BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga adalah salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan tubuh, dengan olahraga juga sang Merah Putih biasa dikibarkan di Negara orang lain, begitu juga halnya, banyak Atlit Indonesia Khususnya Atlit NTB
diangkat
menjadi Pegawai Negri Sipil (PNS) oleh daerah atas jasanya mengharumkan nama daerah dalam cabang olahraga tingkat nasional maupun Internasional. “Setiap warga Undang-undang dasar 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi “Setiap negara berhak mendapatkan pendidikan”, berdasarkan UUD 45 tersebut jelas sudah pendidikan di Indonesia sangat dipelihara oleh Negara, baik pendidikan umum maupun pendidikan khusus, begitu juga halnya dengan pendidikan olahraga, sangat dijunjung tinggi oleh negara terbukti dari banyaknya pasilitas olahraga yang di sediakan walaupun terbatas pada pasilitas olahraga tertentu, serta banyaknya para atlit-atlit bangsa yang di kirim keluar negeri untuk mendapatkan pendidikan olahraga yang lebih khusus mempelajari olahraga-olahraga tertentu yang bertujuan untuk membentuk dan melatih teknik dasar dalam olahraga tertentu, serta membentuk mental dan nilai-nilai kerjasama mereka dalam berolahraga. Demikian pentingnya olahraga tersebut, sehingga dalam setiap jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai bangku kuliahan, mata pelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan adalah salah satu pelajaran yang 1
2
harus ada. Baik olahraga yang mencakup atletik, senam, maupun permainan. Khususnya dalam olahraga permainan yang dibagi lagi menjadi beberapa jenis permainan diantaranya yang sering dipelajari adalah permainan bola voli. Dalam permaianan bola voli dibutuhkan keahlian lebih dan pembinaan yang lebih dari pada cabang olahlaraga lainnya, sehingga bisa bermain dengan baik dan menarik, oleh karena itu banyak sekolah-sekolah memberikan latihanlatihan khusus kepada siswa-siswinya dengan membentuk club-club voli, tujuannya memberikan fasilitas lebih kepada siswa-siswinya yang ingin mengembangkan keahlian (menyalurkan bakat) yang dimilikinya sejak dini, serta mampu mengharumkan nama sekolahnya dalam pertandingan bola voli antar sekolah maupun dalam O2SN. Dengan demikian jika ingin menjadi pemain yang handal, maka harus bisa menguasai semua teknik dasar dalam permainan bola voli, diantaranya adalah : Service, Passing, Smash, dan Block (bertahan). Khususnya smash disinilah letak
seninya permainan bola voli, serta banyak-banyak berlatih baik teknik maupun latihan untuk mengolah fisik. Seperti para pecandu sepak bola atau bola basket yang mendambakan goal-goal yang spektakuler, demikian juga para pecandu voli mendambakan smash-smash yang gemilang. Jika
pemain mendambakan kemenangan dalam
pertandingan voli, maka mau tidak mau harus menguasai teknik-teknik dasar smash. Smash merupakan suatu ke ahlian yang esensial, cara yang mudah untuk mematikan permainan lawan. Seorang smasher harus memiliki kegesitan dan
2
harus ada. Baik olahraga yang mencakup atletik, senam, maupun permainan. Khususnya dalam olahraga permainan yang dibagi lagi menjadi beberapa jenis permainan diantaranya yang sering dipelajari adalah permainan bola voli. Dalam permaianan bola voli dibutuhkan keahlian lebih dan pembinaan yang lebih dari pada cabang olahlaraga lainnya, sehingga bisa bermain dengan baik dan menarik, oleh karena itu banyak sekolah-sekolah memberikan latihanlatihan khusus kepada siswa-siswinya dengan membentuk club-club voli, tujuannya memberikan fasilitas lebih kepada siswa-siswinya yang ingin mengembangkan keahlian (menyalurkan bakat) yang dimilikinya sejak dini, serta mampu mengharumkan nama sekolahnya dalam pertandingan bola voli antar sekolah maupun dalam O2SN. Dengan demikian jika ingin menjadi pemain yang handal, maka harus bisa menguasai semua teknik dasar dalam permainan bola voli, diantaranya adalah : Service, Passing, Smash, dan Block (bertahan). Khususnya smash disinilah letak
seninya permainan bola voli, serta banyak-banyak berlatih baik teknik maupun latihan untuk mengolah fisik. Seperti para pecandu sepak bola atau bola basket yang mendambakan goal-goal yang spektakuler, demikian juga para pecandu voli mendambakan smash-smash yang gemilang. Jika
pemain mendambakan kemenangan dalam
pertandingan voli, maka mau tidak mau harus menguasai teknik-teknik dasar smash. Smash merupakan suatu ke ahlian yang esensial, cara yang mudah untuk mematikan permainan lawan. Seorang smasher harus memiliki kegesitan dan
3
pandai melompat serta mempunyai kemampuan memukul bola dengan keras. (Beutelstahl, 2007; 25). Namun dalam melakukan smash yang paling berpengaruh adalah bagaimana kemampuan seorang smasher dalam melompat pada saat melakukan smash, akan tetapi ke nyataannya yang terjadi dilapangan masih banyak pemainpemain voli khususnya para pemula hanya mengandalkan kekerasan pukulannya semata, sehingga bola tidak melewati net. Mengingat permainan bola voli telah di ajarkan bahkan dilatih secara khusus di sekolah terutama sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA. Maka untuk memperbaiki prestasi permainan bola voli di Indonesia khususnya di Lombok, sudah seharusnya dimulai dari sekolah, kenyataan yang sering terjadi, bahkan yang dialami di sekolah-sekolah, untuk membina pemain tingkat sekolah hanya melatih permaianan dasarnya saja, tanpa memberikan latihan untuk menunjang kemampuan yang lebih berupa latihan fisik yang bertujuan untuk menunjang kemapuan lompatan pada saaat melakukan smash dalam permainan bola voli, adapun teknik latihan yang akan dilakukan oleh penulis dalam meningkatkan prestasi lompatan smash siswa adalah latihan skipping. Dari pengamatan atau observasi di SMPN 2 Jonggat bahwa, masih banyak terdapat permasalahan teknik dasar dalam permainan bola voli yang perlu diperbaiki lagi terutama permasalahan yang sering menjadi seni dari permainan bola voli
dan yang yang merupakan salah satu teknik dasar untuk mematahkan
permainan lawan yaitu teknik smash.
4
Betitik tolah dari permasalahan tersebut diatas, jika dilihat dari mamfaat permainan skipping tersebut, maka penulis berpendapat bahwa permaianan skipping pada dasarnya adalah merupakan salah satu bentuk latihan fisik yang
bisa mempengaruhi atau menunjang prestasi lompatan serta pukulan yang keras dan akurat pemain bola voli pada saat melakukan smash dalam permainan bola voli. Dengan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat penelitian tentan g: “ Pengaruh Permainan Skipping Terhadap Prestasi Lompatan Pada Saat Melakukan Smash Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa Putra Kelas VIII SMPN 1 Aikmel KAB Lotim Tahun Pelajaran 2011/2012 “. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut : “Adakah “ Pengaruh Permainan Skipping Terhadap Prestasi Lompatan Pada Saat Melakukan Smash Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa Putra Kelas VIII SMPN 1 Aikmel KAB Lotim Tahun Pelajaran 2011/2012 “. C. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian pada dasarnya memiliki tujuan, begitu juga dengan penelitian ini memiliki tujuan yaitu : Untuk Mengetahui Apakah Ada “ Pengaruh Permainan Skipping Terhadap Prestasi Lompatan Pada Saat Melakukan Smash Dalam Permainan Bola Voli Pada Siswa Putra Kelas VIII SMPN 1 Aikmel KAB Lotim Tahun Pelajaran 2011/2012 “.
5
D. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan, maka penelitian ini diharapkan memiliki manfaat, baik secara tioritis maupun praktis. 1. Manfaat tioritis. a. Bagi penulis 1) Mengharap apa yang diteliti bermamfaat bagi penulis, agar lebih memahami teori-teori tentang prestasi olahraga khususnya permainan bola voli, 2) Hasil penelitian ini akan memperkaya dan menambah pengetahuan penulis khususnya dan khasanah keilmuan para pembaca umumnya serta tidak membosankannya. b. Pembaca Diharapkan apa yang di tulis menjadi pedoman bagi pembaca khususnya pendidik olahraga dalam rangka meningkatkan prestasi olahraga anak didiknya dalam olahraga khususnya permainan bola voli, c. Bagi peneliti lain Diharapkan teransang untuk meneliti secara mandalam aspek-aspek yang belum terjangkau dalam penenitian ini. 2. Manfaat praktis Keguaan hasil penelitian ini secara prakis diharapkan bermamfaat bagi a. Penulis
6
1) Sebagai wadah untuk menguji kemamapuan diri terhadap apa yang telah diterima selama duduk dibangku kuliah di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) IKIP Mataram. 2) Sebagai bekal dan pengalaman dalam bidang penelitian khususnya dalam bidang penelitian olahraga. b. Guru Olahraga dan Pelatih 1) Sebagai pertimbangan dalam mengajar atau mendidik anak didik maupun atlit dalam mata pelajaran pendidikan olahraga khususnya permainan bola voli, 2) Sebagai pedoman dan pertimbangan bagi Guru Olahraga dalam memberikan extrakulikuler di sekolah, 3) Sebagai bahan pertimbangan bagi pelatih dalam memilih atlit berbakat khususnya atlet bola voli, 4) Memperkaya Guru dan Pelatih dalam memberikan latihan yang bertujuan untuk membentuk prestasi anak didiknya serta bisa mempersiapkan clubnya sejak dini. c. Siswa-siswi 1) Sebagai langkah awal untuk menjadi pemain bola voli propesional, 2) Supaya siswa-siswi lebih memahami dan berminat menekuni olahrga khususnya permainan bola voli. E. Asumsi Penelitian
Menurut Arikunto (1997; 22), asumsi adalah “Suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai
7
untuk tempat berpijak bagi penulis didalam melaksanakan penelitiannya .” Sedangakan menurut ahli lain asumsi adalah “Anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan dalam melaksanakan penelitian.” (Yusuf, dkk, 2003; 14). Berdasarkan pendapat diatas, maka asumsi menurut penulis adalah anggapan dasar terhadap suatu masalah yang mengandung kebenaran serta digunakan sebagai pegangan dalam melakukan penelitian. Dari pendapat tersebut diatas, maka asumsi dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi 3, dilihat dari aspek-aspek sebagai berikut : 1. Asumsi Dari Segi Tioritis a. Jika power tungkai lompatan pada saat spike akurat maka smashan akan sempurna, b. Jika power tungkai lompatan pada saat lompatan pada spike tidak ada dan tidak akurat, maka smashan tida akan sempurna. 2. Asumsi Dari Segi Metodik Dalam penelitian ini, peneliti beramsumsi sebagai berikut: a. peneltian ini akan berjalan dengan lancar karena didukung oleh metode penelitian yang menggunakan metode penentuan subyek dan obyek dengan menggunakan studi populasi dan sampel, yang mana subyek dan obyeknya terfokus pada Siswa Putra Kelas VIII SMPN 1 Aikmel, b. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes perbuatan yaitu melompat sambil smash dengan menggunakan alat yang sudah disediakan. 3. Asumsi Dari Segi Pelaksanaan
8
Dalam penelitian ini akan terlaksana dengan baik dan lancar apabila didukung oleh beberapa hal sebagai berikut : a. Siswa yang akan di jadikan obyek penelitian bisa bekerja sama dengan baik, b. Peralatan yang lengkap, dan c. Kesediaan
dosen
pembimbing
dalam
memberikan
masukan
yang
membangun dan membimbing. F. Lingkup Penelitian
Pada lingkup penelitian ini, diuraikan hal-hal mengenai: 1) variable, 2) Populasi, 3) lokasi penelitian, dan 4) waktu Penelitian. 1. Variabel Penelitian a. Variable bebas : Permainan skipping, b. Variabel terikat : Prestasi lompatan pada saat smash. 2. Populasi Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Putra Kelas VIII SMPN 1 Aikmel tahun Pelajaran 2011/2012 3. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di lapangan bola voli SMPN 1 Aikmel. 4. Waktu Penelitian Adapun waktu yang digunakan penulis untuk melakukan penelitian ini adalah pada saat semster Ganjil tahun pelajaran 2011/2012. G. Definisi Operasional Judul
Agar tidak terjadi salah pengertian mengenai istilah-istilah pada variabel yang terkandung dalam judul, maka penulis menganggap perlu untuk menjelaskan
9
satu-perstu istilah yang berhungan dengan judul penelitian ini. Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut: 1. Pengertian pengaruh adalah : “Daya yang ada atau timbul dari satu orang, benda yang ikut membantu watak, keperc ayaan atau perbuatan seseorang”, 2. Skipping Skipping yang dimaksud adalah mengayunkan tali ketika tali melewati
kaki dan kepala dengan alat sederhana berupa tali yang di mainkan perorangan atau kelompok. 3. Prestasi lompatan pada saat melakukan smash Prestasi lompatan pada saat melakukan smash yang penulis maksud adalah kemampuan lompatan yang dicapai oleh smasher pada saat melakukan smash.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berdasarkan judul penelitian, ada beberapa penjelasan yang dapat digunakan sebagai dasar atau landasan berfikir dan bertindak. Teori yang dimaksud adalah
10
mengenai hal-hal sebagai berikut : (A). Deskripsi teori, (B). Hasil penelitian yang relevan, dan (C). Kerangka berfikir, dan (D). Hipotesis penelitian.
A. Deskripsi Teori
1. Bola Voli a. Sejarah Bola Voli Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1985. Dia adalah seorang Pembina pendidikan jasmani pada Young Men Christian Association (YMCA di kota Holyoke, Massachusetts, Amerika
Serikat). Nama permainan in semula disebut “ Minonette” yang hampir serupa dengan permainan badminton. Jumlah pemain disini tak terbatas sesuai dengan tujuan semula yakni untuk mengembangkan kesegaran jasmani para buruh di samping bersenang secara massal. William
G.
Morgan
kemudian
melanjutkan
idenya
untuk
mengembangkan permainan tersebut agar mencapai cabang olahraga yang dipertandingkan. Sehingga permainan ini diberi nama sebagai sebuah permaianan “volley ball” yang artinya kurang lebih mem-volley bola secara berganti-ganti, yang mana dalam masing-masing time terdapat enam orang pemain.
10
Indonesia mengenal permainan bola voli sejak tahun 1982 pada zaman penjajahan Belanda. Guru-guru pendidikan jasmani didatangkan dari negeri Belanda untuk mengembangkan olahraga umumnya dan bola voli khususnya.
11
Di samping guru-guru pendidikan jasmani, tentara Belanda banyak andilnya dalam pengembangan permainan bola voli di Indonesia, terutama dengan bermain di asrama-asrama, di lapangan terbuka dan mengadakan pertandingan antar kompeni-kompeni Belanda sendiri. Permainan bola voli di Indonesia sangat pesat di seluruh lapisan mayarakat, sehingga timbul club-club di kota besar di seluruh Indonesia. Dengan dasar itulah maka pada tanggal 22 januari 1955 PBVSI (persatuan bola voli seluruh indonesia) didirikan di Jakarta bersamaan dengan kejuaraan nasional yang pertama. PBVSI sejak itu aktif mengembangkan kegiatankegiatan baik ke dalam maupun ke luar negeri sampai sekarang. b. Teknik dasar permainan bola voli Dalam permainan bola voli ada beberapa aspek yang digunakan untuk memaksimalkan prestasi, yaitu: aspek fisik, aspek teknik, aspek taktik, dan aspek mental. Keempat aspek tersebut harus diterapkan secara sistematis berencana, sinergis dan serempak. Satu saja aspek tidak dilatihkan, tidak mungkin prestasi maksimal akan terwujud. Teknik adalah prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek, dan bertujuan mencari penyelesaian suatu problema pergerakan tertertu dengan cara yang paling ekonomis . (Dieter beutelsahl, 2007; 9). Adapun teknik dasar dalam permainan bola voli adalah sebagai berikut : 1) Servis Servis adalah sentuhan pertamam dengan bola, servis juga bisa dikatakan
sebagai serangan pertama kedaerah permainan lawan.
12
2) Volley atau set Volley atau set adalah suatu pukulan melambung bola sedemikian rupa,
sehingga teman mainnya mendapat kesempatan untuk mensmash bola tersebut. Tujuan pemain yang melakukan volley adalah memberikan kesempatan atau mengumpan bola dengan sebaik-baik mungkin kepada teman untuk menyerang musuh dengan melakukan smash. 3) The dig (passing) The dig atau yang kita sebut dengan passing adalah penerimaan bola
dengan gaya menggali. Karena servis telah berkembang dengan pesat sekali, yang digunakan untuk menyerang dan memegang inisiatif pertandingan. 4) Block (Pertahanan) Menang kalahnya suatu time dalam permainan bola voli sesungguhnya tergantung pada baik tidaknya kemampuan atau basic skill blok pemain itu sendiri. Basic skill block merupakan inti dari seluruh sistem pertahan,hanya dengan pertahanan yang kuat pemain dapat mengimbangi pukulan-pukulan smash keras dari lawan. 5) Smash atau spike Disinilah letak seninya permainan bola voli, seperti para pecandu bola yang slalu mendambakan goal-goal yang spektakuker, demikian juga halnya dengan pecandu bola voli mendambakan smash-smash yang gemilang.
13
Secara umum, sekuensi gerakan pada saat melakukan smash terdiri atas atas empat tahap sebagai berikut. a. Tahap pertama : Fase run up atau tahap lari menghampiri. Ini tergantung dari jenis bola dan jatuhnya bola. Mulai lari menghampiri kira-kira pada jarak 2,5 sampai 4 meter dari jatuhnya bola. Kedua langkah terakhirlah yang menjadi penentuan, kaki yang akan teke-off harus berada ditanah terlebih dahulu,dan kaki yang lain menyusul disampingnya. b. Tahap kedua: Tahah melompat. Pergerakan harus berlansung dengan lancar dan kontinu, tampa terputus. Pada waktu melompat, kedua lengan yang menjukur harus digerakkan keatas. Bersamaan dengan itu, tubuh diluruskan. Kaki yang menjadi tumpuan pada saat melompat inilah yang menjadi tumpuan pada saat melakukan lompatan, lengan yang akan digunakan untuk memukul bola, juga sisi tubuh bagian tersebut diputas sedikit sehingga menjauhi bola . punggung agak membungkuk dan lengan pemukul ditekuk sedikit. Lengan yang lain tetap dipertahankan
setinggi
kepala.
Lengan
inilah
yang
mengtur
keseimbangan secara keseluruhan tubuh secara keseluruhan dalam melakukan smash. c. Tahap ketiga:
14
Fase hit atau tahap memukul. Sesui dengan jenis smash yang ada atau
bagaimana jenis bola yang di kasih oleh toser, cara memukulpun terbagi dalam beberapa jenis pukulan diantaranya : 1. Frontal smash (smash depan), 2. Frontal smash dengan twist (smash dengan putaran) 3. Smash dari pergelangan tangan, 4. Dunm (smash tipuan). d. Tahap keempat: Fase landing atau tahap mendarat. Cara mendarat ini sama bagi semua
jenis smash yang ada, yaitu pada saat tubuh bagian atas membungkuk kedepan,
kaki
diarahkan
kedepan
untuk
mempertahankan
keseimbangan, lutut ditekukkan sesui dengan kebutuhan pendaratan. 2. Skipping a. Pengertian skipping Menurut bahasa kata skipping berasal dari bahasa Inggris yaitu “skipp” yang artinya lompatan atau loncatan melewati tali. (Echols, Shandiy, 2003; 530). Sedangkan Ahmad Taufik (2010) dalam artikelnya menyatakan skipping adalah memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya
melewati kepala dan kaki sambil melompatinya. Dari urain tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa skipping adalah suatu jelis olahraga yang menggunakan tali sebagai alatnya, dengan cara memutar tali tersebut melewati kaki dan kepala sambil melompat
15
melewati tali tersebut, atau yang di kenal di Indonesia sebagai permainan Lompat. b. Cara melakukan permainan lompat tali ( skipping) 1. Sesuaikan skipping rope dengan tinggi badan. Caranya: berdirilah sambil menginjak bagian tengah tali dan tarik ujung-ujungnya di samping badan. Panjang tali sudah pas jika handle sampai di ketiak. Pegang erat handle tali, posisi lengan atas rapat dengan tubuh dan siku sejajar dengan pinggang. Berdirilah dengan posisi agak jinjit dan lutut sedikit ditekuk. Usahakan torso dan kepala tetap tegak namun cukup rileks, pandangan lurus ke depan, 2. Gerakkan pergelangan tangan untuk memutar tali, 3. Tidak perlu melompat tinggi saat tali menyentuh lantai. Tinggi lompatan maksimal 2,5 cm dari lantai, yang penting tali bisa lewat di bawah kedua kaki. Pertahankan posisi agak jinjit saat mendarat, Jangan sampai tumit menyentuh lantai. Jika lompatan gagal, atau tali terbelit, lakukan jalan di tempat sambil mencoba untuk memulai lagi, 4. Sebaiknya lakukan latihan ini secara bertahap. Mulailah dengan 30 lompatan tiap set, Melakukan 10 set lompat tali yang dikombinasikan dengan body toning merupakan latihan efisien yang baik untuk ketahanan kardiovaskular dan kekuatan otot. c. Mamfaat permainan skipping Mamfaat permainan skipping (lompa tali) di ataranya adalah :
16
1) Olahraga ini dapat membakar lemak dengan mudah dan cepat, serta bisa meningkatkan stamina, kebugaran, dan keseimbangan tubuh, 2) Selain sebagai pembakaran lemak, skipping (lompat tali) dapat mengencangkan otot lengan dan kaki serta memperbaiki postur tulang tubuh, 3) Lompat tali bisa mengurangi kalori sekitar 600-800 kalori, 3. Prestasi Lompatan Pada Saat Melakukan Smash Banyak sekali para ahli mendifinisikan tentang prestasi, Menurut Poerwadarminta (1984: 768). Prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau dikerjakan. Sedangkan menurut Syarifudin (1984; 8). Prestasi adalah batas kemampuan seseorang untuk mencapai suatu hasil. Dari pendapat diatas peneliti menyimpulkan, Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang, sesudah melakukan usaha atau seseorang tersebut telah mengalami suatu proses belajar atau diajar suatu pengetahuan Adapun Prestasi lompatan pada saat melakukan smash adalah hasil lompatan yang dicapai oleh smasher pada saat melakukan smash dalam permainan bola voli. 4. Intraksi Antara permainan skipping dengan prestasi lompatan pada saat melakukan smash Dalam melakukan smash yang paling berpengaruh adalah bagaimana kemampuan seorang smasher dalam melompat pada saat melakukan smash, lompatan sangat mempengaruh prestasi smash. Oleh karena itu latihan
17
skipping pada dasarnya bisa meningkatkan prestasi lompatan pada saat melakukan smash.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Adapun hasil penelitian yang relevan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan judul penelitian ini, diantaranya yaitu: 1. Cayoto (2007) dengan judul penelitian “Pengaruh Latihan Knee Tuck Jump dan Barrier Hops Terhadap Hasil Tendangan Bola Lambung
Jauh Pada
Siswa Putra Club Sepak Bola SMP NEGERI 3 Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2006/2007” dengan hasil penelitian membuktikan bahwa “Ada perbedaan pengaruh antara latihan Barrier Hops dan latihan Knee Tuck Jump terhadap hasil tendangan lambung jauh pada siswa putra ekstrakurikuler
sepakbola SMP Negeri 3 Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2006/2007.” Adapun pengaruh yang lebih baik terhadap tendangan bola lambung yaitu latihan Barrier Hops. 2. Tedi Carwanto (2009), dengan judul penelitian “Pengaruh Latihan Squat Jump Dengan Skipping Terhadap Power Tungkai Dan Inflikasinya Pada Spike Dalam Permainan Bola Voli di SMA Negeri 1 Rancah.” Dari hasil data membuktikan bahwa “Latihan skipping memperoleh nilai t hitung sebesar 0,26 bila dibanding t tabel dk = 28 yaitu 2,05, t hitung < t tabel. Dan dari kelompok A diperoleh t hitung sebesar 2,46 bila dibanding dengan t tabel dengan dk 28 yaitu 2,05 maka t hitung > t tabel.” Dengan demikian, bahwa
18
latihan squat jump lebih berpengaruh dengan latihan skipping terhadap power tungkai dan inflikasinya pada spike dalam permainan bola voli di SMA Negeri 1 Rancah.
C. Kerangka Berfikir Smash merupakan teknik serang dengan cara memukul bola diatas net
daerah penyerang kedaerah lawannya dengan cara sekeras-keras mungkin untuk mematahkan permaianan lawan. Dalam melakukan segala sesuatu pada dasarnya mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu juga halnya dalam melakukan smash terdapat kelebihan dan kekurangannya diantaranya, yaitu: 1. Kelebihan Adapun lebihan dalam melakukan smash diantraranya yaitu memudahkan dalam mematahkan permianan lawan, dan teknik yang paling efesien untuk mendapatkan angka atau poin dalam permainan bola voli. 2. Kekurangan Adapun kekurangan dalam melakukan smash tersebut diantaranya adalah cenderung bola keluar lapangan atau bola tidak melewati net, dan dalam melakukan smash biasanya pemain tidak bisa menjaga keseimbangannya sehingga smasher menyentuh net. Latihan Skipping pada dasarnya merupakan salah satu bentuk latihan fisik yang bisa meningkatkan prestasi lompatan pada saat melakukan smash serta dengan latihan skipping bisa meningkatkan ketahanan tubuh seorang
19
atlet, hal tersebut merupakan sebagaian dari kelebihan dalam melakukan latihan skipping . Seorang atlet bola voli yang melakukan latihan skipping dengan teratur maka memudahkannya untuk melakukan
smash dalam
permainan bola voli, serta mudah untuk mengontrol tenaganya dengan teratur pada saat bermain bola voli. Adapun kekurangan dalam melakukan latihan skipping diantaranya adalah tubuh sulit untuk berkembang keatas, karena beban tubuh yang atas menekan kebawah, sehingga tubuh menjadi padat.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari dua kata “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran” jadi hypothesa atau hipot. (Arikunto, 1997; 64). Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara tioritis diangaap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. (Margono, 2004; 65). hipotesis dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Hipotesis nihil atau Hipotesis nol (Ho), yaitu Hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau kerelasi ubahan-ubahan penelitian atau menyatakan adanya perbedaan pada kelompok-kelompok yang berlainan dalam penelitian. 2. Hipotesis alternatif atau hepotesis kerja (Ha), yaitu Hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau kerelasi ubahan-ubahan penelitia atau menyatakan adanya perbedaan pada kelompok-kelompok yang berlainan dalam penelitian.
20
Berdasarkan pendapat para ahli diatas , maka hipotesis dapat disimpulkan sebagai suatu pernyataan atau jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian yang mebutuhkan pembuktian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: Latihan (bermain) Skipping memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan power tungkai yang berpengaruh pada lompatan pada saat melakukan smash dalam permainan bola Voli Pada Siswa Putra Kelas VIII SMPN 1 Aikmel Tahun Pelajaran 2011/2012
BAB III METODE PENELITIAN
“Metodolagi penelitian” berasal dari kata “metode” yang artinya “cara yang tepat untuk malakukan sesuatu”; dan “logos” yang artinya “ilmu atau pengetahuan”. Jadi metodologi penelitian adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai tujuan .(Narbuko dan Abu Ahmadi, 2007; 1). Menurut pendapat para ahli di atas Metodologi penelitian adalah suatu cara yang
ditempuh untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang ada sampai
tersusunnya permasalahan tersebut dalam sebuah laporan yang bertujuan sebagai bukti untuk menunjukkan hasil yang sudah dicapai.
21
Secara umum dalam bab ini, akan dibahas sebagai berikut : (A) Rancangan penelitian, (B) Populasi dan sampel, (C) Istrumen penelitian, (D) Teknik Pengumpulan data, dan (E) Teknik Analisis data.
A. Rancangan Penelitian
Penelitian eksperimen perlu dipilih suatu desain atau pola yang tepat dan sesuai dengan tuntutan variable-variable yang terdapat pada masalah serta hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Dalam model ini sebelum dimulai penilaian kepada siswa yang diteliti diberi tes atau pretest untuk mengukur kondisi awal (TI), selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan (x) sesudah penilaian siswa yang diteliti diberi tes lagi sebagai postes (T2). Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dengan desain eksperimen tersebut adalah 1. Memilih dan menetapkan sampel penelitian dengan karakter utama yang relatif sama (homogen). 2. Pelaksanaan T-I pada awal eksperimen, susun skor berdasarkan peringkatnya yang dimulai dari skor terbesar hingga terkecil. 3. Pelaksanaan latihan vertical jump sebagai perlakuan selama eksperimen dengan skipping. 4. Mempertahanan kondisi latihan agar sama seperti waktu dan frekuensi pelaksanaan tugas gerak, serta kegiatan subyek di dalam latihan yang sejenis dihindarkan terjadi di luar eksperimen.
22
5. T-2 atau tes akhir dilaksanakan pada akhir eksperimen, setelah program latihan diselesaikan seperti yang telah ditetapkan. Kemudian skor hasil tes itu disusun seperti penyusunan skor pada hasil tes awal. 6. Menghitung rata-rata skor kelompok hasil tes awal dan tes akhir juga simpangan bakunya masing-masing 7. Uji kelompok hasil tes awal dan tes akhir tentang normalitasnya. 8. Membandingkan hasil tes awal dan akhir tes berdasarkan skor rata-ratanya, 9. Pengujian hipotesis berdasarkan perbedaan skor rata-rata tes awal dan tes akhir. 10. Menarik kesimpulan berdasarkan pengujian hipotesis dan merumuskan rekomendasi atau saran penelitian. Perhitungan, pengolahan dan pengujian data hasil tes digunakan dengan pendekatan statistik, dimana data itu bersifat kuantitatif berupa skor hasil tes awal dan akhir.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.(S.Margono, 1996; 118). Ahli lain berpendapat bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapakan
oleh
peneliti
untuk
kesimpulannya. (Sugiyono, 2009; 117).
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
23
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, populsi pandidikan adalah keseluruhan subyek penelitian yang digunakan sebagai sasaran penelitian. Jadi yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah “seluruh siswa Putra Kelas VIII SMPN 1 Aikmel Tahun Pelajaran 2011/2012 “.
2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang ditelliti. (Arikunto, 1997; 109). Menurut S. Margono (1996;121) dalam bukunya mendefinisikan sampel sebagai bagian dari populasi, sebagian contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Sedangkan menurut ahli lain menyatakan sampel adalah bagian dari
jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. (Sugiyono, 2009; 118). Menurut pandangan para peneliti diatas, peneliti nenyimpulkan bahwa sampel adalah sebagian subyek yang diteliti untuk mewakili kemampuan seluruh subyek. Jadi dalam penelitian ini peneliti mengambil subyek (siswa) yang diteliti hanya “ Siswa Putra Kelas VIII SMPN 1 Aikmel Tahun Pelajaran 2011/2012 “.
C. Instrument Penelitian
Pada
dasarnya
suatu
penelitian
akan
berhasil
apabila
banyak
menggunakan instrumen, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis diperoleh melalui instumen. Instrumen sebagai
24
alat pengumpulan data harus betul-betul dirancankan dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data yang valid. Supaya tidak terjadi penipuan data, manipulasi data, dan sebagainya. Dalam suatu penelitian dibutuhkan alat pengumpul data yang lazim juga disebut dengan instrumen pengukuran. Dengan mengacu pada kriteria tes diatas, maka penulis memilih tes loncat tegak yang dikenal dengan “Tes dan Pengukuran Olahraga”. 1. Instrumen Tes Test ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana prestasi lompatannya : a. Alat/fasilitas yang dibutuhkan dalam tes ini yaitu: 1. Dinding yang rata dan cukup luas, 2. Papan berwarna gelap berukuran 30x150 cm, bersekala satuan ukuran sentimeter, yang digantung pada dinding, dengan ketinggian jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada papan bersekala ukuran 15, 3. Serbuk
kapur
dan
alat
penghapus.
(http://desa-
cisontrol.blogspot.com/2009/07/skripsi-bola-voli.html accessed on 18 April 2011 at 15.21 p.m.) b. Formulir pencatatan hasil test dan alat tulis Pelaksanaan : Teste berdiri tegak dekat dinding, bertumpu pada kedua kaki, dan papan dinding berada disamping tangan kiri atau kanannya. Kemudian, tangan yang berada dekat dinding diangkat lurus keatas telapak tangan, ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya. Kedua tangan lurus berada disamping telinga. Kemudian testee mengambil sikap awalan dengan membengkokkan kedua lutut dan
25
kemudian testee meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan skala dengan tangan terdekat dengan dinding, sehingga meninggalkan bekas raihan pada papan skala. Tanda ini menampilkan tinggi rendahnya raihan loncatan
testee
tersebut.
cisontrol.blogspot.com/2009/07/skripsi-bola-voli.html
(http://desaaccessed
on
18
April 2011 at 15.21 p.m.)
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian, disamping menggunakan metode yang tepat, juga perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan alat dan teknik pengumpulan data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif. (S.Margono ,1996:158). Teknik pengumpulan data berkaitan dengan mekanisme yang harus dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. ini merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian. 1. Tehnik Pengumpulan Data Oleh karena itu dibawah ini, peneliti akan menguraikan teknik penelitian yang akan digunakan dalam mengumpulkan data. a. Teknik Observasi Observasi diartiakan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap obyek ditempat terjadinya atau berlansungnya peristiwa. (S. Margono,1996; 158).
26
Narbuko (2007; 70) mengungkapkan bahwa observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat sistematis gejala-gejala yang diselidiki. b. Teknik Pengukuran Alat
pengumpulan
data
berikutnya
yang
bermaksud
mengumpulkan data secara kuantitatif, adalah teknik pengukuran. Alatalat pengukuran tersebut yang digunakan oleh peneliti yang sesui dengan yang diteliti adalah teknik pengukuran tes perbuatan. Tes perbuatan adalah alat pengukuran mengenai keadaan dan kemampuan seseorang. Teknik ini dipakai untuk pengumpulan data, dimana data yang diperoleh dari hasil percobaan terhadap orang yang diteliti akan menjadi data yang diperlukan, karena bentuk percobaan yang dilakukan sudah disesuikan dengan data yang diharapkan. (Margono, 1996: 170) c. Teknik Dokumenter Teknik dokumenter adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tulisan. (S. Margono,1996 :181). Sedangkan Arikunto (1997; 206) mendefinisikannya yaitu mencari data mengenai hal-hal atau yang berupa catatan.. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik dokumenter untuk mendapatkan data nama dan kelas siswa yang di jadikan sampel. 2. Jadwal Latihan
27
Latihan dilakukan sebanyak 26 kali pertemuan selama empat minggu dengan enam kali latihan setiap minggunya. Adapun jadwal latihan adalah sebagai berikut: Dalam satu minggu latihan dilaksanakan 6 kali pertemuan. Setiap kali pertemuan memerlukan waktu 60 menit, dengan pembagian waktu sebagai berikut : a. Senin : mulai jam 16.30 sd 17.30 b. Selasa : mulai jam 16.30 sd 17.30 c. Rabu
: mulai jam 16.30 sd 17.30
d. Kamis : mulai jam 16.30 sd 17.30 e. Sabtu
: mulai jam 16.30 sd 17.30
f. Minggu : mulai jam 16.30 sd 17.30 Khusus pada hari minggu mengadakan separing
E. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan desain penelitian ini maka prosedur yang ditempuh untuk pengolahan data berupa skor hasil tes awal dan akhir kelompok yang menggunakan metode induktif dan metoda deduktif seperti di bawah ini. 1. Penghitungan rata-rata skor kelompok dengan rumus sistematika sebagai berikut : Rumus
X=
x n
atau X =
1
n
n
xi i 1
(Sartono, 2006; 17)
28
Arti tanda-tanda tersebut : X = Rata-rata Skor Kelompok. x = Jumlah Skor Seluruh Kelompok. n = Jumlah Siswa Sebagai Sampel. Σ = Baca Jumlah 2. Penghitungan simpangan baku setiap skor kelompok dengan rumus sebagai Rumus =
S
S
2
=
n
1
n
( xi
x) 2
i 1
2
S
= Ragam/ Varian
n
= Jumlah Siswa Sebagai Sampel
x
= Rata-rata Skor Kelompok
x i
= Nilai x ke I Sampai ke n
= Baca Jumlah (Sartono, 2006; 32).
3. Penghitungan simpangan baku
S
S
2
=
1
n
n
( xi
x) 2
i 1
S 2
= Simpangan Baku
S
= Ragam/ Varian
n
= Jumlah Siswa Sebagai Sampel
x
= Rata-rata Skor Kelompok
x i
= Nilai x ke I Sampai ke n
= Baca Jumlah (Sartono, 2006; 32).
29
4. Menentukan nilai t-tes Rumus
keterangan :
x1 x 2
t S1
2
n1
x1
= Rata-rata sampel 1
x 2
= Rata-rata sampel 2
S1
= Simpangan baku sampel 1
S2
= Simpangan baku sampel 2
S1
S2
r
2
= Varians sampel 1
2
=Varians sampel 2 = Korelasi antara dua sampel
(Sugiyono, 2010; 122)
S2
2
n2
2.r
n1
S1
n2
S2
30
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rinika Cipta
31
Biutelstahald. 2007. Belajar Bermain Bola Volley. Bandung: CV. Pionir Jaya .
Cayoto
2007.
Skripsi
Sepak
Bola
(online):
http://www.desacisontrol.blogspot.com/skripsi-sepak-bola.html, accessed on 18 April 2011 at 15.21 p.m.
Carwanto,
Tedi.
2009.
Skripsi
Bola
Voli
(online):
http://www.desa-
cisontrol.blogspot.com/skripsi-bola-voli.html, accessed on 18 April 2011 at 15.21 p.m.
Echols, John M dan Shandily Hasan, 2003, Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Harisanjaya R.S.. 2007. pengetahuan Teknik Higiene Olahraga. PT. Refika Aditama
Kanginan, M.. 2005. Cerdas Belajar Matematika. Bandung: Grapindo Media Pratama
Lutan, Rusli. 2001. Pembaruan Pendidikan Jasmani Di Indonesia. Jakarta Pusat: Direktorat Jendral Olahraga
Margono, S.. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta Narbuko, C. dkk.. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Poerwadarminta, W.J.S.. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka