mesin konveyor penggantian flexible tube harus dilakukan secara satu set (8 buah) sekaligus, tidak diganti secara parsial, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kekerasan pada flexible tertentu. Pada kasus ini, alat flexible tube yang diganti baru hanyalah sebagian saja, sehingga menimbulkan kebocoran gas pada flexible tube yang tidak diganti, sehingga memicu terjadinya kebakaran. Selain dari alat flexible tube yang dipasang, kebakaran juga terjadi karena instrumen alat proteksi kebakaran di ruangan yaitu alarm kebakaran mengalami malfungsi, dimana alarm baru berbunyi saat 18 detik kebakaran telah berlangsung. 3. Faktor Lingkungan Pada faktor lingkungan, kebakaran yang terjadi di PT Mandom Inedonesia Tbk ini disebabkan oleh kondisi ruangan yang merupakan
4
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ANALISIS KASUS KECELAKAAN KERJA KEBAKARAN PT MANDOM
ruangan pengisian deodorant perfume spray (DPS) yang banyak mengandung unsur gas, sehingga cepat menimbulkan kebakaran. Selain dengan teori the three main factor penyebab kebakaran di PT Mandom dapat diselidiki melalui teori domino untuk mengetahui bagaimana mata rantai yang menyebabkan kebakaran, yaitu sebagai berikut:
Gambar 3. Teori Domino (Sumber : Bahan Ajar MK3)
Melalui teori domino yang diperlihatkan pada Gambar 3, maka dapt dijelaskan secara beruntut bahwa kebakaran yang terjadi di PT Mandom Indonesia Tbk disebabkan oleh : 1. Lemahnya Kontrol Pada aspek ini, kebakaran yang terjadi di PT Mandom Indonesia Tbk disebabkan oleh adanya dua aspek yang dilangar, yaitu program (prosedur) tidak sesuai dan standar tidak sesuai. Maksudnya adalah pada saat proes instalasi alat flexible tube, tidak ada prosedur pengawasan yang dilakukan oleh pihak PT Mandom Indonesia Tbk terhadap PT Iwatani Industrial Gas, sehingga alat (poduk) yang tidak sesuai standar, dalam hal ini adalah flexible tube yang rusak dapat lolos dan terpasang pada mesin konveyor. Apabila adanya pengawasan yang ketat terhadap proses instalasi flexible tube pada mesin konveyor, tentu kebakaran yang akan terjadi dapat dihindari. 2. Sebab Dasar Pada aspek ini terdapat dua aspek yang dijadikan dasar, yaitu faktor perorangan dan faktor kerja. Pada faktor perorangan disebabkan
5
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ANALISIS KASUS KECELAKAAN KERJA KEBAKARAN PT MANDOM
karena para pekerja tidak mendapat pelatihan mengenai K3 dan kecelakaan kerja, sehingga para karyawan banyak yang terjebak dan kesulitan untuk menyelamatkan diri dari lidah api yang menyeruak di ruangan itu. Pada faktor kerja tidak ada standar pengawasan yang jelas mengenai pemasangan alat-alat produksi serta dapat dilihat pula dengan adanya peristiwa tersebut dapat diketahui bahwa terdapat kurangnya maintenance atau perawatan terhadap peralatan yang dilakukan oleh pihak manajemen, sehingga dapat menimbulkan kebakaran, sedangkan pada faktor perorangan adalah kurangnya ilmu karena tidak mendapat pelatihan mengenai K3. 3. Penyebab Langsung Pada aspek ini, kebakaran terjadi lebih mengarah kepada kondisi yang tidak aman (unsafe condition). Hal ini disebabkan salah satunya karena gagalnya instrumen peringatan kebakaran yang tidak baik, dimana detector tidak dapat mendeteksi adanya kebocoran gas yang terjadi di ruangan deodorant perfume spray (DPS) dan alarm yang telat berbunyi, dimana alarm baru berbunyi setelah 18 detik terjadinya ledakan dan kebakaran. 4. Insiden Insiden terjadi karena adanya kontak langsung terhadap bahaya yaitu adanya kontak antara gas yang memenuhi ruangan dengan sumber percikan api dan panas yang timbul dari mesin dryer yang memilki tingkat kepanasan 300oC. 5. Kerugian Dengan adanya kecelakaan yang terjadi menimbulkan berbagai macam kerugian yaitu sebanyak 28 karyawan tewas dan 31 lainnya mengalami luka bakar dalam insiden tersebut. Selain itu juga terdapat berbagai
6
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ANALISIS KASUS KECELAKAAN KERJA KEBAKARAN PT MANDOM
kerugian materiil maupun non materiil lainnya, yang dapat digambarkan pada teori gunung es.
III.3. Kondisi Instrumen Pemadam Kebakaran Dan Alat Pengaman Yang Terdapat Di PT Mandom Indonesia Saat Terjadi Kebakaran Kondisi instrumen pemadam kebakaran yang ada di PT Mandom merupakan hal yang harus diperhatikan, karena terdapat beberapa instrument yang bekerja tidak seperti yang semestinya, yaitu :
III.3. Pelanggaran Peraturan pada Kebakaran PT Mandom Indonesia Pada kasus kebakaran yang terjadi di PT Mandom Indonesia ini disebabkan oleh adanya pelanggaran atau ketidakpatuhan dalam memenuhi persyaratan ataupun ketentuan yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang ataupun peraturan terkait lainnya yang mengatur tentang Manajemen K3, adapun pelanggarannya yaitu : a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 02 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm Automatik Pada saat terjadinya kebakaran, alarm yang mendeteksi terjadinya kebakaran telat berbunyi, dimana alarm baru berbunyi 18 detik setelah terjadinya kebakaran. 1) BAB I – KETENTUAN UMUM, Pasal 55
7
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ANALISIS KASUS KECELAKAAN KERJA KEBAKARAN PT MANDOM
Bila instalasi kebakaran automatik yang telah ada ditambah maka gabungan instalasi tersebut harus diuji bahwa instalasinya menyatu dan berfungsi dengan baik serta disahkan oleh Direktur. 2) BAB II - PEMELIHARAAN DAN PENGUJIAN, Pasal 57 (1) Terhadap instalasi alarm kebakaran automatik harus dilakukan pemeliharaan dan pengujian berkala secara mingguan, bulanan dan tahunan. (2) Pemeliharaan dan pengujian tahunan dapat dilakukan oleh konsultan kebakaran atau organisasi yang telah diakui oleh Direktur atau pejabat yang ditunjuk. b. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pada kasus kebakaran PT Mandom Indonesia Tbk ini diduga bahwa manajemen tidak menerapkan prosedur mengenai pengawasan terhadap instalasi peralatan dan komponen produksi flexible tube pada mesin konveyor yang ada di perusahaan. 1) BAB
X
–
PERLINDUNGAN,
PENGUPAHAN
DAN
KESEJAHTERAAN, Pasal 87. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan
penerapan,
pencapaian,
pengkajian,
dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. KEP.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja. Pada saat kebakaran terjadi, tidak ada unit penanggulanganan khusus yang menangani atau mencoba memadamkan api penyebab kebakaran. Proses pemadaman hanya dilakukan oleh sebagian petugas keamanan dan sisanya menunggu pemadam kemadaran datang.
8
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ANALISIS KASUS KECELAKAAN KERJA KEBAKARAN PT MANDOM
1) BAB I – KETENTUAN UMUM, Pasal 2 (1) Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan penanggulangan kebakarn di tempat kerja. (2) Kewajiban
mencegah,
mengurangi,
dan
memadamkan
kebakaran di tempat kerja sebagaiman dimaksud pada ayat (1) melipti: a) Pengendalian setiap bentuk energi; b) Penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan kebakaran dan sarana evakuasi; c) Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas; d) Pembentukan unit penanggulangan 2) BAB I – KETENTUAN UMUM, Pasal 5 Unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 terdiri dari : a) Petugas peran kebakaran; b) Regu penanggulangan kebakaran; c) Koordinator unit penanggulangan kebakaran; d) Ahli
K3
spesialis
penanggulangan
kebakaran
sebagai
penanggung jawab teknis. d. INST. MENAKER INS. 11/MEN/1997 tentang Pengawasan Khusus K3 Penaggulangan Kebakaran Dikutip dari media warta kota mengungkapkan bahwa Pengelola Kawasan Industri MM 2100 menyebutkan, bahwa PT Mandom Indonesia sejak menggunakan pabrik baru belum memberikan pelatihan kecelakaan kerja kepada karyawannya. Akibatnya, pada saat peristiwa kebakaran terjadi jumlah korban cukup banyak. Saat kejadian, para karyawan banyak yang terjebak dan kesulitan untuk menyelamatkan diri dari lidah api yang menyeruak di ruangan itu.
III.4. Dampak Kebakaran PT Mandom Indonesia
9
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ANALISIS KASUS KECELAKAAN KERJA KEBAKARAN PT MANDOM
Ketika terjadi kecelakaan kerja, maka akan banyak sekali kerugian yang dtimbulkan, baik kerugian material maupun kerugian non material. Biaya yang terlihat memanglah kecil, akan tapi sesungguhnya biayanya besar.
Gambar 4. Teori Gunung Es (Sumber : Bahan Ajar MK3)
Dampak kerugian yang ditimbulkan dari kebakaran yang dialami PT Mandom Indonesia yaitu : 1. Kerugian Materi atau Biaya Dalam kasus ini, PT Mandom Indonesia mengeluarkan biaya yang sangat besar, sebagai perhitungan kasarnya yaitu: a. Biaya Kematian, Perawatan dan Rumah Sakit Berdasarkan PP Nomor 53 Tahun 2012 , biaya santunan untuk kematian adalah 60% x 80 bulan upah. Santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB) 4 (empat) bulan pertama 100% x upah sebulan, 4 (empat) bulan kedua 75% x upah sebulan dan bulan seterusnya 50% x upah sebulan. Sedangkan untuk biaya perawatan, disesuaikan dengan jenis sakit yang dideria, untuk memudahkan perhitungan, maka diambil rata-rata kompensasi dari 43 jenis sakit yang diderita, yaitu 23%. Biaya Kematian Upah
= Pekerja Meninggal x 60% x 80 Bulan = 28 x 60% x Rp 3.261.375 = Rp 54.791.100
10
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ANALISIS KASUS KECELAKAAN KERJA KEBAKARAN PT MANDOM
Biaya STMB
= Jumlah Dirawat x 100% x 1 Bulan Upah = 31 x 100% x Rp 3.261.375 = Rp 101.102.625
Biaya Perawatan
= Jumlah Dirawat x 23% x 1 Bulan Upah = 31 x 23% x Rp 3.261.375 = Rp 23.253.603
Asumsi pekerja dirawat selama satu bulan, dan upah kerja menyesuaikan UMR Cikarang, tempat PT Mandom Indonesia Tbk berada. b. Biaya Kerusakan Mesin Pada kasus kebakaran, terdapat dua jenis mesin yang mengalami kerusakan, yaitu mesin dryer dan konveyor. Adapun perhitungan biaya kerugiannya yaitu : Mesin dryer
= Jumlah mesin x harga mesin = 2 set x Rp 750.000.000 = Rp 1.500.000.000
Mesin konveyor
= Jumlah mesin x harga mesin = 2 set x Rp 71.500.000 = Rp 143.000.000
c. Biaya Kerusakan Bangunan Untuk kerusakan pada bangunan tidak dapat diperkirakan, karena banyak sekali material dan fasilitas yang perlu diperbaiki, dimana jumlahnya pun akan sangat besar. d. Biaya Lembur Akibat adanya kasus kebakaran yang terjadi, maka tentu diperlukan adanya waktu kerja tambahan (waktu lembur) untuk mengganti jumlah jam kerja yang hilang akibat pekerja yang meninggal dunia dan pekerja yang sakit sehingga belum bias bekerja. Dengan asumsu seorang Operator produksi dengan gaji bulanan Rp. 3.261.375 diminta oleh perusahaan melakukan lembur (overtime) pada hari kerja biasa selama 4 Jam.
11
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ANALISIS KASUS KECELAKAAN KERJA KEBAKARAN PT MANDOM
Upah Lembur per Jam: Rp. 17.341 (Rp. 3.000.0000 / 173) Jam Pertama
: Rp. 26.011 (Rp. 17.341 x 1,5)
Jam Kedua
: Rp. 34.682 (Rp. 17.341 x 2)
Jam Ketiga
: Rp. 34.682 (Rp. 17.341 x 2)
Jam Keempat
: Rp. 34.682 (Rp. 17.341 x 2) +
Total
: Rp. 130.057,- / Tenaga Kerja / Hari
Biaya Lembur
= Jumlah Dirawat x Biaya Lembur/Operator = 31 x Rp 130.057 = Rp 4.031.767 / Hari
III.5. Solusi Terhadap Kebakaran PT Mandom Indonesia Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap beberapa aspek yang menyebabkan terjadinya kebakaran di PT Mandom Indonesia, maka didapat beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran di kemudian hari pada PT Mandom Indonesia, adapun caranya yaitu terbagi menjadi tiga, yaitu pre contact control, contact control, dan post contact control.
Gambar 5. Pengendalian Kerugian (Sumber : http://images.slideplayer.info)
12
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ANALISIS KASUS KECELAKAAN KERJA KEBAKARAN PT MANDOM
1. Pre Contact Control Yaitu dengan cara melakukan pengembangan dan peninjauan system manajemen, pelatihan, penetapan program dan memeliharanya. a. Melakukan peninjauan kembali mengenai sistem pengawasan saat instalasi dan pemeliharaan mesin yang dilakukan oleh vendor terkait. b. Mengidentifikasi serta mengembangkan standar kerja mengenai sistem instalasi dan pemeliharaan mesin oleh vendor terkait. c. Adanya kontrak hukum yang mengikat antara pihak perusahaan dengan pihak vendor sehingga kontrak tersebut bisa dipatuhi dan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja. d. Memeriksa secara berkala terhadap pengelolaan alat pemadam api di lokasi pabrik serta melalukan program simulasi kebakaran tiap 2 bulan sekali. 2. Contact Control Yaitu dengan substitusi dan minimasi energi, barikade, dan perbaikan permukaan objek penyebab. a. Menghentikan aktivitas permesinan yang terjadi saat proses instalasi atau pemeliharaan terkait b. Melakukan pemeriksaan kembali terhadap prosedur instalasi atau pemeliharaan, peralatan, baik sebelum melakukan instalasi atau pemeliharaan
maupun
selesai
melakukan
instalasi
atau
pemeliharaan terkait proses permesinan c. Melakukan pengawasan oleh kedua belah pihat terkait standar kerja maupun standar prosedur yang telah ditetapkan sesuai kontrak 3. Post Contact Control Yaitu menerapkan rencana penanggulanganan darurat. a. Menghentikan semua aktivitas pabrik untuk mengurangi dampak kecelakaan kerja yang lebih luas lagi.
13
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ANALISIS KASUS KECELAKAAN KERJA KEBAKARAN PT MANDOM
b. Melakukan evakuasi pekerja sesuai dengan program simulasi yang telah ditetapkan dan dilakukan pada simulasi-simulasi sebelumnya. c. Melakukan proses pemadaman api saat api masih dirasa terkendali dengan Alat Pemadam Api Ringan yang tersedia di ruang tempat terjadinya kebakaran. d. Melakukan koordinasi dengan pihak eksternal, yaitu kepada pihak
penyedia pasokan listrik (PLN) untuk menghentikan pasokan listrik hingga waktu yang ditentukan, serta melakukan koordinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran terkait untuk memadamkan api.
14