2.1. 2.1.
KOND KO NDIS ISII FISIK FISIK DAER DAERAH AH
2.1. 2.1.1. 1.
Geog Ge ogra rafi fi
Kabupaten Grobogan merupakan salah satu kabupaten di propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah mencapai 197.586 197.586,420 ,420 Ha dan merupakan merupakan kabupaten kabupaten terluas nomor 2 di Propinsi Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap. Kabupaten o
o
o
o
Grobogan terletak diantara 110 15' dan 111 25' BT (Bujur Timur) serta 7 dan 7
30' LS (Lintang Selatan). Selain itu, Kabupaten Grobogan juga terletak diantara dua Pegunungan Kendeng yang membujur dari arah barat ke timur, berada di bagian timur. t imur. Batas-batas administrasi Kabupaten Grobogan adalah sebagai berikut: o
Sebe Sebellah Barat arat
: Kab Kab.. Sema Semarrang ang dan dan Kab. Kab. Demak emak
o
Sebe Sebellah Utara tara
: Kab. Kab. Kudu Kudus, s, Kab. Kab. Pati Pati dan dan Kab. Kab. Blora ora
o
Se Sebelah Timur mur
: Kab. Blora
o
Sebel Sebelah ah Sel Selatan atan
: Kab. Kab. Ngawi Ngawi (Jaw (Jawaa Timur Timur), ), Kab. Kab. Srag Sragen en,, Kab. Boyolali Boyolali dan Kab. Semarang
Kabupa bupate ten n
Grobog obogaan
ter terbag bagi
dal dalam
19
kecamat matan
dan dan
280
desa/kelurahan. Kecamatan yang ada sebagai berikut: 1. Kec. Kec. Kedungj Kedungjati ati
8. Kec. Kec. Gabus Gabus
14. 14. Kec. Brati
2. Kec. Kec. Karangr Karangrayung ayung
9. Kec. Kec. Ngaring Ngaringan an
15. Kec. Klambu
3. Kec. Kec. Penawang Penawangan an
10. Kec. Wirosari
16. 16. Kec. Godong
4. Kec. Kec. Toroh oroh
11. Kec. Tawangharjo
17. Kec. Gubug
5. Kec. Kec. Geyer Geyer
12. Kec. Grobogan
18. Kec. Tegowanu
6. Kec. Kec. Pulokul Pulokulon on
13. Kec. Purwodadi
19. Kec. Tanggungharjo
7. Kec. Kec. Kradenan Kradenan
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Propinsi Jawa Tengah
II- 1
Gamba Gambarr 2.1.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
2.1.2. 2.1.2.
Peta Peta Admini Administra strasi si Kabupa Kabupate ten n Grobo Grobogan gan
II- 2
Topogr Topograf afii dan Fisiograf Fisiografii
Kabupate Kabupaten n Grobog Grobogan an yang yang memili memiliki ki daerah daerah relief relief daerah daerah pegunu pegununga ngan n kapur dan perbukitan serta dataran di bagian tengahnya, secara topografi terbagi kedalam 3 kelompok yaitu: 1. Daerah dataran rendah berada pada ketinggian sampai 50 meter diatas permukaan air laut dengan kelerengan 0o – 8o meliputi 6 Kecamatan yaitu yaitu Kecamatan Kecamatan Gubug, Tegowanu, Tegowanu, Godong, Purwodadi, Purwodadi, Grobogan Grobogan sebalah selatan dan Wirosari sebelah selatan. 2. Daerah perbukitan berada pada ketinggian antara 50 – 100 meter diatas permukaan air laut dengan kelerengan 8o – 15o meliputi 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Klambu, Brati, Grobogan sebelah utara dan Wirosari sebelah utara. 3. Daerah Daerah dataran dataran tinggi tinggi berada pada keting ketinggi gian an 100 -500 meter d iatas permukaan air laut dengan kelerengan lebih dari 15o, meliputi wilayah keca kecamat matan an yang yang berada berada di sebel sebelah ah selat selatan an dari dari wilaya wilayah h Kabupa Kabupate ten n Grobogan.
Gamba Gambarr 2.1.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
2.1.2. 2.1.2.
Peta Peta Admini Administra strasi si Kabupa Kabupate ten n Grobo Grobogan gan
II- 2
Topogr Topograf afii dan Fisiograf Fisiografii
Kabupate Kabupaten n Grobog Grobogan an yang yang memili memiliki ki daerah daerah relief relief daerah daerah pegunu pegununga ngan n kapur dan perbukitan serta dataran di bagian tengahnya, secara topografi terbagi kedalam 3 kelompok yaitu: 1. Daerah dataran rendah berada pada ketinggian sampai 50 meter diatas permukaan air laut dengan kelerengan 0o – 8o meliputi 6 Kecamatan yaitu yaitu Kecamatan Kecamatan Gubug, Tegowanu, Tegowanu, Godong, Purwodadi, Purwodadi, Grobogan Grobogan sebalah selatan dan Wirosari sebelah selatan. 2. Daerah perbukitan berada pada ketinggian antara 50 – 100 meter diatas permukaan air laut dengan kelerengan 8o – 15o meliputi 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Klambu, Brati, Grobogan sebelah utara dan Wirosari sebelah utara. 3. Daerah Daerah dataran dataran tinggi tinggi berada pada keting ketinggi gian an 100 -500 meter d iatas permukaan air laut dengan kelerengan lebih dari 15o, meliputi wilayah keca kecamat matan an yang yang berada berada di sebel sebelah ah selat selatan an dari dari wilaya wilayah h Kabupa Kabupate ten n Grobogan.
2.1.2. 2.1.2.
Topogr Topograf afii dan Fisiograf Fisiografii
Kabupate Kabupaten n Grobog Grobogan an yang yang memili memiliki ki daerah daerah relief relief daerah daerah pegunu pegununga ngan n kapur dan perbukitan serta dataran di bagian tengahnya, secara topografi terbagi kedalam 3 kelompok yaitu: 1. Daerah dataran rendah berada pada ketinggian sampai 50 meter diatas permukaan air laut dengan kelerengan 0o – 8o meliputi 6 Kecamatan yaitu yaitu Kecamatan Kecamatan Gubug, Tegowanu, Tegowanu, Godong, Purwodadi, Purwodadi, Grobogan Grobogan sebalah selatan dan Wirosari sebelah selatan. 2. Daerah perbukitan berada pada ketinggian antara 50 – 100 meter diatas permukaan air laut dengan kelerengan 8o – 15o meliputi 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Klambu, Brati, Grobogan sebelah utara dan Wirosari sebelah utara. 3. Daerah Daerah dataran dataran tinggi tinggi berada pada keting ketinggi gian an 100 -500 meter d iatas permukaan air laut dengan kelerengan lebih dari 15o, meliputi wilayah keca kecamat matan an yang yang berada berada di sebel sebelah ah selat selatan an dari dari wilaya wilayah h Kabupa Kabupate ten n Grobogan. Berada eradasar sarkan kan letak geografi eografiss dan reli reliefnya efnya,, Kabupa Kabupate ten n Grob Grobog ogan an merupakan kabupaten yang tiang penyangga perekonomiannya berada pada sektor pertanian dan merupakan daerah yang cenderung cukup sulit sulit mendapatkan mendap atkan air bersih. 2.1. 2.1.3. 3.
Geolo eologi gi
Ditinja Ditinjau u dari dari keadaan keadaan geol geologi ogi,, di Kabupate Kabupaten n Grobog Grobogan an terdapa terdapatt jenis jenis batuan sebagai berikut : Pliosen Fasies Sedimen, Pliosen Pliosen Fasies Batu Gamping, Alumunium, hasil gunung api yang tak terurai dan yang termasuk dalam waduk. Jenis Jenis batuan batuan yang dominan dominan terdapat terdapat di wilaya wilayah h Kabupate Kabupaten n Grobog Grobogan an adalah dalah Alumunium (86.873,00 Ha) dan Pliosen Fasies Sedimen (53.183,50 Ha). Secara umum dapat dikatakan bahwa wilayah Kabupaten Grobogan merupakan daerah pertanian yang cukup berpotensi, kecuali di daerah pegunungan di sebelah timur yang termasuk pegunungan pegunungan tandus. Jenis tanah yang ada termasuk jenis jenis tanah :
Alluvial dengan bahan induknya induknya endapan liat dan pasir.
Asosi Asosias asii Liti Litiso soll, Medi Mediter teran an kuning uning dan dan Rens Rensiina deng dengan an baha bahan n induknya batu kapur dan napal lunak.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Propinsi Jawa Tengah
II- 3
Kompl Komplek ek Regosol Regosol kelabu kelabu dan Grum Grumosol osol kelabu kelabu tua denga dengan n baha bahan
induknya batu kapur dan napal.
Grumosol dengan bahan induknya endapan endapan liat. liat.
Grumosol dengan bahan induknya induknya batu kapur kapur dan napal.
Asosiasi Grumos Grumosol ol tua coklat dengan bahan induknya napal napal lunak.
Asosi Asosias asii
Medi Mediter teran an
mera merah h
kekuni ekuning ngan an
dan dan
Medi Medite tera ran n
cok coklat
kekuningan dengan bahan induk batu liat lunak. Komplek Mediteran Mediteran coklat kemerahan dan Litosol Litosol dengan bahan induk induk
batu kapur dan d an napal. 2.1.4. 2.1.4.
Hidrogeo idrogeolo logi gi dan Klimato Klimatologi logi
Yang dimaksud dengan curah hujan adalah “Satuan Kuantitatif” hujan, yaitu yaitu tinggi tinggi/te /tebal bal hujan hujan yang yang jatuh jatuh di permuk permukaa aan n bumi bumi,, diuk diukur ur dalam dalam satuan satuan mili milimet meter er.. Satua Satuan n curah curah hujan hujan teruk terukur ur yang yang jatuh jatuh di permuk permukaa aan n bumi bumi setar setaraa dengan 1 liter setiap 1 m 2 satuan luas atau dapat diperkirakan dengan 1 juta liter setiap 1 Km2, dengan catatan air hujan tersebut tidak ada yang menguap kembali (evapotranspirasi), melimpah (run (run off ) dan merembes ke dalam permukaan bumi (perkolasi). Data jumlah hari hujan dan hesarnya curah hujan pada tahun 2010 dan 2011 di Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1. Jumlah Hari Hujan dan Besarnya Curah Hujan pada Tahun 2010 dan 2011 di Kabupaten Grobogan Tahun 2010 Kecamatan / Tempat Pengamatan
Tahun 2011
1
Kedungjati
163
Curah Hujan (mm) 3.633
2
Karangrayung
147
3
Penawangan
4
Hari Hujan (hari)
Hari Hujan (hari)
Curah Hujan (mm)
115
3.451
2.473
100
1.627
143
2.553
90
1.346
Toroh
156
2.754
113
2.150
5
Geyer
165
3.196
138
2.546
6
Pulokulon
141
2.998
95
2.283
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Propinsi Jawa Tengah
II- 4
Tahun 2010 Kecamatan / Tempat Pengamatan
Tahun 2011
7
Kradenan
136
Curah Hujan (mm) 2.732
8
Gabus
140
9
Ngaringan
10
Hari Hujan (hari)
Hari Hujan (hari)
Curah Hujan (mm)
100
1.968
3.176
99
2.509
144
3.241
99
2.087
Wirosari
165
3.258
115
1.756
11
Tawangharjo
187
2.733
121
2.405
12
Grobogan
210
2.313
143
1.815
13
Purwodadi
134
2.321
102
1.848
14
Brati
118
2.731
117
1.944
15
Klambu
175
2.565
153
1.882
16
Godong
206
2.420
137
1.517
17
Gubug
164
2.986
78
1.533
18
Tegowanu
117
2.781
97
1.582
19
Tanggungharjo
173
3.364
104
2.370
20
Kantor Distanbun
144
2.543
122
2.417
21
BB Ngambak
162
4.154
115
3.324
157
2.901
112
2.112
Rata-rata Sumber : Grobogan dalam angka, 2011
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dinas Pertanian TPH Kabupaten Grobogan diperoleh data sebagai berikut: - Rata-rata hari hujan tahun 2010
: 157 hari
- Rata-rata curah hujan tahun 2010
: 2.901 mm
- Curah hujan tertinggi tahun 2010
: 4154 mm (Tempat pengamatan : BB Ngambak)
- Curah hujan terendah tahun 2010
: 2321 mm (Tempat pengamatan : Kec. Purwodadi)
- Jumlah hari hujan terbanyak tahun 2010
: 210 hari (Tempat pengamatan : Kec. Grobogan)
- Jumlah hari hujan terendah tahun 2010
: 117 hari (Tempat pengamatan : Kec. Tegowanu)
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II- 5
- Rata-rata hari hujan tahun 2011
: 112 hari
- Rata-rata curah hujan tahun 2011
: 2.112 mm
- Curah hujan tertinggi tahun 2011
: 3451 mm (Tempat pengamatan : Kec. Kedungjati)
- Curah hujan terendah tahun 2011
: 1346 mm (Tempat pengamatan : Kec. Penawangan)
- Jumlah hari hujan terbanyak tahun 2011
: 153 hari (Tempat pengamatan : Kec. Klambu)
- Jumlah hari hujan terendah tahun 2011
: 78 hari (Tempat pengamatan : Kec. Gubug)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Direktorat
Program
Kehutanan tentang iklim di Kabupaten Grobogan yang terletak di antara Daerah Pantai Utara bagian timur dan Daerah Bengawan Solo Hulu mempunyai tipe iklim D yang bersifat 1 s/d 6 bulan kering dan 1 s/d 6 bulan basah dengan suhu minimum 260 C.
2.2.
SARANA DAN PRASARANA
2.2.1.
Air Limbah
Sumber air limbah di Kabupaten Grobogan pada umumnya berasal dari rumah tangga. Limbah lokal umumnya berasal dari air bekas dapur, kamar mandi, kamar cuci, WC, dan lain-lain. Air bekas ini dapat menimbulkan bau busuk akibat terjadinya penguraian benda-benda organik dari a ir bekas tersebut. Sistem pengelolaan air limbah yang ada saat ini adalah sistem setempat (on site sanitation). Pengelolaan dengan sistem ini ada dua cara yaitu cara individual dan komunal. Cara individual pelayanan dengan sarana jamban keluarga untuk black water dan dengan sarana saluran pembuangan air limbah (SPAL) untuk grey water.
Cara komunal pelayananannya dengan menggunakan sarana jamban keluarga dan MCK. Sistem air limbah saat ini dikelola oleh masyarakat dan pemerintah (Dinas Kesehatan Kabupaten). Jangkauan pelayanan yang ada saat ini
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II- 6
sudah mencakup seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Grobogan. Akan tetapi belum seluruh penduduk memiliki jamban dan SPAL. Dengan demikian belum semua penduduk terlayani oleh sarana a ir limbah. Sistem pembuangan air buangan / limbah pada umumnya dapat dibedakan ke dalam dua cara penanganan, sangat tergantung dari lokasi daerah sumber air buangan tersebut. Bagi daerah terpencil yang tidak dapat dijangkau oleh sistem saluran perkotaan dapat diterapkan sistem pembuangan air secara indivisual. Sedangkan untuk daerah yang dapat dijangkau langsung dapat diterapkan sistem perkotaan. Dari saluran perkotaan kemudian dialirkan melalui saluran sungai. Pembuangan air kotor di Kabupaten Grobogan sampai saat ini masih mengandalkan dua sungai, yaitu Sungai Lusi dan Sungai Glugu. Saat
ini permasalahan-permasalahan
pembangunan
di Kabupaten
Grobogan, terutama yang berkaitan dengan Sarana dan Prasarana Air Limbah, antara lain :
Meningkatnya volume air limbah cair, baik dari industri maupun domestic cukup besar, sementara unit pengolahan limbah cair yang ada belum memadai.
Sistem sanitasi yang masih belum terpadu dalam perencanaan induk sistem pengelolaan air limbah.
Masih rendahnya kuantitas sarana sanitasi di wilayah Kabupaten Grobogan, terlihat dari sebagian besar masyarakat masih menggunakan teknik pengelolaan air limbah secara on site komunal pada lingkungan pemukiman yang padat.
Belum adanya pembangunan sarana pengelolaan air limbah dalam skala komunitas (kelompok masyarakat) melalui pendekatan masyarakat.
2.2.2.
Persampahan
Penyediaan sistem persampahan Kabupaten Grobogan dikelola oleh Pemerintah Kabupaten (Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan), masyarakat dan swasta. Masyarakat dan swasta mengelola prasarana pewadahan dan pengumpulan, sedangkan Pemerintah Kabupaten mengelola prasarana pemindahan, pengangkutan sampai TPA (Tempat Pemrosesan Akhir). Perda
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II- 7
Kabupaten Grobogan Nomor 7 tahun 2001 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan pada pasal 5 (angka 1) menyebutkan bahwa badan atau orang penghasil sampah berkewajiban membersihkan, mengumpulkan dan membuang sampah dari sumber sampah ke TPS atau container sampah. Unsurunsur pengelolaan persampahan non formal adalah sebagai berikut :
Tingkat wilayah pelayanan transfer ke depo
Pengelola tingkat kelurahan/desa, pasar dan terminal
Pengelolaan sampah perusahaan
Paguyuban kebersihan di tingkat RT/RW
Pewadahan sampah yang ada pada umumnya sudah banyak yang bersifat non permanen dan penyediannya dilakukan oleh masyarakat atau instansi sendiri. Adapun pelaksanaan pengumpulan sampah tersebut dilakukan dengan sistem langsung yaitu pengumpulan sampah yang dilakukan sendiri oleh masyarakat atau instansi sebagai sumber sampah tersebut tanpa perantara gerobak sampah dan becak sampah. Sarana prasarana pengelolaan persampahan di Kabupaten Grobogan sangat terbatas dan belum memadai untuk menjangkau semua wilayah administrasi. Biaya pengelolaan yang besar menjadi kendala dalam peningkatan kapasitas pengelolaan persampahan. Dengan alasan tersebut, kondisi pelayanan persampahan di Kabupaten Grobogan saat ini baru melayani 6 (enam) Ibu Kota Kecamatan (Kecamatan Purwodadi, Toroh, Wirosari, Kradenan, Godong, dan gubug) yang menggunakan pengolahan sistem open dumping (Pengolahan di Lokasi). Adapun pembagian pelayanan sampah dan pembuangan akhir sampah dapat dilihat pada tabel dan rincian sebagai berikut :
TPA Desa Ngembak di Kecamatan Purwodadi melayani Kecamatan Purwdadi, Kecamatan Toroh dan Kecamatan Grobogan
TPA Desa Mojorebo di Kecamatan Wirosari akan melayani Kecamatan Wirosari dan Kradenan
TPA Desa Godong di Kecamatan Godong melayani Kecamatan Godong
TPA Desa Gubug di Kecamatan Godong melayani Kecamatan Gubug.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II- 8
Rata-rata timbulan sampah/limbah padat per hari di Kabupaten Grobogan mencapai 224,70 m 3/hari, volume rata-rata sampah yang dikelola mencapai 144 m3/hari, sisanya 80,70 m 3/hari diolah secara tradisional (dibakar/ditimbun). Adapun data pelayanan persampahan pada 6 kecamatan di Kabupaten Grobogan disajikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 2.2. Data pelayanan persampahan pada 6 kecamatan di Kabupaten Grobogan IKK
Desa/Kelurahan
Terlayani
Terlayani
Jenis Pelayanan
TPA
TPA
IKK
» Kel. Purwodadi
Produksi sampah terangkut :
Purwodadi
» Kel. Kunden
Sampah RT
» Kel. Kuripan
Sampah Perdagangan : 2 m³
» Kel. Danyang
Sampah Pasar
: 35 m³
Lain-lain
: 40 m³
: 25 m³
Ngembak
Jumlah Pelanggan :
Pelanggan RT
: 6.498 Rumah
Pelanggan Toko : 451 buah/unit IKK Grobogan
» Desa Grobogan
Produksi sampah terangkut :
Sampah RT
: 5 m³
TPA Ngembak
Sampah Perdagangan : - m³ Sampah Pasar
: - m³
Jumlah Pelanggan :
Pelanggan RT IKK Gubug
: 150 Rumah
» Desa Kuwaron
Produksi sampah terangkut :
» Desa Gubug
Sampah RT
TPA Gubug
: 7,5 m³
Sampah Perdagangan : 3 m³ Sampah Pasar
: 4,5 m³
Jumlah Pelanggan :
Pelanggan RT
: 200 Rumah
Pelanggan Toko : 150 buah/unit
IKK Wirosari
» Kel. Kunden
Produksi sampah terangkut :
» Kel. Wirosari
Sampah RT
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
TPA Wirosari
: 6 m³
II- 9
IKK
Desa/Kelurahan
Terlayani
Terlayani
Jenis Pelayanan
TPA
Sampah Perdagangan : 3 m³ Sampah Pasar
: 6 m³
Jumlah Pelanggan :
Pelanggan RT
: 70 Rumah
Pelanggan Toko : 45 buah/unit
IKK Godong
» Desa Bugel
Produksi sampah terangkut :
» Desa Godong
Sampah RT
TPA Godong
: 4 m³
Sampah Perdagangan : 2 m³ Sampah Pasar
: 4 m³
Jumlah Pelanggan :
Pelanggan RT
: 100 Rumah
Pelanggan Toko : 80 buah/unit
IKK Kradenan
» Desa Bugel
Produksi sampah terangkut :
» Desa Godong
Sampah RT
TPA Wirosari
: 4 m³
Sampah Perdagangan : 1,5 m³ Sampah Pasar
: 3,5 m³
Jumlah Pelanggan :
Pelanggan RT
: 70 Rumah
Pelanggan Toko : 45 buah/unit
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan, 2012
Guna
mendukung terselenggaranya pelayanan kebersihan kepada
masyarakat diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana, teknologi dan peran masyarakat yang besar dalam kontribusinya sebagai pengguna jasa kebersihan. Berikut merupakan kondisi, jumlah sarana prasarana persampahan dan ruang lingkup kegiatan pelayanan kebersihan yang ada :
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 10
1) Sarana dan Prasarana
a) Pengumpulan Becak Sampah
Kota Purwodadi
IKK Gubug
4 buah
Ikk Godong
4 buah
IKK Wirosari
4 buah
IKK Kradenan
4 buah
IKK Grobogan
4 buah
48 buah
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan, 2012
b) Pemindahan 1. Kontainer
Kontainer
Landasan Kontainer
19 unit
14 unit
-
-
1 unit
1 unit
-
-
d. Kontainer Pasar Pagi
1 unit
1 unit
e. Kontainer Pasar Induk
2 unit
1 unit
f. Kontainer Jl. Brigjen Katamso
2 unit
1 unit
h. Kontainer Pasar Danyang
1 unit
1 unit
i. Kontainer Pasar Wirosari
1 unit
1 unit
j. Kontainer Pasar Kuwu
2 unit
1 unit
k. Kontainer Pasar Gubug
1 unit
1 unit
l. Kontainer Pasar Godng
2 unit
1 unit
m. Kontainer Pasar Pondok Asri
2 unit
1 unit
1 unit
1 unit
n. Kontainer Pangkalan Pasir
2 unit
2 unit
o. Kontainer Pasar Holtikultura
2 unit
2 unit
p. Terminal Induk
1 unit
1 unit
a. Kontainer Jl. Hayam Wuruk b. Kontainer RSUD c. Kontainer Plendungan
g. Kontainer Pasar Nglejok
Grobogan
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan, 2012
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 11
2. TPS (Tempat Penampungan Sampah Sementara)
18 unit
a. TPS GOR
1 unit
b. TPS Stadion
1 unit
c. TPS Graha Mukti
1 unit
d. TPS Dinkes
1 unit
e. TPS SMP 3
1 unit
f. TPS MAN
1 unit
g. TPS SMKN 1
1 unit
h. TPS SMP 2
1 unit
i. TPS Pasar Pagi
1 unit
j. TPS Gang Tirto
1 unit
k. TPS KODIM
1 unit
l. TPS Setda
1 unit
m.TPS Perhutani
1 unit
n. TPS SMP 1
1 unit
o. TPS (armada) Keliling Kota
1 unit
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan, 2012
c) Pengangkutan 1.
Dump Truk Dump truk volume 8 m³
3 buah
Dump truk volume 6 m³
1 buah
2.
Arm Roll Truk volume 6 m³
3 buah
3.
Pick Up volume 3 m³
1 buah
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan, 2012
d) Alat Berat Whell Loader
1 buah
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan, 2012
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 12
e) Tempat Penampungan Akhir (TPA) 1. TPA Ngembak Purwodadi
Luas Lahan
Jarak ke
permukiman terdekat
: 4,5 Ha : 0,5 Km
Rencana pemakaian
: 1993 s/d 2008 (14 th)
Rata-rata timbulan sampah
: 177 m³/hari
(IKK Purwodadi dan IKK Grobogan)
Rata-rata timbulan sampah yang dikelola : 106,06 m³/hari
Sistem pengelolaan sampah
: Open Dumping
Informasi lainnya terkait TPA Jumlah personil dalam pengelolaan sampah TPA sebanyak 12 orang (terdiri dari Ka. UPTD : 1 orang; Pengelola Kompos : 5 orang; Administrasi : 3 orang; Operator Bulldozer : 1 orang dan penjaga : 1 orang). Jumlah dan jenis sarana di TPA berupa rumah dan mesin kompos sebanyak 3 unit, bulldozer 1 unit. Rata-rata biaya operasional harian untuk pengelolaan sampah sebesar Rp. 1.122.000,-/tahun. Pemulung di TPA Ngembak berkisar antara 39 orang, dengan perkiraan jummlah barang bekas yang dikumpulkan yaitu plastic putih : 5,967 ton, plastic hitam : 3,653 ton, kertas/kardus : 3,474 ton. Di lokasi TPA Ngemplak telah dilakukan proses pengomposan dengan produksi kompos/panen : 35 tn/bulan, dengan volume sampah yang diolah menjadi kompos : 4-5 ton/bulan.
2. TPA Godong
Luas Lahan
: 1 Ha
Jarak ke permukiman terdekat
: 3 Km
Rencana pemakaian
: (3,5 th)
Rata-rata timbulan sampah
: 25,4 m³/hari
Rata-rata
timbulan sampah yang dikelola : 10 m³/hari
Sistem pengelolaan sampah
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
: Open Dumping
II - 13
3. TPA Gubug
Luas Lahan
: 0,3 Ha
Jarak ke permukiman terdekat
: 2 Km
Rencana pemakaian
: (1,05 th)
Rata-rata timbulan sampah
: 27,9 m³/hari
Rata-rata timbulan sampah yang dikelola : 15,48 m³/hari
Sistem pengelolaan sampah
: Open Dumping
4. TPA Mojorebo Wirosari
Luas Lahan
: 2 Ha
Jarak ke permukiman terdekat
: 1 Km
Rencana pemakaian
: (7 th)
Rata-rata timbulan sampah
: 35,3 m³/hari
(IKK Kradenan dan IKK Wirosari) Rata-rata
timbulan sampah yang dikelola : 15 m³/hari
Sistem pengelolaan sampah
: Open Dumping
Pengelolaan sampah di Kabupaten Grobgan pada operasional penanganan sampah dari sumber timbulan sampah TPA melalui beberapa tahapan subsistem, yaitu
penyapuan
untuk area layanan
jalan,
pengumpulan,
pemindahan,
pengangkutan dan pengolahan di tempat pemrosesan akhir. Bagan pembagian dan alur penanganan sampah dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 14
Gambar 2.2. Diagram Sistem Persampahan Kabupaten Grobogan
Sampah yang dikelola dengan baik pada sektor hulu dengan prinsip 3R ( Reuse, Reduce, dan Recycle) tentunya akan mengurangi volume sampah yang akan dikirim ke TPA sebagai tempat pengelolaan sampah akhir (hilir). Perlu diketahui tiap tahun terjadi peningkatan volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) Ngembak, Kecamatan Purwodadi sehingga membuat luasan lahan TPA semakin berkurang. Dari luasan lahan TPA yang sekarang yakni 4,5 Ha saat ini tinggal 10-15 % saja. Hal ini mengingat volume sampah yang semakin meningkat. Dari data yang ada lanjutnya, selama tahun 2010 lalu, volume timbunan sampah di TPA Ngembak mencapai 38.178 m 3. Jumlah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya (2009) yang hanya 36.948 m 3. Kondisi ini karena sampah yang
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 15
masuk ke TPA Ngembak, rata-rata mencapai 3.000-4.000 m 3 per bulannya. Termasuk tinggi sehingga lahan TPA semakin berkurang, sehingga perlu dilakukan perluasan. Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan telah mengolah sampah menjadi kompos walaupun volume yang dapat dijadikan kompos masih terbatas. Dengan peningkatan TPA tersebut, diharapkan sampah dapat dikelola dengan baik, berwawasan lingkungan dan bernilai ekonomis dengan adanya produk kompos. Kegiatan composting dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngembak Kota Purwodadi dan Kebon Pembibitan Pledungan Kota Purwodadi, dengan luasan 3x8 m = 24 m². Dari kegiatan composting yang dilakukan selama 70 hari pertama, diharapkan menghasilkan kompos sebanyak 700 Kg.
2.2.3.
Drainase
Sistem saluran yang ada saat ini sudah memakai saluran tertutup, tetapi sebagian masih ada yang menggunakan saluran terbuka. Untuk pengelolaan air hujan tidak begitu sulit dilakukan, walaupun masih ada kendala yang dihadapi yaitu kurangnya kesadaran masyarakat terhadap keberihan lingkungan. Sistem drainase kota terbentuk atas sistem drainase air hujan dengan jaringan saluran yang mengarah ke sungai-sungai yang ada di sekitar kota. Kondisi fisik saluran yang ada sebagian sudah berkonstruksi pasangan batu. Drainase mikro berupa saluran-saluran pembuang dari suatu kawasan, dimana sistem yang ada masih menjadi satu antara pembuangan air hujan dengan limbah rumah tangga. Pada umumnya saluran drainase yang ada mengikuti alur jalan yang ada dan belum terbagi menurut hirarki sistem aliran maupun sistem blok pelayanan. Secara umum jaringan drainase yang ada berupa saluran alami dan saluran buatan, baik saluran terbuka atau tertutup, saluran pasangan/beton maupun saluran galian tanah. Saluran drainase yang ada sebagian besar menjadi satu dengan saluran drainase jalan. Rangkuman panjang drainase perkotaan wilayah Ibu Kota Kecamatan (IKK) di kabupaten Grobogan disajikan pada tabel berikut ini :
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 16
Tabel 2.3. Panjang Saluran Drainase di Kabupaten Grobogan Panjang Saluran (m) NO
Nama IKK
Saluran Primer 3.990
Saluran Sekunder 4.620
Saluran Tersier 28.750
1
Purwodadi
2
Grobogan
2.300
12.100
12.900
3
Tawangharjo
3.059
3.353
8.353
4
Pulokulon
3.250
3.450
8.900
5
Kradenan
1.636
4.418
11.018
6
Wirosari
3.300
11.138
28.500
7
Gabus
7.625
8.250
12.750
8
Ngaringan
2.206
1.853
10.147
9
Geyer
3.350
1.710
3.500
10
Brati
2.750
2.050
1.400
11
Godong
3.059
3.353
8.353
12
Klambu
1.763
2.325
12.195
13
Karangrayung
5.200
8.240
21.213
14
Toroh
2.000
6.987
8.027
15
Tanggungharjo
743
3.071
2.557
16
Gubug
2.300
12.100
12.900
17
Kedungjati
5.440
4.560
10.720
18
Tegowanu
2.333
1.667
14.933
19
Penawangan
1.691
18.622
22.429
Jumlah
55.796
111.685
232.401
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan, 2012
Untuk wilayah daerah genangan dan banjir diatas baru dua wilayah yang sudah ada perencanaan drainasenya, yaitu Kota Purwodadi dan Gubug, sedangkan wilayah yang lain belum ada. Berdasarkan perencanaan drainase yang ada dapat digambarkan kondisi jaringan drainase di dua kota tersebut sebagai berikut :
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 17
A. Kondisi Drainase Kota Purwodadi Kota Purwodadi dilalui oleh beberapa sungai besar yang berfungsi sebagai pengendali banner. Aliran drainase diarahkan ke sungai-sungai yang ada. Sistem drainase melayani area seluas 197.277,00 Ha. Beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya genangan yaitu :
Terdapat pemukiman didaerah rendah
Dimensi saluran belum sesuai debit
Banyak jaringan yang rusak
Sistem drainase belum terpadu
Meluapnya air dari saluran irigasi Saluran drainase yang ada di Kota Purwodadi sebagian besar telah
dibuat permanen dengan sistem tertutup di bawah trotoar. Saluran drainase utama yang pada tahun 1986 direncanakan oleh PT. Indulexco Consulting Grup Indonesia, PT. Sura Agung Consultants Indonesia dan Scott And Furphy Consulting Group Australia telah dilaksanakan pembangunannya dan telah difungsikan, namun karena kurangnya kepedulian masyarakat menyebabkan saluran tersebut tidak berfungsi secara maksimal.
Saluran Utama pertama (b) : Jl. Siswa Miharja ke Utara melintas Jl. Cempaka 1, Jl. Piere Tendean, kemudian ke Barat melewati bawah pertokoan sampai pertigaan Jl. Jend. A. Yani dan Jl. Untung Suropati.
Saluran Utama kedua (c) Dari Jl. Suhada (depan KODIM) ke Selatan kemudian ke Barat, melintasi Jl. Letjen. MT. Haryono, Jl. Kol. Sugiyono sedikit ke arah Barat Daya, melintas Jl. Usaha lalu menyatu dengan Saluran Utama ketiga.
Saluran Utama ketiga (d) Dari Jl. Jend. A. Yani (jalan menuju Semarang) di ujung pertokoan, ke arah Utara melintas Jl. Niti Karya menuju Sungai Lusi. Saluran Utama yang lain ada pada Jl. Srikaya ke Utara menuju sungai Lusi.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 18
Saluran Penggelontor Kota (a) Berada di Jl. Pangeran Diponegaro ke Utara membelok ke Barat (jl. Soponyono V), menyatu dengan saluran dari Jl. Untung Suropati ke Utara dan menjadi satu dengan Saluran Utama ke tiga Air untuk penggelontor kota ini diambil dari waduk Kedung mbo dengan debit (Q) = 50 l/det. Alur pembuangan akhir pada sistem jaringan drainase di Kota Purwodadi sebagian diarahkan ke Sungai Lusi dan Sungai Glugu sedang lainnya ke Sungai Grobogan.
Selain saluran-saluran utama yang telah dibangun terdapat pula alur-alur alam yang cukup membantu sistem pembuangan air hujan dan buangan rumah tangga di Kota Purwodadi, saluran-saluran tersebut adalah :
Pembuangan di Desa Sambak
Saluran alam di Dukuh Cebok
Saluran di Jl. Hayam Wuruk
Saluran di Jl. Pemuda
Saluran disebelah Selatan Jl. Jend. A. Yani (belakang rumah penduduk)
B. Kondisi Drainase Kota Gubug Di Kota Gubug, sistem drainase yang ada saat ini melayani area Kta Kudus seluas 383.325 Ha dengan jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 21.138 jiwa. Terdiri dari sistem drainase primer, sekunder dan lokal. Yang berfungsi sebagai sistem primer yaitu KB 15 yang melintasi Kota Gubug sebagai badan penerima air dari sistem drainase sekunder sedangkan drainase sekunder adalah badan penerima air dari saluransaluran lokal yang berasal dari kawasan pemukiman, perkantoran, perdagangan dan sebagainya. Saluran drainase ada di Kota Gubug sebagian besar telah dibuat permanen baik terbuka ataupun tertutup, terutama saluran drainase sekitar jalan besar. Sedangkan yang berada
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 19
ditengah kampong saluran drainasenya masih berupa saluran tanah. Adapun sistem pengelolaan drainase di Kota Gubug terbagi menjadi : 1. Sistem primer dikelola oleh PSDA 2. Sistem sekunder dikelola oleh pemerintah Kabupaten Sistem lokal dikelola oleh pemerintah Kabupaten Grobogan bersama-sama dengan masyarakat. Yang berfungsi sebagai drainase primer di Kota Gubug adalah KB 15 dimana kondisi yang ada sekarang ini telah berkurang kapasitasnya akibat tingkat sedimentasi yang tinggi KB 16 terletak di sebelah barat Kota Gubug yang mengalir dari selatan menuju ke uata, dimana apabila muka airnya tinggi akan menyebabkan banjir karena aliran balik.
Tabel 2.4. Kapasitas Bank Full KB 15 Kota Gubug No
1
2
3
Lokasi
Sebelum jembatan rel KA s/dd sesudah sal. Sekunder 2 Sesudah sal. Sekunder 2 s/d Sebelum jembatan Smg-Pwd Sebelum jembatan Smg-Pwd s/d sesudah sal. Sekunder 3
A
R
(m²)
(m)
I
V
Q
(m/dt)
(m³/dt
37,875
2,17 0,0051
3,86
146,2
59,61
2,525 0,0022
2,9
172,87
76,00
2,91 0,0011
2,25
171,00
Sumber : Buku Purih Sanitasi Kabupaten Grobgan, 2012
Secara garis besar sistem drainase sekunder di Kota Gubug terbagi menjadi empat bagian wilayah pelayanan sebagai berikut : 1. Saluran sekunder dari B.G. 3 di Desa Kunjen mengalir ke barat kea rah KB 15 melayani daerah sebelah selatan jalan kereta ap i 2. Saluran sekunder dari B.G. 5 mengalir kebarat kea rah KB 15 melayani daerah antara jalan A. Yani dan jalan kereta api 3. Saluran sekunder dari B.G. 7 mengalir ke barat kea rah KB 15 melayani daerah antara Jalan A. Yani sampai Desa Pranten.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 20
Sistem drainase lokal yang ada berupa saluran permanen dan saluran tanah dengan kondisi kotor, banyak endapan, rumput dan kapasitas yang tidak memadai. Air untuk penggelontoran Kota didapat dari saluran irigasi Sekunder Gubug di B.G. 3, B.G. 6 lewat saluran saluran drainase sekunder yang ada. berdasarkan informasi dari instansi terkait, pamong, masyarakat setempat dan survey lapangan, daerah-daerah yang sering terjadi genangan apabila terjadi hujan adalah sebagai berikut :
Sawah disebelah jembatan timbang
Sepanjang Jl. A. Yani mulai dari terminal hingga ujung Jl. Suhada
Jalan masuk ke terminal
Ujung Jl. Bayangkara kea rah Jl. A. Yani
Sawah di belakang terminal Gubug
Jalan kea rah Pranten
Jalan depan SZD Pranten dan Balai Desa Pranten
Pertigaan depan Pasar Gubug
Jl. Letjen. Suprapto
Saat
ini permasalahan-permasalahan
pembangunan
di Kabupaten
Grobogan, terutama yang berkaitan dengan Sarana dan Prasarana Drainase, antara lain :
Belum optimalnya saluran drainase untuk mengatasi bencana banjir baik di perkotaan maupun di perdesaan.
Kurangnya kesadaran masyarakat di dalam memelihara saluran drainase yang ada.
Kondisi saluran drainase baik secara kuantitas maupun kualitas belum sesuai / tidak sebanding dengan cakupan dan kondisi wilayah.
Belum optimalnya keterpaduan perencanaan pembangunan
saluran
drainase kota dengan perencanaan penataan ruang yang ada. Persebaran saluran drainase yang masih terbatas.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 21
2.2.4.
Irigasi
Prasarana pengairan di Kabupaten Grobogan digunakan untuk irigasi dan penyediaan air bersih. Prasarana pengairan tersebut berupa waduk dan saluran irigasi. Masing-masing memiliki peran tersendiri, seperti : waduk dan saluran irigasi digunakan untuk mengairi sawah. Di dalam usaha memenuhi kebutuhan air, baik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat di Kabupaten Grobogan, maka telah dibangun beberapa waduk seperti : Waduk Sanggeh, Gambrengan, Simo, Nglangon, Butak, dan Waduk Kenteng. a. Waduk Sanggeh Waduk yang terletak di desa Tambirejo Kecamatan Toroh ini mampu mengairi sawah seluas 260 Ha. Tetapi setelah Bendung Sidorejo berfungsi, waduk ini hanya mampu mengairi sawah seluas 46 Ha. b. Waduk Gambrengan (Waduk Krukul) Waduk yang terletak di desa Gambrengan Kecamatan Toroh ini hanya digunakan untuk air bersih saja. c. Waduk Simo Waduk yang terletak di desa Simo Kecamatan Kradenan ini mampu mengairi sawah di desa Simo dan Sidorejo seluas 395 Ha. d. Waduk Nglangon Waduk yang terletak di desa Kradenan Kecamatan Kradenan ini mampu mengairi sawah di desa Banjardowo dan Kradenan serta Pundenarum seluas 477 Ha. e. Waduk Butak Waduk yang terletak di desa Pakis Kecamatan Kradenan ini mampu mengairi sawah di desa Pakis dan Crewek seluas 366 Ha. f. Waduk Kenteng Waduk yang terletak di desa Kenteng Kecamatan Toroh ini mampu mengairi sawah seluas 140 Ha.
2.2.5.
Sarana Perekonomian
Ketersediaan fasilitas perekonomian yang lengkap menjadi salah satu pendukung pengembangan aktivitas perekonomian di Kabupaten Grobogan.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 22
Penyediaan fasilitas yang dibutuhkan penduduk baik dari dalam kawasan maupun dari luar kawasan Kabupaten Grobogan, diharapkan dapat mempengaruhi perubahan struktur penggunaan lahan dari lahan yang non profit menjadi lahan yang memiliki nilai profit tinggi. Fasilitas yang dikaji adalah fasilitas yang mempengaruhi struktur ruang Kabupaten Grobogan. Pasar di Kabupaten Grobogan terletak di pusat-pusat pertumbuhan seperti Purwodadi, Grobogan, Godong, Gubug, Wirosari, dan Toroh. Adapun pasar-pasar tersebut merupakan pasar regular/tradisional dan pasar tiban. Untuk pasar tiban seperti Pasar Fajar beroperasi jam 3 pagi. Sedangkan untuk aktivitas pedagang dimulai dari jam 8 malam dan bongkar muat dagangan jam 11 malam dan beroperasi jam 3 dini hari. Tetapi meskipun begitu apabila sudah menjelang jam 7 pagi lokasi tersebut sudah bersih (aktivitas pasar tiban sudah berhenti). Fasilitas perekonomian mencakup fasilitas- fasilitas yang mendukung sebagai pusat kegiatan ekonomi yang meliputi pasar umum dan pasar hewan, bank/BKK, lumbung desa/BKD, toko/kios/warung, serta BUUD/KUD. Fasilitas perekonomian ini tidak sama perlengkapannya dalam tiap-tiap Kecamatan, bahkan ada juga fasilitas yang ada hanya di beberapa Kecamatan. Secara umum dapat digambarkan fasilitas perekonomian yang berjumlah paling sedikit baik secara keseluruhan maupun distribusinya adalah koperasi/koperasi simpan pinjam, sedangkan yang paling banyak adalah toko/warung/kios yang berjumlah lebih dari 7.000 buah dan merata di Kabupaten Grobogan.
2.2.6.
Sarana Sosial dan Kesehatan
Perkembangan
pembangunan
kesehatan
di
Kabupaten
Grobogan
dipengaruhi oleh banyak faktor yang diantaranya adalah sarana prasarana kesehatan khususnya layananan kesehatan yang menyentuh hingga masyarakat desa. Kondisi Sarana dan Prasarana tahun 2011 secara rinci tampak dalam tabel berikut :
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 23
Tabel 2.5. Kondisi Sarana dan Prasarana Kesehatan Tahun 2011 No.
Sarana/Prasarana
Kondisi
Jumlah
baik
sedang
kurang
1.
Rumah Sakit
7
7
-
-
2.
Puskesmas
30
30
-
-
3.
Puskesmas pembantu
69
21
29
19
Sumber : grobogan.go.id
Kabupaten Grobogan saat ini mempunyai jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari 1 (satu) unit Rumah Sakit Pemerintah, 6 (enam) unit Rumah Sakit Swasta, 30 (tiga puluh) unit Puskesmas dan 69 (enam puluh Sembilan) unit Puskesmas Pembantu, serta ditunjang oleh tenaga medis dan paramedis.
2.2.7.
Sarana Peribadatan
Fasilitas peribadatan diperlukan untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam menunaikan agama dan kepercayaan masing-masing. Sarana peribadatan yang berada di Kabupaten Grobogan tergolong lengkap, terdiri dari Masjid, Langgar, Gereja, Kuil dan Pura. Jumlah masing-masing tempat ibadah tersebut sesuai dengan jumlah masing-masing pemeluk agama dan kepercayaan yang ada. Jumlah tempat ibadah yang paling banyak dijumpai adalah masjid, musholla, dan langgar. Hal ini dikarenakan penduduknya mayoritas beragama Islam. Data jumlah tempat ibadah di Kabupaten Grobogan dirinci menurut jenis tempat ibadah pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.6. Jumlah Tempat Ibadah di Kabupaten Grobogan Dirinci Menurut Jenis Tempat Ibadah Tahun 2010 Jenis Tempat Ibadah Kecamatan
Masjid
Musholla
Langgar
Gereja
Gereja
Kat.
Prot.
Kuil
Pura
Jumlah
1
Kedungjati
64
10
65
1
3
1
0
144
2
Karangrayung
75
98
317
4
2
0
1
497
3
Penawangan
58
130
345
1
5
0
0
539
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 24
Jenis Tempat Ibadah Ibadah Kecamatan
Masjid asjid
Musholl sholla a
Langg Langgar ar
Gereja
Gereja
Kat.
Prot.
Kuiil Ku
Pur Pura
Jumlah
4
Toroh
104
350
284
1
7
1
0
747
5
Geyer
85
116
184
1
4
0
0
390
6
Pulokulon
123
98
435
4
2
0
0
662
7
Kradenan
82
12
323
1
8
0
1
427
8
Gabus
56
45
305
1
3
0
0
410
9
Ngaringan
86
15
358
7
6
1
1
474
10
Wirosari
85
22
263
1
13
1
1
386
11
Tawangharjo
60
25
172
5
0
0
0
262
12
Grobogan
69
17
275
1
0
0
0
362
13
Purwodadi
85
486
145
4
6
1
1
728
14
Brati
60
30
65
1
1
1
0
158
15
Klambu
40
145
125
2
0
0
0
312
16
Godong
84
17
298
3
0
0
0
402
17
Gubug
51
20
330
2
4
1
0
408
18
Tegowa nu
49
63
142
1
4
2
2
263
19
Tanggungharjo
29
13
177
1
1
0
0
221
1345
1712
4608
42
69
9
7
7792
Jumlah
Sumber : Grobogan dalam angka, 2011
Dari tabel di atas terlihat banyaknya tempat peribadatan pada tahun 2010 di Kabupaten Grobogan mencapai 7.792 buah, 98,4 % berupa masjid, musholla dan langgar, langgar, 1,4 % berupa gereja, dan sisanya berupa pura dan vihara. vihara.
2.2.8. 2.2.8.
a.
Sara Sarana na Transpo Transport rtasi asi
Kond Kondiisi Jal Jalan Transportasi Transportasi yang baik sangat berpengar berpengaruh uh terhadap terhadap kelancara kelancaran n kegiatan kegiatan
perekonomian kota. Sarana pendukung transportasi di Kabupaten Grobogan Grobogan adal adalah angku angkutan tan dan jalan jalan raya. raya. Panja Panjang ng jalan jalan di Kabu Kabupat paten en Grob Grobog ogaan sepanjang 736,4 km yang diklasifikasikan sebagai berikut :
Jalan Negara dengan panjang 60 60 km km
Jalan Propinsi dengan panjang 58 km
Jalan Kabupaten dengan dengan panjang 618,39 km
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Propinsi Jawa Tengah
II - 25
b.
Sarana Transportas Transportasii Sara Sarana na tran transpo sport rtas asii dibe dibeda dak kan menj menjad adii tran transpo sport rtas asii umum umum
(bu (bus,
angkot angkot/ang /angkud kudes, es, becak, becak, dokar/ dokar/ando andong) ng) dan transp transporta ortasi si pribadi pribadi (mobil (mobil pribadi, sepeda motor, sepeda). Bus merupakan angkutan regional yang menghubungkan Kabupaten Grobogan dengan daerah lainnya. Karena wilayah Kabupaten Grobogan dilalui oleh jalur yang menghubungkan Kota Semarang dengan Kabupaten Blora, sehingga Kabupaten Grobogan mempunyai jaringan trans transpor portas tasii deng dengan kota/ kota/ka kabupa bupate ten n di seki sekitarnya. tarnya. Sela Selaiin itu Kabupa Kabupate ten n Grobog Grobogan an juga juga masi masih mengg mengguna unaka kan n alat alat trans transpor portas tasii tradi tradisio sional nal seper seperti ti dokar/a dokar/andon ndong g yang yang keber keberadaa adaanny nnyaa sebag sebagai ai angkut angkutan an yang dapat menari menarik kalangan wisata. Data jumlah kendaraan kendaraan bermotor dirinci dirinci menurut jenis kendaraan di Kab. Grobogan pada tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.7. Jumlah Kendaraan Bermotor Dirinci Menurut Jenis Kendaraan di Kab. Grobogan Tahun 2005-2009 Jenis Kendaraan
1
Bus
2
Truk
3
Pick Pick Up dan seje sejenis nisnya nya /Kendaraan untuk Barang
4 5 6
Station Wagon dan sejenisnya /Kendaraan untuk Penumpang Mobil Dinas Mobil Pribadi / Sedan dan sejenisnya
7
Sepeda Motor
8
Kendaraan Bermotor lainnya Jumlah
Jumlah Pada Tahun 2005
2006
2007
2008
2009
433
421
409
409
439
2.566
2. 2.559
298
298
2. 2.340
2.542
2.516
2.535
253
200
3.617
3.640
3.849
3.849
502
284
185
186
186
247
973
1.038
1.157
1.157
1.185
103. 104
118. 182
12 128. 455
128. 455
116. 426
-
-
-
-
-
113. 519
128. 541
136. 889
134. 607
121. 339
Sumber : Grobogan dalam angka, 2011
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Propinsi Jawa Tengah
II - 26
Jenis kendaraan bermotor yang ada di Kabupaten Grobogan yang paling banyak adalah adalah sepeda motor. Tercatat Tercatat pada tahun 2009 2009 jumlah sepeda motor yang ada di Kabupaten Grobogan mencapai 116.426 buah.
c.
Jari Jaring ngan an Jalan Jalan Prasara Prasarana na jalan jalan yang ada di Kabupaten Kabupaten Grobog Grobogan an adalah adalah sepanja sepanjang ng +
736,4 km, dengan perincian berdasarkan jenis permukaan, kondisi jalan dan kelas kelas jal jalan. Jalan Jalan ters tersebu ebutt juga uga dibed dibedak akan an menja menjadi di jal jalan yang yang dik dikelola elola Kabupa Kabupate ten, n, Propi Propinsi nsi dan Neg Negara ara denga dengan n satuan satuan kil kilometer ometer (km). (km). Dalam Dalam struktur tata ruang, baik yang akan dikembangkan maupun yang sudah ada, semua diduku didukung ng oleh oleh perge pergerak rakan an pendudu penduduk. k. Perge Pergeraka rakan n pendudu penduduk k antar antar wilayah di Kabupaten Grobogan akan dilayani oleh :
Tray Trayek ek ang angkutan utan anta antarr kota, ota, meng mengh hubun ubung gkan wil wilayah ayah Kabu Kabupa pate ten n Grobogan dengan wilayah lain di luar maupun di wilayah kabupaten itu sendiri.
Traye Trayek k angk angkutan utan pedesa pedesaan, an, mengh menghub ubung ungk kan antar antar wil wilayah ayah di dalam dalam wilayah Kabupaten Grobogan. Sampa Sampaii deng dengan an tah tahun 2009 kondi ondisi jal jalan dal dalam keada eadaan an bai baik di
Kabupaten Grobogan masih terbatas. Panjang jalan berkondisi baik sepanjang 248,06 km, jalan berkondisi sedang sebesar 222,25 km, kondisi rusak ringan sebesar 217,51 217,51 km dan sisanya s isanya kondisi kondisi rusak berat sepanjang 195,25 195,25 km. Sarana prasarana penunjang transportasi yang ada jumlahnya juga sangat terbatas, antara lain rambu-rambu lalu lintas sebanyak 267 buah, marka jalan sebanyak sebanyak 30 buah, dan alat alat pember pemberii isyara isyaratt lalu lalu lintas lintas sebanyak sebanyak 10 buah. Kondisi Kondisi itu itu menjadik menjadikan an angka angka kecela kecelakaan kaan lalu lalu lintas lintas masih masih tingg tinggi, i, yaitu yaitu sebanyak sebanyak 90 transpor transportasi tasi seperti seperti termi terminal, nal, halte, halte, dalam dalam kondi kondisi si kurang kurang baik dan kurang terawat. Armada angkutan banyak yang tidak masuk terminal dan berhenti di luar halte ha lte yang telah disediakan.
2.2. 2.2.9. 9.
List Listri rik k
Kebut ebutu uhan han
ener energ gi
akan akan
ter terus
meni mening ngk kat
seja sejallan
deng dengan an
roda
pembangunan daerah. Listrik merupakan salah satu kebutuhan penting bagi
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Propinsi Jawa Tengah
II - 27
penduduk karena listrik selalu sela lu dikonsumsi oleh penduduk setiap hari. Data banyaknya pelanggan, jumlah daya terpasang, serta jumlah pemakaian listrik dapat dilihat pada tabel berikut. berikut. Tabel 2.8. Banyaknya Pelanggan, Jumlah Daya Terpasang, serta Jumlah Pemakaian Listrik Pelanggan di Kabupaten Grobogan Tahun 2011 Banyaknya Kecamatan
Desa/Kelurahan yang Pelanggan (Orang) (Orang)
sudah mendapat aliran listrik PLN
01. Kedungjati
8.621
12
02. Karangr ayung
18.968
19
03. Penawangan
13.613
20
04. Toroh
23.442
16
05. Geyer
11.683
13
06. Pulokulon
19.295
13
07. Kradenan
15.551
14
08. Gabus
14.508
14
09. Nga ringan
12.026
12
10. Wirosar i
17.771
14
11. Tawangharjo
10.260
10
12. Grobogan
14.588
12
13. Purwodadi
29.673
17
14. Brat i
9.519
9
15. K lambu
7.640
9
16. Godong
19.283
28
17. Gubug
17.631
21
18. Tegowanu
12.639
18
7.031
9
Jumlah 2011
283.742
280
Jumlah 2010
271.271
280
19. Tanggungharjo
Sumber : Grobogan dalam angka, 2012
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Propinsi Jawa Tengah
II - 28
Pelanggan listrik yang terdaftar di PLN ranting Purwodadi mengalami peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2010 pelanggan yang terdaftar 271.271 pelanggan meningkat menjadi 283.742 pada tahun 2011.
2.2.10. Telepon
Fasilitas komunikasi di Kabupaten Grobogan berupa kantor Telkom dan Kantor Pos. Masyarakat dan kantor/dinas/instansi sudah menggunakan fasilitas komunikasi telepon rumah dan sebagian masyarakat sudah terwakili dengan adanya telepon seluler. Jumlah kantor Telkom sudah dapat melayani satu lingkup Kabupaten Grobogan, baik yang berupa kantor pusat maupun kantor pembantu. Untuk kantor pos di Kabupaten Grobogan berupa Kantor Pos Pembantu dan jumlahnya terbatas, ini dikarenakan akses komunikasi saat ini sudah terwakili dengan adanya telepon seluler. Kantor Pos Pembantu hanya terdapat di Kecamatan Kedungjati, Toroh, Geyer, Kradenan, Ngaringan, Wirosari, Grobogan, Purwodadi, Godong, dan Gubug, masing-masing berjumlah satu unit. Telekomunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi. Pada sistem ini dibutuhkan media/sarana telekomunikasi baik yang berupa sarana visual maupun non visual. Untuk sarana telepon sudah melayani semua wilayah dengan pola jaringan mengikuti jaringan jalan. Sistem telekomunikasi yang terdapat di Kabupaten Grobogan adalah berupa :
-
Media informasi, radio, televisi, majalah dan surat kabar.
-
Telepon umum/wartel swasta, serta Sambungan Telepon Otomat.
-
Telepon seluler sebagian besar sudah dimiliki masyarakat.
2.2.11. Kawasan Strategis A.
Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi meliputi: a. Koridor pengembangan Tegowanu - Gubug - Godong - Penawangan Purwodadi sebagai bagian dari KSN Kedungsepur; b. Kawasan agropolitan Kutosaringan, meliputi:
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 29
1. Kecamatan Pulokulon dengan produksi jagung dan kedelai; 2. Kecamatan Toroh dengan produksi jagung; 3. Kecamatan Wirosari dengan produksi sapi potong dan jagung; 4. Kecamatan Penawangan dengan produksi melon, semangka dan kacang hijau. c. Kawasan strategis perkotaan, meliputi: 1. perkotaan Wirosari di Kecamatan Wirosari; dan 2. perkotaan Kradenan di Kecamatan Kradenan.
B.
Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup berupa kawasan bentang alam karst Sukolilo yang terdapat di: 1. Kecamatan Klambu; 2. Kecamatan Brati; 3. Kecamatan Grobogan; 4. Kecamatan Tawangharjo; 5. Kecamatan Wirosari; dan 6. Kecamatan Ngaringan.
C.
Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Fungsi Sosial dan Budaya
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi sosial dan budaya meliputi: 1.
Kawasan Mrapen di Kecamatan Godong; dan
2.
Kawasan Bledug Kuwu di Kecamatan Kradenan.
2.3.
SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
2.3.1.
Demografi
Jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Grobogan tahun 2011 terdapat di Kecamatan Purwodadi sebesar 132.175 jiwa, sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terendah di Kecamatan Klambu yaitu sejumlah 35.726 jiwa.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 30
Lebih jelas rincian jumlah penduduk tiap kecamatan dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.9. Jumlah Penduduk Kabupaten Grobogan Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio pada Tahun 2011 Jumlah Penduduk (jiwa)
Sex
L
P
Ratio
1 Kedungjati
20.696
21.862
42.558
94,7
2 Karangrayung
49.618
50.386
100.004
98,5
3 Penawangan
32.766
33.047
65.813
99,1
4 Toroh
58.844
59.141
117.985
99,5
5 Geyer
34.619
35.932
70.551
96,3
6 Pulokulon
54.929
56.509
111.438
97,2
7 Kradenan
42.388
42.972
85.360
98,6
8 Gabus
37.489
38.305
75.794
97,9
9 Ngaringan
34.543
33.472
68.015
103,2
10 Wirosari
46.512
45.422
91.934
102,4
11 Tawangharjo
25.442
26.927
52.369
94,5
12 Grobogan
34.170
34.961
69.131
97,7
13 Purwodadi
64.832
67.343
132.175
96,3
14 Brati
23.465
23.017
46.482
101,9
15 Klambu
18.048
17.678
35.726
102,1
16 Godong
44.068
44.628
88.696
98,7
17 Gubug
37.978
39.028
77.006
97,3
18 Tegowanu
25.426
25.723
51.149
98,8
19 Tanggungharjo
20.470
20.605
41.075
99,3
706.303
716.958
1.423.261
98,6
Kecamatan
Jumlah
Jumlah
Sumber : Grobogan dalam angka 2012
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 31
Dilihat dari sex rasio atau perbandingan antara penduduk laki-laki dan perempuan tahun 2011 didapati angka sebesar 0,98, ha l ini berarti setiap 100 j iwa penduduk perempuan terdapat 98 jiwa penduduk laki-laki. 2.3.2.
Migrasi
Pada suatu daerah, migrasi atau perpindahan penduduk sudah wajar terjadi. Hal ini berkaitan dengan alasan untuk mencari pekerjaan / penghasilan yang lebih baik sehingga menyebabkan penduduk bermigrasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Data kedatangan dan perpindahan penduduk di Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.10. Jumlah Penduduk Yang Datang dan Pindah Dirinci Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Tahun 2011 Kecamatan
1
Kedungjati
2
Datang L
P
Pindah Jumlah
L
P
Jumlah
13
16
29
201
204
405
Karangrayung
171
133
304
176
190
366
3
Penawangan
240
184
424
272
243
515
4
Toroh
402
348
750
460
337
797
5
Geyer
127
127
254
165
181
346
6
Pulokulon
392
251
643
519
355
874
7
Kradenan
428
252
680
539
315
854
8
Gabus
261
129
390
305
164
469
9
Ngaringan
237
218
455
309
266
575
335
243
578
405
329
734
83
4
87
167
101
268
12 Grobogan
134
93
227
135
151
286
13 Purwodadi
1159
1256
2415
884
783
1667
14 Brati
69
87
156
101
84
185
15 Klambu
82
58
140
52
69
121
16 Godong
342
328
670
402
408
810
10 Wirosari 11 Tawangharjo
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 32
Datang
Kecamatan
Pindah
L
P
17 Gubug
182
117
299
52
162
214
18 Tegowanu
176
180
356
238
171
409
19 Tanggungharjo
134
109
243
120
128
248
4967
4133
9100
5502
4641
10143
Jumlah
Jumlah
L
P
Jumlah
Sumber : Grobogan dalam angka, 2012
Kabupaten
Grobogan termasuk daerah yang sering ditinggalkan
penduduknya. Pada tahun 2011 sebanyak 10.143 orang pindah dari Kabupaten Grobogan. penduduk yang paling banyak pindah berasal dari Kecamatan Purwodadi. Tercatat pada tahun 2011 penduduk yang pindah dari Kecamatan Purwodadi sebanyak 1.667 orang.
2.3.3. a.
Kondisi Ekonomi berdasarkan PDRB Atas dasar harga berlaku
Kondisi Ekonomi Kabupaten Grobogan berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.11. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku di Kab. Grobogan tahun 2008-2011 (Juta Rupiah) Lapangan Usaha
I 1 2
2008
2009
2010
2011
PERTANIAN
2.293.535,18
2.528.540,61
2.845.126,37
3 .054.164,39
Pertanian Tanaman Pangan
1.999.723,84
2.201.643,41
2.484.540,84
2.649.703,75
85.771,85
95.513,48
105.188,16
117.271,47
Tanaman Perkebunan Rakyat
3
Peternakan
127.557,06
143.507,51
157.761,57
178.414,34
4
Kehutanan
73.260,82
79.978,07
88.879,43
99.083,86
5
Perikanan
7.221,61
7.898,14
8.756,37
9.690,97
68.233,43
76.594,25
85.841,73
96.034,86
157.012,87
169.733,72
189.771,94
209.446,64
86.863,55
97.071,68
107.926,46
119.653,10
II
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
III IV
INDUSTRI LISTR IK, GAS, DAN AIR
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 33
Lapangan Usaha
2008
2009
2010
2011
MINUM V
BANGUNAN
269.872,55
318.828,68
366.015,74
412.139,06
VI
PERDAGANGAN, HOTEL, 956.000,59
1.044.030,25
1.156.036,66
1.294.984,09
KOMUNIKASI
175.852,43
197.425,46
219.901,28
246.960,86
1
Angkutan
159.909,33
179.186,62
199.338,19
223.444,40
2
Komunikasi
15.943,10
18.238,84
20.563,09
23.516,46
560.039,24
632.930,10
DAN RESTORAN VII
VIII
ANGKUTAN DAN
KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA
439.117,68
PENUNJANG
494.368,52
KEUANGAN 1 2
Bank
65.873,40
72.431,84
82.435,32
90.698,07
24.412,82
27.985,85
31.741,40
34.682,94
Lembaga Keuangan Bukan Bank
3
Sewa Bangunan
336.642,70
379.992,96
429.936,56
490.282,64
4
Jasa Perusahaan
12.188,76
13.957,87
15.925,96
17.266,45
JASA-JASA
738.717,06
838.045,99
968.937,85
1.075.148,53
1
Pemerintahan
468.558,29
529.111,79
617.599,39
689.833,33
2
Jasa Perorangan
189.032,37
215.530,60
242.508,97
265.495,75
3
Jasa Sosial Kemasyarakatan
75.957,65
87.398,01
101.748,54
112.076,32
4
Jasa Hiburan
5.168,75
6.005,54
7.080,95
7.743,13
5.185.205,34
5.764.639,16
6.499.597,27
7.141.461,63
IX
Produk Domestik Regional Bruto
Sumber : Grobogan dalam angka, 2012
Pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh angka PDRB atas dasar harga konstan 2000 merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan. Pada tahun 2010 PDRB Kabupaten Grobogan naik menjadi 3.253.398,65. Dan bila dilihat laju pertambuhan ekonomi Kabupaten Grobogan tahun 2010 sebesar 5,05 persen.
b.
Atas dasar harga konstan
Kondisi Ekonomi Kabupaten Grobogan berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan dapat dilihat pada tabel berikut.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 34
Tabel 2.12. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan di Kab. Grobogan tahun 2008-2011 (Juta Rupiah) Lapangan Usaha
I
2008
2009
2010
2011
PERTANIAN
1.227.715,40
1 .288.180,93
1.337.687,16
1.347.492,62
1
Pertanian Tanaman Pangan
1.068.441,21
1.120.933,39
1.163.080,48
1.161.316,78
2
Tanaman Perkebunan Rakyat
47.374,27
49.907,69
52.008,80
53.858,63
3
Peternakan
75.363,72
79.723,11
83.996,27
92.025,81
4
Kehutanan
31.877,37
32.802,73
33.563,75
34.927,59
5
Perikanan
4.658,83
4.814,01
5.037,86
5.363,81
PENGGALIAN
42.821,10
45.395,47
48.173,67
51.519,06
III
INDUSTRI
99.067,69
102.486,39
108.826,28
114.916,31
IV
LISTR IK, GAS, DAN AIR MINUM
41.566,63
43.893,62
46.595,07
48.743,10
V
BANGUNAN
132.549,52
142.604,64
152.515,66
160.231,19
VI
PERDAGANGAN, HOTEL, DAN
536.999,34
561.256,27
591.809,07
II
PERTAMBANGAN DAN
RESTORAN VII
616.880,74
ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
94.923,27
100.209,91
105.911,32
1
Angkutan
86.425,56
91.193,57
96.284,20
2
Komunikasi
8.497,71
9.016,34
9.627,07
10.234,95
273.033,50
287.195,88
302.685,71
321.041,81
VIII
10.234,95
KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASAPENUNJANG KEUANGAN
1
Bank
40.592,43
52.871,76
45.405,48
47.498,33
2
Lembaga Keuangan Bukan Bank
14.966,17
15.890,22
16.835,69
17.672,84
3
Sewa Bangunan
210.777,13
221.292,81
232.866,42
247.947,43
4
Jasa Perusahaan
6.697,77
7.141,09
7.578,12
7.896,21
500.117,37
525.870,14
559.194,71
596.471,13
32.940,54
339.833,62
361.684,91
389.543,17
119.833,41
127.683,56
134.884,91
140.559,60
51.101,61
54.910,21
58.885,71
62.446,60
3.241,81
3.442,75
3.739,17
3.921,76
2.948.793,82
3.097.093,25
3.253.398,65
3.267.530,91
IX
JASA-JASA 1
Pemerintahan
2
Jasa Perorangan
3
Jasa Sosial Kemasyarakatan
4
Jasa Hiburan Produk Domestik Regional Bruto
Sumber : Grobogan dalam angka, 2011
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 35
Berdasarkan tabel di atas, jumlah PDRB Kabupaten Grobogan tahun 2008 – 2011 atas dasar harga konstan selalu mengalami perubahan yang positif. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah sektor pertanian.
2.3.4.
Mata Pencaharian Penduduk
Mata pencaharian penduduk di Kabupaten Grobogan pada umumnya masih bekerja di bidang pertanian. Hal ini dikarenakan potensi wilayah Kabupaten Grobogan sebagian besar masih merupakan lahan pertanian. Data penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan di Kabupaten Grobogan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 36
Tabel 2.13. Penduduk Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan di Kabupaten Grobogan Tahun 2010 Kecamatan
Pertanian Tanaman Pangan 13,180.00 33,848.00 20,012.00 36,471.00 25,062.00 35,507.00 25,730.00 27,936.00 28,097.00 32,207.00 20,683.00 23,327.00 28,593.00 13,802.00 16,969.00 28,580.00 14,548.00 8,496.00
Perkebunan
Perikanan
Peternakan
141.00 185.00 255.00 1,405.00 272.00 2,934.00 249.00 109.00 106.00 198.00 167.00 199.00 1,085.00 83.00 110.00 85.00 151.00 9,502.00
101.00 63.00 39.00 51.00 36.00 79.00 27.00 26.00 29.00 68.00 23.00 49.00 35.00 47.00 41.00 70.00 30.00 44.00
485.00 687.00 561.00 752.00 350.00 1,14 4.00 372.00 235.00 715.00 632.00 223.00 1,709.00 248.00 406.00 465.00 375.00 117.00 231.00
1 9 Tanggu ng harjo 1 3,1 75.00 202.00 Jumlah 446,223.00 17,438.00 Sumber : Grobogan dalam angka, 2011
24.00 882.00
187.00 9,894.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kedungjati Karangr ayu ng Penawangan Toroh Geyer Pulokulon Kradenan Gabus Ngaringan Wirosari Tawangharjo Grobogan Purwodadi Brati Klambu Godong Gubug Tegowanu
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
2.3.5.
Pertanian Lainnya
Industri Pengolahan
Perdagangan
1,254.00 93.0 0 163.00 204.00 288.00 110.00 72.00 91.00 244.00 487.00 173.00 179.00 33.0 0 326.00 37.00 217.00 433.00 51.00
1 ,055 .00 1 ,865 .00 987.00 1,816.00 1,001.00 1 ,689 .00 2,039.00 775.00 358.00 9,361.00 966.00 4,405.00 3 ,308 .00 3,212.00 756.00 1,309.00 1,594.00 6,454.00
5,225.00 10 ,915.00 5,787.00 6,921.00 4,032.00 8,040.00 9,654.00 4,349.00 4,815.00 10,769.00 7,639.00 8,558.00 22 ,657.00 5,854.00 2,723.00 9,505.00 11,350.00 4,602.00
3 ,277 .00 3 ,551 .00 1,865.00 4,230.00 1,656.00 2 ,452 .00 4 ,196.00 1,406.00 1 ,669.00 5,980.00 2,184.00 2,645.00 15 ,047.00 1,894.00 1,293.00 5 ,823.00 8,977.00 2 ,156.00
1,52 4.00 2,70 7.00 1,382.00 1,131.00 899.00 1,29 5.00 1,902.00 1,084.00 687.00 2,598.00 1,539.00 4,109.00 9,47 6.00 1,744.00 777.00 2,407.00 2,580.00 1,864.00
1,892.00 3,411.00 2,860.00 4,764.00 2,666.00 2,641.00 4,500.00 2,444.00 2,503.00 3,838.00 2,653.00 2,554.00 5,941.00 1,914.00 2,636.00 3,056.00 5,822.00 4,088.00
28 ,134.00 57 ,325.00 33,911.00 5 7,745.00 36,262.00 55 ,891.00 4 8,741.00 38,455.00 39,223.00 66,138.00 36,250.00 47,734.00 86 ,423.00 29,282.00 25,807.00 51,427.00 4 5,602.00 37,488.00
259.00 4,714.00
2 ,972 .00 45,922.00
4,837.00 148,232.00
2 ,703 .00 73,004.00
1,97 4.00 41,679.00
2,541.00 62,724.00
28 ,874.00 850,712.00
Jasa
Angkutan
Lainnya
II- 37
Kesehatan dan Kondisi Sanitasi Lingkungan Masyarakat
Sistem pengelolaan air limbah yang ada saat ini adalah sistem setempat (on site sanitation). Pengelolaan dengan sistem ini ada dua cara yaitu cara individual dan komunal. Cara individual pelayanan dengan sarana jamban keluarga untuk black water dan dengan sarana saluran pembuangan air limbah (SPAL) untuk grey water. Cara komunal pelayananannya dengan menggunakan sarana jamban keluarga dan MCK. Sistem air limbah saat ini dikelola oleh masyarakat dan pemerintah (Dinas Kesehatan Kabupaten). Jangkauan pelayanan yang ada saat ini sudah mencakup seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Grobogan. Akan tetapi belum seluruh penduduk memiliki jamban dan SPAL. Dengan demikian belum semua penduduk terlayani oleh sarana a ir limbah. Kabupaten Grobogan tidak memiliki sistem pengolahan air limbah terpusat (IPAL terpusat). Hal ini disebablan kepadatan penduduk dan kondisi topografi Kabupaten Grobogan tidak memungkinkan untuk dibangunnya sarana IPAL terpusat.
Jumlah
2.3.5.
Kesehatan dan Kondisi Sanitasi Lingkungan Masyarakat
Sistem pengelolaan air limbah yang ada saat ini adalah sistem setempat (on site sanitation). Pengelolaan dengan sistem ini ada dua cara yaitu cara individual dan komunal. Cara individual pelayanan dengan sarana jamban keluarga untuk black water dan dengan sarana saluran pembuangan air limbah (SPAL) untuk grey water. Cara komunal pelayananannya dengan menggunakan sarana jamban keluarga dan MCK. Sistem air limbah saat ini dikelola oleh masyarakat dan pemerintah (Dinas Kesehatan Kabupaten). Jangkauan pelayanan yang ada saat ini sudah mencakup seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Grobogan. Akan tetapi belum seluruh penduduk memiliki jamban dan SPAL. Dengan demikian belum semua penduduk terlayani oleh sarana a ir limbah. Kabupaten Grobogan tidak memiliki sistem pengolahan air limbah terpusat (IPAL terpusat). Hal ini disebablan kepadatan penduduk dan kondisi topografi Kabupaten Grobogan tidak memungkinkan untuk dibangunnya sarana IPAL terpusat. Kabupaten Grobogan sudah mempunyai Unit Pengolah Lumpur Tinja (IPLT), IPLT ini dibangun pada tahun 1999 di area TPA Ngembak. Jumlah personil yang bertugas dalam operasional IPLT berjumlah 2 (dua) orang dari Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Grobogan. IPLT Ngembak didesain mampu mengolah limbah lumpur tinja sebanyak 15 m³/hari. Jumlah ini hanya mampu melayani sekitar 15% dari jumlah penduduk Kabupaten Grobogan. Sistem Pengilahan Lumpur Tinja di IPLT Grobgan menggunakan rangkaian pengolahan fisik-biologis, dengan unit pengolahan tangki imhoff, kolam anaerobic, kolam fakultatif, kolam maturasi, dan bak pengering lumpur. Kondisi pelayanan di IPLT Ngembak belum optimal, dimana masih dijumpai kerusakan/retak bangunan pada beberapa bagian. Kondisi cakupan pelayanan Air Limbah (penyedotan tinja) untuk Kabupaten Grobogan yang dilaksanakan oleh Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Grobogan sangat minimal, dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana serta masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan tanki septic sesuai standart kesehatan, maka diperkirakan
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 38
sedikit dari jumlah total penduduk Kabupaten Grobogan yang mampu dilayani. Untuk pelayanan pengangkutan tinja, sementara ini hanya dilayani oleh 2 (dua) mobil tinja, yaitu 1 dari Dinas Ciptakarya, Tata Ruang dan Kebersihan Kabupaten Grobogan dan 1 (satu) mobil tinja swasta. IPAL dengan sistem komunal tidak terlalu banyak terdapat di Kabupaten Grobogan. Paling tidak ada 4 (empat) lokasi di kabupaten Grobogan. Keempat lokasi tersebut
dibangun
dengan
skema
Pembangunan
Sarana
Sanitasi
Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM). Pada tahun 2010 telah dilakukan kegiatan SLBM di 4 (empat) Kecamatan yaitu :
Kecamatan Brati (Desa Menduran, desa Katekan)
Kecamatan
Ngaringan
(Desa
Sarirejo,
Desa
Kalangdosari,
Desa
Sendangrejo, Desa Truwolu)
Kecamatan Wirosari (Desa Mojorejo)
Kecamatan Karangrayung (Desa Jetis, Desa Karangsono, Desa Cekel) Sedangkan menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, fasilitas
sanitasi individual terutama sarana buang air besar telah mencapai 306.134 unit (71,64%) yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Grobogan. Pada umumnya masyarakat merasa puas dengan fasilitas sanitasi tersebut kecuali jamban camplungan/cubluk terbuka, yang sering menimbulkan bau tidak enak serta lalat dan nyamuk. Tabel dibawah ini merangkum jumlah KK yang memiliki sarana dan mempunyai akses terhadap jamban di Kabupaten Grobgan. Membuang limbah air mandi, cuci dan dapur langsung ke saluran drainase masih sering dijumpai. Kebiasaan ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip sanitasi yang baik, dan oleh karena itu kebiasaan ini hatus ditinggalkan.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 39
Tabel 2.14. Jumlah KK Yang Memiliki Sarana dan Akses Jamban di Kabupaten Grobogan
No
K ecamatan
P us kesmas
1 2 3
Kedungjati Tanggungharjo Karangrayu ng
4
Penawangan
5
Toroh
6
Geyer
7
Pulokulon
8
Kradenan
9
Gabus
10 11
Ngaringan Wirosari
12
Tawangharjo
Kedungjati Tanggungharjo Karan grayun g I Karan grayun g II Penawangan I Penawangan II Toroh I Toroh II Geyer I Geyer II Pulokulon I Pulokulon II Kradenan I Kradenan II Gabus I Gabus II Ngaringan Wirosari I Wirosari II Tawangharjo
Jiwa
42.421 40.618 54. 436 43. 806 31.343 33.985 76.960 40.265 46.928 23.502 52.584 57.916 35.583 49.244 35.762 39.817 67.803 48.807 42.579 52.154
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
No
13 14 15 16 17 18 19
K ecamatan
P us kesmas
Grobogan Purwodadi
Grobogan Purwodadi I Purwodadi II Brati Brati Klambu Klambu Godong Godong I Godong II Gubug Gubung I Gubug II Tegowanu Tegowanu Jumlah
Jumlah Jamban Jumlah KK Jumlah Penduduk Akses Jamban KK Memiliki Jamban Sehat % Total % Sehat % 12.755 8.263 64,79 39.265 92,56 39.265 92,56 9.493 5.909 19,00 36.542 25,95 19.350 47,29 16. 56 9 13. 161 79, 43 54. 436 10 0,00 54. 436 100,0 0 12. 10 5 11. 446 94, 56 43. 806 10 0,00 43. 806 100,0 0 10.429 8.647 82,92 31.343 100,00 31.343 100,00 10.541 8.511 80,74 33.985 100,00 33.985 100,00 24.140 18.408 76,26 76.960 100,00 68.916 89,55 12.585 11.383 90,45 40.153 99,72 36.419 90,45 13.091 7.428 56,74 46.200 98,45 26.628 56,74 8.627 6.071 70,37 23.091 98,25 16.539 70,37 18.556 11.179 71,86 50.627 96,28 37.788 71,86 17.813 6.996 39,27 49.176 84,91 22.746 39,27 9.989 8.999 90,09 35.583 100,00 35.583 100,00 14.980 13.242 88,40 49.244 100,00 49.244 100,00 11.358 7.785 68,54 31.568 88,27 24.512 68,54 13.833 9.047 65,40 39.106 98,21 28.236 70,91 21.829 9.966 45,65 49.830 73,82 21.190 42,52 13.795 12.953 93,90 48.807 100,00 48.807 100,00 12.407 10.630 85,67 42.579 100,00 42.579 100,00 15.209 13.078 85,99 50.842 97,48 47.457 90,99
II- 40
Jumlah Jamban Jumlah KK Jumlah Penduduk Akses Jamban Jiwa KK Memiliki Jamban Sehat % Total % Sehat % 68.961 21.811 16.158 74,08 18.540 26,88 13.611 19,74 77.112 23.411 17.188 73,42 51.564 66,87 44.157 85,64 53.989 16.782 8.545 50,92 49.029 90,81 31.323 58,02 46.309 15.389 10.402 67,59 37.373 80,70 36.501 78,82 35.428 10.605 9.581 90,35 35.428 100,00 35.428 100,00 45.274 13.368 9.112 68,16 35.893 79,28 33.760 74,57 42.911 11.850 8.853 74,71 32.330 75,34 28.937 67,43 49.823 13.327 3.865 29,00 25.459 51,10 13.455 27,01 26.378 8.251 5.496 66,61 25.186 95,48 17.570 66,61 50.667 16.038 13.832 86,24 50.667 100,00 50.667 100,00 1.413.365 430.936 3 06.134 71,04 1.234.612 8 7,35 1.034.238 73,18
Sumber : Buku Putih Kabupaten Grobogan, 2012
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II- 41
No
13 14 15 16 17 18 19
K ecamatan
P us kesmas
Grobogan Purwodadi
Grobogan Purwodadi I Purwodadi II Brati Brati Klambu Klambu Godong Godong I Godong II Gubug Gubung I Gubug II Tegowanu Tegowanu Jumlah
Jumlah Jamban Jumlah KK Jumlah Penduduk Akses Jamban Jiwa KK Memiliki Jamban Sehat % Total % Sehat % 68.961 21.811 16.158 74,08 18.540 26,88 13.611 19,74 77.112 23.411 17.188 73,42 51.564 66,87 44.157 85,64 53.989 16.782 8.545 50,92 49.029 90,81 31.323 58,02 46.309 15.389 10.402 67,59 37.373 80,70 36.501 78,82 35.428 10.605 9.581 90,35 35.428 100,00 35.428 100,00 45.274 13.368 9.112 68,16 35.893 79,28 33.760 74,57 42.911 11.850 8.853 74,71 32.330 75,34 28.937 67,43 49.823 13.327 3.865 29,00 25.459 51,10 13.455 27,01 26.378 8.251 5.496 66,61 25.186 95,48 17.570 66,61 50.667 16.038 13.832 86,24 50.667 100,00 50.667 100,00 1.413.365 430.936 3 06.134 71,04 1.234.612 8 7,35 1.034.238 73,18
Sumber : Buku Putih Kabupaten Grobogan, 2012
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II- 41
Prosentase kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) non pembuangan tinja menurut profil dari Dinas Kesehatan tahun 2011 jumlah keluarga yang memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) sebanyak 30,2%.
2.3.6.
Adat Istiadat, Tradisi dan Budaya
Seperti pada umumnya masyarakat jawa, penduduk Kabupaten Grobogan masih memegang teguh semangat gotong royong dan kebersamaan. Hal itu dapat dilihat dengan adanya kegiatan gotong royong untuk membangun lingkungan maupun saat tetangganya sedang memiliki hajat dan tertimpa musibah terutama kematian. Semangat kekeluargaan dan kegotong royongan yang tetap dipelihara masyarakat merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Pembangunan yang sebenarnya menjadi tanggung jawab pemerintah tidak sepenuhnya dapat dipenuhi karena adanya keterbatasan dalam hal pendanaan. Oleh karena itu pembangunan skala lingkungan dilakukan sendiri oleh masyarakat dengan cara gotong royong baik dalam pelaksanaan (tenaga) maupun pendanaannya. Kondisi tersebut
Prosentase kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) non pembuangan tinja menurut profil dari Dinas Kesehatan tahun 2011 jumlah keluarga yang memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) sebanyak 30,2%.
2.3.6.
Adat Istiadat, Tradisi dan Budaya
Seperti pada umumnya masyarakat jawa, penduduk Kabupaten Grobogan masih memegang teguh semangat gotong royong dan kebersamaan. Hal itu dapat dilihat dengan adanya kegiatan gotong royong untuk membangun lingkungan maupun saat tetangganya sedang memiliki hajat dan tertimpa musibah terutama kematian. Semangat kekeluargaan dan kegotong royongan yang tetap dipelihara masyarakat merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Pembangunan yang sebenarnya menjadi tanggung jawab pemerintah tidak sepenuhnya dapat dipenuhi karena adanya keterbatasan dalam hal pendanaan. Oleh karena itu pembangunan skala lingkungan dilakukan sendiri oleh masyarakat dengan cara gotong royong baik dalam pelaksanaan (tenaga) maupun pendanaannya. Kondisi tersebut menjadikan pembangunan dapat lebih cepat berkembang dan terarah karena dilakukan sendiri oleh masyarakat dimana masyarakat tersebut mengetahui tingkat kebutuhan masing-masing. Dengan demikian fungsi pemerintah hanya sebagai fasilitator. Saat
ini permasalahan-permasalahan
pembangunan
di Kabupaten
Grobogan, terutama yang berkaitan dengan Adat Istiadat, Tradisi, dan Budaya, antara lain :
Masih rendahnya pelestarian dan aktualisasi adat istiadat dan nilai-nilai budaya daerah. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya pengaruh budaya luar negeri.
Belum optimalnya upaya pelestarian benda purbakala dan peninggalan sejarah sebagai asset budaya daerah.
Masih rendahnya inovasi dalam pembangunan seni dan budaya daerah untuk mengangkat citra budaya daerah. Hal ini disebabkan masih kurangnya apresiasi karya seni budaya daerah.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 42
Belum kuatnya kerjasama dan jalinan kemitraan antara pemerintah daerah dan
masyarakat dalam pengelolaan kekayaan budaya daerah.
2.4.
SARANA KESEHATAN LINGKUNGAN
2.4.1.
Statistik Kesehatan
Pendarahan Intrakranial didiagnosis
menjadi Penyebab Kematian
tertinggi dengan prosentase (25,79 %), d isusul berikutnya adalah penyakit jantung dengan prosentase (19,91 %). Sedangkan penyakit Encefalitis Virus didiagnosis menjadi Penyebab Kematian terendah dengan prosentase (0,0 %). Data mengenai urutan jenis penyakit penyebab kematian di Instalasi Rawat Inap di RSUD dr. Soedjati Grobogan pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.15. Urutan Jenis Penyakit Penyebab Kematian di Instalasi Rawat Inap di RSUD dr. Soedjati Grobogan Tahun 2011 Diagnosis
Jumlah
Prosentase (%)
1
Gagal ginjal
6
2,71
2
BBLR
8
3,62
3
Penyakit Jantung
44
19,91
4
Pendarahan Intrakranial
57
25,79
5
Septisema
15
6,79
6
Penyakit Sistem Cerna
3
1,36
7
TB Paru
9
4,17
8
Encefalitis Virus
0
0,00
9
Gangguan hantaran dan aritma jantung
43
19,46
10
Stroke tidak menyebut Perdarahan/infark
14
6,33
11
TB Paru dengan / tanpa biakan kuman
0
0,00
12
Penyakit radang susunan syaraf pusat
6
2,71
1
0,45
13
Bronkitis, Enfisema dan Penyakit Paru Obstruktif kroni
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 43
Diagnosis
14
Hipoksia dan Asfiksia
Jumlah
Prosentase (%)
2
0,90
15 Ileus Paralitik dan Obstruksi usus tanpa hernia
1
0,45
16
Pneumonia
2
0,90
17
Diare dan GE (kolitis infeksi)
3
1,36
18
Anemia
7
3,17
19
Penyakit lainnya
0
0,00
221
100,08
Jumlah Sumber : Grobogan dalam angka, 2011
Diare dan GE (kolitis infeksi) didiagnosis menjadi penyakit yang paling banyak diderita di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Soedjati Grobogan dengan prosentase (6,87 %). Sedangkan penyakit BBLR didiagnosis menjadi penyakit yang paling sedikit diderita di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Soedjati Grobogan dengan prosentase (0,02 %). Data mengenai urutan jenis penyakit yang paling banyak diderita di Instalasi Rawat Inap di RSUD dr. Soedjati Grobogan pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.16. Urutan Jenis Penyakit di Instalasi Rawat Inap di RSUD dr. Soedjati Grobogan Tahun 2011 Prosentase Diagnosis
Jumlah (%)
1
ISPA
254
2,12
2
Penyakit kehamilan dan persalinan lainnya
17
0,14
3
Penyakit Jantung
370
3,09
4
Cedera Intrakranial
248
2,07
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 44
Prosentase Diagnosis
Jumlah (%)
5
Janin baru lahir yang dipengaruhi persalinan
124
1,04
6 Kondisi lain yang bermula pada masa perinatal
25
0,21
7
Persalinan tunggal spontan
49
0,41
8
Penyakit sistem kemih lainnya
52
0,43
9
BBLR
2
0,02
209
1,74
78
0,65
136
1,14
15
0,13
5
0,04
53
0,44
377
3,15
8
0,07
10
Stroke tidak menyebut Perdarahan/infark
11
Abortus spontan
12
Asma
13
Demam Tifoid dan Paratifoid
14
Hipoksia dan Asfiksia Perawatan ibu yang berkaitan dengan janin dan
15 persalinan 16
Pneumonia
17
Fraktur tulang anggota gerak lainnya
18
Diare dan GE (kolitis infeksi)
823
6,87
19
Dispepsi
364
3,04
605
5,05
8.166
68,16
11.980
100,01
20 Gejala, tanda, temuan klinik lab tidak normal 21
Penyakit lainnya Jumlah
Sumber : Grobogan dalam angka, 2011
Dispepsia didiagnosis menjadi penyakit yang paling banyak diderita di Instalasi Rawat Jalan RSUD dr. Soedjati Grobogan dengan prosentase (4,89 %),
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 45
disusul berikutnya adalah diagnosis ISPA dengan prosentase (2,52 %). Sedangkan penyakit Pelayanan yang melibatkan prosedur rehabilitasi didiagnosis menjadi penyakit yang paling sedikit diderita di Instalasi Rawat Jalan RSUD dr. Soedjati Grobogan dengan prosentase (0,00 %). Data mengenai urutan jenis penyakit yang paling banyak diderita di Instalasi Rawat Jalan di RSUD dr. Soedjati Grobogan pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.17. Urutan Jenis Penyakit di Instalasi Rawat Jalan di RSUD dr. Soedjati Grobogan Tahun 2010 Diagnosis
1
ISPA
2
Cedera YTD, YTT, dan daerah badan multiple
3
Jumlah
Prosentase (%)
398
2,52
8
0,37
Penyakit Jantung
313
1,98
4
Hipertensi Esensial
378
2,39
5
Pelayanan yang melibatkan prosedur rehabilitas i
0
0,00
6
Pengelolaan Kontrasepsi
87
0,55
7
Penyakit telinga dan proseause mastoid
327
2,07
8
Pengawasan kehamilan normal
482
3,05
9
Epilepsi
13
0,08
10
DM YTT
120
0,76
11
TB paru
123
0,78
12
Asma
55
0,35
13
Kelainan sendi lainnya
33
0,21
14
Dorsopati
30
0,19
15
Pemeriksaan Kesehatan Umum
545
3,44
431
2,74
51
0,32
345
2,18
16 P enyakit gusi jaringan periodental dan alveolar 17
Fraktur tulang anggota gerak lainnya
18
Gangguan refraksi dan akomodasi
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 46
Diagnosis
19
Jumlah
Dispepsi
(%)
774
4,89
595
3,76
Penyakit lainnya
10.663
67,40
Jumlah
15.771
100,03
20 Gejala, tanda, temuan klinik lab tidak normal 21
Prosentase
Sumber : Grobogan dalam angka, 2011
2.4.2.
Angka Kelahiran
Tingkat kelahiran penduduk tertinggi adalah di Kecamatan Karangrayung (24 per 1000 penduduk), sedangkan tingkat kelahiran penduduk terendah adalah di Kecamatan Grobogan (6 per 1000 penduduk). Data mengenai jumlah kelahiran dan tingkat kelahiran penduduk dirinci menurut Kecamatan pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.18. Jumlah Kelahiran dan Tingkat Kelahiran Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2011 Jumlah Kelahiran Kecamatan
Jumlah
Tk. Kelahiran Per 1000
Jumlah
Penduduk
300
602
42.558
14
1.276
1.095
2.371
100.004
24
L
P
302
Penduduk
1
Kedungjati
2
Karangrayung
3
Penawangan
399
404
803
65.813
12
4
Toroh
673
693
1.366
117.985
12
5
Geyer
418
343
761
7.051
11
6
Pulokulon
933
852
1.785
111.438
16
7
Kradenan
511
471
982
85.360
12
8
Gabus
353
320
673
75.794
9
9
Ngaringan
514
459
973
68.015
14
1.221
466
1.687
91.934
18
227
186
413
52.369
8
10 Wirosari 11 Tawangharjo
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 47
Jumlah Kelahiran Kecamatan
L
P
12 Grobogan
204
13 Purwodadi
Tk. Kelahiran
Jumlah
Per 1000
Jumlah
Penduduk
184
388
69.131
6
971
912
1.883
132.175
14
14 Brati
201
174
375
46.482
8
15 Klambu
247
224
471
35.726
13
16 Godong
507
484
1.001
88.696
11
17 Gubug
592
669
1.261
77.006
16
18 Tegowanu
500
440
940
51.149
18
19 Tanggungharjo
207
175
382
41.075
9
Jumlah 10.256
8.851
19.117
1.359.761
13
Penduduk
Sumber : Grobogan dalam angka, 2012
2.4.3.
Angka Kematian
Tingkat kematian penduduk tertinggi adalah di Kecamatan Wirosari (10,7 per 1000 penduduk), sedangkan tingkat kematian penduduk terendah adalah di Kecamatan Tawangharjo (3 per 1000 penduduk). Data mengenai jumlah kematian dan tingkat kematian penduduk dirinci menurut Kecamatan pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.19. Jumlah Kematian dan Tingkat Kematian Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 2011 Jumlah Kelahiran Kecamatan
L
P
Jumlah
Jumlah
Penduduk
Tk. Kematian Per 1000 Penduduk
1
Kedungjati
136
119
255
42.558
6,0
2
Karangrayung
218
181
399
100.004
4,0
3
Penawangan
173
149
322
65.813
4,9
4
Toroh
408
391
799
117.985
6,8
5
Geyer
118
108
226
70.551
3,2
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 48
Jumlah Kelahiran Kecamatan
L
P
Jumlah
Jumlah
Penduduk
Tk. Kematian Per 1000 Penduduk
6
Pulokulon
320
274
594
111.438
5,3
7
Kradenan
211
219
430
85.360
5,0
8
Gabus
171
157
328
75.794
4,3
9
Ngaringan
201
192
393
68.015
5,8
436
547
983
91.934
10,7
73
82
155
52.369
3,0
12 Grobogan
113
88
201
69.131
2,9
13 Purwodadi
366
316
682
132.175
5,2
63
81
144
46.482
3,1
15 Klambu
114
106
220
35.726
6,2
16 Godong
229
229
458
88.696
5,2
17 Gubug
243
243
486
77.006
6,3
18 Tegowanu
135
132
267
51.149
5,2
98
99
197
41.075
4,8
3.826
3.713
7.539
1.423.261
5,2
10 Wirosari 11 Tawangharjo
14 Brati
19 Tanggungharjo Jumlah
Sumber : Grobogan dalam angka, 2011
2.4.4.
Data Penyakit Menular Melalui Air
Mikroorganisme penyebab penyakit dapat ditemukan di udara, darat, dan air. Air yang tercemar oleh mikroorganisme berbahaya dapat menjadi sumber beragam penyakit, apabila mikroorganisme tersebut langsung menginfeksi tubuh kita. Penyakit yang dapat ditularkan melalui air antara lain : a.
Tifus Penyakit tifus merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit
ini diakibatkan oleh kurang
memelihara kebersihan lingkungan dan mengonsumsi makanan yang tidak higienis. Penyakit tifus menular melalui air dan makanan yang tercemar oleh air seni dan tinja penderita penyakit ini. Penyakit tifus dapat juga ditularkan
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 49
oleh kotoran yang dibawa oleh lalat dan kecoa dan menempel di tempattempat yang dihinggapinya.Penularan kuman terjadi melalui mulut, masuk ke dalam lambung, menuju kelenjar limfoid usus kecil, kemudian masuk ke dalam peredaran darah. Pencegahan penyakit tifus dapat dilakukan dengan membiasakan melindungi makanan dari hewan pembawa penyakit, seperti lalat, kecoa dan tikus; mencuci tangan dengan sabun setelah buang air dan sebelum makan; serta menghindari membeli jajanan di tempat-tempat yang kurang bersih. b.
Kolera Kolera adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae yang menyerang usus kecil. Bakteri ini biasanya masuk ke dalam tubuh melalui air minum yang terkontaminasi akibat sanitasi yang buruk. Sebagai pertolongan pertama, penderita kolera harus diberi air minum dalam jumlah cukup banyak, karena kematian pada kolera lebih disebabkan kekurangan cairan, bukan keganasan bakteri kolera. Jagalah kebersihan rumah yang ada penderita kolera. Dalam kondisi itu, usahakan untuk selalu menggunakan sendok saat menyantap makanan dan lebih sering mencuci tangan dengan sabun. Muntahan dan tinja penderita kolera merupakan sumber bakteri kolera. Oleh karena itu, kamar
mandi
dan
kamar
kecil
sebaiknya
dibersihkan
dengan
menggunakan larutan antiseptik pembasmi bakteri. c.
Disentri Penyakit disentri merupakan peradangan pada usus besar. Gejala penyakit ini ditandai dengan sakit perut dan buang air besar encer secara terus-menerus (diare) yang bercampur lendir, nanah, dan darah. Berdasarkan penyebabnya disentri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu disentri amuba dan disentri basiler. Disentri amuba disebabkan oleh infeksi parasit Entamoeba histolytica dan disentri basiler d isebabkan oleh infeksi bakteri Shigella.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 50
Bakteri tersebut dapat tersebar dan menular melalui makanan dan air yang sudah terkontaminasi kotoran dan bakteri yang dibawa oleh lalat. Lalat merupakan serangga yang hidup di tempat yang kotor dan bau, sehingga bakteri dengan mudah menempel di tubuhnya dan menyebar di setiap tempat yang dihinggapi. Langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi penyakit disentri adalah dengan memperhatikan pola hidup sehat dan bersih; menjaga kebersihan makanan dan minuman dari kontaminasi kotoran dan serangga pembawa bakteri; dan membiasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum makan.
2.4.5.
Penyakit Karena Kekurangan Air
Menurut penelitian WHO, penyakit yang timbul akibat krisis air antara lain kolera, hepatitis, polymearitis, typoid, disentrin trachoma, scabies, malaria, yellow fever , penyakit cacingan, diare, muntaber dan penyakit kulit karena jamur. Di Indonesia terdapat empat dampak kesehatan besar disebabkan oleh pengelolaan air dan sanitasi yang buruk, yaitu diare, tipus, polio dan cacingan. Hail survei pada tahun 2006 menunjukkan bahwa kejadian diare pada semua usia di Indonesia adalah 423 per 1000 penduduk dan terjadi satu-dua kali per tahun pada anak-anak berusia di bawah lima tahun. Data dari Direktorat Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan menyebutkan, pada tahun 2001 angka kematian rata-rata yang diakibatkan diare adalah 23 per 100.000 penduduk, sedangkan angka tersebut lebih tinggi pada anak-anak berusia di bawah lima tahun, yaitu 75 per 100.000 penduduk. Kematian anak berusia di bawah tiga tahun 19 per 100.000 anak meninggal karena diare setiap tahunnya-salah satu penyebab kematian anak (lainnya karena ISPA/infeksi saluran penapasan akut, dan komplikasi sebelum kelahiran) -data dari Profil Kesehatan Indonesia, 2003. Sedangkan untuk kejadian tipus di Indonesia adalah 350-810 per 100.000 penduduk. Studi klinis rumah sakit menunjukkan bahwa angka kesakitan tipus adalah 500 per 100.000 penduduk dan laju kematian adalah 0,6%-5%. Kematian akibat polio telah terjadi di Indonesia (di Provinsi Jawa Barat) pada seorang anak laki-laki berusia di bawah dua tahun. Selain itu,
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 51
prevalensi cacingan di Indonesia adalah 35,3 %. Kerugian ekonomi sekitar 2,4 % dari GDP atau 13 dollar AS per bulan per rumah tangga (studi Asian Development Bank 1998). Penyakit yang paling sering menyerang saat krisis air bersih melanda adalah diare. Penyakit yang juga populer dengan nama muntah berak (muntaber) ini bisa dikatakan sebagai penyakit endemis di Indonesia, artinya terjadi terusmenerus di semua daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaan.
2.5.
RUANG DAN LAHAN
2.5.1.
Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW)
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten disusun berdasarkan asas : a.
keterpaduan;
b.
keserasian, kese larasan dan keseimbangan;
c.
keberlanjutan;
d.
keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;
e.
keterbukaan;
f.
kebersamaan dan kemitraan;
g.
perlindungan kepentingan umum;
h.
kepastian hukum dan keadilan; dan
i.
akuntabilitas.
Penataan ruang wilayah Kabupaten bertujuan mewujudkan ruang Kabupaten yang produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan sebagai pusat pertumbuhan wilayah di bagian timur Jawa Tengah dengan berbasis sektor pertanian dan didukung oleh sektor perdagangan, jasa, industri, pertambangan dan pariwisata. Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten, meliputi: a.
pengembangan sistem pusat pelayanan dengan mengintegrasikan pusat pelayanan perkotaan dan perdesaan di seluruh wilayah Kabupaten terutama dalam koridor pengembangan Kedungsepur;
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 52
b.
peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana wilayah secara terpadu guna mendukung posisi strategis Kabupaten di bagian timur Jawa Tengah;
c.
pengembangan
kawasan
peruntukan
industri
dan
kawasan
agropolitan Kutosaringan yang berdaya saing dalam skala pelayanan nasional; d.
pengembangan Kabupaten
sentra
yang
pemasaran
didukung
hasil
komoditas
peningkatan
unggulan
produktifitas
hasil
komoditasnya; e.
pengelolaan fungsi kawasan sesuai daya dukung lahan, daya tampung
kawasan,
dan
konservasi
sumberdaya
alam
demi
pengembangan wilayah berkelanjutan; f.
pengembangan kawasan pertanian pangan berkelanjutan dalam mendukung ketahanan pangan nasional; dan
g.
peningkatan fungsi kawasan untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara.
2.5.2.
Penggunaan Lahan dan Tata Guna Lahan
Luas wilayah Kabupaten Grobogan adalah 197.586,420 ha yang terdiri dari 64.790,210 Ha yang merupakan lahan sawah dan 132.796,210 Ha adalah lahan pertanian bukan sawah. Berikut merupakan tabel luas penggunaan lahan di Kabupaten Grobogan pada tahun 2010.
Tabel 2.20. Luas Penggunaan Lahan Di Kabupaten Grobogan Tahun 2011 No.
Penggunaan Tanah
Luas
Persentase
(Ha)
(%)
I
TANAH SAWAH
64,790.210
32.791
1
Irigasi Teknis
18,394.780
9.310
2
Irigasi 1/2 teknis
1,658.000
0.839
3
Irigasi sederhana
10,609.260
5.369
4
Tadah hujan
34,128.170
17.273
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 53
No.
Penggunaan Tanah
II
TANAH BUKAN SAWAH
1
Luas
Persentase
(Ha)
(%)
132,796.210
67.209
Bangunan dan halaman sekitarnya
23,649.278
11.969
2
Tegalan/kebun
28,536.865
14.443
3
Padang Gembala
0
0
4
Tambak/Kolam
22.340
0.011
5
Rawa
0
0
6
Hutan Negara
68,633.030
34.736
7
Hutan Rakyat
4,443.107
2.249
8
Perkebunan Negara
0
0
9
Lain-lain (sungai, jalan, kuburan, dll)
7,511.500
3.802
197,586.420
100.00
TOTAL I + II Sumber : Grobogan dalam angka, 2011
Jika dilihat menurut penggunaannya, tanah sawah yang menggunakan irigasi teknis seluas 18.394,780 Ha (9,310 persen), irigasi ½ teknis 1.658 Ha (0,839 persen), irigasi sederhana 10.609,260 Ha (5,369 persen) dan tadah hujan 34.128,170 Ha (17,273 persen). Untuk tanah bukan sawah, sebagian besar digunakan untuk hutan negara sebesar 34,736 persen, untuk tegalan/kebun sebesar 14,443 persen dan sisanya untuk tambak/kolam, hutan rakyat, bangunan dan halaman sekitarnya dan lain-lain (sungai, jalan, kuburan, dll). Luas
lahan
masing-masing
kecamatan
di
Kabupaten
Grobogan
ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 2.21. Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan Di Kabupaten Grobogan Tahun 2010 Luas Tanah (Ha) No.
1
Kecamatan
Sawah
Kec. Kedungjati
432.550
Bukan
Jumlah
Sawah
12,601.892
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
13,034.442
II - 54
Luas Tanah (Ha) No.
Kecamatan
Sawah
Bukan
Jumlah
Sawah
2
Kec. Karangrayung
2,355.000
11,704.342
14,059.342
3
Kec. Penawangan
4,705.000
2,713.450
7,418.450
4
Kec. Toroh
4,518.000
7,412.891
11,930.891
5
Kec. Geyer
2,185.610
17,433.366
19,618.976
6
Kec. Pulokulon
5,686.000
7,678.809
13,364.809
7
Kec. Kradenan
3,915.000
6,858.672
10,773.672
8
Kec. Gabus
3,901.000
12,635.970
16,536.970
9
Kec. Ngaringan
4,085.000
7,587.120
11,672.120
10
Kec. Wirosari
4,112.000
11,318.410
15,430.410
11
Kec. Tawangharjo
2,502.000
5,858.051
8,360.051
12
Kec. Grobogan
2,871.000
7,585.180
10,456.180
13
Kec. Purwodadi
4,923.990
2,840.640
7,764.630
14
Kec. Brati
2,547.000
2,942.610
5,489.610
15
Kec. Klambu
2,361.060
2,295.296
4,656.356
16
Kec. Godong
6,540.000
2,138.490
8,678.490
17
Kec. Gubug
3,683.000
3,428.165
7,111.165
18
Kec. Tegowanu
2,692.000
2,474.980
5,166.980
19
Kec. Tanggungharjo
775.000
5,287.876
6,062.876
64,790.210
132,796.210
197,586.420
Jumlah
Sumber : Grobogan dalam angka, 2011
Berdasarkan penggunaan lahan menurut kecamatan, dapat dilihat bahwa penggunaan tanah sawah paling besar di Kecamatan Geyer sebesar 6.540 ha, sedangkan penggunaan tanah sawah paling kecil di Kecamatan Kedungjati sebesar 432.550 ha. Penggunaan tanah bukan sawah paling besar di kecamatan Gabus sebesar 12.635,970 ha, sedangkan paling kecil di Kecamatan Klambu sebesar 4,656.356 ha.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 55
2.5.3.
Rencana Pengembangan Tata Kota
2.5.3.1. Rencana Pengembangan Sistem Pusat Pelayanan A. Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan
1) Rencana sistem pusat kegiatan, terdiri atas: a. Kawasan perkotaan Purwodadi sebagai bagian dari PKN Kendal Demak - Ungaran - Salatiga - Semarang - Purwodadi yang selanjutnya disebut Kedungsepur; b. PKL meliputi: 1.
Kawasan perkotaan Purwodadi;
2.
Kawasan perkotaan Gubug; dan
3.
Kawasan perkotaan Godong.
c. PKLp meliputi: 1.
Kawasan perkotaan Wirosari; dan
2.
Kawasan perkotaan Kradenan.
d. PPK meliputi: 1.
Kawasan perkotaan Tegowanu;
2.
Kawasan perkotaan Tanggungharjo;
3.
Kawasan perkotaan Kedungjati;
4.
Kawasan perkotaan Klambu;
5.
Kawasan perkotaan Brati;
6.
Kawasan perkotaan Grobogan;
7.
Kawasan perkotaan Penawangan;
8.
Kawasan perkotaan Karangrayung;
9.
Kawasan perkotaan Toroh;
10. Kawasan perkotaan Geyer; 11. Kawasan perkotaan Pulokulon; 12. Kawasan perkotaan Gabus; 13. Kawasan perkotaan Ngaringan; dan 14. Kawasan perkotaan Tawangharjo.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 56
2) Rencana fungsi pusat kegiatan, terdiri atas: a.
PKL
dengan
fungsi
pengembangan
sebagai
kawasan
perdagangan dan jasa, industri, perekonomian untuk skala regional, pendidikan, kesehatan, peribadatan; b.
PKLp
dengan
fungsi
pengembangan
sebagai
kawasan
perdagangan dan jasa, perekonomian untuk skala lokal, pendidikan, kesehatan, peribadatan; dan c.
PPK dengan fungsi pengembangan sebagai kawasan pusat pelayanan kesehatan,
skala
kecamatan
peribadatan,
yaitu
fasilitas
perdagangan
dan
pendidikan, jasa,
serta
perekonomian.
B. Rencana Pengembangan Sistem Perdesaan
Rencana pengembangan sistem perdesaan berupa pengembangan PPL. Pengembangan PPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan fungsi utama sebagai pusat koleksi dan distribusi hasil pertanian dan pelayanan permukiman perdesaan meliputi: 1) Desa Karangasem Kecamatan Wirosari ; 2) Desa Boloh Kecamatan Toroh; 3) Desa Jeketro Kecamatan Gubug; 4) Desa Nambuhan Kecamatan Purwodadi; 5) Desa Putatsari Kecamatan Grobogan; 6) Desa Truwolu Kecamatan Ngaringan; 7) Desa Simo Kecamatan Kradenan; 8) Desa Kapung Kecamatan Tanggungharjo; 9) Desa Sedadi Kecamatan Penawangan; 10) Desa Telawah Kecamatan Karangrayung; 11) Desa Karanglangu Kecamatan Kedungjati; dan 12) Desa Jambon Kecamatan Pulokulon.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 57
2.5.3.2. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah A. Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Utama
Rencana pengembangan sistem prasarana utama sebagaimana dimaksud terdiri atas: 1) rencana sistem jaringan transportasi darat; Rencana sistem jaringan transportasi darat meliputi: a.
jaringan lalu lintas dan angkutan jalan;
b.
jaringan lalu lintas angkutan sungai, danau, dan penyeberangan.
2) rencana sistem jaringan kereta api. Rencana sistem jaringan kereta api terdiri atas : a.
pengembangan jalur kereta api regional;
b.
pengembangan jalur kereta ap i komuter;
c.
pengembangan stasiun kereta api; dan
d.
peningkatan pelayanan kereta api.
B. Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Lainnya
Sistem jaringan prasarana lainnya terdiri atas: 1) rencana pengembangan sistem jaringan energi; Rencana pengembangan sistem jaringan energi terdiri atas: a.
rencana pengembangan jaringan pipa minyak dan gas bumi;
b.
rencana pengembangan gardu induk distribusi;
c.
rencana pengembangan pembangkit listrik;
d.
rencana pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik; dan
e.
rencana pengembangan energi alternatif
2) rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi; Rencana sistem jaringan telekomunikasi terdiri atas: a.
pengembangan jaringan kabel; dan
b.
pengembangan sistem nirkabel.
3) rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air; dan Rencana sistem jaringan prasarana sumber daya air meliputi : a.
sistem WS;
b.
jaringan irigas i;
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 58
c.
Daerah Irigasi;
d.
sistem prasarana air baku; Pemanfaatan, pengelolaan dan pengembangan sumber air baku permukaan yang terdiri atas: 1.
peningkatan pengelolaan waduk meliputi : a)
Waduk Sanggeh di Kecamatan Toroh;
b)
Waduk Simo di Kecamatan Kradenan;
c)
Waduk Gambrengan di Kecamatan Toroh;
d) Waduk Nglangon di Kecamatan Kradenan;
2.
e)
Waduk Butak di Kecamatan Kradenan; dan
f)
Waduk Kenteng di Kecamatan Toroh.
peningkatan pengelolaan embung meliputi : a)
Embung Plosorejo di Kecamatan Tawangharjo;
b)
Embung Boloh di Kecamatan Toroh;
c)
Embung Jambon di Kecamatan Pulkokulon;
d) Embung Rejosari di Kecamatan Grobogan; e)
Embung Kidang Kencono di Kecamatan Penawangan;
f)
Embung Tahunan di Kecamatan Gabus;
g) Embung Mojorebo di Kecamatan Wirosari; h) Embung Sengonwetan di Kecamatan Kradenan; i)
Embung Crewek di Kecamatan Kradenan;
j)
Embung Pulokulon di Kecamatan Pulokulon;
k) Embung Sindurejo di Kecamatan Toroh; l)
Embung Getasrejo di Kecamatan Grobogan;
m) Embung Kronggen di Kecamatan Brati; n) Embung Sulursari di Kecamatan Gabus; o) Embung Waru Karanganyar di Kecamatan Purwodadi; p)
Embung Tungu di Kecamatan Penawangan;
q) Embung Pelem di Kecamatan Gabus; r)
Embung Jono di Kecamatan Tawangharjo;
s)
Embung Lemah Putih di Kecamatan Brati;
t)
Embung Sugihmanik di Kecamatan Tanggungharjo;
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 59
u) Embung Kalimaro di Kecamatan Kedungjati; dan v) Embung Mangin di Kecamatan Karangrayung. 3.
pembuatan embung baru tersebar di kecamatan-kecamatan untuk kebutuhan air baku, pertanian dan pengendalian banjir; dan
4.
pemanfaatan secara optimal dan proporsional sumber mata air untuk air m inum, dan irigasi.
e.
sistem pengendalian banjir. meliputi: pembangunan, rehabilitasi, dan operasi pemeliharaan bangunan-bangunan pengendali banjir berupa bendung, waduk, embung, dan bangunan pelimpah yang berada di Kecamatan Gubug,
Kecamatan
Kedungjati,
Kecamatan
Tegowanu,
Kecamatan Penawangan, Kecamatan Grobogan, Kecamatan Ngaringan, Kec amatan Wirosari, Kecamatan Gabus, Kecamatan Pulokulon, Kecamatan Geyer, Kecamatan Brati, Kecamatan Toroh dan Kecamatan Purwodadi. 4) rencana pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah lainnya. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana wilayah lainnya terdiri atas: a.
sistem pengelolaan persampahan;
b.
sistem jaringan drainase;
c.
sistem penyediaan dan pengelolaan air minum; Sistem penyediaan air minum mencakup sistem jaringan perpipaan dan sistem jaringan non perpipaan terlindungi dengan rencana cakupan pelayanan mencapai 80% wilayah Kabupaten Grobogan, meliputi: 1.
IPA Tegowanu dengan debit 25 liter/detik melayani kawasan perkotaan Tegowanu;
2.
IPA Penawangan dengan debit 30 liter/detik melayani kawasan perkotaan Penawangan; dan
3.
sistem penyediaan air minum di tiap kawasan perkotaan dari sumber mata air dengan sistem pengaliran gravitasi.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 60
2.5.4.
d.
sistem pengelolaan air limbah;
e.
jalur dan ruang evakuasi bencana alam; dan
f.
sistem proteksi kebakaran.
Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas
Penentuan Kawasan Strategi Kabupaten (KSK) dilakukan berdasarkan sudut fungsinya yaitu untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi, sosial budaya dan fungsi dan daya dukung lingkungan. Kawasan strategis Kabupaten Grobogan meliputi : a.
Kawasan strategis
sesuai dengan kepentingan pertumbuhan
ekonomi, meliputi : (1)
Koridor pengembangan Tegowanu - Gubug - Godong Penawangan
-
Purwodadi
sebagai
bagian
dari KSN
Kedungsepur, (2)
Kawasan agropolitan Kutosaringan, meliputi:
Kecamatan Pulokulon dengan produksi jagung dan kedelai;
Kecamatan Toroh dengan produksi jagung;
Kecamatan Wirosari dengan produksi sapi potong dan jagung;
Kecamatan
Penawangan
dengan
produksi
melon,
semangka dan kacang hijau. (3)
b.
Kawasan strategis perkotaan, meliputi:
perkotaan Wirosari di Kecamatan Wirosari; dan
perkotaan Kradenan di Kecamatan Kradenan
Kawasan strategis sosial budaya, meliputi : Kawasan Mrapen di Kecamatan Godong; dan Kawasan Bledug Kuwu di Kecamatan Kradenan.
c.
Kawasan strategis sesuai kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan, meliputi : berupa kawasan bentang alam karst Sukolilo yang terdapat di Kecamatan Klambu, Kecamatan Brati, Kecamatan
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 61
Grobogan,
Kecamatan
Tawangharjo,
Kecamatan
Wirosari,
Kecamatan Ngaringan.
2.5.5.
Kawasan Lindung
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Kawasan lindung terdiri atas: A.
kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya; terdiri atas: 1.
kawasan lindung yang dikelola oleh masyarakat, Terdapat di Kecamatan Klambu, Kecamatan Brati, Kecamatan Grobogan,
Kecamatan
Tawangharjo,
Kecamatan
Wirosari,
Kecamatan Kedungjati, Kecamatan Tanggungharjo, Kecamatan Karangrayung, Kecamatan Toroh dan Kecamatan Geyer. 2.
kawasan resapan air. Meliputi: Kecamatan Klambu, Kecamatan Brati, Kecamatan Grobogan,
Kecamatan
Tawangharjo,
Kecamatan
Wirosari,
Kecamatan Ngaringan, Kecamatan Tanggungharjo, Kecamatan Kedungjati,
Kecamatan
Karangrayung,
Kecamatan
Toroh,
Kecamatan Geyer, Kecamatan Pulokulon, Kecamatan Kradenan dan Kecamatan Gabus.
B.
kawasan perlindungan setempat; terdiri atas: 1.
sempadan sungai; tersebar di seluruh wilayah Kabupaten dengan luas kurang lebih 7.265 (tujuh ribu dua ratus enam puluh lima) hektar berada di sepanjang kanan dan kiri Sungai Jragung, Sungai Tuntang, Sungai Serang, Sungai Lusi, Sungai Juwana, dan sungai kecil lainnya yang berada di Kabupaten Grobogan.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 62
2.
kawasan sekitar waduk atau embung; diatur dengan sempadan sepanjang 50 - 100 (lima puluh sampai seratus) meter dari titik pasang ke arah darat, seluas kurang lebih 149 (seratus empat puluh sembilan) hektar terdapat di:
3.
a.
Waduk Sanggeh di Kecamatan Toroh;
b.
Waduk Simo di Kecamatan Kradenan;
c.
Waduk Gambrengan di Kecamatan Toroh;
d.
Waduk Nglangon di Kecamatan Kradenan;
e.
Waduk Butak di Kecamatan Kradenan; dan
f.
Waduk Kenteng di Kecamatan Toroh.
kawasan sekitar mata air. dengan luas kurang lebih 1.382 (seribu tiga ratus delapan puluh dua) hektar meliputi : a.
Mata Air Keongan, Mata Air Selojari, Mata Air Batang, Mata Air Gedangan, Mata Air Sucen dan Mata Air Taruman di Kecamatan Klambu;
b.
Mata Air Jlono, Mata Air Kembang Kuning, Mata Air Ngaliman, Mata Air Jaringan, Mata Air Deresmi, Mata Air Pojok I, Mata Air Ngrijo, Mata Air Grantil, Mata Air Ketek, Mata Air Mojolumut, Mata Air Pakuwon Kanan, Mata Air Pakuwon Kiri dan Mata Air Pancur d i Kecamatan Ngaringan;
c.
Mata Air Kandang, Mata Air Tirem, Mata Air Pasiraman, Mata Air Sinawah, Mata Air Karangsari, Mata Air Katekan, Mata Air Receh, Mata Air Wadang dan Mata Air Padutan di Kecamatan Brati;
d.
Mata Air Sirah, Mata Air Sadang, Mata Air Sandi, Mata Air Watusong, dan Mata Air Jatipohon di Kecamatan Grobogan;
e.
Mata Air Widuri, Mata Air Tapan Blabak, Mata Air Candi, Mata Air Srikuning, Mata Air Gedong, Mata Air Godan, Mata Air Carikan dan Mata Air Madoh di Kecamatan Tawangharjo;
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 63
f.
Mata Air Beni, Mata Air Blimbing, Mata Air Dokoro, Mata Air Doro, Mata Air Mudal II, Mata Air Brongkah, Mata Air Buduran, Mata Air Karangasem, Mata Air Geneng, Mata Air Mudal I, Mata Air Brubulan, Mata A ir Gempol, Mata Air Mulyo, Mata Air Gading, Mata Air Ragem, Mata Air Waru I, Mata Air Waru II, Mata Air Jambe, Mata Air Kenti, Mata Air Genggeng, Mata Air Wuni, Mata Air Mojorebo, Mata Air Anggil Anggil, Mata Air Pucung dan Mata Air Ngesong di Kecamatan Wirosari;
g.
Mata Air Coyo di Kecamatan Pulokulon;
h.
Mata Air Belik, Mata Air Gabus, Mata Air Kedung Kotak, Mata Air Segoro Gunung, dan Mata Air Tlogotirto di Kecamatan Gabus;
i.
Mata Air Termas, Mata Air Putatnganten, Mata Air Temurejo, Mata Air Sumberjosari dan Mata Air Pucung di Kecamatan Karangrayung;
j.
Mata Air Jumo I, Mata Air Jumo II di Kecamatan Kedungjati;
k.
Mata Air Ngambak, Mata Air Mrisi dan Mata Air Mudal di Kecamatan Tanggungharjo;
l.
Mata Air Grompol, Mata Air Rejosari, Mata Air Teleng, Mata Air Pakis dan Mata Air Soca di Kecamatan Kradenan;
m.
Mata Air Guyangan di Kecamatan Godong; dan
n.
Mata Air Sendang Dawung dan Mata Air Genengsari di Kecamatan Toroh.
C.
kawasan ruang terbuka hijau; terdiri atas : 1.
RTH publik terdiri atas : a.
lapangan olahraga;
b.
taman dan hutan kota;
c.
tempat pemakaman umum;
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 64
d. 2.
jalur hijau.
RTH privat. seluas kurang lebih 330 hektar meliputi pekarangan rumah tinggal dan halaman perkantoran.
D.
kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya; berupa kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan, dengan luas kurang lebih 234 (dua ratus tiga puluh empat) hektar meliputi: 1.
Kawasan Bledug Kuwu di Kecamatan Kradenan dengan luas kurang lebih 169 (seratus enam puluh sembilan) hektar;
2.
Kawasan Api Abadi Mrapen di Kecamatan Godong dengan luas kurang lebih 13 (tiga belas) hektar;
3.
Kawasan Gua Urang di Kecamatan Tawangharjo dengan luas kurang lebih 13 (tiga belas) hektar;
4.
Kawasan Gua Lawa dan Macan di Kecamatan Grobogan dengan luas kurang lebih 13 (tiga belas) hektar;
5.
Kawasan Makam Ki Ageng Selo d Kecamatan Tawangharjo dengan luas kurang lebih 13 (tiga belas) hektar; dan
6.
Kawasan Makam Ki Ageng Tarub di Kecamatan Tawangharjo dengan luas kurang lebih 12 (dua belas) hektar.
E.
kawasan rawan bencana alam; terdiri atas:
F.
1.
kawasan rawan banjir;
2.
kawasan rawan tanah longsor; dan
3.
kawasan rawan kekeringan.
kawasan lindung geologi; terdiri dari : 1.
kawasan lindung karst; merupakan bagian dari bentang alam karst Sukolilo terdapat di :
2.
a.
Kecamatan Brati; dan
b.
Kecamatan Grobogan.
kawasan imbuhan air tanah berupa Cekungan Air Tanah Semarang - Demak.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 65
G.
kawasan lindung lainnya. berupa kawasan lindung plasma nutfah, seluas kurang lebih 2.424 (dua ribu empat ratus dua puluh empat) hektar meliputi:
2.5.6.
a.
Kecamatan Gabus;
b.
Kecamatan Brati;
c.
Kecamatan Grobogan;
d.
Kecamatan Tawangharjo;
e.
Kecamatan Geyer;
f.
Kecamatan Toroh;
g.
Kecamatan Kradenan;
h.
Kecamatan Pulokulon;
i.
Kecamatan Kedungjati; dan
j.
Kecamatan Karangrayung.
Laju Perubahan dan Tata Guna Lahan
Tata guna lahan di tiap kecamatan di Kabupaten Grobogan pada tahun 2011 sedikit mengalami perubahan dibandingkan dengan tata guna lahan pada tahun 2010. Di Kec. Ngaringan perubahan yang cukup signifikan terlihat pada lahan sawah pada tahun 2010 yang sebesar 4.085.000 Ha menjadi 4.483.000 Ha pada tahun 2011, laju perubahan tata guna lahan sawah adalah sebesar 8,878 %. Perubahan yang cukup signifikan juga terlihat pada lahan bukan sawah di Kec. Ngaringan pada tahun 2010 yang sebesar 7.587.120 Ha menjadi 7.189.120 Ha pada tahun 2011, laju perubahan tata guna lahan adalah sebesar 5,536 %. Sedangkan untuk beberapa Kecamatan tata guna lahannya tidak mengalami perubahan pada tahun 2011, di antaranya Kec. Penawangan, Kec. Kradenan, Kec. Gabus, Kec. Tawangharjo, Kec. Grobogan Kec. Grobogan, dan Kec. Godong. Secara keseluruhan, tata guna lahan di Kabupaten Grobogan pada tahun 2011 untuk lahan sawah megalami kenaikan yaitu dari 64,790.210 Ha (tahun 2010) menjadi 65.184.550 Ha, laju perubahan tata guna lahan adalah sebesar 0, 6 %. Sedangkan untuk tata guna lahan bukan sawah megalami penurunan yaitu dari 132.796.210 Ha (tahun 2010) menjadi 132.401.200 Ha, laju perubahan tata guna lahan adalah sebesar 0,298 %. Data selengkapnya mengenai Laju Perubahan dan Tata Guna Lahan di tiap kecamatan di kabupaten Grobogan dapat dilihat pada tabel berikut.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 66
Tabel 2.22. Laju Perubahan dan Tata Guna Lahan
No.
Kecamatan
432.550
2010 Luas Tanah Bukan Sawah (Ha) 12.601.892
13.034.442
Luas Tanah Sawah (Ha)
Jumlah
432.550
2011 Luas Tanah Bukan Sawah (Ha) 12.601.638
13.034.188
0,000
0,002
Luas Tanah Sawah (Ha)
Jumlah
Laju Perubahan Tanah Sawah (%)
Laju Perubahan Tanah Bukan Sawah (%)
1
Kec. Kedungjati
2
Kec. Karan gray un g
2.3 55 .0 00
11. 70 4. 34 2
14 .0 59. 34 2
2.3 55 .0 00
11. 70 4. 51 1
14. 05 9. 51 1
0,0 00
-0, 00 1
3
Kec. Penawangan
4.705.000
2.713.450
7.418.450
4.705.000
2.713.450
7.418.450
0,000
0,000
4
Kec. Toroh
4.518.000
7.412.891
11.930.891
4.518.000
7.413.891
11.931.891
0,000
-0,013
5
Kec. Geyer
2.185.610
1 7.433.366
19.618.976
2.185.000
1 7.432.821
19.618.431
0,028
0,003
6
Kec. Puloku lon
5.686.000
7.678.809
13.364.809
5.675.000
7.689.809
13.364.809
0,194
-0,143
7
Kec. Kradenan
3.915.000
6.858.672
10.773.672
3.915.000
6.858.672
10.773.672
0,000
0,000
8
Kec. Gabus
3.901.000
12.635.970
16.536.970
3.901.000
12.635.970
16.536.970
0,000
0,000
9
Kec. Nga ringan
4.0 85.0 00
7.5 87.1 20
11 .6 72. 12 0
4.483.000
7.1 89.120
11. 672. 120
-8, 87 8
5,536
10
Kec. Wiro sari
4.1 12.0 00
11. 31 8. 41 0
15 .4 30. 41 0
4.112.000
11. 31 8. 29 0
15. 430. 290
0,0 00
0,001
11
Kec. Tawan gharjo
2.5 02.0 00
5.8 58.0 51
8 .3 60. 05 1
2.502.000
5.8 58.051
8.360 .0 51
0,0 00
0,000
12
Kec. Grobogan
2.871.000
7.585.180
10.456.180
2.871.000
7.585.180
10.456.180
0,000
0,000
13
Kec. Purwodadi
4.923.990
2.840.640
7.764.630
4.924.000
2.840.630
7.764.630
0,000
0,000
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II- 67
14
Kec. Brati
2.547.000
2010 Luas Tanah Bukan Sawah (Ha) 2.942.610
15
Kec. Klambu
2.361.060
2.295.296
4.656.356
2.361.000
16
Kec. Godong
6.540.000
2.138.490
8.678.490
17
Kec. Gubug
3.683.000
3.428.165
18
Kec. Tegowanu
2.692.000
19
Kec. Tanggungharjo
775.000
No.
Kecamatan
J um lah
Luas Tanah Sawah (Ha)
Jumlah
Luas Tanah Sawah (Ha)
5.489.610
2 .513.000
2011 Luas Tanah Bukan Sawah (Ha) 2.976.610
Jumlah
Laju Perubahan Tanah Sawah (%)
Laju Perubahan Tanah Bukan Sawah (%)
5.489.610
1,353
-1,142
2.295.296
4.656.356
0,003
0,000
6.540.000
2.138.490
8.678.490
0,000
0,000
7.111.165
3.696.000
3.415.165
7.111.165
-0,352
0,381
2.474.980
5.166.980
2.721.000
2.445.980
5.166.980
-1,066
1,186
5.287.876
6.062.876
775.000
5.287.626
6.062.626
0,000
0,005
64, 79 0. 21 0 13 2.7 96 .2 10
19 7.5 86 .4 20
65. 18 4. 55 0 13 2.4 01 .2 00
19 7.5 86 .4 20
-0, 60 5
0,2 98
Sumber : Hasil Analisa, 2012
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II- 68
14
Kec. Brati
2.547.000
2010 Luas Tanah Bukan Sawah (Ha) 2.942.610
15
Kec. Klambu
2.361.060
2.295.296
4.656.356
2.361.000
16
Kec. Godong
6.540.000
2.138.490
8.678.490
17
Kec. Gubug
3.683.000
3.428.165
18
Kec. Tegowanu
2.692.000
19
Kec. Tanggungharjo
775.000
No.
Luas Tanah Sawah (Ha)
Kecamatan
J um lah
Jumlah
Luas Tanah Sawah (Ha)
5.489.610
2 .513.000
2011 Luas Tanah Bukan Sawah (Ha) 2.976.610
Jumlah
Laju Perubahan Tanah Sawah (%)
Laju Perubahan Tanah Bukan Sawah (%)
5.489.610
1,353
-1,142
2.295.296
4.656.356
0,003
0,000
6.540.000
2.138.490
8.678.490
0,000
0,000
7.111.165
3.696.000
3.415.165
7.111.165
-0,352
0,381
2.474.980
5.166.980
2.721.000
2.445.980
5.166.980
-1,066
1,186
5.287.876
6.062.876
775.000
5.287.626
6.062.626
0,000
0,005
64, 79 0. 21 0 13 2.7 96 .2 10
19 7.5 86 .4 20
65. 18 4. 55 0 13 2.4 01 .2 00
19 7.5 86 .4 20
-0, 60 5
0,2 98
Sumber : Hasil Analisa, 2012
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II- 68
2.6.
Kependudukan
2.6.1.
Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Grobogan tahun 2011 terdapat di Kecamatan Purwodadi sebesar 131.907 jiwa, sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terendah di Kecamatan Klambu yaitu sejumlah 35.632 jiwa. Lebih jelas rincian jumlah penduduk tiap kecamatan dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.23. Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun 2011 Jumlah Penduduk (jiwa) Kecamatan
Jumlah
Sex Ratio
L
P
1 Kedungjati
20.696
21.862
42.558
94,7
2 Karangrayung
49.618
50.386
100.004
98,5
3 Penawangan
32.766
33.047
65.813
99,1
4 Toroh
58.844
59.141
117.985
99,5
2.6.
Kependudukan
2.6.1.
Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Grobogan tahun 2011 terdapat di Kecamatan Purwodadi sebesar 131.907 jiwa, sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terendah di Kecamatan Klambu yaitu sejumlah 35.632 jiwa. Lebih jelas rincian jumlah penduduk tiap kecamatan dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.23. Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun 2011 Jumlah Penduduk (jiwa) Kecamatan
Jumlah
Sex Ratio
L
P
1 Kedungjati
20.696
21.862
42.558
94,7
2 Karangrayung
49.618
50.386
100.004
98,5
3 Penawangan
32.766
33.047
65.813
99,1
4 Toroh
58.844
59.141
117.985
99,5
5 Geyer
34.619
35.932
70.551
96,3
6 Pulokulon
54.929
56.509
111.438
97,2
7 Kradenan
42.388
42.972
85.360
98,6
8 Gabus
37.489
38.305
75.794
97,9
9 Ngaringan
34.543
33.472
68.015
103,2
10 Wirosari
46.512
45.422
91.934
102,4
11 Tawangharjo
25.442
26.927
52.369
94,5
12 Grobogan
34.170
34.961
69.131
97,7
13 Purwodadi
64.832
67.343
132.175
96,3
14 Brati
23.465
23.017
46.482
101,9
15 Klambu
18.048
17.678
35.726
102,1
16 Godong
44.068
44.628
88.696
98,7
17 Gubug
37.978
39.028
77.006
97,3
18 Tegowanu
25.426
25.723
51.149
98,8
19 Tanggungharjo
20.470
20.605
41.075
99,3
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 69
Jumlah Penduduk (jiwa)
Kecamatan
L
Jumlah
P
706.303
Sex Ratio
Jumlah
716.958
1.423.261
98,6
Sumber : Grobogan dalam angka, 2012
2.6.2.
Penyebaran Penduduk
Pada tahun 2011, angka kepadatan penduduk di Kabupaten Grobogan semakin meningkat dibanding tahun 2010. Berdasarkan data kepadatan tahun 2008 sampai akhir tahun 2011 mengalami peningkatan kepadatan sebesar 13 jiwa/km2 dari 706 jiwa/km2 menjadi sebanyak 719 jiwa/km2. Adapun kecamatan yang mempunyai kepadatan tertinggi adalah Purwodadi dan yang terendah adalah Kedungjati. Kondisi tersebut seperti yang terlihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 2.24. Kepadatan Penduduk Tahun 2008-2011
No.
Kecamatan
Luas
Kepadatan Penduduk
Wilayah
(jiwa/km2)
km2
2008
2009
2010
2011
Kepadatan
1
Kedungjati
130,342
327
326
325
327
rendah
2
Karangrayung
140,595
693
696
699
711
rendah
3
Penawangan
74,177
868
875
881
887
tinggi
4
Toroh
119,320
973
978
982
989
tinggi
5
Geyer
196,192
356
357
359
360
rendah
6
Pulokulon
133,644
813
820
827
834
tinggi
7
Kradenan
107,748
776
784
788
792
tinggi
8
Gabus
165,365
454
455
457
458
rendah
9
Ngaringan
116,720
570
57
578
583
rendah
10
Wirosari
154,298
587
590
592
596
rendah
11
Tawangharjo
83,602
619
623
624
626
rendah
12
Grobogan
104,556
654
657
660
661
rendah
13
Purwodadi
77,656
1633
1662
1688
1702
tinggi
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 70
No.
Kecamatan
Luas
Kepadatan Penduduk
Wilayah
(jiwa/km2)
km2
2008
2009
2010
2011
Kepadatan
14
Brati
54,891
837
839
844
847
tinggi
15
Klambu
46,562
744
753
761
767
tinggi
16
Godong
86,780
997
1008
1016
1022
tinggi
17
Gubug
71,119
1065
1068
1072
1083
tinggi
18
Tegowanu
51,670
960
970
980
990
tinggi
19
Tanggungharjo
60,628
666
671
675
677
rendah
1.975,865
768
747
779
720
Jumlah `Sumber :www.grobogan.go.id
Dari data tersebut diketahui, bahwa angka kepadatan penduduk yang masuk
dalam
kategori
rendah
meliputi
kecamatan
Geyer,
Kedungjati,
Karangrayung, Ngaringan, Gabus, Wirosari, Grobogan, Tawangharjo, dan Tanggungharjo, sedangkan 10 kecamatan lainnya masuk dalam kategori kepadatan penduduk tinggi yaitu, Kecamatan Pulokulon, Penawangan, Toroh, Kradenan, Klambu, Godong, Purwodadi, Gubug, Brati dan Tegowanu.
2.7.
Keuangan Daerah
2.7.1.
Pendapatan Daerah
Sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya, pengelolaan pendapatan daerah senantiasa terkendala oleh persoalan klasik yang berupa tingginya dominasi transfer dana perimbangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dibanding pendapatan asli daerah (PAD). Namun demikian, upaya optimalisasi peningkatan pendapatan khususnya pendapatan asli daerah (PAD) dalam memberikan kontribusi yang signifikan terhadap struktur pendapatan daerah selalu dilaksanakan. Pengelolaan sumber-sumber pendapatan, terutama yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) idealnya dapat menjadi sumber utama dalam menunjang
penyelenggaraan
pemerintahan,
pembangunan,
dan pelayanan
masyarakat ( public service). Sementara sumber-sumber pendapatan daerah
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 71
lainnya, seperti Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah hanya bersifat sebagai pemicu peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam menuju kemandirian daerah. Kebijakan pendapatan daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Penetapan maupun Perubahan APBD Kabupaten Grobogan Tahun Anggaran 2011 diarahkan pada hal-hal sebagai berikut :
A.
Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah.
Dalam rangka meningkatkan pendapatan khususnya Pendapatan Asli Daerah, maka kebijakan utama yang ditempuh adalah intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan. Melalui kebijakan tersebut, diharapkan akan
meningkatkan
secara
signifikan
kontribusi
PAD
terhadap
pendapatan daerah. Kebijakan intensifikasi adalah berupa peningkatan Pendapatan Asli Daerah dari sumber-sumber yang telah ada atau yang telah berjalan selama ini. Sedangkan kebijakan ekstensifikasi dalam pemungutan ini adalah berupa pencarian dan penggalian sumber-sumber pendapatan daerah yang baru dalam batas ketentuan perundang-undangan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial untuk ditingkatkan, walaupun kontribusi PAD terhadap APBD masih rendah. Untuk menentukan pengelolaan komponen PAD diperlukan identifikasi potensi komponen PAD sebagai sumber pendapatan daerah dengan menganalisis rasio pertumbuhan, jenis penerimaan dengan proporsi atau sumbangannya terhadap rata-rata total penerimaan. Kebijakan pendapatan daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Penetapan maupun Perubahan APBD Kabupaten Grobogan Tahun Anggaran 2011 secara umum diarahkan pada hal-hal sebagai berikut : 1.
Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi Pajak dan Retribusi Daerah.
2.
Meningkatkan Kesadaran masyarakat sebagai wajib pajak dan/atau wajib Retribusi untuk memenuhi kewajibannya dengan lebih
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 72
mengintesifkan pembinaan dan penyuluhan serta penyederhanaan prosedur pembayaran pajak dan retribusi. 3.
Melakukan reformasi dan restrukturisasi terhadap Peraturan Daerah tentang pendapatan daearah dengan melakukan kajian, evaluasi dan Perubahan
Peraturan
Daerah
yang
disesuaikan
peraturan
perundangan yang berlaku, serta diselaraskan dengan kemampuan dan potensi masyarakat. 4.
Meningkatkan upaya penyederhanaan prosedur dan percepatan pelayanan perijinan investasi.
5.
Meningkatkan promosi potensi unggulan daerah untuk menarik investor.
Adapun upaya yang dilakukan untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah secara teknis dilakukan dengan cara yang antara lain sebagai berikut : 1.
Pendataan
wajib
pajak/pembaruan
wajib
pajak.
Kegiatan
pendataan/pembaruan wajib pajak dilaksanakan untuk mengetahui data para wajib pajak sehingga dapat diketahui potensi riil di lapangan; 2.
Intensifikasi dan ekstensifikasi wajib pajak potensial. Kegiatan ini dilaksanakan untuk lebih mempercepat wajib pajak potensial dalam membayar pajak sebelum tanggal jatuh tempo;
3.
Penagihan pajak secara langsung kepada wajib pajak;
4.
Perbaikan sistem pelayanan khususnya retribusi daerah;
5.
Perbaikan aspek ketatalaksanaan, baik administrasi maupun operasional yang meliputi : a.
Penyesuaian/penyempurnaan administrasi pungutan pajak;
b.
Penyesuaian tarif pajak;
c.
Penyesuaian sistem pelaksanaan pungutan pajak.
d.
Peningkatan Pengawasan dan Pengendalian yang meliputi :
Pengawasan
dan
pengendalian
yuridis
yang
menitikberatkan pada pelaksanaan pemungutan telah
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 73
berdasarkan
undang-undang
dan
tidak
bertentangan
dengan peraturan yang ada;
Pengawasan
dan
pengendalian
te knis
yang
menitikberatkan pada pelaksanaan pemungutan dengan menyempurnakan sistem dan prosedur pungutan dan pembayaran;
Pengawasan
dan
pengendalian
penatausahaan
yang
menitikberatkan pada kegiatan pelaksanaan dan ketertiban administrasi. e.
Peningkatan sumber daya manusia pengelola PAD dengan mengikutsertakan
aparatur
dalam
program-program
pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah; 6.
Pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat guna meningkatkan kesadaran masyarakat sebagai wajib pajak dan/atau wajib retribusi untuk memenuhi kewajibannya.
7.
Sharing (tukar pendapat) informasi dengan daerah lain dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah;
8.
Mempromosikan potensi unggulan daerah baik ke dalam maupun ke luar wilayah Kabupaten Grobogan untuk menarik investor;
B.
Target dan Realisasi Pendapatan
Target Pendapatan Kabupaten Grobogan pada tahun 2011 adalah sebesar
Rp.
1.143.991.996.882,00
terealisasi
sebesar
Rp.
1.163.858.405.286,00 atau 101,74% dengan perincian target Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 84.349.354.734,00 terealisasi sebesar Rp. 88.013.103.461,00 atau 104,34%, target Dana Perimbangan sebesar Rp. 1.032.269.067.148,00 terealisasi sebesar Rp. 1.048.801.726.825,00 atau 101,60%, dan target Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp. 27.373.575.000,00 terealisasi sebesar Rp. 27.043.575.000,00 atau 98,79%.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 74
Secara garis besar target dan realisasi pendapatan Kabupaten Grobogan Tahun Anggaran 2011 dapat dilihat pada grafik berikut :
Gambar 2.3. Grafik Perbandingan Target dan Realisasi Pendapatan Daerah tahun 2011
Lebih lengkap target dan realisasi pendapatan Kabupaten Grobogan Tahun Anggaran 2011 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.25. Target dan Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten Grobogan Tahun Anggaran 2011 No.
1.
Uraian
Target (Rp.)
Realisasi (Rp.)
%
Pendapatan Asli Daerah
84.349.354.734
88.013.103.461
104,34
a. Pajak Daerah
13.080.600.000
14.990.198.823
114,6
b. Retribusi Daerah
14.512.339.000
14.261.854.045
98,27
3.537.294.705
5.895.692.871
168,67
53.219.121.029
52.865.357.722
99,34
Dana Perimbangan
1.032.269.067.148
1.048.801.726.825
101,6
a. Bagi hasil pajak
54.843.084.429
56.438.628.785
102,91
2.453.097.253
1.734.643.398
70,71
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan d. Lain2 PAD yang sah 2.
b. Bagi hasil bukan pajak (SDA)
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 75
No.
Uraian
Target (Rp.)
%
c. Dana Alokasi Umum
668.995.423.000
668.995.422.000
100
d. Dana Alokas i Khusus
78.239.100.000
78.239.100.000
100
193.272.367.280
193.272.367.280
100
f. Bagi hasil pajak dari propinsi
34.465.995.186
50.121.565.362
145,42
Lain2 Pendapatan yang Sah
27.373.575.000
27.043.575.000
98,79
e. Dana Penyesuaian
3.
Realisasi (Rp.)
a. Pendapatan Hibah
-
b. Pendapatan lainnya Jumlah 1 s/d 3
-
27.373.575.000
27.043.575.000
98,79
1.143.991.996.882
1.163.858.405.286
101,74
Sumber : DPPKAD Kabupaten Grobogan, 2011.
Seperti
pada
tahun-tahun
sebelumnya,
Dana
Perimbangan
memberikan kontribusi terbesar dalam pendapatan APBD tahun 2011, yaitu sebesar 90,11%. Sedangkan komponen Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah menyumbang Pendapatan APBD sebesar 2,32% dan dari komponen Pendapatan Asli Daerah sebesar 7,56%.
Komposisi penyumbang pendapatan Daerah tahun 2011 lebih jelas dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut :
Gambar 2.4. Komposisi Penyumbang Pendapatan Daerah tahun 2011
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 76
C.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang dihadapi pada Tahun Anggaran 2011 dalam aspek pendapatan daerah yaitu : 1.
Tingkat kesadaran wajib pajak dan Wajib retribusi dalam membayar pajak dan retribusi sebelum tanggal jatuh tempo masih rendah;
2.
Tidak adanya tindakan nyata terhadap wajib pajak yang melanggar peraturan yang berlaku;
3.
Kurangnya penggalian potensi pendapatan khususnya PAD;
4.
Kurangnya minat investor untuk berinvestasi di Kabupaten Grobogan;
5.
Perhitungan target pendapatan kurang didasarkan pada potensi yang ada.
Solusi untuk permasalahan tersebut di atas yaitu : 1.
Melaksanakan
himbauan
agar
wajib
pajak
melaksanakan
pembayaran pajak sebelum batas tanggal jatuh tempo, melalui spanduk,
baliho
dan
media
massa
(koran/radio/TV)
serta
melakukan himbauan langsung kepada wajib pajak; 2.
Menyampaikan surat panggilan, surat teguran/surat peringatan kepada wajib pajak dan pemberian sanksi tegas terhadap wajib pajak yang melanggar;
3.
Melakukan pemetaan dan penelitian terhadap potensi-potensi pendapatan melalui kerjasama dengan pihak ketiga;
4.
Meningkatkan kegiatan promosi dan memberikan insentif berupa keringanan pajak dan kemudahan berinvestasi bagi para investor;
5.
Memaksimalkan upaya penajaman target pendapatan dengan mendasarkan pada potensi yang ada.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 77
2.7.2.
Belanja Daerah A.
Kebijakan Umum Keuangan Daerah
Prinsip
kebijakan
menyesuaikan
umum
kemampuan
memprioritaskan
belanja
keuangan
penyelenggaraan
daerah
yang
urusan
pada
dimiliki wajib
dasarnya
serta
dalam
lebih rangka
peningkatan kualitas kehidupan masyarakat Kabupaten Grobogan. Perwujudan dari peningkatan kualitas kehidupan masyarakat antara lain peningkatan
pelayanan
dasar,
pelayanan
pendidikan,
pelayanan
kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta pelayanan jaminan sosial. Kebijakan umum belanja daerah Kabupaten Grobogan disusun dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja dan berimbang yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang telah direncanakan. Adapun arah kebijakan belanja daerah pada tahun anggaran 2011 adalah sebagai berikut : a.
Mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun anggaran belanja berpedoman Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
b.
Menyusun anggaran belanja dengan memperhatikan faktor efisiensi dan efektifitas terhadap pencapaian sasaran maupun targetnya, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, indikator kinerja yang jelas serta dapat dipertanggungjawabkan.
c.
Menyusun anggaran belanja sesuai dengan kebutuhan pemerintah daerah untuk maju dan berkembang, namun tetap bertumpu pada kemampuan daerah dalam menyediakan sumber-sumber dana untuk
penyelenggaraan
pemerintahan
dan
pelaksanaan
pembangunan. d.
Menyusun anggaran belanja berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang hendak dicapai oleh masing-masing satuan kerja perangkat daerah di lingkungan pemerintah Kabupaten Grobogan.
Kebijakan teknis anggaran belanja tidak langsung, adalah sebagai berikut :
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 78
a.
Belanja Pegawai yang dialokasikan dananya untuk gaji dan belanja pegawai berdasarkan prestasi kerja dengan asumsi kenaikan gaji pegawai tahun 2011 sebesar 15% serta adanya kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga, mutasi dan lain-lain;
b.
Belanja Hibah yang diberikan kepada badan/lembaga/organisasi swasta dan/atau kelompok masyarakat/perorangan, sepanjang berpartisipasi da lam penyelenggaraan pembangunan daerah;
c.
Belanja
Bantuan
Sosial
digunakan
untuk
menganggarkan
pemberian bantuan dalam bentuk uang dan atau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat; d.
Belanja bantuan keuangan antara lain digunakan untuk bantuan keuangan kepada pemerintah desa, di antaranya seperti Alokasi Dana Desa dan tambahan penghasilan Aparatur Pemerintah Desa.
e.
Belanja Tidak Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa/tanggap darurat dalam rangka pencegahan dan gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintahan demi tercapainya
keamanan
dan
ketertiban
di
daerah,
seperti
penanggulangan bencana alam dan bantuan sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya;
Sedangkan kebijakan teknis anggaran belanja langsung, adalah sebagai berikut : a.
Belanja langsung program kegiatan pada setiap SKPD. Belanja ini diprioritaskan untuk menunjang efektifitas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawabnya;
b.
Mendanai program kegiatan
dalam rangka melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan umum serta mengembangkan sistem jaminan sosial dan penanggulangan kemiskinan;
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 79
c.
Mendanai kebutuhan fisik, sarana dan prasarana dasar yang menjadi urusan daerah antara lain program dan kegiatan bidang pendidikan,
kesehatan,
infrastruktur,
lingkungan
hidup,
kependudukan, peternakan dan perikanan; d.
Mendanai program dan kegiatan yang berkaitan dengan cukai dan tembakau.
B.
Target dan Realisasi Belanja
Kabupaten Grobogan telah menerapkan sistem anggaran berbasis kinerja dengan kemampuan anggaran terbatas yang disebabkan masih adanya beban belanja wajib yang masih tinggi. Kebijakan alokasi belanja telah mendasarkan pada prioritas program/kegiatan dengan pengendalian yang lebih baik dalam perencanaan dan pelaksanaannya untuk mencapai pengelolaan anggaran yang efektif dan efisien. Hal itu tercermin dalam anggaran belanja yang meliputi belanja langsung dan belanja tidak langsung. Target Belanja Kabupaten Grobogan tahun 2011 adalah sebesar Rp.
1.240.184.215.721,00
dan
realisasinya
sebesar
Rp.
1.173.213.711.868,00 atau 94,60% dengan perincian target Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 775.111.962.681,00 dan realisasi sebesar Rp. 763.713.596.921,00 atau 98,53% serta target Belanja Langsung sebesar Rp. 465.072.253.040,00 dan realisasi sebesar Rp. 409.500.114.947,00 atau 88,05%. Secara garis besar target dan realisasi belanja pada APBD tahun 2011 dapat dilihat dalam grafik berikut :
Gambar 2.5. Grafik Perbandingan Target Dan Realisasi Belanja Daerah tahun 2011
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 80
Lebih lengkap target dan realisasi pendapatan Kabupaten Grobogan Tahun Anggaran 2011 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.26. Target dan Realisasi Belanja APBD Kabupaten Grobogan Tahun 2011 No.
Belanja Daerah
Anggaran
A
Belanja tidak langsung
775.111.962.681
Belanja pegawai
%
763.713.546.921 98,53 675.042.247.926 99,29
Belanja bunga
267.920.360
255.955.760
95,53
Belanja hibah
28.747.634.400
26.065.640.186
90,67
Belanja bantuan sosial
25.484.120.000
23.609.166.778 92,64
Belanja bagi hasil Belanja bantuan keuangan Belanja tidak terduga B
679.550.262.000
Realisasi
1.100.000.000
1.097.500.000
99,78
29.861.150.000
28.072.511.525
94,01
10.100.875.921
9.570.524.746 94,75
Belanja langsung
465.072.253.040
409.500.114.947 88,05
Belanja pegawai
52.121.235.310
50.175.681.507 94,24
Belanja barang dan jasa
207.305.024.939
198.002.896.664
Belanja modal
205.645.992.791
161.321.536.776 76,69
Jumlah A + B
1.240.184.215.721 1.173.213.661.868
88,01
94,6
Sumber : DPPKAD Kabupaten Grobogan, 2011.
Dari total Belanja Daerah dalam APBD Tahun Anggaran 2011, komposisi belanja tidak langsung lebih besar daripada belanja langsung yaitu sebesar 65,10%, sedangkan Belanja Langsung sebesar 34,90%.
Komposisi Belanja Daerah tahun 2011 lebih jelas dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut:
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 81
Gambar 2.6. Komposisi Belanja Daerah Tahun 2011
C.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang dihadapi pada Tahun Anggaran 2011 dalam aspek belanja daerah adalah sebagai berikut : a.
Terdapat SKPD dalam melaksanakan kegiatan tidak konsisten dengan rencana yang telah dituangkan dalam DPA-SKPD, sehingga penyerapan dana sebagian besar di akhir tahun anggaran;
b.
Masih besarnya alokasi belanja yang terserap untuk belanja pegawai sehingga menyebabkan alokasi untuk belanja yang lain berkurang;
c.
Belum terciptanya tingkat efisiensi belanja sesuai yang tugas pokok dan fungsi masing-masing SKPD;
d.
Kebutuhan peningkatan ketersediaan infrastruktur memerlukan pembiayaan yang relatif besar yang belum proporsional dengan sumber-sumber pendapatan yang tersedia;
e.
Adanya kegiatan yang belum dapat dibiayai disebabkan oleh keterbatasan keuangan daerah;
Sedangkan solusinya antara lain : a.
Perlunya kedisiplinan anggaran bagi SKPD agar mematuhi pelaksanaan kegiatan yang telah dibuat dalam DPA-SKPD;
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 82
b.
Perlu dilakukan penghematan terhadap dana yang dialokasikan untuk belanja operasi guna dialokasikan ke belanja modal;
c.
Menyusun anggaran belanja dengan memperhatikan faktor efisiensi dan efektivitas terhadap pencapaian sasaran maupun targetnya, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta indikator kinerja yang jelas serta dapat dipertanggungjawabkan;
d.
Dalam rangka efisiensi dan efektivitas, belanja daerah hanya diperuntukkan untuk hal-hal yang benar-benar menjadi prioritas dan difokuskan pada implementasi program dan kegiatan yang mendesak;
e.
Kebijakan anggaran belanja benar-benar didasarkan pada arah dan kebijakan umum serta strategi dan prioritas APBD yang telah ditetapkan
2.7.3.
Pembiayaan Daerah A.
Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 merupakan setiap penerimaan yang perlu dibayar dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahuntahun anggaran berikutnya. Kebijakan umum pembiayaan daerah pada tahun anggaran 2011 ditujukan untuk keberlangsungan roda pemerintahan dengan harapan tidak mengganggu likuiditas keuangan Pemerintah Kabupaten Grobogan. Hal ini merupakan upaya preventif mensikapi pendapatan daerah yang relatif terbatas, sementara kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kegiatan pelayanan masyarakat semakin meningkat dari waktu ke waktu. Melalui pembiayaan daerah dimungkinkan penyusunan dan penetapan APBD Kabupaten Grobogan dalam setiap tahun anggaran tertentu dan mengalami defisit atau surplus. Dalam kondisi APBD mengalami defisit, memungkinkan bagi Pemerintah Kabupaten Grobogan untuk mengambil kebijakan hutang
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 83
(jangka pendek, menengah, atau panjang) guna menutupi pembiayaan yang
defisit.
Sebaliknya
dalam
kondisi
APBD
yang
surplus,
dimungkinkan bagi Pemerintah Kabupaten Grobogan untuk mengambil kebijakan atas penggunaan surplus anggaran sebagai dana cadangan, penyertaan modal maupun pembayaran hutang yang jatuh tempo kepada pihak ketiga. Kebijakan pembiayaan diarahkan pada pembiayaan daerah yang mengacu pada akurasi, efisiensi dan profitabilitas dengan strategi sebagai berikut : 1.
Apabila APBD surplus, maka perlu dilakukan transfer ke persediaan kas dalam bentuk penyertaan modal maupun sisa lebih perhitungan anggaran tahun berjalan.
2.
Apabila defisit, maka perlu memanfaatkan anggaran yang berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu dan melakukan rasionalisasi belanja.
3.
Apabila Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tidak mencukupi untuk menutup defisit APBD maka ditutup dengan dana pinjaman.
B.
Target dan Realisasi Pembiayaan
Dalam
penyusunan
anggaran
memungkinkan
Pemerintah
Kabupaten Grobogan menghadapi surplus anggaran maupun defisit anggaran. Surplus Anggaran yang menunjukkan nilai pendapatan daerah yang lebih besar daripada belanja daerah. Sedangkan Defisit Anggaran menunjukkan suatu kondisi bahwa pendapatan daerah lebih kecil daripada belanja. Secara terperinci uraian target dan realisasi Pembiayaan APBD Kabupaten Grobogan adalah sebagaimana tabel di bawah ini.
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 84
Tabel 2.27. Realisasi Pembiayaan APBD Kabupaten Grobogan Tahun 2011 Uraian
Pendapatan
Target
1.143.991.996.882
Belanja
1.240.184.215.721
Realisasi
1.163.858.405.286 1.173.213.711.868
Surplus / Defis it
(96.192.218.839)
Penerimaan Pembiayaan
125.034.299.623
70.556.130.412
Pengeluaran Pembiayaan
28.842.080.784
25.620.550.951
Pembiayaan netto
(9.355.306.582)
96.192.218.839
44.935.579.461
-
35.580.272.879
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Sumber : DPPKAD Kabupaten Grobogan, 2012
Dalam tabel di atas terlihat bahwa pembiayaan netto, yaitu selisih antara penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan, terdapat angka positif sehingga dapat menutup defisit anggaran. Adapun Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Tahun 2011 sebesar Rp. 35.580.272.879,00.
C.
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang dihadapi pada tahun anggaran 2011 dalam aspek Pembiayaan Daerah antara lain adalah sebagai berikut : 1.
Berdasarkan audit BPK-RI, SiLPA Kabupaten Grobogan Tahun Anggaran 2010 yang telah dianggarkan pada tahun 2011 bukan merupakan SiLPA murni yang bersumber dari capaian lebih dari pendapatan maupun belanja, namun merupakan kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan pada TA. 2010 dan harus dilaksanakan kembali pada Tahun Anggaran 2011.
2.
Pembayaran angsuran pokok dan bunga pinjaman daerah juga masih membebani pembiayaan daerah.
3.
Adanya kewajiban pengembalian dana kepada Pemerintah Pusat terkait dengan sisa kegiatan TA. 2010 yang sesuai ketentuan pada
Laporan Akhir Rencana Induk SPAM Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah
II - 85