LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS 1 “
GOLONGAN FENOL & BASIS SALEP
“
Disusun Oleh :
Constantia (3A - 31112005 )
PRODI S1 FARMASI STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA 2014
I.
Dasar Teori Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C 6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C 6H5O yang dapat dilarutkan dalam air (Arsyad, 2001). Fenol dibagi kedalam dua golongan. Fenol monovalent, yaitu fenol yang hanya mengikat satu gugus hidroksil. Contoh: Phenol, o-Chorophenol, m-Cresol, pHydroxybenzoic acid. Fenol sangat banyak pemanfaatannya dalam kehidupan sehingga disintesis secara besar-besaran dalam industry atau ekstrak dari tumbuhan alam (Williamson, 1990). Fenol merupakan senyawa yang terbentuk dari ikatan fenil dengan gugus hidroksil, mudah larut dalam etanol dan eter. Dibanding dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, dimana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang asam, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan perlengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatic, yang mendelokasasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya. (Bell, 1984). Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama antiseptik dagang atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenil). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik. Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin), dan lainnya. Fenol yang berkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka (Warnen, 1999). Selain pengujian fenol dilakukan pula identifikasi dasar salep, dimana dasar salep yang digunakan dalam ilmu farmasi dibagi dalam 4 kelompok yaitu : dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep yang larut dalam air. Setiap salep obat pasti menggunakan salah satu dasar salep tersebut.
II.
Monografi Sampel a) Dermatol Serbuk kuning tak berbau, praktis tak larut dalam air, dalam etanol mutlak dan dalam eter, mudah larut dalam asam mineral panas yang disertai penguraian.
b) Vioform Serbuk voluminus, mirip sepon, putih kekuningan sampai kuning kecoklatan, bau khas lemah, kelarutan praktis tak larut dalam air juga dalam etanol. Larut dalam etil asetat panas dan dalam asam asetat glasial panas. c) Resorsin Serbuk atau hablur yang berbentuk jarum, putih berbau khas lunak, rasa manis diikuti rasa pahit berwarna agak merah muda. Mudah larut dalam air, dalam etanol, dalam gliserol. d) Nipagin Srbuk hablur halus, rasa pahit, hampir tak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar. e) Nipasol Serbuk putih, hablur kecil tak berwarna, sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam air, etanol dan eter. Sukar larut dalam air mendidih. f) Asam Pikrat Serbuk hablur, kuning terang, tak berbau, mudah meledak, larut dalam 90 bagian air dan dalam 10 bagian etanol (95%). g) Rivanol Serbuk hablur, kuning, tak berbau, rasa pahit, larut dalam air bereaksi netral. Jika diencerkan berflouresensi hijau. Larut dalam 50 bagian air, dalam 9 bagian air panas dan dalam 100ml etanol (95%)P mendidih. h) Vanilin Hablur halus berbentuk jarum, putih namun agak kuning, rasa dan bau khas, sukar larut dalam air panas, mudah larut dalam etanol (95%)P, dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida larut dalam gliserol P. i) Hidrokuinon Bubuk berwarna putih seperti jarum, mudah terbakar, mudah larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter.
j) Thymol Bau spesifik dan jika dipanasi meleleh, dalam air digin tenggelam, dalam air panas mengapung. k) Adeps Lanae Serupa lemak, liat, lengket, kuning muda atau kuning pucat, agak tembus cahaya, bau lemah dan khas. Kelarutannya praktis tak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%)P, mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P. l) Vaselin Album Massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Kelarutan praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%)P, larut dalam kloroform P, dan larut dalam eter minyak tanah P, larut kadang-kadang beropalensi lemah. m) Vaselin Flavum Massa lunak, lengket, bening, kuning muda sampai kuning, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan tak berbau hampir tak berasa. Kelarutanya memenuhi syarat yang tertera pada vaselin album.
III.
Alat a) Tabung reaksi
b) Pipet tetes c) Pot sampel d) Spatula e) Rak tabung
IV.
Bahan a) Sampel
b) Reagen
V.
Prosedur Sampel
Organoleptik
Ujigolongan Ferling A+B (1:1) Kelarutandalam air
Bentuk
Warna
Serbuk hablur DermatoL Vioform Resorsin Asam pikrat Rivanol Nipagin Nipasol Thymol Asam galat Vanillin
Kuning Dermatol Vioform As pitrat Rivanol
VI.
Larut air
Larut dlm bagian tertentu
Hidrokuinon Fenol
Putih Resosin Nipagin Nipason Vanillin Thymol
Nipagin As pikrat Resorsinol
(+)Merah batu Polivalen
(-)Merah batu Monovalen
Resorsin Hidokuinon As galat Dermantol Vanillin
Vioform Nipagin Nipasol As Pitrat Thymol
Serbuk jarum Hidrokuinon FeCl3 1% (+) Hitam As galat
(+) Hijau tua Dermatol
(+) Ungu Risorsin
Hidrokunon Vanilin
Uji Penegasan
Uji Penegasan
Uji Penegasan
+ Aqua brom
(+) Ungu Vanillin
(+) Kuning Hidrokuinon
Uji Penegasan
Uji Penegasan
FeCl3 1% Ungu (+) kemerahan Nipagin
(+) Biru hijau Vioform
(+) kuning As pikat nipasol
(-) Rivanol Thymol
HNO3 Pekat NaOH Uji Penegasan
Uji Penegasan (+) Kuning terang As pikrat
(-) Nipasol
Uji Penegasan
Uji Penegasan
(+) thymol
(-) Rivanol
sampel kloroform + asam anhidrat + asam asetat
↓ Adeps Lanae : hijau vaselin album : kuning vaselin flavum : agak hijau
kloroform + asam asetat
↓ adeps lanae : colat merah vaselin album
: orange
vaselin flavum : ungu
VII.
Hasil Pengamatan
a) Sampel nomor 23 No Identifikasi 1 Uji Organoleptik 2
3
Uji Golongan (untuk membedakan antara golongan fenol monovalen dan polivalen)
Uji identifikasi spesifik analit
Hasil Pengamatan Tak berbau, serbuk hablur berwarna kuning, tak larut dalam air a. Reaksi landolt Sampel + aqua brom → larut tak ada endapan putih b. Melarutkan analit dengan pelarut tertentu lalu di sentrifugasi Analit + aqua destilata → disentrifuge → filtrat diuji identifikasi Analit + kloroform → disentrifuge → filtrat diuji identifikasi Analit + FeCl3 → hijau kotor Analit + NaOH → warna salem
Dugaan Dermatol, asam pikrat, vioform, rivanol. (+) polivalen Vioform, dermatol
Dermatol Dermatol
b) Sampel nomor 77 No Identifikasi 1 Uji Organoleptik
2
VIII.
Uji identifikasi spesifik analit
Hasil Pengamatan Tak berbau, warna putih pucat, lunak, lengket, tak larut dalam air namun larut dalam kloroform Analit + kloroform + asam anhidrat + H2SO4 → kuning Analit + kloroform + H2SO4 → lapisan atas berwarna kuning dan lapisan bawah berwarna putih pucat → dikocok → menjadi warna kuning
Dugaan Vaselin album
(+) vaselin album
Pembahasan Berdasarkan sampel yang didapat yang pertama dilakukan yaitu uji organoleptik,di dalam uji organoleptik meliputi penelitian terhadap warna, bentuk, bau, rasa, serta kelarutan yang terkandung pada sampel tersebut. Kedua sampel yang didapat tak larut dalam air. Sampel yang didapat yaitu nomor 23 dan 77, untuk menegaskan uji organoleptik maka dilakukan uji landolt pada sampel no 23 untuk membedakan antara golongan fenol polivalen dan fenol monovalen. Reaksi Landolt, merupakan reaksi yang menggunakan pereaksi aqua brom, hasil positif apabila terbentuk endapan putih yang tidak larut air maka dikatakan sebagai golongan fenol monovalen. Namun, sampel yang diuji tidak menunjukan hasil yang positif dalam uji ini maka disimpulkan bahwa sampel nomor 23 adalah fenol golongan polivalen yang diduga vioform dan dermatol sebab sampel memiliki karakteristik khusus yaitu berwarna kuning. Untuk menegaskan uji landolt karena sampel tidak larut air maka di sentrifuge untuk mempercepat proses pengendapan dengan memberikan gaya sentrifugasi pada partikel-partikelnya. Hasil filtratnya digunakan untuk mengidentifikasi sampel secara spesifik dengan menggunakan FeCl 3 yang menghasilkan reaksi positif untuk dermatol karena menghasilkan warna hijau kotor, dan pada saat penambahan NaOH menghasilkan warna salem yang positif bagi dermatol. Dari uji organoleptik yang di dapat pada sampel no 77 yang berupa dasar salep memiliki warna putih yang signifikan. Lalu sampel dilarutkan ke dalam air namun tak larut, tetapi pada saat di larutkan dalam kloroform sangat larut karena merupakan senyawa hepatotoksik. Mekanisme kerja kloroform adalah melalui metabolit reaktifnya, radikal triklorometil yang secara kovalen mengikat protein dan lipid tidak
jenuh dan menyebabkan peroksidasi lipid. Kemudian, ditambahkan H 2SO4 yang menghasilkan warna kuning berlapis putih pucat dan pada saat dikocok menjadi kuning agak terang. Dugaan dari sampel no 77 ini adalah vaselin album karena sudah terlihat jelas dari mulai uji organoleptik hingga uji penegasan yang menghasilkan reaksi positif bagi vaselin album.
IX.
Kesimpulan Sampel nomer 23 yaitu Dermatol Sampel nomor 77 yaitu Vaselin Album
X.
Daftar Pustaka Underwood .A.L.2002. “ Analisis Kimia Kualitatif . PenerbitErlangga: Jakarta. “
Fessenden & Fessenden. 1990. “ Kimia Organik . PenerbitErlangga: Jakarta. “
Soemantri, dkk. 1991. “ Prinsip Belajar Kimia “. Erlangga : Jakarta. Sykes, Peter. 1989.” Penuntun Mekanisme Kimia Analisis “. Jakarta : Gramedia.