BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr Bel Belak akan ang g Hernia adalah suatu kelemahan pada dinding otot perut di segmen usus
atau struktur perut menonjol. Hernia dapat juga penetreate melalui cacat lainnya di dinding perut, melalui diafragma, atau melalui struktur lainnya dalam rongga perut. (Donna,2000) Manifestasi klinik yang sering terjadi pada pasien dengan hernia yaitu obstru obstruksi ksi usus, usus, sepert sepertii muntah muntahmu munta ntah, h, sakit sakit perut perut crampy crampy,, disten distensi si,, nyeri nyeri abdome abdomen, n, panas, panas, adanya adanya tonjol tonjolan an pada area area inguin inguinal al atau atau abdomen abdomen femora femoral, l, nausea, dan tachi cardi, disuria disertai hematuria dan sesak nafas. Masalah kepera!atan yang sering muncul pada kasus hernia diantaranya potensial injuri, kno!ledge defisid, gengguan rasa nyaman, n yaman, retaensi urine, dan potensial infeksi. "ila "ila hern hernia ia tidak tidak diat diatas asii seca secara ra cepa cepatt dan dan tepa tepatt maka maka akan akan terj terjad adii komplikasi seperti incareta, strangulate, perforasi, infeksi postop, scrotal edema, dehinse post operasi, dan e#isceration. $ementara pada orang de!asa, karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan karena faktor usia yang menyebabkan lemahnya otot dinding perut. %enyakit hernia banyak diderita oleh orang yang tinggal didaerah perkotaan yang notabene yang penuh dengan akti#itas maupun kesibukan dimana akti#itas tersebut membutuhkan stamina stamina yang tinggi. &ika stamina kurang bagus dan terus dipaksakan maka, penyakit hernia akan segera menghinggapinya. (Donna,2000) B. Rumu Rumusa san n Masa Masala lah h '. "agaim "agaimana ana penge pengerti rtian an penya penyakit kit hern hernia ia 2. "agaim "agaimana ana eti etiolo ologi gi penya penyakit kit hernia hernia . "agaim "agaimana ana patofi patofisio siolog logii penyakit penyakit herni hernia a *. "agaim "agaimana ana manif manifest estasi asi klini klinik k penyakit penyakit hernia hernia +. "agaim "agaimana ana kompl komplikas ikasii penyaki penyakitt hernia hernia . "agaim "agaimana ana pence pencegaha gahan n penyakit penyakit hernia hernia -. "agaimana "agaimana pemeriksaan pemeriksaan penunjang penunjang penyakit penyakit hernia hernia . "agaim "agaimana ana path!ay path!ayss kepera!at kepera!atan an penyakit penyakit hernia hernia C. Tujuan
'
'. 2. . *. +. . -. .
/ntuk mengetahui bagaimana pengertian penyakit hernia /ntuk mengetahui bagaimana etiologi penyakit hernia /ntuk mengetahui bagaimana patofisiologi penyakit hernia /ntuk mengetahui bagaimana manifestasi klinik penyakit hernia /ntuk mengetahui bagaimana komplikasi penyakit hernia /ntuk mengetahui bagaimana pencegahan penyakit hernia /ntuk mengetahui bagaimana pemeriksaan penunjang penyakit hernia /ntuk mengetahui bagaimana path!ays kepera!atan penyakit hernia
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan ($jamsuhidajat, '-, hal -00). Hernia adalah keluarnya bagian dalam dari tempat biasanya. Hernia scrotal adalah burut lipat paha pada lakilaki yang turun sampai ke dalam kantung buah 1akar (aksman, 2002, hal '+). Hernia scrotalis adalah hernia yang melalui cincin inguinalis dan turun ke kanalis pada sisi funikulus spermatikus pada bagian anterior dan lateral, yang dapat mencapai scrotum, hernia ini disebut juga hernia inguinalis indirect ($achde#a, ', hal 2+).
B. Etilgi
Hernia scrotalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat (akuistik), hernia dapat dijumpai pada setiap usia, prosentase lebih banyak terjadi pada pria, berbagai faktor penyebab berperan pada pembukaan pintu masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantung dan isi hernia, disamping itu disebabkan pula oleh faktor yang dapat mendorong isi hernia mele!ati pintu yang sudah terbuka cukup lebar tersebut. 3aktor yang dapat dipandang berperan kausal adalah adanya peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia, jika kantung hernia inguinalis lateralis mencapai scrotum disebut hernia scrotalis. %enyebab lain yang memungkinkan terjadinya hernia adalah4 '. Hernia inguinalis indirect, terjadi pada suatu kantong kongenital sisa dan prosesus #aginalis. 2. 5erja otot yang terlalu kuat. . Mengangkat beban yang berat. *. "atuk kronik.
+. Mengejan se!aktu miksi dan defekasi. . %eregangan otot abdomen karena meningkatkan tekanan intra abdomen (678) seperti4 obesitas dan kehamilan. ($jamsuhidajat , &ong, '-, hal -09 $achde#a, ', hal 2+).
C. Pat!isilgi
5analis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus pada bulan ke kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut, akan menarik perineum ke daerah scrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus #aginalis peritonei, pada bayi yang baru lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut, namun dalam beberapa hal seringkali kanalis ini tidak menutup karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka, bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. "ila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia inguinalis lateralis congenital pada orang tua kanalis tersebut telah menutup namun karena merupakan lokus minoris persistence, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat, kanalis tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateral akuisita keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal adalah kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat beban berat, mengejan pada saat defekasi, miksi misalnya pada hipertropi prostate. 8pabila isi hernia keluar melalui rongga peritoneum melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior kemudian hernia masuk ke dalam hernia kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus, dan bila berlanjut tonjolan akan sampai ke scrotum yang disebut juga hernia scrotalis (Mansjoer, 2000, hal '*9 $jamsuhidajat, &ong, '-, hal -0*).
*
D. Mani!estasi "linik
%ada umumnya keluhan pada orang de!asa berupa benjolan di lipat paha, benjolan tersebut bisa mengecil dan menghilang pada saat istirahat dan bila menangis, mengejan mengangkat beban berat atau dalam posisi berdiri dapat timbul kembali, bila terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri, keadaan umum biasanya baik pada inspeksi ditemukan asimetri pada kedua sisi lipat paha, scrotum atau pada labia dalam posisi berdiri dan berbaring pasien diminta mengejan dan menutup mulut dalam keadaan berdiri palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat di reposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anakanak kadang cincin hernia dapat diraba berupa annulus inguinalis yang melebar. %emeriksaan melalui scrotum jari telunjuk dimasukkan ke atas lateral dari tuberkulum pubikum, ikuti fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis internus pada keadaan normal jari tangan tidak dapat masuk, bila masa tersebut menyentuh ujung jari maka itu adalah hernia inguinalis lateralis, sedangkan bila menyentuh sisi jari maka itu adalah hernia inguinalis medialis (Mansjoer, 2000, hal '*).
E. "m#likasi
5omplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. 8ntara lain obstruksi usus sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya dapat menimbulkan abses local, fistel atau peritonitis. $edangkan komplikasi operasi hernia dapat berupa cidera #ena femoralis, ner#us ilioinguinalis, ner#us iliofemoralis, duktus deferens, atau bulibuli bila masuk pada hernia geser. :er#us ilioinguinalis harus dipertahankan sejak dipisahkan karena jika tidak, maka dapat timbul nyeri pada jaringan parut setelah jahitan dibuka. 5omplikasi dini setelah operasi dapat pula terjadi, seperti hematoma, infeksi luka, bendungan #ena, fistel urine atau feses, dan residif. 5omplikasi lama merupakan atrofi testis karena lesi arteri spermatika atau bendungan pleksus
+
pampiniformis, dan yang paling penting, terjadinya residif (kekambuhan). 7nsiden dari residif begantung pada umur pasien, letak hernia, teknik yang digunakan dalam pembedahan dan cara melakukannya. ($jamsuhidajat, '-, hal -'-')
$. Pen%egahan
5elemahan otot ba!aan tidak dapat dicegah, namun, latihan penguatan otot yang mungkin dapat membantu. Menjaga berat badan normal, sehat secara fisik, dan menggunakan teknik mengangkat yang tepat dapat mencegah herniasi. 8!al pengakuan dan diagnosis herniasi sangat membantu dalam pencegahan tercekik. $etelah herniasi terjadi, indi#idu harus mencari perhatian medis dan menghindari mengangkat dan tegang, yang berkontribusi pada cekikan. Hernia inguinalis seringkali dapat didorong kembali ke dalam rongga perut. 6etapi jika tidak dapat didorong kembali melalui dinding perut, maka usus bisa terperangkap di dalam kanalis inguinalis (inkarserasi) dan aliran darahnya terputus (strangulasi). &ika tidak ditangani, bagian usus yang mengalami strangulasi bisa mati karena kekurangan darah. "iasanya dilakukan pembedahan untuk mengembalikan usus ke tempat asalnya dan untuk menutup lubang pada dinding perut agar hernia tidak berulang. ;batobatan biasanya diberikan untuk mengatasi nyeri setelah penderita menjalani pembedahan. 5adang setelah menjalani pembedahan penderita dianjurkan untuk memakai korset untuk menyokong otot yang lemah selama masa pemulihan. ($jamsuhidajat, '-, hal *)
&. Pemeriksaan Penunjang
'. %emeriksaan 3isik a.
7nspeksi daerah inguinal
dan femoral Meskipun hernia dapat didefinisikan sebagai setiap penonjolan #iskus, atau sebagian daripadanya, melalui lubang normal atau abnormal, 0< dari semua hernia ditemukan di daerah inguinal. "iasanya, impuls hernia lebih jelas dilihat dari pada diraba. $uruhlah pasien memutar
kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan. akukanlah inspeksi daerah inguinal dan femoral untuk melihat timbulnya benjolan mendadak selama batuk, yang dapat menunjukkan hernia. &ika terlihat benjolan mendadak, mintalah pasien untuk batuk lagi dan bandingkan impuls ini dengan impuls pada sisi lainnya. &ika pasien mengeluh nyeri selama batuk, tentukanlah lokasi nyeri dan periksalah kembali daerah itu. b.
%alpasi hernia inguinal %alpasi hernia inguinal dilakukan dengan meletakkan jari telunjuk kanan pemeriksa didalam skrotum diatas testis kiri dan menekan kulit skrotum kedalam. Harus ada kulit skrotum yang cukup banyak untuk mencapai cincin inguinal eksterna. &ari harus diletakkan dengan kuku menghadap keluar dan bantalan jari kedalam. 6angan kiri pemeriksa dapat diletakkan pada pinggul kanan pasien untuk sokongan yang lebih baik. 6elunjuk kanan pemeriksa harus mengikuti korda spermatika dilateral masuk kedalam kanal inguinal sejajar dengan ligamentum inguinal dan digerakkan ke atas ke arah cincin inguinal eksterna, yang terletak superior dan lateral dari tuberkulum pubikum. =incin eksterna dapat diperlebar dan dimasuki oleh jari tangan. Dengan jari telunjuk ditempatkan pada cincin eksterna atau di dalam kanal inguinal, mintalah pasien untuk memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan. $eandainya ada hernia, akan terasa impuls tibatiba yang menyentuh ujung atau bantalan jari pemeriksa. &ika ada hernia, suruh pasien berbaring terlentang dan perhatikanlah apakah hernia itu dapat direduksi dengan tekanan yang lembut dan terus menerus pada masa itu. &ika pemeriksaan hernia dilakukan dengan kulit skrotum yang cukup banyak dan dilakukan dengan perlahanlahan, tindakan ini tidak menimbulkan nyeri. /raian tentang ciriciri hernia akan dibahas berikutnya. $etelah memeriksa sisi kiri, prosedur ini diulangi dengan memakai jari telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan. $ebagian pemeriksa lebih suka memakai jari telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan pasien, dan
-
jari telunjuk kiri untuk memeriksa sisi kiri pasien. =obalah kedua teknik ini dan lihatlah cara mana yang anda rasa lebih nyaman. &ika ada massa skrotum berukuran besar yang tidak tembus cahaya, suatu hernia inguinal indirek mungkin ada didalam skrotum. 8uskultasi massa itu dapat dipakai untuk menentukan apakah ada bunyi usus didalam skrotum, suatu tanda yang berguna untuk menegakkan dignosis hernia inguinal indirek. ') 3oto ronsen spinal 2) >lektromiografi ) ?enogram epidural *) 3ungsi lumbal +) 6anda lese@ue (tes dengan mengangkat kaki lurus ke atas) ) $can =6 -) MA7 ) Mielogram 2. %emeriksaan darah a.
ekosit
9
peningkatan
jumlah lekosit mengindikasikan adanya infeksi. b.
Hemoglobin
9
Hemoglobin yang rendah dapat mengarah pada anemiaBkehilangan darah. c.
Hematokrit 9 peningkatan hematokrit mengindikasikan dehidrasi
d.
Caktu Mungkin
diperpanjang,
mempengaruhi
intraoperasiBpascaoperasi. (Mansjoer, 2000, hal 2')
koagulasi
9
hemostasis
H. Path'a(s "e#era'atan
8kti#itas mengejan saat bak atau bab, batuk kronis, mengangkat benda berat, obesitas Merangsang lokus minoris resistance 6ekanan intra abdominal meningkat 5analis inguinalis tertekan oleh isi abdomen (usus) 5analis inguinalis terbuka, isi abdomen (usus) masuk ke dalam kanalis inguinalis %rosesus tidak mengalami obliterasi (tetap terbuka) H>A:78 7:/7:87$ lateralis
medialis %enonjolan isi perut di lateral pembuluh epigastrik inferior
678 kronik ;tot dinding 6rigonum hasselbach melemah
;bstruksi usus angguan aliran isi dan #askuler usus
Melalui annulus inguinalis
%enonjolan ke belakang kanalis inguinalis dan terpisah dari #esikulus spermatikus
Aegangan mesentrium, isi segmen masuk ke kantung hernia
Hernia strangulata
6idak turun ke skrotum 5erusakan neuromuskuler, spasme otot.
:yeri pada daerah inguinalis
• • •
5erusakan mobilitas fisik
nyeri
3unikulus spermatikus
%eristal tic usus tergang gu
5analis inguinalis
Mual, %embesaran diare, skrotum konstipasi,
Aesiko perubahan $yamsuhidayat Enutrisi &ong, 'Mansjoer, 2000 Hernioraphy Doenges, M.>., '
ansietas
%erubahan perfusi arin an
BAB III ")NSEP ASUHAN "EPERA*ATAN
A. Pengkajian
Data yang diperoleh atau dikali tergantung pada tempat terjadinya, beratnya, apakah akut atau kronik, pengaruh terhadap struktur di sekelilingnya dan banyaknya akar syaraf yang terkompresi. '. 8kti#itasBistirahat 6anda dan gejala4 F atropi otot , gangguan dalam berjalan ri!ayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk dalam !aktu lama. 2. >liminasi ejala4
konstipasi,
mengalami
kesulitan
dalam
defekasi
adanya
inkontinensia atau retensi urine. . 7ntegritas ego 6anda dan gejala4 =emas, depresi, menghindar ketakutan akan timbulnya paralysis, ansietas masalah pekerjaan, finansial keluarga. *. :euro sensori 6anda dan gejala4 penurunan reflek tendon dalam kelemahan otot hipotonia, nyeri tekan, kesemutan, ketakutan kelemahan dari tangan dan kaki. +. :yeri atau ketidaknyamanan ejala4 sikap, perubahan cara berjalan, nyeri seperti tertusuk paku, semakin memburuk dengan batuk, bersin membengkokkan badan. . 5eamanan ejala4 adanya ri!ayat masalah punggung yang baru saja terjadi. (Doenges, ', hal 20 G 2')
B. Diagnsa "e#era'atan +an Inter,ensi
Diagnosa kepera!atan yang mungkin muncul dan inter#ensi '. angguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan kompresi syaraf, spasme otot
'0
5riteria hasil4 a. Melaporkan nyeri hilang dan terkontrol. b. mengungkapkan metode yang memberi penghilangan. c. mendemonstrasikan penggunaan inter#ensi terapeutik. 7nter#ensi4 a. 5aji adanya keluhan nyeri, catat lokasi lamanya serangan, faktor pencetus atau yang memperberat Aasional
4 Membantu menentukan pilihan inter#ensi dan memberikan dasar untuk perbandingan dan e#aluasi terhadap therapy.
b. %ertahankan tirah baring selama fase akut letakkan pasien pada posisi semi fo!ler dengan tulang spinal, pinggang dan lutut dalam keadaan fleksi, posisi terlentang dengan atau tanpa meninggikan kepala '00 derajat pada posisi lateral Aasional
4 6irah baring dalam posisi yang nyaman memungkinkan pasien
untuk
menurunkan
spasme
otot
menurunkan
penekanan pada bagian tubuh tertentu dan memfasilitasi terjadinya reduksi dari tonjolan discus. c. "atasi akti#itas selama fase akut sesuai dengan kebutuhan Aasional
4 Menurunkan
gaya
gra#itasi
dan
gerak
yang
dapat
menghilangkan spasme otot dan menurunkan edema dan tekanan pada struktur sekitar discus inter#ertebralis. d. 7nstruksikan pada pasien untuk melakukan teknik relaksasi atau #isualisasi Aasional
4 memfokuskan perhatian klien membantu menurunkan tegangan otot dan meningkatkan proses penyembuhan.
e. 5olaborasi dalam pemberian therapy Aasional
4 7nter#ensi cepat dan mempercepat proses penyembuhan.
2. 5oping indi#idu tidak efektif (ansietas) sehubungan dengan krisis situasional, perubahan status kesehatan 5riteria hasil4 a. 6ampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang.
''
b. Mengkaji situasi terbaru dengan akurat mendemonstrasikan ketrampilan pemecahan masalah. 7nter#ensi4 a. 5aji tingkat ansietas klien, tentukan bagaimana pasien menangani masalahnya sebelumnya dan sekarang Aasional
4 Mengidentifikasi
keterampilan
untuk
mengatasi
keadaannya sekarang. b. berikan informasi yang akurat Aasional
4 Memungkinkan pasien untuk membuat keputusan yang didasarkan pad pengetahuannya.
c. berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan masalah yang dihadapinya Aasional
4 5ebanyakan pasien mengalami permasalahan yang perlu diungkapkan dan diberi respon.
d. =atat perilaku dari orang terdekat atau keluarga yang meningkatkan peran sakit pasien Aasional
4 ;rang terdekat mungkin secara tidak sadar memungkinkan pasien untuk mempertahankan ketergantungannya.
. 5erusakan mobilitas fisik sehubungan dengan nyeri, spasme otot 5riteria hasil4 Mengungkapkan pemahaman tentang situasi atau faktor resiko dan aturan pengobatan indi#idual. 7nter#ensi4 a. "erikan tindakan pengamanan sesuai indikasi dengan situasi yang spesifik Aasional
4 6ergantung pada bagian tubuh yang terkena atau jenis prosedur yang kurang hatihati akan meningkatkan kerusakan spinal.
b. =atat respon emosi atau perilaku pada saat immobilisasi, berikan akti#itas yang disesuaikan dengan pasien Aasional
4 7mmobilitas
tang
dipaksakan
kegelisahan, peka terhadap rangsang.
'2
dapat
memperbesar
c. "antu pasien dalam melakukan akti#itas ambulasi progresif Aasional
4 5eterbatasan akti#itas tergantung pada kondisi tang khusus tetapi biasanya berkembang dengan lambat sesuai toleransi.
d. 7kuti akti#itas atau prosedur dengan periode istirahat Aasional
4 Meningkatkan penyembuhan dan membentuk kekuatan otot.
e. "erikan atau "antu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak aktif, pasif Aasional
4 Memperkuat otot abdomen dan fleksor tulang belakang, memperbaiki mekanika tubuh.
*. Aesiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan muntah, mual, gangguan peristaltic usus 5riteria hasil4 a. Meningkatkan masukan oral. b. Menjelaskan faktor penyebab apabila diketahui. 7nter#ensi4 a. 6entukan kebutuhan kalori harian yang adekuat, kolaborasi dengan ahli gi1i. Aasional
4 Mencukupi
kalori
sesuai
kebutuhan,
memudahkan
menentukan inter#ensi yang sesuai dan mempercepat proses penyembuhan. b. &elaskan pentingnya nutrisi yang adekuat, negosiasikan dengan klien tujuan masukan untuk setiap kali makan dan makan makanan kecil Aasional
4 5lien dapat mengontrol masukan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan, yang digunakan sebagai cadangan energi yang untuk berakti#itas.
c. 6imbang berat badan dan pantau hasil laboratorium Aasional
4 Dapat digunakan untuk memudahkan melakukan inter#ensi yang akurat dan sesuai dengan kondisi klien.
d. 8njukan klien untuk menjaga kebersihan mulut secara teratur pantau klien dalam melakukan personal hygiene.
'
Aasional
4 Meningkatkan nafsu makan dan memberi kenyamanan dalam mengkonsumsi makanan sehingga kebutuhan kalori terpenuhi.
e. 8tur
rencana
pera!atan
ketidaknyamanan
yang
untuk dapat
mengurangi
menyebabkan
atau mual,
menghilangkan muntah,
dan
mengurangi nafsu makan Aasional
4 Menentukan inter#ensi yang sesuai meningkatkan masukan oral.
+. %erubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah pembentukan hematoma 5riteria hasil4 Melaporkan atau mendemonstrasikan situasi normal. inter#ensi4 a. akukan penilaian terhadap fungsi neurologist secara periodik Aasional
4 %enurunan
atau
perubahan
mungkin
mencerminkan
resolusi edema, inflamasi sekunder. b. %ertahankan pasien dalam posisi terlentang sempurna selama beberapa jam Aasional
4 %enekanan pada daerah operasi dapat menurunkan resiko hematoma.
c. %antau tandatanda #ital catat kehangatan, pengisian kapiler Aasional
4 %erubahan kecepatan nadi mencerminkan hipo#olemi akibat kehilangan darah, pembatasan pemasukan oral mual, muntah.
d. 5olaborasi dalam pemberian cairan atau darah sesuai indikasi Aasional
4 6erapi
cairan
pengganti
hipo#olemi. (Doengoes, '9 =arpenito, '-)
'*
tergantung
pada
derajat
BAB IPENUTUP
A. "esim#ulan Hernia adalah penonjolan sebuah organ atau struktur melalui mendeteksi di
dinding otot perut. Hernia umumnya terdiri dari kulit dan subkutan meliputi jaringan, sebuah peritoneal kantung, dan yang mendasarinya #isera, seperti loop usus atau organorgan internal lainnya. Hernia kongenital disebabkan oleh penutupan struktural cacat atau yang berhubungan dengan melemahnya otototot normal. Hernia diklasifikasikan menurut lokasi di mana mereka muncul. $ekitar -+< dari hernia terjadi di pangkal paha. 7ni juga dikenal sebagai hernia inguinalis atau femoralis. $ekitar '0< adalah hernia #entral atau insisional dinding abdomen, < adalah hernia umbilikalis. &enis lain dapat mencakup hiatus hernia dan diafragmatik hernia. B. Saran Dalam penulisan makalah ini penulis sadar masih jauh dari kesempurnaan
dan masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam materinya, bahasa yang tidak baku maupun penyampaian isi makalah. ;leh karena itu penulis sangat mengharapkan dan menghargai kritik dan saran dari pembaca.
'+
DA$TAR PUSTA"A
emone and "urke,M.5. 2000. Medical Surgical Nursing:Critical Thinking in Client Care. (:e! &ersey4 %rentieHall,7nc) 7gnata#icius, Donna, et.8ll. 2000. Medical Surgical Nursing . (%hiladelphia4 C." $aunders =ompany) e!is, Heitkemper, Dirksen. 2000. Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problem. (3ifth >dition4 Mosby) ;s!ari >. '. Bedah dan Perawatannya. (&akarta4 %6 ramedia) Doengoes, >. Marilynn. '. Nursing Care Plans, uidelines for Planning and !ocumenting Patient Care" Alih bahasa: # Made $ariasa, S"$% &'(()*" +encana
Asuhan
$e%erawatan
Pedoman
ntuk
Pendokumentasian Perawatan Pasien. (&akarta. >=).
iii'
Perencanaan
dan
HERNIA SCR)TALIS Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata "uliah Bahasa In+nesia/
Disusun )leh 0 SALIM 1232414156
PR)&RAM STUDI ILMU "EPERA*ATAN STI"ES TRI MANDIRI SA"TI BEN&"ULU 3412
'-
DA$TAR ISI
HALAMAN 7UDUL "ATA PEN&ANTAR....................................................................................
i
DA$TAR ISI..................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
8. atar "elakang.....................................................................................
'
". Aumusan Masalah...............................................................................
'
=. 6ujuan..................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
8. %engertian............................................................................................
". >tiologi................................................................................................
=. %atofisiologi.........................................................................................
*
D. Manifestasi 5linik ..............................................................................
+
>. 5omplikasi..........................................................................................
+
3. %encegahan..........................................................................................
. %emeriksaan %enunjang.......................................................................
H. %ath!ays 5epera!atan........................................................................
BAB III ")NSEP ASUHAN "EPERA*ATAN
7. %engkajian...........................................................................................
''
&. Diagnosa 5epera!atan dan 7nter#ensi................................................
''
BAB I- PENUTUP
8. 5esimpulan..........................................................................................
'
". $aran....................................................................................................
'
DA$TAR PUSTA"A
ii'
"ATA PEN&ANTAR
%uji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan 8llah $C6 sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini %enulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu penulis dalam membuat makalah ini dan temanteman yang telah memberi moti#asi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada !aktunya. %enulis menyadari bah!a dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
"engkulu,
%enulis
i '