ANALISIS GEOSTATISTIK UNTUK PEMODELAN GEOLOGI Juli 11, 2010 Sari Geostatistik merupakan suatu jembatan antara statistik dan GIS. Analisis geostatistik merupakan teknik geostatistik yang terfokus pada variable spasial, yaitu hubungan antara variable yang diukur pada titik tertentu dengan variable yang sama diukur pada titik dengan jarak tertentu dari titik pertama. Proses yang dilakukan dalam analisis geostatistik adalah meregister seluruh data, mengeksplorasi data, membuat model, melakukan diagnostic dan membandingkan model. Dalam aplikasi yang akan dijadikan contoh pemodelan geologi yaitu pada lapangan gas Natuna di Laut Natuna yang meliputi data peta porositas, permeabilitas, saturasi, dan net to gross yang dipakai untuk menghitung volumetric dan simulasi reservoir. Pendahuluan Tujuan dari pemodelan pada industri perminyakan adalah tentu saja untuk membuat model dari reservoir minyak dan gas. Model ini sangat berguna untuk mendapatkan perseujuan dari pemerintah dalam hal ini pemerintah akan juga mempertimbangkan aspek ekonomi berdasarkan model yang dibuat (Tyson and Math, 2009). Daerah konsesi Natuna terletak sekitar 225 km timur laut Pulau Natuna di laut Natuna bagian timur. Analisis mendalam dan terintegrasi dengan geostatistik sangat diperlukan untuk dapat membuat model geologi detail untuk analisa fasies dan peta porositas untuk tujuan determinasi dan input pada model simulasi reservoir. Proses Analisis Geostatistik Dalam proses analisis yang pertama perlu dilakukan adalah meregister seluruh data yang diperlukan. Hal ini sagat penting dilakukan untuk dapat menggunakan data – data tersebut pada tahapan selanjutnya. Kompatibilitas data untuk dapat dianalisis lebih lanjut apabila menggunakan GIS tentu sangat penting. Data digital akan memudahkan dengan penggunaan work station. Langkah – langkah analisa yang harus dilakukan meliputi: 1. Eksplorasi Data Pemahaman yang menyeluruh dan dalam pada data yang ada sangat diperlukan untuk dapat menganalisis. Eksplorasi dari pendistribusian data, melihat batasan – batasan secara global dan lokal, melihat pola –pola global, memeriksa korelasi spasial, dan memahami kovariasi dari berbagai data.
2. Pembuatan Model Pada mulanya geostatistik merupakan sinonim dari “kriging”. Tetapi kemudian dalam perkembangannya juga meliputi metode deterministic. Metode deterministik tidak memiliki penilaian untuk kesalahan prediksi, tidak ada asumsi untuk data sedangkan metode kriging memiliki penilaian untuk kesalahan prediksi dan mengasumsikan data dari proses stokastik. Peta yang dihasilkan dapat berupa peta prediksi (peta interpolasi), peta standar eror, peta Quantile, peta probability. 3. Melakukan Diagnostik Sebelum menghasilkan hasil akhir harus kita ketahui dahulu seberapa bagusnya prediksi nilai di tempat yang tidak memiliki data real. Dalam pemodelan geologi khususnya pemodelan reservoir, model yang baik akan memiliki satu kualitas yang sederhana yaitu: harus menyediakan prediksi yang baik dari perilaku reservoir untuk merespon keadaan (Tyson and Math, 2009). Untuk prediksi yang baik harus memiliki prediksi mean eror yang mendekati nol, RMS (root-mean-square) yang lebih kecil lebih baik. Apabila estimasi rata – rata standar eror dibandingkan dengan prediksi eror RMS sama maka prediksi bagus, apabila <1 maka overestimate dan apabila >1 maka underestimate. 4. Membandingkan Model Beberapa model yang dihasilkan dari beberapa perlakuan harus dibandingkan untuk melihat mana yang lebih baik. Penggunaan cross validation statistic sangat membantu dalam pembandingan ini. Aturan – aturan dasar sebelumnya untuk prediksi yang baik masih digunakan juga untuk pembandingan model. Peta Fasies Seismik dan Analisis Fasies Deposisi Untuk pembuatan peta fasies seismik tiap sikuen data yang diperlukan adalah geometri refleksi internal dan hubungannya dengan batas sikuen, tambahan atribut seismik seperti amplitude dan continuity juga diidentifikasi (Dunn et al, 1996). Fasies deposisi diidentifikasi dari karakter seismiknya dan deskripsi litofasies yang dikalibrasi dari core dan analisis log. Untuk mengidentifikasi karakter seismik sekarang ini dibutuhkan seorang interpreter modern. Tantangannya adalah untuk mengintegrasikan prediksi kuantitatif, kenampakan dan pengukuran dari data seismic ke dalam deskripsi reservoir statis dan model reservoir dinamis melalui seismic 3D dan 4D (Hargrave et al, 2003). Beberapa teknik interpretasi seismic dalam yang dikemukakan Mair et al, (2003) adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan multiple atribut untuk interpretasi sesar dan penjelajahan permukaan. 2. Manipulasi data (scanning dan slicing) 3. Interpretasi seluruh sesar yang ada. Pengolahan data dengan menggunakan analisis geostatistik menghasilkan peta fasies seismic dan peta fasies deposisi seperti terlihat pada lampiran. Peta Penyebaran Porositas Untuk pembuatan peta penyebaran porositas digunakan data porositas dari data sumur dan kecepatan seismic. Pengolahan dari data yang ada menghasilkan peta seperti pada lampiran. Pola kontur pada peta porositas jelas memperlihatkan bahwa interpretasi porositas pada reservoir sangat dipengaruhi oleh fasies deposisinya (Dunn et al, 1996). Kesimpulan Analisis geostatic sangat diperlukan dalam pemodelan geologi. Dengan penggunaan statistic dapat diprediksi nilai dari daerah yang tidak memiliki data real sehingga dapat dibuat hasil prediksi yang mendekati nilai penyebaran sebenarnya. Dari data beberapa sayatan seismic dapat dibuat peta fasies seismic dan analisa fasies deposisi. Sedangkan untuk pembuatan peta penyebaran porositas digunakan dari beberapa data sumur dan analisa kecepatan seismic. Referensi Dunn, et al, 1996, Application of Geoscience Technology in a Geologic Study of the Natuna Gas Field, Natuna Sea, Offshore Indonesia, Proceeding IPA 117-application_geosc_technology
Hargrave, et al, 2003, What are Interpreters for? The Impact of Faster and More Objective Interpretation Systems, Proceeding IPA g-106-what are interpreter
Mair, et al, 2003, Prospects to Reservoir Models: Streamline the Workflow, Proceeding IPA g-097-prospect-to-res.models
Tyson and Math, 2009, Regulatory Aspects of Geological Modelling, Proceeding IPA IPA09-G-054-REGULATORY ASPECTS OF GEOLOGICAL MODELLING